Hukum dan kelembagaan asuransi

advertisement
NAMA : INDAH KURNIASARI HERI
NPM : 14114471
MK
: MEDIA PEMBELAJARAN
Hukum Asuransi
• Definisi asuransi
• Asuransi berasal dari kata insurance yang artinya
pertanggungan. Asuransi merupakan suatu perjanjian
antara tertanggung atau nasabah dengan penanggung
atau perusahaan asuransi. Pihak penanggung bersedia
menanggung sejumlah kerugian yang mungkin timbul
dimasa yang akan datang setelah tertanggung
menyepakati pembayaran uang yang disebut premi.
Premi merupakan uang yang dikeluarkan oleh
tertanggung sebagai imbalan kepada penanggung.
• Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD), Asuransi atau Pertanggungan
didefinisikan sebagai suatu perjanjian dengan
mana seorang penanggung mengikatkan diri
kepada seorang tertanggung, dengan menerima
suatu premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang
mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa
yang tak tertentu.
• Secara formal, dalam undang-undang, Asuransi
didefinisikan sebagai suatu perjanjian antara dua
pihak atau lebih, yang mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
• Syarat-syarat perjanjian asuransi serta hak dan
kewajiban kedua belah pihak tertuang dalam
sebuah polis asuransi. Contoh-contoh asuransi
di antaranya adalah asuransi jiwa, kecelakaan,
kehilangan, kesehatan dan asuransi kebakaran
• Pihak yang menyalurkan risiko disebut sebagai
“tertanggung”, ini adalah nasabah atau
masyarakat yang melimpahkan atau
mentransfer resiko yang akan diterimanya,
sedangkan pihak yang menerima risiko
disebut sebagai “penanggung” adalah
perusahaan asuransi yang menanggung atau
mengganti kerugian dari pihak nasabah.
• Perjanjian antara kedua pihak ini disebut
kebijakan. Kebijakan ini merupakan sebuah
kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah
dan kondisi yang dilindungi. biaya yang
dibayar oleh “tertanggung” kepada
“penanggung” untuk risiko yang
ditanggungnya disebut sebagai “premi”. Besar
nilai premi Ini umumnya ditentukan oleh
“penanggung” yang terdiri dari dana yang
bisa diklaim di masa depan, biaya
administratif, dan keuntungan.
• Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme
pengalihan/transfer resiko atau risk transfer
mechanism, yaitu mengalihkan resiko dari satu pihak
yaitu tertanggung kepada pihak lain yaitu penanggung.
Pengalihan resiko ini tidak berarti menghilangkan
kemungkinan misfortune, melainkan pihak penanggung
menyediakan fasilitas pengamanan keuangan atau
financial security serta ketenangan atau peace of mind
bagi tertanggung. Sebagai imbalannya, maka
tertanggung wajib membayarkan premi dalam jumlah
yang relatif kecil bila dibandingkan dengan potensi
kerugian yang mungkin akan alaminya.
• 2. Asuransi Jiwa terdiri dari
a. Asuransi Kecelakaan;
b. Asuransi Kesehatan;
c. Asuransi Jiwa Kredit
• Tujuan Asuransi
a. Pengalihan Risiko
Tertanggung mengadakan asuransi dengan
tujuan mengalihkan risiko yang mengancam
harta kekayaan atau jiwanya. Dengan membayar
sejumlah premi kepada perusahaan asuransi
(penanggung), sejak itu pula risiko beralih
kepada penanggung.
• b. Pembayaran Ganti Kerugian
• Jika suatu ketika sungguh–sungguh terjadi peristiwa
yang menimbulkan kerugian (risiko berubah menjadi
kerugian), maka kepada tertanggung akan dibayarkan
ganti kerugian yang besarnya seimbang dengan jumlah
asuransinya. Dalam prakteknya kerugian yang timbul
itu dapat bersifat sebagian (partial loss), tidak
semuanya berupa kerugian total (total loss). Dengan
demikian, tertanggung mengadakan asuransi bertujuan
untuk memperoleh pembayaran ganti kerugian yang
sungguh-sungguh diderita.
• Dalam pembayaran ganti kerugian oleh
perusahaan asuransi berlaku prinsip subrogasi
(diatur dalam pasal 1400 KUH Per) dimana
penggantian hak si berpiutang (tertanggung) oleh
seorang pihak ketiga (penanggung/pihak
asuransi) yang membayar kepada si berpiutang
(nilai klaim asuransi) terjadi baik karena
persetujuan maupun karena undang-undang.
• Batalnya Asuransi
• Suatu pertanggungan atau asuransi karena pada
hakekatnya adalah merupakan suatu perjanjian maka ia
dapat pula diancam dengan resiko batal atau dapat
dibatalkan apabila tidak memenuhi syarat syahnya
perjanjian sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1320 KUH
Perdata.
• Selain itu KUHD mengatur tentang ancaman batal apabila
dalam perjanjian asuransi:
• Memuat keterangan yang keliru atau tidak benar atau bila
tertanggung tidak memberitahukan hal-hal yang
diketahuinya sehingga apabila hal itu disampaikan kepada
penanggung akan berakibat tidak ditutupnya perjanjian
asuransi tersebut (Pasal 251 KUHD);
• Jenis Asuransi
Asuransi pada umumnya dibagi menjadi dua bagian besar
yaitu:
Asuransi Kerugian dan Asuransi Jiwa.
• 1. Asuransi Kerugianterdiri dari:
a. Asuransi Kebakaran;
b. Asuransi Kehilangan dan Kerusakan;
c. Asuransi laut;
d. Asuransi Pengangkutan;
e. Asuransi Kredit.
• Memuat suatu kerugian yang sudah ada sebelum perjanjian
asuransi ditandatangani (Pasal 269 KUHD);
• memuat ketentuan bahwa tertanggung dengan pemberitahuan
melalui pengadilan membebaskan si penanggung dari segala
kewajibannya yang akan datang (Pasal 272 KUHD);
• Terdapat suatu akalan cerdik, penipuan, atau kecurangan si
tertanggung (Pasal 282 KUHD);
• Apabila obyek pertanggungan menurut peraturan perundangundangan tidak boleh diperdagangkan dan atas sebuah kapal baik
kapal Indonesia atau kapal asing yang digunakan untuk mengangkut
obyek pertanggungan menurut peraturan perundang-undangan
tidak boleh diperdagangkan (Pasal 599 KUHD).
Download