Kepedulian terhadap sanitasi lingkungan diprediksi dari tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga pada keluarga sejahtera I kelurahan Kerten kecamatan Laweyan kota Surakarta Oleh : Bustanul Arifin K.4398017 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Kepedulian Terhadap Sanitasi Lingkungan Diprediksi dari Tingkat Pendidikan Ibu dan Pendapatan Keluarga pada Keluarga Sejahtera I Kelurahan Kerten Kecamatan Laweyan Kota Surakarta”, dapat dideskripsikan seperti pada tabel 3. Adapun perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4. Tabel 3. Rangkuman Deskripsi Data Penelitian Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X1 60 10,97 3,283 6 16 X2 60 509,166 174,543 200 900 Y 60 231,65 19,815 175 256 Keterangan : X1 : Tingkat Pendidikan Ibu X2 : Pendapatan Keluarga (dalam ribuan) Y : Kepedulian terhadap Sanitasi Lingkungan Rangkuman deskripsi di atas dapat dibuat sebaran frekuensi dan dapat disajikan histogram yang lebih memperjelas sebaran frekuensi variabel Y (kepedulian terhadap sanitasi lingkungan), X1 (tingkat pendidikan ibu), X2 47 48 (pendapatan keluarga). Adapun perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4. 1. Hasil Skor Kepedulian Terhadap Sanitasi Lingkungan Pada variabel tersebut didapatkan sebaran frekuensi dengan i = 12, seperti pada tabel 4. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4. Tabel 4. Sebaran Frekuensi Kepedulian Terhadap Sanitasi Lingkungan Kelas Interval Batas Kelas Nyata Frekuensi 175 – 186 187 – 198 199 – 210 211 – 222 223 – 234 235 – 246 247 – 258 174,5 186,5 198,5 210,5 222,5 234,5 246,5 258,5 4 0 4 5 13 21 13 Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat dibuat histogram sebagai berikut: y 25 21 Frekuensi 20 15 13 13 10 5 4 4 5 0 x 0 174,5 186,5 198,5 210,5 222,5 234,5 246,5 258,5 Kepedulian Terhadap Sanitasi Lingkungan 49 Gambar 3. Histogram dan Poligon Skor Kepedulian Terhadap Sanitasi Lingkungan Keluarga Sejahtera 1 Kelurahan Kerten Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. 2. Tingkat Pendidikan Ibu Pada variabel tersebut didapatkan sebaran frekuensi dengan i = 2, seperti pada tabel 5. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4. Tabel 5. Sebaran Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu Kelas Interval Batas Kelas Nyata 5,5 7,5 9,5 11,5 13,5 15,5 17,5 19,5 6-7 8-9 10-11 12-13 14-15 16-17 18-19 Frekuensi 13 8 0 29 0 10 0 Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat dibuat histogram sebagai berikut: y 35 29 30 Frekuensi 25 20 15 13 10 8 10 5 0 0 0 x 0 5,5 7,5 9,5 11,5 13,5 Tingkat Pendidikan Ibu 15,5 17,5 19,5 50 Gambar 4. Histogram dan Poligon Skor Tingkat Pendidikan Ibu Keluarga Sejahtera 1 Kelurahan Kerten Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. 3. Pendapatan Keluarga Pada variabel tersebut didapatkan sebaran frekuensi dengan i = 100, seperti pada tabel 6. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4. Tabel 6. Sebaran Frekuensi Pendapatan Keluarga Interval 200 - 300 301 - 401 402 - 502 503 - 603 604 - 704 705 - 805 806 – 906 Batas Kelas Nyata 199,5 300,5 401,5 502,5 603,5 704,5 805,5 906,5 Frekuensi 5 18 17 6 4 6 4 Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat dibuat histogram sebagai berikut: Frekuensi y 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 18 5 17 6 6 4 4 x 199,5 300,5 401,5 502,5 603,5 704,5 805,5 906,5 Pendapatan Keluarga 51 Gambar 5. Histogram dan Poligon Skor Pendapatan Keluarga pada Keluarga Sejahtera 1 Kelurahan Kerten Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. B. Hasil Uji Persyaratan Analisis Pengujian persyaratan analisis meliputi uji normalitas, uji linieritas, dan uji independensi, sehingga dapat dibuat hasil uji persyaratan analisis seperti pada tabel 7. Adapun perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 5. Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Normalitas, Independensi dan Linieritas. Uji Hasil Tabel Kriteria Keputusan Normalitas c2 =7,500 c2 = 35,4 c2 hasil < c2tabel Normal r1,2 = 0,148 r = 0,254 r1,2 (hasil) < rtabel Independen Independensi Linieritas X1 – Y F = 1,387 F = 2,544 F hasil < Ftabel Linier Linieritas X2 – Y F = 1,924 F = 1,995 F hasil < Ftabel Linier Untuk lebih melengkapi adanya asumsi linier maka disajikan diagram Kepedulian Terhadap Sanitasi Lingkungan pencar, dengan bentuk grafik persamaan sebagai berikut: e 250 e Y = 207,31 + 2,22 * x1 = 0,14 e e e e e R-Square e e e e 240 230 e e e e e e e e e e e e e e e e e e 210 e 200 e e e e 220 e e e e e 190 180 e e e 170 6 8 10 12 Tingkat Pendidikan Ibu 14 16 52 Kepedulian Terhadap Sanitasi Lingkungan Gambar 6. Diagram Pencar Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kepedulian Terhadap Sanitasi Lingkungan 250 e e e e e e e e e e e e e e e e 240 e e e e e e e 230 e e e e e e e e e e e 220 e e e e e e e e e e e e 210 e e 200 e e Y = 253,19 + -0,04 * x2 R-Square = 0,14 190 180 e e e e 200 300 400 500 600 700 800 900 Pendapatan Keluarga Gambar 7. Diagram Pencar Pendapatan Keluarga dengan Kepedulian Terhadap Sanitasi Lingkungan Dari grafik di atas dihasilkan bentuk persamaan sebagai berikut : 1) Diagram pencar X1 dengan Y Ŷ = 207,31 + 2,22 X1 2) Diagram pencar X2 dengan Y Ŷ = 253,19 + -0,04 X 2 C. Hasil Uji Hipotesis Secara keseluruhan hasil uji hipotesis dalam penelitian tersebut dapat dibuat tabel sebagai berikut: Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis 53 Sumber Persamaan Garis Regresi X1 – Y Ŷ = 207,31 + 2,22 X1 X2 – Y Ŷ = 253,19 + (-0,04) X2 rxy 0,368 FHitung 9,068 FTabel Kriteria H0 4,008 Fhitung > FTabel Ditolak 0,373 9,358 4,008 Fhitung > FTabel Ditolak X(1,2) – Y Ŷ = 228,28 + 2,61 x1 + (-0,05) X2 0,567 13,529 3,162 Fhitung > FTabel Ditolak Sumbangan relatif dan efektif masing-masing variabel bebas dapat dilihat pada tabel 9. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 6. Tabel 9. Rangkuman Hasil Bobot Prediktor dari Kedua Variabel Bebas Variabel X1 X2 Sumbangan Relatif (%) 49,41 50,59 Sumbangan Efektif (%) 15,91 16,29 D. Pembahasan Hasil Analisis Data Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 7 dapat dijelaskan bahwa seluruh sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hal tersebut berarti pengambilan sampel benar-benar dilakukan secara acak atau random. Dengan demikian kesimpulan yang berlaku bagi sampel dapat digeneralisasikan pada populasi. Untuk hasil uji linieritas dari kedua variabel bebas dengan variabel terikat menyatakan hubungan yang linier. Dari hasil uji independensi dari variabel X1 dan variabel X2 tidak saling terkait atau independen. Sehingga uji prasyarat analisis data telah terpenuhi maka dapat dilanjutkan ke uji hipotesis. Berdasarkan pengujian hipotesis X1 terhadap pada tabel 8, diketahui bahwa F = 9,068, sedang F0,95 (1,58) = 4,008. Fhitung > Ftabel sehingga dinyatakan H0 ditolak dan Ha diterima. Dalam diagram pencar diperoleh persamaan garis regresi antara X1 dengan Y adalah Ŷ = 207,31 + 2,22 X1. Derajat hubungan rX2Y = 0,368 > r(60) = 0,254, sumbangan relatif dan efektif X2 terhadap Y sebesar 49,41 % dan 15,91%. Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan kepedulian terhadap sanitasi lingkungan. Persamaan di atas menunjukkan adanya hubungan positif, berarti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, semakin tinggi pula kepedulian ibu terhadap sanitasi lingkungannya. Sedangkan hasil obervasi lapangan memperlihatkan kepedulian 54 ibu rumah tangga yang memiliki tingkat pendidikan tinggi lebih peduli dengan diindikasikan semakin nyaman dan sehat lingkungan tempat tinggalnya. Dengan kata lain kepedulian terhadap sanitasi lingkungan dapat diprediksi dari tingkat pendidikan ibu. Kesimpulan tersebut telah menjawab hipotesis di atas. Sesuai pula dengan asumsi peneliti bahwa pengetahuan lingkungan didapatkan pada pendidikan formal yang ditempuh ibu. Ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi lebih peduli terhadap sanitasi di lingkungannya dari pada ibu yang tingkat pendidikannya rendah. Berdasar hasil pengujian hipotesis X2 terhadap Y pada tabel 8, diketahui bahwa F = 9,358, sedang F0,95 (1,58) = 4,008. Fhitung > Ftabel sehingga dinyatakan H0 ditolak dan Ha diterima. Dalam diagram pencar diperoleh persamaan garis regresi antara X2 dengan Y yaitu, Ŷ = 253,19 + (-0,04) X2. Derajat hubungan rX1Y = 0,373 > r(60) = 0,254, sumbangan relatif dan efektif X1 terhadap Y sebesar 50,59 % dan 16,29 %. Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan yang signifkan antara pendapatan keluarga dengan kepedulian terhadap sanitasi lingkungan. Namun persamaan dalam diagram pencar di atas menunjukkan adanya hubungan negatif. Hasil perhitungan analisis di atas dapat menjawab hipotesis 2, sebab kepedulian terhadap sanitasi lingkungan dapat diprediksi dari pendapatan keluarga. Hubungan negatif di atas menjelaskan adanya perbandingan terbalik antara pendapatan keluarga dengan kepedulian terhadap sanitasi lingkungan. Artinya semakin tinggi pendapatan keluarga, semakin rendah kepedulian terhadap sanitasi lingkungan. Fakta tersebut terjadi karena kodisi di lapangan menunjukkan kurangnya kepedulian ibu yang pendapatan keluarganya relatif tinggi, karena mereka mobilitas mereka yang kurang berada di rumah. Banyak diantara ibu-ibu rumah tangga tersebut yang juga bekerja, guna lebih meningkatkan pendapatan keluarganya. Kurangnya mobilitas dan kesibukan tersebut mengakibatkan kepedulian ibu terhadap sanitasi di lingkungannya semakin rendah. Berdasarkan pengujian hipotesis X(1,2) – Y pada tabel 8 dengan hasil F = 13,529 dan F0,95(2,57) = 3,162. Fhitung > Ftabel sehingga dinyatakan H0 ditolak dan Ha 55 diterima, persamaan garis regresi dari X1 dan X2 terhadap Y adalah Ŷ = 228,28 + 2,61 x1 + (-0,05) X2, derajat hubungan rx(1,2) = 0,567 > r(60) = 0,254, sumbangan efektif X1 dan X2 terhadap Y sebesar 32,20 %. Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan bersama-sama yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga dengan kepedulian terhadap sanitasi lingkungan. Hasil perhitungan analisis di atas dapat menjawab hipotesis 3. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga secara bersama-sama dapat memprediksi kepedulian terhadap sanitasi lingkungan. Namun dari persamaan garis regresi di atas X2 menunjukkan hubungan yang negatif. Banyak diantara ibu rumah tangga yang berpendidikan relatif tinggi memiliki pendapatan keluarga yang rendah, sebaliknya ibu yang berpendidikan rendah banyak yang pendapatan keluarganya tinggi. Fakta tersebut juga sana dengan uraian tentang pendapatan keluarga di atas. Banyak ibu rumah tangga yang karena kesibukannya dalam membantu suami bekerja, sehingga mobilitasnya di rumah berkurang. Hal tersebut mengakibatkan kurangnya kepedulian ibu terhadap sanitasi di lingkungnya. Berdasar rangkuman sumbangan efektif dari masing-masing variabel, didapatkan sumbangan efektif yang paling dominan adalah pendapatan keluarga yaitu sebesar 16,29 % sedangkan sumbangan efektif tingkat pendidikan ibu sebesar 15,91 %. Prosentase di atas menunjukkan bahwa pendapatan keluarga memiliki sumbangan yang lebih besar daripada tingkat pendidikan ibu. Kontribusi pendapatan keluarga tersebut memiliki hubungan yang negatif. Hal tersebut terjadi tidak terlepas dari pengaruh faktor lainnya yang tidak menjadi variabel. Faktor yang menjadi variabel jika ditotalkan memiliki kontribusi sebesar 32,2 %. Artinya 67,8% faktor yang tidak menjadi variabel sangat berpengaruh pada kepedulian terhadap sanitasi lingkungan. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan pendapat Entjang (1993:24) yang menyatakan bahwa, “ Hanya dalam keadaan sosio – ekonomi yang baiklah usahausaha kesehatan dapat berkembang dengan sebaik-baiknya”. Hal senada diungkapkan penelitian sejenis oleh Umroh (2003,47) bahwa, jenjang pendidikan 56 ibu mempunyai hubungan yang besar terhadap kepedulian pada sanitasi lingkungan”.