ANALISA KEBUTUHAN PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT CUT MEUTIA KOTA LHOKSEUMAWE Syaifuddin Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Email: [email protected] ABSTRAK Sebagian besar karyawan Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kota Lhokseumawe (RSUCM Lhokseumawe) dan pasiennya masih menggunakan sepeda motor sebagai sarana transportasi. Hal ini disebabkan karena murah dan cepatnya untuk mencapai tujuan. Banyaknya sepeda motor menyebabkan timbulnya permintaan akan ruang parkir untuk memarkirkan kendaraan tersebut. Dari hasil pengamatan di lapangan, pada jam-jam tertentu pengendara sepeda motor masih sulit mendapatkan ruang parkir yang kosong karena telah terlampauinya kapasitas parkir, Pengambilan data dilakukan dengan mencatat nomor kendaraan dan waktu kendaraan yang masuk dan keluar dari area parkir. Data tersebut diperlukan untuk melihat karakteristik parkir yang terjadi berupa; akumulasi parkir, indeks parkir, pergantian parkir dan kebutuhan akan ruang parkir yang proporsional dengan kondisi lapangan. Berdasarkan hasil penelitian, lokasi parkir yang ada saat ini tidak mampu lagi menampung seluruh kendaraan roda dua sesuai dengan standar Dirjen Perhubungan Darat. Analisis terhadap kebutuhan ruang parkir pada RSUCM menunjukkan bahwa kebutuhan ruang parkir untuk roda dua sebanyak 295 SRP dan roda empat sebanyak 48 SRP. Oleh karena itu diusulkan penempatan ruang parkir baru berdasarkan pada dua altematif yaitu; a). parkir roda empat ditempatkan pada bagian depan komplek RSUCM, sedangkan parkir roda dua dapat ditempatkan pada area on street parking pada posisi tempat parkir roda empat saat ini, atau b). parkir roda dna dan roda empat ditempatkan pada bag ian depan komplek RSUCM, sedangkan area parkir roda empat saat ini yang berdekatan dengan klinik dapat dimanfaatkan untuk parkir kendaraan roda empat paramedis (dokter spesialis) ternasuk ambulan. Kala Kunci: parkir, SRP, kebutuhan parkir ABSTRACT Most employees of Cut Meutia Public Hospital of Lhokseumawe and patients who visit it still use motor cycle as a mean of transportation. It is because more affordable, cheap and fast to achieve the destination. The big amount of motorcycle causes the need for parking spaces to park the vehicle. Based on the observation in the field, at the certain hours the motor cycle are still difficult to get parking space because of exceeding the parking capacity. Data collected by recording the police number of vehicles and the time vehicles enter and exit from the parking area. The data was needed to show what happens in the fonn of parking characteristics include; accumulation parking, parking indices, turnover of parking and the need for parking spaces proportional with field conditions. Based on the results, parking space provided currently is not able to accommodate all motor cycles in accordance with the standards of the Directorate General of Land Transportation. Analysis of the parking space requirements to RSUCM indicate that parking space requirements for motorcycles 295 SRP and cars 48 SRP. Therefore the proposed placement of new parking spaces based on two alternatives, namely: a). Car parking area can be placed on the front of the RSUCM: complex, while the motor cycles parking area can be placed on on-street parking in the current car parking area, or b). parking area for motor cycles and cars placed on the front of the RSUCM complex, while the current car parking area which is nearby the clinic can be used for the parking of car's paramedics (specialist including ambulance. Keywords: parking, SRP, parking space need 1 PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) milik Pemda Aceh Utara yang terletak di Desa Buket Rata Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe sedang berbenah diri untuk menyongsong verifikasi dan kompetensi guna pencapaian status Badan Layanan Umum (BLU) yang ditargetkan terlaksana di akhir tahun 2013 yang lalu. Hal ini dilakukan demi tercapainya pelayanan kesehatan yang maksimal bagi masyarakat Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, disamping itu dengan disahkannya RSUD Cut Mutia sebagai salah satu Rumah Sakit yang menggunakan system BLU maka secara otomatis kesejahteraan para tenaga medis yang mengabdi di rumahsakit yang telah berubah setatus dari RSUD Type C menjadi Type B akan semakin membaik. Dari tahun ke tahun peningkatan jumlah pasien beserta tenaga medis terus mengalami peningkatan. Dari sisi pelayanan di sejumlah Puskesmas di Kota Lhokseumawe terlihat mengalami keterbatasan akibat masih minimnya dokter spesialis dan peralatan medis, sehingga Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) Kota Lhokseumawe merupakan RSU rujukan dari setiap puskesmas, maka tidak mengherankan kalau penggunaan tempat parkir mengalami over kapasitas akibat banyaknyanya pasien yang di rujuk ke RSU tersebut, dengan adanya penambahan jumlah pasien dan tenaga medis maka ruang parkir yang ada tidak lagi mampu menampung jumlah kendaraan, sehingga pemanfaatan tempat parkir di ruang terbuka tidak dapat dihindarkan, yang berakibat terganggunya lalu lintas yang akan parkir terutama kendaraan roda empat, berkurangnya lebar efektif jalan dan menimbulkan kesemrautan perparkiran di depan RSUCM Kota Lhokseumawe. Kapasitas parkir yang ada tidak dapat menampung permintaan akan ruang parkir, lebih lanjut telah mengganggu kenyamanan dan keindahan RSUCM tersebut. Kondisi tersebut perlu mendapat penanganan yang serius terutama dari fihak manajemen RSUCM, sehingga aliran lalu lintas dan kondisi kendaraan yang parker di setiap tempat parker dapat memenuhi standar keamanan dan kenyamanan para pengguna jalan untuk beberapa tahun ke depan, lebih-lebih saat ini peningkatan kendaraan di Aceh telah mencapai angka rata-rata 6% per tahun. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Hobbs (1995) parkir dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu: 1. Parkir di badan jalan ( on street ) Parkir di badan jalan ( on street ) adalah fasilitas yang langsung tersedia pada jalur jalan tertentu tetapi tidak mengurangi jalur lalu lintas; 2. Parkir diluar jalan ( off street ) Parkir diluar jalan ( off street ) adalah fasilitas parkir di luar jalur lalu lintas jalan, dapat terbentuk areal parkir atau gedung parkir. Menurut Hobbs (1995), karakteristik parkir meliputi: akumulasi parkir, yaitu jumlah kendaraan yang diparkir disuatu tempat pada waktu tertentu. Volume parkir, yaitu jumlah kendaraan yang terlibat dalam suatu badan parkir per periode tertentu, biasanya per hari. Durasi parkir, yaitu lamanya suatu kendaraan parkir pada suatu lokasi parkir. Turnover parkir, yaitu tingkat penggunaan ruang parkir pada areal parkir pada waktu tertentu. Indeks parkir, yaitu prosentase ruang yang ditempati oleh kendaraan parkir pada waktu tertentu dibagi ruang parkir seluruhnya. 2 Dirjen Perhubungan Darat (1996) menentukan besarnya Satuan Ruang Parkir (SRP) dipengaruhi: Dimensi kendaraan standar. Ruang bebas kendaraan perkir, ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada kendaraan arah lateral dan langitudinal. Lebar bukaan pintu kendaraan, ukuran bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai kendaraan yang bermanfaat fasilitas parkir. Akumulasi parkir merupakan jumlah kendaraan yang diparkir di suatu tempat pada waktu tertentu dan dapat dibagi sesuai dengan kategori. Persamaan untuk penentuan akumulasi parkir sebagai berikut: Akumulasi = Ei – Ex Keterangan: Ei = Entry (kendaraan yang masuk lokasi) Ex = Exit (kendaraan yang keluar lokasi ) Bila sebelum pengamatan sudah terdapat kendaraan yang parkir maka banyaknya kendaraan yang telah parkir dijumlahkan dalam harga akumulasi parkir yang telah dibuat, sehingga Persamaannya sebagai berikut: Akumulasi = Ei – Ex + X Keterangan: X = jumlah kendaraan yang telah diparkir sebelum pengamatan Menurut Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian fasilitas parkir oleh Dirjen Perhubungan Darat (1998), akumulasi parkir dapat diketahui dengan cara menjumlahkan kendaraan yang telah parkir sebelum jam penelitian (beban parkir sebelumnya) dengan kendaraan yang masuk kemudian dikurangi dengan jumlah kendaraan yang keluar pada periode waktu yang sama sbb: Kp no n(masuk ) n(keluar ) t Keterangan: Kp = Jumlah kendaraan yang parkir (kendaraan/jam) t = waktu tinggal kendaraan di lokasi parkir (jam) ∑no = beban parkir ∑n(masuk) = Jumlah kendaraan masuk (kend); ∑n(keluar) = Jumlah kendaraan keluar (kend); Durarsi parkir yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu, biasanya per hari. Waktu yang digunakan kendaraan untuk parkir, dalam menitan atau jam- jaman, menyatakan lama parkir. Persamaan untuk penentuan durasi parkir sebagai berikut: Durasi = Extime – Entime Keterangan: Extime = waktu saat kendaraan keluar dari lokasi parkir Entime = waktu saat kendaraan masuk ke lokasi parkir Pergantian parkir (parking turnover) menunjukkan tingkat penggunaan ruang parkir, dan diperoleh dengan membagi volume parkir dengan luas ruang parkir untuk periode waktu tertentu. Persamaan untuk penentuan pergantian parkir (parking turnover) sebagai berikut: 3 volume parkir ruang parkir yang tersedia Tingkat penggunaan ruang parkir adalah perbandingan dari jumlah kendaraan yang diparkir pada suatu waktu dengan jumlah ruang parkir. Tingkat penggunaan parkir dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Kp PTO PP Keterangan: PTO = Tingkat penggunaan parkir (kend/petak parkir/jam); Kp = Jumlah kendaraan parkir (kend); ∑PP = Jumlah petak parkir (petak). tingkat turn over Indeks parkir adalah ukuran yang lain untuk menyatakan penggunaan panjang jalan dan dinyatakan dalam persentase ruang yang ditempati oleh kendaraan parkir. Persamaan untuk penentuan indeks parkir sebagai berikut: akumulasi parkir Indeks parkir x 100% ruang parkir yang tersedia Ketersediaan parkir (parking supply) adalah jumlah kendaraan yang dapat parkir di suatu areal parkir pada suatu waktu. Ketersediaan parkir dapat dihitung dengan persamaan berikut: N . T P .F D Keterangan: P = ketersediaan parkir (kendaraan); N = Jumlah petak parkir yang disediakan (petak) T = waktu N (jam) D = durasi parkir rata-rata (jam/kendaraan) F = faktor inefisiensi, (0,85-0,95) Kebutuhan parkir adalah jumlah tempat parkir yang dibutuhkan untuk menampung kendaraan yang membutuhkan parkir, dapat dihitung dengan cara membagi jumlah kendaraan yang parkir dengan nilai parking turnover-nya, dengan rumus berikut: Kp NP TPP Keterangan: NP = kebutuhan parkir (petak); Kp = jumlah kendaraan parkir (kend./jam) TPP = Tingkat penggunaan parkir (kend/petak parkir/jam) Satuan ruang parkir adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor) termasuk ruang bebas dan lebar bukaan pintu (Perhubungan Darat No.272/HK.105/DRJD/ Tahun 1996). Dengan demikian dapat dikatakan satuan ruang parkir adalah ukuran kebutuhan ruang untuk parkir suatu kendaraan dengan aman dan nyaman dengan ruang seefisien mungkin (Munawar, 2006). 4 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di lokasi parkir pada RSUCM Kota Lhokseumawe. Survai dilaksanakan selama 1 hari, yaitu hari Senin yaitu pada pukul 7.00 s/d 15.00 WIB sesuai dengan pola pelayanan parkir tersibuk sepanjang hari. Tim surveyor ditempatkan pada 2 pos pengamatan yaitu; Lokasi Pos A pada pintu gerbang Timur dan Pos B pada pintu gerbang Barat RSUCM. Tim survey melakukan pencatatan terhadap plat nomor serta waktu kendaraan keluar masuk RSUCM. Selanjutnya diperlukan data primer yang meliputi variabel-variabel yang diukur di lapangan yaitu melalui pengukuran luas areal parkir, pencatatan durasi parkir, dan jumlah kendaraan. Peralatan survey yang diperlukan adalah counter yang digunakan untuk menghitung volume kendaraan, arloji digital untuk mengukur waktu lamanya kendaraan menempati ruang parkir. Selanjutnya pengolahan dan analisis data hasil penelitian akan memberikan gambaran tentang; akumulasi parkir, durasi parkir, indek parkir, turn over parkir serta kebutuhan satuan ruang parkir (SRP) yang diperlukan untuk memenuhi permintaan ruang parkir saat ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian pada RSUCM Kota Lhokseumawe menunjukkan bahwa terdapat perbedaan akumulasi parkir kendaraan roda dua dan roda empat pada lokasi parkir, hal tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan volume antara kendaraan roda dua dan roda empat. Akumulasi parkir roda dua maksimum terjadi pada antara pukul 10:00 s/d 11:00 WIB sebanyak 429 kendaraan, sedangkan roda empat maksimum sebanyak 92 kendaraan juga terjadi pada pukul 10:00 s/d 11:00 WIB. Durasi parkir merupakan waktu kendaraan yang keluar dari lokasi parkir dikurangi dengan waktu kendaraan yang masuk ke lokasi parkir pada waktu-waktu tertentu. Dari data yang diperoleh, durasi parkir kenderaan roda dua pada lokasi parkir RSUCM maka diperoleh data sebagai berikut; jumlah durasi parkir rata-rata kendaraan roda dua sebesar 2,31 jam, jumlah durasi parkir roda dua maksimum sebesar 7,51 jam, jumlah durasi parkir rata-rata roda empat sebesar 1,41 jam, jumlah durasi parkir roda empat maksimum sebesar 8,30 jam, jumlah total kendaraan empat yang masuk ke RSUCM selama penelitian adalah 309 kendaran, sedangkan jumlah total kendaraan roda 2 sebanyak 1201 kendaraan, selanjutnya jumlah petak parkir existing roda empat sebanyak 55 SRP dan jumlah petak parkir existing roda dua 100 SRP. Berikut ini ditampilkan durasi parkir setiap jam untuk kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat. 5 Gambar 1. Jumlah Kendaraan vs Durasi Parkir Roda Dua Gambar 2 Jumlah Kendaraan vs Durasi Parkir Roda Empat Berdasarkan trend grafik jumlah kendaraan vs durasi parkir roda dua terlihat bahwa jumlah kendaraan yang parkir antara 0 s/d 1 jam menempati angka tertinggi hal tersebut dapat terjadi karena sebagian besar pengunjung yang datang merupakan pasien dengan status pengobatan rawat jalan serta waktu berkunjung yang bersifat sementara, baik pengunjung yang sifatnya mengunjungi orang sakit maupun hanya sebagai pengantar ke 6 rumah sakit saja. Pemilik kendaraan yang membutuhkan lamanya waktu untuk memarkirkan kendaraannya lebih dari 4-5 jam adalah terutama bagi mereka yang bertugas di RSUCM, serta keluarga dan pendamping pasien. Untuk kendaraan roda empat pola fluktuasi grafik hubungan antara jumlah kendaraan dan durasi parkir yang terjadi hampir sama dengan kendaraan roda dua, hal ini terjadi karena aktifitas pelayanan yang terjadi pada RSUCM Kota Lhokseumawe sebenarnya secara umum telah diketahui oleh masyarakat, sehingga kehadiran pasien dan pengunjung juga menyesuaikan dengan kondisi pada RSUCM. Tabel 1 Rekapitulasi Data Kendaraan Roda Dua Pukul Jlh Masuk Jlh Keluar 07:00-08:00 08:00-09:00 83 283 215 155 104 88 89 102 81 51 103 103 106 157 182 195 164 140 09:00-10:00 10:00-11:00 11:00-12:00 12:00-13:00 13:00-14:00 14:00-15:00 15:00-16:00 Akumulasi Parkir 139 297 392 429 368 267 154 84 19 Indeks Parkir 139% 297% 392% 429% 368% 267% 154% 84% 19% Pergantian Kebutuhan Parkir Ruang Parkir 12.0 295 Tabel 2 Rekapitulasi Data Kendaraan Roda Empat Pukul Jlh Masuk Jlh Keluar 07:00-08:00 08:00-09:00 14 85 68 44 26 20 23 19 10 6 30 36 35 42 23 55 38 43 09:00-10:00 10:00-11:00 11:00-12:00 12:00-13:00 13:00-14:00 14:00-15:00 15:00-16:00 Akumulasi Parkir 10 57 84 92 78 75 48 31 3 Pergantian Parkir 5.6 Indeks Parkir 18% 104% 153% 167% 142% 136% 87% 56% 5% Kebutuhan Ruang Parkir 48 Pembahasan Akumulasi parkir yang terjadi pada RSU Cut Meutia Kota Lhokseumawe mencapai puncaknya pada jam 10.00 s/d 11.00, hal tersebut disebabkan oleh kondisi Dokter Spesialis yang kehadirannya pada klinik masing-masing baru dimulai sejak pukul 09.30, kondisi ini juga disebabkan oleh sebagian Dokter Spesialis terlebih dahulu melakukan cek rutin terhadap pasien yang sedang rawat inap di pagi hari, sehingga jumlah pasien yang antri pada bagian umum dan registrai semakin banyak yang menyebabkan penggunaan parkir membutuhkan 7 waktu yang relatif panjang. Akumulasi parkir akan terus menurun setelah pukul 11.00 WIB baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat. Akumulasi parkir maksimum terjadi pada pukul 10:00 s/d 11:00 WIB, dengan indeks parkir tertinggi pada roda dua 429 % dan 167% untuk roda empat. Pergantian parkir untuk roda dua adalah 12 kali dan roda empat 5,6 kali. Sebagai bahan kajian bahwa kondisi jam sibuk yang perlu diperhatikan adalah pada saat pukul 10.000 s/d 12.00, pada kondisi ini kendaraan yang parkir di tempat parkir benar-benar telah melampaui kapasitasnya sehingga banyak kendaraan yang parkir tidak lagi pada tempat parkir yang telah disediakan melainkan terpaksa mencari lokasi parker di luar area parkir yang telah disediakan misalnya pada lokasi taman, di pinggir jalan, di bawah pohon dan lain-lain. Secara estetika hal tersebut telah mengurangi kenyamanan, keindahan dan kerapian pada RSUCM Kota Lhokseumawe. Untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut fihak manajemen RSUCM sebenarnya masih dapat memanfaatkan ruang kosong yang ada di sekitar RSCUM seperti pada bagian depan komplek RSUCM. Analisis terhadap kebutuhan ruang parkir pada RSUCM Kota Lhokseumawe menunjukkan bahwa kebutuhan ruang parkir untuk roda dua sebanyak 295 SRP dan roda empat sebanyak 48 SRP. Kondisi ini merupakan hasil analisis kondisi ratarata yang terjadi sepanjang hari, namun untuk mendapatkan ruang parkir yang sesuai dalam penelitian ini diusulkan penempatan ruang parkir baru berdasarkan pada alternatif sebagai berikut: Alternatif I: Parkir roda empat ditempatkan pada bagian depan komplek RSUCM, sedangkan parkir roda dua dapat ditempatkan pada area on street parking pada posisi tempat parkir roda empat saat ini, hal tersebut menguntungkan bagi pengendara roda dua karena posisinya berdekatan dengan klinik Dokter Spesialis lebih lanjut sebagai pertimbangan adalah karena sebagian besar pengunjung adalah pengendara roda dua. Alternatif II: Parkir Roda dua dan roda empat ditempatkan pada bagian depan komplek RSUCM, sedangkan area parkir roda empat (off street parking) yang berdekatan dengan klinik dapat dimanfaatkan untuk parkir kendaraan roda empat paramedis (dokter spesialis) termasuk ambulance, sehingga kebutuhan akan ruang parkir dapat ditata secara maksimal dan dapat menghindari ketidakteraturan dalam hal memarkir kendaraan. SIMPULAN Akumulasi parkir maksimum terjadi pada pukul 10:00 s/d 11:00 WIB, dengan indeks parkir tertinggi pada roda dua 429 % dan 167% untuk roda empat. Pergantian parkir untuk roda dua adalah 12 kali dan roda empat 5,6 kali. Selanjutnya kebutuhan ruang parker yang diperlukan untuk roda dua sebanyak 295 SRP dan roda empat sebanyak 48 SRP. Solusi untuk memenuhi kebutuhan SRP dapat dilakukan dengan membangun lokasi parker baru untuk kendaraan roda empat, sedangkan untuk kendaraan roda dua dapat memanfaatkan on street parking yang tersedia. 8 SARAN 1. Diperlukan adanya penataan lokasi parkir yang dilengkapi dengan marka parkir terutama jika terpaksa dilakukan parkir di atas badan jalan (on street parkir). Lebih lanjut diperlukan adanya aturan yang jelas agar kendaraan yang akan parkir tidak akan memarkirkan kendaraan pada sembarang tempat. 2. Diperlukan adanya lokasi perparkiran baru mengingat kendaraan yang parkir saat ini telah menempati lokasi yang tidak diperuntukkan untuk parkir. Sementara lahan yang tersedia masih memungkinkan digunakan untuk perluasan lokasi parkir. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1996, Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No.272/HK.105/DRJD, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Parkir, Departemen Perhubungan, Jakarta. Anonim, 1998,Pedomana Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan, Jakarta. ___________, 1999, Pedoman Pengumpulan Data Lalu Lintas Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta. Hobbs, F.D., 1995, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Munawar A., 2006, Manajemen Lalu Lintas Perkotaan, Beta Offset, Jogjakarta. 9