PENGARUH SIKAP, MOTIVASI DAN BRAND IMAGE TERHADAP

advertisement
1
PENGARUH SIKAP, MOTIVASI DAN BRAND IMAGE TERHADAP
MINAT KONSUMEN BERKUNJUNG KE TEMPAT KARAOKE HAPPY
PUPPY JOGJAKARTA
(Survei pada Mahasiswa yang berdomisili di Kota Jogjakarta)
Fitri Eko Pussandha
Email: [email protected]
Dwi Irawati, S.E., M.Si., Dr.Cand
Murry Harmawan Saputra, S.E., M.Sc
Universitas Muhammadiyah Purworejo
ABSTRAK
Perkembangan bisnis hiburan di Indonesia selama beberapa tahun terakhir
mengalami perkembangan yang signifikan. Industri bisnis hiburan seperti tempat
karaoke semakin bermunculan seiring dengan perkembangan zaman, membuat banyak
persaingan antar tempat karaoke. Karaoke keluarga Happy Puppy yang merupakan
pelopor pertama tempat karaoke di Indonesia yang berkonsep keluarga. Dengan adanya
konsep keluarga menjadikan karaoke Happy Puppy aman dan bersih dari pandangan
negatif dari masyarakat. Terbukti dengan banyaknya pesaing bisnis karaoke yang juga
menggunakan konsep keluarga dalam menjalankan bisnisnya. Untuk itu karaoke Happy
Puppy harus memahami perilaku konsumen agar bisa mengetahui apa kebutuhan dan
keinginan konsumen terhadap tempat karaoke. Citra merek yang ditimbulkan dalam
benak konsumen harus positif agar motivasi yang mendorong dan sikap yang ditunjukan
juga positif serta menimbulkan minat berkunjung konsumen. Setelah itu pebisnis bisa
menerapkan strategi yang tepat untuk menarik minat pengunjung agar berkunjung ke
tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Sikap,
Motivasi dan Brand Image terhadap Minat Konsumen Berkunjung ke Tempat Karaoke
Happy Puppy Jogjakarta. Teknik pengambilan sempel penelitin ini adalah purposive
sampling dengan jumlah sempel sebanyak 130 responden yang merupakan mahasiswa
yang berdomisili di Kota Jogjakarta dan belum pernah berkunjung ke tempat karaoke
Happy Puppy Jogjakarta, instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner yang
dinilai dengan skala likert yang sudah diuji coba dan telah memenuhi syarat validitas dan
reliabilitas. Analisis dilakukan menggunakan regresi linear berganda, serta uji signifikan
(uji t).
Hasil uji regresi linier berganda yang diuji secara parsial menunjukkan bahwa
sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung, motivasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung, dan brand image
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung pada tempat karaoke
Happy Puppy Jogjakarta. Kesimpulan dalam penelitian ini semua hipotesis terbukti.
Kata kunci: sikap, motivasi, brand image dan minat berkunjung.
2
A. PENDAHULUAN
Pada era sekarang ini mobilitas kerja yang tinggi, banyak orang
membutuhkan hiburan dan rekreasi sederhana. Salah satu hiburan yang cukup
populer di era sekarang adalah karaoke. Karaoke berasal dari Bahasa Jepang yaitu
kara dari kata karappo yang berarti kosong dan oke dari kata okesutura atau
orkestra. Maksudnya adalah sebuah musik orkestra yang kosong atau tidak
dilengkapi dengan suara vokal. Perkembangan karaoke di Indonesia berawal dari
tahun 1990-an yang dibawa dari Jepang berupa tren tempat berkaraoke untuk
menikmati hiburan bernyanyi dan karaoke. Suatu tempat hiburan yang dijadikan
ruang untuk bernyanyi ini dilengkapi dengan perangkat karaoke yang berawal dari
VCD/DVD berupa kepiangan CD menjadi player karaoke berupa hard disk. Karaoke
memiliki banyak manfaat bagi kesehatan seseorang dan memiliki banyak fungsi selain
tempat untuk bernyanyi.
Di Indonesia, pertumbuhan bisnis karaoke tidak hanya terjadi di kota-kota
besar seperti: Jakarta, Surabaya, Medan, dan Jogjakarta, melainkan juga di kota-kota
kecil. Tren tempat karaoke yang juga berkembang di kota Jogjakarta salah satunya
dengan berdirinya tempat karaoke Happy Puppydi jalan Brigjen Katamso 75-77,
Gondomanan, Jogjakarta bertepatan di roof top sebuah Mall Jogjatronik. Karaoke
Happy Puppy Jogjakarta juga memiliki pesaing lainnya seperti Inul Vista, Hello F-KTV,
Hyperbox dan Top 40. Tempat karaoke Inul Vista merupakan pesaing kuat bagi
karaoke Happy Puppy. Untuk menghadapi persaingan bisnis karaoke yang ketat
harus dilakukan strategi-strategi yang tepat.Selain menghadapi persaingan, bisnis
karaoke juga menghadapi persoalan lain khususnya mengenai pandangan
masyarakat terhadap tempat karaoke. Sebagian masyarakat mempunyai pandangan
negatif pada tempat karaoke seperti di dalamnya penuh dengan suasana ruangan
remang-remang dan
pelayan wanita yang seksi. Hal-hal tersebut membuat
masyarakat merasa kurang nyaman dan aman untuk datang ke tempat karaoke.
Namun karaoke Happy Puppy mempunyai motto “No Drugs, No Whiskey, No Hostess
dan No House Music”. Rumah bernyanyi ini dikenal dengan sebutan “Karaoke Putih”
atau “Karaoke Keluarga”. Konsep keluarga sebagai upaya penekanan bahwa hiburan
yang disediakan adalah hiburan yang baik untuk keluarga atau hiburan untuk orang
yang baik-baik.
3
Setelah tempat karaoke memiliki citra yang baik di mata masyarakat, jadi
semua kalangan bisa datang dan menikmati hiburan karaoke termasuk mahasiswa.
Hasil penelitian Heiman& Kariv (2005:112), menyebutkan penyebab stres pada
mahasiswa dapat bersumber dari kehidupan akademiknya, terutama dari tuntutan
eksternal (tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan orang tua untuk berhasil di
kuliahnya) dan tuntutan dari harapannya sendiri (kemampuan mahasiswa dalam
mengikuti pelajaran). Menurut Hardjana (1994:74), musik dianggap salah satu cara
yang mampu meredakan stress. Selain untuk menghilangkan
stres, bagi para
mahasiswa yang memiliki waktu luang juga bisa dimanfaatkan untuk sesuatu hal yang
positif. Menurut Wing Haryono (1978:7) waktu luang merupakan waktu yang bebas
yang tidak terikat dari kegiatan rutinitas yang bermanfaat untuk mencari
kesenangan, relaksasi dan pengembangan diri.Mahasiswa dalam
memanfaatkan
waktu luangnya bisa diisi dengan kegiatan untuk mencari kesenangan seperti
berkunjung ke karaoke.
Sebelum memahami strategi untuk menghadapi persaingan dan pandangan
masyarakat tentang tempat karaoke yang perlu dipahami adalah perilaku dari
konsumen dan minat pengunjung datang ke tempat karaoke Happy Puppy di
Jogjakarta. Menurut Kotler (2009:166) perilaku konsumen adalah studi tentang
bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan
bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka. Menurut Kotler dan Keller (2012:161), terdapat berbagai faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumen, diantaranya berasal dari stimuli pemasaran
seperti brand image dan product knowledge. Menurut Kotler (1994:178) faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah faktor budaya,
faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Menurut Kotler (1994:196), faktorfaktor psikologi yang menjadi dasar dalam perilaku konsumen, adalah: (1) motivasi,
(2) persepsi, (3) belajar, (4) kepercayaan dan (5) sikap.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007: 201) menjelaskan bahwa minat
merupakan salah satu aspek
psikologis yang memiliki pengaruh cukup besar
terhadap sikap perilaku. Schiffman dan Kanuk (2007:206) minat beli berkaitan erat
dengan motivasi yang dimiliki untuk memakai atau membeli produk tersebut.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:210), minat beli digunakan sebagai indikator
4
untuk memperkirakan perilaku konsumen. Ketika konsumen telah mempunyai
minat untuk membeli yang positif adalah bentuk komitmen pada sebuah merek, hal
tersebut yang mendorong pembelian pada akhirnya. Stigler dalam Cobb-Walgren
(1995:96) menyatakan bahwa suatu merek yang dikenal oleh pembeli akan
menimbulkan minatnya untuk mengambil keputusan pembelian.
Kotler (2005:219), sikap adalah evaluasi, perasaan seseorang, dan
kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan
bertahan lama pada seseorang terhadap sebuah objek atau gagasan tertentu.
Melihat sikap masyarakat di era modern ini, yang menunjukkan sikap yang baik
terhadap bisnis karaoke membuat Happy Puppy makin terkenal dan membuat
konsumen lain berminat untuk mengunjungi tempat karaoke tersebut. Menurut
Kotler (1994:196) motivasi merupakan suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak
untuk mengarahkan seseorang agar supaya mencari pemuas terhadap kebutuhan
itu. Kebutuhan manusia yang terendah sudah terpenuhi pastinya mencari
kebutuhan atasnya untuk memenuhi kepuasan. Contohnya manusia akan merasa
terdesak akan kebutuhan hiburan karaoke apabila sedang stres dengan aktivitas
kerja yang meningkat dan deadline tugas-tugas. Untuk memenuhi kepuasan
kebutuhannya manusia akan termotivasi mengunjungi tempat karaoke hanya untuk
sekedar menghilangkan stres, melepas lelahatau untuk mengikuti tren saja. Setiadi
(2003:180), citra merek (brand image) merupakan representasi dari keseluruhan
persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu
terhadap merek itu. Stigler dalam Cobb-Walgren (1995:96) menyatakan bahwa
suatu merek yang dikenal oleh pembeli akan menimbulkan minatnya untuk
mengambil keputusan pembelian. Semakin suatu merek memiliki citra positif di
benak konsumen, maka semakin percaya pula konsumen terhadap produk tersebut.
Setelah konsumen percaya akan citra merek yang dimiliki produk maka konsumen
akan menggunakan produk tersebut. Citra merek yang baik dari tempat karaoke
Happy Puppy Jogjakarta akan memunculkan minat untuk berkunjung dari
konsumen.
Berdasarkan latar belakang, peneliti mengambil judul “Pengaruh Sikap,
Motivasi Dan Brand Image Terhadap Minat Konsumen Berkunjung Ke Tempat
Karaoke Happy Puppy Jogjakarta”.
5
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah sikap berpengaruh terhadap minat berkunjung ke tempat karaoke
Happy Puppy?
2. Apakah motivasi berpengaruh terhadap minat berkunjung ke tempat karaoke
Happy Puppy?
3. Apakah brand image berpengaruh terhadap minat berkunjung ke tempat
karaoke Happy Puppy?
C. KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
1. Kajian Teori
a. Perilaku Konsumen
Menurut Kotler (2009:166) perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana
individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana
barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
mereka. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:6), ruang lingkup perilaku konsumen
merupakan studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil
keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang,
usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini
mencangkup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka
membeli, dimana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa
sering mereka menggunakannya.
1) Model Perilaku Konsumen
Gambar 1.
Model Perilaku Konsumen
Sumber : Kotler (1997:226)
6
Dalam Gambar 1. diketahui bahwa perilaku konsumen dalam membeli
barang/jasa dipengaruhi oleh pertama stimuli pemasaran meliputi produk, harga,
tempat, promosi. Kedua stimuli lain yang terdiri dari lingkungan ekonomi,
teknologi, budaya, politik. Ketiga karakteristik konsumen yang dipengaruhi oleh
faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi. Dari ketiga stimuli itu kemudian
terjadi proses pembelian yang tahapannya meliputi pengenalan masalah,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, pengambilan keputusan pembelian dan
perilaku pasca pembelian. Sedangkan keputusan membeli terdiri dari pilihan
produk, merek, toko, waktu, jumlah dan metode. Oleh karena itu pemasar harus
memahami yang menjadi kebutuhan konsumen yang dipengaruhi keputusan
pembelian.
2) Bauran Pemasaran
Menurut Kotler & Armstrong (1997:48), bauran pemasaran atau marketing
mix adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, produk,
harga, distribusi, dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan respons yang diinginkan dalam pasar sasaran. Menurut Kotler dan
Amstrong (2008:62), produk meliputi : ragam, kualitas, desain, fitur, nama merek,
kemasan dan layanan. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:62), harga meliputi:
daftar harga, diskon, potongan harga, periode pembayaran, persyaratan kredit.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:62), bauran promosi meliputi iklan, promosi
penjualan, penjualan personal, hubungan masyarakat, pemasaran langsung.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:62), distribusi meliputi saluran, lokasi,
persediaan, transportasi, logistik.
3) Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2012:161), terdapat berbagai faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen, diantaranya berasal dari stimuli pemasaran
seperti brand image dan product knowledge. Menurut Kotler (1994:178) faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah faktor budaya,
faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Menurut Kotler (1994:196)
faktor-faktor psikologis berasal dari proses internal individu, sangat berpengaruh
terhadap perilaku pembelian konsumen. Faktor-faktor psikologi yang menjadi
7
dasar dalam perilaku konsumen, adalah: (1) motivasi, (2) persepsi, (3) belajar, (4)
kepercayaan dan (5) sikap.
b. Minat Beli
Menurut Kotler dan Keller (2012:170), menyatakan bahwa dalam tahapan
evaluasi alternatif, seorang konsumen akan membentuk pilihan berdasarkan pada
merek, merek yang ada di dalam kumpulan pilihannya atau dapat juga berdasarkan
pada minat untuk membeli merek yang paling disukai. Menurut Kotler dan Keller
(2009: 240), minat beli dalam tahapan evaluasi, para konsumen membentuk
preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Menurut
Schiffman dan Kanuk (2000: 206) indikator-indikator adanya minat beli, adalah:
1) Ketertarikan (Interest) yang menunjukan adanya pemusatan perhatian dan
perasaan senang.
2) Keinginan (Desire) ditunjukan dengan adanya dorongan untuk ingin memiliki.
3) Keyakinan (Conviction) ditunjukan dengan adanya perasaan percaya diri
individu terhadap kualitas, daya guna dan keuntungan dari produk yang akan
dibeli.
c. Sikap
Kotler
(2005:219),
sikap
adalah
evaluasi,
perasaan
seseorang,
dan
kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan
bertahan lama pada seseorang terhadap sebuah objek atau gagasan tertentu.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:176), sikap adalah evaluasi, perasaan, dan
tendensi yang relatif konsisten, dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide.
Menurut Shiffman dan Kanuk (2000: 225), indikator sikap diukur melalui :
1) Komponen kognitif sebagai bentuk atas kepercayaan akan terbentuk melalui
pengetahuan, karena akan melalui proses mengetahui atribut dan manfaat
yang mana mempengaruhi kepercayaan konsumen. Dalam penelitian ini untuk
mengukur komponen kognitif dengan menggunakan kepercayaan pengunjung
terhadap atribut produk dan manfaat produk.
2) Komponen afektif yang akan digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini
adalah variabel kesukaan yang dapat diukur dengan indikator kesukaan
pengunjung terhadap produk. Apabila pengunjung menyukai merek yang telah
dipercaya
akan
menghasilkan
keuntungan
baginya
berupa
ingantan
8
pengalaman tersebut yang akan mempengaruhi pikiran dan tindakan
seseorang.
3) Komponen konatif, adalah keinginan untuk berperilaku (behavioral intentio).
Oleh sebab itu, variabel tindakan pengunjung dalam penelitian ini bisa diukur
dengan indikator atas produk yang diinginkan atau dipilih konsumen.
d. Motivasi
Menurut Kotler (1994:196) motivasi merupakan suatu kebutuhan yang cukup
kuat mendesak untuk mengarahkan seseorang agar supaya mencari pemuas
terhadap kebutuhan itu. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:71) motivasi
merupakan kekuatan pendorong dalam diri seseorang yang memaksakan untuk
melakukan suatu tindakan. Menurut Kotler (1994:197), indikator dari motivasi
adalah:
1) Dorongan kebutuhan akan memiliki produk;
2) Dorongan kebutuhan akan menggunakan produk;
3) Dorongan untuk menunjang penampilan;
4) Dorongan akan tren yang sedang terjadi di lingkungan sosial;
5) Dorongan kegemaran akan produk.
e. Brand Image
American Marketing Association dalam Kotler (2002:460), menjelaskan merek
adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut,
yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau
sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk lain. Menurut Kotler
dan Keller (2009:607), citra adalah kepercayaan, ide, dan kesan yang dipegang oleh
seseorang terhadap sebuah objek. Menurut Setiadi (2003:180), citra merek (brand
image) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan
dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Menurut
Kotler (2009:260) brand image ialah proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasikan, dan mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu
gambaran yang berarti. Menurut Kotler dan Keller (2009:261) ada beberapa indikator
yang mempengaruhi brand image, yaitu :
1) Persepsi konsumen terhadap produk
2) Persepsi konsumen terhadap kualitas produk
9
3) Persepsi konsumen terhadap ukuran
4) Persepsi konsumen terhadap daya tahan
5) Persepsi konsumen terhadap desain atau model kemasan
6) Persepsi konsumen terhadap warna produk
7) Persepsi konsumen terhadap harga
8) Persepsi konsumen terhadap lokasi
2. Kerangka Pikir
Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu dapat digambarkan
kerangka penelitian sebagai berikut:
Sikap (X1)
Minat Berkunjung
(Y)
Motivasi (X2)
Brand Image (X3)
Gambar 2.
Kerangka Pemikiran
Keterangan :
: Menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen secara parsial.
D. HIPOTESIS
1.
H1+ : Sikap berpengaruh positif terhadap minat berkunjung konsumen ke
tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007: 201) menjelaskan bahwa minat
merupakan salah satu aspek psikologis yang memiliki pengaruh cukup besar
terhadap sikap perilaku. Semakin baik sikap yang ditunjukkan oleh konsumen
maka semakin besar pula minat berkunjung konsumen ke tempat hiburan
karaoke. Hal ini didukung oleh penelitian dari Mandasari (2013), diperoleh hasil
penelitian bahwa sikap dan norma subjektif berpengaruh secara signifikan niat
beli. Dan juga penelitian dari Imelda (2014), hasil analisis ditemukan bahwa
10
sikap dan norma subjektif berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap
minat beli konsumen.
2.
H2+
: Motivasi berpengaruh positif pada minat berkunjung
konsumen ke
tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta.
Schiffman dan Kanuk (2007:206) minat beli berkaitan erat dengan motivasi
yang dimiliki untuk memakai atau membeli produk tersebut. Minat beli
menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi
suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika konsumen harus
memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada di dalam
benaknya. Jika motivasi yang timbul dari konsumen semakin baik atau semakin
positif maka kesediaan konsumen untuk berkunjung ke tempat hiburan juga
akan meningkat. Hal ini didukung oleh penelitian Joel (2014), dan diperoleh
hasil penelitian menunjukkan secara simultan ketiga variabel bebas (motivasi
konsumen, persepsi harga, dan kualitas produk) berpengaruh signifikan
terhadap minat beli konsumen. Dan didukung oleh penelitian Virgo (2015)
hasilnya yaitu ada pengaruh antara motivasi konsumen dan persepsi kualitas
terhadap minat beli konsumen.
3.
H3+
: Brand Image berpengaruh positif terhadap minat berunjung
konsumen ke tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:210), minat beli digunakan sebagai
indikator untuk memperkirakan perilaku konsumen. Ketika konsumen telah
mempunyai minat untuk membeli yang positif adalah bentuk komitmen pada
sebuah merek, hal tersebut yang mendorong pembelian pada akhirnya. Stigler
dalam Cobb-Walgren (1995:96) menyatakan bahwa suatu merek yang dikenal
oleh pembeli akan menimbulkan minatnya untuk mengambil keputusan
pembelian. Hal ini didukung oleh penelitian Hidayati (2013), dan diperoleh hasil
pengujian menunjukan variabel citra merek berengaruh positif terhadap minat
beli. Dan penelitian Fitriana dan Yulianti (2014), hasil penelitian menunjukan
bahwa secara simultan dan parsial dimensi functional image, affective image,
reputation image berpengaruh secara signifikan terhadap purchase intention.
11
E. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang digunakan untuk meneliti
populasi atau sampel tertentu, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data
primer dengan cara membagikan kuesioner terhadap mahasiswa yang berdomisili di
kota Jogjakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berdomisili di kota
Jogjakarta. Peneliti menggunakan sampel sebanyak 130 responden. Sampel penelitian
diambil secara non probability dengan metode purposive sampling kriterianya adalah
mahasiswa yang berdomisili di kota Jogjakarta berusia minimal 17 tahun dan belum
pernah melakukan kunjungan ke tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta.
1. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
a. Sikap
Menurut Kotler (2005:219), sikap adalah evaluasi, perasaan seseorang, dan
kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan
bertahan lama pada seseorang terhadap sebuah objek atau gagasan tertentu.
Indikator sikap adalah:
1) Pandangan responden mengenai manfaat yang diperoleh dengan berkunjung
ke Karaoke Happy Puppy Jogjakarta.
2) Pandangan responden mengenai kesukaan terhadap karaoke Happy Puppy
Jogjakarta dibanding dengan tempat karaoke lain di Jogjakarta.
3) Kemungkinan responden akan berkunjung ke karaoke Happy Puppy
Jogjakarta manakala ada kesempatan (waktu luang).
b. Motivasi
Menurut Kotler (1994: 196), motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup
kuat mendesak, mengarahkan seseorang untuk mencari pemuasan terhadap
kebutuhannya. Menurut Kotler (1994:197), indikator dari motivasi adalah:
1) Mengunjungi tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta karena hobi
bernyanyi.
2) Mengunjungi karaoke Happy Puppy Jogjakarta karena mengikuti tren.
3) Mengunjungi karaoke Happy Puppy Jogjakarta karena ingin refreshing.
c. Brand Image
Menurut Setiadi (2003:180), citra merek (brand image) merupakan
representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari
12
informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Menurut Kotler dan
Keller (2009:261), indikator dari brand image sebagai berikut :
1) Karaoke Happy Puppy Jogjakartamerupakan tempat karaoke keluarga yang
menarik.
2) Karaoke Happy Puppy Jogjakarta merupakan tempat karaoke yang sangat
menghibur.
3) Karaoke Happy Puppy Jogjakarta dinilai masyarakat sebagai tempat karaoke
yang “aman”.
d. Minat Berkunjung
Menurut Kotler dan Keller (2012:170), menyatakan bahwa dalam tahapan
evaluasi alternatif, seorang konsumen akan membentuk pilihan berdasarkan pada
merek, merek yang ada di dalam kumpulan pilihannya atau dapat juga
berdasarkan pada minat untuk membeli merek yang paling disukai. Menurut
Schiffman dan Kanuk (2000:206) minat berkunjung dapat diukur melalui indikatorindikator sebagai berikut:
1) Tertarik mencari informasi tentang karaoke Happy Puppy Jogjakarta secara
lengkap sebelum mengunjunginya.
2) Keinginan untuk berkunjung ke tempat hiburan yaitu karaoke keluarga
Happy Puppy Jogjakarta.
3) Rasa yakin menggunakan tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta, sebagai
tempat hiburan yang berkualitas dan aman.
2. Pengujian Instrumen Penelitian
a.
Uji Validitas
Berdasarkan hasil uji validitas, r-hitung per item pernyataan bernilai
positif dan lebih dari r-min (0,3) sehingga butir pertanyaan dalam kuesioner
dapat dinyatakan valid dalam mengukur variable penelitian.
b.
Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas, semua butir pertanyaan menghasilkan nilai
Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa
instrument tersebut adalah reliabel.
13
F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linier berganda untuk pengujian
H1, H2, H3. Dimana analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh
variable bebas yaitu, sikap, motivasi dan brand image terhadap variabel terikat yaitu
minat berkunjung. Hasil uji linier berganda dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel
Standardized
Coefficients Beta
p value
Keterangan
Sikap (X1)
0,223
0,006
Positif dan Signifikan
Motivasi (X2)
0,379
0,000
Positif dan Signifikan
Brand Image (X3)
0,346
0,000
Positif dan Signifikan
Sumber : Data Primer Diolah (2016)
Persamaan garis regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = 0,223 X1 + 0,379 X2 + 0,346 X3
2. Pembahasan
a. Sikap berpengaruh positif terhadap Minat Konsumen Berkunjung ke tempat
karaoke Happy Puppy Jogjakarta.
Sikap adalah 0,223 dengan p-value = 0,006 (˂0,05) yang berar signifikan.
Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan sikap konsumen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung terdukung. Hal
ini menunjukkan sikap konsumen merupakan salah satu penentu minat beli,
karena jika sikap mahasiswa berubah (katakan meningkat) maka akan
meningkatkan juga minat berkunjung mahasiswa.Dibuktikan pula dengan
pandangan mahasiswa mengenai banyaknya manfaat yang diperoleh dari
informasi yang diberikan
karaoke Happy Puppy Jogjakarta. Membuat
mahasiswa yakin bahwa karaoke Happy Puppy Jogjakarta adalah tempat
karaoke yang bermanfaat dan menjadikan minat berkunjung bagi mahasiswa
yang belum pernah ke tempat karaoke tersebut untuk berkunjung. Rasa suka
14
yang dimiliki Happy Puppy dibandingkan dengan karaoke lainnya di Jogjakarta
tergolong baik karena konsep karaoke keluarga yang diterapkan mengubah
cara pandang dari mahasiswa yang belum pernah berkunjung ke karaoke
tersebut dan berminat untuk mencobanya. Mahasiswa yang memiliki waktu
luang akan mengisi harinya dengan kegiatan yang bermanfaat dan menghibur
seperti berkunjung ke tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta.
Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah
dilakukan oleh Mandasari (2013) dan Imelda (2014), yang menyatakan bahwa
sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.
b. Motivasi berpengaruh positif terhadap Minat Konsumen Berkunjung ke
tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta.
Motivasi adalah 0,379 dengan p-value = 0,000 (˂0,05) yang berar
signifikan. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan motivasi
konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung
terdukung. Hal ini menunjukan motivasi merupakan salah satu penentu minat
berkunjung, karena jika motivasi mahasiswa berubah (katakan meningkat)
maka akan meningkatkan juga minat berkunjung mahasiswa. Terbukti banyak
mahasiswa yang memiliki motivasi mulai dari keinginan dalam diri karena ingin
menyalurkan hobi bernyanyi, karena ingin mengikuti tren dan ada juga yang
hanya untuk refresing dalam berminat untuk berkunjung ke tempat karaoke
Happy Puppy Jogjakarta. Sebagai contoh keinginan dalam diri seseorang yang
sangat kuat untuk menyalurkan hobi bernyanyinya memotivasi diri untuk
memenuhi kebutuhannya akan tempat karaoke sebagai tujuan akhirnya. Jadi
apabila motivasi pada diri meningkat akan meningkatkan kemungkinan minat
berkunjung konsumen.
Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah
dilakukan oleh Virgo(2015) dan Joel (2014), yang menyatakan bahwa motivasi
berpengaruh positif terhadap minat beli.
c. Brand Image berpengaruh positif terhadap Minat Konsumen Berkunjung ke
tempat karaoke Happy Puppy
Jogjakarta.
Brand image adalah 0,346 dengan p-value = 0,000 (˂0,05) yang berar
signifikan. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan brand image
15
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung terdukung. Hal
ini menunjukan brand image merupakan salah satu penentu minat berkunjung,
karena jika brand image dengan tingkat kepercayaannya tinggi dari mahasiswa
pada suatu merek produk maka akan meningkatkan juga minat berkunjung
mahasiswa. Terbukti dari citra merek yang dimiliki tempat karaoke Happy
Puppy Jogjakarta dinilai mahasiswa yang belum pernah berkunjung bahwa
tempat tersebut menarik. Mereka berpandangan karaoke Happy Puppy
Jogjakarta bisa dijadikan tempat yang cocok untuk menghibur diri, teman,
keluarga. Mahasiswa juga menilai tempat karaoke Happy Puppy aman dari halhal yang negatif. Maka mahasiswa memiliki kepercayaan atas merek karaoke
Happy Puppy yang akan timbul minat untuk berkunjung ke karaoke Happy
Puppy Jogjakarta.
Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah
dilakukan oleh Hidayati (2013) dan Fitriana dan Yulianti (2014), yang
menyatakan bahwa brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat beli.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh sikap, motivasi
dan brand image terhadap konsumen berkunjung ke tempat karaoke happy puppy
jogjakarta pada mahasiswa yang berdomisili di kota jogjakarta, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1.
Sikap berpengaruh positif terhadap minat konsumen berkunjung ke tempat
karaoke Happy Puppy Jogjakarta.
2.
Motivasi berpengaruh positif terhadap minat konsumen berkunjung ke tempat
karaoke Happy Puppy Jogjakarta.
3.
Brand image berpengaruh positif terhadap minat konsumen berkunjung ke
tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Cobb-Walgren, Cathy J. Cyntia A. Ruble, and Naveen Donthu. 1995. Brand Equity,
Brand Preference, and Purchase Intent. Journal of Advertising, XXIV (Fall), 25-40.
16
Fitria, Dana dan Yulianti, Ida. 2014. Pengaruh Brand Image terhadap Purchase
Intention Pada Produk Otomotif Toyota Avanza di Auto 2000 Malang. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. 1-9.
Hardjana, Agus M. 1994. Stres tanpa Distres, Seni Mengolah Stres. Yogyakarta :
Kanisius.
Haryono, Wing. 1978. Pariwisata Rekreasi dan Entertainment. Bandung: Ilmu
Publiser.
Heiman & Kariv. 2005. Task-Oriented versus Emotion-Oriented Coping Strategies: The
Case of College Students. College Student Journal, 39 (1): 72-89.
Hidayati, A. Tri. 2013. Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli dan Keputusan
Pembelian Konsumen. Jurnal Administrasi Bisnis UIN Malang. 2(1) : 162-171.
Imelda, Sri. 2014. Pengaruh Sikap Dan Norma Subyektif Terhadap Minat Konsumen
Pengguna Refill Tinta Printer Dataprint Di Banjarmasin. Jurnal Ekonomi Politeknik
Negeri Banjarmasin. 11(2) : 39-51.
Joel, Greg. 2014. Pengaruh Motivasi, Persepsi Harga, Dan Kualitas Produk Terhadap
Minat Beli Konsumen Sepeda Motor Matic Merek Yamaha Mio Di Kota Manado.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Manajemen Universitas Sam Ratulangi Manado. 2(3) :
1463-1472.
Kotler, Philip. 1994. Marketing management: Analysis, Planing, Implementation,
Control. Ed. 8. New jersey: Prentice Hall, Inc.
Kotler, Philip. 1997. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation
and Control”(9thed.). New Jersey: Prentice Hall International, Inc.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Millenium jilid 1. Jakarta : PT.
Prenhallindo.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran di Indonesia Edisi Pertama. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga.
Kotler, Philip dan Kevin, Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
. 2012. Marketing Management. Edisi 14.Jakarta
: Erlangga.
Kotler, Philip dan Gary, Armstrong. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran Edisi ketujuh Jilid
1. Jakarta: Prenhallindo.
. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
Mandasari, Roselina. 2013. Pengaruh Sikap Konsumen dan Norma Subjektif Terhadap
Niat Beli Mobil Toyota Agya di Kota Denpasar. Jurnal Ekonomi Universitas
Udayana Bali. 2(3): 1434-1448
Schiffman, G. Leon dan Leslie, L. Kanuk. 2000. Consumer Behavior. Prentice-Hall: New
Jersey.
Schiffman dan Kanuk.2007. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Indeks Gramedia.
17
Setiadi, J. Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.
Virgo, Muklis. 2015. Pengaruh Motivasi Konsumen dan Persepsi Kualitas Terhadap
Minat Beli pada Konsumen DSLR Nikon di Bandung. Skripsi. Fakutas Bisnis dan
Manajemen. Universitas Widyatama.
Download