BAB III PENENTUAN GARIS BATAS MARITIM INDONESIA – SINGAPURA PADA SEGMEN TIMUR MENGGUNAKAN PRINSIP EKUIDISTAN Garis batas maritim antara Indonesia dengan Singapura sebelumnya telah disepakati khususnya pada segmen Tengah (1973) & segmen Barat (2010), namun permasalahan batas maritim antara kedua belah pihak masih menyisakan 1 segmen lagi yaitu segmen Timur yang meliputi : • Segmen Timur 1 (wilayah Batam – Changi) dan • Segmen Timur 2 (wilayah Bintan – Pedra Branca) Gambar 3.1 Batas Laut Wilayah Indonesia-Singapura pada Segmen Timur Untuk penentuan batas maritim pada segmen Timur ini, prinsip penetapan batas yang akan digunakan adalah prinsip sama jarak (prinsip ekuidistan). Berdasarkan UNCLOS 1982 pasal 15, dalam penetapan batas laut antar negara, garis sama jarak (garis tengah, ekuidistan) adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai jarak yang sama terhadap titik-titik dasar terdekat pada garis pangkal kedua negara yang berbatasan. Pengertian dari titik-titik dasar terdekat adalah titiktitik pangkal (titik dasar) terdekat yang telah ditetapkan sebelumnya pada masingmasing negara. 20 Dikarenakan garis tengah (median line) ini nantinya akan memanjang ke arah Timur, maka dapat dilihat bahwa wilayah yang memanjang ke Timur ini terdapat Trijunction Point dimana dalam Trijunction Point ini terdapat 3 (tiga) negara yang terlibat pada penentuan batas maritim ini yaitu Indonesia, Singapura dan Malaysia. Akan tetapi, permasalahan batas maritim yang akan disinggung pada Tugas Akhir ini hanyalah batas maritim antara Indonesia dan Singapura. Maka dari itu, nantinya akan terdapat 2 segmen garis batas yang terpisah. 3.1 Titik Dasar (Basepoint) Titik dasar merupakan titik koordinat yang berada pada bagian terluar dari garis air rendah yang akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan batas laut suatu negara. Dapat diartikan juga sebagai titik-titik koordinat yang terletak pada garis nol kedalaman dan ditetapkan sebagai titik untuk menentukan garis pangkal. Untuk mendapatkan luas laut maritim yang optimal, maka dipilih titik-titik menonjol pada garis nol kedalaman sebagai titik dasar. Berikut ini adalah daftar titik-titik dasar yang digunakan untuk penetuan batas maritim antara Indonesia dan Singapura, dengan koordinat geografis, nomor peta beserta lokasi perairannya (mengacu pada PP No. 38 Tahun 2002) : Tabel 3.1 Kordinat Titik Dasar Sepanjang Batas Maritim Indonesia-Singapura Nomor Titik Lokasi Koordinat Geografis Nomor Peta Perairan Dasar TD 188 01° 11' 30" U 103° 21' 08" T No. 432 Selat Malaka TD 189 01° 09' 59" U 103° 23' 20" T No. 431, 432 Selat Malaka TD 190 01° 09' 13" U 103° 39' 11" T No. 431 Selat Main TD 190A 01° 09' 12" U 103° 39' 21" T No. 431 Selat Main TD 191 01° 07' 44" U 103° 41' 58" T No. 431 Selat Main TD 191A 01° 07' 27" U 103° 46' 30" T No. 431 Selat Main TD 191B 01° 09' 26" U 103° 48' 50" T No. 431 Selat Main 21 TD 192 01° 11' 06" U 103° 52' 57" T No. 431 Selat Singapura TD 193 01° 12' 29" U 104° 04' 47" T No. 431 Selat Singapura TD 194 01° 12' 16" U 104° 23' 37" T No. 431 Selat Singapura TD 195 01° 14' 35" U 104° 33' 22" T No. 431 Laut Natuna TD 001 01° 14' 27" U 104° 34' 32" T No. 431 Laut Natuna TD 001A 01° 02' 52" U 104° 49' 50" T No. 430, 431 Laut Natuna Dari total keseluruhan 13 (tiga belas) titik dasar tersebut; yang akan digunakan pada Tugas Akhir ini ialah 3 (tiga) titik dasar terakhir (no 11-13) untuk menentukan batas pada segmen Timur. Proses penentuan titik dasar dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak (software) AutoCAD Land Desktop Complete 2009. Setelah didapatkan peta kerja yang akan digunakan dari Dinas Hidrografi-Oseanografi (DISHIDROS), maka selanjutnya koordinat-koordinat titik dasar dimasukan terlebih dahulu ke dalam perangkat lunak (software) Microsoft Excel dengan format *.csv (Comma Separated Values) yang kemudian nantinya dilakukan pemindahan data (import points) ke dalam AutoCAD. Berikut ini adalah hasil dari proses penentuan titik dasar yang digunakan dalam penentuan batas maritim segmen Timur, dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2 Penentuan Titik Dasar 22 Telah dijelaskan sebelumnya bahwa ada 3 (tiga) titik dasar yang akan digunakan dalam penentuan batas maritim segmen Timur, yaitu : 1. TD 195 (01° 14' 35" U; 104° 33' 22" T) 2. TD 001 (01° 14' 27" U; 104° 34' 32" T) 3. TD 001A (01° 02' 52" U; 104° 49' 50" T) Akan tetapi, ada 2 titik dasar tambahan yang diikutsertakan pada kajian Tugas Akhir ini. Titik tersebut adalah TD 193 dan TD 194. Kedua titik dasar tersebut sebenarnya digunakan pada penentuan batas maritim Indonesia dan Singapura pada segmen Tengah, tapi digunakan lagi karena garis tengah (median line) pada segmen Timur harus ditentukan dari bagian perairan dimana kedua titik dasar tersebut berada sejajar dengan garis tengah pada batas maritim segmen Tengah. Sedangkan titik 6 pada gambar 3.2 merupakan titik akhir dari garis tengah (median line) pada batas maritim segmen Tengah, yang nantinya seharusnya menjadi titik awal garis tengah (median line) saat penentuan batas maritim segmen Timur. Untuk penentuan titik dasar pada wilayah Singapura, dipilih titik-titik dasar yang menjorok ke arah laut (salient point) dan hasilnya terpilih 3 (tiga) titik dasar yaitu S1, S2 dan S3. Titik dasar S1 dan S2 nantinya digunakan untuk penentuan batas maritim segmen Timur-1 sedangkan untuk titik dasar S3 digunakan untuk penentuan batas maritim segmen Timur-2. 3.2 Garis Pangkal (Baseline) Garis pangkal merupakan tempat awal dilakukanya pengukuran wilayah laut suatu negara pantai, dimana dalam UNCLOS 1982 Pasal 5 mempunyai pengertian yang merujuk pada pengertian garis pangkal normal, yaitu merupakan kedudukan garis air rendah (low water line) sepanjang pantai. Garis pangkal tersebut harus dicantumkan dalam peta skala besar resmi suatu negara pantai atau diberikan dalam bentuk koordinat geografis, yang selanjutnya diumumkan secara resmi serta diserahkan salinannya kepada Sekjen PBB. Berdasarkan PP No. 38 Tahun 2002, terdapat 8 (delapan) jenis garis pangkal namun yang akan digunakan pada Tugas Akhir ini hanya 3 (tiga) yaitu : 23 1. Garis Pangkal Normal 2. Garis Pangkal Lurus 3. Garis Pangkal Lurus Kepulauan Untuk negara Singapura menggunakan garis pangkal normal sebagai penanda kedudukan garis air rendahnya, sedangan untuk negara Indonesia menggunakan garis pangkal lurus dan garis pangkal kepulauan dikarenakan kondisi sekitar Pulau Batam dan Pulau Bintan yang terdapat banyak pulau-pulau kecil. Hasil dari proses penentuan garis pangkal dapat dilihat pada Gambar 3.3 dibawah ini. Gambar 3.3 Penentuan Garis Pangkal 3.3 Penentuan Garis Tengah (Median Line) Garis tengah (median line) merupakan suatu garis yang terbentuk dari hasil pengukuran batas maritim antar 2 negara yang menggunakan prinsip ekuidistan dimana garis ini membagi wilayah maritim antar 2 negara bertetangga dengan jarak yang sama (equidistant). Dalam penentuan batas maritim antara Indonesia dengan Singapura pada Segmen Timur ini, dari pihak Indonesia penentuan garis tengah dilakukan dari titik-titik dasar garis pangkal kepulauan dari Pulau Batam dan Pulau Bintan. Seperti yang telah disinggung sebelumnya pada subbab 3.1, penentuan garis tengah ini seharusnya dimulai dari titik akhir garis tengah pada batas maritim sebelumnya 24 yaitu batas maritim Indonesia dan Singapura pada segmen Tengah tepatnya pada titik 6 (enam) yang berada pada 1°16' 10.2” U; 104°02' 00" T (lihat Gambar 3.2). Akan tetapi, titik akhir garis tengah batas maritim Indonesia dan Singapura pada segmen Tengah (titik 6) dengan titik awal garis tengah pada batas maritim segmen Timur 1 tidak saling bertemu di satu titik. Ini dikarenakan pada saat penentuan batas maritim segmen Tengah menggunakan referensi datum geodetik yang berbeda dengan yang digunakan pada segmen Timur, yang menggunakan referensi datum geodetik WGS84. Untuk menentukan garis tengah, hal pertama yang dilakukan adalah penarikan garis lurus dari masing-masing titik dasar dari kedua Negara dalam hal ini negara Indonesia dengan Singapura. Hasil dari penentuan garis lurus dari masing-masing titik dasar dapat dilihat pada Gambar 3.4 dibawah ini Gambar 3.4 Penentuan Garis Lurus Antar Titik Dasar Setelah dilakukan penarikan garis lurus antar titik dasar maka ditentukan titik tengahnya yang kemudian ditarik garis tegak lurus yang membagi garis lurus antar titik dasar menjadi 2 bagian yang sama besarnya (bisector), hasilnya garis tegak lurus tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.4. 25 Titik temu antara garis tegak lurus dari setiap garis lurus yang telah ditentukan sebelumnya merupakan wujud dari titik belok, yaitu titik yang sama jaraknya terhadap 3 (tiga) titik dasar terdekat. Garis yang menghubungkan titik-titik belok tersebut akan membentuk garis tengah (median line). 3.4 Penerapan Prinsip Ekuidistan Untuk Batas Maritim Indonesia – Singapura Dari penentuan titik dasar, garis pangkal, garis lurus serta titik belok yang telah disinggung sebelumnya maka akan didapat sebuah garis yang saling menghubungkan antar titik-titik belok. Garis tersebut adalah garis tengah (median line) yang merupakan hasil akhir dari proses penentuan batas maritim dengan prinsip sama jarak (ekuidistan). Garis tengah tersebut nantinya digunakan sebagai garis batas maritim antara Indonesia dan Singapura. Tapi sebelum dilakukan penarikan garis tengah (median line), perlu dilakukan penarikan garis konstruksi (construction line) dari setiap titik-titik belok yang didapat. Fungsi dari garis konstruksi ini adalah untuk memastikan bahwa di setiap titik belok yang di dapat memiliki jarak yang sama (equidistant) terhadap 3 (tiga) titik dasar terdekat. Hasil dari penarikan garis konstruksi dapat dilihat di gambar 3.5 sebagai berikut . Gambar 3.5 Penarikan Garis Konstruksi Dari Setiap Titik Belok 26 Setelah dipastikan pada setiap titik belok memiliki jarak yang sama terhadap 3 (tiga) titik dasar terdekat maka dapat dilakukan penentuan garis tengah (median line). Hasil dari penentuan garis tengah dapat dilihat pada Gambar 3.6 dibawah ini. Gambar 3.6 Penerapan Prinsip Ekuidistan Untuk Batas Maritim Indonesia dan Singapura Garis yang berwarna merah muda merupakan garis tegah (median line), batas maritim antara negara Indonesia dengan Singapura pada segmen Timur. Garis tengah tersebut terbagi 2 (dua) menjadi garis tengah segmen Timur-1 dan garis tengah segmen Timur-2. 27