KULINER HALAMAN 9 FOTO - FOTO: RENO #3 | DESEMBER 2010 | sosis ikan hiu snitzel daging ikan hiu SENSASI DAGING IKAN HIU PADA AKHIR TAHUN Hiu memiliki bau amis yang tajam, sehingga memerlukan aneka rempah, tidak hanya lemon, tapi juga campuran angciu, jahe, bawang putih, juga oregano. teak ikan hiu? Ikan hiu mana dulu? Karena tak setiap jenis hiu bisa diburu bebas untuk dikonsumsi. Contohnya hiu sentani, yang menurut UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Hayati, termasuk jenis hiu yang dilindungi. Nah, jika sudah yakin hiu yang akan disantap “aman” dan masih penasaran dengan daging raja lautan ini, cobalah mengunjungi S Java Steak, yang terletak di Jalan Boulevard Utara Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Resto yang dikenal kerap menyajikan steak unik ini sejak awal November lalu mulai mengenalkan steak ikan hiu. “Selama ini, masyarakat biasa mengenal menu sup sirip ikan hiu. Jadi kenapa kami tidak berkreasi dengan menu berbahan daging ikan hiu?” ujar Heru Santoso, c h e f Ja- Sirloin New Zealand Beef va Steak. Sore itu, tak hanya steak ikan hiu, tapi juga aneka menu lain yang diolah dari daging ikan hiu siap disantap. Hidangan pembuka adalah sup yang disajikan dalam mangkuk kecil. Kendati komposisinya sangat sederhana, yaitu daging ikan hiu dan sawi asin, kuah kaldu kaya rempah dan bumbu, di antaranya jahe, merica, bawang putih, termasuk oregano (bumbu Italia). Menurut Heru, tantangan mengolah ikan hiu adalah menghilangkan bau amis yang menyengat. “Berbeda dengan jenis ikan lainnya, hiu memiliki bau amis yang tajam, sehingga memerlukan aneka rempah, tidak hanya lemon, tapi juga campuran angciu, jahe, bawang putih, juga oregano,” ujarnya. Setelah mencicipi sup, satu per satu menu utama kemudian mendapat giliran. Di antaranya steak ikan hiu. Tampilannya tidak berbeda dengan steak bia- sa. Potongan daging ikan tampak tebal, dengan warna khas sajian panggang, cokelat kehitam-hitaman dan disajikan dengan pelengkap salad siram mayones, kentang tumbuk (mashed potatoes), dan kentang goreng. Daging hiu terasa sangat berbeda dengan ikan biasa. Kendati teksturnya mirip ikan, namun mudah hancur saat dikunyah. Selain itu, rasa ikan tidak terlalu gurih, namun cukup enak disantap. Java Steak juga menyajikan menu utama lainnya berbahan ikan hiu, di antaranya Scnitzel. Sajian ini diolah dari daging hiu yang digiling dicampur telur dan susu, kemudian dilumuri tepung roti sebelum digoreng. Sebagai pelengkap, disertakan sayuran wortel dan buncis, juga kentang goreng. Sosis juga diolah dari ikan hiu yang digiling halus dan dimasukkan dalam plastik panjang untuk memperoleh bentuk khas sosis. ”Tanpa pewarna, kami sajikan seperti warna daging asli. Untuk tambahan bumbu, diberikan rosemary di dalamnya,” ujar Heru. Racikan ala Western juga di pada sate hiu yang disajikan dengan garlic butter buatan sendiri. Demikian pula burger yang menggoda dengan tumpukan roti tebal, sayuran segar, dan, tentu saja, daging hiu. Java Steak juga menyajikan aneka macam saus untuk aneka menu utama tersebut. Selain sweet chili sauce, tersedia barbegue sauce, black pepper sauce, dan mushroom sauce. Meski Anda menggemari jenis hidangan yang satu ini, sebaiknya tetaplah menyadari keberadaan mereka agar tak punah diburu mereka yang tak bertanggung jawab. ■ TIM INFO TEMPO Tak mudah mengolah Hiu eru mengakui daging hiu kurang dikenal masyarakat untuk konsumsi makanan sehari-hari. Selain sulit diperoleh, harganya cukup mahal, yaitu sekitar Rp 43 ribu per kilogram. ”Kulit ikan hiu juga melekat kuat pada daging sehingga proses pengulitan agak sukar. Caranya, harus dengan penyayatan bagian punggung ikan dengan kedalaman sayatan sekitar 2-4 cm,” tuturnya. Masyarakat selama ini lebih mengenal menu hidangan sirip ikan hiu, yang lezat dimakan. Bahkan di Cina, menu tersebut dijadikan “panganan wajib” kalangan istana sejak Dinasti Ching. Namun, selain daging, tulang rawan hiu berkhasiat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Hiu termasuk hewan bertulang belakang, namun seluruhnya justru terdiri atas tulang rawan (cartilage). Dalam tulang rawan hiu terkandung protein, kalsium, fosfor, karbohidrat, air, serat, lemak serta komponen alamiah lainnya sebagai nutrisi. Dalam suatu penelitian dihasilkan temuan tulang rawan hiu mampu menjaga pertumbuhan dan penyebaran sel tumor, membantu mengurangi rasa sakit dan nyeri pada tulang, membantu menghindarkan penyakit rematik, memperkuat dan menjaga fungsi tulang, dan lain sebagainya. Habitat ikan hiu umumnya adalah di laut. Hiu umumnya ditemukan di perairan dalam berkarang dengan dasar yang tidak terlalu terjal. Ukuran dan berat ikan hiu sangat bervariasi, bergantung pada jenis hiu dan habitatnya. Berat rata-rata badan hiu sekitar 51 persen dari berat totalnya. Persentase daging fillet sekitar 42 persen dan bagian kepala sekitar 24 persen. Sedangkan sirip hiu umumnya hanya sekitar 5 persen. ● H