PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING PADA SISWA KELAS III B DI MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh DANANG JATMIKO NIM 11510088 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH (PGMI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2015 i ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING PADA SISWA KELAS III B DI MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh DANANG JATMIKO NIM 11510088 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH (PGMI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2015 iii ii iii iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO َ ُ س َّه َل هللاُ لَه َ سلَ َك ط ِر ْيقًا إلَى ْال َجن َّ ِة ُ ط ِر ْيقًا يَ ْلت َِم َ س ِف ْي ِه ِع ْل ًما َ َم ْن Artinya : ”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah memudahkannya ke jalan menuju surga”. (HR. Turmudzi) PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Kedua orang tua ku tercinta (Ibu Wartin dan Bapak Kumasri) yang telah berjuang keras dalam merawat, mendidik, dan membiayai saya sampai wisuda. 2. Kakak dan adikku tercinta. 3. Guru-guruku semuanya. 4. Pelatih-pelatihku (Mas Abdul Ghoni, Mas Ahmad Ulliyadi Satria R.,dll) 5. Keluarga besar PSHT Komisariat IAIN Salatiga dan PSHT Cab. Salatiga. 6. Saudara-saudaraku di Masjid Fatimah Pengilon yang tercinta. 7. Teman-teman PGMI angkatan 2010. vii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi ini yang merupakan syarat wajib yang harus dipenuhi guna mendapatkan gelar kesarjanaan pada program studi PGMI STAIN Salatiga. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari jaman jahiliyah menuju zaman islamiyah yang penuh dengan ilmu pengetahuan bekal hidup kita baik di dunia maupun di akhirat kelak. Atas rahmat Allah SWT dan melalui proses perjuangan yang cukup panjang, maka skripsi dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING PADA SISWA KELAS III B DI MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 “ dapat penulis selesaikan dengan baik, untuk itu penulis mensyukuri atas rahmat yang telah diberikan-Nya. Penulis menyadari bahwa dengan motivasi yang ada dalam diri penulis saja tidak akan terlaksana penyusunan sekripsi ini tanpa bantuan, saran dan arahan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepaa pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, khususnya kepada yang terhormat: 1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku ketua STAIN Salatiga. viii 2. Suwardi, M.Pd selaku ketua jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga 3. Peni Susapti, M.Si selaku ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah IAIN Salatiga. 4. Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, kritik dan saran serta keikhlasan dan kebijaksanaannya dalam meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 5. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah. 6. Agus Rahmad Yuanta, S.Pd. selaku kepala MI Ma’arif Mangunsari Salatiga yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Madrasah yang beliau pimpin. 7. Syafi’il Abthohi, S.Pd.I, selaku guru kelas III B yang penulis gunakan sebagai objek penelitian pada mata pelajaran IPA di kelas yang beliau pimpin. 8. Bapak/Ibu guru dan Karyawan MI Ma’arif Mangunsari Salatiga yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian di Madrasah tersebut. 9. Siswa-siswi kelas III B MI Ma’arif Mangunsari Salatiga yang telah mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian 10. Bapak, Ibuk serta adik-adiku yang telah mencurahkan kasih sayang, doa dan dukungan demi keberhasilan penulis. 11. Teman seperjuangan PGMI 2010 yang selama ini telah berjuang bersama. ix 12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih kurang sempurna karena masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini sehingga bisa lebih baik. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya. Salatiga, 9 Desember 2014 Penulis x ABSTRAK Jatmiko, Danang. 2014. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Benda dan Sifatnya dengan Model Experiential Learning pada Siswa Kelas III B di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Fatchurrohman, M. Pd. Kata kunci: Prestasi belajar, Model Experiential Learning. Rendahnya kualitas pendidikan masih menjadi masalah utama bagi bangsa Indonesia. Sudah menjadi kewajiban bersama bagi setiap warga negara Indonesia terutama guru untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin modern, berbagai model dan metode pembelajaran aktif pun semakin banyak dan berfariasi. Salah satu pembelajaran aktif yang dapat diterapkan yaitu model Experiential Learning. Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah model Experiential Learning dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi Benda dan Sifatnya pada siswa kelas III B di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga? Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas sebanyak dua putaran (siklus). Setiap siklus dilakukan dengan empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek dari penelitian ini adalah semua siswa kelas III B MI Ma’arif Mangunsari Salatiga dengan jumlah 30 siswa yang terdiri dari 14 laki-laki dan 16 perempuan. Data yang diperoleh yaitu berupa prestasi belajar IPA yang didapat dari tes dan lembar observasi kegiatan pembelajaran. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Kajian ini menunjukkan bahwa: Model Experiential Learning merupakan pembelajaran sebagai proses bagaimana pengetahuan diciptakan melalui perubahan bentuk pengalaman. Siswa melakukan secara langsung apa yang dipelajari sehingga siswa mendapatkan pengalaman nyata, kemudian pengalaman yang diperolehnnya tersebut digunakan untuk membangun pengetahuannya sendiri. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis didapatkan kesimpulan bahwa penerapan model Experiential Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi Benda dan Sifatnya di kelas III B MI Ma’arif Mangunsari Salatiga. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi terhadap prestasi belajar siswa yang mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 70,83 (36,66%) menjadi 85,33 (70%) pada siklus I dan menjadi 92,16 (93,33%) pada siklus kedua. xi DAFTAR ISI Halaman SAMPUL ................................................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ............................................................................................... ii JUDUL....................................................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. iv PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vii KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii ABSTRAK ................................................................................................................. xi DAFTAR ISI.............................................................................................................. xiii DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6 C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................................. 7 E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7 F. Definisi Operasional ............................................................................ 8 G. Metode Penelitian................................................................................ 9 1. Rancangan Penelitian .................................................................... 9 2. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 10 3. Langkah-langkah Penelitian .......................................................... 10 xii 4. Instrumen Penelitian ..................................................................... 12 5. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 13 6. Analisis Data Penelitian ................................................................ 15 H. Sistematika Penulisan .......................................................................... 17 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar .................................................................................... 19 1. Pengertian Prestasi .................................................................... 19 2. Pengertian Belajar ..................................................................... 19 3. Ciri-ciri Belajar ......................................................................... 20 4. Prinsip-prinsip Belajar .............................................................. 20 5. Tujuan Belajar ........................................................................... 22 6. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................................. 23 B. Experiental Learning ........................................................................ 24 1. Pengertian Model Experiental Learning ................................... 24 2. Penerapan Model Experiental Learning .................................... 26 3. Dasar-dasar Model Experiental Learning ................................. 28 4. Tujuan Model Experiental Learning ......................................... 29 5. Manfaat Model Experiental Learning ....................................... 29 6. Kelebihan Model Experiental Learning .................................... 30 7. Kelemahanan Model Experiental Learning............................... 31 C. Ilmu Pengetahuan Alam.................................................................... 31 1. Pengertian IPA .......................................................................... 31 2. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD/MI ............................ 31 3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI ......................................... 32 4. Fungsi IPA ................................................................................ 33 5. SK dan KD IPA SD/MI Kelas III .............................................. 33 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Ma’arif Mangunsari …….. ............................. 35 1. Sejarah Berdirinya …….. ........................................................... 35 2. Keadaan Geografis ..................................................................... 35 3. Profil Madrasah .......................................................................... 35 4. Visi dan Misi .............................................................................. 40 5. Keadaan Guru dan Karyawan ..................................................... 41 xiii 6. Keadaan Siswa ........................................................................... 42 7. Data Responden ......................................................................... 42 B. Subjek Penelitian............................................................................... 43 C. Peran Peneliti dan Guru.....................................................................44 1. Peran Peneliti.............................................................................. 44 2. Peran Guru................................................................................. 44 D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian…….. ............................................ 45 1. Deskripsi Pra Siklus…….. ......................................................... 45 2. Deskripsi Siklus I…….. ............................................................. 46 3. Deskripsi Siklus II…….. ............................................................ 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Persiklus ..................................................................... 59 1. Analisis Data Pra Siklus ............................................................. 59 2. Analisis Data Siklus I................................................................. 61 3. Analisis Data Siklus II ............................................................... 65 B. Pembahasan ...................................................................................... 68 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................... 74 B. Saran ................................................................................................... 74 C. Penutup.................................................................................................76 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 77 LAMPIRAN xiv DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ................................................. 11 Tabel 2.1 Gaya Pembelajaran Experiential Learning oleh Kolb................... 30 Tabel 2.2 SK dan KD Kelas V Semester I .................................................... 35 Tabel 3.1 Data Guru dan Karyawan MI Ma’arif Mangunsari ...................... 43 Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa MI Ma’arif Mangunsari ................................. 44 Tabel 3.3 Daftar Responden.......................................................................... 45 Tabel 4.1 Data Nilai Tes IPA Pra Siklus....................................................... 62 Tabel 4.2 Data Nilai Tes IPA Siklus I .......................................................... 64 Tabel 4.3 Data Nilai Tes IPA Siklus II ......................................................... 68 Tabel 4.4 Data Hasil Rekapitulasi Nilai IPA Persiklus ................................ 71 Tabel 4.5 Data Rekapitulasi Ketuntasan Belajar IPA ................................... 72 Tabel 4.6 Diagram Hasil Belajar IPA Siklus I-III......................................... 74 xv DAFTAR LAMPIRAN Lembar Konsultasi Nota Pembimbing Surat Permohonan Izin Surat Tanda Bukti Penelitian dari Sekolah Lembar Pedoman Wawancara dan Hasil Wawancara Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Soal Evaluasi Siklus I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Soal Evaluasi Siklus II Lembar Pengamatan Siswa Siklus I Lembar Pengamatan Siswa Siklus II Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Siklus I Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Siklus II Foto Kegiatan Pembelajaran Daftar Nilai SKK Daftar Riwayat Hidup xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas pendidikan masih menjadi masalah utama bagi bangsa Indonesia. Saat ini Indonesia masih tertinggal dari negaranegara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Padahal sejarah telah mencatat bahwa ketika Malaysia baru merdeka, mereka mendatangkan tenaga-tenaga pendidik dari Indonesia untuk mengajarkan ilmunya kepada masyarakat Malaysia. Namun realitas yang terjadi saat ini telah berbalik, pendidikan Indonesia kalah dari negara-negara tetangga. Dari tahun ke tahun kualitas pendidikan di Indonesia tidak mengalami peningkatan tetapi sebaliknya, yaitu semakin mengalami kemunduran. Sehingga Indonesia kalah dari negara Malaysia yang kini kualitas pendidikannya sudah terbilang tinggi dan maju. Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan terus berlarutlarut. Sudah menjadi kewajiban bersama bagi setiap warga negara Indonesia terutama guru untuk memajukan pendidikan di Indonesia, seperti yang dijelaskan dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 40, disebutkan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban: 1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; 2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan. 1 Banyak faktor yang menjadi latar belakang penurunan kualitas pendidikan di Indonesia. Baik faktor intern maupun ekstern mulai dari pemerintah pusat, guru, maupun dari siswa itu sendiri. Dari berbagai faktor tersebut, salah satunya yaitu rendahnya kreatifitas dan inovasi guru dalam mengajar. Sebagai pengajar, guru harus menguasai materi yang akan diajarkan, menguasai model dan metode mengajar yang akan digunakan untuk menyampaikan bahan ajar (Suparlan, 2005: 28). Dalam mengajar, guru hendaknya menggukan metode dan model pembelajaran yang baik dan disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan agar dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Allah SWT berfirman: Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl:125). Seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin modern, berbagai model dan metode pembelajaran aktif pun semakin banyak dan berfariasi. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak 2 peserta didik untuk belajar secara aktif. Belajar aktif sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum (Zaini, 2008: XIV). Sedangkan metode mengajar merupakan teknik yang harus dikuasai oleh guru untuk menyajikan bahan pelajaran kepada siswa agar materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima, dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa. Dalam memilih metode pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, materi pelajaran dan model pembelajaran (individu atau kelompok). Jenisjenis metode pembelajaran antara lain: ceramah, diskusi, demonstrasi, dan masih banyak lagi. Pada dasarnya tidak ada metode pembelajaran yang paling bagus. Setiap metode pembelajaran masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Oleh karena itu, dalam mengajar guru harus memilih dan memilah metode yang tepat yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Sehingga materi yang disampaikan guru dapat diterima dan dipahami oleh siswa dengan baik. Apabila guru salah dalam memilih dan menggunakan metode yang tidak sesuai dengan materi yang akan diajarkan, meteri tersebut akan sulit untuk dipahami oleh siswa. Dengan menggunakan model dan metode pembelajaran aktif tersebut diharapkan proses kegiatan belajar-mengajar bisa menjadi lebih menyenangkan bagi siswa. Selain itu, penyampaian materi pelajaran pun bisa lebih efektif dan efisien. 3 Meskipun demikian, dalam praktiknya masih banyak guru yang lebih memilih menggunakan cara konvensional dalam mengajar anak didik. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered), siswa hanya disuruh duduk dan mendengarkan ceramah dari guru. Masih banyak guru yang belum mampu menggunakan model pembelajaran aktif dan pemilihan berbagai metode pembelajaran yang menarik bagi siswa. Dengan cara pembelajaran yang demikian mengakibatkan siswa cenderung pasif dan sulit untuk berkembang. Hal ini pula yang terjadi di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, mayoritas guru masih menggunakan metode ceramah dalam mengajar. Dalam kegiatan belajarmengajar IPA masih menekankan pada konsep-konsep yang terdapat di dalam buku yang cenderung berpusat pada teori saja. Siswa hanya dituntut untuk mendengarkan, membaca dan menghafal materi yang ada di buku. Sehingga konsep yang tertanam pada siswa tidak kuat dan mudah lupa. Pada mata pelajaran IPA kelas III B khususnya materi Benda dan Sifatnya, sebanyak 19 siswa nilainya belum mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 80. Berdasarkan analisa yang peneliti lakukan, hal ini disebabkan karena metode yang digunakan untuk menyampaikan materi tersebut kurang tepat. Dalam menyampaikan materi tersebut guru menerapkan metode ceramah dan diskusi. Sehingga siswa hanya berfikir secara abstrak. Akibatnya konsep yang tertanam masih lemah dan siswa mudah lupa. Seperti yang dikemukakan oleh Confucius bahwa: 4 What I hear, I forget. What I hear and see, I remember a little. What I hear, see and ask questions about or discuss with some one else, I begin to understand. What I hear, see, discuss, and I do, I acquire knowledge and skill. What I teach to another, I master. (http://albyjmahfudz.blogspot.com) Dalam teori perkembangan anak yang dijelaskan oleh Jean Piaget, anak yang berusiah 7-11 tahun tergolong tahap Operasional Konkrit. Pada tahap ini anak belum mampu berfikir secara abstrak, karena kemampuan berfikirnya masih dalam bentuk konkrit. Sehingga apabila guru dalam mengajar mererapkan metode ceramah dan diskusi, maka anak hanya akan berfikir secara abstrak. Akibatnya anak akan sulit untuk memahami materi dengan baik karena pada usia tersebut anak masih dalam tahap Operasional Konkrit. (http://id.wikipedia.org/) Berkaitan dengan masalah di atas, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar yang berkesan bagi peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang dapat memuat keaktifan dan pengalaman belajar yang berkesan bagi peserta didik yaitu dengan model Experiential Learning. Experiential Learning merupakan pembelajaran aktif dimana siswa dituntun untuk mengalami apa yang dipelajarinya. Dengan memberikan pengalaman belajar secara langsung, diharapkan siswa dapat membangun pengetahuan dan keterampilannya secara mendalam dan bermakna sehingga materi yang dipelajari tersebut akan menjadi pengalaman belajar yang tertanam dengan kuat pada diri siswa. 5 Berdasarkan latar belakang dan kasus yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul: “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING PADA SISWA KELAS III B DI MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah model Experiential Learning dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi Benda dan Sifatnya pada siswa kelas III B di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPA materi Benda dan Sifatnya dengan model Experiential Learning pada siswa kelas III B di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga. 6 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan Menurut Soeratno (dalam Rosady, 2010: 171), hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan model Experiential Learning dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi Benda dan Sifatnya pada siswa kelas III B di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga. 2. Indikator Keberhasilan Penerapan model Experiential Learning dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapaun indikator yang dituliskan penulis adalah ada peningkatan pada nilai tes siswa secara berkelanjutan dari siklus pertama ke siklus kedua dan seterusnya. Siklus berhenti jika jumlah kelulusan sudah mencapai 80% tuntas dengan KKM 80. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, antara lain: 1. Bagi Siswa Diharapkan hasil penelitian ini dapat mempermudah siswa dalam memahami materi Benda dan Sifatnya sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 7 2. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta bisa menjadi bahan rujukan bagi guru dalam mengajar. 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian pembelajaran dalam ini dapat menulis karya dijadikan sebagai ilmiah, serta bahan menambah pengetahuan tentang cara memilih model dan metode pembelajaran aktif yang sesuai dan tepat dalam mata pelajaran tertentu. F. Definisi Operasional 1. Pengertian Prestasi Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 895) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. 2. Pengertian Pelajaran IPA Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam semesta beserta isinya. Sedangkan Pusat Kurikulum Depdiknas (2006) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. (http://kajianipa.wordpress.com) 8 3. Pengertian Experiential Learning Experiential Learning mendefinisikan belajar sebagai proses bagaimana pengetahuan diciptakan melalui perubahan bentuk pengalaman. Pengetahuan diakibatkan oleh kombinasi pemahaman dan mentransformasikan pengalaman (Mubarokah, 2014: 18). Jadi menurut peneliti, Experiential Learning merupakan model pembelajaran aktif dimana siswa melakukan secara langsung apa yang dipelajari sehingga siswa mendapatkan pengalaman nyata, kemudian pengalaman yang diperolehnnya tersebut digunakan untuk membangun pengetahuannya sendiri. G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyantoro mengutip pendapat Suyanto (dalam Jamal, 2011: 24), mendefinisikan PTK sebagai bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakantindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional. Menurut Burns (dalam Jamal, 2011: 102), Kolaborasi atau kerjasama perlu dan penting dilakukan dalam PTK, karena PTK yang dilakukan secara perorangan bertentangan dengan hakikat PTK itu sendiri. 9 Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti memilih menggunakan jenis PTK Kolaboratif. Jadi dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti bekerjasama dengan guru kelas dengan tujuan untuk memperbaiki prestasi belajar siswa. 2. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian a. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III B MI Ma’arif Mangunsari Salatiga yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 14 laki-laki dan 16 perempuan. Yang menjadi dasar pertimbangan pemilihan subjek ini adalah karena siswa kelas III B nilai mata pelajaran IPA pada materi Benda dan Sifatnya masih banyak yang di bawah KKM, yaitu sebanyak 19 siswa nilainya kurang dari 80. b. Lokasi Tempat penelitian ini dilakukan di MI Ma’arif Mangunsari yang berada di Jalan Abdul Syukur No. 3 Salatiga. c. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai 26 Agustus 2014 sampai dengan terselesainya penelitian ini. 3. Langkah-langkah / Siklus Penelitian Menurut Suryadi (2011: 50), ada empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Untuk dapat melaksanakan penelitian ini penulis melakukan langkah-langkah seperti yang tergambar dalam tabel 1.1 sebagai 10 berikut: Tabel 1.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas Penjelasan alur PTK di atas adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan untuk merancang kegiatan pembelajaran IPA dengan materi pokok Benda dan Sifatnya, kegiatan ini meliputi: 1) Mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. 2) Menyususn Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 3) Menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran. 4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati siswa. 5) Menyiapkan lembar observasi melaksanakan pembelajaran. 6) Membuat soal evaluasi untuk siswa. 11 kegiatan guru dalam b. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. c. Observasi Pada tahap ini peneliti mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir dengan menggunakan lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui aktifitas siswa pada saat proses kegiatan belajar-mengajar. d. Refleksi Dalam kegiatan refleksi ini, data yang diperoleh dari proses pengamatan kemudian dikumpulkan dan dianalisis untuk mengetahui apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan berhasil atau gagal. Dari hasil analisis tersebut dijadikan sebagai bahan evaluasi dan pedoman untuk menentukan siklus selanjutnya. 4. Instrumen Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini, instrumen penelitian yang digunakan peneliti untuk memperoleh data adalah sebagai berikut: a. Silabus. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). c. Lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa. d. Lembar observasi untuk mengamati peneliti sebagi guru yang 12 mengajar atau melaksanakan kegiatan pembelajaran. e. Soal evaluasi. 5. Teknik Pengumpulan Data Dalam menyusun skripsi ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain: a. Teknik Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mengamati atau mencatat suatu peristiwa dengan menyaksikan langsung, dan biasanya peneliti dapat sebagai partisipan atau observer dalam menyaksikan atau mengamati suatu objek peristiwa yang sedang ditelitinya (Rosady, 2010: 221). Dalam penelitian ini, observasi dilakukan peneliti dengan melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa, kegiatan guru dalam mengelola kelas serta penggunaan model Experiential Learning dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sebagai bentuk usaha meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Teknik Wawancara Menurut Denzin (dalam Goetz dan LeCompte dalam Rochiati, 2008: 117), wawancara merupakan pertanyaanpertanyaan yang dilajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang pandang perlu. Teknik wawancara yaitu suatu proses 13 pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya-jawab secara lisan dimana dua orang atau lebih saling berhadapan secara fisik, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari observasi dan dokumentasi guna menunjang kevalidan data yang diinginkan. c. Teknik Dokumentasi Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan buku-buku tentang pendapat, teori, dadil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah-masalah penelitian. Dokumentasi yang dimaksud di sini yaitu daftar nilai IPA siswa kelas III B MI Ma’arif Mangunsari Salatiga. Dari data nilai tersebut diketahui bahwa sebanyak 19 siswa nilai IPA materi Benda dan Sifatnya masih dibawah 80. d. Tes Formatif Tes formatif yang digunakan peneliti berupa tes tertulis yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan oleh guru kepada siswa. Tes ini diberikan disetiap akhir pelajaran yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan model Experiential Learning yang diterapkan dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. 14 6. Analisis Data Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar (Bungin, 2006: 33). Analisis data ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan model Experiential Learning yang digunakan peneliti dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif analitik dengan penjelasan sebagai berikut: a. Data kuantitatif Data kuantitatif diolah dengan menggunakan deskriptif presentase, nilai yang diperoleh siswa kemudian dirata-rata untuk mengetahui keberhasilan individu dan klasikal sesuai dengan target yang telah ditentukan. Data mentah yang diperoleh dari hasil tes evaluasi kemudian diolah melalui cara penyekoran dan menghitung ratarata nilai siswa untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai prestasi belajar IPA. Untuk menghitung nilai setiap siswa dan nilai rata-rata siswa menggunakan rumus sebagai berikut: Rumus menghitung nilai siswa N= Skor 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 Keterangan: N = Nilai 15 x 100 Rumus menghitung nilai rata-rata siswa R R=ΣN Keterangan: R = Nilai rata-rata ΣR = Jumlah semua nilai siswa ΣN = Jumlah siswa Hasil nilai tes yang diperoleh siswa kemudian dikonversikan terhadap KKM yang telah ditentukan untuk mengetahui apakah siswa tersebut tuntas atau tidak tuntas. Data yang telah dianalisis kemudian disajikan dalam bentuk tabel agar data tersebut mudah dibaca dan dipahami. Prestasi belajar akan terlihat dari nilai rata-rata kelas, nilai tertinggi dan nilai terendah. Data yang dianalisis secara kunatitatif yang berupa angka-angka kemudian dideskripsikan dengan teknik deskripsi presentase. Untuk mengetahui persentase ketercapaian hasil belajar siswa, dihitung dengan menggunakan rumus: 𝑥 X = Σ N x 100 % Keterangan: X = Ketuntasan belajar Σ𝑥 = Jumlah siswa yang tuntas belajar ΣN = Jumlah siswa 16 b. Data kualitatif Data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi atau pengamatan, digunakan sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. H. Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penulisan skripsi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Bagian Awal Bagian awal yang terdiri dari: halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi dan daftar lampiran. 2. Bagian inti BAB I : Berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Berisi kajian pustaka yang mencakup pengertian prestasi belajar, model Experiential Learning, ruang lingkup pelajaran IPA, SK dan KD mata pelajaran IPA kelas 3. 17 BAB III : Pelaksanaan penelitian mencakup deskripsi lokasi dan deskripsi pelaksanaan siklus I, siklus II, dan seterusnya. BAB IV : Berisi hasil penelitian dan pembahasan BAB V : Penutup mencakup kesimpulan, saran dan penutup. 3. Bagian Akhir Pada bagian akhir terdiri dari: daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan daftar riwayat penulis. 18 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha. Dalam Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar, prestasi mempunyai arti hasil yang telah dicapai (Meity, 2011: 427). 2. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Slameto dalam Syaiful, 2011: 13). Dari pengertian dan penjelasan tentang prestasi dan belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari usaha seseorang baik berupa pengetahuan ataupun perubahan tingkah laku yang bersifat tetap sebagai akibat dari proses latihan dan interaksi dengan lingkungannya. Prestasi belajar biasanya ditunjukkan dalam bentuk nilai yang diberikan oleh guru sebagai bentuk penghargaan hasil belajar siswa. 19 3. Ciri-ciri Belajar Dari beberapa pengertian belajar di atas, aktifitas belajar memiliki ciri-ciri tertentu. Menurut Baharudin dan Esa (dalam Lilik, 2011: 18), ciri-ciri belajar antara lain: a. Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku. b. Perubahan perilaku dari hasil belajar relatif tetap. c. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial. d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman. e. Pengalaman atau latihan tersebut dapat memberikan penguatan. 4. Prinsip-prinsip Belajar Prinsip belajar merupakan petunjuk atau cara yang perlu diikuti untuk melakukan kegiatan belajar (Oemar, 1991: 17). Dalam bukunya, Preston (dalam Oemar, 1991: 17) mengemukakan sejumlah prinsip belajar sebagai berikut: a. The child requires a suitable background. b. Motivation toward learning goals increases the effectiveness of learning. c. Learning is promoted by reinforcement. d. Insight is aided through discovery. e. The child needs opportunity to practice and review what he has learned. 20 Oemar Hamalik (1990: 28) menyimpulkan beberapa prinsip belajar, antara lain: a. Belajar adalah suatu proses aktif di mana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungannya. b. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa. Tujuan akan menuntunnya dalam belajar untuk mencapai harapanharapnnya. c. Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni dan bersumber dari dalam dirinya sendiri. d. Senantiasa ada rintangan dan hambatan dalam belajar, karena itu siswa harus sanggup mengatasinya secara tepat. e. Belajar memerlukan bimbingan. Bimbingan itu baik dari guru atau dosen atau tuntunan dari buku pelajaran sendiri. f. Jenis belajar yang paling utama ialah belajar untuk berfikir kritis, lebih baik dari pada pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis. g. Cara belajar yang paling efektif adalah dalam bentuk pemecahan masalah melalui kerja kelompok asalkan masalah-masalah tersebut telah disadari bersama. h. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian. i. Belajar memerlukan latihan dan pengulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasai. j. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk 21 mencapai tujuan atau hasil. k. Belajar dianggap berhasil apabila si pelajar telah sanggup mentransferkan atau menerapkannya ke dalam bidang praktik sehari-hari. 5. Tujuan Belajar Menurut Sardiman (1994: 28) tujuan belajar antara lain: a. Untuk mendapatkan pengetahuan Orang yang belajar akan ditandai dengan kemampuannya dalam berfikir. Antara pengetahuan dan kemampuan berfikir adalah dua hal yang saling berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan. Seseorang tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir jika tanpa bahan pengetahuan, dan sebaliknya seseorang yang menggunakan kemampuan berfikirnya akan memperkaya pengetahuannya. b. Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan keterampilan. Keterampilan ini dibagi menjadi dua, yaitu keterampilan jasmani dan keterampilan rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat dan diamati, biasanya berkaitan dengan gerak anggota tubuh seperti melukis, bernyanyi, bermain alat musik, dan lain-lain. Sedangkan keterampilan rohaniah lebih rumit karena bersifat abstrak dan berkaitan dengan penghayatan. Antara keterampilan, kemampuan 22 berfikir dan penghayatan akan saling berhubungan dan berkolaborasi dalam proses penyelesaian atau merumusakan suatu masalah. c. Pembentukan sikap Salah satu tujuan utama belajar yaitu merubah tingkah laku dari kurang baik menjadi baik.Seseorang yang belajar akan mengalami perubahan sikap atau perilaku yang bersifat relatif tetap atau konstan. 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a. Faktor Internal Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni: 1) Aspek Fisiologis Keadaan atau kondisi fisik sangat berpengaruh terhadap intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Misalnya mata minus, tuna rungu, tuna wicara, dan lain-lain. Selain itu apabila keadaan siswa kurang fit, misalnya pusing, demam, batuk, dan lain-lain, juga sangat berpengaruh terhadap daya fikir dan konsentrasi siswa ketika belajar. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap orang tua untuk senantiasa mengawasi dan membantu putra-putrinya dalam hal menjaga 23 kesehatan, seperti menyiapkan sarapan sebelum sekolah, mengatur waktu istirahat anak, dan sebagainya. Agar ketika di sekolah anak dapat belajar dengan maksimal tanpa terganggu oleh kondisi kesehatan yang buruk. 2) Aspek Psikologis Aspek psikologis juga sangat berpengaruh terhadap kualitas belajar siswa. Faktor-faktor psikologis antara lain: tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa. b. Faktor Eksternal Yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor eksternal dibedakan menjadi dua, yakni: 1) Lingkungan Sosial, seperti guru, teman-teman. 2) Lingkungan Nonsosial, seperti gedung sekolah, tempat tinggal. c. Faktor Pendekatan Belajar Selain faktor internal dan eksternal, pendekatan belajar yang digunakan juga berpengaruh terhadap proses belajar. B. Experiential Learning 1. Pengertian Model Experiential Learning Pembelajaran berbasis pengalaman mulai berkembang dengan munculnya karya John Dewey (1938) yang menjelaskan tentang pentingnya pembelajaran melalui pengalaman sebagai landasan dalam 24 menetapkan pendidikan formal. Model pendidikan ini terus berkembang hingga pada tahun 1977 berdiri Association for Experiential Education (AEE) yang bertujuan untuk memperkenalkan pendidikan berbasis pengalaman kepada masyarakat luas. Association for Experiential Education (AEE) mendefinisikan “Experiential education is a process through which a learner construct knowledge, skill and value from direct experiences”. (Pendidikan berbasis pengalaman merupakan sebuah proses dimana para pembelajar membangun pengetahuan dan nilai-nilai dari pengalaman langsung). (Mubarokah, 2014: 17) Pembelajaran berbasis pengalaman ini kemudian dikembangkan dan mulai diperkenalkan oleh David Kolb pada tahun 1984 dalam bukunya yang berjudul “Experiential Learning; experience as the source of learning and development”. Dalam teorinya, David Kolb (1984) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses dimana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman (Silberman, 2014: 43). Sedangkan menurut Majid (2013: 93), Experiential Learning adalah suatu proses belajar-mengajar yang mengaktifkan pembelajar untuk membangun pengetahuan dan keterampilan melalui pengalamannya secara langsung. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa Experiential Learning merupakan model pembelajaran aktif yang menekankan pada 25 pengalaman yang akan dialami oleh siswa. Siswa dilibatkan secara langsung dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Dari pengalaman yang diperolehnya tersebut kemudian siswa mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuannya. Karena siswa belajar secara langsung dan mengalami sendiri, maka pembelajaran akan lebih bermakna dan konsep yang tertanam pada diri siswa pun lebih kuat. 2. Penerapan Model Experiential Learning Menurut Edgar Dale (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 45), belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggungjawab terhadap hasilnya. Di dalam bukunya, Mel Silberman (2014: 10) menjelaskan pembelajaran experiential mengacu pada: a. Keterlibatan peserta didik dalam kegiatan konkret yang membuat mereka mampu untuk “mengalami” apa yang tengah mereka pelajari. b. Kesempatan untuk merefleksikan kegiatan tersebut. Dalam model mengkonstruksikan Experiential pelajaran-pelajaran Learning yang guru dapat harus memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui eksperimen, melalui tindakan, atau melalui usaha menciptakan sesuatu (learning by experiment, by doing, by construction), jadi siswa dituntun untuk 26 belajar secara aktif dalam proses pembelajaran dan mengalami sendiri apa yang dia pelajari (Miftahul, 2013: 40). Paradigma pengajaran experiential Dewey dan Kolb umumnya diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menyusun materi pelajaran agar sesuai dan konsisten dengan pengalaman siswa. b. Memilih konten pembelajaran yang bermanfaat, konsisten, dan aplikabel pada pengalaman siswa saat ini, bukan untuk masa depannya yang masih jauh. c. Mengelompokkan materi atau konten pelajaran sesuai dengan pengalaman setiap siswa. d. Menekankan pembelajaran sambil bekerja (pengalaman) dan berefleksi. e. Memperluas konteks pembelajaran pada bidang-bidang yang lain atau meningkatkan pengalaman siswa dengan menghadapkannya pada situasi-situasi yang baru (Miftahul, 2013: 41). David Kolb (dalam Mubarokah, 2014: 24) menyampaikan penerapan model Experiential Learning melalui proses yang melingkar dan terdiri dari empat tahap, yaitu: 1) Concrete Experience Pada fase ini siswa melibatkan diri sepenuhnya dalam pengalaman baru. 27 2) Reflective Observation Siswa mengobsevasi dan merefleksikan atau memikirkan kembali pengalaman yang diperolehnya. 3) Abstract Conceptualization Siswa membentuk reaksi terhadap pengalaman yang diperolehnya menjadi sebuah kesimpulan atau konsep baru. 4) Active Experimentation Siswa mengimplementasikan pengalaman belajar yang telah diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari. Tabel 2.1 Gaya Pembelajaran Experiential oleh Kolb 3. Dasar-dasar Model Experiential Learning Model Experiential Learning didasarkan pada beberapa keyakinan, antara lain: a. Para pembelajar belajar yang terbaik adalah ketika mereka dilibatkan dalam pengalaman-pengalaman pembelajaran. b. Ide dan prinsip yang dialami dan ditemukan oleh pembelajar akan lebih efektif dalam perubahan perilaku. 28 c. Terdapat perbedaan gaya pembelajaran yang disukai dari masingmasing individu. d. Komitmen para pembelajar dalam belajar akan lebih besar bila mereka turut terlibat pada proses pembelajaran mereka sendiri. e. Pembelajaran terjadi melalui proses pengalaman yang konkret (concrete experience), observasi reflektif (reflective observation), konseptualisasi abstrak (abstract conceptualization) dan eksperimentasi aktif (active experimentation). f. Perilaku pembelajaran akan mempengaruhi keyakinan seseorang. 4. Tujuan Model Experiential Learning Dari berbagai pengertian yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan tujuan model Experiential Learning, antara lain: a. Menciptakan suasana pembelajaran aktif dan menyenangkan. b. Menciptakan pembelajaran yang berkesan dan bermakna bagi siswa. c. Melatih siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui pembelajaran dengan pengalaman langsung. 5. Manfaat Model Experiential Learning Beberapa manfaat yang diperoleh secara individual apabila menerapkan model Experiential Learning, antara lain: a. Meningkatkan kesadaran akan rasa percaya diri. b. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi, perencanaan dan pemecahan masalah. 29 c. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan untuk menghadapi situasi yang buruk. d. Menumbuhkan dan meningkatkan komitmen dan tanggung jawab. e. Mengembangkan ketangkasan, kemampuan fisik dan koordinasi. Sedangkan manfaat yang diperoleh secara kelompok apabila menerapkan model Experiential Learning, antara lain: a. Mengembangkan dan meningkatkan kekompakan antar sesama anggota kelompok. b. Meningkatkan keterlibatan dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. c. Mengidentifikasi dan memanfaatkan bakat tersembunyi dan kepemimpinan. d. Meningkatkan empati dan pemahaman antar sesama anggota kelompok (Mubarokah. 2014: 29 ). 6. Kelebihan Model Experiential Learning Kelebihan dari model Experiential Learning, antara lain: a. Kegiatan belajar-mengajar dapat berlangsung secara aktif dan menyenangkan. b. Memberikan pembelajaran yang berkesan dan mendalam kepada siswa melalui pengalaman sehingga konsep tertanam dengan kuat. c. Membentuk karakter siswa yang cerdas dan mandiri, karena siswa diajarkan untuk membangun sendiri pengetahuannya melalui pengalaman yang diperolehnya. 30 7. Kelemahan Model Experiential Learning Kelemahan model Experiential Learning adalah model pembelajaran ini sulit dipahami oleh sebagian besar guru, karena pengertian Experiential Learning masih terlalu luas. C. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris yaitu “Natural Science” atau sering disebut Science. Natural berarti alamiah, berhubungan dengan alam. Sedangkan Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi pengertian IPA atau Science secara harfiah adalah ilmu pengetahuan tentang alam semesta. (http://ayahalby.wordpress.com) 2. Ruang Lingkup IPA Ruang lingkup mata pelajaran IPA untuk SD/MI secara umum terdiri dari dua aspek, yaitu: a. Aspek kerja ilmiah, meliputi: 1) Kegiatan penyelidikan 2) Berkomunikasi ilmiah 3) Pengembangan kreativitas 4) Pemecahan masalah 5) Sikap, dan 6) Nilai ilmiah. 31 b. Aspek pemahaman konsep, meliputi: 1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. 2) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya, meliputi: padat, cair, dan gas. 3) Energi dan perubahannya, meliputi: gaya, bunyi, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. 4) Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA. 3. Tujuan IPA Tujuan pembelajaran IPA di SD/MI menurut kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006), antara lain: a. Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran 32 tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. f. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. 4. Fungsi IPA Fungsi mata pelajaran IPA (Depdiknas, 2004), antara lain: a. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. b. Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah. c. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek IPA dan teknologi. d. Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. 5. SK dan KD IPA Kelas III Semester 1 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kelas III Semester 1 dapat dilihat pada tabel 2.2, di bawah ini: 33 Tabel 2.2 SK dan KD IPA Kelas III Semester 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan ciri-ciri dan 1. Memahami ciri-ciri dan 1.1.Mengidentifikasi kebutuhan makhluk hidup. kebutuhan makhluk 1.2. Menggolongkan makhluk hidup hidup serta hal-hal secara sederhana. yang mempengaruhi perubahan pada 1.3.Mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan halmakhluk hidup hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat dan olah raga. 2. Memahami kondisi 2.1.Membedakan ciri-ciri lingkungan lingkungan yang sehat dan lingkungan tidak sehat berpengaruh terhadap berdasarkan pengamatan. kesehatan, dan upaya 2.2.Mendeskripsikan kondisi menjaga kesehatan lingkungan yang berpengaruh lingkungan terhadap kesehatan. 2.3.Menjelaskan cara menjaga kesehatan lingkungan sekitar. Benda dan Sifatnya 3. Memahami sifat-sifat, 3.1.Mengidentifikasi sifat-sifat benda perubahan sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi dan kegunaannya benda padat, cair, dan gas. dalam kehidupan 3.2.Mendeskripsikan perubahan sifat sehari-hari benda (ukuran, bentuk, warna, atau rasa) yang dapat diamati akibat dari pembakaran, pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka. 3.3.Menjelaskan kegunaan benda plastik, kayu, kaca, dan kertas. 34 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Ma’arif Mangunsari Salatiga 1. Sejarah Berdirinya MI Ma’arif Mangunsari Salatiga MI Ma’arif Mangunsari Salatiga didirikan pada tanggal 15 Januari 1965 di atas tanah wakaf seluas 1169 . Pada tahun 1969 secara formal MI Ma’arif Mangunsari Salatiga resmi bernaung di bawah Departemen Agama Kota Salatiga dengan Nomor Akta Pendirian SK.126/HGB/67. 2. Keadaan Geografis MI Ma’arif Mangunsari Salatiga MI Ma’arif Mangunsari Salatiga terletak di Jalan Abdul Syukur No. 03 dusun Cabean, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Madrasah ini letaknya sangat strategis karena berada di tengah lingkungan masyarakat dusun Cabean dan hanya berjarak 100 meter dari Puskesmas Mangunsari. Selain itu, madrasah ini juga berada tepat di tepi jalan alternatif ke Ambarawa. 3. Profil Madrasah MI Ma’arif Mangunsari Salatiga a. Identitas Madrasah Nama : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga NPSN : 20328495 NSM : 111233730008 No. Sertifikat : SK.126/HGB/67 35 Akreditasi / tahun : A / 2012 Alamat : Jln. Abdul Syukur No. 3 Cabean, Mangunsari, Sidomukti, Kota Salatiga No. Telpon : 0298 328782 / 081326158305 Status Madrasah : Swasta Nama yayasan : Ma’arif NU Tahun Berdiri : 1965 Luas tanah : ±1169 b. Struktur Organisasi Kepengurusan Komite MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Ketua : M. Fathur Rahman Sekretaris : Yasin Bendahara : M. Turis Niagawan, SH Seksi Pembangunan : Drs. Susilo Hadi Seksi Kegiatan : Drs. Joko Anis S., M. Pd. I Seksi Penggalian Dana : Sholeh, SE Seksi Humas : Fathul Ghufron, S. Pd. I c. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang di miliki MI Ma’arif Mangunsari Salatiga sudah cukup lengkap. Sarana dan prasarana tersebut berasal dari bantuan pemerintah, yaitu Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan Nasional. Adapun sarana dan prasarana tersebut antara lain: 36 1) Ruang kepala madrasah 2) Ruang guru Di dalam ruangan guru terdapat 14 meja guru serta 1 set meja dan kursi untuk menerima tamu. 3) Ruang Kelas Gedung MI Ma’arif Mangunsari Salatiga ini bertingkat 2 lantai yang terdiri dari 12 kelas. Jadi setiap angkatan terdiri dari 2 kelas A dan B. Hal ini disebabkan karena antusias masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di madrasah ini sangat tinggi, sehingga sekolah membuka 2 kelas untuk setiap angkatan. 4) Ruang UKS Di dalam ruang UKS terdapat 2 tempat tidur dan perlengkapan P3K. 5) Perpustakaan Koleksi buku di perpustakaan MI Ma’arif Mangunsari Salatiga cukup lengkap untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar. Jenis koleksi buku yang dimiliki antara lain: buku pelajaran, buku pengetahuan umum, buku agama, buku tentang keterampilan, majalah, dan masih banyak lagi. 6) Laboratorium Komputer Sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar tidak tertinggal oleh perkembangan zaman, sekolah 37 menyediakan laboratorium komputer bagi siswa. Di dalam laboratorium ini terdapat 12 komputer yang digunakan ketika pembelajaran Teknologi Informatika. 7) Kantin 8) Peralatan Musik 9) Peralatan Olahraga 10) Fasilitas Internet 11) Fasilitas Antar-jemput d. Kegiatan Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program yang dilaksanakan siswa di luar jam pelajaran biasa dengan tujuan untuk memperkaya dan memperluas pengetahuan dan kemampuan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan salah satu bentuk ikhtiar untuk mewujudkan fungsi pendidikan nasional yang telah dijelaskan dalam UU NO. 20 Tahun 2003: Pasal 3, bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta betanggung jawab”. Kegiatan ekstrakurikuler MI Ma’arif Mangunsari Salatiga diadakan 38 setiap hari Sabtu. Siswa diberi kebebasan untuk memilih dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Kegiatan ekstrakurikuler ini diampu oleh guru yang berkompeten dan juga mendatangkan tenaga dari luar yang memiliki keahliah dalam bidang tersebut. Kegiatan ekstrakurikuler di MI Ma’arif Mangunsari, antara lain: 1) Membaca Tulis Al-Qur’an (MTQ) 2) Rebana 3) Pramuka 4) Seni tari 5) Seni lukis e. Prestasi MI Ma’arif Mangunsari Salatiga merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang mempunyai catatan prestasi baik. Berbagai prestasi, baik dalam kejuaran mata pelajaran umum, olahraga maupun agama telah diraih MI Ma’arif Mangunsari Salatiga. Berbagai raihan prestasi tersebut diantaranya: 1) Juara I Olimpiade MIPA MI sekota Salatiga 2011 2) Juara I Pesta Siaga Kecamatan Sidomukti tahun 2011 3) Juara I catur putri PORSENI MI tahun 2011 4) Juara II karate PORSENI MI tahun 2011 5) Juara I tartil putri Pekan Maulid Nabi sekota Salatiga 2012 6) Juara III lomba adzan Pekan Maulid Nabi sekota Salatiga 2012 39 7) Juara III Komite Karate putri tingkat kota Salatiga 2012 8) Juara umum MAPSIUM MI se-Salatiga tahun 2013 9) Juara I adzan MAPSIUM MI se-Salatiga tahun 2013 10) Juara I Tartilul Qur’an MAPSIUM MI se-Salatiga tahun 2013 11) Juara I pidato MAPSIUM MI se-Salatiga tahun 2013 12) Juara I adzan pekan maulid Nabi se-Sidomukti tahun 2013 13) Juara III khitobah Pekan Maulid Nabi sekota Salatiga 2013 4. Visi dan Misi MI Ma’arif Mangunsari Salatiga MI Ma’arif Mangunsari Salatiga memiliki visi “CERRIA” yang merupakan singkatan dari “Cerdas, Religius, dan Berakhlakul Karimah”. Sedangkan misi MI Ma’arif Mangunsari Salatiga adalah “Belajar Enjoy Sepanjang Hayat” dengan rincian sebagai berikut: a. Menanamkan kesadaran prinsip hidup bersama sepanjang hayat. b. Mengembangkan strategi pembelajaran yang ENJOY (Efektif, Nyaman, Jelas, Obyektif, dan Islami). c. Memantik potensi dasar siswa secara Multi Kecerdasan. d. Menumbuhkan wawasan patriotisme e. Menumbuhkan pola kehidupan yang menjunjung tinggi nilai Islamiyah, budaya lokal yang baik serta nasionalisme. f. Mengembangkan potensi masyarakat peduli pendidikan. g. Mengembangkan tata lingkungan yang mendukung proses pendidikan. 40 5. Keadaan Guru dan Karyawan MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Data guru dan karyawan MI Ma’arif Mangunsari Salatiga dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Data Guru dan Karyawan MI Ma’arif Mangunsari No Nama NIP Jabatan 1 Agus Rahmad Yuwanta, S.Pd 19610816985031004 Kepala Madrasah 2 Ismiyati, S.Pd. 197307241998032009 Guru Kelas II A 3 Dra. Nurul Aini 196503132005012001 Guru Kelas IV A 4 Fathul Ghufron, S.Pd.I. 198208182007101002 Guru Kelas V A 5 Tri Puji Hastuti, S.Ag. 197205162007102003 Guru Kelas 6 Siti Nasiroh, S.Ag. 197706012007012030 Guru Bidang Studi 7 Siti Nurkholifah Guru Tidak Tetap 8 A. Sabiqul Umam, S. Ag. Guru Tidak Tetap 9 M. Turis Niagawan, S.H. Guru Tidak Tetap Guru Kelas Guru Bidang Studi Guru Bidang Studi Guru Bidang Studi 10 Khoriyatun Ni’mah Guru Tidak Tetap 11 Syafi’il Abthohi Guru Tidak Tetap Guru Kelas 12 Fauziah, M.Ag. Guru Tidak Tetap Guru Kelas 13 Dian Mariani, S.Pd. Guru Tidak Tetap Guru Kelas 14 Susriana Wahyu I. L, S.Ag. Guru Tidak Tetap Guru Kelas 15 Arifatul Farida, S. Pd. Guru Tidak Tetap Guru Kelas 16 Tri Handayani, S.Pd.I. Guru Tidak Tetap Guru Kelas 17 Mahmud Pegawai Tidak Tetap 41 Penjaga 6. Keadaan Siswa MI Ma’arif Mangunsari Salatiga merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tingkat Madrasah Ibtida’iyah (MI) yang menjadi favorit di Salatiga. Hal ini terlihat dari tingginya antusiasme masyarakat yang ingin menyekolahkan putra-putrinya di madrasah ini. Jumlah siswa yang mendaftar setiap tahun ajaran baru pun selalu mengalami peningkatan. Untuk itu MI Ma’arif Mangunsari Salatiga membuka kelas paralel A dan B. Adapun rincian jumlah siswa MI Ma’arif Mangunsari Salatiga dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut: Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa MI Ma’arif Mangunsari No Kelas 1. I 2. II 3. III 4. IV 5. V 6. VI JUMLAH TAHUN PELAJARAN 2013-2014 2014-2015 Jumlah Rombel Jumlah Rombel 69 2 59 2 61 2 67 2 56 2 59 2 37 2 55 2 36 2 48 2 16 1 37 2 275 11 315 12 7. Data Responden Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, yang menjadi responden yaitu siswa kelas III B MI Ma’arif Mangunsari Salatiga. Daftar responden dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut: 42 Tabel 3.3 Data Responden Siswa Kelas III B NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 L/P L L P L L L P L P P P L P L L L P P P P L P L L L P P P P P NAMA Ahmad Ramadhan Nazali Ahmad Daffa Widianto Arleen Najwa Azzahra Denis Darmawan Farhan Pratama Fredie Surya Susila Galuh Sekar Tripasati Gibran Ahmad Al-Faruqi Isniatun Hasanah Isna Auladina Salsabila Idris Septiani Rahmawati Muhammad Habibul Khaliq Muna Salma Mufidah M. Khuzni Anwar Fuadi M. Raditiya Agra M. Ibnu Syaputra Nisrina Cahya Nabila Nita Erlina Netanya Destia Putri Naisya Arimbi Najmudin Al-Thof Ravika Zaki Ningrum Regad Dwi Lazuard Rehandika Bakti Nugraha Ryan Dwi Saputra Salma Azzahra Fina Nikmatussania Velistya Bunga Renata Putri Zahra Oktaviana Renata Amelia B. Subjek Penelitian Yang menjadi subjek penelitian tindakan kelas ini yaitu siswa kelas III B di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 14 laki-laki dan 16 perempuan. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 26 September 2014 hingga selesai. 43 Jadwal pelaksanaan tindakan: 1. Pra siklus : Jum’at, 26 September 2014 2. Siklus I : Senin, 29 September 2014 3. Siklus II : Rabu, 1 Oktober 2014 C. Peran Peneliti dan Guru Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, penelitian ini menggunakan jenis PTK Kolaboratif. Jadi untuk menjalankan PTK ini peneliti saling bekerja sama dengan guru kelas III B. Supaya tujuan PTK tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai yang direncanakan, maka peneliti dan guru membagi tugas masing-masing, yaitu: 1. Peran Peneliti Peran peneliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, antara lain: a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b. Menyiapkan media pembelajaran c. Membuat perangkat evaluasi d. Melaksanakan kegiatan pembelajaran 2. Peran Guru Sedangkan peran guru dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu menilai peneliti dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi serta memberi kritik dan saran untuk perbaikan dalam pelaksanaan disiklus berikutnya. 44 D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dimaksudkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran yang berbeda dengan model pembelajaran yang biasanya digunakan oleh guru dalam mengajar. Selama ini proses pembelajaran terutama mata pelajaran IPA menggunakan metode ceramah dan diskusi, sehingga siswa mengalami kejenuhan yang berakibat pada pasifnya siswa serta nilai IPA yang diperolehnya belum mencapai KKM yang telah ditentukan. Oleh karena itu peneliti berusaha menerapkan model Experiential Learning dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khusunya mata pelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya. Dalam pelaksanaan penelitian jika pada siklus I terdapat kekurangan, maka pada siklus II lebih difokuskan untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I. Setelah dilakukan perbaikan, pada pelaksanaan siklus II apabila nilai siswa telah mencapai KKM yang ditargetkan, maka siklus dapat dihentikan. Namun apabila disiklus II masih terdapat kekurangan dan nilai siswa yang mencapai KKM kurang dari 80% maka penelitian dilanjutkan ke siklus III dengan memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya. 1. Deskripsi Pra Siklus Penelitian pra siklus ini dilakukan pada hari Jum’at tanggal 26 September 2014 di kelas III B MI Ma’arif Mangunsari Salatiga. 45 Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, metode pembelajaran yang diterapkan untuk mengajar terutama mata pelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya menggunakan metode ceramah dan diskusi. Dengan diterapkannya metode tersebut proses pembelajaran cenderung pasif, hal ini ditunjukkan dengan sedikitnya siswa yang mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu pada saat kerja kelompok, siswa tidak saling berdiskusi membahas tugas yang diberikan oleh guru tetapi mereka saling diam bahkan banyak yang bermain sendiri dengan teman sekelompoknya. Di akhir kegiatan pembelajaran siswa diberikan soal evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi Benda dan Sifatnya. Dari hasil tes tersebut diketahui nilai siswa yang tuntas atau mencapai KKM sebanyak 11 siswa dan 19 siswa nilainya masih di bawah standar KKM. 2. Deskripsi Siklus I Siklus I dilaksankan pada hari Senin, tanggal 29 September 2014 selama 2 jam pelajaran (70 menit). Tahap-tahap pelaksanaan: a. Perencanaan Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi pada saat observasi pra siklus, maka peneliti dengan dibantu guru kelas yang berperan sebagai kolaborator menyusun rencana kegiatan 46 yang akan dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan materi Benda dan Sifatnya, yang meliputi: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I. 2) Membuat lembar kerja siswa. 3) Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan siswa. 4) Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru. 5) Membuat soal post-test yang digunakan sebagai alat ukur tingkat keberhasilan siswa. b. Pelaksanaan Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan sebelumnya, yaitu: 1) Kegiatan Awal (10 menit) a) Guru memberikan salam. b) Guru mengabsen siswa. c) Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Contoh: Siapa yang pernah membeli air Aqua? Siapa yang pernah meniup balon? d) Guru menyampaikan tema yang akan dipelajari. e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 47 2) Kegiatan Inti (45 menit) a) Eksplorasi (1) Guru menunjuk siswa secara acak untuk membaca teks bacaan secara bergantian. (2) Guru bertanya-jawab dengan siswa tentang isi bacaan. (3) Guru menjelaskan pokok materi. (4) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 6 siswa. (5) Guru menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh siswa bersama kelompoknya untuk melakukan percobaan. b) Elaborasi Tahap Experiential (1) Concrete Experiential Keterangan Siswa dihadapkan dengan benda- benda yang sudah biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air dalam botol, batu, dan balon. Kemudian siswa melakukan beberapa percobaan dan mengamati perubahan yang terjadi. (2) Reflection Observation Siswa mendiskusikan pengamatan dengan sekelompoknya untuk hasil teman menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini: Bagaimana bentuk air di dalam botol? 48 Bagaimana bentuk air jika dituangkan ke wadah yang berbeda? Bagaimana bentuk batu ketika diletakkan di atas meja? Bagaimana bentuk batu jika dimasukkan ke dalam botol? Bagaimana bentuk balon? Apakah isi balon dapat terlihat? (3) Abstract Conceptualization (4) Active Siswa menyimpulkan sifat-sifat benda cair, padat dan gas. Siswa menulis dan mengelompokkan Experimentation nama-nama benda disekitarnya berdasarkan sifat-sifatnya. c) Konfirmasi (1) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing secara bergantian. (2) Siswa menanggapi presentasi dari kelompok lain. (3) Guru bertanya-jawab dengan siswa tentang hasil percobaannya. (4) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil percobaan siswa. (5) Guru meluruskan apabila ada kesalahpahaman siswa terhadap materi. 3) Kegiatan Akhir (15 menit) a. Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi. 49 b. Siswa mengerjakan soal post-test. c. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. d. Guru menutup pelajaran dengan salam. c. Observasi Pengamatan terhadap siswa dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung mulai dari awal hingga akhir. Pengamatan ini dilakukan secara kolaboratif yaitu oleh peneliti bersama guru kelas. Sedangkan pengamatan terhadap pengelolaan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas (kolaborator). Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus I ini antara lain: 1) Kegiatan pembelajaran belum kondusif. 2) Siswa banyak yang ramai dan maju ke depan untuk bertanya kepada guru karena kelompoknya tidak membawa peralatan untuk percobaan. 3) Pada saat melakukan percobaan masih ada kelompok yang bingung dalam melakukan percobaan karena instruksi dari guru kurang keras. 4) Jumlah anggota kelompok terlalu banya sehingga banyak siswa yang bermain sendiri dengan teman sekelompoknya. 5) Masih minimnya antusias siswa dalam bertanya ketika guru memberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang 50 belum dipahami oleh siswa. Begitu juga ketika guru memberikan pertanyaan hanya beberapa siswa saja yang berani mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan dari guru. Sedangkan hasil pengamatan terhadap guru dalam melaksanakan pembelajaran masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan, antara lain: 1) Dalam menyampaikan materi pembelajaran belum sistematis. 2) Dalam menyampaikan instruksi kurang keras. 3) Belum bisa mengkondisikan kelas. 4) Guru kurang persiapan dalam menyediakan media dan peralatan cadangan untuk percobaan, sehingga siswa kebingungan dan ramai sendiri ketika ada yang tidak membawa peralatan yang dibutuhkan. d. Refleksi Setelah diterapkan model Experiential Learning pada penelitian siklus I terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa dari pada saat masih menggunakan metode ceramah dan diskusi (pra siklus), tetapi belum mencapai target yang telah ditentukan yaitu 80%. Pada siklus I yang perlu diperbaiki antara lain: 1) Guru harus mempelajari dan menguasai materi lebih mendalam, dan menyampaikan materi harus urut. 2) Dalam memberikan instruksi, suara harus keras dan jelas. 51 3) Guru harus membawa bahan serta peralatan cadangan yang dibutuhkan untuk percobaan sebagai antisipasi apabila ada siswa yang tidak membawa bahan dan peralatan yang ditugaskan. 4) Guru harus bisa bersikap tegas dalam mengkondisikan siswa agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan kondusif. 5) Memperkecil jumlah anggota kelompok agar lebih efektif. 6) Guru perlu memberikan reward (penghargaan) untuk memotivasi siswa agar bisa aktif. 3. Deskripsi Siklus II Penelitian Siklus II ini dilaksanakan pada hari Rabu, 1 Oktober 2014. Tahap-tahap pelaksanaannya yaitu: a. Perencanaan Pada siklus II ini peneliti merencanakan kegiatan pembelajaran yang sama seperti pada siklus I yaitu menggunakan model Experiential Learning serta melakukan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada kegiatan siklus I untuk materi Benda dan Sifatnya dengan pokok bahasan Perubahan Wujud Benda. Perencanaan siklus II ini meliputi: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II. 52 2) Membuat lembar kerja siswa. 3) Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan siswa. 4) Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru. 5) Menyiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan, untuk mengantisipasi jika ada siswa yang tidak membawa peralatan dan bahan yang sudah ditugaskan. 6) Membuat soal post-test yang digunakan sebagai alat ukur tingkat keberhasilan siswa. b. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II ini mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan. Pada saat kegiatan pembelajaran guru berusaha fokus agar dalam menyampaikan materi bisa lebih jelas dan urut, dalam memberikan instruksi harus dengan suara yang keras dan jelas. Selain itu, guru juga memberikan rewards (penghargaan) jika siswa aktif dalam menanggapi pertanyaan dari guru maupun aktif bertanya jika ada materi yang belum dipahami. Tahap-tahap pelaksanaan: 1) Kegiatan Awal (10 menit) a) Guru memberikan salam. b) Guru mengabsen siswa. c) Guru memberikan semangat dan motivasi kepada siswa. 53 d) Guru melakukan apersesi dengan meberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Contoh: Siapa yang pernah menyalakan lilin ketika listrik padam? Siapa yang pernah mengoleskan minyak kayu putih dikulit tubuhnya? e) Guru menyampaikan tema yang akan dipelajari. f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti (45 menit) a) Explorasi (1) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang beranggotakan 5 siswa. (2) Guru menjelaskan langkah-langkah kerja untuk percobaan. b) Elaborasi Tahap Experiential (1) Concrete Keterangan Siswa Experiential melakukan percobaan beberapa (pembakaran, pemanasan, dan meletakkan di tempat terbuka) dan mengamati perubahan yang terjadi. (2) Reflection Siswa Observation mendiskusikan pengamatan dengan hasil teman sekelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini: 54 berikut Bagaimana sifat benda sebelum dibakar? Bagaimana sifat benda setelah dibakar? Bagaimana sifat benda sebelum dipanaskan? Bagaimana sifat benda setelah dipanaskan? Bagaimana wujud benda sebelum diletakkan di tempat terbuka? Bagaimana wujud benda setelah diletakkan di tempat terbuka? (3) Abstract Siswa Conceptualization menyimpulkan perubahan sifat benda setelah dilakukan pembakaran, pemanasan, dan diletakkan di tempat terbuka. (4) Active Siswa mengelompokkan benda- Experimentation benda yang dapat mengalami perubahan wujud berdasarkan faktor yang memperngaruhinya. c) Konfirmasi 1) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing secara bergantian. 2) Siswa menanggapi presentasi dari kelompok lain. 55 3) Guru bertanya-jawab dengan siswa tentang hasil percobaannya. 4) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil percobaan siswa. 5) Guru meluruskan apabila ada kesalahpahaman siswa terhadap materi. 3) Kegiatan Akhir (15 menit) a) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi. b) Siswa mengerjakan soal evaluasi (post-test). c) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. d) Guru menutup pelajaran dengan salam. c. Observasi Pengamatan terhadap siswa dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung mulai dari awal hingga akhir. Pengamatan ini dilakukan secara kolaboratif yaitu oleh peneliti bersama guru kelas. Sedangkan pengamatan terhadap pengelolaan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas (kolaborator). Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan guru kelas III B pada siklus II ini diketahui bahwa: 1) Pelaksanaan pembelajaran dengan model Experiential Learning yang dilakukan oleh peneliti sudah berjalan baik sesuai dengan rencana. 56 2) Guru dalam menyampaikan materi dan memberikan instruksi sudah baik dan jelas. 3) Siswa sudah mulai terlihat aktif dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari antusias siswa yang saling berebutan saat guru memberikan pertanyaan. 4) Kegiatan pembelajaran sedikit terganggu dengan adanya pengumuman untuk melakukan kebersihan kelas, serta banyak anak dari kelas sebelah yang menonton dan berdiri di depan pintu kelas. 5) Masih ada siswa yang bermain sendiri. Dan diketahui bahwa siswa tersebut masih kesulitan dalam membaca. Pada saat tes siswa tersebut tidak membaca soalnya melainkan langsung mengisi tanpa mengetahui maksud dari soal tersebut. Akibatnya nilai siswa tersebut tidak tuntas. d. Refleksi Dengan bercermin pada siklus I dan telah melakukan perbaikan-perbaikan, pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan model Experiential Learning ini sudah berjalan dengan baik. Hasil post-test siswa pun sangat memuaskan dan telah mencapai target ketuntasan yaitu sebesar 93,33%. Analisis dari pengamatan pada siklus II ini antara lain: 1) Pemberian reward kepada siswa sangat efektif untuk memotivasi siswa. Dengan adanya reward siswa menjadi 57 lebih bersemangat, lebih aktif dan saling berebut ketika guru memberikan pertanyaan. Reward yang diberikan tidak harus berupa barang, melainkan bisa berupa pujian atau pemberian nilai tambahan untuk siswa. 2) Selain pemberian reward (penghargaan), pemberian panishment (hukuman) yang disepakati bersama siswa juga perlu dikakuan oleh guru. Hal ini dapat digunakan guru untuk mengendalikan kelas agar siswa dapat belajar dengan tenang dan kondusif. Hukuman yang diberikan dapat berupa pengurangan nilai, dan lain-lain. 3) Guru perlu memberikan pelajaran membaca tambahan di luar jam pelajaran kepada siswa yang masih kurang lancar dalam membaca agar tidak ketinggalan dengan teman-temannya. Sesuai dengan penjelasan di bab sebelumnya, apabila target ketuntasan nilai siswa telah mencapai 80%, maka siklus dapat dihentikan. Jadi peneltian tindakan kelas dengan model Experiential Learning ini sudah dianggap berhasil dan berhenti sampai siklus II karena sebanyak 93,33% nilai siswa tuntas. 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Persiklus 1. Analisis Data Pra Siklus Penelitian pra siklus ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 29 September 2014 selama 2 jam pelajaran (70 menit). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan siswa yang menjadi responden serta proses pembelajaran sebelum menerapkan model Experiential Learning di kelas III B MI Ma’arif Mangunsari Salatiga ini. Pada pembelajaran IPA ini guru menggunakan metode ceramah dan diskusi. Ketika kegiatan belajar-mengajar berlangsung siswa cenderung pasif, pelajaranpun terasa monoton dan membosankan. Setelah guru menerangkan materi, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan disuruh mengerjakan LKS dengan berdiskusi. Setelah selesai mengerjakan, setiap kelompok mengumpulkan hasil kerja diskusi mereka tanpa melakukan presentasi. Kemudian guru melanjutkan dengan memberi soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu. Data hasil tes ulangan harian siswa kelas III B pada prasiklus menunjukkan tingkat kelulusan siswa masih rendah. Masih banyak nilai siswa yang belum mencapai KKM. Data nilai tes IPA siswa kelas III B tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini: 59 Tabel 4.1 Data Nilai Tes IPA Siswa Kelas III B NO. L/P NAMA 1 L Ahmad Ramadhan Nazali 2 L Ahmad Daffa Widianto 3 P Arleen Najwa Azzahra 4 L Denis Darmawan 5 L Farhan Pratama 6 L Fredie Surya Susila 7 P Galuh Sekar Tripasati 8 L Gibran Ahmad Al-Faruqi 9 P Isniatun Hasanah 10 P Isna Auladina Salsabila 11 L Idris Septiani Rahmawati 12 L Muhammad Habibul Khaliq 13 P Muna Salma Mufidah 14 L M. Khuzni Anwar Fuadi 15 L M. Raditiya Agra 16 L M. Ibnu Syaputra 17 P Nisrina Cahya Nabila 18 P Nita Erlina 19 P Netanya Destia Putri 20 P Naisya Arimbi 21 L Najmudin Al-Thof 22 P Ravika Zaki Ningrum 23 L Regad Dwi Lazuard 24 L Rehandika Bakti Nugraha 25 L Ryan Dwi Saputra 26 P Salma Azzahra 27 P Fina Nikmatussania 28 P Velistya Bunga Renata Putri 29 P Zahra Oktaviana 30 P Renata Amelia Jumlah Rata-rata Nilai 85 80 95 75 75 60 75 55 70 55 75 85 70 50 45 80 90 70 60 65 45 85 90 45 45 85 85 75 65 90 2.125 70,83 Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa: Jumlah seluruh siswa (Σ N) = 30 Jumlah siswa yang tuntas belajar (∑ ) = 11 Jumlah nilai seluruh siswa (∑ R) = 2.125 60 Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Nilai rata-rata siswa (R) = R N = = 70,83 Presentase ketuntasan belajar (X) = X= N x 100% x 100% X = 36,66 % Berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan prasiklus ini, ternyata tingkat ketuntasan belajar siswa masih dalam kategori rendah yaitu hanya 11 siswa yang tuntas (36,66%) dan sebanyak 19 siswa tidak tuntas (63,34%) dengan nilai rata-rata kelas 72,33. Dengan data yang telah diperoleh tersebut, selanjutnya peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model Experiential Learning dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang Benda dan Sifatnya. 2. Analisis Data Siklus I a. Data Hasil Pengamatan Pada siklus I ini pembelajaran IPA dengan materi Benda dan Sifatnya sudah mulai menerapkan model Experiential Learning. Dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini, selain menyampaikan materi pelajaran peneliti juga melakukan pengamatan terhadap 61 aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam melakukan pengamatan, peneliti dibantu oleh guru kelas yang berperan sebagai kolaborator yang mengamati pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Kegiatan pembelajaran ini diakhiri dengan mengerjakan soal tes, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi. Hasil nilai siswa tersebut juga dijadikan sebagai indikator keberhasilan pembelajaran dengan model Experiential Learning. Data nilai tes siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Data Nilai Tes IPA Siswa Kelas III B pada Siklus I NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 L/P L L P L L L P L P P L L P L L L P P P P L P NAMA Ahmad Ramadhan Nazali Ahmad Daffa Widianto Arleen Najwa Azzahra Denis Darmawan Farhan Pratama Fredie Surya Susila Galuh Sekar Tripasati Gibran Ahmad Al-Faruqi Isniatun Hasanah Isna Auladina Salsabila Indri Septiani Rahmawati Muhammad Habibul Khaliq Muna Salma Mufidah M. Khuzni Anwar Fuadi M. Raditiya Agra M. Ibnu Syaputra Nisrina Cahya Nabila Nita Erlina Netanya Destia Putri Naisya Arimbi Najmudin Al-Thof Ravika Zaki Ningrum 62 Nilai 90 80 95 95 75 95 100 75 100 65 85 80 90 80 75 80 95 75 70 100 30 100 Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas 23 24 25 26 27 28 29 30 L L L P P P P P Regad Dwi Lazuard Rehandika Bakti Nugraha Ryan Dwi Saputra Salma Azzahra Fina Nikmatussania Velistya Bunga Renata Putri Zahra Oktaviana Renata Amelia Jumlah Rata-rata 100 100 70 95 100 100 70 95 2.560 85,33 Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa: Jumlah seluruh siswa (Σ N) = 30 Jumlah siswa yang tuntas belajar (∑ ) = 21 Jumlah nilai seluruh siswa (∑ R) = 2560 Nilai rata-rata siswa (R) = R N = = 85,33 Presentase ketuntasan belajar (X) = X= N x 100% x 100% X = 70 % Berdasarkan data di atas, setelah menerapkan model Experiential Learning dalam pembelajaran siklus I, nilai dan jumlah ketuntasan siswa mengalami peningkatan yaitu sebesar 70%. Meskipun telah mengalami peningkatan namun jumlah ketuntasan 63 belajar siswa belum mencapai target. Sehingga peneliti akan melanjutkan penelitian di siklus selanjutnya dengan model pembelajaran yang sama yaitu model Experiential Learning dengan memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang terjadi dalam siklus I. b. Refleksi Setelah menerapkan model Experiential Learning aktifitas pembelajaran dapat berlangsung menarik, ini terlihat dari siswa yang sangat antusias dalam melakukan percobaan secara langsung. Selain itu, nilai belajar siswa juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pada saat prasiklus namun belum mencapai target. Dalam pelaksanaan siklus I ini, masih banyak kekurangan dan kelemahan yang perlu diperbaiki, antara lain: 1) Dalam menyampaikan materi belum sistematis. 2) Suara kerang keras. 3) Guru belum dapat mengkondisikan kelas dengan baik, sehingga siswa masih banyak yang bermain sendiri. 4) Guru kurang persiapan dalam menyediakan media dan peralatan cadangan untuk percobaan, sehingga siswa kebingungan dan ramai sendiri ketika ada yang tidak membawa peralatan yang dibutuhkan. 5) Siswa masih pasif dalam menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru karena kurang menarik. 64 Dari hasil analisis di atas, maka peneliti perlu untuk melakukan perbaikan pada pembelajaran berikutnya. Perbaikan yang harus dilakukan antara lain: 1) Dalam menyampaikan materi harus urut. 2) Dalam menyampaikan materi suara harus keras dan jelas. 3) Guru harus menyiapkan media serta peralatan cadangan yang dibutuhkan untuk percobaan. 4) Guru harus bisa bersikap tegas dalam mengkondisikan siswa agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan kondusif. 5) Memperkecil jumlah anggota kelompok agar lebih efektif. 6) Guru perlu memberikan rewards kepada siswa untuk menarik perhatian siswa agar bersemangat dan berlomba-lomba untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan. 3. Analisis Data Siklus II a. Data Hasil Pengamatan Pada siklus II ini pembelajaran IPA dengan materi Benda dan Sifatnya masih menerapkan model Experiential Learning dengan melakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I. Dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini, selain menyampaikan materi pelajaran peneliti juga melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam melakukan pengamatan, peneliti dibantu oleh guru kelas yang 65 berperan sebagai kolaborator yang mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memberikan soal tes untuk dikerjakan siswa. Tujuan tes ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi. Hasil nilai siswa tersebut juga dijadikan sebagai indikator keberhasilan pembelajaran dengan model Experiential Learning. Data nilai tes IPA siswa kelas III B pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Data Nilai Tes IPA Siswa Kelas III B pada Siklus II NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 L/P L L P L L L P L P P L L P L L L P P P P L P L L L P NAMA Ahmad Ramadhan Nazali Ahmad Daffa Widianto Arleen Najwa Azzahra Denis Darmawan Farhan Pratama Fredie Surya Susila Galuh Sekar Tripasati Gibran Ahmad Al-Faruqi Isniatun Hasanah Isna Auladina Salsabila Indri Septiani Rahmawati Muhammad Habibul Khaliq Muna Salma Mufidah M. Khuzni Anwar Fuadi M. Raditiya Agra M. Ibnu Syaputra Nisrina Cahya Nabila Nita Erlina Netanya Destia Putri Naisya Arimbi Najmudin Al-Thof Ravika Zaki Ningrum Regad Dwi Lazuard Rehandika Bakti Nugraha Ryan Dwi Saputra Salma Azzahra 66 Nilai 100 95 100 100 90 100 100 90 85 90 90 90 85 90 85 95 95 90 85 100 55 95 100 100 65 100 Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas 27 28 29 30 P P P P Fina Nikmatussania Velistya Bunga Renata Putri Zahra Oktaviana Renata Amelia Jumlah Rata-rata 100 100 95 100 2.765 92,16 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa: Jumlah seluruh siswa (Σ N) = 30 Jumlah siswa yang tuntas belajar (∑ ) = 28 Jumlah nilai seluruh siswa (∑ R) = 2765 Nilai rata-rata siswa (R) = R N = = 92,16 Presentase ketuntasan belajar (X) = X= N x 100% x 100% X = 93,33 % Berdasarkan data di atas, setelah melakukan perbaikanperbaikan dalam melaksanakan pembelajaran siklus II sudah dikategorikan berhasil karena tingkat ketuntasan belajar siswa sudah melampaui target yaitu sebesar 93,33.% dengan nilai rata-rata kelas 92,16. 67 b. Refleksi Pada pelaksanaan siklus II ini, peneliti telah berhasil meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA materi Benda dan Sifatanya pada siswa kelas kelas III B MI Ma’arif Mangunsari Salatiga yaitu sebesar 93,33% telah mencapai KKM. Oleh karena itu, pelaksanaan siklus berhenti pada siklus II. Namun meskipun demikian, masih ada PR yang harus dilakukan oleh guru. Salah satunya yaitu memberikan perhatian dan tambahan jam pelajaran khusus untuk siswa yang belum lancar dalam membaca dan menulis. Hal ini perlu dilakukan agar siswa tersebut tidak tertinggal oleh teman-temannya. Selain itu, guru harus tetap selalu melakukan inovasi baru dalam melaksanakan pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa. B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dengan menerapkan model Experiential Learning menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya. Data tersebut dapat kita lihat pada tabel rekapitulasi 4.4 berikut ini: 68 Tabel 4.4 Data Hasil Rekapitulasi Nilai IPA Persiklus NO. L/P NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 L L P L L L P L P P L L P L L L P P P P L P L L L P P P P P Ahmad Ramadhan Nazali Ahmad Daffa Widianto Arleen Najwa Azzahra Denis Darmawan Farhan Pratama Fredie Surya Susila Galuh Sekar Tripasati Gibran Ahmad Al-Faruqi Isniatun Hasanah Isna Auladina Salsabila Indri Septiani Rahmawati Muhammad Habibul Khaliq Muna Salma Mufidah M. Khuzni Anwar Fuadi M. Raditiya Agra M. Ibnu Syaputra Nisrina Cahya Nabila Nita Erlina Netanya Destia Putri Naisya Arimbi Najmudin Al-Thof Ravika Zaki Ningrum Regad Dwi Lazuard Rehandika Bakti Nugraha Ryan Dwi Saputra Salma Azzahra Fina Nikmatussania Velistya Bunga Renata Putri Zahra Oktaviana Renata Amelia Jumlah Rata-rata 69 Pra Siklus 85 80 95 75 75 60 75 55 70 55 75 85 70 50 45 80 90 70 60 65 45 85 90 45 45 85 85 75 65 90 2.125 70,83 Siklus I Siklus II 90 80 95 95 75 95 100 75 100 65 85 80 90 80 75 80 95 75 70 100 30 100 100 100 70 95 100 100 70 95 2.560 85,33 100 95 100 100 90 100 100 90 85 90 90 90 85 90 85 95 95 90 85 100 55 95 100 100 65 100 100 100 95 100 2.765 92,16 Tabel 4.5 Data Rekapitulasi Ketuntasan Belajar IPA Pelaksanaan Pra Siklus Siklus I Siklus I Tuntas 11 21 28 Tidak Tuntas 19 9 2 Ketuntasan Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti pada saat pra siklus di kelas III B MI Ma’arif Mangunsari khususnya mata pelajaran IPA, pembelajaran sudah berpusat pada siswa (student centered). Namun metode yang digunakan belum efektif, karena hanya menggunakan metode ceramah dan diskusi. Jadi siswa belajar secara abstrak dan tidak mengalami secara langsung apa yang dipelajarinya. Sehingga konsep yang tertanam pada diri siswa sangat lemah, akibatnya nilai mata pelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya sebanyak 19 siswa masih di bawah KKM yang telah ditentukan yaitu 80. Selanjutnya dari hasil pengamatan pra siklus tersebut, kemudian peneliti berusaha untuk melakukan inovasi dengan cara menerapkan model Experiential Learning pada mata pelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya. Dengan menerapkan model Experiential Learning tersebut diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peneliti mulai melakukan tindakan siklus I dengan menerapkan model Experiential Learning yang dilaksanakan pada tanggal 29 September 2014. Pada siklus I ini siswa terlihat sangat antusias dalam melakukan percobaan. 70 Dalam melakukan percobaan tersebut siswa mengalami kebingungan karena dalam menjelaskan langkah-langkah percobaan suara guru kurang keras dan tidak urut seperti yang ada di lembar kerja siswa (LKS). Setelah selesai melakukan percobaan, guru membimbing siswa untuk berdiskusi dan dilanjutkan dengan mengatur jalannya presentasi setiap kelompok. Dalam kesempatan tanya-jawab di siklus I ini siswa kurang aktif, hanya ada beberapa siswa yang berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sebelum pembelajaran selesai, guru membagikan soal tes. Ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam memahami materi yang telah disampaikan sekaligus sebagai indikator keberhasilan pembelajaran. Dari data hasil tes siklus I tersebut menunjukkan prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Dari sebelumnya pada pra siklus yang tuntas hanya 11 siswa (36,66 %), pada siklus I ini yang tuntas meningkat sebanyak 21 siswa (70%). Dalam pelaksanaan siklus I ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Selain itu, meskipun ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan, namun belum mencapai target yaitu sebanyak 80% siswa tuntas. Oleh karena itu, penelitian akan dilanjutkan pada siklus II. Penelitian tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2014. Dalam siklus II ini peneliti masih menerapkan model dan metode pembelajaran yang sama dengan memperbaiki kekurangankekurangan dari siklus I. 71 Berbeda dengan siklus I sebelumnya, pembelajaran siklus II ini bisa berjalan lebih kondusif dan siswa juga lebih aktif dan bersemangat untuk menjawab pertanyaan dari guru. Karena sebelumnya guru telah menjanjikan kepada siswa, bahwa siswa yang serius dalam pembelajaran, aktif bertanya ataupun menjawab pertanyaan akan mendapatkan tambahan nilai serta yang bermain atau ramai sendiri nilainya akan dikurangi. Seperti biasanya, sebelum pembelajaran selesai, guru membagikan soal tes untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam memahami materi yang telah disampaikan sekaligus sebagai indikator keberhasilan pembelajaran. Dari data hasil tes siklus II, menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa yaitu sebanyak 28 siswa (93,33%) telah mencapai KKM. Oleh karena itu, pembelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya dengan model Experiential Learning dianggap berhasil dan pelaksanaan siklus berhenti pada siklus II. Tabel 4.6 Diagaram Hasil Belajar IPA Siklus I, Siklus II dan Siklus III Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III B 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Pra Siklus Siklus I Pra Siklus 72 Siklus II Siklus I Siklus II Dari grafik di atas dapat kita lihat adanya peningkatan prestasi belajar siswa kelas III B pada mata pelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya. Pada saat pra siklus sebelum menerapkan model Experiential Learning tingkat ketuntasan siswa hanya 36,66%. Kemudian pada siklus I setelah menerapkan model Experiential Learning ketuntasan belajar siswa meningkat sebanyak 70% dan setelah melakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II berhasil mencapai target yaitu sebesar 93,33% siswa kelas III B nilainya mencapai KKM dengan nilai rata-rata kelas sebesar 92,16. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model Experiential Learning dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi Benda dan Sifatnya pada siswa kelas III B di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga. 73 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Benda dan Sifatnya dengan Model Experiential Learning pada Siswa Kelas III B di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015” dapat disimpulkan bahwa penerapan model Experiential Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi Benda dan Sifatnya di kelas III B MI Ma’arif Mangunsari Salatiga. Hal ini dapat dilihat dari hasil rekapitulasi nilai ratarata siswa persiklus yang mengalami peningkatan dari nilai rata-rata kelas 70,83 menjadi 85,33 pada siklus I dan menjadi 92,16 pada siklus kedua. Jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM mengalami peningkatan dari 11 siswa (36,66%) meningkat menjadi 21 siswa (70%) pada siklus I dan bertambah menjadi 28 siswa (93,33%) pada siklus kedua. B. Saran Telah terbuktinya model Experiential Learning dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi Benda dan Sifatnya pada siswa kelas III B di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga, maka kami sarankan halhal sebagai berikut: 74 1. Dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, guru harus menyiapkan materi, metode, media, dan sebagainya dengan matang agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan siswa pun akan memperoleh prestasi belajar yang optimal. 2. Sebagai guru harus selalu berinovasi dengan menerapkan model pembelajaran aktif yang berfariasi sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan dan siswa tidak cepat bosan. Salah satunya yaitu dengan menerapkan model Experiential Learning yang menekankan kegiatan belajar melalui pengalaman langsung, sehingga pembelajaran bisa lebih bermakna bagi siswa. 3. Guru hendaknya selalu berusaha untuk melibatkan siswa secara aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas (student centered) bukan sebaliknya guru yang aktif, peran guru hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa. 4. Guru harus rela meluangkan waktu untuk memberikan jam pelajaran tambahan untuk siswa yang masih dalam kategori rendah. Hal ini perlu dilakukan agar siswa tersebut tidak ketinggalan dengan teman-temannya. Jika dibiarkan hal tersebut dapat mengganggu dan menghambat proses pembelajaran. 75 C. Penutup Rasa syukur alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas terselesainya penelitian ini. Dengan menyadari akan kekurangan dan kekhilafan yang ada pada diri penulis. Oleh karena, itu penulis mengharap kritik dan saran dari para pembaca demi lebih sempurnanya skripsi ini. Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan penelitian ini. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. 76 DAFTAR PUSTAKA Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tips Pintar Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Laksana. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud. 2011. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar. Jakarta Timur: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Mengajar. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdikbud. Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 1990. Metoda Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito. Hamalik, Oemar. 199. Pendekatan Baru Strategi Belajar-Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung: CV. Sinar Baru Offset Bandung. Hatimah, Ihat. 2001. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/1954040219 80112001IHAT_HATIMAH/Pengertian_Pendekatan,_strategi,_metode,_teknik,_taktik_d an.pdf (Diakses: 24 September 2014). Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Garnida, D dan Rudy Budiman. 2002. Buku Pedoman Guru Mata Pelajaran Pendidikan IPA Madrasah Ibtidaiyah. Ditjen Binbaga Departemen Agama. 77 Gredler, Margaret E. Bell. 1991. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: Rajawali. Kecil, Lentera. 2012. Penulisan Daftar Pustaka dari Internet. http://lenterakecil.com/penulisan-daftar-pustaka-dari-internet (Diakses: 14 Agustus 2014). Mahfudz, Alby. 2011. Model Pembelajaran Experiential Learning. http://albymahfudz.blogspot.com/ (Diakses: 18 Juli 2014). Mubarokah, Ikfi. 2014. Upaya Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Model Experiential Learning. Skripsi. Jakarta: UIN Jakarta. Mulyasa, E. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nahwiyah, Sopiyatun. 2012. Definisi Pembelajaran Experiential. http://sopiatunnahwiyah.blogspot.com/2012/10/definisi-pembelajaranexperiental.html. (Diakses: 23 Nopember 2014). Priyono dan Titik Sayekti. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Purnami, Rahayu S. dan Rohayati. 2013. Implementasi Metode Experiential Learning dalam Pengembangan Softskills Mahasiswa yang Menunjang Integrasi Teknologi, Manajemen dan Bisnis. [Pdf]. http://repository.upi.edu/pdf. (Diakses: 18 Juli 2014). Rindu, Jari. 2012. Pengertian Pendekatan Metode. http://jaririndu.blogspot.com/2012/09/pengertian-pendekatan-metodeteknik.html (Diakses: 24 September 2014). Rositawati, S. dan Aris Muharram. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: BSE Pusat Perbukuan Depdiknas. 78 Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Septi. 2012. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Para Ahli. http://gugutlutfichasepti.blogspot.com (Diakses: 14 Agustus 2014). Silbermen, Mel. 2014. Handbook Experiential Learning. Bandung: Nusa Media. Sriyanti, Lilik. 2011. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Sriyanti, L, Erawati, M, & Suwardi. 2008. Teori-Teori Pembelajaran. Salatiga: STAIN Salatiga. Sularmi dan Wijayanti. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Suyadi. 2013. Panduan Penelitian Tindakan Kelas; cet.ke-X; Yogyakarta: Diva Press. Syah, Habibi. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Wikipedia Bahasa Indonesia. 2014. Teori Perkembangan Kognitif. http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif (Diakses: 3 September 2014). Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. W.J.S. Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: Balai Pustaka. Zaini, H, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. 79 LAMPIRAN-LAMPIRAN 1 2 3 4 5 LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA GURU Daftar Pertanyaa: 1. Metode apa saja yang guru terapkan dalam mengajar IPA kelas III B? 2. Kalau IPA khususnya materi Benda dan Sifatnya menggunakan metode apa? 3. Berapa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pelajaran IPA kelas III? 4. Apa saja kendala yang dihadapi dalam mengajar siswa kelas III B? HASIL WAWANCARA GURU 1. Peneliti : “Metode apa saja yang guru terapkan dalam mengajar IPA kelas III B?” Guru : “Ya, seperti pelajaran biasanya. Metode ceramah, diskusi, tanya- jawab, penugasan”. 2. Peneliti : “Kalau IPA khususnya materi Benda dan Sifatnya menggunakan metode apa?” Guru : “Untuk materi ini menggunakan metode ceramah kemudian diskusi”. 3. Peneliti : “Berapa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pelajaran IPA kelas III?” Guru : “KKM nya 80”. 4. Peneliti : “Apa saja kendala yang dihadapi dalam mengajar siswa kelas III B?” Guru : “Kendalanya biasa, Mas. Masih anak-anak, jadi susah diatur”. 6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas / Semester : III B / 1 Pertemuan Ke- : Siklus I Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit Waktu Pelaksanaan : Senin, 29 September 2014 A. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. B. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mengidentifikasi sifat-sifat benda padat, cair, dan gas. 2. Membandingkan sifat benda padat, cair, dan gas. 3. Menyebutkan sifat benda padat, cair, dan gas. 4. Mengelompokkan benda padat, cair, dan gas. D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat membuat daftar sifat-sifat benda padat, cair, dan gas. 2. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda padat melalui praktik. 3. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda cair melalui praktik. 4. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda gas melalui prkatik. 5. Siswa dapat mengelompokkan benda-benda di sekitarnya sebagai benda padat, cair, dan gas. 7 E. Materi Pelajaran 1. Wujud Benda a. Benda Padat Sifat-sifat benda padat antara lain: keras, dapat dilihat, dapat dipegang, bentuk tetap. Contoh: buku, bolpoin, pensil, kayu, besi. b. Benda Cair Sifat-sifat benda padat antara lain: dapat disentuh tetapi tidak dapat di pegang, bentuknya selalu berubah sesuai dengan wadahnya, selalu mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Permukaannya selalu datar. Contoh: air, minyak goreng, kecap, dan lain-lain. c. Benda Gas Sifat-sifat benda padat antara lain: tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan, bentuk selalu berubah sesuai dengan tempatnya, menekan ke segala arah. F. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model Experiential 3. Metode eksperimen Learning 4. Metode diskusi 2. Metode Ceramah 5. Metode tanya-jawab G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit) Dalam kegiatan ini, guru: a. Memberi salam. b. Mengabsen siswa. c. Memberikan semangat dan motivasi kepada siswa. d. Melakukan apersepsi. e. Menyampaikan tema yang akan dipelajari. f. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. 8 2. Kegiatan Inti (45 menit) a. Eksplorasi 1) Siswa membaca teks bacaan secara bergantian. 2) Guru bertanya-jawab dengan siswa tentang isi bacaan dan benda-benda yang ada di sekitarnya. 3) Guru menjelaskan pokok materi. 4) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 6 siswa. 5) Guru menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan percobaan. b. Elaborasi No. Tahap Experiential 1) Concrete Experiential 2) 3) 4) Keterangan Siswa dihadapkan dengan benda-benda yang sudah biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air dalam botol, batu, dan balon. Kemudian siswa melakukan beberapa percobaan dan mengamati perubahan yang terjadi. Siswa mendiskusikan hasil pengamatan dengan Reflection teman sekelompoknya untuk menjawab pertanyaanObservation pertanyaan berikut ini: a) Bagaimana bentuk air di dalam botol? b) Bagaimana bentuk air jika dituangkan ke wadah yang berbeda? c) Bagaimana bentuk batu ketika diletakkan di atas meja? d) Bagaimana bentuk batu jika dimasukkan ke dalam botol? e) Bagaimana bentuk balon? f) Apakah isi balon dapat terlihat? Siswa menyimpulkan sifat-sifat benda cair, padat Abstract Conceptualization dan gas. Siswa menulis dan mengelompokkan nama-nama Active benda disekitarnya berdasarkan sifat-sifatnya. Experimentation c. Konfirmasi 1) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing secara bergantian. 2) Siswa menanggapi presentasi dari kelompok lain. 3) Guru bertanya-jawab dengan siswa tentang hasil percobaannya. 4) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil percobaan siswa. 5) Guru meluruskan apabila ada kesalahpahaman siswa terhadap materi. 2 3. Kegiatan Penutup (15 menit) a. Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi. b. Siswa mengerjakan soal evaluasi. c. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. d. Guru menutup pelajaran dengan salam. H. Media dan Sumber Belajar 1. Media Pembelajaran a. Benda-benda yang ada di dalam kelas, seperti: meja, kursi, buku, dan sebagainya. b. Botol mineral berisi air. c. Gelas d. Mangkok e. Balon f. Plastik bening g. Air sirup 3 2. Sumber Belajar: a. Buku Sekolah Elektronik (BSE) “Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas III SD/MI, Penerbit: Pusat Perbukuan Depdiknas, hal: 65-71. b. Buku Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD/MI Kelas III, Penerbit: Pusat Perbukuan Depdiknas, hal: 67-78. I. Penilaian 1. Jenis Tes : Tertulis 2. Bentuk Tes : Pilihan ganda dan esay 3. Atal Tes : Soal-soal tes (terlampir) 4. Prosedur Penilaian: A. Benar X 5 → 10 X 5 = 50 B. Benar X 10 → 5 X 10 = 50 Total = 100 Salatiga, 29 September 2014 Mengetahui, Guru Kelas Peneliti Syafi’il Abthohi Danang Jatmiko NIP. NIM. 11510088 5 Nama : ........................................ Kelas : ............ No. Absen : ............ POST-TEST SIKLUS 1 A. Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan cara memberi tanda silang (X) pada jawaban yang benar! 1. 2. 3. Di bawah ini adalah contoh benda padat, kecuali... a. Kayu c. Sirup b. Pensil d. Batu Di bawah ini yang merupakan contoh benda gas adalah... a. Minyak c. Kapur b. Asap pabrik d. Sendok Sifat benda padat adalah... a. Bentuk dan besarnya selalu berubah b. Bentuk selalu berubah tetapi besarnya selalu tidak berubah c. Bentuk selalu tidak berubah tetapi besarnya selalu berubah d. Bentuk dan besarnya selalu tidak berubah 4. Jika air di sungai dimasukkan ke dalam tangki truk, maka bentuk air akan.... 5. a. Tetap c. Menjadi lebih besar b. Seperti tangki truk d. Menjadi lebih kecil Sifat benda cair adalah.... a. Bentuk dan volumenya selalu berubah b. Bentuk dan volumenya selalu tetap c. Bentuk selalu berubah tetapi volumenya tetap d. Bentuk selalu tetap tetapi volumenya selalu berubah 6. Di bawah ini yang merupakan contoh benda cair adalah... a. Oksigen c. Angin b. Embun d. Pasir 6 7. 8. 9. Di bawah ini adalah contoh benda padat, kecuali.. . a. Kecap c. Botol b. Poci d. Gelas Contoh benda yang selalu mengisi seluruh ruangan adalah.... a. Air c. Piring b. Gelas d. Udara Ketika memompa ban sepeda, sebenarnya kita memasukkan..... ke dalam ban tersebut. a. Pasir c. Angin b. Debu d. Air 10. Benda yang bentuknya selalu berubah tetapi volumenya selalu tetap adalah... a. Udara c. Angin b. Minyak d. Kayu B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar! 1. Berdasarkan wujudnya, benda-benda dapat dibedakan menjadi... 2. Bentuk selalu berubah tetapi volume selalu tetap adalah sifat benda... 3. Benda gas yang dibutuhkan manusia untuk bernafas adalah... 4. Bensin, minyak tanah, dan minyak goreng termasuk contoh benda... 5. Buku dan papan tulis adalah contoh benda.... 7 Kunci Jawaban (Post-Test Siklus 1) A. B. 1. C 6. B 1. Tiga (3) 2. B 7. A 2. Cair 3. D 8. D 3. Oksigen 4. B 9. C 4. Cair 5. C 10. B 5. Padat Prosedur Penilaian 1. Soal pilihan ganda Benar X 5 → 10 X 5 = 50 2. Soal esay Benar X 10 → 5 X 10 = 50 Total = 100 8 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas / Semester : III B / 1 Pertemuan Ke- : Siklus II Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit Waktu Pelaksanaan : Rabu, 1 Oktober 2014 A. Standar Kompetensi 3. Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. B. Kompetensi Dasar 3.2 Mendeskripsikan perubahan sifat benda (ukuran, bentuk, warna, atau rasa) yang dapat diamati akibat dari pembakaran, pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan faktor-faktor yang dapat mengubah sifat benda. 2. Menjelaskan adanya perubahan sifat benda akibat pembakaran, pemanasan, dan diletakkan di tempat terbuka. 3. Membandingkan benda sebelum dan sesudah mengalami perubahan. D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang dapat mengubah sifat benda. 2. Siswa dapat menjelaskan adanya perubahan sifat benda akibat pembakaran melalui eksperimen. 9 3. Siswa dapat menjelaskankan adanya perubahan sifat benda akibat pemanasan melalui eksperimen. 4. Siswa dapat menjelaskan adanya perubahan sifat benda akibat di letakkan di tempat terbuka melalui eksperimen. 5. Siswa dapat menjelaskan perbandingan benda sebelum dan sesudah dibakar. 6. Siswa dapat menjelaskan perbandingan benda sebelum dan sesudah dipanaskan. 7. Siswa dapat menjelaskan perbandingan benda sebelum dan sesudah diletakkan ditempat terbuka. E. Materi Pelajaran 2. Perubahan Wujud Benda a. Pembakaran Benda yang dibakar akan berubah sifat. Contohnya, pembakaran kayu menjadi arang. b. Pemanasan Proses pemanasan juga dapat mengubah sifat benda. Misalnya, air setelah dipanaskan akan menguap, nasi yang semula lunak setelah dipanaskan akan menjadi keras. c. Diletakkan di Tempat Terbuka Beberapa jenis benda akan berubah sifat jika diletakkan di tempat terbuka. Misalnya, bensin jika diletakkan ditempat terbuka lamakelamaan akan habis karena berubah menjadi gas. F. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model Experiential Learning 4. Metode diskusi 2. Metode ceramah 5. Metode tanya-jawab 3. Metode eksperimen 10 G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal Dalam kegiatan ini, guru: a. Memberi salam. b. Mengabsen siswa. c. Memberikan semangat dan motivasi kepada siswa. d. Melakukan apersepsi. e. Menyampaikan tema yang akan dipelajari. f. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi (3) Guru bertanya-jawab tentang benda-benda di sekitarnya. (4) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang beranggotakan 5 siswa. (5) Guru menjelaskan langkah-langkah kerja untuk percobaan. b. Elaborasi No. Tahap Keterangan Experiential 1) Concrete Siswa melakukan beberapa percobaan Experiential (pembakaran, pemanasan, dan meletakkan di tempat terbuka) dan mengamati perubahan yang terjadi. 2) Reflection Siswa mendiskusikan hasil pengamatan Observation dengan teman sekelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini: g) Bagaimana sifat benda sebelum dibakar? h) Bagaimana dibakar? 11 sifat benda setelah i) Bagaimana sifat benda sebelum dipanaskan? j) Bagaimana sifat benda setelah dipanaskan? k) Bagaimana wujud benda sebelum diletakkan di tempat terbuka? l) Bagaimana wujud benda setelah diletakkan di tempat terbuka? 3) Abstract Siswa menyimpulkan perubahan sifat Conceptualization benda setelah dilakukan pembakaran, pemanasan, dan diletakkan di tempat terbuka. 4) Active Siswa mengelompokkan benda-benda Experimentation yang wujud dapat mengalami berdasarkan perubahan faktor yang memperngaruhinya. c. Konfirmasi 6) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masingmasing secara bergantian. 7) Siswa menanggapi presentasi dari kelompok lain. 8) Guru bertanya-jawab dengan siswa tentang hasil percobaannya. 9) Guru memberikan apresiasi terhadap hasil percobaan siswa. 10) Guru meluruskan apabila ada kesalahpahaman siswa terhadap materi. 3. Kegiatan Penutup e. Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi. f. Siswa mengerjakan soal evaluasi (post-test). g. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. 12 h. Guru menutup pelajaran dengan salam. H. Media dan Sumber Belajar 1. Media Pembelajaran a. Korek api e. Air b. Lilin f. Nasi c. Kertas g. Alkohol d. Setrika h. Bensin 2. Sumber Belajar: a. Buku Sekolah Elektronik (BSE) “Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas III SD/MI, Penerbit: Pusat Perbukuan Depdiknas, hal: 72-74. b. Buku Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD/MI Kelas III, Penerbit: Pusat Perbukuan Depdiknas, hal: 73-78. I. Penilaian 1. Jenis Tes : Tertulis 2. Bentuk Tes : Pilihan ganda dan esay 3. Atal Tes : Soal-soal tes (terlampir) 4. Prosedur Penilaian: A. Benar X 5 → 10 X 5 = 50 B. Benar X 10 → 5 X 10 = 50 Total = 100 Salatiga, 1 Oktober 2014 Mengetahui, Guru Kelas Peneliti Syafi’i Abthohi Danang Jatmiko NIP. NIM. 11510088 13 Nama : ........................................ Kelas : ............ Soal Post-test Siklus 2 No. Absen : ............ A. Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan cara memberi tanda silang (X) pada jawaban yang benar! 1. Kayu jika dibakar akan berubah menjadi... c. Batu c. Tetap kayu d. Arang d. Daun 2. Bensin akan habis jika... c. Disimpan di dalam botol terbuka d. Disimpan di dalam kulkas tangki 3. Batu jika dipanaskan akan... e. Tetap tidak berubah f. Meleleh c. Diletakkan di tempat d. Disimpan di dalam c. Hancur d. Mencair 4. Di bawah ini adalah faktor-faktor yang dapat merubah wujud benda, kecuali.... c. Diletakkan di tempat terbuka c. Dibakar d. Dipanaskan d. Dibingkai 5. Contoh benda yang berubah sifatnya saat diletakkan ditempat terbuka adalah.... e. Kecap c. Minyak goreng f. Kapur barus d. Batu 6. Warna arang kayu adalah... c. Merah d. Kuning c. Hitam d. Hijau 2 7. Jika dibakar dengan suhu yang sangat tinggi, besi akan.. . c. Tetap tidak berubah c. Menjadi padat d. Menjadi arang d. Meleleh 8. Air jika dipanaskan akan berubah menjadi... c. Es c. Uap d. Kecap d. Arang Di bawah ini adalah contoh benda yang berubah sifatnya saat diletakkan ditempat terbuka, kecuali.... c. Karet c. Kapur barus d. Bensin d. Minyak kayu putih 9. 10. Nasi akan berubah menjadi keras jika... c. dimakan c. dibungkus d. dipanaskan d. direbus B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar! 1. Kertas akan berubah wujud jika... 2. Bensin jika diletakkan di tempat terbuka lama-lama akan... 3. Air akan berubah menjadi uap jika... 4. Apel, kentang, es batu, es krim, akan berubah wujud jika.... 5. Arang dibuat dengan cara....................................... kayu. (Kunci Jawaban (Post-test Siklus 2) B. B. 1. dibakar 2. habis 3. dipanaskan 4. diletakkan di 6. 7. 8. 9. B 6. C C 7. D A 8. C D 9. A tempat terbuka 10. B 10. B 5. membakar 3 Prosedur Penilaian 3. Soal pilihan ganda Benar X 5 → 10 X 5 = 50 4. Soal esay Benar X 10 → 5 X 10 = 50 Total = 100 4 LEMBAR PENGAMATAN SISWA Sekolah : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Kelas : III B Mata Pelajaran : IPA Materi : Benda dan Sifatnya Hari/Tanggal : Senin, 29 September 2014 Jam Pelajaran Ke- : 3-4 Jumlah Siswa Hadir : No. 1. 2. Aspek yang Diamati Pendahuluan a. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tema yang akan dipelajari. b. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Pembelajaran a. Siswa memperhatikan teks bacaan yang dibaca oleh siswa lain. b. Siswa aktif bertanya-jawab dengan guru tentang benda-benda yang berada di sekitarnya. c. Tahap Experiential Learning 1) Concrete Experiential Siswa saling bekerjasama dalam melakukan pengamatan dan percobaan tentang sifat-sifat benda sesuai dengan prosedur. 2) Reflection Observation Siswa saling berdiskusi dengan teman sekelompok tentang sifat-sifat benda yang telah diamati pada percobaan 3) Abstract Conceptualization Siswa bekerjasama dengan kelompoknya menyimpulkan sifat-sifat benda yang telah 5 Aspek Penelitian B C K diamati dalam percobaan 4) Active Experimentation Siswa mampu menyebutkan dan mengelompokkan benda padat, cair dan gas berdasarkan sifat-sifatnya d. Siswa menyiapkan laporan hasil kerja kelompok. e. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok. f. Siswa aktif menanggapi presentasi kelompok lain. g. Siswa aktif bertanya-jawab dengan guru. Penutup a. Siswa menyimpulkan seluruh materi. Keterangan: B = Baik C = Cukup K = Kurang Salatiga, 29 September 2014 Observer Danang Jatmiko NIM. 11510088 6 LEMBAR PENGAMATAN SISWA Sekolah : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Kelas : III B Mata Pelajaran : IPA Materi : Benda dan Sifatnya Hari/Tanggal : Rabu, 1 Oktober 2014 Jam Pelajaran Ke- : 3-4 Jumlah Siswa Hadir : No. 1. 2. Aspek yang Diamati Pendahuluan c. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tema yang akan dipelajari. d. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Pembelajaran h. Siswa memperhatikan teks bacaan yang dibaca oleh siswa lain. i. Siswa aktif bertanya-jawab dengan guru tentang benda-benda yang berada di sekitarnya. j. Tahap Experiential Learning 5) Concrete Experiential Siswa saling bekerjasama dalam melakukan pengamatan dan percobaan. 6) Reflection Observation Siswa saling berdiskusi dengan teman sekelompok tentang hasil percobaan. 7) Abstract Conceptualization Siswa bekerjasama dengan kelompoknya menyimpulkan perubahan wujud benda akibat pembakaran, pemanasan, dan meletakkan di tempat terbuka. 7 Aspek Penelitian B C K 8) Active Experimentation Siswa mampu menjelaskan perubahan wujud benda akibat pembakaran, pemanasan, dan meletakkan di tempat terbuka. k. Siswa menyiapkan laporan hasil kerja kelompok. l. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok. m. Siswa aktif menanggapi presentasi kelompok lain. n. Siswa aktif bertanya-jawab dengan guru. Penutup b. Siswa menyimpulkan seluruh materi. Keterangan: B = Baik C = Cukup K = Kurang Salatiga, 1 Oktober 2014 Observer Danang Jatmiko NIM. 11510088 8 LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI EXPERIENTIAL LEARNING Satuan Pendidikan : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Kelas : III B Mata Pelajaran : IPA Materi : Benda dan Sifatnya Hari/Tanggal : Senin, 29 September 2014 Jam Pelajaran ke- : 3-4 Berikut ini daftar pengelolaan pembelajaran dengan strategi Experiential Learningyang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Berikan penilaian anda dengan memberikan tanda contreng (√) pada kolom yang sesuai. No Aspek yang diamati 1. A. Pendahuluan 1. Memberikan motivasi kepada siswa. 2. Melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk mengetahui konsep-konsep yang sudah dikuasai oleh siswa. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. A. Pembelajaran 1. Membagi siswa dalam kelompok 2. Menjelaskan prosedur dalam melakukan percobaan 3. Tahap-tahap Experiential a. Concrete Experiential Memberikan permasalahan terkait materi yang akan dipelajari. b. Reflection Observation Mengatur jalannya diskusi yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok. c. Abstract Conceptualization Guru menyuruh siswa untuk menyimpulkan sifat-sifat benda yang telah didiskusikan bersama kelompoknya. 2. 9 Skala Penilaian B C K 3. d. Active Experimentation Guru menyuruh siswa untuk mencatat dan mengelompokkan nama-nama benda yang ada di sekitarnya berdasarkan sifat-sifatnya. 4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil percobaan dan diskusi kelompoknya. 5. Guru meminta anggota kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi. 6. Guru memberikan apresiasi terhadap hasil presentasi siswa. B. Penutup 1. Membimbing siswa untuk menyimpulkan seluruh materi pembelajaran. 2. Memberikan soal evaluasi (posttest) Jumlah Keterangan: K: Kurang C: Cukup B: Baik Salatiga, 29 September 2014 Observer Syafi’i Abthohi, S.Pd.I 10 LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI EXPERIENTIAL LEARNING Satuan Pendidikan : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Kelas : III B Mata Pelajaran : IPA Materi : Benda dan Sifatnya Hari/Tanggal : Rabu, 1 Oktober 2014 Jam Pelajaran ke- : 3-4 Berikut ini daftar pengelolaan pembelajaran dengan strategi Experiential Learning yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Berikan penilaian dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom yang sesuai. No Aspek yang diamati 1. A. Pendahuluan 1. Memberikan motivasi kepada siswa. 2. Melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk mengetahui konsep-konsep yang sudah dikuasai oleh siswa. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. 2. C. Pembelajaran 7. Membagi siswa menjadi 6 kelompok 8. Menjelaskan prosedur dalam melakukan percobaan 9. Tahap-tahap Experiential a. Concrete Experiential Memberikan permasalahan terkait materi yang akan dipelajari. b. Reflection Observation Mengatur jalannya diskusi yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok. c. Abstract Conceptualization Guru menyuruh siswa untuk menyimpulkan benda-benda yang berubah wujud jika dibakar, dipanaskan, diletakkan di tempat terbuka. 11 Skala Penilaian B C K 3. d. Active Experimentation Guru menyuruh siswa untuk mencatat dan mengelompokkan nama-nama benda yang ada di sekitarnya yang dapat berubah wujud jika dibakar, dipanaskan, diletakkan di tempat terbuka. 10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil percobaan dan diskusi kelompoknya. 11. Guru meminta anggota kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi. 12. Guru memberikan apresiasi terhadap hasil presentasi siswa. D. Penutup 3. Membimbing siswa untuk menyimpulkan seluruh materi pembelajaran. 4. Memberikan soal evaluasi (post test) Jumlah Keterangan: K: Kurang C: Cukup B: Baik Salatiga, 1 Oktober 2014 Observer Syafi’i Abthohi, S. Pd. I 12 Kegiatan Pembelajaran Siklus I 13 Kegiatan Pembelajaran Siklus II 14 DAFTAR NILAI SKK Nama : Danang Jatmiko P.A NIM Progdi : Tarbiyah PGMI : 11510088 No 1 Jenis Kegiatan Pelaksanaan Jabatan Nilai Orientasi Pengenalan Akademik 25-27 Agustus Peserta 3 Peserta 3 Peserta 3 Peserta 6 Peserta 3 Panitia 3 26 Januari 2011 Peserta 3 9 Maret 2011 Peserta 2 dan Kemahasiswaan (OPAK) 2 User Education UPT 2010 2-25 September Perpustakaan STAIN Salatiga 3 PLCPP XX Racana STAIN 2010 8-11 November Salatiga 4 : Peni Susapti, M.Si 2010 Nasional Workshop of 19 Desember Entrepreneurship and Basic 2010 Cooperation 2010 5 International Religius Dialogue 22-24 Desember 2010 6 Kursus Pembina Pramuka 25-30 Januari Tingkat Lanjut (KML) 7 Seminar politik Pilwakot yang 2011 ideal untuk masa depan Salatiga yang lebih baik 8 Public Hearing 15 9 The Cultural Exchange Program 6-8 Juni 2011 Peserta 3 10 Kick 4 Peace 9-24 Juni 2011 Peserta 3 11 Public Hearing 25 Juni 2011 Peserta 2 12 Akhirussanah Ma’had STAIN 10 Agustus Panitia 2 Peserta 3 Peserta 4 20 Mei 2012 Peserta 6 29 Mei 2012 Peserta 6 Salatiga 13 Dauroh Harlah 1 KAMMI 2011 21-23 Oktober Salatiga 14 2011 Seminar Regional MENWA: 26 Oktober “Meningkatkan Nasionalisme di 2011 tengah goncangan disintegrasi dan pengikisan ideologi Nasional” 15 Seminar Nasional Kristoogi dan Tabligh Akbar 16 Seminar Nasional HMJ Tarbiyah “Pendidikan Multikultural sebagai Pilar Bangsa” 16 17 Seminar Nasional: “Ekonomi 2 Juni 2012 Peserta 6 8 Juni 2012 Peserta 3 20 Juni 2012 Peserta 3 23 Juni 2012 Peserta 6 7-8 Juli 2012 Peserta 3 18-23 Juli 2012 Peserta 3 23 Februari Peserta 4 Syari’ah Bukan Ekonomi Biasa” 18 Entrepreneur School and Training “Usaha Lancar Kuliah Sukses” 19 Sertifikat santri Ma’had STAIN Salatiga 20 Seminar Nasional “Mewaspadai Gerakan Islam Garis Keras di Perguruan Tinggi”. 21 Workshop Entrepreneurship: “Mencetak Mahasiswa Entrepreneur Perubahan Ekonomi Kerakyatan di Masa Depan”. 22 English trainer: “English Holiday Program” 23 Seminar Nasional: “Kepemimpinan dan Masa 2013 Depan Bangsa” 24 Entrepreneurship Training 25 Maret 2013 Peserta 3 25 English Holiday Program 21-28 Juni 2013 Peserta 3 17 18 DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Identitas Diri Nama : Danang Jatmiko Tempat, tanggal lahir : Kudus, 2 Maret 1991 Nama Ayah : Kumasri Nama Ibu : Wartin 2. Riwayat Pendidikan Madrasah Ibtida’iyah Tamrinut Thullab Undaan Lor lulus tahun 2004. SMP N 2 Undaan Kudus lulus tahun 2007. SMA N 2 Bae Kudus lulus tahun 2010. Masih menyelesaikan pendidikan S1 Tarbiyah Program Studi PGMI di IAIN Salatiga. Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Salatiga, 13 Januari 2014 Yang menyatakan, Danang Jatmiko 19