1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Status kesehatan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kelainan fisiologi
tubuh, tetapi juga dari kondisi psikologis. Setiap hari, manusia akan selalu
dihadapkan dengan berbagai situasi yang dapat mempengaruhi kondisi afek atau
moodnya. Setiap manusia memiliki mekanisme pertahanan masing-masing dalam
menghadapi berbagai kondisi agar kestabilan afek atau mood terjaga. Namun,
berbagai kondisi seperti stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan seseorang
mengalami gangguan psikologis, diantaranya gangguan afek atau gangguan mood.
Afek adalah ekspresi emosi yang dapat diamati, sedangkan mood adalah emosi
berkelanjutan yang dialami pasien dan dilaporkan secara subjektif serta dapat
diamati oleh orang lain (Hidasi, 2013). Gangguan mood masih merupakan bagian
integral dari psikologi klinis. Gangguan mood memiliki gejala umum manik dan
depresi (Canadian Psychiatric Association, 2002). Individu yang mengalami
depresi merasa tidak berguna, sedih, kehilangan minat dalam aktivitasnya, nafsu
makan hilang, hingga perasaannya ini mengganggu fungsi sosialnya (Canadian
Psychiatric Association, 2002). Depresi berat memiliki jumlah penderita terbanyak
ke-7 dari seluruh penyakit dan gangguan jiwa terbanyak di dunia (WHO, 2004).
Depresi yang tidak tertangani berakibat pada meningkatnya kasus bunuh diri (Stein,
Dan J., 2006). Menurut data dari WHO
1
2
tahun 2005, kasus bunuh diri karena depresi di Indonesia adalah 24 dari 100.000
penduduk, diperkirakan akan semakin meningkat tiap tahun. Sementara itu,
individu yang mengalami gejala manik akan menampakkan afek ceria, terlalu
energik, berbicara tanpa henti, dan hal ini mengganggu fungsi kehidupannya
(Canadian Psychiatric Association, 2002).
Gangguan bipolar sering disebut sebagai gangguan manik depresi, menurut
National Intitute of Mental Health merupakan gangguan mood yang mempunyai
karakteristik adanya fluktuasi mood yang ekstrim dimulai dari euforia menjadi
depresi berat, dan diperantarai oleh periode mood yang normal (eutimik).
Gangguan bipolar merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang
penting, yang terjadi hampir 2% - 4% dari populasi (Miller et al, 2010). Penyakit
ini diperkirakan telah mempengaruhi lebih dari lima juta orang di Amerika. 3-5
orang dari setiap 100 orang dipastikan mengidap gangguan bipolar. Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan di Amerika Serikat, jumlah anak-anak dan remaja
yang menderita penyakit ini meningkat sebesar 40 % dari tahun 1994-2003 dan
diprediksiakan terus meningkat setiap tahunnya. (Lieberman, 2009).
Komplikasi dan dampak gangguan bipolar ini cukup kompleks dan sangat
menggangu fungsi sosial seseorang seperti masalah kecanduan alkohol atau
ketergantungan narkoba, masalah hukum, masalah keuangan, permasalahan
hubungan sosial, tindakan isolasi dan hidup menyendiri, kualitas kinerja buruk di
sekolah atau di tempat kerja, sering bolos kerja atau sekolah hingga yang paling
fatal adalah tindakan bunuh diri (WHO, 2013).
3
Salah satu rumah sakit rujukan untuk gangguan jiwa termasuk penderita
bipolar adalah RSUP dr. Sardjito. Selama ini belum pernah dilakukan penelitian
presentase penderita gangguan afektif bipolar di departemen jiwa RSUP Dr.
Sardjito. Data dalam rekam medis di RSUP dr. Sardjito sudah ada namun informasi
yang valid mengenai penyakit ini belum dapat dimanfaatkan.
Penderita gangguan afektif bipolar dapat menjadi beban keluarga dan
masyarakat apabila tidak ditangani dengan baik. Dengan mengetahui jumlah
penderitanya, diharapkan proses pengambilan keputusan dan penanganan pasien
bipolar di RSUP dr. Sardjito dapat ditingkatkan. Selain itu, data presentase ini dapat
digunakan untuk kepentingan penelitian.
Dengan mengetahui jumlah penderita gangguan afektif bipolar, hal ini akan
mempermudah dalam pemetaan kelompok mana saja yang rentan menderita
gangguan afektif bipolar berdasarkan tipe, usia, jenis kelamin, status pendidikan,
dan status pekerjaan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana prevalensi pasien gangguan afektif bipolar di RSUP dr. Sardjito
tahun 2012-2014?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui prevalensi penderita gangguan afektif bipolar di RSUP dr. Sardjito
tahun 2012-2014
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
a. Mempelajari gangguan afektif bipolar lebih dalam sehingga
meningkatkan pemahaman penyakit tersebut
b. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam melakukan
penelitian
c. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama menjalani
pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
2. Bagi perguruan tinggi/pendidikan
a. Mewujudkan tridarma perguruan tinggi dalam melaksanakan fungsi
dan tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
b. Mewujudkan Universitas Gadjah Mada sebagai universitas riset
dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan.
c. Mendapatkan data awal tentang presentase penderita gangguan afektif
bipolar berdasarkan tipe, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan
status pekerjaan
3. Bagi masyarakat
a. Memberikan edukasi dan pengetahuan secara umum mengenai
presentase gangguan afektif bipolar berdasarkan tipe, usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan dan status pekerjaan di Departemen
Jiwa RSUP dr. Sardjito tahun 2012-2014.
5
E. Keaslian Penelitian
1. Putra (2012) Distribusi Masalah Psikososial dan Lingkungan pada Pasien
Gangguan Bipolar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang
menjadi masalah psikososial dan lingkungan pada pasien gangguan bipolar
dan mengetahui karakteristik sosiodemografik pasien gangguan bipolar
berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan
status perkawinan. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah
topik
dan
metode
penghitungan
jumlah
karakteristik
sosiodemografik pasien bipolar. Perbedaannya terdapat pada subjek yang
digunakan. Untuk penelitian yang akan dilakukan, subjek adalah pasien
gangguan bipolar di departemen jiwa RSUP Dr. Sardjito tahun 2012-2014.
2. Fornaro et al (2016) The Prevalence and Predictors of Bipolar and
Borderline Personality Disorder Comorbidity: Systematic Review and
Meta-Analysis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan
prediktor gangguan bipolar dan gangguan personalitas borderderline.
Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah mengenai topik
yang diangkat, yakni prevalensi bipolar. Perbedaannya terletak pada metode
yang digunakan. Penelitian Fornaro et al merupakan suatu systematic
review.
3. McDonald et al (2015) Prevalence of Bipolar I and II Disorder in Canada.
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi prevalensi gangguan bipolar I
dan gangguan bipolar II di Kanada pada tahun 2012. Persamaan dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah topik yang diangkat, yaitu prevalensi
6
bipolar. Sedangkan perbedaannya terletak di subjek penelitian dan tempat
pengambilan sampel. Penelitian McDonald et al menggunakan survey
wawancara dan mengambil tempat di Kanada.
Download