- Radana Finance

advertisement
RADANA
et
.
\
Code Of
.j..,\
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK
CODE OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE
PT RADANA BHASKARA FINANCE Tbk
Jakarta, 2015
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi
2
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
B. Maksud dan Tujuan
4
BAB II: VISI, MISI, dan NILAI-NILAI PERUSAHAAN
A. Visi Perusahaan
6
B. Misi Perusahaan
6
C. Nilai-Nilai Perusahaan
6
D. Pedoman Perilaku
7
BAB III: KERANGKA KERJA IMPLEMENTASI GCG
10
BAB IV: ORGAN PELAKSANA GCG
A. Organisasi Perusahaan
12
B. Organ Utama GCG
12
C. Organ Pendukung GCG
20
BAB V: PENERAPAN GCG
A. Prinsip Dasar
23
B. Urgensi GCG Bagi Perusahaan Pembiayaan
25
C. Penerapan GCG
25
D. Penilaian Implementasi GCG
26
E. Benturan Kepentingan
26
F. Pengungkapan Informasi
26
G. Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP)
27
H. Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT)
27
I. Pengadaan Barang dan Jasa
28
J. Penjualan dan Penghapusan Aktiva Tetap
29
K. Sumber Daya Manusia
30
L. Keuangan, Akuntansi dan Perpajakan
31
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 2
M. Teknologi Informasi
32
N. Pengarsipan
32
O. Komunikasi
33
P. Hubungan dengan Stakeholders
33
Q. Kepedulian Sosial Perusahaan
33
BAB VI : PENGENDALIAN INTERNAL
A. Pengendalian Internal
34
B. Struktur Fungsi Pengawasan dan Pelaksana Pengendalian Internal
35
C. Metode Pengawasan Pengendalian Internal
36
D. Sistem Whisteblowing
BABVII : MANAJEMEN RISKO
A. Kebijakan Umum Manajemen Risiko
B. Kerangka Kerja Manajemen Risiko
C. Pedoman Pembiayaan
37
39
40
BAB VIII : PERNYATAAN DAN LAPORAN
BAB IX : PENUTUP
42
A. Perubahan Pedoman
B. Penutup
43
43
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis ekonomi telah melanda kawasan Asia termasuk Indonesia pada tahun 1997-1998. Indonesia
merasakan dampak yang cukup parah akibat krisis tersebut ditandai dengan hancurnya perusahaanperusahaan di Indonesia. Salah satu alasan kegagalan perusahaan-perusahaan tersebut dalam
menghadapi krisis tersebut adalah karena buruknya praktik Tata Kelola Perusahaan (Corporate
Governance).
Beberapa praktik perusahaan di Indonesia yang bertentangan dengan konsep Good Corporate
Governance (GCG) diantaranya adalah:
1. Konsentrasi kepemilikan oleh pihak tertentu yang memungkinkan terjadinya hubungan afiliasi
antara pemilik, pengawas, dan direktur perusahaan.
2. Tidak efektifnya peran Dewan Komisaris.
3. Lemahnya law enforcement.
Oleh karena itu, Pemerintah dan didukung dunia usaha berupaya
mengembalikan kembali
kepercayaan terhadap dunia usaha khususnya pada sektor jasa keuangan, dengan menetapkan standarstandar dan/atau peraturan-peraturan mengenai penerapan GCG.
Berdasarkan kebutuhan dan tuntutan itulah, PT Radana Bhaskara Finance Tbk (selanjutnya disebut
dengan “Perusahaan”) menyusun Pedoman Good Corporate Governance ini dalam rangka
mewujudkan Perusahaan sebagai Perusahaan Publik yang handal, terpercaya, dan dipercaya oleh
masyarakat.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan disusunnya Pedoman GCGini adalah:
1. Mendorong tercapainya kesinambungan Perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada
asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan.
2. Mendorong tercapainya kesinambungan Perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada
asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan.
3. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ Perusahaan, yaitu
Dewan Komisaris, Direksi dan Rapat Umum Pemegang Saham.
4. Mendorong Pemegang Saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi agar dalam
membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 4
5. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan
kelestarian lingkungan.
6. Mengoptimalkan nilai-nilai inti Perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan
pemangku kepentingan lainnya.
7. Meningkatkan daya saing Perusahaan secara nasional maupun internasional, sehingga
meningkatkan kepercayaan investor kepada Perusahaan.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 5
BAB II
VISI, MISI DAN NILAI-NILAI INTI PERUSAHAAN
A. Visi Perusahaan
Yang dimaksud dengan Visi adalah arah untuk dicapai Perusahaan dalam jangka panjang. Visi yang
jelas akan membuat semua orang dalam suatu organisasi memiliki tingkat pemikiran yang sama
dalam pembentukan strategi usaha, penetapan dan pencapaian target yang telah ditetapkan.
Visi Perusahaan adalah menjadi Perusahaan Pembiayaan terdepan dan terpercaya di Indonesia.
B. Misi Perusahaan
Untuk mencapai visi di atas, Perusahaan memiliki misi-misi sebagai berikut:
1.
Secara terus menerus menciptakan lapangan kerja yang layak dan berkualitas bagi sebanyak
mungkin rakyat Indonesia.
2.
Selalu memastikan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan yang
memaksimalkan nilai pemegang saham.
3.
Senantiasa menyediakan solusi-solusi bernilai tambah yang akan mengoptimalkan kepuasan
pelanggan.
4.
Secara aktif terlibat dalam masyarakat sebagai warga korporat yang baik.
C. Nilai-Nilai Inti Perusahaan
Nilai-nilai Inti Perusahaan merupakan pedoman sehari-hari bagi kinerja seluruh anggota Dewan
Komisaris, Direksi dan karyawan dalam melaksanakan semua tugas dan tanggung jawab dalam
mencapai tujuan-tujuan yang disebutkan pada Visi dan Misi Perusahaan.
Nilai-Nilai Inti Perusahaanadalah:
1. Integritas (Integrity)
Kami senantiasa menerapkan standar etika dan moral tertinggi dengan selalu mengedepankan asas
kejujuran dan keadilan dalam setiap kegiatan.
2. Pengembangan berkelanjutan (Continuous development)
Kami bertekad untuk senantiasa mengembangkan Perusahaan berikut sumber daya manusianya.
3. Keunggulan (Excellence)
Kami terus berupaya mencapai standar kinerja tertinggi
4. Proaktif (Proactive)
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 6
Kami terus mencari dan mengadopsi teknik dan pendekatan baru untuk meningkatkan mutu bisnis
kita.
5. Tanggungjawab (Accountability)
Kami bertanggung jawab kepada seluruh pemangku kepentingan atas segala keputusan dan
tindakan yang diambil.
6. Kerjasama kelompok (Teamworks)
Kami mendorong dan mendukung keanekaragaman tenaga kerja berdasarkan asas saling percaya
dan menghormati serta bersama-sama mencapai semua sasaran yang telah ditetapkan dengan
berkomunikasi secara baik.
D. Pedoman Perilaku
Pedoman perilaku merupakan penjabaran nilai-nilai inti Perusahaan dan etika bisnis dalam
melaksanakan usaha sehingga menjadi panduan bagi organ Perusahaan dan semua karyawan
Perusahaan. Pedoman perilaku mencakup panduan tentang benturan kepentingan, pemberian dan
penerimaan hadiah dan donasi, kepatuhan terhadap peraturan, kerahasiaan informasi, dan pelaporan
terhadap perilaku yang tidak etis.
1. Benturan Kepentingan
a. Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan
ekonomis Perusahaan dan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, anggota Dewan
Komisaris dan Direksi, serta karyawan Perusahaan;
b. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta
karyawan Perusahaan harus senantiasa mendahulukan kepentingan ekonomis Perusahaan
diatas kepentingan ekonomis pribadi atau keluarga, maupun pihak lainnya;
c. Anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan Perusahaan dilarang menyalah
gunakan jabatan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi, keluarga dan pihak-pihak lain;
d. Dalam hal pembahasan dan pengambilan keputusan yang mengandung unsur benturan
kepentingan, pihak yang bersangkutan tidak diperkenankan ikut serta;
e. Dalam hal Perusahaan melakukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan, maka
harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku;
f. Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan Perusahaan yang memiliki
wewenang pengambilan keputusan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak
memiliki benturan kepentingan terhadap setiap keputusan yang telah dibuat olehnya dan telah
melaksanakan pedoman perilaku yang ditetapkan oleh Perusahaan.
2. Pemberian dan Penerimaan Hadiah dan Donasi
a. Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan Perusahaan dilarang
memberikan atau menawarkan sesuatu, baik langsung ataupun tidak langsung, kepada pejabat
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 7
negara dan atau individu yang mewakili mitra bisnis yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan;
b. Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan Perusahaan dilarang menerima
sesuatu untuk kepentingannya, baik langsung ataupun tidak langsung, dari mitra bisnis yang
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan;
c. Donasi oleh Perusahaan ataupun pemberian suatu aset Perusahaan kepada partai politik atau
seorang atau lebih calon anggota badan legislatif maupun eksekutif, hanya boleh dilakukan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
d. Dalam batas kepatutan sebagaimana ditetapkan oleh Perusahaan, donasi untuk amal dapat
dibenarkan;
e. Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan Perusahaan diharuskan setiap
tahun membuat pernyataan tidak memberikan sesuatu dan/atau menerima sesuatu yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan.
3.
Kepatuhan terhadap Peraturan
a. Organ Perusahaan dan karyawan Perusahaan harus melaksanakan peraturan perundangundangan dan peraturan perusahaan;
b. Dewan Komisaris harus memastikan bahwa Direksi dan karyawan Perusahaan melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan;
c. Perusahaan harus melakukan pencatatan atas harta, utang dan modal secara benar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
4. Kerahasiaan Informasi
a. Anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan Perusahaan harus
menjaga kerahasiaan informasi Perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
peraturan perusahaan dan kelaziman dalam dunia usaha;
b. Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan Perusahaan
dilarang menyalahgunakan informasi yang berkaitan dengan Perusahaan;
c. Setiap mantan anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan Perusahaan, serta
pemegang saham yang telah mengalihkan sahamnya, dilarang mengungkapkan informasi yang
menjadi rahasia Perusahaan yang diperolehnya selama menjabat atau menjadi pemegang
saham di Perusahaan, kecuali informasi tersebut diperlukan untuk pemeriksaan dan penyidikan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, atau tidak lagi menjadi rahasia milik
Perusahaan.
5. Pelaporan atas pelanggaran dan perlindungan bagi pelapor
a. Dewan Komisaris berkewajiban untuk menerima dan memastikan bahwa pengaduan tentang
pelanggaran terhadap etika bisnis, pedoman perilaku, peraturan perusahaan dan peraturan
perundang-undangan, diproses secara wajar dan tepat waktu;
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 8
b. Perusahaan harus menyusun peraturan yang menjamin perlindungan terhadap individu yang
melaporkan terjadinya pelanggaran terhadap etika bisnis, pedoman perilaku, peraturan
perusahaan dan peraturan perundang-undangan.
Ketentuan lebih lanjut tentang nilai-nilai Perusahaan, Kode Etik, dan Pedoman Perilaku dijabarkan
lebih lanjut dalam dokumen lain, namun merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Pedoman
GCG ini.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 9
BAB III
KERANGKA KERJA IMPLEMENTASI GCG
Agar implementasi GCG di Perusahaan dapat berjalan dengan efektif, maka diperlukan kerangka kerja
(framework) implementasi GCG yang memberikan gambaran umum mengenai keterkaitan organorgan GCG, pedoman-pedoman dan pelaporan-pelaporan yang relevan. Berikut ini adalah kerangka
kerja implementasi GCG di Perusahaan:
Didalam kerangka kerja di atas, terlihat bahwa RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi memiliki peran
yang penting dalam penerapan prinsip-prinsip GCG di Perusahaan. Oleh karena itu, ketiganya disebut
sebagai Organ Utama corporate governance. Dewan Komisaris dan Direksi ditunjuk oleh RUPS
sebagaimana ditunjukkan dengan garis tebal (solid line) antara keduanya dengan RUPS. Garis putusputus antara Dewan Komisaris dan Direksi menunjukkan bahwa terdapat kewenangan tertentu dari
Dewan Komisaris terhadap Direksi, misalnya menggantikan Direksi untuk sementara waktu dalam
situasi tertentu.
Selanjutnya Organ Utama ini akan dibantu oleh Organ-organ Pendukung, baik yang ada di tingkatan
Dewan
Komisaris
seperti
Komite-komite
Komisaris,
maupun
yang
ada
di
tingkatan
Direksi/manajemen seperti Komite-komite Direksi, Sekretaris Perusahaan, Audit Internal dan Divisi
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 10
Manajemen Risiko.
Organ Utama dan Organ Pendukung serta pegawai Perusahaan dilengkapi dengan pedoman (code),
piagam (charter), kebijakan dan prosedur (SOP) sebagai acuan baku dalam menjalankan tugas dan
fungsinya. Perusahaan selanjutnya menerbitkan laporan-laporan sebagai perwujudan akuntabilitas
kepada para stakeholders Perusahaan.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 11
BAB IV
ORGAN PELAKSANA GOOD CORPORATE GOVERNANCE
A. Organisasi Perusahaan
Organisasi Perusahaan disusun sesuai dengan kebutuhan organisasi, rencana kerja jangka panjang
serta perkembangan industri, dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas organisasi.
Penyusunan organisasi tersebut dijabarkan ke dalam bentuk bagan struktur organisasi yang secara
jelas menggambarkan:
i. Hubungan pelaporan
ii. Alur informasi
iii. Tingkatan hirarki
iv. Rentang pengawasan
v. Pemisahan tugas dan tanggung jawab
Struktur organisasi disusun oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris Perusahaan.
B. Organ Utama Corporate Governance
Berdasarkan UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, organ perseroan adalah Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi. Organ Perusahaan tersebut
berpengaruh dalam menentukan arah dan mengendalikan suatu perusahaan. Dengan demikian
ketiga organ ini juga sangat berpengaruh dalam implementasi GCG sehingga organ-organ ini
dikenal juga sebagai organ Utama GCG.
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
a. Untuk melindungi hak-hak para pemegang saham, hal-hal yang dapat menyebabkan
perubahan fundamental atas Perusahaan dan hak para pemegang saham, hanya dapat
diputuskan dalam RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. RUPS harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan;
c. Keputusan-keputusan RUPS harus dibuat dengan cara yang transparan dan adil.
d. Informasi dan agenda RUPS harus diberikan kepada para pemegang saham agar dapat
secukupnya mempelajari agenda rapat sebelum penyelenggaraan RUPS tersebut.
e. Para pemegang saham dapat mengajukan hal-hal untuk dimasukkan ke dalam agenda RUPS
kepada Direksi.
f. Pemegang Saham juga dapat mengajukan pertanyaan dan meminta penjelasan mengenai
agenda rapat tersebut.
g. Pemegang saham harus diberikan kesempatan untuk dapat secukupnya mengajukan
pertanyaan dan mendapatkan penjelasan sebelum pengambilan keputusan agenda RUPS.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 12
h. Para pemegang saham harus dapat melaksanakan hak suara mereka, baik secara langsung
dengan menghadiri RUPS maupun tidak langsung dengan menunjuk wakilnya dalam
RUPS.
i. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham harus diputuskan dengan cara yang transparan
dan adil.
j. Salinan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham harus dibagikan kepada masing- masing
pemegang saham bila diminta, dan risalah rapat ini harus menyebutkan suara yang
dikeluarkan sehubungan dengan suatu transaksi dan asli risalah rapat tersebut harus
disimpan oleh Sekretaris Perusahaan.
k. Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi yang diangkat harus diberitahukan dan
dimintakan persetujuan dalam RUPS.
2. DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris merupakan organ Perusahaan yang berfungsi untuk melakukan pengawasan
dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan Perusahaan.
Fungsi pengawasan Dewan Komisaris dilakukan terhadap kebijaksanaan pengurusan
Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi mencakup antara lain pelaksanaan Rencana Jangka
Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, ketentuan-ketentuan Anggaran
Dasar Perusahaan, Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dan memantau efektifitas
praktik GCG, dan Manajemen Risiko yang diterapkan Perusahaan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Fungsi Dewan Komisaris lainnya berupa pemberian nasihat, saran dan arahan kepada Direksi
dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan Perusahaan.
a. Prinsip Dasar
i. Pengangkatan dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris merupakan hak pemegang
saham dan dilaksanakan berdasarkan pada prinsip-prinsip profesionalisme dan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance).
ii. Dalam pengangkatan anggota Dewan Komisaris paling sedikit 30% (tiga puluh persen)
merupakan anggota Komisaris Independen.
iii. Sebelum menjalankan tugas dan fungsinya, para anggota Dewan Komisaris harus lulus
penilaian kemampuan dan kepatutan yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 13
b. Komposisi Dewan Komisaris
Komposisi Dewan Komisaris ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan
keputusan yang efektif, tepat dan cepat serta dapat bertindak secara independen dalam arti tidak
mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugasnya
secara mandiri serta kritis dalam hubungan satu sama lain dan terhadap Direksi.
c. Jumlah dan Syarat Anggota Dewan Komisaris
i. Tugas pengawasan di Perusahaan dilakukan oleh Dewan Komisaris yang terdiri dari
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris, seorang di antaranya adalah
Komisaris Independen dan 1 (satu) diantara anggota Dewan Komisaris diangkat menjadi
komisaris Utama atau presiden komisaris.
ii. Perusahaan yang memiliki asset lebih dari Rp200.000.000.000,- (dua ratus miliar rupiah)
wajib memiliki paling sedikit 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris.
iii. Perusahaan yang memiliki asset lebih dari Rp200.000.000.000,- (dua ratus miliar rupiah)
wajib memiliki paling sedikit 1 (satu) orang Komisaris Independen
iv. Dengan memperhatikan kebutuhan, tingkat kompleksitas dan rencana strategis Perusahaan,
Dewan Komisaris dapat mengusulkan kepada Pemegang Saham mengenai kecukupan
jumlah anggota Dewan Komisaris agar dapat menjalankan tugas secara efektif.
v. Paling sedikit 30% (tiga puluh persen) merupakan anggota Komisaris Independen.
vi. Untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris sekurang-kurangnya harus
memenuhi persyaratan:
1.
Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum
pengangkatannya, tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota direksi atau
komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perusahaan dinyatakan pailit;
2.
Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan
Negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan;
3.
Tidak tercatat dalam Daftar Kredit Macet di sektor perbankan;
4.
Tidak tercantum dalam Daftar Tidak Lulus (DTL) di sektor perbankan;
5.
Tidak pernah dihukum karena tindak pidana kejahatan;
6.
Tidak pernah dinyatakan pailit atau dinyatakan bersalah yang mengakibatkan suatu
perusahaan dinyatakan pailit berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap.
7.
Tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang selama
menjabat:
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 14
- pernah tidak menyelenggarakan RUPS Tahunan;
- pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris
pernah tidak diterima oleh RUPS atau pernah tidak memberikan pertanggungjawaban
sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris kepada RUPS; dan
- pernah menyebabkan perusahaan yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran
dari Otoritas Jasa Keuangan tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan
tahunan dan/atau laporan keuangan kepada Otoritas Jasa Keuangan
i. Selain syarat yang ditentukan dalam huruf d di atas, untuk dapat diangkat sebagai Anggota
Dewan Komisaris Independen, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab
untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan Perusahaan
dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir;
2. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Perusahaan;
3. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perusahaan, anggota Dewan Komisaris,
Anggota Direksi, anggota DPS atau Pemegang Saham Utama Perusahaan;
4. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan
dengan kegiatan usaha Perusahaan;
5. Tidak pernah menjadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, anggota DPS atau
menduduki jabatan 1 (satu) tingkat dibawah Direksi pada Perusahaan yang sama atau
perusahaan lain yang memiliki hubungan afiliasi dengan Perusahaan tersebut dalam
kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir;
6. Memahami peraturan perundangan-undangan di bidang pembiayaan dan peraturan
perundang-undangan lain yang relevan;
7. Memiliki pengetahuan yang baik mengenai kondisi keuangan Perusahaan tempat
Komisaris Independen dimaksud menjabat;
8. Memiliki kewarganegaraan Indonesia; dan
9. Berdomisili di Indonesia.
d. Komposisi Anggota Dewan Komisaris
1. Komposisi Dewan Komisaris merupakan perpaduan profesional yang memiliki pengetahuan
dan pengalaman yang dibutuhkan Perusahaan sehingga memungkinkan dilakukannya proses
pengambilan keputusan yang efektif, efisien dan segera.
2. Pembagian tugas di antara para anggota Dewan Komisaris diatur oleh mereka sendiri.
3. Dewan Komisaris merupakan majelis dan setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat
bertindak sendiri-sendiri, melainkan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 15
e. Masa Jabatan Dewan Komisaris
Tanpa mengurangi hak Pemegang Saham untuk memberhentikan para anggota Dewan Komisaris
sewaktu-waktu, masa jabatan anggota Dewan Komisaris adalah paling lama 3 (tiga) tahun sejak
tanggal diangkat oleh RUPS atau sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan.
f. Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris
Tata cara pelaksanaan tugas dan ketentuan lebih lanjut tentang Dewan Komisaris diatur dalam
Pedoman Dewan Komisaris dan Direksi (Board Manual) yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Pedoman GCG ini.
3. DIREKSI
Direksi merupakan organ Perusahaan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perusahaan
untuk kepentingan dan sesuai dengan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam
maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar Perusahaan dan/atau keputusan
RUPS.Dalam pengurusan Perusahaan, Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugas,
dan setiap anggota Direksi bertanggung jawab secara pribadi apabila melakukan kesalahan atau lalai
dalam menjalankan tugas.
a. Prinsip Dasar
1. Pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi merupakan hak pemegang saham dan
dilaksanakan berdasarkan pada prinsip-prinsip profesionalisme dan Tata Kelola Perusahaan
yang Baik (Good Corporate Governance/GCG).
2. Setiap usulan penggantian dan/atau pengangkatan para anggota Direksi kepada RUPS harus
memperhatikan rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi.
3. Sebelum pengangkatan, para anggota Direksi harus lulus penilaian kemampuan dan kepatutan
yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.
b. Komposisi Direksi
Komposisi Direksi ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang
efektif, tepat dan cepat serta dapat bertindak secara independen dalam arti tidak mempunyai
kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan
kritis.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 16
c. Jumlah dan Syarat Anggota Direksi
i.
Tugas pengurusan Perusahaan dilakukan paling sedikit 3 (tiga) orang anggota Direksi,
seorang di antaranya dapat diangkat sebagai Direktur Utama. Apabila diperlukan dapat
diangkat seorang atau lebih Wakil Direktur Utama dan yang lainnya diangkat sebagai
Direktur dengan mempertimbangkan peraturan perundang-undangan.
ii. Dengan mempertimbangkan kebutuhan, tingkat kompleksitas, dan rencana strategis
Perusahaan, Direksi dapat mengusulkan kepada Dewan Komisaris mengenai kecukupan
jumlah anggota Direksi agar dapat menjalankan tugas secara efektif. Atas usulan tersebut,
Dewan Komisaris selanjutnya menyampaikan kepada Pemegang Saham.
iii. Sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Direksi adalah Direktur Independen yang berasal dari
kalangan di luar Perusahaan yang diangkat dan diberhentikan oleh RUPS.
iv. Untuk dapat diangkat sebagai Direksi sekurang-kurangnya harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Syarat formal, meliputi:
i. Mempunyai akhlak, moral, dan integritas yang baik;
ii. Cakap melakukan perbuatan hukum;
iii. Tidak tercatat dalam Daftar Kredit Macet di sektor perbankan;
iv. Tidak tercantum dalam Daftar Tidak Lulus (DTL) di sektor perbankan;
v. Tidak pernah dihukum karena tindak pidana kejahatan;
vi. Dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya dan selama masa menjabat:
a.
tidak pernah dinyatakan pailit
b.
tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang dinyatakan
bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit;
c.
tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan
keuangan Negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan;
d.
tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau angota Dewan Komisaris yang
selama menjabat:

pernah tidak menyelenggarakan RUPS Tahunan

pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris pernah tidak diterima oleh RUPS atau pernah tidak memberikan
pertanggungjawaban sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris kepada RUPS, dan
 pernah menyebabkan perusahaan yang memperoleh izin, persetujuan, atau
pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan tidak memenuhi kewajiban
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 17
menyampaikan laporan tahunan dan/atau laporan keuangan kepada Otoritas
Jasa Keuangan.
vii. Memiliki keahlian, integritas, kemampuan dan dedikasi yang tinggi untuk
memajukan dan mengembangkan Perusahaan;
viii. Memahami masalah manajemen Perusahaan dan memiliki pengetahuan yang
memadai di bidang usaha Perusahaan;
ix. Telah memenuhi persyaratan penilaian kemampuan dan kepatutan yang dilakukan
oleh OJK sesuai peraturan perundang-undangan.
b. Syarat materiil, meliputi:
1. Integritas dan moral;
2. Kompetensi teknis/keahlian yaitu yang bersangkutan memiliki pengalaman,
keahlian, dan kepemimpinan;
3. Psikologis, yaitu yang bersangkutan memiliki tingkat intelegensi dan tingkat
emosional yang memadai untuk melaksanakan tugasnya sebagai anggota
Direksi;
c. Syarat khusus, meliputi:
1. Salah satu Direksi harus berpengalaman operasional di bidang perusahaan
pembiayaan atau perbankan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;
2. Wajib menetap di Indonesia dan dilarang melakukan perangkapan jabatan
sebagai Direksi padaperusahaan pembiayaan lain;
3. Direksi Perusahaan hanya diperkenankan merangkap jabatan sebagai Komisaris
pada 1 (satu) perusahaan pembiayaan lain;
4. Dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya;
5. Persyaratan lain yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Selain syarat yang ditentukan dalam angka 4, untuk dapat diangkat sebagai Direktur
Independen sekurang-kurangnya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a.
Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Pengendali Perusahaan paling
kurang selama 6 (enam) bulan sebelum diangkat sebagai Direktur Independen;
b.
Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Komisaris atau Direksi lainnya dari
Perusahaan;
c.
Tidak bekerja rangkap sebagai Direksi pada perusahaan lain;
d.
Tidak menjadi Orang Dalam pada lembaga atau Profesi Penunjang Pasar Modal yang
jasanya digunakan oleh Perusahaan selama 6 (enam) bulan sebelum diangkat sebagai
Direktur Independen;
e.
Masa Jabatan Direktur Independen maksimal 2 (dua) periode berturut-turut.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 18
d. Pembagian Tugas Direksi
1.
Komposisi Direksi merupakan perpaduan profesional yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang dibutuhkan Perusahaan sehingga memungkinkan dilakukan proses
pengambilan keputusan yang efektif, efisien dan segera.
2.
Pembagian tugas Direksi ditetapkan oleh RUPS. Dalam hal RUPS tidak menetapkan
pembagian tugas, Direksi dapat menetapkan pembagian tugas di antara anggota Direksi
dengan berkonsultasi dengan Dewan Komisaris.
3.
Jabatan Direksi dilaksanakan secara kolektif (board), dimana kedudukan masing-masing
anggota Direksi termasuk Direktur Utama adalah setara.
e. Masa Jabatan Direksi
Masa jabatan Direksi di atur menurut ketentuan sebagai berikut:
1.
Tanpa mengurangi hak Pemegang Saham untuk memberhentikan para anggota Direksi
sewaktu-waktu, masa jabatan anggota Direksi adalah paling lama 3 (tiga) tahun sejak
tanggal diangkat oleh RUPS.
2.
Alasan pemberhentian anggota Direksi dilakukan apabila berdasarkan kenyataan yang
bersangkutan:
a. Tidak/kurang dapat memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam kontrak
manajemen;
b. Melalaikan kewajibannya sebagai Direksi sehingga tidak dapat melaksanakan tugas
dengan baik;
c. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan
dan/atau peraturan perundang-undangan;
d. Terlibat dalam tindakan yang merugikan Perusahaan;
e. Dinyatakan bersalah dengan putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum
yang tetap;
f. Mengundurkan diri;
g. Alasan lain yang dinilai tepat oleh RUPS demi kepentingan dan tujuan Perusahaan
seperti terjadi ketidakharmonisan antar anggota Direksi atau antara anggota Direksi
dengan Dewan Komisaris;
h. Melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatutan yang seharusnya
dihormati sebagai anggota Direksi;
i. Melakukan rangkap jabatan yang dilarang bagi anggota Direksi oleh peraturan
perundang-undangan;
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 19
j. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai Direksi sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan/atau Anggaran Dasar Perusahaan.
f. Pelaksanaan Tugas Direksi
Tata cara pelaksanaan tugas dan ketentuan lebih lanjut tentang Direksi diatur dalam Pedoman
Dewan Komisaris dan Direksi (Board Manual) yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Pedoman GCG ini.
C. Organ Pendukung Corporate Governance
Organ pendukung merupakan pihak-pihak yang mendukung Organ Utama dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya terutama terkait pelaksanaan GCG. Organ pendukung corporate governance adalah
Komite-komite Dewan Komisaris, Audit Internal, Sekretaris Perusahaan, Divisi Manajemen Risiko
serta komite-komite yang dibentuk untuk membantu Direksi.
1. Komite-komite yang membantu tugas Dewan Komisaris
Komite-komite Dewan Komisaris adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris baik untuk
memenuhi ketentuan yang berlaku atau karena komite-komite ini dipandang perlu untuk
membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tugasnya.
a. Komite Audit
Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris untuk memastikan bahwa:
i.
Perusahaan telah menyajikan laporan keuangan secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum;
ii.
Perusahaan telah menerapkan pengendalian internal, manajemen risiko dan GCG;
iii.
Fungsi audit eksternal dan audit internal telah berjalan dengan baik.
b. Komite Remunerasi dan Nominasi
Komite Remunerasi dan Nominasi adalah komite yang dibentuk untuk membantu Dewan
Komisaris dalam mengkaji dan memberikan masukan terhadap remunerasi Direksi dan Dewan
Komisaris, termasuk metode penentuannya serta membantu Dewan Komisaris dalam
menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi bagi anggota Komisaris, Direksi dan para
eksekutif lainnya, membuat sistem penilaian dan memberikan rekomendasi tentang jumlah
anggota Komisaris dan Direksi.Rincian tugas komite-komite Komisaris serta hal-hal lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan fungsinya diatur dalam Board Manual yang merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari dokumen ini.
2. Audit Internal
Audit Internal adalah unit kerja yang bertanggung jawab untuk menjalankan fungsi audit Internal.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 20
Audit Internal mempunyai kedudukan dan bertanggung jawab langsung kepadaPresiden Direktur
untuk menjamin independensi dalam penampilan dan independensi dalam kenyataan
(independency on appereance and in fact) dari kegiatan atau unit kerja yang diaudit Kepala Audit
Internal diangkat dan diberhentikan oleh Presiden Direktur berdasarkan mekanisme internal
Perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris.
Divisi Audit Internal adalah unit kerja yang dibentuk dan bertanggung jawab langsung
kepada Presiden Direktur, yang fungsinya sebagai berikut:
a. Melakukan analisis dan evaluasi atas efektivitas sistem pengendalian internal, tata
b. Kelola teknologi informasi, manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan Perusahaan.
c. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi, efektivitas dan ekonomis serta
memberikan saran perbaikan di bidang operasional, keuangan, sumber daya manusia,
teknologi informasi dan kegiatan lainnya.
d. Sebagai mitra strategik dari setiap unit dalam melaksanakan fungsi assurance and
consultancy.
e. Sebagai mitra kerja dari Komite Audit dan auditor eksternal.
3. Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan diangkat dan diberhentikan berdasarkan keputusan Direksi dengan
persetujuan Dewan Komisaris dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi. Sekretaris
Perusahaan dapat dirangkap oleh seorang anggota Direksi. Setiap informasi yang di yang
disampaikan oleh sekretaris perusahaan kepada masyarakat merupakan informasi resmi dari
Perusahaan.
Sekretaris Perusahaan mempunyai tugas dan tanggung jawab, meliputi:
b. Mengikuti perkembangan Pasar Modal, khususnya peraturan-peraturan yang
berlaku di bidang Pasar Modal.
c. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal
yang berkaitan dengan kondisi Perusahaan.
d. Memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris untuk mematuhi ketentuan
perundang undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan pelaksanaannya.
e. Sebagai penghubung atau contact person antara Perusahaan dengan pemegang saham, OJK
dan pemangku kepentingan lainnya.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 21
f. Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang
meliputi :
i. Keterbukaan informasi kepada masyarakat, termasuk ketersediaan informasi pada Situs
Web Perusahaan;
i. Penyampaian laporan kepada OJK tepat waktu;
ii. Penyelenggaraan dan dokumentasi Rapat Umum Pemegang Saham;
iii. Penyelenggaraan dan dokumentasi rapat Direksi dan/atau Dewan Komisaris;
iv. Pelaksanaan program orientasi terhadap perusahaan bagi Direksi dan/atau Dewan
Komisaris.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 22
BAB V
PENERAPAN GCG
A. Prinsip-Prinsip GCG
GCG adalah suatu system atau struktur yang menerapkan prinsip-prinsip:
1. Transparansi (Transparancy)
Terkait dengan prinsip untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, Perusahaan harus
menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami
oleh pemangku kepentingan.Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak
hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting
untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.
Pokok-pokok pelaksanaan prinsip ini adalah:
a.
Perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan
dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan
haknya.
b.
Informasi yang harus diungkapkan meliputi, tetapi tidak terbatas pada, visi, misi, sasaran
usaha dan strategi Perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus,
pemegang saham pengendali, kepemilikan saham oleh anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris beserta anggota keluarganya dalam Perusahaan dan perusahaan lainnya, sistem
manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan
GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi
Perusahaan.
c.
Prinsip keterbukaan yang dianut oleh Perusahaan tidak mengurangi kewajiban untuk
memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang undangan,
rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.
d.
Kebijakan Perusahaan harus tertulis dan secara proporsional dikomunikasikan kepada
pemangku kepentingan.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk
itu Perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan Perusahaan
dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain.
Akuntabilitas
merupakan
prasyarat
yang
diperlukan
untuk
mencapai
kinerja
yang
berkesinambungan. Pokok-pokok pelaksanaan prinsip akuntabilitas adalah diantaranya:
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 23
a.
Perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ
Perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai inti
Perusahaan (core values), dan strategi Perusahaan.
b.
Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ Perusahaan dan semua karyawan
mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam
pelaksanaan GCG.
c.
Perusahaan harus memastikan adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam
pengelolaan Perusahaan.
d.
Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja yang konsisten dengan sasaran usaha Perusahaan,
serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment system).
e.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap organ Perusahaan dan semua
karyawan harus berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku (code of conduct) yang
telah disepakati.
3. Responsibilitas (Responsibility)
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab
terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam
jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen. Pokok-pokok
pelaksanaannya adalah:
a.
Organ Perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan perusahaan (by-laws).
b.
Perusahaan harus melaksanakan tanggung jawab sosial dengan antara lain peduli terhadap
masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar Perusahaan dengan membuat
perencanaan dan pelaksanaan yang memadai.
4. Independensi (Independency)
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, Perusahaan harus dikelola secara independen sehingga
masing-masing organ Perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak
lain.
a.
Masing-masing organ Perusahaan harus menghindari terjadinya dominasi oleh pihak
manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan
(conflict of interest) dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan
dapat dilakukan secara obyektif.
b.
Masing-masing organ Perusahaan harus melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai
dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, tidak saling mendominasi dan
atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 24
5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Dalam melaksanakan kegiatannya, Perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan
pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
Pelaksanaan dari prinsip ini adalah:
a.
Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk
memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan Perusahaan serta
membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam lingkup
kedudukan masing-masing.
b.
Perusahaan harus memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku
kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada Perusahaan.
c.
Perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir
dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras,
golongan, gender, dan kondisi fisik.
B. Urgensi GCG Bagi Perusahaan Pembiayaan
Menurut Pasal 1 Angka 2 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang
Lembaga Pembiayaan, yang dimaksud dengan Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha yang
khusus didirikan untuk melakukan Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang, Pembiayaan Konsumen,
dan/atau usaha Kartu Kredit.
Perusahaan Pembiayaan sebagai salah satu Industri Keuangan Non Bank (IKNB) memegang peranan
yang penting dalam perekonomian. Hal ini dibuktikan dengan adanya regulasi yang ketat pada
industri pembiayaan oleh Pemerintah dan otoritas pasar modal di Indonesia, termasuk dalam peraturan
terkait dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG).
C. Penerapan GCG
Penerapan GCG merupakan syarat mutlak bagi Perusahaan dalam meningkatkan nilai bagi pemegang
saham (shareholders value), melindungi kepentingan stakeholders, meningkatkan kepatuhan terhadap
peraturan dan perundangan-undangan serta penerapan nilai-nilai etika yang berlaku umum
(sebagaimana diatur dalam code of conduct) sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat
dan pemegang saham.
Dalam kaitannya dengan penerapan prinsip-prinsip GCG, perlu adanya partisipasi dari stakeholders
dalam memberikan umpan balik atas penerapan prinsip-prinsip GCG tersebut.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 25
D. Penilaian Implementasi GCG
1. Perusahaan melakukan penilaian atas pelaksanaan GCG, bisa dalam bentuk self assessment
maupun dibantu oleh konsultan minimal satu kali dalam setahun
2. Kesimpulan umum hasil assessment pelaksanaan GCG harus disampaikan kepada Dewan
Komisaris dan Direksi
3. Perusahaan meyampaikan hasil assessment pelaksanaan GCG pada laporan tahunan
Perusahaan.
E. Benturan Kepentingan
1. Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis Perusahaan dengan
kepentingan ekonomis individu Direksi, Dewan Komisaris, atau jajaran manajemen
Perusahaan sehingga individu
tersebut
tidak dapat bertindak independen
dan dapat
merugikan Perusahaan. Benturan kepentingan antara lain disebabkan sebagai berikut:
a. Menerima barang atau manfaat
yang
dapat
mempengaruhi atau dipandang
mempengaruhi independensi dalam bertindak maupun dalam mengambil keputusan.
b. Terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan perusahaan pemasok atau
calon pemasok dalam lingkup usaha Perusahaan.
c. Mempunyai hubungan keluarga hingga tingkat kedua dan hubungan keuangan dengan
anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.
2. Penanganan benturan kepentingan
a. Anggota Direksi atau Dewan Komisaris wajib segera mengungkapkan potensi benturan
kepentingan
b. Jika terdapat potensi benturan kepentingan di jajaran manajemen, maka potensi benturan
kepentingan ini harus segera dilaporkan kepada atasannya.
c. Individu yang memiliki benturan kepentingan diperkenankan untuk mengungkapkan ide
dan pendapat dalam suatu rapat, akan tetapi tidak disertakan dalam pengambilan keputusan
baik dalam musyawarah maupun pengambilan suara terbanyak. Hal ini dicatat dalam
risalah rapat.
F. Pengungkapan Informasi
a. Perusahaan mengungkapkan keterbukaan informasi kepada masyarakat dan regulator (Otoritas
Jasa Keuangan/OJK dan Bursa Efek Indonesia) sesuai dengan peraturan perundanganundangan yang berlaku.
b. Perusahaan mengungkapkan informasi kepada stakeholders melalui media Laporan Tahunan,
Website Perusahaan dan media lainnya serta menyediakan jalur komunikasi dari stakeholders
ke Perusahaan.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 26
c. Pengungkapan informasi kepada stakeholders terkait tidak mengurangi atau menghilangkan
kewajiban bagi Perusahaan untuk merahasiakan informasi tertentu sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku atau atas dasar pertimbangan bisnis.
G. Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP)
a. Dalam rangka penyusunan RJPP Perusahaan sekurang-kurangnya harus tercakup:
i.
Identifikasi visi dan misi serta tujuan yang hendak dicapai Perusahaan dalam 5 tahun
kedepan.
ii. Hasil analisis SWOT (Strength Weakness Opportunities Threats).
iii. Hasil analisis perkembangan ekonomi nasional dan international.
iv. Analisis profil risiko Perusahaan secara keseluruhan.
b. Perusahaan harus menyusun Rencana Kerja Perusahaan yang realistis dan dapat
dipertanggungjawabkan dalam rangka mengarahkan kegiatan Perusahaan agar senantiasa
beroperasi berlandaskan pada suatu perencanaan yang matang berdasarkan prinsip kehatihatian dan pengelolaan perusahaan yang sehat.
H. Rencana Kerja da Anggaran Tahunan (RKAT)
a. Direksi dibantu Kepala Divisi/pejabat setingkat Kepala Divisi menyusun RKAT untuk
kemudian ditelaah Dewan Komisaris dan dimintakan persetujuan Dewan Komisaris.
b. Rencana kerja dan anggaran tahunan Perusahaan disusun secara sitematis, akurat dan tepat
waktu serta memuat secara tegas hal-hal sebagai berikut:
i.
Visi, Misi, Paparan Nilai Inti dan Nilai-nilai kepemimpinan perusahaan.
ii.
Peta Strategi, Indikator Kinerja Utama dan Inisiatif Strategis secara korporat.
iii.
Gambaran realiasi anggaran tahunan berjalan.
c. Rencana kerja Perusahaan berisi, namun tidak terbatas pada:
i.
Visi, Misi, Paparan nilai-nilai inti dan nilai-nilai kepemimpinan perusahaan
ii.
Pernyataan tujuan 5 tahunan perusahaan.
iii. Anilis Eksternal: Makro dan industri
iv. Analis Internal: Aset Berwujud dan Tak Berwujud.
v.
Formulasi strategi dalam bentuk hasil analisis SWOT.
vi. Peta strategi perusahaan dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard (BSC).
vii. Indikator Kinerja Utama (Key Perfomance Indicator/KPI) secara korporat.
viii. Inisiatif strategis perusahaan, berupa proyek-proyek untuk mendukung pencapaian
strategi perusahaan dan yang diturunkan menjadi aktivitas di tingkat operasional.
d. Anggaran tahunan Perusahaan sekurang-kurangnya terdiri dari:
i.
Anggaran Pendapatan
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 27
-
Kegiatan operasional
-
Kegiatan opersional lainnya
ii.
Anggaran Pengeluaran
-
Biaya bunga
-
Kegiatan operasional
-
Rencana pengeluaran gaji dan benefit perusahaan
iii. Anggaran Investasi
e. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam menetapkan sasaran maupun perhitungan anggaran
harus dijabarkan dengan jelas sehingga dapat dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
f. Perusahaan menetapkan mekanisme pengkajian asumsi yang dipakai dalam perhitungan
anggaran serta memiliki mekanisme pengawasan untuk menguji validitas asumsi dan
perhitungan yang digunakan dalam menyusun anggaran tahunan.
g. Anggaran tahunan Perusahaan disajikan secara perbandingan dengan anggaran tahun berjalan
serta realisasinya.
I. Pengadaan Barang dan Jasa
1. Permohonan pengadaan barang dan jasa pada prinsipnya dilaksanakan bila sudah masuk
dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) yang disetujui oleh RUPS.
2. Perusahaan memiliki mekanisme pengendalian untuk memastikan pengadaan barang dan/atau
jasa telah sesuai dengan RKAT dan telah disetujui pejabat sesuai otoritas.
3. Dalam hal tertentu proses pengadaan barang dan jasa serta pemilihan vendor bisa dilakukan
dengan membentuk tim, tim bisa dibentuk dari departemen General Affair yang memiliki
kompetensi, integritas, dan kualifikasi teknis
4. Apabila terdapat kebutuhan pengadaan barang dan jasa di luar yang tercantum dalam RKAT,
maka mekanisme pelaksanaannya harus sesuai dengan kebijakan Perusahaan.
5. Dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa ada beberapa metode yang bisa dilakukan
adalah sebagai berikut :
a. Pembelian biasa
b. Pembelian kredit
c. Sewa biasa
d. Sewa beli
6. Perusahaan menyediakan sarana database yang berfungsi sebagai bahan referensi dalam
pelaksanaan permohonan pengadaan dan pemilihan pemasok. Prinsip pengadaan barang dan
jasa harus meliputi hal sebagai berikut :
1. Efisien
2. Efektif
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 28
3. Transparan
4. Terbuka
5. Bersaing
7. Pemilihan pemasok mengacu pada daftar pemasok (Vendor Master Data) dan disesuaikan
dengan kebutuhan pengadaan barang dan/atau jasa, berkompetensi serta mampu menyediakan
kebutuhan tersebut secara berkesinambungan.
8. Pemilihan pemasok harus dilakukan dengan memastikan bahwa Perusahaan mendapatkan
barang/jasa yang sesuai dengan permohonan berkualitas, harga yang wajar dan kompetitif
serta pada waktu yang tepat.
9. Metode pembelian yang dapat dilakukan oleh Perusahaan untuk memenuhi permintaan barang
dan/atau jasa adalah sebagai berikut :
a. Perbandingan harga, dilakukan dengan mengundang / meminta penawaran minimal dari 3
(tiga) pemasok
b. Pembelian langsung, merupakan pengadaan barang / jasa secara langsung ke supplier
setempat atau terdekat dengan mengacu pada harga umum di pasaran, tanpa ada penawaran
secara tertulis dari supplier terlebih dahulu. Metode ini berlaku sesuai persyaratan pada
Pedoman Pengadaan Barang / Jasa Perusahaan.
c. Penunjukan langsung, merupakan pengadaan barang / jasa yang dilakukan secara langsung
ke satu supplier dengan tetap menggunakan penawaran tertulis. Metode ini berlaku sesuai
persyaratan pada Pedoman Pengadaan Barang / Jasa Perusahaan.
d. Tender,merupakan pengadaan barang / jasa dilakukan secara terbuka untuk seluruh
supplier yang dianggap mampu mengerjakan / menyediakan dan mengikuti tata cara
pelelangan sesuai persyaratan pada Pedoman Pengadaan Barang / Jasa Perusahaan.
10. Perjanjian / kontrak harus melalui penelaahan unit yang membawahi bidang legal sebelum
ditandatangani oleh pejabat sesuai otorisasi.
11. Perusahaan memiliki mekanisme pengendalian untuk memastikan bahwa barang
yang
dipesan telah sesuai dengan permohonan, proses pemilihan pemasok telah berjalan dengan
transparan, independen, wajar dan setara
12. Perusahaan memiliki mekanisme evaluasi kinerja pemasok yang dilakukan secara periodik.
J. Penjualan dan Penghapusan Aktiva Tetap
1. Pedoman penjualan dan penghapusan aktiva tetap ini diatur dalam Standard Operating
Procedure (SOP) dimana setiap perusahaan harus menjalankan aturan yang tertuang dalam
SOP tersebut
2. Ruang lingkup dari penjualan dan penghapusan aktiva tetap terbagi atas :
a. Aturan mengenai klasifikasi penghapusan aktiva tetap, dengan dibagi menjadi:
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 29
1. Aktiva Rusak
2. Aktiva Jual
b. Kebijakan penjualan dan penghapusan aktiva tetap
c. Proses atau prosedur penjualan dan penghapusan aktiva tetap
3. Dalam hal ini pihak – pihak yang berwenang dalam penjualan dan penghapusan aktiva tetap
yaitu :
1. Direksi
2. HC & GA Division
3. IT Division
4. Accounting & Tax Division
4. Apabila pihak – pihak yang berwenang sudah menyetujui penjualan dan penghapusan aktiva
tetap perusahaan yang diajukan maka yang perlu dilanjutkan proses hingga penghapusan
aktiva tetap selesai sebagai berikut :
1. Dibuatkan pengajuan Berita Acara Penghapusan Aktiva Tetap (Fixed Asset) dengan
melampirkan foto dan keterangan
2. Dan melanjutkan dengan pembuatan laporan penjualan dan penghapusan aktiva tetap
(Fixed Asset)
K. Sumber Daya Manusia
1. Perusahaan memiliki perencanaan kebutuhan pegawai dengan mengacu pada kebutuhan
Perusahaan berdasarkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan dan RKAT.
2. Unit yang menangani Sumber Daya Manusia (SDM) menyediakan SDM yang berkualitas
dan sesuai dengan kebutuhan untuk mengisi posisi-posisi pada struktur organisasi sehingga
Perusahaan dapat beroperasi dengan optimal.
3. Perusahaan memiliki kebijakan terkait kepegawaian yang sekurang-kurangnya mengatur:
a. Remunerasi/bonus
b. Kebijakan waktu kerja dan cuti
c. Disiplin kerja
d. Hubungan Industrial
e. Pengembangan, pengangkata, pemberhentian dan mutasi/rotasi pegawai
f. Penilaian kinerja.
4. Perusahaan memiliki program suksesi yang di review secara periodic
5. Fungsi yang menangani Sumber Daya Manusia melakukan komunikasi dan sosialisasi
kebijakan dan prosedur yang menyangkut kepegawaian, namun tidak terbatas pada:
a. Pelaksanaan GCG dengan berkoordinasi dengan Sekretaris Perusahaan.
b. Kriteria penilaian kinerja serta metode perhitungan remunerasi/bonus pegawai.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 30
c. Kebijakan lainnya yang menyangkut jenjang karir, rotasi dan mutasi, kesejahteraan dan
pengembangan pengetahuan dan ketrampilan pegawai.
6. Perusahaan memiliki mekanisme pengendalian untuk memberikan kecukupan keyakinan
bahwa setiap penilaian kinerja, pengembangan karir, penghargaan serta pemberian sanksi telah
berjalan sesuai dengan
pedoman
kepegawaian, dapat dipertanggunjawabkan, wajar dan
setara.
7. Perusahaan menetapkan KPI (Key Perfomance Indicators) yang relevan dan seimbang sebagai
media penilaian kinerja, pengembangan karir, penghargaan serta pemberian sanksi.
8. KPI harus dapat dimengerti, dapat dilaksanakan, dapat diukur dan sejalan dengan strategi
Perusahaan.
L. Keuangan, Akuntansi dan Perpajakan
1. Keuangan (Pendanaan)
Perusahaan memiliki sistem pengelolaan pendanaan dengan tujuan untuk memastikan bahwa
kecukupan kas Perusahaan dapat memenuhi tuntutan kegiatan operasional Perusahaan serta
membiayai kegiatan Utama Perusahaan dan Investasi.
2. Akuntansi
a. Perusahaan melakukan pencatatan, penyusunan dan penyajian laporan dengan mengacu
pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
b. Perusahaan memiliki kebijakan dan pedoman akuntansi yang sesuai dengan prinsip dan
praktik akuntansi yang diterima secara umum, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAP).
c. Perusahaan memiliki catatan keuangan Perusahaan yang dibuat secara akurat, tepat waktu
dan lengkap, serta dipelihara dan disimpan untuk seuatu periode tertentu sesuai ketentuan
perundangan-undangan atau peraturan yang berlaku.
d. Perubahan atas prinsip akuntansi yang diterapkan harus mendapat persetujuan dari Direksi,
diketahui oleh Dewan Komisaris dan dilaporkan dalam laporan keuangan Perusahaan.
Perubahan prinsip akuntansi yang berpengaruh material pada periode berjalan atau dapat
berpengaruh material pada periode yang akan datang harus diungkapkan beserta alasan
perubahannya, sesuai dengan prinsip akuntansi dan pelaporan yang berlaku umum.
3. Perpajakan
a. Perusahaan wajib memenuhi dan melaksanakan semua peraturan perpajakan yang telah
ditetapkan Pemerintah sebagaimana tertuang dalam perundang-undangan perpajakan yang
berlaku di Indonesia.
b. Perusahaan memiliki kebijakan mengenai perpajakan yang mengacu pada peraturan
perpajakan yang berlaku di Indonesia, dan diperbaharui secara rutin.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 31
c. Dalam hal terjadi kelebihan bayar atas pajak-pajak yang telah dibayar, maka Perusahaan
memiliki mekanisme untuk melakukan kompensasi atas kelebihan bayar tersebut pada
pelaporan pajak periode berikutnya.
M. Teknologi Informasi
1. Perusahaan memiliki kebijakan terkait teknologi informasi (TI) yang sekurang-kurangnya
mengatur hal-hal sebagai berkut:
a. Manajemen TI Perusahaan termasuk manajemen data center dan disaster recovery center.
b. Pengembangan dan pengadaan TI Perusahaan.
c. Operasional TI Perusahaan.
d. Jaringan komunikasi dan data Perusahaan.
e. Pengamanan TI Perusahaan
f. Business Continuity Plan
g. Disaster Recovery Plan
h. End user computing.
2. Dalam menyelenggarakan TI, Manajemen harus menerapkan tata kelola teknologi informasi
(IT Governance) yang meliputi penyusunan rencana strategic pengembangan teknologi
informasi, proses-proses penyelenggaraan TI dan sumber daya manusia TI guna mendukung
tercapainya sasaran strategis Perusahaan.
3. Melaksanakan fungsi audit internal TI dengan memperhatikan kepatuhan terhadap ketentuan
yang berlaku.
4. Menyiapkan kebijakan dan prosedur terkait serta memastikan ketersediaan SDM yang
kompeten dalam hal TI.
5. Melakukan sosialisasi kepada seluruh pegawai Perusahaan mengenai keamanan system, serta
risiko terkait TI.
6. Menguji segi-segi keamanan TI Perusahaan, business continuity plan dan disaster & recovery
plan (DRP) Perusahaan secara periodic.
N. Pengarsipan Map Aplikasi
1. Perusahaan memiliki kewajiban melakukan penyimpanan map aplikasi yang berisikan syarat
kelengkapan dokumen konsumen dan dokumen perjanjian antara perusahaan dan konsumen.
2. Unit bagian pengarsipan mempunyai tanggung jawab dalam melakukan proses penyimpanan
dan melakukan kontrol secara periodic.
3. Perusahaan memiliki kebijakan yang terkait dengan proses pengarsipan antara lain :
a. Prosedur penyimpanan map aplikasi
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 32
b. Prosedur peminjaman map aplikasi
c. Prosedur pengembalian map aplikasi
d. Prosedur pemusnahan map aplikasi
4. Perusahaan melakukan monitoring secara berkala terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut di
cabang.
5. Perusahaan memiliki sistem yang mengakomodir pengarsipan map aplikasi dari penyimpanan
sampai dengan pemusnahan.
O. Komunikasi
1. Dalam berkomunikasi dan berhubungan dengan pihak eksternal, Perusahaan mengungkapkan
informasi secara wajar, setara dan transparan.
2. Setiap informasi mengenai Perusahaan yang disampaikan kepada masyarakat melalui media
cetak maupun media elektronik harus akurat, informatif, jelas dan memberikan nilai tambah
bagi Perusahaan.
P. Hubungan dengan Pemegang Saham
1. Dalam berhubungan dengan pemegang saham, Perusahaan menerapkan kebijakan saling
menghargai (mutual respect), wajar, setara dan transparan.
2. Perusahaan memiliki mekanisme komunikasi dalam berhubungan dengan pemegang saham.
3. Perusahaan membuka diri dan menampung rekomendasi maupun pendapat yang diberikan
pemegang saham untuk kepentingan Perusahaan serta memberik tanggapan atas rekomendasi
maupun pendapat tersebut bila diperlukan.
Q. Kepedulian Sosial Perusahaan
1. Perusahaan mewujudkan keperdulian sosial dan memberikan kontribusi bagi pengembangan
dan pemberdayaan masyarakat untuk memberikan nilai tambah bagi Perusahaan dan
pemegang saham Perusahaan.
2. Perusahaan
menyusun
program
kepedulian
sosial
perusahaan
(corporate
social
responsibility/CSR) dengan tujuan untuk menumbuhkan citra positif dan serta mendukung
pengembangan usaha dan pertumbuhan Perusahaan.
3. Perusahaan mengungkapkan program CSR yang telah dilaksanakan pada laporan tahunan
Perusahaan.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 33
BAB VI
PENGENDALIAN INTERNAL
A. Pengendalian Internal
1. Pengendalian internal merupakan proses yang dirancang oleh manajemen untuk memberikan
keyakinan yang memadai terkait dengan pencapaian tujuan dari aktivitas operasional,
kepatuhan terhadap hokum dan perundang-undangan serta kehandalan pelaporan keuangan.
2. Pengendalian internal meliputi aspek-aspek keuangan, non keuangan, kualitatif maupun
kuantitatif dalam kerangka pencapaian efektivitas dan efisiensi operasional, kepatuhan terhadap
hukum dan perundangan-undangan serta penyiapan dan penyajian pelaporan keuangan sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia, transparan, tepat waktu dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Struktur pengendalian internal Perusahaan sekurang-kurangnya terdiri atas:
B. Struktur Fungsi Pengawasan dan Pelaksana Pengendalian Internal
1. Fungsi pengawasan merupakan bagian yang tidak terpisahan dari pengendalian internal.
Aktivitas pengendalian internal memerlukan pengawasan sehingga manajemen memiliki
kecukupan keyakinan bahwa proses pengendalian internal tersebut telah berjalan sesuai
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 34
rancangan yang telah disusun dan disetujui bersama. Struktur fungsi yang melaksanakan
pengawasan pengendalian internal Perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Dewan Komisaris
b. Direksi
c. Komite Audit
d. Audit Internal
e. Satuan kerja yang bertugas mengawasi realisasi anggaran Perusahaan
f. Auditor Eksternal.
2. Fungsi yang melakukan kegiatan pengawasan harus memiliki sikap independen serta dapat
mempertanggungjawabkan aktivitasnya secara transparan dan wajar.
3. Fungsi pengawasan dan pengendalian internal Perusahaan melekat dalam seluruh
aktivitas Perusahaan:
a. Pada tiap direktorat, divisi dan unit.
b.Berhubungan dengan penggunaan dan realisasi anggaran.
c. Berhubungan dengan proses pengadaan barang dan jasa.
d.Berhubungan dengan aktivitas operasional.
4. Dalam menjalankan fungsinya, fungsi pengawasan dan pengendalian internal harus mengacu
pada kegiatan dalam mitigasi risiko serta kepatuhan terhadap peraturan dan perundangundangan serta bekerja sama dengan fungsi yang menjalankan manajemen risiko.
C. Metodologi Pengawasan dan Pengendalian Internal
1. Metodologi perencanan pengendalian internal harus mencakup:
a. Kelancaran piutang pembiayaan.
b. Kecukupan pendanaan
c. Pengamanan aset Perusahaan
d. Efektivitas dan efisiensi operasional
e. Kepatuhan terhadap hukum dan perundang-undangan
f. Penyiapan pelaporan keuangan
Dengan mempertimbangkan system check and balance serta pemisahan tugas dan tanggung
jawab.
2.Metode pengawasan yang diterapkan harus berbasis risiko yang muncul pada proses bisnis
Perusahaan (risk based), peningkatan nilai strategis dan operasional Perusahaan (value based),
dan kepatuhan atas peraturan internal Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku (compliance based).
a. Risk based, merupakan kajian atas proses bisnis berdasarkan pertimbangan risiko dan
memfokuskan pendekatan audit atas area-area yang berisiko tinggi.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 35
Pendekatan risk based audit ini menjadikan fngsi pengawasan dan pengendalian sebagai mitra
strategis baik bagi auditee maupun bagi Perusahaan.
b. Value based, merupakan kajian atas potensi dalam peningkatan nilai strategis dan
operasional Perusahaan.
c. Compliance based, merupakan kajian atas kepatuhan terhadap sistim dan prosedur serta
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
D. Sistem Whistleblowing
Perusahaan memiliki komitmen yang tinggi untuk menerapkan GCG sesuai dengan prinsip-prinsipnya.
Komitmen ini dibuktikan dengan memberikan kesempatan bagi setiap karyawan Perusahaan untuk
menyampaikan laporan mengenai dugaan terjadinya pelanggaran terhadap etika bisnis serta peraturan
peraturan yang berlaku. Kesempatan ini merujuk pada kebijakan internal yang
berlaku
bahwa
setiap karyawan berkewajiban untuk melaporkan atas pelanggaran etika bisnis serta peraturan yang
berlalu
yang ditemuinya kepada pihak manajemen Perusahaan untuk menghindari pelanggaran
tersebut berdampak negatif terhadap kinerja Perusahaan.
1.
Penyampaian Laporan Pelanggaran
Penyampaian laporan pelanggaran mengenai segala bentuk praktek kecurangan dan/atau
penyimpangan (fraud) yang terjadi di Perusahaan dilakukan melalui “INFO” yang mulai aktif
dijalankan sejak tahun 2013.
2.
Perlindungan bagi Whistle Blower
Seorang
“whistleblower”
dapat
dengan
mudah
dan aman menyampaikan informasi
kecurangan dan/atau penyimpangan melalui “INFO” dan kerahasiaan identitas pelapor dijamin
oleh Perusahaan.
3.
Penanganan Pengaduan
Setiap laporan pelanggaran yang diterima oleh Perusahaan melalui “INFO” akan ditindaklanjuti
dengan proses identifikasi, investigasi dan solusi/perbaikan.
4.
Pihak yang Mengelola Pengaduan
Semua pelaporan pelanggaran melalui “INFO” dikelola oleh Unit Audit Internal sebagai bagian
dari Sistem Pengendalian Internal.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
Page 36
BAB VII
MANAJEMEN RISIKO
A. Kebijakan Umum Manajemen Risiko
Risiko merupakan potensi atas terjadinya peristiwa yang dapat menyebabkan
kerugian diluar perkiraan Perusahaan. Manajemen Risiko adalah serangkaian
kebijakan,
prosedur,
kontrol
dan
metodologi
yang
diterapkan
untuk
mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mengelola risiko-risiko yang
muncul dari setiap aktivitas Perusahaan.
Direksi memberikan tugas kepada Divisi Manajemen Risiko sebagai unit yang
melakukan peringatan dini (early warning) terhadap risiko-risiko yang dapat
mengancam perusahaan.Dari hasil analisa tersebut dihasilkan rekomendasi yang
perlu dilakukan oleh unit kerja dalam rangka pengendalian risiko.
Sehubungan dengan adanya kebutuhan internal yang memerlukan pengelolaan
risiko dengan baik, Perusahaan mengeluarkan Kebijakan Penerapan Manajemen
Risiko. Kebijakan ini menjadi pedoman bagi pelaksanaan manajemen risiko di
perusahaan.
Perusahaan mengadopsi standar ISO 31000:2009 Risk Management – Principle
and Guidelines.Pemilihan ISO 31000:2009 dengan pertimbangan bahwa telah
digunakan secara global (internasional) dan sesuai dengan bisnis yang dikelola
oleh perusahaan.
Filosofi Risk Management yang diterapkan dalam perusahaan yaitu :
1. Risiko harus dikelola dan tidak diabaikan,
2. Mengelola risiko adalah tanggung jawab semua orang, dan
3. Setiap karyawan diharapkan untuk menyadari risiko yang terkait dengan
pekerjaannya dan mengelolanya secara proaktif (Everybody is Risk Manager).
Manajemen risiko dilaksanakan oleh unit-unit kerja perusahaan (Divisi,
Departemen, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang), bukan oleh Divisi
Manajemen Risiko.Manajemen risiko menjadi bagian tidak terpisahkan dari
aktivitas seluruh unit perusahaan. Fungsi fasilitator dilakukan oleh Divisi
Manajemen Risiko untuk memfasilitasi seluruh unit perusahaan dalam
melaksanakan manajemen risiko, khususnya dalam pelaksanaan proses
manajemen risiko.
Gambar 1.Hubungan antara Prinsip-prinsip manajemen risiko, Kerangka kerja
dan Proses.
Prinsip-prinsip manajemen risiko menentukan sebelas prinsip yang perlu dipahami
dan diterapkan pada kerangka kerja dan proses manajemen risiko untuk
memastikan efektivitasnya. Sebelas prinsip tersebut adalah:
1. Memberikan nilai tambah dan melindungi nilai organisasi
2. Bagian terpadu dari seluruh proses organisasi
3. Bagian dari pengambilan keputusan
4. Secara khusus menangani ketidakpastian
5. Sistematis, terstruktur, dan tepat waktu
6. Berdasarkan informasi terbaik yang tersedia
7. Disesuaikan dengan kebutuhan organisasi
8. Mempertimbangkan faktor budaya dan manusia
9. Transparan dan inklusif
10. Dinamis, berulang, dan responsif terhadap perubahan
11. Memfasilitasi perbaikan berkesinambungan dan pemberdayaan organisasi
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
38
B. Kerangka kerja manajemen risiko:
1. Pemberian mandat dan komitmen
Pemberian mandat dan komitmen merupakan hal yang sangat penting karena
menentukan
akuntabilitas,
kewenangan,
dan
kapabilitas
dari
pelaku
manajemen risiko.
2. Perencanaan kerangka kerja manajemen risiko
3. Penerapan manajemen risiko
Setelah melakukan perencanaan kerangka kerja, maka dilakukan penerapan
proses manajemen risiko yang diatur dalam kebijakan Penerapan Manajemen
Risiko.
4. Monitoring dan review terhadap kerangka kerja manajemen risiko
Dalam penerapan manajemen risiko, perlu dilakukan monitoring dan review
terhadap kerangka kerja manajemen risiko.
5. Perbaikan kerangka kerja manajemen risiko secara berkelanjutan
Setelah itu, kerangka kerja manajemen risiko perlu diperbaiki secara
berkelanjutan untuk memfasilitasi perubahan yang terjadi pada konteks
internal dan eksternal organisasi. Proses-proses tersebut kemudian berulang
kembali untuk memastikan adanya kerangka kerja manajemen risiko yang
mengalami perbaikan berkesinambungan dan dapat menghasilkan penerapan
manajemen risiko yang andal.
Proses manajemen risiko merupakan kegiatan kritikal dalam manajemen risiko, karena
merupakan penerapan daripada prinsip dan kerangka kerja yang telah dibangun. Proses
manajemen risiko terdiri dari tiga proses besar yaitu menetapkan konteks, penilaian
risiko (mencakup 3 hal yaitu: identifikasi risiko, analisis risiko, dan evaluasi risiko),
dan penanganan risiko. Ketiga proses besar tersebut didampingi oleh dua proses yaitu
komunikasi dan konsultasi serta monitoring dan review.
Divisi Manajemen Risiko bertanggung jawab untuk:
1.
Pelaksanaan aktivitas dan proses manajemen risiko perusahaan.
2.
Menyusun dan mengembangkan sistem pengelolaan risiko.
Kehadiran Divisi Manajemen Risiko di dalam proses manajemen perusahaan juga
dilakukan dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dianggap memiliki risiko
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
39
yang tinggi. Menyadari bahwa target perusahaan cukup berat yang memerlukan
inovasi, agresifitas dan ekspansi, maka dibutuhkan analisis dan opini manajemen risiko
dalam rangka pengendalian risiko. Divisi Manajemen Risiko, bersama-sama dengan
unit kerja, melakukan upaya-upaya mitigasi risiko.
C. Pedoman Pembiayaan
1. Jenis Pembiayaan
Fokus utama kegiatan usaha Perusahaan adalah Pembiayaan Multiguna
(konsumsi) dan skema yang digunakan adalah pembelian dengan pembayaran
secara angsuran (installment financing).Jenis Pembiayaan Multiguna (konsumsi)
yang menjadi target perusahaan adalah pembiayaan kendaraan bermotor dan
pembiayaan properti. Pembiayaan kendaraan bermotor dan properti lebih aman
karena pada umumnya berasal dari sumber pembayaran tetap, terdapat agunan
berupa dokumen kepemilikan kendaraan, dokumen kepemilikan properti, proses
pembiayaan tidak rumit, dan struktur pembiayaan serta terms & conditions yang
sederhana. Produk Pembiayaan akan diatur dalam Kebijakan Pembiayaan..
Penambahan jenis pembiayaan dapat dilakukan dengan persetujuan Direksi dan
Dewan Komisaris. Penyaluran pembiayaan Perusahaan diberikan dalam mata
uang Rupiah.
2. Tingkat konsentrasi penyaluran pembiayaan
Manajemen Portofolio merupakan salah satu aspek penting dalam penyaluran
pembiayaan. Penyaluran pembiayaan harus memperhatikan besaran Exposure dan
Counterparty (debitur), lokasi geografis, target pasar, dan portofolio lain.
Penyaluran Pembiayaan dengan nominal pembiayaan yang kecil akan memiliki
risiko bawaan yang lebih rendah dibandingkan dengan portofolio yang terdiri dari
pembiayaan dengan nominal besar. Untuk melakukan pengendalian terhadap
penyaluran pembiayaan maka Financing Policy akan mengatur persetujuan
pembiayaan berdasarkan nilai nominal pembiayaan.
Penyaluran pembiayaan pada umumnya akan terkonsentrasi pada lokasi dimana
terdapat network perusahaan.
mempertimbangkan
kondisi
Penentuan lokasi network perusahaan perlu
geografis
dan
diputuskan
melalui
komite
NetworkDevelopment.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
40
Sektor ekonomi/ industri yang rentan dipengaruhi oleh siklus usaha dan kondisi
perekonomian akan memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan sektor
ekonomi yang cenderung tidak terkena imbas dari perubahan kondisi ekonomi.
Untuk melakukan pengendalian terhadap penyaluran pembiayaan pada sektor
ekonomi/ industri tertentu diatur dalam Kebijakan Pembiayaan.
Penyaluran pembiayaan perlu mempertimbangkan target pasar, dimana pada
umumnya pembiayaan kepada debitur yang didominasi pegawai berpenghasilan
tetap akan memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan
pembiayaan kepada debitur yang didominasi profesional atau wiraswasta.
Penyaluran pembiayaan juga perlu memperhatikan kategori portofolio seperti
portofolio jenis kendaraan, jenis properti dan portofolio struktur pembiayaan.
3. Proses penyaluran pembiayaan
Proses penyaluran pembiayaan perlu memperhatikan skema penyaluran
pembiayaan yang akan diberikan, kepada siapa diberikan, tujuan penggunaan,
jumlah penyaluran pembiayaan, dan kapan penyaluran pembiayaan diberikan.
Penyaluran pembiayaan perlu melakukan analisis secara komprehensif terhadap
setiap penyaluran pembiayaan yang diberikan berdasarkan sistem peringkat
(credit scoring) dan analisa 5C (Character, Capacity, Capital, Condition,
Collateral).
Untuk pembiayaan syariah maka setiap mengeluarkan produk pembiayaan syariah
yang baru, harus melakukan konsultasi dengan DPS berkaitan tentang akad
pembiayaan, produk pembiayaan dan praktek pemasaran dari produk pembiayaan
syariah tersebut.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
41
BAB VIII
PERNYATAAN DAN LAPORAN
Seluruh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan Perusahaan wajib
menandatangani Surat Pernyataan ketaatan kepada Pedoman GCG ini paling sedikit 1
(satu) kali dalam setahun. Selain itu setiap anggota manajemen diwajibkan untuk
menyampaikan laporan tertulis kepada Sekretaris Perusahaan, apabila:
1.
Memiliki saham Perusahaan, yang harus dilaporkan paling lambat 2 (dua) hari kerja
setelah kepemilikan berlaku efektif;
2.
Menjadi anggota Komisaris, anggota Direksi, anggota Komite atau pengurus
lainnya di perusahaan atau lembaga atau badan lain, yang harus dilaporkan paling
lambat 5 (lima) hari kerja setelah pengangkatan berlaku efektif;
3.
Menjadi anggota legislatif, baik di tingkat pusat maupun daerah, yang harus
dilaporkan paling lambat 5 (lima)hari kerja setelah pengangkatan berlaku efektif;
4.
Menjadi calon anggota legislatif atau eksekutif baik di tingkat pusat maupun
daerah, yang harus dilaporkan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pencalonan
resmi diterima oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah/Pusat.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
42
BAB IX
PENUTUP
A. Perubahan Pedoman
1. Pedoman Tata Kelola Perusahaan ditelaah dan dimutahirkan secara berkala untuk
disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan serta perubahan lingkungan usaha.
2. Permintaan perubahaan Pedoman Tata Kelola Perusahaan dapat dilakukan oleh Dewan
Komisaris dan/atau Direksi
3. Setiap perubahan atas Pedoman Tata Kelola Perusahaan dilakukan setelah
mendapatkan persetujuan Direksi dan Dewan Komisaris.
B. Penutup
1. Pedoman Tata Kelola Perusahaan ini digunakan sebagai acuan Utama dalam
implementasi GCG oleh RUPS, Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai.
2. Pedoman Tata Kelola Perusahaan ini dinyatakan berlaku efektif sejak ditetapkan oleh
Dewan Komisaris dan Direksi.
3. Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman Tata Kelola ini tetap mengacu pada
ketentuan/peraturan internal Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pedoman Tata Kelola Perusahaan ini efektif sejak disahkan oleh Dewan Komisaris dan
Direksi Perusahan.
PT Radana Bhaskara Finance Tbk – Pedoman GCG
43
IlADANl[
PEDO]\IAN
TAT KtrLOLA
PI Rrdrn8 Bhaskrr
PT
PER
rine ncc
Tbk
Rrd,nr Btuskm Fin,iceTbk
q-o^t ,@.
!h!r.!4E:a
Download