4.1 ANEMIA-HIPEREMESIS-KET

advertisement
Komplikasi
dan Penyulit Kehamilan
Trimester I dan II
ANEMIA PADA IBU HAMIL
Latar Belakang
Status gizi ibu sebelum dan selama
hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang
dikandung
Kejadian Anemia pada ibu hamil masih
cukup tinggi kr ibu hamil/klg/masy
belum menyadari pentingnya
pencegahan Anemia serta bahaya
yang ditimbulkan
ANEMIA/kurang darah
Kadar hemoglobin kurang
dari 11 g/dl pada trimester
pertama dan ketiga, dan
kurang dari 10,5 g/dl pada
trimester kedua
Faktor Penyebab
• Perubahan fisiologis karena kehamilan
• Kurangnya masukan makanan yang
mengandung zat besi
• Perdarahan akibat terlalu sering
melahirkan
• Jarak kehamilan terlalu dekat
• Gangguan pencernaan & penyerapan
• Ibu hamil bekerja terlalu berat
• Adanya cacing tambang
Klasifikasi Anemia (WHO,1972)
Hb ≥11 g/dl : Tidak anemia
Hb 8-11 g/dl: Anemia ringan
Hb < 8 g/dl). : Anemia berat.
BAGAIMANA KITA BISA TAU???
Periksa Lab (darah) di
polindes/Puskesmas
Klasifikasi Anemia
Tanda tanda Anemia
Bahaya Anemia
Pada Ibu
Saat hamil
- Keguguran
- Persalinan kurang
bulan/prematur
Bahaya Anemia
Saat bersalin
• Persalinan lama
• Perdarahan setelah
persalinan
• Persalinan dengan
tindakan/operasi
cenderung
• Resiko kematian
meningkat
Bahaya anemia
Masa Nifas
• Gangguan proses
pemulihan rahim
• Perdarahan pada masa
nifas
• Daya tahan terhadap
infeksi dan stress
• Produksi ASI
berkurang/tidak keluar
Pada Bayi
Keguguran , kematian bayi dalam kandungan,
hambatan pertumbuhan bayi dalam
kandungan, cacat bawaan, bayi lahir mati,
lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
PENCEGAHAN ANEMIA
Setiap hari, makanlah sayuran berwarna hijau,
kacang-kacangan, dan lauk pauk secara beraneka
ragam.
PENCEGAHAN ANEMIA
Tablet tambah darah/Fe
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Pengertian
Mual dan muntah berlebihan sehingga
pekerjaan sehari-hari terganggu dan
keadaan umum menjadi buruk (Ilmu
Kandungan, hal. 275).
Etiologi
Faktor pedisposisi yaitu primigravida,
mola hidatidosa dan kehamilan
ganda.
Faktor organik yaitu alergi, masuknya vili
khorialis dalam sirkulasi, perubahan
metabolik akibat hamil dan resistensi
ibu yang menurun.
Faktor psikologik memegang peranan
penting pada penyakit ini, rumah
tangga yang retak, kehilangan
pekerjaan, takut terhadap kehamilan
dan persalinan
Gejala dan Tanda

Tingkatan I.
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita,
ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan
merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 per menit,
tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah
mengering dan mata cekung.

Tingkatan II
Penderita tampak lebih lemah dan apatis,
turgor kulit lebih mengurang, lidah mengering
dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu
kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris.
Berat badan turun dan mata menjadi cekung,
tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan
konstipasi. Aseton dapat tercium dalam
hawa pernapasan, karena mempunyai aroma
yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.
 Tingkatan III.
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti,
kesadaran menurun dari somnolen sampai koma,
nadi kecil dan cepat; suhu meningkat dan tensi
menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan
saraf yang dikenal sebagai ensefalopati
Wernickc, dengan gejala: nistagmus, diplopia dan
perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat
sangat kekurangan zat makanan, termasuk
vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukkan adanya payah hati. (Ilmu
Kandungan, hal. 277)
Diagnosa
Diagnosis hiperemesis
gravidarum biasanya tidak sukar. Harus
ditentukan adanya kehamilan muda
dan muntah yang terus menerus,
sehingga mempengaruhi keadaan
umum
Pencegahan
Menganjurkan mengubah makan sehari-hari
dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi
lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera
turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering atau biskuit dengan teh
hangat. Makanan yang berminyak dan berbau
lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan
minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan
panas atau sangap dingin
Obat-obatan
Tetapi perlu diingat untuk tidak memberikan
obat yang teratogen. Sedativa yang sering
diberikan adalah phenobarbital. Vitamin yang
dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti
histaminika juga dianjurkan, seperiti dramamin,
avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan
antiemetik seperti disiklomin hidrokhlonae atau
khlorpromasin. Penanganan hiperemesis
gravidarum yang berat perlu dikelola di rumah
sakit
Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang
tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang
baik
Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa
penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan
Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit,
karbohidrat dan protein dengan glukose 5%
dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter
sehari
Kelainan dalam lamanya kehamilan
1. Abortus
Iminen
Insipien
Inkomplit
Komplit
Infeksiosa
Berulang/habitualis
Missed Abortion
2. Prematur
3. Postmatur
Abortus
• Pengeluaran hasil konsepsi sebelum
mampu hidup di luar kandungan
• Berat < 1000 gram
• Umur kehamilan < 28 minggu
• Spontan : 10-15%
• Pembagian:
1. Berdasarkan kejadian
Spontan, buatan (indikasi medis /
sosial)
2. Berdasarkan pelaksana
Terapetik, ilegal
3. Berdasarkan gambaran klinis
Penyebab Abortus
1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi
Kromosom, Endometrium, Infeksi, obat-obatan, radiasi
2. Kelainan plasenta
Infeksi, gangguan pembuluh darah, DM, hipertensi
3. Penyakit ibu
Penyakit infeksi, anemia, penyakit kronis
4. Kelainan dalam rahim
Mioma uteri, Uterus arkuatus, retrofleksi, servik
inkompeten, bekas operasi servik, robekan servik
postpartum
Abortus Iminen
(ancaman keguguran)
Dx:
Amenore
Nyeri perut
Uterus membesar sesuai UK
Perdarahan dari kanalis servikalis
Kanalis servikalis tertutup
Tes urin kehamilan (+)
Tindakan
Istirahat total
Obat-obatan
Penenang, anti perdarahan, vitamin B komplek,
Hormonal, Anti kontraksi
Konsultasi dengan dokter SpOG untuk USG dan
tindakan lebih lanjut
Abortus Iminen
Keguguran yang sedang berlangsung
Gejala& tanda
Perdarahan dan nyeri makin hebat
Pemeriksaan
Kanalis servikalis terbuka, tampak/teraba jaringan
Tindakan
UK 14 minggu  kuretase
Kasus perdarahan banyak : evakuasi scr digital
Abortus Inkomplit
Keluarnya sebagian hasil konsepsi
Gejala:
Perdarahan mendadak /banyak  dpt gawat
Dapat terjadi infeksi
Pemeriksaan
Kanalis servikalis terbuka, tampak/teraba jaringan,
perdarahan (+)
Besar uterus < UK
Tindakan
Memulihkan KU (infus / tranfusi)
Kuretase / kerokan (14 minggu langsung, >14 minggu :
induksi & kuretase)
Obat: antibiotika & uterotonika
Abortus Komplit
Keluarnya seluruh hasil konsepsi
Pemeriksaan:
Uterus mengecil, perdarahan sedikit, kanalis
servikalis menutup
Terapi :
Tidak ada
Konsultasi SpOG
Kehamilan Ektopik
Kehamilan Ektopik
Kehamilan yang
berimplantasi di luar
endometrium kavum
uteri
Kehamilan
ekstrauterin ?
Frekuensi :
1: 125-330
Berdasarkan letak :
Ampula tuba uterina
Ismus tuba uterina
Pars interstisial
Fimbria
Ovarium
Servik & peritoneum
42%
28%
13%
7%
1%
jarang
KE & KET
KE (tidak ruptur)
KET (ruptur)
Gejala & tanda kehamilan
Jatuh atau lemas
Nyeri perut & panggul
Nadi kecil & cepat (>110/m)
Hipotensi
Hipovolemia
Nyeri perut akut
 Perut distensi (darah bebas)
Nyeri lepas tekan
Pucat
Penyebab
Gangguan pada lumen tuba
Infeksi, hipoplasia, rekonstruksi tuba
Gangguan di luar tuba
Endometriosis, divertikel, perlengketan
Faktor yang mempengaruhi
Pemakaian antibiotika
Pemakaian kontrasepsi
Patologi
1. Hasil konsepsi mati dini
2. Abortus
3. Tuba fallopii pecah
Diagnosis
Trias klasik : Amenore, nyeri, perdarahan
Gejala/tanda (+)
Gejala/tanda (+/-)
 Perdarahan sedikit
 Pingsan
 Nyeri perut
 Massa adneksa nyeri
 Serviks tertutup
 Amenorea
 Uterus sedikit membesar
 Nyeri bila serviks digerakkan
 Uterus agak lunak
(slinger pain)
KE (tidak ruptur)
KET (ruptur)
 Gejala & tanda kehamilan
 Jatuh atau lemas
 Nyeri perut & panggul
 Nadi kecil & cepat (>110/m)
 Hipotensi
 Hipovolemia
 Nyeri perut akut

Perut distensi (darah bebas)
 Nyeri lepas tekan
 Pucat
Kehamilan Abdominal
Dapat sampai aterm
Bila tak terdiagnosis : fetal
death
Gejala & tanda :
Gerakan janin jelas dan
membuat nyeri
Palpasi janin teraba jelas
Ballotemen (-)
Kontraksi uterus tak teraba
Penatalaksanaan
Pemasangan infus
Usaha darah
Motivasi keluarga
Rujuk untuk operasi
KE / KET : Laparatomi
 Salphingektomi / salphingostomi
Abdominal : Laparatomi
 janin dikeluarkan
 plasenta ditinggalkan
MOLA HIDATIDOSA
Pengertian
Molahidatidosa adalah : suatu
kegagalan kehamilan normal
yang disertai dengan proliferasi
sel trofoblas berlabihan dan
degenerasi hidrofik, yang secara
klinis tampak sebagai
gelembung-gelembung.
KLASIFIKASI
1. Molahidatidosa Komplit
2. Molahidatidosa Parsialis
FAKTOR PREDISPOSISI
Umur sangat muda dan tua
Gizi kurang
Etnis
Genetik
Paritas
Infeksi virus
KRITERIA DIAGNOSIS
Gejala mola hidatidosa
Amenore
Keluhan gestosis att : hiperemesis
gravidarum
Perdarahan
Uterus lebih besar dari usia kehamilan
Pada pemeriksaan
penunjang ditemukan :
Kadar beta HCG lebih tinggi
USG pasti : ada gambaran gelembung
vesikel (vesicular ultrasonic pattern)
Penyulit
Perdarahan
Gestosis
Tirotoksikosis
Emboli paru
Keganasan
Pengelolaan :
Perbaiki keadaan umum
Evakuasi
Vakum kuretase
Pengawasan lanjut
CHORIOCARSINOMA
Pengertian :
Koriokarsinoma adalah :
trofoblas gestasional ganas yang
berhubungan dengan kehamilan dimana
pada gambaran PA tida ditemukan vili
korialis
STADIUM
I
II
III
IV
: Terbatas di uterus
: Vulva, vagina, parametrium
: Paru-paru
: Organ lain
DASAR DIAGNOSIS
Klinis :
Perdarahan tidak teratur
Rahim subinvolusi
Batuk darah
Benjolan kebiru-biruan, sering terdapat
di vagina
Laboratorium
Kadar beta HCG meninggi lagi dalam waktu 4
minggu / lebih pasca evaluasi
Kadar beta HCG :
6 mg pasca evakuasi mola > 100 ml IU/ml
atau
8 mg pasca evakuasi > 30 ml IU/ml
Histopatologi : dapat dibedakan jenis
keganasannya.
TERAPI
1. Terapi utama : sitostatika
Resiko rendah : diberi kemoterapi tunggal.
Resiko sedang : diberi kemoterapi
kombinasi
Resiko tinggi :Pengobatan kemoterapi
dilanjutkan 2-4 seri.
Lanjutan
2. Terapi tambahan.
 Operasi :merupakan terapi ajupan.
-Histerektomi totalis.
-Ekstipasi.
 Radiasi : merupakan terapi tambahan.
PENGAWASAN LANJUT
Tujuan : memantau hasil pengobatan dan
mengetahui sedini mungkin timbulnya
keganasan lagi (relapse)
Lama pengawasan : 1 tahun
Akhir pengawasan : setelah 1 tahun kadar
ß HcG dalam batas normal/bila pasien
hamil lagi.
JENIS PEMERIKSAAN
Pemeriksaan klinik dan kadar ß HcG tiap kali
datang.
Foto toraks pada bulan ke-6 atau ke-12 bila
ada keluhan.
Terima kasih
be a good midwife..
Download