Modul Diklatpim Tingkat IV Kecerdasan Emosional (KE) MODUL DIKLATPIM TINGKAT IV Hak Cipta © Pada : Lembaga Administrasi Negara Edisi Tahun 2008 Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax. (62 21) 3800188 Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient) Jakarta - LAN - 2008 xxx hlm : 15 x 21 cm ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx-x Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia 2008 Modul Diklatpim Tingkat IV Kecerdasan Emosional (KE) dari aspek kurikulum yang meliputi rumusan kompetensi, mata Diklat dan strukturnya, metode dan skenario pembelajaran sampai pada pengadministrasian penyelenggaranya. Dengan proses standarisasi ini, maka kualitas penyelenggaraan dan alumni dapat lebih terjamin. LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undangundang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian menegaskan bahwa dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional, diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang berkemampuan melaksanakan tugas secara profesional. Untuk mewujudkan profesionalisme PNS ini, mutlak diperlukan peningkatan kompetensi, khususnya kompetensi kepemimpinan bagi para pejabat dan calon pejabat Struktural Eselon IV baik di lingkungan pemerintah pusat maupun daerah. Sebagai pejabat struktural yang berada pada posisi paling depan atau ujung tombak, pejabat struktural eselon IV memainkan peran yang sangat penting karena bertanggung jawab dalam mensukseskan pelaksanaan kegiatankegiatan secara langsung, sehingga buah karyanya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Untuk mempercepat upaya peningkatan kompetensi tersebut, Lembaga Administrasi Negara (LAN) telah menetapkan kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV. Dengan kebijakan ini, jumlah penyelenggaraan Diklat dapat lebih ditingkatkan sehingga kebutuhan akan pejabat struktural eselon IV yang profesional dapat terpenuhi. Agar penyelenggaraan dan alumni tersebut menghasilkan kualitas yang sama, walaupun diselenggarakan dan diproses oleh Lembaga Diklat yang berbeda, maka LAN menerapkan kebijakan standarisasi program Diklat Kepemimpinan Tingkat IV. Proses standarisasi meliputi keseluruhan aspek penyelenggaraan Diklat, mulai ii Salah satu unsur penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV yang mengalami proses standarisasi adalah modul atau bahan ajar untuk para peserta (participants’ book). Disadari sejak modul-modul tersebut diterbitkan, lingkungan strategis khususnya kebijakan-kebijakan nasional pemerintah juga terus berkembang secara dinamis. Di samping itu, konsep dan teori yang mendasari substansi modul juga mengalami perkembangan. Kedua hal inilah yang menuntut diperlukannya penyempurnaan secara menyeluruh terhadap modul-modul Diklat Kepemimpinan Tingkat IV ini. Oleh karena itu, saya menyambut baik penerbitan modul-modul yang telah mengalami penyempurnaan ini, dan mengaharapkan agar peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV dapat memanfaatkannya secara optimal, bahkan dapat menggali kedalaman substansinya di antara sesama peserta dan para Widyaiswara dalam berbagai kegiatan pembelajaran selama Diklat berlangsung. Kepada penulis dan seluruh anggota Tim yang telah berpartisipasi, kami haturkan terima kasih. Semoga modul hasil perbaikan ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya. Jakarta, 14 Maret 2008 KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SUNARNO iii Modul Diklatpim Tingkat IV Kecerdasan Emosional (KE) DAFTAR ISI Lembar Judul. .................................................................... Lembar Pengesahan ISBN. .................................................. Kata Pengantar. .................................................................... Daftar Isi. ............................................................................... iv v Modul Diklatpim Tingkat IV Kecerdasan Emosional (KE) 2 Modul Diklatpim Tingkat IV BAB I PENDAHULUAN Kecerdasan Emosional (KE) Adversity Qoutients dan IQ lah yang dikonstruksikan secara menyeluruh sebagai suatu Gestalten yang dapat meraih keberhasilan ditempat kerja dalam situasi perubahan yang terjadi dengan cepat dan dinamis yang sarat dengan kompleksitas yang dinamis seperti yang kita alami sekarang ini. A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun belakangan ini, istilah EQ telah diterima oleh umum menjadi kependekan dari “Emotional Quotient’ yang setara dengan Intelligence Quotient (IQ). Berdasarkan pada penelitian perilaku yang sangat luas, Dr. Daniel Goleman telah menunjukkan peranan yang sangat berarti yang dimainkan emosi dalam kehidupan mental kita; dan bahwa sebenarnya kita memiliki dua macam pikiran yakni satu yang berfikir dan lainnya yang merasakan. Menurut penelitian para ahli psikologi, mereka pada umumnya sepakat bahwa IQ hanya mendukung sekitar 20 persen faktor-faktor yang menentukan suatu keberhasilan, sedang- kan 80 persen lainnya adalah berasal dari faktor lain termasuk kecerdasan emosional yang menjadi fokus kajian ini. Studi-studi lain dari berbagai disiplin seperti misalnya PsychoNeurologi maupun Neuro-Psikiatri juga menunjukkan bahwa seorang eksekutif atau profesional yang secara tehnik unggul dan memiliki KE/EQ tinggi adalah orang yang mampu mengatasi konflik, kesenjangan yang perlu diisi, melihat hubungan tersembunyi (subtle) yang menjanjikan peluang, lebih cekatan dan lebih cepat dibandingkan dengan orang lain. Berkenaan dengan penelitian yang baru dan sangat berarti ini jelaslah bahwa IQ saja belum merupakan faktor yang dapat membuat seseorang menjadi berhasil, namun paduan KE/ EQ serta AQ/ 1 B. Deskripsi Singkat Mata pendidikan dan pelatihan ini menjelaskan pengertian dan fungsi kecerdasan emosional, perbedaan kecerdasan intelegensi, pengenalan tingkat kecerdasan emosional pribadi, tipe-tipe kecerdasan emosional, peranan kecerdasan emosional, ciri-ciri/gaya kecerdasan emosional yang baik, konsensus dan konflik, dampak kepribadian terhadap tingkat kecerdasan emosional, strategi kecerdasan emosional, dan pengendaliannya dalam lingkungan tugas sebagai pimpinan Administrasi. C. Hasil Belajar Setelah membaca modul Kecerdasan Emosional ini peserta memiliki pemahaman tentang strategi kecerdasan emosional dan pengendalian dalam lingkungan tugas dengan sebaik-baiknya untuk menghasilkan kinerja kepemimpian Administrasi Publik yang produktif dan efektif. D. Indikator Hasil Belajar Indikator-indikator hasil belajar adalah : 1. Peserta mampu memahami dan menjelaskan serta mengeksplorer berbagai konsep kecerdasan; Modul Diklatpim Tingkat IV 3 2. Peserta mampu memahami dan menjelaskan serta menggali dan mengembangkan aspek kecerdasan emosional yang dimiliki; 3. Peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan nilainilai kecerdasan emosional ditempat kerja. E. Materi Pokok Materi Pokok yang dibahas dalam modul Kecerdasan Emosional ini adalah : 1. Pengertian dan fungsi kecerdasan emosional; 2. Perbedaan kecerdasan emosional dengan kecerdasan intelegensi; 3. Tingkat kecerdasan emosional pribadi; 4. Tipe-tipe kecerdasan emosional; 5. Peranan kecerdasan emosional; 6. Ciri-ciri/gaya kecerdasan emosional yang baik ; 7. Strategi kecerdasan emosional dalam aspek konsensus dan konflik; 8. Strategi kecerdasan emosional dalam lingkup kerja dalam aparatur pemerintahan; 9. Dampak kepribadian terhadap kecerdasan emosional. F. Manfaat Berbekal hasil belajar pada modul Kecerdasan Emosional peserta diharapkan akan memperoleh pengetahuan, keterampilan serta sikap baru yang akan dimanfaatkan untuk pembentukan sikap, pengetahuan serta keterampilan baru ditempat kerja guna peningkatan kinerja instansinya. 4 Kecerdasan Emosional (KE) G. Metodologi / Proses Untuk mencapai hasil belajar maupun indikator hasil belajar seperti dikemukakan pada bagian C dan D tersebut dimuka maka disarankan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sbb: 1. Ceramah selama + 20-30 menit untuk menghubungkan mata latihan KE/EQ dengan mata latihan lain khususnya pelatihan Kepemimpinan dialam Terbuka/pelatihan outbound yang biasanya diberikan pada minggu pertama sebagai pembekalan awal bagi peserta. Dengan demikian, hasil belajar dan indikator hasil belajar maupun setelah selesainya pembelajaran modul pelatihan ini pencapaiannya sesuai dengan prinsip-prinsip teori Psikologi Gestalt terkait dengan berbagai kegiatan mata pelatihan lain secara terintegrasi. Tugas fasilitator adalah menghubungkan berbagai kejadian/event belajar tersebut secara sistemik dan holistik sehingga berbagai kegiatan tersebut memiliki makna yang mendalam bagi peserta Diklat Pim IV. 2. Pengisian bahan latihan/kuesioner oleh peserta ± 20-30 menit dan kemudian diproses. 3. Tanya jawab/pembahasan dalam kelas untuk merefleksikan kembali bahan-bahan bacaan yang ada dalam modul ini yang memerlukan klarifikasi dari fasilitator. 4. Penugasan/latihan. 5. Evaluasi dan pembulatan oleh fasilitator. 6 Modul Diklatpim Tingkat IV BAB II KONSEPSI DASAR KECERDASAN EMOSIONAL Setelah membaca Bab ini, peserta diharapkan mampu memahami pengertian dan fungsi kecerdasan emosional yang meliputi konsepsi dasar, manfaat, perbedaan dengan kecerdasan lainnya serta pengembangan dalam kehidupan A. Pengertian dan Fungsi Kecerdasan Emosional 1. Konsepsi Dasar Kita telah membayar sangat mahal tidak hanya dalam organisasi, tetapi juga dalam kehidupan kita sehari-hari karena telah memisahkan emosi dari intelek. Hal ini bukan hanya kita ketahui secara intuisi bahwa itu tidak benar sepenuhnya. Tetapi ilmu pengetahuan juga membuktikan setiap hari bahwa kecerdasan emosionallah, bukan IQ atau kecerdasan otak semata-mata yang merupakan pendukung banyak dari keputusan yang paling baik, organisasi yang paling dinamis dan menguntungkan serta kehidupan yang sukses dan memuaskan. Bagi kita sebagai eksekutif pemerintahan yang menganut pandangan ilmiah kognitif bahwa pikiran adalah tentang penyimpanan dan pengolahan informasi menjadi fakta, akan kesulitan memahami pengertian bahwa kita memiliki pikiran lain yang merasakan dan lebih kuat dari pada IQ untuk menjadikan kita efektif atau tidak sebagai seorang pemimpin 5 Kecerdasan Emosional (KE) Administrasi Publik yang melakukan tugas-tugas administratif secara profesional mengembangkan ketrampilan yang terfokus dan berteknik tinggi (high tech) seperti diungkapkan oleh John Naisbitt. Program pelatihan yang mengarahkan perhatian untuk membangun ketrampilan profesional adalah yang paling popular dewasa ini. Secara hipotetis dapat dikatakan bahwa semakin banyak informasi yang kita miliki, semakin unggul kita terhadap pesaing. Jadi untuk meningkatkan daya saing kita seharusnya kita dituntut untuk mampu mengelola informasi yang kita miliki lebih baik lagi Tetapi seperti diungkap oleh tokoh kecerdasan buatan/ Artificial Intellegence dan pemenang Nobel untuk bidang ekonomi dan juga seorang Psikolog pemenang Nobel Hebert Simon kemampuan manusia untuk mengolah informasi ini terbatas. Dengan berusaha memahami KE/EQ yang merupakan bagian dari mental model maka akan dimungkin diambil keputuan manajerial yang lebih tepat. Banyak organisasi pemerintah maupun organisasi swasta maupun organissi masyarakat berusaha sekuat tenaga mendapatkan kemampuan intelektual pegawai untuk meningkatkan kekuatan mereka untuk mengolah informasi secara kontekstual. Diasumsikan bahwa ini juga berakibat meningkatkan produktivitas/kinerja organisasi secara keseluruhan. Diyakini secara luas dengan masih mendasarkan pada teori Gestalt bahwa keberhasilan/sukses secara perorangan didasarkan atas kemampuan menggunakan IQ untuk memahami dan mensintesakan banyak data dan bahwa emosi mempunyai fungsi nyata. Modul Diklatpim Tingkat IV 7 8 Kecerdasan Emosional (KE) Masyarakat pendidikan mendukung banyak organisasi untuk menanamkan filsafat intelektual sebagai kekuatan pendorong dibalik keberhasilan dalam hidup. ini karena kita yang membiarkannya berbuat demikian. Dan bila kita membiarkannya berkuasa, kita telah memilih penguasa yang buruk.” Antonio R. Damasio, Kepala Bidang Neurologi di University of Iowa College of Medicine, mengatakan : Kecerdasan emosional bukanlah muncul dari pemikiran intelek yang jernih, tetapi dari pekerjaan hati nurani manusia. “Kenyataannya, pembuatan keputusan/penalaran dan emosi/perasaan memiliki titik potong di dalam bekerjanya fungsi-fungsi otak. Ada sekumpulan sistem didalam fungsi otak yang ditujukan untuk proses pemikiran yang berorientasi membuat tujuan yang kita sebut penalaran, dan untuk menyeleksi respon yang kita sebut pembuatan keputusan”. KE/EQ bukanlah tentang trik-trik penjualan atau cara menata ruangan. KE/EQ bukanlah tentang memakai topeng kemunafikan atau penggunaan psikologi untuk mengendalikan, mengeksploitasi, atau memanipulasi seseorang. Kata “emosi” bisa secara sederhana didefinisikan sebagai menerapkan “gerakan,” baik secara metafora maupun harafiah, untuk mengeluarkan perasaan. Sekumpulan sistem anatomi dan fisiologi otak yang sama ini juga terlibat dalam emosi atau perasaan yang menjadi fokus utama dari modul pelatihan ini. Kecerdasan emosionallah yang memotivasi kita untuk mencari manfaat dan potensi unik yang kita miliki, dan mengaktifkan aspirasi dan nilai-nilai kita yang paling dalam, mengubahnya dari apa yang kita pikirkan menjadi apa yang kita jalani dalam hidup seperti sekarang ini. Perasaan memiliki keunggulan yang meliputi kehidupan mental kita. Perasaan ikut memutuskan bagaimana bagian otak lainnya dan kognisi melangsungkan fungsinya. Perasaan memiliki pengaruh yang sangat luas”. Robert Frost penyair Amerika menulis. “Sesuatu yang kita sembunyikan membuat kita lemah, sampai kita menemukan bahwa sesuatu itu adalah diri kita sendiri.” Setiap hari tak terbilang jumlahnya manajer dan profesional yang cemerlang dan efisien menunjukkan kebolehan mereka sebelum diterima bekerja dan ini memerlukan pengorbanan manusiawi dan finansial secara langsung maupun tak langsung dari kita semua. Apa yang mereka tinggalkan dibelakang adalah “sesuatu” yang Frost katakan: Hati. Mungkin lebih sedikit puitis, psikolog dari Unersitas Yale Robert Stemberg, ahli dalam bidang Succesful Intelligence, menyatakan, “Bila IQ yang berkuasa, Emosi sudah sejak lama dianggap memiliki kedalaman dan kekuatan sehingga dalam bahasa Latin, misalnya, “emosi” dijelaskan sebagai motus anima yang arti harfiahnya “jiwa yang menggerakkan kita.” Berlawanan dengan kebanyakan pemikiran konvensional kita semua, emosi bukanlah sesuatu construct/konstruksi pemikiran yang bersifat positif atau negatif; tetapi emosi berlaku sebagai sumber energi, autentisitas, dan semangat manusia yang paling kuat, dan bilamana dikelola dengan tepat dapat memberikan kita sumber kebijakan intuitif. Pada kenyataannya, perasaan memberi kita informasi penting dan berpotensi menguntungkan setiap saat bilamana dipergunakan secara arif. Modul Diklatpim Tingkat IV 9 10 Kecerdasan Emosional (KE) artikel di Harvard Bussines Review 1976 bahwa pada intuisilah, bukan analisis, kita mencari mata rantai manajemen yang hilang. Pikirkan juga tulisan Gary Hamel dan Michael Hammer, dari antara banyak yang lain. Peter Senge, direktur “Organizational Learning Center” di MIT, mengingatkan mereka yang hanya bergantung pada intelek: “Orang dengan penguasaan diri yang sangat tinggi tidak mampu lagi memilih antara nalar dan intuisi, atau antara pikiran dan hati, sebagaimana halnya mereka tidak akan mampu memilih berjalan dengan sebelah kaki atau melihat dengan sebelah mata.” Umpan balik/feedback inilah yang berasal dari hati, bukan kepala yang menyalakan kreatifitas membuat kita jujur terhadap diri kita, menjalin hubungan yang saling mempercayai, memberikan panduan nurani bagi hidup dan karir, menuntun kita kemungkinan yang tak terduga, dan malah bisa menyelamatkan diri kita atau organisasi dari kehancuran. Sehingga dalam berbagai kajian pardigma pembelajaran terutama disiplin “Personal Mastery” dihubungkan dengan kemampuan spiritual dan ilahiah seseorang. Tentu saja tidak cukup hanya memiliki perasaan. Kecerdasan emosional maupun kecerdasan spiritual sekalipun menuntut kita untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan pada diri kita dan perasaan orang lain dan untuk menanggapinya dengan cepat tepat, menerapkan prinsip-prinsip dengan efektif informasi dan energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari yang semakin kompleks. Ketika kita menggunakan bukan hanya otak analitis yang terletak dibagian otak sebelah kiri kita tapi juga emosi dan intuisi, indra dan kecerdasan emosional yang berlokasi dalam otak sebelah kanan yang fungsinya lebih integratif. Kita akan mampu melirik dalam seketika ratusan pilihan atau skenario yang mungkin untuk menghasilkan pemecahan terbaik dalam waktu hanya beberapa detik, bukan berjam-jam. Definisi lengkapnya secara opersional sebagai berikut: “Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi.” Dan berbagai penelitian mengindikasikan bukan hanya kecepatan proses ini tetapi kemungkinan jawaban yang baik atau lebih baik yang akan ditemukan oleh orang yang menggunakannya daripada mereka yang semata-mata bergantung pada intelek semata-mata. Selama satu dekade sekarang, beberapa dari pemikir kepemimpinan kita yang paling baik telah menyarankan kita untuk mengikutsertakan emosi pada diri kita sendiri dan dalam memahami orang lain. Berbagai penelitian inipun masih harus kita rangkaian secara sistemik dengan pandangan yang sistemik dan holistik seperti yang telah diletakkan oleh pandangan Psikologi Gestalt seperti dirintis oleh penelitian Kohler sebelumnya. Pakar-pakar ilmu bisnis ini, terutama mereka yang telah membentuk pengertian kita mengenai kepemimpinan dan manajemen seperti yang kita praktekkan sekarang ini, termasuk Russel Ackkof, Chris Argyis, Peter Senge Abraham Zaleznik, dan Henry Mintzberg, yang pertama kali menyarankan dalam 2. Manfaat Mempelajari Emosi Sebelum berbincang tentang kecerdasan emosi tentunya. pertu dibahas lebih dulu apa yang disebut dengan emosi. Emosi berasal dari bahasa latin movere yang berarti menggerakan, 11 Modul Diklatpim Tingkat IV bergerak, ditambah awalan-e untuk memberi arti “bergerak menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Sedangkan menurut Oxford English Dictionary yang dimaksud dengan emosi adalah “setiap kegiatan atau pengolahan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Beberapa ahli mengelompokan emosi kedalam beberapa golongan yaitu: 12 Kecerdasan Emosional (KE) Salah seorang pakar dalam llmu Psikiatri Prof. dr. Sumantri Hardjoprakosa almarhum dalam salah satu desertasinya dibidang Psikiatri yang mempertahankan desertasi tersebut di negeri Belanda pada tahun 1955 beliau menyebutnya dengan istilah “roso-pangroso” yang dibedakannya secara tegas dengan konsep “Angen-angen” yang sifatnya kognitif dan nafsu-nafsu yang sifatnya konatif (Mutmainah, Amarah, Sufiah, Laumawah). a. Amarah : Beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan, kebencian. Aspek struktural kejiwaan manusia yang digolongkan sebagai perasaan,kecerdasan dan nafsu-nafsu masing-masing berjuang dan bekerja sendiri tersebut merupakan aspek materiil yang berbeda dengan aspek yang immateriil. b. Kesedihan : Pedih, sedih, muran, suram, melan-kolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, depresi berat. c. Rasa takut : Ngeri, gugup, takut, cemas, khawatir, was-was, waspada, tidak tenang, kecut dan panik. d. Kenikmatan : Senang, gembira, bahagia, ringan, puas, senang, terhibur, Bangga, kenikmatan indrawi. Bila tidak disadari bagaiamana berfungsinya aspek-aspek emosi tersebut secara holistik dalam kehidupan manusia akan menimbulkan suatu konflik kejiwaan yang dalam Psikitari atau Psikologi Abnormal disebut sebagai gangguan neurosa. Dan bentuk bentuk neurosa ini banyak menimbulkan gangguan dalam aspek perilaku manusia didalam kerja sehingga menjadi tema dari hari Kesehatan Jiwa Nasional tahun 2001 ini. e. Cinta : Penerimaan, persahabatan, keper-cayaan, kebaikan hati, rasa dekat, hormat, kasmaran, mabuk kepayang. Dan disamping itu dalam struktur jiwa manusia dikonstruksikan ada aspek immateriil dan aspek spriritual llahiah. f. Terkejut : Terkesiap, takjub, terpana. g. Jengkel : Hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah. Saudara dengan menggunakan bahan jurnal belajar selama mengikuti Kepemimpinan dialam Terbuka/pelatihan Outbond dapat menambahkan lagi daftar emosi yang berkecamuk di hati Saudara sebagai bahan latihan untuk menghubungkan dengan pelatihan yang lalu. h. Malu : Rasa malu, malu hati, kesal hati, sesak, hina, aib, hancur lebur dan sebagainya. Namun demikian kata emosi mengalami perspektif perubahan sebagai berikut: (Emotional Intellegence, Daniel Goleman, halaman 411-412) 13 Modul Diklatpim Tingkat IV Emosi Makna Konvensional vs Makna Kinerja Tinggi/High Performance*). KONVENSIONAL KINERJA TINGGI HIGH PERFORMANCE 14 Kecerdasan Emosional (KE) Namun demikian kata emosi mengalami perspektif makna yang berubah yang semula memiliki makna konsensional menjadi sesuatu yang memiliki makna penting untuk meningakatkan kinerja (high-performance). Beberapa contoh perubahan perspektif tersebut adalah: Lambang kelemahan Lambang kekuatan Tidak boleh ada dalam bisnis Penting dalam bisnis Apakah peranan emosi dalam tugas-tugas kita sehari-hari? Harus dihindari Emosi memicu semangat belajar Membingungkan Memperjelas Emosi penting sebagai “energi pengaktif untuk nilai-nilai etika protest. Hams dipisahkan Harus dipadukan Menghindari orang yang emosional Mencari orang yang emosional Hanya pikiran yang diperhatikan Emosi harus didengar Menggunakan Kata-kata tanpa emosional Menggunakan kata-kata emosi Mengganggu penilaian yang baik Penting untuk penilaian yang baik Mengalihkan perhatian kita Memotivasi kita Tanda kerentaan Membuat kita nyata-nyata hidup Menghalangi atau memperlambat penalaran Mendorong atau mempercepat penalaran Menghalangi mekanisme kontrol Membangun kepercayaan Memperlemah sikap-sikap yang sudah baku Mengaktifkan nilai- nilai etika Menghambat aliran data obyektif Menyediakan informasi dan umpan balik yang vital Merumitkan perencanaan manajemen Memacu kreativitas dan motivasi serta Inovasi Mengurangi otoritas Mendatangkan pengaruh tanpa otoritas Memperlambat pelaksanaan pekerjaan Memicu pelaksanaan pekerjaan *) SUMBER: Executive EQ, Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan organisasi, Robert K. Cooper, Ph. D., dan Ayman Sawaf, PT. Gramedia, Jakarta, 1997. Misalnya kepercayaan integritas, empati, keuletan dan kredibilitas serta untuk modal sosial, yang berupa kemampuan membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan profesional yang menguntungkan dan didasarkan pada saling percaya. Rober C. Solomon, Profesor filsafat, University of Texas mengatakan bahwa “tanpa bimbingan emosi, penalaran menjadi tak memiliki prinsip atau kekuatan”. Emosi juga berfungsi untuk membangkitkan intuisi dan rasa ingin tahu yang akan membantu mengatisipasi masa depan yang tidak menentu dan merencanakan tindakan-tindakan. KE/EQ juga berperan membantu IQ manakala kita perlu memecahkan masalah-masalah penting, keputusan penting dan memungkinkan untuk melakukan hal-hal tersebut dengan cara yang istimewa dalam waktu yang singkat. KE/EQ yang diarahkan secara konstruktif akan meningkatkan kinerja intelektual. Modul Diklatpim Tingkat IV 15 B. Perbedaan Kecerdasan Emosional dengan Kecerdasan Intelegensi 1. IQ yang relative Permanen Dalam seratus tahun terakhir ini, kita telah menyaksikan memuncaknya kecerdasan akademik dan rasionalitas teknik. Pendidikan dan pelatihan modern telah dibangun di atas sikap mental berdasarkan logika dan analisis. Sebuah kurikulum disusun berdasarkan gramatika, aritmatika, penalaran reduksionistik, analisis berdasar-kan rumus, dan memorisasi otomatis atas sekumpulan fakta mutakhir. Kita berusaha menggunakan kecerdasan tak aktif ini untuk mendandani diri sendiri menjadi mahasiswa-mahasiswa yang sempurna dan profesionalprofesional yang tidak pernah menyimpang dari buku. Bukan orang-orang yang praktis, adaptif, atau kreatif dan generatif. Bukan orang-orang yang nyata melainkan orang-orang yang tampak sempurna, dengan IQ dan prestasi tinggi, dan gaya bicara terpelajar. Sosok demikianlah yang kita anggap sebagai model. Sosok seperti itulah yang kita agung-agungkan. Dan ternyata yang kita temukan, dengan sendirinya, ini bukan hal yang paling penting dan ini tidaklah cukup. Kita semua tahu dari pengalaman selama ini tentang orangorang yang berhasil di sekolah tetapi kemudian gagal dalam hidup, begitu pula sebaliknya. Banyak orang-orang yang berhasil dalam bisnis dan pemerintahan seperti misalanya Sir Winston Churchill dan tidak memiliki catatan/track record akademik yang cemerlang selama dalam kehidupan akademik. Kita semua tahu ada orang yang kaya dengan pikiran yang sehat dan kreativitas tetapi dikenal tidak berprestasi baik dalam uji-uji akademik. Ini semua mengingatkan bahwa kecerdasan di sekolah yang diperoleh secara akademik bukan segala-galanya. Ada faktor perilaku lain yang sifatnya non-akademi yang perlu dipertimbangkaan dalam hidup agar menjadi lebih seimbang. 16 Kecerdasan Emosional (KE) Namun, banyak diantara kita tidak tahu tentang penemuan bahwa IQ mungkin berhubungah dengan hanya 4 persen dari keberhasilan di dunia nyata. Dengan kata lain, lebih dari 90 persen keberhasilan mungkin berhubungan dengan bentuk-bentuk kecerdasan lain yang sekarang sedang ditemukan. Seperti kecerdasan musik, kecerdasan spiritual, kecerdasan fisik dsb yang sedang diteliti oleh Psikolog Howard Gardner dari Harvard University. Pikirkan yang berikut ini: Di sekitar kita, kendati ada revolusi informasi dan dengan penduduk berpendidikan tinggi yang banyaknya belum pernah tertandingi sepanjang sejarah, hubungan antar manusia makin renggang, saling percaya berkurang, pengacara makin laku, sinisme meningkat, kebencian meluas, dan politik demokrasi telah berubah menjadi semacam panggung sandiwara yang diresmikan. Bersamaan dengan ituT banyak di antara kita sebagai PNS merasa bekerja berlebihan tetapi tidak cukup dihargai dengan sistem yang ada. Dalam banyak kasus, kita seperti kehilangan kesadaran tentang arah dan tujuan kita dalam pendirian kita sebagai pelayan mayarakat. Atau semangat kreatif kita sebagai PNS telah menyusut melihat perubahan sosial yang mendasar disekitar kita. Atau kita tidak lagi dapat menemukan makna yang sesungguhnya dalam kebanyakan kegiatan yang kita kerjakan dalam membangun masa depan kita. Voltaire menunjukan bahwa bagi bangsa Romawi kuno, sensus communis (common sense) tidak hanya berarti akal sehat tetapi juga kemanusiaan dan kepekaan, termasuk penggunaan perasaan. hati, dan intuisi secara penuh. Dari kenyataan seperti ini diakui bahwa memang benar bisnis ada hubungannya dengan kekuatan fungsi otak. Modul Diklatpim Tingkat IV 17 Akan tetapi untuk berpikir dengan baik, tepat dan untuk keberlanjutan keberhasilan yang seimbang, kita harus belajar untuk bersaing dan bekerjasama dengan memanfaatkan setiap aspek kecerdasan kita, tidak hanya dengan yang bersumber di kepala yang berada disebelah kiri. Di samping itu, bukti neurologis terakhir seperti berbagai penelitian Neuro Languange Programming (NLP) seperti diungkapkan Dilts menunjukkan bahwa emosi adalah “bahan bakar” yang tidak tergantikan bagi otak agar mampu melakukan penalaran yang tinggi. Coba anda renungkan pernyataan terakhir ini. Ketika seorang penulis belajar di perguruan tinggi pasca sarjana dalam bidang sains, saya diajari bahwa, rata-rata, seorang dewasa hanya menggunakan 10 persen kecerdasannya selama ia hidup. Bertahun-tahun kemudian, penulis tersebut mengetahui bahwa perkiraan para ilmuwan ini telah diperbaiki rata-rata, seorang dewasa mungkin menggunakan dengan sungguh-sungguh hanya 1/10.000 dari potensi kecerdasannya (dalam koneks IQ) selama hidup. Pendek kata, kita mempunyai banyak sekali kemampuan potensil yang belum kita gali, lebih banyak daripada yang umumnya kita perhitungkan. Tiap orang dan organisasi yang sukses di seluruh dunia telah menyadari banyaknya dimensi praktis dan kreatif pada kecerdasan yang berada di luar kawasan IQ. Dan, seperti yang ditegaskan oleh psikolog dari Universitas Yale, Robert Stenberg, “Orang masih menghitung IQ, namun IQ bukanlah yang terpenting. Kita tidak boleh menyingkirkan fakta bahwa hal-hal yang paling penting dalam hidup bukanlah kecerdasan tak aktif.” Jadi, ke mana kita harus berpaling dalam situasi ketidak pastian seperti ini? Salah satunya adalah mencermati perkembangan dimensi kecerdasan emosional dalam konteks perkembangan falsafah agama dan peradaban yang sedang berkembang di Indonesia dan dunia saat ini. 18 Kecerdasan Emosional (KE) 2. Pengembangan KE/ EQ adalah usaha seumur hidup Kita mengenal istilah belajar seumur hidup’ “Long life learning” yang dilancarkan oleh Unesco beberapa dekade yang lampau yang masih relevan untuk dilanjutkan sampai kini. Jika kekuatan yang mendorong perkembangan kecerdasan dalam dunia usaha pada abad 20 adalah IQ, maka berdasarkan bukti-bukti yang makin banyak dipenghujung abad 21 yang lebih banyak berperan adalah KE/EQ dan bentuk-bentuk kecerdasan praktis serta kreatif yang terkait dengan “action Science” dan “Actionable Learning” yang dikembangkan oleh Prof. Rag Raven dan Prof. Lewis Mumford. Meskipun zaman yang baru berlalu lebih banyak didominasi oleh IQ dan kefokus pada penggunaan model matematis yang memperlakukan segala sesuatu seolah sebagai benda mati dapat dianalisis, ada tanda-tanda bahwa model yang baru muncul untuk berorganisasi akan lebih didasarkan pada prinsip-prinsip KE/EQ dan sistem biologis-psikologi dan sosio kultural. Sejalan dengan itu, model belajar tersebut akan memperlakukan orang, pasar, yayasan dan organisasi sebagai sesuatu yang unik dan hidup, generatif dan interaktif, dan memiliki kemampuan bawaan untuk berubah, belajar, tumbuh, membangkitkan inspirasi, kreatif, melakukan sinergi dan bertransformasi sebagai suatu proses yang memberada (being). Proses memberadanya manusia dalam keseluruhan proses pembangunan manusia secara utuh seperti ini yang sedang mengalami perubahan secara mendasar dalam era reformasi sekarang ini. Di banyak tempat kerja dilingkungan PNS, orang-orang yang berbakat dan produktif kerap dirugikan oleh kesenjangankesenjangan dalam kecerdasan emosional baik dalam diri mereka sendiri, atasan-atasan mereka serta pada orang-orang lain disekitar mereka ini tercermin dalam berbagai kebijaksanaan dimasa lalu yang sifatnya represif. Modul Diklatpim Tingkat IV 19 Pengembangan KE/EQ sangat berbeda dengan IQ yang umumnya hampir tidak berubah selama kita hidup KE/EQ dapat dipelajari kapan saja, tidak peduli orang yang tidak peka, pemalu, pemarah, kikuk, atau sulit bergaul dengan orang lain, dengan motivasi dan usaha yang benar kita dapat mempelajari dan menguasai kecakapan emosi. C. Latihan Kecerdasan Emosional (KE) BAB III MEMBANGUN KEMBALI DINDING DALAM DIRI Setelah membaca Bab ini, peserta diharapkan mampu memahami tipe-tipe kecrdasan emosional, peranan kecerdasan emosional serta ciri/gaya emosional Identifikasi dan kenali emosi Anda pada setiap kegiatan yang Anda temui di tempat kerja. Lakukan pengelompokkan atas emosi yang anda miliki kedalam golongan emosi yang Anda ketahui. D. Rangkuman ¾ Kecerdasan emosional yang merupakan salah satu bagian dari kecerdasan-kecerdasan lainnya membuat kita untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan pada diri kita dan perasaan orang lain. ¾ Kemampuan untuk menanggapi secara tepat atas situasi baru dalam kehidupan pekerjaan sehari-hari yang komplek merupakan wujud keberhasilan dalam mengimplementasikan kecerdasan emosional. A. Tipe-tipe Kecerdasan Emosional Stoltz dengan dasar teorinya tentang “Adversity Qoutient” membedakan manusia dalam memecahkan persolan yang dihadapi kedalam tipe Quiter, Camper, Climber. Tak ada orang sukses tanpa mengalami kegagalan dan perjuangan. Ciri orang gagal selalu berhenti pada saat ia mengalami hambatan dan kesulitan, sedangkan ciri orang sukses tidak akan berhenti pada saat ia belum berhasil. Bagi orang yang sukses, kegagalan adalah sebuah keberhasilan yang tertunda. Thomas Edison mengalami kegagalan 10.000 kali sebelum berhasil membuat lampu pijar. Sedangkan Rasulullah pun mengalami serta melalui berbagai masalah yang sangat berat sebelum Islam mendunia. Kegagalan harus diterima sebagai sebuah upaya pembelajaran yang membuat anda menemukan sebuah pemikiran, penyempurnaan, metode dan tujuan yang lebih jelas. Kegagalan juga dapat diumpamakan sebagai sebuah batu intan yang belum digosok, semakin sering gagal maka makin sering digosok dan akan makin bersinar batu intan tersebut. Kegagalan akan menghapus kebiasaan buruk; menghancurkan kesombongan; sehingga menciptakan sikap rendah hati; dan akan 20 Modul Diklatpim Tingkat IV 21 meningkatkan kecerdasan emosi anda melalui sikap terbuka dan persistent (keras hati, gigih) dan merupakan ujian/cobaan akan menghasilkan mental yang membaja (tangguh). Kita butuh kegagalan untuk menyempurnakan sikap dan mental kita. Kegagalan ada 2 (dua) macam, yaitu: ¾ Kegagalan proses disebabkan karena ilmu pengetahuan kita terbatas, dan akibat kesalahan teknis yang kita buat. ¾ Kegagalan suara hati adalah sesuatu hal yang paling membahaya kan dan sangat mematikan, karena dorongan suara hati telah tertutup, akibatnya tidak ada lagi energi pendorong yang akan membuat diri kita bangkit kembali. Orang yang beriman dan memiliki ketangguhan pribadi, tidak akan mengalami hal itu. Adversity Quotient (AQ) adalah “kecerdasan yang dimiliki seseorang dalam mengatasi kesulitan dan sanggup bertahan hidup” Paul G. Stolz, dalam Ary Ginanjar Agustian, (2004). Dengan Adversity Quotient (AQ) seseorang bagai diukur kemampuannya dalam mengatasi setiap persoalan hidup untuk tidak berputus asa. Adversity Quotient (AQ) Membedakan Kemampuan Manusia di dalam Mengatasi Masalah. Adapun tipe dan ciri tersebut adalah sebagai berikut: 1. Quitters Tipe : pribadi yang selalu menghindar dari persoalan karena tidak merasa mau/mampu mengatasi persoalan. Ciri : minimal drive, kualitas rendah, mengambil resiko sedikit, kurang kreatif, menghindari tantangan/masalah. 2. Campers Tipe : pribadi yang selalu ingin dalam suasana aman, selalu ingin segera keluar dari ketegangan sebagai konsekuensi proses pencapaian tujuan. Ciri : ada inisiatif, ada drive, ada usaha, melakukan hanya yang diperlukan. 22 Kecerdasan Emosional (KE) 3. Climbers Tipe : pribadi yang selalu ingin mendaki untuk mencapai puncak, dengan mengerahkan segenap potensi dirinya yang mampu diaktualisasikan. Ciri : ingin selalu melakukan perbaikan, terus berkembang dan memberikan kontribusi, bekerja dengan visi, pemimpin yang baik, membuat sesuatu terjadi. Untuk menjadi tipe Climber memerlukan pola kerja berikut: a. Just Do It (kerjakan sekarang) dengan mentalitas: fokus, disiplin, tekun, peduli, manfaat, gembira, semangat, kegairahan; b. Berani keluar dari “zona kenyamanan”; c. Meningkatkan ketekunan (tidak mudah putus asa/ optimis); d. Tidak takut gagal; e. Tidak takut penilaian. B. Peranan Kecerdasan Emosional KE/EQ berperan sebagai mesin giling/prime mover kecerdasan manusia secara utuh karena berkait dengan integritas dan keunggulan pribadi seorang pemimpin yang harus dikembangkan sejak dini dalam lingkungan keluarga, sekolah dan tempat kerja secara menyeluruh dan berkesinambungan. 1. Integritas Kepemimpinan Aspek integritas kepribadian ini selalu menjadi aspek yang paling kritis dalam pengembangan kemampuan kepemimpinan. Seorang pemimpin dalam masyarakat kita sekarang ini sedang membangun dan melakukan reformasi secara menyeluruh masih merupakan model atau panutan. Integritas seorang pemimpin dalam konteks membangun masyarakat madani “Civil Society” dengan jumlah PNS yang + jumlahnya 4 juta dari jumlah penduduk + 230 juta sangat menentukan untuk dapat keluar dari krisis multidimensi sekarang ini. Modul Diklatpim Tingkat IV 23 2. Pribadi Yang Unggul Daya saing kita sebagai bangsa atau aparatur yang hidup ditentukan oleh ketiga unsur dalam daya saing: Pertama kemampuan seorang pemimpin melihat kecenderungan/trend berbagai perubahan dalam lingkungan stratejik eksternal maupun lingkungan stratejik internal. Kedua kemampuan seorang pemimpin untuk melakukan inovasi terutama inovasi perilaku dalam organisasi agar transformasi dari nilai dalam paradigma lama kearah paradigma baru dapat terjadi dan Ketiga adalah mempupuk sifat keunggulan/Exellence pada tingkat perorangan, kelompok maupun organisasi dapat dipupuk dan dikembangkan secara berkelanjutan. Pribadi seorang PNS yang dipercaya untuk menduduki jenjang kepemimpinan tertentu dalam struktur kepemimpinan. Administrasi Publik adalah sosok pribadi yang unggul/ Exellence dalam meningkatkan daya saing organisasinya untuk keluar dari keterpurukan dewasa ini. Tekad dan semangat ini yang dituju dengan latihan ini. C. Ciri-ciri/Gaya Emosional yang sesuai 1. Berpikir serba Sistem Cara berpikir sistem menurut Prof. Jay Forester dari MIT sebagai bangunan kurikulum mulai diajarkan di tingkat Taman kanakkanak di Amerika Serikat. Dalam tatanan kurikulum kita berpikir sistem baru diajarkan diperguruan tinggi atau kursus-kursus untuk para eksekutif bisnis swasta. Dapat dipahami mengapa dalam memecahkan masalah kita sehari-hari baik dan kita cenderung berpikir linear dan menerabas “Quick-fix” tanpa berpikir jauh yang melibatkan aspek perasan dan emosi dari para stakeholder serta konsumen kita. 24 Kecerdasan Emosional (KE) Beberapa sekolah Internasional di Jakarta dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir reflektif para guru selalu menanyakan pada murid-muridnya untuk berani menceritakan apa yang dilihat dan dialami selama libur/weekend. Guru memberikan komentar sesuai dengan tingkat perkembangan mental emosionalnya untuk melatih berpikir sistem dengan cara yang sederhana dan menyenangkan karena pada hakekatnya setia orang senang mendengarkan atau mengungkapkan penglaman hidupnya dalam bentuk cerita/stories. Mengapa sifat dasar manusia ini tidak dijadikan sebagai pengungkit dalam merekayasa perubahan perilaku? Meskipun dapat dikatakan agak terlambat dalam kajian paradigma didalam Diklat Pim II dan Diklat Pim I diminta para peserta membiasakan berpikir sistem dengan melatih membuat Jurnal pembelajaran secara teratur serta memecahkan masalah Administrasi Publik dengan menggunakan kasus yang memberikan pelajaran secara eksperiential/”Vicarous learning”. Dalam pelatihan outbound latihan membuat jurnal inipun dikembangkan sehingga kemampuan refleksi peserta untuk membaca pesan dari alam dapat ditingkatkan untuk meningkatkan kecerdasannya secara menyeluruh. 2. Efektif dan efisien dalam menggunakan energi pribadi. Para jenius termasuk Albert Einstein baru mempergunakan + 1015% dari seluruh potensinya/kecerdasannya. Jenius 99% adalah kerja keras/action/tindakan nyata. Satunya kata dengan perbuatan. Termasuk para peserta Diklat sekarang ini. Mengapa dapat terjadi pemborosan energi manusia seperti ini sebagian karena perkembangan pribadi dibelenggu oleh berbagai hambatan mental berupa tidak dipahaminya secara tepat esensi, prinsip serta praktek kecerdasan emosional seperti dibahas dalam modul ini. Modul Diklatpim Tingkat IV 25 3. Mampu memecahkan berbagai masalah. Seorang pemimpin dengan peran barunya sebagai guru/fasilitator, pengembangan sistem dan pengguna alat yang disebut berpikir sistem/Systems Thinking diharapkan mampu secara efisien dan efektif memecahkan berbagai masalah dalam lingkup Administrasi Publik baik pada tingkat perorangan, tingkat kelompok, tingkat organisasi maupun tingkat masyarakat secara keseluruhan. Inilah inti dari membangun peradaban baru yang berlandaskan filsafat, agama yang kita anut. Reformasi Administrasi Publik menjadi nyata dan aktual dengan memulai melakukan pengelolaan secara amanah/reinventing the government manajemen melalui pembelajaran organisasi “Organizational Learning”. Karena paradigma belajar sebagai “behavioral paradigm” adalah merupakan pengungkit/leverage untuk merubah aspek perubahan struktural yang lain. C. Latihan Diskusikan dalam kelompok kecil untuk mrmbahas perbedaan tipetipe kelompok dan saling memberi masukan yang membangun untukj memperkaya pamahaman tentang tipe, peranan dan gaya emosional masing-masing peserta. E. Rangkuman Adversty Qoutient (AQ) merupakan kecerdasan yang dimiliki seseorang dalam mengatasi kesulitan dan kesanggupan untuk bertahan hidup. 26 Kecerdasan Emosional (KE) Dari Adversty Qoutient (AQ) seseorang dapat diukur kemampuannya dalam mengatasi setiap persoalan hidup untuk tidak berputus asa. Kecerdasan emosional pada dasarnya dapat berperan sebagai mesin giling kecerdasan manusia secara utuh sebagai pemimpin yang harus dikembangkan sejak dini dalam lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja secara berkesinambungan. Gaya emosional yang sesuai ditandai dengan cara berfikir serba sistem, penggunaan energi secara efektif dan efisien serta kemampuan dalam memecahkan berbagai masalah. Modul Diklatpim Tingkat IV Kecerdasan Emosional (KE) 28 BAB IV STRATEGI KECERDASAN EMOSIONAL DALAM ASPEK KONSENSUS DAN KONFLIK Hal ini sepintas mungkin terdengar seperti suatu prosedur yang panjang dan preskriptif, namun anda dapat menjadi sangat ahli melakukan secara cepat dengan menggunakan lima langkah strategi menanggapi sebagai berikut: 1. Santai/rileks Setelah membaca Bab ini, peserta diharapkan memahami langkah strategi menanggapi pengelolaan dan pengendalian diri, pengorganisasian diri, proses pengendalian diri, serta dampak kepribadian terhadap kecerdasan emosional A. Lima Langkah Strategi Menanggapi Pengelolaan Serta Pengendalian Diri. Dalam tahun-tahun yang menyertai terjadinya krisis ekonomi dan krisis multidmensi yang terjadi sejak bulan Juli 1997 masyarakat kita banyak mengalami berbagai bentuk konflik baik konflik yang sifatnya horizontal maupun konflik vertikal yang secara keseluruhan berkaitan dengan bekerjanya emosi manusia. Kaitannya berbagai kejadian/ peristiwa krisis tersebut dengan kecerdasan emosi pada tingkat perorangan/tingkat kelompok maupun organisasi sangat erat dan kompleks dan dinamis. Aparat penyelenggara pemerintah seolah tidak memiliki ketrampilan serta strategi untuk menghadapi gejolak emosi massa pada saat terjadinya berbagai bentuk unjuk rasa dan amuk massa yang dilakukan oleh sekelompok warga masyarakat yang berunjuk rasa. Keadaan yang dilematis itu sering disebut sebagai suatu pancaroba atau “Chaos”. Kemampuan untuk mengenali perasaan dalam diri serta mengakui dari mana asalnya perasan sekaligus menentu kan keabsahan sangat diperlukan dalam menyusun rencana strategis bagaimana harus menghadapinya. 27 Kita sering mendengar pernyataan “4 S”: Saat berhadapan dengan seseorang atau sekelompok orang yang menggangu adalah penting untuk mengenali bahwa dalam menghadapi stres tubuh menanggapinya sesuai dengan tanggapan emosional. Bayangkan kalau anda diminta berbicara di hadapan banyak orang tanpa sempat mempersiapkan lebih dahulu. Bagi beberapa orang yang sudah terbiasa melakukannya, berbicara di depan umum ini mudah saja, namun bagi kebanyakan di antara kita tidak mengenakkan. Istilahnya demam panggung/stage fear Suara dalam diri anda mengatakan, “aku tidak siap... aku akan kelihatan bodoh... apa yang harus aku katakan... oh tidak, mengapa ini terjadi padaku....” Hal ini akan memicu tubuh anda menanggapi secara fisik. Pernapasan dapat menjadi pendek, juga akan merasa telapak tangan menjadi basah dan mungkin bahkan gemetar, dan khawatir bahwa anda mungkin akan tersenyum kalau menggerakkan mulut dengan mendadak. Ini juga terjadi pada saat penuh bahaya dan saat berhadapan dengan orang yang dengan suatu cara mengendalikan emosi anda. Karena kita semua menanggapi rangsangan negatif dalam berbagai cara, cara terbaik memulainya adalah dengan bersikap santai. Ambil napas panjang melalui hidung, tahan sejenak, dan biarkan keluar perlahan melalui mulut. Ini dapat dilakukan dengan cepat dan tidak diketahui. Teknik membuat tubuh menjadi santai lainnya adalah dengan mengatakan kepada diri sendiri, “aku dapat menguasai Modul Diklatpim Tingkat IV 29 orang ini (keadaan ini), aku orang yang cemerlang dan kuat, dan aku harus santai dan tidak membiarkan diriku menjadi gugup”. Dengan memberanikan diri, anda akan mulai merasa lebih tenang dan tubuh akan merasa mulai santai. 2. Kenali Emosi Anda Banyak diantara kita yang tidak mengenal bagaiamana emosi kita sebagai seorang pejabat/karyawan yang bertugas dalam menjalankan tugas sehari-hari dalam bidang pelayanan masyarakat. Satu cara kita salah mengelola diri dengan mengenal emosi adalah dengan tidak mengenali alasan yang mendasari mengapa merasa seperti itu. Kita biasanya dapat mengenali saat merasa marah, terluka, atau takut. Emosi ini bermanfaat memperkuat tanggapan kita terhadap dunia luar namun tidak perlu harus membantu menghadapinya. Untuk mengetahui bagaimana memecahkan masalah emosi dalam diri sendiri dalam memberikan pelayanan pada publik, lebih dahulu memahami mengapa merasa seperti itu. 3. Mengendalikan Diri Pengendalian diri adalah hasil perpaduan : a. Karakter atau watak (diwakili oleh prinsip dan nilai); b. Paradigma (cara kita memandang/melihat dunia). Paradigma menurut Prof. DR. Mustopadidjaja AR, SE, MPIA adalah: Teori dasar atau cara pandang yang fundamental, dilandasi nilai-nilai tertentu, dan berisikan teori pokok, konsep dan asumsi metodologi atau cara pendekatan yang dapat dipergunakan para teoritisi dan praktisi dalam menanggapi sesuatu permasalahan baik dalam pengembangan ilmu maupun dalam upaya pemecahan permasalahan bagi kemajuan hidup dan kehidupan kemanusiaan”; Kecerdasan Emosional (KE) 30 Kematangan emosional yang dibahas dalam modul ini berhubungan erat dengan kemampuan untuk mendeteksi adanya kelumpuhan belajar (Learning disabilities) yang pada hakekatnya adalah juga merupakan kelumpuhan paradigma (Paradigm paralysis) atau sering juga disebut sebagai hambatan mental “mental block” yang menjadikan hidup kita tidak kreatif dan inovative. c. Kesadaran diri yang memungkinkan kita memeriksa pemikiran kita sendiri dan cara kita memandang diri sendiri dan orang lain (emosi); d. Kreativitas dan imajinasi adalah kemampuan untuk membayangkan berbagai cara melihat sesuatu secara baru; e. Keinsyafan atau kesadaran (yang membedakan mana yang benar dan mana yang salah berdasarkan kaidah etika yang berlaku). 4. Bersikaplah Sungguh-sungguh Kesabaran dan kesungguhan. Sekali memutuskan untuk menghadapi suatu masalah yang sifatnya emosional, adalah penting menentukan lebih dulu bagaimana tanggapan kita. Begitu seringnya kita memutuskan suatu arah tindakan yang tidak dapat dilanjutkan terus karena kita berpikir linear. Apakah membatalkan atau membiarkan rasa takut mencegah kita mengatakan dan melakukan apa yang kita ketahui benar. Sebagai contoh perhatikan critical incidense sbb: Misalnya, “kalau aku tidak bersungguh-sungguh membiarkan wanita di toko grosir mengetahui bahwa aku tidak mau ikut-ikutan bergunjing, aku akan dihadapkan dengan keadaan yang sama berulang kali”. Sebelum bertemu, aku tidak berhadapan langsung dengannya, aku akan tersenyum dan tidak mengatakan apa pun kecuali menjawab komentar atau keluhannya pada suamiku sepanjang Modul Diklatpim Tingkat IV 31 minggu yang membuatnya menjadi gila. Akhirnya, aku perlu bersikap sungguh-sungguh. Cara anda mendekati seseorang sama pentingnya dengan apa yang anda katakan. Memberikan pesan campuran (mix message) menjadi tidak produktif terhadap apa yang perlu dicapai. Kalau anda mengatakan sesuatu tanpa bersikap sungguh-sungguh, dan tanpa mempertimbangkan kehormatan orang lain maka andalah yang pertama menjadi sasaran kontroversi. Pendapat sinis atau kejam tidak pernah memecahkan masalah, namun justru sebaliknya lebih menguatkan. Tidak peduli seberapa jujur dan terus terangnya anda, ada beberapa orang yang menolak tanggapan anda, atau menggunakan kesantunan anda melawan anda sendiri. Orang-orang ini curang dalam hasrat memahami masalah orang lain, dan kalau menanyakan apa yang telah mereka perbuat terhadap anda, dan anda mengatakan secara terbuka, mereka mencoba dan membuat anda merasa bersalah dengan mengatakan seperti: “anda sih selalu peka”, “bagaimana anda dapat berkata seperti itu?” atau “kalau saja anda bertindak lain, aku akan menanggapi dalam cara yang lebih positif.” Kebanyakan, kalau orang lain tidak bertanggungjawab atas kelakuannya sendiri, biasanya mereka lebih suka anda mengaku bersalah dan mengubah pendapat. Mereka melihatnya sebagai suatu cara menyingkirkan perasaan anda sendiri. Mungkin di waktu yang lain orang tidak mau bekerja bersama anda untuk memecahkan suatu masalah. Hal ini menjadi tidak mungkin mengakui pandangan lain. Dalam keadaan ini adalah tepat mempertahankan keputusan dan bersikap tetap, tegas, dan terkendali. 5. Merasa Positif Saat harus menghadapi seseorang atau sesuatu yang menjadi masalah kadang kita metakukannya dengan cara yang negatif 32 Kecerdasan Emosional (KE) atau menakutkan. Dalam memecahkan dilema, kita dapat melakukannya dengan semangat juang, sikap menghancurkan, atau kita benci harus menghadapi pertentangan ini. Berhadapan dengan situasi yang tidak menyenangkan adalah bagian dari kenyataan hidup. Sukar menjalani masa yang panjang tanpa terlibat pada keadaan yang membuat kita putus asa. Bersikap positif berarti bahwa anda melihat kemungkinan sama-sama menang dan suatu peluang untuk memudahkan pemecahannya. Kita harus belajar mempertahankan sikap optimisme, menghargai kemampuan kita, dan membantu orang lain mewujudkan kemampuan mereka. Kalau yakin akan kekuatan dan kekuasaan kita, hal ini hendaknya membuat kita bebas bersikap dan bersedia bekerja bersama orang lain. Bersikap positif hendaknya menjadi pelengkap untuk bersikap realistis. Kalau anda menemukan sesuatu berada di luar kendali anda atau seseorang yang tidak menyukai apa yang anda coba lakukan secara berbeda, tetaplah bersikap positif untuk tidak memasukkannya dalam hati. Mereka berhak tidak saat menghadapi kekurangan, kekacauan, atau ketidakpastian kita memiliki alat dalam diri yang dapat membantu kita menghadapi keadaan. Sumber daya ini dapat mempertajam fokus dan mengarahkan kembali tanggapan kita sehingga dapat menjadi benar dan sesuai dengan apa yang kita benar-benar rasakan. Untuk mencapai hal ini, lebih dahulu harus mengetahui bahwa aiat ini anda menyukai dan anda juga berhak untuk tidak membiarkan hal ini mempengaruhi anda. Orang yang positif mengatakan, “mari lakukan itu, kita dapat, aku akan, aku mengerti, aku bertanggung jawab atas tindakanku, aku akan berubah dan aku tahu ada cara yang lebih baik.” Sebaliknya, orang negatif akan berkata: “kita tidak dapat melakukan itu, aku tidak dapat, anda tidak paham, itu bukan tanggung jawabku, aku tidak melihat perlunya berubah, tidak ada cara lain”. Modul Diklatpim Tingkat IV 33 Semangat bersifat menular, begitu juga pesimisme, namun hanya satu yang membawa kemajuan. Falsafah pengelolaan diri hanyalah untuk mengetahui siapakah anda, apa yang anda rasakan, apa yang anda pertahankan, dan bagaimana ingin memperlakukan diri anda sendiri. Pengelolaan diri tidak berarti bahwa anda bukan diri anda sendiri, atau bahwa anda bersikap dingin atau menjadi robot yang terkendalikan. Ini tidak berarti memiliki proses pemikiran sendiri, memilih cara yang diinginkan dalam berpikir dan merasakan. Hal ini membuat halhal yang tidak penting menjadi kurang penting, dan memberi kebijaksanaan memilih apa yang sungguh bermanfaat bagi anda dari apa yang tidak. Pengelolaan diri adalah jembatan positif antara emosi dan logika. Kalau tidak mengelola diri sendiri, ide, pandangan, atau tinjauan apa saja dapat mengakibatkan anda tidak menentu secara emosional, dan bertabiat menjengkelkan atau perilaku yang tidak bermanfaat. Inilah sebabnya beberapa orang menghabiskan banyak waktu untuk meminta maaf atas apa yang mereka katakan atau telah dilakukan. Pengelolaan diri sebagai salah satu bentu disiplin Personal mastery mewujudkan mekanisme penyaringan untuk menangani semua rangsangan yang kita terima. Ia mengelola apa yang dimasukan dalam diri, dan bagaimana menyampaikan informasinya. Kita juga memiliki sistem penapisan yang setelah memasukan suatu masalah atau tanggapan, merasakannya, menghadapi, dan kemudian membiarkannya berlalu. Terlalu banyak masukan yang tidak perlu dapat membutakan inti dalam diri kita dan membuatnya lebih sukar untuk mencapai sifat produktif bagi keberhasilan pribadi. Kecerdasan Emosional (KE) 34 B. Alat Pengorganisasian Dalam Diri. Saat menghadapi kekurangan, kekacauan, dan ketidakpastian kita memiliki alat dalam diri yang dapat membantu kita menghadapi keadaan. Sumber daya ini dapat mempertajam fokus dan mengarahkan kembali tanggapan kita sehingga dapat menjadi benar dan sesuai dengan apa yang kita benar-benar rasakan. Untuk mencapai hal ini, lebih dahulu harus mengetahui bahwa alat ini ada, dapat bekerja sesuai perintah, dan kapan saat paling baik untuk menggunakannya. Alat dalam diri diorganisasikan dalam empat golongan besar: 1. Intuisi Ini kebijaksanaan dan penglihatan dalam diri kita sendiri. Ingat saat seseorang meminta anda melakukan sesuatu dalam diri anda mengatakan kepada anda untuk tidak mengabulkan. Mereka yang mendengarkan suara dalam diri mereka dapat menyelamatkan diri dari suatu situasi yang negatif. Bagi yang lain hal ini dapat mengakibatkan suatu pengalaman yang tidak mengenakan. Dengan mendengarkan kebijaksanaan dalam diri, bimbingan ibu atau suara batin, kita mengakui intuisi yang dibawa sejak lahir. Pernahkah anda mendengar seseorang berkata: “sesuatu di dalam telah mengingatkanku tentang ini (atau jangan melakukan itu)”? Dengarkan dan tanggapilah dengan sabar. Suara batin yang anda dengar untuk diri anda bagaikan saran yang baik yang anda berikan untuk orang lain atau nasihat berguna yang anda sampaikan ke seseorang yang anda kasihi. Akan bermanfaat, kalau kita gunakan. 2. Logika dan analisa adalah kemampuan melihat gambaran masalah secara keseluruhan, menguraikan menjadi bagianbagiannya dan dari sana kita mampu memecahkan suatu masalah. Seringkali kita hanya memperhatikan sedikit informasi dalam menyelesaikan suatu masalah, bagaikan menggigit sepotong roti Modul Diklatpim Tingkat IV 35 dan bergegas ketempat kerja. Kita memiliki kemampuan dalam diri untuk memikirkan masalah dan menganalisa bagianbagiannya sehingga dapat mengambil kesimpulan secara logis. Beberapa orang dapat lebih baik dalam melakukan hal ini daripada orang lainnya. Mereka menyempatkan diri dan menggunakan energi untuk menggunakan proses meneliti secara menyeluruh dan kemudian menggabungkan bagian-bagiannya. Beberapa dari kita cenderung melakukan generalisasi, bentuk umum (stereotipe), perlambang, dan petunjuk satu dimensi lain untuk membuat anggapan/asumsi. Penyidik dalam diri kita tersembunyi kalau kita dihadapkan dengan keharusan mengambil keputusan dengan jalan mengandalkan orang lain, atau beralih kepada pemecahan kilat lainnya yang tidak memiliki kaitan nyata. Bakat logika dan analisa (Logical Analysis) merupakan salah satu yang perlu dikembangkan, dibina dan didorong sejak kita kecil. Tidakkah ironis bahwa banyak diantara kita memiliki ketrampilan ini namun hanya menyalakan dan mematikannya seperti sebuah keran air? Kita menggunakannya dalam tatanan profesional atau saat membantu orang lain, namun kalau memerlukannya dalam tatanan sosial, atau pribadi kita membiarkannya tertidur. Ketrampilan melihat keseluruhan dan bagian-bagian gabungannya merupakan proses yang dapat kita manfaatkan dalam setiap situasi kehidupan. Pria dalam kisah di atas yang melihat istrinya makan siang bersama orang lain tidak menggunakannya, juga orang lain yang mengalami masalah pribadi dan karier seringkali melupakannya. Pengambilan keputusan dalam proses Logical Analysis meliputi tiga langkah: ¾ Melihat seluruh rangkaian kartu. Kalau kita diharapkan bermain kartu adalah bijak untuk mengetahui lebih dahulu apakah kita bermain dalam satu rangkaian kartu secara penuh, kartu apa yang kita pegang, dan kartu apa yang berada di 36 Kecerdasan Emosional (KE) tangan orang lain. Dengan mengetahui hal ini kita akan berada dalam posisi yang lebih baik, sehingga dapat menganalisa jenis permainan yang dimainkan orang lain dan mengetahui kartu yang diperlukan untuk melakukan penawaran (call) yang tepat. Kadang kita mungkin untuk mengetahui seluruh rangkaian kartu dan kita harus mengandalkan ada intuisi serta ketrampilan kita untuk mengambil keputusan yang tepat, dan kadang bisa saja tidak berhasil. Hal penting yang harus diingat adalah bahwa pengetahuan “knowledge” merupakan kekuatan, dan kekuatan hendaknya menjadi peluang untuk melakukan apa yang benar. ¾ Mengelompokan informasi yang anda peroleh/terima. Saat data mulai membanjir anda perlu kelompokkan kemudian pisahkan apa yang paling diperlukan dan apa yang menjadi kurang penting. Misalnya, gunakan kelompok, fakta, fiksi, penting, tidak penting, perlu dipertimbangkan, dan diperlukan sebagai dasar. Lalu memilih kelompok prioritas, dan memutuskan bagaimana mengatasi masalahnya dan kemungkinan hasilnya. Lanjutkan dalam porsi yang tepat. Ini akan memberi peluang untuk memikirkan masalahnya dan mendalami rincian yang tidak penting dalam membentuk posisi masalah. ¾ Memahami iklim lingkungannya. Begitu informasi dikelompokan dan disusun, adalah penting sekarang untuk mengetahui latar belakang yang akan anda gunakan mengambil keputusan atau melakukan tindakan. Rencana yang disusun dengan rapi dapat menjadi berantakan kalau anda lupa mengetahui dengan siapa berhadapan, kerumitan politik yang anda hadapi, dan atmosfir umum dan suatu situasi atau kejadian. Memberikan ceramah tentang bahaya merokok tidak akan produktif kecuali anda menguasai pandangan ini dan uraiannya juga memperhitungkan hal ini. Modul Diklatpim Tingkat IV 37 3. Imajinasi dan Kreativitas maupun inovasi memberi kita jalan untuk mencari cara yang lebih baik dalam memecahkan suatu masalah atau membangun kehidupan yang lebih baik bagi diri sendiri dan orang lain. Salah satu alat dalam diri yang paling merangsang dan menarik adalah kemampuan seseorang menggunakan imajinasi untuk membuat gambaran dari apa yang kita lihat bagi diri sendiri dan bagi dunia, dan untuk mampu melangkah sedekat mungkin untuk mewujudkan gambaran itu. Tanpa kemampuan imajinasi ini hanya berfungsi seperti yang sudah kita alami, membatasi kepada pandangan yang lebih sempit tentang kehidupan yang penuh perbedaan dan keunikan. Imajinasi sebagai kemampuan memberi peluang untuk mengubah situasi menjadi inovasi yang penting dan dapat diolah bagi kebaikan umat manusia atau kehidupan kita sendiri. Apa pun yang baik dan buruk, sumber awalnya adalah imajinasi kita sendiri. Kalau anda tidak pernah membayangkan diri anda berpendidikan, atau sebagai pemimpin, maka peluang anda untuk menjadi atau mengambil manfaat dari posisi itu akan berkurang. Imajinasi juga dapat menjadi mekanisme yang membantu menghadapi kesepian, kebosanan, situasi yang buruk, ketidakbahagiaan. Untuk tahanan perang atau orang yang dipenjara, imajinasi merupakan suatu pelepasan dari kecemasan karena keadaan atau lingkungan tertentu. Hal ini memungkinkan kita menciptakan suatu tempat di mana dapat menjumpai kedamaian dan membiarkan kita mengharapkan diri kita seperti apa yang kita inginkan. Kreativitas kita adalah suatu perluasan dari imajinasi dan dapat digunakan untuk memfokuskan cara untuk memperoleh visi kita atau menemukan jalan untuk mengembangkan perspektif baru dan segar dalam memecahkan masalah lama yang membebani. Hal ini memunculkan keaslian dan bakat kita untuk mengembangkan sesuatu yang unik dan yang menyatakan ekspresi diri kita. 38 Kecerdasan Emosional (KE) 4. Emosi Ini merujuk pada perasaan dan pemikiran khususnya, keadaan psikologis dan biologis, dan serangkaian kecenderungan bertindak. Semua ini merupakan tanggapan sadar kita terhadap hal-hal yang terjadi pada kita. Emosi dapat berlaku sebagai pengingat bahwa kita adalah anggota alam semesta yang dapat mencintai, memperhatikan dan merasakan. Hal ini memungkinkan kita untuk mengungkapkan diri kita selama kita menjalani pengalaman hidup. Emosi dapat menjadi positif atau menjadi negatif tergantung pada pemahaman akan suasana hati, tabiat, dan isyarat yang mengharuskan kita bertindak. isyarat emosional mencakup marah, sedih, takut, empati, benci, senang, bangga, kenikmatan, kasihan, cinta, kejutan, bersalah, sayang, tidak suka, putus asa, dan tertawa. Bayangkan kalau dunia kosong dari emosi, di mana setiap orang saling berlainan dan apatis, atau kalau tidak ada yang merasakan apa pun atau menunjukkan tanggapan apa pun terhadap apa yang kita katakan atau lakukan. Kita semua hanya berjalan berkeliling berbicara tanpa teman untuk mengungkapkan perasaan, dan apa yang kita terima lebih berupa dialog. Pernahkah anda tertarik terhadap sesuatu yang anda rasakan baik hanya agar orang yang anda ajak bicara mau melihat kepada anda tanpa emosi atau umpan balik yang positif? Ingatkah saatnya mengatakan keberuntungan anda hanya agar orang lain mengatakan hal yang benar, namun tanggapan mereka atau kurangnya emosi mereka mengungkapkan yang lainnya? Ini mungkin membuat anda merasa bosan, bahkan menjadi putus asa dengan kurangnya minat yang ditunjukan. Bidang emosi telah menerima banyak perhatian dan orang bergurau tentang seorang wanita yang bersikap penuh emosi dan pria tidak memiliki emosi. Pasangan yang berhubungan akan berdebat tentang kurangnya dukungan emosional. Sisi merugikan dari emosi adalah kalau orang dituding terlalu peka, terlalu marah, atau terlalu berputus asa. Beberapa orang bahkan saling Modul Diklatpim Tingkat IV 39 menuding atau menganggap segalanya patut ditertawakan. Masalahnya adalah bukan kurangnya emosi, namun kurangnya keseimbangan, dan yang lebih penting, kurangnya kemampuan untuk mengendalikan diri. Dalam dunia masa kini, banyak dari kita yang mudah lepas kendali. Alih-alih memecahkan pertentangan dengan melakukan pembicaraan tanpa ancaman agar hasiinya sama-sama menang, kita semua saling bertarung atau lebih buruk lagi, saling membunuh. Kekasaran, dan ketidaksabaran mewarnai lingkungan masyarakat kita dalam beberapa tahun terakhir ini. Berapa banyak orang yang anda lihat dengan senyum di wajahnya saat anda menelusuri jalan? Berapa banyak orang yang menerima atau memberikan simpatinya dalam sehari? Berapa banyak orang memberikan perhatian terhadap orang lain di sekolah atau di tempat kerja atau ditempat pelayanan umum seperti Rumah sakit? Berapa banyak orang benar-benar merasakan penderitaan orang lain dirumah, disekolah dan ditempat kerja? Sayangnya kita terlalu banyak. Kita dengan predikat manusia modern telah terbutakan oleh uang, kekuasaan, dan keuntungan pribadi serta hal lain yang bersifat materi. Kita telah terkuasai untuk mendapatkan benda materi terbaik bagi tujuan hidup kita. Berusaha mendapatkan gaya hidup enak (hedonis) dan ingin dihargai orang lain; ini semua bukanlah masalah. Namun caranya untuk mendapatkan semua ini sering menjadikan kita toleransi satu sama lain? 40 Kecerdasan Emosional (KE) Kita secara tak sadar saling menipu, saling menganiaya, saling memanipulasi, saling memainkan kekuasaan, mencuri dan bahkan membunuh seolah semuanya yang kita kejar itu benar. “Aku teringat pada seorang lelaki muda yang mengatakan kepadaku bahwa kunci kehidupan bukan kebenaran namun kemungkinan. Yang paling bengis dan kuat akan menguasai dan mengendalikan”. Kerangka berpikir linear seperti ini tidak menghasilkan pimpinan administrasi yang hebat atau orang besar, namun hanya mencetak tirani dalam berbagai ukuran. Kebesaran dihasilkan dari disiplin diri yang disebut Personal Mastery untuk mencapai tujuan dengan menggunakan belas kasihan yang akan memberikan sumbangan kepada kesejahteraan manusia. Kalau kita selalu beremosi dan merasakannya tidak mungkin untuk tertawa pada diri sendiri, kita mungkin perlu menciptakan keseimbangan dengan menambahkan lebih banyak rasa lucu dalam kehidupan. Kalau kebalikannya yang benar, kita perlu mengerahkan emosi yang memberi kisaran ungkapan lebih banyak. Menyeimbangkan pikiran emosi dengan pikiran berpikir akan memungkinkan kita menjadi lebih nyata dan jujur kepada diri sendiri atau orang lain. Pengalaman seperti ini akan membantu kita memberi kepada diri sendiri dan menambahkan kedalaman pada karakter. Beberapa dari kita sebagai pemimpin memilih menutup emosi tertentu untuk melindungi diri dari luka, sementara lainnya menggunakan kekuatan perasaan untuk mengendalikan dan menguasai. Dalam banyak kesempatan seseorang telah menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengembangkan sisi logika mereka sambil mengabaikan bagian emosional dan perasaan sebagai bagian dari keberadaan mereka. Apa pun yang anda pilih untuk mengarahkan emosi adalah kritis bahwa anda belajar menggunakan kekayaan ekspresi yang Modul Diklatpim Tingkat IV 41 menjadi milik anda dan menyeimbangkannya dengan kekayaan perasaan anda. Kalau anda marah, kadang produktif untuk menunjukkan sisi itu karena dapat menjernihkan suasana dan memberi peluang untuk menceritakan kekecewaan atau ketidaksetujuan selama tidak mengganggu kesejahteraan orang lain. Kekerasan fisik seperti yang sering dilontarkan dalam budaya kekerasan tidak pernah dapat diterima dalam situasi apa pun selain untuk pertahanan diri. Emosi adalah sesuatu yang paling penting, namun menjadi sumber daya paling sering disalahgunakan dan disalahartikan. Menggunakan emosi dapat memberikan kejelasan tentang siapa kita, mengartikan diri kita, membantu kita untuk memberi dan menerima cinta, kekuatan, keberdayaan serta penghargaan. Intinya, emosi adalah dasar untuk membentuk kita menjadi manusia. C. Lima Langkah Proses Dalam Pengelolaan Diri Ada banyak teknik ditawarkan untuk melakukan pengelolan diri dengan menggunaka aspek emosi ini. Teknik lima langkah berikut ini dirancang untuk Proses pengelolaan diri ini juga membantu anda datam mengelola sumber daya dalam diri anda dengan lebih baik. Bacalah cricitcal incidence berikut ini: Siti, seorang kawanku, sangat pencemburu. Setiap kali suaminya melihat wanita lain ia menjadi marah dan suatu saat melontarkannya kepada sang suami. Hasilnya hanyalah pertengkaran yang membuat keduanya merasa sengsara. Perilakunya menghancurkan perkawinan mereka. Untuk menghadapi perasaan cemburu dan perilaku menghancurkan, yang dapat mengurangi harga diri dan hubungan anda, ada lima langkah yang dapat anda lakukan. Langkah ini akan membantu anda menghadapi sikap menghancurkan diri yang menghambat anda merasakan kebebasan dan harmoni. Kecerdasan Emosional (KE) 42 1. Kesadaran Langkah pertama dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan emosi adalah dengan mengakui bahwa hal ini ada. Begitu seringnya, kita tetap menyangkal dan tidak mau mengakui adanya suatu masalah emosi atau, bahkan kitalah yang menghadapi masalah. Bahkan kalau anda tidak memulainya, masalah emosi masih dapat mempengaruhi anda kalau hal ini melibatkan seseorang yang berada dekat dengan anda. Seperti halnya Siti, ia merasa bersalah karena merasa tidak tenang dan memper lakukan suaminya secara buruk. Perasaan bersalah ini menghasilkan akibat berantai. la terus menerus mengkritik diri dan mencoba menghindari rasa cemas akibat bertanggung jawab atas semua masalah yang terjadi dalam perkawinan dengan menyalahkan suami dan setiap wanita yang dikaguminya. Mungkin, kalau Siti mengakui kecemburuannya dan mengakui bahwa emosi yang dirasakan adalah akibat rasa takut yang mungkin tidak benarbenar dirasakan, ia telah berada dalam usaha menyembuhkan rasa tidak tenangnya. Masalah sebenarnya adalah harga dirinya yang rendah. Kecemburuannya merupakan perwujudan dari sistem keyakinannya yang negatif. Karena rasa takutnya, ia melukai diri sendiri yang mengakibatkan kedukaan dan kecemasan. Tahap kesadaran hendaknya dimulai dengan menciptakan kebutuhan untuk bekerja mencari pemecahan masalah dengan bantuan kawan terpercaya, seorang kekasih, atau penasihat profesional. Dengan mengakui adanya masalah emosional berarti telah membuat langkah besar menuju pertumbuhan. Tahap kesadaran digunakan dalam banyak program pemulihan. Sekali telah melakukan penemuan penting ini, berarti anda siap melangkah kelangkah selanjutnya menganalisa. Modul Diklatpim Tingkat IV 43 2. Analisa Penting mengatakan bahwa aku memiliki masalah emosi dengan kecemburuan, prasangka, tidak menyukai diri, dan ketidakmampuan berhubungan dengan seseorang dalam tingkatan yang lebih dalam, atau masalah lainnya yang mempengaruhi diri dari dalam. Walau demikian, merupakan hal yang berlainan untuk mencoba dan memilih siapa, apa, bilamana, dan mengapa. Mari gunakan masalah Siti sebagai contoh berhadapan dengan tahap analisa. Siti hendaknya mulai memikirkan tentang mengapa ia merasa seperti ini, siapa atau apa yang memicu tanggapan ini, pembicaraan diri macam apa yang ia gunakan dalam pengembangan perilakunya, saat ia paling menderita, dan mengapa rasa takut dan marahnya berkembang sampai harus menanggapi secara negatif. Ia mungkin ingin mendalami latar belakangnya untuk menentukan apa yang diketahui tentang dirinya sendiri dan apakah citra diri yang dihasilkan. Dengan melakukan penggalian ini ia dapat menemukan sumber perilakunya. Siti menyadari tindakannya bukanlah asli dirinya karena timbulnya rasa bersalah yang ia rasakan setelah setiap kejadian. Mungkin membantu untuk menganalisa masalah pribadi bersama ahli yang terlatih atau kawan yang dapat memberikan masukan. Dalam banyak hal adalah penting untuk selalu menggunakan langkah analisa sebagai cara memberikan kejelasan dan pemahaman, dan tidak dengan menyalahkan diri sendiri atau orang lain. Adalah penting bersikap jujur dan positif dalam penerapan, dengan tujuan menjadi yang lebih baik. Begitu menemukan sumber masalah maka harus menentukan tantangan dalam diri anda. 3. Kesungguhan Dalam Diri Menghadapi Tantangan Sikap ambivalen membuat kita ragu dan tidak sungguh-sunguh. Seringkali kita berpikir bahwa kita hanya memiliki kebiasaan 44 Kecerdasan Emosional (KE) buruk atau merasakannya saja. Hal ini mungkin bermanfaat bagi orang yang tegas, namun bagi kebanyakan di antara kita membutuhkan usaha terus menerus, terpusat, dan penuh pengabdian guna mengubah cara berpikir dan bertindak dalam menghadapi berbagai tantangan (adversity). Langkah ini memerlukan realisasi dari apa yang perlu diubah, apa yang diperlukan untuk membuat perubahan yang dibutuhkan dalam kehidupan, dan pengakuan atas tingkat kesungguhan yang penting untuk memenuhi tuntutan menghadapi berbagai tantangan. Menyadari tentang pentingnya penegasan setiap hari adalah dengan memulai memusatkan pikiran pada cara-cara yang dapat mengarahkan kembali pemikiran anda. Penegasan dapat menjadi pilihan positif bagi skenario negatif yang di mainkan saat merasa takut atau dihadapkan pada tantangan. Penegasan hendaknya positif dan benar-benar tertulis atau berupa pernyataan mental yang anda buat tentang diri sendiri. Khususnya bermanfaat untuk menggunakan penegasan atau pembicaraan diri yang positif saat dihadapkan pada situasi penuh ancaman. Penegasan Siti untuk mengatasi kecemburuannya dapat berupa pernyataan : “Aku tahu, aku merasa tidak tenang karena kurang percaya diri, aku harus ingat bahwa aku cantik dan terhormat yang perlu mempercayai cinta suami. Tidak boleh membiarkan rasa takut atau ketidakpastian tentang diriku mempengaruhi pikiranku.” Membaca bacaan yang dapat mengilhami dan memperkaya pikiran dengan pemikiran positif dan sehat, merupakan tindakan yang sangat membantu. Anda telah memulai kegiatan dengan membaca buku ini. Melakukan penegasan setiap hari akan melatih pikiran untuk berpikir positif dan menghentikan serangan negatif yang telah menjadi kebiasaan. Katakan kepada diri sendiri : “Aku akan menerima bakatku apa adanya dan membiarkan cintaku mengisi diriku dengan kedamaian dan penghargaan atas siapa dan apakah aku ini. Aku akan belajar Modul Diklatpim Tingkat IV 45 menerima bakat yang orang lain miliki selain yang dikaruniakan kepadaku. Aku tidak akan bersaing atau membandingkan dengan orang lain sebagai cara menentukan kelayakan diriku.” Berdoa yang dilakukan secara khusyuk merupakan bentuk lain dari penegasan. Berdoa tidak lain merupakan melepaskan suara dalam diri yang menghancurkan. Berdoa menegaskan kesatuan anda dengan Tuhan dan memberi kekuatan serta perasaan yang diperbaharui atas maksud yang dapat mengarah pada kreativitas. Penegasan harian lainnya adalah, misalnya : “Aku akan membiarkan diriku membuat kesalahan, sementara pada saat bersamaan, akan mengizinkan diriku untuk terus mencoba. Aku orang yang menyenangkan dan terhormat.” Juga sangat membantu jika meminta orang lain untuk membantu anda berhadapan dengan tantangannya, langkah berikutnya adalah merancang strateginya. 4. Strategi Untuk mecapai tujuan yang ditentukan diperlukan strategi. Banyak usaha yang berhasil apakah berupa penggabungan bisnis, suatu ketrampilan yang ingin dikuasai, atau tim bola basket yang berusaha memenangkan babak final dimulai dengan menetapkan tujuan terlebih dahulu dan kemudian strateginya. Dengan melakukan hal ini, anda dapat mulai mengembangkan rencana bertindak dengan memperhitungkan kekuatan, kelemahan, dan masalah lingkungan anda yang harus dipertimbangkan. Dari penelitian ini, suatu uraian terinci akan memberi arah sehingga anda dapat mengembangkan dan mencapai tujuan. Tempat pertama untuk memulai merancang strategi pribadi anda adalah dengan menentukan tujuan keseluruhan dan setiap minggu merancang tujuan yang akan mendekatkan anda pada pencapaian keinginan. Kecerdasan Emosional (KE) 46 Kalau anda ingin mulai membicarakan hal yang diinginkan dan bukannya mengatakan sesuatu serta menghabiskan waktu berputar-putar akibat rasa segan mengungkapkan diri sendiri, mulailah menuliskan tujuan yang dapat berupa, misalnya: Strategi pertama : tujuan atau keinginan sehingga lebih siap dalam mengungkapkan pandangan; Strategi kedua : menentukan bentuk pembicaraan apa yang paling mengintimidasi anda. Lalu, anda akan mulai menerapkan bentuk ini sambil mencari alat yang paling membantu; Strategi ketiga : menentukan apa yang dapat menjadi gaya ber komunikasi paling efektif, yang dapat memberdayakan diriku saat membicarakan atau menuliskan situasi ini, dan lalu melakukan nya di sepan kaca, dipodium, atau saat berada dalam bentuk pemenuhan gayanya. Kalau anda menggunakan tulisan sebagai cara pengungkapan, adalah berguna mempelajari berbagai teknik menulis yang digunakan untuk membujuk, memberitahu, dan berdebat. Bahanbahan seperti ini sangat banyak dan dapat dijumpai di toko buku atau perpustakaan. Kegiatan ini memberikan peluang besar untuk melibatkan pembimbing atau kawan dalam memainkan peranan sebagai pendengar atau pembaca. Tujuan lainnya dapat berupa: mencari sumber daya tambahan guna membantu mempertahankan tujuanku. Kalau anda diharapkan mengungkapkan ide secara lisan, “anda mungkin ingin mengembangkan uraian yang akan menampilkan pesan dalam suatu pembicara. Ingat, berlatih menghasilkan kesempurnaan. Semakin benar-benar melakukan sesuatu yang anda takuti, apakah berbicara di depan umum atau Modul Diklatpim Tingkat IV 47 mengungkapkan ketidaksukaan atas pelayanan buruk suatu restoran atau mengucapkan selamat kepada orang lain di saat yang tepat, semakin baik dalam mengungkapkan perasaan sejati anda. Melatih setiap hari ketrampilan yang ingin anda kuasai, akan membuatnya semakin mudah untuk mengatasi ketakutan di bawah tekanan atau dalam kesempatan penting. Strategi menghasilkan tindakan dan untuk mencapai tujuan apapun, apakah pribadi, atau profesional berarti melakukan. Misalnya, saat alarm jam berbunyi di awal fajar bangkitlah dan bangun. Langkah strateginya adalah bagian tindakan dari program perbaikan diri anda sendiri dan hendaknya diikuti oleh langkah akhir, evaluasi. 5. Evaluasi Kalau mengandalkan suara asli dalam diri yang berakar pada keberadaan kita dan mengetahui kehebatan sejati diri sendiri, dan bukan suara pemuasan diri yang menginginkan kita agar tetap sama, dan mengurangi usaha untuk tumbuh dengan mengingatkan tentang semua aspek negatif keberadaan kita, kita biasanya dapat dengan benar mengetahui apakah kita telah berhasil atau gagal. Kalau menggunakan suara pemuasan diri yang ingin terus menahan, kita menjadi pengkritik terburuk bagi diri sendiri. Kita menganalisa secara salah segala yang pemah kita coba lakukan. Tidak pernah membiarkan apapun terabaikan. Kita dapat menemukan kesalahan bahkan kalau harus menggali dalamdalam. Kalau setiap orang memperhatikan kita, kita menolak menerima pendapat mereka yang mengemukakan kesalahan yang telah kita lakukan, tidak peduli seberapapun kecilnya. Seorang penulis mengajari seorang kawan dalam mempersiapkan dirinya berpidato. Penulis tersebut sangat terkesan atas caranya membawakan pidato dan juga terhadap isinya. Pada kenyataannya ia memberikan ceramah yang sangat luar biasa. 48 Kecerdasan Emosional (KE) Walau demikian, ia membuat satu kesalahan dalam suatu naskah yang berlembar-lembar isinya dan akibatnya harus terus berpegang pada bagian kecil itu. Akibat kesalahan ini, ia kehilangan kenikmatan menerima tepukan tangan dan banyak penghormatan yang biasanya menyertai. Semuanya nyaris seolah tidak dapat menahan diri untuk mengakui bahwa ia memiliki bakat berpidato, yang dengan satu cara dapat membuktikan bahwa suara pemuasan dirinya adalah salah. la mengeluh tentang pikirannya yang terlupa sejenak dan berusaha mengulang seluruh pidatonya dengan sikap negatif yang sama. la tidak menyadari ia harus mengendalikan diri untuk memaafkan diri telah berbuat kesalahan dan bahwa ia juga dapat mengizinkan dirinya untuk menikmati keberhasilannya. Ia berusaha kembali ke kepompong pelindungnya yang menjadikan ia seorang perfeksionis (selalu ingin menjadi yang sempurna). Setelah mendengar analisanya yang panjang dan tidak adil dari uraiannya, “anda melakukan pekerjaan yang memuaskan, belajarlah dari kesalahan namun hargai diri sendiri kalau memang layak, anda anggap anda harus menjadi yang sempurna, padahal tidak. Orang lain pun juga demikian.” Penulis tersebut berharap bahwa apa yang penulis katakan akan menghapus rasa kehilangan dari sikap memuaskan dirinya. Penulis maksudkan pendapat penulis akan menyerupai perintah. Walau tidak tahu apakah penulis telah melakukannya terlalu jauh. Setelah ia sempat berpikir, penulis menerima telepon darinya yang meminta penulis bersedia membantunya lagi dalam mempersiapkan ceramah. Dengan terkejut dan suka cita, penulis menyadari bahwa ia mulai menyukai pekerjaannya. Saat membawakan pidatonya lagi, ia masih cenderung sangat mengkritik dirinya namun aku juga melihat bahwa ia membiarkan merasakan sedikit imbalan dari kerja kerasya. la masih jauh dari kesempurnaan yang masih menjadi suatu tujuan tersendiri, namun kali ini telah membuktikan diri. Saat penulis melihat senyumannya dan akhirnya mendapatkan Modul Diklatpim Tingkat IV 49 tepuk tangan, penulis turut berdiri dan bertepuk tangan, tidak hanya bagi hasil hebat yang telah diusahakannya, namun atas kenyataan bahwa ia kini mulai menghargai dirinya sendiri. Belakangan ia mengatakan kepada penulis bahwa ia selalu dihantui oleh kebutuhan untuk menjadi yang paling sempurna. Ia menggunakan ukuran dalam bayangan yang dibentuk dari kebutuhannya untuk diterima, dan untuk meyakinkan kepemimpinan dalam dirinya bahwa ia adalah orang yang berharga dan penuh bakat. Merupakan paduan banyak ide yang diterima kawanku bertahuntahun yang membentuk keadaan, apakah ia dapat menerima penghargaan dan cinta. Tekanan dari mencoba mendapatkan cinta bersifat menyesuaikan dengan keadaan, menyebabkannya meragukan ketika ia benar-benar menerima penerimaan dan pengakuan yang positif. la telah membentuk tujuannya yaitu menjadi yang sempurna, yang merupakan impian untuk menutupi kenyataan bahwa ia takut atas kenyataan, kalau kelak berhasil mencapai kesempurnaan ia masih juga tidak mendapatkan cinta. Maka perburuannya menjadi lebih enak daripada pencapaian kesempurnaan biasa, dan menghadapi kenyataan masih akan terluka akibat kurangnya cinta dan penerimaan. Begitu seringnya kita tidak merasa jujur terhadap diri sendiri karena beberapa ukuran bayangan yang berasal dari kebutuhan untuk diterima. Kita merasa sukar meyakinkan diri bahwa kita orang yang berharga dan berbakat. Karena kita telah memproses banyak ide tentang diri kita selama bertahun-tahun, suara pemuasan diri kita memperkuat ide tentang ketidaksempurnaan. Saat kita berjuang membuktikan suara dalam diri kita adalah benar, kita menimbulkan pertentangan dalam diri sendiri saat menerima informasi yang positif. Sementara beberapa dari kita terlalu keras terhadap dirinya sendiri dan berusaha mencapai kesempurnaan, lainnya tidak pernah bertanggung jawab atas tindakan mereka dan selalu menudingkan telunjuknya ke tempat lain. Biasanya orang ini memiliki 50 Kecerdasan Emosional (KE) kepercayaan diri rendah, yang membuat mereka tidak bersedia melihat kenyataan atas tindakan mereka. Juga menyakitkan bagi mereka untuk menghadapi alasan sebenarnya mengapa mereka menjadi orang yang suka melukai orang lain. Lebih mudah berpurapura menjadi orang yang menyenangkan dan mencari alasan saat tindakan anda tidak sesuai Menyalahkan orang lain dan bukannya bertanggungjawab adalah cara yang cerdik guna menghindari keharusan untuk berubah. Berusaha mengevaluasi orang lain adalah penting untuk pengembangan diri. Kita dapat juga belajar dari setiap orang. Orang yang seringkali melukai kita yang paling banyak mengajarkan pada kita. Dengan menerima kritik positif, dan hanya memasukan komentar yang membantu tumbuh sambil melupakan yang hanya akan memburukkan, kita akan dapat memperkaya keberadaan dalam diri kita. D. Dampak Kepribadian Terhadap Kecerdasan Emosional 1. Gaya Beiajar Pribadi (Learning Style) Seberapa banyak diantara kita yang tertarik dan ingin pergi ke Kantor? Merekalah yang telah menemukan minat dan arti dari pekerjaan kita. Kantor adalah tempat kita dapat meraih semua dan menimbulkan rasa puas. Adanya tantangan serta kuatnya hasrat untuk mencapai sesuatu tujuan menjadikan kantor sebagai tempat yang dinamis untuk didatangi setiap hari. Namun demikian bagi sebagian orang tempat kerja bukanlah merupakan lingkungan yang menyenangkan, mereka lebih senang bekerja diluar suasana kantor. Dalam situasi ini selalu ada persaingan negatif, maksudmaksud tersembunyi serta ketidaksantunan. Bagaimana cara seseorang dapat menemukan kebahagiaan di tempat yang demikian? Tentu saja anda dapat, asal dimulai dengan EQ pribadi anda. Modul Diklatpim Tingkat IV 51 2. Aplikasi Gaya Beiajar dan Kecerdasan Emosi Untuk dapat mengaplikasikan gaya belajar yang mencerminkan kecerdasan emosi pribadi sehingga dapat menemukan kebahagiaan ditempat kerja dapat dimulai dengan pemahaman atas: a. Paradigma Pribadi. Ini adalah berkaitan dengan pandangan dalam dan luar diri anda. Bagaimana melihat diri anda dalam hubungannya dengan orang lain akan membuat perbedaan dalam cara bagaimana anda berhubungan dengan orang lain dikantor/ditempat kerja anda. b. Pengkondisian Pribadi. Hal ini mencakup pengharapan, visi dan lingkungan. Dengan bertambahnya pengalaman, kita akan membentuk visi, pengharapan dan kesukaan kita atas pekerjaan dan bagaimana kita diperlakukan. Apabila kita mempunyai harapan bahwa kita seharusnya menjadi seorang manajer, sedangkan kita ternyata hanya menjadi staf biasa, visi kita tidak akan sesuai dengan situasi kita dan karena itu situasi kerja tidak akan memuaskan diri kita. Mengetahui apa yang anda inginkan dalam hidup, bagaimana melihat diri anda dan lingkungan yang sesuai bagi anda, merupakan pertimbangan yang penting dalam menggapai karier. 3. Kepemimpinan Diri Ini mencakup luasnya kendali, misi, norma dan perilaku kita. Apabila kita yakin bahwa kita memiliki keefektifan dan kemampuan untuk mengelola nasib kita sendiri sampai batas tertentu, maka kemungkinan besar kita akan dapat menemukan kebahagiaan dalam posisi yang mungkin tidak ideal bagi kita pada suatu waktu tertentu. Kecerdasan Emosional (KE) 52 4. Pengelolaan Diri. Ini melibatkan karakter kita, raksasa yang bersemayam dalam diri kita dan kesejahteraan kita. Karakter kita menciptakan berbagai prinsip-prinsip dan nilai-nilai kita. Kalau karakter kita lemah, kita akan jatuh ke dalam jebakan melakukan sesuatu yang berlawanan dengan prinsip, yang akan memakan korban pada kesejahteraan dalam diri kita. E. Latihan Diskusikan dalam kelompok kecil membahas langkah dan strategi mengaplikasikan kecerdasan emosional baik dalam menanggapi pengelolaan serta pengendalian diri, proses pengendalian diri serta dampak-dampak dari kepribadian yang dimiliki masing-masing anggota kelompok. F. Rangkuman Penerapan kecerdasan emosional dapat dilakukan melalui strategi dalam menanggapi sesuatu masalah strategi dalam pengendalian diri. Selain itu perlu dipahami pula dampak dari kepriadian seseorang terhadap kecerdasan emosional, baik yang nberupa gaya belajar, pribadi, aplikasi gaya belajar, kepemimpinan diri dan pengelolaan diri. Modul Diklatpim Tingkat IV 54 BAB V KEPEMIMPINAN DAN DINAMIKA EQ DI TEMPAT KERJA Setelah membaca Bab ini, peserta diharapkan mampu memahami strategi penerapan kecerdasan emosional dalam lingkup tugas, pengendalian emosional dalam menjalankan tugas, dan kiat untuk mengembangkan dan mempertahankan keterampilan kecerdasan emosional. A. Strategi Kecerdasan Emosional Dalam Lingkup Tugas. Ruang lingkup kajian KE/EQ ini lebih banyak difokuskan pada masalah emosional yang terdapat dalam lingkungan kerja. Berikut ini kami tawarkan beberapa strategi untuk dikaji. 1. Rahasia PMHTM (Pikiran, Mata, Hidung, Telinga, Mulut) Pernahkah anda berada dalam suatu keadaan yang di mulai sebagai suatu masalah, namun pada saat anda mulai menganalisa, dan menguraikan masalahnya serta memberikan pendapat anda tentangnya, segalanya mendadak menjadi kacau membingungkan, dan lepas kendali? Dengan bertambah masalah, anda merasa seolah terjerumus ke dalam pasir penghisap yang menyeret masuk tubuh anda satu inci demi satu inci. Bahkan walau ada sebuah cabang pohon yang kokoh tepat di samping tangan anda 53 Kecerdasan Emosional (KE) yang kuat anda masih juga tidak dapat meraihnya untuk menarik anda keluar. Seolah ada beban berat yang menahan tubuh anda ke bawah. Beban itu adalah pendapat dalam diri anda yang sangat luas yang berusaha mendapat perhatian anda, dan berusaha mengatakan kepada anda apa yang harus dilakukan dan bagaimana memikirkannya. Penyebab terjadinya beban ini adalah pandangan dalam diri anda mengartikan seluruh situasi dan orang luar sebagai faktor yang mempengaruhi anda namun tidak menolong anda mengatasi masalah. Kita dapat menggunakan pandangan dalam diri kita untuk memberitahu kita cara menganalisa suatu keadaan. Namun masalahnya, kita tidak melatihnya untuk menyaring pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, atau untuk menetapkan masalah kita, apa yang kita butuhkan untuk menjadi efektif, dan arah yang terbaik dalam menemukan kebahagiaan dan kepuasan. Pandangan dalam diri kita biasanya bebas mengembara kesemua arah mengumpulkan dan memilah data-data, walau kita tidak sama sekali apa yang harus dilakukan dengan informasi yang tersedia selama terjadinya suatu masalah atau krisis. Ketika kita telah memutuskan apa yang harus dilakukan biasanya didasarkan pada data yang tidak lengkap atau tidak rasional yang tidak dapat memberikan gambaran yang menyeluruh. Kita menggunakan film lama untuk mendapatkan gambaran baru yang mengakibatkan pengambilan gambar dua kali dan menghasilkan gambar yang kabur. Pengalaman yang lalu adalah penting kalau digabungkan dengan keterbukaan baru. Pandangan dalam diri kita bahkan seringkali ada dalam keadaan yang tenang dan menyenangkan. Pandangan tersebut merupakan perpaduan indera kita: mata (apa yang kita lihat), telinga (apa yang kita dengar), pikiran (apa yang kita pikirkan), mulut (apa yang kita katakan), dan hidung (apa yang kita cium). Namun kita biasanya tidak mengelola pekerjaan mereka atau memberi arah sesuai tugas mereka. Akibatnya mereka tidak dapat bekerja bersama bagi minat terbaik kita. Modul Diklatpim Tingkat IV 55 Rahasia P.M.H.T.M. hanyalah suatu strategi bekerja bersama dalam menggunakan semua panca indera kita pada saat mengambil keputusan yang bekaitan dengan emosi. la memberi kita kerangka kerja yang menunjang sistem pengelolaan emosi dalam diri kita. Rahasianya berupa proses yang membantu kita mendapatkan gambaran secara keseluruhan, dengan menggunakan rincian sebagai batu loncatan untuk memahami dan mengelola emosi kita bersesuaian dengan pikiran rasional kita, sehingga kita dapat menggunakan pilihan terbaik dalam mengelola emosi untuk meningkatkan kinerja kita. Masing-masing indera kita memainkan peranan penting dalam membantu kita menguraikan situasi rumit yang sedang kita hadapi dalam soal emosi. a. Pikiran: Apa yang kita pikirkan tentang diri kita dapat meningkat kan atau mengurangi potensi kita. Kedalaman dan kapasitas pikiran manusia sungguh mengagumkan pada umumnya orang biasa hanya menggunakan sebagian kecil saja dari kemampuan mentalnya. Albert Einsein yang jenius ini mengakui bahwa hanya + 5 - 10% saja dari kemampuannya yang dapat dipergunakan. Kita mampu memasukkan rangsangan informasi ke dalam pikiran kita yang dapat memperluas dan memperkaya dasar pengetahuannya. Kalau kita mengisinya dengan pemikiran yang produktif dan positif kita akan memungkinkannya bergerak ke suatu arah yang mampu mendorong dan memuas kan tujuan hidup kita. Pikiran kita dapat mengulang kembali apa pun yang kita inginkan bilamana dikelola dengan baik, ia akan memilah melalui yang terbaik dan terburuk untuk memberi kita perspektif, kalau kita mengajarkannya melakukan hal ini. Ini membutuhkan latihan memahami esensi, prinsip serta penerapan disiplin mental, melakukan penelitian, mengembangkan kreativitas, dan dorongan untuk mencoba 56 Kecerdasan Emosional (KE) tantangan baru dan penuh inovasi. Membaca, mendengar pendapat ahli, dan mengalami hal baru dapat memperluas cakrawala kita dan menyiapkan kita menjadi pelajar kehidupan dan bukannya menolaknya. Moto dari the United Negro College Fund adalah “Pikiran adalah hal terlalu luar biasa untuk disia-siakan.” Ini benar dalam pengambilan keputusan selain dalam kehidupan sehari-hari. Benih yang kita tanam dalam pikiran kita dapat menumbuhkan bunga atau cabang baru. Terserah pada kita untuk memanfaatkan alat yang menakjubkan ini yang menjadi dasar kemajuan hidup kita. Pemikiran negatif dapat menghambat pengembangan diri kita. Kritik terburuk kita berada dalam pikiran dan dapat menjadi musuh terburuk kita. Dunia yang kita tinggali mendorong kita untuk memandang diri kita sama lemah dan sama memerlukan hal-hal yang tidak kita miliki. Pada umumnya, kita terkondisikan untuk berpikir negatif dan bukan berpikir positif karena hal ini menguntungkan orang lain dan menempatkan guliran bola emosi di pihak kita dan bukan di pihak orang lain yang mencoba mempertahankan keunggulan mereka dengan membiarkan pengaruh negatif ini menjadi bagian pemikiran dan penafsiran atas diri kita, maka kita memberikan kendali pada orang lain atas apa yang kita pikirkan dan apa yang kita lakukan. Pemikiran menghancurkan diri membatasi kemampuan kita meminta bantuan saat diperlukan, dan hal ini menciptakan kebanggan palsu yang menjadi sumber kekecewaan dan menghambat kita melakukan hal-hal yang diperlukan untuk menemukan kedamaian, kebahagiaan, dan kepuasan dalam diri. b. Mata: Dapat memberi kejelasan dan fokus pada suatu situasi. Rahasia PMHTM lainnya adalah menggunakan mata kita untuk mengamati apa yang ada di sekitar kita. Kita berpeluang Modul Diklatpim Tingkat IV 57 melihat kejadian, orang, dan rincian dengan cara yang dapat menambahkan dimensi atas pemahaman kita terhadap apa yang menjadi keharusan dalam pengambilan keputusan. Dalam bidang komunikasi non verbal dikatakan bahwa dengan melihat bagaimana seseorang bertindak, gerakan tubuh mereka, rona wajah mereka dan bahkan mata mereka saja telah dapat memberitahukan anda lebih banyak daripada yang ia katakan. Ada kursus yang dapat membantu anda menjadi lebih awas dalam mengamati orang atau suatu keadaan. Banyak pekerjaan membutuhkan seseorang yang mampu mengamati dengan menggunakan mata mereka terhadap orang atau tempat. Petugas polisi, dokter, ilmuwan, adalah sedikit contoh pekerjaan profesional dimana melihat dan mengamati secara holistik dan sistemik memegang peranan penting. Perhatikan kasus berikut ini dengan cermat “Seorang kawanku yang menjadi perawat kesehatan datang mengunjungiku. Walau ia tidak bertemu denganku selama lebih dari dua tahun, aku sangat terkesan bahwa ia mampu mengingat sampai sekecil-kecilnya segala perubahan yang aku lakukan dalam ruang dudukku dan benda-benda yang kebetulan aku tambahkan. Ketika aku menyatakan kekagumanku atas kemampuannya ini ia mengatakan kepadaku bahwa sebagai seorang perawat ia terlatih untuk mengenali dan memeriksa pasien secara rinci. Dalam melakukannya ia telah mempertajam matanya atas setiap rincian dan ingatan.” Sebagai karyawan berapa banyak di antara kita yang pergi dan pulang ketempat kerja tanpa mengenali lingkungan sekitar kita? Kita membatasi peluang untuk menikmati kecantikan kehidupan disekitar kita . 58 Kecerdasan Emosional (KE) Kurangnya pengetahuan terhadap lingkungan ini dapat menjadi membahayakan juga kalau kita tidak menyadari unsur yang dapat melukai kita. Anak mudah terserap oleh apa yang mereka lakukan sehingga mereka tidak dapat melihat sebuah mobil sedang meluncur ke arah mereka atau orang yang tidak dikenal datang mendekati mereka. Melatih penggunaan mata kita sebagai alat untuk mengumpulkan informasi tambahan adalah investasi paling baik yang dapat kita lakukan untuk menjadi lebih awas. Hal ini sangat kritis bagi setiap aspek kehidupan. Dalam perundingan, menyaksikan gerakan tubuh dapat sangat membantu. Dengan melihat kedalam mata seseorang anda seringkali dapat mengatakan apakah mereka sedang memegang kartu unggulan dalam permainan kartu, kalau senyum mereka tulus, dan kalau mereka marah serta tingkat kemarahannya. Melihat dunia anda, mengetahui perubahan di sekeliling anda dan apa-apa yang tampaknya tetap sama akan semakin diperlukan saat anda berinteraksi dengan berbagai rangsangan. Mata dapat menjadi cermin dua muka saat anda menggunakannya memandang dunia, ia dapat juga mengungkapkan pemikiran anda. c. Hidung: Seperti peringatan tanda bahaya, ia merasakan kebaikan dan keburukan indra penciuman kita adalah sesuatu yang sering tidak kita perhitungkan. Kita menggunakannya dengan tidak sadar kecuali kita mencium asap yang membangkitkan kesadaran kita akan kemungkinan adanya api, atau saat kita mencium sesuatu yang busuk yang menunjukkan bahwa kita harus menelitinya lebih lanjut, atau saat kita mendeteksi sesuatu yang rusak, dapat membebaskan kita dari memakan makanan yang tercemar. Aroma bunga mawar atau parfum sangat menyenangkan dan dapat mengartikan sesuatu yang istimewa. Bagi orang lain mencium bau hujan atau tanah dapat Modul Diklatpim Tingkat IV 59 membawa perasaan penuh ketegangan dan kedamaian. Membiarkan hidung kita menambah indera kita yang lain dapat memberi kita kelengkapan. Merasakan kehidupan adalah dengan meresapi seluruh aromanya. Bagi mereka yang tidak dapat melihat, penggunaan indera penciuman adalah sangat berharga. Melalui penggunaan hidung kita lebih banyak, beberapa dari kita mampu merasakan ketegangan tak terucapkan karena tubuh mengeluarkan aroma yang menandakan berbagai keadaan emosi dan fisik. Binatang dapat mengandalkan penciumannya, dapat banyak memberitahu mereka tentang dunia yang mereka jelajahi. Salah satu aspek paling penting dari hidung kita adalah udara yang kita masukkan ke dalam paru-paru melaluinya setiap hari. Hal ini memberi kehidupan yang menghubungkan kita dengan atmosfir. Kalau kita tidak dapat bernapas sendiri, dibutuhkan peralatan untuk membantu kita bernapas. Dalam olah raga dan senam rutin lainnya bernapas melalui hidung kita dapat menunjang kegiatan kita. Yoga mendasarkan diri pada pernapasan dan hidung menjadi hal paling dasar dalam memasukkan udara segar dan mengeluarkan racun yang menyebabkan kita tertekan. Ini sangat berharga saat kita kecewa secara emosional, gugup atau tidak menentu. Pepatah “hidung mengetahui” adalah benar, Apa yang kita cium di sekeliling kita dapat berlaku sebagai peringatan untuk berhati-hati atau segera meninggalkannya. Mencium kecantikan lingkungan kita adalah salah satu kebahagiaan yang dapat kita raih. Hal ini menghangatkan diri kita dan mengerahkan semua indera kita untuk turut menikmati suasananya. ia bahkan dapat menjadi pimpinan tim. Apa yang dicium oleh hidung biasanya akan menggerakkan indera lainnya untuk berfungsi. Kecerdasan Emosional (KE) 60 d. Telinga : Memungkinkan kita mendengar, namun sungguhkah kita mendengarkan? Dari semua keterampilan berkomunikasi yang dapat kita tingkatkan tidak ada yang lebih kritis daripada kemampuan kita mendengarkan. Lebih mudah berbicara dan lebih menarik mengatakan apa yang kita tahu daripada berusaha memahami manusia lainnya. Kegiatan paling berat adalah mendengarkan orang lain dan memahami. Mendengarkan adalah suatu ketrampilan tersendiri. Ia dapat menyakitkan kalau dihadapkan pada kaum kolot jaman dahulu. Mendengarkan secara efektif membutuhkan kesabaran dan kesediaan mencari informasi baru. Mencintai adalah juga mendengarkan. Kita terkondisikan atas keinginan mengatur segalanya secara langsung, mengatakan pandangan kita, dan mengungkapkan diri kita agar dimengerti. Bagi kebanyakan, kita tidak mendengarkan, dan kalau kita melakukannya juga adalah untuk mempersiapkan jawaban kita untuk mengabsahkan pemikiran kita sendiri. untuk mencari jalan agar orang lain mengatakan apa yang kita ingin dengar, atau berharap dapat menafsirkan apa yang benar-benar dikatakan pembicara karena dalam pikiran kita, kita lebih tahu. Lingkungan kita yang bergerak dengan pesat bukan tempat yang sesuai untuk tempat mendengarkan apa yang harus dikatakan seseorang. Segalanya berkecepatan bunyi 30 detik. Kalau pesannya tidak disampaikan dengan jelas secara cepat, orang akan tidak menghiraukan anda. Kita telah terbiasa terhadap film-film penuh laga masa kini di mana anda nyaris tidak sempat duduk dan memasukkan segenggam berondong jagung ke dalam mulut sebelum anda terangkat dari kursi anda melihat aksi di layar. Kalau anda berputar atau berbicara dengan lambat kebanyakan orang akan menyelesaikan jawabannya atas pendapat anda sebelum anda mendapat Modul Diklatpim Tingkat IV 61 kesempatan mengatakannya. Wanita terkenal akan kemampuannya menyatu dengan emosi secara cepat dan pada saat pria memulai halnya dengan mengatakan : “Aku merasa....” Wanita telah selesai mengatakan yang selanjutnya kepada mereka dari apa yang mereka rasakan, mengapa mereka merasa seperti itu, bagaimana hal itu membuat mereka merasa, pemecahannya, dan apa yang akan kita makan malam ini, semuanya sebelum pria sempat mengatakan bagaimana perasaan mereka. Kecenderungan mendengarkan sementara mulut kita berbicara akan menyebabkan beberapa masalah; pertama, saat kita berbicara kemungkinan besar kita tidak berpikir sebanyak, mengamati sebaik, dan mendengarkan apa yang orang lain pikirkan dan rasakan. Dengan tidak mendapatkan masukan yang cukup kita cenderung membuat anggapan, bersikap menjurus dan memberi nasehat dalam mengambil keputusan. Mendengarkan dapat beragam bentuknya. Kita dapat mendengarkan dengan penuh empati (benar-benar menyatu dengan perasaan, pemikiran dan sikap orang lain), memahami (mendengarkan kedalaman dan keluasan apa yang dikatakan orang), mendukung (memberi dukungan saat orang menghadapi berbagai tantangan atau mengatasi kekurangan), menambah pengetahuan (memperbaiki kemampuan kecerdasan kita), bagi kebenaran (menemukan kenyataan suatu keadaan), dan simpati (membantu orang lain). Dengan mendengarkan kita tidak hanya menambah pengetahuan yang akan sangat bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari, kita juga menerima penghargaan dan pengakuan orang lain. Tidak ada yang lebih berarti bagi seseorang daripada didengarkan dan dihargai hak mereka untuk berpendapat bahkan kalau mereka tidak sepakat dengan anda. Berbicara 62 Kecerdasan Emosional (KE) adalah penting dan merupakan ketrampilan yang kita gunakan setiap hari agar tetap selamat. Bahkan kalau kita tidak berbicara dengan suara kita, kita masih dapat menggunakan bahasa isyarat atau teknologi lainnya. Harus ada keseimbangan antara mendengarkan dan berbicara yang memungkinkan kita mendengar untuk memahami dan berbicara dengan cerdik. e . Mulut: apa yang diucapkannya dapat menentukan kita benar atau salah. Ingatlah pada pepatah; “kalau saja aku berpikir sebelum berbicara... aku memasukkan kakiku ke dalam mulutku... aku berada di muka sampai aku membuka mulutkku,” dan seperti yang dikatakan kawanku tentang jawabannya yang demikian cepat, “apa yang muncul akan keluar”. Adagium ini menunjukkan suatu kenyataan apa yang kita katakan memiliki berbagai dampak bagaimana kita dipahami, apakah kita memecahkan masalahnya atau bahkan mengumbarnya semakin parah. Kebanyakan dari yang kita miliki dan akibat dari kehidupan kita bergantung pada apa yang kita katakan dan bagaimana kita mengatakannya. Beberapa dari kita membutuhkan tambahan waktu menjelaskan setelah mulut kita mengakibatkan salah pengertian atau salah penafsiran dari apa yang kita ingin katakan. Seringkali kita mencoba dan mengubah apa yang telah kita katakan untuk menyelamatkan keadaan daripada menjadi semakin buruk, atau untuk melindungi citra yang telah kita bentuk. Dalam hubungan pergaulan kita mengucapkan hal-hal untuk melukai, untuk menguasai suatu pertentangan atau seseorang. Saat menggunakan apa yang kita katakan sebagai alat pengendali atau membuat kita menjadi lebih unggul, hak ini menjadi tanggungjawab kemampuan kita untuk tumbuh sebagai seseorang, dan untuk menemukan pergaulan yang Modul Diklatpim Tingkat IV 63 berarti dan memuaskan. Kita telah mendengar bagaimana kita terlihat menentukan betapa menariknya kita. Juga benar bahwa apa yang kita katakan akan memutuskan kalau kita menarik. Pernahkah anda melihat seseorang yang cantik kehilangan semua pesonanya di saat mereka membuka mulut mereka? Persis seperti mereka berubah tepat di depan mata anda. Beberapa orang mungkin tidak memenuhi standar kecantikan, namun begitu anda mendengar, mereka berbicara, mutu dari apa yang mereka katakan, lelucon dan kepekaan mereka bersinar membuat mereka menjadi cantik. Kalau “mata adalah gerbang jiwa anda,” maka mulut adalah jendela kepribadian anda. Ia dapat menjelaskan kepribadian anda. la dapat menjelaskan diri anda sesuai diri anda, atau sebaliknya dalam cara yang mengubah siapa anda sebenarnya. Banyak kali kita hanya memiliki satu kesempatan untuk mengatakan hal yang benar. Masalah terbesar pada mulut kita adalah bahwa ia biasanya dikendalikan oleh emosi kita. Persis seperti permainan domino, begitu emosi terlepas, mulut akan segera mengikuti dan mulai mengatakan apa yang terjadi dalam diri kita, dan hasilnya adalah mengumbar rasa frustasi kita. Ini tidak menjadi negatif kalau orang yang menerima luapan ini adalah seorang kawan yang memahami, atau yang memiliki kepentingan atas keberhasilan kita. Ia dapat, walau demikian, membahayakan kalau dilakukan dalam lingkungan yang bermusuhan dan tidak bersahabat. Mulut kita dan apa yang kita biarkan keluar darinya benar-benar menunjukkan siapa kita. Ia dapat juga menentukan bagaimana orang lain memahami kita dari satu kali pertemuan saja. Ketika berlibur mulutku mulai menggangguku. Aku membuat janji bersama seorang dokter gigi yang ditunjukkan oleh petugas 64 Kecerdasan Emosional (KE) hotel tempatku menginap. Saat aku duduk mengambil giliran di ruang praktek dokter gigi ini, aku mendengar kegaduhan dari ruang rapat. Sang dokter gigi dan petugas kebersihan sedang bertengkar hebat. Wanita ini menuduh sang dokter ingkar janji untuk meninggalkan istrinya demi dirinya. Pertengkaran ini berlanjut sampai sepuluh menit, dan berakhir dengan sang dokter membanting pintu memasuki ruang prakteknya. Setelah setengah jam kemudian, penerima pasien menyuruhku masuk. Aku berterima kasih padanya dan mengatakan bahwa aku membatalkan janji ini. Aku pergi ke dokter gigi lainnya hari itu. Aku belakangan diberitahu bahwa dokter pertama adalah yang paling baik, dan akan memberikan hasil yang hebat. Mendengarkan kata-katanya dan melihat cara yang tidak profesional dalam menjalankan prakteknya telah menurunkan kredibilitasnya dimataku. Aku ragu, karena aku tidak menginginkan seseorang yang dalam keadaan frustasi dan marah mengerjakan gigiku. Seperti dokter gigi ini, kita kadang membiarkan mulut kita berbicara dalam cara yang dapat melukai kita sendiri. Ini adalah sesuatu yang harus kita perhatikan dalam dunia yang sangat mementingkan pikiran yang terucapkan. Politisi paling baik tentang pengaruh kata-kata untuk menciptakan citra, mendapatkan wewenang, atau menyingkirkan serta memperkuat kepribadian. Seseorang yang berteriak kepada anaknya sebagai cara berkomunikasi mungkin merupakan orangtua yang baik, namun kalau dilihat dari apa dan bagaimana ia berkata kepada anaknya terlihat tidak baik, orang lain akan memahaminya secara negatif. Seorang wanita yang merasa akan mengatakan salah terhadap segala sesuatu adalah orang yang tidak ingin diundang seorangpun untuk datang ke suatu pesta. Apa yang kita katakan dapat memberikan kredibilitas atau membawa Modul Diklatpim Tingkat IV 65 bahaya bagi kita. Sayangnya, lingkungan kita sangat terkesan atas kemampuan seseorang dalam memanfaatkan komunikasi lisan demi keuntungan dirinya. Kita banyak melihat pembicara berbakat membujuk banyak orang mengikuti kata-kata mereka demi keuntungan mereka dan tidak selalu demi kebaikan orang lain. Orang-orang seperti ini dapat saja tidak memiliki pegetahuan atau karakter namun mereka memiliki kata-kata dan kemampuan untuk menterjemahkan emosi ke dalam bahasa yang mengisi rasa ketidak tenangan seseorang. Arti dari apa yang kita katakan dan bagaimana kita mengatakannnya hendaknya jangan pernah dianggap remeh. Pengembangan diri dengan menggunakan mulut kita agar menonjolkan diri kita secara efektif merupakan suatu tujuan yang perlu dipelihara. Kita perlu menggabungkan pikiran dengan kepekaan kita, dan suatu kesungguhan untuk berpikir sebelum berbicara, dan untuk selalu mengingat bahwa selalu bukan apa yang kita katakan namun “bagaimana” kita mengatakannya secara tepat. Ada saatnya ketika kita harus mengatakan kebenaran yang sesungguhnya walau melukai orang lain, namun kalau kita memperlakukan orang lain dengan penuh hormat dan mengatakan apa yang seharusnya dengan penuh penghargaan ini adalah tindakan yang paling baik yang dapat kita lakukan. Sisanya terserah pada tingkat kematangan dari orang yang menerima berita ini. Kerjasama panca indra dan mental model Mengumpulkan serta mengkoordinasikan semua panca indera kita agar bekerja bagi kita untuk memproses informasi yang datang dari luar adalah salah satu tindakan kuat yang dapat kita lakukan. Bayangkan anda sedang duduk dalam suatu 66 Kecerdasan Emosional (KE) rapat dan menggunakan pikiran anda untuk memikirkan suatu strategi, mata anda mengamati semua yang ada di sekeliling anda, mulut anda mengatakan hal-hal yang secara efektif mewakili diri anda yang dapat memberikan hasil yang samasama menang, telinga anda akan terlatih mendengarkan kebenaran, dan hidung anda membantu untuk menjaga ketenangan anda, menginderakan sekeliling anda dan orangorang yang berada di sana. Anda memiliki tim dalam diri anda yang begitu luar biasa! Hasilnya akan berupa peningkatan harga diri anda, pengendalian diri, keyakinan diri dan terutama kematangan emosional untuk mengakui, menghargai dan mendorong adanya sifat yang sama pada orang lain. 2. Keterampilan KE/EQ dan keberhasilan di tempat kerja Lingkungan kerja akan menjadi menyesakkan kecuali mereka mulai mengerahkan dan menerapkan ketrampilan KE/EQ ditempat kerja. Ketrampilan ini adalah, namun tidak terbatas hanya: a. Menunda kemudahan Salah satu alasan utama mengapa orang tidak berhasil dan tak mampu memecahkan masalah secara efektif adalah karena ketidakmampuannya menunda kemudahan dan berhadapam dengan kesakitan yang ada saat menghadapi pertentangan. “Pesta sekarang, khawatir belakangan,” secara mental mempengaruhi banyak orang. Menunda kemudahan juga melibatkan pengendalian dorongan. Pederitaan yang selalu timbul saat pemecahan masalah banyak orang menghindari pertentangan sampai terjadi dampak dari bertumpuknya masalah yang memperparah masalahnya jauh melebihi keadaan awalnya. Modul Diklatpim Tingkat IV 67 Pepatah : “ambil yang ketahanannya paling kecil” menunjukkan bahwa seseorang akan melakukan apa yang menyenangkan dan nyaman daripada apa yang diperlukan dan menantang serta membuatnya tumbuh. Dalam lingkungan kerja yang memerlukan cara kerja modern dimana waktu sangat berarti, kemampuan menangani tugas berat dengan cara yang unggul sangat bermanfaat dalam mencapai tujuan. Penundaan adalah produk sampingan yang membuat seseorang atau tim kesulitan dalam menghadapi kerangka waktu. b. Disiplin diri Disiplin diri adalah inti pemecahan masalah dan pencapaian keberhasilan. Tanpa disiplin diri untuk menerima tanggungjawab, untuk bekerja menuju apa yang benar dan tepat, dan untuk menyeimbangkan keinginan kita yang bertentangan dengan tujuan lingkungan kerja, kita akan merasa diri kita frustasi, tidak bahagia, dan tidak mampu mewujudkan tujuan kita. Dengan bersedia bertahan dalam celah antara yang benar dan salah sampai orang lain mengungkapkan masalah yang tidak jujur adalah kekuatan kepemimpinan pribadi yang layak dikembangkan. Dalam melakukan hal ini, anda perlu menyesuaikan diri secara politik dan telah memahami benar keinginan organisasi sekaligus harus mampu bertahan di bawah tekanan. Seberapa mampunya mempertahankan prinsip kita dengan kukuh saat terancam dan ditentang adalah ukuran dari kedisiplinan kita. c. Latihan Komunikasi Ingat pada suatu saat ketika anda berada dalam rapat atau situasi yang melibatkan beberapa orang. Anda harus bekerja sama untuk mencapai tujuan. Apa yang kelihatannya seperti tugas yang mudah berubah menjadi produksi besar-besaran. 68 Kecerdasan Emosional (KE) Produksi ini diakibatkan oleh permainan utama yang terbentuk dan peran yang dilakukan oleh anggota kelompok. Untuk menelusuri analogi permainan anda memiliki sekelompok orang yang terdiri dari anggota kelompok. Masing-masing dari mereka tanpa saudara atau sepenuhnya mengetahui memiliki karakter tertentu. Selalu ada si bisikan setan, si skeptis, si bandel, si suka mengeluh, si optimis, si pesimis, si pemain kelompok, direktur, dan para awak. Panggungnya dapat berupa kantor, ruang dewan, gereja, rumah atau tempat mana saja dimana terdapat kumpulan orang. Naskahnya mengandung tugas dan tujuan kelompok namun biasanya ada versi lainnya dalam bentuk maksud tersembunyi di suatu tempat di luar panggung yang setia. Selalu ada perorangan yang ingin menggantikan sutradara kalau ada peluang. Isinya dapat mengenai perilaku, sikap, citra, ego, ketidaktenangan, keterbukaan, harapan, dan rasa takut. Dengan semua ini berada di balik layar, saat kelompok melaksanakan tugasnya, permainan berubah bagaikan drama terungkap, membuat komunikasi menjadi seni yang perlu dikuasai. Efek tata lampu menjadi semakin jelas saat karakter mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya. Untuk menjadi pemain kelompok yang tebih baik adalah penting memahami cara berkomunikasi dan berhubungan dengan anggota tim lainnya sambil mengakui bahwa beberapa bagian tindakan memerlukan hubungan antar pribadi. Untuk menerima tinjauan umum, tempat pertama untuk memulai adalah Mendengarkan: Jantung Komunikasi. d. Mendengarkan: Sebagai Jantung komunikasi Menjadikan organisasi dimana kita bekarja sebagai organisasi yang “mendengar” tidaklah mudah. Salah satu yang paling berat, namun menjadi keterampilan paling penting adalah menjadi pendengar yang baik. Mengapa Modul Diklatpim Tingkat IV 69 begitu sulitnya untuk seeorang mendengarkan dalam berkomunikasi? Ada beberapa alasan namun yang satu ini paling menonjol: kita tidak dapat menunggu untuk mengatakan sisi kita dari kisah itu, bagaimana kita merasa, dan apa yang kita pikirkan. Adalah sifat alami manusia untuk selalu mengungkap kan diri kita sendiri atau untuk mengatakan kepada orang lain bagaimana menjalani kehidupan mereka. Dalam dunia yang berkembang pesat tempat bentangan perhatian kita tidak terlalu luas, kadang menyakitkan untuk harus berhenti dan mendengarkan apa yang orang coba katakan. Ini biasanya terjadi kalau kita tidak benar-benar berminat. B. Pengendalian Emosional Dalam Menjalankan Tugas. 1. Dinamika KE/EQ ditempat kerja Ada banyak dinamika yang terjadi di tempat kerja saat ini terutama pada saat negara dan Bangsa kita dilanda krisis ekonomi yang bersifat multi dimensi. Kita membaca dan mendengar tentang hal ini setiap hari dari berbagai media massa. Walau kekuatan pendorong yang paling kokoh dan sangat tersembunyi bagi perkembangan manusia, dan keberhasilan tempat kerja hanya menerima sedikit atau bahkan tidak diperhatikan sama sekali. Petunjuk yang sedikit diketahui tentang bagaimana kita menjadi sempurna dalam kehidupan, dan pentingnya peran yang dimainkannya dalam keberhasilan karier dan sosial yaitu “kecerdasan emosional.” Tingkat kecerdasan emosional dapat menjadi penyebab dasar keberhasilan atau sebagian masalah yang dihadapi dunia bisnis dan dunia pemerintahan saat ini. Para penganjur KE/EQ menghabiskan banyak waktu menjelaskan 70 Kecerdasan Emosional (KE) istilah ini kepada pada menajer bisnis, dan perlunya memahami penampilan emosional kita untuk memperkuat perasaan yang mengganggu ini serta perilaku yang akan mengurangi kemajuan pribadi dan profesional. Dalam banyak hal, para ekspert sering ditanya bagaimana masalah yang tampaknya “ringan” seperti emosi ini berdampak pada keuntungan dan produktivitas jajaran bawah. KE/EQ dapat menjadi penentu seberapa berhasilnya atau tidak berhasilnya suatu organisasi/perusahaan atau aparatur dalam menerapkan pelayanan Prima. Tanda-tanda luar bahwa KE/EQ tidak ada dalam suatu organisasi adalah, kalau misalnya: a. Pegawai kantor Kelurahan membiarkan saja penduduk yang merupakan pelanggannya, dan asyik mengobrol bersama sesama pekerja sampai pelanggan harus memanggilnya saat membutuhkan bantuan. b. Pegawai Kelurahan tidak mampu, atau tidak mau menanggapi perhatian masyarakat yang datang dan memperlakukan sebagai pelanggan. c. Peluang mendapatkan keperayaan msyarakat menjadi hilang, karena pelanggan menanyakan sesuatu yang mereka anggap bodoh dan menjawabnya dalam cara yang dapat merendahkan tingkat IQ pelanggan. Pelanggan kemudian pergi, dan berusaha mencari peluang pelayanan di tempat lainnya. Tanda-tanda bahwa dalam suatu organisasi tidak memiliki KE/ EQ adalah saat, misalnya: a. Mitra kerja tidak bekerjasama saling membantu. Modul Diklatpim Tingkat IV 71 b. Manajer mengumbar amarahnya dan mengeluarkan anak buahnya hanya karena membutuhkan cuti panjang; c. Mitra kerja menolak memahami kerja keras kelompoknya, hanya mengkritik kesalahan mereka saja; d. Mitra kerja saling mempercayakan informasi hanya karena mereka merasa telah dikhianati; e. Rasa tertekan dan kebosanan membayang; f. Pegawai saling merendahkan usaha masing-masing. Pengalaman-pengalaman seperti ini, semua membicarakan masalah tidak dikendalikannya emosi kita, kurangnya empati dan pertimbangan, atau tidak memperhatikan kebutuhan orang lain. Masalah-masalah inti ini menjadi dasar pembentukan kelompok, memperbaiki moral, meningkatkan produktivitas, dan memberdayakan staf untuk bekerja lebih proaktif. Ini juga dibutuhkan dalam hubungan sesama kelompok, pelayanan pelanggan, dan menciptakan keadaan sama-sama menang. Tanpa kesetiaan dan kerjasama antar pegawai, lingkungan kantor akan menjadi tidak hamonis. Sedangkan hubungan yang jujur dan saling menghargai amat diperlukan. Dikarenakan tanpa kesetiaan dan kerjasama, akan menjadi suatu ajang permusuhan seperti banyak kantor saat ini yang hanya berisi pertentangan/konflik. 2. Beberapa Hambatan dalam Membangun KE/EQ a. Perasaan Dan Tindakan Tidak Sehat Takut, terpengaruh, cemburu, manipulasi, intimidasi, dan membenci diri adalah sedikit di antara kata-kata yang dapat menjadi halangan nyata dalam membangun KE/EQ saat terbawa dalam kehidupan melalui pikiran dan tindakan kita. 72 Kecerdasan Emosional (KE) Seseorang yang rnenunjukkan sikap dan perilaku hidup ini berada dalam pusaran pertentangan dan kesengsaraan diri. Kita tidak dapat menyangkal perasaan negatif ini menimbulkan bayangan tak terlihat dalam kehidupan kita dan seringkali menjadi nyata dalam bentuk tindakan menyimpang dan katakata menyakitkan yang dapat membuat karakter dan kepribadian kita menjadi suram. Tidak hanya halangan ini mengakibatkan duka kepada orang lain, namun juga mengurangi kadar harga diri yang kita miliki yang setiap kali kehilangan unsurnya yang berharga saat kita melakukan perilaku yang menyakitkan ini yang menyakitkan diri kita atau orang lain. b. Kerangka Berpikir Menghancurkan Dalam Hubungan Hambatan KE/EQ lainnya adalah kerangka berpikir yang menghancurkan. Ini terjadi saat kita berjuang mencapai sesuatu yang ideal agar dapat diterima oleh orang lain yang mungkin bertentangan dengan siapa sebenarnya diri kita. Ini akan menjadi akar penyebab banyak masalah dalam harga diri. Secara tradisional, pria diajarkan untuk bersaing dan membuktikan kemampuan dan keberhasilannya dengan apa yang ia menangkan. Secara tradisional, wanita diajarkan untuk mencoba menjadi yang paling cantik, paling menyenangkan, dan paling cerdik sejauh tidak menjatuhkan kaum pria. Dalam beberapa hal wanita bersaing dengan wanita lainnya dalam menilai diri masing-masing melalui apa yang menghubungkan dirinya dengan wanita lain..... Apakah ia lebih cantik, berpakaian lebih baik, memiliki rambut indah: adalah pertanyaan yang sering diajukan kepada diri kita. Semua lambang luar dari status dan daya tarik. Beberapa pria memusatkan diri pada apa yang dimiliki orang lain sebagai cara meraih keberhasilan, namun cenderung tidak memusatkan diri pada Modul Diklatpim Tingkat IV 73 penampilan seperti yang dilakukan wanita. Dalam kebanyakan hal, pria menggunakan kekuatan sebagai cara menguasai dan memantapkan diri dalam suatu posisi status yang telah disedia kan baginya berkat kaitan keturunan. Kerangka berpikir atau mental model seperti ini menjadi masalah kalau mereka harus bekerja untuk, atau dengan, wanita. Apa yang lebih jauh merumitkan hubungan ini adalah saat-saat sukar yang dihadapi pria dalam mengungkapkan perasaaannya. Semakin dirinya tidak tenang, semakin sulit dirinya berbicara. Alih-alih dari mengungkapkannya, mereka melakukan cara-cara intimidasi, dan suatu sikap memerintah untuk mengurangi kewenangan seseorang. Akibatnya hal ini membuat pria ini merasa sendirian, tegang, dan tidak dapat menikmati rasa berkawan/ persahabatan yang biasa. Wanita cenderung menujukkan rasa tidak bahagianya kepada dirinya sendiri dengan berikap cemburu kepada yang lain, dan merasa tidak berdaya saat bersaing dengan pria. Beberapa wanita dan bahkan pria, cenderung mengumbar rasa iri hati dengan mencoba merendah kan harga diri orang lain. Ini dilakukan melalui pergunjingan, tindakan tidak benar, dan cara lisan atau perbuatan yang cenderung mengurangi keyakinan dan potensi seseorang. Pesan yang dapat kita artikan dapat menjadi sangat gamblang seperti wanita melihat dirinya bersaing dengan wanita lain demi merebut gelar “siapa yang paling jujur di antara semuanya,” atau pria menganggap citra ketangguhan dan keberhasilan (diartikan memenangkan dengan segala cara) sebagai cara membuktikan diri mereka. Sikap yang mengacu pada peran jenis kelamin ini terus merubah melalui gerakan yang mengarah pada persamaan, namun tetap bertahan dalam banyak kalangan masyarakat dan harus terus menerus diperhatikan. 74 Kecerdasan Emosional (KE) c. Persekongkolan Bacalah salah satu critical incidence dibawah ini: “Beberapa tahun yang lalu, saat suamiku masih bekerja diperusahaan besar multinasional, kami menghadiri suatu pesta perusahaan bagi para karyawan dan istri mereka. Aku sangat terpesona melihat betapa serupanya suasana pengaturannya dengan pesta dansa anak sekolah lanjutan. Para pria berkumpul di salah satu pojok dan para wanita berkelompok di sudut lainnya. Aku mengenali dua orang wanita yang sedang memperhatikan diriku dan kelihatannya saling mengobrol. Salah satu dari wanita itu adalah isteri bos. Mereka telah memutuskan dan beberapa pertemuan sebelumnya bahwa aku tidak akan dapat memasuki klub tak resmi para istri di perusahaan ini karena aku tidak memenuhi persyaratan yang mencakup: menjadi istri yang tumbuh bersama perusahaan, dan bukannya memiliki karier sendiri, bersikap tidak mengancam (bagi wanita yang tidak mengetahui harga dirinya), dan di atas semua mematuhi semua keinginan istri bos. la biasanya menyampaikan penilaian tentang betapa terasa terancamnya dirinya oleh anda. Kalau ia merasa tidak terancam maka anda dapat bergabung. Kalau ia merasa maka anda harus ke luar. Persyaratan utama lainnya adalah bahwa anda harus mau mengakui dirinya sebagai pemimpin yang tidak dapat diganggu gugat. Saat telah menjadi jelas bahwa aku tidak akan terundang masuk ke dalam klubnya yang elit, teringat olehku betapa banyak dari kita tampaknya tidak cukup senang dengan kategori atau kelompok apa pun tempat orang selalu berusaha menguasai orang lain. Sebagai perorangan yang unik, kita hendaknya bertahan seperti apa adanya diri kita dan tidak tunduk pada perkawanan yang bergantung pada lambang status. Lebih baik kita berusaha membangun Modul Diklatpim Tingkat IV 75 hubungan yang nyata dan berharga yang saling memberdayakan, memenuhi, dan mendukung. Saat pesta terus berjalan, aku dapat merasakan bahwa kedua wanita itu sedang menjalin persekongkolan/dan dirikulah yang menjadi sasaran utamanya. Seperti yang aku perkirakan, pertunjukan baru saja akan dimulai. Para pengikut istri bos menghampiri suamiku dan menyapanya dengan gerakan dan ucapan yang dilebih-lebihkan. Ruangan segera menjadi senyap karena orang dengan asyiknya memperhatikan apa yang sedang terjadi. Aku berusaha tampak tenang, walau suhu ruangan, atau diriku sendiri, menjadi semakin menjauhi normal. Aku berusaha tertawa dan bercanda dengan kawankawan, dan para pengikut istri bos itu menjadi merasa tidak puas bahwa tindakan mereka tidak mendapatkan tanggapan seperti yang mereka harapkan dariku. Ia memutuskan menarik diriku masuk ke dalam aksinya dengan membuatku menjadi bintang pendamping. Ia memanggil namaku dan berusaha mengatakan kepadaku tentang betapa tampannya suamiku, dan betapa beruntungnya diriku berhasil mendapatkannya sekaligus mengingatkanku bahwa kalau aku tidak berhati-hati, seseorang akan mencurinya dari sisiku. Suamiku yang tidak tahu menahu merasa terkejut akan sikap yang terus terang ini dan kalau seandainya pintu jebakan sudah terbuka lebar, ia akan segera lenyap tanpa dapat tertolong lagi. Aku berbalik, tersenyum dan langsung menghadapinya sambil berkata dengan penuh semangat, “suamiku sungguh luar biasa dan aku yakin apa yang baru anda katakan layak mendapatkan tepuk tangan”. Semua orang mulai bertepuk tangan dan tertawa. Aku membuatnya terpojok pada adegannya sendiri dari pada kebalikannya yang telah ia rencanakan terhadap diriku. Sementara itu kawannya terus berdiri sambil mengamati 76 Kecerdasan Emosional (KE) dengan cermat untuk mengawasi kalau rencana mereka membuatku menjadi cemburu telah berjalan lancar. Ternyata semuanya telah membuat mereka kecewa”. Dari pengalaman kasus dimuka kita kadang terjebak dalam perilaku kekanak-kanakan seperti dicontohkan di atas. Hal ini hanya mengurangi diri kita sebagai wanita dan membuat kesertaan diri kita dalam kelompok kerja dan struktur sosial yang menyertainya menjadi lebih sulit dan membuat putus asa. Kita hendaknya bekerja dengan saling mendukung dan membangun koalisi seperti yang telah dilakukan kaum pria selama bertahun-tahun. Kita telah berjalan jauh, namun kita masih memiliki bermil-mil untuk dijalani sebelum kita dapat menyingkirkan rasa iri hati dan diri kita yang mengejawantah sendiri dalam perilaku rendah. d. Rasa tidak aman dan terancam Saat pria merasa terancam mereka dapat menggunakan cara seperti intimidasi, permainan kekuasaan, atau menggunakan usaha tidak jujur dalam lingkungan kerja untuk menangkis ancaman ini. Seorang pimpinan pria yang memegang posisi tinggi dalam suatu perusahaan sangat takut kepada pejabat perusahaan yang lebih muda. Untuk mempertahankan keunggulannya ia akan terus membuat bawahannya menunggu informasi yang pasti, dan dengan sengaja menetapkan acara rapat yang dimulai pukul 06.30 pagi, kemudian tidak muncul. Sikap tidak menghargai dan tidak dapat diduga ini membuat pejabat yang lebih muda merasa tidak aman. Sang bos akan terburu-buru memanggil dan meminta informasi, dan ketika pejabat yang lebih muda ini kembali dengan laporan yang telah dipersiapkan dan lebih lengkap, bosnya hanya mau kembali memperhatikan laporan sebelumnya dengan membuat satu lingkaran merah Modul Diklatpim Tingkat IV 77 pada bagian yang tidak jelas salahnya di mana, dan tidak mau memberikan komentar lebih lanjut. Ia sama sekali tidak mau memperhatikan laporan yang lebih baru, namun sebaliknya memilih memusatkan diri pada bagian yang dianggapnya salah dari laporan terdahulu. Bos seperti ini menggunakan usaha intimidasi dan kekuasaan untuk mengurangi dan merendahkan semangat serta potensi pegawainya dengan mengurangi kepercayaan dirinya. Terlalu sering taktik seperti ini digunakan terhadap wanita dengan tambahan dimensi seperti pelecehan seksual yang kini juga dialami oleh kaum pria di tempat kerja. Hal ini membutuhkan kepercayaan diri, ketegasan, dan kelihaian politik untuk menghadapi para “penyalahguna kekuasaan ini” (orang yang menggunakan posisi dan kewenangannya dengan sengaja untuk menghancurkan kepercayaan diri, potensi karier, serta harga diri pada pegawai yang mereka anggap mengancam dirinya). Cara menghadapi para bos atau kelompok yang mencoba menghancurkan semangat dan keseimbangan emosi anda adalah: " Hindari memberikan kekuatan anda kepada mereka dengan meyakinkan mereka bahwa anda tidak efektif atau mampu. " Buat catatan khusus tentang setiap diskusi yang anda lakukan untuk persiapan kalau anda membutuhkannya pada saat evaluasi. " Sempurnakan diri dalam pekerjaan anda, dan bangun jembatan dengan mitra kerja lainnya. " Buat catatan lengkap tentang segala tindakan dan pekerjaan anda, sambil menyusun arsip yang terus disesuaikan. 78 Kecerdasan Emosional (KE) " Selalu bersikap tetap/konsisten, menyenangkan, dan profesional dengan semua pegawai termasuk bos anda. " Rahasiakan masalah anda dengan bos kecuali anda memiliki pembimbing atau rekan kerja yang dapat dipercaya. " Berusahalah membangun hubungan kerjasama dengan bos dengan memberikan penghormatan sepatutnya, meminta petunjuk untuk dapat bekerja lebih baik, dan membicarakan beberapa pendapat tentang keadaan pekerjaan anda. Jangan mengemukakannya sebagai suatu keluhan. " Teruslah berusaha mencari peluang baru kalau situasi anda tidak kunjung membaik. e . Kecemburuan Kecemburuan dapat melanda siapa saja. Orang yang merasa cemburu dengan bakat kita pada kenyataannya merasa lebih lemah, dan acapkali mencoba meyakinkan diri kita, bahwa kita tidak cukup berharga dan bakat kita tidak bernilai. Seorang guru yang kukenal menceritakan kepadaku suatu kisah tentang kawannya yang cemburu dengan gelar PhD yang berhasil ia dapatkan sambil tetap bekerja sebagai guru paruh waktu. Kawannya, yang hanya lulus sekolah lanjutan, setelah mengetahui hasil yang diperolehnya, berkomentar bahwa mendapatkan gelar PhD tidak sulit, dan juga tidak perlu pandai benar untuk mampu meraihnya. Pertanyaannya adalah kalau memang begitu mudahnya mengapa ia tidak berusaha mendapatkannya sendiri? Orang seperti ini atau yang lainnya menghabiskan waktunya seumur hidup untuk mencoba memperkecil usaha orang lain dalam usahanya Modul Diklatpim Tingkat IV 79 menempatkan dirinya sendiri lebih tinggi. Beberapa orang dapat menjadi sangat licik dalam usahanya untuk menghalangi usaha kita, dan mengurangi kekuatan pribadi kita dalam. usahanya untuk memperkuat dirinya sendiri. Aku teringat pada seorang pria yang terus bertanya kepadaku, seolah ia adalah yang berkuasa atau berhak menghakimi, kepercayaan seperti apa yang aku miliki dalam menulis suatu buku. Ia berusaha menginterogasi diriku tentang prinsipprinsip yang aku gunakan dalam menulis dan mengapa membutuhkan waktu begitu lama bagi diriku untuk menyelesaikannya, padahal aku hanya memerlukan waktu tiga bulan untuk menyelesaikannya. Ini bukan suatu pertanyaan yang bersifat menyerang, namun cara atau sikap lebih berkuasa yang ditunjukkannya dalam bertanya, terutama karena ia tidak pernah menulis apa pun. Sikapnya yang merendahkan dan terlihat sangat yakin dimaksudkan untuk mengurangi semangat dan kepercayaan diriku, membuatku meragukan kemampuan sendiri. Apa yang tidak ia sadari, aku akhirnya mendapatkan suatu contoh yang dapat aku gunakan mengisi bukuku! f. Gunjingan Banyak orang senang bergunjing. Aku pernah mendengar orang membenarkan hal ini dengan menyatakan, bahwa ini hanyalah salah satu sifat alami manusia. Apa yang terjadi kalau kita ikut-ikutan melakukan eksploitasi penuh kebengisan akan kehidupan dan masalah orang lain, bahwa kita tidak pernah bercermin diri dan tidak mau berhadapan dengan masalah yang kita ciptakan sendiri, atau harus menanggungnya sendiri. Ikut-ikutan bergunjing hanyalah menghabiskan waktu, dan tidak ada manfaatnya dalam meningkatkan potensi. Kalau terlanjur terlalu jauh hal ini akan 80 Kecerdasan Emosional (KE) menghancurkan. Ada perbedaan antara menerima informasi yang mungkin bermanfaat bagi anda dan menerima informasi yang dimaksudkan untuk melukai atau menghancurkan reputasi seseorang. Gunjingan dalam bentuk apapun adalah menghancurkan, dan tidak produktif untuk mengembangkan emosi. Hal ini dapat membuat lingkungan menjadi canggung dan menjadi tidak nyaman untuk bekerja dan hendaknya tidak ditoleransi sama sekali. g. Pengkondisian Negatif/Samar Pengkondisian kecil-kecilan yang bersifat negatif terus terjadi di sekeliling kita, dan dapat memasuki psikis kalau kita tidak menyadarinya. Bahkan di sekolah, di mana adanya peraturan tentang perilaku diberlakukan, suatu tinjauan lengkap dan terinci tentang apa yang akan terjadi kalau kita berlaku buruk dan imbalan apa yang akan kita dapatkan kalau kita berlaku baik. Televisi mengemukakan yang bersifat negatif lebih banyak daripada yang positif. Contohnya, berapa banyak yang senang, orang yang tersesuaikan dengan baik dalam sebuah acara obrolan? Atau berapa banyak peran contoh yang kita akui yang memiliki kehidupan yang dapat memperkaya bagi diri mereka dan orang lain? Sayangnya tidak begitu banyak. Orang yang kita bangga-banggakan dalam industri hiburan ternyata memiliki masalah yang sama banyaknya dengan diri kita sendiri. Walau banyak di antara kita yang tidak mau mengakuinya. Aku ragu berapa banyak bintang yang membuat kita iri bersedia bertukar tempat dengan orang biasa? Ketika aku berkata kepada kawanku bahwa begitu banyak acara obrolan yang berisikan tentang masalah ketidakbahagiaan atau pribadi sakit syaraf. ia menjawab, Modul Diklatpim Tingkat IV 81 “tingkat kesukaan (rating) pemirsa akan menurun, dan orang akan berhenti menyaksikan acara ini kalau yang menjadi perhatian adalah masalah-masalah yang positif.” Ini menggambarkan lebih jauh bahwa kita terkondisikan tidak hanya terhadap pengharapan yang bersifat negatif, namun bahkan juga memintanya terjadi. h. Tidak Membiarkan Sesuatu Berlalu Membiarkan sesuatu berlau merupakan salah satu ciri berpikir linear. Bahkan seseorang dengan harga diri dan kecerdasan emosional yang tinggi akan menjadi tertekan, dan kadang terbutakan saat berhadapan dengan kekecewaan dalam hidup. Sukar untuk menghadapi kekacauan pribadi dalam hubungan, krisis keluarga dan kemunduran karier tanpa kadang menjadi takut atau marah. Merasa tertekan dalam suatu jangka waktu tertentu adalah wajar, dan dapat dibersihkan. Walau demikian, penting untuk mengungkapkan perasaan dan tidak memendamnya dalam diri, atau berpurapura tidak ada. Membiarkan diri kita merasakan dukanya dan berusaha mengatasinya adalah positif. Masalahnya akan memuncak kalau kita tidak dapat atau tidak ingin melepaskannya, atau sama dengan tidak membiarkan diri kita maju. Dalam setiap kekurangan, kekecewaan, dan rasa duka terkandung suatu peluang untuk tumbuh. dan memperbaiki diri. Suatu kegagalan, apakah bersifat pribadi atau profesional, dapat berbalik menjadi pengalaman yang positif kalau kita dengan sadar berusaha untuk bersikap kreatif dalam pemikiran, dan menganalisa cara yang dapat kita petik dari setiap kekurangan daripada membiarkannya atau menyerah saja. Satu perbedaan penting antara orang yang mencapai keberhasilan pribadi dalam hidup dari mereka yang tidak, adalah bahwa mereka telah mengerahkan ketrampilan dalam 82 Kecerdasan Emosional (KE) diri mereka untuk membantu mereka melalui masa-masa penuh kesulitan. Mereka tidak terlalu kritis terhadap diri mereka sendiri, atau mendendam kepada orang yang telah menghancurkan hidup mereka. Kalau kita yakin bahwa diri kita berharga dan bernilai, kita membiarkan diri kita merasa terluka dan tertekan atas suatu keadaan, namun kita juga memberikan kesempatan kepada diri kita untuk terus maju dengan penuh optimisme dan harga diri. Kita dapat merasakan semacam pembebasan kalau kita menggabungkan sisi emosional dengan sisi pemikiran untuk membantu menciptakan keseimbangan dalam pandangan kita. ini akan menciptakan sesuatu yang meringankan dalam suasana yang tertekan sehingga hal ini tidak akan sampai melahap kita bulat-bulat. 3. Enam Kaidah Keberhasilan KE/EQ Segalanya dalam kehidupan memiliki arti dan petunjuk bagaimana mengerahkan dan mencapai keberhasilan. Beberapa orang menyebutnya kode, lainnya menamakannya persyaratan atau proses. Namun apapun namanya, hal ini penting dalam menciptakan panduan atau kaidah saat anda terus maju meraih pertumbuhan pribadi apapun Kecerdasan Emosional menyarankan kaidah dasar tertentu sebelum mulai mengembangkan ketrampilan kognitif, emosional, dan perilaku yang penting untuk mengelola diri dengan lebih efektif. Kaidah-kaidah ini memberi kita suatu patokan ujian (benchmark) untuk menilai kemajuan kita dalam membangun KE/EQ ditempat kerja. Modul Diklatpim Tingkat IV 83 84 Kecerdasan Emosional (KE) KAIDAH 1 KAIDAH 3 ADA LEBIH BANYAK CARA MENJADI CERDIK DARI PADA MELALUI KECERDASAN IQ TIDAK DAPAT DIUBAH, NAMUN EQ DAPAT MENJADI SEMAKIN BAIK Mengetahui bagaimana menghadapi orang, memiliki ketrampilan antar pribadi (Interpersonal), dan kemampuan memecahkan pertentangan dengan harmonis adalah cara-cara yang penting untuk menjadi cerdik. Dalam kepemimpinan atau hubungan antar manusia manapun ditempat kerja, semakin cerdik kita dalam KE/ EQ semakin besar peluang kita mencapai tujuan kita, membentuk hubungan penuh arti, dan menjadi bahagia. Berita yang menarik adalah walau IQ kita telah ditetapkan sejak lahir dan tidak dapat diubah, tingkatan KE/EQ kita tidak berkaitan dengan takdir. Kita dapat tumbuh dan mengembangkan ketrampilan serta sikap untuk membawa kita jauh-jauh dalam kehidupan. Banyak orang yang berhasil tidak harus memiliki IQ yang tinggi. Apa yang perlu mereka miliki adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang secara efektif, dan untuk meng hadapi tantangan kehidupan secara konstruktif dan efektif. KAIDAH 2 KE/EQ ANDA LEBIH PENTING DARIPADA IQ ANDA KARENA INILAH YANG MENENTUKAN KEBERHASILAN ANDA DALAM KEHIDUPAN Keterampilan, kecerdasan dan pengetahuan adalah penting dalam pasar global berteknologi tinggi dan dikuasai oleh informasi. Walau demikian, kecerdasan tanpa empati atau kesadaran akan diri kita sendiri serta orang lainnya membuat diri kita sama saja dengan komputer, hanya kenyataan tanpa perasaan. Manusia adalah lebih peka dan membututuhkan lebih banyak keterkaitan daripada hanya pemrosesan dan pemilihan data. Hal ini mengharuskan orang lebih menyesuaikan diri dengan kebutuhan perorangan selain kebutuhan mereka sendiri. Pelanggan sangat memperhatikan mutu produk namun lebih berminat pada cara mereka diperlakukan sebagai pelanggan. Pegawai yang tidak santun, sembrono, masa bodoh dan acuh tak acuh, tidak peduli seberapa cemerlangnya, tidak akan menghasilkan penjualan kalau KE/EQ mereka tidak setinggi atau lebih tinggi daripada IQ mereka. Memotivasi diri adalah kunci keberhasilan dan merupakan alat yang penting saat mencoba mengatasi berbagai halangan, Orang dengan KE/EQ tinggi memiliki kemauan dan hasrat untuk meraihnya dalam dunia profesional dan pribadinya. Kenyataan bahwa kita dapat memprogram ulang otak kita dan mempelajari kebiasan baru harus didorong. Kita tidak perlu hidup dengan emosi dan perilaku menghambat diri. Kita dapat bersikap proaktif dan mencari bantuan profesional untuk mencari jalan diantara pertentangan emosional. Namun bagi masalah emosional yang kurang kuat kita dapat mengatasinya sendiri, dan dengan bantuan keluarga atau kawan yang dapat dipercaya. Setiap orang memiliki aspek emosi dalam pengolahan pribadinya yang butuh perbaikan. Tidak ada yang sempurna. KAIDAH 4 PEMAHAMAN DIRI DAN HASRAT BAGI PERTUM BUHAN PRIBADI ADALAH LANGKAH PERTAMA MENUJU PENGEMBANGAN KE/EQ Sebelum kita dapat memulai program pengembangan pribadi atau arah perubahan manapun kita harus memiliki pengertian tentang siapa kita, apa yang kita pikirkan, dan bagaimana kita merasa. Modul Diklatpim Tingkat IV 85 Kita harus mampu mengakui dan mengenali emosi, dan memahami penyebab dan perasaan kita agar dapat meng hadapinya secara efektif. Ini adalah seperti membeli gaun selera tinggi, namun kita berada di toko swalayan. Ini tentu tidak mungkin, kecuali toko itu memang menjualnya. 1. Pergilah ke toko yang sesuai atau tempat yang benar yang diketahui saat anda merasa emosi; 2. Memiliki hasrat melakukan sesuatu dengan lebih baik. Seringkali kita berharap untuk berubah, misalnya mengurangi berat badan, namun tidak pernah mau bangkit dari sofa kita atau mengusahakan perubahan. Perubahan berarti bertindak. Bangkitlah dan lakukan. Hasrat kita memusatkan pikiran kita menuju hasil akhir; 3. Kembangkan rencana, tentukan sumber daya yang diperlukan, petakan arah tindakan, lakukanlah, amati kemajuannya, dan berlatih terus menerus. KAIDAH 5 EMOSI MEMILIKI KECERDASAN Sepanjang pengalaman kita yang banyak, kita mengetahui bahwa emosi adalah sesuatu yang lembut dan tidak dapat dipahami, dan tidak memiliki arti dalam usaha kita mencari pengetahuan. Emosi pada waktu yang lalu bahkan dianggap tidak diberi tempat dalam dunia bisnis maupun pemerintahan. Ini tentunya tidak benar lagi. Emosi adalah perasaan bersama dengan fungsi-fungsi jiwa yang lain seperti yang telah dikemukakan dimuka adalah inti dari tempat kerja dan dapat menjadi penyebab kegagalan atau keberhasilan dalam banyak usaha melakukan perubahan ditempat kerja. Etika profesi, nilai, visi pribadi dan visi organisasi dan tugas 86 Kecerdasan Emosional (KE) adalah semua istilah yang mengandung muatan emosi didalamnya. Terlalu sering pegawai memandang hal-hal ini sebagai ungkapan kosong dari pihak manajemen serta pimpinan karena kurangnya hal-hal nyata atas apa yang terjadi dalam banyak lingkungan kerja. Pernyataan suatu maksud organisasi tidak berkaitan dengan apa yang sedang terjadi ada kesenjangan antara teori yang didengungkan “Espoused theory” dengan “theory in action”. Maksud dan motif adalah bersifat sebagai lambang saat mengamati bagaimana pegawai, manajer, dan pelanggan saling berhubungan dalam situasi kerja. Pertanyaan yang harus dicari jawabnya dalam memahami KE/ EQ hendaknya termasuk: " Apakah mereka saling memperhatikan sebagai seseorang yang bermartabat dan berperadaban? " Apakah mereka saling menghargai sebagai seseorang ditempat kerja apakah hanya diberlakukan sebagai nomor/ NIP sehingga kesehatan mental mereka terganggu? " Apakah mereka berkemauan saling membantu sebagai seseorang? Kalau jawabannya “ya”. maka julukan dan gelar tidak akan menjadi masalah. Setiap orang harus dihargai karena mereka adalah manusia, dan bukan karena mereka berada di posisi tertentu atau termasuk dalam golongan yang berkuasa. Sayangnya hal ini tidak seperti biasanya. Penghargaan seringkali diberikan menurut seberapa tingginya anda berada dalam kerangka perusahaan. Hal ini. menindas potensi mendapatkan situasi sama-sama menang dalam kehidupan kantor. Tidak peduli seberapa banyak kebijaksanaan menyatakan bahwa kita hendaknya saling mempercayai dan membantu, semua ini hanyalah kata-kata belaka kecuali inti dari lingkungan kerja didasarkan pada saling Modul Diklatpim Tingkat IV 87 menghargai, menghormati dan mempercayai. Ungkapan emosi dan perasaan dapat memiliki berbagai bentuk menurut budaya, pengalaman, negara, dan bahkan di antara perorangan. Namun satu hal adalah pasti, marah, takut, ketidakbahagiaan, kebencian, cinta, senang, bersalah, dan main adalah umum. Kalau orang tidak bekerja dalam lingkungan yang harmonis, akan ada potensi untuk menjadi salah mengerti, menjadi tidak bahagia, dan tidak setia, menyembunyikan sesuatu, dan kurangnya sinergi yang akan mengakibatkan kegagalan bagi perusahaan manapun. Buku Dr Daniel Goleman, Emotional Inteligence (Kecerdasan Emosional) membicarakan bagaimana pikiran emosional dapat benar-benar menghambat informasi sebelum memasuki pikiran yang digunakan untuk berpikir dan mengakibatkan adanya pembajakan emosi sebelum pikiran berkesempatan melakukan penafsiran yang tepat dan mengambil keputusan. Kita mungkin pernah mendengar istilah-istilah seperti: tembakan senjata, tiupkan, ledakkan, kehilangan kendali.... semua ini menunjukkan seseorang yang tidak dapat mengendalikan tabiatnya dan bertindak dalam cara yang berbahaya, dan setelah diri mereka mereda akan menyesali apa yang telah mereka lakukan. Untuk menguasai kaidah ini adalah dengan mempelajari teknik pengelolaan diri yang dibicarakan dalam modul ini. KAIDAH 6 PENGEMBANGAN KE/EQ ADALAH USAHA SEUMUR HIDUP Pengembangan KE/EQ mengharuskan latihan yang intensif, ketabahan, kerja keras, perencanaan, dan kejujuran yang terus menerus. Para ahli memerlukan waktu berlatih + 5000 jam untuk menjadi mahir dalam bidang profesionalnya. Menghadapi diri 88 Kecerdasan Emosional (KE) sendiri adalah salah satu dari usaha yang paling berat yang harus kita lakukan. Ini bukannya penyembuhan kilat atau penanaman modal jangka pendek. Kita harus mengabdikan hidup kita untuk mempelajari cara baru yang lebih baik dalam berperilaku dan berfungsi lebih efektif. Pengembangan emosi bukan sesuatu yang dapat terjadi dalam semalam tetapi sebagai bagian dari disiplin Personal Mastery memerlukan latihan yang terus menerus. Beberapa dari kita membutuhkan waktu bertahun-tahun + 5000 jam untuk mengembangkan kebiasaan baru, mengganti yang lama dan menanamkannya dalam kebiasaan. Bahkan setelah kita mengembangkan KE/EQ akan ada perubahan terus menerus saat kita berhubungan dengan orang-orang yang tidak mampu mengendalian emosinya secara tepat. Akibatnya mereka akan berlaku sebagai ukuran ujian bagi kemajuan diri kita. Adalah produktif Untuk menganggap bahwa bekerja bersama bos yang sulit, atau rekan yang tidak mau bekerjasama sebagai suatu peluang untuk menerapkan ketrampilan KE/EQ kita, dan mewujudkan suatu peran model yang dapat diikuti oleh yang lainnya. Posisi dalam hidup, status ekonomi, atau bahkan usia tidak menghambat seseorang menjadi pimpinan. Banyak para sekretaris, petugas kebersihan, menunjukkan kemampuan KE/EQ yang tinggi dan pengaruh mereka lebih kuat daripada orang-orang yang menempati posisi tinggi dalam masyarakat, namun kurang memiliki mutu dalam diri bagi keberhasilan pribadi. Begitu anda menapak di atas jalan pengembangan KE/EQ, maka hal ini akan berlangsung seumur hidup. Ada kebahagiaan dan keyakinan dalam mengetahui bahwa anda bekerja demi kebaikan anda sendiri. Banyak tanda-tanda jalanan disepanjang perjalanan yang dapat anda gunakan sebagai Modul Diklatpim Tingkat IV 89 petunjuk yang bermanfaat. Perhatikanlah semuanya dan manfaatkan petunjuk tersebut di saat yang tepat untuk mengembangkan kreativitas dan imajinasi dalam konteks tugas anda. C. Kiat untuk Mengembangkan dan Mempertahan kan Ketrampilan Kecerdasan Emosional. Patricia Patton dalam EQ pengembangan sukses lebih bermakna (2002), mengatakan bahwa: “Kecerdasan emosional memerlukan ketrampilan yang dapat membentuk kebiasaan-kebiasaan yang berguna dalam mencapai keberhasilan pribadi, dan juga kesadaran diri”. Memang kedengarannya sangat sederhana, namun hal ini bisa berubah menjadi sulit ketika kita berusaha mengubah kebiasaan kita atau mengubah cara kita mengarahkan diri kita. Contoh: Ketika anda berusaha diet, maka godaan untuk makan akan senantiasa menggangu jika anda tidak memiliki motivasi yang kuat untuk mengarahkan diri sehingga mencapai tujuan. Hal yang sama juga diperlukan dalam usaha mengasah kecerdasan emosi. Kita harus menemukan terlebih dahulu alasan mengapa harus berubah; lalu rumuskan tujuan; dan buatlah rencana kegiatan yang terpusat pada hasil akhir. Proses ini mungkin akan sangat menyiksa, karena kita diharuskan bertingkah laku secara berbeda, harus mengendalikan dorongan kita untuk bertindak dan berpikir dengan cara yang lebih baik. Yaitu dengan mengembangkan dan mempertahankan keterampilan kecerdasan emosional melalui 4 (empat) hal: 1. Pola Pikir: manusia akan dapat mengubah cara berpikirnya dengan cara mempelajari informasi; menghadapi hasil-hasil yang negatif; terpuruk dalam kegagalan; menerima ultimatum dan 90 Kecerdasan Emosional (KE) keadaan yang senantiasa beruubah-ubah. Perubahan seharusnya dapat dilakukan dengan mudah jika memulainya dengan melihat bahwa anda sebagai orang yang fleksibel dan senantiasa berkembang. Tanpa keterbukaan dan penghargaan atas usaha mem-perkaya diri tersebut maka anda akan tetap terperangkap pada cara berpikir yang lama. 2. Empati: membangun kecerdasan emosional juga meliputi perhatian terhadap perasaan orang lain dan pemahaman atas kebutuhannya. Satu dilema utama pegawai di tempat kerja adalah cara menjembatani antara penggunaan pikiran dan hati mereka. Dalam membuat suatu keputusan, kita diajari untuk tidak emosional sebab hal itu akan menyumbat daya nalar kita. Sebaliknya banyak orang yang menderita sebab hasil keputusan itu kurang mendapat pertimbangan, kejam dan bersifat merusak. Dalam hal ini tujuan utama adalah bagaimana menggabungkan sensitivitas anda dan juga tidak meninggalkan penalaran anda hasilnya akan menakjubkan. 3. Optimisme: sikap optimis sangat diperlukan dalam usaha membangun kecerdasan emosional. Sikap optimis memberi kita semangat yang akhirnya menghasilkan stamina untuk mencapai kecerdasan emosional. Sikap optimis melahirkan kepercaya an diri yang dapat kita gunakan untuk meraih tujuan dalam mengatur diri. Orang yang ragu-ragu terhadap suatu perubahan, biasanya merendahkan nilai usahanya sendiri. Sikap meruapakan unsur penting dalam usaha perbaikan diri. Seberapapun besarnya keinginan untuk menjadi lebih kuat dan efektif, kita tetap tidak dapat meraihnya tanpa memiliki kecenderungan sikap yang akhirnya memancarkan keyakinan. Optimisme itu hebat pengaruhnya. Manusia menyukai orang yang memiliki pandangan terang yang dapat melampaui batu sandungan yang ada dihadapannya. Modul Diklatpim Tingkat IV 91 4. Teknik: pola pikir digabungkan dengan empati dan sikap optimisme, dapat membantu menemukan cara-cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu perubahan. Teknik ini dimulai dengan penggunaan waktu untuk memahami perubahan emosi, dan mengapa anda berkembang dengan temperamen anda sekarang ini. Selanjutnya cobalah untuk menentukan respon (reaksi) yang lebih baik terhadap situasi dan orang lain. Kemudian cobalah berlatih untuk merespon secara lebih baik dengan bantuan orang lain. Masalahnya bukanlah cara memahami emosi itu sendiri, tetapi cara kita mengendalikannya di saat kita sedang emosi. Ada 4 (empat) hal yang dapat kita lakukan jika hal ini terjadi: a. Cermatilah dengan segera emosi yang sedang anda rasakan. Pikirkan mengapa anda merasakan hal ini dan apakah hal tersebut memerlukan respon pada tingkatan itu. Ini akan mengubah emosi dan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada pikiran untuk menganalisis situasi. b. Tarik diri anda dari hadapan orang lain ataupun kejadian yang memungkinkan anda untuk menenangkan diri dan menilai kembali apa yang anda rasakan dan lakukan. c. Tunjukkan empati kepada orang lain. Hal ini sulit dilakukan khususnya ketika kita dalam keadaan marah atau susah. Tetapi jika mencoba memikirkan akibat perkataan atau tindakan anda terhadap orang lain, maka anda dapat mengalihkan perhatian dari perasaan anda sendiri. d. Berhati-hatilah bahwa pembicaraan pribadi atau suara hati anda tidak dipenuhi dengan emosi yang merupakan hasil citra dan perspektif yang tidak benar. Mengatakan hal semacam ini, “Mereka mengira saya bodoh” atau “apa untungnya jika saya melepasnya tanpa bekelahi” atau mempercayai bahwa orang lain lebih kuat sebab meraka dapat mengalahkan harga diri anda, hal ini akan merusak diri anda. Kekuatan tidak muncul dari hilangnya kesabaran atau tingkah laku yang tidak produktif. Tetapi kekuatan berasal dari Kecerdasan Emosional (KE) 92 keterampilan anda untuk mengendalikan emosi secara efektif dan menciptakan situasi menang-menang (win-win situation). D. Beberapa Pengertian dari Skala Emosi: 1. Kesadaran Diri Emosi Berhubungan dengan pemahaman diri, baik kelebihan maupun kekurangannya, diperlukan untuk pengendalian diri dalam menghadapi masalah maupun orang lain. 2. Ekspresi Emosi Berhubungan dengan kemampuan diri untuk mengungkapkan perasaan kita, agar mudah dipahami oleh orang lain. 3. Kesadaran Emosi Terhadap Orang Lain Berhubungan dengan kemampuan mengelola perasaan sendiri untuk berempati terhadap orang lain. 4. Intentionalitas Berhubungan dengan ketekunan melakukan tugas hingga tuntas, yang diperlukan untuk mencapai kualitas kerja organisasi. 5. Kreativitas Berhubungan dengan kemampuan mengekspresikan kreativitasnya yang dipakai untuk mendukung tugasnya. 6. Ketangguhan Berhubungan dengan kemampuan menerima dan mengatasi masalah, yang dapat diterapkan dalam mengatasi konflik dalam organisasi. 7. Hubungan Antar Pribadi Berhubungan dengan kemampuan beradaptasi dan toleransi dengan situasi baru serta nilai-nilai baru. Modul Diklatpim Tingkat IV 8. Kecerdasan Emosional (KE) 93 Ketidakpuasan Konstruktif BAB VI PENUTUP Berhubungan dengan kemampuan individu berperan dalam mengatasi ketidakpuasan di lingkungan organisasi. 9. Belas Kasihan Berhubungan dengan kepekaan diri terhadap segala situasi yang memerlukan perhatian kita sebagai individu dan bagian dari organisasi. 10. Sudut Pandang Berhubungan dengan kemampuan berpikir positif dalam menghadapi kenyataan yang dihadapinya 11. Intuisi Berhubungan dengan cara berpikir jauh ke depan melampaui pemikiran orang lain saat ini, dengan mengandalkan analisa dan keyakinan diri. 12. Radius Kepercayaan Berhubungan dengan kemampuan kita untuk dapat dipercaya dan mempercayai orang lain. organisasi pada hakekatnya memerlukan adanya saling percaya diantara anggotanya. 13. Daya Pribadi Berhubungan dengan rasa keyakinan diri untuk bertanggung jawab terhadap apa yang dipikirkan serta apa yang dilakukannya 14. Integritas Berhubungan dengan adanya kesatuan dalam diri antara tanggung jawab dengan nilai-nilai diri, yang diperlukan oleh organisasi untuk menumbuhkan keberanian mengambil resiko dari tanggung jawab yang diembannya. A. Latihan 1. Lakukan identifikasi permasalahan emosional yang terjadi ditempat kerja masing-masing; 2. Diskusikan dalam kelompok kecil membahas strategi yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi ditempat kerja tersebut. 3. Cari kiat-kiat untuk dapat mengembangkan dan mempertahankan keterampilan dalam menerapkan kecerdasan emosional. B. Tindak Lanjut Mengkoordinasikan semua panca indera kita agar bekerja untuk memproses informasi yang datang dari luar dengan mental model adalah merupakan suatu tim dalam diri kita yang dapat kita optimalkan secara luas bisa untuk menghasilkan perubahan atau peningkatan harga diri, pengendalian diri, keyakinan diri dan terutama kematangan emosi kita. Keberhasilan/sukses seseorang dalam kehidupan bermasyarakat/ organisasi pada dasarnya ditentukan oleh berbagai faktor kecerdasan secara bersama-sama termasuk kecerdasan emosional. 94 Modul Diklatpim Tingkat IV 95 Kecerdasan Emosional (KE) 96 PETA SITUASI SAAT INI K U E S I O N E R*) Skala 1 : Peristiwa Dalam Hidup No. Kuesioner EQ MAPTM akan membantu Anda dalam mengukur berbagai komponen yang berkaitan dengan kompetensi-kompetensi yang menyatu dengannya 1. 2. 3. 4. 5. Petunjuk Pengisian Kuesioner 1. Isilah identitas Anda pada ternpat yang disediakan. 2. Bacalah petunjuk pada masing-masing kolom skala. 3. Isilah setiap skala dengan melingkari angka yang tersedia ( 3,2,1,0 ). 4. Jawablah secara berurutan seperti yang tampak. 5. Disediakan waktu 30 menit untuk mengisi 21 skala kuesioner. 6. Kerjakan dengan secepat dan sejujur mungkin. 7. Selamat mengerjakan. Peserta Diklat Pim IV ......................................... Angkatan :,................. Nama :............................................ JenisKelamin :.......... Usia :.......th Pekerjaan ....................... UnitKerja ................................................. Alamat kantor :..............,.......,.............................., .Kode Pos.............. No. Telp. Rumah : ..................., Kantor. ................, HP................... Tanggal Pengisian Kuesioner. ............................. *) Untuk keperluan pembelajaran Diklat. Kuesioner disadur dari kuesioner pada buku “Executive EQ: Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi”. Karangan Robert Cooper dan Amywan Syawaf. Widyaiswara dapat menggunakan instrumen lainnya yang relevan dengan pembelajaran. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Pikirkan tentang..., tahun yang lain Tidak Untuk tiap peristiwa kerja atau pribadi berpeyang tercantum di bawah, beri nilai S a n g a t Sedang Sedikit ngaruh/ seberapa besar peran masing-masing Besar tidak sebagai sumber rasa tertekan anda terjadi Dipecat, diberhentikan, keluar, atau pensiun Pekerjaan baru atau majikan baru. Pekerjaan jenis baru. Penciutan atau reorganisasi di perusahaan saya. Beberapa perubahan lain di pekerjaan yg tidak tersebut diatas, namun menyebabkan rasa tertekan. Rugi finansial atau berkurangnya pendapatan. Kematian seorang teman dekat atau anggota keluarga. Pindah atau relokasi. Berpisah atau bercerai. Menikah. Membeli rumah baru. Menjadi korban kejahatan. Kelahiran bayi, adopsi, kehadiran anak tiri, atau orang lain dalam keluarga. Keterlibatan dalam perkara hukum. Sakit atau cedera serius pada diri sendiri. Sakit atau cedera serius pada teman dekat atau anggota keluarga. Bertambahnya tanggungjawab merawat anggota keluarga yang jompo atau cacat. Beberapa perubahan lain yang tidak tersebut diatas, namun menyebabkan rasa tertekan. Jumlah Skor Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Penilaian 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 0 0 0 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3 3 3 2 2 2 1 1 1 0 0 0 3 2 1 0 3 2 1 0 0-2 (OPT) 3-7 (IST) 8 - 15 (REN) 16 - 54 (PW) Modul Diklatpim Tingkat IV 97 Skala 3 : Tekanan Masalah Pribadi Skala 2 : Tekanan Pekerjaan No. 1. 2. 3. 4. 5 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Pikirkan tentang..., bulan yang lalu Tidak Untuk tiap tekanan pekerjaan yang berpetercantum di bawah, beri nilai sebe- S a n g a t Sedang Sedikit ngaruh/ rapa peran masing-masing sebagai Besar tidak sumber rasa tertekan anda terjadi Keamanan Pekerjaan Hubungan dengan atasan langsung Bergesernya prioritas pada pekerjaan Terlalu banyak pekerjaan. Kontrol atas beben kerja saya Kurangnya keluwesan ditempat kerja untuk menangani situasi darurat keluarga dan atau pribadi. Kebijakan pengangkatan dan atau promosi yang berdasarkan pilih kasih atau ketidak adilan dipekerjaan. Pemantauan terus menerus atas kinerja oleh manajemen. Pekerjaannya membosankan atau tidak menarik. Pengakuan atau penghargaan untuk pekerjaan saya. Tekanan dari tenggat waktu yang mendesak pada pekerjaan saya. Hilangnya komitmen untuk bekerja. Merasa menjadi orang yang tak berguna dan tak sanggup menyelesaikan apapun. Fleksibelitas jam kerja. Perjalanan yang jauh ketempat kerja. Jumlah Skor Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Penilaian Kecerdasan Emosional (KE) 98 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3 2 1 0 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 3 2 2 1 1 0 0 3 3 2 2 1 1 0 0 0-6 (OPT) 7 - 13 (IST) 14-20 (REN) 21-51 (PW) 9. 10. 11. 12. 13. 14. Pikirkan tentang..., bulan yang lalu Tidak Untuk tiap tekanan pribadi yang terberpeS a n g a t cantum di bawah, beri nilai seberapa Sedang Sedikit ngaruh/ peran masing-masing sebagai sumber Besar tidak rasa tertekan anda terjadi Kesulitan keuangan. Bertambahnya tanggung jawab merawat anggota keluarga yang jompo atau cacat. Konflik dengan rekan atau pasangan. Membesarkan anak. Berpisah dari pasangan. Menurunnya kesehatan pribadi. Bermasalah dalam hal urusan rumah tangga sehari-hari. Tidak cukup waktu untuk diluangkan bersama orang-orang terdekat dgn saya. Lingkungan yg berbahaya atau tdk aman. Hubungan dengan anggota keluarga dekat (orangtua, saudara sekandung, ipar). Konflik atau frustasi dalam urusan seksual. Konflik antara pekerjaan dan keluarga. Kesepian atau kurangnya keakraban. Masalah kesuburan atau reproduksi. Jumlah Skor Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Penilaian 3 3 2 2 1 1 0 0 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 3 2 1 0 3 3 2 2 1 1 0 0 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 0 0 0 0 0-2 (OPT) 3-7 (IST) 8 - 14 (REN) 15 - 42 (PW) Modul Diklatpim Tingkat IV 99 Skala 5 : Ekspresi Emosi BAGIAN II KETERAMPILAN EMOSI Skala 4 : Kesadaran ... diri Emosi No. Untuk tiap pernyataan di bawah, beri nilai seberapa baik ini menggambar kan pikiran atau perasaan anda tentang diri sendiri saat ini No. Saya dapat menyebutkan perasaan saya. Saya telah belajar banyak tentang diri sendiri dengan mendengarkan perasan saya. 3. Saya sadar tentang perasaan saya hampir sepanjang waktu. 4. Saya bisa mengatakan kapan saya menjadi marah. 5. Bila saya sedih, saya tahu alasannya. 6. Saya cenderung menghakimi diri sendiri 7. Saya menikmati kehidupan emosi saya 8. Orang yang sering menunjukkan emosi 9. Saya sering ingin menjadi orang lain. 10. Saya memperhatikan keadaan fisik saya, untuk memahami perasaan-perasaan saya. 11. Saya menerima perasaan saya sebagamana adanya. B a i k C u k u p Sedikit Sekali Baik Tidak sama sekali 3 3 2 2 1 1 0 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 0 3 0 0 3 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 0 3 0 3 3 0 3 2 1 0 Ini menggambarkan saya dengan : B a i k C u k u p Sedikit Sekali Baik Tidak sama sekali 1. 2. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Saya membiarkan orang lain tahu bila mereka kerja dengan baik. Saya mengungkapkan emosi saya meskipun emosi itu negatif. Saya membiarkan orang lain tahu tentang yang saya inginkan dan butuhkan. Teman dekat saya akan mengatakan bahwa saya mengungkapkan penghargaan terhadap mereka. Saya menyimpan perasaan bagi saya sendiri. Saya membiarkan orang lain tahu apabila ada perasaan yang tidak enak yang mengganggu pekerjaan kami. Saya sulit meminta tolong kepada orang lain saat saya memerlukan bantuan. Dalam interaksi dengan orang lain, saya dapat merasakan perasaan mereka. Saya akan melakukan apa saja agar tampak tidak tolol di depan teman-teman saya. 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 0 3 1 2 2 1 3 0 0 1 2 3 3 2 1 0 0 1 2 3 Jumlah Skor Jumlah Skor Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Penilaian Untuk tiap pernyataan di bawah, beri nilai seberapa baik ini menggambar kan pikiran atau perasaan anda tentang diri sendiri saat ini Ini menggambarkan saya dengan : 3. 1. 2. Kecerdasan Emosional (KE) 100 33-29 28-24 23-19 18-0 (OPT) (IST) (REN) (PW) Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Penilaian 27-20 19-17 16-13 12-0 (OPT) (IST) (REN) (PW) Modul Diklatpim Tingkat IV 101 Kecerdasan Emosional (KE) 102 BAGIAN II Skala 6 : Kesadaran Emosi Terhadap Orang Lain KECAKAPAN EQ No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Untuk tiap pernyataan di bawah, beri nilai seberapa baik ini menggambar kan pikiran atau perasaan anda tentang diri sendiri saat ini Saya dapat mengenali emosi orang lain dengan memperhatikan mata mereka. Saya merasa sulit berbicara dengan orang yg tidak satu sudut pandang dengan saya. Saya memperhatikan orang-orang yang memiliki kualitas positif. Saya jarang terdorong untuk menghibur orang lain. Saya berfikir tentang perasaan orang lain Tidak perduli dengan siapa berbincang saya selalu menjadi pendengar yang baik. Saya dapat merasakan suasana hati suatu kelompok, ketika saya masuk kedalam suatu ruangan. Saya dapat membuat orang yang baru saya kenal berbicara tentang mereka sendiri. Saya ahli “membaca yang tersirat” ketika seseorang berbicara. Saya biasanya dapat mengetahui bagaimana perasaan orang lain thd saya. Saya dapat mengetahui perasaan seseorang kendati ia tak berbicara. Saya mengubah ekspresi emosi saya, tergantung dengan siapa saya berhadapan. Saya dapat mengetahui apabila orang yang dekat dengan saya sedang kesal. Ini menggambarkan saya dengan : B a i k C u k u p Sedikit Sekali Baik Tidak sama sekali 3 2 1 0 0 1 2 3 3 2 1 0 3 2 1 0 3 3 2 2 1 1 0 0 3 2 1 0 5. 3 2 1 0 6. 3 2 1 0 7. 3 2 1 0 8. 3 2 1 0 9. 0 1 2 3 3 2 1 0 No. 1. 2. 3. 4. 10. 11. 12. 13. 14. Jumlah Skor Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Penilaian Skala 7 : Intensionalitas 39-28 27-22 (OPT) (IST) 21-15 Untuk tiap pernyataan di bawah, beri nilai seberapa baik ini menggambar kan pikiran atau perasaan anda tentang diri sendiri saat ini Saya dapat dengan mudah mengabaikan gangguan-gangguan, apabila saya perlu berkonsentrasi. Saya menyelesaikan hampir semua yang saya mulai. Saya tahu harus mengatakan “tidak” ketika harus demikian. Saya tahu cara menghargai diri sendiri sesudah meraih suatu sasaran. Saya dpt menyingkirkan dahulu imbalan imbalan jangka pendek demi sasaransasaran jangka panjang. Saya dapat memusatkan perhatian saya pada suatu tugas sampai selesai bila saya harus demikian. Saya mengerjakan hal-hal yg belakangan saya sesali ..... Saya menerima tanggung jawab atas pengelolaan emosi saya. Ketika berhadapan dengan suatu masalah, saya suka mengurusinya selekas mungkin. Saya berpikir tentang yang saya inginkan sebelum bertindak. Saya dapat menunda kepuasan pribadi demi sasaran yang lebih besar. Bila suasana hati saya sedang jelek, saya dapat membicarakannya dgn diri sendiri. Saya marah apabila dikritik. Saya sering tidak mengetahui penyebab kemarahan saya. Ini menggambarkan saya dengan : B a i k C u k u p Sedikit Sekali Baik Tidak sama sekali 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 0 1 2 3 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 0 0 1 1 2 2 3 3 42-33 32-27 (OPT) (IST) 14-0 (REN) (PW) Jumlah Skor Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Penilaian 26-21 20-0 (REN) (PW) Modul Diklatpim Tingkat IV 103 Skala 8 : Kreativitas No. Pikirkan tentang … bulan yang lalu Untuk tiap pernyataan di bawah, beri nilai seberapa baik ini menggambar kan perilaku atau tujuan anda 1. Saya telah mengajukan proyek-proyek inovatif kepada perusahaan saya. 2. Saya berperan serta dalam berbagai informasi dan gagasan. 3.` Saya berkhayal tentang masa depan untuk memudahkan membayangkan kemana tujuan saya. 4. Gagasan terbaik saya muncul ketika saya sedang tidak memikirkannya. 5. Saya mempunyai gagasan-gagasan cemerlang, baik yang berupa kilasan maupun yang tampak secarautuh. 6. Saya memiliki penginderaan yang baik mengenai kapan suatu gagasan akan berhasil atau gagal. 7. Saya tergerak oleh konsep-konsep yang baru dan tidak lazim. 8. Saya telah menerapkan proyek-proyek inovatif kepada perusahaan saya. 9. Saya tergerak oleh gagasan-gagasan dan solusi-solusi baru. 10. Saya ahli dalam menggodok pemecahan masalah sampai menghasilkan sejumlah pilihan Skala 9 : Ketangguhan Ini menggambarkan saya dengan : B a i k C u k u p Sedikit Sekali Baik Tidak sama sekali 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 No. 1. 2. 3. 4. 3 2 1 0 3 2 1 0 5. 6. 7. 3 2 0 8. 9. 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 10. 11. 12. 13. Pikirkan tentang … bulan yang lalu Untuk tiap pernyataan di bawah, beri nilai seberapa baik ini menggambar kan perilaku atau tujuan anda Saya dapat pulih dengan cepat sesudah merasa kecewa. Saya dapat memperoleh yg saya butuhkan jika tekad saya sudah bulat. Halangan atau masalah dalam hidup saya telah menghasilkan perubahan-perubahan yang tak terduga kearah yang lebih baik. Saya mudah menunggu dengan sabar, bila harus demikian. Selalu ada lebih dari satu jawaban yg benar. Saya tahu cara memuaskan seluruh bagian dalam diri saya. Saya bukan orang yg suka menangguhkan suatu pekerjaan. Saya takut mencoba lagi bila sudah pernah gagal dalam pekerjaan yang sama. Saya memutuskan bahwa masalah-masalah tertentu tidak berharga untuk dicemaskan Saya menyantaikan diri bila mulai tegang. Saya bisa melihat sisi humor suatu situasi. Saya sering mengesampingkan dahulu suatu masalah untuk mendapatkan suatu perspektif yang lebih baik. Bila menghadapi suatu masalah, saya memusatkan perhatian pada apa yang dapat saya perbuat untuk memecahkannya. Ini menggambarkan saya dengan : B a i k C u k u p Sedikit Sekali Baik Tidak sama sekali 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 3 2 2 1 1 0 0 3 2 1 0 0 1 2 3 3 2 1 0 3 3 3 2 2 2 1 1 1 0 0 0 3 2 1 0 39-34 33-28 (OPT) (IST) Jumlah Skor Jumlah Skor Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Penilaian Kecerdasan Emosional (KE) 104 30-24 (OPT) 23-19 (IST) 18-13 12-0 (REN) (PW) Penilaian 27-21 20-0 (REN) (PW) Modul Diklatpim Tingkat IV 105 Skala 11 : Ketidakpuasan Konstruktif Skala 10 : Hubungan Antar Pribadi No. 1. Pikirkan tentang … bulan yang lalu Untuk tiap pernyataan di bawah, beri nilai seberapa baik ini menggambarkan perilaku atau tujuan anda pikiran atau perasa an anda tentang diri sendiri saat ini. Saya bisa sedih apabila kehilangan sesuatu Ini menggambarkan saya dengan : B a i k C u k u p Sedikit Sekali Baik 3 2 1 Tidak sama sekali 0 yang penting bagi saya. 2. Saya merasa tidak nyaman bila seseorang 0 1 2 3 terlalu dekat secara emosional dengan saya. 3. Saya mempunyai teman-teman yang dapat 3 2 1 0 3 2 1 0 diandalkan dalam masa-masa sulit. 4. Saya banyak menunjukkan rasa sayang kepada teman-teman saya. 5. Bila mempunyai masalah, saya tahu harus 3 2 1 0 pergi ke mana dan harus berbuat apa untuk memecahkannya. 6. Keyakinan dan nilai-nilai yang saya anut, 3 2 1 0 3 2 1 0 menuntun tindakan saya sehari-hari. 7. Keluarga saya selalu siap bila saya membutuhkan mereka. 8. Saya ragu tentang apakah teman-teman saya 0 1 2 3 sungguh perduli kepada saya sebagai pribadi. 9. Saya sulit mendapatkan teman. 10. Saya hampir tak pernah menangis. Kecerdasan Emosional (KE) 106 0 1 2 3 0 1 2 3 No. Pikirkan tentang … bulan yang lalu Untuk tiap pernyataan di bawah, beri nilai seberapa baik ini menggambarkan perilaku atau tujuan anda pikiran atau perasa an anda tentang diri sendiri saat ini. Saya sanggup berbeda pendapat dgn efektif untuk mengubah sesuatu. 2. Saya tidak akan mengungkapkan perasaan saya jika saya yakin bahwa itu akan menimbulkan perbedaan pendapat. 3. Apabila suatu masalah datang, saya hanya dapat mempercayai diri sendiri untuk menyelesaikannya. 4. Saya tetap tenang bahkan dalam situasi yang membuat orang lain marah. 5. Lebih baik tidak membuat masalah bila Anda dapat menghargainya. 6. Saya merasa sulit mencapai kata sepakat dengan rekan-rekan kerja saya. 7. Saya mencari umpan balik dari rekan-rekan kerja saya. 8. Saya ahli dalam mengorganisasi dan memotivasi sebuah kelompok. 9. Saya senang menghadapi tantangan dan memecah kan masalah dalam pekerjaan. 10. Saya mendengarkan kritik dengan pikiran terbuka dan menerimanya apabila dapat dibenarkan. 11. Saya membiarkan masalah mencapai titik kritis sebelum membicarakannya. 12. Bila melontarkan komentar yang kritis, saya memusatkan perhatian pada perilaku bukan pada orangnya. 1. 13. Saya menghindari konfrontasi B a i k C u k u p Sedikit Sekali Baik Tidak sama sekali 3 2 0 0 1 2 3 0 1 2 3 3 2 1 0 0 1 2 3 0 1 2 3 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 0 1 2 3 3 2 1 0 0 1 2 3 Jumlah Skor Jumlah Skor Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Penilaian Ini menggambarkan saya dengan : 30-28 (OPT) 27-23 (IST) 22-18 17-0 (REN) (PW) Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Penilaian 39-34 (OPT) 33-27 (IST) 26-20 19-0 (REN) (PW) Modul Diklatpim Tingkat IV 107 BAGIAN III Skala 13 : Sudut Pandang NILAI-NILAI EQ DAN KEYAKINAN Skala 12 : Belas Kasihan No. Pikirkan tentang … bulan yang lalu Untuk tiap pernyataan di bawah, beri nilai seberapa baik ini menggambar kan perilaku atau tujuan anda. No. Saya dapat melihat rasa sakit pada orang lain, meskipun mereka tidak membicarakannya. 2. Saya dapat membaca emosi orang lain dari bahasa tubuh mereka. 3. Saya bertindak menurut etika dalam berurusan dengan orang lain. 4. Saya tidak akan ragu meninggalkan kesibukan saya guna menolong orang yang kesulitan. 5. Saya memperhitungkan perasaan orang lain dalam intersksi dengan mereka. 6. Saya dapat menempatkan diri dalam kedudukan orang lain. 7. Ada beberapa orang yang tidak akan pernah saya maafkan. 8. Saya dapat memaafkan diri sendiri karena tidak sempurna. 9. Ketika berhasil mengerjakan sesuatu, saya sering merasa sesungguhnya bisa lebih baik. 10. Saya membantu orang lain menjaga harga dirinya dalam suatu situasi sulit. 11. Saya terus mencemaskan kekurangan kekurangan saya. 12. Saya iri kepada orang yang lebih mampu daripada saya. B a i k C u k u p Sedikit Sekali Baik Tidak sama sekali 3 2 1 1. Ini menggambarkan saya dengan : B a i k C u k u p Sedikit Sekali Baik Tidak sama sekali 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 Saya mencintai hidup saya. 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 0 1 2 3 sesuatu. 3. 3 Saya melihat segi positif pada segala sesuatu. 0 Saya tahu bahwa saya dapat menemukan solusi atas masalah-masalah yang sulit. 4. Saya percaya segala sesuatu biasanya membaik dengan sendirinya. 5 Saya terus merasa frustasi dalam hidup ini, karena banyak orang yg ingkar janji. 6. Saya menyukai diri saya apa adanya. 3 2 1 0 Saya melihat tantangan sebagai peluang 3 2 1 0 3 2 1 0 39-34 (OPT) 33-27 (IST) 3 2 1 0 7. 3 2 1 0 8. 0 1 2 3 3 2 1 0 0 1 2 3 3 2 1 0 0 1 2 3 0 1 2 3 untuk belajar. Jumlah Skor Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Penilaian Pikirkan tentang … bulan yang lalu Untuk tiap pernyataan di bawah, beri nilai seberapa baik ini menggambar kan perilaku atau tujuan anda Ini menggambarkan saya dengan : 2. 1. Kecerdasan Emosional (KE) 108 36-33 (OPT) 32-29 (IST) 28-21 20-0 (REN) (PW) Dibawah tekanan, saya percaya akan Jumlah Skor Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Penilaian 26-20 19-0 (REN) (PW) Modul Diklatpim Tingkat IV 109 Skala 14 : I n s t u i s i No. Pikirkan tentang … bulan yang lalu Untuk tiap pernyataan di bawah, beri nilai seberapa baik ini menggambar kan perilaku atau tujuan anda 1. Kadang-kadang saya mendapatkan jawaban Skala 15 : Radius Kepercayaan Ini menggambarkan saya dengan : B a i k C u k u p Sedikit Sekali Baik 3 2 1 Tidak sama sekali 0 No. 1. yang benar tanpa alasan yang jelas. Firasat saya biasanya benar. 3 2 1 0 3. Saya dapat menggambarkan sasaran- 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 sasaran saya di masa datang. Saya dapat melihat produk atau gambaran Saya percaya dengan impian saya meskipun 2. Saya mengerahkan perhatian bila ada Begitu telah membulatkan tekad, Orang mengatakan bahwa saya dapat 2 1 Saya percaya sampai saya mempunyai 3 2 1 1 2 3 Saya sangat berhati-hati mengenai siapa 0 1 2 3 3 2 1 0 0 1 2 3 3 2 1 0 promosi, peluang, penghargaan, dsb) 0 0 1 2 3 Orang-orang yang menjadi rekan kerja saya dapat dipercaya. 7. Rasanya saya tidak bisa berbuat banyak. 0 1 2 3 8. Sedikit sekali dalam hidup ini yang adil 0 1 2 3 3 2 1 0 0 1 2 3 atau layak. 3 2 1 0 9. Ketika suatu hal tidak beres, saya mencoba mengatasinya dengan rencana 0 1 2 3 alternatif. 10. Ketika bertemu dengan orang-orang baru, 0 1 2 3 membuat keputusan. sedikit sekali informasi pribadi yang saya ungkapkan kepada mereka. Jumlah Skor Jumlah Skor Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Penilaian 0 Orang-orang yang setara dengan saya 6 yg berbeda dari saya, saya sulit menerimanya. 11. Saya mengandalkan dorongan hati ketika 3 Saya menghormati teinan-teman saya. 0 meramal. 10. Ketika seseorang menyampaikan pandangan 2 5. saya jarang merubahnya. 9. 1 lebih baik ( misal : kenaikan gaji, 3 sesuatu yang tidak benar bagi saya. 8. 0 di perusahaan saya mendapatkan yang sulit, saya mengikuti kata hati saya. 7. Tidak sama sekali 4. memahami semua itu. Ketika dihadapkan dengan pilihan yang B a i k C u k u p Sedikit Sekali Baik yang saya percayai. orang lain tidak dapat melihat atau 6. Orang akan memanfaatkan saya kalau Ini menggambarkan saya dengan : alasan untuk tidak demikian. 3. akhir, meskipun saat ini belum selesai. 5. Pikirkan tentang … bulan yang lalu Untuk tiap pernyataan di bawah, beri nilai seberapa baik ini menggambar kan perilaku atau tujuan anda saya membiarkannya. 2. 4. Kecerdasan Emosional (KE) 110 36-33 (OPT) 32-29 (IST) 28-21 20-0 (REN) (PW) Penilaian 30-26 (OPT) 25-21 (IST) 20-16 15-0 (REN) (PW) Modul Diklatpim Tingkat IV 111 Skala 16 : Daya Pribadi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Pikirkan tentang … bulan yang lalu Untuk tiap pernyataan di bawah, beri nilai seberapa baik ini menggambarkan perilaku atau tujuan anda pikiran atau perasaan anda tentang diri sendiri saat ini. Saya dapat mmbuat apapun terjadi. Nasib memainkan peranan yang penting dalam hidup saya. Saya merasa tak ada gunanya menentang hierarki yang mapan di perusahaan saya. Keadaan sudah diluar kendali saya. Saya membutuhkan pengakuan dari orang lain untuk menjadikan karya saya terasa berharga. Saya mudah menyukai sesuatu. Saya sulit menerima pujian. Saya mempunyai kemampuan untuk mendapatkan yang saya inginkan. Saya merasa dapat mengendalikan hidup saya. Kalau saya merenungkan hidup saya, saya mungkin menemukan bahwa pada dasarnya saya tidak bahagia. Saya merasa takut dan lepas kendali apabila segala sesuatu berubah dengan cepat. Saya senang bertanggungjawab atas sesuatu. Saya tahu yang saya inginkan sesudah ini. Kecerdasan Emosional (KE) 112 Skala 17 : I n t e g r i t a s Ini menggambarkan saya dengan : B a i k C u k u p Sedikit Sekali Baik Tidak sama sekali No. 3 0 2 1 1 2 0 3 0 1 2 3 2. 3. 0 0 1 1 2 2 3 3 4. 1. 5. 6. 3 0 3 2 1 2 1 2 1 0 3 0 3 2 1 0 8. 0 1 2 3 9. 0 1 2 3 3 3 2 2 1 1 0 0 7. Pikirkan tentang … bulan yang lalu Untuk tiap pernyataan di bawah, beri nilai seberapa baik ini menggambarkan perilaku atau tujuan anda pikiran atau perasaan anda tentang diri sendiri saat ini. Saya bersedia mengakui kesalahan yang telah saya perbuat. Saya merasa seperti seorang penipu. Kalau tidak bersemangat lagi dengan pekerjaan saya, saya akan pindah kerja. Pekerjaan saya adalah perpanjangan dari sistem nilai pribadi saya. Saya tidak pernah berbohong. Saya bisa menerima suatu situasi meskipun tidak mempercayainya. Saya membesar-besarkan kemampuan saya, agar memperoleh kesempatan yang lebih baik. Saya berterus terang meskipun yang saya hadapi sulit. Saya telah mengerjakan sesuatu dalam pekerjaan saya yang bertentangan dengan keyakinan saya. Ini menggambarkan saya dengan : B a i k C u k u p Sedikit Sekali Baik Tidak sama sekali 3 2 1 0 0 3 1 2 2 1 3 0 3 2 1 0 3 0 2 1 1 2 0 3 0 1 2 3 3 2 1 0 0 1 2 3 Jumlah Skor Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Penilaian Jumlah Skor Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Penilaian 39-34 (OPT) 33-29 (IST) 28-24 23-0 (REN) (PW) 39-34 (OPT) 33-29 (IST) 28-24 23-0 (REN) (PW) Modul Diklatpim Tingkat IV 113 BAGIAN IV Kecerdasan Emosional (KE) 114 1 2 3 4 5 6 PETA HASIL-HASIL EQ 20. Bermain game video/komputer atau men- Skala 18 : Kesehatan Secara Umum No. 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13. 14 15. 16. 17. 18. 19. Pikirkan tentang … bulan yang lalu Ini menggambarkan saya dengan : Tunjukkan berapa sering (jika pernah) Anda mengalami gejala- Tidak 1 x atau setiap set i a p hari 2x minggu Pernah gejala berikut. sebulan 2 Gejala-gejala Fisik Nyeri Punggung Masalah Berat Badan (kekurangan atau kelebihan). Sakit kepala karena tegang Migren Pilek atau gangguan pernapasan Masalah-masalah penut (kembung, nyeri waktu BAB, atau tukak lambung) Nyeri dada Sakit dan Nyeri yang sulit dijelaskan Nyeri kronis lain yang belum tersebut di atas. Gejala-gejala Perilaku Makan (hilang selera, terus menerus, tidak sempat) Merokok Minum minuman beralkohol Minum obat penenang Minum aspirin atau penghilang rasa sakit lain Minum obat-obat lain Menarik diri dari hubungan dekat Mengkritik, menyalahkan, atau melecehkan orang lain. Merasa menjadi korban atau dimanfaatkan oleh orang lain. Menonton Televisi (lebih dari 2 jam sehari) 0 1 2 3 21. Tidak menyukai campur tangan orang lain 0 1 2 3 22. Kecelakaan atau cidera 0 1 2 3 0 1 2 3 jelajah internet (lebih dari 2 jam sehari) 3 0 0 0 0 0 0 4 1 1 1 1 1 1 5 2 2 2 2 2 2 6 3 3 3 3 3 3 23. Gejala-gejala Perilaku Sulit berkonsentrasi 24. Merasa kelebihan beban pekerjaan. 0 1 2 3 25. Perhatian mudah teralihkan. 0 1 2 3 26. Tidak mudah melupakan sesuatu/terus 0 1 2 3 cemas. 27. Merasa depresi, kesal atau putus asa. 0 1 2 3 28. Merasa kesepian. 0 1 2 0 29. Pikiran terasa kosong. 0 1 2 3 30. Merasa letih atau kelebihan beban. 0 1 2 3 12. Sulit menetapkan hati atau membuat 0 1 2 3 0 1 2 3 keputusan. 0 0 0 1 1 1 2 2 2 3 3 3 0 1 2 3 13. Sulit memulai suatu kegiatan atau sulit menenangkan diri. Jumlah Skor 0 0 0 0 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 0 0 0 1 1 1 2 2 2 3 3 3 0 1 2 3 0 1 2 Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Penilaian 0-8 (OPT) 9-18 (IST) 19-31 (REN) 32-96 (PW) 115 Modul Diklatpim Tingkat IV Skala 19 : Kualitas Hidup No. Saya puas sekali dengan kehidupan saya Saya merasa kuat, sehat dan bahagia. Saya merasakan kedamaian dan kesejahteraan di dalam hati. 4. Saya merasa perlu membuat banyak perubahan dalam hidup saya, agar betul betul bahagia. 5. Hidup saya memenuhi kebutuhan saya yang paling dalam. 6. Saya mendapatkan lebih sedikit dari pada yang saya harapkan dalam hidup ini. 7. Saya menyukai diri saya sebagaimana adanya. 8. Bekerja bagi saya terasa menyenangkan. 9. Saya telah menemukan pekerjaan yang bermakna. 10. Saya berada dalam jalur yang mengantar saya menuju kepuasan. 11. Saya telah mengerahkan sebagian besar 3 3 3 2 2 2 1 1 1 0 0 0 0 1 2 3 No. 1. 3 2 1 0 0 1 2 3 3 2 1 0 3 3 2 2 1 1 0 0 3 2 1 0 Cocokkan seberapa baik tiap Ini menggambarkan saya dengan : pernyataan berikut menggambarkan Tidak Cukup pikiran dan perasaan tentang diri B a i k Sedikit sama B a i k Sekali sekali sendiri saat ini Ada beberapa orang yang “berhubungan” 3 2 1 0 3 2 1 0 dengan saya pada tingkat yang lebih dalam. 2. Saya jujur kepada orang-orang yang akrab dengan saya dan mereka jujur kepada saya. 3. Saya menyayangi seseorang secara lebih 3 2 1 0 4. Saya biasanya dapat menemukan orang 3 2 1 0 5. Saya dapat membuat komitmen jangka 3 2 1 0 6. Saya tahu bahwa saaya penting bagi 3 2 1 0 7. Saya merasa mudah mengatakan kepada 3 2 1 0 orang-orang bahwa saya peduli dengan mereka. Jumlah Skor Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Penilaian 3 2 1 0 Jumlah Skor Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Penilaian Kecerdasan Emosional (KE) Skala 20 : Relationship Quotient Cocokkan seberapa baik tiap Ini menggambarkan saya dengan : pernyataan berikut menggambarkan Tidak Cukup pikiran dan perasaan tentang diri B a i k sama B a i k Sedikit S e k a l i sekali sendiri saat ini 1. 2. 3. 116 32-27 (OPT) 26-22 (IST) 21-17 16-0 (REN) (PW) 21-20 (OPT) 19-17 (IST) 16-14 (REN) 13-0 (PW) 117 Modul Diklatpim Tingkat IV 118 Skala 21 : Kinerja Optimal No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. MENGHITUNG SKOR ANDA Cocokkan seberapa baik tiap Ini menggambarkan saya dengan : pernyataan berikut menggambarkan Tidak Cukup pikiran dan perasaan tentang diri B a i k Sedikit sama B a i k Sekali sekali sendiri saat ini Saya puas dengan kinerja saya. Rekan-rekan kerja saya akan mengatakan bahwa saya memudahkan komunikasi yang baik diantara anggota kelompok. Saya merasa terkucil dan tidak dilibatkan dalam pekerjaan. Sulit bagi saya untuk mengerahkan perhatian pada tugas yang harus dikerjakan. Dalam tim kerja saya, saya dilibatkan dalam pembuatan keputusan. Saya mempunyai kesulitan dalam memenuhi komitmen atau menyelesaikan tugas. Kinerja pekerjaan adalah sesuatu yang terus saya usahakan dapat menghasilkan yg terbaik. 3 3 2 2 1 1 0 0 0 1 2 3 0 1 2 3 3 2 1 0 0 1 2 3 3 2 1 0 1. Sesudah menyelesaikan pilihan tiap skala, jumlahkan nilai angka-angka yang telah anda lingkari di setiap kolom vertikal (dari atas ke bawah), sebanyak empat kolom. 2. Tuliskan setiap hasil penjumlahannya di kolom jumlah skor, tepat dibawahnya. 3. Jumlahkan hasil keempat kolom, dan tuliskan hasilnya di kolom Total Skor. 4. Cocokkan total skor dengan kolom penilaian dibawahnya, dengan cara mencari total Skor Anda ada pada rentang angka berapa. Catatan Penilaian : Jumlah Skor Total Skor (Jumlah skor 4 kolom) Penilaian Kecerdasan Emosional (KE) 21-20 (OPT) 19-17 (IST) 16-13 (REN) 12-0 (PW) OPT = Optimal IST = Istimewa REN = Rentan PW = Perlu Waspada 5. Langkah terkhir adalah memasukkan penilaian Anda ke Tabel Penilaian EQ Map. Terima Kasih atas tanggapan Anda 6. Tabel ini secara visual akan memetakan kinerja pribadi Anda, menciptakan kilasan potret pribadi tentang kekuatan-kekuatan dan kerentanan-kerentanan EQ Anda saat ini. 119 Modul Diklatpim Tingkat IV 120 Kecerdasan Emosional (KE) TABELPENILAIAN OPTIMAL ISTIMEWA RENTAN PERLU WASPADA TOTAL 1 PERIS 2 TEKA 3 PERIS 4 KESA 5 6 7 8 9 10 KECAKAPAN 11 12 13 14 15 16 NILAI DAN KEYAKINAN KECERD AS AN EMOSION AL KECERDAS ASAN EMOSIONAL ZONA KINERJA SITUASI SAAT INI KETERAMPILAN DAFTAR PUSTAKA TIWA DALA NAN PEKE TIWA DARA M HID UP DALA N M HID UP N DIR I E K S P R E S I RJAA EMOS I E M O S I KESADA RAN EM OSI THD ORA NG LAIN I N T E N S I O N A L I T A S K R E A T I V I T A S K E T A N G G U H A N HUBU NGAN ANTA R PRIB ADI KETIDA KPUAS AN KO NSTRU KTIF B E L A S K A S I H A N S U D U T I N RADI P A N D A N G T U I US K EPE D A Y A S RCAY I 17 18 19 20 HASIL-HASIL TIONS 21 HIP Q UOT K I N E R J A Bloom, Benyamin S,. (1980). Taxonomy of Education objectives, Book 2 “Effective Domein. Beck, Robert C. (1978). Motivation, theories and principles, New Jersey: Prentice Hall, Inc. Cooper, Robert K., & Sawaf, Amywan. (1998). Executive EQ: Kecerdasan Emosional Dalam Kepemimpinan dan Organisasi, terjemahan Alek Tri Kantjono, Jakarta: Gramedia. Goleman, Daniel. (1997). Emotional Intelligence; Kecerdasan Emosional, Mengapa EQ lebih Penting Daripada IQ, terjemahan T. Hermaya, Jakarta, Gramedia. Indrawijaya, Adam I. (1986). Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru. Patton, Patricia. (1998). EQ Ditempat Kerja, terjemahan Zaini Dahlan, Jakarta: PT. Pustaka Delaprasta. Morgan, Gareth “Imaginization : The Art Of Creative Management. Hardjoprakosa, Sumantri “Chandra Jiwa Indonesia Sebagai Dasar Pshichotherapie” AAN P R I B A D I I N T E G R I T A S KESEH ATAN SECAR A UM UM K U A L I T A S H I D U P RELA Agustian, Ary Ginanjar. (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ (Emotional Spiritual Quotient). Jakarta: Arga. IENT O P T I M A L Stemberg, Robert “Successful Inteligence: How Practical and Creative Intelligence Determines Success in Life” Buzanjony “The Mindmap Book: Radiant Thinking the Major Evolution in Human Thought” Schutz,Will “The Human Element Productivity, Self- Esteem and the Bottom Up Tracy, Brian “Maximum Achievement” Modul Diklatpim Tingkat IV 121 DAFTAR DOKUMEN Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. 122 Kecerdasan Emosional (KE)