1 PENGARUH SIKAP, MOTIVASI DAN BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KONSUMEN BERKUNJUNG KE TEMPAT KARAOKE HAPPY PUPPY JOGJAKARTA (Survei pada Mahasiswa yang berdomisili di Kota Jogjakarta) Fitri Eko Pussandha Email: [email protected] Dwi Irawati, S.E., M.Si., Dr.Cand Murry Harmawan Saputra, S.E., M.Sc Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Perkembangan bisnis hiburan di Indonesia selama beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan yang signifikan. Industri bisnis hiburan seperti tempat karaoke semakin bermunculan seiring dengan perkembangan zaman, membuat banyak persaingan antar tempat karaoke. Karaoke keluarga Happy Puppy yang merupakan pelopor pertama tempat karaoke di Indonesia yang berkonsep keluarga. Dengan adanya konsep keluarga menjadikan karaoke Happy Puppy aman dan bersih dari pandangan negatif dari masyarakat. Terbukti dengan banyaknya pesaing bisnis karaoke yang juga menggunakan konsep keluarga dalam menjalankan bisnisnya. Untuk itu karaoke Happy Puppy harus memahami perilaku konsumen agar bisa mengetahui apa kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap tempat karaoke. Citra merek yang ditimbulkan dalam benak konsumen harus positif agar motivasi yang mendorong dan sikap yang ditunjukan juga positif serta menimbulkan minat berkunjung konsumen. Setelah itu pebisnis bisa menerapkan strategi yang tepat untuk menarik minat pengunjung agar berkunjung ke tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Sikap, Motivasi dan Brand Image terhadap Minat Konsumen Berkunjung ke Tempat Karaoke Happy Puppy Jogjakarta. Teknik pengambilan sempel penelitin ini adalah purposive sampling dengan jumlah sempel sebanyak 130 responden yang merupakan mahasiswa yang berdomisili di Kota Jogjakarta dan belum pernah berkunjung ke tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta, instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dinilai dengan skala likert yang sudah diuji coba dan telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Analisis dilakukan menggunakan regresi linear berganda, serta uji signifikan (uji t). Hasil uji regresi linier berganda yang diuji secara parsial menunjukkan bahwa sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung, motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung, dan brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung pada tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta. Kesimpulan dalam penelitian ini semua hipotesis terbukti. Kata kunci: sikap, motivasi, brand image dan minat berkunjung. 2 A. PENDAHULUAN Pada era sekarang ini mobilitas kerja yang tinggi, banyak orang membutuhkan hiburan dan rekreasi sederhana. Salah satu hiburan yang cukup populer di era sekarang adalah karaoke. Karaoke berasal dari Bahasa Jepang yaitu kara dari kata karappo yang berarti kosong dan oke dari kata okesutura atau orkestra. Maksudnya adalah sebuah musik orkestra yang kosong atau tidak dilengkapi dengan suara vokal. Perkembangan karaoke di Indonesia berawal dari tahun 1990-an yang dibawa dari Jepang berupa tren tempat berkaraoke untuk menikmati hiburan bernyanyi dan karaoke. Suatu tempat hiburan yang dijadikan ruang untuk bernyanyi ini dilengkapi dengan perangkat karaoke yang berawal dari VCD/DVD berupa kepiangan CD menjadi player karaoke berupa hard disk. Karaoke memiliki banyak manfaat bagi kesehatan seseorang dan memiliki banyak fungsi selain tempat untuk bernyanyi. Di Indonesia, pertumbuhan bisnis karaoke tidak hanya terjadi di kota-kota besar seperti: Jakarta, Surabaya, Medan, dan Jogjakarta, melainkan juga di kota-kota kecil. Tren tempat karaoke yang juga berkembang di kota Jogjakarta salah satunya dengan berdirinya tempat karaoke Happy Puppydi jalan Brigjen Katamso 75-77, Gondomanan, Jogjakarta bertepatan di roof top sebuah Mall Jogjatronik. Karaoke Happy Puppy Jogjakarta juga memiliki pesaing lainnya seperti Inul Vista, Hello F-KTV, Hyperbox dan Top 40. Tempat karaoke Inul Vista merupakan pesaing kuat bagi karaoke Happy Puppy. Untuk menghadapi persaingan bisnis karaoke yang ketat harus dilakukan strategi-strategi yang tepat.Selain menghadapi persaingan, bisnis karaoke juga menghadapi persoalan lain khususnya mengenai pandangan masyarakat terhadap tempat karaoke. Sebagian masyarakat mempunyai pandangan negatif pada tempat karaoke seperti di dalamnya penuh dengan suasana ruangan remang-remang dan pelayan wanita yang seksi. Hal-hal tersebut membuat masyarakat merasa kurang nyaman dan aman untuk datang ke tempat karaoke. Namun karaoke Happy Puppy mempunyai motto “No Drugs, No Whiskey, No Hostess dan No House Music”. Rumah bernyanyi ini dikenal dengan sebutan “Karaoke Putih” atau “Karaoke Keluarga”. Konsep keluarga sebagai upaya penekanan bahwa hiburan yang disediakan adalah hiburan yang baik untuk keluarga atau hiburan untuk orang yang baik-baik. 3 Setelah tempat karaoke memiliki citra yang baik di mata masyarakat, jadi semua kalangan bisa datang dan menikmati hiburan karaoke termasuk mahasiswa. Hasil penelitian Heiman& Kariv (2005:112), menyebutkan penyebab stres pada mahasiswa dapat bersumber dari kehidupan akademiknya, terutama dari tuntutan eksternal (tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan orang tua untuk berhasil di kuliahnya) dan tuntutan dari harapannya sendiri (kemampuan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran). Menurut Hardjana (1994:74), musik dianggap salah satu cara yang mampu meredakan stress. Selain untuk menghilangkan stres, bagi para mahasiswa yang memiliki waktu luang juga bisa dimanfaatkan untuk sesuatu hal yang positif. Menurut Wing Haryono (1978:7) waktu luang merupakan waktu yang bebas yang tidak terikat dari kegiatan rutinitas yang bermanfaat untuk mencari kesenangan, relaksasi dan pengembangan diri.Mahasiswa dalam memanfaatkan waktu luangnya bisa diisi dengan kegiatan untuk mencari kesenangan seperti berkunjung ke karaoke. Sebelum memahami strategi untuk menghadapi persaingan dan pandangan masyarakat tentang tempat karaoke yang perlu dipahami adalah perilaku dari konsumen dan minat pengunjung datang ke tempat karaoke Happy Puppy di Jogjakarta. Menurut Kotler (2009:166) perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Menurut Kotler dan Keller (2012:161), terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, diantaranya berasal dari stimuli pemasaran seperti brand image dan product knowledge. Menurut Kotler (1994:178) faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Menurut Kotler (1994:196), faktorfaktor psikologi yang menjadi dasar dalam perilaku konsumen, adalah: (1) motivasi, (2) persepsi, (3) belajar, (4) kepercayaan dan (5) sikap. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007: 201) menjelaskan bahwa minat merupakan salah satu aspek psikologis yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap sikap perilaku. Schiffman dan Kanuk (2007:206) minat beli berkaitan erat dengan motivasi yang dimiliki untuk memakai atau membeli produk tersebut. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:210), minat beli digunakan sebagai indikator 4 untuk memperkirakan perilaku konsumen. Ketika konsumen telah mempunyai minat untuk membeli yang positif adalah bentuk komitmen pada sebuah merek, hal tersebut yang mendorong pembelian pada akhirnya. Stigler dalam Cobb-Walgren (1995:96) menyatakan bahwa suatu merek yang dikenal oleh pembeli akan menimbulkan minatnya untuk mengambil keputusan pembelian. Kotler (2005:219), sikap adalah evaluasi, perasaan seseorang, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap sebuah objek atau gagasan tertentu. Melihat sikap masyarakat di era modern ini, yang menunjukkan sikap yang baik terhadap bisnis karaoke membuat Happy Puppy makin terkenal dan membuat konsumen lain berminat untuk mengunjungi tempat karaoke tersebut. Menurut Kotler (1994:196) motivasi merupakan suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarahkan seseorang agar supaya mencari pemuas terhadap kebutuhan itu. Kebutuhan manusia yang terendah sudah terpenuhi pastinya mencari kebutuhan atasnya untuk memenuhi kepuasan. Contohnya manusia akan merasa terdesak akan kebutuhan hiburan karaoke apabila sedang stres dengan aktivitas kerja yang meningkat dan deadline tugas-tugas. Untuk memenuhi kepuasan kebutuhannya manusia akan termotivasi mengunjungi tempat karaoke hanya untuk sekedar menghilangkan stres, melepas lelahatau untuk mengikuti tren saja. Setiadi (2003:180), citra merek (brand image) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Stigler dalam Cobb-Walgren (1995:96) menyatakan bahwa suatu merek yang dikenal oleh pembeli akan menimbulkan minatnya untuk mengambil keputusan pembelian. Semakin suatu merek memiliki citra positif di benak konsumen, maka semakin percaya pula konsumen terhadap produk tersebut. Setelah konsumen percaya akan citra merek yang dimiliki produk maka konsumen akan menggunakan produk tersebut. Citra merek yang baik dari tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta akan memunculkan minat untuk berkunjung dari konsumen. Berdasarkan latar belakang, peneliti mengambil judul “Pengaruh Sikap, Motivasi Dan Brand Image Terhadap Minat Konsumen Berkunjung Ke Tempat Karaoke Happy Puppy Jogjakarta”. 5 B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah sikap berpengaruh terhadap minat berkunjung ke tempat karaoke Happy Puppy? 2. Apakah motivasi berpengaruh terhadap minat berkunjung ke tempat karaoke Happy Puppy? 3. Apakah brand image berpengaruh terhadap minat berkunjung ke tempat karaoke Happy Puppy? C. KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR 1. Kajian Teori a. Perilaku Konsumen Menurut Kotler (2009:166) perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:6), ruang lingkup perilaku konsumen merupakan studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencangkup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, dimana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya. 1) Model Perilaku Konsumen Gambar 1. Model Perilaku Konsumen Sumber : Kotler (1997:226) 6 Dalam Gambar 1. diketahui bahwa perilaku konsumen dalam membeli barang/jasa dipengaruhi oleh pertama stimuli pemasaran meliputi produk, harga, tempat, promosi. Kedua stimuli lain yang terdiri dari lingkungan ekonomi, teknologi, budaya, politik. Ketiga karakteristik konsumen yang dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi. Dari ketiga stimuli itu kemudian terjadi proses pembelian yang tahapannya meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pengambilan keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Sedangkan keputusan membeli terdiri dari pilihan produk, merek, toko, waktu, jumlah dan metode. Oleh karena itu pemasar harus memahami yang menjadi kebutuhan konsumen yang dipengaruhi keputusan pembelian. 2) Bauran Pemasaran Menurut Kotler & Armstrong (1997:48), bauran pemasaran atau marketing mix adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, produk, harga, distribusi, dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan dalam pasar sasaran. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:62), produk meliputi : ragam, kualitas, desain, fitur, nama merek, kemasan dan layanan. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:62), harga meliputi: daftar harga, diskon, potongan harga, periode pembayaran, persyaratan kredit. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:62), bauran promosi meliputi iklan, promosi penjualan, penjualan personal, hubungan masyarakat, pemasaran langsung. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:62), distribusi meliputi saluran, lokasi, persediaan, transportasi, logistik. 3) Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2012:161), terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, diantaranya berasal dari stimuli pemasaran seperti brand image dan product knowledge. Menurut Kotler (1994:178) faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Menurut Kotler (1994:196) faktor-faktor psikologis berasal dari proses internal individu, sangat berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen. Faktor-faktor psikologi yang menjadi 7 dasar dalam perilaku konsumen, adalah: (1) motivasi, (2) persepsi, (3) belajar, (4) kepercayaan dan (5) sikap. b. Minat Beli Menurut Kotler dan Keller (2012:170), menyatakan bahwa dalam tahapan evaluasi alternatif, seorang konsumen akan membentuk pilihan berdasarkan pada merek, merek yang ada di dalam kumpulan pilihannya atau dapat juga berdasarkan pada minat untuk membeli merek yang paling disukai. Menurut Kotler dan Keller (2009: 240), minat beli dalam tahapan evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000: 206) indikator-indikator adanya minat beli, adalah: 1) Ketertarikan (Interest) yang menunjukan adanya pemusatan perhatian dan perasaan senang. 2) Keinginan (Desire) ditunjukan dengan adanya dorongan untuk ingin memiliki. 3) Keyakinan (Conviction) ditunjukan dengan adanya perasaan percaya diri individu terhadap kualitas, daya guna dan keuntungan dari produk yang akan dibeli. c. Sikap Kotler (2005:219), sikap adalah evaluasi, perasaan seseorang, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap sebuah objek atau gagasan tertentu. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:176), sikap adalah evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relatif konsisten, dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide. Menurut Shiffman dan Kanuk (2000: 225), indikator sikap diukur melalui : 1) Komponen kognitif sebagai bentuk atas kepercayaan akan terbentuk melalui pengetahuan, karena akan melalui proses mengetahui atribut dan manfaat yang mana mempengaruhi kepercayaan konsumen. Dalam penelitian ini untuk mengukur komponen kognitif dengan menggunakan kepercayaan pengunjung terhadap atribut produk dan manfaat produk. 2) Komponen afektif yang akan digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini adalah variabel kesukaan yang dapat diukur dengan indikator kesukaan pengunjung terhadap produk. Apabila pengunjung menyukai merek yang telah dipercaya akan menghasilkan keuntungan baginya berupa ingantan 8 pengalaman tersebut yang akan mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang. 3) Komponen konatif, adalah keinginan untuk berperilaku (behavioral intentio). Oleh sebab itu, variabel tindakan pengunjung dalam penelitian ini bisa diukur dengan indikator atas produk yang diinginkan atau dipilih konsumen. d. Motivasi Menurut Kotler (1994:196) motivasi merupakan suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarahkan seseorang agar supaya mencari pemuas terhadap kebutuhan itu. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:71) motivasi merupakan kekuatan pendorong dalam diri seseorang yang memaksakan untuk melakukan suatu tindakan. Menurut Kotler (1994:197), indikator dari motivasi adalah: 1) Dorongan kebutuhan akan memiliki produk; 2) Dorongan kebutuhan akan menggunakan produk; 3) Dorongan untuk menunjang penampilan; 4) Dorongan akan tren yang sedang terjadi di lingkungan sosial; 5) Dorongan kegemaran akan produk. e. Brand Image American Marketing Association dalam Kotler (2002:460), menjelaskan merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk lain. Menurut Kotler dan Keller (2009:607), citra adalah kepercayaan, ide, dan kesan yang dipegang oleh seseorang terhadap sebuah objek. Menurut Setiadi (2003:180), citra merek (brand image) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Menurut Kotler (2009:260) brand image ialah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, dan mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti. Menurut Kotler dan Keller (2009:261) ada beberapa indikator yang mempengaruhi brand image, yaitu : 1) Persepsi konsumen terhadap produk 2) Persepsi konsumen terhadap kualitas produk 9 3) Persepsi konsumen terhadap ukuran 4) Persepsi konsumen terhadap daya tahan 5) Persepsi konsumen terhadap desain atau model kemasan 6) Persepsi konsumen terhadap warna produk 7) Persepsi konsumen terhadap harga 8) Persepsi konsumen terhadap lokasi 2. Kerangka Pikir Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu dapat digambarkan kerangka penelitian sebagai berikut: Sikap (X1) Minat Berkunjung (Y) Motivasi (X2) Brand Image (X3) Gambar 2. Kerangka Pemikiran Keterangan : : Menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. D. HIPOTESIS 1. H1+ : Sikap berpengaruh positif terhadap minat berkunjung konsumen ke tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007: 201) menjelaskan bahwa minat merupakan salah satu aspek psikologis yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap sikap perilaku. Semakin baik sikap yang ditunjukkan oleh konsumen maka semakin besar pula minat berkunjung konsumen ke tempat hiburan karaoke. Hal ini didukung oleh penelitian dari Mandasari (2013), diperoleh hasil penelitian bahwa sikap dan norma subjektif berpengaruh secara signifikan niat beli. Dan juga penelitian dari Imelda (2014), hasil analisis ditemukan bahwa 10 sikap dan norma subjektif berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap minat beli konsumen. 2. H2+ : Motivasi berpengaruh positif pada minat berkunjung konsumen ke tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta. Schiffman dan Kanuk (2007:206) minat beli berkaitan erat dengan motivasi yang dimiliki untuk memakai atau membeli produk tersebut. Minat beli menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada di dalam benaknya. Jika motivasi yang timbul dari konsumen semakin baik atau semakin positif maka kesediaan konsumen untuk berkunjung ke tempat hiburan juga akan meningkat. Hal ini didukung oleh penelitian Joel (2014), dan diperoleh hasil penelitian menunjukkan secara simultan ketiga variabel bebas (motivasi konsumen, persepsi harga, dan kualitas produk) berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen. Dan didukung oleh penelitian Virgo (2015) hasilnya yaitu ada pengaruh antara motivasi konsumen dan persepsi kualitas terhadap minat beli konsumen. 3. H3+ : Brand Image berpengaruh positif terhadap minat berunjung konsumen ke tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:210), minat beli digunakan sebagai indikator untuk memperkirakan perilaku konsumen. Ketika konsumen telah mempunyai minat untuk membeli yang positif adalah bentuk komitmen pada sebuah merek, hal tersebut yang mendorong pembelian pada akhirnya. Stigler dalam Cobb-Walgren (1995:96) menyatakan bahwa suatu merek yang dikenal oleh pembeli akan menimbulkan minatnya untuk mengambil keputusan pembelian. Hal ini didukung oleh penelitian Hidayati (2013), dan diperoleh hasil pengujian menunjukan variabel citra merek berengaruh positif terhadap minat beli. Dan penelitian Fitriana dan Yulianti (2014), hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan dan parsial dimensi functional image, affective image, reputation image berpengaruh secara signifikan terhadap purchase intention. 11 E. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dengan cara membagikan kuesioner terhadap mahasiswa yang berdomisili di kota Jogjakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berdomisili di kota Jogjakarta. Peneliti menggunakan sampel sebanyak 130 responden. Sampel penelitian diambil secara non probability dengan metode purposive sampling kriterianya adalah mahasiswa yang berdomisili di kota Jogjakarta berusia minimal 17 tahun dan belum pernah melakukan kunjungan ke tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta. 1. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL a. Sikap Menurut Kotler (2005:219), sikap adalah evaluasi, perasaan seseorang, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap sebuah objek atau gagasan tertentu. Indikator sikap adalah: 1) Pandangan responden mengenai manfaat yang diperoleh dengan berkunjung ke Karaoke Happy Puppy Jogjakarta. 2) Pandangan responden mengenai kesukaan terhadap karaoke Happy Puppy Jogjakarta dibanding dengan tempat karaoke lain di Jogjakarta. 3) Kemungkinan responden akan berkunjung ke karaoke Happy Puppy Jogjakarta manakala ada kesempatan (waktu luang). b. Motivasi Menurut Kotler (1994: 196), motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak, mengarahkan seseorang untuk mencari pemuasan terhadap kebutuhannya. Menurut Kotler (1994:197), indikator dari motivasi adalah: 1) Mengunjungi tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta karena hobi bernyanyi. 2) Mengunjungi karaoke Happy Puppy Jogjakarta karena mengikuti tren. 3) Mengunjungi karaoke Happy Puppy Jogjakarta karena ingin refreshing. c. Brand Image Menurut Setiadi (2003:180), citra merek (brand image) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari 12 informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Menurut Kotler dan Keller (2009:261), indikator dari brand image sebagai berikut : 1) Karaoke Happy Puppy Jogjakartamerupakan tempat karaoke keluarga yang menarik. 2) Karaoke Happy Puppy Jogjakarta merupakan tempat karaoke yang sangat menghibur. 3) Karaoke Happy Puppy Jogjakarta dinilai masyarakat sebagai tempat karaoke yang “aman”. d. Minat Berkunjung Menurut Kotler dan Keller (2012:170), menyatakan bahwa dalam tahapan evaluasi alternatif, seorang konsumen akan membentuk pilihan berdasarkan pada merek, merek yang ada di dalam kumpulan pilihannya atau dapat juga berdasarkan pada minat untuk membeli merek yang paling disukai. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:206) minat berkunjung dapat diukur melalui indikatorindikator sebagai berikut: 1) Tertarik mencari informasi tentang karaoke Happy Puppy Jogjakarta secara lengkap sebelum mengunjunginya. 2) Keinginan untuk berkunjung ke tempat hiburan yaitu karaoke keluarga Happy Puppy Jogjakarta. 3) Rasa yakin menggunakan tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta, sebagai tempat hiburan yang berkualitas dan aman. 2. Pengujian Instrumen Penelitian a. Uji Validitas Berdasarkan hasil uji validitas, r-hitung per item pernyataan bernilai positif dan lebih dari r-min (0,3) sehingga butir pertanyaan dalam kuesioner dapat dinyatakan valid dalam mengukur variable penelitian. b. Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas, semua butir pertanyaan menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut adalah reliabel. 13 F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linier berganda untuk pengujian H1, H2, H3. Dimana analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh variable bebas yaitu, sikap, motivasi dan brand image terhadap variabel terikat yaitu minat berkunjung. Hasil uji linier berganda dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel Standardized Coefficients Beta p value Keterangan Sikap (X1) 0,223 0,006 Positif dan Signifikan Motivasi (X2) 0,379 0,000 Positif dan Signifikan Brand Image (X3) 0,346 0,000 Positif dan Signifikan Sumber : Data Primer Diolah (2016) Persamaan garis regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = 0,223 X1 + 0,379 X2 + 0,346 X3 2. Pembahasan a. Sikap berpengaruh positif terhadap Minat Konsumen Berkunjung ke tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta. Sikap adalah 0,223 dengan p-value = 0,006 (˂0,05) yang berar signifikan. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan sikap konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung terdukung. Hal ini menunjukkan sikap konsumen merupakan salah satu penentu minat beli, karena jika sikap mahasiswa berubah (katakan meningkat) maka akan meningkatkan juga minat berkunjung mahasiswa.Dibuktikan pula dengan pandangan mahasiswa mengenai banyaknya manfaat yang diperoleh dari informasi yang diberikan karaoke Happy Puppy Jogjakarta. Membuat mahasiswa yakin bahwa karaoke Happy Puppy Jogjakarta adalah tempat karaoke yang bermanfaat dan menjadikan minat berkunjung bagi mahasiswa yang belum pernah ke tempat karaoke tersebut untuk berkunjung. Rasa suka 14 yang dimiliki Happy Puppy dibandingkan dengan karaoke lainnya di Jogjakarta tergolong baik karena konsep karaoke keluarga yang diterapkan mengubah cara pandang dari mahasiswa yang belum pernah berkunjung ke karaoke tersebut dan berminat untuk mencobanya. Mahasiswa yang memiliki waktu luang akan mengisi harinya dengan kegiatan yang bermanfaat dan menghibur seperti berkunjung ke tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Mandasari (2013) dan Imelda (2014), yang menyatakan bahwa sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli. b. Motivasi berpengaruh positif terhadap Minat Konsumen Berkunjung ke tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta. Motivasi adalah 0,379 dengan p-value = 0,000 (˂0,05) yang berar signifikan. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan motivasi konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung terdukung. Hal ini menunjukan motivasi merupakan salah satu penentu minat berkunjung, karena jika motivasi mahasiswa berubah (katakan meningkat) maka akan meningkatkan juga minat berkunjung mahasiswa. Terbukti banyak mahasiswa yang memiliki motivasi mulai dari keinginan dalam diri karena ingin menyalurkan hobi bernyanyi, karena ingin mengikuti tren dan ada juga yang hanya untuk refresing dalam berminat untuk berkunjung ke tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta. Sebagai contoh keinginan dalam diri seseorang yang sangat kuat untuk menyalurkan hobi bernyanyinya memotivasi diri untuk memenuhi kebutuhannya akan tempat karaoke sebagai tujuan akhirnya. Jadi apabila motivasi pada diri meningkat akan meningkatkan kemungkinan minat berkunjung konsumen. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Virgo(2015) dan Joel (2014), yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap minat beli. c. Brand Image berpengaruh positif terhadap Minat Konsumen Berkunjung ke tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta. Brand image adalah 0,346 dengan p-value = 0,000 (˂0,05) yang berar signifikan. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan brand image 15 berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung terdukung. Hal ini menunjukan brand image merupakan salah satu penentu minat berkunjung, karena jika brand image dengan tingkat kepercayaannya tinggi dari mahasiswa pada suatu merek produk maka akan meningkatkan juga minat berkunjung mahasiswa. Terbukti dari citra merek yang dimiliki tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta dinilai mahasiswa yang belum pernah berkunjung bahwa tempat tersebut menarik. Mereka berpandangan karaoke Happy Puppy Jogjakarta bisa dijadikan tempat yang cocok untuk menghibur diri, teman, keluarga. Mahasiswa juga menilai tempat karaoke Happy Puppy aman dari halhal yang negatif. Maka mahasiswa memiliki kepercayaan atas merek karaoke Happy Puppy yang akan timbul minat untuk berkunjung ke karaoke Happy Puppy Jogjakarta. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Hidayati (2013) dan Fitriana dan Yulianti (2014), yang menyatakan bahwa brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli. G. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh sikap, motivasi dan brand image terhadap konsumen berkunjung ke tempat karaoke happy puppy jogjakarta pada mahasiswa yang berdomisili di kota jogjakarta, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Sikap berpengaruh positif terhadap minat konsumen berkunjung ke tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta. 2. Motivasi berpengaruh positif terhadap minat konsumen berkunjung ke tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta. 3. Brand image berpengaruh positif terhadap minat konsumen berkunjung ke tempat karaoke Happy Puppy Jogjakarta. DAFTAR PUSTAKA Cobb-Walgren, Cathy J. Cyntia A. Ruble, and Naveen Donthu. 1995. Brand Equity, Brand Preference, and Purchase Intent. Journal of Advertising, XXIV (Fall), 25-40. 16 Fitria, Dana dan Yulianti, Ida. 2014. Pengaruh Brand Image terhadap Purchase Intention Pada Produk Otomotif Toyota Avanza di Auto 2000 Malang. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. 1-9. Hardjana, Agus M. 1994. Stres tanpa Distres, Seni Mengolah Stres. Yogyakarta : Kanisius. Haryono, Wing. 1978. Pariwisata Rekreasi dan Entertainment. Bandung: Ilmu Publiser. Heiman & Kariv. 2005. Task-Oriented versus Emotion-Oriented Coping Strategies: The Case of College Students. College Student Journal, 39 (1): 72-89. Hidayati, A. Tri. 2013. Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli dan Keputusan Pembelian Konsumen. Jurnal Administrasi Bisnis UIN Malang. 2(1) : 162-171. Imelda, Sri. 2014. Pengaruh Sikap Dan Norma Subyektif Terhadap Minat Konsumen Pengguna Refill Tinta Printer Dataprint Di Banjarmasin. Jurnal Ekonomi Politeknik Negeri Banjarmasin. 11(2) : 39-51. Joel, Greg. 2014. Pengaruh Motivasi, Persepsi Harga, Dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Sepeda Motor Matic Merek Yamaha Mio Di Kota Manado. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Manajemen Universitas Sam Ratulangi Manado. 2(3) : 1463-1472. Kotler, Philip. 1994. Marketing management: Analysis, Planing, Implementation, Control. Ed. 8. New jersey: Prentice Hall, Inc. Kotler, Philip. 1997. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation and Control”(9thed.). New Jersey: Prentice Hall International, Inc. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Millenium jilid 1. Jakarta : PT. Prenhallindo. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran di Indonesia Edisi Pertama. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga. Kotler, Philip dan Kevin, Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1. Jakarta : Erlangga. . 2012. Marketing Management. Edisi 14.Jakarta : Erlangga. Kotler, Philip dan Gary, Armstrong. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran Edisi ketujuh Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo. . 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Mandasari, Roselina. 2013. Pengaruh Sikap Konsumen dan Norma Subjektif Terhadap Niat Beli Mobil Toyota Agya di Kota Denpasar. Jurnal Ekonomi Universitas Udayana Bali. 2(3): 1434-1448 Schiffman, G. Leon dan Leslie, L. Kanuk. 2000. Consumer Behavior. Prentice-Hall: New Jersey. Schiffman dan Kanuk.2007. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Indeks Gramedia. 17 Setiadi, J. Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama. Virgo, Muklis. 2015. Pengaruh Motivasi Konsumen dan Persepsi Kualitas Terhadap Minat Beli pada Konsumen DSLR Nikon di Bandung. Skripsi. Fakutas Bisnis dan Manajemen. Universitas Widyatama.