PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI

advertisement
PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI
GAMBAR PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA
KELAS X SMA
Melda Yulia1, Siska Nerita2, Lince Meriko2
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
1
ABSTRACT
This research is motivated by the learning process is not ideal. In learning
biology students are required to make observations, to make observations required
by the media in the form of a practical guide as a guide for learning, but the reality
in the school is still not available the appropriate practical guide used in the
learning process. This study aims to develop a practical guide that has drawings
on the material protista for class X SMA N 16 Padang valid and practical. Type of
research is research development (research and the development) by using 3
stages of development of 4-D models that is Define, Design, and Develop. The
result of validation by lecturer and teacher is 83,91% with criterion is very valid,
result of practicity by teacher is 86,63% with very practical criteria, and student
practice result is 88,15% with very practical criteria. From this research can be
concluded that has been produced guidance guide which has drawing on protista
material for high school student of SMA which very valid and very practical.
Keywords: Teaching And Learning Process, Development Of Image-Based
Practice Guide.
yang menyenangkan dan menarik
PENDAHULUAN
suatu
Proses pembelajaran adalah
agar interaksi belajar antara guru dan
proses
mengandung
siswa dapat berjalan dengan baik
perbuatan guru dan
sehingga tujuan pembelajaran dapat
serangkaian
yang
siswa atas dasar hubungan timbal
balik
untuk
mencapai
dicapai.
Dalam
tujuan
mata
komponen
pelajaran
pembelajaran. Tujuan pembelajaran
biologi,
dapat dicapai harus melalui kegiatan
dikuasai siswa bukan hanya tentang
pembelajaran antara guru dan siswa,
penguasaan materi melalui belajar di
artinya harus ada interaksi yang baik
kelas,
antara guru dan siswa. Guru harus
kelompok, namun ada indikator yang
mampu menciptakan suasana belajar
menuntut
hafalan,
siswa
yang
atau
harus
harus
diskusi
mampu
menguasai materi tersebut melalui
laboratorium. Penuntun praktikum
pengamatan.
merupakan
Dalam
proses
panduan
yang
berisi
pembelajaran biologi, pengamatan
tahapan-tahapan kegiatan praktikum
merupakan hal yang penting, karena
bagi siswa maupun guru sendiri yang
dengan pengamatan siswa dapat
ditujukan
melihat
menuntun
secara
mengalami
langsung
secara
sehingga
siswa
atau
langsung,
akan
mudah
untuk
membantu
siswa
mengembangkan
dan
untuk
kreativitas
dan
sikap ilmiah dalam setiap eksperimen
mengingat pelajaran tersebut. Hal ini
dan
dapat
menentukan
kegiatan
sejalan dengan pendapat Hamalik
praktikum dapat terlaksana dengan
(2011: 27) yang mengemukakan
baik.
hanya
Berdasarkan hasil observasi
mengingat, akan tetapi lebih luas dari
yang dilakukan penulis pada Agustus
itu,
Proses
2016 dengan melakukan wawancara
mengalami tersebut didapatkan dari
terhadap guru biologi di SMA N 16
pengamatan yang dilakukan melalui
Padang,
kegiatan praktikum.
yang
bahwa
“belajar
yakni
bukan
mengalami”.
ditemukan
dihadapi
permasalahan
guru
dalam
Praktikum dapat dilaksanakan
menggunakan penuntun praktikum
di luar atau di dalam laboratorium.
dalam pembelajaran biologi. Hal ini
Agar
terlihat dari hasil wawancara dengan
kegiatan
praktikum
dapat
berjalan dengan baik dibutuhkan
guru
panduan
dan
melaksanakan kegiatan praktikum
menuntun siswa untuk melaksanakan
yang digunakan guru di sekolah
kegiatan
Panduan
belum rapi dan masih berupa kertas
tersebut berupa penuntun praktikum.
satu lembar yang bergabung dalam
Penuntun praktikum adalah lembar
Lembar
Diskusi
kegiatan
panduan
yang
untuk
membantu
praktikum.
siswa
yang
berisikan
dimana
panduan
Siswa
digunakan
dalam
(LDS),
dalam
petunjuk dan pertanyaan yang harus
kegiatan praktikum masih bergabung
diselesaikan
dengan Lembar Kerja Siswa (LKS),
oleh
siswa
untuk
menemukan konsep dan disajikan
panduan
dalam
kegiatan
kegiatan
eksperimen
di
dalam
melaksanakan
praktikum di sekolah
belum dilengkapi dengan gambar
berbasis gambar. Dapat disimpulkan
yang sesuai dengan bentuk aslinya
bahwa penuntun praktikum yang
dan petunjuk kerja yang jelas, karena
pernah
LKS
memenuhi
hanya
berupa
fotokopi,
digunakan
siswa
belum
dan
belum
kriteria
walaupun ada gambar itupun tidak
tersedianya
jelas, jadi penuntun praktikum yang
berbasis gambar. Oleh karena itu
digunakan guru di sekolah belum
penulis
memenuhi syarat.
mengembangkan
Berdasarkan
data
yang
penulis dapatkan melalui angket
yang
diberikan
kepada
penuntun
praktikum
tertarik
untuk
penuntun
praktikum biologi yang dilengkapi
gambar untuk siswa kelas X.
Materi
siswa
biologi
yang
memang
dipraktikumkan pada kelas X adalah
diberikan penuntun praktikum dalam
materi protista. Protista merupakan
melakukan
satu-satunya
didapatkan
90%
anak
pengamatan,
namun
materi
yang
penuntun praktikum yang diberikan
dipraktikumkan pada kelas X di
hanya berupa LDS (Lembar Diskusi
SMA N 16 Padang. Materi protista
Siswa) dan LKS (Lembar Kerja
ada yang makroskopis dan ada yang
Siswa), 63% siswa belum pernah
mikroskopis.
menggunakan penuntun praktikum
mikroskopis ini merupakan materi
yang
pengantar
yang bersifat abstrak, yang artinya
praktikum, 57% siswa belum pernah
tidak dapat dilihat dengan mata
menggunakan penuntun praktikum
secara
yang dilengkapi kesimpulan, 70%
dibutuhkan pengalaman nyata atau
siswa belum pernah menggunakan
pengamatan secara langsung untuk
penuntun praktikum yang disajikan
memahami konsep materi tersebut
dalam tam pilan yang menarik, 63%
melalui kegiatan praktikum. Siswa
siswa belum pernah menggunakan
lebih mudah memahami materi dan
penuntun
lebih
dilengkapi
praktikum
berbasis
Protista
yang
langsung,
lama
sehingga
mengingat
gambar, dan 77% siswa setuju jika
tersebut
dalam
pengamatan langsung. Berdasarkan
pengamatan/praktikum
menggunakan penuntun praktikum
hasil
dengan
konsep
observasi
melakukan
dengan
guru
bahwa
lengkap dan tidak mencakup semua
pelaksanaan praktikum di sekolah
materi, oleh karena itu penulis telah
hanya meliputi materi protista mirip
mengembangkan
hewan dan tumbuhan, sedangkan
praktikum pada materi protista yang
pada protista mirip jamur tidak
mencakup protista mirip hewan,
dilakukan karena alasan objeknya
mirip tumbuhan, dan mirip jamur.
sulit
Berdasarkan hal tersebut
didapatkan
permasalahan
didapatkan.
Padahal
pada
kompetensi dasar materi ini, siswa
telah
dituntut
pengembangan
mampu
mendeskripsikan
penuntun
melakukan
penulis
penelitian
dengan
judul
ciri-ciri umum filum dalam kingdom
“Pengembangan Penuntun Praktikum
protista
yang
dan
peranannya
kehidupan. Di dalam silabus
dalam
yang
digunakan guru di sekolah juga
terdapat indikator yang menuntut
siswa
mampu
organisme
membedakan
protista
mirip
jamur,
mirip tumbuhan, dan mirip hewan
berdasarkan
seluruh
pengamatan,
materi
protista
jadi
harus
melakukan pengamatan agar siswa
dapat
membedakan
organisme
protista tersebut.
dengan guru dan wawancara dengan
melalui
menyimpulkan
terdapatnya
angket
penulis
bahwa
belum
penuntun
praktikum
berbasis gambar yang memenuhi
syarat
atau
Gambar
Pada
Materi Protista untuk Siswa Kelas X
SMA”.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
penelitian pengembangan (research
and the development. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester ganjil
tahun pelajaran 2017/2018 yakni
pada bulan Juli 2017 di SMA N 16
Padang. Objek penelitian ini adalah
media pembelajaran berupa penuntun
Dari data hasil wawancara
siswa
Dilengkapi
kriteria
penuntun
praktikum yang baik.
Materi pada
penuntun
juga
praktikum
tidak
praktikum yang dilengkapi gambar
pada materi protista untuk siswa
kelas X SMA. Sedangkan subjek
penelitian ini adalah siswa kelas X
SMA N 16 Padang, guru biologi
SMA N 16 Padang dan validator
yang ahli di bidangnya.
yang
dilakukan oleh 3 orang validator, 2
dilengkapi gambar dikembangkan
diantaranya adalah dosen STKIP
dengan
model
PGRI Sumatera Barat, kemudian 1
perangkat
orang validator lagi adalah guru
Penuntun
praktikum
menggunakan
pengembagan
pembelajaran model 4-D (four-D
biologi
models) yaitu define (pendefinisian)
Berdasarkan hasil validasi oleh 3
yang terdiri dari analisis ujung
orang
depan, analisis siswa, analisis tugas,
menggunakan
analisis konsep, dan analisis tujuan
angket
pembelajaran.
Kemudian
seperti pada Tabel 1 berikut ini.
(perancangan)
yang
merancang
penuntun
Padang.
validator
dengan
instrumen
validitas,
berupa
diperoleh
data
1. Hasil Uji Validitas
Penuntun
Praktikum oleh
Dosen dan Guru
dibuat,
referensi
sebagai
2
menggunakan
3
Penyajian
67
70
64
83,75%
Sangat
valid
4
kegrafikan
26
30
30
81,9%
Sangat
valid
83,91%
Sangat
valid
sumber
belajar
untuk
memperkaya materi dalam penuntun
Kemudian
develop
N
o
1
16
telah
penulisan,
praktikum.
Tabel
N
Aspek
Penilaian
Kelayakan
isi
Kebahasaan
yang
berbagai
dari
mengembangkan
mengumpulkan
bahan
terdiri
kerangka
praktikum,
kerangka
design
SMA
1
33
Validator
2
3
35
32
Nilai
Validitas
87,5%
33
34
32
82,5%
Rata-rata
kriteria
Sangat
valid
Sangat
valid
validitas dan uji praktikalitas. Tahap
Keterangan:
Validator 1 : Abizar, M.Si
Validator 2 : Ermice, S.Pd
Validator 3 : Diana Susanti M.Pd.
terakhir
2. Praktikalitas Penuntun Praktikum
(pengembangan) yang terdiri dari uji
adalah
disseminate
(penyebaran). Karena keterbatasan
Uji
waktu dan biaya, maka penelitian ini
praktikum
hanya
dilakukan terhadap guru dan siswa.
dilakukan
sampai
tahap
develop (pengembangan) saja.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Validasi Penuntun Praktikum
Uji
praktikum
validitas
pada
materi
penuntun
protista
Istrumen
praktikalitas
pada
yang
penuntun
materi
dilakukan
protista
untuk
memperoleh data penelitian terhadap
guru
adalah
angket
praktikalitas
terhadap guru dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Praktikalitas oleh
Guru
No
1.
2.
3.
Aspek
Nilai
praktik
alitas
91,6%
Kemudahan
dalam
penggunaan
pembelajaran
3.
Manfaat yang
didapat
Rata-rata
Kriteria
Sangat
praktis
Sangat
Praktis
88,15%
Sangat
praktis
1. Validitas
Efektivitas
waktu
pembelajaran
80%
Manfaat yang
didapat
88,3%
Sangat
praktis
86,63
%
Sangat
Praktis
Rata-rata
87,46%
Praktis
Penuntun Praktikum
Yang Dilengkapi Gambar
Berdasarkan
hasil
angket
validitas penuntun praktikum yang
dilengkapi
gambar
pada
materi
protista yang telah direvisi dan
divalidasi oleh dosen dan guru
Disamping
itu,
mengetahui kepraktisan
praktikum
yang
untuk
penuntun
dihasilkan,
uji
diperoleh
nilai
rata-rata
83,91%
dengan kriteria sangat valid. Hasil ini
menunjukkan
bahwa
penuntun
praktikalitas juga dilakukan kepada
praktikum dapat menunjang dalam
siswa kelas X dengan jumlah siswa
proses
62 orang. Hal ini dilakukan untuk
praktikum terebut sudah divalidasi
mengetahui kepraktisan
penuntun
dari berbagai komponen diantaranya
praktikum yang dihasilkan. Data
komponen kelayakan isi, kebahasan,
praktikalitas siswa diperoleh dengan
penyajian, dan kegrafikan.
menggunakan
instrumen
berupa
pembelajaran.
Hasil
Penuntun
validitas penuntun
angket uji praktikalitas. Data hasil uji
praktikum yang dilengkapi gambar
praktikalitas oleh siswa dapat dilihat
pada
pada Tabel 3.
kelayakan isi termasuk ke dalam
Tabel 3. Hasil Uji Praktikalitas
kategori sangat valid dengan nilai
N
o
1.
2.
materi
Penuntun Praktikum oleh
rata-rata
Siswa
menunjukkan
Aspek
Kemudahan
dalam
penggunaan
Efektivitas
waktu
Nilai
praktikalitas
88,3%
Kriteri
a
Sangat
praktis
88,7%
Sangat
praktis
protista
87,5%.
bahwa
dari
Hal
segi
ini
penuntun
praktikum yang dikembangkan sudah
sesuai dengan kurikulum KTSP yang
mencakup kesesuaian materi dengan
SK dan KD yang sudah ditetapkan
dan
yang
akan
dicapai
siswa.
pendapat
Steffen-Peter
Ballstaedt
yang
(dalam Diknas, 2008: 18) bahwa
dikembangkan juga sudah sesuai
penyusunan bahan ajar cetak harus
dengan
memperhatikan
Penuntun
praktikum
karakteristik
siswa,
beberapa
adalah
hal
kebutuhan siswa, kebutuhan bahan
diantaranya
ajar, dan substansi materi pada
mudah,
penntun praktikum juga sudah sesuai
kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya
serta dapat menambah wawasan
hubungan antar kalimat, dan kalimat
pengetahuan. Hal ini sesuai dengan
yang tidak terlalu panjang.
menyangkut
bahasa
yang
mengalirnya
28)
Dari segi penyajian, validitas
menyatakan bahwa dalam membuat
penuntun praktikum yang dilengkapi
suatu bahan ajar yang baik harus ada
gambar memperoleh hasil 83,75%
komponen kompetensi yang akan
dengan kriteria sangat valid. Krtieria
dicapai siswa.
tersebut terpenuhi karena penuntun
pendapat
Prastowo
(2011:
Dilihat dari segi kebahasaan,
praktikum yang dikembangkan dapat
validitas penuntun praktikum yang
meningkatkan minat siswa dalam
dikembangkan
melakukan
memperoleh
hasil
praktikum
karena
82,5% dengan kriteria sangat valid.
penuntun
Hal
dengan gambar dan warna yang
ini
menunjukkan
bahwa
praktikum
penuntun praktikum yang dibuat
menarik
sudah sesuai dengan EYD, kejelasan
karakterisitik siswa. Hal ini sesuai
bentuk
dengan
dan ukuran
huruf
yang
yang
dilengkapi
sesuai
yang
dengan
dinyatakan
oleh
digunakan sudah tepat, informasi
Rohman dan Amri (2013: 105)
yang
bahwa
diberikan
jelas,
serta
warna
merupakan
penggunaan bahasa secara efektif
tambahan
dan efisien. Kalimat dalam penuntun
dalam
praktikum
memberikan penekanan, pemisahan,
yang
menggunakan
sederhana,
dikembangkan
kalimat
yang
mudah dipahami dan
yang
media
sangat
unsur
penting
gambar,
dapat
dan kesatuan.
Dari
segi
penuntun
kegrafikan,
susunan kalimat tidak menimbulkan
validitas
praktikum
kerancuan. Hal ini sesuai dengan
memperoleh hasil 81,9% dengan
Hal ini
sesuai dan dapat dikatakan desain
desain
penuntun praktikum menarik karena
penuntun praktikum yang dibuat
sesuai dengan karakteristik siswa
secara menyeluruh sudah baik dan
berdasarkan hasil analisis angket.
menarik baik dari segi font, jenis dan
Dengan
ukuran huruf, layout atau tata letak,
praktikum yang dilengkapi gambar
warna dan gambar
pada materi protista yang dirancang
kriteria sangat valid.
menunjukkan
Dalam
bahwa
penulisan
sudah tepat.
materi
dalam
demikian
secara
penuntun
keseluruhan
dari
segi
penuntun praktikum digunakan huruf
kelayakan isi, kebahasaan, penyajian
serif (Century) dengan ukuran 11pt.
dan kegrafikan memperoleh nilai
Menurut Sitepu (2012: 139-140)
dengan kriteria sangat valid yaitu
huruf
83,91%.
serif
dipergunakan
untuk
isi/uraian materi dalam naskah dan
huruf serif lebih sesuai untuk kelas
yang
lebih
2. Praktikalitas Penuntun Praktikum
oleh Guru dan Siswa
Uji praktikalitas
tinggi
(SMA/MA/SMK/MKA kelas 10-12)
untuk
dengan ukuran 10pt-11pt.
penuntun
Berdasarkan hasil validitas
mengetahui
dikembangkan.
bertujuan
kepraktisan
praktikum
Uji
yang
praktikalitas
kesesuaian layout atau tata letak
dilakukan oleh guru bidang studi
penuntun praktikum sudah tepat
biologi dan siswa. Untuk guru uji
karena sejak awal pertemuan sudah
praktikalitas dilakukan oleh 1 orang
dirancang secara konsisten tata letak
guru,
judul, subjudul, ilustrasi, teks, nomor
dilakukan oleh 62 orang siswa SMA
halaman
16 Padang kelas X.
dan
margin
sampai
pertemuan akhir. Sitepu (2012: 135)
menyatakan
bahwa
perencanaan
awal
sudah
sejak
dibuat
sedangkan
untuk
siswa
a. Praktikalitas Penuntun Praktikum
oleh Guru
Berdasarkan
hasil
analisis
rancangan tata letak yang mengatur
angket uji praktikalitas keseluruhan
tempat
nomor
oleh guru diperoleh bahwa penuntun
berjalan.
praktikum yang dilengkapi gambar
halaman
judul,
dan
subjudul,
judul
Kemudian warna dan gambar sudah
memiliki
kriteria
sangat
praktis
dalam menyampaikan materi. Hal ini
dengan nilai rata-rata 86,63%
Ditinjau
kemudahan
penuntun
praktikum
dikembangkan
aspek
sejalan dengan pendapat Prastowo
penggunaan
(2011: 24) bahwa fungsi bahan ajar
yang
bagi
dari
dalam
termasuk
telah
kategori
sangat praktis oleh guru dengan nilai
rata-rata
91,6%.
menunjukkan
praktikum
bahwa
pendidik
adalah
untuk
meningkatkan proses pembelajaran
menjadi lebih efektif dan interaktif.
ini
Kemudian dilihat dari aspek
penuntun
manfaat, penuntun praktikum yang
Hal
sudah
mengajar dan memudahkan guru
menggunakan
dikembangkan
termasuk
kedalam
bahasa yang baik dan benar serta
kategori sangat praktis oleh guru
mudah dipahami.
dengan nilai rata-rata 88,3%. Hal ini
Materi pada
penuntun praktikum tersusun secara
menunjukkan
sistematis dan juga jelas, serta
praktikum yang dikembangkan dapat
gambar dalam penuntun praktikum
mendukung
dapat
dalam
fasilitator. Hal ini sejalan dengan
memahami konsep. Hal ini sejalan
pendapat Prastowo (2011: 24) bahwa
dengan pendapat Prastowo (2011:
fungsi bahan ajar bagi guru ialah
27)
menghemat
membantu
bahwa
siswa
bahan
ajar
dapat
bahwa
peran
waktu
penuntun
guru
guru
sebagai
dalam
membantu siswa dalam pelaksanaan
mengajar dan mampu mengubah
kegiatan pembelajaran.
peran guru dari seorang pengajar
Dari segi efektivitas waktu
pembelajaran, penuntun praktikum
yang telah dikembangkan termasuk
menjadi seorang fasilitator.
b. Praktikalitas Penuntun Praktikum
oleh Siswa
Berdasarkan
kedaalam kategori sangat praktis
hasil
analisis
dengan oleh guru dengan nilai rata-
angket uji praktikalitas keseluruhan
rata 80%. Hal ini menunjukkan
oleh siswa diperoleh hasil bahwa
bahwa dengan penggunaan penuntun
penuntun praktikum yang dilengkapi
praktikum
gambar
waktu
pembelajaran
termasuk
dalam
kriteria
sehingga
sangat praktis dengan nilai rata-rata
membantu guru dalam proses belajar
88,15%. Hal ini menunjukkan bahwa
menjadi
lebih
efektif,
penuntun praktikum sangat praktis
menggunakan
untuk
sederhana segingga materi yang
digunakan
dalam
bahasa
pembelajaran dan dapat dijadikan
disampaikan
sebagai buku pegangan bagi siswa
Penyajian materi pada penuntun
untuk mendukung bahan ajar lainnya
praktikum tersusun secara sistematis
disamping
dari guru.
sehingga isi penuntun praktikum
melakukan
mudah
Siswa
penjelasan
juga
kegiatan
senang
dengan
menggunakan
mudah
yang
dipahami.
digunakan
dimengerti.
Gambar
dalam
yang
penuntun
penuntun praktikum yang dihasilkan.
praktikum dapat membantu siswa
Penuntun praktikum dinilai oleh
dalam
siswa mampu meningkatkan minat
dengan penuntun praktikum dapat
dan motivasi belajar siswa. Tampilan
memudahkan
siswa
dalam
penuntun
melaksanakan
praktikum
karena
praktikum
dengan
memahami
konsep
dan
menggunakan gambar dan warna
dalam penuntun praktikum dimuat
yang menarik juga membuat siswa
bagaimana langkah-langkah siswa
lebih
melakukan
dalam bekerja dan langkah-langkah
Kepraktisan
tersebut diberikan dalam bentuk
penuntun praktikum yang dilengkapi
gambar agar siswa lebih mudah
gambar ini dapat diperoleh dari 3
untuk
aspek
tertarik
kegiatan
untuk
praktikum.
yaitu
penggunaan,
praktikum. Hal ini sesuai dengan
efektivitas
waktu
pendapat Prastowo (2011:
praktikum
26-27)
bahwa tujuan dibuatnya bahan ajar
dari
dalam
dikembangkan
melaksnakan
dalam
Ditinjau
penuntun
saat
kemudahan
pembelajaran dan manfaat.
kemudahan
bekerja
aspek
adalah untuk membantu peserta didik
penggunaan
dalam
yang
memudahkan peserta didik dalam
termasuk
telah
kategori
sangat praktis oleh siswa dengan
mempelajari
sesuatu
dan
melaksanakan pelajaran tersebut.
Dari segi efektivitas waktu
ini
pembelajaran, penuntun praktikum
penuntun
yang telah dikembangkan termasuk
praktikum mudah digunakan oleh
kedaalam kategori sangat praktis
siswa.
dengan oleh siswa dengan nilai rata-
nilai
rata-rata
menunjukkan
88,3%.
bahwa
Penuntun
Hal
praktikum
rata 88,7%. Hal ini menunjukkan
dengan nilai rata-rata 87,46%. Hal
bahwa dengan penggunaan penuntun
ini menunjukkan bahwa penuntun
praktikum
pembelajaran
praktikum yang dikembangkan dapat
menjadi lebih efektif dan siswa dapat
dapat membantu siswa memahami
mandiri tanpa bimbingan dari oleh
materi
guru.
pembelajaran guru
waktu
Waktu
lebih
pembelajaran akan
efektif
karena
melaksanakan
sebelum
praktikum
siswa
dengan
dipahami
dengan
dapat
baik
serta
yang
kurang
dipelajari
menggunakan
penuntun
terlebih dahulu dapat mempelajari
praktikum.
cara kerja dilaboratorium melalui
praktikum yang dilengkapi gambar
penuntun
yang
juga dapat meningkatkan minat dan
dapat
motivasi
dalam
Tampilan gambar dan warna yang
sudah
menarik
praktikum
dikembangkan
belajar
dan
mandiri
penuntun
siswa
karena
praktikum
Selain
lagi
siswa
yang
itu
penuntun
untuk
belajar.
digunakan
dalam
dan
penuntun praktikum dapat menarik
langkah- kerja yang akan dilakukan
perhatian siswa. Hal ini sejalan
saat kegiatan praktikum sehingga
dengan pendapat Prastowo (2011:
penuntun praktikum bisa dijadikan
27) bahwa manfaat bahan ajar bagi
pedoman
siswa
dilengkapi
dengan
dalam
materi
melaksanakan
adalah
membuat
kegiatan
kegiatan
pembelajaran menjadi lebih menarik,
praktikum. Hal ini sejalan dengan
siswa lebih banyak mendapatkan
pendapat Prastowo (2011: 25) bahwa
kesempatan untuk belajar secara
fungsi bahan ajar bagi peserta didik
mandiri
adalah sebagai pedoman bagi siswa
kemudahan
yang
aktivitas
siswa
akan
aktivitasnya
selama
dan
mengarahkan
semua
setiap
dalam
proses
dikuasainya.
dalam
kompetensi
mendapatkan
mempelajari
yang
harus
pembelajaran.
Kemudian dilihat dari aspek
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
manfaat, penuntun praktikum yang
dikembangkan
termasuk
kedalam
kategori sangat praktis oleh siswa
dan analisis data yang dilakukan
dapat
disimpulkan
bahwa
telah
dihasilkan penuntun praktikum yang
dilengkapi
gambar
pada
materi
protista untuk siswa kelas X SMA
yang sangat valid dan sangat praktis.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.
2008.
Panduan
Pengembangan Bahan Ajar.
Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, O. 2011. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif
Membuat
Bahan
Ajar
Inovatif. Yogyakarta: Diva
Press.
Rohman, M, dan Amri, S. 2013.
Strategi dan Desain Sistem
Pengembangan
Sistem
Pembelajaran.
Jakarta :
Prestasi Pustakaraya.
Sitepu. 2012. Penulisan Buku Teks
Pelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Download