Kecerdasan Emosional

advertisement
Modul Diklatpim Tingkat IV
Kecerdasan Emosional (KE)
MODUL DIKLATPIM TINGKAT IV
Hak Cipta © Pada : Lembaga Administrasi Negara
Edisi Tahun 2008
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110
Telp. (62 21) 3868201, Fax. (62 21) 3800188
Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient)
Jakarta - LAN - 2008
xxx hlm : 15 x 21 cm
ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx-x
Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia
2008
Modul Diklatpim Tingkat IV
Kecerdasan Emosional (KE)
dari aspek kurikulum yang meliputi rumusan kompetensi, mata Diklat
dan strukturnya, metode dan skenario pembelajaran sampai pada
pengadministrasian penyelenggaranya. Dengan proses standarisasi ini,
maka kualitas penyelenggaraan dan alumni dapat lebih terjamin.
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
KATA PENGANTAR
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undangundang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
menegaskan bahwa dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional,
diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang berkemampuan melaksanakan
tugas secara profesional. Untuk mewujudkan profesionalisme PNS ini,
mutlak diperlukan peningkatan kompetensi, khususnya kompetensi
kepemimpinan bagi para pejabat dan calon pejabat Struktural Eselon
IV baik di lingkungan pemerintah pusat maupun daerah. Sebagai pejabat
struktural yang berada pada posisi paling depan atau ujung tombak,
pejabat struktural eselon IV memainkan peran yang sangat penting
karena bertanggung jawab dalam mensukseskan pelaksanaan kegiatankegiatan secara langsung, sehingga buah karyanya dapat dirasakan
secara langsung oleh masyarakat.
Untuk mempercepat upaya peningkatan kompetensi tersebut, Lembaga
Administrasi Negara (LAN) telah menetapkan kebijakan desentralisasi
dalam penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV. Dengan
kebijakan ini, jumlah penyelenggaraan Diklat dapat lebih ditingkatkan
sehingga kebutuhan akan pejabat struktural eselon IV yang profesional
dapat terpenuhi. Agar penyelenggaraan dan alumni tersebut
menghasilkan kualitas yang sama, walaupun diselenggarakan dan
diproses oleh Lembaga Diklat yang berbeda, maka LAN menerapkan
kebijakan standarisasi program Diklat Kepemimpinan Tingkat IV. Proses
standarisasi meliputi keseluruhan aspek penyelenggaraan Diklat, mulai
ii
Salah satu unsur penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
yang mengalami proses standarisasi adalah modul atau bahan ajar untuk
para peserta (participants’ book). Disadari sejak modul-modul tersebut
diterbitkan, lingkungan strategis khususnya kebijakan-kebijakan nasional
pemerintah juga terus berkembang secara dinamis. Di samping itu,
konsep dan teori yang mendasari substansi modul juga mengalami
perkembangan. Kedua hal inilah yang menuntut diperlukannya
penyempurnaan secara menyeluruh terhadap modul-modul Diklat
Kepemimpinan Tingkat IV ini.
Oleh karena itu, saya menyambut baik penerbitan modul-modul yang
telah mengalami penyempurnaan ini, dan mengaharapkan agar peserta
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV dapat memanfaatkannya secara
optimal, bahkan dapat menggali kedalaman substansinya di antara sesama
peserta dan para Widyaiswara dalam berbagai kegiatan pembelajaran
selama Diklat berlangsung.
Kepada penulis dan seluruh anggota Tim yang telah berpartisipasi, kami
haturkan terima kasih. Semoga modul hasil perbaikan ini dapat
dipergunakan sebaik-baiknya.
Jakarta, 14 Maret 2008
KEPALA
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
SUNARNO
iii
Modul Diklatpim Tingkat IV
Kecerdasan Emosional (KE)
DAFTAR ISI
Lembar Judul. ....................................................................
Lembar Pengesahan ISBN. ..................................................
Kata Pengantar. ....................................................................
Daftar Isi. ...............................................................................
iv
v
Modul Diklatpim Tingkat IV
Kecerdasan Emosional (KE)
2
Modul Diklatpim Tingkat IV
BAB I
PENDAHULUAN
Kecerdasan Emosional (KE)
Adversity Qoutients dan IQ lah yang dikonstruksikan secara
menyeluruh sebagai suatu Gestalten yang dapat meraih keberhasilan
ditempat kerja dalam situasi perubahan yang terjadi dengan cepat
dan dinamis yang sarat dengan kompleksitas yang dinamis seperti
yang kita alami sekarang ini.
A. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun belakangan ini, istilah EQ telah diterima oleh
umum menjadi kependekan dari “Emotional Quotient’ yang setara
dengan Intelligence Quotient (IQ).
Berdasarkan pada penelitian perilaku yang sangat luas, Dr. Daniel
Goleman telah menunjukkan peranan yang sangat berarti yang
dimainkan emosi dalam kehidupan mental kita; dan bahwa
sebenarnya kita memiliki dua macam pikiran yakni satu yang berfikir
dan lainnya yang merasakan.
Menurut penelitian para ahli psikologi, mereka pada umumnya
sepakat bahwa IQ hanya mendukung sekitar 20 persen faktor-faktor
yang menentukan suatu keberhasilan, sedang- kan 80 persen lainnya
adalah berasal dari faktor lain termasuk kecerdasan emosional yang
menjadi fokus kajian ini.
Studi-studi lain dari berbagai disiplin seperti misalnya PsychoNeurologi maupun Neuro-Psikiatri juga menunjukkan bahwa
seorang eksekutif atau profesional yang secara tehnik unggul dan
memiliki KE/EQ tinggi adalah orang yang mampu mengatasi konflik,
kesenjangan yang perlu diisi, melihat hubungan tersembunyi (subtle)
yang menjanjikan peluang, lebih cekatan dan lebih cepat dibandingkan
dengan orang lain.
Berkenaan dengan penelitian yang baru dan sangat berarti ini jelaslah
bahwa IQ saja belum merupakan faktor yang dapat membuat
seseorang menjadi berhasil, namun paduan KE/ EQ serta AQ/
1
B. Deskripsi Singkat
Mata pendidikan dan pelatihan ini menjelaskan pengertian dan fungsi
kecerdasan emosional, perbedaan kecerdasan intelegensi,
pengenalan tingkat kecerdasan emosional pribadi, tipe-tipe
kecerdasan emosional, peranan kecerdasan emosional, ciri-ciri/gaya
kecerdasan emosional yang baik, konsensus dan konflik, dampak
kepribadian terhadap tingkat kecerdasan emosional, strategi
kecerdasan emosional, dan pengendaliannya dalam lingkungan tugas
sebagai pimpinan Administrasi.
C. Hasil Belajar
Setelah membaca modul Kecerdasan Emosional ini peserta memiliki
pemahaman tentang strategi kecerdasan emosional dan pengendalian dalam lingkungan tugas dengan sebaik-baiknya untuk menghasilkan kinerja kepemimpian Administrasi Publik yang produktif dan
efektif.
D. Indikator Hasil Belajar
Indikator-indikator hasil belajar adalah :
1. Peserta mampu memahami dan menjelaskan serta mengeksplorer berbagai konsep kecerdasan;
Modul Diklatpim Tingkat IV
3
2. Peserta mampu memahami dan menjelaskan serta menggali dan
mengembangkan aspek kecerdasan emosional yang dimiliki;
3. Peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan nilainilai kecerdasan emosional ditempat kerja.
E. Materi Pokok
Materi Pokok yang dibahas dalam modul Kecerdasan Emosional
ini adalah :
1. Pengertian dan fungsi kecerdasan emosional;
2. Perbedaan kecerdasan emosional dengan kecerdasan intelegensi;
3. Tingkat kecerdasan emosional pribadi;
4. Tipe-tipe kecerdasan emosional;
5. Peranan kecerdasan emosional;
6. Ciri-ciri/gaya kecerdasan emosional yang baik ;
7. Strategi kecerdasan emosional dalam aspek konsensus dan
konflik;
8. Strategi kecerdasan emosional dalam lingkup kerja dalam aparatur
pemerintahan;
9. Dampak kepribadian terhadap kecerdasan emosional.
F. Manfaat
Berbekal hasil belajar pada modul Kecerdasan Emosional peserta
diharapkan akan memperoleh pengetahuan, keterampilan serta sikap
baru yang akan dimanfaatkan untuk pembentukan sikap,
pengetahuan serta keterampilan baru ditempat kerja guna
peningkatan kinerja instansinya.
4
Kecerdasan Emosional (KE)
G. Metodologi / Proses
Untuk mencapai hasil belajar maupun indikator hasil belajar seperti
dikemukakan pada bagian C dan D tersebut dimuka maka
disarankan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sbb:
1. Ceramah selama + 20-30 menit untuk menghubungkan mata
latihan KE/EQ dengan mata latihan lain khususnya pelatihan
Kepemimpinan dialam Terbuka/pelatihan outbound yang
biasanya diberikan pada minggu pertama sebagai pembekalan
awal bagi peserta.
Dengan demikian, hasil belajar dan indikator hasil belajar
maupun setelah selesainya pembelajaran modul pelatihan ini
pencapaiannya sesuai dengan prinsip-prinsip teori Psikologi
Gestalt terkait dengan berbagai kegiatan mata pelatihan lain
secara terintegrasi. Tugas fasilitator adalah menghubungkan
berbagai kejadian/event belajar tersebut secara sistemik dan
holistik sehingga berbagai kegiatan tersebut memiliki makna
yang mendalam bagi peserta Diklat Pim IV.
2. Pengisian bahan latihan/kuesioner oleh peserta ± 20-30 menit
dan kemudian diproses.
3. Tanya jawab/pembahasan dalam kelas untuk merefleksikan
kembali bahan-bahan bacaan yang ada dalam modul ini yang
memerlukan klarifikasi dari fasilitator.
4. Penugasan/latihan.
5. Evaluasi dan pembulatan oleh fasilitator.
6
Modul Diklatpim Tingkat IV
BAB II
KONSEPSI DASAR
KECERDASAN EMOSIONAL
Setelah membaca Bab ini, peserta diharapkan mampu
memahami pengertian dan fungsi kecerdasan emosional yang
meliputi konsepsi dasar, manfaat, perbedaan dengan
kecerdasan lainnya serta pengembangan dalam kehidupan
A. Pengertian dan Fungsi Kecerdasan Emosional
1.
Konsepsi Dasar
Kita telah membayar sangat mahal tidak hanya dalam
organisasi, tetapi juga dalam kehidupan kita sehari-hari karena
telah memisahkan emosi dari intelek. Hal ini bukan hanya kita
ketahui secara intuisi bahwa itu tidak benar sepenuhnya. Tetapi
ilmu pengetahuan juga membuktikan setiap hari bahwa
kecerdasan emosionallah, bukan IQ atau kecerdasan otak
semata-mata yang merupakan pendukung banyak dari
keputusan yang paling baik, organisasi yang paling dinamis dan
menguntungkan serta kehidupan yang sukses dan memuaskan.
Bagi kita sebagai eksekutif pemerintahan yang menganut
pandangan ilmiah kognitif bahwa pikiran adalah tentang
penyimpanan dan pengolahan informasi menjadi fakta, akan
kesulitan memahami pengertian bahwa kita memiliki pikiran
lain yang merasakan dan lebih kuat dari pada IQ untuk
menjadikan kita efektif atau tidak sebagai seorang pemimpin
5
Kecerdasan Emosional (KE)
Administrasi Publik yang melakukan tugas-tugas administratif
secara profesional mengembangkan ketrampilan yang terfokus
dan berteknik tinggi (high tech) seperti diungkapkan oleh John
Naisbitt.
Program pelatihan yang mengarahkan perhatian untuk
membangun ketrampilan profesional adalah yang paling popular
dewasa ini.
Secara hipotetis dapat dikatakan bahwa semakin banyak
informasi yang kita miliki, semakin unggul kita terhadap pesaing.
Jadi untuk meningkatkan daya saing kita seharusnya kita dituntut
untuk mampu mengelola informasi yang kita miliki lebih baik
lagi Tetapi seperti diungkap oleh tokoh kecerdasan buatan/
Artificial Intellegence dan pemenang Nobel untuk bidang
ekonomi dan juga seorang Psikolog pemenang Nobel Hebert
Simon kemampuan manusia untuk mengolah informasi ini
terbatas.
Dengan berusaha memahami KE/EQ yang merupakan bagian
dari mental model maka akan dimungkin diambil keputuan
manajerial yang lebih tepat.
Banyak organisasi pemerintah maupun organisasi swasta
maupun organissi masyarakat berusaha sekuat tenaga mendapatkan kemampuan intelektual pegawai untuk meningkatkan
kekuatan mereka untuk mengolah informasi secara kontekstual.
Diasumsikan bahwa ini juga berakibat meningkatkan produktivitas/kinerja organisasi secara keseluruhan.
Diyakini secara luas dengan masih mendasarkan pada teori
Gestalt bahwa keberhasilan/sukses secara perorangan didasarkan atas kemampuan menggunakan IQ untuk memahami dan
mensintesakan banyak data dan bahwa emosi mempunyai
fungsi nyata.
Modul Diklatpim Tingkat IV
7
8
Kecerdasan Emosional (KE)
Masyarakat pendidikan mendukung banyak organisasi untuk
menanamkan filsafat intelektual sebagai kekuatan pendorong
dibalik keberhasilan dalam hidup.
ini karena kita yang membiarkannya berbuat demikian. Dan
bila kita membiarkannya berkuasa, kita telah memilih penguasa
yang buruk.”
Antonio R. Damasio, Kepala Bidang Neurologi di University
of Iowa College of Medicine, mengatakan :
Kecerdasan emosional bukanlah muncul dari pemikiran intelek yang
jernih, tetapi dari pekerjaan hati nurani manusia.
“Kenyataannya, pembuatan keputusan/penalaran dan
emosi/perasaan memiliki titik potong di dalam bekerjanya
fungsi-fungsi otak. Ada sekumpulan sistem didalam fungsi
otak yang ditujukan untuk proses pemikiran yang
berorientasi membuat tujuan yang kita sebut penalaran,
dan untuk menyeleksi respon yang kita sebut pembuatan
keputusan”.
KE/EQ bukanlah tentang trik-trik penjualan atau cara menata
ruangan. KE/EQ bukanlah tentang memakai topeng
kemunafikan atau penggunaan psikologi untuk mengendalikan,
mengeksploitasi, atau memanipulasi seseorang. Kata “emosi”
bisa secara sederhana didefinisikan sebagai menerapkan
“gerakan,” baik secara metafora maupun harafiah, untuk
mengeluarkan perasaan.
Sekumpulan sistem anatomi dan fisiologi otak yang sama ini
juga terlibat dalam emosi atau perasaan yang menjadi fokus
utama dari modul pelatihan ini.
Kecerdasan emosionallah yang memotivasi kita untuk mencari
manfaat dan potensi unik yang kita miliki, dan mengaktifkan
aspirasi dan nilai-nilai kita yang paling dalam, mengubahnya
dari apa yang kita pikirkan menjadi apa yang kita jalani dalam
hidup seperti sekarang ini.
Perasaan memiliki keunggulan yang meliputi kehidupan mental
kita. Perasaan ikut memutuskan bagaimana bagian otak lainnya
dan kognisi melangsungkan fungsinya.
Perasaan memiliki pengaruh yang sangat luas”. Robert Frost
penyair Amerika menulis. “Sesuatu yang kita sembunyikan
membuat kita lemah, sampai kita menemukan bahwa sesuatu
itu adalah diri kita sendiri.”
Setiap hari tak terbilang jumlahnya manajer dan profesional
yang cemerlang dan efisien menunjukkan kebolehan mereka
sebelum diterima bekerja dan ini memerlukan pengorbanan
manusiawi dan finansial secara langsung maupun tak langsung
dari kita semua. Apa yang mereka tinggalkan dibelakang adalah
“sesuatu” yang Frost katakan: Hati. Mungkin lebih sedikit puitis,
psikolog dari Unersitas Yale Robert Stemberg, ahli dalam bidang
Succesful Intelligence, menyatakan, “Bila IQ yang berkuasa,
Emosi sudah sejak lama dianggap memiliki kedalaman dan
kekuatan sehingga dalam bahasa Latin, misalnya, “emosi”
dijelaskan sebagai motus anima yang arti harfiahnya “jiwa yang
menggerakkan kita.”
Berlawanan dengan kebanyakan pemikiran konvensional kita
semua, emosi bukanlah sesuatu construct/konstruksi pemikiran
yang bersifat positif atau negatif; tetapi emosi berlaku sebagai
sumber energi, autentisitas, dan semangat manusia yang paling
kuat, dan bilamana dikelola dengan tepat dapat memberikan kita
sumber kebijakan intuitif.
Pada kenyataannya, perasaan memberi kita informasi penting
dan berpotensi menguntungkan setiap saat bilamana
dipergunakan secara arif.
Modul Diklatpim Tingkat IV
9
10
Kecerdasan Emosional (KE)
artikel di Harvard Bussines Review 1976 bahwa pada intuisilah,
bukan analisis, kita mencari mata rantai manajemen yang hilang.
Pikirkan juga tulisan Gary Hamel dan Michael Hammer, dari
antara banyak yang lain. Peter Senge, direktur “Organizational
Learning Center” di MIT, mengingatkan mereka yang hanya
bergantung pada intelek: “Orang dengan penguasaan diri
yang sangat tinggi tidak mampu lagi memilih antara nalar
dan intuisi, atau antara pikiran dan hati, sebagaimana halnya
mereka tidak akan mampu memilih berjalan dengan sebelah
kaki atau melihat dengan sebelah mata.”
Umpan balik/feedback inilah yang berasal dari hati, bukan
kepala yang menyalakan kreatifitas membuat kita jujur terhadap
diri kita, menjalin hubungan yang saling mempercayai, memberikan panduan nurani bagi hidup dan karir, menuntun kita
kemungkinan yang tak terduga, dan malah bisa menyelamatkan diri kita atau organisasi dari kehancuran.
Sehingga dalam berbagai kajian pardigma pembelajaran
terutama disiplin “Personal Mastery” dihubungkan dengan
kemampuan spiritual dan ilahiah seseorang.
Tentu saja tidak cukup hanya memiliki perasaan. Kecerdasan
emosional maupun kecerdasan spiritual sekalipun menuntut kita
untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan pada diri
kita dan perasaan orang lain dan untuk menanggapinya dengan
cepat tepat, menerapkan prinsip-prinsip dengan efektif informasi
dan energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari
yang semakin kompleks.
Ketika kita menggunakan bukan hanya otak analitis yang
terletak dibagian otak sebelah kiri kita tapi juga emosi dan intuisi,
indra dan kecerdasan emosional yang berlokasi dalam otak
sebelah kanan yang fungsinya lebih integratif. Kita akan mampu
melirik dalam seketika ratusan pilihan atau skenario yang
mungkin untuk menghasilkan pemecahan terbaik dalam waktu
hanya beberapa detik, bukan berjam-jam.
Definisi lengkapnya secara opersional sebagai berikut:
“Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan,
memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan
emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh
yang manusiawi.”
Dan berbagai penelitian mengindikasikan bukan hanya
kecepatan proses ini tetapi kemungkinan jawaban yang baik
atau lebih baik yang akan ditemukan oleh orang yang
menggunakannya daripada mereka yang semata-mata
bergantung pada intelek semata-mata.
Selama satu dekade sekarang, beberapa dari pemikir kepemimpinan kita yang paling baik telah menyarankan kita untuk
mengikutsertakan emosi pada diri kita sendiri dan dalam
memahami orang lain.
Berbagai penelitian inipun masih harus kita rangkaian secara
sistemik dengan pandangan yang sistemik dan holistik seperti
yang telah diletakkan oleh pandangan Psikologi Gestalt seperti
dirintis oleh penelitian Kohler sebelumnya.
Pakar-pakar ilmu bisnis ini, terutama mereka yang telah
membentuk pengertian kita mengenai kepemimpinan dan
manajemen seperti yang kita praktekkan sekarang ini, termasuk
Russel Ackkof, Chris Argyis, Peter Senge Abraham Zaleznik,
dan Henry Mintzberg, yang pertama kali menyarankan dalam
2.
Manfaat Mempelajari Emosi
Sebelum berbincang tentang kecerdasan emosi tentunya. pertu
dibahas lebih dulu apa yang disebut dengan emosi. Emosi
berasal dari bahasa latin movere yang berarti menggerakan,
11
Modul Diklatpim Tingkat IV
bergerak, ditambah awalan-e untuk memberi arti “bergerak
menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak
merupakan hal mutlak dalam emosi. Sedangkan menurut Oxford
English Dictionary yang dimaksud dengan emosi adalah “setiap
kegiatan atau pengolahan pikiran, perasaan, nafsu, setiap
keadaan mental yang hebat dan meluap-luap.
Beberapa ahli mengelompokan emosi kedalam beberapa
golongan yaitu:
12
Kecerdasan Emosional (KE)
Salah seorang pakar dalam llmu Psikiatri Prof. dr. Sumantri
Hardjoprakosa almarhum dalam salah satu desertasinya dibidang Psikiatri yang mempertahankan desertasi tersebut di
negeri Belanda pada tahun 1955 beliau menyebutnya dengan
istilah “roso-pangroso” yang dibedakannya secara tegas dengan
konsep “Angen-angen” yang sifatnya kognitif dan nafsu-nafsu
yang sifatnya konatif (Mutmainah, Amarah, Sufiah,
Laumawah).
a. Amarah
: Beringas, mengamuk, benci, marah besar,
jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit,
berang, tersinggung, bermusuhan, tindak
kekerasan, kebencian.
Aspek struktural kejiwaan manusia yang digolongkan sebagai
perasaan,kecerdasan dan nafsu-nafsu masing-masing berjuang
dan bekerja sendiri tersebut merupakan aspek materiil yang berbeda
dengan aspek yang immateriil.
b. Kesedihan
: Pedih, sedih, muran, suram, melan-kolis,
mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa,
depresi berat.
c. Rasa takut
: Ngeri, gugup, takut, cemas, khawatir,
was-was, waspada, tidak tenang, kecut
dan panik.
d. Kenikmatan
: Senang, gembira, bahagia, ringan, puas,
senang, terhibur, Bangga, kenikmatan
indrawi.
Bila tidak disadari bagaiamana berfungsinya aspek-aspek
emosi tersebut secara holistik dalam kehidupan manusia akan
menimbulkan suatu konflik kejiwaan yang dalam Psikitari atau
Psikologi Abnormal disebut sebagai gangguan neurosa. Dan
bentuk bentuk neurosa ini banyak menimbulkan gangguan
dalam aspek perilaku manusia didalam kerja sehingga menjadi
tema dari hari Kesehatan Jiwa Nasional tahun 2001 ini.
e. Cinta
: Penerimaan, persahabatan, keper-cayaan,
kebaikan hati, rasa dekat, hormat, kasmaran,
mabuk kepayang.
Dan disamping itu dalam struktur jiwa manusia dikonstruksikan
ada aspek immateriil dan aspek spriritual llahiah.
f. Terkejut
: Terkesiap, takjub, terpana.
g. Jengkel
: Hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka,
mau muntah.
Saudara dengan menggunakan bahan jurnal belajar selama
mengikuti Kepemimpinan dialam Terbuka/pelatihan Outbond
dapat menambahkan lagi daftar emosi yang berkecamuk di
hati Saudara sebagai bahan latihan untuk menghubungkan
dengan pelatihan yang lalu.
h. Malu
: Rasa malu, malu hati, kesal hati, sesak,
hina, aib, hancur lebur dan sebagainya.
Namun demikian kata emosi mengalami perspektif perubahan
sebagai berikut:
(Emotional Intellegence, Daniel Goleman, halaman 411-412)
13
Modul Diklatpim Tingkat IV
Emosi Makna Konvensional vs Makna Kinerja Tinggi/High
Performance*).
KONVENSIONAL
KINERJA TINGGI
HIGH PERFORMANCE
14
Kecerdasan Emosional (KE)
Namun demikian kata emosi mengalami perspektif makna yang
berubah yang semula memiliki makna konsensional menjadi
sesuatu yang memiliki makna penting untuk meningakatkan
kinerja (high-performance).
Beberapa contoh perubahan perspektif tersebut adalah:
Lambang kelemahan
Lambang kekuatan
Tidak boleh ada dalam bisnis
Penting dalam bisnis
Apakah peranan emosi dalam tugas-tugas kita sehari-hari?
Harus dihindari
Emosi memicu semangat belajar
Membingungkan
Memperjelas
Emosi penting sebagai “energi pengaktif untuk nilai-nilai etika
protest.
Hams dipisahkan
Harus dipadukan
Menghindari orang yang
emosional
Mencari orang yang emosional
Hanya pikiran yang diperhatikan
Emosi harus didengar
Menggunakan Kata-kata tanpa
emosional
Menggunakan kata-kata emosi
Mengganggu penilaian yang baik
Penting untuk penilaian yang baik
Mengalihkan perhatian kita
Memotivasi kita
Tanda kerentaan
Membuat kita nyata-nyata hidup
Menghalangi atau memperlambat
penalaran
Mendorong atau mempercepat
penalaran
Menghalangi mekanisme kontrol
Membangun kepercayaan
Memperlemah sikap-sikap
yang sudah baku
Mengaktifkan nilai- nilai etika
Menghambat aliran data obyektif
Menyediakan informasi dan
umpan balik yang vital
Merumitkan perencanaan
manajemen
Memacu kreativitas dan
motivasi serta Inovasi
Mengurangi otoritas
Mendatangkan pengaruh
tanpa otoritas
Memperlambat pelaksanaan
pekerjaan
Memicu pelaksanaan pekerjaan
*) SUMBER: Executive EQ, Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan
organisasi, Robert K. Cooper, Ph. D., dan Ayman Sawaf, PT. Gramedia, Jakarta, 1997.
Misalnya kepercayaan integritas, empati, keuletan dan kredibilitas
serta untuk modal sosial, yang berupa kemampuan membangun
dan mempertahankan hubungan-hubungan profesional yang
menguntungkan dan didasarkan pada saling percaya.
Rober C. Solomon, Profesor filsafat, University of Texas
mengatakan bahwa “tanpa bimbingan emosi, penalaran
menjadi tak memiliki prinsip atau kekuatan”.
Emosi juga berfungsi untuk membangkitkan intuisi dan rasa
ingin tahu yang akan membantu mengatisipasi masa depan yang
tidak menentu dan merencanakan tindakan-tindakan.
KE/EQ juga berperan membantu IQ manakala kita perlu
memecahkan masalah-masalah penting, keputusan penting dan
memungkinkan untuk melakukan hal-hal tersebut dengan cara
yang istimewa dalam waktu yang singkat. KE/EQ yang diarahkan
secara konstruktif akan meningkatkan kinerja intelektual.
Modul Diklatpim Tingkat IV
15
B. Perbedaan Kecerdasan Emosional dengan
Kecerdasan Intelegensi
1.
IQ yang relative Permanen
Dalam seratus tahun terakhir ini, kita telah menyaksikan
memuncaknya kecerdasan akademik dan rasionalitas teknik.
Pendidikan dan pelatihan modern telah dibangun di atas sikap
mental berdasarkan logika dan analisis. Sebuah kurikulum
disusun berdasarkan gramatika, aritmatika, penalaran reduksionistik, analisis berdasar-kan rumus, dan memorisasi otomatis
atas sekumpulan fakta mutakhir. Kita berusaha menggunakan
kecerdasan tak aktif ini untuk mendandani diri sendiri menjadi
mahasiswa-mahasiswa yang sempurna dan profesionalprofesional yang tidak pernah menyimpang dari buku. Bukan
orang-orang yang praktis, adaptif, atau kreatif dan generatif.
Bukan orang-orang yang nyata melainkan orang-orang yang
tampak sempurna, dengan IQ dan prestasi tinggi, dan gaya
bicara terpelajar. Sosok demikianlah yang kita anggap sebagai
model. Sosok seperti itulah yang kita agung-agungkan. Dan
ternyata yang kita temukan, dengan sendirinya, ini bukan hal
yang paling penting dan ini tidaklah cukup.
Kita semua tahu dari pengalaman selama ini tentang orangorang yang berhasil di sekolah tetapi kemudian gagal dalam
hidup, begitu pula sebaliknya. Banyak orang-orang yang berhasil
dalam bisnis dan pemerintahan seperti misalanya Sir Winston
Churchill dan tidak memiliki catatan/track record akademik
yang cemerlang selama dalam kehidupan akademik.
Kita semua tahu ada orang yang kaya dengan pikiran yang sehat
dan kreativitas tetapi dikenal tidak berprestasi baik dalam uji-uji
akademik. Ini semua mengingatkan bahwa kecerdasan di sekolah
yang diperoleh secara akademik bukan segala-galanya.
Ada faktor perilaku lain yang sifatnya non-akademi yang perlu
dipertimbangkaan dalam hidup agar menjadi lebih seimbang.
16
Kecerdasan Emosional (KE)
Namun, banyak diantara kita tidak tahu tentang penemuan
bahwa IQ mungkin berhubungah dengan hanya 4 persen dari
keberhasilan di dunia nyata.
Dengan kata lain, lebih dari 90 persen keberhasilan mungkin
berhubungan dengan bentuk-bentuk kecerdasan lain yang
sekarang sedang ditemukan.
Seperti kecerdasan musik, kecerdasan spiritual, kecerdasan
fisik dsb yang sedang diteliti oleh Psikolog Howard Gardner
dari Harvard University.
Pikirkan yang berikut ini: Di sekitar kita, kendati ada revolusi
informasi dan dengan penduduk berpendidikan tinggi yang
banyaknya belum pernah tertandingi sepanjang sejarah,
hubungan antar manusia makin renggang, saling percaya
berkurang, pengacara makin laku, sinisme meningkat,
kebencian meluas, dan politik demokrasi telah berubah menjadi
semacam panggung sandiwara yang diresmikan.
Bersamaan dengan ituT banyak di antara kita sebagai PNS
merasa bekerja berlebihan tetapi tidak cukup dihargai dengan
sistem yang ada.
Dalam banyak kasus, kita seperti kehilangan kesadaran tentang
arah dan tujuan kita dalam pendirian kita sebagai pelayan
mayarakat. Atau semangat kreatif kita sebagai PNS telah
menyusut melihat perubahan sosial yang mendasar disekitar
kita. Atau kita tidak lagi dapat menemukan makna yang
sesungguhnya dalam kebanyakan kegiatan yang kita kerjakan
dalam membangun masa depan kita.
Voltaire menunjukan bahwa bagi bangsa Romawi kuno, sensus
communis (common sense) tidak hanya berarti akal sehat tetapi
juga kemanusiaan dan kepekaan, termasuk penggunaan perasaan.
hati, dan intuisi secara penuh. Dari kenyataan seperti ini diakui
bahwa memang benar bisnis ada hubungannya dengan kekuatan
fungsi otak.
Modul Diklatpim Tingkat IV
17
Akan tetapi untuk berpikir dengan baik, tepat dan untuk
keberlanjutan keberhasilan yang seimbang, kita harus belajar
untuk bersaing dan bekerjasama dengan memanfaatkan setiap
aspek kecerdasan kita, tidak hanya dengan yang bersumber
di kepala yang berada disebelah kiri.
Di samping itu, bukti neurologis terakhir seperti berbagai
penelitian Neuro Languange Programming (NLP) seperti
diungkapkan Dilts menunjukkan bahwa emosi adalah “bahan
bakar” yang tidak tergantikan bagi otak agar mampu
melakukan penalaran yang tinggi.
Coba anda renungkan pernyataan terakhir ini. Ketika seorang
penulis belajar di perguruan tinggi pasca sarjana dalam bidang
sains, saya diajari bahwa, rata-rata, seorang dewasa hanya
menggunakan 10 persen kecerdasannya selama ia hidup.
Bertahun-tahun kemudian, penulis tersebut mengetahui bahwa
perkiraan para ilmuwan ini telah diperbaiki rata-rata, seorang
dewasa mungkin menggunakan dengan sungguh-sungguh hanya
1/10.000 dari potensi kecerdasannya (dalam koneks IQ) selama
hidup. Pendek kata, kita mempunyai banyak sekali kemampuan
potensil yang belum kita gali, lebih banyak daripada yang umumnya
kita perhitungkan. Tiap orang dan organisasi yang sukses di seluruh
dunia telah menyadari banyaknya dimensi praktis dan kreatif pada
kecerdasan yang berada di luar kawasan IQ.
Dan, seperti yang ditegaskan oleh psikolog dari Universitas
Yale, Robert Stenberg, “Orang masih menghitung IQ,
namun IQ bukanlah yang terpenting. Kita tidak boleh
menyingkirkan fakta bahwa hal-hal yang paling penting
dalam hidup bukanlah kecerdasan tak aktif.” Jadi, ke mana
kita harus berpaling dalam situasi ketidak pastian seperti ini?
Salah satunya adalah mencermati perkembangan dimensi
kecerdasan emosional dalam konteks perkembangan falsafah
agama dan peradaban yang sedang berkembang di Indonesia
dan dunia saat ini.
18
Kecerdasan Emosional (KE)
2.
Pengembangan KE/ EQ adalah usaha seumur hidup
Kita mengenal istilah belajar seumur hidup’ “Long life
learning” yang dilancarkan oleh Unesco beberapa dekade
yang lampau yang masih relevan untuk dilanjutkan sampai kini.
Jika kekuatan yang mendorong perkembangan kecerdasan
dalam dunia usaha pada abad 20 adalah IQ, maka berdasarkan
bukti-bukti yang makin banyak dipenghujung abad 21 yang lebih
banyak berperan adalah KE/EQ dan bentuk-bentuk
kecerdasan praktis serta kreatif yang terkait dengan “action
Science” dan “Actionable Learning” yang dikembangkan
oleh Prof. Rag Raven dan Prof. Lewis Mumford.
Meskipun zaman yang baru berlalu lebih banyak didominasi
oleh IQ dan kefokus pada penggunaan model matematis yang
memperlakukan segala sesuatu seolah sebagai benda mati dapat
dianalisis, ada tanda-tanda bahwa model yang baru muncul
untuk berorganisasi akan lebih didasarkan pada prinsip-prinsip
KE/EQ dan sistem biologis-psikologi dan sosio kultural.
Sejalan dengan itu, model belajar tersebut akan memperlakukan
orang, pasar, yayasan dan organisasi sebagai sesuatu yang unik
dan hidup, generatif dan interaktif, dan memiliki kemampuan
bawaan untuk berubah, belajar, tumbuh, membangkitkan inspirasi,
kreatif, melakukan sinergi dan bertransformasi sebagai suatu
proses yang memberada (being). Proses memberadanya
manusia dalam keseluruhan proses pembangunan manusia
secara utuh seperti ini yang sedang mengalami perubahan secara
mendasar dalam era reformasi sekarang ini.
Di banyak tempat kerja dilingkungan PNS, orang-orang yang
berbakat dan produktif kerap dirugikan oleh kesenjangankesenjangan dalam kecerdasan emosional baik dalam diri
mereka sendiri, atasan-atasan mereka serta pada orang-orang
lain disekitar mereka ini tercermin dalam berbagai
kebijaksanaan dimasa lalu yang sifatnya represif.
Modul Diklatpim Tingkat IV
19
Pengembangan KE/EQ sangat berbeda dengan IQ yang
umumnya hampir tidak berubah selama kita hidup KE/EQ dapat
dipelajari kapan saja, tidak peduli orang yang tidak peka, pemalu,
pemarah, kikuk, atau sulit bergaul dengan orang lain, dengan
motivasi dan usaha yang benar kita dapat mempelajari dan
menguasai kecakapan emosi.
C. Latihan
Kecerdasan Emosional (KE)
BAB III
MEMBANGUN KEMBALI DINDING
DALAM DIRI
Setelah membaca Bab ini, peserta diharapkan mampu
memahami tipe-tipe kecrdasan emosional, peranan
kecerdasan emosional serta ciri/gaya emosional
Identifikasi dan kenali emosi Anda pada setiap kegiatan yang Anda
temui di tempat kerja.
Lakukan pengelompokkan atas emosi yang anda miliki kedalam
golongan emosi yang Anda ketahui.
D. Rangkuman
¾
Kecerdasan emosional yang merupakan salah satu bagian dari
kecerdasan-kecerdasan lainnya membuat kita untuk belajar
mengakui dan menghargai perasaan pada diri kita dan perasaan
orang lain.
¾
Kemampuan untuk menanggapi secara tepat atas situasi baru
dalam kehidupan pekerjaan sehari-hari yang komplek
merupakan wujud keberhasilan dalam mengimplementasikan
kecerdasan emosional.
A. Tipe-tipe Kecerdasan Emosional
Stoltz dengan dasar teorinya tentang “Adversity Qoutient”
membedakan manusia dalam memecahkan persolan yang dihadapi
kedalam tipe Quiter, Camper, Climber.
Tak ada orang sukses tanpa mengalami kegagalan dan perjuangan.
Ciri orang gagal selalu berhenti pada saat ia mengalami hambatan
dan kesulitan, sedangkan ciri orang sukses tidak akan berhenti pada
saat ia belum berhasil. Bagi orang yang sukses, kegagalan adalah
sebuah keberhasilan yang tertunda. Thomas Edison mengalami
kegagalan 10.000 kali sebelum berhasil membuat lampu pijar.
Sedangkan Rasulullah pun mengalami serta melalui berbagai
masalah yang sangat berat sebelum Islam mendunia. Kegagalan
harus diterima sebagai sebuah upaya pembelajaran yang membuat
anda menemukan sebuah pemikiran, penyempurnaan, metode dan
tujuan yang lebih jelas. Kegagalan juga dapat diumpamakan sebagai
sebuah batu intan yang belum digosok, semakin sering gagal maka
makin sering digosok dan akan makin bersinar batu intan tersebut.
Kegagalan akan menghapus kebiasaan buruk; menghancurkan
kesombongan; sehingga menciptakan sikap rendah hati; dan akan
20
Modul Diklatpim Tingkat IV
21
meningkatkan kecerdasan emosi anda melalui sikap terbuka dan
persistent (keras hati, gigih) dan merupakan ujian/cobaan akan
menghasilkan mental yang membaja (tangguh). Kita butuh kegagalan
untuk menyempurnakan sikap dan mental kita. Kegagalan ada 2
(dua) macam, yaitu:
¾ Kegagalan proses disebabkan karena ilmu pengetahuan kita
terbatas, dan akibat kesalahan teknis yang kita buat.
¾ Kegagalan suara hati adalah sesuatu hal yang paling membahaya
kan dan sangat mematikan, karena dorongan suara hati telah
tertutup, akibatnya tidak ada lagi energi pendorong yang akan
membuat diri kita bangkit kembali. Orang yang beriman dan
memiliki ketangguhan pribadi, tidak akan mengalami hal itu.
Adversity Quotient (AQ) adalah “kecerdasan yang dimiliki
seseorang dalam mengatasi kesulitan dan sanggup bertahan
hidup” Paul G. Stolz, dalam Ary Ginanjar Agustian, (2004).
Dengan Adversity Quotient (AQ) seseorang bagai diukur
kemampuannya dalam mengatasi setiap persoalan hidup untuk tidak
berputus asa.
Adversity Quotient (AQ) Membedakan Kemampuan Manusia di
dalam Mengatasi Masalah.
Adapun tipe dan ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1. Quitters
Tipe : pribadi yang selalu menghindar dari persoalan karena
tidak merasa mau/mampu mengatasi persoalan.
Ciri : minimal drive, kualitas rendah, mengambil resiko sedikit,
kurang kreatif, menghindari tantangan/masalah.
2. Campers
Tipe : pribadi yang selalu ingin dalam suasana aman, selalu
ingin segera keluar dari ketegangan sebagai
konsekuensi proses pencapaian tujuan.
Ciri : ada inisiatif, ada drive, ada usaha, melakukan hanya
yang diperlukan.
22
Kecerdasan Emosional (KE)
3. Climbers
Tipe : pribadi yang selalu ingin mendaki untuk mencapai
puncak, dengan mengerahkan segenap potensi dirinya
yang mampu diaktualisasikan.
Ciri : ingin selalu melakukan perbaikan, terus berkembang
dan memberikan kontribusi, bekerja dengan visi,
pemimpin yang baik, membuat sesuatu terjadi.
Untuk menjadi tipe Climber memerlukan pola kerja berikut:
a. Just Do It (kerjakan sekarang) dengan mentalitas: fokus,
disiplin, tekun, peduli, manfaat, gembira, semangat, kegairahan;
b. Berani keluar dari “zona kenyamanan”;
c. Meningkatkan ketekunan (tidak mudah putus asa/ optimis);
d. Tidak takut gagal;
e. Tidak takut penilaian.
B. Peranan Kecerdasan Emosional
KE/EQ berperan sebagai mesin giling/prime mover kecerdasan
manusia secara utuh karena berkait dengan integritas dan keunggulan
pribadi seorang pemimpin yang harus dikembangkan sejak dini dalam
lingkungan keluarga, sekolah dan tempat kerja secara menyeluruh
dan berkesinambungan.
1. Integritas Kepemimpinan
Aspek integritas kepribadian ini selalu menjadi aspek yang paling
kritis dalam pengembangan kemampuan kepemimpinan.
Seorang pemimpin dalam masyarakat kita sekarang ini sedang
membangun dan melakukan reformasi secara menyeluruh masih
merupakan model atau panutan. Integritas seorang pemimpin
dalam konteks membangun masyarakat madani “Civil Society”
dengan jumlah PNS yang + jumlahnya 4 juta dari jumlah
penduduk + 230 juta sangat menentukan untuk dapat keluar dari
krisis multidimensi sekarang ini.
Modul Diklatpim Tingkat IV
23
2. Pribadi Yang Unggul
Daya saing kita sebagai bangsa atau aparatur yang hidup ditentukan
oleh ketiga unsur dalam daya saing: Pertama kemampuan seorang
pemimpin melihat kecenderungan/trend berbagai perubahan dalam
lingkungan stratejik eksternal maupun lingkungan stratejik internal.
Kedua kemampuan seorang pemimpin untuk melakukan inovasi
terutama inovasi perilaku dalam organisasi agar transformasi dari
nilai dalam paradigma lama kearah paradigma baru dapat terjadi
dan Ketiga adalah mempupuk sifat keunggulan/Exellence pada
tingkat perorangan, kelompok maupun organisasi dapat dipupuk dan
dikembangkan secara berkelanjutan. Pribadi seorang PNS yang
dipercaya untuk menduduki jenjang kepemimpinan tertentu dalam
struktur kepemimpinan.
Administrasi Publik adalah sosok pribadi yang unggul/ Exellence
dalam meningkatkan daya saing organisasinya untuk keluar dari
keterpurukan dewasa ini. Tekad dan semangat ini yang dituju
dengan latihan ini.
C. Ciri-ciri/Gaya Emosional yang sesuai
1. Berpikir serba Sistem
Cara berpikir sistem menurut Prof. Jay Forester dari MIT sebagai
bangunan kurikulum mulai diajarkan di tingkat Taman kanakkanak di Amerika Serikat.
Dalam tatanan kurikulum kita berpikir sistem baru diajarkan
diperguruan tinggi atau kursus-kursus untuk para eksekutif bisnis
swasta.
Dapat dipahami mengapa dalam memecahkan masalah kita
sehari-hari baik dan kita cenderung berpikir linear dan menerabas
“Quick-fix” tanpa berpikir jauh yang melibatkan aspek perasan
dan emosi dari para stakeholder serta konsumen kita.
24
Kecerdasan Emosional (KE)
Beberapa sekolah Internasional di Jakarta dalam rangka
mengembangkan kemampuan berpikir reflektif para guru selalu
menanyakan pada murid-muridnya untuk berani menceritakan
apa yang dilihat dan dialami selama libur/weekend. Guru
memberikan komentar sesuai dengan tingkat perkembangan
mental emosionalnya untuk melatih berpikir sistem dengan cara
yang sederhana dan menyenangkan karena pada hakekatnya
setia orang senang mendengarkan atau mengungkapkan
penglaman hidupnya dalam bentuk cerita/stories. Mengapa sifat
dasar manusia ini tidak dijadikan sebagai pengungkit dalam
merekayasa perubahan perilaku?
Meskipun dapat dikatakan agak terlambat dalam kajian
paradigma didalam Diklat Pim II dan Diklat Pim I diminta para
peserta membiasakan berpikir sistem dengan melatih membuat
Jurnal pembelajaran secara teratur serta memecahkan masalah
Administrasi Publik dengan menggunakan kasus yang memberikan pelajaran secara eksperiential/”Vicarous learning”. Dalam
pelatihan outbound latihan membuat jurnal inipun dikembangkan
sehingga kemampuan refleksi peserta untuk membaca pesan
dari alam dapat ditingkatkan untuk meningkatkan kecerdasannya
secara menyeluruh.
2. Efektif dan efisien dalam menggunakan energi pribadi.
Para jenius termasuk Albert Einstein baru mempergunakan + 1015% dari seluruh potensinya/kecerdasannya. Jenius 99% adalah
kerja keras/action/tindakan nyata. Satunya kata dengan perbuatan.
Termasuk para peserta Diklat sekarang ini. Mengapa dapat terjadi
pemborosan energi manusia seperti ini sebagian karena
perkembangan pribadi dibelenggu oleh berbagai hambatan mental
berupa tidak dipahaminya secara tepat esensi, prinsip serta
praktek kecerdasan emosional seperti dibahas dalam modul ini.
Modul Diklatpim Tingkat IV
25
3. Mampu memecahkan berbagai masalah.
Seorang pemimpin dengan peran barunya sebagai guru/fasilitator,
pengembangan sistem dan pengguna alat yang disebut berpikir
sistem/Systems Thinking diharapkan mampu secara efisien dan
efektif memecahkan berbagai masalah dalam lingkup Administrasi Publik baik pada tingkat perorangan, tingkat kelompok, tingkat
organisasi maupun tingkat masyarakat secara keseluruhan.
Inilah inti dari membangun peradaban baru yang berlandaskan
filsafat, agama yang kita anut. Reformasi Administrasi Publik
menjadi nyata dan aktual dengan memulai melakukan
pengelolaan secara amanah/reinventing the government
manajemen melalui pembelajaran organisasi “Organizational
Learning”.
Karena paradigma belajar sebagai “behavioral paradigm”
adalah merupakan pengungkit/leverage untuk merubah aspek
perubahan struktural yang lain.
C. Latihan
Diskusikan dalam kelompok kecil untuk mrmbahas perbedaan tipetipe kelompok dan saling memberi masukan yang membangun untukj
memperkaya pamahaman tentang tipe, peranan dan gaya emosional
masing-masing peserta.
E. Rangkuman
Adversty Qoutient (AQ) merupakan kecerdasan yang dimiliki
seseorang dalam mengatasi kesulitan dan kesanggupan untuk
bertahan hidup.
26
Kecerdasan Emosional (KE)
Dari Adversty Qoutient (AQ) seseorang dapat diukur kemampuannya dalam mengatasi setiap persoalan hidup untuk tidak berputus asa.
Kecerdasan emosional pada dasarnya dapat berperan sebagai mesin
giling kecerdasan manusia secara utuh sebagai pemimpin yang harus
dikembangkan sejak dini dalam lingkungan keluarga, sekolah, tempat
kerja secara berkesinambungan.
Gaya emosional yang sesuai ditandai dengan cara berfikir serba
sistem, penggunaan energi secara efektif dan efisien serta
kemampuan dalam memecahkan berbagai masalah.
Modul Diklatpim Tingkat IV
Kecerdasan Emosional (KE)
28
BAB IV
STRATEGI KECERDASAN EMOSIONAL
DALAM ASPEK KONSENSUS DAN KONFLIK
Hal ini sepintas mungkin terdengar seperti suatu prosedur yang
panjang dan preskriptif, namun anda dapat menjadi sangat ahli
melakukan secara cepat dengan menggunakan lima langkah strategi
menanggapi sebagai berikut:
1. Santai/rileks
Setelah membaca Bab ini, peserta diharapkan memahami langkah
strategi menanggapi pengelolaan dan pengendalian diri,
pengorganisasian diri, proses pengendalian diri, serta dampak
kepribadian terhadap kecerdasan emosional
A. Lima Langkah Strategi Menanggapi Pengelolaan
Serta Pengendalian Diri.
Dalam tahun-tahun yang menyertai terjadinya krisis ekonomi dan
krisis multidmensi yang terjadi sejak bulan Juli 1997 masyarakat kita
banyak mengalami berbagai bentuk konflik baik konflik yang sifatnya
horizontal maupun konflik vertikal yang secara keseluruhan berkaitan
dengan bekerjanya emosi manusia. Kaitannya berbagai kejadian/
peristiwa krisis tersebut dengan kecerdasan emosi pada tingkat
perorangan/tingkat kelompok maupun organisasi sangat erat dan
kompleks dan dinamis. Aparat penyelenggara pemerintah seolah tidak
memiliki ketrampilan serta strategi untuk menghadapi gejolak emosi
massa pada saat terjadinya berbagai bentuk unjuk rasa dan amuk
massa yang dilakukan oleh sekelompok warga masyarakat yang
berunjuk rasa. Keadaan yang dilematis itu sering disebut sebagai suatu
pancaroba atau “Chaos”.
Kemampuan untuk mengenali perasaan dalam diri serta mengakui dari
mana asalnya perasan sekaligus menentu kan keabsahan sangat diperlukan
dalam menyusun rencana strategis bagaimana harus menghadapinya.
27
Kita sering mendengar pernyataan “4 S”: Saat berhadapan
dengan seseorang atau sekelompok orang yang menggangu
adalah penting untuk mengenali bahwa dalam menghadapi stres
tubuh menanggapinya sesuai dengan tanggapan emosional.
Bayangkan kalau anda diminta berbicara di hadapan banyak orang
tanpa sempat mempersiapkan lebih dahulu.
Bagi beberapa orang yang sudah terbiasa melakukannya,
berbicara di depan umum ini mudah saja, namun bagi kebanyakan
di antara kita tidak mengenakkan.
Istilahnya demam panggung/stage fear Suara dalam diri anda
mengatakan, “aku tidak siap... aku akan kelihatan bodoh... apa
yang harus aku katakan... oh tidak, mengapa ini terjadi padaku....”
Hal ini akan memicu tubuh anda menanggapi secara fisik.
Pernapasan dapat menjadi pendek, juga akan merasa telapak
tangan menjadi basah dan mungkin bahkan gemetar, dan khawatir
bahwa anda mungkin akan tersenyum kalau menggerakkan mulut
dengan mendadak. Ini juga terjadi pada saat penuh bahaya dan
saat berhadapan dengan orang yang dengan suatu cara
mengendalikan emosi anda.
Karena kita semua menanggapi rangsangan negatif dalam berbagai
cara, cara terbaik memulainya adalah dengan bersikap santai. Ambil
napas panjang melalui hidung, tahan sejenak, dan biarkan keluar
perlahan melalui mulut. Ini dapat dilakukan dengan cepat dan tidak
diketahui. Teknik membuat tubuh menjadi santai lainnya adalah
dengan mengatakan kepada diri sendiri, “aku dapat menguasai
Modul Diklatpim Tingkat IV
29
orang ini (keadaan ini), aku orang yang cemerlang dan kuat,
dan aku harus santai dan tidak membiarkan diriku menjadi
gugup”. Dengan memberanikan diri, anda akan mulai merasa
lebih tenang dan tubuh akan merasa mulai santai.
2. Kenali Emosi Anda
Banyak diantara kita yang tidak mengenal bagaiamana emosi
kita sebagai seorang pejabat/karyawan yang bertugas dalam
menjalankan tugas sehari-hari dalam bidang pelayanan
masyarakat. Satu cara kita salah mengelola diri dengan mengenal
emosi adalah dengan tidak mengenali alasan yang mendasari
mengapa merasa seperti itu. Kita biasanya dapat mengenali saat
merasa marah, terluka, atau takut. Emosi ini bermanfaat
memperkuat tanggapan kita terhadap dunia luar namun tidak
perlu harus membantu menghadapinya. Untuk mengetahui
bagaimana memecahkan masalah emosi dalam diri sendiri dalam
memberikan pelayanan pada publik, lebih dahulu memahami
mengapa merasa seperti itu.
3. Mengendalikan Diri
Pengendalian diri adalah hasil perpaduan :
a. Karakter atau watak (diwakili oleh prinsip dan nilai);
b. Paradigma (cara kita memandang/melihat dunia). Paradigma
menurut Prof. DR. Mustopadidjaja AR, SE, MPIA adalah:
Teori dasar atau cara pandang yang fundamental, dilandasi
nilai-nilai tertentu, dan berisikan teori pokok, konsep dan
asumsi metodologi atau cara pendekatan yang dapat
dipergunakan para teoritisi dan praktisi dalam menanggapi
sesuatu permasalahan baik dalam pengembangan ilmu
maupun dalam upaya pemecahan permasalahan bagi
kemajuan hidup dan kehidupan kemanusiaan”;
Kecerdasan Emosional (KE)
30
Kematangan emosional yang dibahas dalam modul ini
berhubungan erat dengan kemampuan untuk mendeteksi
adanya kelumpuhan belajar (Learning disabilities) yang pada
hakekatnya adalah juga merupakan kelumpuhan paradigma
(Paradigm paralysis) atau sering juga disebut sebagai
hambatan mental “mental block” yang menjadikan hidup kita
tidak kreatif dan inovative.
c. Kesadaran diri yang memungkinkan kita memeriksa
pemikiran kita sendiri dan cara kita memandang diri sendiri
dan orang lain (emosi);
d. Kreativitas dan imajinasi adalah kemampuan untuk
membayangkan berbagai cara melihat sesuatu secara baru;
e. Keinsyafan atau kesadaran (yang membedakan mana yang
benar dan mana yang salah berdasarkan kaidah etika yang
berlaku).
4. Bersikaplah Sungguh-sungguh
Kesabaran dan kesungguhan. Sekali memutuskan untuk
menghadapi suatu masalah yang sifatnya emosional, adalah
penting menentukan lebih dulu bagaimana tanggapan kita. Begitu
seringnya kita memutuskan suatu arah tindakan yang tidak dapat
dilanjutkan terus karena kita berpikir linear. Apakah membatalkan
atau membiarkan rasa takut mencegah kita mengatakan dan
melakukan apa yang kita ketahui benar.
Sebagai contoh perhatikan critical incidense sbb: Misalnya,
“kalau aku tidak bersungguh-sungguh membiarkan wanita di toko
grosir mengetahui bahwa aku tidak mau ikut-ikutan bergunjing,
aku akan dihadapkan dengan keadaan yang sama berulang kali”.
Sebelum bertemu, aku tidak berhadapan langsung dengannya,
aku akan tersenyum dan tidak mengatakan apa pun kecuali
menjawab komentar atau keluhannya pada suamiku sepanjang
Modul Diklatpim Tingkat IV
31
minggu yang membuatnya menjadi gila. Akhirnya, aku perlu
bersikap sungguh-sungguh. Cara anda mendekati seseorang sama
pentingnya dengan apa yang anda katakan. Memberikan pesan
campuran (mix message) menjadi tidak produktif terhadap apa
yang perlu dicapai. Kalau anda mengatakan sesuatu tanpa
bersikap sungguh-sungguh, dan tanpa mempertimbangkan
kehormatan orang lain maka andalah yang pertama menjadi
sasaran kontroversi. Pendapat sinis atau kejam tidak pernah
memecahkan masalah, namun justru sebaliknya lebih
menguatkan.
Tidak peduli seberapa jujur dan terus terangnya anda, ada
beberapa orang yang menolak tanggapan anda, atau menggunakan kesantunan anda melawan anda sendiri. Orang-orang ini
curang dalam hasrat memahami masalah orang lain, dan kalau
menanyakan apa yang telah mereka perbuat terhadap anda, dan
anda mengatakan secara terbuka, mereka mencoba dan
membuat anda merasa bersalah dengan mengatakan seperti:
“anda sih selalu peka”, “bagaimana anda dapat berkata
seperti itu?” atau “kalau saja anda bertindak lain, aku akan
menanggapi dalam cara yang lebih positif.” Kebanyakan,
kalau orang lain tidak bertanggungjawab atas kelakuannya sendiri,
biasanya mereka lebih suka anda mengaku bersalah dan
mengubah pendapat. Mereka melihatnya sebagai suatu cara
menyingkirkan perasaan anda sendiri. Mungkin di waktu yang
lain orang tidak mau bekerja bersama anda untuk memecahkan
suatu masalah. Hal ini menjadi tidak mungkin mengakui
pandangan lain. Dalam keadaan ini adalah tepat mempertahankan
keputusan dan bersikap tetap, tegas, dan terkendali.
5. Merasa Positif
Saat harus menghadapi seseorang atau sesuatu yang menjadi
masalah kadang kita metakukannya dengan cara yang negatif
32
Kecerdasan Emosional (KE)
atau menakutkan. Dalam memecahkan dilema, kita dapat
melakukannya dengan semangat juang, sikap menghancurkan,
atau kita benci harus menghadapi pertentangan ini. Berhadapan
dengan situasi yang tidak menyenangkan adalah bagian dari
kenyataan hidup. Sukar menjalani masa yang panjang tanpa
terlibat pada keadaan yang membuat kita putus asa. Bersikap
positif berarti bahwa anda melihat kemungkinan sama-sama
menang dan suatu peluang untuk memudahkan pemecahannya.
Kita harus belajar mempertahankan sikap optimisme, menghargai
kemampuan kita, dan membantu orang lain mewujudkan
kemampuan mereka.
Kalau yakin akan kekuatan dan kekuasaan kita, hal ini hendaknya
membuat kita bebas bersikap dan bersedia bekerja bersama
orang lain. Bersikap positif hendaknya menjadi pelengkap untuk
bersikap realistis. Kalau anda menemukan sesuatu berada di
luar kendali anda atau seseorang yang tidak menyukai apa yang
anda coba lakukan secara berbeda, tetaplah bersikap positif untuk
tidak memasukkannya dalam hati. Mereka berhak tidak saat
menghadapi kekurangan, kekacauan, atau ketidakpastian kita
memiliki alat dalam diri yang dapat membantu kita menghadapi
keadaan. Sumber daya ini dapat mempertajam fokus dan
mengarahkan kembali tanggapan kita sehingga dapat menjadi
benar dan sesuai dengan apa yang kita benar-benar rasakan.
Untuk mencapai hal ini, lebih dahulu harus mengetahui bahwa
aiat ini anda menyukai dan anda juga berhak untuk tidak membiarkan hal ini mempengaruhi anda. Orang yang positif mengatakan,
“mari lakukan itu, kita dapat, aku akan, aku mengerti, aku
bertanggung jawab atas tindakanku, aku akan berubah dan
aku tahu ada cara yang lebih baik.”
Sebaliknya, orang negatif akan berkata: “kita tidak dapat melakukan itu, aku tidak dapat, anda tidak paham, itu bukan tanggung
jawabku, aku tidak melihat perlunya berubah, tidak ada cara lain”.
Modul Diklatpim Tingkat IV
33
Semangat bersifat menular, begitu juga pesimisme, namun hanya
satu yang membawa kemajuan.
Falsafah pengelolaan diri hanyalah untuk mengetahui siapakah
anda, apa yang anda rasakan, apa yang anda pertahankan, dan
bagaimana ingin memperlakukan diri anda sendiri. Pengelolaan
diri tidak berarti bahwa anda bukan diri anda sendiri, atau bahwa
anda bersikap dingin atau menjadi robot yang terkendalikan. Ini
tidak berarti memiliki proses pemikiran sendiri, memilih cara yang
diinginkan dalam berpikir dan merasakan. Hal ini membuat halhal yang tidak penting menjadi kurang penting, dan memberi
kebijaksanaan memilih apa yang sungguh bermanfaat bagi anda
dari apa yang tidak. Pengelolaan diri adalah jembatan positif
antara emosi dan logika. Kalau tidak mengelola diri sendiri, ide,
pandangan, atau tinjauan apa saja dapat mengakibatkan anda
tidak menentu secara emosional, dan bertabiat menjengkelkan
atau perilaku yang tidak bermanfaat. Inilah sebabnya beberapa
orang menghabiskan banyak waktu untuk meminta maaf atas
apa yang mereka katakan atau telah dilakukan. Pengelolaan diri
sebagai salah satu bentu disiplin Personal mastery mewujudkan
mekanisme penyaringan untuk menangani semua rangsangan
yang kita terima. Ia mengelola apa yang dimasukan dalam diri,
dan bagaimana menyampaikan informasinya. Kita juga memiliki
sistem penapisan yang setelah memasukan suatu masalah atau
tanggapan, merasakannya, menghadapi, dan kemudian membiarkannya berlalu. Terlalu banyak masukan yang tidak perlu
dapat membutakan inti dalam diri kita dan membuatnya lebih
sukar untuk mencapai sifat produktif bagi keberhasilan pribadi.
Kecerdasan Emosional (KE)
34
B. Alat Pengorganisasian Dalam Diri.
Saat menghadapi kekurangan, kekacauan, dan ketidakpastian kita
memiliki alat dalam diri yang dapat membantu kita menghadapi
keadaan. Sumber daya ini dapat mempertajam fokus dan mengarahkan kembali tanggapan kita sehingga dapat menjadi benar dan sesuai
dengan apa yang kita benar-benar rasakan. Untuk mencapai hal
ini, lebih dahulu harus mengetahui bahwa alat ini ada, dapat bekerja
sesuai perintah, dan kapan saat paling baik untuk menggunakannya.
Alat dalam diri diorganisasikan dalam empat golongan besar:
1. Intuisi
Ini kebijaksanaan dan penglihatan dalam diri kita sendiri. Ingat
saat seseorang meminta anda melakukan sesuatu dalam diri anda
mengatakan kepada anda untuk tidak mengabulkan. Mereka
yang mendengarkan suara dalam diri mereka dapat menyelamatkan diri dari suatu situasi yang negatif. Bagi yang lain hal ini
dapat mengakibatkan suatu pengalaman yang tidak mengenakan.
Dengan mendengarkan kebijaksanaan dalam diri, bimbingan ibu
atau suara batin, kita mengakui intuisi yang dibawa sejak lahir.
Pernahkah anda mendengar seseorang berkata: “sesuatu di
dalam telah mengingatkanku tentang ini (atau jangan
melakukan itu)”? Dengarkan dan tanggapilah dengan sabar.
Suara batin yang anda dengar untuk diri anda bagaikan saran
yang baik yang anda berikan untuk orang lain atau nasihat
berguna yang anda sampaikan ke seseorang yang anda kasihi.
Akan bermanfaat, kalau kita gunakan.
2. Logika dan analisa adalah kemampuan melihat gambaran
masalah secara keseluruhan, menguraikan menjadi bagianbagiannya dan dari sana kita mampu memecahkan suatu masalah.
Seringkali kita hanya memperhatikan sedikit informasi dalam
menyelesaikan suatu masalah, bagaikan menggigit sepotong roti
Modul Diklatpim Tingkat IV
35
dan bergegas ketempat kerja. Kita memiliki kemampuan dalam
diri untuk memikirkan masalah dan menganalisa bagianbagiannya sehingga dapat mengambil kesimpulan secara logis.
Beberapa orang dapat lebih baik dalam melakukan hal ini daripada
orang lainnya. Mereka menyempatkan diri dan menggunakan
energi untuk menggunakan proses meneliti secara menyeluruh
dan kemudian menggabungkan bagian-bagiannya. Beberapa dari
kita cenderung melakukan generalisasi, bentuk umum
(stereotipe), perlambang, dan petunjuk satu dimensi lain untuk
membuat anggapan/asumsi. Penyidik dalam diri kita tersembunyi
kalau kita dihadapkan dengan keharusan mengambil keputusan
dengan jalan mengandalkan orang lain, atau beralih kepada
pemecahan kilat lainnya yang tidak memiliki kaitan nyata. Bakat
logika dan analisa (Logical Analysis) merupakan salah satu yang
perlu dikembangkan, dibina dan didorong sejak kita kecil.
Tidakkah ironis bahwa banyak diantara kita memiliki ketrampilan
ini namun hanya menyalakan dan mematikannya seperti sebuah
keran air? Kita menggunakannya dalam tatanan profesional atau
saat membantu orang lain, namun kalau memerlukannya dalam
tatanan sosial, atau pribadi kita membiarkannya tertidur.
Ketrampilan melihat keseluruhan dan bagian-bagian gabungannya
merupakan proses yang dapat kita manfaatkan dalam setiap
situasi kehidupan. Pria dalam kisah di atas yang melihat istrinya
makan siang bersama orang lain tidak menggunakannya, juga
orang lain yang mengalami masalah pribadi dan karier seringkali
melupakannya. Pengambilan keputusan dalam proses Logical
Analysis meliputi tiga langkah:
¾ Melihat seluruh rangkaian kartu. Kalau kita diharapkan
bermain kartu adalah bijak untuk mengetahui lebih dahulu
apakah kita bermain dalam satu rangkaian kartu secara penuh,
kartu apa yang kita pegang, dan kartu apa yang berada di
36
Kecerdasan Emosional (KE)
tangan orang lain. Dengan mengetahui hal ini kita akan berada
dalam posisi yang lebih baik, sehingga dapat menganalisa jenis
permainan yang dimainkan orang lain dan mengetahui kartu
yang diperlukan untuk melakukan penawaran (call) yang
tepat. Kadang kita mungkin untuk mengetahui seluruh rangkaian
kartu dan kita harus mengandalkan ada intuisi serta ketrampilan
kita untuk mengambil keputusan yang tepat, dan kadang bisa
saja tidak berhasil. Hal penting yang harus diingat adalah bahwa
pengetahuan “knowledge” merupakan kekuatan, dan kekuatan
hendaknya menjadi peluang untuk melakukan apa yang benar.
¾ Mengelompokan informasi yang anda peroleh/terima. Saat
data mulai membanjir anda perlu kelompokkan kemudian
pisahkan apa yang paling diperlukan dan apa yang menjadi
kurang penting. Misalnya, gunakan kelompok, fakta, fiksi,
penting, tidak penting, perlu dipertimbangkan, dan diperlukan
sebagai dasar. Lalu memilih kelompok prioritas, dan
memutuskan bagaimana mengatasi masalahnya dan
kemungkinan hasilnya. Lanjutkan dalam porsi yang tepat. Ini
akan memberi peluang untuk memikirkan masalahnya dan
mendalami rincian yang tidak penting dalam membentuk
posisi masalah.
¾ Memahami iklim lingkungannya. Begitu informasi
dikelompokan dan disusun, adalah penting sekarang untuk
mengetahui latar belakang yang akan anda gunakan
mengambil keputusan atau melakukan tindakan. Rencana
yang disusun dengan rapi dapat menjadi berantakan kalau
anda lupa mengetahui dengan siapa berhadapan, kerumitan
politik yang anda hadapi, dan atmosfir umum dan suatu situasi
atau kejadian. Memberikan ceramah tentang bahaya merokok
tidak akan produktif kecuali anda menguasai pandangan ini
dan uraiannya juga memperhitungkan hal ini.
Modul Diklatpim Tingkat IV
37
3. Imajinasi dan Kreativitas maupun inovasi memberi kita jalan
untuk mencari cara yang lebih baik dalam memecahkan suatu
masalah atau membangun kehidupan yang lebih baik bagi diri
sendiri dan orang lain. Salah satu alat dalam diri yang paling
merangsang dan menarik adalah kemampuan seseorang
menggunakan imajinasi untuk membuat gambaran dari apa yang
kita lihat bagi diri sendiri dan bagi dunia, dan untuk mampu
melangkah sedekat mungkin untuk mewujudkan gambaran itu.
Tanpa kemampuan imajinasi ini hanya berfungsi seperti yang
sudah kita alami, membatasi kepada pandangan yang lebih sempit
tentang kehidupan yang penuh perbedaan dan keunikan.
Imajinasi sebagai kemampuan memberi peluang untuk mengubah
situasi menjadi inovasi yang penting dan dapat diolah bagi kebaikan
umat manusia atau kehidupan kita sendiri. Apa pun yang baik
dan buruk, sumber awalnya adalah imajinasi kita sendiri.
Kalau anda tidak pernah membayangkan diri anda berpendidikan,
atau sebagai pemimpin, maka peluang anda untuk menjadi atau
mengambil manfaat dari posisi itu akan berkurang. Imajinasi juga
dapat menjadi mekanisme yang membantu menghadapi kesepian,
kebosanan, situasi yang buruk, ketidakbahagiaan. Untuk tahanan
perang atau orang yang dipenjara, imajinasi merupakan suatu
pelepasan dari kecemasan karena keadaan atau lingkungan
tertentu. Hal ini memungkinkan kita menciptakan suatu tempat
di mana dapat menjumpai kedamaian dan membiarkan kita
mengharapkan diri kita seperti apa yang kita inginkan. Kreativitas
kita adalah suatu perluasan dari imajinasi dan dapat digunakan
untuk memfokuskan cara untuk memperoleh visi kita atau
menemukan jalan untuk mengembangkan perspektif baru dan
segar dalam memecahkan masalah lama yang membebani.
Hal ini memunculkan keaslian dan bakat kita untuk
mengembangkan sesuatu yang unik dan yang menyatakan
ekspresi diri kita.
38
Kecerdasan Emosional (KE)
4. Emosi Ini merujuk pada perasaan dan pemikiran khususnya,
keadaan psikologis dan biologis, dan serangkaian kecenderungan
bertindak. Semua ini merupakan tanggapan sadar kita terhadap
hal-hal yang terjadi pada kita. Emosi dapat berlaku sebagai
pengingat bahwa kita adalah anggota alam semesta yang dapat
mencintai, memperhatikan dan merasakan. Hal ini memungkinkan
kita untuk mengungkapkan diri kita selama kita menjalani
pengalaman hidup. Emosi dapat menjadi positif atau menjadi
negatif tergantung pada pemahaman akan suasana hati, tabiat,
dan isyarat yang mengharuskan kita bertindak. isyarat emosional
mencakup marah, sedih, takut, empati, benci, senang, bangga,
kenikmatan, kasihan, cinta, kejutan, bersalah, sayang, tidak suka,
putus asa, dan tertawa. Bayangkan kalau dunia kosong dari emosi,
di mana setiap orang saling berlainan dan apatis, atau kalau tidak
ada yang merasakan apa pun atau menunjukkan tanggapan apa
pun terhadap apa yang kita katakan atau lakukan. Kita semua
hanya berjalan berkeliling berbicara tanpa teman untuk
mengungkapkan perasaan, dan apa yang kita terima lebih berupa
dialog. Pernahkah anda tertarik terhadap sesuatu yang anda
rasakan baik hanya agar orang yang anda ajak bicara mau melihat
kepada anda tanpa emosi atau umpan balik yang positif? Ingatkah
saatnya mengatakan keberuntungan anda hanya agar orang lain
mengatakan hal yang benar, namun tanggapan mereka atau
kurangnya emosi mereka mengungkapkan yang lainnya? Ini
mungkin membuat anda merasa bosan, bahkan menjadi putus
asa dengan kurangnya minat yang ditunjukan.
Bidang emosi telah menerima banyak perhatian dan orang
bergurau tentang seorang wanita yang bersikap penuh emosi
dan pria tidak memiliki emosi. Pasangan yang berhubungan akan
berdebat tentang kurangnya dukungan emosional. Sisi merugikan
dari emosi adalah kalau orang dituding terlalu peka, terlalu marah,
atau terlalu berputus asa. Beberapa orang bahkan saling
Modul Diklatpim Tingkat IV
39
menuding atau menganggap segalanya patut ditertawakan.
Masalahnya adalah bukan kurangnya emosi, namun kurangnya
keseimbangan, dan yang lebih penting, kurangnya kemampuan
untuk mengendalikan diri. Dalam dunia masa kini, banyak dari
kita yang mudah lepas kendali. Alih-alih memecahkan pertentangan dengan melakukan pembicaraan tanpa ancaman agar
hasiinya sama-sama menang, kita semua saling bertarung atau
lebih buruk lagi, saling membunuh. Kekasaran, dan ketidaksabaran mewarnai lingkungan masyarakat kita dalam beberapa
tahun terakhir ini.
Berapa banyak orang yang anda lihat dengan senyum di
wajahnya saat anda menelusuri jalan?
Berapa banyak orang yang menerima atau memberikan
simpatinya dalam sehari?
Berapa banyak orang memberikan perhatian terhadap orang lain
di sekolah atau di tempat kerja atau ditempat pelayanan umum
seperti Rumah sakit?
Berapa banyak orang benar-benar merasakan penderitaan orang
lain dirumah, disekolah dan ditempat kerja?
Sayangnya kita terlalu banyak. Kita dengan predikat manusia
modern telah terbutakan oleh uang, kekuasaan, dan keuntungan
pribadi serta hal lain yang bersifat materi.
Kita telah terkuasai untuk mendapatkan benda materi terbaik
bagi tujuan hidup kita. Berusaha mendapatkan gaya hidup enak
(hedonis) dan ingin dihargai orang lain; ini semua bukanlah
masalah.
Namun caranya untuk mendapatkan semua ini sering menjadikan kita toleransi satu sama lain?
40
Kecerdasan Emosional (KE)
Kita secara tak sadar saling menipu, saling menganiaya, saling
memanipulasi, saling memainkan kekuasaan, mencuri dan bahkan
membunuh seolah semuanya yang kita kejar itu benar.
“Aku teringat pada seorang lelaki muda yang mengatakan
kepadaku bahwa kunci kehidupan bukan kebenaran namun
kemungkinan. Yang paling bengis dan kuat akan menguasai
dan mengendalikan”.
Kerangka berpikir linear seperti ini tidak menghasilkan pimpinan
administrasi yang hebat atau orang besar, namun hanya mencetak
tirani dalam berbagai ukuran.
Kebesaran dihasilkan dari disiplin diri yang disebut Personal
Mastery untuk mencapai tujuan dengan menggunakan belas
kasihan yang akan memberikan sumbangan kepada kesejahteraan manusia. Kalau kita selalu beremosi dan merasakannya tidak
mungkin untuk tertawa pada diri sendiri, kita mungkin perlu
menciptakan keseimbangan dengan menambahkan lebih banyak
rasa lucu dalam kehidupan. Kalau kebalikannya yang benar, kita
perlu mengerahkan emosi yang memberi kisaran ungkapan lebih
banyak. Menyeimbangkan pikiran emosi dengan pikiran berpikir
akan memungkinkan kita menjadi lebih nyata dan jujur kepada
diri sendiri atau orang lain. Pengalaman seperti ini akan membantu kita memberi kepada diri sendiri dan menambahkan
kedalaman pada karakter. Beberapa dari kita sebagai pemimpin
memilih menutup emosi tertentu untuk melindungi diri dari luka,
sementara lainnya menggunakan kekuatan perasaan untuk
mengendalikan dan menguasai. Dalam banyak kesempatan
seseorang telah menghabiskan lebih banyak waktu untuk
mengembangkan sisi logika mereka sambil mengabaikan bagian
emosional dan perasaan sebagai bagian dari keberadaan mereka.
Apa pun yang anda pilih untuk mengarahkan emosi adalah kritis
bahwa anda belajar menggunakan kekayaan ekspresi yang
Modul Diklatpim Tingkat IV
41
menjadi milik anda dan menyeimbangkannya dengan kekayaan
perasaan anda. Kalau anda marah, kadang produktif untuk
menunjukkan sisi itu karena dapat menjernihkan suasana dan
memberi peluang untuk menceritakan kekecewaan atau
ketidaksetujuan selama tidak mengganggu kesejahteraan orang
lain. Kekerasan fisik seperti yang sering dilontarkan dalam budaya
kekerasan tidak pernah dapat diterima dalam situasi apa pun
selain untuk pertahanan diri.
Emosi adalah sesuatu yang paling penting, namun menjadi sumber
daya paling sering disalahgunakan dan disalahartikan.
Menggunakan emosi dapat memberikan kejelasan tentang siapa
kita, mengartikan diri kita, membantu kita untuk memberi dan
menerima cinta, kekuatan, keberdayaan serta penghargaan. Intinya,
emosi adalah dasar untuk membentuk kita menjadi manusia.
C. Lima Langkah Proses Dalam Pengelolaan Diri
Ada banyak teknik ditawarkan untuk melakukan pengelolan diri
dengan menggunaka aspek emosi ini. Teknik lima langkah berikut
ini dirancang untuk Proses pengelolaan diri ini juga membantu anda
datam mengelola sumber daya dalam diri anda dengan lebih baik.
Bacalah cricitcal incidence berikut ini:
Siti, seorang kawanku, sangat pencemburu. Setiap kali suaminya
melihat wanita lain ia menjadi marah dan suatu saat melontarkannya
kepada sang suami. Hasilnya hanyalah pertengkaran yang membuat
keduanya merasa sengsara. Perilakunya menghancurkan perkawinan mereka. Untuk menghadapi perasaan cemburu dan perilaku
menghancurkan, yang dapat mengurangi harga diri dan hubungan
anda, ada lima langkah yang dapat anda lakukan. Langkah ini akan
membantu anda menghadapi sikap menghancurkan diri yang
menghambat anda merasakan kebebasan dan harmoni.
Kecerdasan Emosional (KE)
42
1. Kesadaran
Langkah pertama dalam menghadapi masalah yang berhubungan
dengan emosi adalah dengan mengakui bahwa hal ini ada. Begitu
seringnya, kita tetap menyangkal dan tidak mau mengakui adanya
suatu masalah emosi atau, bahkan kitalah yang menghadapi
masalah. Bahkan kalau anda tidak memulainya, masalah emosi
masih dapat mempengaruhi anda kalau hal ini melibatkan
seseorang yang berada dekat dengan anda. Seperti halnya Siti,
ia merasa bersalah karena merasa tidak tenang dan memper
lakukan suaminya secara buruk. Perasaan bersalah ini menghasilkan akibat berantai. la terus menerus mengkritik diri dan mencoba
menghindari rasa cemas akibat bertanggung jawab atas semua
masalah yang terjadi dalam perkawinan dengan menyalahkan
suami dan setiap wanita yang dikaguminya. Mungkin, kalau Siti
mengakui kecemburuannya dan mengakui bahwa emosi yang
dirasakan adalah akibat rasa takut yang mungkin tidak benarbenar dirasakan, ia telah berada dalam usaha menyembuhkan
rasa tidak tenangnya. Masalah sebenarnya adalah harga dirinya
yang rendah. Kecemburuannya merupakan perwujudan dari
sistem keyakinannya yang negatif. Karena rasa takutnya, ia
melukai diri sendiri yang mengakibatkan kedukaan dan
kecemasan.
Tahap kesadaran hendaknya dimulai dengan menciptakan
kebutuhan untuk bekerja mencari pemecahan masalah dengan
bantuan kawan terpercaya, seorang kekasih, atau penasihat
profesional. Dengan mengakui adanya masalah emosional berarti
telah membuat langkah besar menuju pertumbuhan. Tahap
kesadaran digunakan dalam banyak program pemulihan. Sekali
telah melakukan penemuan penting ini, berarti anda siap
melangkah kelangkah selanjutnya menganalisa.
Modul Diklatpim Tingkat IV
43
2. Analisa
Penting mengatakan bahwa aku memiliki masalah emosi dengan
kecemburuan, prasangka, tidak menyukai diri, dan ketidakmampuan berhubungan dengan seseorang dalam tingkatan yang lebih
dalam, atau masalah lainnya yang mempengaruhi diri dari dalam.
Walau demikian, merupakan hal yang berlainan untuk mencoba
dan memilih siapa, apa, bilamana, dan mengapa. Mari gunakan
masalah Siti sebagai contoh berhadapan dengan tahap analisa.
Siti hendaknya mulai memikirkan tentang mengapa ia merasa
seperti ini, siapa atau apa yang memicu tanggapan ini, pembicaraan diri macam apa yang ia gunakan dalam pengembangan
perilakunya, saat ia paling menderita, dan mengapa rasa takut
dan marahnya berkembang sampai harus menanggapi secara
negatif. Ia mungkin ingin mendalami latar belakangnya untuk
menentukan apa yang diketahui tentang dirinya sendiri dan
apakah citra diri yang dihasilkan. Dengan melakukan penggalian
ini ia dapat menemukan sumber perilakunya. Siti menyadari
tindakannya bukanlah asli dirinya karena timbulnya rasa bersalah
yang ia rasakan setelah setiap kejadian. Mungkin membantu untuk
menganalisa masalah pribadi bersama ahli yang terlatih atau
kawan yang dapat memberikan masukan. Dalam banyak hal
adalah penting untuk selalu menggunakan langkah analisa sebagai
cara memberikan kejelasan dan pemahaman, dan tidak dengan
menyalahkan diri sendiri atau orang lain. Adalah penting bersikap
jujur dan positif dalam penerapan, dengan tujuan menjadi yang
lebih baik. Begitu menemukan sumber masalah maka harus
menentukan tantangan dalam diri anda.
3. Kesungguhan Dalam Diri Menghadapi Tantangan
Sikap ambivalen membuat kita ragu dan tidak sungguh-sunguh.
Seringkali kita berpikir bahwa kita hanya memiliki kebiasaan
44
Kecerdasan Emosional (KE)
buruk atau merasakannya saja. Hal ini mungkin bermanfaat bagi
orang yang tegas, namun bagi kebanyakan di antara kita
membutuhkan usaha terus menerus, terpusat, dan penuh
pengabdian guna mengubah cara berpikir dan bertindak dalam
menghadapi berbagai tantangan (adversity). Langkah ini
memerlukan realisasi dari apa yang perlu diubah, apa yang
diperlukan untuk membuat perubahan yang dibutuhkan dalam
kehidupan, dan pengakuan atas tingkat kesungguhan yang penting
untuk memenuhi tuntutan menghadapi berbagai tantangan.
Menyadari tentang pentingnya penegasan setiap hari adalah
dengan memulai memusatkan pikiran pada cara-cara yang dapat
mengarahkan kembali pemikiran anda. Penegasan dapat menjadi
pilihan positif bagi skenario negatif yang di mainkan saat merasa
takut atau dihadapkan pada tantangan. Penegasan hendaknya
positif dan benar-benar tertulis atau berupa pernyataan mental
yang anda buat tentang diri sendiri. Khususnya bermanfaat untuk
menggunakan penegasan atau pembicaraan diri yang positif saat
dihadapkan pada situasi penuh ancaman. Penegasan Siti untuk
mengatasi kecemburuannya dapat berupa pernyataan : “Aku
tahu, aku merasa tidak tenang karena kurang percaya diri,
aku harus ingat bahwa aku cantik dan terhormat yang perlu
mempercayai cinta suami. Tidak boleh membiarkan rasa
takut atau ketidakpastian tentang diriku mempengaruhi
pikiranku.” Membaca bacaan yang dapat mengilhami dan
memperkaya pikiran dengan pemikiran positif dan sehat,
merupakan tindakan yang sangat membantu. Anda telah memulai
kegiatan dengan membaca buku ini. Melakukan penegasan setiap
hari akan melatih pikiran untuk berpikir positif dan menghentikan
serangan negatif yang telah menjadi kebiasaan. Katakan kepada
diri sendiri : “Aku akan menerima bakatku apa adanya dan
membiarkan cintaku mengisi diriku dengan kedamaian dan
penghargaan atas siapa dan apakah aku ini. Aku akan belajar
Modul Diklatpim Tingkat IV
45
menerima bakat yang orang lain miliki selain yang dikaruniakan
kepadaku. Aku tidak akan bersaing atau membandingkan
dengan orang lain sebagai cara menentukan kelayakan diriku.”
Berdoa yang dilakukan secara khusyuk merupakan bentuk lain
dari penegasan. Berdoa tidak lain merupakan melepaskan suara
dalam diri yang menghancurkan. Berdoa menegaskan kesatuan
anda dengan Tuhan dan memberi kekuatan serta perasaan yang
diperbaharui atas maksud yang dapat mengarah pada kreativitas.
Penegasan harian lainnya adalah, misalnya : “Aku akan
membiarkan diriku membuat kesalahan, sementara pada
saat bersamaan, akan mengizinkan diriku untuk terus
mencoba. Aku orang yang menyenangkan dan terhormat.”
Juga sangat membantu jika meminta orang lain untuk membantu
anda berhadapan dengan tantangannya, langkah berikutnya
adalah merancang strateginya.
4. Strategi
Untuk mecapai tujuan yang ditentukan diperlukan strategi.
Banyak usaha yang berhasil apakah berupa penggabungan bisnis,
suatu ketrampilan yang ingin dikuasai, atau tim bola basket yang
berusaha memenangkan babak final dimulai dengan menetapkan
tujuan terlebih dahulu dan kemudian strateginya. Dengan
melakukan hal ini, anda dapat mulai mengembangkan rencana
bertindak dengan memperhitungkan kekuatan, kelemahan, dan
masalah lingkungan anda yang harus dipertimbangkan. Dari
penelitian ini, suatu uraian terinci akan memberi arah sehingga
anda dapat mengembangkan dan mencapai tujuan. Tempat
pertama untuk memulai merancang strategi pribadi anda adalah
dengan menentukan tujuan keseluruhan dan setiap minggu
merancang tujuan yang akan mendekatkan anda pada pencapaian
keinginan.
Kecerdasan Emosional (KE)
46
Kalau anda ingin mulai membicarakan hal yang diinginkan dan
bukannya mengatakan sesuatu serta menghabiskan waktu
berputar-putar akibat rasa segan mengungkapkan diri sendiri,
mulailah menuliskan tujuan yang dapat berupa, misalnya:
Strategi pertama : tujuan atau keinginan sehingga lebih siap dalam
mengungkapkan pandangan;
Strategi kedua
: menentukan bentuk pembicaraan apa yang
paling mengintimidasi anda. Lalu, anda akan
mulai menerapkan bentuk ini sambil mencari
alat yang paling membantu;
Strategi ketiga
: menentukan apa yang dapat menjadi gaya ber
komunikasi paling efektif, yang dapat
memberdayakan diriku saat membicarakan
atau menuliskan situasi ini, dan lalu melakukan
nya di sepan kaca, dipodium, atau saat berada
dalam bentuk pemenuhan gayanya.
Kalau anda menggunakan tulisan sebagai cara pengungkapan,
adalah berguna mempelajari berbagai teknik menulis yang
digunakan untuk membujuk, memberitahu, dan berdebat. Bahanbahan seperti ini sangat banyak dan dapat dijumpai di toko buku
atau perpustakaan. Kegiatan ini memberikan peluang besar untuk
melibatkan pembimbing atau kawan dalam memainkan peranan
sebagai pendengar atau pembaca. Tujuan lainnya dapat berupa:
mencari sumber daya tambahan guna membantu mempertahankan tujuanku.
Kalau anda diharapkan mengungkapkan ide secara lisan, “anda
mungkin ingin mengembangkan uraian yang akan menampilkan
pesan dalam suatu pembicara. Ingat, berlatih menghasilkan
kesempurnaan. Semakin benar-benar melakukan sesuatu yang
anda takuti, apakah berbicara di depan umum atau
Modul Diklatpim Tingkat IV
47
mengungkapkan ketidaksukaan atas pelayanan buruk suatu
restoran atau mengucapkan selamat kepada orang lain di saat
yang tepat, semakin baik dalam mengungkapkan perasaan sejati
anda. Melatih setiap hari ketrampilan yang ingin anda kuasai,
akan membuatnya semakin mudah untuk mengatasi ketakutan
di bawah tekanan atau dalam kesempatan penting. Strategi
menghasilkan tindakan dan untuk mencapai tujuan apapun,
apakah pribadi, atau profesional berarti melakukan. Misalnya,
saat alarm jam berbunyi di awal fajar bangkitlah dan bangun.
Langkah strateginya adalah bagian tindakan dari program
perbaikan diri anda sendiri dan hendaknya diikuti oleh langkah
akhir, evaluasi.
5. Evaluasi
Kalau mengandalkan suara asli dalam diri yang berakar pada
keberadaan kita dan mengetahui kehebatan sejati diri sendiri,
dan bukan suara pemuasan diri yang menginginkan kita agar
tetap sama, dan mengurangi usaha untuk tumbuh dengan mengingatkan tentang semua aspek negatif keberadaan kita, kita biasanya dapat dengan benar mengetahui apakah kita telah berhasil
atau gagal. Kalau menggunakan suara pemuasan diri yang ingin
terus menahan, kita menjadi pengkritik terburuk bagi diri sendiri.
Kita menganalisa secara salah segala yang pemah kita coba
lakukan. Tidak pernah membiarkan apapun terabaikan. Kita dapat
menemukan kesalahan bahkan kalau harus menggali dalamdalam. Kalau setiap orang memperhatikan kita, kita menolak
menerima pendapat mereka yang mengemukakan kesalahan
yang telah kita lakukan, tidak peduli seberapapun kecilnya.
Seorang penulis mengajari seorang kawan dalam mempersiapkan
dirinya berpidato. Penulis tersebut sangat terkesan atas caranya
membawakan pidato dan juga terhadap isinya. Pada
kenyataannya ia memberikan ceramah yang sangat luar biasa.
48
Kecerdasan Emosional (KE)
Walau demikian, ia membuat satu kesalahan dalam suatu naskah
yang berlembar-lembar isinya dan akibatnya harus terus
berpegang pada bagian kecil itu. Akibat kesalahan ini, ia
kehilangan kenikmatan menerima tepukan tangan dan banyak
penghormatan yang biasanya menyertai. Semuanya nyaris seolah
tidak dapat menahan diri untuk mengakui bahwa ia memiliki bakat
berpidato, yang dengan satu cara dapat membuktikan bahwa
suara pemuasan dirinya adalah salah. la mengeluh tentang
pikirannya yang terlupa sejenak dan berusaha mengulang seluruh
pidatonya dengan sikap negatif yang sama. la tidak menyadari
ia harus mengendalikan diri untuk memaafkan diri telah berbuat
kesalahan dan bahwa ia juga dapat mengizinkan dirinya untuk
menikmati keberhasilannya. Ia berusaha kembali ke kepompong
pelindungnya yang menjadikan ia seorang perfeksionis (selalu
ingin menjadi yang sempurna). Setelah mendengar analisanya
yang panjang dan tidak adil dari uraiannya, “anda melakukan
pekerjaan yang memuaskan, belajarlah dari kesalahan
namun hargai diri sendiri kalau memang layak, anda
anggap anda harus menjadi yang sempurna, padahal tidak.
Orang lain pun juga demikian.” Penulis tersebut berharap
bahwa apa yang penulis katakan akan menghapus rasa
kehilangan dari sikap memuaskan dirinya. Penulis maksudkan
pendapat penulis akan menyerupai perintah. Walau tidak tahu
apakah penulis telah melakukannya terlalu jauh. Setelah ia sempat
berpikir, penulis menerima telepon darinya yang meminta penulis
bersedia membantunya lagi dalam mempersiapkan ceramah.
Dengan terkejut dan suka cita, penulis menyadari bahwa ia mulai
menyukai pekerjaannya. Saat membawakan pidatonya lagi, ia
masih cenderung sangat mengkritik dirinya namun aku juga
melihat bahwa ia membiarkan merasakan sedikit imbalan dari
kerja kerasya. la masih jauh dari kesempurnaan yang masih
menjadi suatu tujuan tersendiri, namun kali ini telah membuktikan
diri. Saat penulis melihat senyumannya dan akhirnya mendapatkan
Modul Diklatpim Tingkat IV
49
tepuk tangan, penulis turut berdiri dan bertepuk tangan, tidak
hanya bagi hasil hebat yang telah diusahakannya, namun atas
kenyataan bahwa ia kini mulai menghargai dirinya sendiri.
Belakangan ia mengatakan kepada penulis bahwa ia selalu
dihantui oleh kebutuhan untuk menjadi yang paling sempurna. Ia
menggunakan ukuran dalam bayangan yang dibentuk dari
kebutuhannya untuk diterima, dan untuk meyakinkan
kepemimpinan dalam dirinya bahwa ia adalah orang yang
berharga dan penuh bakat.
Merupakan paduan banyak ide yang diterima kawanku bertahuntahun yang membentuk keadaan, apakah ia dapat menerima
penghargaan dan cinta. Tekanan dari mencoba mendapatkan cinta
bersifat menyesuaikan dengan keadaan, menyebabkannya
meragukan ketika ia benar-benar menerima penerimaan dan
pengakuan yang positif. la telah membentuk tujuannya yaitu
menjadi yang sempurna, yang merupakan impian untuk menutupi
kenyataan bahwa ia takut atas kenyataan, kalau kelak berhasil
mencapai kesempurnaan ia masih juga tidak mendapatkan cinta.
Maka perburuannya menjadi lebih enak daripada pencapaian
kesempurnaan biasa, dan menghadapi kenyataan masih akan
terluka akibat kurangnya cinta dan penerimaan. Begitu seringnya
kita tidak merasa jujur terhadap diri sendiri karena beberapa ukuran
bayangan yang berasal dari kebutuhan untuk diterima. Kita merasa
sukar meyakinkan diri bahwa kita orang yang berharga dan
berbakat. Karena kita telah memproses banyak ide tentang diri
kita selama bertahun-tahun, suara pemuasan diri kita memperkuat
ide tentang ketidaksempurnaan. Saat kita berjuang membuktikan
suara dalam diri kita adalah benar, kita menimbulkan pertentangan
dalam diri sendiri saat menerima informasi yang positif. Sementara
beberapa dari kita terlalu keras terhadap dirinya sendiri dan
berusaha mencapai kesempurnaan, lainnya tidak pernah
bertanggung jawab atas tindakan mereka dan selalu menudingkan
telunjuknya ke tempat lain. Biasanya orang ini memiliki
50
Kecerdasan Emosional (KE)
kepercayaan diri rendah, yang membuat mereka tidak bersedia
melihat kenyataan atas tindakan mereka. Juga menyakitkan bagi
mereka untuk menghadapi alasan sebenarnya mengapa mereka
menjadi orang yang suka melukai orang lain. Lebih mudah berpurapura menjadi orang yang menyenangkan dan mencari alasan saat
tindakan anda tidak sesuai Menyalahkan orang lain dan bukannya
bertanggungjawab adalah cara yang cerdik guna menghindari
keharusan untuk berubah. Berusaha mengevaluasi orang lain
adalah penting untuk pengembangan diri. Kita dapat juga belajar
dari setiap orang. Orang yang seringkali melukai kita yang paling
banyak mengajarkan pada kita. Dengan menerima kritik positif,
dan hanya memasukan komentar yang membantu tumbuh sambil
melupakan yang hanya akan memburukkan, kita akan dapat
memperkaya keberadaan dalam diri kita.
D. Dampak Kepribadian Terhadap Kecerdasan
Emosional
1. Gaya Beiajar Pribadi (Learning Style)
Seberapa banyak diantara kita yang tertarik dan ingin pergi ke
Kantor? Merekalah yang telah menemukan minat dan arti dari
pekerjaan kita. Kantor adalah tempat kita dapat meraih semua
dan menimbulkan rasa puas. Adanya tantangan serta kuatnya
hasrat untuk mencapai sesuatu tujuan menjadikan kantor sebagai
tempat yang dinamis untuk didatangi setiap hari. Namun demikian
bagi sebagian orang tempat kerja bukanlah merupakan lingkungan
yang menyenangkan, mereka lebih senang bekerja diluar suasana
kantor. Dalam situasi ini selalu ada persaingan negatif, maksudmaksud tersembunyi serta ketidaksantunan. Bagaimana cara
seseorang dapat menemukan kebahagiaan di tempat yang
demikian? Tentu saja anda dapat, asal dimulai dengan EQ pribadi
anda.
Modul Diklatpim Tingkat IV
51
2. Aplikasi Gaya Beiajar dan Kecerdasan Emosi
Untuk dapat mengaplikasikan gaya belajar yang mencerminkan
kecerdasan emosi pribadi sehingga dapat menemukan kebahagiaan ditempat kerja dapat dimulai dengan pemahaman atas:
a. Paradigma Pribadi.
Ini adalah berkaitan dengan pandangan dalam dan luar diri anda.
Bagaimana melihat diri anda dalam hubungannya dengan orang
lain akan membuat perbedaan dalam cara bagaimana anda
berhubungan dengan orang lain dikantor/ditempat kerja anda.
b. Pengkondisian Pribadi.
Hal ini mencakup pengharapan, visi dan lingkungan. Dengan
bertambahnya pengalaman, kita akan membentuk visi,
pengharapan dan kesukaan kita atas pekerjaan dan bagaimana
kita diperlakukan.
Apabila kita mempunyai harapan bahwa kita seharusnya
menjadi seorang manajer, sedangkan kita ternyata hanya
menjadi staf biasa, visi kita tidak akan sesuai dengan situasi
kita dan karena itu situasi kerja tidak akan memuaskan diri
kita.
Mengetahui apa yang anda inginkan dalam hidup, bagaimana
melihat diri anda dan lingkungan yang sesuai bagi anda,
merupakan pertimbangan yang penting dalam menggapai karier.
3. Kepemimpinan Diri
Ini mencakup luasnya kendali, misi, norma dan perilaku kita.
Apabila kita yakin bahwa kita memiliki keefektifan dan
kemampuan untuk mengelola nasib kita sendiri sampai batas
tertentu, maka kemungkinan besar kita akan dapat menemukan
kebahagiaan dalam posisi yang mungkin tidak ideal bagi kita pada
suatu waktu tertentu.
Kecerdasan Emosional (KE)
52
4. Pengelolaan Diri.
Ini melibatkan karakter kita, raksasa yang bersemayam dalam
diri kita dan kesejahteraan kita.
Karakter kita menciptakan berbagai prinsip-prinsip dan nilai-nilai
kita. Kalau karakter kita lemah, kita akan jatuh ke dalam jebakan
melakukan sesuatu yang berlawanan dengan prinsip, yang akan
memakan korban pada kesejahteraan dalam diri kita.
E. Latihan
Diskusikan dalam kelompok kecil membahas langkah dan strategi
mengaplikasikan kecerdasan emosional baik dalam menanggapi
pengelolaan serta pengendalian diri, proses pengendalian diri serta
dampak-dampak dari kepribadian yang dimiliki masing-masing
anggota kelompok.
F. Rangkuman
Penerapan kecerdasan emosional dapat dilakukan melalui strategi
dalam menanggapi sesuatu masalah strategi dalam pengendalian diri.
Selain itu perlu dipahami pula dampak dari kepriadian seseorang
terhadap kecerdasan emosional, baik yang nberupa gaya belajar,
pribadi, aplikasi gaya belajar, kepemimpinan diri dan pengelolaan diri.
Modul Diklatpim Tingkat IV
54
BAB V
KEPEMIMPINAN DAN DINAMIKA EQ
DI TEMPAT KERJA
Setelah membaca Bab ini, peserta diharapkan mampu
memahami strategi penerapan kecerdasan emosional dalam
lingkup tugas, pengendalian emosional dalam menjalankan
tugas, dan kiat untuk mengembangkan dan mempertahankan
keterampilan kecerdasan emosional.
A. Strategi Kecerdasan Emosional Dalam Lingkup
Tugas.
Ruang lingkup kajian KE/EQ ini lebih banyak difokuskan pada
masalah emosional yang terdapat dalam lingkungan kerja. Berikut
ini kami tawarkan beberapa strategi untuk dikaji.
1. Rahasia PMHTM (Pikiran, Mata, Hidung, Telinga, Mulut)
Pernahkah anda berada dalam suatu keadaan yang di mulai
sebagai suatu masalah, namun pada saat anda mulai menganalisa,
dan menguraikan masalahnya serta memberikan pendapat anda
tentangnya, segalanya mendadak menjadi kacau membingungkan, dan lepas kendali? Dengan bertambah masalah, anda merasa
seolah terjerumus ke dalam pasir penghisap yang menyeret
masuk tubuh anda satu inci demi satu inci. Bahkan walau ada
sebuah cabang pohon yang kokoh tepat di samping tangan anda
53
Kecerdasan Emosional (KE)
yang kuat anda masih juga tidak dapat meraihnya untuk menarik
anda keluar. Seolah ada beban berat yang menahan tubuh anda
ke bawah. Beban itu adalah pendapat dalam diri anda yang sangat
luas yang berusaha mendapat perhatian anda, dan berusaha
mengatakan kepada anda apa yang harus dilakukan dan
bagaimana memikirkannya. Penyebab terjadinya beban ini adalah
pandangan dalam diri anda mengartikan seluruh situasi dan orang
luar sebagai faktor yang mempengaruhi anda namun tidak
menolong anda mengatasi masalah. Kita dapat menggunakan
pandangan dalam diri kita untuk memberitahu kita cara
menganalisa suatu keadaan. Namun masalahnya, kita tidak
melatihnya untuk menyaring pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan, atau untuk menetapkan masalah kita, apa yang
kita butuhkan untuk menjadi efektif, dan arah yang terbaik dalam
menemukan kebahagiaan dan kepuasan.
Pandangan dalam diri kita biasanya bebas mengembara kesemua
arah mengumpulkan dan memilah data-data, walau kita tidak sama
sekali apa yang harus dilakukan dengan informasi yang tersedia
selama terjadinya suatu masalah atau krisis. Ketika kita telah
memutuskan apa yang harus dilakukan biasanya didasarkan pada
data yang tidak lengkap atau tidak rasional yang tidak dapat
memberikan gambaran yang menyeluruh. Kita menggunakan film
lama untuk mendapatkan gambaran baru yang mengakibatkan
pengambilan gambar dua kali dan menghasilkan gambar yang kabur.
Pengalaman yang lalu adalah penting kalau digabungkan dengan
keterbukaan baru. Pandangan dalam diri kita bahkan seringkali ada
dalam keadaan yang tenang dan menyenangkan. Pandangan tersebut
merupakan perpaduan indera kita: mata (apa yang kita lihat), telinga
(apa yang kita dengar), pikiran (apa yang kita pikirkan), mulut
(apa yang kita katakan), dan hidung (apa yang kita cium).
Namun kita biasanya tidak mengelola pekerjaan mereka atau
memberi arah sesuai tugas mereka. Akibatnya mereka tidak dapat
bekerja bersama bagi minat terbaik kita.
Modul Diklatpim Tingkat IV
55
Rahasia P.M.H.T.M. hanyalah suatu strategi bekerja bersama
dalam menggunakan semua panca indera kita pada saat
mengambil keputusan yang bekaitan dengan emosi. la memberi
kita kerangka kerja yang menunjang sistem pengelolaan emosi
dalam diri kita. Rahasianya berupa proses yang membantu kita
mendapatkan gambaran secara keseluruhan, dengan menggunakan rincian sebagai batu loncatan untuk memahami dan mengelola
emosi kita bersesuaian dengan pikiran rasional kita, sehingga
kita dapat menggunakan pilihan terbaik dalam mengelola emosi
untuk meningkatkan kinerja kita. Masing-masing indera kita
memainkan peranan penting dalam membantu kita menguraikan
situasi rumit yang sedang kita hadapi dalam soal emosi.
a. Pikiran: Apa yang kita pikirkan tentang diri kita dapat meningkat
kan atau mengurangi potensi kita. Kedalaman dan kapasitas
pikiran manusia sungguh mengagumkan pada umumnya orang
biasa hanya menggunakan sebagian kecil saja dari kemampuan
mentalnya. Albert Einsein yang jenius ini mengakui bahwa hanya
+ 5 - 10% saja dari kemampuannya yang dapat dipergunakan.
Kita mampu memasukkan rangsangan informasi ke dalam
pikiran kita yang dapat memperluas dan memperkaya dasar
pengetahuannya. Kalau kita mengisinya dengan pemikiran
yang produktif dan positif kita akan memungkinkannya
bergerak ke suatu arah yang mampu mendorong dan memuas
kan tujuan hidup kita.
Pikiran kita dapat mengulang kembali apa pun yang kita
inginkan bilamana dikelola dengan baik, ia akan memilah
melalui yang terbaik dan terburuk untuk memberi kita
perspektif, kalau kita mengajarkannya melakukan hal ini. Ini
membutuhkan latihan memahami esensi, prinsip serta
penerapan disiplin mental, melakukan penelitian,
mengembangkan kreativitas, dan dorongan untuk mencoba
56
Kecerdasan Emosional (KE)
tantangan baru dan penuh inovasi. Membaca, mendengar
pendapat ahli, dan mengalami hal baru dapat memperluas
cakrawala kita dan menyiapkan kita menjadi pelajar kehidupan
dan bukannya menolaknya. Moto dari the United Negro College
Fund adalah “Pikiran adalah hal terlalu luar biasa untuk
disia-siakan.” Ini benar dalam pengambilan keputusan selain
dalam kehidupan sehari-hari. Benih yang kita tanam dalam
pikiran kita dapat menumbuhkan bunga atau cabang baru.
Terserah pada kita untuk memanfaatkan alat yang menakjubkan
ini yang menjadi dasar kemajuan hidup kita.
Pemikiran negatif dapat menghambat pengembangan diri kita.
Kritik terburuk kita berada dalam pikiran dan dapat menjadi
musuh terburuk kita. Dunia yang kita tinggali mendorong kita
untuk memandang diri kita sama lemah dan sama memerlukan
hal-hal yang tidak kita miliki. Pada umumnya, kita
terkondisikan untuk berpikir negatif dan bukan berpikir positif
karena hal ini menguntungkan orang lain dan menempatkan
guliran bola emosi di pihak kita dan bukan di pihak orang lain
yang mencoba mempertahankan keunggulan mereka dengan
membiarkan pengaruh negatif ini menjadi bagian pemikiran
dan penafsiran atas diri kita, maka kita memberikan kendali
pada orang lain atas apa yang kita pikirkan dan apa yang kita
lakukan. Pemikiran menghancurkan diri membatasi
kemampuan kita meminta bantuan saat diperlukan, dan hal
ini menciptakan kebanggan palsu yang menjadi sumber
kekecewaan dan menghambat kita melakukan hal-hal yang
diperlukan untuk menemukan kedamaian, kebahagiaan, dan
kepuasan dalam diri.
b. Mata: Dapat memberi kejelasan dan fokus pada suatu situasi.
Rahasia PMHTM lainnya adalah menggunakan mata kita
untuk mengamati apa yang ada di sekitar kita. Kita berpeluang
Modul Diklatpim Tingkat IV
57
melihat kejadian, orang, dan rincian dengan cara yang dapat
menambahkan dimensi atas pemahaman kita terhadap apa
yang menjadi keharusan dalam pengambilan keputusan.
Dalam bidang komunikasi non verbal dikatakan bahwa
dengan melihat bagaimana seseorang bertindak, gerakan
tubuh mereka, rona wajah mereka dan bahkan mata mereka
saja telah dapat memberitahukan anda lebih banyak daripada
yang ia katakan. Ada kursus yang dapat membantu anda
menjadi lebih awas dalam mengamati orang atau suatu
keadaan. Banyak pekerjaan membutuhkan seseorang yang
mampu mengamati dengan menggunakan mata mereka
terhadap orang atau tempat. Petugas polisi, dokter, ilmuwan,
adalah sedikit contoh pekerjaan profesional dimana melihat
dan mengamati secara holistik dan sistemik memegang
peranan penting.
Perhatikan kasus berikut ini dengan cermat “Seorang kawanku yang menjadi perawat kesehatan datang mengunjungiku.
Walau ia tidak bertemu denganku selama lebih dari dua tahun,
aku sangat terkesan bahwa ia mampu mengingat sampai
sekecil-kecilnya segala perubahan yang aku lakukan dalam
ruang dudukku dan benda-benda yang kebetulan aku tambahkan. Ketika aku menyatakan kekagumanku atas kemampuannya ini ia mengatakan kepadaku bahwa sebagai seorang
perawat ia terlatih untuk mengenali dan memeriksa pasien
secara rinci. Dalam melakukannya ia telah mempertajam
matanya atas setiap rincian dan ingatan.”
Sebagai karyawan berapa banyak di antara kita yang pergi
dan pulang ketempat kerja tanpa mengenali lingkungan sekitar
kita? Kita membatasi peluang untuk menikmati kecantikan
kehidupan disekitar kita .
58
Kecerdasan Emosional (KE)
Kurangnya pengetahuan terhadap lingkungan ini dapat
menjadi membahayakan juga kalau kita tidak menyadari unsur
yang dapat melukai kita. Anak mudah terserap oleh apa yang
mereka lakukan sehingga mereka tidak dapat melihat sebuah
mobil sedang meluncur ke arah mereka atau orang yang tidak
dikenal datang mendekati mereka.
Melatih penggunaan mata kita sebagai alat untuk
mengumpulkan informasi tambahan adalah investasi paling baik
yang dapat kita lakukan untuk menjadi lebih awas. Hal ini sangat
kritis bagi setiap aspek kehidupan. Dalam perundingan,
menyaksikan gerakan tubuh dapat sangat membantu.
Dengan melihat kedalam mata seseorang anda seringkali dapat
mengatakan apakah mereka sedang memegang kartu unggulan
dalam permainan kartu, kalau senyum mereka tulus, dan kalau
mereka marah serta tingkat kemarahannya. Melihat dunia anda,
mengetahui perubahan di sekeliling anda dan apa-apa yang
tampaknya tetap sama akan semakin diperlukan saat anda
berinteraksi dengan berbagai rangsangan. Mata dapat menjadi
cermin dua muka saat anda menggunakannya memandang
dunia, ia dapat juga mengungkapkan pemikiran anda.
c. Hidung: Seperti peringatan tanda bahaya, ia merasakan
kebaikan dan keburukan indra penciuman kita adalah sesuatu
yang sering tidak kita perhitungkan. Kita menggunakannya
dengan tidak sadar kecuali kita mencium asap yang membangkitkan kesadaran kita akan kemungkinan adanya api, atau saat
kita mencium sesuatu yang busuk yang menunjukkan bahwa
kita harus menelitinya lebih lanjut, atau saat kita mendeteksi
sesuatu yang rusak, dapat membebaskan kita dari memakan
makanan yang tercemar. Aroma bunga mawar atau parfum
sangat menyenangkan dan dapat mengartikan sesuatu yang
istimewa. Bagi orang lain mencium bau hujan atau tanah dapat
Modul Diklatpim Tingkat IV
59
membawa perasaan penuh ketegangan dan kedamaian.
Membiarkan hidung kita menambah indera kita yang lain dapat
memberi kita kelengkapan. Merasakan kehidupan adalah dengan
meresapi seluruh aromanya. Bagi mereka yang tidak dapat
melihat, penggunaan indera penciuman adalah sangat berharga.
Melalui penggunaan hidung kita lebih banyak, beberapa dari kita
mampu merasakan ketegangan tak terucapkan karena tubuh
mengeluarkan aroma yang menandakan berbagai keadaan emosi
dan fisik. Binatang dapat mengandalkan penciumannya, dapat
banyak memberitahu mereka tentang dunia yang mereka jelajahi.
Salah satu aspek paling penting dari hidung kita adalah udara
yang kita masukkan ke dalam paru-paru melaluinya setiap
hari. Hal ini memberi kehidupan yang menghubungkan kita
dengan atmosfir.
Kalau kita tidak dapat bernapas sendiri, dibutuhkan peralatan
untuk membantu kita bernapas. Dalam olah raga dan senam
rutin lainnya bernapas melalui hidung kita dapat menunjang
kegiatan kita. Yoga mendasarkan diri pada pernapasan dan
hidung menjadi hal paling dasar dalam memasukkan udara
segar dan mengeluarkan racun yang menyebabkan kita
tertekan. Ini sangat berharga saat kita kecewa secara
emosional, gugup atau tidak menentu. Pepatah “hidung
mengetahui” adalah benar, Apa yang kita cium di sekeliling
kita dapat berlaku sebagai peringatan untuk berhati-hati atau
segera meninggalkannya. Mencium kecantikan lingkungan
kita adalah salah satu kebahagiaan yang dapat kita raih. Hal
ini menghangatkan diri kita dan mengerahkan semua indera
kita untuk turut menikmati suasananya. ia bahkan dapat
menjadi pimpinan tim. Apa yang dicium oleh hidung biasanya
akan menggerakkan indera lainnya untuk berfungsi.
Kecerdasan Emosional (KE)
60
d. Telinga : Memungkinkan kita mendengar, namun sungguhkah
kita mendengarkan?
Dari semua keterampilan berkomunikasi yang dapat kita
tingkatkan tidak ada yang lebih kritis daripada kemampuan kita
mendengarkan. Lebih mudah berbicara dan lebih menarik
mengatakan apa yang kita tahu daripada berusaha memahami
manusia lainnya. Kegiatan paling berat adalah mendengarkan
orang lain dan memahami. Mendengarkan adalah suatu
ketrampilan tersendiri. Ia dapat menyakitkan kalau dihadapkan
pada kaum kolot jaman dahulu. Mendengarkan secara efektif
membutuhkan kesabaran dan kesediaan mencari informasi
baru. Mencintai adalah juga mendengarkan. Kita terkondisikan
atas keinginan mengatur segalanya secara langsung,
mengatakan pandangan kita, dan mengungkapkan diri kita agar
dimengerti. Bagi kebanyakan, kita tidak mendengarkan, dan
kalau kita melakukannya juga adalah untuk mempersiapkan
jawaban kita untuk mengabsahkan pemikiran kita sendiri. untuk
mencari jalan agar orang lain mengatakan apa yang kita ingin
dengar, atau berharap dapat menafsirkan apa yang benar-benar
dikatakan pembicara karena dalam pikiran kita, kita lebih tahu.
Lingkungan kita yang bergerak dengan pesat bukan tempat
yang sesuai untuk tempat mendengarkan apa yang harus
dikatakan seseorang. Segalanya berkecepatan bunyi 30 detik.
Kalau pesannya tidak disampaikan dengan jelas secara cepat,
orang akan tidak menghiraukan anda. Kita telah terbiasa
terhadap film-film penuh laga masa kini di mana anda nyaris
tidak sempat duduk dan memasukkan segenggam berondong
jagung ke dalam mulut sebelum anda terangkat dari kursi
anda melihat aksi di layar. Kalau anda berputar atau berbicara
dengan lambat kebanyakan orang akan menyelesaikan
jawabannya atas pendapat anda sebelum anda mendapat
Modul Diklatpim Tingkat IV
61
kesempatan mengatakannya. Wanita terkenal akan
kemampuannya menyatu dengan emosi secara cepat dan
pada saat pria memulai halnya dengan mengatakan : “Aku
merasa....” Wanita telah selesai mengatakan yang selanjutnya
kepada mereka dari apa yang mereka rasakan, mengapa
mereka merasa seperti itu, bagaimana hal itu membuat
mereka merasa, pemecahannya, dan apa yang akan kita
makan malam ini, semuanya sebelum pria sempat mengatakan
bagaimana perasaan mereka. Kecenderungan mendengarkan
sementara mulut kita berbicara akan menyebabkan beberapa
masalah; pertama, saat kita berbicara kemungkinan besar
kita tidak berpikir sebanyak, mengamati sebaik, dan mendengarkan apa yang orang lain pikirkan dan rasakan. Dengan
tidak mendapatkan masukan yang cukup kita cenderung
membuat anggapan, bersikap menjurus dan memberi nasehat
dalam mengambil keputusan.
Mendengarkan dapat beragam bentuknya. Kita dapat
mendengarkan dengan penuh empati (benar-benar menyatu
dengan perasaan, pemikiran dan sikap orang lain), memahami
(mendengarkan kedalaman dan keluasan apa yang dikatakan
orang), mendukung (memberi dukungan saat orang menghadapi berbagai tantangan atau mengatasi kekurangan), menambah pengetahuan (memperbaiki kemampuan kecerdasan
kita), bagi kebenaran (menemukan kenyataan suatu keadaan),
dan simpati (membantu orang lain).
Dengan mendengarkan kita tidak hanya menambah pengetahuan yang akan sangat bermanfaat dalam kehidupan kita
sehari-hari, kita juga menerima penghargaan dan pengakuan
orang lain. Tidak ada yang lebih berarti bagi seseorang daripada didengarkan dan dihargai hak mereka untuk berpendapat
bahkan kalau mereka tidak sepakat dengan anda. Berbicara
62
Kecerdasan Emosional (KE)
adalah penting dan merupakan ketrampilan yang kita gunakan
setiap hari agar tetap selamat. Bahkan kalau kita tidak berbicara
dengan suara kita, kita masih dapat menggunakan bahasa
isyarat atau teknologi lainnya. Harus ada keseimbangan antara
mendengarkan dan berbicara yang memungkinkan kita
mendengar untuk memahami dan berbicara dengan cerdik.
e . Mulut: apa yang diucapkannya dapat menentukan kita benar
atau salah.
Ingatlah pada pepatah; “kalau saja aku berpikir sebelum
berbicara... aku memasukkan kakiku ke dalam mulutku...
aku berada di muka sampai aku membuka mulutkku,”
dan seperti yang dikatakan kawanku tentang jawabannya yang
demikian cepat, “apa yang muncul akan keluar”. Adagium
ini menunjukkan suatu kenyataan apa yang kita katakan
memiliki berbagai dampak bagaimana kita dipahami, apakah
kita memecahkan masalahnya atau bahkan mengumbarnya
semakin parah. Kebanyakan dari yang kita miliki dan akibat
dari kehidupan kita bergantung pada apa yang kita katakan
dan bagaimana kita mengatakannya. Beberapa dari kita
membutuhkan tambahan waktu menjelaskan setelah mulut kita
mengakibatkan salah pengertian atau salah penafsiran dari apa
yang kita ingin katakan. Seringkali kita mencoba dan mengubah
apa yang telah kita katakan untuk menyelamatkan keadaan
daripada menjadi semakin buruk, atau untuk melindungi citra
yang telah kita bentuk.
Dalam hubungan pergaulan kita mengucapkan hal-hal untuk
melukai, untuk menguasai suatu pertentangan atau seseorang.
Saat menggunakan apa yang kita katakan sebagai alat
pengendali atau membuat kita menjadi lebih unggul, hak ini
menjadi tanggungjawab kemampuan kita untuk tumbuh
sebagai seseorang, dan untuk menemukan pergaulan yang
Modul Diklatpim Tingkat IV
63
berarti dan memuaskan. Kita telah mendengar bagaimana
kita terlihat menentukan betapa menariknya kita. Juga benar
bahwa apa yang kita katakan akan memutuskan kalau kita
menarik. Pernahkah anda melihat seseorang yang cantik
kehilangan semua pesonanya di saat mereka membuka mulut
mereka? Persis seperti mereka berubah tepat di depan mata
anda. Beberapa orang mungkin tidak memenuhi standar
kecantikan, namun begitu anda mendengar, mereka berbicara,
mutu dari apa yang mereka katakan, lelucon dan kepekaan
mereka bersinar membuat mereka menjadi cantik. Kalau
“mata adalah gerbang jiwa anda,” maka mulut adalah
jendela kepribadian anda. Ia dapat menjelaskan
kepribadian anda. la dapat menjelaskan diri anda sesuai diri
anda, atau sebaliknya dalam cara yang mengubah siapa anda
sebenarnya.
Banyak kali kita hanya memiliki satu kesempatan untuk
mengatakan hal yang benar. Masalah terbesar pada mulut
kita adalah bahwa ia biasanya dikendalikan oleh emosi kita.
Persis seperti permainan domino, begitu emosi terlepas, mulut
akan segera mengikuti dan mulai mengatakan apa yang terjadi
dalam diri kita, dan hasilnya adalah mengumbar rasa frustasi
kita. Ini tidak menjadi negatif kalau orang yang menerima
luapan ini adalah seorang kawan yang memahami, atau yang
memiliki kepentingan atas keberhasilan kita. Ia dapat, walau
demikian, membahayakan kalau dilakukan dalam lingkungan
yang bermusuhan dan tidak bersahabat. Mulut kita dan apa
yang kita biarkan keluar darinya benar-benar menunjukkan
siapa kita. Ia dapat juga menentukan bagaimana orang lain
memahami kita dari satu kali pertemuan saja.
Ketika berlibur mulutku mulai menggangguku. Aku membuat
janji bersama seorang dokter gigi yang ditunjukkan oleh petugas
64
Kecerdasan Emosional (KE)
hotel tempatku menginap. Saat aku duduk mengambil giliran
di ruang praktek dokter gigi ini, aku mendengar kegaduhan
dari ruang rapat. Sang dokter gigi dan petugas kebersihan
sedang bertengkar hebat. Wanita ini menuduh sang dokter
ingkar janji untuk meninggalkan istrinya demi dirinya.
Pertengkaran ini berlanjut sampai sepuluh menit, dan berakhir
dengan sang dokter membanting pintu memasuki ruang
prakteknya. Setelah setengah jam kemudian, penerima pasien
menyuruhku masuk. Aku berterima kasih padanya dan
mengatakan bahwa aku membatalkan janji ini. Aku pergi ke
dokter gigi lainnya hari itu. Aku belakangan diberitahu bahwa
dokter pertama adalah yang paling baik, dan akan memberikan
hasil yang hebat. Mendengarkan kata-katanya dan melihat
cara yang tidak profesional dalam menjalankan prakteknya
telah menurunkan kredibilitasnya dimataku. Aku ragu, karena
aku tidak menginginkan seseorang yang dalam keadaan
frustasi dan marah mengerjakan gigiku.
Seperti dokter gigi ini, kita kadang membiarkan mulut kita
berbicara dalam cara yang dapat melukai kita sendiri. Ini
adalah sesuatu yang harus kita perhatikan dalam dunia yang
sangat mementingkan pikiran yang terucapkan. Politisi paling
baik tentang pengaruh kata-kata untuk menciptakan citra,
mendapatkan wewenang, atau menyingkirkan serta memperkuat kepribadian. Seseorang yang berteriak kepada anaknya
sebagai cara berkomunikasi mungkin merupakan orangtua
yang baik, namun kalau dilihat dari apa dan bagaimana ia
berkata kepada anaknya terlihat tidak baik, orang lain akan
memahaminya secara negatif.
Seorang wanita yang merasa akan mengatakan salah terhadap segala sesuatu adalah orang yang tidak ingin diundang
seorangpun untuk datang ke suatu pesta. Apa yang kita
katakan dapat memberikan kredibilitas atau membawa
Modul Diklatpim Tingkat IV
65
bahaya bagi kita. Sayangnya, lingkungan kita sangat terkesan
atas kemampuan seseorang dalam memanfaatkan komunikasi
lisan demi keuntungan dirinya.
Kita banyak melihat pembicara berbakat membujuk banyak
orang mengikuti kata-kata mereka demi keuntungan mereka
dan tidak selalu demi kebaikan orang lain. Orang-orang seperti
ini dapat saja tidak memiliki pegetahuan atau karakter namun
mereka memiliki kata-kata dan kemampuan untuk
menterjemahkan emosi ke dalam bahasa yang mengisi rasa
ketidak tenangan seseorang. Arti dari apa yang kita katakan
dan bagaimana kita mengatakannnya hendaknya jangan
pernah dianggap remeh.
Pengembangan diri dengan menggunakan mulut kita agar
menonjolkan diri kita secara efektif merupakan suatu tujuan
yang perlu dipelihara. Kita perlu menggabungkan pikiran
dengan kepekaan kita, dan suatu kesungguhan untuk berpikir
sebelum berbicara, dan untuk selalu mengingat bahwa selalu
bukan apa yang kita katakan namun “bagaimana” kita
mengatakannya secara tepat. Ada saatnya ketika kita harus
mengatakan kebenaran yang sesungguhnya walau melukai
orang lain, namun kalau kita memperlakukan orang lain dengan
penuh hormat dan mengatakan apa yang seharusnya dengan
penuh penghargaan ini adalah tindakan yang paling baik yang
dapat kita lakukan. Sisanya terserah pada tingkat kematangan
dari orang yang menerima berita ini.
Kerjasama panca indra dan mental model
Mengumpulkan serta mengkoordinasikan semua panca indera
kita agar bekerja bagi kita untuk memproses informasi yang
datang dari luar adalah salah satu tindakan kuat yang dapat
kita lakukan. Bayangkan anda sedang duduk dalam suatu
66
Kecerdasan Emosional (KE)
rapat dan menggunakan pikiran anda untuk memikirkan suatu
strategi, mata anda mengamati semua yang ada di sekeliling
anda, mulut anda mengatakan hal-hal yang secara efektif
mewakili diri anda yang dapat memberikan hasil yang samasama menang, telinga anda akan terlatih mendengarkan
kebenaran, dan hidung anda membantu untuk menjaga
ketenangan anda, menginderakan sekeliling anda dan orangorang yang berada di sana. Anda memiliki tim dalam diri anda
yang begitu luar biasa! Hasilnya akan berupa peningkatan
harga diri anda, pengendalian diri, keyakinan diri dan terutama
kematangan emosional untuk mengakui, menghargai dan
mendorong adanya sifat yang sama pada orang lain.
2. Keterampilan KE/EQ dan keberhasilan di tempat kerja
Lingkungan kerja akan menjadi menyesakkan kecuali mereka
mulai mengerahkan dan menerapkan ketrampilan KE/EQ
ditempat kerja.
Ketrampilan ini adalah, namun tidak terbatas hanya:
a. Menunda kemudahan
Salah satu alasan utama mengapa orang tidak berhasil dan
tak mampu memecahkan masalah secara efektif adalah
karena ketidakmampuannya menunda kemudahan dan
berhadapam dengan kesakitan yang ada saat menghadapi
pertentangan. “Pesta sekarang, khawatir belakangan,”
secara mental mempengaruhi banyak orang. Menunda
kemudahan juga melibatkan pengendalian dorongan.
Pederitaan yang selalu timbul saat pemecahan masalah
banyak orang menghindari pertentangan sampai terjadi
dampak dari bertumpuknya masalah yang memperparah
masalahnya jauh melebihi keadaan awalnya.
Modul Diklatpim Tingkat IV
67
Pepatah : “ambil yang ketahanannya paling kecil”
menunjukkan bahwa seseorang akan melakukan apa yang
menyenangkan dan nyaman daripada apa yang diperlukan
dan menantang serta membuatnya tumbuh. Dalam lingkungan
kerja yang memerlukan cara kerja modern dimana waktu
sangat berarti, kemampuan menangani tugas berat dengan
cara yang unggul sangat bermanfaat dalam mencapai tujuan.
Penundaan adalah produk sampingan yang membuat seseorang
atau tim kesulitan dalam menghadapi kerangka waktu.
b. Disiplin diri
Disiplin diri adalah inti pemecahan masalah dan pencapaian
keberhasilan. Tanpa disiplin diri untuk menerima tanggungjawab, untuk bekerja menuju apa yang benar dan tepat, dan
untuk menyeimbangkan keinginan kita yang bertentangan
dengan tujuan lingkungan kerja, kita akan merasa diri kita
frustasi, tidak bahagia, dan tidak mampu mewujudkan tujuan
kita. Dengan bersedia bertahan dalam celah antara yang
benar dan salah sampai orang lain mengungkapkan masalah
yang tidak jujur adalah kekuatan kepemimpinan pribadi yang
layak dikembangkan. Dalam melakukan hal ini, anda perlu
menyesuaikan diri secara politik dan telah memahami benar
keinginan organisasi sekaligus harus mampu bertahan di
bawah tekanan. Seberapa mampunya mempertahankan
prinsip kita dengan kukuh saat terancam dan ditentang adalah
ukuran dari kedisiplinan kita.
c. Latihan Komunikasi
Ingat pada suatu saat ketika anda berada dalam rapat atau
situasi yang melibatkan beberapa orang. Anda harus bekerja
sama untuk mencapai tujuan. Apa yang kelihatannya seperti
tugas yang mudah berubah menjadi produksi besar-besaran.
68
Kecerdasan Emosional (KE)
Produksi ini diakibatkan oleh permainan utama yang terbentuk
dan peran yang dilakukan oleh anggota kelompok. Untuk
menelusuri analogi permainan anda memiliki sekelompok orang
yang terdiri dari anggota kelompok. Masing-masing dari
mereka tanpa saudara atau sepenuhnya mengetahui memiliki
karakter tertentu. Selalu ada si bisikan setan, si skeptis, si
bandel, si suka mengeluh, si optimis, si pesimis, si pemain
kelompok, direktur, dan para awak. Panggungnya dapat
berupa kantor, ruang dewan, gereja, rumah atau tempat mana
saja dimana terdapat kumpulan orang. Naskahnya
mengandung tugas dan tujuan kelompok namun biasanya ada
versi lainnya dalam bentuk maksud tersembunyi di suatu
tempat di luar panggung yang setia. Selalu ada perorangan
yang ingin menggantikan sutradara kalau ada peluang. Isinya
dapat mengenai perilaku, sikap, citra, ego, ketidaktenangan,
keterbukaan, harapan, dan rasa takut. Dengan semua ini
berada di balik layar, saat kelompok melaksanakan tugasnya,
permainan berubah bagaikan drama terungkap, membuat
komunikasi menjadi seni yang perlu dikuasai. Efek tata lampu
menjadi semakin jelas saat karakter mengungkapkan perasaan
mereka yang sebenarnya. Untuk menjadi pemain kelompok
yang tebih baik adalah penting memahami cara berkomunikasi
dan berhubungan dengan anggota tim lainnya sambil mengakui
bahwa beberapa bagian tindakan memerlukan hubungan antar
pribadi. Untuk menerima tinjauan umum, tempat pertama untuk
memulai adalah Mendengarkan: Jantung Komunikasi.
d. Mendengarkan: Sebagai Jantung komunikasi
Menjadikan organisasi dimana kita bekarja sebagai organisasi
yang “mendengar” tidaklah mudah.
Salah satu yang paling berat, namun menjadi keterampilan
paling penting adalah menjadi pendengar yang baik. Mengapa
Modul Diklatpim Tingkat IV
69
begitu sulitnya untuk seeorang mendengarkan dalam
berkomunikasi? Ada beberapa alasan namun yang satu ini
paling menonjol: kita tidak dapat menunggu untuk mengatakan
sisi kita dari kisah itu, bagaimana kita merasa, dan apa yang
kita pikirkan. Adalah sifat alami manusia untuk selalu
mengungkap kan diri kita sendiri atau untuk mengatakan
kepada orang lain bagaimana menjalani kehidupan mereka.
Dalam dunia yang berkembang pesat tempat bentangan
perhatian kita tidak terlalu luas, kadang menyakitkan untuk
harus berhenti dan mendengarkan apa yang orang coba
katakan. Ini biasanya terjadi kalau kita tidak benar-benar
berminat.
B. Pengendalian Emosional Dalam Menjalankan
Tugas.
1. Dinamika KE/EQ ditempat kerja
Ada banyak dinamika yang terjadi di tempat kerja saat ini
terutama pada saat negara dan Bangsa kita dilanda krisis ekonomi
yang bersifat multi dimensi. Kita membaca dan mendengar
tentang hal ini setiap hari dari berbagai media massa. Walau
kekuatan pendorong yang paling kokoh dan sangat tersembunyi
bagi perkembangan manusia, dan keberhasilan tempat kerja
hanya menerima sedikit atau bahkan tidak diperhatikan sama
sekali. Petunjuk yang sedikit diketahui tentang bagaimana kita
menjadi sempurna dalam kehidupan, dan pentingnya peran yang
dimainkannya dalam keberhasilan karier dan sosial yaitu
“kecerdasan emosional.” Tingkat kecerdasan emosional dapat
menjadi penyebab dasar keberhasilan atau sebagian masalah
yang dihadapi dunia bisnis dan dunia pemerintahan saat ini. Para
penganjur KE/EQ menghabiskan banyak waktu menjelaskan
70
Kecerdasan Emosional (KE)
istilah ini kepada pada menajer bisnis, dan perlunya memahami
penampilan emosional kita untuk memperkuat perasaan yang
mengganggu ini serta perilaku yang akan mengurangi kemajuan
pribadi dan profesional. Dalam banyak hal, para ekspert sering
ditanya bagaimana masalah yang tampaknya “ringan” seperti
emosi ini berdampak pada keuntungan dan produktivitas jajaran
bawah.
KE/EQ dapat menjadi penentu seberapa berhasilnya atau tidak
berhasilnya suatu organisasi/perusahaan atau aparatur dalam
menerapkan pelayanan Prima.
Tanda-tanda luar bahwa KE/EQ tidak ada dalam suatu organisasi
adalah, kalau misalnya:
a. Pegawai kantor Kelurahan membiarkan saja penduduk yang
merupakan pelanggannya, dan asyik mengobrol bersama
sesama pekerja sampai pelanggan harus memanggilnya saat
membutuhkan bantuan.
b. Pegawai Kelurahan tidak mampu, atau tidak mau menanggapi
perhatian masyarakat yang datang dan memperlakukan
sebagai pelanggan.
c. Peluang mendapatkan keperayaan msyarakat menjadi hilang,
karena pelanggan menanyakan sesuatu yang mereka anggap
bodoh dan menjawabnya dalam cara yang dapat
merendahkan tingkat IQ pelanggan.
Pelanggan kemudian pergi, dan berusaha mencari peluang
pelayanan di tempat lainnya.
Tanda-tanda bahwa dalam suatu organisasi tidak memiliki KE/
EQ adalah saat, misalnya:
a. Mitra kerja tidak bekerjasama saling membantu.
Modul Diklatpim Tingkat IV
71
b. Manajer mengumbar amarahnya dan mengeluarkan anak
buahnya hanya karena membutuhkan cuti panjang;
c. Mitra kerja menolak memahami kerja keras kelompoknya,
hanya mengkritik kesalahan mereka saja;
d. Mitra kerja saling mempercayakan informasi hanya karena
mereka merasa telah dikhianati;
e. Rasa tertekan dan kebosanan membayang;
f. Pegawai saling merendahkan usaha masing-masing.
Pengalaman-pengalaman seperti ini, semua membicarakan
masalah tidak dikendalikannya emosi kita, kurangnya empati dan
pertimbangan, atau tidak memperhatikan kebutuhan orang lain.
Masalah-masalah inti ini menjadi dasar pembentukan kelompok,
memperbaiki moral, meningkatkan produktivitas, dan
memberdayakan staf untuk bekerja lebih proaktif. Ini juga
dibutuhkan dalam hubungan sesama kelompok, pelayanan
pelanggan, dan menciptakan keadaan sama-sama menang. Tanpa
kesetiaan dan kerjasama antar pegawai, lingkungan kantor akan
menjadi tidak hamonis. Sedangkan hubungan yang jujur dan saling
menghargai amat diperlukan.
Dikarenakan tanpa kesetiaan dan kerjasama, akan menjadi suatu
ajang permusuhan seperti banyak kantor saat ini yang hanya
berisi pertentangan/konflik.
2. Beberapa Hambatan dalam Membangun KE/EQ
a. Perasaan Dan Tindakan Tidak Sehat
Takut, terpengaruh, cemburu, manipulasi, intimidasi, dan
membenci diri adalah sedikit di antara kata-kata yang dapat
menjadi halangan nyata dalam membangun KE/EQ saat
terbawa dalam kehidupan melalui pikiran dan tindakan kita.
72
Kecerdasan Emosional (KE)
Seseorang yang rnenunjukkan sikap dan perilaku hidup ini
berada dalam pusaran pertentangan dan kesengsaraan diri.
Kita tidak dapat menyangkal perasaan negatif ini menimbulkan
bayangan tak terlihat dalam kehidupan kita dan seringkali
menjadi nyata dalam bentuk tindakan menyimpang dan katakata menyakitkan yang dapat membuat karakter dan
kepribadian kita menjadi suram. Tidak hanya halangan ini
mengakibatkan duka kepada orang lain, namun juga
mengurangi kadar harga diri yang kita miliki yang setiap kali
kehilangan unsurnya yang berharga saat kita melakukan
perilaku yang menyakitkan ini yang menyakitkan diri kita atau
orang lain.
b. Kerangka Berpikir Menghancurkan Dalam Hubungan
Hambatan KE/EQ lainnya adalah kerangka berpikir yang
menghancurkan. Ini terjadi saat kita berjuang mencapai
sesuatu yang ideal agar dapat diterima oleh orang lain yang
mungkin bertentangan dengan siapa sebenarnya diri kita. Ini
akan menjadi akar penyebab banyak masalah dalam harga
diri. Secara tradisional, pria diajarkan untuk bersaing dan
membuktikan kemampuan dan keberhasilannya dengan apa
yang ia menangkan. Secara tradisional, wanita diajarkan untuk
mencoba menjadi yang paling cantik, paling menyenangkan,
dan paling cerdik sejauh tidak menjatuhkan kaum pria. Dalam
beberapa hal wanita bersaing dengan wanita lainnya dalam
menilai diri masing-masing melalui apa yang menghubungkan
dirinya dengan wanita lain..... Apakah ia lebih cantik, berpakaian lebih baik, memiliki rambut indah: adalah pertanyaan
yang sering diajukan kepada diri kita. Semua lambang luar
dari status dan daya tarik. Beberapa pria memusatkan diri
pada apa yang dimiliki orang lain sebagai cara meraih
keberhasilan, namun cenderung tidak memusatkan diri pada
Modul Diklatpim Tingkat IV
73
penampilan seperti yang dilakukan wanita. Dalam kebanyakan
hal, pria menggunakan kekuatan sebagai cara menguasai dan
memantapkan diri dalam suatu posisi status yang telah disedia
kan baginya berkat kaitan keturunan. Kerangka berpikir atau
mental model seperti ini menjadi masalah kalau mereka harus
bekerja untuk, atau dengan, wanita. Apa yang lebih jauh
merumitkan hubungan ini adalah saat-saat sukar yang dihadapi
pria dalam mengungkapkan perasaaannya. Semakin dirinya
tidak tenang, semakin sulit dirinya berbicara. Alih-alih dari
mengungkapkannya, mereka melakukan cara-cara intimidasi,
dan suatu sikap memerintah untuk mengurangi kewenangan
seseorang. Akibatnya hal ini membuat pria ini merasa
sendirian, tegang, dan tidak dapat menikmati rasa berkawan/
persahabatan yang biasa. Wanita cenderung menujukkan rasa
tidak bahagianya kepada dirinya sendiri dengan berikap
cemburu kepada yang lain, dan merasa tidak berdaya saat
bersaing dengan pria. Beberapa wanita dan bahkan pria,
cenderung mengumbar rasa iri hati dengan mencoba merendah
kan harga diri orang lain. Ini dilakukan melalui pergunjingan,
tindakan tidak benar, dan cara lisan atau perbuatan yang
cenderung mengurangi keyakinan dan potensi seseorang.
Pesan yang dapat kita artikan dapat menjadi sangat gamblang
seperti wanita melihat dirinya bersaing dengan wanita lain
demi merebut gelar “siapa yang paling jujur di antara
semuanya,” atau pria menganggap citra ketangguhan dan
keberhasilan (diartikan memenangkan dengan segala cara)
sebagai cara membuktikan diri mereka. Sikap yang mengacu
pada peran jenis kelamin ini terus merubah melalui gerakan
yang mengarah pada persamaan, namun tetap bertahan dalam
banyak kalangan masyarakat dan harus terus menerus
diperhatikan.
74
Kecerdasan Emosional (KE)
c. Persekongkolan
Bacalah salah satu critical incidence dibawah ini:
“Beberapa tahun yang lalu, saat suamiku masih bekerja
diperusahaan besar multinasional, kami menghadiri suatu pesta
perusahaan bagi para karyawan dan istri mereka. Aku sangat
terpesona melihat betapa serupanya suasana pengaturannya
dengan pesta dansa anak sekolah lanjutan. Para pria
berkumpul di salah satu pojok dan para wanita berkelompok
di sudut lainnya. Aku mengenali dua orang wanita yang sedang
memperhatikan diriku dan kelihatannya saling mengobrol.
Salah satu dari wanita itu adalah isteri bos. Mereka telah
memutuskan dan beberapa pertemuan sebelumnya bahwa
aku tidak akan dapat memasuki klub tak resmi para istri di
perusahaan ini karena aku tidak memenuhi persyaratan yang
mencakup: menjadi istri yang tumbuh bersama perusahaan,
dan bukannya memiliki karier sendiri, bersikap tidak
mengancam (bagi wanita yang tidak mengetahui harga
dirinya), dan di atas semua mematuhi semua keinginan istri
bos. la biasanya menyampaikan penilaian tentang betapa
terasa terancamnya dirinya oleh anda. Kalau ia merasa tidak
terancam maka anda dapat bergabung. Kalau ia merasa maka
anda harus ke luar. Persyaratan utama lainnya adalah bahwa
anda harus mau mengakui dirinya sebagai pemimpin yang
tidak dapat diganggu gugat. Saat telah menjadi jelas bahwa
aku tidak akan terundang masuk ke dalam klubnya yang elit,
teringat olehku betapa banyak dari kita tampaknya tidak cukup
senang dengan kategori atau kelompok apa pun tempat orang
selalu berusaha menguasai orang lain. Sebagai perorangan
yang unik, kita hendaknya bertahan seperti apa adanya diri
kita dan tidak tunduk pada perkawanan yang bergantung pada
lambang status. Lebih baik kita berusaha membangun
Modul Diklatpim Tingkat IV
75
hubungan yang nyata dan berharga yang saling memberdayakan, memenuhi, dan mendukung.
Saat pesta terus berjalan, aku dapat merasakan bahwa kedua
wanita itu sedang menjalin persekongkolan/dan dirikulah yang
menjadi sasaran utamanya. Seperti yang aku perkirakan,
pertunjukan baru saja akan dimulai. Para pengikut istri bos
menghampiri suamiku dan menyapanya dengan gerakan dan
ucapan yang dilebih-lebihkan. Ruangan segera menjadi
senyap karena orang dengan asyiknya memperhatikan apa
yang sedang terjadi. Aku berusaha tampak tenang, walau
suhu ruangan, atau diriku sendiri, menjadi semakin menjauhi
normal. Aku berusaha tertawa dan bercanda dengan kawankawan, dan para pengikut istri bos itu menjadi merasa tidak
puas bahwa tindakan mereka tidak mendapatkan tanggapan
seperti yang mereka harapkan dariku. Ia memutuskan
menarik diriku masuk ke dalam aksinya dengan membuatku
menjadi bintang pendamping. Ia memanggil namaku dan
berusaha mengatakan kepadaku tentang betapa tampannya
suamiku, dan betapa beruntungnya diriku berhasil
mendapatkannya sekaligus mengingatkanku bahwa kalau aku
tidak berhati-hati, seseorang akan mencurinya dari sisiku.
Suamiku yang tidak tahu menahu merasa terkejut akan sikap
yang terus terang ini dan kalau seandainya pintu jebakan
sudah terbuka lebar, ia akan segera lenyap tanpa dapat
tertolong lagi. Aku berbalik, tersenyum dan langsung
menghadapinya sambil berkata dengan penuh semangat,
“suamiku sungguh luar biasa dan aku yakin apa yang
baru anda katakan layak mendapatkan tepuk tangan”.
Semua orang mulai bertepuk tangan dan tertawa. Aku
membuatnya terpojok pada adegannya sendiri dari pada
kebalikannya yang telah ia rencanakan terhadap diriku.
Sementara itu kawannya terus berdiri sambil mengamati
76
Kecerdasan Emosional (KE)
dengan cermat untuk mengawasi kalau rencana mereka
membuatku menjadi cemburu telah berjalan lancar. Ternyata
semuanya telah membuat mereka kecewa”.
Dari pengalaman kasus dimuka kita kadang terjebak dalam
perilaku kekanak-kanakan seperti dicontohkan di atas. Hal
ini hanya mengurangi diri kita sebagai wanita dan membuat
kesertaan diri kita dalam kelompok kerja dan struktur sosial
yang menyertainya menjadi lebih sulit dan membuat putus
asa. Kita hendaknya bekerja dengan saling mendukung dan
membangun koalisi seperti yang telah dilakukan kaum pria
selama bertahun-tahun. Kita telah berjalan jauh, namun kita
masih memiliki bermil-mil untuk dijalani sebelum kita dapat
menyingkirkan rasa iri hati dan diri kita yang mengejawantah
sendiri dalam perilaku rendah.
d. Rasa tidak aman dan terancam
Saat pria merasa terancam mereka dapat menggunakan cara
seperti intimidasi, permainan kekuasaan, atau menggunakan
usaha tidak jujur dalam lingkungan kerja untuk menangkis
ancaman ini.
Seorang pimpinan pria yang memegang posisi tinggi dalam
suatu perusahaan sangat takut kepada pejabat perusahaan
yang lebih muda. Untuk mempertahankan keunggulannya ia
akan terus membuat bawahannya menunggu informasi yang
pasti, dan dengan sengaja menetapkan acara rapat yang
dimulai pukul 06.30 pagi, kemudian tidak muncul. Sikap tidak
menghargai dan tidak dapat diduga ini membuat pejabat yang
lebih muda merasa tidak aman. Sang bos akan terburu-buru
memanggil dan meminta informasi, dan ketika pejabat yang
lebih muda ini kembali dengan laporan yang telah dipersiapkan
dan lebih lengkap, bosnya hanya mau kembali memperhatikan
laporan sebelumnya dengan membuat satu lingkaran merah
Modul Diklatpim Tingkat IV
77
pada bagian yang tidak jelas salahnya di mana, dan tidak mau
memberikan komentar lebih lanjut. Ia sama sekali tidak mau
memperhatikan laporan yang lebih baru, namun sebaliknya
memilih memusatkan diri pada bagian yang dianggapnya salah
dari laporan terdahulu. Bos seperti ini menggunakan usaha
intimidasi dan kekuasaan untuk mengurangi dan merendahkan
semangat serta potensi pegawainya dengan mengurangi
kepercayaan dirinya. Terlalu sering taktik seperti ini digunakan
terhadap wanita dengan tambahan dimensi seperti pelecehan
seksual yang kini juga dialami oleh kaum pria di tempat kerja.
Hal ini membutuhkan kepercayaan diri, ketegasan, dan
kelihaian politik untuk menghadapi para “penyalahguna
kekuasaan ini” (orang yang menggunakan posisi dan
kewenangannya dengan sengaja untuk menghancurkan
kepercayaan diri, potensi karier, serta harga diri pada pegawai
yang mereka anggap mengancam dirinya).
Cara menghadapi para bos atau kelompok yang mencoba
menghancurkan semangat dan keseimbangan emosi anda
adalah:
" Hindari memberikan kekuatan anda kepada mereka
dengan meyakinkan mereka bahwa anda tidak efektif
atau mampu.
" Buat catatan khusus tentang setiap diskusi yang anda
lakukan untuk persiapan kalau anda membutuhkannya
pada saat evaluasi.
" Sempurnakan diri dalam pekerjaan anda, dan bangun
jembatan dengan mitra kerja lainnya.
" Buat catatan lengkap tentang segala tindakan dan
pekerjaan anda, sambil menyusun arsip yang terus
disesuaikan.
78
Kecerdasan Emosional (KE)
" Selalu bersikap tetap/konsisten, menyenangkan, dan
profesional dengan semua pegawai termasuk bos anda.
" Rahasiakan masalah anda dengan bos kecuali anda
memiliki pembimbing atau rekan kerja yang dapat
dipercaya.
" Berusahalah membangun hubungan kerjasama dengan
bos dengan memberikan penghormatan sepatutnya,
meminta petunjuk untuk dapat bekerja lebih baik, dan
membicarakan beberapa pendapat tentang keadaan
pekerjaan anda. Jangan mengemukakannya sebagai
suatu keluhan.
" Teruslah berusaha mencari peluang baru kalau situasi
anda tidak kunjung membaik.
e . Kecemburuan
Kecemburuan dapat melanda siapa saja. Orang yang merasa
cemburu dengan bakat kita pada kenyataannya merasa lebih
lemah, dan acapkali mencoba meyakinkan diri kita, bahwa
kita tidak cukup berharga dan bakat kita tidak bernilai.
Seorang guru yang kukenal menceritakan kepadaku suatu
kisah tentang kawannya yang cemburu dengan gelar PhD
yang berhasil ia dapatkan sambil tetap bekerja sebagai guru
paruh waktu. Kawannya, yang hanya lulus sekolah lanjutan,
setelah mengetahui hasil yang diperolehnya, berkomentar
bahwa mendapatkan gelar PhD tidak sulit, dan juga tidak
perlu pandai benar untuk mampu meraihnya. Pertanyaannya
adalah kalau memang begitu mudahnya mengapa ia tidak
berusaha mendapatkannya sendiri? Orang seperti ini atau
yang lainnya menghabiskan waktunya seumur hidup untuk
mencoba memperkecil usaha orang lain dalam usahanya
Modul Diklatpim Tingkat IV
79
menempatkan dirinya sendiri lebih tinggi. Beberapa orang
dapat menjadi sangat licik dalam usahanya untuk menghalangi
usaha kita, dan mengurangi kekuatan pribadi kita dalam.
usahanya untuk memperkuat dirinya sendiri.
Aku teringat pada seorang pria yang terus bertanya kepadaku,
seolah ia adalah yang berkuasa atau berhak menghakimi,
kepercayaan seperti apa yang aku miliki dalam menulis suatu
buku. Ia berusaha menginterogasi diriku tentang prinsipprinsip yang aku gunakan dalam menulis dan mengapa
membutuhkan waktu begitu lama bagi diriku untuk
menyelesaikannya, padahal aku hanya memerlukan waktu
tiga bulan untuk menyelesaikannya. Ini bukan suatu
pertanyaan yang bersifat menyerang, namun cara atau sikap
lebih berkuasa yang ditunjukkannya dalam bertanya, terutama
karena ia tidak pernah menulis apa pun. Sikapnya yang
merendahkan dan terlihat sangat yakin dimaksudkan untuk
mengurangi semangat dan kepercayaan diriku, membuatku
meragukan kemampuan sendiri. Apa yang tidak ia sadari,
aku akhirnya mendapatkan suatu contoh yang dapat aku
gunakan mengisi bukuku!
f. Gunjingan
Banyak orang senang bergunjing. Aku pernah mendengar
orang membenarkan hal ini dengan menyatakan, bahwa ini
hanyalah salah satu sifat alami manusia. Apa yang terjadi
kalau kita ikut-ikutan melakukan eksploitasi penuh kebengisan
akan kehidupan dan masalah orang lain, bahwa kita tidak
pernah bercermin diri dan tidak mau berhadapan dengan
masalah yang kita ciptakan sendiri, atau harus menanggungnya sendiri. Ikut-ikutan bergunjing hanyalah menghabiskan
waktu, dan tidak ada manfaatnya dalam meningkatkan
potensi. Kalau terlanjur terlalu jauh hal ini akan
80
Kecerdasan Emosional (KE)
menghancurkan. Ada perbedaan antara menerima informasi
yang mungkin bermanfaat bagi anda dan menerima informasi
yang dimaksudkan untuk melukai atau menghancurkan
reputasi seseorang. Gunjingan dalam bentuk apapun adalah
menghancurkan, dan tidak produktif untuk mengembangkan
emosi. Hal ini dapat membuat lingkungan menjadi canggung
dan menjadi tidak nyaman untuk bekerja dan hendaknya tidak
ditoleransi sama sekali.
g. Pengkondisian Negatif/Samar
Pengkondisian kecil-kecilan yang bersifat negatif terus terjadi
di sekeliling kita, dan dapat memasuki psikis kalau kita tidak
menyadarinya. Bahkan di sekolah, di mana adanya peraturan
tentang perilaku diberlakukan, suatu tinjauan lengkap dan
terinci tentang apa yang akan terjadi kalau kita berlaku buruk
dan imbalan apa yang akan kita dapatkan kalau kita berlaku
baik. Televisi mengemukakan yang bersifat negatif lebih
banyak daripada yang positif.
Contohnya, berapa banyak yang senang, orang yang
tersesuaikan dengan baik dalam sebuah acara obrolan?
Atau berapa banyak peran contoh yang kita akui yang
memiliki kehidupan yang dapat memperkaya bagi diri mereka
dan orang lain? Sayangnya tidak begitu banyak. Orang yang
kita bangga-banggakan dalam industri hiburan ternyata
memiliki masalah yang sama banyaknya dengan diri kita
sendiri. Walau banyak di antara kita yang tidak mau
mengakuinya. Aku ragu berapa banyak bintang yang
membuat kita iri bersedia bertukar tempat dengan orang
biasa? Ketika aku berkata kepada kawanku bahwa begitu
banyak acara obrolan yang berisikan tentang masalah
ketidakbahagiaan atau pribadi sakit syaraf. ia menjawab,
Modul Diklatpim Tingkat IV
81
“tingkat kesukaan (rating) pemirsa akan menurun, dan orang
akan berhenti menyaksikan acara ini kalau yang menjadi
perhatian adalah masalah-masalah yang positif.” Ini
menggambarkan lebih jauh bahwa kita terkondisikan tidak
hanya terhadap pengharapan yang bersifat negatif, namun
bahkan juga memintanya terjadi.
h. Tidak Membiarkan Sesuatu Berlalu
Membiarkan sesuatu berlau merupakan salah satu ciri berpikir
linear. Bahkan seseorang dengan harga diri dan kecerdasan
emosional yang tinggi akan menjadi tertekan, dan kadang
terbutakan saat berhadapan dengan kekecewaan dalam
hidup. Sukar untuk menghadapi kekacauan pribadi dalam
hubungan, krisis keluarga dan kemunduran karier tanpa
kadang menjadi takut atau marah. Merasa tertekan dalam
suatu jangka waktu tertentu adalah wajar, dan dapat
dibersihkan. Walau demikian, penting untuk mengungkapkan
perasaan dan tidak memendamnya dalam diri, atau berpurapura tidak ada. Membiarkan diri kita merasakan dukanya
dan berusaha mengatasinya adalah positif. Masalahnya akan
memuncak kalau kita tidak dapat atau tidak ingin melepaskannya, atau sama dengan tidak membiarkan diri kita maju. Dalam
setiap kekurangan, kekecewaan, dan rasa duka terkandung
suatu peluang untuk tumbuh. dan memperbaiki diri. Suatu
kegagalan, apakah bersifat pribadi atau profesional, dapat
berbalik menjadi pengalaman yang positif kalau kita dengan
sadar berusaha untuk bersikap kreatif dalam pemikiran, dan
menganalisa cara yang dapat kita petik dari setiap kekurangan
daripada membiarkannya atau menyerah saja.
Satu perbedaan penting antara orang yang mencapai
keberhasilan pribadi dalam hidup dari mereka yang tidak,
adalah bahwa mereka telah mengerahkan ketrampilan dalam
82
Kecerdasan Emosional (KE)
diri mereka untuk membantu mereka melalui masa-masa
penuh kesulitan. Mereka tidak terlalu kritis terhadap diri
mereka sendiri, atau mendendam kepada orang yang telah
menghancurkan hidup mereka. Kalau kita yakin bahwa diri
kita berharga dan bernilai, kita membiarkan diri kita merasa
terluka dan tertekan atas suatu keadaan, namun kita juga
memberikan kesempatan kepada diri kita untuk terus maju
dengan penuh optimisme dan harga diri.
Kita dapat merasakan semacam pembebasan kalau kita
menggabungkan sisi emosional dengan sisi pemikiran untuk
membantu menciptakan keseimbangan dalam pandangan kita.
ini akan menciptakan sesuatu yang meringankan dalam
suasana yang tertekan sehingga hal ini tidak akan sampai
melahap kita bulat-bulat.
3. Enam Kaidah Keberhasilan KE/EQ
Segalanya dalam kehidupan memiliki arti dan petunjuk bagaimana
mengerahkan dan mencapai keberhasilan.
Beberapa orang menyebutnya kode, lainnya menamakannya
persyaratan atau proses. Namun apapun namanya, hal ini penting
dalam menciptakan panduan atau kaidah saat anda terus maju
meraih pertumbuhan pribadi apapun Kecerdasan Emosional
menyarankan kaidah dasar tertentu sebelum mulai
mengembangkan ketrampilan kognitif, emosional, dan perilaku
yang penting untuk mengelola diri dengan lebih efektif.
Kaidah-kaidah ini memberi kita suatu patokan ujian (benchmark)
untuk menilai kemajuan kita dalam membangun KE/EQ ditempat
kerja.
Modul Diklatpim Tingkat IV
83
84
Kecerdasan Emosional (KE)
KAIDAH 1
KAIDAH 3
ADA LEBIH BANYAK CARA MENJADI CERDIK
DARI PADA MELALUI KECERDASAN
IQ TIDAK DAPAT DIUBAH, NAMUN EQ DAPAT
MENJADI SEMAKIN BAIK
Mengetahui bagaimana menghadapi orang, memiliki ketrampilan
antar pribadi (Interpersonal), dan kemampuan memecahkan
pertentangan dengan harmonis adalah cara-cara yang penting
untuk menjadi cerdik. Dalam kepemimpinan atau hubungan antar
manusia manapun ditempat kerja, semakin cerdik kita dalam KE/
EQ semakin besar peluang kita mencapai tujuan kita, membentuk
hubungan penuh arti, dan menjadi bahagia.
Berita yang menarik adalah walau IQ kita telah ditetapkan sejak
lahir dan tidak dapat diubah, tingkatan KE/EQ kita tidak berkaitan
dengan takdir. Kita dapat tumbuh dan mengembangkan
ketrampilan serta sikap untuk membawa kita jauh-jauh dalam
kehidupan. Banyak orang yang berhasil tidak harus memiliki IQ
yang tinggi. Apa yang perlu mereka miliki adalah kemampuan
untuk berhubungan dengan orang secara efektif, dan untuk meng
hadapi tantangan kehidupan secara konstruktif dan efektif.
KAIDAH 2
KE/EQ ANDA LEBIH PENTING DARIPADA IQ ANDA
KARENA INILAH YANG MENENTUKAN KEBERHASILAN ANDA DALAM KEHIDUPAN
Keterampilan, kecerdasan dan pengetahuan adalah penting dalam
pasar global berteknologi tinggi dan dikuasai oleh informasi.
Walau demikian, kecerdasan tanpa empati atau kesadaran akan
diri kita sendiri serta orang lainnya membuat diri kita sama saja
dengan komputer, hanya kenyataan tanpa perasaan. Manusia
adalah lebih peka dan membututuhkan lebih banyak keterkaitan
daripada hanya pemrosesan dan pemilihan data. Hal ini
mengharuskan orang lebih menyesuaikan diri dengan kebutuhan
perorangan selain kebutuhan mereka sendiri.
Pelanggan sangat memperhatikan mutu produk namun lebih
berminat pada cara mereka diperlakukan sebagai pelanggan.
Pegawai yang tidak santun, sembrono, masa bodoh dan acuh
tak acuh, tidak peduli seberapa cemerlangnya, tidak akan
menghasilkan penjualan kalau KE/EQ mereka tidak setinggi atau
lebih tinggi daripada IQ mereka.
Memotivasi diri adalah kunci keberhasilan dan merupakan alat
yang penting saat mencoba mengatasi berbagai halangan, Orang
dengan KE/EQ tinggi memiliki kemauan dan hasrat untuk
meraihnya dalam dunia profesional dan pribadinya. Kenyataan
bahwa kita dapat memprogram ulang otak kita dan mempelajari
kebiasan baru harus didorong. Kita tidak perlu hidup dengan emosi
dan perilaku menghambat diri. Kita dapat bersikap proaktif dan
mencari bantuan profesional untuk mencari jalan diantara
pertentangan emosional. Namun bagi masalah emosional yang
kurang kuat kita dapat mengatasinya sendiri, dan dengan bantuan
keluarga atau kawan yang dapat dipercaya. Setiap orang memiliki
aspek emosi dalam pengolahan pribadinya yang butuh perbaikan.
Tidak ada yang sempurna.
KAIDAH 4
PEMAHAMAN DIRI DAN HASRAT BAGI PERTUM
BUHAN PRIBADI ADALAH LANGKAH PERTAMA
MENUJU PENGEMBANGAN KE/EQ
Sebelum kita dapat memulai program pengembangan pribadi atau
arah perubahan manapun kita harus memiliki pengertian tentang
siapa kita, apa yang kita pikirkan, dan bagaimana kita merasa.
Modul Diklatpim Tingkat IV
85
Kita harus mampu mengakui dan mengenali emosi, dan
memahami penyebab dan perasaan kita agar dapat meng
hadapinya secara efektif. Ini adalah seperti membeli gaun selera
tinggi, namun kita berada di toko swalayan. Ini tentu tidak mungkin,
kecuali toko itu memang menjualnya.
1. Pergilah ke toko yang sesuai atau tempat yang benar yang
diketahui saat anda merasa emosi;
2. Memiliki hasrat melakukan sesuatu dengan lebih baik.
Seringkali kita berharap untuk berubah, misalnya mengurangi
berat badan, namun tidak pernah mau bangkit dari sofa kita
atau mengusahakan perubahan. Perubahan berarti bertindak.
Bangkitlah dan lakukan. Hasrat kita memusatkan pikiran kita
menuju hasil akhir;
3. Kembangkan rencana, tentukan sumber daya yang diperlukan,
petakan arah tindakan, lakukanlah, amati kemajuannya, dan
berlatih terus menerus.
KAIDAH 5
EMOSI MEMILIKI KECERDASAN
Sepanjang pengalaman kita yang banyak, kita mengetahui bahwa
emosi adalah sesuatu yang lembut dan tidak dapat dipahami, dan
tidak memiliki arti dalam usaha kita mencari pengetahuan. Emosi
pada waktu yang lalu bahkan dianggap tidak diberi tempat dalam
dunia bisnis maupun pemerintahan. Ini tentunya tidak benar lagi.
Emosi adalah perasaan bersama dengan fungsi-fungsi jiwa yang
lain seperti yang telah dikemukakan dimuka adalah inti dari
tempat kerja dan dapat menjadi penyebab kegagalan atau
keberhasilan dalam banyak usaha melakukan perubahan ditempat
kerja. Etika profesi, nilai, visi pribadi dan visi organisasi dan tugas
86
Kecerdasan Emosional (KE)
adalah semua istilah yang mengandung muatan emosi
didalamnya. Terlalu sering pegawai memandang hal-hal ini
sebagai ungkapan kosong dari pihak manajemen serta pimpinan
karena kurangnya hal-hal nyata atas apa yang terjadi dalam
banyak lingkungan kerja. Pernyataan suatu maksud organisasi
tidak berkaitan dengan apa yang sedang terjadi ada kesenjangan
antara teori yang didengungkan “Espoused theory” dengan
“theory in action”. Maksud dan motif adalah bersifat sebagai
lambang saat mengamati bagaimana pegawai, manajer, dan
pelanggan saling berhubungan dalam situasi kerja.
Pertanyaan yang harus dicari jawabnya dalam memahami KE/
EQ hendaknya termasuk:
" Apakah mereka saling memperhatikan sebagai seseorang
yang bermartabat dan berperadaban?
" Apakah mereka saling menghargai sebagai seseorang
ditempat kerja apakah hanya diberlakukan sebagai nomor/
NIP sehingga kesehatan mental mereka terganggu?
" Apakah mereka berkemauan saling membantu sebagai
seseorang?
Kalau jawabannya “ya”. maka julukan dan gelar tidak akan
menjadi masalah. Setiap orang harus dihargai karena mereka
adalah manusia, dan bukan karena mereka berada di posisi tertentu
atau termasuk dalam golongan yang berkuasa. Sayangnya hal ini
tidak seperti biasanya. Penghargaan seringkali diberikan menurut
seberapa tingginya anda berada dalam kerangka perusahaan. Hal
ini. menindas potensi mendapatkan situasi sama-sama menang
dalam kehidupan kantor. Tidak peduli seberapa banyak
kebijaksanaan menyatakan bahwa kita hendaknya saling
mempercayai dan membantu, semua ini hanyalah kata-kata belaka
kecuali inti dari lingkungan kerja didasarkan pada saling
Modul Diklatpim Tingkat IV
87
menghargai, menghormati dan mempercayai. Ungkapan emosi
dan perasaan dapat memiliki berbagai bentuk menurut budaya,
pengalaman, negara, dan bahkan di antara perorangan. Namun
satu hal adalah pasti, marah, takut, ketidakbahagiaan, kebencian,
cinta, senang, bersalah, dan main adalah umum. Kalau orang tidak
bekerja dalam lingkungan yang harmonis, akan ada potensi untuk
menjadi salah mengerti, menjadi tidak bahagia, dan tidak setia,
menyembunyikan sesuatu, dan kurangnya sinergi yang akan
mengakibatkan kegagalan bagi perusahaan manapun.
Buku Dr Daniel Goleman, Emotional Inteligence (Kecerdasan
Emosional) membicarakan bagaimana pikiran emosional dapat
benar-benar menghambat informasi sebelum memasuki pikiran
yang digunakan untuk berpikir dan mengakibatkan adanya
pembajakan emosi sebelum pikiran berkesempatan melakukan
penafsiran yang tepat dan mengambil keputusan. Kita mungkin
pernah mendengar istilah-istilah seperti: tembakan senjata,
tiupkan, ledakkan, kehilangan kendali.... semua ini menunjukkan
seseorang yang tidak dapat mengendalikan tabiatnya dan
bertindak dalam cara yang berbahaya, dan setelah diri mereka
mereda akan menyesali apa yang telah mereka lakukan. Untuk
menguasai kaidah ini adalah dengan mempelajari teknik
pengelolaan diri yang dibicarakan dalam modul ini.
KAIDAH 6
PENGEMBANGAN KE/EQ ADALAH USAHA SEUMUR HIDUP
Pengembangan KE/EQ mengharuskan latihan yang intensif,
ketabahan, kerja keras, perencanaan, dan kejujuran yang terus
menerus. Para ahli memerlukan waktu berlatih + 5000 jam untuk
menjadi mahir dalam bidang profesionalnya. Menghadapi diri
88
Kecerdasan Emosional (KE)
sendiri adalah salah satu dari usaha yang paling berat yang harus
kita lakukan.
Ini bukannya penyembuhan kilat atau penanaman modal jangka
pendek. Kita harus mengabdikan hidup kita untuk mempelajari
cara baru yang lebih baik dalam berperilaku dan berfungsi lebih
efektif. Pengembangan emosi bukan sesuatu yang dapat terjadi
dalam semalam tetapi sebagai bagian dari disiplin Personal
Mastery memerlukan latihan yang terus menerus. Beberapa dari
kita membutuhkan waktu bertahun-tahun + 5000 jam untuk
mengembangkan kebiasaan baru, mengganti yang lama dan
menanamkannya dalam kebiasaan. Bahkan setelah kita
mengembangkan KE/EQ akan ada perubahan terus menerus
saat kita berhubungan dengan orang-orang yang tidak mampu
mengendalian emosinya secara tepat.
Akibatnya mereka akan berlaku sebagai ukuran ujian bagi
kemajuan diri kita. Adalah produktif Untuk menganggap bahwa
bekerja bersama bos yang sulit, atau rekan yang tidak mau
bekerjasama sebagai suatu peluang untuk menerapkan
ketrampilan KE/EQ kita, dan mewujudkan suatu peran model
yang dapat diikuti oleh yang lainnya.
Posisi dalam hidup, status ekonomi, atau bahkan usia tidak
menghambat seseorang menjadi pimpinan.
Banyak para sekretaris, petugas kebersihan, menunjukkan
kemampuan KE/EQ yang tinggi dan pengaruh mereka lebih kuat
daripada orang-orang yang menempati posisi tinggi dalam
masyarakat, namun kurang memiliki mutu dalam diri bagi
keberhasilan pribadi. Begitu anda menapak di atas jalan
pengembangan KE/EQ, maka hal ini akan berlangsung seumur
hidup. Ada kebahagiaan dan keyakinan dalam mengetahui bahwa
anda bekerja demi kebaikan anda sendiri. Banyak tanda-tanda
jalanan disepanjang perjalanan yang dapat anda gunakan sebagai
Modul Diklatpim Tingkat IV
89
petunjuk yang bermanfaat. Perhatikanlah semuanya dan manfaatkan petunjuk tersebut di saat yang tepat untuk mengembangkan
kreativitas dan imajinasi dalam konteks tugas anda.
C. Kiat untuk Mengembangkan dan Mempertahan
kan Ketrampilan Kecerdasan Emosional.
Patricia Patton dalam EQ pengembangan sukses lebih bermakna
(2002), mengatakan bahwa: “Kecerdasan emosional memerlukan
ketrampilan yang dapat membentuk kebiasaan-kebiasaan
yang berguna dalam mencapai keberhasilan pribadi, dan juga
kesadaran diri”.
Memang kedengarannya sangat sederhana, namun hal ini bisa berubah menjadi sulit ketika kita berusaha mengubah kebiasaan kita
atau mengubah cara kita mengarahkan diri kita.
Contoh: Ketika anda berusaha diet, maka godaan untuk makan
akan senantiasa menggangu jika anda tidak memiliki motivasi
yang kuat untuk mengarahkan diri sehingga mencapai tujuan.
Hal yang sama juga diperlukan dalam usaha mengasah kecerdasan
emosi. Kita harus menemukan terlebih dahulu alasan mengapa
harus berubah; lalu rumuskan tujuan; dan buatlah rencana
kegiatan yang terpusat pada hasil akhir.
Proses ini mungkin akan sangat menyiksa, karena kita diharuskan
bertingkah laku secara berbeda, harus mengendalikan dorongan kita
untuk bertindak dan berpikir dengan cara yang lebih baik. Yaitu
dengan mengembangkan dan mempertahankan keterampilan
kecerdasan emosional melalui 4 (empat) hal:
1. Pola Pikir: manusia akan dapat mengubah cara berpikirnya
dengan cara mempelajari informasi; menghadapi hasil-hasil yang
negatif; terpuruk dalam kegagalan; menerima ultimatum dan
90
Kecerdasan Emosional (KE)
keadaan yang senantiasa beruubah-ubah. Perubahan seharusnya
dapat dilakukan dengan mudah jika memulainya dengan melihat
bahwa anda sebagai orang yang fleksibel dan senantiasa
berkembang. Tanpa keterbukaan dan penghargaan atas usaha
mem-perkaya diri tersebut maka anda akan tetap terperangkap
pada cara berpikir yang lama.
2. Empati: membangun kecerdasan emosional juga meliputi
perhatian terhadap perasaan orang lain dan pemahaman atas
kebutuhannya. Satu dilema utama pegawai di tempat kerja adalah
cara menjembatani antara penggunaan pikiran dan hati mereka.
Dalam membuat suatu keputusan, kita diajari untuk tidak
emosional sebab hal itu akan menyumbat daya nalar kita.
Sebaliknya banyak orang yang menderita sebab hasil keputusan
itu kurang mendapat pertimbangan, kejam dan bersifat merusak.
Dalam hal ini tujuan utama adalah bagaimana menggabungkan
sensitivitas anda dan juga tidak meninggalkan penalaran
anda hasilnya akan menakjubkan.
3. Optimisme: sikap optimis sangat diperlukan dalam usaha
membangun kecerdasan emosional. Sikap optimis memberi kita
semangat yang akhirnya menghasilkan stamina untuk mencapai
kecerdasan emosional. Sikap optimis melahirkan kepercaya
an diri yang dapat kita gunakan untuk meraih tujuan dalam
mengatur diri. Orang yang ragu-ragu terhadap suatu perubahan,
biasanya merendahkan nilai usahanya sendiri. Sikap meruapakan
unsur penting dalam usaha perbaikan diri. Seberapapun besarnya
keinginan untuk menjadi lebih kuat dan efektif, kita tetap tidak
dapat meraihnya tanpa memiliki kecenderungan sikap yang
akhirnya memancarkan keyakinan. Optimisme itu hebat
pengaruhnya. Manusia menyukai orang yang memiliki pandangan
terang yang dapat melampaui batu sandungan yang ada
dihadapannya.
Modul Diklatpim Tingkat IV
91
4. Teknik: pola pikir digabungkan dengan empati dan sikap
optimisme, dapat membantu menemukan cara-cara yang dapat
dilakukan untuk memulai suatu perubahan. Teknik ini dimulai
dengan penggunaan waktu untuk memahami perubahan emosi,
dan mengapa anda berkembang dengan temperamen anda
sekarang ini. Selanjutnya cobalah untuk menentukan respon (reaksi)
yang lebih baik terhadap situasi dan orang lain. Kemudian cobalah
berlatih untuk merespon secara lebih baik dengan bantuan orang
lain. Masalahnya bukanlah cara memahami emosi itu sendiri, tetapi
cara kita mengendalikannya di saat kita sedang emosi. Ada 4
(empat) hal yang dapat kita lakukan jika hal ini terjadi:
a. Cermatilah dengan segera emosi yang sedang anda
rasakan. Pikirkan mengapa anda merasakan hal ini dan apakah
hal tersebut memerlukan respon pada tingkatan itu. Ini akan
mengubah emosi dan memberikan kesempatan yang lebih
besar kepada pikiran untuk menganalisis situasi.
b. Tarik diri anda dari hadapan orang lain ataupun kejadian
yang memungkinkan anda untuk menenangkan diri dan menilai
kembali apa yang anda rasakan dan lakukan.
c. Tunjukkan empati kepada orang lain. Hal ini sulit dilakukan
khususnya ketika kita dalam keadaan marah atau susah. Tetapi
jika mencoba memikirkan akibat perkataan atau tindakan anda
terhadap orang lain, maka anda dapat mengalihkan perhatian
dari perasaan anda sendiri.
d. Berhati-hatilah bahwa pembicaraan pribadi atau suara
hati anda tidak dipenuhi dengan emosi yang merupakan hasil
citra dan perspektif yang tidak benar. Mengatakan hal
semacam ini, “Mereka mengira saya bodoh” atau “apa
untungnya jika saya melepasnya tanpa bekelahi” atau
mempercayai bahwa orang lain lebih kuat sebab meraka dapat
mengalahkan harga diri anda, hal ini akan merusak diri anda.
Kekuatan tidak muncul dari hilangnya kesabaran atau tingkah
laku yang tidak produktif. Tetapi kekuatan berasal dari
Kecerdasan Emosional (KE)
92
keterampilan anda untuk mengendalikan emosi secara efektif
dan menciptakan situasi menang-menang (win-win situation).
D. Beberapa Pengertian dari Skala Emosi:
1.
Kesadaran Diri Emosi
Berhubungan dengan pemahaman diri, baik kelebihan maupun
kekurangannya, diperlukan untuk pengendalian diri dalam
menghadapi masalah maupun orang lain.
2.
Ekspresi Emosi
Berhubungan dengan kemampuan diri untuk mengungkapkan
perasaan kita, agar mudah dipahami oleh orang lain.
3.
Kesadaran Emosi Terhadap Orang Lain
Berhubungan dengan kemampuan mengelola perasaan sendiri
untuk berempati terhadap orang lain.
4.
Intentionalitas
Berhubungan dengan ketekunan melakukan tugas hingga tuntas,
yang diperlukan untuk mencapai kualitas kerja organisasi.
5.
Kreativitas
Berhubungan dengan kemampuan mengekspresikan
kreativitasnya yang dipakai untuk mendukung tugasnya.
6.
Ketangguhan
Berhubungan dengan kemampuan menerima dan mengatasi
masalah, yang dapat diterapkan dalam mengatasi konflik dalam
organisasi.
7.
Hubungan Antar Pribadi
Berhubungan dengan kemampuan beradaptasi dan toleransi
dengan situasi baru serta nilai-nilai baru.
Modul Diklatpim Tingkat IV
8.
Kecerdasan Emosional (KE)
93
Ketidakpuasan Konstruktif
BAB VI
PENUTUP
Berhubungan dengan kemampuan individu berperan dalam
mengatasi ketidakpuasan di lingkungan organisasi.
9. Belas Kasihan
Berhubungan dengan kepekaan diri terhadap segala situasi yang
memerlukan perhatian kita sebagai individu dan bagian dari organisasi.
10. Sudut Pandang
Berhubungan dengan kemampuan berpikir positif dalam
menghadapi kenyataan yang dihadapinya
11. Intuisi
Berhubungan dengan cara berpikir jauh ke depan melampaui
pemikiran orang lain saat ini, dengan mengandalkan analisa
dan keyakinan diri.
12. Radius Kepercayaan
Berhubungan dengan kemampuan kita untuk dapat dipercaya
dan mempercayai orang lain. organisasi pada hakekatnya memerlukan adanya saling percaya diantara anggotanya.
13. Daya Pribadi
Berhubungan dengan rasa keyakinan diri untuk bertanggung
jawab terhadap apa yang dipikirkan serta apa yang dilakukannya
14. Integritas
Berhubungan dengan adanya kesatuan dalam diri antara
tanggung jawab dengan nilai-nilai diri, yang diperlukan oleh
organisasi untuk menumbuhkan keberanian mengambil resiko
dari tanggung jawab yang diembannya.
A. Latihan
1. Lakukan identifikasi permasalahan emosional yang terjadi
ditempat kerja masing-masing;
2. Diskusikan dalam kelompok kecil membahas strategi yang dapat
ditempuh untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang
terjadi ditempat kerja tersebut.
3. Cari kiat-kiat untuk dapat mengembangkan dan
mempertahankan keterampilan dalam menerapkan kecerdasan
emosional.
B. Tindak Lanjut
Mengkoordinasikan semua panca indera kita agar bekerja untuk
memproses informasi yang datang dari luar dengan mental model
adalah merupakan suatu tim dalam diri kita yang dapat kita
optimalkan secara luas bisa untuk menghasilkan perubahan atau
peningkatan harga diri, pengendalian diri, keyakinan diri dan
terutama kematangan emosi kita.
Keberhasilan/sukses seseorang dalam kehidupan bermasyarakat/
organisasi pada dasarnya ditentukan oleh berbagai faktor
kecerdasan secara bersama-sama termasuk kecerdasan emosional.
94
Modul Diklatpim Tingkat IV
95
Kecerdasan Emosional (KE)
96
PETA SITUASI SAAT INI
K U E S I O N E R*)
Skala 1 : Peristiwa Dalam Hidup
No.
Kuesioner EQ MAPTM akan membantu Anda
dalam mengukur berbagai komponen yang berkaitan dengan
kompetensi-kompetensi yang menyatu dengannya
1.
2.
3.
4.
5.
Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Isilah identitas Anda pada ternpat yang disediakan.
2. Bacalah petunjuk pada masing-masing kolom skala.
3. Isilah setiap skala dengan melingkari angka yang tersedia ( 3,2,1,0 ).
4. Jawablah secara berurutan seperti yang tampak.
5. Disediakan waktu 30 menit untuk mengisi 21 skala kuesioner.
6. Kerjakan dengan secepat dan sejujur mungkin.
7. Selamat mengerjakan.
Peserta Diklat Pim IV ......................................... Angkatan :,.................
Nama :............................................ JenisKelamin :.......... Usia :.......th
Pekerjaan ....................... UnitKerja .................................................
Alamat kantor :..............,.......,.............................., .Kode Pos..............
No. Telp. Rumah : ..................., Kantor. ................, HP...................
Tanggal Pengisian Kuesioner. .............................
*) Untuk keperluan pembelajaran Diklat. Kuesioner disadur dari kuesioner pada buku
“Executive EQ: Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi”.
Karangan Robert Cooper dan Amywan Syawaf.
Widyaiswara dapat menggunakan instrumen lainnya yang relevan dengan pembelajaran.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Pikirkan tentang..., tahun yang lain
Tidak
Untuk tiap peristiwa kerja atau pribadi
berpeyang tercantum di bawah, beri nilai S a n g a t Sedang Sedikit ngaruh/
seberapa besar peran masing-masing Besar
tidak
sebagai sumber rasa tertekan anda
terjadi
Dipecat, diberhentikan, keluar, atau pensiun
Pekerjaan baru atau majikan baru.
Pekerjaan jenis baru.
Penciutan atau reorganisasi di perusahaan
saya.
Beberapa perubahan lain di pekerjaan yg
tidak tersebut diatas, namun menyebabkan rasa tertekan.
Rugi finansial atau berkurangnya pendapatan.
Kematian seorang teman dekat atau
anggota keluarga.
Pindah atau relokasi.
Berpisah atau bercerai.
Menikah.
Membeli rumah baru.
Menjadi korban kejahatan.
Kelahiran bayi, adopsi, kehadiran anak
tiri, atau orang lain dalam keluarga.
Keterlibatan dalam perkara hukum.
Sakit atau cedera serius pada diri sendiri.
Sakit atau cedera serius pada teman dekat
atau anggota keluarga.
Bertambahnya tanggungjawab merawat
anggota keluarga yang jompo atau cacat.
Beberapa perubahan lain yang tidak tersebut diatas, namun menyebabkan rasa
tertekan.
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
3
3
3
3
2
2
2
2
1
1
1
1
0
0
0
0
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
3
3
3
2
2
2
1
1
1
0
0
0
3
2
1
0
3
2
1
0
0-2
(OPT)
3-7
(IST)
8 - 15
(REN)
16 - 54
(PW)
Modul Diklatpim Tingkat IV
97
Skala 3 : Tekanan Masalah Pribadi
Skala 2 : Tekanan Pekerjaan
No.
1.
2.
3.
4.
5
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Pikirkan tentang..., bulan yang lalu
Tidak
Untuk tiap tekanan pekerjaan yang
berpetercantum di bawah, beri nilai sebe- S a n g a t Sedang Sedikit ngaruh/
rapa peran masing-masing sebagai Besar
tidak
sumber rasa tertekan anda
terjadi
Keamanan Pekerjaan
Hubungan dengan atasan langsung
Bergesernya prioritas pada pekerjaan
Terlalu banyak pekerjaan.
Kontrol atas beben kerja saya
Kurangnya keluwesan ditempat kerja
untuk menangani situasi darurat
keluarga dan atau pribadi.
Kebijakan pengangkatan dan atau
promosi yang berdasarkan pilih kasih
atau ketidak adilan dipekerjaan.
Pemantauan terus menerus atas kinerja
oleh manajemen.
Pekerjaannya membosankan atau tidak
menarik.
Pengakuan atau penghargaan untuk
pekerjaan saya.
Tekanan dari tenggat waktu yang mendesak pada pekerjaan saya.
Hilangnya komitmen untuk bekerja.
Merasa menjadi orang yang tak berguna
dan tak sanggup menyelesaikan apapun.
Fleksibelitas jam kerja.
Perjalanan yang jauh ketempat kerja.
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
Kecerdasan Emosional (KE)
98
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
3
2
1
0
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
3
3
2
2
1
1
0
0
3
3
2
2
1
1
0
0
0-6
(OPT)
7 - 13
(IST)
14-20
(REN)
21-51
(PW)
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Pikirkan tentang..., bulan yang lalu
Tidak
Untuk tiap tekanan pribadi yang terberpeS
a
n
g
a
t
cantum di bawah, beri nilai seberapa
Sedang Sedikit ngaruh/
peran masing-masing sebagai sumber Besar
tidak
rasa tertekan anda
terjadi
Kesulitan keuangan.
Bertambahnya tanggung jawab merawat
anggota keluarga yang jompo atau cacat.
Konflik dengan rekan atau pasangan.
Membesarkan anak.
Berpisah dari pasangan.
Menurunnya kesehatan pribadi.
Bermasalah dalam hal urusan rumah tangga
sehari-hari.
Tidak cukup waktu untuk diluangkan
bersama orang-orang terdekat dgn saya.
Lingkungan yg berbahaya atau tdk aman.
Hubungan dengan anggota keluarga dekat
(orangtua, saudara sekandung, ipar).
Konflik atau frustasi dalam urusan seksual.
Konflik antara pekerjaan dan keluarga.
Kesepian atau kurangnya keakraban.
Masalah kesuburan atau reproduksi.
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
3
3
2
2
1
1
0
0
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
3
2
1
0
3
3
2
2
1
1
0
0
3
3
3
3
2
2
2
2
1
1
1
1
0
0
0
0
0-2
(OPT)
3-7
(IST)
8 - 14
(REN)
15 - 42
(PW)
Modul Diklatpim Tingkat IV
99
Skala 5 : Ekspresi Emosi
BAGIAN II
KETERAMPILAN EMOSI
Skala 4 : Kesadaran ... diri Emosi
No.
Untuk tiap pernyataan di bawah, beri
nilai seberapa baik ini menggambar
kan pikiran atau perasaan anda
tentang diri sendiri saat ini
No.
Saya dapat menyebutkan perasaan saya.
Saya telah belajar banyak tentang diri
sendiri dengan mendengarkan perasan saya.
3. Saya sadar tentang perasaan saya hampir
sepanjang waktu.
4. Saya bisa mengatakan kapan saya menjadi
marah.
5. Bila saya sedih, saya tahu alasannya.
6. Saya cenderung menghakimi diri sendiri
7. Saya menikmati kehidupan emosi saya
8. Orang yang sering menunjukkan emosi
9. Saya sering ingin menjadi orang lain.
10. Saya memperhatikan keadaan fisik saya,
untuk memahami perasaan-perasaan saya.
11. Saya menerima perasaan saya sebagamana
adanya.
B a i k C u k u p Sedikit
Sekali Baik
Tidak
sama
sekali
3
3
2
2
1
1
0
0
3
2
1
0
3
2
1
0
3
0
3
0
0
3
2
1
2
1
1
2
1
2
1
2
2
1
0
3
0
3
3
0
3
2
1
0
Ini menggambarkan saya dengan :
B a i k C u k u p Sedikit
Sekali Baik
Tidak
sama
sekali
1.
2.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Saya membiarkan orang lain tahu bila
mereka kerja dengan baik.
Saya mengungkapkan emosi saya
meskipun emosi itu negatif.
Saya membiarkan orang lain tahu tentang
yang saya inginkan dan butuhkan.
Teman dekat saya akan mengatakan bahwa
saya mengungkapkan penghargaan terhadap
mereka.
Saya menyimpan perasaan bagi saya sendiri.
Saya membiarkan orang lain tahu apabila
ada perasaan yang tidak enak yang
mengganggu pekerjaan kami.
Saya sulit meminta tolong kepada orang
lain saat saya memerlukan bantuan.
Dalam interaksi dengan orang lain,
saya dapat merasakan perasaan mereka.
Saya akan melakukan apa saja agar tampak
tidak tolol di depan teman-teman saya.
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
0
3
1
2
2
1
3
0
0
1
2
3
3
2
1
0
0
1
2
3
Jumlah Skor
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
Untuk tiap pernyataan di bawah, beri
nilai seberapa baik ini menggambar
kan pikiran atau perasaan anda
tentang diri sendiri saat ini
Ini menggambarkan saya dengan :
3.
1.
2.
Kecerdasan Emosional (KE)
100
33-29
28-24
23-19
18-0
(OPT)
(IST)
(REN)
(PW)
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
27-20
19-17
16-13
12-0
(OPT)
(IST)
(REN)
(PW)
Modul Diklatpim Tingkat IV
101
Kecerdasan Emosional (KE)
102
BAGIAN II
Skala 6 : Kesadaran Emosi Terhadap Orang Lain
KECAKAPAN EQ
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Untuk tiap pernyataan di bawah, beri
nilai seberapa baik ini menggambar
kan pikiran atau perasaan anda
tentang diri sendiri saat ini
Saya dapat mengenali emosi orang lain
dengan memperhatikan mata mereka.
Saya merasa sulit berbicara dengan orang
yg tidak satu sudut pandang dengan saya.
Saya memperhatikan orang-orang yang
memiliki kualitas positif.
Saya jarang terdorong untuk menghibur
orang lain.
Saya berfikir tentang perasaan orang lain
Tidak perduli dengan siapa berbincang
saya selalu menjadi pendengar yang baik.
Saya dapat merasakan suasana hati suatu
kelompok, ketika saya masuk kedalam
suatu ruangan.
Saya dapat membuat orang yang baru saya
kenal berbicara tentang mereka sendiri.
Saya ahli “membaca yang tersirat”
ketika seseorang berbicara.
Saya biasanya dapat mengetahui bagaimana perasaan orang lain thd saya.
Saya dapat mengetahui perasaan seseorang kendati ia tak berbicara.
Saya mengubah ekspresi emosi saya,
tergantung dengan siapa saya berhadapan.
Saya dapat mengetahui apabila orang
yang dekat dengan saya sedang kesal.
Ini menggambarkan saya dengan :
B a i k C u k u p Sedikit
Sekali Baik
Tidak
sama
sekali
3
2
1
0
0
1
2
3
3
2
1
0
3
2
1
0
3
3
2
2
1
1
0
0
3
2
1
0
5.
3
2
1
0
6.
3
2
1
0
7.
3
2
1
0
8.
3
2
1
0
9.
0
1
2
3
3
2
1
0
No.
1.
2.
3.
4.
10.
11.
12.
13.
14.
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
Skala 7 : Intensionalitas
39-28
27-22
(OPT)
(IST)
21-15
Untuk tiap pernyataan di bawah, beri
nilai seberapa baik ini menggambar
kan pikiran atau perasaan anda
tentang diri sendiri saat ini
Saya dapat dengan mudah mengabaikan
gangguan-gangguan, apabila saya perlu
berkonsentrasi.
Saya menyelesaikan hampir semua yang
saya mulai.
Saya tahu harus mengatakan “tidak”
ketika harus demikian.
Saya tahu cara menghargai diri sendiri
sesudah meraih suatu sasaran.
Saya dpt menyingkirkan dahulu imbalan
imbalan jangka pendek demi sasaransasaran jangka panjang.
Saya dapat memusatkan perhatian saya
pada suatu tugas sampai selesai bila saya
harus demikian.
Saya mengerjakan hal-hal yg belakangan
saya sesali .....
Saya menerima tanggung jawab atas
pengelolaan emosi saya.
Ketika berhadapan dengan suatu masalah,
saya suka mengurusinya selekas mungkin.
Saya berpikir tentang yang saya inginkan
sebelum bertindak.
Saya dapat menunda kepuasan pribadi
demi sasaran yang lebih besar.
Bila suasana hati saya sedang jelek, saya
dapat membicarakannya dgn diri sendiri.
Saya marah apabila dikritik.
Saya sering tidak mengetahui penyebab
kemarahan saya.
Ini menggambarkan saya dengan :
B a i k C u k u p Sedikit
Sekali Baik
Tidak
sama
sekali
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
0
1
2
3
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
0
0
1
1
2
2
3
3
42-33
32-27
(OPT)
(IST)
14-0
(REN) (PW)
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
26-21
20-0
(REN) (PW)
Modul Diklatpim Tingkat IV
103
Skala 8 : Kreativitas
No.
Pikirkan tentang … bulan yang lalu
Untuk tiap pernyataan di bawah, beri
nilai seberapa baik ini menggambar
kan perilaku atau tujuan anda
1.
Saya telah mengajukan proyek-proyek
inovatif kepada perusahaan saya.
2. Saya berperan serta dalam berbagai
informasi dan gagasan.
3.` Saya berkhayal tentang masa depan
untuk memudahkan membayangkan
kemana tujuan saya.
4. Gagasan terbaik saya muncul ketika saya
sedang tidak memikirkannya.
5. Saya mempunyai gagasan-gagasan cemerlang, baik yang berupa kilasan maupun
yang tampak secarautuh.
6. Saya memiliki penginderaan yang baik
mengenai kapan suatu gagasan akan
berhasil atau gagal.
7. Saya tergerak oleh konsep-konsep yang
baru dan tidak lazim.
8. Saya telah menerapkan proyek-proyek
inovatif kepada perusahaan saya.
9. Saya tergerak oleh gagasan-gagasan dan
solusi-solusi baru.
10. Saya ahli dalam menggodok pemecahan
masalah sampai menghasilkan sejumlah
pilihan
Skala 9 : Ketangguhan
Ini menggambarkan saya dengan :
B a i k C u k u p Sedikit
Sekali Baik
Tidak
sama
sekali
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
No.
1.
2.
3.
4.
3
2
1
0
3
2
1
0
5.
6.
7.
3
2
0
8.
9.
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
10.
11.
12.
13.
Pikirkan tentang … bulan yang lalu
Untuk tiap pernyataan di bawah, beri
nilai seberapa baik ini menggambar
kan perilaku atau tujuan anda
Saya dapat pulih dengan cepat sesudah
merasa kecewa.
Saya dapat memperoleh yg saya butuhkan
jika tekad saya sudah bulat.
Halangan atau masalah dalam hidup saya
telah menghasilkan perubahan-perubahan
yang tak terduga kearah yang lebih baik.
Saya mudah menunggu dengan sabar,
bila harus demikian.
Selalu ada lebih dari satu jawaban yg benar.
Saya tahu cara memuaskan seluruh bagian
dalam diri saya.
Saya bukan orang yg suka menangguhkan
suatu pekerjaan.
Saya takut mencoba lagi bila sudah pernah
gagal dalam pekerjaan yang sama.
Saya memutuskan bahwa masalah-masalah
tertentu tidak berharga untuk dicemaskan
Saya menyantaikan diri bila mulai tegang.
Saya bisa melihat sisi humor suatu situasi.
Saya sering mengesampingkan dahulu
suatu masalah untuk mendapatkan suatu
perspektif yang lebih baik.
Bila menghadapi suatu masalah, saya memusatkan perhatian pada apa yang dapat
saya perbuat untuk memecahkannya.
Ini menggambarkan saya dengan :
B a i k C u k u p Sedikit
Sekali Baik
Tidak
sama
sekali
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
3
3
2
2
1
1
0
0
3
2
1
0
0
1
2
3
3
2
1
0
3
3
3
2
2
2
1
1
1
0
0
0
3
2
1
0
39-34
33-28
(OPT)
(IST)
Jumlah Skor
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
Kecerdasan Emosional (KE)
104
30-24
(OPT)
23-19
(IST)
18-13 12-0
(REN) (PW)
Penilaian
27-21
20-0
(REN) (PW)
Modul Diklatpim Tingkat IV
105
Skala 11 : Ketidakpuasan Konstruktif
Skala 10 : Hubungan Antar Pribadi
No.
1.
Pikirkan tentang … bulan yang lalu Untuk
tiap pernyataan di bawah, beri nilai seberapa baik ini menggambarkan perilaku atau tujuan anda pikiran atau perasa
an anda tentang diri sendiri saat ini.
Saya bisa sedih apabila kehilangan sesuatu
Ini menggambarkan saya dengan :
B a i k C u k u p Sedikit
Sekali Baik
3
2
1
Tidak
sama
sekali
0
yang penting bagi saya.
2.
Saya merasa tidak nyaman bila seseorang
0
1
2
3
terlalu dekat secara emosional dengan saya.
3.
Saya mempunyai teman-teman yang dapat
3
2
1
0
3
2
1
0
diandalkan dalam masa-masa sulit.
4.
Saya banyak menunjukkan rasa sayang
kepada teman-teman saya.
5.
Bila mempunyai masalah, saya tahu harus
3
2
1
0
pergi ke mana dan harus berbuat apa untuk
memecahkannya.
6.
Keyakinan dan nilai-nilai yang saya anut,
3
2
1
0
3
2
1
0
menuntun tindakan saya sehari-hari.
7.
Keluarga saya selalu siap bila saya
membutuhkan mereka.
8.
Saya ragu tentang apakah teman-teman saya
0
1
2
3
sungguh perduli kepada saya sebagai pribadi.
9.
Saya sulit mendapatkan teman.
10. Saya hampir tak pernah menangis.
Kecerdasan Emosional (KE)
106
0
1
2
3
0
1
2
3
No.
Pikirkan tentang … bulan yang lalu Untuk
tiap pernyataan di bawah, beri nilai seberapa baik ini menggambarkan perilaku atau tujuan anda pikiran atau perasa
an anda tentang diri sendiri saat ini.
Saya sanggup berbeda pendapat dgn efektif
untuk mengubah sesuatu.
2. Saya tidak akan mengungkapkan perasaan
saya jika saya yakin bahwa itu akan
menimbulkan perbedaan pendapat.
3. Apabila suatu masalah datang, saya hanya
dapat mempercayai diri sendiri untuk
menyelesaikannya.
4. Saya tetap tenang bahkan dalam situasi
yang membuat orang lain marah.
5. Lebih baik tidak membuat masalah bila
Anda dapat menghargainya.
6. Saya merasa sulit mencapai kata sepakat
dengan rekan-rekan kerja saya.
7. Saya mencari umpan balik dari rekan-rekan
kerja saya.
8. Saya ahli dalam mengorganisasi dan
memotivasi sebuah kelompok.
9. Saya senang menghadapi tantangan dan
memecah kan masalah dalam pekerjaan.
10. Saya mendengarkan kritik dengan pikiran
terbuka dan menerimanya apabila dapat
dibenarkan.
11. Saya membiarkan masalah mencapai titik
kritis sebelum membicarakannya.
12. Bila melontarkan komentar yang kritis,
saya memusatkan perhatian pada perilaku
bukan pada orangnya.
1.
13. Saya menghindari konfrontasi
B a i k C u k u p Sedikit
Sekali Baik
Tidak
sama
sekali
3
2
0
0
1
2
3
0
1
2
3
3
2
1
0
0
1
2
3
0
1
2
3
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
0
1
2
3
3
2
1
0
0
1
2
3
Jumlah Skor
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
Ini menggambarkan saya dengan :
30-28
(OPT)
27-23
(IST)
22-18 17-0
(REN) (PW)
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
39-34
(OPT)
33-27
(IST)
26-20 19-0
(REN) (PW)
Modul Diklatpim Tingkat IV
107
BAGIAN III
Skala 13 : Sudut Pandang
NILAI-NILAI EQ DAN KEYAKINAN
Skala 12 : Belas Kasihan
No.
Pikirkan tentang … bulan yang lalu
Untuk tiap pernyataan di bawah, beri
nilai seberapa baik ini menggambar
kan perilaku atau tujuan anda.
No.
Saya dapat melihat rasa sakit pada orang
lain, meskipun mereka tidak
membicarakannya.
2. Saya dapat membaca emosi orang lain
dari bahasa tubuh mereka.
3. Saya bertindak menurut etika dalam
berurusan dengan orang lain.
4. Saya tidak akan ragu meninggalkan
kesibukan saya guna menolong orang
yang kesulitan.
5. Saya memperhitungkan perasaan orang
lain dalam intersksi dengan mereka.
6. Saya dapat menempatkan diri dalam
kedudukan orang lain.
7. Ada beberapa orang yang tidak akan
pernah saya maafkan.
8. Saya dapat memaafkan diri sendiri
karena tidak sempurna.
9. Ketika berhasil mengerjakan sesuatu,
saya sering merasa sesungguhnya bisa
lebih baik.
10. Saya membantu orang lain menjaga harga
dirinya dalam suatu situasi sulit.
11. Saya terus mencemaskan kekurangan
kekurangan saya.
12. Saya iri kepada orang yang lebih mampu
daripada saya.
B a i k C u k u p Sedikit
Sekali Baik
Tidak
sama
sekali
3
2
1
1.
Ini menggambarkan saya dengan :
B a i k C u k u p Sedikit
Sekali Baik
Tidak
sama
sekali
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
Saya mencintai hidup saya.
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
0
1
2
3
sesuatu.
3.
3
Saya melihat segi positif pada segala
sesuatu.
0
Saya tahu bahwa saya dapat menemukan
solusi atas masalah-masalah yang sulit.
4.
Saya percaya segala sesuatu biasanya
membaik dengan sendirinya.
5
Saya terus merasa frustasi dalam hidup
ini, karena banyak orang yg ingkar janji.
6.
Saya menyukai diri saya apa adanya.
3
2
1
0
Saya melihat tantangan sebagai peluang
3
2
1
0
3
2
1
0
39-34
(OPT)
33-27
(IST)
3
2
1
0
7.
3
2
1
0
8.
0
1
2
3
3
2
1
0
0
1
2
3
3
2
1
0
0
1
2
3
0
1
2
3
untuk belajar.
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
Pikirkan tentang … bulan yang lalu
Untuk tiap pernyataan di bawah, beri
nilai seberapa baik ini menggambar
kan perilaku atau tujuan anda
Ini menggambarkan saya dengan :
2.
1.
Kecerdasan Emosional (KE)
108
36-33
(OPT)
32-29
(IST)
28-21 20-0
(REN) (PW)
Dibawah tekanan, saya percaya akan
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
26-20
19-0
(REN) (PW)
Modul Diklatpim Tingkat IV
109
Skala 14 : I n s t u i s i
No.
Pikirkan tentang … bulan yang lalu
Untuk tiap pernyataan di bawah, beri
nilai seberapa baik ini menggambar
kan perilaku atau tujuan anda
1.
Kadang-kadang saya mendapatkan jawaban
Skala 15 : Radius Kepercayaan
Ini menggambarkan saya dengan :
B a i k C u k u p Sedikit
Sekali Baik
3
2
1
Tidak
sama
sekali
0
No.
1.
yang benar tanpa alasan yang jelas.
Firasat saya biasanya benar.
3
2
1
0
3.
Saya dapat menggambarkan sasaran-
3
2
1
0
3
2
1
0
3
2
1
0
sasaran saya di masa datang.
Saya dapat melihat produk atau gambaran
Saya percaya dengan impian saya meskipun
2.
Saya mengerahkan perhatian bila ada
Begitu telah membulatkan tekad,
Orang mengatakan bahwa saya dapat
2
1
Saya percaya sampai saya mempunyai
3
2
1
1
2
3
Saya sangat berhati-hati mengenai siapa
0
1
2
3
3
2
1
0
0
1
2
3
3
2
1
0
promosi, peluang, penghargaan, dsb)
0
0
1
2
3
Orang-orang yang menjadi rekan kerja
saya dapat dipercaya.
7.
Rasanya saya tidak bisa berbuat banyak.
0
1
2
3
8.
Sedikit sekali dalam hidup ini yang adil
0
1
2
3
3
2
1
0
0
1
2
3
atau layak.
3
2
1
0
9.
Ketika suatu hal tidak beres, saya
mencoba mengatasinya dengan rencana
0
1
2
3
alternatif.
10. Ketika bertemu dengan orang-orang baru,
0
1
2
3
membuat keputusan.
sedikit sekali informasi pribadi yang saya
ungkapkan kepada mereka.
Jumlah Skor
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
0
Orang-orang yang setara dengan saya
6
yg berbeda dari saya, saya sulit menerimanya.
11. Saya mengandalkan dorongan hati ketika
3
Saya menghormati teinan-teman saya.
0
meramal.
10. Ketika seseorang menyampaikan pandangan
2
5.
saya jarang merubahnya.
9.
1
lebih baik ( misal : kenaikan gaji,
3
sesuatu yang tidak benar bagi saya.
8.
0
di perusahaan saya mendapatkan yang
sulit, saya mengikuti kata hati saya.
7.
Tidak
sama
sekali
4.
memahami semua itu.
Ketika dihadapkan dengan pilihan yang
B a i k C u k u p Sedikit
Sekali Baik
yang saya percayai.
orang lain tidak dapat melihat atau
6.
Orang akan memanfaatkan saya kalau
Ini menggambarkan saya dengan :
alasan untuk tidak demikian.
3.
akhir, meskipun saat ini belum selesai.
5.
Pikirkan tentang … bulan yang lalu
Untuk tiap pernyataan di bawah, beri
nilai seberapa baik ini menggambar
kan perilaku atau tujuan anda
saya membiarkannya.
2.
4.
Kecerdasan Emosional (KE)
110
36-33
(OPT)
32-29
(IST)
28-21 20-0
(REN) (PW)
Penilaian
30-26
(OPT)
25-21
(IST)
20-16 15-0
(REN) (PW)
Modul Diklatpim Tingkat IV
111
Skala 16 : Daya Pribadi
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Pikirkan tentang … bulan yang lalu
Untuk tiap pernyataan di bawah, beri nilai
seberapa baik ini menggambarkan perilaku atau tujuan anda pikiran atau perasaan anda tentang diri sendiri saat ini.
Saya dapat mmbuat apapun terjadi.
Nasib memainkan peranan yang penting
dalam hidup saya.
Saya merasa tak ada gunanya menentang
hierarki yang mapan di perusahaan saya.
Keadaan sudah diluar kendali saya.
Saya membutuhkan pengakuan dari orang
lain untuk menjadikan karya saya terasa
berharga.
Saya mudah menyukai sesuatu.
Saya sulit menerima pujian.
Saya mempunyai kemampuan untuk
mendapatkan yang saya inginkan.
Saya merasa dapat mengendalikan hidup
saya.
Kalau saya merenungkan hidup saya,
saya mungkin menemukan bahwa pada
dasarnya saya tidak bahagia.
Saya merasa takut dan lepas kendali apabila
segala sesuatu berubah dengan cepat.
Saya senang bertanggungjawab atas sesuatu.
Saya tahu yang saya inginkan sesudah ini.
Kecerdasan Emosional (KE)
112
Skala 17 : I n t e g r i t a s
Ini menggambarkan saya dengan :
B a i k C u k u p Sedikit
Sekali Baik
Tidak
sama
sekali
No.
3
0
2
1
1
2
0
3
0
1
2
3
2.
3.
0
0
1
1
2
2
3
3
4.
1.
5.
6.
3
0
3
2
1
2
1
2
1
0
3
0
3
2
1
0
8.
0
1
2
3
9.
0
1
2
3
3
3
2
2
1
1
0
0
7.
Pikirkan tentang … bulan yang lalu
Untuk tiap pernyataan di bawah, beri nilai
seberapa baik ini menggambarkan perilaku atau tujuan anda pikiran atau perasaan anda tentang diri sendiri saat ini.
Saya bersedia mengakui kesalahan yang
telah saya perbuat.
Saya merasa seperti seorang penipu.
Kalau tidak bersemangat lagi dengan
pekerjaan saya, saya akan pindah kerja.
Pekerjaan saya adalah perpanjangan dari
sistem nilai pribadi saya.
Saya tidak pernah berbohong.
Saya bisa menerima suatu situasi meskipun
tidak mempercayainya.
Saya membesar-besarkan kemampuan saya,
agar memperoleh kesempatan yang lebih baik.
Saya berterus terang meskipun yang saya
hadapi sulit.
Saya telah mengerjakan sesuatu dalam
pekerjaan saya yang bertentangan dengan
keyakinan saya.
Ini menggambarkan saya dengan :
B a i k C u k u p Sedikit
Sekali Baik
Tidak
sama
sekali
3
2
1
0
0
3
1
2
2
1
3
0
3
2
1
0
3
0
2
1
1
2
0
3
0
1
2
3
3
2
1
0
0
1
2
3
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
39-34
(OPT)
33-29
(IST)
28-24 23-0
(REN) (PW)
39-34
(OPT)
33-29
(IST)
28-24 23-0
(REN) (PW)
Modul Diklatpim Tingkat IV
113
BAGIAN IV
Kecerdasan Emosional (KE)
114
1
2
3
4
5
6
PETA HASIL-HASIL EQ
20. Bermain game video/komputer atau men-
Skala 18 : Kesehatan Secara Umum
No.
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12
13.
14
15.
16.
17.
18.
19.
Pikirkan tentang … bulan yang lalu
Ini menggambarkan saya dengan :
Tunjukkan berapa sering (jika
pernah) Anda mengalami gejala- Tidak 1 x atau setiap set i a p
hari
2x
minggu
Pernah
gejala berikut.
sebulan
2
Gejala-gejala Fisik
Nyeri Punggung
Masalah Berat Badan (kekurangan atau
kelebihan).
Sakit kepala karena tegang
Migren
Pilek atau gangguan pernapasan
Masalah-masalah penut (kembung, nyeri
waktu BAB, atau tukak lambung)
Nyeri dada
Sakit dan Nyeri yang sulit dijelaskan
Nyeri kronis lain yang belum tersebut
di atas.
Gejala-gejala Perilaku
Makan (hilang selera, terus menerus,
tidak sempat)
Merokok
Minum minuman beralkohol
Minum obat penenang
Minum aspirin atau penghilang rasa
sakit lain
Minum obat-obat lain
Menarik diri dari hubungan dekat
Mengkritik, menyalahkan, atau
melecehkan orang lain.
Merasa menjadi korban atau dimanfaatkan
oleh orang lain.
Menonton Televisi (lebih dari 2
jam sehari)
0
1
2
3
21. Tidak menyukai campur tangan orang lain
0
1
2
3
22. Kecelakaan atau cidera
0
1
2
3
0
1
2
3
jelajah internet (lebih dari 2 jam sehari)
3
0
0
0
0
0
0
4
1
1
1
1
1
1
5
2
2
2
2
2
2
6
3
3
3
3
3
3
23. Gejala-gejala Perilaku
Sulit berkonsentrasi
24. Merasa kelebihan beban pekerjaan.
0
1
2
3
25. Perhatian mudah teralihkan.
0
1
2
3
26. Tidak mudah melupakan sesuatu/terus
0
1
2
3
cemas.
27. Merasa depresi, kesal atau putus asa.
0
1
2
3
28. Merasa kesepian.
0
1
2
0
29. Pikiran terasa kosong.
0
1
2
3
30. Merasa letih atau kelebihan beban.
0
1
2
3
12. Sulit menetapkan hati atau membuat
0
1
2
3
0
1
2
3
keputusan.
0
0
0
1
1
1
2
2
2
3
3
3
0
1
2
3
13. Sulit memulai suatu kegiatan atau sulit
menenangkan diri.
Jumlah Skor
0
0
0
0
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
0
0
0
1
1
1
2
2
2
3
3
3
0
1
2
3
0
1
2
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
0-8
(OPT)
9-18
(IST)
19-31
(REN)
32-96
(PW)
115
Modul Diklatpim Tingkat IV
Skala 19 : Kualitas Hidup
No.
Saya puas sekali dengan kehidupan saya
Saya merasa kuat, sehat dan bahagia.
Saya merasakan kedamaian dan kesejahteraan di dalam hati.
4. Saya merasa perlu membuat banyak
perubahan dalam hidup saya, agar betul
betul bahagia.
5. Hidup saya memenuhi kebutuhan saya
yang paling dalam.
6. Saya mendapatkan lebih sedikit dari pada
yang saya harapkan dalam hidup ini.
7. Saya menyukai diri saya sebagaimana
adanya.
8. Bekerja bagi saya terasa menyenangkan.
9. Saya telah menemukan pekerjaan yang
bermakna.
10. Saya berada dalam jalur yang mengantar
saya menuju kepuasan.
11. Saya telah mengerahkan sebagian besar
3
3
3
2
2
2
1
1
1
0
0
0
0
1
2
3
No.
1.
3
2
1
0
0
1
2
3
3
2
1
0
3
3
2
2
1
1
0
0
3
2
1
0
Cocokkan seberapa baik tiap Ini menggambarkan saya dengan :
pernyataan berikut menggambarkan
Tidak
Cukup
pikiran dan perasaan tentang diri B a i k
Sedikit
sama
B
a
i
k
Sekali
sekali
sendiri saat ini
Ada beberapa orang yang “berhubungan”
3
2
1
0
3
2
1
0
dengan saya pada tingkat yang lebih dalam.
2.
Saya jujur kepada orang-orang yang akrab
dengan saya dan mereka jujur kepada saya.
3.
Saya menyayangi seseorang secara lebih
3
2
1
0
4.
Saya biasanya dapat menemukan orang
3
2
1
0
5.
Saya dapat membuat komitmen jangka
3
2
1
0
6.
Saya tahu bahwa saaya penting bagi
3
2
1
0
7.
Saya merasa mudah mengatakan kepada
3
2
1
0
orang-orang bahwa saya peduli dengan
mereka.
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
3
2
1
0
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
Kecerdasan Emosional (KE)
Skala 20 : Relationship Quotient
Cocokkan seberapa baik tiap Ini menggambarkan saya dengan :
pernyataan berikut menggambarkan
Tidak
Cukup
pikiran dan perasaan tentang diri B a i k
sama
B a i k Sedikit
S
e
k
a
l
i
sekali
sendiri saat ini
1.
2.
3.
116
32-27
(OPT)
26-22
(IST)
21-17 16-0
(REN) (PW)
21-20
(OPT)
19-17
(IST)
16-14
(REN)
13-0
(PW)
117
Modul Diklatpim Tingkat IV
118
Skala 21 : Kinerja Optimal
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
MENGHITUNG SKOR ANDA
Cocokkan seberapa baik tiap Ini menggambarkan saya dengan :
pernyataan berikut menggambarkan
Tidak
Cukup
pikiran dan perasaan tentang diri B a i k
Sedikit
sama
B
a
i
k
Sekali
sekali
sendiri saat ini
Saya puas dengan kinerja saya.
Rekan-rekan kerja saya akan mengatakan
bahwa saya memudahkan komunikasi
yang baik diantara anggota kelompok.
Saya merasa terkucil dan tidak dilibatkan
dalam pekerjaan.
Sulit bagi saya untuk mengerahkan perhatian pada tugas yang harus dikerjakan.
Dalam tim kerja saya, saya dilibatkan
dalam pembuatan keputusan.
Saya mempunyai kesulitan dalam memenuhi
komitmen atau menyelesaikan tugas.
Kinerja pekerjaan adalah sesuatu yang terus
saya usahakan dapat menghasilkan yg terbaik.
3
3
2
2
1
1
0
0
0
1
2
3
0
1
2
3
3
2
1
0
0
1
2
3
3
2
1
0
1. Sesudah menyelesaikan pilihan tiap skala, jumlahkan nilai angka-angka
yang telah anda lingkari di setiap kolom vertikal (dari atas ke bawah),
sebanyak empat kolom.
2. Tuliskan setiap hasil penjumlahannya di kolom jumlah skor, tepat
dibawahnya.
3. Jumlahkan hasil keempat kolom, dan tuliskan hasilnya di kolom Total
Skor.
4. Cocokkan total skor dengan kolom penilaian dibawahnya, dengan cara
mencari total Skor Anda ada pada rentang angka berapa.
Catatan Penilaian :
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
Kecerdasan Emosional (KE)
21-20
(OPT)
19-17
(IST)
16-13
(REN)
12-0
(PW)
OPT
= Optimal
IST
= Istimewa
REN
= Rentan
PW
= Perlu Waspada
5. Langkah terkhir adalah memasukkan penilaian Anda ke Tabel
Penilaian EQ Map.
Terima Kasih atas tanggapan Anda
6. Tabel ini secara visual akan memetakan kinerja pribadi Anda,
menciptakan kilasan potret pribadi tentang kekuatan-kekuatan dan
kerentanan-kerentanan EQ Anda saat ini.
119
Modul Diklatpim Tingkat IV
120
Kecerdasan Emosional (KE)
TABELPENILAIAN
OPTIMAL
ISTIMEWA
RENTAN
PERLU WASPADA
TOTAL
1
PERIS
2
TEKA
3
PERIS
4
KESA
5
6
7
8
9
10
KECAKAPAN
11
12
13
14
15
16
NILAI DAN KEYAKINAN
KECERD
AS
AN EMOSION
AL
KECERDAS
ASAN
EMOSIONAL
ZONA KINERJA SITUASI SAAT INI KETERAMPILAN
DAFTAR PUSTAKA
TIWA
DALA
NAN
PEKE
TIWA
DARA
M HID
UP
DALA
N
M HID
UP
N DIR
I
E K S
P R E
S I
RJAA
EMOS
I
E M O
S I
KESADA
RAN EM
OSI
THD ORA
NG LAIN
I N T E
N S I
O N A
L I T A
S
K R
E A
T I V
I T A
S
K E T
A N G
G U H
A N
HUBU
NGAN
ANTA
R PRIB
ADI
KETIDA
KPUAS
AN KO
NSTRU
KTIF
B E L
A S
K A S
I H A
N
S U D
U T
I
N
RADI
P A N
D A N
G
T
U
I
US K
EPE
D A Y
A
S
RCAY
I
17
18
19
20
HASIL-HASIL
TIONS
21
HIP Q
UOT
K I N
E R J
A
Bloom, Benyamin S,. (1980). Taxonomy of Education objectives, Book 2
“Effective Domein.
Beck, Robert C. (1978). Motivation, theories and principles, New
Jersey: Prentice Hall, Inc.
Cooper, Robert K., & Sawaf, Amywan. (1998). Executive EQ:
Kecerdasan Emosional Dalam Kepemimpinan dan
Organisasi, terjemahan Alek Tri Kantjono, Jakarta:
Gramedia.
Goleman, Daniel. (1997). Emotional Intelligence; Kecerdasan Emosional,
Mengapa EQ lebih Penting Daripada IQ, terjemahan
T. Hermaya, Jakarta, Gramedia.
Indrawijaya, Adam I. (1986). Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru.
Patton, Patricia. (1998). EQ Ditempat Kerja, terjemahan Zaini Dahlan,
Jakarta: PT. Pustaka Delaprasta.
Morgan, Gareth “Imaginization : The Art Of Creative Management.
Hardjoprakosa, Sumantri “Chandra Jiwa Indonesia Sebagai Dasar
Pshichotherapie”
AAN
P R I
B A D
I
I N
T E
G R
I T A
S
KESEH
ATAN
SECAR
A UM
UM
K U A
L I T
A S
H I D
U P
RELA
Agustian, Ary Ginanjar. (2001). Rahasia Sukses Membangun
Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ (Emotional
Spiritual Quotient). Jakarta: Arga.
IENT
O P T
I M A
L
Stemberg, Robert “Successful Inteligence: How Practical and Creative
Intelligence Determines Success in Life”
Buzanjony “The Mindmap Book: Radiant Thinking the Major
Evolution in Human Thought”
Schutz,Will “The Human Element Productivity, Self- Esteem and the
Bottom Up Tracy, Brian “Maximum Achievement”
Modul Diklatpim Tingkat IV
121
DAFTAR DOKUMEN
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 101 Tahun 2000
tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.
122
Kecerdasan Emosional (KE)
Download