BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita diciptakan dengan kecantikan masing-masing yang menjadikannya ciri khas dan pesona dari setiap pribadi. Menurut Knight Dunlap (1920), kecantikan seseorang bervariasi dan berbeda antara ras yang satu dengan yang lain sehingga kecantikan bukan bersifat absolut dan universal. Perkembangan jaman dan masuknya globalisasi berpengaruh terhadap semua segi kehidupan termasuk perubahan pola pikir dan pandangan masyarakat. Hal ini juga terjadi pada pola pikir dan pandangan masyarakat Korea tentang kecantikan wanita. Masyarakat Korea yang berkiblat pada Amerika berpandangan bahwa kecantikan orang Amerika sebagai standar kecantikan yang sempurna seperti mata besar, kaki panjang, dan wajah tirus 1 . Munculnya stereotip dan data-data yang menyebutkan tentang kecantikan wanita tersebut telah memunculkan suatu kesamaan akan cara pandang masyarakat. Namun sebagai masyarakat ras golongan mongoloid yang secara fisik berbeda dari orang Amerika, standarisasi kecantikan ini tanpa disadari menjadi belenggu dalam diri wanita. Pengakuan akan cantik tidaknya wanita Korea dinilai oleh masyarakat dan harga diri seorang wanitapun terbentuk berdasarkan standarisasi yang muncul di lingkungan masyarakat. Seturut hal itu kecantikan juga merupakan bagian dari kebanggan dan martabat seorang wanita. 1 http://www.pinkpangea.com/2014/07/who-is-beautiful-in-south-korea/ 1 2 Namun disisi lain standarisasi kecantikan wanita ini berdampak positif dan negatif bagi wanita muda Korea. Bagi wanita cantik dan wanita yang tidak memenuhi standar kecantikan, standarisasi ini memunculkan sejumlah masalah sosial yang diterima oleh wanita muda Korea. Diskriminasi sosial dan pelecehan seksual merupakan contoh masalah sosial yang sering terjadi di tengah masyarakat. Menurut data Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan, terdapat 12.234 kasus perkosaan dan pelecehan seksual yang terjadi selama periode Januari hingga Juli tahun 2013, ini berarti satu peristiwa terjadi setiap 25 menit dan meningkat dibanding empat tahun sebelumnya 2 . Dengan kata lain, hal ini menunjukkan semakin meningkatnya kasus pelecehan seksual pada wanita terjadi seiring perubahan jaman. Tentu tidak semua wanita cantik mengalami permasalahan sosial karena mungkin adanya faktor lain yang menyebabkan seorang wanita mengalaminya. Cantik tidaknya seorang wanita memiliki pengaruh yang berbeda bagi tiap wanita. Oleh sebab itu kecantikan manjadi hal yang harus diperhatikan dalam kehidupan wanita Korea. Namun bukan lagi sekedar diperhatikan, hal ini mengubah pribadi wanita Korea menjadi semakin aktif berusaha memenuhi standar kecantikan tersebut. Operasi plastik merupakan salah satu jalan yang sering ditempuh para wanita Korea. Jalan pintas operasi plastik sebenarnya terinspirasi oleh para idola K-pop (musik pop Korea). Keindahan tubuh para idola K-pop yang sering muncul di televisi sebagai publik figur menjadi cerminan definisi kecantikan bagi masyarakat Korea. Bahkan para idolapun secara terbuka mengutarakan bahwa 2 http://health.liputan6.com/read/690881/tiap-25-menit-satu-pelanggaran-seksual-terjadi-di-koreaselatan 3 mereka harus menjalani diet ketat dan operasi plastik untuk mendapatkan kecantikan sempurna. Hal ini seakan menjadi magnet bagi wanita Korea untuk mengikuti cara mereka dalam mempercantik diri dan memiliki keindahan tubuh yang menyerupai sang idola sehingga tidak heran jika semakin banyak wanita yang melakukan operasi plastik dengan berbagai alasan dibaliknya. Penelitian ini menganalisis standarisasi kecantikan wanita Korea dan permasalahan sosial yang muncul dalam kehidupan wanita muda Korea usia 2024 tahun di tengah masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka penulis dapat menyusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa peran dan pengaruh kecantikan bagi kehidupan wanita muda Korea? 2. Apa saja standarisasi kecantikan wanita Korea menurut para wanita muda Korea usia 20-24 tahun? 3. Bagaimana permasalahan sosial yang muncul dalam kehidupan wanita muda Korea terkait adanya standarisasi kecantikan wanita Korea? 1.3 Batasan Masalah Dalam Tugas Akhir ini, obyek yang diteliti merupakan wanita muda Korea usia 20-24 tahun karena pada usia ini merupakan tahap pertama dari pembangunan dewasa dimana seseorang berada dalam masa pencarian identitas diri (Mar’at, 2006). 4 Penelitian ini akan menganalisis tanggapan responden mengenai kecantikan, standarisasi kecantikan wanita Korea, dan permasalahan sosial yang muncul dalam kehidupan wanita muda Korea. 1.4 Manfaat dan Tujuan Penelitian Penulisan Tugas Akhir yang berjudul tentang Standarisasi Kecantikan Wanita Korea dan Permasalahan Sosialnya ini diharapkan memiliki manfaat dan tujuan sebagai berikut: 1. Manfaat a. Memberikan informasi mengenai arti penting kecantikan dalam kehidupan wanita Korea serta Standarisasi Kecantikan Wanita Korea yang berguna bagi penelitian selanjutnya. b. Memberikan informasi bagi pembaca tentang permasalahan sosial yang terjadi dalam kehidupan wanita Korea di tengah masyarakat akibat adanya Standarisasi Kecantikan Wanita Korea. 2. Tujuan a. Mengetahui apa arti penting kecantikan dan apa saja Standarisasi Kecantikan Wanita Korea berdasarkan tanggapan responden. b. Mengetahui permasalahan sosial yang muncul akibat adanya standarisasi kecantikan wanita Korea dalam kehidupan wanita muda Korea usia 20-24 tahun. 5 1.5 Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu : 1. Metode penelitian kualitatif Metode penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyeidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif (Saryono, 2010: 1). 2. Metode Angket (Kuesionare) Metode angket yaitu penelitian yang menggunakan angket berupa pertanyaan yang akan diajukan kepada responden wanita muda Korea usia 20-24 tahun dengan tujuan memperoleh informasi yang relevan dengan permasalahan. 3. Metode Studi Pustaka Metode studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporanlaporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988: 111). 1.6 Tinjauan Pustaka Tugas Akhir dari Faria Dewi Rezy Antani dengan judul “Perbandingan Konsep Cantik Antara Wanita Korea Dan Wanita Jawa” (2009) membahas tentang perbandingan konsep cantik antara wanita Jawa dan wanita Korea, perubahan konsep kecantikan pada jaman dulu dan sekarang, serta cara wanita 6 Korea dan Jawa untuk mencapai titik cantik sesuai dengan konsep cantik yang dikonstruksikan dalam masyarakat. Skripsi dari Alin Maharani Upataningtyas dengan judul “Artis Korea Dan Operasi Plastik” (2012) membahas tentang artis Korea yang melakukan operasi plastik. Skripsi ini berisikan tentang motivasi atau alasan, dampak yang dilakukan, dan biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan operasi plastik di Korea. Tugas Akhir dari Dewi Cambodiana dengan judul “ Masalah Sosial Dan Kata Kiasan Dalam Lirik Lagu Boyband B.A.P” (2015) meneliti tentang masalah sosial dan beberapa kata kiasan mengenai masalah sosial yang terdapat dalam lirik lagu boyband B.A.P. 1.7 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penyusunan laporan, maka dalam hal ini penulis membagi dalam beberapa bab, serta memberikan gambara secara garis besar isi dari tiap bab. Bab I adalah Pendahuluan, bab ini berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, manfaat dan tujuan penelitian, metode penelitian, serta sistematka penulisan. Bab II yaitu Landasan Teori, bab ini merupakan landasan teori yang membahas tentang teori-teori yang mendukung dalam penelitian. Bab III merupakan Pembahasan, bab ini mencakup seluruh analisis mengenai standarisasi kecantikan wanita Korea dan masalah sosial yang diterima oleh wanita muda Korea usia 20-24 tahun. Bab IV yaitu Kesimpulan dan saran, 7 dalam bab terakhir ini penulis mencoba merangkum hal yang menjadi pokok bahasan dalam tugas akhir, sedangkan saran yang akan dimunculkan jika memang saran yang dapat direkomendasikan sesuai kesimpulan penulis.