Universitas Gadjah Mada 1 BAB II KOMUNIKASI

advertisement
BAB II
KOMUNIKASI KARTOGRAFI
1. Proses Komunikasi Kartografi
Secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai pemindahan pengetahuan, ide
atau informasi dari seseorang kepada orang lain atau kepada suatu kelompok. Proses
komunikasi secara sederhana dapat dilihat pada gambar 1, seperti berikut :
Gambar II.1. Proses komunikasi Percakapan
Bentuk komunikasi pada umumnya lewat suatu Bahasa perantara, yaitu dapat
melalui percakapan (ucapan) maupun melalui tulisan. Ada perantara lain yang dapat
dipakai untuk komunikasi, seperti : asap, bendera, sinar lampu dan lain sebagainya. Dari
semua bentuk proses komunikasi seperti yang terlihat pada gambar 11.1, hares ada :
1. Pengirim ( sender )
2. Sinyal atau isyarat, dapat berupa :
 gambar (peta, Surat kabar, buku, foto)
 Suara (ucapan, musik)
 Sinar (cahaya, lampu)
 lainnya (asap, bendera, senyum, anggukan)
3. Penerima ( receiver ).
Komunikasi dapat dikatakan berhasil, yaitu apabila si pengirim dalam mengirimkan
sinyal/isyarat dapat dimengerti oleh si penerima. Ini berarti bahwa si penerima mampu
mengartikan isyarat/sinyal dan dapat memahami isyarat tersebut. Kadang-kadang
jawaban informasi yang benar diperlukan oleh sipenerima, apakah isyarat yang diterima
tersebut sudah benar atau salah, semuanya tergantung pada si penerima.
Di bidang kartografi, komunikasi dapat juga diterapkan, yaitu Kartografer (sebagai
pengirim), peta (sebagai sinyal/tanda/isyarat) dan pemakai peta (sebagai penerima).
Diagramnya seperti terlihat pada gambar 11.2, berikut ini.
Universitas Gadjah Mada
1
Gambar II.2. Proses Komunikasi Kartografi
Ada beberapa difinisi tentang peta, salah satunya adalah gambaran dari sebagian
dari permukaan bumi, di atas bidang datar dengan skala tertentu dan digambarkan dalam
bentuk simbol-simbol. Tetapi samua peta mempunyai kriteria-kriteria seperti berikut :
1.
Peta berisikan suatu informasi
2.
Informasi ditampilkan dalam bentuk gambar
3.
Tujuan umum dari semua peta adalah memberikan informasi yang ditampilkan
dalam bentuk gambar kepada pengguna peta.
Dengan kata lain semua peta berisikan sejumlah informasi tertentu yang
ditampilkan dalam bentuk gambar, dan sipemakai peta dapat dengan mudah mengerti
inforamsi tersebut. Jadi si penerima informasi (pemakai) membutuhkan suatu inforamsi
tertentu dan kartografer (pengirim) menjawab informasi yang dibutuhkan, yaitu dengan
membuat peta.
Tujuan pembuatan peta merupakan langkah awal dari pembuatan peta,
dikombinasikan dengan sipengguna peta untuk menentukan rancangan peta, isi peta,
ketelitian peta, dan simbol yang akan digunakan untuk ditampilkan. Tujuan pemetaan juga
berarti untuk mempertimbangkan dan mendahului reaksi dari sipemakai peta mengenai
peta yang akan dibuat.
2. Komunikasi Bahasa Percakapan Dibandingkan dengan Komunikasi Kartografi.
Komunikasi mempunyai arti percakapanatau lewat tulisan yang dikenal/sudah
lazim, dari satu orang ke orang lain. Bahasa percakapan dibuat dari kata-kata yang
disusun dalam perintah tertentu (berdasarkan tata bahasa yang digunakan), dan
mempunyai arti atau maksud tertentu. Misalnya kalimat :"kucing duduk di karpet" dan
"kucing di karpet". Keduanya dapat diterima (dimengeri) oleh penerima atau pembaca
serta kalimat tersebut mempunyai arti.
Komunikasi lewat percakapan atau tulisan yang perlu diperhatikan adalah kerapian
dan bentuknya (suara jelas / tulisannya jelas), kemudian tata bahasanya (grammar)
benar.Komunikasi sulit dimengerti, jika susunannya dibolak-balik, misal "Karpet kucing
duduk di-->kalimat ini tidak punya arti.
Kesimpulan : Inti/pokok komunikasi percakapan yaitu bahasanya dimengerti, Jelas tata
bahasanya, ada penyampai informasi dan penerima informasi.
Universitas Gadjah Mada
2
Komunikasi kartografi dapat diterapkan juga pada peta /gambar. Peta topografi
memberikan gambaran darisuatu tempat dari unsur-unsur yang ada dimuka bumi.
Meskipun orang yang belum mengenal suatu daerah, tetapi dapat membaca dan mengerti
peta daerah itu, ia seakan dapat mengenal bentang darat/topografi daerah itu. Harus
ditekankan disini, bahwa pengetahuan dan pengalaman dari pemakai peta sangat
penting, khususnya di dalam hubungan dengan peta. Sebagai contoh : Garis kontur, yang
biasanya digunakan untuk menanpilkan relief. Jika orang belum tahu apa garis kontur itu,
akan menjadi bingung dan salah mengartikan garis tersebut. Contoh di atas menjelaskan
bahwa gambar dan peta mungkin memenuhi fungsi komunikasi yang betul dan efektif
dibandingkan dengan kata-kata yang digunakan dalam komunikasi percakapan.
Kesimpulan sementara, ini hanya sebagian yang benar. dibandingkan dengan pengarang
yang membuat bahasa dengan tata bahasa yang diketahui kepada pembaca dan ini
berfungsi sebagai komunikasi kontrol. Kartografer tidak mempunyai kontrol seperti itu.
Tidak ada bahasa kartografi yang mulai membaca suatu peta dan bagaimana
prosedurnya. Sulit membuat penilaian effektif dari peta sebagai media yang membawa
informasi pada proses komunikasi.
Pemakai peta mungkin tidak memahami informasi tertentu pada peta karena
alasan bahwa latar belakang pengetahuannya tidak cukup atau karena hanya sebatas
melihat pada detil tertentu, Peta juga tidak berisi teks yang menjelaskan pada sipemakai
peta, dimana untuk mencari informasi tertentu. Sipemakai peta hams mempunyai
pendidikan khusus, mempunyai pengalaman khusus di dalam kehidupannya, lingkungan
adat istiadat, dan pribadinya. Faktor tersebut berpengaruh pada pemahaman suatu peta.
Sebagai contoh : Jika sudah melihat peta topografi dari suatu wilayah yang belum dikenal,
gambar bentang alam (topografi) apa yang ada dalam pikiran saudara ? Normalnya
sesuatu perhubungan dengan
pengalaman saudara sendiri dimana saja. Ini
kenyataan, meskipun simbol peta dapat
ditampilkan dalam bentuk titik, garis dan luas, nama geografis (toponomi) dan merancang
simbolnya
dengan
hati-hati,
jangan
salah
ditafsirkan,
itupun
masih
selalu
diinterpretasikan.
Universitas Gadjah Mada
3
Gambar II.3 Model komunikasi kartografi
3. Komunikasi Kartografi dan Merancang Peta
Seperti telah dijelaskan di atas proses komunikasi kartografi hanya dapat berhasil
jika kartografer (pengirim) membuat tanda/isyarat (peta) yang dapat dimengerti oleh
sipemakai
peta
(penerima).
Keberhasilan
komunikasi
kartografi
tidak
hanya
mengartikan dan mengerti setiap simbol. tetapi juga mengerti kaitannya dengan geografi
dan distribusi keruangannya (posisi X,Y,Z).
Salah satu kebutuhan untuk mencapai sukses seperti mengerti hubungannya dan
distribusi spasialnya ( posisi X,Y,Z), kartografer hams merancang simbol secara benar
berdasarkan aturan-aturan di bidang kartografi dalam menggambarkan informasi tersebut.
Jadi jelas bahwa mendesain suatu simbol tidak hanya melakukan merancang simbolsimbol yang berbeda dari setiap obyek dan di tampilkan dipeta, tetapi merancang suatu
simbol merupakan proses inteluktual dari keselarasan simbol yang di rancang. sehingga
menggambarakan secara tepat mengenai tipe, ciri-ciri/karakter dan lokasi dari suatu
elemen
di
dalam
peta.
Gambaran
simbol-simbol
tersebut
juga
sebaiknya
seimbang/selaras (tidak saling menonjol), sehingga si pemakai peta dapat memahami
secara maksimal tampilan peta sebagai sarana informasi tersebut.
Proses
komunikasi
sering
terganggu
oleh
langkah-langkah
tanpa
suatu
perencanaan matang. Seperti gangguan yang tidak diinginkan datang dari sisi sipemakai
peta sendiri, tetapi mungkin muncul dari beberapa tempat dalam proses komunikasi,
misalnya : dari sisi cartografer, yaitu simbol-simbol yang tidak memadai dipilih. Semua
faktor-faktor yang mengganggu dalam proses komunikasi disebut dengan " Noise "
Universitas Gadjah Mada
4
Tabel I memperlihatkan daftar dari kemungkinan "noise" dalam proses kartograafi
komunikasi
Tabel I : Kesalahan yang terjadi dalam proses Kartografi.
Sumber gangguan
Kemungkinan gangguan
Data tidak lengkap/salah
Pengumpulan Data
Salah memakai konsep
Melakukan penyederhanaan
Kesalahan dalam memilih data
Editor Peta
Tujuan peta yang keliru
Informasi data yang terlalu
banyak atau kurang
Salah memilih variabel tampak
Kartografer
Salah merancang simbol
Penempatan teks yang salah
Juru Gam bar Peta
Menggambar garis yang jelek
Penempatan teks yang salah
Juru Reproduksi
Membuat produk peta yg jelek Membuat
gambar plot yg tidak jelas. Tidak dapat
mendeteksi infonnasi yang tidak cocok
Pemakai Peta
Tidak memiliki pengetahuan yang cukup
Salah menginterpretasikan infonnasi
Universitas Gadjah Mada
5
Download