JENIS-JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DI SUNGAI BATANG NAGA KECAMATAN KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT 𝐌𝐢𝐬𝐰𝐚𝐫𝐝𝐢 𝐀𝐧𝐣𝐚𝐬 𝟏 , 𝐑𝐞𝐧𝐧𝐲 𝐑𝐢𝐬𝐝𝐚𝐰𝐚𝐭𝐢𝟐 , 𝐅𝐚𝐜𝐡𝐫𝐮𝐥 𝐑𝐞𝐳𝐚𝟐 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumaterra Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected] 1 ABSTRACT This research that had been done got 15 species fishes of 12 genus, 8 famillies and 5 ordo (Osteochilus wandersii, Osteochilus hasseltii, Tor tambra, Puntius binotatus, Puntius lateristriga, Rasbora sumatrana, Cyclocheilictys apogon, Nemacheilus fasciatus, Channa striata, Oreocrhomis niloticus, Mystus sabanus, Mystus planiceps, Clarias batrachus, Monopterus albus and Aplocheilus panchax). Measurement of water physical-chemistry factors obtained average temperature 24-28℃, average acydity value (pH) 7.9-6.8, average velocity 0.4180.225 m/s and average dissolved oxigen (DO) 7.79-7.45 mg/L. Conditions of water physical-chemistry factors in Batang Naga Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat were adequate for fishes live. Keyword : River, Fishes, Phisycal-Chemistry Factors. torehan di permukaan bumi yang PENDAHULUAN Di Indonesia spesies ikan air merupakan penampung dan penyalur tawar yang telah teridentifikasi sekitar alamiah aliran air dan material yang 1000 spesies, sedangkan ikan laut dibawanya dari bagian hulu ke bagian sekitar 2700 spesies dan diperkirakan hilir suatu daerah pengaliran ke daerah masih yang ada spesies yang belum lebih rendah dan akhirnya teridentifikasi. Jumlah spesies yang bermuara ke laut (Soewarno, 1991). Di sedemikian tersebut sangat bervariasi suatu aliran sungai hidup bermacam- dalam bentuk dan ukuran, dan juga macam organisme salah satunya ikan. menghuni berbagai jenis perairan. Ikan Kehidupan menghuni semua bentuk ekosistem tergantung kepada faktor fisika dan baik laut, perairan payau ataupun kimia air, misalnya suhu air, kecepatan perairan tawar (Rahardjo, dkk. 2011). arus air, kekeruhan air, warna air, Salah satu habitat ikan di perairan kedalaman badan air, partikel subtrat, tawar adalah sungai. Sungai adalah derajat keasaman air (pH), kandungan organisme air sangat oksigen terlarut dalam air atau DO, menghindari akibat banjir (Kottelat, et Salinitas, al. 1993). karbodioksida bebas, alkalinitas dan kandungan nitrogen (Suin, 2002). Sungai Batang Naga merupakan salah satu sungai yang terdapat di Keberadaan suatu Jorong IV Koto Kecamatan Kinali kepada Kabupaten Pasaman Barat. Sungai ini kemampuan fisiologis dan struktur mengalir melewati desa Sungai Paku organ terhadap hingga desa Batiuba. Kondisi sungai dalam Batang Naga pada bagian hulu berarus memanfaatkan sumber pakan yang cepat yang dasar sungainya berbatu dan tersedia dan mendapatkan tempat yang berkerikil. Pada bagian hilir arusnya cocok untuk melakukan reproduksi lambat (Rahardjo, dkk. 2011). Faktor yang berkerikil, berpasir dan ada juga yang mempengaruhi distribusi ikan di sungai berlumpur. Di sungai Batang Naga yaitu ketersediaan tumbuh-tumbuhan, banyak terdapat lubuk-lubuk sungai tajuk-tajuk peneduh yang cendrung sebagai tempat yang disukai oleh ikan. mengurangi kelimpahan bentos di Di sepanjang aliran sungai terdapat dasar air tetapi meningkatkan jumlah perkebunan masyarakat, di tebing- invertebrata darat yang jatuh ke dalam tebing air sebagai makanan bagi ikan, serta tumbuhan paku dan gelagah yang distribusi arus dan genangan-genangan menjulai ke dalam sungai sebagai air. Pada waktu hujan lebat sungai tempat mencari makan dan berlindung meningkat dan dalam beberapa kasus bagi ikan. perairan ikan di bergantung untuk beradaptasi lingkungan terutama ikan yang lebih besar berenang ke hulu untuk berkembangbiak. pengunjung ini Ikan-ikan terkadang bersifat dengan sungai dasar sungainya banyak terdapat Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan didapatkan informasi bahwa sungai ini dimanfaatkan oleh predator (pemangsa) dan mendesak masyarakat sebagai tempat mencari komunitas ikan yang menetap, ada juga ikan untuk dikonsumsi dan dijual. dari ikan-ikan ini yang berenang ke Ikan-ikan di sungai ini ditangkap arah dengan menggunakan alat tangkap hulu selama banjir untuk berupa pancing, jaring insang, jala, tangguk bubu dan setrum. Jenis-jenis Zaenudin (2013) bahwa selain tempat ikan hasil tangkapan nelayan dengan hidup organisme sungai juga memiliki menggunakan alat tangkap tersebut peran sebagai tempat pembuangan seperti ikan Lele, ikan Panjang, ikan yang berasal dari limbah aktivitas Lelan, ikan Gurame, ikan Pampandan, manusia seperti limbah dari daerah ikan Kapareh, ikan Kiruang, ikan Nila, pertanian, pemukiman, pariwisata dan ikan Gariang dan ikan Nginggia. industri yang berada di sekitar sungai. Sungai Batang Naga juga Pencemaran sungai ini akan dimanfaatkan oleh salah satu industri berdampak buruk terhadap ekosistem pabrik kelapa sawit PT. Sari Buah sungai terutama pada ikan, seperti Sawit tempat terganggunya kemampuan ikan untuk pembuangan limbah cair, sehingga beradaptasi, berkembangbiak dan pola menyebabkan sungai Batang Naga penyebaran ikan. Rumapea (2016) menjadi tercemar. Menurut Putra dan menyatakan bahwa ikan merupakan Putra (2014) pencemaran sungai sangat salah satu organisme akuatik yang sering terjadi akibat dari buangan rentan terhadap perubahan lingkungan, limbah pabrik industri, seperti halnya terutama yang disebabkan pembuangan pencemaran sering limbah cair atau padat ke badan air yang sebagai hasil aktivitas manusia baik cair secara lansung maupun tidak lansung. (SBS) dirisaukan diakibatkan sebagai sungai yang masyarakat buangan limbah kelapa sawit dari beberapa pabrik yang Limbah-limbah ada dari berbagai daerah. Pencemaran tersebut yang disebabkan oleh aliran dari perairan, baik fisik, kimia maupun limbah cair pabrik sawit PT. SBS biologi. terhadap sungai Batang Naga, terlihat kehidupan ikan dalam suatu perairan. pada yang Jika hal ini terjadi terus menerus dapat menjadi keruh serta perubahan subtrat menyebabkan berkurangnya populasi sungai yang berlumpur karena adanya maupun jenis ikan. perubahan warna air endapan dari partikel-partikel yang terbawa oleh aliran limbah tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat hasil pembuangan mempengaruhi kualitas Karena ini mempengaruhi pabrik sawit. Stasiun II berlokasi di METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada desa Batiuba yang aliran sungainya bulan Maret 2017 di Sungai Batang sudah dicemari oleh aliran limbah cair Naga Kecamatan Kinali Kabupaten dari pabrik sawit. Analisis data dengan Pasaman Barat. Identifikasi sampel cara mendeskripsikan masing-masing dilakukan di Laboratorium Zoologi jenis ikan tersebut. Data primer yang Program Studi Pendidikan Biologi diperoleh Sekolah dalam bentuk tabel, gambar dan uraian. Tinggi Keguruan IlmuPendidikan Dan (STKIP) dari lapangan disajikan PGRI Sumatera Barat. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode penelitian ini adalah Dari hasil penelitian yang telah menggunakan metode survey deskriptif dilakukan tentang jenis-jenis ikan yang yaitu melalui pengamatan atau koleksi tertangkap di sungai Batang Naga langsung teknik Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman pengambilan sampel dilakukan dengan Barat, didapatkan 15 spesies ikan dari purposive sampling yaitu pengambilan 12 genus, 8 family dan 5 ordo (Tabel sampel 1). Untuk parameter faktor fisika-kimia di lapangan, dilakukan dengan kondisi sungai yang bebeda. Stasiun I berlokasi air seperti suhu, kecepatan arus, derajat di desa keasaman (pH) serta kandungan Kampung Jambu, dimana aliran sungai oksigen terlarut (DO) dapat dilihat belum dicemari oleh aliran limbah cair pada Tabel 2. Tabel 1 : Spesies ikan yang tertangkap di sungai Batang Naga Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Ordo Family Spesies Nama lokal Cypriniformes Cyprinidae Osteochilus wandersii Osteochilus hasseltii Tor tambra Puntius binotatus Puntius lateristriga Rasbora sumatrana Cyclocheilictys apogon Nemacheilus Lelan Stasiun I II 12 23 Sokan Gariang Kapareh Kapiua Pantau Subahan 2 1 4 2 13 1 1 3 7 19 - 3 4 11 2 32 1 Tali-tali 1 - 1 Nemacheilidae Tota l 35 Perciformes Channidae Cichlidae Siluriformes Bagridae Claridae Shinbranchida e Aplocheilidae Shinbranchiforme s Cyprinodontiform es fasciatus Channa striata Oreocrhomis niloticus Mystus sabanus Mystus planiceps Clarias batrachus Monopterus albus Kiruang Nila Aplocheilus panchax 1 19 1 34 2 53 Pampandan Nginggia Lele Belut 3 2 2 1 2 - 1 3 4 2 Bada Senter 3 6 9 66 97 163 Jumlah Tabel 2 : Hasil pengukuran faktor fisika-kimia air di sungai Batang Naga Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Parameter Stasiun I Stasiun II Suhu (℃) 24℃ 28℃ Derajat Keasaman (pH) 7,9 6,8 Kandungan Oksigen 7,79 mg/L 7,45 mg/L 0,418 m/s 0,225 m/s (DO) Kecepatan Arus (m/s) Berdasarkan penelitian panchax dan Oreocrhomis niloticus. yang telah dilakukan, maka didapatkan Pada stasiun II didapatkan 10 spesie 15 spesies dari 12 Genus, 8 Family dan ikan 5 Ordo seperti pada Tabel 1. Jumlah Osteochilus ikan yang tertangkap pada kedua Puntius binotatus, Rasbora sumatrana, stasiun bervariasi. Pada stasiun I Channa ditemukan Clarias Osteochilus 14 hasil spesies wandersii, ikan yaitu Osteochilus hasselti, Tor tambra, Puntius binotatus, yaitu Osteochilus hasselti, striata, wandersii, Tor Mystus batrachus, tambra, sabanus, Aplocheilus panchax dan Oreocrhomis niloticus. Ikan-ikan yang tertangkap Puntius lateristriga, Rasbora sebanyak 163 ekor. Pada stasiun I sumatrana, Cyclocheilictys apogon, jumlah ikan yang tertangkap yaitu Nemachilus fasciatus, Channa striata, sebanyak 66 ekor dan pada stasiun II Mystus planiceps, Clarias batrachus, sebanyak 97 ekor. Jika dibandingkan, Monopterus jumlah individu yang tertangkap pada albus, Aplocheilus stasiun I lebih sedikit dari pada stasiun Oreacrhomis niloticus bukanlah ikan II. Sedikitnya jumlah individu ikan asli melainkan ikan pendatang, karena tersebut disebakan oleh kondisi sungai pada sungai Batang Naga juga terdapat yang dasarnya berbatu, air sungai aliran dangkal serta perairan sungai yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sempit. sumber air kolam maupun untuk Menurut Djuhanda (1981) anak-anak sungai sehingga yang sungai yang subtratnya berbatu kurang karamba disukai oleh ikan dan perairan sungai kemungkinan yang sempit, sedikit pula macam niloticus lepas dari kolam maupun kondisinya, sehingga jumlah ikan yang karamba kemudian berenang mengikuti menempati sungai tersebut lebih sedikt. aliran ikan anak-anak adanya Oreocrhomis sungai dan Pada stasiun I individu yang berkembangbiak di sungai tersebut. dominan ditemukan yaitu Oreocrhomis Menurut Kottelat, et al. (1993) ikan niloticus sebanyak 19 ekor, Rasbora Oreocrhomis niloticus dimasukan ke sumatrana sebanyak 13 ekor dan Indonesia melalui budidaya di kolam, Osteochilus wandersii sebanyak 12 tetapi ada juga dilepaskan di danau- ekor. Spesies ikan yang lain, selain dari danau dan sungai. tiga jenis tersebut hanya ditemukan Spesies ikan yang tertangkap sedikit yaitu 1-4 ekor. Dari jumlah pada stasiun I seperti Tor tombra, tersebut, Oreocrhomis niloticus adalah Cyclocheilictys apogon, Nemacheilus yang paling banyak ditemukan, hal ini fasciatus dan Channa striata sangat dikarenakan niloticus sedikit yaitu hanya 1 individu pada merupakan ikan yang dapat hidup masing-masing spesies. Hal ini diduga dengan daerah karena faktor lingkungan yang kurang perairan. Ningrum (2012) meyatakan mendukung seperti kedalaman sungai, bahwa ikan Nila dapat hidup di luas sungai, subtrat sungai dan suhu perairan dalam dan luas maupun di air. Menurut Cahyono (2001) Kisaran kolam yang sempit dan dangkal. Ikan suhu yang optimal untuk pertumbuhan Nila juga dapat hidup di danau, waduk, dan kehidupan ikan berkisar antara 25- rawa, sawah, tambak air payau dan 29℃, sedangkan hasil pengukuran suhu karamba umum. Pada dasarnya ikan pada stasiun I adalah 24 ℃. Pada baik Oreocrhomis di berbagai dasarnya ikan Tor tambra merupakan stasiun II, ini dikarenakan adanya penghuni sungai bagian hulu yang aliran limbah pabrik sawit yang masuk karakteristik dasar perairan umumnya ke berupa batuan, subtratnya kerikil dan menyebabkan pasir, warna air jernih, arus air lambat cair industri kelapa sawit mengandung sampai deras dan kondisi sungai bahan organik yang tinggi sehingga sebagian besar hutan primer (Haryono potensial mencemari air tanah dan dan Subagja, 2008:308). Namun pada badan air, dan apabila limbah tidak penelitian ini ikan Tor tambra hanya 1 diolah terlebih dahulu maka akan yang ditemukan pada stasiun I, hal ini mencemari badan air dan lingkungan diduga sekitarnya karena penangkapan yang sungai pada stasiun II pencemaran. (Sihaloho, yang Limbah 2009). Oleh dilakukan oleh masyarakat, ikan ini karena itu, tidak banyak dari spesies memiliki nilai ekonomis yang tinggi. ikan yang dapat hidup dengan baik Haryono pada kondisi sungai ini. dan Subagja (2008) menyatakan bahwa rendahnya populasi Dari kedua stasiun, ikan yang ikan Tor tambra di lokasi perairan paling banyak ditemukan adalah ikan diantaranya diduga akibat tingginya Orecrhomis nilaticus sebanyak 53 tingkat penangkapan oleh penduduk ekor, Osteochilus wandersii sebanyak karena ikan ini menjadi target utama 35 ekor dan Rasbora sumatrana 32 dalam perburuan mereka. ekor. Seperti yang telah dijelaskan, Pada stasiun II ikan yang ikan Nila merupakan ikan yang dapat tertangkap sebanyak 10 spesies dengan berdaptasi dengan baik terhadap total jumlah individu 97 ekor. Jumlah lingkungan. Sehingga ikan individu ikan yang tertangkap pada Oreocrhomis niloticus ini selalu paling stasiun II lebih banyak dari pada banyak ditemukan baik pada stasiun I stasiun I, namun jumlah spesiesnya maupun stasiun II pada penelitian ini. lebih sedikit. Ada beberapa spesies Ikan ikan yang tertangkap pada stasiun I Rasbora sumatrana merupakan spesies seperti Cyclocheilictys apogon, Puntius ikan dari family Cyprinidae. Ikan-ikan lateristriga, Nemachilus fasciatus dan dari family Cyprinidae yang secara Mystus planiceps tidak ditemukan pada genetik memiliki tubuh berukuran kecil Osteochilus wandersii dan hidupnya tersebar baik di bagian hulu berada maupun bagian hilir (Pulungan, 2009). sedangkan pada stasiun II masih berada Hasil menunjukan dalam kisaran batas optimal. Menurut bahwa sampai saat ini hanya ikan Cahyono (2001) Kisaran suhu yang Nginggia optimal dari penelitian yang ditemukan dari di bawah untuk batas optimal, pertumbuhan dan beberapa spesies ikan yang jarang kehidupan ikan berkisar antara 25- tertangkap oleh masyarakat di sungai 29℃. Hasil pengukuran pH air pada Batang Naga seperti ikan Panjang, ikan stasiun I yaitu 7.9 dan pada stasiun II Gurame dan ikan Nginggia. yaitu 6.8, pH air pada kedua stasiun Spesies ikan yang tertangkap di masih berada dalam batas normal, sungai Batang Naga tergolong sedang karena kisaran derajat keasaman (pH) bila dibandingkan dengan (Wati, 2014) perairan Jenis-jenis Ikan Yang Tertangkap Di berkisar antara 5-8,7. Pada kisaran pH Muara tersebut cukup memenuhi syarat untuk Mandiangin Kenagarian Katiagan Kecamatan Kinali Kabupaten yang cocok untuk ikan kehidupan ikan (Cahyono, 2001). Pasaman Barat. Spesies ikan yang Suhu air pada stasiun II lebih ditemukan yaitu 18 spesies ikan dari 17 tinggi genus, 16 family dan 4 ordo, (Safitri, stasiun I, hal ini disebabkan oleh aliran 2016) limbah Jenis-Jenis Rumbai ikan di Sungai Kecamatan Sungai jika cair dibandingkan pabrik sawit dengan yang Aua mengandung logam Al, Cu dan Fe Kabupaten Pasaman Barat. Spesies yang menggunakan suhu tinggi dalam ikan yang ditemukan sebanyak 10 proses pengolahannya. Menurut Putra spesies dari 9 genus, 7 family dan 4 dan Putra (2014) logam (Al, Cu dan ordo. Fe) muncul pada limbah setelah Faktor fisika dan kimia air juga dilakukan proses pengolahan minyak menentukan kehidupan ikan di suatu kelapa sawit, pada pengolahan ini perairan seperti suhu, pH, kecepatan menggunakan peralatan yang terbuat arus air dan DO. Hasil pengukuran dari logam dan penggunaan suhu pada suhu di sungai Batang Naga pada proses pengolahannya relatif tinggi Stasiun I yaitu 24℃ dan pada stasiun II seperti pada saat perebusan minyak 28℃, untuk stasiun I, suhu airnya kelapa sawit. Aliran limbah cair dari hasil olahan tersebut di buang ke bagi perairan dengan pH < 6,5 dan < sungai sehingga suhu air pada sungai 0,1 mg/L bagi perairan dengan pH > tersebut menjadi tinggi. 6,5. Pada perairan yang bersifat asam Derajat keasaman (pH) air pada stasiun II lebih rendah bila logam Al bersifat lebih toksit, toksitas Al maksimum terjadi pada pH 5-5,2. dibandingkan dengan stasiun I, hal ini Keberadaan logam Fe di perairan diduga adanya proses koagulasi dari sungai Batang Naga diduga aliran limbah cair pabrik kelapa sawit mempengaruhi kehidupan ikan yang yang dibuang ke badan sungai sehingga ada, hal ini dinyatakan oleh Rosidah pH-nya menjadi turun. Nasution (2004) dan Henny (2012) bahwa logam Fe menyatakan bahwa proses koagulasi (Besi) termasuk unsur yang esensial melalui elektrolisis dapat menurunkan bagi ikan dan dibutuhkan dalam jumlah pH limbah cair pabrik kelapa sawit yang cukup besar, akan tetapi apabila yang berasal dari kolam akhir. Semakin keberadaan Fe dalam perairan melebihi besar arus yang digunakan pada proses batas koagulasi semakin besar penurunan membahayakan kehidupan ikan karena pH. akan diabsorpsi oleh ikan melalui (>1.0 mg/L) akan juga dapat Kandungan logam (Al, Cu dan insang sehingga terjadi gangguan pada Fe) yang berasal dari limbah pabrik insang (operculum). Selain logam Al sawit diduga mempengaruhi kehidupan dan Fe, limbah cair pabrik sawit diduga ikan di sungai Batang Naga sehingga juga mengandung logam Cu yang dapat spesies ikan yang dapat hidup pada mempengaruhi kehidupan ikan pada kondisi yang tercemar limbah sawit sungai yang terkena aliran limbah cair lebih sedikit, karena logam Al dapat pabrik sawit karena logam Cu dapat bersifat racun sehingga hanya jenis- bersifat racun pada ikan. Rosidah dan jenis ikan tertentu saja yang dapat Henny bertahan hidup di kondisi perairan yang tembaga (Cu) merupakan unsur yang tercemar oleh logam Al tersebut. esensial bagi ikan, namun kandungan Rosidah dan Henny (2012) menyatakan Cu bahwa kandungan Al yang baik untuk mengakibatkan kerusakan pada hati, kehidupan ikan yaitu < 0,005 mg/L kandungan (2012) yang menyatakan berlebihan Cu yang baik bahwa dapat untuk kehidupan ikan berkisar antara 0,02-1,0 mg/L. DAFTAR PUSTAKA Cahyono, B. 2001. Budidaya Ikan Di Perairan Umum. Kanisius: Yogyakarta. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di sungai Batang Naga Djuhanda, T. 1981. Dunia Bandung: Amrico. Ikan. Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat didapatkan hasil, yaitu : 1. 15 spesies ikan dari 12 genus, 8 family dan 5 ordo (Osteochilus wandersii, Osteochilus hasseltii, Tor tambra, Puntius binotatus, Puntius lateristriga, Rasbora sumatrana, Cyclocheilictys Nemacheilus striata, apogon, fasciatus, Oreocrhomis Channa niloticus, Mystus sabanus, Mystus planiceps, Clarias batrachus, Monopterus albus dan Aplocheilus panchax). Jumlah ikan yang ditemukan selama penelitian yaitu 163 ekor. 2. Pengukuran faktor fisika kimia air didapatkan rata-rata suhu air 26℃, rata-rata derajat keasaman (pH) 7.4, rata-rata kecepatan arus 0.321 m/s dan rata-rata kandungan oksigen terlarut (DO) 7.62 mg/L. Kondisi faktor fisika dan kimia air di sungai Batang Naga Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat masih mendukung untuk kehidupan ikan. Haryono dan Subagja, J. 2008. Populasi Dan Habitat Ikan Tambra, Tor tambroides (Bleeker, 1854) di Perairan Kawasan Pegunungan Muller Kalimantan Tengah. Jurnal Biodiversitas. Vol-9 no4. Hlm 306-309. Kottelat, M. Anthony J. W, Sri Nurani K &Soetikno W. 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Jakarta: Periplus Editios (HK). Nasution, Y. Darwin. 2015.Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Yang Berasal Dari Kolam Akhir (Firial Pond) Dengan Proses Koagulasi Melalui Elektrolisis. Jurnal Sains Kimia. Vol.8, No.2, 2004.Hlm. 38-40. Ningrum, N. Endah. 2012. Keragaman Pertumbuhan Ikan Nila Best (Oreocrhomis niloticus) Hasil Seleksi F3, F4 Dan Nilai Lokal. Skripsi. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Putra, D. dan Putra, A. 2014. Analisis pencemaran limbah cair kelapa sawit berdasarkan kandungan logam, konduktivitas, TDS dan TSS. Jurnal. Jurusan Fisika Unand. Vol.3, No2. 2014. Hlm 96-101. Pulungan, P. Chaidir. 2009. Fanuna Ikan Dari Sungai Tenayan, Anak Sungai Siak Dan Rawa Di Sekitarnya, Riau. Jurnal. Berkala Perikanan Terubuk. Vol 37 No 2. Hlm 78-90. Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Medan: Universitas Sumatra Utara. Suin, M. Nurdin.2002.Metode Ekologi Edisi Dua. Padang: Universitas Andalas. Rahardjo, M. F. dkk. 2011. Iktiology. Bandung: Lubuk Agung. M. Nurdin dan Syafinah, R.2006.Ekologi Bahan Ajar Laboratorium. Padang: Universitas Andalas. Rosidah, dan Henny, C. 2012. Kajian Logam Fe, Al, Cu dan Zn Pada Perairan Kolong Pasta Penambangan Timah Di Pulau Bangka. Proseding Seminar Nasional Limnologi. Pusat Penelitian Limnologi. LIPI Wati, W. 2014. Jenis-Jenis ikan yang tertangkap di Muara Mandiangin Kenagarian Katiagan Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Skripsi. Program Studi Biologi. Padang : STKIP PGRI Sumatera Barat. Rumapea, H. 2016. Keanekaragaman Ikan Di Perairan Sungai SibiruBiru Kecamatan Sibiru-Biru Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Skripsi. Departemen Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Medan: Sumatera Utara. Zaenudin, A. 2013. Keanekaragaman Dan Kelimpahan Ikan Di Daerah Hulu Dan Tengah Sungai Gajahwong Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kuntji Identifikasi Ikan. Bogor: Bina Cipta. Safitri, Y. 2016. Jenis-Jenis Ikan Di Sungai Rumbai Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat. Skripsi. Program StudiBiologi. Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat. Sihaloho, S. Wira. 2009. Analisis Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit. Skripsi. Fakultas Matematika Suin,