Universitas Gadjah Mada 1 BAB IX TATA LETAK PETA

advertisement
BAB IX
TATA LETAK PETA ( MAP LAY OUT )
& KESEIMBANGAN PETA
1. Tata Letak Peta
Tata letak suatu peta (Map lay out) merupakan pengaturan data spasial
dari berbagai macam elemen yang disebut dengan PETA. Untuk mengetahui
maksud dan tats letak peta, beberapa definisi akan dijelaskan seperti berikut:
1. Muka peta (map face) :
Suatu permukaan (kertas/film dls), dimana area yang akan
dipetakan digambarkan di atasnya.
2. Garis tepi (neat line) :
Suatu garis yang membatasi muka peta.
3. Garis baths luar / Kerangka / Frame (outer border) :
Suatu garis (berbentuk dapat segi empat atau bujur
sangkar) yang mengelilingi garis tepi (neatline).
4. Batas Informasi (border information) :
Daerah di antara garis tepi dan garis Batas luar (frame).
5. Keterangan Tepi (marginal information) :
Suatu keterangan yang dicantumkan di daerah tepi peta,
yang berisi informasi peta.
Informasi Peta tersebut antara lain :
 Judul Peta
 Legenda
 Skala
 Arah utara
 diagram lokasi (peta indeks)
Universitas Gadjah Mada
1
- Keterangan sejarah (misal sumber data, tahun pembuatan,
pembuat peta, sistem proyeksi yang digunakan dan lain
sebagainya).
Gambar IV.1. Elemen Peta
2. Macam tata letak peta
Tata letak peta dapat dibagi dalam 3 katagori, yaitu :
1. Peta dengan garis tepi (Frame map)
Tata letak peta tipe ini memiliki garis baths luar (outer border line) yang
mengelilingi muka peta. Garis Batas ini memiliki fungsi memisahkan antara muka
peta dengan informasi tepi (marginal information). Peta tipe ini cocok digunakan
untuk pemetaan yang berangkai (seri).
Gambar IV.2. Frame Map
2. Peta kepulauan ( Island map)
Universitas Gadjah Mada
2
Tata letak peta ini memiliki batas dari tepi dari area yang dipetakan (neat
line) berfungsi sebagai batas garis luar (frame). Peta kepulauan (frame
map) ini mempunyai bentuk yang tidak beraturan, sehingga memberikan
kebebasan bagi kartografer untuk merancang tata letak peta, yang dirasa
cocok dengan rancangannya.
Gambar IV.3. Island Map
3. Bleeding map
Tata letak tipe ini tidak mempunyai garis pembatas (frame), sehingga informasi
tepi
sampai pada batas potongan dari area petanya.
Gambar IV.4. Bleeding Map
3. Faktor yang mempengaruhi tata letak
Universitas Gadjah Mada
3
Untuk merancang ataupun menyusun tata letak peta, ada beberapa
faktor yang mempengaruhi dalam menetapkan hasil rancangannya. Faktorfaktor yang mempengaruhi dalam mengambil keputusan tersebut antara lain :
1. Elemen peta, yang berisi tentang :
a. Bentuk dan ukuran area yang dipetakan.
Apabila skala peta sudah dipilih, maka ukuran dan bentuk dari area
yang dipetakan dapat ditentukan.
b. Memakai kerangka (garis tepi) atau tidak
Jika area yang dipetakan akan diberi garis batas, maka garis batas
tersebut dapat berbentuk bujur sangkar, persegi panjang ataupun
bentuk yang tidak
beraturan mengikuti batas terluar dari area yang dipetakan.
c. Keterangan tepi (marginal information)
cara peletakkan keterangan tepi ini penting , sebab keterangan tepi ini
berisi informasi/keterangan dari area yang dipetakan. Letak informasi
tepi in dapat diletakkan di samping atau di bawah area yang dipetakan.
d. Rancangan simbol, huruf dan warna.
Pada intinya, simbol, huruf maupun warna dipilih atau dirancang
dengan benar, disesuaikan dengan tema peta, ukuran peta dan
kegunaan peta itu sendiri.
2. Fungsi / kegunaan peta, yang berisi tentang :
a. Tujuan/Isi peta
Yang berisi tentang siapa yang akan memakai dan apa isi peta
tersebut.
b. Skala peta / ketelitian
Pemilihan skala peta akan mempengaruhi kepadatan isi peta dan
sebanding dengan ketelitian peta yang dihasilkan.
c. Sistem referensi yang digunakan.
Berisi tentang informasi yang dipakai untuk menyusun peta tersebut,
misalnya : cara mendapatkan data, tahun pembuatan peta dan lain
sebagainya.
3. Kendala yang dihadapi.
a. Produksi peta
Berisi tentang teknik dan peralatan yang tersedia untuk kegiatan
kartografi, yaitu : merancang, memproses dan mencetak peta. Sering
Universitas Gadjah Mada
4
terjadi untuk mencetak peta ukuran AO, alat cetak yang tersedia ukuran
A2, atau warna yang digunakan tidak sesuai dengan rancangannya.
b. Pemakai peta (user)
Kebutuhan dari pemakai peta kadang-kadang tidak terpenuhi, misalnya
ukuran peta yang akan dicetak tidak sesuai dengan maksud si pemakai
peta, kelengkapan informasinya kurang, simbol atau bahasa yang
digunakan tidak sesuai dengan kehendak pemakai.
c. Pemasaran
Pemasaran hasil produksi akan membawa pengaruh terhadap harga
peta, jumlah produk , penggunaan warna maupun metode pembuatan
petanya. Misalnya : Peta dengan kualitas sedang , baik harga peta,
jumlah
produk
maupun
pemakaian
metode
yang
digunakan
,
pemasarannya tidak sekompleks dibandingkan dengan peta kualitas
baik (misal peta opografi sebagai peta dasar) .
4. Estetika
a. Seni
Hasil rancangan yang baik dan seimbang dan ada segi seninya (art),
akan membuat si pemakai peta lebih senang menggunakan peta
tersebut dibandingkan dengan peta yang dirancang ceroboh dan tidak
ada seninya. Tetapi semuanya tergantung dari si pemakai peta, apakah
sipemakai peta mempunyai rasa seni atau tidak.
b. Tampilan
Meski tidak ada aturan resmi, tetapi perkembangan peta membawa ciriciri tersendiri kapan peta tersebut dibuat, misalnya peta yang dibuat di
abad pertengahan mempunyai ciri-ciri ada ornamen disekeliling peta ,
sedangkan peta yang dibuat mulai abad 19, ornamen-ornamen yang
berada disekeliling peta tersebut dihilangkan dan diganti dengan garis
tegas biasa.
Untuk lebih jelasnya dalam merancang tata letak peta dalam kaitannya dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan tersebut, dapat dilihat dari diagram alir seperti
yang terlihat pada gambar IV.5.
Universitas Gadjah Mada
5
Gambar IV.5. Proses Rancangan Tata Leak Peta dengan faktorfaktor yang mempengaruhi.
9.4. Keseimbangan peta
Keseimbangan peta mempunyai maksud bahwa elemen-elemen pada peta
mempunyai porsi yang sama, tidak ada yang terlalu menonjol (lebih dominan).
Di bidang kartografi, ada tiga (3) cara yang dapat digunakan untuk membedakan
keseimbangan informasi pada peta, yaitu :
1.
Keseimbangan
Simetris,
yaitu
msrginsl
information
(informasi
tepi)
ditempatkan sedemikian rupa sehingga letaknyasimetri dengan gambar pada
muka peta. Judul ditempatkan di atas muka peta memanjang dengan sumbu
sentral. Sedangkan marginal information lainnya ditempatkan di atas atau di
bawah ataupun di samping muka peta. Seperti yang terlihat pada gambar IV.6. di
bawah ini.
Universitas Gadjah Mada
6
Gambar IV.6. Keseimbangan simetris
2. Keseimbangan Informal, yaitu bentuk muka peta menentukan posisi informasi
tepi peta. Kreativitas kartografer memerankan peranan penting, yaitu informasi
tepi akan ditempatkan dimana, supaya memperoleh optical balance (elemenelemen peta mempunyai porsi yang lama, tidak Baling menonjol).
Gambar IV.7. Keseimbangan informal
3. Keseimbangan berdasarkan grid. Untuk memperoleh keseimbangan peta,
digunakan grid-grid guna penempatan semua informasi secara sitematis,
meskipun hasil akhirnya grid-grid tersebut tidak nampak. Jadi grid digunakan
sebagai garis bantu. Keseimbangan grid seperti yang terlihat pada gambar IV.8
di bawah ini.
Universitas Gadjah Mada
7
Gambar IV.8. Keseimbangan grid
5. Bentuk area yang dipetakan.
Pada peta island, bentuk area yang dipetakan kadang-kadang tidak beraturan,
sehingga untuk penempatan informasi tepinya tidaklah mudah. Terutama untuk
merancang peta tematik yang rancangannya sangat tergantung dari kreativitas
kartografernya. Untuk merancang peletakan informasi tepi agar tercapai
keseimbangan peta, digunakan garis bantu geometrik sederhana, yaitu bentuk
area yang akan dipetakan didekati dengan bentuk geometris sederhana tersebut.
Gambar IV.9. Merancang keseimbangan peta menggunakan garis bantu
geometri sederhana.
Misalnya bentuk geometris sederhana : segiempat, bujur sangkar, lingkaran,
segitiga dan lain sebagainya.Area yang akan dipetakan berbentuk lingkaran,
sehingga penempatan informasi tepi digunakan bentuk kotak (segiempat) yang
ditempatkan berimpit dengan area yang berbentuk lingkaran tersebut. Kemudian
penempatan informasi tepi dapat dengan meluruskan salah satu sisi kotak
tersebut, seperti yang terlihat pada gambar IV.9.
6. Mengorganisasi informasi tepi
Universitas Gadjah Mada
8
Dari beberapa pengalaman pemakai peta dalam membaca peta, sering terjadi
mencari informasi tepi tidak mudah, hal ini disebabkan peta yang dibaca tersebut
belum dirancang cara mengorganisasi informasi tepinya. Untuk memperoleh
informasi yang diperlukan secepatnya, kartografer harus mengorganisir informasi
tersebut sebaik mungkin, yaitu informasi yang berkaitan saling dikelompokkan
dan diletakkan di sekitar area yang dipetakan.
Untuk peta topografi biasanya sudah dibuat dalam bentuk standard dan
sudah dibakukan, baik simbol-simbolnya, tata letak petanya, informasi tepinya
dan lain sebagainya. Tetapi untuk peta tematik peranan kartografer sangatlah
penting,
sebab
pengelompokkan
cara
merancang
informasinya
simbol,
tergantung
teks,
tata
letak
maupun
dari kreativitas kartografernya,
meskipun demikian kartografer tetap mengikuti kaidah yang ditentukan di bidang
kartografi.
7. Ringkasan.
Tampilan peta sebagai sumber informasi sangat dipengaruhi oleh rancangan
simbol dan susunan tata letak petanya.. Apabila simbol dan tata letak peta
dirancang dengan benar, maka pemakai peta akan mudah mencari dan mengerti
informasi di peta, baik itu informasi spasial maupun informasi tepi lainnya.
Peta yang baik harus memenuhi Optical balance (tidak ada unsur dalam peta
yang menonjol) dan seimbang (tidak berat sebelah), baik itu peta topografi
maupun peta tematik. Untuk merancang peta yang baik sebaiknya kartografer
membutuhkan banyak pengalaman supaya peta yang dihasilkan mempunyai tata
letak yang baik, seimbang dan tidak ada unsurunsur di peta yang tampak
dominan (selaras). Sebab dalam hal merancang sesuatu " Pengalaman adalah
Guru yang terbaik"
Universitas Gadjah Mada
9
Download