Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999 PALKA BERINSULASI UNTUK PENANGANAN IKAN SEGAR PADA PERAHU MOTOR NELAYAN KEPULAUAN SERIBU DKI JAKARTA MEMEN SUHERMAN DAN BAMBANG GUNAWAN Loka Pengkajian Teknologi Pertannan Jl . KS. Tubun, Slipi Jaklarta PENDAHULUAN Masalah utama yang dihadapi dalam penanganan ikan adalah penurunan mutu ikan yang cepat akibat penanganan yang tidak tepat . Keadaan ini diperburuk oleh sifat ikan yang umumnya memiliki kulit dan tekstur halus, kadar lemak yang relatif tinggi serta kondisi suhu dan kelembaban udara tropis yang rata-rata tinggi . Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembusukan . Pembusukan terjadi dengan cepat pada suhu tinggi, tetapi proses pembusukan dapat dihambat pada suhu rendah . Salah satu wadah yang dapat digunakan dalam penanganan ikan segar pada perahu motor dengan sistem pendinginan adalah palka atau peti berinsulasi . Dalam pemecahan masalah tersebut di atas, terutama yang berhubungan dengan mutu dan nilai ekonomis hasil tangkapan yang ada di daerah, telah dilakukan serangkaian kegiatan penelitian yang dimulai dari mempelajari sifat perilaku kemunduran mutu ikan, teknik pendinginan untuk penanganan ikan segar, disain dan konstruksi palka berinsulasi yang tepat bagi perahu motor rakyat . Dinas Perikanan DKI Jakarta, IPPTP Jakarta dan Instalasi Penelitian Perikanan Laut Slipi, telah mengintroduksi pembuatan dan penggunaan palka berinsulasi untuk penanganan ikan segar di P. Pramuka Kepulauan Seribu . Kegiatan ini diharapkan akan berdampak positif terhadap masyarakat nelayan dan melalui penyampaian pengetahuan dan sekaligus keterampilan pembuatan palka ikan yang baik sesuai dengan persyaratan teknis yang dianjurkan . Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh ini diharapkan nelayan mampu membuat palka/peti berinsulasi sendiri serta memeliharanya tanpa bantuan tukang khusus, sehingga keuntungan yang lebih besar . BAHAN DAN CARA KERJA Rancangan Konstruksi Bentuk, ukuran, berat, kekuatan, keawetan dan daya insulasi palka berinsulasi dapat dirancang sesuai keperluan pemakainya . Pada umumnya palka berinsulasi dindingnya terdiri dari beberapa lapis antara lain lapisan penutup (linning) bagian dalam yang kedap air dan tahan korosi, lapisan penguat bagian dalam (rangka kayu, papan/kayu lapis), lapisan insulasi, lapisan penguat dinding luar dan lapisan penutup bagian luar yang kedap air . 86 'If Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999 Palka ini dibuat berbentuk peti yang disesuaikan dengan ukuran perahu dan konstruksinya tidak permanen (mudah dilepas dari perahu) . Kedudukan Palka Berinsulasi di kapal motor hanya bertumpu pada gading-gading dan kerangka kapal, sehingga memudahkan dalam perbaikan maupun perawatan palka atau perahu . Konstruksi palka berinsulasi menggunakan bahan insulasi poliuretan yang diinjeksikan dan mengembang mengikuti bentuk ruang yang tersedia sedangkan lapisan penutup bagian dalam maupun luar digunakan fibreglass yang bersikap kedap air, anti korosi dan aman bagi makanan yang berkontak langsung . Spesifikasi Teknis Perahu Dan Palka Palka berinsulasi di perahu motor rakyatt di Kelompok Tani/nelayan Kepauan Seribu berukuran 1 .15 x 1,9 x 1,6 m. Untuk melindungi kayu terhadap air laut, palka dilapisi dengan fibreglass dengan ketebalan sekitar 2 mm. Sedangkan diskripsi dan spesifikasi rata-rata dari perahu-perahu yang dilengkapi palka berinsulasi adalah Nama Kapal : KM . Mina Jaya Kapasitas Perahu : 10 GT Bentuk Perahu : V bottom Ukuran Perahu Panjang Total Lebar terbesar Tinggi sampai garis dek Kedudukan motor penggerak Jumlah ABK : : : : : 10 - 12 meter 2 - 3 meter 9 - 1,6 meter In-board 5 orang Jenis Alat atau Perkakas yang dibutuhkan Jenis alat atau perkakas yang dibutuhkan dalam pembuatan palka berinsulasi adalah : Perkakas kayu (serut, gergaji kayu, pahat, dll) . Martil, Meteran,Rolling Aluminium, Kuas, Kape, Ember 15 liter, Sprayer 100 cc, Kacamata, Masker, Gerinda Listrik . Pembuatan Palka 1 . Pembuatan palka berinsulasi terdiri dari pengerjaan konstruksi kayu, pengisian lapisan insulasi dan pelapisan fibreglass . 2 . Konstruksi Kayu 3 . Pengukuran dimensi ruangan dimana palka tersebut akan ditempatkan 4 . Pembuatan kerangka palka sesuai ukuran hasil pengukuran pada poin 1 . 5 . Pemasangan papan atau kayu lapis bagian luar, pengecatan plainkote, pemasangan plastik, kerangka kaso yang kemudian dilakukan pemasangan papan atau kayu lapis bagian dalam. Pada pemasangan kerangka ini, kerangka dibagian atas dicabut sehingga terbentuk rongga disetiap dinding untuk memasukkan insulasi dan untuk bagian bawah rongganya berada disamping 87 Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999 6 . Pembuatan tutup palka. Susunan lapisan tutup palka/peti sama seperti dinding, hanya pada bagian yang merupakan pertemuan antara pintu dengan bibir palka diberi lis karet untuk mencegah penetrasi udara dari luar palka . Lapisan Insulasi Bahan insulasi poliuretan terdiri dari poliuretan A dan poliuretan B, bila kedua bahan tersebut dicampur akan mengembang membentuk padatan . Dalam keadaan standar kerapatan insulasi ini adalah 150 kg/m3 yaitu untuk mengisi ruangan 1 m3 diperlukan 150 kg poliuretan (75 kg poliuretan A dan 75 kg poliuretan B), insulasi yang demikian biasanya digunakan untuk Gudang Beku (Cold Storage) . Sesungguhnya kerapatan insulasi ini dapat diatur sesuai dengan kebutuhan yaitu dengan menambahkan freon 11 . Dari pengalaman, kerapatan insulasi yang optimum untuk palka adalah 60 kg per m 3 , yang didapat dari campuran dengan perbandingan berat Polyuretan A : Poliuretan B : Freon 11 = 7 : 5 1. Untuk mengisi salah satu dinding palka yang berukuran 1,15 x 1,6 m dengan ketebalan 5 cm (0,088 m3 ) diperlukan bahan insulasi 0,088 m3 x 60 kg/m3 = 5,2 kg yang terdiri dari 2,8 poliuretane A, 2 poliuretane B dan 0,4 kg Freon 11 . Agar ruangan dinding tidak mengembang atau pecah, maka pada dinding tersebut harus diberi rangka penguat dan pengecoran dilakukan bertahap . Lapisan Fibreglass Perhitungan bahan Sebagai dasar perhitungan kebutuhan bahan GRP (Glassfibre Reinforced Plastic) atau bahan jadi fibreglass adalah serat gelas (Matte), baru kemudian dapat diperhitungkan kebutuhan bahan lainnya sesuai standar persentasenya . 1. Serat gelas (matte) Untuk mendapatkan hasil GRP 2 mm dengan matte 305 diperlukan dua lapis matte dan 0,4 mm lapisan permukaan (dempul) . Jadi luas matte 305 yang diperlukan untuk melapisi permukaan dinding bagian dalam dan luar palka adalah 4 x 20 m2 = 80 m2 . Berat matte 305 adalah 80 m2 x 300 gr/m2 = 24 .000 gr = 24 kg . Didalam pengadaan matte 305 sebaiknya dilebihkan sekitar 20% dari perhitungan . Maka berat matte 305 yang kita butuhkan dalam perencanaan ini = 28 - 30 kg . 2. Perekat (resin) Resin yang digunakan adalah resin umum (157 BQTN) . Perekat ini tidak lengket bila beku . Sedangkan resin yang digunakan khusus untuk keperluan pembuatan kapal digunakan resin kapal dan perekat ini mempunyai daya rekat yang kuat sekali terhadap kayu . 88 Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999 Berdasarkan pengalaman di lapangan, perbandingan perekat dengan serat gelas adalah 5 : 2 . Maka resin yang dibutuhkan untuk lapisan fibreglass adalah 2 .5 x 28 kg = 70 kg . Dalam perencanaan ini diambil 80 kg dan katalisnya (1-2)% dari berat resin = 1,5 kg . 3. Lapisan permukaan kayu (dempul) Untuk melapisi/menutup permukaan kayu yang tidak rata atau berlobang digunakan dempul dari bahan talcum (talk) dan resin . Untuk mendapatkan 1 liter dempul sebagai lapisan permukaan digunakan 0,8 kg talk dengan 1,2 kg resin. Volume dempul yang diperlukan untuk melapisi permukaan luar dan dalam seluas 2 x 20 m2 dengan ketebalan 0,4 mm adalah 0,016 m3 = 16 liter . Dalam perencanaan diambil 20 kg dempul dan 30 kg resin . Untuk mempercepat proses pembekuan dempul digunakan katalis sebanyak 1 persen (0,3 kg) . 4. Pewarna/ pigmen Pigmen ini dicampurkan dalam resin (sebelum digunakan atau dibuat dempul) dengan kadar 1,5 - 5 persen . Pada perencanaan pembuatan palka berinsulasi, persentase pewarna yang dicampurkan kedalam resin adalah 2 persen (2 kg) . Proses Pelapisan Fibreglass Langkah-langkah pengerjaan pelapisan fibreglass ini adalah : Aduk larutan dempul dengan (1 - 2)% katalis, kemudian poles dan ratakan di atas permukaan kayu sehingga sela-sela kayu atau lubang permukaan kayu baik di dalam maupun di luar palka tertutup dempul . Permukaan dempul dihaluskan dengan gerinda listrik dan ampelas, Tambahkan (1 - 2) % katalis pada resin berwarna, aduk hingga merata dan kuaskan di atas permukaan dempul/kayu, kemudian letakkan lembaran matte di atasnya . . Sambil menguaskan perekat (resin) di atas lembaran matte, berikan tekanan sedikit hingga matte benar-benar rapat dan banyak terisi perekat . Tahap berikutnya hanya meletakkan lembaran matte di atasnya dan menguaskan perekat seperti yang dilakukan di atas . Demikian seterusnya proses kerja ini dilakukan hingga semua permukaan dinding-dinding palka terlapisi dengan lapisan fibreglass yang dikehendaki . Pengerjaan pelapisan fibreglass ini dimulai dari dinding-dinding palka bagian dalam, pelapisan dinding-dinding bagian luar dan kemudian dilanjutkan pelapisan pintu palka . Kebutuhan Bahan Dari hasil perhitungan diatas dapat ditentukan biaya, jenis dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat palka berinsulasi . Jenis dan bahan yeng diperlukan pada pembuatan palka berinsulasi yang berukuran 120 x 160 x 115 cm tertera dalam Tabel 1 . 89 Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999 Tabel 1 . Jenis, ukuran dan jumlah bahan yang digunakan dalam pembuatan palka berinsulasi Kapal Kepulauan Seribu Diskripsi/jenis bahan I . KONSTRUKSI KAYU Triplek 9 mm Ukuran Bahan J umlah 1,22 x 2,44 m 1 2 Lmbar Triplek 16 nun 1,22 x 2,44 m Kaso 4x6x400 cm 3x10x500 cm (6,7,8,& 12 cm) Kombinasi 1 kg 1 kg 1 x 3 cm 1 Lembar 16 batang 5 lembar 10 kg 15 lembar 2 kaleng 1 kaleng 10 meter Papan lis Paku timah Ampelas Rakoll Aica aibon Karey lis II. LAPISAN INSULASI Poliuretan A 30 kg 30 kg 5 kg Poliuretan B Freon 11 III . LAPISAN (Fibreglass) Mane Resin PERMUKAAN 305,00 157 BQTN Katalis Talk Aseton Pigmen (biru & putih) 1 kg 30 kg 100 kg 2 kg 10 kg 5 kg 2 kaleng Prinsip Penanganan Man Dengan Palka Berinsulasi Prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam penanganan ikan _ adalah mempertahankan kesegaran ikan sepanjang mungkin dengan cara memperlakukan ikan secara cermat dan hati-hati, segera dan cepat menurunkan suhu mencapai suhu sekitar 0°C . Praktek penanganan ikan segar yang dilakukan adalah : 1 . Bersihkan palka sebelum dan sesudah pemakaian, sebaiknya dalam pencucian palka disemprot dengan air bersih bertekanan sehingga kotoran yang menempel pada palka hanyut terbawa air . 2 . Taburkan di alas palka selapis curahan es halus setebal 5 sampai 15 cm, tergantung lamanya trip penangkapan, cuaca dan suhu air laut . Apabila setibanya di darat sudah tidak adalagi lapisan es ini berarti lapisan alas kurang tebal, maka untuk periode selanjutnya harus ditambah . 3 . Segera ikan tertangkap, ia diberikan perlakuan persiapan (pencucian) kemudian disusun diatas lapisan es, dan selanjutnya ditaburi kembali dengan es hancuran hingga tertutup rapat dan biasanya tebal lapisan es 5 - 10 cm (tergantung besar dan kecilnya ikan) . 90 Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999 4. Ulangi pelapisan ikan dan es sampai mendekati pintu palka . Setiap lapisan ikan tidak boleh saling bersinggungan satu sama lain . 5 . Lapisan ikan pada lapisan teratas harus diberi es yang cukup banyak seperti pada alas palka. 6 . Tutup rapat-rapat pintu palka dan usahakan jangan sering dibuka kecuali untuk penambahan es . Berdasarkan praktek yang telah dilakukan perbandingan ikan dan es pada penanganan dengan susunan curahan yang baik adalah 1 : 1 . HASIL DAN PEMBAHASAN Daya insulasi Untuk mengetahui kerugian es selama penyimpanan ikan maupun es, perlu dihitung jumlah panas yang merembes melalui dinding-dinding dan pintu palka . Dengan mengetahui data luas permukaan dinding 8 m2 , suhu udara luar (35°C), suhu ruangan palka (0°C) dan konduktivitas panas bahan (kayu = 0,17, poliuretane = 0,03 dan fibreglass = 0,03 ; satuan dalam kkal/m jam °C) maka laju perpindahan panas yang merembes melalui dinding dapat dihitung dengan rumus q = U .A (T1 - Td), dimana : U = 1 ------------------------------------------------1/fo +xl/ki +x2/k2 ++x n/k n + I/fi dimana : x = tebal bahan insulator (m) k = konduktivitas panas (kkal/m jam °C) fo = faktor film udara luar, nilai fo = 6,5 fi = faktor film udara di dalam ruangan palka, nilai fi = 1,65 Dari hasil perhitungan didapat bahwa laju perpindahan panas yang merembes melalui dinding-dinding palka dan pintu adalah 30 kkal/jam setara dengan 0,375 kg es per jam . Maka seandainya terjadi kegagalan penangkapan dan harus ditangguhkan keesokan harinya (penyimpanan es atau ikan selama 24 jam), kerugian es adalah 9 kg . Hal ini dapat dikatakan masih sangat ekonomis . Pengumpulan data dan informasi Data dan informasi untuk yang diperlukan untuk mengevaluasi kegiatan pembuatan Palka Berinsulasi, dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pemilik kapal dan nakhoda perahu motor yang terlibat dalam kegiatan ini, baik mereka yang menggunakan palka berinsulasi, palka nelayan setempat maupun palka kayu . Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi tanggapan nelayan terhadap teknologi pembuatan palka berinsulasi serta pengadaan bahan, penggunaan palka berinsulasi dalam hubungannya dengan kemudahan operasi penangkapan, penanganan dan pembongkaran hasil serta pemeliharannya, kemampuan peti berinsulasi dalam mempertahankan es dan mutu hasil tangkapan, kemungkinan peningkatan harga jual hasil dan lain lain . Selain itu dilakukan 91 Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999 pengamatan fisik di lapangan, terutama yang berhubungan dengan kegiatan persiapan penangkapan, pembongkaran hasil tangkapan, penjualan dan pengangkutan hasil . Data-data yang dikumpulkan antara lain meliputi : data operasi penangkapan, penanganan dan pembongkaran hasil tangkapan, komposisi jenis dan mutu hasil tangkapan, biaya eksploitasi, pendapatan kotor dan pendapatan bersih, dan lain lain. Teknologi Pembuatan Palka Pengadaan bahan yang diperlukan untuk pembuatan palka berinsulasi menurut mereka bukan merupakan bahan yang sulit . Namun demikian, untuk pengadaan pada tahap-tahap permulaan pengenalan dan pengembangan ini masih memerlukan bantuan petugas Dinas Perikanan setempat . Sesuai dengan pengalaman selama mengikuti uji penggunaan palka berinsulasi, ternyata teknologi pembuatan palka insulasi ini sangat mudah dan sederhana walaupun memerlukan perhatian khusus . Penambahan palka berinsulasi pada perahu motor tidak mengganggu operasi alat tangkap maupun olah gerak perahu . Dengan tambahan palka berinsulasi, operasi penanganan dan penyimpanan hasil tangkapan lebih mudah dikerjakan, demikian pula dengan pembongkaran kembali saat tiba di tempat pendaratan . Disain palka terbagi menjadi dua bagian, satu bagian diisi penuh dengan es sedangkan ruang lainnya diisi sedikit es untuk menyimpan hasil tangkapan pertama . Penggunaan palka berinsulasi ternyata dapat menghemat es yang dibawa selama operasi penangkapan . Jumlah es tersisa saat pendaratan dan pembongkaran ternyata masih cukup banyak, yaitu antara 20 - 30% bahkan dapat mencapai 50% . Dengan menggunakan palka berinsulasi dapat menghemat es cukup besar, sehingga operasi penangkapan dapat diperpanjang tanpa ada kehawatiran hasil tangkapan menjadi busuk . Penanganan di atas Kapal Tabel 1 . menunjukkan bahwa palka introduksi dapat menghemat 10 balok es setiap trip penangkapan . Disamping itu, lama operasi penangkapan dengan palka berinsulasi 3 hari lebih lama dari kapal dengan palka tradisional walaupun jumlah palka introduksi hanya membawa 25 balok es sedangkan kapal tradisional 35 balok . Mutu hasil tangkapan, penanganan dengan palka introduksi hampir 100% mutu I sedangkan palka tradisional hanya 92% . Berdasarkan hasil pengamatan secara organc leptik mutu II pada palka introduksi bukan disebabkan karena salah dalam penanganan tetapi karena cacat fisik pada saat penangkapan . KESIMPULAN DAN SARAN 1. 92 Transfer teknologi pembuatan palka berinsulasi mudah diterima nelayan/pengguna karena konstruksinya hampir sama dengan palka tradisional oleh Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999 2. 3. 4. Operasi penangkapan kapal dengan palka berinsulasi (introduksi) lebih lama dari kapal dengan palka tradisional Harga palka berinsulasi introduksi masih dirasakan mahal, walaupun mereka tahu penggunaan palka berinsulasi introduksi lebih menguntungkan Mutu hasil tangkapan jauh lebih baik dibandingkan dengan palka tradisional, karena ikan hasil tangkapan tertutup rapat es . DAFTAR BACAAN Anonymous (1975) : Ice in Fisheries, FIIM/R 59 Rev . 1, FAO . D . Cox, (1991), "Fish Hold Insulastion and On-Board Freezing", Java Sea Pelagic Fishery Assessment Project (ALA/INS/87/17) . Agency For Research and Development, Research Institute For Marine Fisheries, Jakarta Fredrick W. Wheaton, Thomas B . Lawson, (1985), "Processing Aquatic Food Products, John Wiley & Sons, New York USA Memen Suherman, dkk (1985) : Daya insulasi suatu palka berinsulasi Perahu motor gillnet di Muncar . Laporan Penelitian Teknologi Perikanan No . 43 . Balai Penelitian Perikanan Laut - Departemen Pertanian . Suparno, dkk (1983) : Introduksi Teknik Penanganan Lemuru (Sardinella longiceps) di kapal dengan sistem air laut yang didinginkan, Laporan Penelitian Teknologi Perikanan No . 25, Balai Penelitian Teknologi Perikanan Departemen Pertanian . Sofyan Ilyas (1983) : Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan, Jilid I . Teknik Pendinginan, CV . Paripuma, JI . Palapa 11/32 Kedoya Kebon Jeruk - Jakarta Barat . 93