penerapan model pembelajaran discovery learning disertai media

advertisement
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI
MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS
VIII SMPNEGERI33 PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Windi Mulia¹, Diana Susanti², Lince Meriko²
¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
²Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT
Learning sains in SMP Negeri 33 Padang have the students that less active in the
class and it also teacher center, so it makes students achievement in learning sains is
low. Learning model that used by teacher is not variety. Purpose of this research is to
know the application of learning Discovery Learningmodel with picture to the students
biology learning outcomes VIII. This research that use Randomized Control-Group
Postest Only Design. Technique sampling of this research is Purposive Random
Sampling. Data of this research is students achivement that include affective, cognitive
and psikomotor domain. Affective result of 85.13 experimental class, and control class
81,58. The cognitive result of the experiment class is 76.57, the control class is 69.93.
The results of the experiment class psychomotor 89.91 and the control class
92.08.Analysis the data use normalitas test, homogenitas and hypotesis. The result of
the study is the apply of Discovery Learning with picture can increase students
achivement in learning biology at VIII of SMP Negeri 33 Padang in academic year
2016/2017.
Keywords : Discovery Learning, Picture, Photosynthesis.
proses pembelajaran IPA di SMP Negeri
PENDAHULUAN
Biologi
yang
33 Padang siswa kurang aktif dan
memerlukan pemahaman, oleh karena itu
pembelajaran masih berpusat pada guru,
dalam proses pembelajaran di kelas guru
sehingga pembelajaran cenderung satu
dituntut
model
arah yaitu dari guru ke siswa. Lalu saat
pembelajaran yang dapat memotivasi
guru menjelaskan materi pembelajaran,
siswa untuk dapat memahami konsep dari
tidak semua siswa yang memperhatikan.
materi
dapat
Pada saat tanya jawab, tidak semua siswa
aktif.
yang aktif menjawab pertanyaan dari
dan
guru. Kurangnya minat dan motivasi
untuk
yang
adalah
ilmu
menggunakan
dipelajari
serta
merangsang
siswa
untuk
Berdasarkan
hasil
observasi
wawancara penulis dengan guru biologi di
siswa
dalam
SMP Negeri 33 Padang pada tanggal 9
pembelajaran bersifat pasif. Model dan
Januari 2017 didapatkan bahwa dalam
metode
yang
belajar
digunakan
membuat
guru
saat
mengajar juga kurang bervariasi. Guru
memerlukan media pembelajaran, media
cenderung
menggunakan
model
yang sesuai dengan model pembelajaran
pembelajaran
langsung
metode
Discovery Learning salah satunya adalah
dan
ceramah. Hal ini menyebabkan hasil
media gambar.
belajar biologi siswa masih rendah dan
Model
pembelajaran
Discovery
berada di bawah Kriteria Ketuntasan
Learning adalah model pembelajaran
Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah
yang
yaitu 80 terutama pada materi fotosintesis
ditemukannya konsep atau prinsip yang
dan
Materi
sebelumnya tidak diketahui. Masalah
fotosintesis ini termasuk materi yang sulit
yang diberikan kepada siswa sebuah
oleh siswa. Materi ini dikatakan sulit
permasalahan yang direkayasa oleh guru.
karena pada materi ini siswa dituntut
Selain
untuk mampu memahami bagaimana
Learning ingin mengubah kondisi belajar
proses
yang pasif menjadi aktif dan kreatif,
gerak
pada
tumbuhan.
fotosintesis
membuktikan
hasil
dan
mampu
itu
menekankan
penggunaan
pada
Discovery
dari
mengubah pembelajaran yang teacher
percobaan yang dilakukan oleh beberapa
oriented ke student oriented, mengubah
ilmuan. Pada materi gerak pada tumbuhan
modus expository siswa hanya menerima
siswa
informasi secara keseluruhan dari guru ke
mengalami
fotosintesis
lebih
kesulitan
saat
memahami berbagai macam gerak serta
modus
contoh gerak pada tumbuhan. Karena
informasi sendiri(Kemendikbud, 2014:
gerak pada tumbuhan ini cukup banyak
42). Selain itu, dengan disertai media
pembagiannya
sulit
gambar dapat mengarahkan siswa untuk
membedakan antara gerak yang satu
lebih memahami dengan mudah materi
dengan gerak yang lainnya.Berdasarkan
fotosintesis dan gerak pada tumbuhan
uraian
karena
di
sehingga
atas,
perlu
siswa
dilakukan
peningkatan proses pembelajaran biologi
dengan
menggunakan
discovery
mereka
siswamenemukan
dapat
mengamatinya
langsung melalui gambar-gambar.
model
Media gambar merupakan media
pembelajaran yang bervariasi dan sesuai
yang umum dipakai untuk berbagai
dengan materi yang diajarkan. Salah
macam kegiatan pembelajaran. Gambar
satunya adalah dengan penerapan model
yang
pembelajaran Discovery Learning. untuk
menyampaikan
menunjang
digunakan untuk melatih keterampilan
model
pembelajaran
ini
baik
bukan
hanya
dapat
saja
tetapi
dapat
berfikir
serta
dapat
mengembangkan
semester 2 pada bulan Februari 2017
kemampuan imajinasi siswa. Misalkan
Tahun Pelajaran 2016/2017. Rancangan
diberikan kepada siswa sebuah gambar,
penelitian
Kemudian
rancangan
mereka
disuruh
untuk
yang
digunakan
penelitian
adalah
Randomized
menceritakan kejadian yang nampak pada
Control-Group Posttest Only Design dan
gambar
pengambilan
sesuai
(Sanjaya
2012:
keuntungan
gambar
dengan
dari
ini
166).
persepsinya
Salah
penggunaan
adalah
gambar
sampel
menggunakan
satu
teknikpurposive random sampling(Lufri
media
2007:69). Prosedur penelitian terdiri dari
dapat
tiga
mengatasi ruang dan waktu karena tidak
semua benda, objek atau peristiwa dapat
bagian
yaitu
tahap
persiapan,
pelaksanaan,dan tahap akhir.
Populasi
dalam
penelitian
ini
dibawa ke dalam kelas dan tidak selalu
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
bisa anak- anak di bawa ke objek atau
Negeri 33 Padang semester 2 tahun
peristiwa,
dapat
pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 6
mengatasi hal tersebut (Sadirman 2012:
kelas. Setelah melakukan pengundian
29-31). Tujuan dari penelitian ini adalah
menggunakan teknikpurposive random
untuk
model
sampling yang terambil pertama adalah
pembelajaran Discovery Learning disertai
kelas VIII1 yang dijadikan sebagai kelas
media gambar terhadap hasil belajar
eksperimen dan yang terambil kedua
biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 33
adalah kelas VIII2 yang dijadikan sebagai
PADANG.
kelas kontrol.
gambar
mengetahui
atau
foto
penerapan
Berdasarkan uraian di atas penulis
Instrumen tes yang digunakan
telah melakukan penelitian yang berjudul
pada ranah kognitif berupa soal pilihan
“penerapan
ganda dengan empat options berjumlah 31
Discovery
model
media
butir. Instrumen tes berupa soal pilihan
gambar terhadap hasil belajar biologi
ganda di uji cobakan pada kelas yang
siswa
berbeda. Agar instrumen tes tersebut
kelas
Learning
pembelajaran
VIII
disertai
SMP
Negeri
33
PADANG tahin pelajaran 2016/2017.
menjadi alat ukur yang baik, maka perlu
dilakukan analisis soal melalui validitas
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan di
SMP Negeri 33 Padang di kelas VIII
tes, reliabilitas soal (Arikunto, 2015: 85117), indeks kesukaran soal dan daya
beda (sudijono, 2010: 372-390).
Ranah afektif
melalui penilaian
Penilaian ranah afektif pada kedua
diri dan ranah psikomotor dari penilaian
kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan
produk (laporan hasil pengamatan gambar
kelas kontrol terdiri dari 5 indikator.
dan
mengetahui
Setiap indikator mempunyai 2 pernyataan
hipotesisnya diterima maka dilakukan uji-
positif yang dinilai berdasarkan kegiatan
t. Sebelum uji hipotesis dilakukan uji
yang
normalitas dan uji homogenitas variens
pembelajaran berlangsung. Berdasarkan
kedua kelas sampel (sudjana 2005:466).
uji t yang telah dilakukan dapat diketahui
resume).
Untuk
dilakukan
selama
proses
bahwa hipotesis ditolak, artinya model
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran Discovery Learning disertai
1.
media gambar tidak dapat meningkatkan
Ranah Afektif
Data hasil penilaian afektif siswa
dapat dilihat pada Gambar 1.
Prestasi belajar afektif ditentukan oleh
100 95,1 89,65
89,7
83,8
87,6
90
83,9
84,84
79,88
80
70,4 71,26
70
Nilai Rata-Rata
hasil belajar siswa pada ranah afektif.
sikap
atau
perilaku
siswa
dalam
melakukan kegiatan pembelajaran seperti
jujur,
cermat,
disiplin,
gagasan,
berani
60
menyampaikan
bekerjasama,
50
kritis dan lain-lain (Azizi, Suciati &
40
Maridi, 2014: 15).
30
Pada penilaian ranah afektif yaitu
20
10
0
1
2
3
4
5
Kelas
Eksperi
men
Kelas
Kontrol
aspek kesungguhan dalam belajar biologi,
pada
kelas
menunjukkan
Gambar 1. Penilaian Diri Per Indikator
Ranah Afektif
Kelas
Eksperimen Dan Kelas
Kontrol, 1. Kesungguhan, 2.
Kemauan,
3.
Saling
Menghargai, 4. Rasa Peduli,
5. Karakter
eksperimen
siswa
kesungguhannya
telah
dalam
belajar, terlihat sudah banyak siswa yang
memperhatikan penjelasan guru dengan
sungguh-sungguh dan mau mengikuti
langkah-langkah
model
pembelajaran
yang diterapkan guru. Menurut Fitiani
(2014: 3) menyatakan model Discovery
Berdasarkan Gambar 2 terlihat
bahwa, nilai rata-rata ranah afektif kelas
eksperimen pada setiap indikator lebih
tinggi daripada kelas kontrol.
Learning juga berpengaruh pada ranah
afektif atau sikap siswa terutama pada
tahap data collection.
Pada
kelas
kontrol,
terlihat
sebagian
siswa
yang
sibuk
dengan
kesungguhan siswa masih kurang. Siswa
kegiatannya sendiri,
sudah
bertanya ada yang tidak mendengarkan.
mau
mengikuti
proses
pada saat
guru
pembelajaran
biologi
sampai
akhir
Indikator keempat yaitu aspek rasa
pembelajaran
tetapi
siswa
tidak
peduli pada kelas eksperimen juga baik,
memperhatikan secara sungguh-sungguh
Siswa
dan
temannya
sudah
saling
ketika guru menjelaskan materi didepan
memberikan
informasi
atau
saling
kelas, ada sebagian siswa yang meribut
bertukar informasi tentang materi yang
dan berbicara dengan teman sebangkunya,
sedang dibahas, terlihat disini sudah
ada juga beberapa siswa yang berjalan-
adanya rasa kepedulian disaat proses
jalan didalam kelas sehingga menggangu
pembelajaran.
konsentrasi siswa yang lain. Sehingga
Pada indikator kelima yaitu karakter
konsentrasi dan minat siswa dalam belajar
dalam belajar biologi pada kedua kelas
menjadi
berhasil
sampel masih kurang, terlihat pada saat
antara
mengerjakan kuis yang diberikan guru
siswa, mereka akan juga menemukan
banyak siswa yang mencontek, artinya
kesediaan di antara siswa untuk belajar
mereka tidak mengerjakan secara mandiri
dan
atau secara individu. Terlihat siswa belum
kurang.
merangsang
Jika
guru
keingintahuan
berperilaku
baik
di
(Febriyanti
&
Seruni, 2014 : 247).
disiplin
Pada indikator kedua yaitu aspek
kemauan dalam belajar biologi, pada
kelas
eksperimen
siswa
telah
memperlihatkan
kemauannya
dalam
belajar
terlihat
siswa
biologi
dari
mengerjakan tugas yang diberikan guru
dengan baik. Sehingga sudah terlihatnya
kemauan siswa dalam pembelajaran yang
dalam
mengikuti
proses
pembelajaran. Untuk dapat menjamin
hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan
yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran
tidak menjadi perhatian siswa, maka
timbullah kebosanan, sehingga mereka
tidak
suka
dalam
mempelajarinya
(Wulandari dkk, 2014 : 26).
diterapkan guru. Pada kelas kontrol
kemauan dalam belajarnya masih kurang.
Metode ceramah yang digunakan guru
mengakibatkan siswa cepat merasa bosan
pada saat pembelajaran berlangsung, ada
2.
Ranah Kognitif
Berdasarkan hasil analisis jawaban
siswa pada tes akhir, maka diperoleh rata-
rata hasil belajar siswa seperti pada
ceramah dan tanya jawab. Hal ini dapat
Gambar 2.
terlihat dari nilai rata-rata tes akhir kelas
eksperimen yaitu 76,57 dan pada kelas
76,57
Nilai Rata-Rata
kontrol 69,93. Model Discovery Learning
69,93
80
70
membuat siswa lebih aktif dalam belajar,
60
karena
50
Kelas
Kontrol
40
pengetahuan
Kelas
Eksperimen
30
20
dengan
model
dan
ini
keterampilan
maka
yang
diperoleh oleh siswa diharapkan bukan
hasil mengingat seperangkat fakta-fakta,
tetapi dari hasil menemukan sendiri (
10
0
Kadri & Meika Rahmawati, 2015:32).
Kelas VIII.1 Kelas VIII.2
Penggunaan model pembelajaran
Gambar 2. Diagram Nilai Rata-Rata
TesAkhir Ranah Kognitif
Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
BerdasarkanGambar2
terlihat
bahwa hasil belajar biologi siswa pada
materi
fotosintesis
dan
gerak
pada
tumbuhan kelas eksperimen memiliki
rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dapat dilihat bahwa hasil
biologi
siswa
pada
kelas
eksperimen pada materi fotosintesis dan
gerak pada tumbuhan dengan penerapan
model pembelajaran Discovery Learning
disertai
media
Learning
pembelajaran
mudah
dalam
membuat
memahami
siswa
tentang
proses
lebih
materi
fotosintesis dan gerak pada tumbuhan,
karena
pada
Discovery
model
Learning
pembelajaran
ini
siswa
mengidentifikasi sendiri masalah-masalah
yang mereka temukan. Pada model
pembelajaran Discovery Learning ini
dengan kelas kontrol.
belajar
Discovery
gambar
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Ratarata nilai pada kelas eksperimen lebih
tinggi daripada hasil belajar siswa pada
kelas kontrol yang menggunakan metode
siswa melakukan kegiatan diskusi di
dalam kelompok, sehingga pada saat
proses pembelajaran siswa dapat bekerja
sama dan saling berbagi informasi. Hal ini
dapat membuat siswa menjadi lebih aktif
dalam belajar dan meningkatkan cara
berfikir
peningkatan
siswa
sehingga
dalam
terjadi
pembelajaran.
Penentuan peningkatan prestasi belajar
kognitif siswa adalah pemahaman siswa
tentang materi yang dipelajari melalui
kegiatan penyelidikan atau praktikum
kebanyakan siswa tidak berani bertanya
(Azizi, Suciati & Maridi, 2014: 15).
meskipun ada materi yang tidak mereka
Selain
itu
peranan
media
pahami. Kelemahan pembelajaran pada
pembelajaran pada penelitian ini juga
kelas
sangat membantu siswa dalam belajar.
keinginan serta minat siswa untuk belajar
Media gambar yang digunakan pada kelas
aktif dan mandiri, hanya beberapa siswa
eksperimen adalah salah satu hal yang
yang mau bertanya kepada guru sehingga
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan
pembelajaran kurang terlaksana dengan
menggunakan media gambar pada saat
baik.
pembelajaran ternyata dapat menarik
kontrol
ini
Melalui
adalah
ceramah
kurangnya
sangat
sulit
perhatian siswa sehingga memicu minat
untuk mengetahui apakah seluruh siswa
siswa
sudah mengerti apa yang dijelaskan.
untuk
dengan
mengikuti
baik,
materi
Terlihat dari nilai rata-rata kelas kontrol
fotosintesis dan gerak pada tumbuhan ini
lebih rendah dari kelas eksperimen. Pada
media gambar sangat berperan penting
proses pembelajaran berlangsung siswa
untuk membahas proses fotosintesis dan
kurang
gambar tentang berbagai macam gerak
menerima dari guru saja, tidak ada umpan
yang terjadi pada tumbuhan yang tidak
balik
semua gerak dapat diamati siswa secara
kurang
langsung. Hasil belajar yang meningkat
Pengajaran
dipengaruhi
dalam
keingintahuan anak jauh lebih memotivasi
menyampaikan materi pada saat proses
dengan efektif daripada memaksa mereka
belajar mengajar berlangsung (Sukardi,
untuk
2015: 7).
mereka
Pada
karena
pembelajaran
oleh
cara
kelas
pada
guru
kontrol
dengan
aktif
hanya
sehingga
menunggu
proses
terlaksana
pembelajaran
dengan
yang
mengerjakan
anggap
dan
baik.
memuaskan
tugas-tugas
tidak
relevan
yang
dan
membosankan. Oleh karena itu cara guru
penerapan metode ceramah dan tanya
berinteraksi
jawab
cenderung
mengajarnya itu penting dalam mencegah
menjelaskan
perilaku tak pantas (Febriyanti & Seruni,
siswa
mendengarkan
hanya
guru
pembelajaran didepan kelas saja dan
hanya sebagian siswa yang melakukan
tanya jawab pada saat pembelajaran
berlangsung. Pada kelas kontrol ini
2014 : 247).
dengan
anak
dan
cara
kedua ranah yang lainnya ( Octavia, 2015:
3. Ranah Psikomotor
Berdasarkan
hasil
psikomotor
2).
siswa pada maka diperoleh data seperti
Nilai Rata-Rata
pada Gambar 3.
100
80
60
40
20
0
Ranah psikomotor dinilai dari 2
aspek yaitu Kelengkapan isi laporan
dilihat dari komponen identitas dan isi
80,91
80,83
71,5
69,72
laporan yang sistemastis sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
penilaian
terlihat
bahwa
masih
ada
beberapa laporan yang dibuat siswa
kurang lengkap dan tidak relevan dengan
tujuan pembelajaran. Siswa mengalami
kesulitan dalam membuat pertanyaan dan
Gambar 3. Penilaian Ranah Psikomotor
Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
Dari Gambar 3 diketahui bahwa
nilai rata-rata psikomotor pada kelas
eksperimen lebih tinggi daripada nilai
rata-rata psikomotor kelas kontrol.
Hasil
belajar
pada
ranah
psikomotor pada kelas eksperimen dinilai
dari laporan hasil pengamatan gambar dan
pada kelas kontrol dinilai dari hasil
resume yang dibuat. Hasil penilaian
psikomotor kelas eksperimen lebih rendah
dari kelas kontrol yaitu memiliki rata-rata
89,91, sedangkan pada kelas kontrol
memiliki rata-rata 92,08. Kemampuan
psikomotorik
kemampuan
dipengaruhi
afektif
siswa.
oleh
Hal
ini
membuktikan bawa kemampuan afektif
memiliki keterkaitan dan mempengaruhi
merumuskan
hipotesis,
karena
siswa
belum terbiasa dengan langkah-langkah
model pembelajaran Discovery Learning
yang diterapkan oleh guru. Penilaian pada
aspek penulisan dinilai dari isi laporan
ditulis dengan rapi, jelas dan bersih.
Berdasarkan hasil laporan sudah dibuat
secara jelas sehingga tidak sulit untuk
dibaca, tetapi ada beberapa laporan yang
kerapiannya masih kurang, terlihat dari
masih
banyak
coretan-coretan
pada
laporan sehingga laporan kurang bersih.
Berdasarkan hasil penilaian pada
kelas kontrol terlihat pada resume yang
dibuat siswa sudah lengkap dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran. siswa tidak
begitu kesulitan dalam membut resume,
karena sebelumnya guru sudah terlebih
dahulu menjelaskan materi didepan kelas
dan siswa juga bisa membaca buku
Ikatan Alumni Fisika Universitas
Negeri Medan, Vol. 1 No.1, 2933.
sumber sebagai panduan dalam membuat
resume sehingga lebih mudah dalam
mengerjakannya. Resume dibuat lebih
Kemendikbud.
2014.
Model
Pembelajaran
Penemuan
(Discovery
Learning).
Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan. Jakarta.
rapi, jelas dan lebih bersih sehingga
resume yang dibuat siswa lebih mudah
untuk dibaca. Peran dan tugas belajar dari
seorang pelajar ini haruslah muncul dalam
Lufri.
diri setiap pelajar ( Sartono, 2014:1).
2007. Strategi Pembelajaran
Biologi. Padang: UNP Press.
.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan
dapat
disimpulkan
bahwa
penerapan model pembelajaran Discovery
Learning disertai media gambar dapat
meningkatkan hasil belajar biologi siswa
kelas VIII SMP Negeri 33 Padang tahun
Octavia, F. 2015. Analisis Kemampuan
Siswa Kelas X. Jurnal Fisika Dan
Pendidikan Fisika: Vol 1, No.2.
Sadirman. 2012. Media pendidikan.
Jakarta: Pustekkom Dikbud Dan
rajagrafindo Prsada.
Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi
Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
pelajaran 2016/2017.
Sudjana.
2005.
Metoda
Statistik.
Bandung: Tarsito Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Azizi, Suciati dan Maridi. 2014.
Pembelajaran Biologi Dengan
Model
Pbl
Dengan
Metode
Eksperimen Disertai Teknik “Vee
Diagram”
Dan
“Fishbone
Diagram” Ditinjau Dari Aktivitas
Dan Kreativitas Belajar Siswa.
Jurnal Inkuiri, vol 3, No.1, 8-18.
Febriyanti & Seruni. 2014. Peran Minat
Dan Interaksi Siswa Dengan
Guru Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar
Matematika.
Jurnal
Formatif, 4(3), 245-254.
Kadri
& Meika Rahmawati. 2015.
Pengaruh Model Pembelajaran
Discovery Learning Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Pokok Suhu Dan Kalor. Jurnal
Sudijono. (2012). Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Pers.
Sartono, Y. 2014. Peningkatan Tanggung
Jawab Belajar Melalui Layanan
Penguasaan Konten Dengan
Teknik Role Playing. Jurnal
Penelitian Tindakan Kelas: Vol
16, No.2
Sukardi, I. 2015. Pengaruh Metode
Pembelajaran
Discovery
Learning Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Kelas Vii Di Mts
Putra Mandiri. Jurnal Bioilmi,
Vol 1. No. 1.
Wulandari, Sutrisno Dan Pudjo Suharso.
2014. Analisis Kesulitan Belajar
Akuntansi Pada Materi Jurnal
Penyesuaian (Studi Kasus Pada
Siswa Kelas XI IPS Di SMA
Negeri 1 Pakusari Tahun Ajaran
2013-2014). Jurnal Edukasi
UNEJ,
1(2),
23-2
Download