PERBEDAAN KUALITAS TIDUR IBU HAMIL USIA KEHAMILAN 30-35 MINGGU SEBELUM DAN SESUDAH SENAM YOGA DI RB “NW” UNGARAN TAHUN 2016 ARTIKEL Oleh SITI HANNATUZZAHRO 030215A103 PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016 PERBEDAAN KUALITAS TIDUR IBU HAMIL USIA KEHAMILAN 30-35 MINGGU SEBELUM DAN SESUDAH SENAMYOGA DI RB “NW” Siti Hannatuzzahro*) EkoSusilo**) Ida Sofiyanti**) STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN *)Mahasiswa D IV Kebidanan STIKES NgudiWaluyo **)Staff Pembimbing STIKES NgudiWaluyoUngaran ABSTRAK Latar Belakang : Ketika usia kehamilan semakin bertambah sering kali kesulitan atau ketidaknyamanan tidur menjadi keluhan ibu hamil.Cara yang dapat ibu hamil lakukan untuk membantu memperoleh tidur lebih nyaman yaitu salah satunya dengan senam yoga. Yoga bekerja menenangkan saraf simpatik yang memudahkan tubuh untuk beristirahat dan tidur.Melakukan postur-postur senam yoga akan membuat pikiran dan emosi menjadi lebih tenang yang akan membantu menuju tidur yang lebih berkualitas. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas tidur ibu hamil usia kehamilan 30-35 minggu sebelum dan sesudah senam yoga di RB “NW” Ungaran. Metode : Rancangan penelitian ini menggunakan desain penelitianpra eksperimen design dengan menggunakan one group pre test-post test design, dengan jumlah sampel 17 responden diambil dengan teknik purposive sampling. Kualitas tidur diukur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), senam yoga diukur menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) senam yoga.Senam yoga sebagai variabel independen dan kualitas tidur sebagai variabel dependen. Analisis data menggunakan program Statistic Package for the Social Science (SPSS). Analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil : nilai Z sebesar -2,887 dengan nilai sebesar 0,004, artinya bahwa nilai ρ (0,004) < 0,05 maka terdapat perbedaan kualitas tidur ibu hamil usia kehamilan 30-35 minggu sebelum dan sesudah senam yoga di RB “NW” Ungaran. Simpulan : Ada perbedaan kualitas tidur ibu hamil usia kehamilan 30-35 minggu sebelum dan sesudah senam yoga di RB “NW” Ungaran. Kata kunci Kepustakaan : Senam Yoga Ibu Hamil, Kualitas Tidur. : 33 (2006-2016) ABSTRACT Background: When the age of pregnancy is increasing, difficulty or discomfort during sleep is often felt by pregnant women. One of the methods that can be done by pregnant women to get more comfortable sleep is by doing yoga. Yoga works to soothe sympathetic nerves that allows the body to rest and sleep. Doing postures of yoga exercises will make mind and emotions become calmer which will help towards a higher quality sleep. Objective : The purpose of this study is to know the differences of sleep quality in pregnant woman with 30-35 week pregnancy before and after gymnastics yoga at RB "NW" Ungaran. Method : The study design used pre-experimental research design by using one group pretest-posttest design, with sample of 17 respondents taken by purposive sampling technique. The sleep quality was measured by using the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), gymnastics yoga was measured by using Standard Operating Procedures (SOP) yoga exercises. Yoga exercises as the independent variables and sleep quality as the dependent variable. Analysis of the data used program Statistic Package for Social Science (SPSS). The bivariate analysis used Wilcoxon Signed Rank Test. Results: Z value of -2.887 with value of Sig (ρ value) of 0.004, meaning that the value of ρ (0.004) <0.05 then there isdifferences of sleep quality in pregnant woman with 3035 week pregnancy before and after gymnastics yoga at RB "NW" Ungaran. Conclusion: There is differences of sleep quality in pregnant woman with 30-35 week pregnancy before and after gymnastics yoga at RB "NW" Ungaran. Keywords :Pregnancy Yoga , Sleep Quality . Bibliographies : 33 (2006-2016) PENDAHULUAN Selama masa kehamilan ibu hamil mengalami perubahan fisik dan psikologis yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan terutama pada trimester III seperti dispnea, insomnia, gingivitis dan epulsi, sering buang air kecil, tekanan dan tidaknyamanan pada perineum, nyeri punggung, konstipasi, varises, mudah lelah, kontraksi braxton hicks, kram kaki, edema pergelangan kaki (non pitting) dan perubahan mood serta peningkatan kecemasan (Bobak, 2004; dikutip Rusmita, 2011). Tidur merupakan hal yang esensial bagi kesehatan. Manfaat tidur akan terasa ketika seseorang mencapai tidur yang berkualitas. Kualitas tidur seseorang akan menghasilkan kesegaran dan kebugaran disaat terbangun. Tidur yang tidak adekuat dan berkualitas buruk dapat menyebabkan gangguan keseimbangan fisiologis dan psikologis (Perni, 2009; dikutip Robin 2015). Ketika usia kehamilan semakin bertambah, sering kali kesulitan atau ketidaknyamanan tidur menjadi keluhan ibu hamil. Hal ini disebabkan beberapa faktor, yaitu karena keberadaan perut semakin besar, gerakan bayi dalam kandungan,rasa tak enak di daerah ulu hati. Semua kondisi ini menyebabkan ibu hamil kesulitan untuk tidur dengan nyaman di malam hari (Ismarini, 2008; dikutip Alita 2011). Perubahan fisik, emosional, dan mental dapat membuat wanita merasa stres hanya karena tidak lagi memegang kendali atastubuhnya dan merasa khawatir dan takut karena tidak tahu apa yang teradi pada dirinya. Senam Yoga dapat membantu dalam banyak hal. Secara fisik, yoga memberikan program yang dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan tubuh yang baru, menghilangkan serta mengurangi ketidaknyamanan, dan mencegah kerusakan tubuh jangka panjang (Widdowson, 2006). Penurunan kualitas tidur disebabkan oleh beberapa hal diantaranya pola tidur yang tidak teratur, kurang olahraga dan lain–lain. Sedangkan kualitas tidur adalah tercapainya tahap tidur NREM dan REM. Dalam penanganannya dilakukan dengan memberikan senam yoga. Yoga dapat membantu menormalkan kembali cara kerja sistem saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik dan parasimpatik merupakan sistem kerja saraf otonom yang mengatur kerja jaringan dan organ – organ tubuh yang tidak disadari (Kirkwood, 2005 dikutip Rahmarwati, 2016). Melakukan postur-postur yoga berlatih teknik Pernapasan Berdengung/ Brahmari yang akan mengondisikan pikiran dan emosi menjadi lebih tenang dan hening akan membantu menuju tidur yang lebih berkualitas (Shindu, 2014). Yoga antenatal merupakan keterampilan mengolah pikiran, berupa teknik pengembangan kepribadian secara menyeluruh baik fisik, psikologis dan spiritual. Yoga antenatal dapat membantu ibu hamil untuk mengendalikan pikiran, keinginan dan reaksi terhadap stres. Latihan yoga yang dilakukan diantaranya mencakup berbagai relaksasi, mengatur postur, olah napas dan meditasi selama satu jam.Gerakan relaksasi, mengatur postur dan olah nafas ini sama dengan gerakan yang dilakukan pada saat senam hamil, karena teknik gerakannya menitikberatkan kepada latihan otot-otot diantaranya dada, perut, pinggang, dasar panggul, paha dan tungkai. Bentuk meditasi yang dilakukan selama yoga antenatal ini yaitu berupa imaginasi terbimbing, dimana ibu hamil dianjurkan mengatur posisi yang paling relaks, kemudian diminta untuk memejamkan mata dan mengikuti imaginasi yang diarahkan oleh petugas. Petugas mendeskripsikannya melalui kalimat dengan diiringi irama musik yang lembut.Dengan kata lain yoga antenatal yaitu gabungan antara senam hamil dan distraksi melalui imaginasi terbimbing (Mediarti, 2012). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RB “NW” Ungaran, masih sedikit pelayanan kesehatan yang menyediakan kelas senam yoga yang di kelola secara professional dalam upaya mempersiapkan persalinan dengan memberikan pengetahuan dan latihan seperti senam hamil dengan pendekatan senam hamil yoga. Senam yoga dapat dilakukan di rumah sakit ibu dan anak atau rumah bersalin, sanggar atau studio senam dan dirumah. RB “NW” adalah salah satu tempat pelayanan kesehatan yang menyediakan kelas senam yoga yang sudah berjalan hampir 3 tahun. Kegiatan ini dilakukan 2 kali dalam seminggu, yaitu pada hari sabtu yoga sehat dan hari minggu yoga untuk persiapan persalinan. Dalam sekali pertemuan kurang lebih ada 15 ibu hamil yang mengikuti senam yoga tersebut. Yaitu ibu ibu yang baru pertamakali melakukan senam yoga dan ada yang sudah teratur melakukan senam yoga. Dari hasil wawancara yang sudah dilakukan dengan pegawai di RB “NW”, didapatkan dari data ANC ibu hamil trimester III banyak yang mengalami gangguan tidur karena pada kehamilan trimester III susah untuk mendapatkan posisi tidur yang nyaman dan perasaan cemas menghadapi persalinan. Untuk mengatasi hal tersebut di RB “NW” telah menyediakan kelas senam yoga untuk ibu hamil trimester III. Dari 10 Ibu hamil trimester III yang sudah melakukan senam yoga, 8 (80%) ibu hamil trimester III berpendapat bahwa senam yoga bermanfaat dalam mengatasi keluhan yang dirasakan selama hamil seperti nyeri punggung, cemas dan sulit tidur sehingga dirasakan lebih rileks. Sedangkan 2 (20%) ibu hamil trimester III tidak merasakan perubahan yang signifikan setelah melakukan senam yoga mereka masih merasakan ketidaknyamanan saat tidur dikarenakan rasa cemas yang dialaminya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam tentang “Perbedaan Kualitas Tidur Ibu Hamil Usia Kehamilan 3035 Minggu Sebelum Dan Sesudah Senam Yoga Di RB “NW” Ungaran Tahun 2016”. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra eksperimen design dengan menggunakan one group pre test-post test design, yaitu penelitian sesaat dengan pemberian pre test dahulu sebelum diberikan pendidikan kesehatan kemudian setelah diberikan pendidikan kesehatan dilakukan post test. Bentuk dari rancangan one group pre test-post test dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Rancangan Penelitian pre test-post test Pretest Perlakuan Posttest 01 X 02 Populasi dalam penelitian ini adalah Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil usia kehamilan 30-35 minggu pada bulan Juli di RB “NW”. Jumlah populasinya yaitu 30 ibu hamil trimester III. Sampel dari penelitian ini adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil usia kehamilan 30-35 minggu yang melakukan senam yoga. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, jumlah sampel 17 Responden Analisis data dilakukan seara bertahap, yaitu dengan analisis univariat dan analisis bivariat. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisi Unvariat 1. Karakteristik Tabel 4.1 Distribusi frekuensi usia kehamilan ibu Usia Kehamilan Jumlah 30 minggu 1 31 minggu 4 (%) 5,9 23,5 32 minggu 1 5,9 33 minggu 3 17,6 34 minggu 6 35,3 35 minggu 2 11,8 Jumlah 17 100 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa usia kehamilan ibu sebagian besar berusia 34 minggu yaitu berjumlah 6 responden dengan persentase 35,5 %. 2. Kualitas Tidur a. Kualitas Tidur Sebelum Melakukan Senam Yoga Tabel 4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan kualitas tidur sebelum senam yoga Kualitas tidur sebelum senam yoga Jumlah (%) Baik 4 23,5 Buruk 13 76,5 Jumlah 17 100 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kualitas tidur sebelum melakukan senam yoga sebagian besar responden mengalami kualitas tidur yang buruk yaitu 13 responden dengan persentase 76,5 %. Dari hasil penelitian yang didapatkan, reponden yang mengalami kualitas tidur yang buruk sebelum melakukan senam yoga 11 diantaranya mempunyai usia kehamilannya ≥33 minggu, dan 4 responden yang mengalami kualitas tidur baik semuanya berusia ≤32 minggu. Hal ini sejalan dengan teori Edjun (2010) yang menyatakan bahwa seiring bertambahnya usia kehamilan, banyak wanita tidak dapat tidur nyenyak karena tidak nyaman, dada terasa panas, keram kaki atau khawatir terhadap janin yang dikandung. Terdapat 14 responden yang mengalami periode sebelum tidur lebih lama yaitu sekitar 30 menit sampai berjam-jam, hal ini sejalan dengan teori yang dikutip oleh Siallegan (2010) bahwa Ibu hamil dikatakan dapat beristirahat dengan baik jika memerlukan waktu lima belas hingga tiga puluh menit untuk tertidur (Maas, 2002). Tetapi, jika seseorang sering membutuhkan waktu 30 menit sampai berjam- jam untuk bisa tidur di malam hari, kemungkinan mengalami masalahtidur (Rafkonowledge,2004). Dimana pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan periode sebelum tidur, selama seseorang terjaga hanya pada rasa kantuk yang bertahap berkembang secarateratur.Periodeinisecaranormalberakhir10hingga 30 menit, tetapi untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk tertidur, akan berlangsung satu jam atau lebih (Potter & Perry 2005). Terdapat 16 responden yang mengatakan bahwa sering mengalami keluhankeluhan seperti, terbangun ditengah malam atau terlalu dini, terbangun untuk kekamar mandi, tidak mampu bernafas dengan leluasa, kedinginan/kepanasan dimalam hari, mimpi buruk, dan terasa nyeri. Hal ini sejalan dengan teori Eisenberg (1996) dalam Siallagen (2010) yang mengatakan bahwa kualitas tidur yang buruk sering terjadi pada masa kehamilan karena pikiran aktif dan merasa tidak mampu mengendalikan stress bahkan depresi yang dialami berhubungan dengan perubahan fisik terutama pada trimester ketiga. Dan terdapat 8 respondenmengatakan bahwa durasi tidur yang dialaminya hanya 5 jam saja, sedangkan ibu hamil membutuhkan waktu/durasi tidur 6-8 jam setiap hari hal ini sejalan dengan peneliti dari Center for Perinatal Studies di Swedish Medical Center, Seattle, Amerika Serikat, Menurut Michelle Williams Secara umum,ibu hamil membutuhkan tidur 6-8 jam setiap hari. Kurang dari waktu tersebut bisa berdampak pada kesehatannya. Dan sejalan dengan Rahmarwati (2016) yang mengatakan bahwa penurunan kualitas tidur disebabkan oleh beberapa hal diantaranya pola tidur yang tidak teratur, kurang olahraga dan lain–lain, hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, dimana sebagian responden yang mengalami kualitas tidur buruk karena pola tidur yang tidak teratur seperti durasi tidur yang kurang dan tidak melakukan olah raga untuk ibu hamil, seharusnya ibu hamil tetap berolahraga agar tubuhnya tetap sehat dan hal tersebut bisa dilakukan dengan melakukan olahraga untuk ibu hamil seperti senam yoga. b. Kualitas Tidur Sesudah Melakukan Senam Yoga Tabel 4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan kualitas tidur sesudah senam yoga Kualitas tidur sesudah senam yoga Jumlah (%) Baik 14 82,4 Buruk 3 17,6 Jumlah 17 1000 100 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa kualitas tidur sesudah melakukan senam yoga sebagian besar responden mengalami kualitas tidur yang baik yaitu 14 responden dengan persentase 82,4 %. Dari hasil penelitian yang didapatkan, dari 3 reponden yang mengalami kualitas tidur yang buruk semuanya berusia ≥32 minggu. Hal ini sejalan dengan teori Ismarini (2008) yang dikutip oleh Alita (2011) yang mengatakan bahwa ketika usia kehamilan semakin bertambah, sering kali kesulitan atau ketidaknyamanan tidur menjadi keluhan ibu hamil. Hal ini disebabkan beberapa faktor, yaitu karena keberadaan perut semakin besar, gerakan bayi dalam kandungan, rasa tak enak di daerah ulu hati. Semua kondisi ini menyebabkan ibu hamil kesulitan untuk tidur dengan nyaman di malam hari. Dari hasil peneitian yang didapatkan, 14 responden mengatakan bahwa periode tidur meraka kurang dai 30 menit dan durasi tidur mereka lebih dari 6 jam. hal ini sesuai dengan teori Rahmarwati (2016) yang menyatakan bahwa kualitas tidur adalah tercapainya tahap tidur NREM dan REM. Dalam penanganannya dilakukan dengan memberikan senam yoga. Yoga dapat membantu menormalkan kembali cara kerja sistem saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik dan parasimpatik merupakan sistem kerja saraf otonom yang mengatur kerja jaringan dan organ – organ tubuh yang tidak disadari. Pada saat yang sama yoga merangsang sistem saraf parasimpatis yang memudahkan tubuh untuk beristirahat dan tidur. Selain itu 7 responden mengatakan bahwa keluhan-keluhan yang dialami ibu hamil mulai berkurang setelah mengikuti senam yoga. Dan 10 responden mengatakan masih mengalami keluhan namun tidak sesering ketika sebelum melakukan senam yoga. Karena pada saat ibu hamil mengalami ketidaknyamanan seperti merasa kedinginan atau kepanasan, terasa nyeri, sesak nafas dan sering BAK, hal ini menyebabkan beban fikiran sehingga menyebabkan ketidaknyamanan namun setelah melakukan yoga sebagian besar ibu hamil mengalami perubahan pada kualitas tidurnya, mereka merasa lebih releks dan lebih sehat tubuhnya sehingga menyebabkan kualitas tidurnya menjadi lebih baik, hal ini sejalan dengan teori Widdowson (2006) yang mengatakan bahwa perubahan fisik, emosional, dan mental dapat membuat wanita merasa stres hanya karena tidak lagi memegang kendali atas tubuhnya dan merasa khawatir dan takut karena tidak tahu apa yang teradi pada dirinya. Senam Yoga dapat membantu dalam banyak hal. Secara fisik, yoga memberikan program yang dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan tubuh yang baru, menghilangkan serta mengurangi ketidaknyamanan, dan mencegah kerusakan tubuh jangka panjang. B. Analisis Bivarat Analisis bivariat pada bagian ini menyajikan hasil analisis yang bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan kualitas tidur ibu hamil usia kehamilan 30-35 minggu sebelum dan sesudah senam yoga di RB “NW” Ungaran. Sebelum dilakukan analisis bivariat maka dilakukan ui normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan hasil sebagaia berikut : Tabel 4.4 Hasil uji normalitas data Variabel df ρ value Ket Kualitas tidur sebelum senam yoga 17 0,018 Tidak Normal Kualitas tidur sesudah senam yoga 17 0,015 Tidak Normal Hasil Uji Normalitas didapatkan semua ρ value< 0,05, sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi tidak normal, maka uji bivariat menggunakan uji Wilcoxon. Tabel 4.5 Test Statistic Perbedaan Kualitas Tidur Ibu Hamil Usia Kehamilan 30-35 Minggu Sebelum dan Sesudah Senam Yoga Variabel n Mean Z Ρ value Kualitas tidur sebelum senam yoga 17 9,64 -2,887 0,004 Kualitas tidur sesudah senam yoga 17 4,13 -2,887 0,004 Dari tabel 4.5 dapat diketahui berdasarkan analisis uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test untuk perbedaan kualitas tidur sebelum dan sesudah pelaksanaan senam yoga di RB “NW” Ungaran pada kelompok intervensi diperoleh bahwa kenaikan kualitas tidur sebesar 5,51 Sedangkan nilai Z sebesar -2,887. Dengan nilai sebesar 0,004, artinya bahwa nilai ρ (0,004) < 0,05 maka ditolak. Maka dengan ini hipotesis pada penelitian ini diterima, hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan kualitas tidur ibu hamil usia kehamilan 30-35 minggu sebelum dan sesudah senam yoga di RB “NW” Ungaran. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan perlakuan senam yoga 2 kali dalam seminggu dengan diberikan post test berjarak 3 hari setelah perlakuan yang ke dua, hal ini sejalan dengan teori Shindu (2014) yang menyatakan bahwa senam yoga dapat dilakukan secara rutin minimal 2 kali dalam seminggu selama 60-90 menit sesi. Pada penelitian Devi Mediarti tentang penelitiannya yang berjudul pengaruh yoga antenatal terhadap pengurangan keluhan ibu hamil trimester III dimana pada penelitian ini pre testdilakukan dengan mengkaji keluhan ibu hamil trimester III yangdilaksanakan sebelum pelaksanaan yoga antenatal. Kemudian dilakukan yoga antenatal selama 2x, perlakuan pertama pada hari ke 1, perlakuan kedua pada hari ke 4. Setelah pelaksanaan yoga antenatal yang kedua kali, kemudian diukur keluhan ibu hamil sesudah (post test) dilakukan yoga antenatal yang diukur pada hari ke 9. Dari penelitian hasil statistik didapatkan ada perbedaan yang signifikan antara keluhan ibu hamil sebelum dilakukan yoga antenatal dan setelah dilakukan yogaantenatal. Oleh karena itu peneliti menggunakan waktu yang sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Devi Mediarti. Hasil penelitian yang sudah dilakuakan di RB “NW” yaitu bahwa ada perbedaan kualitasi tidur ibu hamil sebelum dan sesudah melakukan senam yoga, dimana ibu hamil sebelum melakukan senam yoga cenderung memiliki kualitas tidur yang buruk, dan ibu hamil sesudah melakukan senam yoga cenderung memiliki kualitas tidur yang baik oleh karena itu pada penelitian ini terdapat perbedaan kulaitas tidur ibu hamil sebelum dan sesudah melakukan senam yoga. Dari penelitian ini, sebelum melakukan senam yoga terdapat 4 (23,5%) dari 17 responden yang mempunyai kualitas tidur baik, namun sesudah melakukan senam yoga terdapat 14 (82,4%) responden yang mengalami kualitas tidur yang baik karena sesuai dengan teori Rahmarmati (2016) bahwa yoga bekerja menenangkan saraf simpatik. Pada saat yang sama yoga merangsang sistem saraf parasimpatis yang memudahkan tubuh untuk beristirahat dan tidur. Sehingga Nucleus Supra Chiasmatic (NSC) yang sebelumnya tidak bekerja normal dikarenakan saraf simpatik dan parasimpatik tidak bekerja dapat bekerja kembali dengan normal. NSC akan kembali mengeluarkan hormon pengatur temperatur badan, kortisol, growth hormone, dan lain –lain yang memegang peranan bangun tidur pada saat stimulasi cahaya terang masuk melalui mata. Dan jika malam tiba NSC akan merangsang pengeluaran hormon melatonin sehingga orang mengantuk dan tidur. Ketika NSC berjalan normal maka NREM dan REM akan terpenuhi sehingga kualitas tidur penderita insomnia akan meningkat. Menurut Edjun (2010) Penelitian menunjukkan bahwa meditasi dalam yoga yang memfokuskan pada fikiran, membantu menurunkan tekanan darah, meningkatkan pola gelombang otak, sehingga mendorong rasa kantuk. Melakukan postur-postur yoga restrorstif dan berlatih teknik pernafasan berdenggung/Brahmari yang akan mengkondisikan pikiran dan emosi menjadi lebih tenang dan hening akan membantu menuju istirahat yang lebih berkualitas (Shindu, 2014). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Devi Madiarti yang berjudul pengaruh yoga antenatal terhadap pengurangan keluhan ibu hamil trimester III tahun 2012, Hasil uji statistic didapatkan nilai p = 0,005 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara keluhan ibu hamil sebelum dilakukan yoga antenatal dan setelah dilakukan yoga antenatal. Karena kualitas tidur yang terjadi pada ibu hami tersebut sebagian besar dipaengaruhi oleh keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil, oleh karena itu apabila dengan senam yoga dapat terjadi perbedaan keluhan ibu hamil sebelum dan sesudah melakukan senam yoga maka akan ada perbedaan juga pada kulitas tidur ibu hamil sebelum dan sesudah melakukan senam yoga. Selain itu penelitian dari Riaddini Alita yang berjudul hubungan senam hamil dengan rasa nyaman saat tidur pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur tahun 2011 yang menunjukkan ada hubungan antara senam hamil dengan rasa nyaman saat tidur pada ibu hamil trimester III. Dari penelitian ini setelah dilakukan senam hamil ibu menjadi lebih merasakan nyaman saat tidur. Karena senam hamil merupakan suatu olahraga untuk ibu hamil, begitu juga dengan senam yoga merupakan alternatif lain bagi ibu hamil untuk melakukan olahraga ringan yang sesuai untuk ibu hamil dan ada meditasi yang bertujuan sebagai relaksasi maka hal ini akan menjadikan kualitas tidur ibu menjadi lebih baik. Namun, ada satu yang tidak sesuai dengan teori dimana responden pada saaat dilakukan pre test(sebelum dilakukan senam yoga) kualitas tidur ibu hamil dalam kategori baik akan tetapi setelah dilakukan senam yoga dan dilakukan pengukuran pada saat post test kualitas tidur sesudah senam yoga dalam kategorik buruk, hal ini terjadi dikarenakanpada saat dilakukan pretest pada tanggal 16 juli periode tidur ibu yaitu 5 menit, namun pada saat dilakukan post test pada tanggal 24 juli periode tidur ibu menjadi 1 jam, sehingga hal ini menyebabkan kualitas tidur ibu menjadi buruk. Berdasarkan dari hasil wawancara periode tidur ibu menjadi panjang karena pada tanggal 21 juli anak ibu yang berusia 2 tahun sakit, dan selama sakit sampai di lakukan post test pada tanggal 24 juli anak ibu masih sakit dan rewel setiap malam selama sakit, hal ini lah yang mengganggu tidur malam ibu dan menyebabkan ibu tidak dapat memperoleh kualitas tidur yang baik. Karena kualitas tidur tidak hanya dilihat dari keluhan yang dirasakan saja akan tetapi faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi sebagaimana yang telah dijelaskan dalam teori Friskawati (2005) bahwa lingkungan merupakan suatu keadaan yang sangat mendukung terjadinya istirahat tidur, sehingga lingkungan yang positif atau negatif dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur seseorang. Jadi karena lingkungan yang negatif yaitu yang disebabkan karena anak ibu yang berusia 2 tahun rewel dikarenakan sedang sakit, sehingga setiap ibu hendak tidur ibu terganggu dengan lingkungan yang negatif tersebut. SIMPULAN Hasil penelitian tentang perbedaan kualitas tidur ibu hamil usia kehamilan 30-35 minggu sebelum dan sesudah senam yoga di RB “NW” Ungaran tahun 2016 dapat disimpukan sebagai berikut : 1. Kualitas tidur ibu hamil usia kehamilan 30-35 minggu sebelum melakukan senam yoga, sebagian besar ibu hamil usia kehamilan 30-35 minggu memiliki kualitas tidur buruk, yaitu berjumlah 13 orang ibu hamil (76,5%). 2. Kualitas tidur ibu hamil usia kehamilan 30-35 minggu sesudah melakukan senam yoga, sebagian besar ibu hamil usia kehamilan 30-35 minggu memiliki kualitas tidur baik, yaitu berjumlah 14 orang ibu hamil (82,4%). 3. Ada perbedaan yang signifikan pada kualitas tidur ibu hamil usia kehamilan 30-35 minggu sebelum dan sesudah senam yoga dengan ρ 0,004. DAFTAR PUSTAKA Agustiana, Dewi. 2014. Hubungan senam yoga ibu hamil dengan lama persalinan kala II Pada Ibu Bersalinan Primigravida Di BPS Prita Yusita Salitiga Periode Tahun 2011-2012. Perpusnwu.we.id diakses pada tanggal 22 maret 2016. Alita, Riadinni. 2011. Hubungan senam hamil dengan rasa nyaman saat tidur pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta. Jakarta : FIK Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Amir, N. 2007. Gangguan Tidur pada Lanjut Usia, Diagnosis dan Penatalaksanaan. Cermin Dunia. Kedokteran No. 157 Anggreini, Poppy. 2010. Serba-serbi Senam Hamil. Yogyakarta : Intan Medika Aprillia, Yesie. 2011. Modul Prenatal Gentle Yoga. Jakarta : Team Hypnobirthing Indonesia Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bobak.I., Lowdermilk. D., Jensen, M. (2006). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. ( Alih Bahasa : Wiayarini, M. Jakarta : EGC ). Buysse et al. 1989. The Pittsburgh Sleep Quality Index: A NewInstrument for Psychiatric Practice and Research. Psychiatry Research, 28: 193-213 avaliable at www.ncbi.nlm.nih.gov (diakses pada tanggal 30 Maret 2016). Dewi, Vivian Nanny Lia dan Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Endjun, Judi Januadi. 2010. Natural Pragnancy (Panduan lengkap Menalan Kehamilan Secara Alamiah). Jakarta : Pustaka Bunda. Hanifa, W. 2006. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-3. Jakarta : Yayasan Bina Putska Sarwono Prawirohardjo. Hariyanto, Miftah. 2015. Pengaruh Senam Yoga Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Di Praktik Bidan Mandiri Kabupaten Boyolali. Surakarta : FIK Fisioterapi (diakses tanggal 22 maret 2016) Hidayat, Aziz Alimul. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Buku 2. Jakarta : Salemba Medika. . 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta. Salemba Medika. Indiarti, M.T. 2008. Senam Hamil Dan Balita. Yogyakarta : Cemerlang Publishing Irmawati. 2014. Tetap Tersenyum Saat Melahirkan. Jakarta : Media Presindo Kementrian kesehatan Indonesia. 2015. Direktorat Bina Kesehatan Ibu. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI __________________ Kesehatan RI .2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kementrian Kushartanti, dkk. 2006. Senam Hamil. Yogyakarta : Lintang Pustaka Mediarti, Devi. 2012. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 1, No. 1. Palembang : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Musbikin, Imam. 2006. Pandunan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan. Yogyakarta : Mitra Pustaka Nugroho, Taufan. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta : Nuha Medika Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Perry, et al. 2010. Maternal Child Nursing Care. ( ). Elsevier : Mosby. Potter, P.A, Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari, dkk. Jakarta : ECG Prasadja, A. 2006. Kesehatan tidur. Jakarta : Sleep Disorder Clinic. Progestian, prima. 2010. http://drprima.com/kehamilan/pengertian-lama-dan-periodekehamilan-manusia.html.diakses jumat 30 Maret 2016. Rachmat, H. 2013. Statistika Penelitian. Bandung: Pustaka Setia. Rahman,et al. 2010. Asfiksia Neonatorum. journal of health population and nutritionVol. 10. No.5 Rahmarwati, Fresha Putri. 2016. Hubungan senam yoga dengan kualitas tidur malam hari pada anggota yang mengalami insomnia di sanggar senam RM 7 karanganyar. Surakrta : Universitas Muhamadiyah Surakarta. Rusmita, Elli. 2011. Pengaruh senam hamil yoga selama kehamilan terhadap kesiapan fisik dan psikologis dalam menghadapi persalinan pada ibu hamil trimester III di RSIA Limijati Bandung. Bandung : FIK UI (diakses tanggal 22 maret 2016). Robin, Gede. 2015. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III Di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur. Bandar Lampung : FIK Malahayati (diakses tanggal 22 maret 2016). Siallagan, .A.M. 2010. Pola Tidur Ibu Pada Masa Kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan (Skripsi). Medan : FK Universitas Sumatera Utara (diakses tanggal 22 maret 2016). Simkin, Penny, dkk. 2007. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi. Jakarta: Arcan Sindhu, Pujiastuti. 2014. Yoga untuk kehamilan sehat, bahagia dan penuh makna. Seri bugar. Bandung: Qonita, Mizan Pustaka Saryono. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung : Alfabeta Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya. Tiran, denise. 2007. Mengatasi Mual-Muntah Dan Gangguan Lain Selama Kehamilan. Jakarta : Diglossia Uliyah Musrifatul, Hidayat Alimul, A., 2006. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Salemba Medika, Jakarta. Widdowson, Rosalind. 2006. Yoga For Pragnancy. London : Heron Quasym Dockland. Walsh. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC Yanti, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Rihama