Delapan Ciri Orang yang Setia – Part 1

advertisement
th
COOL Material 4 Week Of Aug 2009 – Bethany Church Singapore Delapan Ciri Orang yang Setia – Part 1 Disadur dari Leadership Lifter oleh Rick Warren PENDAHULUAN Minggu lalu, kita telah membahas alasan kita harus memiliki kesetiaan. Minggu ini, kita akan membahas ciri‐ciri orang yang setia di dalam Kristus. Tuhan mencari hamba yang setia yang rela melakukan kehendak‐Nya. Ini adalah pilihan kita. Tuhan memberikan kita hak untuk memilih. Kita bisa memilih untuk melayani‐Nya atau melayani kehendak kita sendiri. Apakah ciri‐ciri yang bisa kita temukan di dalam seorang hamba yang setia? Apakah Anda memiliki ciri‐ciri seperti itu? Di dalam bagian pertama ini, kita akan membahas empat dari delapan ciri. PEMBAHASAN 1) Memiliki Nilai yang Benar Seorang yang setia tahu apa yang penting dan yang tidak penting di dalam hidup. Seorang yang setia tahu cara menginvestasikan hidupnya dan cara untuk tidak melakukannya. Seorang yang setia membuat hidupnya berarti. Seorang yang setia tahu dampak/manfaat yang baik sejak awal. Amsal 28:20 “Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman.” Ini membedakan kesetiaan dengan hasrat untuk cepat kaya. Alkitab mengajarkan kita untuk meraih semua yang bisa kita raih, menabung semua yang bisa kita tabung, serta memberi semua yang bisa kita beri. Sesungguhnya, Alkitab juga menyatakan, “Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.” Kita hidup di dalam dunia materialistik di mana tujuan hidup adalah pelipatgandaan barang‐barang. Filosofi dunia memandang bahwa orang yang akhirnya mendapatkan banyak baranglah yang menang. Perhatikanlah bahkan Raja Salomo, seorang raja yang sangat kaya, menganggap semuanya itu kesia‐siaan. Penting untuk diketahui bahwa Yesus tidak ingin memindahkan kita dari dunia ini tetapi Dia ingin melepaskan nilai‐nilai dunia dari dalam kita. Dia memanggil kita untuk menjadi garam dan terang dunia. Ketika kita diisi dengan nilai‐nilai dunia, kita tidak akan bisa bersinar bagi Tuhan. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa kita tidak bisa melayani dua tuan (Lukas 16:13). Seperti di dalam cerita Lord of the Rings, Gollum sangat terobsesi dengan cincin sehingga hidupnya hancur dan setelah itu, dia musnah bersama dengan cincin tersebut. Ketika kita mengejar hal‐hal dunia, kita hanya seperti mengejar angin. Hal itu tidak akan bertahan lama. 2) Peduli Akan Orang Lain Apakah kita hanya memperhatikan diri kita atau orang lain juga? Seorang yang setia sering memperhatikan orang lain bukan diri mereka. Yesus menunjukkan kepada kita untuk selalu memberi kemuliaan kepada Allah Bapa. Dia selalu memperhatikan orang lain. Ketika orang ramai mengikuti‐Nya selama tiga hari dengan tanpa makan, tergeraklah hati‐Nya dan hasilnya adalah mukjizat. Contoh yang lain adalah Timotius. Paulus berkata, “Tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan dia (Timotius).” Apakah Anda suka rekomendasi seperti itu di dalam resume Anda– “Rasul Paulus berkata bahwa tidak ada yang seperti saya?” Itu adalah sebuah rekomendasi yang sangat baik. Rasul Paulus berkata, “Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan dia dan yang begitu bersungguh‐sungguh memperhatikan kepentinganmu; sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus.” Filipi 2:20‐22. Ini adalah sebuah ayat yang luar biasa. Dia menyatakan bahwa tidak ada orang yang seperti Timotius. Dia memberinya sebuah kesaksian yang bagus. Kuncinya adalah bahwa Timotius tertarik pada kesejahteraan orang lain bukan dirinya. th
COOL Material 4 Week Of Aug 2009 – Bethany Church Singapore Ketika kita memilih untuk berpusat kepada Kristus, kita tidak lagi berfokus pada diri kita sendiri. Ingatlah bahwa Allah adalah kasih (1 Yoh 4:8) dan salah satu definisi kasih adalah tidak mementingkan dirinya sendiri (1 Kor 13:4‐8). Sebagai pengikut Kristus, kita harus melenyapkan keegoisan. 3) Integritas Integritas berarti tidak bercela. Dengan kata lain, salah satu tanda kesetiaan adalah kesaksian apa yang saya sampaikan kepada orang yang belum percaya mengenai diri saya? Hal ini bukan mengenai apa yang dipikirkan orang percaya mengenai saya tetapi apa yang dipikirkan orang tidak percaya mengenai saya? Menarik bahwa Alkitab mengajarkan bahwa seorang hamba Tuhan yang paling pertama menjadi contoh bagi komunitas, dia harus memiliki sebuah reputasi yang bagus. Tidak dengan orang percaya tetapi dengan orang tidak percaya. Kita telah melihat bahwa ketika seseorang di dalam pelayanan memiliki sebuah reputasi yang buruk di kalangan orang tidak percaya, maka berita tersebut akan menyebar di suratkabar. Salah satu contoh yang baik yang bisa kita temukan di dalam Alkitab adalah Daniel. Daniel 6:5. Berbicara tentang orang tidak percaya yang merupakan rekan Daniel. Dia telah diangkat menjadi seorang gubernur, seorang satrap (disebutkan di Persia), dan gubernur yang lain sangat cemburu. “Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.” Apakah Anda memiliki reputasi seperti itu di dalam pekerjaan? Mereka tidak bisa temukan apa‐apa untuk mengritiknya. Dia tidak bercacat cela. Dia memelihara kesaksian yang tidak bercacat cela. Ini adalah sebuah contoh praktis dari kesetiaan. Ketika kita hidup dengan penuh integritas, kita membawa kemuliaan bagi Tuhan. Sama seperti Daniel dan Yusuf, kehidupan mereka menunjukkan bahwa ketika kita hidup dengan integritas kita akan menjadi kesaksian hidup bagi Tuhan. 4) SETIA pada kata‐kata atau janjinya Seorang yang setia adalah orang yang setia pada janjinya. Amsal 25:14 “Awan dan angin tanpa hujan, demikianlah orang yang menyombongkan diri dengan hadiah yang tidak pernah diberikannya.” Tuhan berfirman berhati‐hatilah dengan janjimu. Ketika Dia mengevaluasi kesetiaan kita, Dia akan memperhatikan segala janji yang telah kita buat. Sebagai orang tua, kita sering membuat janji pada saat‐saat sulit – hanya untuk menghentikan rengekan anak Anda. Saya telah mempelajari bahwa hal itu fatal! Bagi anak‐anak, ketika menyangkut dengan janji, pikiran mereka seperti gajah. Mereka tidak akan pernah lupa. Kita harus berhati‐hati dengan janji kita kepada anak‐anak kita. Amsal 20:25 “Suatu jerat bagi manusia ialah kalau ia tanpa berpikir mengatakan "Kudus", dan baru menimbang‐nimbang sesudah bernazar.” Lebih mudah untuk berhutang daripada keluar dari hutang. Lebih mudah untuk masuk ke dalam sebuah hubungan daripada keluar dari suatu hubungan. Lebih mudah untuk mengisi jadwal Anda daripada memenuhinya. Alkitab menyatakan bahwa kesetiaan adalah sebuah masalah apakah Anda mengatakannya serta melakukannya. Anda setia kepada janji Anda. Penyebab nomer satu dari kekecewaan adalah janji yang tidak ditepati. Ketika sebuah janji dilanggar, tidak mudah untuk mendapatkan kepercayaan lagi. Di dalam 2 Kor 1:20, Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah! Tuhan tidak pernah tidak menepati janji‐Nya demikian juga, kita, anak‐anak‐Nya juga diharapkan untuk menepati janji kita. KESIMPULAN Jika kita kekurangan ciri‐ciri di atas, datanglah di hadapan Tuhan dan mintalah kepada‐Nya agar Dia membentuk Anda. Hal ini tidaklah mudah tetapi ketika kita merenungkan firman‐Nya setiap hari dan melakukannya, kita akan diubahkan untuk lebih menjadi seperti Kristus. Minggu depan, kita akan membahas empat lagi ciri‐ciri orang yang setia. 
Download