47 Kepedulian terhadap sanitasi lingkungan diprediksi dari tingkat

advertisement
Kepedulian terhadap sanitasi lingkungan diprediksi dari tingkat pendidikan ibu
dan pendapatan keluarga pada keluarga sejahtera I kelurahan Kerten
kecamatan Laweyan kota Surakarta
Oleh :
Bustanul Arifin
K.4398017
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Kepedulian Terhadap Sanitasi
Lingkungan Diprediksi dari Tingkat Pendidikan Ibu dan Pendapatan Keluarga
pada Keluarga Sejahtera I Kelurahan Kerten Kecamatan Laweyan Kota
Surakarta”, dapat dideskripsikan seperti pada tabel 3. Adapun perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.
Tabel 3. Rangkuman Deskripsi Data Penelitian
Nama
N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
X1
60
10,97
3,283
6
16
X2
60
509,166
174,543
200
900
Y
60
231,65
19,815
175
256
Keterangan :
X1
: Tingkat Pendidikan Ibu
X2
: Pendapatan Keluarga (dalam ribuan)
Y
: Kepedulian terhadap Sanitasi Lingkungan
Rangkuman deskripsi di atas dapat dibuat sebaran frekuensi dan dapat
disajikan histogram yang lebih memperjelas sebaran frekuensi variabel Y
(kepedulian terhadap sanitasi lingkungan), X1 (tingkat pendidikan ibu), X2
47
48
(pendapatan keluarga). Adapun perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 4.
1. Hasil Skor Kepedulian Terhadap Sanitasi Lingkungan
Pada variabel tersebut didapatkan sebaran frekuensi dengan i = 12, seperti
pada tabel 4. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.
Tabel 4. Sebaran Frekuensi Kepedulian Terhadap Sanitasi Lingkungan
Kelas Interval
Batas Kelas Nyata
Frekuensi
175 – 186
187 – 198
199 – 210
211 – 222
223 – 234
235 – 246
247 – 258
174,5
186,5
198,5
210,5
222,5
234,5
246,5
258,5
4
0
4
5
13
21
13
Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat dibuat histogram sebagai
berikut:
y
25
21
Frekuensi
20
15
13
13
10
5
4
4
5
0
x
0
174,5 186,5 198,5 210,5 222,5 234,5 246,5 258,5
Kepedulian Terhadap Sanitasi Lingkungan
49
Gambar 3. Histogram dan Poligon Skor Kepedulian Terhadap Sanitasi
Lingkungan Keluarga Sejahtera 1 Kelurahan Kerten Kecamatan
Laweyan Kota Surakarta.
2. Tingkat Pendidikan Ibu
Pada variabel tersebut didapatkan sebaran frekuensi dengan i = 2, seperti
pada tabel 5. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.
Tabel 5. Sebaran Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu
Kelas Interval
Batas Kelas Nyata
5,5
7,5
9,5
11,5
13,5
15,5
17,5
19,5
6-7
8-9
10-11
12-13
14-15
16-17
18-19
Frekuensi
13
8
0
29
0
10
0
Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat dibuat histogram sebagai
berikut:
y
35
29
30
Frekuensi
25
20
15
13
10
8
10
5
0
0
0
x
0
5,5
7,5
9,5
11,5
13,5
Tingkat Pendidikan Ibu
15,5
17,5
19,5
50
Gambar 4. Histogram dan Poligon Skor Tingkat Pendidikan Ibu Keluarga
Sejahtera 1 Kelurahan Kerten Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.
3. Pendapatan Keluarga
Pada variabel tersebut didapatkan sebaran frekuensi dengan i = 100, seperti
pada tabel 6. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.
Tabel 6. Sebaran Frekuensi Pendapatan Keluarga
Interval
200 - 300
301 - 401
402 - 502
503 - 603
604 - 704
705 - 805
806 – 906
Batas Kelas Nyata
199,5
300,5
401,5
502,5
603,5
704,5
805,5
906,5
Frekuensi
5
18
17
6
4
6
4
Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat dibuat histogram sebagai
berikut:
Frekuensi
y
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
18
5
17
6
6
4
4
x
199,5 300,5 401,5 502,5 603,5 704,5 805,5 906,5
Pendapatan Keluarga
51
Gambar 5. Histogram dan Poligon Skor Pendapatan Keluarga pada Keluarga
Sejahtera 1 Kelurahan Kerten Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.
B. Hasil Uji Persyaratan Analisis
Pengujian persyaratan analisis meliputi uji normalitas, uji linieritas, dan uji
independensi, sehingga dapat dibuat hasil uji persyaratan analisis seperti pada
tabel 7. Adapun perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 5.
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Normalitas, Independensi dan Linieritas.
Uji
Hasil
Tabel
Kriteria
Keputusan
Normalitas
c2 =7,500
c2 = 35,4
c2 hasil < c2tabel
Normal
r1,2 = 0,148 r = 0,254
r1,2 (hasil) < rtabel
Independen
Independensi
Linieritas X1 – Y F = 1,387
F = 2,544
F hasil < Ftabel
Linier
Linieritas X2 – Y F = 1,924
F = 1,995
F hasil < Ftabel
Linier
Untuk lebih melengkapi adanya asumsi linier maka disajikan diagram
Kepedulian Terhadap Sanitasi Lingkungan
pencar, dengan bentuk grafik persamaan sebagai berikut:
e
250
e
Y = 207,31 + 2,22 * x1
= 0,14 e
e
e
e
e
R-Square
e
e
e
e
240
230
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
210
e
200
e
e
e
e
220
e
e
e
e
e
190
180
e
e
e
170
6
8
10
12
Tingkat Pendidikan Ibu
14
16
52
Kepedulian Terhadap Sanitasi Lingkungan
Gambar 6. Diagram Pencar Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kepedulian Terhadap
Sanitasi Lingkungan
250
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
240
e
e
e
e
e
e
e
230
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
220
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
e
210
e
e
200
e
e
Y = 253,19 + -0,04 * x2
R-Square = 0,14
190
180
e
e
e
e
200 300 400 500 600 700 800 900
Pendapatan Keluarga
Gambar 7. Diagram Pencar Pendapatan Keluarga dengan Kepedulian Terhadap
Sanitasi Lingkungan
Dari grafik di atas dihasilkan bentuk persamaan sebagai berikut :
1) Diagram pencar X1 dengan Y
Ŷ = 207,31 + 2,22 X1
2) Diagram pencar X2 dengan Y
Ŷ = 253,19 + -0,04 X 2
C. Hasil Uji Hipotesis
Secara keseluruhan hasil uji hipotesis dalam penelitian tersebut dapat dibuat
tabel sebagai berikut:
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis
53
Sumber
Persamaan Garis Regresi
X1 – Y Ŷ = 207,31 + 2,22 X1
X2 – Y Ŷ = 253,19 + (-0,04) X2
rxy
0,368
FHitung
9,068
FTabel
Kriteria
H0
4,008 Fhitung > FTabel Ditolak
0,373
9,358
4,008 Fhitung > FTabel Ditolak
X(1,2) – Y Ŷ = 228,28 + 2,61 x1 + (-0,05) X2 0,567 13,529 3,162 Fhitung > FTabel Ditolak
Sumbangan relatif dan efektif masing-masing variabel bebas dapat dilihat
pada tabel 9. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 6.
Tabel 9. Rangkuman Hasil Bobot Prediktor dari Kedua Variabel Bebas
Variabel
X1
X2
Sumbangan Relatif (%)
49,41
50,59
Sumbangan Efektif (%)
15,91
16,29
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 7 dapat dijelaskan bahwa
seluruh sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hal
tersebut berarti pengambilan sampel benar-benar dilakukan secara acak atau
random. Dengan demikian kesimpulan yang berlaku bagi sampel dapat
digeneralisasikan pada populasi. Untuk hasil uji linieritas dari kedua variabel
bebas dengan variabel terikat menyatakan hubungan yang linier. Dari hasil uji
independensi dari variabel X1 dan variabel X2 tidak saling terkait atau independen.
Sehingga uji prasyarat analisis data telah terpenuhi maka dapat dilanjutkan ke uji
hipotesis.
Berdasarkan pengujian hipotesis X1 terhadap pada tabel 8, diketahui bahwa
F = 9,068, sedang F0,95 (1,58) = 4,008. Fhitung > Ftabel sehingga dinyatakan H0 ditolak
dan Ha diterima. Dalam diagram pencar diperoleh persamaan garis regresi antara
X1 dengan Y adalah Ŷ = 207,31 + 2,22 X1. Derajat hubungan rX2Y = 0,368 > r(60) =
0,254, sumbangan relatif dan efektif X2 terhadap Y sebesar 49,41 % dan 15,91%.
Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pendidikan ibu dengan kepedulian terhadap sanitasi lingkungan. Persamaan di
atas menunjukkan adanya hubungan positif, berarti bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan ibu, semakin tinggi pula kepedulian ibu terhadap sanitasi
lingkungannya. Sedangkan hasil obervasi lapangan memperlihatkan kepedulian
54
ibu rumah tangga yang memiliki tingkat pendidikan tinggi lebih peduli dengan
diindikasikan semakin nyaman dan sehat lingkungan tempat tinggalnya. Dengan
kata lain kepedulian terhadap sanitasi lingkungan dapat diprediksi dari tingkat
pendidikan ibu.
Kesimpulan tersebut telah menjawab hipotesis di atas. Sesuai pula dengan
asumsi peneliti bahwa pengetahuan lingkungan didapatkan pada pendidikan
formal yang ditempuh ibu. Ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi lebih
peduli terhadap sanitasi di lingkungannya dari pada ibu yang tingkat
pendidikannya rendah.
Berdasar hasil pengujian hipotesis X2 terhadap Y pada tabel 8, diketahui
bahwa F = 9,358, sedang F0,95 (1,58) = 4,008. Fhitung > Ftabel sehingga dinyatakan H0
ditolak dan Ha diterima. Dalam diagram pencar diperoleh persamaan garis regresi
antara X2 dengan Y yaitu, Ŷ = 253,19 + (-0,04) X2. Derajat hubungan rX1Y = 0,373
> r(60) = 0,254, sumbangan relatif dan efektif X1 terhadap Y sebesar 50,59 % dan
16,29 %.
Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan yang signifkan antara pendapatan
keluarga dengan kepedulian terhadap sanitasi lingkungan. Namun persamaan
dalam diagram pencar di atas menunjukkan adanya hubungan negatif. Hasil
perhitungan analisis di atas dapat menjawab hipotesis 2, sebab kepedulian
terhadap sanitasi lingkungan dapat diprediksi dari pendapatan keluarga.
Hubungan negatif di atas menjelaskan adanya perbandingan terbalik antara
pendapatan keluarga dengan kepedulian terhadap sanitasi lingkungan. Artinya
semakin tinggi pendapatan keluarga, semakin rendah kepedulian terhadap sanitasi
lingkungan. Fakta tersebut terjadi karena kodisi di lapangan menunjukkan
kurangnya kepedulian ibu yang pendapatan keluarganya relatif tinggi, karena
mereka mobilitas mereka yang kurang berada di rumah. Banyak diantara ibu-ibu
rumah tangga tersebut yang juga bekerja, guna lebih meningkatkan pendapatan
keluarganya. Kurangnya mobilitas dan kesibukan tersebut mengakibatkan
kepedulian ibu terhadap sanitasi di lingkungannya semakin rendah.
Berdasarkan pengujian hipotesis X(1,2) – Y pada tabel 8 dengan hasil F =
13,529 dan F0,95(2,57) = 3,162. Fhitung > Ftabel sehingga dinyatakan H0 ditolak dan Ha
55
diterima, persamaan garis regresi dari X1 dan X2 terhadap Y adalah Ŷ = 228,28 +
2,61 x1 + (-0,05) X2, derajat hubungan rx(1,2) = 0,567 > r(60) = 0,254, sumbangan
efektif X1 dan X2 terhadap Y sebesar 32,20 %.
Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan bersama-sama yang signifikan
antara tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga dengan kepedulian
terhadap sanitasi lingkungan. Hasil perhitungan analisis di atas dapat menjawab
hipotesis 3. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu dan
pendapatan keluarga secara bersama-sama dapat memprediksi kepedulian
terhadap sanitasi lingkungan. Namun dari persamaan garis regresi di atas X2
menunjukkan hubungan yang negatif. Banyak diantara ibu rumah tangga yang
berpendidikan relatif tinggi memiliki pendapatan keluarga yang rendah,
sebaliknya ibu yang berpendidikan rendah banyak yang pendapatan keluarganya
tinggi. Fakta tersebut juga sana dengan uraian tentang pendapatan keluarga di
atas. Banyak ibu rumah tangga yang karena kesibukannya dalam membantu suami
bekerja, sehingga mobilitasnya di rumah berkurang. Hal tersebut mengakibatkan
kurangnya kepedulian ibu terhadap sanitasi di lingkungnya.
Berdasar rangkuman sumbangan efektif dari masing-masing variabel,
didapatkan sumbangan efektif yang paling dominan adalah pendapatan keluarga
yaitu sebesar 16,29 % sedangkan sumbangan efektif tingkat pendidikan ibu
sebesar 15,91 %. Prosentase di atas menunjukkan bahwa pendapatan keluarga
memiliki sumbangan yang lebih besar daripada tingkat pendidikan ibu. Kontribusi
pendapatan keluarga tersebut memiliki hubungan yang negatif. Hal tersebut
terjadi tidak terlepas dari pengaruh faktor lainnya yang tidak menjadi variabel.
Faktor yang menjadi variabel jika ditotalkan memiliki kontribusi sebesar 32,2 %.
Artinya 67,8% faktor yang tidak menjadi variabel sangat berpengaruh pada
kepedulian terhadap sanitasi lingkungan.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan pendapat Entjang (1993:24) yang
menyatakan bahwa, “ Hanya dalam keadaan sosio – ekonomi yang baiklah usahausaha kesehatan dapat berkembang dengan sebaik-baiknya”. Hal senada
diungkapkan penelitian sejenis oleh Umroh (2003,47) bahwa, jenjang pendidikan
56
ibu mempunyai hubungan yang besar terhadap kepedulian pada sanitasi
lingkungan”.
Download