Kajian Pengembangan Objek Wisata Pantai Depok Terhadap Pendapatan Asli Daerah Nur Rizkiyah (08130045) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh adanya masa krisis pariwisata merupakan sektor yang tak mengalami krisis. Oleh karenanya pemerintah Kabupaten Pekalongan menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan. Alasan pemilihan judul adalah peneliti ingin memberi masukan bagi pengembangan pariwisata di Kabupaten Pekalongan. Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah Apakah pengembangan objek wisata pantai Depok desa Depok Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui prospek pengembangan objek wisata Pantai Depok desa Depok Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan serta untuk mengetahui pola pengembangan objek wisata Pantai Depok Pantai Depok desa Depok Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan. Manfaat penelitian ini adalah (1) memberi masukan kepada pemerintah Kabupaten Pekalongan, Dinas Pariwisata tentang pengembangan objek wisata Pantai Depok, (2) memberi masukan kepada para pelaku wisata tentang pengembangan objek wisata Pantai Depok. Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah (1) metode observasi (2) metode wawancara, dan (3) dokumentasi. Dedang responden yang dipergunakan adalah (1) pengunjung objek wisata Pantai Depok (2) pedagang baik pedagang tetap maupun pedagang tidak tetap, (3) masyarakat sekitar dan (4) pengelola objek wisata yaitu Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Sasaran penelitian adalah objek wisata Pantai Depok desa Depok Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan. Metode analisis data menggunakan teknik analisis interaktif dari Huberiman. Validitas menggunakan teknik iriangulasi. Hasil analisis data bahwa pengembangan objek wisata pantai Depok (1) tata guna lahan, (2) pengembangan infra sturktur, (3) pengembangan fasilitas umum dan fasilitas umum penunjang, (4) sarana akomodasi, (5) restoran dan pedagang lain (6) sarana rekreasi pantai (7) pengembangan budaya (8) peningkatan kesiapan masyarakat pelaku wisata (9) pengembangan manajemen. Saran-saran yang penulis sampaikan adalah agar dalam pengembangan objek wisata (1) memperhatikan kepentingan masyarakat sekitar, (2) potensi lokal lebih banyak dimanfaatkan dalam kegiatan pengembangan (3), kelestarian alam dan keseimbangan ekosistem harus mendapat perhatian (4) pengembangan Pantai Depok agar menjadi satu paket dengan pengembangan perdagangan. Kata Kunci : pengembangan, objek wisata, pantai depok PENDAHULUAN Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Secara luas pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik (Spillane, 1994 : 14). Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa Penyelenggaraan Kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memeratakan kesempatan JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 76 berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa. Perkembangan pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa. Selama berwisata, wisatawan akan melakukan belanja, sehingga secara langsung menimbulkan permintaan (Tourism Final Demand) pasar barang dan jasa. Selanjutnya Final Demand wisatawan secara tidak langsung menimbulkan permintaan akan barang modal dan bahan baku (Investment Derived Demand) untuk berproduksi memenuhi permintaan wisatawan akan barang dan jasa tersebut. Dalam usaha memenuhi permintaan wisatawan diperlukan investasi di bidang transportasi dan komunikasi, perhotelan dan akomodasi lain, industri kerajinan dan industri produk konsumen, industri jasa, rumah makan restoran dan lain-lain. Sejalan dengan hal tersebut dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dikelompokan oleh Cohen (1984) menjadi delapan kelompok besar, yaitu (1) dampak terhadap penerimaan devisa, (2) dampak terhadap pendapatan masyarakat, (3) dampak terhadap kesempatan kerja, (4) dampak terhadap harga-harga, (5) dampak terhadap distribusi masyarakat atau keuntungan, (6) dampak terhadap kepemilikan dan kontrol, (7) dampak terhadap pembangunan pada umumnya dan (8) dampak terhadap pendapatan pemerintah. Majunya industri pariwisata suatu daerah sangat bergantung kepada jumlah wisatawan yang datang, karena itu harus ditunjang dengan peningkatan pemanfaatan Daerah Tujuan Wisata (DTW) sehingga industri pariwisata akan berkembang dengan baik. Negara Indonesia yang memiliki pemandangan alam yang indah sangat mendukung bagi berkembangnya sektor industri pariwisata di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, potensi Indonesia untuk mengembangkan industri pariwisata sangatlah besar. Kabupaten Pekalongan merupakan daerah yang giat mengembangkan potensi wilayahnya untuk tujuan wisata dan menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Obyek wisata yang dikembangkan berupa objek wisata budaya dan objek wisata alam. Sebagian besar objek wisata yang berada di Kabupaten Pekalongan adalah objek wisata alam, baik objek wosata darat (agrowisata) maupun wisata bahari maupun pantai. Sedang objek wisata budaya relatif belum banyak dikembangkan dan belum ditangani secara optimal, misal seni-seni tradisional. Objek wisata pantai oleh sebagian belum dikembangkan secara maksimal oleh Pemerintah Kabupaten Pekalongan dianggap sebagai sektor usaha yang mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mampu mengembangkan peluang usaha bagi masyarakat sehingga akan mampu mengurangi tingkat pengangguran. Dengan mengunggulkan objek wisata pemerintah Kabupaten Pekalongan berharap akan mampu meningkatkan lapangan kerja, kesempatan berusaha dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Keseriusan penanganan sektor pariwisata maupun rencana pembangunan tahunan pemerintah Kabupaten Pekalongan. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 77 Obyek - obyek wisata ramai dikunjungi wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Adapun obyek wisata yang sudah terkenal dan yang ramai dikunjungi adalah : Petungkriono, pantai pasir kencana, pantai slamaran,Linggo Asri dan, pantai Wonokerto. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pariwisata Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain bersifat sementara dan dilakukan secara perorangan atau kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam kaitannya dengan dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Pengertian Objek Wisata Objek wisata adalah segala sesuatu yang dapat menarik wisatawan untuk menjadi sasaran kunjungannya. Sehingga sesuatu dapat dikatakan sebagai objek wisata mempunyai prasarat harus mempunyai daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian merupakan cerminan dari metode umum yang dipergunakan dalam kegiatan penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan deskriptif kualitatif karena data yang diambil data kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan sumber data dan pengamatan langsung di lokasi penelitian. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah lokasi dimana peneliti mengambil permasalahan dari kegiatan penelitian ini. Lokasi penelitian ini adalah objek wisata Pantai Depok yang merupakan wilayah administratif Desa Depok, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan. Depok berjarak lebih kurang 6 km dari pusat kota Wiradesa ke arah Utara, dan berbatasan dengan Desa Rawayasa wilayah Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Sumber Data Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data dapat dikelompokkan menjadi 3p yaitu person berupa orang, place berupa tempat, dan paper berupa simbol. Person adalah manusia sehingga sumber data ini dapat memberikan jawaban atas pertanyaan peneliti baik secara lisan yang berupa wawancara maupun secara tertulis yang berupa angket. Place merupakan sumber data yang menyajikan tampilan diam dan bergerak. Tampilan diam misalnya mangan, kelengkapan alat, wujud benda dan sebagainya. Sedangkan tampilan yang bergerak misalnya aktivitas, kinerja, laju kendaraan, irama nyanyian dan sebagainya. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 78 Paper merupakan sumber data yang menyajikan tanda-tanda huruf, angka, gambar atau simbol-simbol lain. Dengan pengertian bahwa paper bukan terbatas pada terjemahan bahasa Inggris, tetapi lebih luas dari itu termasuk yang dalam tulang, batu, kayu dan sebagainya. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara peneliti mendapatkan data yang diperlukan di dalam pelaksanaan penelitian dari sumber-sumber data peneliuan. Pada penelitian ini peneiiti menggunakan metode penelitian sebagai berikut : 1. Observasi 2. Wawancara 3. Dokumentasi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penyajian Data a. Luas Wilayah Luas wilayah obyek wisata pantai Depok meliputi panjang 3,5 km, lebar 0,75 km. Melihat ukuran areal tersebut obyek wisata pantai Depok sebagian masuk wilayah Desa Depok, Kecamatan Siwalan. b. Infrastruktur Infrastruktur yang telah ada di obyek wisata Pantai Depok sekarang masih sangat sederhana antara lain berupa : 1) Transportasi Jaringan transportasi menuju obyek wisata Pantai Depok berupa jalan masuk lokasi sepanjang 3,5 km dari jalan raya Jakarta – Semarang. Jalur lain menuju lokasi melalui kota Pekalongan yaitu dari Wiradesa ke utara dengan jarak 3,5 km. Jalan tersebut lebar 6 meter. Dengan kondisi jalan yang tergolong bagus, dengan sistem pengaspalan hotmix. 2) Jaringan listrik Jaringan listrik menuju pantai Depok telah terpasang dengan menggunakan listrik PLN yang menggunakan kabel udara. Dengan adanya jaringan ini seluruh kawasan pantai Depok telah mendapatkan penerangan listrik. 3) Jaringan air bersih Jaringan air bersih kini terpasang jaringan air dari Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Pekalongan. Jaringan ini mampu memberikan suplai air bersih kepada seluruh fasilitas yang menggunakan air bersih seperti WC umum, musholla, warung dan sebagainya. 4) Lapangan parkir Arena parkir di lokasi wisata berukuran 50 kali 25 meter. Lapangan parkir ini cukup luas untuk ukuran parkir wisatawan lokal. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 79 c. Fasilitas Wisata 1) Arena bermain Arena bermain berupa lapangan terbuka yang disediakan alat bermain seperti ayunan, pengungkit dan sebagainya. Arena bermain ini dilindungi oleh pohon-pohon peneduh yang berupa cemara laut dan payung-payung peneduh. 2) Pengamanan Untuk pengamanan pantai dibangun peer pemecah gelombang sehingga kemungkinan pantai terabrasi sangat kecil. Selain pengamanan fisik obyek, pihak pengelola menempatkan petugas pengamanan sekaligus sebagai pemberi bantuan jika terjadi kecelakaan ketika mandi di laut. Untuk itu diharapkan pengunjung akan merasa aman dan nyaman dalam menikmati objek wisata. 3) Gardu pemandangan Gardu ini dibangun untuk para wisatawan yang ingin menikmati indahnya pemandangan laut saat matahari terbit atau terbenam serta menikmati semilirnya angin laut. 4) Wisata Bahari Untuk memberi layanan bidang wisata bahari dibangun dermaga untuk wisata bagi pengunjung yang ingin menikmati perjalanan laut dapat naik perahu dari dermaga. Pantai Depok dengan jarak lebih kurang 10 km ke arah timur, atau bagi pengunjung yang ingin memancing dapat menyewa perahu di dermaga dengan atau tanpa pendampingnya. 5) Fasilitas Umum Fasilitas umum yang disediakan oleh pengelola objek wisata Pantai Depok meliputi : a) Kamar mandi dan WC Umum Kamar mandi dipergunakan oleh pengunjung untuk “bilas” setelah mereka mandi atau bermain air laut. WC umum sangat penting untuk memenuhi hajat para pengunjung objek wisata. b) Mushola Berwisata kadang melampaui batas sholat bagi umat muslim sehingga keberadaan sarana ibadah berupa mushola sangat dipentingkan dalam suatu objek wisata. d. Kunjungan Wisata Objek Wisata Pantai Depok banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal. Wisatawan domestik dan mancanegara belum tertarik untuk mengunjungi objek tersebut. Menurut salah seorang pengelola ketidaktertarikan tersebut mungkin karena kurangnya promosi dan belum optimalnya pengelolaan objek wisata Pantai. Mereka lebih tertarik ke Pantai Ujung Negoro di yang secara alam memang lebih unik dan adanya acara ritual keagamaan di makam Syeh Maulana Maghribi. ( Wawancara, 20 Januari 2013). Jumlah wisata pengunjung rata-rata 2500 – 3000 orang setiap bulannya. Kunjungan wisata banyak dilakukan pada hari Minggu atau libur. Kunjungan wisata banyak dilakukan pada pagi hari JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 80 atau sore hari, Sehingga petugas pada pukul 05.00 harus sudah siap di pintu gerbang dan tutup selepas matahari tenggelam. (Wawancara, 20 Januari 2013. Pada bulan Romadhon pengunjung datang sejak selepas Subuh sehingga banyak pengunjung yang tidak sempat ditarik retribusi. Pada bulan ini setiap harinya pengunjung bisa mencapai ribuan orang, terutama anak-anak. e. Masyarakat Pelaku Wisata Masyarakat Desa Depok yang sebagian besar merupakan masyarakat nelayan memang sangat sulit untuk merubah pola hidupnya menjadi masyarakat pelaku wisata. Hal ini disebabkan pada masyarakat nelayan yang biasa dengan lingkungan yang kumuh sangat sulit untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungannya, ditambah perilaku masyarakat nelayan yang kasar dan berpendidikan rendah. Dalam hal menyambut adanya kepariwisataan masyarakat Desa Depok dan sekitarnya memang tampak belum siap. Masyarakat memang sangat sulit untuk mengubah pola tingkah laku mereka dalam menerima wisatawan. Kesiapan masyarakat sekitar juga belum tampak dalam memanfaatkan kesempatan adanya program kepariwisataan ini. Kesempatan masih banyak yang diambil oleh orang luar. Jenis-jenis kesempatan misalnya sebagai penyedia sarana wisata, penjual makanan khas laut seperti ikan bakar, bakso ikan dan sebagainya. f. Aset Obyek Wisata Pantai Depok Guna pengembangan Objek Wisata Pantai Depok, asset yang dimiliki objek wisata tersebut sangat penting diperhatikan. Asset ini meliputi asset bergerak dan asset tidak bergerak. Titik berat pengembangan objek Wisata Pantai Depok adalah pengembangan objek wisata alam sehingga asset berupa alam sangat dibutuhkan. Sedangkan asset bergerak dikembangkan sebagai penunjang atau sebagai penambah daya tarik bagi kehadiran para wisatawan. Asset ini juga dapat dimanfaatkan oleh pelaku wisata yang lain. Secara umum asset-aset yang dimiliki oleh Objek Wisata Pantai Depok adalah : 1) Tanah Tanah milik Taman Wisata Pantai Depok seluas lebih kurang 25 ha dengan status tanah milik negara yang sampai saat ini belum bersertitikat (Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Pekalongan). Tanah ini sebagian masih dikelola oleh rakyat untuk pertanian dan perdagangan dan dalam taraf pembebasan 2) Pantai Taman wisata Pantai Depok memiliki panjang pantai 3,5 km. Pantai dan segala penunjangnya ini merupakan keindahan alam yang akan dijual kepada para wisatawan, baik lokal, domestik maupun asing. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 81 3) Pendaratan Kapal Pendaratan kapal nelayan dan tempat pelelangan ikan (TPI) di Pelabuhan Pekalongan juga dapat dijual kepada para wisatawan yang ingin membeli secara langsung sebagai oleholeh. 4) Budaya Budaya masyarakat Lomban (Lomba perahu tradisional) merupakan atraksi budaya dan suguhan yang menarik untuk disuguhkan kepada para wisatawan. Budaya Lomban ini dilaksanakan masyarakat pada Hari Raya Idul Fitri. 5) Hutan Pantai Hutan Pantai sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Kawasan wisata sekarang sedang mengembangkan hutan pantai berupa hutan bakau dan cemara laut. Pengembangan hutan ini juga untuk mencegah abrasi air laut. 6) Pedagang Objek wisata Pantai Depok memberikan peluang kerja bagi sebagian masyarakat Kabupaten Pekalongan dari sektor perdagangan. Perdagangan dilokasi wisata dapat dibedakan menjadi : a) Pedagang Tetap Pedagang tetap yaitu pedagang yang membuka kios dan warung di lokasi wisata. Pedagang tetap meliputi penjual makanan khas dan cendera mata serta kebutuhan lain wisatawan. Jumlah pedagang tetap di lokasi wisata Pantai Depok berkisar 25 orang, yang sebagian besar bukan masyarakat sekitar lokasi. Mereka berasal dari kecamatan lain di Pekalongan bahkan ada yang berasal dari Kota Pekalongan dan sekitarnya, yang datang untuk berjualan di lokasi wisata antara pagi sampai petang (kira-kira pukul 18.00). b) Pedagang Tidak Tetap Pedagang tidak tetap pada lokasi wisata yaitu pedagang kaki lima dan pedagang asongan. Pedagang ini ada yang menggelar dagangannya setiap hari dan ada yang datang hanya pada waktu ramai pengunjung. Hal ini disebabkan karena pada waktu sepi jumlah pedagang dan pengunjung berimbang sehingga tidak efisien untuk berdagang. Sehingga jumlah pedagang kali lima dan asongan sulit untuk didata secara pasti. Pedagang kaki lima lebih banyak menjajakan makanan dan mainan anak-anak ketimbang yang lain. Sedang pedagang asongan lebih banyak menjajakan makanan dan minuman ringan, dan kebutuhan lain wisatawan seperti tisue dan sebagainya. Keberadaan pedagang asongan dan kaki lima ini belum terorganisir sehingga mereka belum ada ikatan yang mengatur kebersamaan mereka. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 82 7) Seafood Makanan khas laut yang disediakan oleh warung makan dan restoran memang masih perlu dikembangkan. Makanan ini berupa ikan bakar/goreng, cumi, kepiting, bakso kakap/tengiri dan sebagainya. Tetapi warung ini tidak dikelola oleh masyarakat sekitar saja tetapi oleh penduduk yang berasal dari daerah lain. g. Personalia Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Pekalongan menempatkan 2 orang pengelola Objek wisata yang berfungsi menarik retribusi masuk bagi para pengunjung. Analisa Data a. Kontribusi Kunjungan Wisata Pantai Depok terhadap PAD Kecamatan Siwalan atau Kabupaten Pekalongan Biaya masuk per orang sebesar Rp. 2.500,00, rata-rata pengunjung wisata per hari sekitar 100 pengunjung, kunjungan wisata Pantai pada hari libur bisa 150 sampai 200 pengunjung. Dari data yang ada maka kontribusi terhadap PAD yang berasal dari pengunjung di Pantai Depok bisa dihitung sebagai berikut : - Kunjungan wisatawan pada hari biasa per hari : 100 x Rp. 2.500,00 = Rp. 250.00,00. - Kunjungan wisata pada hari minggu atau hari libur : 175 x Rp. 2.500,00 = Rp. 437.500,00. - Kunjungan wisata per bulan pada hari biasa : 26 x 100 x Rp. 2.500 = Rp. 6.500.000,00. - Kunjungan wisata per bulan pada hari Minggu atau hari libur : 4 x 175 x Rp. 2.500 = Rp. 1.750.000,00 - Kunjungan wisata per tahun pada hari biasa : 312 x Rp. 250.000,00 = Rp. 78.000.000,00. - Kunjungan wisata per tahun pada hari minggu atau hari libur : 48 x Rp. 437.500,00 = Rp. 21.000.000,00. - Dari hasil perhitungan pendapatan kunjungan wisata per tahun Rp. 78.000.000,00 + Rp. 21.000.000,00 = Rp. 99.000.000,00 Dilihat dari pemasukan yang hanya sekitar Rp. 99.000.000,00, kontribusi dari kunjungan wisata pantai Depok terhadap PAD masih sangat rendah. Oleh karena itu pemerintah harus segera mengadakan pembangunan dan pengembangan di berbagai sektor, agar daerah wisata Pantai Depok lebih mempunyai daya tarik, sehingga mampu menghadirkan pengunjung lebih banyak, dengan demikian akan berpengaruh langsung terhadap pendapatan asli daerah. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 83 b. Penilaian Indikator Penilaian kesiapan sangat diperlukan dalam merencanakan suatu upaya pengembangan. Dalam pengembangan pariwisata selalu mengkaitkan indikator yang satu dengan yang lain yang mempunyai hubungan keterkaitan. Yang selanjutnya sebagai dasar strategi pengembangan yang sesuai. 1) Kebijakan Pemerintah Rencana Strategis Pembangunan Kabupaten Pekalongan menonjolkan tiga sektor sebagai prioritas utama pembangunan Kabupaten Pekalongan, yaitu ketiga prioritas tersebut adalah pertanian, perikanan dan pariwisata. Berdasar prioritas utama pembangunan tersebut sektor pariwisata termasuk menjadi prioritas utama. Hal ini merupakan kunci utama pengembangan objek wisata di Kabupaten termasuk Pantai. 2) Status Tanah Secara yuridis formal Taman wisata Pantai Depok belum memiliki tanah, walaupun secara de facto telah memilikinya. Karena tanah milik Taman Wisata Pantai Depok seluas lebih kurang 25 ha dengan status tanah milik negara yang sampai saat ini belum bersertifikat 3) Akomodasi Akomodasi yang ada di Taman wisata Pantai Depok masih sangat sederhana sehingga belum layak ditampilkan untuk wisatawan domestik dan manca negara. 4) Transportasi Transportasi dengan kendaraan umum dapat menjangkau sampai Wiradesa yang berjarak 3,5 km dari lokasi wisata dan jalan rata yang berjarak 2,5 km dari lokasi wisata. Sehingga untuk dapat sampai ke kawasan wisata Pantai Depok harus menggunakan kendaraan pribadi atau carter dengan jarak tempuh 1 km. 5) Pemandangan alam Sebagaimana wisata pantai pada umumnya keindahan alam Pantai Depok memang indah terutama saat matahari terbit dan tenggelam. Pada saat matahari terbit di ufuk timur dengan pantai kota Pekalongan merupakan pemandangan alam yang sangat mengesankan. Hutan pantai di kejauhan menambah indahnya pemandangan tersebut. 6) Wisata Bahari Wisata bahari berupa mancing di laut digemari oleh pecintaa olahraga mancing. Areal pemancingan sampai ke perbatasan sebelah timur yaitu dengan kota Pekalongan. Untuk menikmati pemandangan daratan dapat melakukan perjalanan wisata laut dengan menempuh jarak lebih kurang 10 km dari pantai Depok. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 84 7) Atraksi Budaya Lomban merupakan kegiatan lomba perahu tradisional yang dilaksanakan setahun sekali, dalam rangka memeriahkan Hari Raya Idul Fitri. Atraksi budaya ini banyak menyedot pengunjung yang setiap harinya mencapai puluhan ribu orang. Atraksi ini berlangsung lebih kurang satu minggu. 8) Promosi dan Publikasi Promosi dan publikasi Taman Wisata Pantai Depok masih sangat kurang. Kegiatan publikasi baru melalui peta wisata Kabupaten Pekalongan yang dipampangkan di jalan raya dan petunjuk arah seadanya. 9) Perdagangan Para pedagang baik pedagang tetap maupun tidak tetap banyak yang berasal dari masyarakat luar. Belum banyak masyarakat sekitar lokasi yang memanfaatkan kehadiran lokasi wisata untuk sektor perdagangan. Hal ini disebabkan karena para nelayan biasanya kurang siap untuk mengembangkan usaha baru, sehingga kehadiran objek wisata yang berpeluang untuk mengembangkan usaha belum dapat dimanfaatkan dengan baik. 10) Kesiapan masyarakat Pada dasarnya masyarakat Desa Depok dan sekitarnya belum siap menerima kehadiran objek wisata. Dibuktikan dengan hasil pengamatan berupa belum adanya partisipasi masyarakat dalam penataan lingkungan dan mengambil kesempatan berusaha di lokasi wisata serta hasil wawancara antara lain sebagai berikut : “Kalau di sini diubah menjadi tempat wisata lalu bagaimana nasib saya sebagai penggarap di sini“ (Wawancara dengan Sarpani, Petani, 20 Januari 2013). “Wong kerja saya sebagai penggereb (pembuat ikan asin) kok diminta bersih ya sangat sulit. Yang plesiran ya silakan, saya yang bekerja ya bekerja” (Wawancara dengan Alimin, pengusaha pembuat ikan asin, 20 Januari 2013) 11) Lokasi Dilihat dari aspek lokasi Taman Wisata Pantai Depok hanya berjarak 3,5 km dari Wiradesa. Jarak tersebut memakan waktu tempuh 10 menit menggunakan kendaraan bermotor. Berdasar aspek keterjangkauan jarak 3,5 km dengan waktu tempuh 10 menit, jalan beraspal, topografi halus masih dapat digolongkan mudah dijangkau. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 85 KESIMPULAN Berdasar data, analisis data dan pembahasan data penelitian ini dapat ditarik kesimpulan yang merupakan bagian akhir dari skripsi yang berjudul “KAJIAN PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI DEPOK DESA DEPOK, KECAMATAN SIWALAN, KABUPATEN PEKALONGAN” sebagai berikut : 1. Lokasi Objek Wisata Pantai Depok mempunyai konsep keterjangkauan yang tinggi karena hanya berjarak 3,5 km dari Kota Wiradesa dan memiliki jaringan jalan yang bagus. 2. Kondisi lokasi Wisata masih mengandalkan pada keindahan alam, belum banyak sentuhan manusia. 3. Pengunjung ramai pada hari Minggu dan Libur, bulan ramai pada bulan Ramadhon. Pengunjung ramai waktu pagi dan sore untuk menikmati keindahan matahari terbit dan terbenam. 4. Para pedagang belum ada organisasi dan perlu ditertibkan lokasi perdagangannya. 5. Masyarakat belum siap menerima kehadiran lokasi wisata dan wisatawan. 6. Taman Wisata Pantai Depok masih perlu adanya pengembangan. Pengembangan ini meliputi (1) tata guna lahan, (2) infra struktur, (3) fasilitas umum, (4) akomodasi, (5) restoran, (6) fasilitas rekreasi, (7) budaya, (8) masyarakat pelaku wisata, (9) manajemen (10) pedagang. DAFTAR PUSTAKA Hadari Nawari, 1990. Metode Penelitian Bidang Sosial. UGM Press: Yogyakarta. Hari Karyono, 1997. Kepariwisataan Indonesia. PT. Gramedia Widiasarana: Jakarta. Mohamad Ali, 1984. Penelitian Pendekatan Strategis dan Prosedur. Aksra: Bandung. Oka A. Yoeti, 1982. Pengantar Ilmu Pariwisata. Angkasa: Bandung. Spillane J. James, 1987. Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. UGM Press: Yogyakarta. Suharsimi Arikunto, 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta : Jakarta. Sujali, 1989. Geografi Pariwisata dan Kepariwisataan. Fakultas Geografi UGM: Yogyakarta. Sutrisno Hadi, 1988. Metodologi Research. Fakultas Psikologi UGM: Yogyakarta. Wahab Saleh, 1989. Manajemen Pariwisata. Pradnya Paramita : Jakarta. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 86