37 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASING

advertisement
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASING ATAS BOLAVOLI DENGAN
PENDEKATAN MODEL PEMBELAJARAN BOLA MODIFIKASI
Anak Agung Ngurah Putra Laksana1
Universitas Islam “45” Bekasi
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pasing atas bolavoli pada
siswa Kelas VII E SMPN 1 Sukasada dengan menerapkan model pembelajaran bola
modifikasi. Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Tindakan. Sumber data
penelitian adalah siswa kelas VII E SMPN 1 Sukasada , tahun akademik 2014/2015
sebanyak 34 siswa , terdiri dari 34 siswa (13 perempuan dan 21 anak laki-laki). Teknik
pengumpulan data adalah observasi dan penilaian hasil belajar pasing atas bolavoli.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran dengan
menggunakan media bola modifikasi pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar
pasing atas bolavoli dari pra siklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II . Rata- rata
hasil belajar dari pra siklus adalah 77 . Pada siklus I , rata-rata hasil belajar siswa adalah
81 , Pada siklus II , rata-rata hasil belajar siswa adalah 85. Kesimpulan dari penelitian
ini adalah menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
bola modifikasi dapat meningkatkan hasil belajar pasing atas bolavoli pada siswa kelas
VII E SMPN 1 Sukasada.
Kata Kunci: Hasil Belajar Pasing Atas Bolavoli, Model Pembelajaran.
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) sebagai bagian integral dari
sistem pendidikan secara keseluruhan yang wajib diajarkan di sekolah memiliki peran
yang penting dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Seperti dikemukakan
oleh Sukintaka dalam Harsuki (2003: 6) bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian
dari pendidikan, jadi apa yang dapat dicapai oleh pendidikan jasmani harus dapat
membantu mengembangkan pribadi anak sesuai dengan tujuan pendidikan, karena pada
hakikatnya pendidikan berusaha untuk memberikan kesempatan berkembangnya semua
aspek pribadi anak atau manusia sehingga tujuan pendidikan harus berdasar pada ranah
(domain) pendidikan atau aspek pribadi manusia.
Sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan pendidikan
jasmani bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler,
intelektual, dan emosional melalui aktivitas fisik. Demikian juga yang dikemukakan
oleh Samsudin (2004: 2) bahwa pendidikan jasmani merupakan suatu proses
1
Anak Agung Ngurah Putra Laksana: Dosen PJKR FKIP Universitas Islam “45” Bekasi
37
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016
pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat
dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.
Konsep pembelajaran pendidikan jasmani adalah salah satu bentuk pencapaian
tujuan pendidikan secara keseluruhan namun pada kenyataanya, banyak yang tidak
tercapai setelah pelaksanaan pembelajaran. Menurut Syarifudin (2000: 4), salah satu
penyebab kurang berjalanya proses pembelajaran adalah kurang kompetennya seorang
guru pendidikan jasmani dalam memilih dan menentukan model pembelajaran,
sehingga tidak jarang proses pembelajaran berlangsung dengan suasana tidak kondusif
dan kurang menarik.
Banyak hal yang menyebabkan kurangnya minat anak-anak terhadap mata
pelajaran penjas, diantaranya kurang menariknya penyajian aktivitas Penjas oleh guru.
Hal ini tentunya membutuhkan kajian ulang tentang proses dalam pengajaran Penjas.
Harus disadari bahwa kurangnya variasi dalam setiap aktivitas akan menyebabkan
kebosanan peserta didik yang pada akhirnya mengurangi daya minat. Daya minat siswa
cukup besar pada olahraga permainan, sehingga upaya yang harus dilakukan adalah
membuat dan menyajikan aktivitas Penjas ke dalam situasi bermain yang lebih
menyenangkan. Dengan terciptanya beberapa modifikasi yang dilakukan oleh guru
sekolah dasar baik dari peralatan dan tempat, diharapkan juga dapat menciptakan anakanak muda yang sehat secara fisik dan mental serta sadar akan pentingnya berolahraga
dan nantinya akan membawa pengaruh yang positif di lingkungannya.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada pembelajaran
passing passing atas
bolavoli di SMPN Negeri 1 Sukasada ditemukan beberapa
masalah dalam proses pembelajaran, yaitu: (1) siswa masih takut kontak langsung
dengan bolavoli dengan alasan tangan sakit saat perkenaan dengan bola, (2) Hasil
belajar passing atas bolavoli dibawah KKM dan (3) guru masih menggunakan model
pembelajaran yang konvensional, yaitu model pembelajaran yang masih mengutamakan
ceramah, memberikan contoh, dan praktek. Hal ini menyebabkan guru seolah-olah
menjadi sumber ilmu dan siswa hanya menunggu instruksi dari guru. Pembelajaran
yang demikian menjadikan siswa kurang aktif dan tidak bisa mengembangkan
potensinya karena yang berperan penuh adalah guru (teacher centered). Kondisi
tersebut juga menyebabkan siswa menjadi bosan dalam mengikuti pembelajaran dan
38
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016
perhatian siswa terhadap pelajaran akan berkurang. Melihat kenyataan tersebut peran
seorang guru sangat penting untuk menerapkan model pembelajaran yang tepat
sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang merangsang dan mendorong minat
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Dengan demikian seorang guru pendidikan jasmani harus lebih kreatif dalam
memberikan materi pembelajaran khususnya dalam pembelajaran pasing atas bolavoli
dengan pendekatan model pembelajaran bola modifikasi agar setiap materi yang
diberikan dapat membuat anak tertarik dan senang melakukannya. Disamping itu
seorang guru diharapkan mampu memodifikasi alat dan tempat yang ada disekolah
sehingga memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang optimal karena pada
umumnya peralatan dan ruang yang disediakan sekolah untuk pembelajaran pendidikan
jasmani dan olahraga berbeda-beda tiap sekolah.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat bahwa
diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatakan hasil belajar pasing atas
bolavoli. Untuk mengatasi hal tersebut perlu model pembelajaran pasing atas bolavoli
dengan pendekatan model pembelajaran bola modifikasi untuk meningkatkan hasil
belajar pada siswa kelas VII E SMPN 1 Sukasada.
Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan
teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis
terhadap implementasi kurikulum dan implikasainya pada tingkat operasional di kelas.
Trianto (2009: 22) menyatakan model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas dan
untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Arends dalam Trianto (2009: 22) menyatakan istilah model pengajaran
mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya,
lingkungannya, dan sistem pengelolaannya. Model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar
secara tatap muka didalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan
material/perangkat pembelajaran termasuk didalam buku-buku, film-film, tipe-tipe,
program-program media komputer dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar). Setiap
39
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016
model mengarahkan guru untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa
untuk mencapai berbagai tujuan.
Berdasarkan beberapa teori-teori yang dikemukakan diatas model pembelajaran
merupakan rancangan suatu pembelajaran untuk melaksanakan pembelajaran dikelas
untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penelitian
ini menggunakan 12 item pembelajaran yang dimodifikasi yang dirancang oleh peneliti.
Media Bola Modifikasi
Pengertian media ini masih sering dikacaukan dengan peralatan. Media atau
bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang
biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan. Dengan masuknya berbagai
pengaruh kedalam dunia pendidikan seperti ilmu cetak-mencetak, tingkah laku,
komunikasi, teknologi elektronik, media dalam perkembanganya tampil dalam berbagai
jenis dan format (media cetak, film, televisi, program radio, komputer dan lain-lain).
Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan
mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang
tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan
karakteristik pembelajar, akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan
hasil pembelajaran.
Dalam penelitian ini menggunakan media bola modifikasi bolavoli dengan bola
karet. Cara ini dirasa paling efektif dan efisien bila diterapkan dalam suatu
pembelajaran, yang nantinya diharapkan hasil belajar passing atas bolavoli meningkat,
bola ini untuk mengurangi rasa takut siswa terhadap bolavoli pada saat melakukan
passing atas bolavoli, bola modifikasi berbahan karet.
Permainan Bolavoli
Olahraga bolavoli sebagai bagian dari mata rantai materi pendidikan jasmani
dalam arti kata merupakan bagian dari materi pendidikan jasmani secara keseluruhan.
Sebagai olahraga yang sering dipertandingkan, bolavoli dapat dimainkan di lapangan
terbuka (out door) maupun di lapangan tertutup (in door). Karena makin
berkembangnya olahraga ini, bolavoli dapat dimainkan di pantai yang dikenal dengan
voli pantai. Berdasarkan Dinas Olahraga dan Pemuda (2002: 14), sebagai aturan dasar,
bola boleh dipantulkan dengan seluruh anggota badan. Permainan bolavoli adalah
40
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016
olahraga beregu dimainkan oleh dua regu tiap lapangan yang dipisahkan net, permainan
harus melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai daerah lawan dan
dengan upaya mencegah agar bola yang sama (dilewatkan) tidak menyentuh lantai
dalam lapangan sendiri, tiap regu dapat memainkan tiga kali pantulan (sentuhan) untuk
mengembalikan bola itu (kecuali perkenaan block).
Menurut Amung Ma’mun dan Toto Subroto (2001: 44) teknik dasar bolavoli
terdiri dari 5 gerakan, antara lain: (1) servis; servis tangan bawah, floating overhead
serve, overhead change-up serve, overhead round-house serve, jumping serve, (2)
pasing; pasing bawah dan pasing atas normal, pasing bawah dan pasing atas ke depan
pada bola rendah, pasing atas bergeser diagonal 45 derajat ke depan, pasing bawah dan
pasing atas dengan bergerak mundur, pasing bawah dan pasing atas ke belakang, (3)
umpa; umpan normal, umpan semi, umpan dorong, umpan cepat, umpan pull straight,
umpan sejajar net, umpan kebelakang, umpan kedepan dengan meloncat, umpan
kebelakang dengan meloncat, (4) smesh/spike; Spike normal, spike semi, spike semi
jalan, spike dorong, spike cepat, spike langsung, spike lurus, dan (5) bendungan/block :
bendungan satu orang dan dua orang, bendungan dengan awalan dari belakang dan dari
samping, bendungan pasif dan aktif.
Dari kelima teknik tersebut di atas, akan diadakan penelitian tentang teknik
passing atas bolavoli dengan menggunakan model pembelajaran bola modifikasi, karena
passing atas merupakan hal yang paling mendasar sebagai langkah awal dalam
menyusun serangan dalam permainan bolavoli.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan (Action
Research). Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitaian reflektif yang dilakukan
oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan
praktik pendidikan dan praktik sosial mereka. Dalam penelitian ini peneliti berperan
sebagai perencana, pelaksana, dan pencetus gagasan terhadap permasalahan yang
dihadapi dan mencari pemecahan masalah melalui tindakan. Hal tersebut dapat
dijelaskan bahwa sebuah siklus diikuti oleh penemuan yang sistematis, sebuah proses
reflektif, bersifat partisipatif dan ditentukan oleh pelaksana. Penelitian ini menggunakan
41
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016
siklus, dimana setiap siklus mempunyai langkah–langkah yang sistematis yang terdiri
dari perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Perencanaan. Perencanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: (1) peneliti dan kolabor melihat kondisi awal dari kemampuan
mahasiswa dalam pembelajaran pasing atas bolavoli, dapat dilakukan dengan tes awal
pasing atas bolavoli, dan dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dengan
memberikan tes awal kemampuan passing atas bolavoli, (2) peneliti dan kolabor
mendiskusikan hasil dari kemampuan awal siswa dalam pembelajaranpassing atas
bolavoli, (3) peneliti dan kolabor menyiapkan materi pembelajaran passing atas bolavoli
yang akan di berikan kepada siswa, (4) peneliti dan kolabor menyiapkan strategi
pembelajaran, dan (5) peneliti membuat instrumen pengamatan untuk membantu
peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Selanjutnya,
penelitian ini menggunakan dua siklus, yakni: Perencanaan siklus pertama; perencanaan
proses pembelajaran pada siklus ini yaitu dengan memberikan model-model
pembelajaran dalam memberikan materi pasing atas bolavoli, dan dilakukan dengan
menerapkan model-model pembelajaran dirancang oleh peneliti, dan (2) perencanaan
tindakan siklus kedua; Perencanaan pelaksanaan pembelajaran lebih difokuskan lagi
yaitu mengenai materi pasing atas bolavoli dengan model pembelajaran bola modifikasi.
Pada perencanaan tahap ini pembelajaran dilakukan dengan menerapkan model-model
pembelajaran yang lebih mengarah materi pasing atas bolavoli.
Tindakan. Tahap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: (1) memberikan tindakan yang telah direncanakan pada proses
pembelajaran dan melakukan observasi sampai selesai pembelajaran, (2) tindakan
observasi akan dilakukan oleh semua tim peneliti untuk mengumpulkan data tindakan
siklus pertama, (3) tindakan refleksi dan evaluasi dilakukan oleh semua anggota tim
peneliti, setelah memperoleh kesimpulan pada siklus pertama serta menentukan apa
yang perlu diperbaiki. Setelah itu menentukan langkah yang kemudian akan dilakukan
pada siklus kedua.
Observasi. Langkah-langkah pengamatan dan observasi yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut; (1) peneliti mengamati pelaksanaan proses
pembelajaran passing atas bolavoli sesuai dengan materi pembelajaran, (2) peneliti
42
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016
melakukan pengamatan dan penilaian terhadap kemampuan
passing atas bolavoli
siswa.
Refleksi. Pada tahap ini peneliti dan kolaborator mendiskusikan pelaksanaan
pembelajaran pasing atas bolavoli dengan model pembelajara serta hasil tindakan yang
diberikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti
melakukan observasi awal atau pengamatan awal terhadap pelaksanaan pembelajaran
pasing atas bolavoli yang sudah dilakukan. Berikut ini hasil kajian observasi awal: (1)
siswa kelas VII E SMPN 1 Sukasada tahun pelajaran 2014/2015, yang mengikuti materi
pelajaran pendidikan jasmani khususnya bolavoli adalah 34 siswa, yang terdiri atas 20
siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan, dilihat dari proses pembelajaran bolavoli
khususnya materi pasing atas dapat dikatakan proses pembelajaran dalam kategori
kurang berhasil, (2) siswa kurang memiliki perhatian dan motivasi dalam pembelajaran
pasing atas bolavoli, karena pembelajaran masih menggunakan motode konvensional
dan kurang menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, (3) saat mengikuti
pembelajaran pendidikan jasmani, siswa masih menunjukkan sikap seenaknya sendiri,
kurang memperhatikan penjelasan guru, kurang memperhatikan pelajaran dengan
sepenuhnya, ada yang berbicara dengan teman, bahkan ada yang bermain sendiri
dengan temannya. Siswa kurang menganggap pendidikan jasmani sebagai pelajaran
yang penting dibandingkan mata pelajaran lainnya, (4) guru masih kesulitan
menemukan contoh/model pembelajaran passing atas bolavoli yang baik. Seringkali
contoh/demonstarsi yang disampaikan oleh guru melalui peragaan langsung, kurang
dapat dicermati oleh siswa secara balk, dan ketidak nyamanan siswa melakukan pasing
atas karena siswa merasakan sakit pada tangan.
Selanjutnya, sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan pengambilan
data awal penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal kemampuan
pasing atas bolavoli pada siswa kelas VII E SMPN 1 Sukasada. Adapun deskripsi data
yang diambil adalah keterampilan pasing atas
dilihat bahwa sebelum diberikan
tindakan mayoritas siswa belum menunjukan hasil belajar cukup baik, dengan
43
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016
prosentase ketercapaian dengan Kriteria Sangat baik = 0%, Baik = 9%, Cukup = 86%,
Kurang = 6%, Sangat kurang = 0%.
Siklus I
Siklus pertama dilakukan dengan melaksankan skenario pembelajaran yang telah
direncanakan, sebagai berikut:
Kegiatan awal. Hal-hal yang dilakukan antara lain: (1) peneliti memberikan
penjelasan kepada siswa bahwa peneliti akan menggunakan mereka sebagai subjek
penelitian dengan situasi duduk di lapangan, (2) mengabsen kehadiran siswa agar
peneliti mengetahui jumlah siswa yang dijadikan sampel penelitian, (3) pemberian
penjelasan pokok mengenai materi pembelajaran pasing atas bolavoli yang akan
dilakukan secara singkat, dan (4) peneliti memerintahkan siswa untuk berdiri dan
berbaris, setelah itu melakukan pemanasan dan peregangan pada hari pertama, pada hari
selanjutnya dilakukan pemanasan.
Inti Pelajaran. Peneliti memberikan dan mencontohkan materi gerak dasar
pasing atas bolavoli dengan model pembelajaran yang telah didesain yaitu model
pembelajaran 1 sampai 3. Langkah-langkah yang dilakukan guru antara lain: (1) guru
mengawasi siswa dan melakukan koreksi gerak secara langsung kepada siswa yang
terlihat kaku dan kurang benar dalam melakukan model-model pembelajaran dengan
pola pendekatan yang diberikan, dan (2) hari kedua, materi dilanjutkan dengan sedikit
mengulang materi sebelumnya dan ditambah model-model pembelajaran 4 sampai 6,
dan di lanjutkan dengan penilaian.
Kegiatan Akhir. adapun kegiatan akhir yang dilakukan antara lain: (1) setelah
materi selesai dilanjutkan dengan pendinginan, (2) melakukan evaluasi pembelajaran
secara keseluruhan, (3) menjelaskan gambaran umum materi untuk pertemuan
berikutnya, dan (4) berdasarkan hasil pengamatan pada siklus pertama tentang kegiatan
belajar mangajar secara keseluruhan, guru telah melakukan berbagai ketentuan dalam
proses kegiatan belajar mengajar secara normal. Tetapi terdapat catatan dari kolaborator
mengenai kurangnya penjelasan manfaat gerakan yang dilakukan, serta peneliti masih
terlihat sebagai orang yang hanya memerintah siswanya dan kurang menjelaskan fungsi
serta manfaat gerakan yang diajarkan.
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I tentang kegiatan pembelajaran
secara keseluruhan, guru telah melakukan kegiatan pembelajaran secara ideal, akan
44
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016
tetapi ada catatan dari kolaborator yaitu peneliti harus lebih memperhatikan kondisi
kelas ketika siswa melaksanakan model pembelajaran agar lebih tertib dan teratur
supaya tercapai tujuan pembelajaran. Selain itu, peneliti harus lebih kreatif dalam
menyajikan model pembelajaran sehingga lebih bervariasi dan dapat memberikan
motivasi kepada siswa terutama mengenai bagaimana cara membangkitkan semangat
belajar siswa. Pada Siklus I siswa yang kategori sangat baik dengan rentang nilai 91100 sebanyak 4 orang (12%), siswa yang kategori baik dengan rentang nilai 81-90
sebanyak 8 orang (24%), siswa yang kategori cukup dengan rentang 71-80 sebanyak 22
orang (64%).
Sikuls II
Berdasarkan dari hasil analisis dan refleksi pada siklus I, maka perencanaan
tindakan pada siklus II sebagai berikut: (1) membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada kajian yang sudah dilakukan, yaitu
pendekatan bola modifikasi yang sesuai dengan tujuan dari pembelajaran pasing atas
bolavoli, (2) menyusun Instrumen Penilaian yang digunakan dalam siklus Penelitian
Tindakan Kelas, Yaitu rubrik penilaian pasing atas bolavoli, (3) menyiapkan media
(bola modifikasi yaitu bola karet) yang diperlukan sebagai media pembelajaran
bolavoli, dan (4) menyusun lembar pengamatan/observasi pada proses pembelajaran.
Selanjutnya, tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah di rencanakan, sebagai berikut:
Kegiatan awal. Adapun kegiatan awal yang dilakukan antara lain: (1)
mengabsen kehadiran siswa agar peneliti mengetahui jumlah siswa yang dijadikan
sampel penelitian, (2) pemberian penjelasan pokok mengenai materi pembelajaran
pasing atas bolavoli yang akan dilakukan secara singkat, dan (3) peneliti memerintahkan
siswa untuk berdiri dan berbaris, setelah itu melakukan pemanasan dan peregangan pada
hari pertama, pada hari selanjutnya dilakukan pemanasan.
Inti Pelajaran. Inti pelajaran yang dilakukan antara lain: (1) peneliti
memberikan dan mencontohkan materi gerak dasar pasing atas bolavoli dengan model
pembelajaran yang telah didesain yaitu model pembelajaran 7 sampai 9, (2) guru
mengawasi siswa dan melakukan koreksi gerak secara langsung kepada siswa yang
terlihat kaku dan kurang benar dalam melakukan model-model pembelajaran dengan
pola pendekatan yang diberikan, (3) hari kedua, materi dilanjutkan dengan sedikit
45
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016
mengulang materi sebelumnya dan ditambah model-model pembelajaran 10 sampai 12,
dan dilanjutkan dengan penilaian.
Kegiatan Akhir. Kegiatan akhir yang dilakukan: (1) setelah selesai materi itu
selesai dilanjutkan dengan pendinginan, (2) melakukan evaluasi pembelajaran secara
keseluruhan, dan (3) peneliti menyimpulkan makna dari model pembelajaran yang
dilaksanakan.
Selanjutnya, catatan yang telah diberikan oleh kolabolator atas hasil
pengamatannya disiklus kedua ini, peneliti telah melakukan ketentuan dalam proses
kegiatan belajar mengajar secara baik. peneliti juga menjadi lebih kreatif untuk
memberdayakan seluruh siswa agar semua siswa mendapatkan pelayanan dan perhatian
yang merata. Hal ini terlihat dari variasi-variasi proses pembelajaran yang dilakukan.
Hasil observasi dari kolaborator tentang kegiatan pembelajaran pasing atas
bolavoli dengan menggunakan model pembelajaran bola modifikasi, terlihat bahwa
setelah diberikan tindakan pada siklus II terjadi peningkatan keterampilan pasing atas
bolavoli yaitu siswa yang kategori sangat baik dengan rentang nilai 91-100 sebanyak 8
orang (24%), siswa yang kategori baik dengan rentang nilai 81-90 sebanyak 12 orang
(35%), siswa yang kategori cukup dengan rentang 71-80 sebanyak 14 orang (41%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran
dengan menggunakan media bola modifikasi pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar pasing atas bolavoli dari pra siklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II .
Rata- rata hasil belajar dari pra siklus adalah 77 . Pada siklus I , rata-rata hasil belajar
siswa adalah 81 , Pada siklus II , rata-rata hasil belajar siswa adalah 85. Menurut
peneliti dan kolaborator, penelitian berhenti sampai disini dan tidak dilanjutkan ke
siklus berikutnya, karena permasalahannya sudah terjawab yaitu melalui penelitian
penerapan model pembelajaran bola modifikasi terhadap hasil belajar. Berdasarkan
Peningkatan hasil belajar pasing atas bolavoli pada siswa kelas VII E SMPN 1 Sukasada
tahun pelajaran 2014/2015 dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran bola
modifikasi dapat memberikan masukan kepada guru sebagai alternatif dalam memilih
model-model pembelajaran khususnya materi pembelajaran pasing atas bolavoli
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan juga sebagai bentuk usaha guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga siswa dapat lebih berperan aktif
46
Motion, Volume VII, No.1, Maret 2016
selama mengikuti proses pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut dapat
tercapai secara maksimal.
SIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat peningkatan rerata nilai yang
diperoleh oleh siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II. Pada Pra Siklus rerata nilai
yang diperoleh adalah 77, Pada Siklus I naik menjadi 81, dan pada Siklus II meningkat
menjadi 85. Hal ini menunjukan bahwa dengan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran bola modifikasi pada siswa kelas VII E SMPN 1 Sukasada mengalami
peningkatan. Penerapan dengan menggunakan model pembelajaran bola modifikasi
tersebut suasana pembelajaran menjadi lebih aktif dan menarik. Hal ini terlihat dari
antusias siswa dalam mengikuti pelajaran lebih bersemangat. Kondisi tersebut
memudahkan guru untuk melakukan pengelolaan kelas sehingga hasil belajar menjadi
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Amung Ma’mun dan Toto Subroto. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktik Dalam
Pembelajaran Bola Voli. Jakarta: Depdiknas.
Harsuki (2003). Perkembangan Olahraga Terkini Kajian Para Pakar. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Dinas Olahraga dan Pemuda. (2002). Petunjuk Permainan Bolavoli. Jakarta: Dinas
Olahraga dan Pemuda.
Samsudin. (2004). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
SMP/MTs. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Syarifudin, (2000). Kunci Sukses Pengembangan Program Pendidikan Jasmani.
Jakarta: Ardadizya Jaya.
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam teori dan praktek.
Prestasi Pustaka.
Jakarta:
………. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
47
Download