BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh orangorang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi poeserta didik agar mempounyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. (Achmad Munib, 2004:3) Pendidikan ialah pimpinan yang memberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya baik jasmani maupun rohani agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat.(Ngaliman Purwanto, 2002:10). Dalam arti lain, pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, potensi dan keterampilan yang dimiliki dalam melayani kehidupan. oleh karena itu sudah seharusnya pendidikan didesain guna memberikan poemahaman serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik.Seperti yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang fungi Sistem Pendidikan Nasional pasal 3, menjelaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kratif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. 1 2 Prestasi belajar siswa disekolah sering diidentifikasikan dengan permasalahan belajar dari siswa tersebut dalam memahami materi.indikasi ini dimungkinkan karena faktor belajar siswa yang kurang efektif, bahkan siswa tidak merasa termotivasi di dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Sehingga menyebabkan siswa kurang atau bahkan tidak memahami materi yang bersifat sukar yang diberikan oleh guru tersebut (Daryanto, 2013:2) Kecenderungan pembelajaran yang kurang menarik ini merupakan hal yang wajar dialamioleh guru yang tidak memahami kebutuhan dan siswa tersebut baik dalam karekteristik maupun pengembangan Ilmu.Dalam hal ini peranan guru sebagai pengembang Ilmu sangat besar untuk memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien bagi peserta didik bukan hanya pembelajaran berbasis konvensional.pembelajaran yang baik dapat ditunjang dari suasana pembelajaran yang kondusif serta hubungan komunikasi antara guru dan siswa dapat berjalan dengan baik (Daryanto, 2013:2) Semua komponen yang terkait dalam pembelajaran, termasuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaraan juga ikut berubah seiring dengan perubahan peran.Berbicara tentang aspek-aspek perubahan tersebut, proses komunikasi antara guru dengan peserta didik juga berubah. Pendekatan, strategi, metode dan media pembelajaran akan mengikutinya. Guru tidak lagi menuangkan informasi kepeserta didik melainkan menfasilitasi, memotivasi, mengelola pembelajaran sehingga peserta 3 diodik mampu mengintruksikan sendiri informasi yang akan diterima. (Sri Anitah:2009:1) Materi pembalajaran yang harus dikembangkan, media pembelajaran juga harus dipersiapkan untuk memudahkan guru menyampaikan informasi serta memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran. Dengan begitu diharapkan akan menciptakan suasana belajar yang efektif dan menarik bagi siswa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Penggunaan media pembelajaran oleh guru merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran. Hal ini telah diatur dalam undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang isinya : Seorang guru harus memiliki kemampuan (1) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran yang diampu, (2) berkomunikasi secara efektif, emoatik dan santun dengan peserta didik. Serta terdapat di dalam Permendiknas No.16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dinyatakan bahwa guru harus memiliki kemampuan menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diamu untuk mencaai tujuan pembelajaran secara utuh. Dalam dunia pendidikan terdapat suatu masalah, salah satu masalah pokok pada pendidikan formal dewasa ini adalah daya serap peserta didik. Hal ini tampak rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih memprihatinkan. Prestasi ini 4 tentunya adalah hasil dari kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri.(Trianto, 2007). Untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan dalam hal ini adalah pendidikan sejarah maka harus didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif. Tidak mudah mengajarkan pelajaran sejarah kepada siswa. Banyak pendidik yang menemukan berbagai masalah saat mengajar di dalam kelas . Siswa masih mengalami kesulitan memahami dan menguasai materi sejarah , baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik sehingga siswa merasa jenuh saat mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas, alhasil evaluasipun kurang maksimal. Kenyataan dari hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih banyak siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Kelulusan Minimal) . Media pembelajaran merupakan suatu komponen yang menunjang keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifitasan proses pembelajaran dan penyampaian informasi pesan dan isi pelajaran saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi (Arsyad, 2013) . Proses belajar mengajar seringkali dihadapkan pada materi yang abstrak dan di luar pengalaman siswa sehari-hari sehingga materi menjadi sulit diajarkan oleh guru dan sulit dipahami siswa. Visualisasi adalah salah satu cara yang dapat 5 dilakukan untuk mengkonkritkan sesuatu yang abstrak. Gambar dua dimensi atau tiga dimensi tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi media mampu memberi kesan yang besar dalam bidang media poembelajaran karena bisa mengintergrasikan teks,grafik, animasi, audio dan video. Multimedia telah mengembangkan proses poengajaran dan poembelajaran kearah yang lebih dinamik. Namun yang lebih penting adalah pemahaman tentang bagaimana menggunakan mteknologi tersebut dengan lebih efektf dan menghasilkan idea-idea untuk pengajaran dan pembelajaran. Pada masa kini, guru perlu mempounyai kemahiran dan keyakinan diri dalam menggunakan teknologi ini dengan cara yang berkesan. Suasana pembelajaran yang interaktif lebih menga akan komunikasi aktif antara berbagai hal. Museum merupakan sarana dalam pengembangan budaya dan peradaban manusia. Dengan kata lain, museum tidak hanya bergerak di sektor budaya, melainkan juga dapat bergerak di sektor ekonomi, politik, sosial, dan lain-lain. Di samping itu, museum merupakan wahana yang memiliki peran strategis terhadap penguatan identitas masyarakat.Para ahli kebudayaan meletakkan museum sebagai bagian dari pranata sosial dan sebagai media edukasi untuk memberikan gambaran tentang perkembangan alam dan budaya manusia kepada publik. Museum menyimpan peninggalan sejarah yang memegang peranan penting dalam dunia pendidikan khususnya penanaman kesadaran sejarah bagi generasi muda dan menjadi media untuk sumber belajar sejarah.Selama ini masih banyak guru sejarah yang hanya terpaku pada materi pembelajaran yang bersumber-sumber pada 6 kepustakaan pembelajaran yang demikian yang hanya membuat para peserta didik menjadi bosan dan jenuh.Hal ini dapat di atasi dengan menggunakan visualisasi media audio visual museum yang bervariatif, dimana dengan menggunakan visualisasi ini siswa tidak perlu berkunjung langsung ke Museum Kereta Api Ambarawa akantetapi cukup dengan melihat visualisasi dari museum Kereta Api Ambarawa tersebut di sekolah. Fungsi museum adalah sebagai wadah untuk mencerdaskan bangsa dan memperkuat kepribadian bangsa serta membangun ketahanan nasional, dengan kata lain adalah meningkatkan sikap nasionalisme dan kesadaran sejarah . Secara umum nasionalisme dapat dikatakan sebagai sebuah situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara total diabadikan langsung kepada negara bangsa atas nama sebuah bangsa. Munculnya nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuanagan bersama merebut kemerdekaan dari cengkrama kolonial. Dan agar sikap nasionalisme para peserta didik tidak terkikis oleh perkembangan zaman maka perlu di tingkatkan sikap nasionalisme peserta didik dengan melalui pembelajaran sejarah dengan visualisasi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa lampau , khususnya yang tertuang dalam museum Kereta Api Ambarawa.. Secara umum, museum kereta api ambarawa memiliki koleksi benda-benda peninggalan yang sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai sumber belajar sejarah di sekolah-sekolah di wilayah surakarta mulai dari SD sampai SMA maupun perguruan Tinggi. Pembelajaran sejarah dengan menvisualisasikan museum akan 7 lebih menarik bagi siswa, bersifat lebih menyenangkan dan meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sejarah. Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis akan mengembangkan media pembelajaran yang memanfaatkan situs museum radya pustaka untuk meningkatkan nasionalisme peserta didik dalam membahas materi tentang hasil-hasil kebudayaan dan peninggalan- peninggalan pada kolonialisme dan imperialisme dan dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, dan politik yang masih hidup dalam masyarakat sekarang, dengan judul “Pengembangan Media PembelajaranSejarah Berbasis Visualisasi Museum Kereta Api Ambarawa Untuk Meningkatkan Kesadaran Sejarah Siswa di MAN Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun 2015/2016”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan diatas dan agar hasil penelitian ini lebih terfokus, maka dapat dirumusan permasalahan penelitiannya adalah sebagai berikut : 1. a. Bagaimanakah penggunaan media pembelajaran sejarah yang berlangsung selama ini di MAN Karanganyar ? b. Bagaimanakah sikap Kesadaran Sejarah siswa MAN Karanganyar selama ini? c. Bagaimana kebutuhan media yang diinginkan oleh guru sejarah di MAN Karanganyar ? 8 2. Bagaimanakah pengembangan media pembelajaran Sejarah visualisasi museum Kereta Api Ambarawa berbasis untuk meningkatkan kesadaran sejarah siswa MAN Karanganyar Kabupaten Karanganyar? 3. Bagaimanakah efektifitas media pembelajaran sejarah menggunakan audiovisual berbasis visualisasi museum Kereta Api Ambarawa ? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan proses pembelajaran Sejarah di MAN Karanganyar Kabupaten Karanganyar yang berlangsung selama ini, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran Sejarah. 2. Mengembangkan media pembelajaran sejarah dengan visualisasi museum Kereta Api Ambarawa untuk meningkatkan Kesadaran Sejarah. 3. Menilai keefektifan media pembelajaran sejarah menggunakan audio visual berbasis visualisasi museum Kesadaran Sejarah. D. Manfaat Penelitian Produk utama penelitian ini adalah media pembelajaran sejarah dengan visualisasi Museum Kereta Api Ambarawa untuk meningkatkan Kesadaran Sejarah siswa MAN Karanganyar Kabupaten Karanganyar . Manfaat dari penelitian ini adalah : 9 1. Manfaat Teoritik a. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan informasi secara ilmiah mengenai pengembangan media pembelajaran yang sudah ada khususnya dalam materi sejarah b. Dapat digunakan sebagai sumber data penelitian lebih lanjut untuk memahami lebih jauh mengenai aplikasi media pembelajaran sejarah. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan acuan kepada guru supaya lebih kreatif untuk dapat mengoptimalkan media pembelajaran yang telah ada dengan maksimal b. Penelitian ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sejarah, memudahkan siswa untuk memahami materi sejarah, meningkatkan hasil belajar dan prestasi belajar serta dapat membangun berfikir historis siswa, meningkatkan kesadaran Sejarah siswa dan membuat proses pembelajaran lebih bermakna c Membantu mengatasi kesulitan pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan media audio visual. E. Spesifikasi Produk Sebagai salah satu dalam komponen pembelajaran, media pembelajaran mempunyai peranan penting untuk membantu para peserta didik maupun guru dalam penyampainan informasi berupa materi pembelajaran yang disampaikan langsung kepada peserta didik di dalam kelas. 10 Pengembangan media pembelajaran dalam penelitian pengembangan ini adalah audio visual dari museum Kereta Api Ambarawa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran sejarah siswa. Media ini diharapkan memberikan implikasi pada diri peserta didik yang bukan hanya mengetahui tentang peninggalanpeninggalan apa saja yangb terdapat di museum Kereta Api Ambarawa akantetapi juga dapat memunculkan sikap kesadaran sejarah siswa. Media pembelajaran yang dikembangkan berupa gambar atau jepretan kamera.Kemudian foton tersebut disusun secara sistematis beserta penjelasan atau narasi dari foto tersebut dengan memanffatkan software windows movie maker hingga menghasilkan tampilan kurang lebih seperti video. Media ini dikemas dalam bentuk CD atau nantinya dapat juga dengan flash disk sehingga mempermudah dalam mengkonsumsi atau memanfaatkan media yang dikembangkan ini untuk membantu proses pembelajaran sejarah. F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan Asumsi yang mendasari penelitian ini adalah komputer sebagai perangkat yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang menarik dan interaktif bagi peserta didik bertujuan untuk mempercepat pemahaman terhadap materi yang diajarkan. Sebagaimana Arsyad (2013) menjelaskan bahwa media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 11 Media yang dikembangkan berupa media pembelajaran yang multimedia, artinya yakni terdiri dari beberapa kombinasi media. Perpaduan tersebut terdiri dari berbagai macam kombinasi grafik, teks, suara, video, dan animasi.Pengembangan ini didasarkan pada materi pokok yang diajarkan di sekolah serta untuk mengenalkan lebih dalam mengenai situs museum Kereta Api Ambarawa. Dalam pembelajaran melalui media ini siswa-siswi diajak untuk beraktivitas langsung dengan perangkat seperti Laptop dan Komputer.Hal ini dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran sejarah khususnya di beberapa materi yang biasanya lebih tidak disukai siswa. Keterbatasan dari pengembangan penggunaan Audio Visual adalah: 1) Karena medium yang cuma bisa di pakai adalah komputer dalam pembelajaran ini. 2) keterbatasan dalam hal suara yang memerlukan pengeras suara agar terdengar oleh seluruh siswa. 3). Keterbatasan materi, karena matteri yang disajikan dalam pengembangan ini masih terbatas pada materi sejarah kelas X semester gasal. G. Definisi Istilah 1. Pembelajaran Sejarah adalah proses belajar-mengajar yang didalamnya memuat fakta-fakta tentang peristiwa yang terjadi di masa lampau serta sarat akan nilai akan kesadaran persatuan dan persaudaraan. 2. Pengembangan media pembelajaran sejarah merupakan suatu proses yang sistematik untuk menghasilkan media mempertimbangkan integrasi potensi sejarah lokal pembelajaran yang 12 3. Media yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah media audio visual yang berupa video, merupakan media yang menampilkan gerakan gambar dan suara. 4. Visualisasi Museum Kereta Api Ambarawa adalah sebuah kerangka konseptual yang melukiskan prosuder yang sistematis dalam mengorganisasi pengelaman belajar untuk mencapai tujuan belajar sejarah dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar dengan mengembangkan materi sejarah yang salah satunya melalui situs museum Kereta Api Ambarawa. 5. Kesadaran sejarah adalah kondisi kejiwaan yang menunjukkan tingkat penghayatan pada makna dan hakekat sejarah bagi masa kini dan masa yang akan datang.