Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 57

advertisement
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
57
Eksperimentasi Pembelajaran Realistik ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa pada
Materi Segiempat
Oleh :
Dewi Azizah
Pendidikan Matematika FKIP
Universitas Pekalongan
Abstract
The purpose of the research was to describe the differences between Realistic
Mathematics Education and Mechanistic learning approach in mathematics
achievement viewed from students’ activity. The research was a quasi
experimental. The population of the research was all the seventh grade students
of junior high school in Pekalongan regency. The instruments used to collect
the data were achievment on quadrilateral topic and questionnare of the
students activity in learning mathematics. To analyze the data, the researcher
used anova (analysis of variances) with unbalanced cells. It was concluded that
Realistic Mathematics Education gave a better result than Mechanistic learning
approach on quadrilateral topic and the students mathematics achievement for
the students that high activity was better than those who had a moderate and
low activity, whereas the students mathematics achievement that had a
moderate activity was equivalence to the students who had a low activity.
Keywords: Realistic Mathematics Education, quadrilateral, learning activity
kebanyakan siswa yang mempelajarinya.
PENDAHULUAN
Matematika adalah salah satu
Terkait dengan hal ini,
Adre’ Heck
pelajaran mendasar yang diajarkan di
(2003) menyatakan bahwa pendidikan
sekolah. Matematika sebagai ilmu yang
matematika di Indonesia menghadapi
bersifat deduktif, dalam hal ini sebagai
berbagai masalah diantaranya: sebagian
ilmu
mempelajari
besar sikap siswa terhadap matematika
matematika tidak cukup hanya dengan
negatif, selain itu siswa juga menganggap
hafalan dan membaca, tetapi memerlukan
matematika sulit
pemikiran dan pemahaman. Ironisnya,
Masalah ini dapat dilihat pada saat
sampai saat ini matematika merupakan
praktek
salah satu bidang studi yang dianggap
khususnya
sulit bagi siswa dan anggapan bahwa
matematika di dalam ruang kelas.
eksakta.
Dalam
dan membosankan.
pengajaran
dalam
secara
umum,
pembelajaran
matematika tidak disenangi atau bahkan
Menurut hasil penelitian Third
paling dibenci masih saja melekat pada
International Mathematics and Science
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
58
Study (TIMMS) prestasi belajar IPA dan
guru akan menyebabkan siswa berfungsi
matematika siswa SMP di Indonesia
seperti
masing-masing pada urutan 33 dan 35
mendengarkan,
dari 38 negara di lima benua, sementara
mengerjakan latihan yang diberikan oleh
itu perolehan nilai matematika pada ujian
guru. Pembelajaran seperti ini cenderung
negara pada semua jenjang pendidikan
membosankan. Pembelajaran mekanistik
selalu terpaku pada angka yang rendah
menyebabkan siswa belajar dengan cara
pula (Yaniawati, 2006:1). Selain itu,
menghafal yang mengakibatkan tidak
belajar matematika bagi siswa belum
timbul pengertian atau pemahaman.
bermakna, sehingga pemahaman siswa
mesin,
mereka
hanya
mencatat
dan
Berdasarkan
beberapa
Kelemahan
pemahaman
Pekalongan materi segi empat merupakan
matematika dapat membuat siswa tidak
materi yang dianggap sulit oleh sebagian
tertarik pada pembelajaran matematika
siswa, terutama bila sudah diterapkan
sehingga berpengaruh terhadap daya
dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan
tangkap siswa dalam menerima pelajaran
pembelajaran
matematika (Noraini Idris, 2009).
digunakan guru pada materi ini belum
Tujuan
pembelajaran
dapat
variatif.
SMP
di
dari
tentang konsep matematika sangat lemah.
dalam
guru
informasi
Kabupaten
matematika
Guru
masih
yang
mengandalkan
tercapai jika pendekatan dan metode
pembelajaran
pembelajaran yang digunakan guru tepat.
mekanistik
Guru harus mempunyai strategi agar
sebagai
pembelajaran menjadi menarik dan siswa
disebabkan karena ada beberapa guru
dapat belajar secara efektif. Oleh karena
yang
itu, pemilihan pendekatan dan metode
bagaimana
pembelajaran yang tepat sangat penting,
pembelajaran
karena tidak semua pendekatan dan
siswa dan melibatkan siswa aktif dalam
metode dapat digunakan pada setiap
proses pembelajaran. Oleh karena itu,
materi.
di
perlu dikembangkan dan diterapkan suatu
beberapa sekolah, masih ada beberapa
pembelajaran matematika yang tidak
guru
metode
hanya mentransfer pengetahuan guru
pembelajaran ekspositori dan mekanistik
kepada siswa. Salah satu pendekatan
dalam menyajikan pelajaran. Metode ini
pembelajaran yang kiranya tepat adalah
terpusat pada guru, sehingga dominasi
pembelajaran matematika relistik yaitu
Dari
yang
hasil
pengamatan
menggunakan
dengan
dengan
metode
masih
metode
utama.
mengalami
merancang
yang
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
pendekatan
mudah
ceramah
Hal
ini
kesulitan
pendekatan
dipahami
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
pendekatan
pembelajaran
yang
59
lebih baik daripada prestasi belajar
mengedepankan keaktifan siswa dan
matematika
pembelajaran
aktivitas belajar sedang dan rendah, serta
pengalaman
yang
mengaitkan
kehidupan
nyata
siswa
dengan materi dan konsep matematika.
Rendahnya
prestasi
belajar
siswa
yang
mempunyai
apakah prestasi belajar matematika siswa
yang mempunyai aktivitas belajar sedang
lebih baik daripada prestasi belajar
matematika siswa mungkin tidak hanya
matematika
dipengaruhi
aktivitas belajar rendah? (3). apakah
dalam
pendekatan
proses
mungkin
belajar
pembelajaran,
dipengaruhi
siswa
pelajaran
aktivitas
pembelajaran
oleh
tetapi
aktivitas
dalam
mempelajari
matematika.
Tingginya
belajar
matematika
siswa
pembelajaran
yang
mempunyai
matematika
realistik
menghasilkan prestasi belajar matematika
yang
lebih
baik
pembelajaran
dibandingkan
dengan
pendekatan
siswa
mekanistik pada siswa yang mempunyai
mungkin dapat berakibat pada tingginya
aktivitas belajar sedang dan tinggi, serta
prestasi belajar matematika, begitu pula
apakah
sebaliknya aktivitas belajar matematika
realistik
siswa yang rendah dimungkinkan dapat
pendekatan mekanistik pada siswa yang
berakibat pada rendahnya prestasi belajar
mempunyai aktivitas belajar rendah tidak
matematika siswa. Dengan demikian
ada
aktivitas
belajar
matematikanya? (4) pada pembelajaran
matematika mungkin dapat dilakukan
matematika realistik, apakah prestasi
untuk
belajar
belajar
pada
meningkatkan
saat
prestasi
belajar
matematika.
pembelajaran
matematika
maupun pembelajaran dengan
perbedaan
prestasi
matematika
siswa
belajar
yang
mempunyai aktivitas belajar tinggi lebih
Berdasarkan pada latar belakang
baik daripada siswa yang mempunyai
masalah, maka masalah yang ingin
aktivitas belajar sedang dan rendah, serta
dipecahkan pada penelitian ini adalah:
apakah prestasi belajar matematika siswa
(1). apakah prestasi belajar matematika
yang mempunyai aktivitas belajar sedang
siswa dalam pembelajaran matematika
lebih
realistik
pembelajaran
lebih
baik
daripada
siswa
yang
baik
dibandingkan
mempunyai aktivitas belajar rendah? (5)
dengan
pendekatan
pada pembelajaran dengan pendekatan
mekanistik pada materi segi empat? (2).
mekanistik,
apakah
apakah prestasi belajar matematika siswa
matematika
siswa
yang mempunyai aktivitas belajar tinggi
aktivitas
belajar
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
prestasi
yang
tinggi
belajar
mempunyai
lebih
baik
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
60
daripada siswa yang mempunyai aktivitas
pendekatan mekanistik pada siswa yang
belajar sedang dan rendah, serta apakah
mempunyai aktivitas belajar rendah tidak
prestasi belajar matematika siswa yang
ada
mempunyai aktivitas belajar sedang lebih
matematikanya. (4). untuk mengetahui
baik daripada siswa yang mempunyai
pada pembelajaran matematika realistik,
aktivitas belajar rendah?
apakah prestasi belajar matematika siswa
Sejalan dengan latar belakang
perbedaan
prestasi
belajar
yang mempunyai aktivitas belajar tinggi
masalah yang dipaparkan di depan,
lebih
maka tujuan khusus penelitian ini
mempunyai aktivitas belajar sedang dan
adalah (1). untuk mengetahui apakah
rendah, serta apakah prestasi belajar
prestasi belajar matematika siswa dalam
matematika
pembelajaran matematika realistik lebih
aktivitas
baik dibandingkan pembelajaran dengan
daripada siswa yang mempunyai aktivitas
pendekatan mekanistik pada materi segi
belajar rendah. (5). untuk mengetahui
empat. (2). untuk mengetahui apakah
pada pembelajaran dengan pendekatan
prestasi belajar matematika siswa yang
mekanistik,
apakah
mempunyai aktivitas belajar tinggi lebih
matematika
siswa
baik daripada prestasi belajar matematika
aktivitas
siswa yang mempunyai aktivitas belajar
daripada siswa yang mempunyai aktivitas
sedang dan rendah, serta apakah prestasi
belajar sedang dan rendah, serta apakah
belajar
yang
prestasi belajar matematika siswa yang
mempunyai aktivitas belajar sedang lebih
mempunyai aktivitas belajar sedang lebih
baik daripada prestasi belajar matematika
baik daripada siswa yang mempunyai
siswa yang mempunyai aktivitas belajar
aktivitas belajar rendah.
matematika
siswa
baik
daripada
siswa
belajar
belajar
yang
sedang
siswa
mempunyai
lebih
prestasi
yang
tinggi
yang
baik
belajar
mempunyai
lebih
baik
rendah. (3). untuk mengetahui apakah
pembelajaran
matematika
realistik
menghasilkan prestasi belajar matematika
yang
lebih
Pembelajaran Matematika Realistik
dibandingkan
Realistic Mathematics Education
pendekatan
(RME) merupakan teori belajar mengajar
mekanistik pada siswa yang mempunyai
dalam pendidikan matematika. Teori
aktivitas belajar sedang dan tinggi, serta
MRE pertama kali diperkenalkan dan
apakah
matematika
dikembangkan di Belanda pada tahun
maupun pembelajaran dengan
1970 oleh Institut Freudenthal. Menurut
pembelajaran
realistik
baik
LANDASAN TEORI
dengan
pembelajaran
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Freudenthal
dalam
Devrim
mengatakan
bahwa
teori
61
(2006)
sehingga tiba pada tahap pembentukan
harus
konsep. Setelah dicapai pembentukan
mengaitkan matematika dengan realita
konsep, siswa mengaplikasikan konsep-
dan matematika merupakan aktivitas
konsep tersebut kembali pada masalah
manusia. Ini berarti matematika harus
kontekstual, sehingga dapat memahami
dekat dengan anak dan relevan dengan
konsep.
ini
kehidupan nyata sehari-hari. Matematika
Pembelajaran
matematika
sebagai aktivitas manusia berarti manusia
realistik mempunyai lima karakteristik
harus
(de Lange, 1987 ). Secara ringkas
diberi
kesempatan
untuk
menemukan kembali ide dan konsep
kelimanya adalah sebagai berikut :
matematika
orang
1. Menggunakan masalah kontekstual
dewasa. (I Gusti Putu Suharta, 2001:643).
(masalah kontekstual sebagai aplikasi
Proses pembelajaran matematika
dan titik tolak darimana matematika
dengan
realistik
bantuan
menggunakan
masalah
yang diinginkan dapat muncul).
kontekstual sebagai titik awal dalam
2. Menggunakan model atau jembatan
belajar matematika. Masalah kontekstual
dengan instrumen vertikal (perhatian
yang dimaksud adalah masalah-masalah
diarahkan pada pengembangan model,
yang nyata dan konkrit yang dekat
skema dan simbolisasi daripada hanya
dengan lingkungan siswa dan dapat
mentransfer rumus atau matematika
diamati atau dipahami oleh siswa dengan
formal secara langsung).
membayangkan. Dalam hal ini siswa
melakukan
aktivitas
horisontal,
matematika
yaitu
siswa
3. Menggunakan
kontribusi
murid
(kontribusi yang besar pada proses
belajar
mengajar diharapkan dari
mengorganisasikan masalah dan mencoba
konstruksi
mengidentifikasi aspek matematika yang
mengarahkan mereka dari metode
ada pada masalah tersebut. Siswa bebas
informal ke arah yang lebih formal
mendeskripsikan,
menginterpretasikan
atau standar).
dan menyelesaikan masalah konstektual
4. Interaktivitas
dengan
caranya
murid
sendiri
(negosiasi
yang
secara
sendiri
dengan
eksplisit, intervensi, kooperasi dan
yang
dimiliki,
evaluasi sesama murid dan guru
kemudian dengan atau tanpa bantuan
adalah faktor penting dalam proses
guru menggunakan matematika vertikal
belajar secara konstruktif dengan
(melalui
strategi informal murid digunakan
pengetahuan
awal
abstraksi
dan
formulasi),
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
62
sebagai jantung untuk mencapai yang
sendiri. Guru memotivasi siswa untuk
formal).
menyelesaikan
5. Terintegrasi
dengan
pembelajaran
petunjuk/saran.
holistik, menunjukkan bahwa unit-
Langkah 4 :
unit belajar tidak akan dapat dicapai
mendiskusikan jawaban
secara terpisah, tetapi keterkaitan dan
Guru
keterintegrasiannya
kesempatan
harus
dalam
pemecahan
masalah).
pada
karakteristik
pembelajaran matematika realistik di
maka
kegiatan
cara
Membandingkan dan
menyediakan
pada
membandingkan
waktu
siswa
dan
dan
untuk
mendiskusikan
jawaban dari soal secara berkelompok,
Mengacu
atas,
dengan
mereka dengan memberikan pertanyaan/
(pendekatan
dieksploitasi
lainnya
topik
masalah
langkah-langkah
inti
proses
selanjutnya
dibandingkan
dan
didiskusikan dalam diskusi kelas.
dalam
pembelajaran
matematika realistik pada penelitian ini
Langkah 5 : Menyimpulkan
Dari diskusi guru menarik kesimpulan
suatu prosedur atau konsep.
adalah sebagai berikut :
Langkah 1 :
untuk
Memahami masalah
Menurut Suwarsono (dalam Jaka
kontekstual
Purnama, 2004:18) kelebihan-kelebihan
Guru memberikan masalah kontekstual
pembelajaran matematika realistik adalah
dan
sebagai berikut :
siswa
memahami
permasalahan
a. Pendekatan
tersebut.
Langkah 2 :
Menjelaskan masalah
memberikan
pengertian yang jelas dan operasional
kepada siswa tentang keterkaitan
kontekstual
Guru menjelaskan situasi dan kondisi
soal dengan memberikan petunjuk/saran
seperlunya (terbatas) terhadap bagianbagian tertentu yang belum dipahami
siswa. Penjelasan ini hanya sampai siswa
antara matematika dengan kehidupan
sehari-hari dan tentang kegunaan
matematika pada umumnya kepada
manusia.
b. Pendekatan
realistik
memberikan
pengertian yang jelas dan operasional
mengerti maksud soal.
kepada
Langkah 3 :
realistik
Menyelesaikan masalah
siswa
bahwa
matematika
adalah suatu bidang kajian yang dapat
kontekstual
dikonstruksi
Siswa secara individu menyelesaikan
sendiri oleh siswa dan oleh setiap
masalah kontekstual dengan cara mereka
“orang biasa” yang lain, tidak hanya
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
dan
dikembangkan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
63
oleh mereka yang disebut pakar
kurikulum, pengembangan didaktinya
dalam bidang tersebut.
di kelas, yang tidak hanya secara
c. Pendekatan
realistik
memberikan
makro tapi juga secara mikro beserta
pengertian yang jelas dan operasional
kepada
siswa
bahwa
proses evaluasinya.
cara
penyelesaian suatu soal atau masalah
Aktivitas Belajar Siswa
tidak harus tunggal dan tidak harus
sama dengan orang lain.
d. Pendekatan
Menurut pandangan jiwa modern
dalam
realistik
Sardiman
A.M
(
2001:98)
memberikan
menyatakan bahwa, “yang dimaksud
pengertian yang jelas dan operasional
aktivitas belajar adalah aktivitas yang
kepada
siswa
bahwa
dalam
bersifat fisik maupun mental”. Untuk
matematika,
proses
mencapai aktivitas belajar yang optimal,
pembelajaran merupakan suatu yang
maka kedua aktivitas itu harus selalu
utama
terkait. Sebagai contoh seseorang yang
mempelajari
dan
untuk
mempelajari
matematika orang harus menjalani
sedang
sendiri proses itu dan berusaha untuk
penglihatanya harus tetuju pada buku
menemukan sendiri konsep-konsep
yang sedang
dan materi-materi matematika yang
mental pikiranya juga tertuju pada buku
lain dengan bantuan pihak lain yang
yang sedang dibaca.
sudah tahu (guru). Tanpa kemauan
untuk
menjalani
tersebut,
sendiri
pembelajaran
proses
yang
bermakna tidak akan terjadi.
e. Pendekatan
realistik
kelebihan-kelebihan
secara
fisik
dibaca, sedang secara
Montessori (dalam Sardiman A.M,
2001:94) menegaskan bahwa anak-anak
itu
memiliki
berkembang
memadukan
dari
membaca,
berperan
tenaga-tenaga
sendiri.
sebagai
Pendidik
pembimbing
untuk
akan
dan
berbagai
pengamat
bagaiman
perkembangan
pendekatan pembelajaran lain yang
anak-anak
didiknya.
Pernyataan
juga dianggap “unggul”.
Montessori ini memberikan petunjuk
f. Pendekatan realistik bersifat lengkap
(menyeluruh),
operasional.
topik-topik
mendetail
Proses
lebih banyak melalui aktivitas di dalam
dan
pembentukan diri adalah anak itu sendiri,
pembelajaran
sedang pendidik memberikan bimbingan
matematika
dikerjakan
secara menyeluruh, mendetail dan
dan merencanakan segala kegiatan yang
akan diperbuat oleh anak sendiri.
operasional sejak dari pengembangan
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Banyak
aktivitas
yang
dapat
7. Mental
activities,
64
misalnya:
dilakukan di sekolah. Aktivitas tersebut
menanggapi,
menggugat,
tidak hanya mendengar dan mencatat
memecahkan masalah, menganalisa,
seperti yang lazim terdapat di sekolah-
mengambil keputusan.
sekolah tradisional. Paul B Diedrich
Dengan mengemukakan beberapa
dalam (Ahmad Rohani, 2004:9) membuat
pandangan dari berbagai ahli tersebut di
suatu daftar yang berisi macam kegiatan
atas, jelas bahwa dalam kegiatan belajar,
siswa yang antara lain dapat digolongkan
subjek didik/siswa harus aktif berbuat.
sebagai berikut.
Dengan kata lain bahwa dalam belajar
1. Visual activities, yang termasuk di
sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa
dalamnya
misalnya
membaca,
memperhatikan
gambar,
aktivitas, belajar itu tidak mungkin
berlangsung
dengan
demonstrasi, percobaan pekerjaan
pembelajaran
matematika
lain.
aktivitas siswa untuk memecahkan dan
2. Oral activities, seperti mengatakan,
merumuskan,
saran,
bertanya,
memberi
mengeluarkan
pendapat,
mengadakan
wawancara,
dan
diskusi.
menyelesaikan
baik.
Dalam
diperlukan
suatu
masalah
matematika.
Jadi dengan klasifikasi seperti
diuraikan di atas, menunjukkan bahwa
aktivitas di sekolah sangat bervariasi.
3. Listening activities sebagai contoh:
Tetapi tidak semua jenis aktivitas tersebut
mendengarkan uraian percakapan,
dilakukan
siswa
dalam
belajar
diskusi musik, pidato.
matematika. Oleh karena itu dalam
4. Writing activities, seperti: menulis
penelitian ini aktivitas belajar siswa yang
cerita, karangan, laporan angket,
dimaksud adalah keaktifan siswa dalam
menyalin.
belajar
5. Drawing
activities,
misalnya:
matematika
baik
di
rumah
maupun di sekolah.
menggambar, membuat grafik pada
peta dunia.
6. Motor
melakukan
METODE PENELITIAN
activities,
percobaan
misalnya:
membuat
koneksi, model mereparasi, bermain,
berkebun, berternak.
Dalam
menggunakan
penelitian
metode
ini
penelitian
eksperimental semu (quasi exprimental
research), dengan rancangan penelitian
faktorial 2 x 3. Subyek penelitian ini
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
65
adalah seluruh siswa kelas VII semester
Perhitungan
genap tahun ajaran 2009/2010 di SMP
Hasil perhitungan uji prasyarat dan uji
Kabupaten Pekalongan.
hipotesis dalam penelitian ini dapat
dilihat sebagai berikut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 : Uji Normalitas
Uji Normalitas
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Aktivitas Tinggi
Aktivitas Sedang
Aktivitas Rendah
Lobs
0,0690
0,0702
0,0930
0,0702
0,0982
L0,05;n
0,0786
0,0802
0,1051
0,0886
0,1003
Keputusan
H0 diterima
H0 diterima
H0 diterima
H0 diterima
H0 diterima
Kesimpulan
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Tabel 2 : Uji Homogenitas
Sampel
K
χ 2 obs
Pendekatan Pembelajaran
Aktivitas Belajar Siswa
2
3
0,3324
2,1656
χ 2 0.05;n
Keputusan
Kesimpulan
3,841
5,991
H0 diterima
H0 diterima
Homogen
Homogen
Tabel 3 : Rangkuman Anava
Pendekatan
Pembelajaran (A)
Aktivitas (B)
Interaksi (AB)
Galat
Total
JK
dK
RK
Fobs
Ftabel
Keputusan
1641,8311
1
1641,8311
21,4534
3,84
Ho Ditolak
9385,0181
2 4692,5090
9385,0181
2
7,0224
18596,7972 243 76,5300
29637,6911 248
61,3159
0,0918
3,00
3,00
Ho Ditolak
Ho Diterima
Tabel 4 : Uji Komparasi Ganda Antar Kolom
No
Hipotesis Nol
1
2
3
1 =  2
1 =  3
 2 = 3
F
hitung
83,5363
91,8532
1,0341
F
tabel
6,00
6,00
6,00
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Keputusan
H 0 ditolak
H 0 ditolak
H 0 diterima
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
66
Interpretasi hasil analisis
komparasi antar sel pada kolom atau
1. Dari tabel 1 didapat bahwa data
baris yang sama.
berdistribusi normal.
2. Dari tabel 2 didapat bahwa varians
Pembahasan
dari data homogen.
Berdasarkan hasil uji hipotesis
3. Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa HOA
ditolak,
HOB
diterima.
ditolak
dan
Kesimpulannya
statistik yang telah diuraikan di atas dapat
HOAB
dijelaskan kelima hipotesis penelitian.
adalah
Hipotesis pertama, dari hasil anava dua
sebagai berikut.
jalan sel tak sama diperoleh Fa = 21,4534
a. Terdapat perbedaan efek antara
> 3,84 =
pendekatan
pembelajaran
terhadap
prestasi
belajar
matematika.
F 0 , 05 ;1;151 . Nilai Fa terletak
didaerah kritik maka HOA ditolak berarti
terdapat
perbedaan
efek
pendekatan
pembelajaran terhadap prestasi belajar
b. Terdapat perbedaan efek antara
pada pokok bahasan segi empat. Dari
aktivitas belajar siswa terhadap
rataan marginal pembelajaran matematika
prestasi belajar matematika.
realistik adalah 69,2913 lebih besar dari
c. Tidak terdapat interaksi antara
rataan marginal pendekatan mekanistik
pendekatan pembelajaran dengan
adalah 64,2213 menunjukkan bahwa
aktivitas belajar terhadap prestasi
pembelajaran
belajar matematika.
menghasilkan prestasi belajar yang lebih
4. Dari tabel 4 diperoleh bahwa terdapat
matematika
baik dibandingkan pembelajaran dengan
perbedaan pengaruh antara aktivitas
pendekatan
belajar tinggi dan sedang terhadap
bahasan segi empat.
hasil
belajar
matematika
realistik
mekanistik
pada
pokok
siswa,
Hipotesis kedua, dari hasil anava
terdapat perbedaan pengaruh antara
dua jalan sel tak sama diperoleh Fb =
aktivitas belajar tinggi dan rendah
61,3159 > 3 = F 0 , 05; 2;151 . Nilai Fb terletak
terhadap prestasi belajar matematika
siswa dan tidak terdapat perbedaan
pengaruh
antara
aktivitas
belajar
sedang dan rendah terhadap prestasi
belajar
matematika
siswa.
di daerah kritik maka HOB ditolak berarti
terdapat perbedaan efek aktivitas belajar
siswa
terhadap
matematika.
Setelah
prestasi
belajar
dilakukan
uji
Shceffe dapat disimpulkan bahwa siswa
Selanjutnya karena H 0 AB diterima
yang memiliki aktivitas belajar tinggi
maka
prestasi belajarnya lebih baik daripada
tidak
perlu
dilakukan
uji
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
67
siswa yang memiliki aktivitas belajar
memiliki aktivitas belajar matematika
sedang, siswa yang memiliki aktivitas
tinggi prestasi belajarnya lebih baik
belajar tinggi prestasi belajarnya lebih
daripada siswa yang memiliki aktivitas
baik daripada siswa yang memiliki
belajar matematika sedang, siswa yang
aktivitas belajar rendah, sedangkan siswa
memiliki aktivitas belajar matematika
yang memiliki aktivitas belajar sedang
tinggi prestasi belajarnya lebih baik
prestasi belajarnya sama dengan siswa
daripada siswa yang memiliki aktivitas
yang memiliki aktivitas belajar rendah.
belajar matematika rendah, sedangkan
Hipotesis ketiga, keempat dan
siswa yang memiliki aktivitas belajar
kelima, dari hasil anava dua jalan sel tak
matematika sedang prestasi belajarnya
sama diperoleh Fab = 0,0918 < 3 =
sama
F0,05;2;151. Nilai Fab tidak terletak di daerah
aktivitas belajar rendah. Karena tidak ada
kritik maka HOAB diterima berarti tidak
interaksi, maka karakteristik perbedaan
terdapat
aktivitas belajar akan sama pada setiap
interaksi
pembelajaran
antara
dan
pendekatan
aktivitas
dengan
siswa
yang
memiliki
belajar
pendekatan pembelajaran. Artinya kalau
terhadap prestasi belajar pada pokok
secara umum aktivitas belajar tinggi lebih
bahasan segi empat. Berdasarkan hasil uji
baik daripada aktivitas belajar sedang dan
hipotesis pertama, pembelajaran dengan
rendah,
menggunakan pembelajaran matematika
pembelajaran matematika realistik, juga
realistik menghasilkan prestasi yang lebih
akan berlaku kesimpulan aktivitas belajar
baik
menggunakan
tinggi akan lebih baik daripada aktivitas
pendekatan
belajar sedang. Demikian pula, kalau
dibandingkan
pembelajaran
mekanistik.
dengan
Karena tidak ada interaksi
maka
kalau
ditinjau
ditinjau dari pendekatan
pada
mekanistik,
maka hal tersebut juga berlaku pada tiap
maka aktivitas belajar tinggi juga akan
kategori aktivitas belajar siswa, dalam
lebih baik daripada aktivitas belajar
arti pembelajaran matematika realistik
sedang.
menghasilkan prestasi yang lebih baik
tinggi lebih baik daripada aktivitas
dibandingkan
belajar rendah ditinjau dari pembelajaran
pendekatan
pembelajaran
mekanistik
untuk
dengan
setiap
Selanjutnya aktivitas belajar
matematika
realistik
kategori aktivitas belajar yang dimiliki
pembelajaran
dengan
siswa.
mekanistik. Sedangkan, aktivitas belajar
Berdasar uji hipotesis kedua dan
uji
komparasi
ganda,
siswa
maupun
pendekatan
sedang sama dengan aktivitas belajar
yang
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
rendah
ditinjau
dari
pembelajaran
68
siswa yang mempunyai aktivitas
matematika realistik maupun mekanistik.
belajar
sedang
sedangkan
dan
prestasi
rendah,
belajar
PENUTUP
matematika siswa yang mempunyai
Simpulan
aktivitas belajar sedang sama dengan
1.
Prestasi belajar matematika siswa
prestasi belajar matematika siswa
dalam
yang mempunyai aktivitas belajar
pembelajaran
realistik
lebih baik dibandingkan
pembelajaran
2.
matematika
dengan
pendekatan
rendah.
5.
Pada
pendekatan
empat.
belajar
Prestasi belajar matematika siswa
mempunyai aktivitas belajar tinggi
yang mempunyai aktivitas belajar
lebih baik daripada siswa yang
tinggi lebih baik daripada prestasi
mempunyai aktivitas belajar sedang
belajar
dan
matematika
siswa
yang
mekanistik,
matematika
rendah,
prestasi
siswa
sedangkan
prestasi
belajar
dan
mempunyai aktivitas belajar sedang
rendah,
sedangkan
matematika
siswa
prestasi
yang
sama
matematika
yang
mempunyai aktivitas belajar sedang
dengan
siswa
prestasi
yang
belajar
mempunyai aktivitas belajar sedang
matematika siswa yang mempunyai
sama
aktivitas belajar rendah.
dengan
prestasi
belajar
matematika siswa yang mempunyai
Saran
aktivitas belajar rendah.
Berdasarkan hasil penelitian ini
Pembelajaran matematika realistik
disarankan baik kepada guru maupun
menghasilkan
siswa. Kepada guru, dalam melakukan
matematika
prestasi
yang
lebih
belajar
baik
kegiatan
pembelajaran
matematika,
dibandingkan pembelajaran dengan
hendaknya guru lebih mengedepankan
pendekatan mekanistik untuk setiap
keterlibatan siswa secara aktif dalam
kategori
membangun pengetahuannya
aktivitas
belajar
yang
dimiliki siswa.
4.
dengan
mekanistik pada pokok bahasan segi
belajar
3.
pembelajaran
Pada
guru
pembelajaran
matematika
hanya
sebagai
sendiri,
fasilitator
dan
motivator saja. Pembelajaran matematika
realistik, prestasi belajar matematika
realistik dapat
siswa yang mempunyai aktivitas
alternatif pendekatan pembelajaran yang
belajar tinggi lebih baik daripada
dipilih. Siswa hendaknya menggunakan
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
dijadikan
salah satu
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
masalah kontekstual sebagai titik awal
dalam
belajar
kontekstual
matematika.
yang
dimaksud
Masalah
adalah
masalah-masalah yang nyata dan konkrit
yang dekat dengan lingkungan siswa dan
dapat diamati atau dipahami oleh siswa
dengan membayangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad
Rohani. 2004. Pengelolaan
Pembelajaran.
Jakarta:
Rineka Cipta.
André Heck. 2003. “How a Realistic
Mathematics Education Approach
andMicrocomputer-Based
Laboratory Worked in Lessons on
Graphingat an Indonesian Junior
High School”. Journal of Science
and Mathematics Education in
Southeast Asia, Vol. 26, No 2, pp.
1-51.
Budiyono.
2004.
Statistik
Untuk
Penelitian. Surakarta : UNS Press.
Devrim ¨UZEL”. 2006. “Attitudes of 7th
Class
Students
Toward
Mathematics
in
Realistic
Mathematics Education”. Journal
of Education Research, Vol. 1,
pp. 1951-1959.
Gonzales, Patrics. 2008. Highlights From
TIMSS 2007: Mathematics and
Science Achievement of U.S.
Fourthand
Eighth-Grade
Students in an International
Context . National Center for
Education
Statistics,
U.S.
69
Department
of
Education.
Washington,
DC.
(http://nces.ed.gov/pubsearch/pub
sinfo.asp?pubid=2009001)
Hayley
Barnes.
2004.
Realistic
mathematics education: Eliciting
alternative
mathematical
conceptions of learners. African
Journal of Research in SMT
Education, Volume 8(1), pp. 5364.
I Gusti Putu Suharta. 2001. “Penerapan
Pembelajaran
Matematika
Realistik untuk Mengembangkan
Pengertian Siswa.”, disajikan
pada
Seminar
Nasional
Pendidikan Matematika Realistik
di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta tanggal 14- 15
November 2001.
Noraini
Idris.
2009.
“Enhancing
Students’
Understanding
In
Calculus
Trough
Writing”.
International Electronic Journal
of
Mathematics
Education.
Volume 4, Number 1. 36-55.
Salman, Medinat F. 2009. “ Active
Learning Techniques (ALT) In A
Mathematics
Workshop”.
International Electronic Journal
of
Mathematics
Education.
Volume 4, Number 1. 24-35.
Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan
Motivasi
Belajar
Mengajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Yaniawati.
2006.
Mengajar
(Menyenangi)
Matematika.
(Online).
http://www.pikiran_rakyat.com/cet
ak/2006. (diakses pada 2 September
2009).
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Download