978-602-70313-2-6 PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS

advertisement
-
ISBN : 978-602-70313-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH
MELALUI PENGINTEGRASIAN NILAI-NILAI KE-ISLAMAN
MATERI SISTEM PERNAPASAN KELAS XI SMA
Erly Yulita Sari1 , Anak Agung Oka2 , Kartika Sari3
1
Universitas Muhammadiyah Metro
Universitas Muhammadiyah Metro
3
Universitas Muhammadiyah Metro
2
Alamat: Jl. Ki Hajar Dewantara No. 116 Iring Mulyo Kota Metro
Telp./Fax. (0725) 42445-42454
Email: [email protected]
Abstrak
Mengembangkan modul dapat mendorong minat baca peserta didik secara
mandiri dan membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan penelitian
adalah untuk menciptakan produk berupa Modul Berbasis Scientific Approach Melalui
Pengintegrasian Nilai-Nilai Ke-Islaman. Penelitian ini menggunakan model
pengembangan Reiser dan Molenda yaitu model ADDIE. Model ini terdapat 5 tahapan
yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation. Tahap
Implementation, Evaluation tidak dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya. Hasil
pengujian dari segi ahli materi presentase 89,4%, hasil uji desain presentase 88%,
hasil uji ahli keagamaan presentase 84,4%, hasil uji ahli guru presentase 85%, dan
hasil perhitungan tingkat keterbacaan peserta didik menunjukkan kelayakan
presentase sebesar 89,5%. Hasil pengujian oleh para ahli dan tingkat keterbacaan
peserta didik, masuk dalam kriteria “Sangat Layak” dan ”Sangat Kuat”. Pengembangan
modul bertujuan menghasilkan modul yang baik dan layak digunakan secara masal.
Kriteria tersebut menandakan bahwa modul yang telah dikembangkan dapat
digunakan dan siap dijadikan salah satu referensi bahan ajar biologi. Kelebihan dan
kelemahan modul yaitu dapat digunakan secara mandiri, dan produk yang
dikembangkan masih terbatas hanya satu materi.
Kata Kunci: Modul, Scientific Approach, Pengintegrasian Nilai Ke-Islaman.
Abstract
The module development will be able to push the student for reading
independent and helped the student to approach their objectives. The objective of this
research was to create some module with scientific approach based trough Islamic
values integration. These research used the Reiser and Molenda development model
which called ADDIE model. This model has 5 stages which are analysis, design,
development, implementation and evaluation. Implementation and evaluation unable to
be complished because of the time and cost limitation. The result from the material
expert were 89,4%, design evaluation percentage were 84,4%, religious expert
evaluation result percentage were 85%, teacher expert evaluation percentage 85%,
and the result of student legibility level showed a feasibility with percentage of 89,5%.
The result of expert evaluation and student legibility level were suitable within the
criteria of “very feasible” and “very strong”. Module development goal is produce a
good and decent to be used in a mass scale. It indicates that the module which is
developed is able to be used and could be one of the biology disipline reference text
199
Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
book in teaching. Strengths and weaknesses of the module are it can be used
independently and the developed product is still limited to only one material.
Keywords: Module, Scientific Approach, Through Islamic Values Intregation.
1. Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar.
Upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan mampu menggunakan alat-alat
yang tersedia. Guru dapat mengembangkan keterampilan membuat media
pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia [1].
Penguasaan sistem keilmuan yang islami itu senantiasa berada di bawah kendali iman
dan takwa kepada Allah SWT, sehingga misi Islam benar-benar dapat diturunkan
kedunia yakni dapat memberi rahmat kepada sekalian makhluk-Nya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi pada
tanggal 1 April 2016 di SMA Muhammadiyah 1 Purbolinggo, bahwa selama ini sekolah
sudah menggunakan Kurikulum 2013. Bahan ajar yang digunakan di sekolah ini masih
menggunakan buku paket dan LKS. Mengembangkan bahan ajar berupa modul, dapat
mendorong dan mengembangkan minat baca peserta didik secara mandiri dan
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yaitu diintegrasikan dengan
kegiatan belajar mengajar di kelas dan pada modul. Bahan ajar di sekolah belum
menggunakan modul, karena kurangnya minat guru dalam mengembangkan bahan
ajar berupa modul. Tujuan membuat bahan ajar berupa modul yaitu untuk
mempermudah peserta didik dalam memahami materi. Modul ditujukan untuk
membantu peserta didik agar bisa belajar secara mandiri tanpa tergantung pada guru.
Pendekatan scientific approach dapat dilakukan dengan menerapkan komponenkomponen yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring.
Mengembangkan modul berbasis scientific approach yang di dalamnya terdapat materi
pembelajaran biologi yang ada keterkaitan antara ayat suci Al-Qur’an, sehingga
peserta didik dapat mengetahui pada bagian-bagian isi dari materi sistem pernapasan
mengandung ayat suci Al-Qur’an. Materi ini mencakup nilai-nilai ke-Islaman
sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa sekolah belum pernah menerapkan bahan
ajar berupa modul berbasis scientific approach melalui pengintegrasian nilai-nilai keIslaman.
Modul diartikan sebagai unit pembelajaran berbentuk cetak. Modul ditinjau dari
wujud fisik berupa bahan pembelajaran cetak, fungsinya sebagai media belajar
mandiri, dan isinya berupa satu unit materi pembelajaran [2].
Modul adalah salah satu bentuk bahan ajar berbasis cetakan yang dirancang
untuk belajar secara mandiri oleh peserta didik, karena itu modul dilengkapi dengan
petunjuk untuk belajar sendiri [3].
Berdasarkan pengertian modul dapat disimpulkan bahwa modul adalah paket
pengajaran yang menjadikan peserta didik untuk lebih mandiri tanpa adanya guru
dalam proses pembelajaran peserta didik dapat mempelajari modul tersebut secara
mandiri. Pengajaran modul ini peserta didik diajak lebih aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga peserta didik dapat termotivasi jika modul yang dikembangkan
mudah dipahami oleh peserta didik dan bahasa yang digunakan pada modul tersebut
mudah diserap dan mudah dimengerti oleh peserta didik.
Komponen-komponen pendekatan ilmiah meliputi mengamati, bertanya,
menalar, mencoba, membentuk jejaring [4]. Pengertian integrasi sains dan teknologi
dengan agama islam dalam konteks sains modern bisa dikatakan sebagai
profesionalisme atau kompetensi dalam satu bidang ilmu tertentu yang bersifat duniawi
200
Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
seiring dengan kesadaran ketuhanan atau bahkan dibangun di atas pondasi kesadaran
ketuhanan [5].
2. METODE
Model pengembangan yang digunakan yaitu model ADDIE [6]. Model ini terdiri
dari 5 tahap pengembangan yaitu Analysis (menganalisis), Design (mendesain),
Development (mengembangkan), Implementation (melaksanakan), Evaluation
(menilai). Tahap Implementation (melaksanakan), Evaluation (menilai). Langkahlangkah mengembangkan modul ini yaitu:
1. Analysis (Menganalisis)
Tahapan awal untuk mengetahui permasalahan di dalam proses
pembelajaran, hal ini yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi dan
wawancara dengan guru Biologi SMA Muhammadiyah 1 Purbolinggo serta siswa
secara langsung. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap model ADDIE ini adalah
Analisis Kinerja dan Analisis Kebutuhan.
2. Design (Mendesain)
Tahap ini dilakukan untuk membuat desain pengembangan modul yang
bertujuan untuk mendapatkan format penulisan modul yang sistematika. Langkahlangkah dalam mendesain produk yang akan dikembangkan yaitu sebagai berikut:
a. Menentukan model pembelajaran yang sesuai
Model pembelajaran yang dikembangkan yaitu modul berbasis scientific
approach pada materi sistem pernapasan kelas XI SMA. Model pembelajaran
scientific approach ini diharapkan dapat membantu peserta didik dalam
melaksanakan proses pembelajaran, agar peserta didik lebih aktif dalam
mengikuti suatu pembelajaran. Komponen-komponen yang terdapat pada
model pembelajaran scientific approach ini yaitu meliputi komponen
mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring.
b. Menentukan produk yang akan dikembangkan
Produk yang dikembangkan yaitu modul yang terintegrasi nilai-nilai keIslaman. Modul ini terkait dengan nilai-nilai ke-Islaman, berupa ayat Al-Qur’an
yang berkaitan dengan materi sistem pernapasan kelas XI SMA yang terdapat
pada modul. Setiap sub-sub materi sistem pernapasan pada modul terdapat
ayat Al-Qur’an.
3. Development (Mengembangkan)
Tahap ini dilakukan untuk mengembangkan buku yang sudah ada menjadi
modul melalui pengintegrasian nilai-nilai ke-Islaman yang telah direvisi
berdasarkan masukan dari para ahli yaitu dosen Universitas Muhammadiyah
Metro dan guru biologi SMA Muhammadiyah 1 Purbolinggo. Modul yang
sebelumnya divalidasi terlebih dahulu oleh ahli, kemudian direvisi berdasarkan
masukan dan saran para ahli dan dinyatakan layak, nantinya akan diuji cobakan
kepada peserta didik.
Tahap teknik analisis data ini, langkah selanjutnya yaitu menganalisis data
yang telah diperoleh. Penelitian ini lebih menekankan pada bagaimana cara
mengembangkan modul melalui pengintegrasi nilai-nilai ke-Islaman.
1. Membuat Tabulasi Data
Menghitung persentase (%) jawaban dari hasil angket percobaan [7] dapat
dihitung melalui rumus sebagai berikut:
Rata − Rata Skor Validasi
Nilai =
x100%
Jumlah Skor Maksimal
201
Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
2.) Menafsirkan presentase angket untuk mengetahui kelayakan modul
secara menyeluruh [8] dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Kriteria Presentase Angket
No
Persentase
1.
2.
3.
4.
81%-100%
61%- 80%
41%-60%
21%-40%
Skor
Sangat Kuat
Kuat
Cukup
Kurang
5.
0%-20%
Sangat Kurang
Penelitian dikatakan berhasil apabila hasil dari angket berada pada
rentang skor 61%-80% dan 81%-100% menunjukan kriteria “Kuat” dan
“Sangat Kuat”, sehingga modul yang dikembangkan sudah layak untuk
digunakan dalam proses pembelajaran. Modul yang dikembangkan dapat
dikatakan belum layak digunakan jika hasil presentasenya <61%, sehingga
modul harus diperbaiki kembali.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil pengujian ahli yaitu bertujuan untuk menilai tingkat validitas modul
yang dikembangkan di nilai dari segi ahli materi, ahli desain, ahli agama, ahli guru. Tim
validator dalam pengujian ini sebanyak 5 orang. Pengujian oleh peserta didik bertujuan
untuk mengetahui tingkat keterbacaan modul yang telah dikembangkan. Peserta didik
yang menilai modul ini sebanyak 10 peserta didik.
Berdasarkan pengujian oleh ahli dan peserta didik dapat diketahui bahwa
dilakukan oleh ahli materi yang menilai kelayakan materi dalam modul menunjukkan
kelayakan dengan presentase 89,4%, pengujian oleh ahli desain yang menilai
kelayakan tampilan desain modul menunjukkan kelayakan dengan presentase 88%,
pengujian oleh ahli keagamaan yang menilai kelayakan nilai-nilai ke-Islaman pada
modul menunjukkan kelayakan dengan presentase 84,4%, pengujian oleh ahli guru
yang menilai kelayakan isi materi pembelajaran dalam modul menunjukkan kelayakan
dengan presentase 85%.
Berdasarkan hasil pengujian oleh ahli materi, ahli desain, ahli keagamaan, dan
ahli guru tersebut masuk dalam kriteria “Sangat Layak” dan “Sangat Kuat” [8]. Kriteria
dalam pengujian yang telah dilakukan tersebut menandakan bahwa modul yang telah
dikembangkan dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Modul yang
dikembangkan mendapatkan masukan dan saran oleh validator, bertujuan untuk
menghasilkan modul yang baik dan layak digunakan secara masal.
Pengembangan Modul ini berbasis scientific approach artinya dalam modul
terdapat komponen-komponen scientific approach yaitu mengamati, bertanya,
menalar, mencoba dan membangun jejaring. Berdasarkan hasil pengujian ahli desain,
ahli materi, ahli agama, dan ahli guru termasuk dalam kriteria “Sangat Layak” yaitu
presentase ahli desain adalah 88%, presentase ahli materi adalah 89,4%, presentase
ahli agama adalah 84,4%, dan presentase ahli guru adalah 85%, selain penilaian dari
tim ahli modul yang telah dikembangkan ini juga sudah dikatakan baik untuk
digunakan, berdasarkan penilaian yang diberikan oleh peserta didik untuk melihat
tingkat keterbacaan. Hasil rekapitulasi tersebut memberikan hasil akhir sebesar 89,5%,
sehingga modul ini sudah sangat baik dan masuk ke dalam kriteria “Sangat Layak”
untuk digunakan. Berdasarkan tahapan-tahapan tersebut, maka Modul yang telah
dikembangkan sesuai komponen-komponen modul pada materi sistem pernapasan
telah berhasil dan Modul ini layak untuk digunakan dan siap untuk dijadikan sebagai
202
Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
salah satu referensi bahan ajar biologi berbasis scientific approach yang terintegrasi
nilai-nilai ke-Islaman.
Bahan ajar modul yang telah dikembangkan memiliki kelebihan dan kelemahan,
yaitu sebagai berikut:
1. Kelebihan Produk Hasil Pengembangan
a. Modul yang dikembangkan dapat digunakan secara mandiri karena dilengkapi
dengan denah modul dan petunjuk penggunaan modul.
b. Modul yang dikembangkan memuat komponen-komponen scientific approach
yang mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam proses
pembelajaran
c. Modul yang dikembangkan mampu meningkatkan daya berfikir peserta didik
untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam modul.
d. Modul yang dikembangkan dilengkapi dengan soal-soal diskusi dalam
membentuk sebuah kelompok ataupun membentuk jejaring.
e. Kegiatan yang terdapat dalam modul yang harus dikerjakan mampu
meningkatkan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didk.
2. Kelemahan Produk Hasil Pengembangan
a. Produk bahan ajar yang dikembangkan masih terbatas hanya pada materi
sistem pernapasan kelas XI.
b. Soal-soal ataupun tugas kegiatan dalam modul masih sedikit.
c. Isi materi dalam modul yang dikembangkan masih kurang luas.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil validasi terhadap tingkat kelayakan dan keterbacaan peserta
didik maka dapat diketahui bahwa modul hasil pengembangan dinyatakan layak untuk
digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah. Saran dan masukannya agar guru
dapat memanfaatkan hasil pengembangan dalam kegiatan proses pembelajaran, guna
menunjang kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik. Modul biologi berbasis
scientific approach diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber
referensi belajar peserta didik sekolah menengah atas (SMA) khususnya pada materi
sistem pernapasan.
Penyebaran produk ini juga dapat dilakukan, guna mendapatkan masukan dan
saran, sehingga produk yang dihasilakan akan menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi
peserta didik lainnya. Tahapan produk yang telah direvisi akan disebarkan dalam skala
kecil, tidak sampai skala yang besar. Sasaran penyebaran modul ini yaitu peserta didik
kelas XI, guru Biologi, dan perpustakaan di SMA Muhammadiyah 1 Purbolinggo. Saran
dan masukannya produk ini dapat disebarluaskan atau digunakan di semua kelas di
sekolah yang bersangkutan, atau bahkan di semua sekolah menengah atas (SMA),
namun penyebaran produk pengembangan ini harus tetap memperhatikan karakteristik
dari peserta didik, sehingga penyebaran produk tidak sia-sia.
Pengembangan produk berupa modul yang telah dilakukan dapat digunakan
secara masal sebagai sumber belajar. Guru dapat mengembangkan modul yang telah
dikembangkan agar lebih baik lagi. Penelitian dapat dilanjutkan untuk tahap
selanjutnya, agar modul yang sudah dikembangkan sebelumnya menjadi modul yang
lebih baik lagi untuk digunakan sebagai bahan ajar di sekolah menengah atas (SMA).
Saran dan masukannya produk yang dikembangkan tidak hanya digunakan secara
offline namun bisa dikembangkan secara online, sehingga peserta didik dapat
mengakses dan menggunakan media pembelajaran, namun semuanya itu harus
mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
203
Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
DAFTAR PUSTAKA
[1] Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
[2] Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksara.
[3] syhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:
Gaung Persada (GP).
[4] Fauziah, Resti, dkk. 2013. Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi
Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Invotec. 9. (2) (2013): 165-178.
[5] Yuliawati, F, dkk. 2013. Pengembangan Modul Pembelajaran Sains Berbasis
Integrasi Islam-Sains untuk Peserta Didik Difabel Netra MI/SD Kelas 5 Semester 2
Materi Pokok Bumi dan Alam Semesta. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia
(Indonesian Journal of Science Education) 2.(2) (2013).
[6] Salma, Dewi Prawiradilaga. 2007. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
[7] Herdianawati, Savitri, Fitrihidajati, Herlina, Purnomo, Tarzana, 2013.
Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Inkuiri Berbasis Berfikir Kritis Pada
Materi Daur Biogeokimia Kelas X. Jurnal BioEdu. Vol.2. No. 1.
[8] Fahrucah, Eren dan Bambang Sugiarto. 2012. Pengembangan Lembar Kerja Siswa
pada Pembelajaran Kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Laju Reaksi Melalui Pendekatan Seafolding. Unesa Jurnal Of
Chemical Education. ISSN: 2252-9454. Vol. 1. No. 1.
204
Seminar Nasional Pendidikan 2017
Download