pengembangan modul pada materi protista melalui pengintegrasian

advertisement
ISBN : 978-602-70313-2-6
-
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI PROTISTA MELALUI
PENGINTEGRASIAN NILAI SPIRITUAL KE-ISAMAN DALAM
PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS X
Nurbaiti 1, Achyani 2, Agil Lepiyanto 3
1
2
Universitas Muhammadiyah Metro
Universitas Muhammadiyah Metro
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 116 Kota Metro Universitas Muhammadiyah Metro
E-mail: 1) [email protected], 2) [email protected] , 3) [email protected].
Abstrak
Perkembangan sains semakin mendorong upaya pembaharuan pengetahuan untuk
mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan, Pendidik juga dituntut untuk dapat
mengembangkan ketrampilan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan
modul biologis yang mengintegrasikan nilai spiritual ke islaman pada materi protista
dan mengetahui tingkat keterbacaan produk yang telah dikembangkan. Model
pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4-D, yang terdiri dari 4
tahap pengembangan, yaitu Define, Design, Develop, dan Desseminate atau
disesuaikan dengan model 4-D pendefinisian, perancangan, pengembangan, Dan
penyebaran. Hasil Perkembangan dan keterbacaan modul biologis dengan integrasi
nilai Islam mendapatkan persentase yang memuaskan dan dapat dikategorikan
sebagai "Sangat Kuat" dalam hal materi, isi, penampilan dan integrasi. Hasil penelitian,
pada pengembangan modul dengan integrasi nilai spiritual Islam disimpulkan bahwa
modul yang dikembangkan layak dijadikan bahan ajar.
Kata kunci: Pengembangan, modul dengan integrasi nilai spiritual Islam
Abstract
The development in science most motivated to renew of knowledge to the reach the
teaching objectives, Educator has to able to develop their skills. The purpose of this
research is to produce biological module in Protista material through the interrogational
spiritual value and to know the level of product legibility that has been developed. In
this research, the writer used the 4-D method which consists of 4 stages of
development, such as Define, Design, Develop, and Disseminate. The result of
development and research and development. The development model used in this
study is as suggested by Thiagarajan and Semmel, the 4-D Model, consisting of 4
development stages, namely Define, Design, Develop, and Disseminate. The result of
development and legibility of biological module with the interrogational Islamic spiritual
value get a satisfied percentage and can be categorized as “Very Strong” in terms of
material, content, appearance, and integration. The conclusion of the research is the
developed module is acceptable to us teaching material.
Keyword: Development, Integration, Module Islamic values.
1. PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan pengetahuan. Perkembangan dalam pendidikan dapat dilihat dari
berbagai perbaharuan kurikulum dan kualitas Pendidik. Untuk mencapai tujuan
pengajaran yang diharapkan, Pendidik juga diharuskan untuk dapat mengembangkan
keterampilan membuat bahan pembelajaran yang akan digunakan. Dampaknya akan
menciptakan dan memperkaya sumber belajar seperti buku teks, handout, modul yang
307
Seminar Nasional Pendidikan 2017
ISBN : 978-602-70313-2-6
-
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
dikembangkan oleh pendidik, dimana sumber belajar tersebut akan diajadikan interaksi
antara siswa dan pendidik.
Modul merupakan salah satu bentuk inovasi bahan ajar yang dapat dipakai
dalam proses belajar mengajar. Modul dapat diartikan sebagai unit lengkap yang
berdiri sendiri yang terdiri dari rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk
membantu siswa mencapai suatu tujuan pembelajaran. Kenyataan dilapangan
menunjukan bahwa sekolah khususnya di MAN 1 Lampung Timur belum
memanfaatkan sumber belajar modul terutama dengan potensi nilai-nilai islam di
dalamnya
yang ada kaitanya
dengan materi sumber belajar dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di sekolah belum pernah
menyajikan modul sebagai bahan ajar, terutama modul dengan pengaitan nilai
spiritual ke-islaman. Pendidik hanya menggunakan LKS dan Buku paket. Pendidik
tidak memiliki banyak waktu untuk membuat bahan ajar seperti modul, terkadang
siswa memiliki buku hanya dibaca pada saat proses pembelajaran dikarenakan isi
dan penyajian
yang kurang menarik, sehingga pendidik dan siswa hanya
bergantung pada LKS dan buku paket pada saat proses pembelajaran
berlangsung, pendidik berharap pada pengembangan bahan ajar modul ini dapat
melengkapi bahan ajar yang dibutuhkan dan tidak membingungkan siswa dalam
mempelajarinya, dengan pengintegrasian nilai islam ini mampu menyadarkan peserta
didik mengenai ciptaan Allah SWT.
Pengembangan bahan ajar seperti modul sangat membantu pendidik dalam
menjelaskan isi dari materi yang dipelajari dengan kajian yang lengkap, modul dengan
berbasiskan islam ini sangat bermanfaat untuk pendidik dan siswa, membantu proses
belajar mengajar lebih bermakna dengan kajian islami di dalamnya, dimana berkaitan
dengan visi dan misi sekolah yang islamiah yang belum memiliki bahan ajar berupa
modul dengan pengaitan nilai-nilai spiritual keislaman.
Pengembangan bahan ajar seperti modul sangat membantu pendidik dalam
menjelaskan isi dari materi yang dipelajari dengan kajian yang lengkap, modul dengan
berbasiskan islam ini sangat bermanfaat untuk pendidik dan siswa, membantu proses
belajar mengajar lebih bermakna dengan kajian islami di dalamnya, dimana berkaitan
dengan visi dan misi sekolah yang islamiah yang belum memiliki bahan ajar berupa
modul dengan pengaitan nilai-nilai spiritual keislaman.
Pembelajaran dengan menggunakan modul lebih membantu siswa belajar
dengan pengajaran konvensional yang menggunakan buku paket dan LKS,
dikarenakan bahan ajar modul dengan pengintegrasian nilai-nilai spiritual ini tidak
hanya mempelajari tentang ilmu pengetahuan berupa materi pelajaran saja, akan
tetapi membahas tentang segala penciptaan Allah SWT yang terkait dengan materi
yaitu protista.
Modul dengan pengintegrasian nilai spiritual keislaman yang dapat dijadikan Sumber
belajar yang di dalamnya berisi tentang pesan, kejadian, fakta dan peristiwa yang akan
dikaitkan dengan materi.
Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, masalah dalam penelitian
pengembangan ini adalah tidak adanya penggunaan modul terutama yang
tergintegrasikan dengan nilai-nilai ke-Islaman dengan ilmu pengetahuan di dalam
pembelajaran biologi. Alternatif dalam mengatasi permasalahan ini adalah dengan
mengembangkan bahan ajar berupa modul yang mengintegrasian nilai-nilai islam,
untuk pemicu pembentukan karakter siswa dalam memahami nilai keagamaan di
dalam bahan ajar.
Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk memberikan pembelajaran yang tidak
hanya terpacu pada materi saja tetapi juga nilai islam dan moral, sehingga siswa
memahami isi kandungan materi dan dapat membentuk sikap yang lebih mensyukuri
tentang apa yang telah diciptakan Allah SWT.
308
Seminar Nasional Pendidikan 2017
ISBN : 978-602-70313-2-6
-
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan
penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan menguji keefektifan produk tersebut
supaya dapat berfungsi dimasyarakat luas, maka dipelukan penelitian untuk menguji
keefektifan produk tersebut [1].
Karakteristik pendidikan islam pada dasarnya dapat dilihat dalam dua sisi yaitu:
pertama, aspek-aspek yang menggambarkan dasar dan tujuan pendidikan islam
sehingga membedakan dengan pendidikan non-islam. Kedua, kandungan utama
pendidikan islam yang menjadi subtansi untuk dikembangkan dalam kurikulum [2].
Modul yaitu suatu paket program yang disusun dalm bentuk satuan tertentu dan
didesain sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa. Satu paket modul biasanya
memiliki komponen petunjuk guru, lembar kegiatan siswa, lembar kerja siswa, kunci
lembar kerja, lembar tes, dan kunci lembar tes [3].
Modul adalah salah satu bentuk bahan ajar berbasis cetakan yang dirancang
untuk belajar sendiri mandiri oleh peserta didik karena itu modul harus dilengkapi
dengan petunjuk untuk belajar sedniri. Peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar
sendiri tanpa kehadiran pengajar secara langsung. Modul yang dikembangkan harus
mampu meningkatkan motivasi peserta didik dan efektif dalam mencapai kompetensi
yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya [4].
Beberapa keuntungan yang diperoleh jika belajar menggunakan modul [5],
antara lain:
1. Motivasi siswa dipertinggi karena setiap kali siswa mengerjakan tugas
pembelajaran dibatasi dengan jelas dan yang sesuai kemampuan.
2. Sesudah pembelajaran selesai guru dan siswa mengetahui benar siswa yang
berhasil dengan baik dan mana yang kurang berhasil
3. Siswa mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuanya.
4. Beban belajar terbagi lebih merata sepanjang semester.
5. Pendidikan lebih berdaya guna.
6. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada modul yang
mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang mana mereka belum
berhasil.
Integrasi nilai-nilai islam dalam pembelajaran sains akan memberikan kekuatan
pada ranah afektif, psikomotor dan kognitif. Diimplementasikan dalam pembelajaran di
sekolah, akan memberikan hasil belajar yang mencakup dalam semua ranah
belajarnya. Memberikan warna yang berbeda yang selama ini banyak terjadi ranah
kognitif begitu dominan atau bahkan menjadi satu-satunya yang dikembangkan dalam
pembelajaran [6].
2.
METODE
Metode penelitian dan pengembangan atau yang sering kita ketahui Research
and development Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model pengembangan seperti yang disarankan oleh Thiagarajan dan Semmel [7]
adalah Model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu Define, Design,
Develop, dan Desseminate atau diadaptasikan menjadi Model 4-D, yaitu Pendefinisian,
Perancangan,
Pengembangan,
dan
Penyebar
Prosedur pengembangan menggunakan model 4-D, dimana memiliki 4 tahap
pengembangan yaitu:
Define (Pendefinisian) Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan
mendefinisikan syarat-syarat pengembangan. Tahap ini sering dinamakan analisis
kebutuhan
Design (Perancangan)
309
Seminar Nasional Pendidikan 2017
ISBN : 978-602-70313-2-6
-
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
Tahap perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran. Tahap
perancangan diawali dengan membuat desain pengembangan produk yang bertujuan
untuk
format
penulisan
Modul
yang
sistemati.
Develop (Pengembangan) Setelah Modul tersebut telah selesai dikembangkan dan
siap untuk dicetak. Kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli dalam bidangnya. Saransaran yang diberikan digunakan untuk memperbaiki materi dan rancangan
pembelajaran yang telah disusun.
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dari berbagai sumber dan berbagai cara,
Salah satunya penelitian kualitatif dimana menjadikan manusia sebagai instrumen
penelitian yang utama untuk memperoleh data yang diharapkan. Instrumen
pengumpulan data pada pengembangan ini menggunakan Instrumen validasi yang
digunakan berupa angket.
Setelah mengumpulkan data, selanjutnya adalah menganalisis data yang diperoleh
melalui pengujian angket ahli dari tingkat keterbacaan.
(1) Mengolah data angket keterbacaan (angket siswa) dengan cara mentabulasi data
yang bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari
setiap jawaban berdasarkan pertanyaan angket dan banyaknya sampel. Format
respon pada uji ahli dan uji kelompok kecil dapat dilihat pada Tabel 1.
No
1.
2.
3.
4.
Tabel 1. Skala Respon Ahli Siswa
Keterangan
Skor
Sangat Setuju (SS)
4
Setuju (S)
3
Tidak Setuju (TS)
2
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Sumber: Djaali [8]
Persentase dapat dihitung dengan rumus:
Nilai=
Rata-Rata Skor Validasi
× 100%
Jumlah Skor Maksimal
Sumber: Herdianawati [9]
Tabel 2. Kriteria Persentase Kelayakan
Persentase
81% - 100%
61% - 80%
41% - 60%
21% - 40%
0,0%-20%
Kriteria
Sangat kuat
Kuat
Cukup
Kurang
Sangat kurang
Sumber: Riduwan [10]
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah jika hasil dari setiap validasi yang
didapat menunjukkan persentase >61% atau pada kriteria “kuat” sampai “sangat kuat”
maka penelitian ini dikatakan berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa Modul yang
dikembangkan sudah layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Persentase
≤60% maka Modul yang dikembangkan belum layak digunakan dan perlu direvisi
kembali.
310
Seminar Nasional Pendidikan 2017
ISBN : 978-602-70313-2-6
-
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Analisis data terhadap modul adalah mendapatkan hasil
perhitungan dari setiap angket yang berisi pertanyaan yang diisi oleh para validator
yang ditunjuk sebagai ahli desain, materi, ahli guru MAN 1 Lampung Timur dan angket
keterbacaan yang diisi oleh siswa. Analisis data bertujuan menjelaskan hasil uji coba
produk melalui tahap sebelum revisi dan sesudah revisi. Berdasarkan hasil analisis
data modul tersebut, pengujian yang dilakukan oleh ahli desain yang menilai kelayakan
tampilan desain modul memiliki kriteria “Sangat kuat”, pengujian oleh ahli materi
memperoleh persentase penilaian sebesar 94,4% dengan kriteria persentase “Sangat
kuat”, pengujian ahli guru dan keterbacaan pada siswa menunjukkan kriteria “Sangat
kuat” dengan persentase produk yang layak digunakan. Berdasarkan rekapitulasi data
yang diperoleh modul yang dikembangkan sudah layak dan baik digunakan, namun
proses revisi tetap dilakukan sesuai dengan saran dan masukan yang diberikan para
ahli, salah satu perbaikan yang diberikan antara lain: memeprbaiki tampilan sampul
modul menjadi lebih menarik, daya tarik modul dapat dilihat dari tampilan sampul
depan dengan mengkombinasikan warna, bentuk dan ukuran yang serasi [11].
Keseluruhan nilai persentase dari ahli desain, materi, guru, tafsir dan siswa dapat
dilihat pada Gambar 2.
96
94
92
90
88
86
84
82
80
78
94,4%
92,5%
88%
84,8%
Ahli
Desain
83,6%
Ahli
Materi
Ahli
Tafsir
Guru
Mata
Pelajaran
Siswa
Gambar 2. Hasil Analisis Data
Berdasarkan Hasil analisis data yang diperoleh dari penilain para ahlli yang
diperoleh diimpelemntasikan dalam kriteria kelayakan menurut Riduan [10] maka
memperoleh nilai dari ahli desain, materi, tafsir, guru dan responden dengan kriteria
“Sangat kuat”, pengujian yang dilakukan ahli desain yang memiliki nilai kelayakan
tampilan desain modul memperoleh penilaian sebesar 84,8% dengan kriteria “Sangat
kuat”. Pengujian ahli materi yang menilai aspek dari kelayakan isi memperoleh
persentase penilaian sebesar 94,4% dengan kriteria “Sangat kuat”. Pengujian ahli tafsir
memperoleh persentase sebesar 92,5% dengan kriteria “Sangat kuat”. Berdasarkan
hasil analisis data pada gambar 2 dapat diketahui bahwa modul hasil pengembangan
yang telah dilakukan sudah layak.
4.
KESIMPULAN
Secara keseluruhan penilaian oleh ahli yaitu ahli desain, ahli materi, ahli tafsir,
guru dan siswa terdapat kelayakan modul yang dikembangkan menunjukkan nilai
diatas 80% dengan katagori sangat kuat menurut Riduwan [10] pada masing-masing
penilaian. Pengembangan modul dengan pengintegrasian nilai-nilai spiritual ke-islaman
sudah layak digunakan sebagai salah satu referensi dalam proses pembelajaran di
311
Seminar Nasional Pendidikan 2017
ISBN : 978-602-70313-2-6
-
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
MAN 1 Lampung Timur khususnya pada materi protista. Berdasarkan analisis data ini
dapat disimpulkan bahwa modul yang dikembangkan layak dijadikan bahan ajar
disekolah. Kelebihan Produk yang Dikembangkan:
1. Modul berbasis nilai keislaman ini mampu meningkatkan sikap religi, sikap
positif terhadap ilmu pengetahuan serta ketaan siswa terhadap sang pencipta
2. Modul berbasis nilai islam disusun secara runtut dan lengkap yang terdiri dari
cover, daftar isi, deskripsi modul, petunjuk penggunaan modul, kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator pencapaian, peta konsep, ringkasan materi, lembar
pengamatan, latihan soal, glosarium dan kunci jawaban.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
[2] Fitriani, Ana. 2015. Pendidikan Islam Modern. Jakarta: Persada Press.
[3] Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
[4] Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:
Persada Press.
[5] Widyowati, Yayuk. 2014. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berorientasi
Siklus Belajar untuk Siswa SMA (Studi Kasus di SMA Negri 6 Metro) Pokok
Bahasan Sistem Ekskresi. Dikutip Skripsi: Universitas Muhammadiyah Metro.
[6] Muspiroh, Novianti. 2013. Integrasi Nilai Islam dalam Pembelajaran IPA. Jurnal Nilai
Islam. Vol. XXVIII. No. 3. IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
[7] Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada
Media Group.
[8] Djaali, Mujono. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
[9] Herdianawati, Savitri. 2013. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Inkuiri
Berbasis Berpikir Kritis pada Materi Daur Biogeokimia Kelas X. Jurnal Bioedu. Vol.
02. No. 1. Januari. Universitas Negeri Surabaya.
[10] Fahrucah, Bambang. 2012. Pengembangan Lembar Kerja Siswa pada
Pembelajaran Kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Laju Reaksi Melalui Pendekatan Scaffolding. Jurnal of Chemical
Education. Vol. 1. No. 1. Mei. Universitas Negeri Surabaya
[11] Sutrisno, Joko. 2008. Teknik Penyusunan Modul. Jakarta: Departeman pendikan
nasional.
312
Seminar Nasional Pendidikan 2017
Download