PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI GAMBAR PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA KELAS X SMA Melda Yulia1, Siska Nerita2, Lince Meriko2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected] 1 ABSTRACT This research is motivated by the learning process is not ideal. In learning biology students are required to make observations, to make observations required by the media in the form of a practical guide as a guide for learning, but the reality in the school is still not available the appropriate practical guide used in the learning process. This study aims to develop a practical guide that has drawings on the material protista for class X SMA N 16 Padang valid and practical. Type of research is research development (research and the development) by using 3 stages of development of 4-D models that is Define, Design, and Develop. The result of validation by lecturer and teacher is 83,91% with criterion is very valid, result of practicity by teacher is 86,63% with very practical criteria, and student practice result is 88,15% with very practical criteria. From this research can be concluded that has been produced guidance guide which has drawing on protista material for high school student of SMA which very valid and very practical. Keywords: Teaching And Learning Process, Development Of Image-Based Practice Guide. yang menyenangkan dan menarik PENDAHULUAN suatu Proses pembelajaran adalah agar interaksi belajar antara guru dan proses mengandung siswa dapat berjalan dengan baik perbuatan guru dan sehingga tujuan pembelajaran dapat serangkaian yang siswa atas dasar hubungan timbal balik untuk mencapai dicapai. Dalam tujuan mata komponen pelajaran pembelajaran. Tujuan pembelajaran biologi, dapat dicapai harus melalui kegiatan dikuasai siswa bukan hanya tentang pembelajaran antara guru dan siswa, penguasaan materi melalui belajar di artinya harus ada interaksi yang baik kelas, antara guru dan siswa. Guru harus kelompok, namun ada indikator yang mampu menciptakan suasana belajar menuntut hafalan, siswa yang atau harus harus diskusi mampu menguasai materi tersebut melalui laboratorium. Penuntun praktikum pengamatan. merupakan Dalam proses panduan yang berisi pembelajaran biologi, pengamatan tahapan-tahapan kegiatan praktikum merupakan hal yang penting, karena bagi siswa maupun guru sendiri yang dengan pengamatan siswa dapat ditujukan melihat menuntun secara mengalami langsung secara sehingga siswa atau langsung, akan mudah untuk membantu siswa mengembangkan dan untuk kreativitas dan sikap ilmiah dalam setiap eksperimen mengingat pelajaran tersebut. Hal ini dan dapat menentukan kegiatan sejalan dengan pendapat Hamalik praktikum dapat terlaksana dengan (2011: 27) yang mengemukakan baik. hanya Berdasarkan hasil observasi mengingat, akan tetapi lebih luas dari yang dilakukan penulis pada Agustus itu, Proses 2016 dengan melakukan wawancara mengalami tersebut didapatkan dari terhadap guru biologi di SMA N 16 pengamatan yang dilakukan melalui Padang, kegiatan praktikum. yang bahwa “belajar yakni bukan mengalami”. ditemukan dihadapi permasalahan guru dalam Praktikum dapat dilaksanakan menggunakan penuntun praktikum di luar atau di dalam laboratorium. dalam pembelajaran biologi. Hal ini Agar terlihat dari hasil wawancara dengan kegiatan praktikum dapat berjalan dengan baik dibutuhkan guru panduan dan melaksanakan kegiatan praktikum menuntun siswa untuk melaksanakan yang digunakan guru di sekolah kegiatan Panduan belum rapi dan masih berupa kertas tersebut berupa penuntun praktikum. satu lembar yang bergabung dalam Penuntun praktikum adalah lembar Lembar Diskusi kegiatan panduan yang untuk membantu praktikum. siswa yang berisikan dimana panduan Siswa digunakan dalam (LDS), dalam petunjuk dan pertanyaan yang harus kegiatan praktikum masih bergabung diselesaikan dengan Lembar Kerja Siswa (LKS), oleh siswa untuk menemukan konsep dan disajikan panduan dalam kegiatan kegiatan eksperimen di dalam melaksanakan praktikum di sekolah belum dilengkapi dengan gambar berbasis gambar. Dapat disimpulkan yang sesuai dengan bentuk aslinya bahwa penuntun praktikum yang dan petunjuk kerja yang jelas, karena pernah LKS memenuhi hanya berupa fotokopi, digunakan siswa belum dan belum kriteria walaupun ada gambar itupun tidak tersedianya jelas, jadi penuntun praktikum yang berbasis gambar. Oleh karena itu digunakan guru di sekolah belum penulis memenuhi syarat. mengembangkan Berdasarkan data yang penulis dapatkan melalui angket yang diberikan kepada penuntun praktikum tertarik untuk penuntun praktikum biologi yang dilengkapi gambar untuk siswa kelas X. Materi siswa biologi yang memang dipraktikumkan pada kelas X adalah diberikan penuntun praktikum dalam materi protista. Protista merupakan melakukan satu-satunya didapatkan 90% anak pengamatan, namun materi yang penuntun praktikum yang diberikan dipraktikumkan pada kelas X di hanya berupa LDS (Lembar Diskusi SMA N 16 Padang. Materi protista Siswa) dan LKS (Lembar Kerja ada yang makroskopis dan ada yang Siswa), 63% siswa belum pernah mikroskopis. menggunakan penuntun praktikum mikroskopis ini merupakan materi yang pengantar yang bersifat abstrak, yang artinya praktikum, 57% siswa belum pernah tidak dapat dilihat dengan mata menggunakan penuntun praktikum secara yang dilengkapi kesimpulan, 70% dibutuhkan pengalaman nyata atau siswa belum pernah menggunakan pengamatan secara langsung untuk penuntun praktikum yang disajikan memahami konsep materi tersebut dalam tam pilan yang menarik, 63% melalui kegiatan praktikum. Siswa siswa belum pernah menggunakan lebih mudah memahami materi dan penuntun lebih dilengkapi praktikum berbasis Protista yang langsung, lama sehingga mengingat gambar, dan 77% siswa setuju jika tersebut dalam pengamatan langsung. Berdasarkan pengamatan/praktikum menggunakan penuntun praktikum hasil dengan konsep observasi melakukan dengan guru bahwa lengkap dan tidak mencakup semua pelaksanaan praktikum di sekolah materi, oleh karena itu penulis telah hanya meliputi materi protista mirip mengembangkan hewan dan tumbuhan, sedangkan praktikum pada materi protista yang pada protista mirip jamur tidak mencakup protista mirip hewan, dilakukan karena alasan objeknya mirip tumbuhan, dan mirip jamur. sulit Berdasarkan hal tersebut didapatkan permasalahan didapatkan. Padahal pada kompetensi dasar materi ini, siswa telah dituntut pengembangan mampu mendeskripsikan penuntun melakukan penulis penelitian dengan judul ciri-ciri umum filum dalam kingdom “Pengembangan Penuntun Praktikum protista yang dan peranannya kehidupan. Di dalam silabus dalam yang digunakan guru di sekolah juga terdapat indikator yang menuntut siswa mampu organisme membedakan protista mirip jamur, mirip tumbuhan, dan mirip hewan berdasarkan seluruh pengamatan, materi protista jadi harus melakukan pengamatan agar siswa dapat membedakan organisme protista tersebut. dengan guru dan wawancara dengan melalui menyimpulkan terdapatnya angket penulis bahwa belum penuntun praktikum berbasis gambar yang memenuhi syarat atau Gambar Pada Materi Protista untuk Siswa Kelas X SMA”. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and the development. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 yakni pada bulan Juli 2017 di SMA N 16 Padang. Objek penelitian ini adalah media pembelajaran berupa penuntun Dari data hasil wawancara siswa Dilengkapi kriteria penuntun praktikum yang baik. Materi pada penuntun juga praktikum tidak praktikum yang dilengkapi gambar pada materi protista untuk siswa kelas X SMA. Sedangkan subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 16 Padang, guru biologi SMA N 16 Padang dan validator yang ahli di bidangnya. yang dilakukan oleh 3 orang validator, 2 dilengkapi gambar dikembangkan diantaranya adalah dosen STKIP dengan model PGRI Sumatera Barat, kemudian 1 perangkat orang validator lagi adalah guru Penuntun praktikum menggunakan pengembagan pembelajaran model 4-D (four-D biologi models) yaitu define (pendefinisian) Berdasarkan hasil validasi oleh 3 yang terdiri dari analisis ujung orang depan, analisis siswa, analisis tugas, menggunakan analisis konsep, dan analisis tujuan angket pembelajaran. Kemudian seperti pada Tabel 1 berikut ini. (perancangan) yang merancang penuntun Padang. validator dengan instrumen validitas, berupa diperoleh data 1. Hasil Uji Validitas Penuntun Praktikum oleh Dosen dan Guru dibuat, referensi sebagai 2 menggunakan 3 Penyajian 67 70 64 83,75% Sangat valid 4 kegrafikan 26 30 30 81,9% Sangat valid 83,91% Sangat valid sumber belajar untuk memperkaya materi dalam penuntun Kemudian develop N o 1 16 telah penulisan, praktikum. Tabel N Aspek Penilaian Kelayakan isi Kebahasaan yang berbagai dari mengembangkan mengumpulkan bahan terdiri kerangka praktikum, kerangka design SMA 1 33 Validator 2 3 35 32 Nilai Validitas 87,5% 33 34 32 82,5% Rata-rata kriteria Sangat valid Sangat valid validitas dan uji praktikalitas. Tahap Keterangan: Validator 1 : Abizar, M.Si Validator 2 : Ermice, S.Pd Validator 3 : Diana Susanti M.Pd. terakhir 2. Praktikalitas Penuntun Praktikum (pengembangan) yang terdiri dari uji adalah disseminate (penyebaran). Karena keterbatasan Uji waktu dan biaya, maka penelitian ini praktikum hanya dilakukan terhadap guru dan siswa. dilakukan sampai tahap develop (pengembangan) saja. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Validasi Penuntun Praktikum Uji praktikum validitas pada materi penuntun protista Istrumen praktikalitas pada yang penuntun materi dilakukan protista untuk memperoleh data penelitian terhadap guru adalah angket praktikalitas terhadap guru dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Praktikalitas oleh Guru No 1. 2. 3. Aspek Nilai praktik alitas 91,6% Kemudahan dalam penggunaan pembelajaran 3. Manfaat yang didapat Rata-rata Kriteria Sangat praktis Sangat Praktis 88,15% Sangat praktis 1. Validitas Efektivitas waktu pembelajaran 80% Manfaat yang didapat 88,3% Sangat praktis 86,63 % Sangat Praktis Rata-rata 87,46% Praktis Penuntun Praktikum Yang Dilengkapi Gambar Berdasarkan hasil angket validitas penuntun praktikum yang dilengkapi gambar pada materi protista yang telah direvisi dan divalidasi oleh dosen dan guru Disamping itu, mengetahui kepraktisan praktikum yang untuk penuntun dihasilkan, uji diperoleh nilai rata-rata 83,91% dengan kriteria sangat valid. Hasil ini menunjukkan bahwa penuntun praktikalitas juga dilakukan kepada praktikum dapat menunjang dalam siswa kelas X dengan jumlah siswa proses 62 orang. Hal ini dilakukan untuk praktikum terebut sudah divalidasi mengetahui kepraktisan penuntun dari berbagai komponen diantaranya praktikum yang dihasilkan. Data komponen kelayakan isi, kebahasan, praktikalitas siswa diperoleh dengan penyajian, dan kegrafikan. menggunakan instrumen berupa pembelajaran. Hasil Penuntun validitas penuntun angket uji praktikalitas. Data hasil uji praktikum yang dilengkapi gambar praktikalitas oleh siswa dapat dilihat pada pada Tabel 3. kelayakan isi termasuk ke dalam Tabel 3. Hasil Uji Praktikalitas kategori sangat valid dengan nilai N o 1. 2. materi Penuntun Praktikum oleh rata-rata Siswa menunjukkan Aspek Kemudahan dalam penggunaan Efektivitas waktu Nilai praktikalitas 88,3% Kriteri a Sangat praktis 88,7% Sangat praktis protista 87,5%. bahwa dari Hal segi ini penuntun praktikum yang dikembangkan sudah sesuai dengan kurikulum KTSP yang mencakup kesesuaian materi dengan SK dan KD yang sudah ditetapkan dan yang akan dicapai siswa. pendapat Steffen-Peter Ballstaedt yang (dalam Diknas, 2008: 18) bahwa dikembangkan juga sudah sesuai penyusunan bahan ajar cetak harus dengan memperhatikan Penuntun praktikum karakteristik siswa, beberapa adalah hal kebutuhan siswa, kebutuhan bahan diantaranya ajar, dan substansi materi pada mudah, penntun praktikum juga sudah sesuai kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya serta dapat menambah wawasan hubungan antar kalimat, dan kalimat pengetahuan. Hal ini sesuai dengan yang tidak terlalu panjang. menyangkut bahasa yang mengalirnya 28) Dari segi penyajian, validitas menyatakan bahwa dalam membuat penuntun praktikum yang dilengkapi suatu bahan ajar yang baik harus ada gambar memperoleh hasil 83,75% komponen kompetensi yang akan dengan kriteria sangat valid. Krtieria dicapai siswa. tersebut terpenuhi karena penuntun pendapat Prastowo (2011: Dilihat dari segi kebahasaan, praktikum yang dikembangkan dapat validitas penuntun praktikum yang meningkatkan minat siswa dalam dikembangkan melakukan memperoleh hasil praktikum karena 82,5% dengan kriteria sangat valid. penuntun Hal dengan gambar dan warna yang ini menunjukkan bahwa praktikum penuntun praktikum yang dibuat menarik sudah sesuai dengan EYD, kejelasan karakterisitik siswa. Hal ini sesuai bentuk dengan dan ukuran huruf yang yang dilengkapi sesuai yang dengan dinyatakan oleh digunakan sudah tepat, informasi Rohman dan Amri (2013: 105) yang bahwa diberikan jelas, serta warna merupakan penggunaan bahasa secara efektif tambahan dan efisien. Kalimat dalam penuntun dalam praktikum memberikan penekanan, pemisahan, yang menggunakan sederhana, dikembangkan kalimat yang mudah dipahami dan yang media sangat unsur penting gambar, dapat dan kesatuan. Dari segi penuntun kegrafikan, susunan kalimat tidak menimbulkan validitas praktikum kerancuan. Hal ini sesuai dengan memperoleh hasil 81,9% dengan Hal ini sesuai dan dapat dikatakan desain desain penuntun praktikum menarik karena penuntun praktikum yang dibuat sesuai dengan karakteristik siswa secara menyeluruh sudah baik dan berdasarkan hasil analisis angket. menarik baik dari segi font, jenis dan Dengan ukuran huruf, layout atau tata letak, praktikum yang dilengkapi gambar warna dan gambar pada materi protista yang dirancang kriteria sangat valid. menunjukkan Dalam bahwa penulisan sudah tepat. materi dalam demikian secara penuntun keseluruhan dari segi penuntun praktikum digunakan huruf kelayakan isi, kebahasaan, penyajian serif (Century) dengan ukuran 11pt. dan kegrafikan memperoleh nilai Menurut Sitepu (2012: 139-140) dengan kriteria sangat valid yaitu huruf 83,91%. serif dipergunakan untuk isi/uraian materi dalam naskah dan huruf serif lebih sesuai untuk kelas yang lebih 2. Praktikalitas Penuntun Praktikum oleh Guru dan Siswa Uji praktikalitas tinggi (SMA/MA/SMK/MKA kelas 10-12) untuk dengan ukuran 10pt-11pt. penuntun Berdasarkan hasil validitas mengetahui dikembangkan. bertujuan kepraktisan praktikum Uji yang praktikalitas kesesuaian layout atau tata letak dilakukan oleh guru bidang studi penuntun praktikum sudah tepat biologi dan siswa. Untuk guru uji karena sejak awal pertemuan sudah praktikalitas dilakukan oleh 1 orang dirancang secara konsisten tata letak guru, judul, subjudul, ilustrasi, teks, nomor dilakukan oleh 62 orang siswa SMA halaman 16 Padang kelas X. dan margin sampai pertemuan akhir. Sitepu (2012: 135) menyatakan bahwa perencanaan awal sudah sejak dibuat sedangkan untuk siswa a. Praktikalitas Penuntun Praktikum oleh Guru Berdasarkan hasil analisis rancangan tata letak yang mengatur angket uji praktikalitas keseluruhan tempat nomor oleh guru diperoleh bahwa penuntun berjalan. praktikum yang dilengkapi gambar halaman judul, dan subjudul, judul Kemudian warna dan gambar sudah memiliki kriteria sangat praktis dalam menyampaikan materi. Hal ini dengan nilai rata-rata 86,63% Ditinjau kemudahan penuntun praktikum dikembangkan aspek sejalan dengan pendapat Prastowo penggunaan (2011: 24) bahwa fungsi bahan ajar yang bagi dari dalam termasuk telah kategori sangat praktis oleh guru dengan nilai rata-rata 91,6%. menunjukkan praktikum bahwa pendidik adalah untuk meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif. ini Kemudian dilihat dari aspek penuntun manfaat, penuntun praktikum yang Hal sudah mengajar dan memudahkan guru menggunakan dikembangkan termasuk kedalam bahasa yang baik dan benar serta kategori sangat praktis oleh guru mudah dipahami. dengan nilai rata-rata 88,3%. Hal ini Materi pada penuntun praktikum tersusun secara menunjukkan sistematis dan juga jelas, serta praktikum yang dikembangkan dapat gambar dalam penuntun praktikum mendukung dapat dalam fasilitator. Hal ini sejalan dengan memahami konsep. Hal ini sejalan pendapat Prastowo (2011: 24) bahwa dengan pendapat Prastowo (2011: fungsi bahan ajar bagi guru ialah 27) menghemat membantu bahwa siswa bahan ajar dapat bahwa peran waktu penuntun guru guru sebagai dalam membantu siswa dalam pelaksanaan mengajar dan mampu mengubah kegiatan pembelajaran. peran guru dari seorang pengajar Dari segi efektivitas waktu pembelajaran, penuntun praktikum yang telah dikembangkan termasuk menjadi seorang fasilitator. b. Praktikalitas Penuntun Praktikum oleh Siswa Berdasarkan kedaalam kategori sangat praktis hasil analisis dengan oleh guru dengan nilai rata- angket uji praktikalitas keseluruhan rata 80%. Hal ini menunjukkan oleh siswa diperoleh hasil bahwa bahwa dengan penggunaan penuntun penuntun praktikum yang dilengkapi praktikum gambar waktu pembelajaran termasuk dalam kriteria sehingga sangat praktis dengan nilai rata-rata membantu guru dalam proses belajar 88,15%. Hal ini menunjukkan bahwa menjadi lebih efektif, penuntun praktikum sangat praktis menggunakan untuk sederhana segingga materi yang digunakan dalam bahasa pembelajaran dan dapat dijadikan disampaikan sebagai buku pegangan bagi siswa Penyajian materi pada penuntun untuk mendukung bahan ajar lainnya praktikum tersusun secara sistematis disamping dari guru. sehingga isi penuntun praktikum melakukan mudah Siswa penjelasan juga kegiatan senang dengan menggunakan mudah yang dipahami. digunakan dimengerti. Gambar dalam yang penuntun penuntun praktikum yang dihasilkan. praktikum dapat membantu siswa Penuntun praktikum dinilai oleh dalam siswa mampu meningkatkan minat dengan penuntun praktikum dapat dan motivasi belajar siswa. Tampilan memudahkan siswa dalam penuntun melaksanakan praktikum karena praktikum dengan memahami konsep dan menggunakan gambar dan warna dalam penuntun praktikum dimuat yang menarik juga membuat siswa bagaimana langkah-langkah siswa lebih melakukan dalam bekerja dan langkah-langkah Kepraktisan tersebut diberikan dalam bentuk penuntun praktikum yang dilengkapi gambar agar siswa lebih mudah gambar ini dapat diperoleh dari 3 untuk aspek tertarik kegiatan untuk praktikum. yaitu penggunaan, praktikum. Hal ini sesuai dengan efektivitas waktu pendapat Prastowo (2011: praktikum 26-27) bahwa tujuan dibuatnya bahan ajar dari dalam dikembangkan melaksnakan dalam Ditinjau penuntun saat kemudahan pembelajaran dan manfaat. kemudahan bekerja aspek adalah untuk membantu peserta didik penggunaan dalam yang memudahkan peserta didik dalam termasuk telah kategori sangat praktis oleh siswa dengan mempelajari sesuatu dan melaksanakan pelajaran tersebut. Dari segi efektivitas waktu ini pembelajaran, penuntun praktikum penuntun yang telah dikembangkan termasuk praktikum mudah digunakan oleh kedaalam kategori sangat praktis siswa. dengan oleh siswa dengan nilai rata- nilai rata-rata menunjukkan 88,3%. bahwa Penuntun Hal praktikum rata 88,7%. Hal ini menunjukkan dengan nilai rata-rata 87,46%. Hal bahwa dengan penggunaan penuntun ini menunjukkan bahwa penuntun praktikum pembelajaran praktikum yang dikembangkan dapat menjadi lebih efektif dan siswa dapat dapat membantu siswa memahami mandiri tanpa bimbingan dari oleh materi guru. pembelajaran guru waktu Waktu lebih pembelajaran akan efektif karena melaksanakan sebelum praktikum siswa dengan dipahami dengan dapat baik serta yang kurang dipelajari menggunakan penuntun terlebih dahulu dapat mempelajari praktikum. cara kerja dilaboratorium melalui praktikum yang dilengkapi gambar penuntun yang juga dapat meningkatkan minat dan dapat motivasi dalam Tampilan gambar dan warna yang sudah menarik praktikum dikembangkan belajar dan mandiri penuntun siswa karena praktikum Selain lagi siswa yang itu penuntun untuk belajar. digunakan dalam dan penuntun praktikum dapat menarik langkah- kerja yang akan dilakukan perhatian siswa. Hal ini sejalan saat kegiatan praktikum sehingga dengan pendapat Prastowo (2011: penuntun praktikum bisa dijadikan 27) bahwa manfaat bahan ajar bagi pedoman siswa dilengkapi dengan dalam materi melaksanakan adalah membuat kegiatan kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, praktikum. Hal ini sejalan dengan siswa lebih banyak mendapatkan pendapat Prastowo (2011: 25) bahwa kesempatan untuk belajar secara fungsi bahan ajar bagi peserta didik mandiri adalah sebagai pedoman bagi siswa kemudahan yang aktivitas siswa akan aktivitasnya selama dan mengarahkan semua setiap dalam proses dikuasainya. dalam kompetensi mendapatkan mempelajari yang harus pembelajaran. Kemudian dilihat dari aspek KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian manfaat, penuntun praktikum yang dikembangkan termasuk kedalam kategori sangat praktis oleh siswa dan analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa telah dihasilkan penuntun praktikum yang dilengkapi gambar pada materi protista untuk siswa kelas X SMA yang sangat valid dan sangat praktis. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas. Hamalik, O. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Rohman, M, dan Amri, S. 2013. Strategi dan Desain Sistem Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustakaraya. Sitepu. 2012. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya