UPAYA GURU MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI (Penelitian di MAN 4 Jakarta) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun oleh: YANI NIM: 1110011000070 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 I LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI skripsi berjudul Upaya Guru Mengembangkan Kecerdasan lnterpersonal dan rntrapersonal Siswa Daram pemberajaran pAI disusun oreh yani. NIM 1110011000070' Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui himbingan dan dinyatakn sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah seuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas. Jakarta, 09 Januari 2015 Yang Mengesahkan, Pembimbing Yudhi Munadi. MA NIP. 197012031998031003 LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "Up.aya Guru Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal dan Intrapersonal Siswa Dalam Pembelajaran PAI" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas lslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalarn ujian munaqasyah pada tanggal 05 Februari 2015 dihadapan dewan penguji. Oleh karena itu penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd. I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam. Jakarla, l0 Februari 201 Panitia Uj ian Munaqasyah Ketua Panitia (Ketua Jr"rrusan PAI) (Dr. H. Abdul Majid Khon. M. Ag) Tanggal tt/ Lof /a NrP. 19s80707 198703 1 005 Sekretaris (Sekretaris Jurusan PAI) (Marhamah Saleh. Lc. M.A) NIP. 19720313 200801 2 010 Penguji IOI I loL ?ag (Dr. Dimyati. MA) NIP. 19640704 199303 1 003 Penguji ll '1, rote (Siti Khadijah. MA) NIP. 1 9700727 199703 2 004 Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegur Nurl ena4.ifa'i MA. Ph. D NIP. 19591002 198603 2 001 5 SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Yani NIM 11r001r000070 Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Alamat Kp. Cikiwul Baru baru. RT004iRW003. Cikiwul Kec. antargebang Bekasi MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Guru Mengembangkan Interpersonal dan Intrapersonal Siswa Dalam Pembelajaran Kecerdasan PAI adalah benar hasil karya sendiri di barvah bimbingan dosen: Yudhi Munadi, MA Nama Pembimbing : NIP : 197 01203 1 99803 1 003 Jurusan/Program Studi Demikian surat pernyataan : Pendidikan Agama Islam ini (PAI) saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahr,va skripsi ini bukan hasil karya sendiri. J akarta, 09 Nov€mb er 201 5 w' 1 93966243 @ Yani ABSTRAK Kecerdasan interpersonal dan intrapersonal adalah bagian kecerdasan dari Sembilan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, yang ditemukan oleh Howard Gardner, kecerdasan interpersonal ini melibatkan kemampuan memahami dan bekerjasama dengan orang lain, membedakan suasana hati, maksud, motivasi serta perasaan orang lain, sedangkan kecerdasan intrapersonal ini merupakan kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat (kekuatan dan keterbatasan diri); kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, temperamen, dan keinginan, serta kemampuan berdisplin diri, memahami dan menghargai diri. Andaikan para pendidik di sekolah mampu menggali dan mengembangkan serta mengarahkan anak didik mereka sesuai dengan kecerdasan-kecerdasan yang dimilikinya maka peluang keberhasilan anak didik akan lebih besar karna guru sangat berperan dalam mengembangkan kecerdasankecerdasan yang dimiliki anak didiknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya guru mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa dalam pembelajaran PAI.. Penelitian ini dilakukan di MAN 4 Jakarta, dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Data diperoleh melalui melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa guru MAN 4 Jakarta membuat perencanaan pembelajaran berupa silabus dan RPP dan dalam proses pembelajaran pun guru menggunakan metode, strategi dan media yang relevan yang dapat mengembangkan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki siswanya khususnya kecerdasan interpersonal dan intrapersonal. Penggunaan metode, strategi dan media yang digunakan cukup baik dan dapat menunjang pengembangan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa dalam pembelajaran PAI. iii ABSTRACT Interpersonal and intrapersonal intelligence is the intelligence section of the Nine intelligence possessed by humans, discovered by Howard Gardner, interpersonal intelligence involves the ability to understand and cooperate with others, distinguish the moods, intentions, motivations and feelings of others, while the intrapersonal intelligence is the ability to understand themselves and to act on that understanding. This intelligence includes the ability to understand oneself accurate (strengths and limitations); awareness of the moods, intentions, motivations, temperament, and desires, as well as the ability to self disciplined, understand and appreciate themselves. Suppose the educators at the school is able to explore and develop and direct their students according to its intelligences then the chances of success of the students will be greater because the teacher was instrumental in developing intelligences owned protege. The purpose of this study was to determine teachers' efforts to develop interpersonal and intrapersonal intelligence students in learning PAI .. This research was conducted in MAN 4 Jakarta, using a qualitative approach to generate descriptive data in the form of words written or spoken of the people and behaviors that can observed. Data obtained through observation, interviews, and documentation. Based on the results of this research is that teachers MAN 4 Jakarta create lesson plans in the form of a syllabus and lesson plans and also a teacher in the learning process using the methods, strategies and relevant media to develop intelligences owned by students, especially interpersonal and intrapersonal intelligence. The use of methods, strategies and media used quite well and can support the development of interpersonal and intrapersonal intelligence students in learning PAI. iv KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik-NYA, puji syukur saya panjatkan kehadirat illahi rabbi, penguasa seluruh alam semesta, Allah Yang Maha Agung yang selalu memberikan limpahan rahmat, karunia dan kebaikan, petunjuk serta kekuatan sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Upaya guru mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa dalam pembelajaran PAI. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Seiring dengan selesainya skripsi ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. Hj. Nurlena Rifa’I, MA., Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), dan Hj. Marhamah Shaleh, Lc, MA sebagai Sekertaris Jurusan Pendidikn Agam Islam (PAI). 3. Bapak Yudhi Munadi, MA selaku dosen pembimbing skripsi, penulis ucapkan terimakasih yang tak terhingga atas saran, kritik dan masukan yang telah mengarahkan dengan sabar dan penuh harapan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Seluruh dosen FITK yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. 5. Dra. Nurlaelah, M.Pd, Kepala Sekolah MAN 4 Jakarta, dewan guru serta seluruh staf karyawan MAN 4 Jakarta yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini. 6. Seluruh guru PAI MAN 4 Jakarta, yang telah meluangkan waktunya untuk diwawancari dan bekerja sama dalam pelaksanaan penelitian ini. 7. Seluruh siswa MAN 4 Jakarta. v 8. Bapak Esan dan Ibu Kanah tercinta yang selalu menyayangiku, mendukungku, dan menyemangatiku. Terimakasih atas segala doa, nasehat, kasih sayang dan pengorbanan kalian yang tulus. Mungkin ini belum bisa membalas jasa-jasa Bapak dan ibu berikan, semoga ini akan menjadi salah satu wujud terimakasih ananda kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta. 9. Saudara kandungku yang terkasih Ade wacih kurniasih, Irfan Maulana, Ade Sania Putri yang tak pernah bosan memotivasi dan mendoakan serta membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 10. Kepada calon sumamiku Wisna Ramdani yang selalu mendoakan, menyemangati, dan menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas segala doa, nasehat, kasih sayang dan pengorbanan yang diberikan. 11. Kepada sahabat-sahabatku Sofi Roziqoh , Siti Suci Lestari, Nur Hamimah hayati, Sulas Fadhliati, Siti Lupiah, Siti Maeraroh,Albert ferdinan dan semua keluarga P20AI, yang tidak henti-hentinya memberikan semangat dan rasa kekeluargaan yang erat, yang selalu indah untuk dikenang dan tidak bisa penulis lupakan dalam menggapai semua cita-cita kita ini. Terimakasih kepada semuanya. Semoga Allah selalu memberikan kebahagian untuk kita semua. 12. Teman-teman angkatan 2010 yang telah mengajarkan penulis arti sebuah persahabatan dan kedewasaan dalam berfikir. 13. Kepada teman-teman kosanku nuy, ela, dan rara yang selalu menyemangati dan mendoakanku 14. Seluruh pihak yang tidak disebutkan namanya satu persatu, namun tidak mengurangi rasa terimakasih dan penghargaan penulis kepadanya. Semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.Penulis berharap semoga ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. vi Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Jakarta, 9 Januari 2015 Penulis vii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ……………………………… i LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ………………………….. ii ABSTRAK …………………………………………………………………... iii KATA PENGANTAR ………………………………………………………. v DAFTAR ISI ………………………………………………………………… viii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………. BAB I BAB II x PENDAHULUAN A. Latar Belakang……………………………………………… 1 B. Identifikasi Masalah………………………………………… 5 C. Pembatasan Masalah……………………………………....... 5 D. Rumusan Masalah…………………………………………… 6 E. Tujuan dan Kegunaan Hasil penelitian……………………… 6 KAJIAN TEORI A. Konsep Pengembangan Kecerdasan Interpersonal………… 1. Pengertian Pengembangan Kecerdasan........................... 2. Pengertian Kecerdasan Interpersonal……………............ 7 7 9 3. Strategi Pengajaran Untuk Kecerdasan Interpersonal….... 11 4. Cara Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal……….. 13 5. Indikator Kecerdasan Interpersonal………………………. 15 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan…………. 16 7. Pentingnya Kecerdasan Interpersonal……………………. 17 B. Konsep Kecerdasan Intrapersonal………………………….. 18 1. Pengertian Kecerdasan Intrapersonal…………………...... 18 2. Strategi Pengajaran Untuk Kecerdasan Intrapersonal……. 19 3. Cara Mengembangkan Kecerdasan Intrapersonal………... 21 viii 4. Indikator Kecerdasan Intrapersonal……………………… 23 5. Pentingnya Kecerdasan Intrapersonal……………………. 24 C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam…………………….. 25 1. Pengertian pembelajaran…………………………………. 25 2. Pengertian Pendidikan Agama Islam……………………. 26 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam……………………….. 28 4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam……………… 30 5. Fungsi Pendidikan Agama Islam……………………….. 31 D. Penelitian Yang Relevan…………………………………… 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………. 34 B. Latar Penelitian……………………………………………… 34 C. Metode Penelitian…………………………………………… 35 D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data..................... 37 E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Penelitian……….. 39 F. Analisis Data…………………………………………............ 40 BAB IX HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum MAN 4 Jakarta....................................... 43 B. Deskripsi Data........................................................................ 48 C. Pembahasan........................................................................... 49 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan.......................................................................... B. Implikasi.............................................................................. C. Saran ................................................................................... 63 64 64 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 66 LAMPIRAN ix DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : Pedoman Wawancara Guru LAMPIRAN 2 : Pedoman Wawancara Siswa LAMPIRAN 3 : SILABUS LAMPIRAN 4 : RPP LAMPIRAN 6 : Uji Referensi LAMPIRAN 7 : Surat Bimbingan Skripsi LAMPIRAN 8 : Permohonan Izin Penelitian LAMPIRAN 9 : Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Begitu istimewa dan beragamnya kecerdasan manusia, dan begitu banyak pula sisi-sisi lainnya yang belum terkuak. Menurut Howard Gardner dalam bukunya Hamzah B. Uno bahwa Manusia memiliki kecerdasan-kecerdasan yang beragam di antaranya kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal dan naturalis.1 Jika kecerdasan-kecerdasan tersebut digali secara terus menurus dengan cara yang tepat , maka akan muncul manusia-manusia yang unggul pada masing-masing di bidangnya. Sayangnya, sistem budaya, pendidikan, dan persekolahan kita selama ini masih belum begitu memperhatikan jenis-jenis kecerdasan yang lain selain IQ. Padahal manusia pada dasarnya selalu bersifat terbuka untuk cerdas, sesuai dengan pilihan dan lingkungannya. Mereka berpikir, berimajinasi, merasa dan memaknai suatu realitas dan tindakannya dengan cara yang tidak mungkin semuannya sama.2 Masih banyak orang yang tidak menyadari akan kecerdasan yang dimilikinya yang sebenarnya mereka mempunyai banyak ragam kecerdasan selain kecerdasan intelektual. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Potensi ini hanya dapat digali dan dikembangkan serta dipupuk secara efektif melalui strategi pendidikan dan pembelajaran yang terarah dan terpadu, yang dikelola secara serasi dan 1 Hamzah B. Uno dan Misri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta: bumi Aksara, 2009), h. 11 2 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik MI, EI, SQ, AQ dan Successful Interlligence Atas IQ, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 13 1 2 seimbang dengan memperhatikan pengembangan potensi peserta didik secara utuh dan optimal.3 Oleh karena itu di sini pengelola pendidikan khususnya guru berperan penting dalam membantu mengembangkan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki anak didiknya. Jika guru mampu menggali dan mengarahkan anak didiknya sesuai dengan kecerdasan-kecerdasan yang mereka miliki, tentu saja peluang keberhasilan akan sangat besar. Oleh karena itu, strategi manajemen pendidikan perlu secara khusus memperhatikan pengembangan potensi peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa, karena Tugas pendidik memfasilitasi siswa agar dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi. Namun pemahaman pendidik tentang karakteristik individu siswanya pada umumnya masih kurang, sehingga sering muncul keluhan pendidik, siswa sulit memahami pelajaran, bahkan suatu hal yang ironis menganggap siswanya bodoh Tidak ada anak bodoh, yang ada anak yang menonjol pada satu atau beberapa jenis kecerdasan. Dengan demikian, dalam menilai dan menstimulasi kecerdasan anak, orang tua dan guru selayaknya dengan jeli dan cermat merancang sebuah motede khusus yang dapat membantu merangsang potensi kecerdasan ganda anak tersebut.4 Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan anak, sehingga kecerdasan mereka dapat berkembang sesuai dengan kecerdasan yang mereka miliki. Akan tetapi strategi pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah selama ini masih bersifat masal, yang memberikan perlakuan dan layanan pendidikan yang sama kepada semua peserta didik. Padahal, mereka berbeda tingkat kecakapan, kecerdasan, minat, bakat, dan kreativitasnya. Oleh karena itu pemahaman karakteristik siswa harus diketahui oleh pendidik sehingga dalam belajar, pendidik harus dapat memfokuskan siswanya 3 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 2 4 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 42. 3 agar melibatkan pikirannya, karena dalam pikiran tersebut ada kecerdasan, dimana setiap individu memiliki bermacam-macam kecerdasan atau kecerdasan ganda, yakni bukan hanya kecerdasan IQ yang dimiliki individu. Undang-undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003, telah menjelaskan tentang SISDIKNAS bab II pasal 3 (Dasar, Fungsi dan Tujuan) yaitu: Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. 5 Pendidikan bertujuan untuk menciptakan manusia yang cerdas, cakap dan kreatif. Karena pada dasarnya pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan yang dihadapinya. Namun suatu perkembangan dan kemajuan seseorang tidaklah cukup hanya dengan mengandalkan kecerdasan intelektual yang mengandalkan kemampuan berlogika semata. Akan tetapi masih banyak dari kita yang mengidentikkan kecerdasan dengan IQ (Intelligence Quotient) atau menghubung-hubungkan kecerdasan seseorang dengan siswa yang hanya cerdas dalam hal intelektualnya. Padahal keberhasilan dalam kehidupan tidak hanya ditentukan oleh IQ saja. Namun masih banyak kecerdasan-kecerdasan lain yang dapat menunjang keberhasilan seseorang. Menurut Howard Gardner dalam bukunya Hamzah B. uno yang berjudul mengelola kecerdasan dalam pembelajaran menegaskan bahwa skala kecerdasan yang selama ini dipakai ternyata memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang akurat dalam meramalkan kinerja yang sukses untuk masa depan seseorang. Dan kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetis, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.6 Berbagai pengalaman menunujukan, banyak anak yang berhasil di sekolah atau tergolong anak pandai dan juara kelas, ternyata tidak berhasil dalam 5 Undang-undang SISDIKNAS, (Bandung: FOKUSMEDIA, 2009) Bab. II, h. 5-6. Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 11 6 4 kehidupan. Sebaliknya, anak yang memiliki kecerdasan interpersonal ia tidak terlalu pandai, tapi karena memiliki kemampuan sosial yang baik dan dapat berinteraksi dengan sesamanya dan pandai bekerjasama, ia lebih berhasil dalam mengarungi hidup masyarakat. Ada seorang siswa di dalam kelasnya, sebenarnya ia pintar atau bisa dikatakan ia mempunyai potensi yang cukup baik. Namun di sisi lain, ia tidak mempunyai keberanian misalnya dalam berdiskusi, atau dalam setiap kegiatan yang membuatnya lebih terlihat kreatif, sehingga potensi yang ia miliki bisa terasah dengan baik. Dari sini bisa terlihat bahwa pentingnya kecerdasan intrapersonal dan interpersonal bagi seseorang. Jika seorang siswa memliki kecerdasan intrapersonal, ia akan mampu mengali segala kekurangan dan kelebihan yang ia miliki, dan bagi siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal ia akan mampu bekerja sama dengan orang lain dan mampu berinteraksi dengan baik. Akan tetapi siswa sering kali tidak menyadari akan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal yang dimilikinya. Oleh karena itu disini seorang guru berperan penting untuk membantu mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal yang siswa miliki. Dalam pembelajaran, guru sebagai pendidik berinteraksi dengan peserta didik yang mempunyai potensi beragam. Dalam konteks ini guru lebih berperan sebagai fasilitator daripada pengarah yang menentukan segalagalanya bagi peserta didik. Guru harus lebih terbuka menerima gagasangagasan peserta didik dan lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan kecemasan peserta didik yang menghambat pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif. Tugas guru adalah mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan yang maksimal.7 Pendidikan Agama Islam seyogyanya dapat mengembangkan kecerdasankecerdasan yang dimiliki anak didiknya secara optimal, bukan hanya 7 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 26-27 5 kecerdasan intelektualnya saja yang dikembangkan khususnya kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal, karena dengan kecerdasan interpersonal siswa bisa mempunya sifat sosial yang tinggi karena manusia sebagai makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan sesamanya dan bisa menumbuhkan rasa kasih sayang kepada sesama dan berprilaku baik dengan sesamanya. Sedangkan dengan kecerdasan intrapersonal siswa dapat mengintropeksi diri, khususnya dapat lebih menghayati keimanannya terhadap Tuhannya. Jadi guru pendidikan agama islam sangat dituntut untuk dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal siswa. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan pengamatan tentang: UPAYA GURU MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI. B. Identifikasi Masalah 1. Minimnya kesadaran siswa akan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal yang dimiliki. 2. Kebanyakan guru Pendidikan Agama Islam hanya mengedepankan pada pembinaan kecerdasan intelektual saja tanpa memperhatikan kecerdasankecerdasan yang lainnya khususnya kecerdasan interpersonal dan intrapersonal. 3. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan siswa khususnya kecerdasan interpersonal dan intrapersonal. C. Pembatasan Masalah Dari latar belakang di atas, maka lingkup masalah yang akan dibahas hanya dibatasi pada kajian: “UPAYA GURU MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI” 6 D. Rumusan Masalah 1. Bagaimana upaya guru PAI mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa. 2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kecerdasan interpersonal dan intrapersonal E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui upaya guru PAI mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa. b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kecerdasan interpersonal dan intrapersonal 2. Manfaat Hasil penelitian a. Bagi siswa, agar siswa dapat menyadari dan mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal yang dimilikinya. b. Bagi guru, dapat dijadikan bahan masukan dalam rangka meningkatkan atau mengembangkan kecerdasan majemuk yang dimiliki siswanya khususnya kecerdasan interpersonal dan intrapersonal. c. Bagi sekolah, dapat menambah pengetahuan tentang kecerdasan majemuk yang perlu dikembangkan selain kecerdasan intelektual dan menambah pengetahuan untuk mengembangkan kecerdasan majemuk yang dimiliki siswanya. BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Pengembangan Kecerdasan Interpersonal 1. Pengertian Pengembangan Kecerdasan Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang paling cerdas karna Allah telah menganugrahkan kecerdasan kepada setiap manusia. Dengan kecerdasan itu mereka dapat melengkapi kehidupannnya. Namun kecerdasan itu harus dilatih agar bisa tampil keluar, serta dilihat oleh orang lain. Seseorang yang cerdas, maka ia bisa menjadi manusia seutuhnya. Dalam Kamus Besar Indonesia, “pengembangan” berarti proses, cara, perbuatan mengembangkan.1 Psikolog kognitif, Howard Gardner dari Harvard, melihat bahwa ada banyak kecerdasan, bukan hanya satu, dan menjelaskan bahwa kecerdasan adalah pengetahuan atau kemampuan untuk mengemas satu produk atau menggunakan suatu keterampilan dalam suatu cara yang dinilai oleh satu atau lebih kebudayaan.2 Beberapa ahli mendeskripsikan “kecerdasan sebagai kemampuan untuk menyelesaikan masalah, ahli lain mendeskripsikannya sebagai kapasitas beradaptasi dan belajar dari pengalaman. Ahli lain berpendapat bahwa kecerdasan meliputi karakteristik seperti kreativitas dan keahlian interpersonal”.3 Menurut Howard Gardner dalam buku yang ditulis oleh Eric Jensen yang berjudul memperkaya otak cara memaksimalkan potensi setiap 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 538 2 Eric Jensen, Memperkaya Otak Cara Memaksimalkan Potensi Setiap Pembelajaran, (Indeks, 2008), cet 2, h.25-26 3 John W. Santrock, Perkembangan Anak, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2007), h. 317 7 8 pembelajaran: kecerdasan anak bukan hanya berdasarkan pada skor standar semata (tes IQ), melainkan dengan ukuran [1] kemampuan menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan individu, [2] kemampuan mengasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan, [3] kemampuan menciptakan sesuatu atau memberikan penghargaan dalam budaya seseorang.4 Menurut Herbert dalam buku yang ditulis oleh Yatim Riyanto “intelegensi adalah kualitas bawaan sejak lahir, sebagai hal yang berbeda dari kemampuan yang diperoleh melalui belajar”. Menurut pendapat Binet dalam bukunya Yatim Riyanto “intelegensi merupakan kemampuan yang diperoleh melalui keturunan, kemampuan yang dimiliki dan diwarisi sejak lahir dan tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Dalam batas-batas tertentu lingkungan turut berperan dalam pembentukkan kemampuan intelegensi”.5 Menurut M. Alisuf Sabri, “Intellegensi merupakan suatu kemampuan umum individu yang menunjukkan kualitas kecepatan, ketepatan dan keberhasilannya dalam bertindak/berbuat atau memecahkan masalah yang dihadapi”.6 William Stern dalam bukunya Abu Ahmadi dan Widodo supriyono, “Intellegensi ialah suatu daya jiwa untuk mendapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat di dalam situasi baru‟.7 Dari definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan yang dimiliki 4 Eric Jensen,Memperkaya Otak Cara Memaksimalkan Potensi Setiap Pembelajaran, (Indeks, 2008), cet 2, h. 42 5 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 219-220 6 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2006), h. 112 7 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h. 34 9 seseorang dalam memecahkan masalah secara cepat dan tepat, makin tinggi kecerdasaan seseorang maka akan semakin cepat dan semakin tepat juga dalam memecahkan masalah. Jadi pengembangan kecerdasan adalah cara mengembankan kemampuan yang dimiliki individu yang menunjukkan kualitas kecepatan, ketepatan dan keberhasilannya dalam bertindak memecahkan masalah yang dihadapi” 2. Pengertian Kecerdasan Interpersonal Menurut May Lwin, “Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang-orang di sekitar kita. Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan orang lain dan menanggapinya secara layak”.8 Menurut Thomas Armstrong, kecerdasan interpersonal adalah kemampuan memersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada ekspresi wajah, suara gerak-isyarat; kemampuan membedakan berbagai macam tanda interpersonal; dan kemampuan menanggapi secara efektif tanda tersebut dengan tindakan pragmatis tertentu (misalnya, mempengaruhi sekelompok orang untuk melakukan tindakan tertentu).9 Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Orang yang mempunyai kecerdasan interpersonal dapat dengan mudah berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya. Kecerdasan ini juga dapat disebut sebagai kecerdasan sosial, yang mempunyai kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman, dan juga memiliki kemampuan seperti memimpin, mengorganisasi, menangani 8 May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h. 197 9 Thomas Armstrong, Sekolah para Juara, (Bandung: Kaifa, 2003), h.4 10 perselisihan antar teman, memperoleh simpati dari peserta didik yang lain, dan sebagainya.10 Menurut Thomas Armstrong, “kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain”.11 Menurutnya orang yang mempunyai kecerdasan interpersonal ini dapat bekerja sama dengan baik dan orang yang mempunyai kecerdasan ini dapat dengan mudah mengajak sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Kecerdasan inilah yang memungkinkan kita untuk membangun hubungan dengan masyarakat. Adapun kecerdasan interpersonal bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir, akan tetapi sesuatu yang harus dikembangkan melalui pembinaan dan pengajaran, sama seperti kecerdasan lainnya. Karena itu, waktu terbaik untuk mulai membangun kecerdasan interpersonal adalah ketika muda. Mereka yang memiliki kecerdasan ini biasanya memiliki keterampilan intuitif yang kuat. Mereka pintar membaca suasana hati, temperamen, motivasi, dan maksud orag lain. 12 Maka dengan demikian dapat disimpulkan kecerdasan interpersonal adalah kemampuan seseorang dalam bersosialisasi dengan lingkungannya dan kemampuan bekerja sama yang baik dengan orang lain, orang yang mempunyai kecerdasan interpersonal ini sangat menyadari bahwa dia tidak dapat hidup sendiri dan menyadari bahwa ia memperlukan bantuan orang lain. 10 Hamzah B. Uno dan masri kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pemebelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet pertama, h. 13 11 Thomas Armstrong, 7 Kinds Of Smart, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 4 12 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik MI, EI, SQ, AQ dan Successful Interlligence Atas IQ, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 156 11 3. Stragegi Pengajaran Untuk Kecerdasan Interpersonal Beberapa siswa membutuhkan kesempatan untuk melemparkan gagasan kepada orang lain agar dapat belajar secara optimal di kelas. Pelajar yang bersifat sosial ini paling merasakan manfaat dari belajar kelompok. Namun, karena semua siswa memiliki derajat kecerdasan interpersonal yang berbeda-beda, pendidik perlu mengetahui pendekatan dan pengajaran yang melibatkan interaksi antar siswa. Strategi-strategi berikut ini dapat membantu guru menyentuh kebutuhan siswa akan kebersamaan dan hubungan dengan orang lain. a. Berbagi Rasa dengan teman Sekelas. Mungkin berbagi rasa adalah strategi kecerdasan majemuk yang paling mudah diterapkan.Yang anda harus lakukan hanyalah mengatakan kepada siswa “Berbaliklah kearah teman di sebelahmu dan mulailah bercerita. Tentang….” Titik disini dapat diisi dengan topik apapun. Anda dapat meminta siswa mengolah materi yang baru saja diajarkan di kelas. Atau Anda ingin memulai pelajaran dengan cara berbagi rasa ini untuk membuka apa yang sudah diketahui siswa tentang topik yang sedang dipelajari. b. Kerja Kelompok. Pembentukan kelompok kecil untuk mencapai tujuan pengajaran umum adalah komponen utama model belajar kelompok. Kelompok ini efektif jika terdiri atas tiga sampai delapan orang. Siswa-siswi dalam kelompok ini dapat mengerjakan tugas belajar dengan bermacam-macam cara. Kelompok dapat mengerjakan tugas tertulis secara kolektif misalnya dengan setiap anggota menyumbangkan gagasan. Mereka juga dapat berbagi tanggung jawab dengan berbagai cara. 12 c. Simulasi. Simulasi melibatkan sekelompok orang yang secara bersama-sama menciptakan lingkungan “serba seadanya”. Tatanan sementara ini mempersiapkan suasana untuk kontak yang lebih langsung dengan materi yang dipelajari. Misalnya, siswa yang mempelajari periode sejarah tertentu menggunakan kostum periode tersebut, mengubah ruang kelas seperti pada zaman tersebut.13 d. Interaksi interpersonal Diberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan tamennya dalam proses pembelajaran. e. Mengajari teman sekelas Istilah ini sama dengan tutor sebaya dimana salah satu siswa menjadi tutor dan pasanganya yang mendengarkan.14 Oleh karena itu guru sebagai pendidik harus pandai-pandai memilih strategi pembelajaran, karna jika penggunakaan strategi kurang tepat itu akan membuat bosan siswa dalam belajar, karna setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Bagi siswa yang memiliki kecerdasan interpersonalnya tinggi strategi yang telah disebutkan di atas dapat digunakan guru untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa, dimana guru memberikan waktu ke kepada siswa untuk melemparkan gagasannya dan berinteraksi antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. 13 Hamzah B. Uno dan masri kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pemebelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet pertama, h. 144-148 14 Thomas Armstrong, Sekolah Para Juara Menerapkan Multiple Intelligences di Dunia Pendidikan, (Bandung: Kaifa, 2003), h. 84 13 4. Cara Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Ada 25 cara untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal menurut Thomas Armstrong. a. Berilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman, kenalan, kerabat, dan orang lain, dan tetaplah menjalin hubungan dengan mereka. Contoh dalam dunia pendidikan, berilah kartu nama kepada teman atau kerabat baru b. Tetapkan untuk mengenal teman baru setiap harinya (atau dalam seminggu). c. Bergabunglah dengan kelompok relawan atau kelompok yang berorientasi memberikan pelayanan. Contoh dalam dunia pendidikan, bergabunglah dengan kelompok teman yang suka mengadakan kegiatan sosial. d. Luangkan waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktekan mendengarkan secara aktif dengan pasangan hidup atau sahabat dekat. e. Selenggarakan sebuah pesta dan undanglah sekurang-kurangnya tiga orang yang tidak begitu Anda kenal. f. Hadirilah sebuah sesi psikoterapi kelompok atau sesi terapi keluarga secara teratur. g. Ambil peran kepemimpinan dalam kelompok Anda, baik di tempat kerja atau di lingkungan permukiman. Contoh dalam dunia pendidikan, ambil peran sebagai pemimpin kelas atau pemimpin yang ada di lingkungan sekolah seperti OSIS. h. Buatlah kelompok pendukung sendiri. i. Ikuti sebuah kursus diperguruan tinggi setempat mengenai keterampilan komunikasi antarpribadi. j. Bekerjasamalah dengan satu orang atau lebih dalam sebuah program berdasarkan kesamaan minat. k. Adakan pertemuan keluarga secara teratur di rumah Anda. 14 l. Berkomunikasilah dengan orang lain melalui jaringan komputer buletin elektronik. m. Adakan sesi sumbang saran secara berkelompok di tempat kerja Anda. n. Ikuti retret pasangan suami-istri. o. Kuasai seni perilaku sosial yang wajar dengan membaca buku tentang sopan santun dan bahaslah hal ini dengan seorang yang Anda anggap pandai bersosialisasi. p. Mulailah percakapan dengan orang-orang di tempat umum. q. Mulailah untuk menyurati orang-orang dalam sebuah jaringan kerja di seluruh negeri bahkan dunia secara teratur. r. Hadirilah reuni keluarga, sekolah, atau yang berkaitan dengan pekerjaan. s. Mainkan pertandingan luar rumah yang tidak kompetitif atau kooperatif bersama keluarga dan teman. t. Berkenalanlah dengan anggota masyarakat kebudayaan “Kami” dan terapkan sifat-sifat terbaik dari gaya pergaulannya ke dalam hidup Anda sendiri. u. Bergabunglah dengan kelompok yang bertujuan membantu Anda bertemu dengan orang-orang baru. v. Tawarkan diri Anda untuk mengajar, membimbing, atau membina orang lain melalui organisasi sukarela atau tidak resmi. w. Luangkan waktu selama 15 menit setiap hari selama satu atau dua minggu untuk mengamati cara orang berinteraksi di tempat umum. x. Renungkan hubungan Anda dengan sekitar Anda, meluas hingga masyarakat dan negeri Anda, dan apa akhirnya mencakup seluruh planet. y. Pelajarilah kehidupan orang terkenal yang mahir bersosialisasi (para dermawan, pengacara, politikus, pekerja sosial) melalui riwayat hidup, film, dan media lain, kemudian belajarlah mengikuti contoh mereka.15 15 Thomas Armstrong, 7 Kinds Of Smart Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, (Jakarta: PT Gramedia, 2002), h. 114-115 15 Cara-cara di atas dapat membantu kita mengembangkan kecerdasan interpersnol kita. Dengan cara-cara itu kecerdasan yang kita miliki akan berkembang dengan baik. 5. Indikator kecerdasan Interpersonal Berikut ini indikator kecerdasan interpersonal yang tinggi: a. Berteman dan berkenalan dengan mudah b. Suka berada di sekitar orang lain. c. Ingin tahu mengenai orang lain dan ramah terhadap orang asing d. Menggunakan bersama mainannya dan berbagi permen dengan temantemannya. e. Mengalah kepada anak-anak lain. f. Mengetahui bagaimana menunggu giliran selama bermain.16 g. Suka menolong orang lain h. Tidak egois i. Mengenali perasaan dan emosi orang lain j. Mengetahui kebutuhan orang lain k. Mampu membuat hubungan yang tepat dengan orang lain l. Mampu memahami sudut pandang dan sikap orang lain.17 16 May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h. 205 17 Makmun Mubayidh, kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta: Pustaka AlKautsar), h. 23-24 16 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan seseorang sudah tentu setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, dan kecerdasan itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: a. Faktor Hereditas Faktor ini ditentukan oleh sifat-sifat yang dibawa sejak lahir, batas kecakapan atau kecerdasan seseorang dalam memecahkan suatu masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. b. Faktor Lingkungan 1) Lingkungan Keluarga Peran keluarga dalam perkembangan kecerdasan anak sangat besar, seperti kultur dalam keluarga, tingkat pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, dan realita kehidupan. 2) Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal sebagai tempat pengembangan kepribadian anak secara menyeluruh. Dari sekolah, anak akan mendapatkan pengetahuan, teman, dan pengalaman. c. Faktor Gizi Seperti halnya tumbuhan, otak pun membutuhkan nutrisi dan gizi yang tepat dalam bekerja. Otak bekerja tanpa henti, maka nutrisi yang sangat dibutuhkan sangat banyak jika otak kekurangan gizi maka otak tidak akan bekerja secara maksimal. d. Faktor kebebasan Kadang orang sering mengatakan belajar yang baik adalah belajar yang tanpa ada tekanan. Dengan membebaskan anak menggunakan kecerdasannya dalam belajar, ia akan mengerjakan tugasnya dengan 17 baik sehingga hasilnya pun dapat memuaskan karna ia belajar dengan kecerdasan yang disukainya. 7. Pentingnya Kecerdasan Interpersonal Kita semua tahu bahwa memiliki persahabatan yang kuat akan membantu kita dalam kehidupan pribadi maupun profesional kita. Akan tetapi, banyak orang gagal menyadari betapa penting sebenarnya „cerdas bermasyarakat‟ itu. Ada beberapa alasan penting mengapa memiliki kecerdasan interpersonal tingkat tinggi bukan hanya penting tetapi juga merupakan dasar bagi kesejahteraan anak Anda, khususnya ketika dia menjadi orang dewasa. Di bawah ini beberapa alasan mengapa Anda mengkin ingin memulai berusaha mengembangkan kecerdasan interpersonal anak Anda. a. Untuk menjadi orang dewasa yang sadar secara sosial dan mudah menyesuaikan diri. Kurangnya kecerdasan interpersonal adalah salah satu akar penyebab tingkah laku yang tidak diterima secara sosial. Orang-orang yang kecerdasan interpersonal yang rendah cenderung tidak peka, tidak peduli, egois dan menyinggung perasaan orang lain. Salah satu hal yang dapat Anda lakukan untuk memastikan bahwa anak Anda tumbuh menjadi anak yang mudah menyesuaikan diri secara sosial adalah mengajarkan kecerdasan bermasyarakat yang benar. b. Menjadi berhasil dalam pekerjaan. Semua orang tua menginginkan anak-anak mereka tumbuh menjadi orang yang berkarir yang berhasil dan menjanjikan. Sebagai akibatnya, banyak orang tua seperti ini cenderung menekankan pada anak mereka agar mendapatkan nilai yang baik dan memenangkan beasiswa yang bergengsi. Sebenarnya, banyak orang yang cerdas secara teknis tidak pernah mencapai tataran tinggi dalam karirnya karena mereka kurang mampu bergaul secara baik dengan orang lain, sedangkan orang yang belum tentu memiliki IQ tertinggi melaju ke depan dalam karir mereka, 18 karena mereka mampu mengetahui orang yang tepat dan memanfaatkan keterampilan kerjasama mereka. c. Demi kesejahteraan Emosional dan fisik. Anda pasti pernah mendengar ungkapan, „No man is an island‟ (Tidak ada orang dapat hidup sendirian), sesungguhnya, orang memerlukan orang lain agar mendapatkan kehidupan seimbang secara emosional dan fisik.18 Manusia sebagai makhluk sosial, mereka membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Untuk mendukung terjalinnya hubungan yang baik kecerdasan interpersonal menjadi sangat penting dimiliki setiap individu. Kecerdasan ini sangat penting karna pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri. B. Konsep Kecerdasan Intrapersonal 1. Pengertian Kecerdasan Intrapersonal Thomas Armstrong mendefinisikan Kecerdasan Intrapersonal adalah kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat (kekuatan dan keterbatasan diri); kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, temperamen, dan keinginan, serta kemampuan berdisplin diri, memahami dan menghargai diri.19 Kecerdasan intrapersonal menunujukan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri. Ia cenderung mampu untuk menggali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya sendiri. Peserta didik semacam ini sering melakukan intropeksi diri, mengoreksi kekurangan maupun kelemahannya, kemudian mencoba untuk 18 May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h. 198-202 19 Thomas Armstrong, 7 Kinds Of Smart Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, (Jakarta: PT Gramedia, 2002), h. 4 19 memperbaiki diri. Beberapa di antaranya cenderung menyukai kesunyian dan kesendirian, merenung, dan berdialog dengan dirinya sendiri.20 Sedangkan menurut May lwin beserta kawan-kawannya, kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan mengenai diri sendiri. Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Orang-orang yang berkecerdasan intrapersonalnya tinggi cenderung menjadi pemikir yang tercermin pada apa yang mereka lakukan dan terus menerus membuat penilaian-diri. Mereka selalu bersentuhan dengan pemikiran, gagasan dan impian mereka dan mereka juga memiliki kemampuan untuk mengarahkan emosi mereka sendiri sedemikian rupa untuk memperkaya dan membimbing kehidupan mereka sendiri.21 Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan intrapersonal adalah suatu kecerdasan yang dimiliki seseorang dalam mengenali dirinya sendiri, orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal ia mampu memotivasi dirinya sendiri dan ia mengetahui kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya, ia pun memiliki kemandirian serta keyakinan yang kuat untuk mencapai tujuan hidupnya. 2. Strategi Pengajaran untuk Kecerdasan Intrapersonal Sebagian besar siswa menghabiskan waktu di kelas selama enam jam sehari, enam hari setiap minggu bersama tiga puluh sampai empat puluh orang lain. Bagi individu yang kecerdasan intrapersonalnya sangat kuat berkembang suasana yang sangat sosial ini akan sangat menakutkan. Karena itu, guru perlu menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menikmati dirinya sendiri sebagai pribadi yang otonom yang memiliki 20 Hamzah B. Uno dan masri kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pemebelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet pertama,h. 14 21 May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h. 233 20 sejarah hidup yang unik dan rasa individualis yang mendalam setiap harinya. Strategi berikut ini akan membantu mencapai tujuan tersebut dengan cara yang sedikit berbeda. a. Sesi refleksi satu menit. Selama pelajaran diskusi, penelitian atau kegiatan yang lain sebaiknya mendapatkan waktu “jeda” yang cukup untuk mengawas diri atau merenung. Sesi refleksi satu menit memberikan waktu bagi para siswa untuk mencerna informasi yang mereka terima, atau menghubungkan informasi dengan peristiwaperistiwa dalam kehidupan mereka sendiri.22 b. Belajar Mandiri atau Mandiri Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengerjakan tugasnya secara mandiri. c. Game dan kegiatan individual Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kegiatan nya sendiri.23 Oleh karena itu guru sebagai pendidik harus pandai-pandai memilih strategi pembelajaran, karna jika penggunakaan strategi kurang tepat itu akan membuat bosan siswa dalam belajar, karna setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda-beda oleh karena itu seorang guru harus mengetahui karakteristik yang dimiliki siswanya. Seperti yang telah dijelaskan diatas bagi siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang tinggi jika terlalu lama di dalam kelas suasana yang sangat sosial ini akan sangat menakutkan. Karena itu, guru perlu menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menikamti dirinya 22 Hamzah B. Uno dan masri kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pemebelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet pertama,h.149 23 Thomas Armstrong, Sekolah Para juara Menerapkan Multiple intelligeces di Dunia Pendidikan, (Bandung: kaifa, 2003), h. 85 21 sendiri memberikan waktu untuk mereka mengerjakan tugas secara mandiri. Cara ini bisa dilakukan dengan strategi yang telah disebutkan di atas. 3. Cara Mengembangkan Kecerdasan Intrapersonal Ada 25 cara untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal menurut Thomas Armstrong. a. Datangi bimbingan individu atau jalani psikoterapi Contoh dalam dunia pendidikan, datangi guru bimbingan konseling b. Pelajari “Peta diri” dalam sosiologi dunia barat/filosofi Timur. Contoh pelajari catatan diri sendiri c. Belajarlah bermeditasi. Contoh belajarlah untuk intropeksi diri d. Dengarkan kaset dan video tentang motivasi. e. Tuliskan autobiografi Anda. f. Ciptakan ritual pribadi atau ritual perjalanan hidup Anda. g. Rekam dan tafsirkan mimpi Anda secara teratur. h. Bacalah buku self-help. i. Tentukan tempat yang tenang di rumah Anda untuk melakukan intropeksi. j. Belajarlah sesuatu yang baru, misalnya keterampilan, bahasa, atau kumpulan pengetahuan dalam bidang yang Anda minati secara otodidak. k. Mulailah bisnis Anda sendiri. l. Kembangkan hobi atau minat yang membuat Anda berbeda dari orang banyak. m. Ikutilah pelajaran tentang latihan bersikap tegas atau pengembangan kepercayaan diri. 22 n. Ikuti serangkaian tes yang dirancang untuk menilai kekuatan dan kelemehan khusus Anda dalam berbagai bidang. o. Tentukan sasaran jangka pendek dan jangka panjang Anda dan kemudian tindaklanjuti rencana itu. p. Hadirilah seminar yang dirancang untuk mengajar Anda mengenal diri atau “diri” sendiri. q. Buatlah buku atau catatan harian untuk merekam gagasan, perasaan, sasaran, dan kenangan Anda. r. Amatilah biografi dan autobiografi orang besar yang memiliki kepribadian hebat. s. Libatkan diri Anda dalam perilaku yang meningkatkan harga diri sehari-hari. t. Ikuti doa di rumah ibadah secara teratur. u. Lakukan sesuatu yang menyenangkan diri Anda sekurang-kurangnya satu kali. v. Caritahu mana “mitos” pribadi Anda dan hayatilah. w. Sediakan cermin untuk mengamati ekspresi Anda dalam keadaan batin atau keadaan pikiran yang berbeda-beda. x. Luangkan waktu sepuluh menit setiap petang untuk meninjau kambali secara mental berbagai macam perasaan dan gagasan yang Anda alami hari itu. y. Luangkan waktu dengan orang yang mempunyai rasa diri yang kuat dan wajar.24 25 cara di atas adalah cara yang dapat membantu mengembangkan kecerdasan intrapersonal, jika kita menggunakan cara-cara tersebut kecerdasan intrapersonal yang kita miliki akan berkembang dengan baik. 24 Thomas Armstrong, 7 Kinds Of Smart Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, (Jakarta: PT Gramedia, 2002), h. 132-133 23 4. Indikator kecerdasan Intrapersonal Adapun indikator kecerdasan intrapersonal diantaranya yaitu: a. Senang bekerja sendiri dan cukup mandiri. b. Memiliki keyakinan yang tinggi. c. Memiliki kendali yang baik . d. Termotivasi sendiri dalam mengejar cita-citanya. e. Dapat mengintropeksi kesalahannya sendiri.25 f. Merasakan jati diri g. Merasa istimewa dan unggul h. Memahami apa yang ada di balik perasaan Anda i. Mampu mengendalikan emosi j. Mampu menghadapi kegagalan k. Mampu melawan kecerobohan.26 Jika dalam diri kita terdapat indikator-indikator yang ada di atas berarti kita mempunyai kecerdasan intrapersonal. 25 May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h. 240 26 Makmun Mubayidh, kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta: Pustaka AlKautsar), h. 22-23 24 5. Pentinga Kecerdasan Intrapersonal Kecerdasan intrapersonal tidak hanya penting bagi mereka yang berjuang untuk menjadi pemimpin dan atasan, tetapi pada dasarnya penting bagi setiap orang yang ingin menguasai kendali atas kehidupannya dan karena itu mencapai keberhasilan dan keamanan. Dari sinilah maka kecerdasan ini kadang-kadang dikenal sebagai kecerdasan penguasaan diri. Berikut ini beberapa alasan mengapa penting bagi setiap orang untuk menjadi cerdas diri. a. Mengembangkan pemahaman yang kuat mengenai diri yang membimbingnya kepada kestabilan Emosi. Orang-orang dengan pemahaman yang lemah terhadap diri sendiri cenderung dengan mudah menjadi tidak stabil secara emosional di bawah tekanan atau penderitaan. Karena itu mereka tidak dapat mengatasi banyak tantangan hidup, memilih untuk menderita tekanan emosional dan menyerah dengan mudah. Jika anak Anda tidak belajar bagaimana mengembangkan pemahaman yang kuat mengenai diri, dia juga akan mudah terkena kritik, kesepian dan kejemuan. b. Mengendalikan dan mengarahkan emosi Yang lebih sering terjadi, yang menghalangi kita mengambil tindakan dalam kehidupan kita dan mewujudkan impian kita adalah ketidakmampuan kita mengendalikan dan mengarahkan emosi kita. Orang-orang yang tidak pernah belajar untuk mengarahkan emosi mereka akan merasa sangat terikat oleh perasaan ini. Mereka mengetahui bahwa mereka harus menemukan suatu pekerjaan yang lebih baik tetapi mereka terhambat oleh ketakutan akan penolakan dan kegagalan. Orang-orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang tinggi memiliki suatu pemahaman yang dalam mengenai perasaan mereka dan dapat mengarahkan emosi tersebut sedemikian rupa sehingga mereka dapat memberdayakannya untuk mengambil tindakan. 25 c. Mengatur dan memotivasi diri Bukanlah lebih sering bahwa menghambat kita untuk mencapai penundaan penyelesaian tugas sesuatu yang lebih baik dalam kehidupan? Biasanya, apa yang membedakan orang-orang yang berhasil dengan yang lainnya adalah kemampuan mereka untuk memotivasi diri mereka dan orang lain untuk melakukan hal-hal yang harus dilakukan. Sebaiknya, orang-orang dengan kecerdasan intrapersonal yang rendah harus bersandar pada orang lain untuk memotivasi mereka. d. Bertanggug jawab atas kehidupan diri sendiri. Orang-orang dengan kecerdasan-diri yang tinggi cenderung bertanggung jawab dan menjadi pemilik kehidupan mereka sendiri. Mereka merasa bertanggung jawab atas akibat dari apa yang mereka hasilkan. Ketika ada hal-hal yang tidak beres, mereka cepat mengambil tanggung jawab. Mereka adalah orang-orang yang selalu merasa bahwa mereka mengendalikan kehidupan mereka sendiri.Sebaliknya, orangorang yang dengan kecerdasan intrapersonal rendah umumnya cenderung mengambil peran sebagai korban.27 C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan terjemah dari kata instruction yang dalam bahasa Yunani disebut instruction atau intruere yang berarti menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran.28 27 May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h.234-236 28 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 256 26 Pembelajaran pada prinsipnya merupakan proses pengembangan keseluruhan sikap kepribadian khususnya mengenai peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.29 Menurut Wina Sanjaya, “Pembelajaran adalah sebagai proses kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar termasuk gaya belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu”.30 Sedangkan menurut Gagne dan Briggs dalam bukunya Bambang Warsita, “pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajaran peserta didik, yang berisi serangkain peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang sifatnya internal”.31 Dengan demikian pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan murid. Dimana guru membantu muridnya agar dapat belajar dengan baik dan tercapainya tujan pembelajaran. 2. Pengertian Pendidikan Agama Islam Menurut Zakiyah Daradjat dalam bukunya Abdul Majid dan Dian Andayani yang berjudul “Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi” menyebutkan pendidikan agama islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam 29 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2013), h. 100 30 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group), hal. 26 31 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),h. 266 27 secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup”.32 Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Menurut Tayar Yusuf dalam bukunya Abdul Majid dan Dian Andayani yang berjudul Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi mengartikan “pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT”. 33 Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai mata pelajaran yang seharusnya dinamakan “Agama Islam”, karena yang diajarkan adalah agama islam bukan pendidikan agama islam. Nama kegiatannya atau usaha-usaha dalam mendidikkan agama islam disebut sebagai pendidikan agama islam. Kata “pendidik” ini ada dan mengikuti setiap mata pelajaran.34 Dalam hal ini PAI sejajar atau sekatagori dengan pendidikan IPS/IPA dan lain-lainnya (nama mata pelajaran adalah Matematika atau IPS/IPA dan lain-lain), pendidikan olahraga (nama mata pelajarannya adalah olahraga), pendidikan Biologi (nama mata pelajarannya dalah Biologi) dan seterusnya. Sedangkan pendidikan agama islam adalah nama sistem, yaitu sistem pendidikan yang islami, yang memiliki komponen-komponen yang 32 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3, h. 130 33 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3, h. 131 34 Muhaimin, Pengembangan Kurukulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2011), h. 6 28 secara keseluruhan mendukung terwujudnya sosok muslim yang diidealkan. Pendidikan Islam ialah pendidikan yang teori-teorinya disusun berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadits.35 Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.36 Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana yang dilakukan pendidik dalam menyiapkan peserta didik untuk memahami dan mengamalkan ajaran islam dan berprilaku sesuai dengan ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan. Sehingga menjadi umat yang taat akan ajaran agama. 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam di sekolah/ madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.37 35 Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 163 36 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3, h. 132 37 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3, h. 135 29 Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, serta pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang tinggi. 38 Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama islam, yaitu: (1) dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama islam; (2) dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama islam; (3) dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran islam; dan (4) dimensi pengalamnnya, dalam arti bagaimana ajaran islam yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau internalisasi oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakan, mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta mengaktualisasikan dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.39 Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia.Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.Serta dapat mengamalkan nilai-nilai keagamaan kedalam kehidupan sehari-hari. 38 Muhaimin, Pengembangan Kurukulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi. (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2011), h. 135 39 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 78 30 4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Sebagaimana diketahui , bahwa inti ajaran Islam meliputi: (a) masalah keimanan; (b) masalah keislaman (syari‟ah); dan (c) masalah ihsan (akhlak), yang kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam (tarikh), sehingga secara berurutan : (a) ilmu tauhid/keimanan; (b) ilmu fiqih; (c) al-Qur‟an; (d) al-Hadits; (e) akhlak; (f) tarikh Islam.40 Mata pelajaran pendidikan agama Islam itu secara keseluruhannya dalam ruang lingkup Al-qur‟an dan al-hadis, keimanan, akhlak, fiqih/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama Manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (Hablun minallah wa hablun minannas).41 Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya ruang lingkup pendidikan agama islam berpusat pada sumber utama ajaran Islam, yakni al-Qur‟an dan as-Sunnah, sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 2 dan al-Isra‟ ayat 9: “Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqarah:2).42 40 Zuhairini, dan abdul ghofur, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang: UM Press, 2004), h. 48 41 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3,h. 131 42 Al-Qur‟an dan Terjemah , (Bandung: CV.J –Art, 2005), h. 2 31 “Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal sholeh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (Q.S. Al-Israa’: 9).43 Dengan demikian, as-Sunnah berfungsi sebagai penjelas terhadap alQur‟an dan sekaligus dijadikan sebagai sumber pokok ajaran Islam serta dijadikan pijakan atau landasan dalam lapangan pembahasan Pendidikan Agama Islam. Dari kedua sumber tersebut, baik pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah kemampuan yang diharapkan adalah sosok siswa yang beriman dan berakhlak. Hal tersebut tentunya selaras dengan tujuan Pendidikan Agama Islam seperti yang telah disebutkan di atas, yaitu sosok siswa yang secara terus menenus membangun pengalaman belajarnya, baik pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. 5. Fungsi Pendidikan Agama Islam Dijelaskan oleh Abdul Majid dan Dian Andayani bahwa kurikulum pendidikan agama islam untuk sekolah/madrasah berfungsi, yaitu “Pengembangan, Penanaman nilai, Penyesuaian mental, Perbaikan, pencegahan, dan Penyaluran”.44 a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allh SWT yang telah ditanamkan dalam kehidupan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban mananamkan keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar 43 Al-Qur‟an dan Terjemah , (Bandung: CV.J –Art, 2005), h. 284 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3, h. 134-135 44 32 keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagian hidup di dunia dan di akhirat. c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam. d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangankekurangan dan kelemahan-kelamahan peserta didik dan keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari. e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. f. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain. D. Penelitian Yang Relevan Penelitian tentang kecerdasan interpersonal pernah dilakukan oleh Sofyan Adenansi yang berjudul Upaya Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa guru membuat perencanaan pembelajaran berupa, silabus, RPP dan menggunakan metode, strategi, serta media yang relevan guna mengembangkan kecerdasan interpersonal. Kecerdasan interpersonal dapat berkembang dalam pembelajaran PAI dengan cara menggunakan metode, strategi, serta media yang relevan dengan materi yang diajarkan. Perbedaannya skripsi ini hanya menjelaskan kecerdasan interpersonal saja.45 45 Sofyan Adenansi, Upaya mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Madania Indonesian School with world class standard, skripsi SI Jurusan PAI UIN Jakarta, (Jakarta: Pespustakan UIn, 2012), h. 67 33 Selain itu penelitan juga pernah dilakukan oleh Wafa Zahruddin yang berjudul Peranan ESQ terhadap Kecerdasan Intrapersonal Siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwanya training ESQ berperan dalam meningkatkan kecerdasan intrapersonal siswa. Perbedaannya adalah skripsi ini hanya membahas tentang kecerdasan intrapersonal saja dan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan.46 Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Siti Khoirunnisa dengan judul skripsi “Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Kecerdasan Emosional Siswa di SMA MARTIA BHAKTI BEKASI”, tujuan penelitian ini untuk mengetauhi peranan guru pendidikan agama islam dalam membina kecerdasan emosional siswa, kecerdasan emosional adalah bagian dari kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa dimana hasil penelitian disimpulkan bahwa peranan guru pendidikan agama islam terhadap pembinaan kecerdasan emosional siswa di SMA MARTIA BHAKTI BEKASI dengan katagori baik.47 Dari ketiga judul tersebut ada persamaan dan perbedaan dengan judul yang peneliti teliti diantaranya adalah sebagai berikuti: 1. Persamaan dan perbedaannya yaitu: dari hasil yang diperoleh dari judul yang pertama sama-sama menjelaskan kecerdasan interpersonal akan tetapi perbedaannya adalah judul ini tidak menjelaskan kecerdasan intrapersonalnya sedangkan peneliti menjelaskan dua macam kecerdasan itu. 2. Persamaan dan perbedaannya yaitu: judul ini dan judul yang peneliti teliti sama-sama menjelaskan kecerdasan intrapersonal adapun perbedaannya judul ini hanya menjelaskan kecerdasan intrapersonal saja. 3. Persamaan dan perbedaannya yaitu judul ini sama-sama menjelaskan tentang kecerdasan emosional dimana kecerdasan intrapersonal dan interpersonal adalah bagian dari kecerdasan emosional. 46 Wafa Zahruddin Thohir, Peranan training ESQ Terhadap Kecerdasan Intrapersonal Siswa, skripsi S1 Jurusan PAI UIN Jakarta, (Jakarta: Perpustakan UIN Jakarta, 2012), h. 65 47 Siti Khoirunnisa, Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Kecerdasan Emosional Siswa di SMA MARTIA BHAKTI BEKASI, (Jakarta: Pesputakan UIN Jakarta, 2011), h. 68 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian yang dijadikan objek adalah MAN 4 Jakarta berada dekat Tol Pondok Pinang. Penelitian ini dilaksanakan di semester ganjil selama dua bulan yang dimulai dari bulan Oktober-November. MAN 4 Jakarta adalah lokasi yang dipilih, karena lokasinya sangat strategis dan jaraknya tidak terlalu jauh dengan UIN syarif Hidayatullah, selain itu, sekolah ini adalah salah satu sekolah yang terbaik di Jakarta dan MAN 4 Jakarta memiliki banyak kegiatan interaksi sosial yang positif B. Latar Penelitian Madrasah ALiyah 4 Jakarta berada di dekat tol pondok pinang lokasi yang sangat terjangkau dan sangat strategis, untuk sampai ke MAN 4 bisa di tempuh dengan mengendarai sepeda motor, angkot, busway untuk yang jaraknya jauh dari sekolah bahkan bisa juga berjalan kaki untuk siswa yang rumahnya dekat dengan sekolah. Kualitas MAN 4 Jakarta selalu meningkat mulai dari sarana prasarana, jumlah guru bahkan jumlah murid. Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta adalah lembaga pendidikan formal dan lembaga pendidikan tingkat SLTA yang berwawasan global dengan ciri khas keislaman. MAN 4 Jakarta mengacu pada kebutuhan nasional akan sumber daya manusia yang unggul dalam penguasaan IPTEK dan dibekali dengan iman dan takwa. Dan pada tahun 2008 MAN 4 Jakarta menjadi madrasah berstandar nasional, seiring dengan perkembangan dunia pendidikan dan UU sistem pendidikan nasional, maka pada tahun 2010 MAN 4 Jakarta ditetapkan sebagai rintisan madrasah bertaraf internasional sesuai surat keputusan kepala kanwil kementrian agama prov. DKI Jakarta. MAN 4 berkomitmen untuk 34 35 terus menerus meningkatkan mutu, baik dalam aspek manajemen maupun dalam proses akademiknya Peneliti ingin mengadakam penelitian di sekolah ini karena MAN 4 Jakarta berkomitmen untuk terus menerus meningkatkan mutu, baik dalam aspek manajemen maupun dalam proses akademiknya, sehingga setiap kecerdasan anak bisa dikembangkan. Oleh karena itu saya tertarik untuk meneliti dua kecerdasan yang dimiliki siswa yaitu kecerdasan Interpersonal dan kecerdasan Intrapersonal. C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan data dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah. 1 Menurut Lexy J. Moleong “penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.”2 Untuk memudahkan dalam mendapatkan data, fakta dan informasi yang mengungkapkan serta menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini, peneliti memilih metode deskriptif melalui penelitian lapangan. Metode deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud menggambarkan tentang suatu variable, gejala atau keadaan apa adanya, dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu.3 1 Djam’am Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2011), CET. III, H. 25 2 Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT REMAJA ROSDA KARYA, 2010), h. 6 3 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), cet.10, h. 234 36 Jenis penelitian lapangan ini dimaksudkan agar dapat diperoleh data mengenai Upaya Guru Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal dan Intrapersonal Siswa di MAN 4 Jakarta. Adapun tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan adalah 1. Tahapan Pra lapangan Tahapan-tahapan dalam penelitian yang peneliti lakukan sebelum memasuki tahap lapangan adalah: a. Menyusun rencana penelitian Rencana penelitian disusun berdasarkan apa yang ada dalam Bab 1 yaitu Upaya Guru Mengembangkan kecerdasan interpersonal dan Intrapersonal dalam Pembelajaran PAI di MAN 4 Jakarta. b. Memilih Lapangan penelitian Peniliti memilih MAN 4 Jakarta sebagai lapangan penelitian, karena lokasi MAN 4 Jakarta strategis dan jarak yang tidak terlalu jauh dengan UIN Syarif Hidayatullah dan memiliki interaksi yang positif dengan lingkungannya. c. Mengurus perizinan Sebelum peneliti melakukan penelitian di MAN 4 Jakarta, peneliti meminta surat izin terlebih dahulu kepada Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Setelah itu meminta permohonan izin ke Kantor Wilayah Jakarta untuk melaksanakan penelitian di MAN 4 Jakarta dan setelah mendapatkan izin dari KANWIL Jakarta maka peneliti menyerahkan surat izin penelitian dari KANWIL kepada HUMAS MAN 4 Jakarta Untuk diserahkan kepada Kepala Sekolah MAN 4 Jakarta. 37 2. Tahap Lapangan Tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti dalam penelitian pada saat memasuki tahap lapangan adalah: a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri Peneliti harus terlebih dahulu memahami situasi dan kondisi MAN 4 Jakarta dan peneliti harus mempersiapkan diri. Berprilaku sesuai dengan norma-norma yang ada di MAN 4 Jakarta. b. Memasuki lapangan Pada saat peneliti memasuki lapangan hendaknya peneliti menciptakan suasana yang akrab dengan lingkungan yang ada di sekitar MAN 4 Jakarta. Baik hubungan dengan guru, siswa maupun pegawai yang ada di MAN 4 Jakarta dan sikap terbuka sehingga tidak ada suatu informasi yang diada-adakan. c. Berperan serta sambil mengumpulkan data Disini peneliti terlibat langsung dalam penelitian, peneliti ikut serta di dalam kelas ketika guru Aqidah Akhlak dan Guru Fiqih melakukan proses pembelajaran untuk aktivitas belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas dan untuk mengatahui upaya apa saja yang dilakukan guru untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa dan untuk mengetahui factor-faktor apa saja yang yang dapat mempengaruhi kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa. Dalam pelaksanaan ini peneliti ikut serta dalam proses pembelajaran pembelajaran dimulai hingga pembelajaran berakhir, peneliti mengumpulkan data dengan cara mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung, wawancara, dan lain-lain yang dapat digunakan untuk membantu dalam pengumpulan data seperti kamera. D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa prosedur dalam pengumpulan data dan informasi dokumentasi. yaitu observasi, wawancara dan 38 1. Observasi Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit, karena itu observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.4 Mengadakan observasi menurut kenyataan, melukiskannya dengan kata-kata secara cermat dan tepat apa yang diamati, mencatatnya dan kemudian mengolahnya dalam rangka masalah yang di teliti secara ilmiah bukanlah pekerjaan yang sulit.5 Observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut.6 2. Wawancara Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relative lama.7 Wawancara adalah percakapan dan Tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.8 Melalui wawancara (interviu) peneliti bisa mendapatkan informasi yang mendalam (indepeth information) karena beberapa hal, antara lain a. Peneliti dapat menjelaskan atau mem-parafrase pertanyaan yang tidak dimengerti responden. 4 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. 3, h. 115 5 S. Nasution, Metode Reseach (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 70 6 E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta: LP3ES, 1998), cet. 1, h. 62 7 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. 3, h. 108 8 E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta: LP3ES, 1998), cet. 1, h. 72 39 b. Peneliti dapat mengajukan pertanyaan susulan (follow-up question). c. Responden cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan. d. Responden dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa silam dan masa mendatang. 3. Studi Dokumentasi. Dokumen maupun bukti-bukti catatan seringkali diperlukan oleh peneliti sebagai bukti pendukung.9 Dokumenentasi adalah kegiatan penelitian dengan mengamati berbagai dokumen yang berkaitan dengan judul penelitian. Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data. Pengumpulan data baik dari dokumen tertulis, gambar, maupun rekaman dengan didukung dengan media yang sesuai.10 Setelah pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi dilakukan pengkodingan dan pengkelompokan. E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data Keabsahan data dalam penelitian kualitatif merupakan usaha untuk meningkatkan derajat kepercayaan data.11 Pemeriksaan terhadap keabsahan data ini, pada dasarnya dapat digunakan untuk menyanggah tuduhan akan ketidakilmiahan penelitian kualitatif. Untuk memeriksa atau mengecek keabsahan data peneliti akan menggunakan cara berikut: 1. Perpanjangan waktu penelitian Perpanjangan waktu penelitian ini dilakukan saat data yang dibutuhkan belum mencapai pada tahap jenuh atau data yang ada di lapangan penelitian ternyata masih ada yang harus diambil untuk melengkapi suatu analisis. 2. Ketekunan 9 A. Chaedar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif, (Jakarta: PT Pustaka Jaya, 2011), h. 110-111 Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT REMAJA ROSDA KARYA, 2010), h. 217 11 Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT REMAJA ROSDA KARYA, 2010), h. 107 10 40 Salah satu faktor yang dapat membuat penelitian ini berhasil adalah terdapat pada peneliti sendiri. Muningkatkan ketekunan peneliti dapat lebih membuat hasil penelitian yang cermat dan berkesinambungan pada data-data yang ada sehingga mampu dianalisis dengan baik. Mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak. Teknik ini digunakan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.12 3. Triangulasi Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.13 Triangulasi data dalam penelitian ini dengan menggunakan pengecekan kembali data yang diperoleh dari berbagai sumber, baik hasil observasi, wawancara maupun dokumentasi selama penelitian. F. Analisis Data Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola mensintetiskannya, mencari, dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.14 13 Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT REMAJA ROSDA KARYA, 2010), h. 330 14 Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT REMAJA ROSDA KARYA, 2010), h. 248 41 Dalam penelitian ini, digunakan analisis model Miles and Huberman. Langkah-langkah dalam analisis model ini diantaranya adalah: 1. Reduksi data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.15 Dengan demikian reduksi data sama juga dengan kategorisasi, yaitu dengan melakukan peng-kode-an data coding. Dalam penelitian kualitatif, coding dimaksudkan untuk: a. Frekuensi kemunculan butir-butir temuan sehingga perlu diketahui sebagai batu loncatan untuk membangun kategori. b. Pemberian kode pada temuan dimaksudkan untuk mengiris-iris temuan dan mengelompokannya dalam kategori-kategori untuk memudahkan peneliti melakukan perbandingan temuan dalam suatu kategori atau silang kategori c. Perbandingan temuan dimaksudkan untuk membangun konsep-konsep teoritis.16 2. Data display Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman menyatakan “the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.17 15 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan kuanlitatif, kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 338. 16 A. Chaedar alwasilah, Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Pustaka, 2011), h. 11 17 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan kuanlitatif, kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 341. 42 3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tatapi mungkin juga tidak. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum MAN 4 JAKARTA 1. Sejarah singkat MAN 4 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta adalah Pendidikan tingkat SLTA yang berwawasan global dengan ciri khas Keislaman. MAN 4 Jakarta mengacu pada kebutuhan nasional akan sumber daya manusia yang unggul dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK) dan dibekali dengan Iman dan Takwa (IMTAK) sebagai Madrasah Aliyah yang didirikan pada tahun 1992 hasil alih fungsi dari PGAN 28 sesuai dengan Keputusan Menteri Agama RI nomor 64 tahun 1992 tanggal 29 April 1992. Pada tahun 1998 MAN 4 Jakarta atas berbagai prestasi yang diraih sehingga ditetapkan sebagai MAN Model untuk DKI Jakarta oleh Menteri Agama RI sesuai Surat Keputusan Dirjen Binbaga Islam tanggal 20 Februari 1998. Dan pada tahun 2008 MAN 4 Jakarta menjadi Madrasah Standar Nasional (MSN), seiring dengan perkembangan dunia pendidikan dan UU Sistem Pendidikan Nasional, maka pada tahun 2010 MAN 4 Jakarta ditetapkan sebagai Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional (RMBI) sesuai Surat Keputusan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta. Namun sesuai Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) maka kini MAN 4 Jakarta tidak lagi berstatus sebagai Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional (RMBI).1 2. Visi dan Misi MAN 4 Jakarta MAN 4 memiliki visi sebagai berikut: “PENGEMBANG PENDIDIKAN ISLAMI UNGGUL DALAM PRESTASI” 1 http://man4jkt.kemenag.go.id/id/ di akses pada tanggal 15 november 2014 pukul 14:00 43 44 Untuk mewujudkan visi tersebut, MAN 4 jakarta menetapkan misi yang akan disebutkan di bawah ini untuk terwujudnya cita-cita Madrasah Aliyah (MAN) 4 Jakarta. Dan adapun misi MAN 4 adalah: a. Menjadikan Agama Islam sebagai Ruh dan Sumber Nilai Pengembangan Madrasah. b. Mengembangkan Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan Bernuansa Islam. c. Menjadikan Orang Tua Peserta Didik dan Masyarakat sebagai Mitra dan Modal Kerja Madrasah. d. Menjalin Kerjasama dengan Masyarakat, Lingkungan dan Berbagai Instansi yang concern terhadap Madrasah. e. Menyiasati Kurikulum secara Cermat dan Akurat. f. Menempatkan Tugas Pendidik Mengajar sesuai Latar Belakang Disiplin Keilmuannya dan Meningkatkan Profesionalisme melalui Berbagai Penataran, Pembinaan dan Pelatihan. g. Menambah dan Mengembangkan Sarana Pendukung Pembelajaran. h. Memotivasi Semangat Peserta Didik, Pendidik dan Seluruh Komponen Madrasah lainnya untuk Belajar dan Kerja Keras. i. Mengembangkan Madrasah sebagai Wahana Pengembangan Potensi Peserta Didik. j. Mengembangkan Madrasah melalui Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.2 2 http://man4jkt.kemenag.go.id/id/ di akses pada tanggal 15 november 2014 pukul 14:00 45 3. Data Siswa Kondisi siswa dan rombel smester ganjil TP 2014/2015 Kelas 10 No. 2. Siswa Baru Kelas 10 Lk. Pr. Lk. 131 177 113 181 4 3 1 1 114 182 Pr. 202 Sebelumnya Siswa Pengulang 4. Siswa Pindah Masuk 5. Siswa Pindah Keluar 6. Siswa Drop-out Keluar 7. Siswa Drop-out Kembali 9. 118 Pr. Siswa Naik dari Kelas 3. 8. Kelas 12 Uraian Siswa & Rombel Lk. 1. Kelas 11 3 1 Jumlah Siswa Total Saat Ini Jumlah Rombel 118 10 199 135 9 179 9 46 4. Sarana dan Prasarana Di atas tanah seluas 2,2 hektar, berdiri sekolah MAN 4 Jakarta yang memiliki sarana prasarana sesuai dengan Permendiknas No. 24 Tahun 2007. Diantara sarana dan prasarananya sebagai berikut: Kondisi (Unit) No. Jenis Ruang Baik 1. Ruang Kelas 1 2. Ruang Kepala Madrasah 1 3. Ruang Guru 1 4. Ruang Tata Usaha 1 Rusak Ringan Rusak Berat Kondisi (Unit) No. Jenis Ruang Baik 5. Ruang Laboratorium Fisika 1 6. Ruang Laboratorium Kimia 1 7. Ruang Laboratorium Biologi 1 8. 9. Ruang Laboratorium Komputer Ruang Laboratorium Bahasa 1 1 Rusak Ringan Rusak Berat 47 10. Ruang Perpustakaan 1 11. Ruang UKS 1 12. Ruang Keterampilan 13. Ruang Kesenian 1 14. Ruang Toilet Guru 4 15. Ruang Toilet Siswa 25 16 Ruang Hotspot area 1 17 18 19. 20 Ruang multimedia dan workshop 1 1 Ruang bimbingan konseling 1 Asrama 1 PSBB (pusat belajar bersama) 1 Sarana prasana yang medukung lainnya: a. Lapangan olah raga (Sepak bola, volly, futsal dan basket) b. Masjid c. Tempat wudhu d. Kebun apotik hidup e. UKS dengan Dokter jaga f. Pos jaga g. Lapangan parkir yang luas dan aman dll. h. Pos jaga i. Kantin dan koperasi j. Alat music (band, kedaerahan dan marawis) 3 48 B. Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan di MAN 4 Jakarta Pondok Pinang, untuk mengetahui sejauh mana upaya guru mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal dalam pembelajaran PAI maka peneliti mengamati kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MAN 4 Jakarta dan melakukan wawancara pada guru dan siswa yang terkait. Hal ini guna untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan guru untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal siswa khususnya dalam pembelajaran PAI. Pada awal pembelajaran di buka dengan pembacaan doa atau basmalah di lanjut dengan pengelolaan kelas yang dapat menunjang kecerdasan interpersonal dan intrapersonal seperti pengaturan tempat duduk, menyiapkan siswa agar tenang dan siap mengikuti pembelajaran, setelah itu di lanjut dengan pemberian motivasi atau nasehat agar siswa termotivasi dan sadar akan tugas diri mereka sebagai siswa, dan ketika masuk pada kegiatan inti guru menyampaikan materi dengan menggunakan metode yang bervariasi yang dapat menunjang pengembangan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa serta di dukung oleh media-media yang dapat membantu mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa selain peneliti melakukan pengamatan proses pembelajaran di dalam kelas peneliti juga mengamati kegiatan atau lingkungan yang ada di luar kelas yang dapat menunjang kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa. Diantara kegiatan di luar kelas yang diadakan oleh guru PAI seperti penugasan penyampaian kultum oleh siswa setelah melakukan shalat zuhur berjama’ah, tadarus Al-Qur’an yang di pimpin oleh salah satu siswa, jadwal shalat dhuha, dan hafidz Qur’an. Adapun data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara kemudian diteliti sejauh mana upaya yang dilakukan guru untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa. 49 C. Pembahasan Dari hasil penelitian maka peneliti akan membahas secara lebih lanjut, adapun data hasil dari observasi dan wawancara akan dituangkan disini yaitu tentang upaya yang dilakukan para pendidik di MAN 4 Jakarta dalam mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa-siswinya khususnya dalam pembelajaran PAI. terlihat dari di mulainya pembuatan perencanaan sampai pada tataran aplikasinya dalam pembelajaran PAI diantaranya dimulai mengembangkan penggunaan dari pengelolaan kecerdasan metode kelas interpersonal pembelajaran yang yang dan dapat membatu intrapersonal bervariasi yang siswa, dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal sampai pada penggunaan media yang dapat menunjang pengembangan kecerdasan siswasiwinya. 1. Pengelolaan Kecerdasan Kelas Yang Interpersonal Dapat dan Menunjang Intrapersonal Pengembangan Siswa Dalam Pembelajaran PAI Dari hasil wawancara dan observasi maka peneliti menemukan upaya yang dilakukan guru untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal dalam pembelajaran PAI yaitu dengan pengelolaan kelas yang dapat menunjang pengembangan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa dalam pembelajaran pendidikan agama islam. Guru PAI di MAN 4 Jakarta melakukan pengelolaan kelas sebelum pembelajaran dimulai untuk menciptkan suasana kelas yang dinamis dan dapat membantu mengembangkan kecerdasan siswa diantara pengelolaan kelas yang dilakukan sebagai berikut. a. moving class Di MAN 4 Jakarta menerapkan sistem pembelajaran moving class. Sistem moving class dalam proses pembelajaran membiasakan siswa agar merasa hidup dan nyaman dalam belajar. Selain itu, agar mereka 50 tidak merasa jenuh, dengan moving class siswa bisa belajar untuk bertanggung jawab atas kelas yang digunakannya. b. Mengkondisikan Keadaan Siswa Sebelum pembelajaran di mulai guru selalu mengkondisikan keadaan siswa agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara kondusif dan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal, dengan menenangkan mereka agar tidak ribut, dan mengajak mereka siap untuk mengikuti pelajaran yang akan dimulai dengan keadaan siwa yang sudah siap dan kondusif maka guru akan lebih mudah mengembangkan kecerdasan yang mereka miliki. Pengondisian keadaan siswa dimulai dengan pembacaan doa sebelum membelajaran di mulai. Membangun lingkungan kelas yang akrab salah satunya yaitu dengan cara menanyakan kabar siswa terlebih dahulu. Menciptan hubungan yang akrab antara guru dan siswa. Sehingga terciptanya suasana kelas yang hangat dan adanya interaksi yang positif antara guru dan siswa. Dengan suasana kelas yang seperti itu akan membuat siswa lebih rileks dan tidak tegang ketika proses pembelajaran. Maka dengan keadaan yang demikian akan membantu guru dalam mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa. c. Pengelolaan Tempat Duduk Siswa Sebelum pembelajaran di mulai guru melakukan pengaturan tempat duduk terlebih dahulu, agar menciptakan suasana yang nyaman dan posisi tempat duduk sesuai dengan metode yang akan digunakan. Model tempat duduk atau posisi tempat duduk yang biasa digunakan untuk menunjang pengembangan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal adalah duduk secara berkelompok dengan format lingkaran kecil dan kadang juga posisi tempat duduk menghadap ke papan tulis dan kadang leter u. pengaturan tempat duduk yang seperti 51 itu dapat menujang pengembangan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa. d. Memberikan Motivasi Sebelum Proses Pembelajaran Berlangsung Sebelum masuk pada pembelajaran inti, guru selalu memberikan motivasi kepada siswa dengan tujuan siswa lebih semangat untuk mengikuti pembelajaran dan dengan pemberian motivasi guru dapat menstimulasi pengembangan kecerdasan intrapersonal siswa. Motivasi yang diberikan oleh guru MAN 4 ini berbentuk alkisah (cerita-cerita yang dapat memotivasi), menayangan video motivasi, cerita pengalaman-pengalaman guru yang dapat mendorong semangat mereka seperti bercerita tentang pengalamnnya belajar di luar negeri, sehingga dengan motivasi dapat membantu mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa. e. Melakukan Pendekatan Kepada Siswa Guru di MAN 4 Jakarta ini selalu melakukan pendekatan kepada siswa nya agar guru dengan mudah mengetahui setiap karakteristik siswanya, dengan cara pendektan guru akan lebih mudah mengembangkan kecerdasan siswanya. Pendekatan yang dilakukan biasanya Pendekatam kelompok dan pendekatan indinvidu. Pendektan kelompok itu biasanya dilakukan di dalam kelas dan adapun pendekatan individu biasanya dilakukan di luar kelas. Pendekatan dalam kelas biasnya dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung seperti dengan cara membuat siswa itu suka terlebih dahulu dengan gurunya dan guru membagun hubungan yang akrab dengan siswa agar mereka tidak menganggap guru itu sosok yang menakutkan sedangkan pendekatan individu biasanya dilakukan di luar kelas pada siswa tertentu saja. Pendekatan individu di luar kelas dengan cara memanggil siswa yang mempunyai masalah dalam belajarnya misalnya siswa yang kurang aktif dalam 52 proses pembelajaran maka dilakukan pendekatan individu pada siswa tersebut, dengan cara memberikan nasehat dan motivasi.3 Jadi dapat disimpulkan pengelolaan kelas yang dapat menunjang pengembangan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa Dalam Pembelajaran PAI yang dilakukan MAN 4 Jakarta diantaranya 1) Moving class 2) Mengkondisikan Keadaan Siswa 3) Pengelolaan Tempat Duduk Siswa. Tempat duduk yang dapat menunjang pengembangan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa seperti duduk secara berkelompok dengan format lingkaran kecil, leter U, dan duduk secara individu dengan posisi siswa menghadap ke papan tulis. 4) Memberikan motivasi sebelum proses pembelajaran berlangsung, 5) Melakukan pendekatan kepada siswa. 2. Penggunaan Strategi, Metode Dan Media Yang Dapat Menunjang Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Siswa Dalam Pembelajaran PAI Pembelajaran yang diterapkan pada Pendidikan Agama Islam di MAN 4 Jakarta merupakan pembelajaran yang terpusat pada siswa. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Dan dalam pembelajaran guru menggunakan strategi, metode dan media yang bervariasi agar kecerdasan yang dimiliki siswa itu dapat berkembang dan agar dalam proses pembelajaran itu siswa tidak merasa bosan. upaya guru untuk mengembangkan kecerdasan khususnya kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa yaitu dengan penggunaan strategi, metode dan media yang dapat menunjang pengembangan kecerdasan siswa khususnya kecerdasan interpersonal dan intrapersonal. 3 Hasil Observasi dan Wawancara di MAN 4 Jakarta, tanggal 18 November 2014 53 Adapun strategi atau metode yang dapat menggembangkan kecerdasan interpersonal siswa diantaranya adalah a. Diskusi Dalam proses diskusi ini siswa di bagi menjadi beberapa kelompok Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang dan setiap kelompok mempunyai tugas untuk membuat makalah yang harus di presentasikan kepada teman-temannya. Dengan demikian melalui metode diskusi siswa diberikan kesempatan untuk berinteraksi positif dengan temantemannya, metode diskusi mendorong siswa untuk berialog, berpendapat dan juga belajar menghargai perbedaan pendapat. Dengan metode diskusi ini dapat membantu mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa karna siswa diberi kesempatan untuk menyapaikan informasi kepada teman-temannya, kesempatan untuk bertanya, menjawab dan menanggapi pertanyaan dari temannya. b. Tutor sebaya Dengan tutor sebaya menciptakan suasana atau lingkungan belajar yang lebih akrab, bagi yang siswa yang menjadi tutor dapat melakukan pengayaan dan melatih diri, melatih tanggung jawab, dan dengan tutor sebaya memberikan kesempatan kepada siswa yang mempunyai perasaan takut dan malu untuk bertanya kepada gurunya ia mempuyai kesempatan bertanya kepada temannya. Dengan tutor sebaya dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal. c. Demonstrasi Metode demonstrasi ini biasa digunakan oleh guru mata pelajaran fiqih karna banyak materi yang memerlukan demontrasi. Dengan metode demontrasi ini siswa diminta untuk tampil ke depan kelas membantu guru mendemonstrasikan materi yang sedang di samapaikan contoh tentang materi akad nikah. dengan metode demontrasi ini memberi 54 kesempatan pada siswa sikap berani tampil di depan teman-temannya dan dapat menambah pengalaman untuk peserta didik. d. Penugasan secara berkelompok Dalam metode penugasan ini siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan tugas secara berkelompok. Adapun tugas kelompok membantu siswa untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal mereka karna dengan tugas kelomopok guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinterakasi positif dengan teman-temannya dan dengan kerja kelompok mereka belajar untuk saling menghargai. e. Tanya jawab Metode Tanya jawab ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara di depan teman-temannya dan memberikan waktu pada siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapatnya. Dengan metode Tanya jawab ini dapat membantu mengembangkan kecerdasan interpsonal siswa. f. Video critic Dalam metode video critic ini guru menampilkan sebuah tayangan video yang berhubungan dengan materi, kemudian siswa diminta untuk memperhatikan tayangan tersebut dan mengambil nilai-nilai/ilmu yang terdapat dari tayangan tersebut dan meminta salah satu siswa untuk menyebutkannya atau menyampaikan kepada teman-temannya. Dengan video kritik ini dapat menunjang pengembangan kecerdasan interpersonal siswa yaitu dengan diberikan kesempatan kepada untuk menyampaikan pendapatnya dan dilatih untuk berani berbicara di hadapan teman-temannya.4 4 Hasil wawancara dengan guru, siswa dan hasil observasi kelas di MAN 4 Jakarta pada tanggal 28 Oktober sampai 20 November 2014 55 3. Penggunaan Strategi, Metode Dan Media Yang Dapat Menunjang Pengembangan Kecerdasan Intrapersonal Siswa Dalam Pembelajaran PAI Adapun strategi atau metode yang dapat menggembangkan kecerdasan intrapersonal siswa diantaranya adalah a. Hafalan Hafalan dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal siswa karna metode hafalan itu memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri dan hafalan juga dapat memotivasi diri mereka. Dan dapat melatih rasa tanggung jawab mereka. b. Penugasan secara individu atau mandiri Dengan Tugas secara individu guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menggali kemapuan yang dimilikinya dan memberikan kesempatan kepada siswa yang lebih suka belajar atau mengerjakan tugas secara mandiri karna tidak semua siswa itu suka dengan belajar secara berkelompok oleh karna itu guru juga harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas secara mandiri agar mereka dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal yang dimilikinya. c. Pemecahan masalah/kasus Jika ini dilakukan secara individu maka akan mengembangkan kecerdasan intrapersonal siswa karna guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali kemampuannya sendiri. d. Memberikan jeda waktu kepada siswa untuk memahami kembali materi atau melakukan sesi refleksi. Jeda waktu yang diberikan kepada siswa dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mencerna informasi yang telah mereka terima, guru 56 memberikan kesempatan kepada siwa untuk berpikir dan memberikan waktu untuk diri mereka sendiri mengembangkan kecerdasan yang mereka miliki. Karna untuk anak yang memiliki kecerdasan intrapersonalnya lebih tinggi ia akan merasa bosan dan merasa tertekan jika dia terlalu lama dalam suasana yang sangat sosial, oleh karena itu guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menikmati dirinya sendiri memberikan waktu untuk mereka mengerjakan tugas secara mandiri.5 Adapun dalam pembelajaran itu pasti memerlukan media yang dapat membantu dalam penyampaian materi dan setiap media yang digunakan itu membantu guru untuk mengembangkan kecerdasan siswa terutama kecerdasan interpersonal dan intrapersonal. Media yang digunakan untuk menunjang pengembangan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa dalam pembelajaran diantaranya adalah a. kaset rekaman suara b. kaset film/video yang berhubungan dengan materi c. Alat peraga/poster d. Slide e. Diktat (diktat itu digunakan untuk mereka belajar terlebih tentang materi yang akan disampaikan sehingga mereka bisa mempelajari terlebih dahulu sebulum guru menjelaskan) f. Buku paket g. HP: HP digunakan untuk mencari informasi tambahan dari internet. h. Leptop dan LCD. Media-media ini digunakan sesuai dengan metode yang digunakan contoh leptop dan LCD digunakan ketika penggunaan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Leptop dan LCD digunakan untuk 5 Hasil wawancara dengan guru, siswa dan hasil observasi kelas di MAN 4 Jakarta pada tanggal 28 Oktober sampai 20 November 2014 57 menampilkan power point yang dibuat oleh siswa untuk dipresentasikan di hadapan teman-temannya, kaset/film yang berhubungan dengan materi digunakan ketika penggunaan metode video kritik dan yang lainnya. 4. Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kecerdasan Interpersonal dan Intrapersonal Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan khususnya kecerdasan interpersonal dan intrapersonal yang peneliti temukan dari hasil observasi dan hasil wawancara dengan beberapa guru dan murid diantaranya adalah a. Minat Jika dalam diri sendiri ada kamauan atau minat untuk mengembangkan kecerdasan yang dimiliki maka akan lebih mudah karna pada dasarnya setiap orang itu memiliki kecerdasan. Anak yang kurang dorongan dari diri sendiri atau kurangnya minat maka anak tersebut akan sulit mengembangkan kecerdasan yang dimilikinya. b. Motivasi Orang Tua Motivasi dari Orang tua sangat penting dalam mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal anak, anak yang sering mendapatkan motivasi atau dorongan maka ia akan merasa lebih semangat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan kegiatankegiatan positif yang ada di sekolah atau kegiatan yang ada di luar kelas. Adapun anak yang tidak mendapatkan motivasi dari orang tua, bisa dikatakan orang tua yang cuek kepada anaknya maka ia pun kurang semangat untuk melakukan kegiatan pembelajaran dan kegiatankegiatan yang yang lainnya. c. Motivasi Guru Selain motivasi orang tua motivasi guru pun sangat berperan penting dalam mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal 58 siswa, bagi anak yang kecerdasan interpersonalnya rendah jika ia terus mendapatkan motivasi atau dorongan dari guru maka siswa tersebut akan merasa termotivasi agar kecerdasan interpersonalnya lebih berkembang, misalnya dalam proses pembelajaran anak yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah siswa tersebut tidak memiliki keberanian untuk tampil di depan teman-temannya bahkan anak tersebut cenderung pasif dalam proses pembelajaran, tetapi jika guru selalu memberikan motivasi dan kesempatan kepada siswa tersebut maka lambat laun ia akan lebih aktif dalam pembelajaran. Sedangkan anak yang memang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi dengan mendapatkan motivasi atau nasehat dari guru ia akan lebih dapat mengembangkan kecerdasan interpesonalnya ke arah yang lebih positif. Seperti bagi siswa yang kecerdasan interpersonalnya tinggi ia akan diarahkan dalam pergaulannya atau dengan lingkungannya secara positif dengan cara guru memotivasi siswa tersebut agar mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif di dalam sekolah maupun di luar sekolah. d. Metode Yang Digunakan Guru Dalam Proses Pembelajaran Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal, guru diharapkan pintar dalam memilih metode pembelajaran karna dalam satu kelas tidak semua siswa memiliki kecerdasan yang sama, oleh karena itu terlebih dahulu harus mengetahui karakteristik siswa-siswanya setelah itu guru dapat menentukan metode apa yang cocok digunakan dalam proses pembelajarannya. Contoh metode diskusi, dalam metode diskusi kecerdasan interpersonal siswa akan berkembang karna dalam metode diskusi siswa akan belajar bagaimana cara berbicara di hadapan orang lain, dapat belajar mengharagai perbedaan pendapat, dalam diskusi juga siswa diberikan kesempatan untuk mengungkapkan argumennya dan 59 masih banyak nilai posotif dari metode diskusi tersebut dan dalam metode diskusi pun dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal siswa karna dalam diskusi pasti ada waktu refleksi dimana siswa diberi kesempatan untuk mencerna informasi yang mereka terima. Sedangkan contoh metode yang dapat menunjang pengembangan kecerdasan intrapersonal siswa seperti metode tugas individu diamana tugas individu ini memberikan kesempatan pada siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal lebih tinggi, karna biasanya siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonalnya lebih tinggi ia akan lebih suka belajar secara mandiri dan tidak terlalu suka belajar secara berkelompok karna menurut mereka yang memiliki kecerdasan intrapersonalnya tinggi belajar secara berkelompok itu tidak membuat mereka fokus dalam mengerjakan tugas atau melakukan pembelajaran. e. Teman Teman adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan interpersonal dan intrapersonal, karna teman adalah salah satu orang yang terdekat setelah orang tua dan waktu bersama teman itu lebih banyak ketimbang waktu dengan orang tua, jika seseorang bertemana dengan orang yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi ia akan terpacu untuk mengembangkan kecerdasan interpersonalnya contoh jika mempunyai teman yang aktif di segala kegiatan misalanya kegiatan ekstrakurikuler maka ia akan termotivasi mengikuti kegiatan tersebut. Karna biasanya salah satu alasan siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan lainnya adalah karna adanya teman. Dan contoh lain jika kita berteman atau bergaul dengan orang yang rajin beribadah atau berakhlak baik maka kecerdasan intrapersonal kita akan lebih berkembang misal ketika kita melihat teman kita beribadah atau selalu melakukan kebaikan kita akan dapat memotivasi diri kita untuk melakukan hal tersebut, kita akan berusaha merenungkan atau mengintropeksi diri kita agar bisa lebih baik. 60 f. Ekstrakurikuler Pada hakikatnya kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk membantu perkembangan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat siswa. Selain itu dengan kegiatan Ekstrakurikuler kecerdasan siswa akan berkembang khususnya kecerdasan interpersonal dan juga intrapersonal karna dalam kegiatan ekstrakurikuler kita di ajarkan bagaimana kita bekerjasama, bagaimana berkreativitas sesuai dengan bakat dan minat kita, bagaimana kita menjadi pemimpin, bagimana kita berbicara di depan orang tanpa harus ada perasaan malu dan dalam kegiatan ekstrakurikuler juga dapat menambah teman. Contoh ekstrakurikuler yang ada di MAN 4 Jakarta FMIK, kegiatan yang ada dalam ekstrakurikuler ini salah satunya adalah muhadhoroh, dimana dalam muhadhoroh ini siswa belajar untuk tampil berpidato, membaca tilawatul qur’an, shalawat, dan saritilawah di depan temantemannya. Kegiatan tersebut dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa, dan dalam ekstrakurikuler FMIK juga ada kegiatan mengkaji A-Qur’an dengan kegiatan mengaji Al-Qur’an siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal pun akan berkembang karna mereka akan berusaha mengaji kandungan yang ada dalam Al-Qur’an dan setelah mereka mengkaji kandungan yang ada dalam Al-Qur’an siswa tersebut akan berusaha mempraktikan apa-apa yang ada dalam ajaran Al-Qur’an. Sedangkan contoh ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal siswa adalah ekstrakurikuler kaligrafi, karna dalam kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonalnya tinggi ia dapat mengembangkan kreativitas yang ada dalam dirinya. Macam-macam kegiatan Ekstrakurikuler yang berhubangan dengan Pendidikan Agama Islam di MAN 4 Jakarta diantaranya adalah Rohis, FMIK, qiraat, shalawat, naady araby dan kaligrafi. 61 g. Kegiatan yang diadakan oleh guru PAI di luar kelas Kegiatan yang diadakan oleh guru di luar kelas seperti kultum yang diadakan dua kali dalam seminggu setelah shalat zuhur berjama’ah dan kultum itu dibawakan oleh siswa yang mendapatkan tugas tersebut, adapun petugas kultum itu dilakukan secara bergantian. Kegiatan kultum ini dapat mengembangkan kecerdasan khususnya kecerdasan interpersonal siswa, karna dengan kegiatan kultum ini siswa akan belajar berbicara di hadapan orang banyak dan belajar bagaimana cara mengajak orang ke jalan yang baik. Dan kultum juga dapat menunjang pengembangkan kecerdasan intrapersonal bagi siswa yang menjadi audience karna bagi siswa yang menjadi audience ia akan mendapatkan kesempatan atau waktu untuk mencerna dan menerungkan informasi yang sedang di dengarnya. Dan kegiatan tadarus, yang dilakukan setiap hari setelah shalat zuhur berjama’ah, adapun kegiatan tadarus Al-Qur’an itu di pimpin oleh siswa yang mendapatkan tugas untuk memimpin tadarus tersebut. Siswa yang menjadi petugas pada hari itu akan membacakan ayat Al-Qur’an di hadapan siswa lainnya dan siswa lainnya mengikuti bacaannya. Dan adanya jadwal untuk shalat dhuha. h. Organisasi Organisasi merupakan sekumpulan orang yang berada dalam satu kelompok untuk suatu masalah tertentu. Organisasi itu tentunya terdiri dari beberapa orang yang memiliki seorang pemimpin dan anggota yang minimal lebih dari 3 atau 5 orang. Organisasi merupakan salah satu faktor penunjang pengembangan kecerdasan interpersonal siswa, karna dengan siswa mengikuti organisasi maka siswa tersebut dilatih untuk menanamkan sifat kepemimpinan, persaudaraan, lebih mengharagai waktu, rasa saling menghargai satu sama lain, memiliki sifat sosial yang lebih tinggi, dan dengan organisasi juga siswa dilatih untuk bicara dan tampil di depan 62 umum tanpa adanya rasa canggung ataupun malu dan dengan organisasi juga bisa menambah wawasan.6 Dari hasil wawancara dan observasi maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan interpersonal dan intrapersonal diantaranya adalah Minat, motivasi orang tua, motivasi guru, metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, teman, ekstrakurikuler, kegiatan yang dilakukan guru PAI di luar kelas, dan oragnisasi. 6 Hasil wawancara dengan guru, siswa dan hasil observasi kelas di MAN 4 Jakarta pada tanggal 28 Oktober sampai 20 November 2014 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MAN 4 Jakarta mengenai upaya guru mengembangkan kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal siswa dalam pembelajaran PAI dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Upaya guru untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa dalam pembelajaran pendidikan agama islam di antaranya. a. Melakukan Pengelolaan kelas yang dapat menunjang pengembangan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal yaitu dengan melakukan 1) moving class, 2) Mengkondisikan keadaan siswa 3) Pengelolaan tempat duduk siswa adapun tempat duduk yang dapat menunjang pengembangan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa seperti duduk secara berkelompok dengan lingkaran kecil, leter U, dan duduk secara individu dengan posisi siswa menghadap ke papan tulis, 4) Memberikan motivasi sebelum proses pembelajaran berlangsung, 5) Melakukan pendekatan kepada siswa. b. Menggunakan strategi, metode dan media yang dapat menunjang pengembangan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal. Adapun strategi dan metode yang digunakan untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal diantaranya seperti Diskusi, tutor sebaya, demonstrasi, penugasan secara berkelompok, Tanya jawab, video kritik. Adapun strategi atau metode yang digunakan untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal seperti Hafalan, penugasan secara individu atau mandiri, pemecahan masalah atau kasus (problem solving), sesi refleksi. Dan 63 64 media yang digunakan kaset rekaman suara, kaset film/video yang berhubungan dengan materi, Alat peraga/poster, Slide, diktat, Buku paket, HP, Leptop dan LCD. 2. Faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal diantarnya: Minat, motivasi orang tua, motivasi guru, metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, teman, ekstrakurikuler, kegiatan yang dilakukan guru PAI di luar kelas, dan organisasi. B. Implikasi 1. Diperlukan pelatihan tentang pengembangan kecerdasan majemuk khususnya kecerdasan interpersonal dan intrapersonal bagi guru MAN 4 Jakarta, sehingga upaya pengembangan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa dapat berjalan dengan baik. 2. Guru PAI dapat lebih mengembangkan strategi, metode dan media dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa. 3. Penggunaan strategi, metode dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran PAI sesuai dengan materi dan dapat menunjang pengembangankan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa. 4. Di MAN banyak kegiatan yang menunjang pengembangan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa. C. Saran 1. Kepada guru PAI diharapkan menggunakan metode yang lebih bervariasi dalam pembelajaran, agar kecerdasan siswa dan potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang secara maksimal 65 2. Perlu adanya usaha yang harus lebih serius dilakukan guru PAI dalam mengembangkan kecerdasan siswa karna setiap siswa pasti memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. 3. Guru diharapakan selalu melakukan pendekatan dan memberikan motivasi kepada siswa agar siswa dapat termotivasi untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal mereka. 4. Kepada pihak sekolah diharapkan untuk lebih melengkapi sarana dan prasana sekolah dalam proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien sehingga memberikan hasil yang lebih maksimal dan agar kecerdasan siswa dan potensi yang di miliki siswa dapat berkembang secara maksimal. 5. Kepada siswa diharapkan lebih menyadari potensi yang dimikinya. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004 Al-Qur’an dan Terjemah. Bandung: CV.J –Art. 2005 Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2009 Armstrong , Thomas. Sekolah para Juara. Bandung: Kaifa, 2003 -------:7 Kinds Of Smart Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence. Jakarta: PT Gramedia. 2002 Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. 2009 Chaedar Alwasilah, Ahmad. Pokoknya Kualitatif. Jakarta: PT Pustaka Jaya. 2011 Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2005 Efendi, Agus. Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik MI, EI, SQ, AQ dan Successful Interlligence Atas IQ. Bandung: Alfabeta. 2005 Jensen, Eric. Memperkaya Otak Cara Memaksimalkan Potensi Setiap Pembelajaran. Indeks. 2008 Kristi Poerwandari, E. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: LP3ES. 1998 Lwin, May et. All. How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta: Indeks, 2008 Majid, Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2006 Mubayidh, Makmun. kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2010 Moleong, Lexy j. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT REMAJA ROSDA KARYA. 2010 Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2004 -------:Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers. 2011 66 67 -------:Pengembangan Kurukulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grafindo Persada. 2011 Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2013 Nasution, S. Metode Reseach (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. 2012 Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi. Jakarta: Kencana, 2009 Sabri, M. Alisuf. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. 2006 Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group. 2013 Santrock, John W.. Perkembangan Anak. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. 2007 Satori, Djam’am dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA. 2011 Undang-undang SISDIKNAS. Bandung: FOKUSMEDIA. 2009 Uno , Hamzah B. dan Masri KuadratMengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2008 Zuhairini dan abdul ghofur. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Malang: UM Press. 2004 Pedoman Wawancara A. Identitas Responden Informan : Guru Nama : Tempat, Tgl lahir : Jabatan : B. Jawaban 1. Apakah bapak membuat perencanaan sebelum pembelajaran dimulai? 2. Bagaimana cara bapak/ibu mengetahui karakteristik siswa dari segi gaya belajar dan dari segi intelektualnya khususnya kecerdasan interpersonal dan intrapersonalnya? 3. Selama bapak/ibu mengajar disini pernah kah ibu/bapak menemukan siswa yang pendiam/kurang aktif ketika proses pembelajaran? Bagaimana cara bapak menanganinya atau mentindaklanjuti siswa yang seperti itu? 4. Bagaimana cara bapak/ibu melakukan pendekatan kepada siswa dalam proses pembelajaran atau di luar proses pembelajaran? 5. Pengelolaan kelas bagaimana yang dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa? Apakah sebelum pembelajaran di mulai bapak/ibu memberikan motivasi? 6. Apakah dalam proses pembelajaran PAI bapak/ibu menggunakan strategi/metode/media yang dapat menunjang kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa? Seperti apa strategi/metode/media yang digunakan? 7. Apakah bapak memberikan banyak waktu pada siswa dalam proses pembelajaran? Dan apakah siswa diberikan waktu untuk bekerja kelompok atau mandiri dalam proses pembelajaran? 8. Faktor-faktor apa saja yang dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa? 9. Kegiatan apa saja yang dapat menggali bakat atau mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa? Apakah kegiatan tersebut terlaksana? Jawaban informan 1: 1. Jawab: iya itu pasti, sebelum pembelajaran dilakukan setiap guru itu harus membuat perencanaan. Setiap guru punya silabus, RPP, jadwal pelajaran, dan mempunyai kalender tahunan yah 2. Jawab: eeeeuh mengetahuinya dengan pengamatan dengan mengamati prilaku mereka dalam proses pembelajaran, itu sudah akan terlihat masingmasing gaya belajara dan kecerdasan meraka ya , dengan pendektan juga ya, baik pendektan secara individual maupun pendekatan secara berkelompok. 3. Jawab: sudah pasti dalam satiap kelas kita menemukan anak yang demikian eeeuh ada anak yang di dalam kelasnya aktif eeeeuh ada juga anak yang di dalam kelasnya pasif. Eeeeeuh dengan cara pendekatan yaakh, pendekatan kelompok ada juga pendekatan indinvidu, kalau pendekatan kelompok itu biasanya di dalam kelas kalau pendekatan individu biasanya dilakukan di luar kelas, eeeuh jika ada anak yang diam saja ketika dalam proses pembelajaran yakh kita melakukan pemanggilan kepada siswa yang terkait. Kita berikan tanyakan kepada dia kenapa dia dalam kelas diam saja setalah itu kita berikan motivasi kepada anak itu, kadang juga ada juga untuk pendekatan individual mereka sendiri yang menemui saya dan cerita kepada saya yah 4. Jawab: eeeuh seperti yang tadi udah saya jelasin, tadi kan sebelumnya saya sudah jelaskan, yaitu dengan pendekatan individu dan pendekatan kelompok. 5. Jawab: eeeuh Mengkondisikan keadaan siswa terlebih dulu agar mereka tidak rebut dan berisik Eeeuh terkadang memberikan motivasi agar siswa lebih semangat dalam pembelajaran akan tetapi pemberian motivasi tidak harus dilakukan di awal pembelajaran tapi terkadang di pertengahan pembelajaran pun digunakan ketika kondisi siswa sudah mulai bosan. kalau pengondisian tempat duduk agar dapat memengbangkan kecerdasan siswa kadang tempat duduk dengan format lingkarang kecil, kadang juga posisi tempat duduk menghadap ke papan tulis dan kadang dengan posisi duduk yang seperti ini (menunjukan bentuk meja yang ada ruang rapat guru. Leter u). 6. Jawaban: ia menggunakannya, contoh metode yang saya gunakan dalam pembelajaran agar mendukung kecerdasan interpersonal dan intrapersonal seperti diskusi ketika dalam diskusi ada pertanyaan dari siswa untuk pemakalah maka saya tidak ikut menjawab pertanyaannya tapi saya memberikan kesempatan kepada meraka untuk menjawabnya tapi kalau mereka sudah mentok dan sudah melenceng baru diakhir diskusi saya meluruskan jawaban mereka, hafalan biasaya yang dihafalkan itu dalil-dalil yang berhubungan dengan materi, ceramah, video kritik, tutor sebaya dengan tutor sebaya si anak bisa belajar tanggung jawab dan mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan ilmu yang dimilikinya eeekh kemudian anak yang biasanya malu bertanya pada guru bisa bertanya kepada temannya, demontrasi karna saya fiqih pasti banyak yang perlu di demonstrasikan seperti manasik haji, penugasan, memberikan jeda kepada mereka untuk memahami materi yang telah akan diberikan atau telah disampaikan, eeeeeuh mencari informasi dari sumber lain seperi dari internet mungkin untuk metode cukup sampe itu aja sih . media yakh? media yang digunakan ada infokus, leptop, hp, wifi, kaset/film yang berhubungan dengan materi ,buku paket, untuk buku paket saya tidak hanya menggunakan satu buku loh tapi kurang lebih 5 buku yang saya gunakan, saya cari isinya yang lebih mudah dipahami itu yang saya gunakan untuk disampaikan ke anak-anak, dan saya juga kadang menggunakan alat peraga yah karna saya itu mengajar mata pelajaran fiqih jadi bayak yang alat peraga yang digunakan. 7. Jawab: : iyah itu harus yakh karna siswa lah yang harus lebih aktif (berbicara dengan nada yang tegas), eeeeuh tapi dengan tidak secara langsung tapi dengan menggunakan metode-metode yang mengaktifkan mereka misalnya dengan diskusi pun itu memberikan banyak waktu pada mereka. Eeeuh, tentu yah mereka diberi kesempatan untuk mengerjakan tugas secara berkelompok dan juga mandiri yah, ada waktu dimana mereka harus mengerjakan tugasnya secara kelompok dan kadang ada waktu dimana mereka harus menyelesaikan tugasnya secara individu 8. Jawab: dari guru itu sendiri dapat mempengaruhinya seperti motivasi yang diberikan guru itu sangat membantu mereka, eeeuh metode-metode yang digunakan dalam proses pembelajaran itu juga dapat membantu mengembangkan yah metode-metode nya seperti yang tadi saya sebutkan, ada juga kegiatan yang ada di luar kelas seperti eskul yakh, karna di luar kelas banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dapat membantu mereka untuk mengembangkan kecerdasan mereka, yang berhungan dengan pendidikan agama pun banyak seperti rohis, ada juga naady araby, ada juga kaligrafi masih banyak lagi yah. 9. Jawab: eeeuh kegiatan yakh eeeuh kalau untuk di dalam kelas tidak ada yah tapi kalau di luar kelas itu banyak seperti kegiatan yang ada di dalam ekskul nah eskul yang berhubungan dengan pendidikan agama islam ada FMIK di dalam FMIK itu ada fahmil quran ada macam-macam yah, Rohis, Qiraat, Shalawat, Kaligraf, masih banyak eskul lainnya yakh itu di adakan di luar pelajaran. Dan untuk kegiatan yang menunjang kecerdasan intrapersonal siswa itu lebih kepada kegiatan ibadah yah seperti shalat jam’ah, tadarus, shalat dhuha, tahfiz qur’an. Jawaban informan 2: 1. Jawab: iyah, membuat rpp (langsung menjawab tanpa berpikir), rpp di buat per satu tahun, jadi gak buat setiap pertemuan, kalau setiap pertemuan buatnya itu repot, jadi biar lebih mudah rpp itu di buat per tahun. Kita juga punya silabus. Sibus itu gambaran umum aja sedangkan rpp itu lebih khususnya ya 2. Jawab: yah dengan cara melihat ketika proses pembelajarannya. dengan kita melihat proses pembelajaran pun maka gaya belajar anak-anak itu akan terlihat 3. Jawab: ia itu pasti yah, dalam kelas itu pasti ada anak yang aktif dan ada yang super aktif aktif, dan ada juga yang pendian. mentindaklanjutinya dengan cara pendekatan saja, biasanya dilakukan pendekatan di dalam kelas, kita buat mereka seneng kepada kita terlebih dahulu setelah mereka senang kepada kita dan sudah menggap kita bukan guru yang menakutkan maka di luar kelas pun mereka tidak akan merasa takut kepada kita, dan meraka tidak akan merasa sungkan bercerita ketika mereka mempunyai masalah. Bisa juga dengan cara memotivasi mereka, menasehati meraka agar mereka bisa lebih aktif, tapi sebelumnya kita tanyakan terlebih dahulu kepada mereka kenapa mereka demikian, mungkin mereka mempunyai masalah. Jika benar mereka mempunyai masalah maka kita sebagai guru harus membantu anak tersebut untuk memecahkan masalahnya, setalah itu baru kita berikan motivasi agar mereka lebih aktif ketika dalam proses belajar 4. Jawab: dengan mendekati mereka, buat mereka suka terlebih dahulu dengan kita, agar mereka tidak menganggap kalau guru itu sosok yang menakutkan, jika di dalam kelas sudah dilakukan dan meraka suka dengan kita maka di luar kelas pun akan mudah, dengan tidak merasa takut mereka akan menegur kita jika bertemu dengan kita meraka yang akan mendekati kita. (berbicara dengan tenang sambil tersenyum). 5. Jawab: ooh pengelolaan kelas. Ya sebelum masuk saya membaca salam dulu, merapikan tempat duduk, membaca bismilah terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai untuk memberikan contoh yang baik pada siswa, menyanyakan kabar siswa untuk mengakrabkan hubungan guru dan siswa, iyakh saya sering memberikan motivasi-motivasi yang berbentuk alkisah yang dapat menggugah semangat anak-anak, kadang juga diberikan tayangan video motivasi ,alkisah atau video yang diberikan biasanya sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Heeeem Sebelum masuk ke materi baru saya menanyakan pengetahuan siswa tentang materi yang akan disampaikan agar saya tahu sejauh mana mereka mengetahui materi yang baru, ketika mereka sudah tahu maka saya hanya melanjutkan materi yang kiranya mereka sama sekali belum tahu agar waktu yang ada itu tidak terbuang. Kemudian ketika saya menjelaskan materi sisipkan kan lah kata-kata guyonan atau lelucon contohnya lulucon yang saya gunakan seperti bahasa betawi karna saya orang betawi dengan bahasa betawi pun sudah membuat mereka tertawa dan suasana kelas tidak bosan. Kemudian menggunakan metode yang membuat siswa itu tidak jenuh. 6. Jawab: iya , seperti diskusi, Tanya jawab, studi lapangan, dan penugasan. Heeeem itu kadang juga saya menampilkan video kemudian meminta mereka mengambil nilai-nilai/pelajaran yang ada dalam video itu. Dan media yang digunakan adalah leptop leptop itu yang pasti digunakan untuk menampilkan slide, LCD, wifi, papan tulis, yakh banyak lah. 7. Jawab: : itu si tergantung yah, jika ada sisa waktu atau materi tidak terlalu banyak siswa diberikan banyak waktu tapi ketika materi masih banyak yang perlu disampaikan mungkin waktu untuk siswa terbatas, tetapi dalam proses pembelajaran siswa ikut terlibat langsung dan untuk mengantisipasi waktu yang ada sebelum guru memberikan materi yang akan dipelajari guru menggali pengetahuan siswa terlebih dahulu sejauh mana mereka mengetahui materi yang akan disampaikan setelah guru mengetahui pengetahuan siswa maka guru hanya melanjtukan saja. Agar waktu tidak terbuang sia-sia. 8. Jawab: Keluarga itu pertama yah, kalau anak yang sudah mempunyai dasar dari keluarganya maka di sekolah ia tidak akan terlalu sulit untuk mengikuti pembelajaran, guru, nah guru itu hanya membantu meneruskan tugas orang tua mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa, kemudian lingkungan dan masyarakat juga mempengaruhi menurut saya yah, kalau di lingkungan rumahnya dia mengikuti remaja masjid misalnya, itu bisa mempengaruhi kecerdasan interpersonalnya kemudian jika dia aktif di masyarakat juga atau masyarakat yang ada di lingkungannya baik-baik saja dan dapat membantu mengembangkan mereka, maka kecerdasan mereka pun akan berkembang yah. 9. Jawab: kalau kegiatan di luar kelas itu banyak yah, seperti kegiatan eskul, eskul di sekolah ini yang berkaitan dengan PAI itu ada Rohis, ada FMIK terus (berhenti sejeanak seperti sedang berpikir) Qiraat, ada juga kaligrafi dan ada juga kegiatan yang diadakan oleh guru untuk siswa yaitu penjadwalan kultum setiap seminggu dua kali yang harus dilakukan siswa setalah shalat duhur, kemudian di lanjutkan dengan tadarus yang di lakukan setiap selesai shalat zuhur berjama’ah dan harus di pimpin oleh salah satu siswa sebagai memimpin tadarus. Adapun petugas-petugas kultum dan pemimpin tadarus itu bergantian yah.tidak itu itu saja Jawaban: informan 3 1. Jawab: ooh itu pasti nak, sebelum kita memulai pengajaran kita terlebih dahulu membuat perencanaan nah perencanaan itu kita tuangkan dalam silabus dan rpp, agar pembelajaran itu dapat terarah 2. Jawab: dengan mengamati proses belajar mereka ketika dalam kelas dan dengan melakukan pendekatan kepada mereka karna dengan itu kita akan mengetahui karakteristik mereka. 3. Jawab: ooh itu tentu, saya menemukan siswa-siswa yang demikian, tidak semua siswa itu sama, dalam satu kelas itu ada anak yang kadang dia aktif, kadang ada anak yang juga pendiam yakh, jika ada siswa yang pendiam atau kurang aktif untuk anak yang kurang aktif saya ajak dia ngobrol, kemudian berikan motivasi dan selalu memberikan dia kesempatan untuk maju kedepan atau memberi kesempatan agar dia bisa aktif, karna jika dia terbiasa seperti itu lambat laun dia akan berubah tapi tidak dengan memaksa berilah dia pujian walaupun tidak agar dia bisa lebih semangat 4. Jawab: mendekati mereka agar mereka merasa senang dengan kita membagun hubungan yang akrab dengan mereka karena jika mereka sudah suka dengan kita maka mereka pun akan suka dengan pelajaran apa yang kita ajarkan, di dalam kelas ketika proses pembelajaran tidak membuat mereka tertekan, buat suasana yang santai. Nah jika di luar kelas biasanya pendekatan secara individu, jika ada anak yang mempunyai masalah biasanya kita adakan pendekatan individu dengan memanggilnya 5. Jawab: ooh di MAN 4 kita melakukang moping class. Dan kita juga harus menciptakan suasana kelas yang dinamis seperti sebelum pembelajaran dimulai diberikan waktu 5 menit untuk pemberian motivasi pada siswa agar mereka semangat mengikuti pembelajaran, tapi itu dilakukan tidak setiap akan memulai pelajaran tapi ketika anak terlihat sudah bosan dan lelah saja, kemudian dari pengaturan tempat duduknya juga yang nyaman dan sesuai dengan metode yang akan digunakan biasanya pengondisian tempat duduk sesuai dengan kelompok dari pembentukan kelompok pun dibuat secara bervariasi biasanya dengan cara berhitung agar teman satu kelompoknya tidak itu itu saja, dari situ pun kecerdasan interpersonal mereka akan berkembang dan kadang dengan posisi tempat duduk yang mereka inginkan 6. Jawab: ia itu harus, agar siswa itu tidak bosan yaah contoh metode yang saya gunakan dalam pembelajaran seperti ceramah, ceramah itu pasti digunakan karna pasti siswa itu membutuhkan penjelasan dari kita, setiap pembelajaran penggunaan ceramah itu pasti ada, ada juga diskusi, diskusi di sini itu sudah hampir kebutuhan primer,kemudan hafalan yah karna saya itu guru qurdis jadi hafalan itu juga pasti ada, kadang juga saya tampilkan video yang berkaitan dengan materi, tanya jawab itu sudah satu paket dengan diskusi, apa tuh namanya kalau kita meminta anak untuk mempraktikan, mencontohkan atau membacakan di depan kelas /demonstrasi penugasan, memberikan jeda waktu untuk anak-anak berpikir, Ooh media, media si yang digunakan leptop, infokus LCD itu sudah satu paket yah, hp kalau hp ketika belum dibutuhkan saya pinta anak-anak untuk mengupulkan di depan di atas meja saya tapi ketika dibutuhkan untuk mencari bahan lain dari internet saya minta anak-anak mengambil hpnya tapi setalah digunakan diminta untuk diletakan kembali ke meja saya agar tidak menggangu mereka. 7. Jawab: oh itu jelas, saya selalu memberikan tugas kepada siswa saya secara kelompok atau secara mandiri. Karna kadang ada siswa yang lebih suka belajar secara berkelompok dan kadang juga ada siswa yang lebih suka belajar mandiri (berbicara dengan santai dan lantang 8. Jawab: yang pastinya yang paling pertama itu dari keluarga yah, kemudian guru seperti motivasi yang diberikan guru dan metode yang digunakan pada saat belajar,bahkan lingkungan juga dapat mempengaruhi yah. 9. Jawab.: ada kegiatan yang diadakan guru PAI Seperti kegiatan membaca AlQur’an atau tadarus setalah sholat berjamaah dengan dipilihnya salah satu anak untuk memimpin bacaan Al-Qur’an di depan teman-temannya dulu itu setelah selasi shalat hanya dilakukan zikir bersama tapi ketika kita amati kegiatan yang dilakukan zikir bersma setelah shalat itu kurang efektif karna pada saat pembacaan zikir bersama masih banyak anak-anak yang tidak ikut membaca merka ngobrol dengan teman yang ada di sampingnya kadang ada yang meninggalkan masjid sebelum pembacaan zikir dan doa selesai oleh karna itu kami sebagai guru PAI plus petugas dan penanggung jawab masjid kami buat kegiatan yang lain yang lebih efektif yaitu dengan ditambahnya tadarus setelah shalat salah satu siswa di tunjuk untuk memipin bacaan setalah itu diikuti oleh yang lain dengan seperti itu ternyta anak-anak lebih bisa terkontrol dan lebih tenang lalu di lanjutkan dengan Kultum setelah sholat berjamaah biasanya dilakukan 2 kali dalam seminggu yang menigisi kultum biasanya siswa yang di terpilih dan untuk guru biasanya hanya per dua bulan sekali. Setelah selesai anak-anak tidak langsung bubar tapi mereka mendapat pengumumam petugas kultum dan pemipin tadarus untuk hari berikutnya. Wedoman Wawancara A. Identitas Responden Informan : Siswa Nama : Tempat, Tgl lahir : Jabatan : B. Jawaban 1. Apakah anda lebih suka belajar sendiri atau berkelompok? Kamu punya banyak temen tidak? 2. Eskul apa si yang kamu ikuti di sekolah ini? Apakah kamu ikut eskul itu kemauan sendiri atau dorongan dari orang tua? 3. Apakah kamu suka mengikuti pembelajaran PAI? Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran PAI? 4. Apakah guru anda sebelum pembelajaran dimuali mengkondisikan kelas terlebih dahulu? 5. Apakah guru kamu khususnya guru PAI memberikan motivasi atau ice breaking sebelum pembelajaran dimulai? Contohnya kaya gimana? 6. Apakah guru kamu dalam proses pembelajaran menggunakan metode yang bervariasi? Contohnya? 7. Menurut kamu metode yang digunakan guru itu dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal kamu tidak si? 8. Apakah dalam proses pembelajaran kamu diberikan kesempatan untu berinteraksi positif dengan teman-teman? 9. Apakah kamu juga sering diberikan kesempatan untuk mengerjakan tugas/proyek secara mandiri? Contohnya tugas secara mandiri itu kaya gimana? 10. Setelah kamu belajar pendidikan agama islam apakah kecerdasan interpersonal dan intrapersonal kamu dapat berkembang secara positif? 11. Menurut kamu faktor apa saja si yang dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal? Jawaban Informan: 1 1. Jawab: saya lebih suka belajar berkelompok, soalnya kalau belajar sendiri kaya menyendiri bangat ka, kalau belajar kelompok kan kita bisa bertukar pendapat kaya beradu argumen dan aku si lebih suka ngomong di depan teman-teman ka. Iya aku punya banyak teman kan emang semuanya teman ka, iya semuanya akrab, kadang kalau ada teman yang sendiri juga saya coba untuk deketin ka yaah walaupun kadang yang saya temenin itu diem saya suka ajak ngobrol aja. 2. Jawab: Ikut, Aku ikut dua eksul naady araaby dan Rohis, Kalau naady araaby kaya belajar bahasa arab, terus Kalau rohis ada liqo, liqo itu baca alquran secara bergantian kaya tutor sebaya gitu, terus ada juga mengupas alquran secara lebih dalam, ia ada muhadoroh itu adanya di dalam rohis, latihan pidato, membaca saritilawah dan lain-lain ka. Karna keinginan sendiri dan karna ibu q juga sering memberikan motivasi agar q bisa ikut kegiatankegiatan di sekolah katanya si agar nambah pengalaman dan nambah temen juga ka. 3. Jawab: ia, aku selalu ikut pelajaran agama islam, karna aku dari pesantren ka, ia saya juga tertarik dengan pelajaran PAI karna aku cita-citanya jadi guru PAI, terus dari gurunya juga enak dah gitu kita kan hidup di dunia ini sementara jadi aku harus cari bekel juga untuk di akhirat ka. 4. Jawab: ia sebelum pembelajaran di mulai kita disuruh menyiapkan peralatan belajar dan menyuruh kita untuk merapikan tempat duduk kita ka. 5. Jawab: ia sebelum pembelajaran dimulai biasanya kita kan males ya belajar tapi guru suka ngasih motivasi dulu ke kita agar kita bisa tambah semangat dalam belajar terus membuat kita untuk merenung ka, biasanya motivasinya itu kita disuruh nonton video motivasi ka kadang juga cerita pengalaman guru itu belajar di luar negri ka, jadi kan kalau kita dengerin cerita-cerita kaya gitu bikin kita mau kaya gitu ka 6. Jawab: ia ka soalnya kalau Cuma jelasin aja bikin ngantuk ka lagian kan di sma ini yang harus aktif kan siswanya ka guru tuh Cuma ngasih langkah- langkahnya aja, kaya presentasi kadang presentrasi perorangan kadang perkelompok ka, diskusi, hafalan-hafalan, tanya jawab masih banyak lagi ka tapi saya lupa, buku paket, diktat, LCD, Hp juga kadang ka di pake untuk cari informasi dari internet ka 7. jawab: menurut saya si ya dapat ngembangin ka, kaya diskusi kita bisa belajar bicara depan temen-temen terus kalau kaya buat yang sukanya belajar sendiri biasanya di kasih tugas individu ka. 8. Jawab: ia sering ka, kan di SMA ini yang aktif itu muridnya guru Cuma ngasih langkah-langkahnya aja, kaya diskusi itu kan kita diberi kesempatan untuk berinteraksi sama teman-teman. 9. Jawab: ia ka, kita suka di suruh ngerjain tugas sendiri juga kaya ngerajin latihan-latihan gitu. 10. Jawab: ia sedikit-sedikit si mulai berkembang ya kaya pelajaran tentang akhalak nah dari situ kita bisa mempraktikan bagaimana kita harus bergaul dengan orang-orang, bagaimana kita berpaiakan dengan baik. Bagaimana cara kita menghargai diri sendiri juga 11. Diskusi, diri sendiri, motivasi dari orang tua, motivasi dari guru, temen karna waktu yang lebih banyak itu dengan teman ka, organisasi juga bisa. Kalau orang tua itu yang paling peting menurut aku ka. Jawaban Informan 2: 1. Jawab: Saya lebih suka belajar sendiri ka, karna kalau belajar kelompok saya gak bisa fokus, kurang konsentrasi. Temen si Banyak ka, tapi yang deket si sedikit, kalau Cuma kenal aja yah banyak, ya gak bosen si biasa aja kalau udah biasa maennya sama itu itu aja ya enak aja. 2. Jawab: saya gak ikut eskul ka, soalnya males ka pulang sekolah aja kan sore jadi kalau ikut eskul cape dan saya juga belum minat juga si. Ya kalau dari orang tua si terserah saya aja ka kalau saya ikut tidak apa-apa dan kalau mau ikut pun tidak apa-apa, mereka gak perah nyuruh-nyuruh saya untuk ikut kegiatan-kegiatan gitu. 3. Jawab: ia suka kalau ada halangan baru ngantuk, ia tertarik ka soalnya saya dari pesantren dah gitu gurunya juga kalau jelasin enak gak bikin ngantuk juga 4. ia biasanya sebelum belajar dimulai kita di suruh merapikan tempat duduk dulu ka, kalau ada yang masih berisik ditenangin dulu. Kadang duduk berkempok kadang juga kaya biasa aja, sendiri-sendiri gitu 5. Jawab: sering ka, Biasanya si kaya nonton video motivasi gitu yang bisa bikin kita tergugah ka 6. Jawa: bervariasi ka, jadi kita gk bosen, kadang kita berdiskusi, kadang hafalan, kadang prenstasi, kadang juga gurunya yang jelasin 7. Jawab: ia sangat ka, kaya diskusi dari diskusi kita di tuntut untuk berani, tadinya saya malu-malu gak mau ngomong di depan tapi karna itu udah tugas kita jadi mau gak mau harus berani. 8. Jawab: iyaakh, kan kita sering dibagi kelompok ka buat ngerjain tugas secara kelompok dan diskusi juga. 9. Jawab: sering ka, pasti ada tugas yang harus kita kerjakan secara individu, kaya latihan soal, kadang juga kita di suruh bikin malakalan sendiri-sendiri 10. Jawab: ia dapat ka, kan dalam belajar agama kita juga bisa tahu cara bersikap yang benar cara kita berbicara atau bersikap dengan yang lebih tua, lebih muda dan seumuran. 11. Jawab: dari keluarga, heeem temen, guru juga ka, sebenarnya eskul juga bisa ka, tapi saya belom minat buat ikut hehehe Jawaban inforan siswa: 3 1. Jawab: saya suka belajar berkelompok karna kalau belajar kelompok kita bisa bertukar pendapat, berpendapat, beradu argumen. Aduuh kalau temen mah banyak banget ka, semua temen kelas deket semua. 2. Jawab: saya ikut eskul rohis sama kaligrafi ka, Di rohis itu kan ada tentang keagamaan contohnya latihan-latihan pidato. iya pasti ibu selalu memotivasi saya untuk ikut kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah ka, selama itu positif ibu selalu mendukung. 3. Jawab: ia ka selalu ikut, tertarik banget karna pembelajaran PAI itu bisa membuat kita lebih terarah juga, dan menurut saya guru nya juga asik-asik ga bikin bosen soalnya kalau lagi belajar siswanya yang aktif ka. 4. Jawab: ia ka, jadi sebelum pembelajaran dimulai dirapiin dulu tempat duduk kita ka, kalau lagi kerja kelompok ya duduknya perkelompok tapi kalau lagi secara individu seperti biasanya aja kita menghadap ke depan papan tulis. Terus kita ditenangin dulu sampe tidak berisik biar kelas menjadi lebih kondusif. 5. Jawab: ia sering ko, kan biasanya kita males-malesan buat belajar jadi guru suka ngasih motivas, contoh motivasinya ka? yaah kaya nontonan video motivasi gitu ka atau kadang suka di mulai dengan permainan juga ka 6. Jawab: ia itu selalu, karna kalau jelasin aja bisa bikin bosen dan ngatuk juga ka, contoh kalau di MAN 4 ini diskusi, heeem presentasi, terus ada juga hafalan-hafalan ka. 7. Jawab: ia ka dapat mengembangkan ka, kalau ke interpersonal tuh kaya metode diskusi, dari diskusi kita kan bisa berani, bisa menyampaikan pendapat ka terus kalau intrapersonalnya lebih ke tugas individu ka, kaya latihan dan pernah juga membuat makalah secara individu ka. 8. Jawab: ia pasti ka, karna di man 4 ini kita kan yang harus lebih aktif, kita juga sering d suruh kerja kelompok 9. Jawab: ia, kan kan kalau ada tugas kelompok pasti ada tugas mandiri juga ka. 10. Jawab: heeem iyah, (berhenti sejenak sambil berpikir) contohnya materi tentang akhlak ka, bagaimana cara kita bergaul dengan orang lain, bagaimana kita berbicara yang baik dan kalau untuk diri sendiri kita bisa tahu bagaimana cara kita berpakaian, kita juga tahu bagaimana cara beribadah yang baik ka tapi menurut saya yang paling penting si di materi akhlak 11. Jawab: yang paling penting si dari keluarga, karna sehari-hari kita bersama keluarga, terus motivasi dari guru juga penting banget ka, heeem dari temen juga bisa, kalau kita bertemen dengan yang baik kita akan termotivasi untuk ikut baik begitu juga sebaliknya ka EE o vf '6tr5 o ooa= Z' . ,9Y .ac HP a= g.Es,Ef 6c :<< ,tETEEA &#e!.o € =:5EPE E'-s. E6 (,G =-c co oa EE *# EEt,* ?-, Ste;Afr5g =? ;*;HE e= =*;:E ;i -i -g- (r< -6 o-\ : E .q 6 O (! G CI A Y..= vt >E6=xY fillc =l ol=d)--;Yl o o :I J O Xl .Y: -!Y EF *l ;; g =l st E --': djt .5 & o- .=l z llloc=l!:F N .- 'i3*;=i * e'E a!.E E := .l !E=cE xH= E *6 rv .* v +He "6 I E !iE.oilg 3 stE;E :aE 3E tqi :E *r; iE T_E: EEE9; = ** qIEFC SEE+;E HEgtr€EE-EE 5..t[E: t;gB ffiE;E EEE;EE =E€E€ p** r? s + IESEE 36E* nE (,, J 2 UJ o o 6 5 l) o- z E o o- o 6 th .q g) trl :< ) ! trotrr;! J M:i:ld E o) .-Ge-:- q:ro =? ErEEEcs +sBrg EEs$g 6 G g) E' E,FEE -t 6 z Hl Eo 6 G 6 (9 ll z .;l Ssl s ,El trr :H (, 5 -o E CO | - o o- G o (! Fril = E t=l E atsl : *$ Zal '-a al !i ll SI *dl =c.* ro? uoaoo A3 L Y- 9u U =Y xE ri Fr !l -trizO V i!l <tr :,.xl(!=: !u=- c{o tn c o-6 ii;:= z4,l. iF-i H ?Ty -1 El E=d o FI: -z i,; c ! *.:.{.* o.l cG c e f; E:fi ac o E$* -o E:< gE ElE FEj<61 iHE E*l 3r3 o 0) 6 E ho-o oE 6-A d 6 o 6 0) co) ! oo. hoE ? 0) o E o Y ,D F ) E.EE - dl F. Q. = 6Ef iE==f = Etr2 g g E g E-3.8.8 g g€ .E =E .-! EFe6 -EG q116 -! g! q c oE A! c g. o ai 6 ^5E.o @ =)X.o i 6y r 6 o o c L N o o:i ij =cA =9-d ;ii ]!; o- o C.- c 6 o l<;>LnO 9.aZ-o,:7 N; ! oX{: " aE a o J C- N -.: = F -( l u 6l:E > @ ]= i:"E rni ;lH +E i ; HIE ;EEtEE;**E"E1E *P* tf E;3 se g H fe"Eg-sEEEEEsltr;3ts E E + q Eti s 3 E s il9 F ts ii e E E I * PE B* E;*lsEs.fiE ggs E s; '-'i.92 q=;: E EE c a: o EE c Ll S[[EsEEs*EEs.8Hgl. ! .El 83f, >c:l M [[.8 [€ i::'l L !x G tr b- O-;ic I ! O FF.=- qccrE .9 E-'" S E x; ,.= CU d E ?I: xk =U!I q:l. --5 ..i z il ,iE n <Zl rl riIE5l F-,,<tl ^.= 9u:F-.t- co tq, . - .E {r=El iJigl s; i j N = e S.F .E . =G ii! s = E E -d = ! a j:! :: 6 tr Ex E E P-{ I Ec: x 3 Ed u".= 6= E :a .! , q.- H A <= P r= _g = sBt <=1 o-!l Adl j E' EiE:9 iEE E d E ;E'&€ E E ;li-u E*3,8E!:"se O E) F I€EE €EE€sEEE " ytli66.9 =E ffiEits c )\v =**:u -=-c z eoi z-oY ca E !/ -1! = - - | o O (\ O O 0. ,) o E o o z t-;-; li4l= *i** lE.=l lN I: e -l! OIO! -- lz:<lrL < i,ll I i dl E | = I l L- c \ o > =O F.!l 5:l . 'j I I i I l.,E s€ E,Ea | ^ I EE'EE rrk r I dEE I I --, L; E6 E IJ,* lE- I lqI I I | I F*_ | l=L E ils .: dircir v, o€N + --- c-6EG .2 o-:r ll S t -: oG Eft sa = l-o I I I I HESFP q L* E:i==E I E;$E E t E-Pg : llr | : -J I IIlt--.-+= II aAE I a (D E Li-r L I z. J I 3n**EEl .ql : 3 5 iis-i plyr o o: = tF ;6 .=g-E Eiitr.= E '6XXtr q 6 > ! O9OO o.r> X.== o & I I l.E H:#! Es=EtEl e El l E6E SEB * FEaE:€ € i Ei ;Ei- g g;r,.: -EE#;;E ; LU c-l I IEE f e EE=I F"EEg EE Eg I CO I lEs G- l H.ql .o.s I € o G I I I I I l C I al z. a V .o o J tu mt oat t- IFEIgEEE AfuEEffiE at <;l I Efi... g. ... . $.o . . 2 li ;v.al e El itJJ*:.Ji LIJ .? <31 v{t 40) v=l a' vl *l Z. 'zt ql \dl >_ el -i Jll.Sl ^) -aA - El cll \ El t3 rtr rl .iz7l ,r lli ro.-9 roco{ .ia (uxr _!! <l k-o (u hn oJ <p-l -LcnSl E-+ J sl >eEl r-.-r r< .H VE;l 6)= 61traa) q=a :: (ntrtr == - I +€Ss €Es:; €SlF '€5 . lel;*r-rE=*"EEi qEEE I ?dec o X' = ftru A >j N Efl=E U# sF I 6dNX=Aoo -6 -u = C 2<(,xNcoo II I l- -( r e3 gF Fms ae *5[u EIC TE €EE€E EE ligE EE EE*",e H,E *EtE *F H I EE;E *: €B I € IEEE ;E .!E#€E ,H€ 3 IF'E a E-. a43 : Fl8 E E-9 ffftEffi*st *fi9 E+:6 1 E'gEe;,*E€ffF+*e+fisEErsE l-. ''..'.''' E -t E .E-E I I I I N lElrm:;tr-:Etl€;Esit;E }.<P EE :€==r-,*€ E;bD I ---] !bEu ao x.6d o.l ,<:l r-'1 FF( cl II II o0 F '+* m t; FUrv-U ziHl 44.r1 .-l rJ o. 6-c\t-lc\?o L(E=6-.j.F< "91 iEHff# gEseen Ua;(g- I =? & 1 f! € I .; o I E I o c; I z I I I I S lgE Go0t.^;-PH I I c'a 7 v. Uf, g@o '49.Y dc :<< $* '-^-=cl)L==o.c/ ! f c/,o.= '=-J-'>'^-a:J!c> _= € 8E3eeq &-:Ii.5 o Q toI f,u?x4=tE:)9__ -ro o< EO aft o.. ;l col o o i= .. .N G C I 6 ,g o) c) :< Z G .t c0 -o E o o- o o ?l Z LIJ = o- 'il 6 ro ,:t zal <?l zit 2=! ,lL-t <f ;_i El t3 rl Jlcl -.Y .izXl zr * '91 eiHl < :.=l n <zl I-! lrr Fi <:l 5l 42 il zeEt r; -\ .a t{ zl ul ME;l c,_ 'OF 'T Hn 9Y o.r X' _d ii>i qr "N a+nil ?aNx I -v^-d -':.-'5 iilo=rrj E E,FO- = h; o E s E -9 * O z ;. E kTo :(!< b'o">o) o6 cofi6 (o(go!^ fPtr9! PI!L(' (E<o),L \hev)O- f c= X d ;5s; c .l -'- t ):= N c I C o , E 5€ l=fr Ir=_rE l=\iA: l!'1 ,tr - (g ! c o a 'A2*;=, =EIEE -i!?? je-E:q I E i n H:61 tr - -l '-:'t:: =;!-, a =-:?i1;..r8 rr'!=A( = l= .'.j:== ;> -. N 6 fl 6" - b1) 3 L =, i R a - bFs € E$; =e* =oo H =H iE; Ex 3 qEG o f; o o) E o :< .! ,) =)6 on:i = la-aE '.o > :; 2 " axv'-lo > a i z a :z z ';' :t Yl I 0) o E o a= ; a J - = c=pci-L -a ai aoaa 1.. G' tr :: :-,6" o .a =:t O :o:' H > = ic ; 13:=*:E6EEE:;SlE s:s or gA l2zZEEA4iai? E ilEE€€n h; E E; E s0 E t:= E';€: E s!; #:gtl5 lEbbeEHsSi-Y?'i.ql ><(,xd CG G 6 tlcA--==:Hcu,i ate d n I S Q ts:J o'uiaI L :,:,"i z_'L .^ L-C (oCO .Y NX ;f; tr) ,:, *n 6 = t! \=l e== Fl-5 "i$i; gEsEt=eE; !€KF*:t aEzz 71i*i'2=_ia i:.=l a a Y xd::r.p i;, d a='=.Y ;E or)i! i H tr o h Y -A : ..4 \ - .2E eIEE LPi! =! [iE E"E€= .: ,al (9 2.aa : , i *e \t @l \/xl ci! =; Eiir -E66 "rb= =;rb :E-a o:ldo =Pq F=dF-dc =*E .a i:: a Z EE= :=q jia: 6 -U! .- i 6 E 7f ., 6 6Ja x zEtTPEEEEE 6c:X E'a?ts', z rl cDF ;, =d" -,s i'4 N:: E.H8H (9 cS Aft EE o = E-o - +r6 ==a .J=E fx*u kFncr) =bo F* =-= ai o2' e.= e!!:E!!= E+;c+ B=qd; E-ii;siE+=1 -eE F2=i F=a,.:-=,*,eieL =sq =^4i=Ei =;.iH" ?*: E (E rflt =EEF€ E q) o- a Jal \ ,:'l O d. li t! ;q i* =se a;z E=* ;€E t Eli a, -E A= E!.) s r: .- = 6h O-;i 6 p co ? .; : A ! 6 6 :) cl e) 6 q d, .E s n:j .-:E E _ E= 8Ea :rb c6 o a k9 ? =l bE Cl oL El -=:': 3l j e :a = 7 Z = Yl ;l R Z r_l ;it = 5=o)-!l t9l d -r g? '=l ;Y! o_ 6l c o -.4 . Y F al =L6 :!fl:!fr1-^ o o- Erfl;fi :< 6 o 558 <lJI .q =6 I zut .: E o= N€ a o >- t*:sE eE Er ro :.SlOG 'l 'l ;* o !i G o I 6 o N o O r F O E o a o z oo o= <3 o= c > o!'To [<{5:lF.!l z:< 6 x: ! o: Hl:= * =; gE'= 6E'-Ets.sf C c oo -e : N d ,-E Eio =t -E to - f- o }E ?o t'o l>< c .Y d a o = 6 > I !s *o G> -! v7^ ...4H o:rI Ya oPF o E o UJ o- o - co o c N E g z. o c o d a :< J tu ll?l oa1 z 1.':t <;l 2. d, r".l F/ -*i N?. -4 <;Et \ .r ql Fr lr -: Z:".:i ,. '* i:l Z il 9 -\ I :l <*il \dl Z7=,1 #i=l * 4Zl!t r-lFcl .l-Yq" :y 6 : b :f ; G Eo- 14 iZ ZZ J= ;e o- a =i -c^ l-r.\=l: = b =x lPd c ! E e o=199_E . .. - i o^>* E .: . o . LIJ N=.=-,. f, e . . I .. . . ii <] C.l O -o a) F "..,; 50 F. . c =E EdE -ioc6-!tY- -cdG a2i;r:i==E:ilEEI:E;i E E -!d ,18=EEileEE -- - -.-i :.= -'i==itr, C= L?E t b L -a l. ==+ a L u= i= e? ".? u i, Lo = u a -C oJ L3 -- Za ; r': - LrxE 1 G ) ;= c i'S{ E*d Eo-nPcx* KJ<Ci :f;EtsEEE VE=r ,g5sifl#€ P O i- o ha E= aR !)x a 6 c Y+ ler! :9::n!3 s, ;) gE >n .^;+ a a o o a .iq > a:"it:= =a Er E A;?::T EE H; ( (!ff9 O -F-cp. = 6SX-=; i E gEE ot L ! ca & = O so c O -a:<_J.-,'-- '. 5€6=R-; co RP i;-g .cc -oi ( c e -c Aa= '- trt - c =i ->'iA !E-:!.: L C t' ;= = ^,r-'-?Ncjai<*: :) c==tr €toh <= - -c = a 4E: 2 = **R=lE;o o l.-;X ,, E cF3 Ei=i^ r p a4: ; = oorgEo.iF ZiEl F-_ c.-- - 5 r =G E.tNt-t^-i:-A66 3<#r nl = P !kiA ;iJc F-*ii ?s-*fi3 c c ()-.= E8:E E F<;l -yA)t =-]Pi .. J* {: xt :-t ^-l 6 PttsE I E=e=n; i:s-*HE= zoEEEeg h6 *?#F*$ tEAtgf*A q,EE";gE EEE I5; AI H EEe EEEES =EE5;s;*a :;ee*A ;EEEgei€ aAf*#BE€ ;=gEE€ EsB;fig# EEs=EfisgE L' 7i =2 tE 9 4 Zzl E c 3€ 5E P!$= :SsfisE -E ger s;*;*;E E:*E=€e flB'& E EIE E tx:;EB m a=l o Z b E= 6-up= : ul .t-a O & Y -;EE *, < hcE iri 6 J 4al :Ft '-l : 9=. ? iine E S -?E'5 +a)=9a.9aE+ - VFI 3 GO- (/)#J-i!)+6" co-::.|g=-o,Y?-i9 z. >'al Ed\'-o do al O O 9E E qo)v H ?-? i?6YF: Ed a -f<m co'-N ri.= E \.tt !lu o :r'- .Ea*HE t9==E 5---!2:--+ <o -tll mo,-@ ra= x-;x, u-'ii "f:y :.r**O ! E E:P],;:; €E :j ;a E==76i 'Etq;; !tr tr =i c! 9) =Eaia' -!aJ.':-= 3i =:-Aj.U =F a 43.:zcc*i - \',;9=.: a E c !a=i=oi-=-:= ) i'q:9=-^=a i;d.",=i2ar J, c 6X' Eo tr; E *:+ = xij; F a k o U= o E G (qr;l - c(o E o[c )X trl S* ftj .,t ^Co ts'o sY >cE (u c h A E;={EEafE"q #lEBEsE_ E i;Eiieiziael;€:f > 6 d s i; E !:2,::2+ZEEs ? c b: r'- O ; - ) LE z=2_iz_i,!14;;yl., *[ El> -l r r v E O o ci z RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAIARAN (RPP) 1_ MATA PELAJARAN : AL-QUR,AN HADITS KELAS/ SEMESTER : Xl PERTEMUAN KE :6(ENAIvI) ALOKASI WAKTU :2X 45IvIENIT STANDAR KOMPETEI\ISI IPS 1, IPS 2,IpS 3,BHS / Ganjil :Memahami ayat-ayat Al_eur,an dan haclis tentang berlaku adil dan jujur. KOMPETENSI DASAR: Mengartikan eS.al-Maidah:B_10;eS. an_Nah l:90_92;eS.an_ Nisa 105 dan haclis terrtang berlaku adildan jujur. Menjelaskan kandungan eS.al_Maidah:g_10;eS.an_ Nahl:90-92; es.a.-Nisa:105 cla, hadis te*tang berlaku adil dan jujur. Menunjukkanper.ilaku orang yang rxengamalkan eS.aI_ Maidalr: B- 1O;eS.a,_N ahl:90_92;eS.an_Nisa :105 dan haclis tentang berlaku adil clan jujur Mer-rerapka. per,aku aclil dan jujur daram perkataan dan perbuatan seperti terkanclung dalam eS.al_Maidah:B_ 10;Qsan-Nahl:90-92;esan-Nisa:105 dan hadis tentang berlaku adil dan jujur. T. INDIKATOR PENCAPAIAN PEMBELAJARAN . . Membaca eS. : al_Maiclah:g_10;eS.an_Nah1:90_92;eS.an_ Nisa 105 dan haclis tentang berlaku adildan jujur. Ivlenerjernahkar-r QS. al-Maidah:8-1 0;eS. an_Najrl: 90_ 92;QS'an-Nisa 105 dar-r hacris tentang berraku adildan jujur. . Menguraikan eS.al_N{aiclah:B_10;eS.an_Nahl:90_92;eS.an_ Nisa 105 dar-r haclis tentang berlaku adilclan jujur. Menyimpulkan- eS.al_Maidah:g_1O;eS.an_Nahl:90_ 92;QS'an-Nisa 105 cran hadis tentang berlaku adildan jujur. Memberikan contoh perilaku orang yang mengamalkan QS.al-Maidah:8-10;eS.an-Ilahl:90_92;eS.an_Nisa 105 dan hadis tentang berlaku adildan jujur.. Mengikuti perilaku orang yang mengamalkan eS.al_ Maidah:8-10;QS.an-Nalil:90-92;eS.an_Nisa 105 dan hactis tentang berlaku adildan jujur.. N{emperlil-rarkan perilaku eS.al_Maidah:g_1O;eS.an_ Nahl:90-92;QS.an-Nisa 105 dan haciis tentang berlaku adildan jujur. Melaksanakan perilaku eS.a1_Maidah:g_1O;eS.an_ Nal'rl:90-92;QS.a.-Nisa 105 dan hadis tentang berlaku adildan jujur. IT. TUJUAN PEMBELAJARAN: . Siswa mampu membaca qs. al_maidah:g_10;qs.an_nahl:9092;qs.an-.isa 105 dan hacris tentang berraku adildan jujur. o siswa mampu menerjemahkan qs.ai-maidah:B-10;qs.an-nahl:g092;qs.an-nisa 105 dan hadis tentang berlaku ad,dan jujur. ' siswa mampu me.guraikan qs.ar-maidah:B-10;qs.an-nahr:90- 92;qs.an-nisa 105 dan hadis tentang berraku acr,dan jujur. ' siswa marnpu me.yimpulkan qs.ar-maidah:g-10;qs.an-nahr:90_ 92;qs.ar"r-.isa 105 ' da. hadis tenta^g berlaku adildan jujur. siswa mampu memberikan contoh perilaku orang yang mengamalkan qs. al_maidah: B_1 0; qs. an_nal1l :9 O _92;,qs. an_nisa 1 05 dan hadis tentang berlaku adildan jujur.. ' siswa mampu me^gikuti perilaku or-ang yang mengamarkan qs'ar-maidah:g-10;qs.an-nahr:90-92;qs.ar-r-.isa tentang berlaku adildan jujur.. 105 dan hadis . Siswa mampu memperlihatkan perilaku qs.al_maidah:g_ L0;qs.an-nahl:90-92;qs.an-nisa 105 dan hadis tentang berlaku adildan jujur. ' siswa mampu melaksanakan perilaku qs.ar-maidah:g-10;qs.annahl:90-92;qs.an-.isa 105 dan hadis tentang berlaku adildan jujur. III. MATERI AJAR : es..a1-maidah:B-10;es.an-nahl:9a-92;es .an-nisa 105 dan hadis tentang berlaku adildan jujur. IV. METODE PEMBELA}ARAN . 1 : Demonstrasi, Card Sort, Tanya jarvab. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN A. Pendahuluan: Alokasi waktu 10 : menit Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai karakter Berdo'a sebelum belajar Berdo'a sebelum belajar R"hgio*..-=- Apersepsi Mendengarkan Rasa ingin tahu Menyimak/ memperhatikan Disiplin Menyampaikan tujuan pembelajaran B. Kegiatan Inti 8.1. Eksplorasi : Alokasi Kegiatan Guru sama membaca qs.al- maidah:8-1 0;qs. an-nahl: 90- ,1I I 20 menit Kegiatan Siswa . Menugaskan kepada siswa unfuk bersama- 92;qs.an-nisa waktu 10S dan Nilai karakter Siswa bersama- sama membaca qs.almaidah:B-10;qs.annahl:9 0 -92;q s. an-rds a 105 dan hadis tentang Rasa ingin tahu, Disiplin, tekun. hadis tentang berlaku berlaku adildan jujur. adildan jujur. B.2. Elaborasi : Alokasi waktu : 25 rrrenit Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai karakter Metode Card Sort: -Menjodohkan Mandiri, -Memberikan kartu indeks potongan ayat dan ingin tahu, secara acak yang berisikan terjemahan yang cocok kreatif. potongan ayat dan terjemahan dengan kategori. Rasa kepada masing-masing kelompok. Akreatif, Berdiskusi dengan -N{asing-masing kelompok mandiri. tema kelompok menyocokan kartu indeks Kreatif tersebut. Mempresentasikan -Meminta kepada Masing- hasil kelornpok masing kelompok bersama-sama Percaya diri, mandiri mempresentasikan hasilnya. 8.3. Konfirmasi : Alokasi waktu; 10 menit Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai karakter tiertanya kembali tentang lvienjawab pertanyaan Kreati{ materi pelajaran yang telah yang diajukan 4 dibahas Meluruskan pemahaman d.an ata*puika, I menyimpulkan motivasi kepada siswa yang kurang Memberikan I I I Rasa ingin tahu Menyimak yang i disampaikan atau belum berpartisipasi C. Penutup : Alokasi waktu:25 menit Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai karakter Memberikan umpan balik Mendengarkan dan Disiplin terhadap proses dan hasil memperhatikan pembeiajaran N4enjawab pertanyaan Disiplin Tes Menjal.t ab Mandiri, rasa Menyampaikan rencana Membaca hamdalah ingin tahu pembelajaran pada Religious pertemuan berikutnya Membaca hamdalah 2 SUMBER BELAJAR DAN MEDIA 1 . Al-Qur'an Terjemahan 2. Buku paket eur,an Hadits 3.LCD, Laptop, internet. 4 . papan tulis, LKS, Buku lain yang relevan. 5. Tafsir Al-Azhar 6. Tafsir Al-Maragiri 7. Tafsir Mishbah B. al-Qur'an dan tafsirnya. LEMBAR UJI REFERENSI Nama : NIM : 1110011000070 Jurusan : Pendidikan Agama Judul : YANI Islam (PAI) Upaya Guru Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal dan Iintrapersonal Sisr.va dalam Pembelaj aran PAi Judul dan Halaman Buku No Paraf Pembimtring Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agomct Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja .--"-t' Rosdakarya, 2006 Z Abu Ahmacli dan Widodo Supriyono, Psikologi Belujar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004 J- Al-Qur'an dan Terjemah, Bandung: CV.J -Art. 2005 4 Suharsimi Arikunto. |rlancgemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2009 5 Thomas Armstrong, 7 Kinds a-f Smart fuIenemukan clan luleningkatkan Kecerdason Anda Berdasarkctn Teori Mu 6 It ip I e In t el li g enc e. J akarta: PT Gramed ia. 2002 Bambang Warsita, Telcnologi Pembelajarqn Lanclasqn dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2008 l Burhan Bungin, Penelitiun Kuolitotif: Ekonomi,, Kebijakan Publik dan llmu Komunikasi, Sosial Loinnya. Jakarta: Kencana. 2009 8 A.Chaedar Alwasilah, Pokoktrya Kualitatif. Jakarta: PT Pustaka Jaya. 201 1 --"'-'' 9 Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balat Pustaka. 2005 10 E. Mulyasa. Kurilalum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2013 11 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik MI, EI, SQ, AQ dan Successful Interlligence Atas Ig. Bandung: Alfabeta. 2005 12 Eric Jensen, fuIemperkaya Otak Cara fuIemaksirnctlkart Potensi Setiap Pembelajararz. Indeks. 2008 13 E. Kristi Poenvandan. Pendekatan Kuolitatif dalam t4 ' --/-) Penelitian Psikologi. Jakarta: LP3ES. 1998 May Lwin et. All. How to Multiply Your Clhild's [ntelligence-Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta: Indeks, 2008 15 Lexy. j Moleong. Metodologi Penelitian Kualitotif. Bandung: PT REMAJA ROSDA KARYA. 2010 16 Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya- 2004 t7 Muhaimin. Pemikiran dan Aktualisasi Pengernbangon >i Penrlidikart Islam. Jakarta: Rajar,vali Pers. 2011 18 Muhairnin. Pengembangan Kuntkulum Pendidikon Aganta Islam di Sekolah, Madrasah, clan Perguruan .---)' Tinggi. Jakarta: PT Grafindo Persada. 2011 t9 S. Nasution. luletode Reseoch (Penelitian llmiah). Jakarta: Bumi Aksara. 2012 20 Yatirn Riyanto. Paradigma Baru Pembelctjaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implententctsi. Jakarla: Kencana,2009 21 ruwl. Alisuf Sabri. Pengotttar Psikologi (Jmrtm dcut --)' Perkembangan. Jakarla'. Pedoman Ilmu Jaya. 2006 22 John W. Santrock, Perkembangan Anak. Jakarta: PT Gelora Aksara Pr atama. 2007 23 Djam'am Satori dan Aan Komariah. Metodologi P enelitian 24 Kualitatif- Bandung: ALFABETA. 20 11 Thomas Armstrong. Sekolah para Juara. Bandung: Kaifa,2003 25 Undang-undang SISDIKNAS. FOKUSMEDIA. 26 Hamzah Bandung: 2OO9 B Uno. dan Masri KtadratMengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi \, Aksara 2l Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group. 2013 28 Zuhairini dan abdul ghofur. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Malang: UM Press. 2004 29 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan kuanlimtrt lamlitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010) __-_;, ,1 ,. , rT)*fl KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA trrrK LKryJJ ),',,' i"r*nau No. Dokumen Tgl. FORM (FR) No. Na ss ciputa! 1s412 tndonesia : FITK-FR-AKD-081 Terbit : 1 tvlaret 2010 Revisi: : 01 Hal 1t1 SURAT tsIIVIBINGAN SKRIPSI Nomor : Urr.O I /F. 1/KN{.0 1.3/ ^.......12A14 Jakarta, 16 Oktober 2014 tr-arnp. : - F{al : Bimbingan Skripsi Kepada Yth. Yuali;Munadi, MA Pembimbing Skripsi Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta" A ss al amu' al aikum w r.w b. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pernbimbing IAI (materi/tekn i s) penulisan skrips i mahas isrva: Nama NIM Jurusan Semester Judul Skripsi :Yani : 1110011000070 : Pendidikan Agama Islam : lX (sembilan) : UPAYA GURU MENGEMBANGKAN I(BCERDASAN II.{TERPERSONAL DAN INTRAPER.SONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 17 Fetrruari 2014, abstrakst/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila 'perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahtilu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam rvaktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. I{as s al aruu' al a i kum y, r. w b. Agama Islam | Tembusan: l. 2. Dekan FITK Mahasiswa ybs. 002 KEIBEENTEKTAN AGAMA KANTOR WII,AYAH PROVINSI DAERAH KTIUSUS IBUKOTA JAKAKTA JL. D.t. PANJAITAN NO. 10 TELPON 8197479 (HU'NTING) FAX 8512402 KODE POS 13:i40 lz1 Nomor Sifat Lamp t{tu.09.4121tL.001 Penting Hal Re ko m e n da s i Me n g a da ka tt Jakarta, 1201a J Oktober 2014 n Obseruasi da n Pen etitia n Kepada Yth Kepala Madrasah Aliyah Negeri 4 lakarta lakafta , Assalamu'alaikum Wr. Wb Berdasarkan permohonan Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN lakarta Nomor : Un.01/Ft1KM.01.312777120L4 Tanggpl, 06 Oktober 2014, perihal tersebut pada pokok surat di atas, untuk mengadakan Observasi dan penelitian sebagai bahan pembuatan skripsi atas nama : Nama Strata NIM Program Study : : : : YANI S-1 1110011000070 Pendidikan Agama Islam yang berjudul "upaya untuk Mengembangkan Kecerdasian Interperional dan fnffapersonal Siswa dalam Pembelaiaran PAIi milka kami rekomendasikan kepada mahasiswa tersebut untuk melaksanakan observ'asi dan penelitian di Madrasah Aliyah Negeri 4 lakarta Demikian Rekomendasi ini diberikan untuk dipergunakan sebagamana mestinya. Wassalam, W ktYI Pendidikan Madrasarh -.,. 1i991021001 Tembusan Yth: 1. Kepala Kanwil Kementerian Agama Prov. DKI Jakarta; 2. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota lakarta Selatan' KEMENTERIAN AGAMA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN} 4 JAKARTA lnduk : Filial : , Jl. Ciputat Raya, Pondok Pinang, Kebayoran Lama,.Jakarta Selatan, ]fp. O27-7690283.Fax.021-7697195 l/:rc website : www.mon4ikt.kemehaq.qo.id E-mail : [email protected] Jl. M. Kahfi ll No. 64 Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 72640T|p./Fax.021-7868970 Website'.www.mo-alozhar.com SURAT E-mail: [email protected] KtrTERANGAN No*offi,4a,tzotq : I 4 Jakarta ruf$ Syahid, Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa dibawah ini : Nama : Yani NIM :11i0011000070 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Jenjang Pendidikan : ( 31) Strata Satu Nama tersebut diatas adalah benar Mahasiswa Universitas Islam Negeri telah melaksanakan penelitian di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta. Penelitian dilaksanakan pada tanggal'.9 Oktober s.d. 28 November 2014, dengan judul skripsi Guru N,Iengembangkan Kecerdasan Interpersonal Pembelajaran PAI " Upaya dan Intrapersonal Siswa dalam ". Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. 16 Desember2014 ,-4 lah, M.Pd 1 994032001 9660608 No. Dok : MA-FR-15-03-02 Tgl. Terbit : 01-1 1-2010 No. Revisi: 02 Hal: l/1