ANALISIS AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI KEUANGAN PADA PT BUMI SARANA BETON MAKASSAR Oleh : Arfina Email : [email protected] Pembimbing I : Firman Menne Email : [email protected] Pembimbing II : Thanwain Email : [email protected] Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa ABSTRACT Arfina, 2016. Thesis. Analysis of Financial Functions Top Management Audit at PT Bumi Sarana Beton Makassar. (Guided by the Firman Menne, SE., M.Sc., AK., CA as counselors and mentors I Thanwain, SE., M.Si sebagai Advisor II). This study aims to: determine the application of the management audit of the financial functions undertaken by PT Bumi Sarana Beton in Makassar. In collecting data the author uses the method of writing as literature study to obtain literature-literature books that support for scientific writing, the author Fields ini.Penelitian direct observation to PT Bumi Sarana Beton Makassar .. Technics analysis used by the writer is descriptive method. Based on the results of the discussions that the authors have described, the author concludes that in PT Bumi Sarana Beton Makassar finance department the company has succeeded in supporting efforts to achieve the financial goals of the company. It can be seen from the performance of the financial section embodied in the financial statement (balance sheet and income statement). The results of the analysis and financial ratios based on the financial statements of PT Bumi Sarana Beton showed that the management of PT Bumi Sarana Beton has been able to increase profits, so it can be concluded that the financial part of PT Bumi Sarana Beton has successfully meendukung efforts to achieve the financial goals of the company. Support for the phase to the company's financial goals also manifested itself in compliance with the company's financial control system running. ----------------Keywords : Audit Management Profit Up Function Vol 3, No. 001 (2017) Arfina 29 PENDAHULUAN Laba merupakan indikator untuk menilai kinerja operasional perusahaan. Laba yang dilaporkan mencerminkan keberhasilan atau kegagalan perusahaan dalam mencapai tujuan operasional yang telah ditetapkan. Selain itu, dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, dijelaskan pula bahwa laba juga dapat membantu mengestimasi laba representatif dalam jangka panjang, memprediksi laba, dan menaksir risiko dalam investasi atau kredit. Oleh karena hal itu, laba sering menjadi perhatian utama investor maupun kreditur sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan bisnis. Dengan adanya manajemen laba, maka laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak mencerminkan keadaan perusahaan sesungguhnya. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut menjadi bias dan tidak dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan bisnis bagi pemangku kepentingan perusahaan (stakeholders). Dengan alasan ini, maka investor perlu untuk mengetahui kualitas laba dari suatu laporan keuangan untuk mengurangi risiko kegagalan informasi (Schipper, 2004). Laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang mengalami sedikit gangguan persepsian (perceived noise) di dalamnya dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan sesungguhnya (Grahita 2011:1). Manajemen seringkali menemukan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan. Maka dari itu manajemen memerlukan informasi khusus untuk memenuhi tujuan tertentu pihak manajemen tersebut. Kebutuhan akan informasi tersebut dapat dipenuhi dengan adanya sistem informasi akuntansi manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan(input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu pihak manajemen (Hansen.Mowen, 2005). Manajemen laba juga merupakan suatu hal atau fenomena yang menarik untuk dibahas terkait akibat dari perlakuan manajemen. Manajemen laba dapat terjadi dengan cara penyusunan laporan keuangan yang menggunakan dasar akrual. Sistem akuntansi akrual yang terdapat pada prinsip akuntansi yang Vol 3, No. 001 (2017) Arfina 30 berterima umum memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat pertimbangan akuntansi yang akan memberi pengaruh kepada pendapatan yang dilaporkan. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Audit Menurut Whittington, (2012:4) dapat didefinisikan Audit adalah pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh perusahaan akuntan publik yang idpenden. Audit terdiri dari penyelidikan mencari catatan akntansi dan bukti lain yang mendukung laporan keuangan tersebut. Dengan memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal perusahaan, dan melakukan prosedur audit lain, auditor akan mengumpulkan bukti yang diperlukan untunk menentukan apakah laporan keuangan menyediakan adil dan cukup melengkapi gambaran posisi keuangan perusahaan dan kegiatan selama periode yang di audit. Jenis-jenis Audit Audit pada umumnya dibagi menjadi 3 (Mulyadi, 2002) yaitu: a. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) b. Audit Kepatuhan (Compliance Audit) c. Audit Operasional (Operational Audit) Standar Audit Menurut Standar Profesioal Akuntan Publik (2001) kesepuluh standar auditing dibagi menjadi tiga kelompok standar, yaitu: 1. Standar Umum 2. Standar Pekerja Lapangan 3. Standar Pelaporan Pengertian Audit Manajemen Audit manajemen adalah pengkajian (review) atas setiap bagian dari prosedur dan metode yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Hasil rekomendasi suatu audit manajemen biasanya Vol 3, No. 001 (2017) Arfina 31 berupa rekomendasi kepada manajemen untuk perbaikan operasi (Haryono Yusuf, 2001:16). Prinsip Dasar Audit Manajemen Ada tujuh prinsip dasar yang harus diperhatikan auditor agar manajemen dapat mencapai tujuan dengan baik (Bayangkara, 2008:5), yang diuraikan secara singkat sebagai berikut : 1. Audit dititik beratkan pada objek audit yang berpeluang dapat diperbaiki. 2. Prasyarat penilaian terhadap kegiatan objek audit. 3. Pengungkapan dalam laporan mengenai temuan-temuan yang bersifat positif memberikan penilaian objektif terhadap objek yang diaudit. 4. Identifikasi individu-individu yang bertanggung jawab atas kekurangankekurangan yang terjadi. 5. Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggungjawab. 6. Pelanggaran hukum. 7. Penyelidikan atau pencegahan kecurangan. Tahap-tahap Audit Menurut Bayangkara (2008:9) ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu: 1). Audit Pendahuluan, 2) Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen 3) Audit Terinci, 4) Pelaporan, 5) Tindak Lanjut. Pengertian Fungsi Keuangan Fungsi keuangan bertujuan untuk mengatur pencarian sumber – sumber dana yang dibutuhkan bagi perusahaan dan kemudian mengatur penggunaan dari dana yang telah diperolehnya itu. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber dana intern yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri maupun sumber dana ekstern yang berasal dari luar perusahaan. Pengertian Laba Laba rugi selisih kurs merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi laba perusahaan. Selisih kurs didapat dari tenggang waktu antara waktu transaksi dan waktu pembayaran dimana didalam tenggang waktu tersebut kurs rupiah juga Vol 3, No. 001 (2017) Arfina 32 berubah. Adanya selisih kurs dipandang oleh Investor sebagai sebuah konsekuensi atas strategi perusahaan. Dalam mengelola keuangannya dan mengatur transaksitransaksinya, sekaligus menunjukkann pemahaman perusahaan terhadap kecenderungan kondisi ekonomi internasional. Fungsi Laba Laba memberikan pertanda krusial untuk realokasi sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat sebagai refleksi peubahan selera kondumen dan permintaan sepanjang waktu. Laba bukanlah suatu system yang sempurna. Lana bukanlah satu-satunya yang dikejar oleh manajemen , melainkan aspek pelayanan. Ditinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan koperasinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima oleh anggota. Pengertian Manajamen Laba Belkaoui (2006:74) berpendapat bahwa para manajer memiliki fleksibilitas untuk memilih di antara beberapa cara alternatif dalam mencatat transaksi sekaligus memilih opsi-opsi yang ada dalam perlakuan akuntansi yang sama. Fleksibilitas ini, yang dimaksudkan untuk memungkinkan para manajer mampu beradaptasi terhadap berbagai situasi ekonomi dan menggambarkan konsekuensi ekonomi sebenarnya dari transaksi tersebut, dapat juga digunakan untuk memengaruhi tingkat pendapatan pada suatu waktu tertentu dengan tujuan untuk memberikan keuntungan bagi manajemen dan para pemangku kepentingan (stakeholder). Faktor-Faktor yang mempengaruhi Manajemen Laba Manajer memilih kebijakan akuntansi untuk mengutamakan kepentingan mereka sendiri, yang belum tentu juga menjadi kepentingan perusahaan. Faktorfaktor manajemen laba yang diajukan Watt dan Zimmerman (1996) dalam Scott (2000:277)adah: 1). TheBonus Plalan Hypothesis, 2) The Debt Covenant Hypothesis, 3) The Political Cost Hypothesis Vol 3, No. 001 (2017) Arfina 33 METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode descriptive yaitu dengan cara menugmpulkan data, menyusun, menginterprestasikan sehingga diperoleh gambaran masalah yang diteliti secara jelas, lalu kemudian memproses data tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis dan Penyelidikan Penyimpangan/Deviasi Sasaran Finansial Perusahaan Bagian keuangan mendukung tercapainya sasaran tersebut dengan cara bekerja sebaik-baiknya agar dapat memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan. Hasil dukungan tersebut disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang disusun setiap tahun untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Analisis yang digunakan untuk laporan keuangan ini adalah analisi rasio keuangan yang meliputi: 1. Rasio likuiditas berupa rasio lancar dan rasio cepat 2. Rasio leverage berupa rasio hutang dan rasio penutupan 3. Rasio aktivitas berupa rasio perputaran persediaan, rasio periode penagihan rata-rata, rasio perputaran aktiva tetap, dan rasio perputaran total kativa 4. Rasio profitabilitas berupa marjin laba, ROI, dan ROA TABEL 1. TABEL TAHUN 2011-2013 PT BUMI SARANA BETON No Jenis Rasio 1 Rasio Likuiditas 2 2011 2012 2013 a. Rasio Lancar 1,57 1,74 1,96 b. Rasio Cepat 1,21 1,21 1,42 a. Rasio Hutang 44% 43% 40% b. Rasio Penutupan 2,89 4,20 5,22 Rasio Laverage Vol 3, No. 001 (2017) Arfina 34 3 4 Rasio Aktivitas a. Perputaran Persediaan 2,29 1,83 1,75 b. Periode penagihan rata-rata 214,05 208,27 217,02 c. Perputaran aktiva tetap 1,18 1,37 1,65 d. Perputaran total aktiva 0,36 0,36 0,37 a. Marjin Laba 6% 8% 10% b. ROA 3% 4% 5% c. ROI 5% 7% 9% Rasio Profibilitas Hasil perhitungan diatas dapat dianalisa sebagai berikut : 1) Rasio Likuiditas a) Rasio Lancar Rasio ini dapat dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Pada tahun 2011 perusahaan dapat memenuhi kewajiban lancarnya sebanyak 1,57 kali, hal ini berarti PT Bumi fgSarana Beton meimiliki Rp 1,57 dalam aktiva lancarnya untuk setiap Rp 1 dalam hutang (kewajiban lancar) dan dapat melikuidasi aktiva lancarnya sebesar 63% dari nilai bukunya dan tetap mampu melunasi seluruh kewajiban lancarnya. Akan tetapi rasio ini terus meningkat dari tahun ketahun yaitu pada 2012 sebeesar 1.74 kali yang berarti perusahaan memiliki Rp 1,74 kali dalam aktiva lancar untuk setiap Rp 1 dalam hutag dan dapat melikuidasi aktiva lancarnya sebesar 50% dari nilai bukunya. Sedangkan pada tahun 2013 jumlah rasio lancar PT Bumi Sarana Beton adalah Rp 1,96 dalam aktiva lancarnya untuk setiap Rp 1 dalam hutang dan dapat melikuidasi aktiva lancarnya sebesar 50% dari nilai bukunya. Nilai rasio lancar ini harus dijaga agar tidak terlalu tinggi atauu terlalu rendah. Rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka duua, meskipun tidak ada standar yang pasti untuk penentuan rasio lancar yang Vol 3, No. 001 (2017) Arfina 35 seharusnya. Dari hasil analsis rasio ini dapat diketahui bahwa perusahaan mampu membayar seluruh kewajiban lancarnya. b) Rasio Cepat Rasio cepat dapat dihitung dengan menggunakan persediaan aktiva lancar dan sisanya dibagi dengan kewajiban lancar. Rasio cepat merupakan ukuran penting untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan penjualan perrsediaan, hal ini dikarenakan perseediaan merupakan unsur aktiva lancar yang paling tidak likuid dan seringkali merupakan kerugian jika terjadi likuidasi. Hasil perhitugan rasio cepat PT Bumi Sarana Beton juga menunjukan peningkatan dari tahun ketahun, yaitu pada tahun 2011 sebesar Rp 1,21 kali yang berarti bahwa perusahaan memiliki Rp 1,21 dalam aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan untuk setiap Rp 1 hutang (kewajiban lancar). Pada tahun 2012 jumlah rasio ini masih tetap sama dengan tahun 2011, namun pada tahun 2013 rasio ini meningkat menjadi sebesar Rp 1,42 kali yang berarti perusahaan memiliki Rp 1,42 dalam aktiva lancar dikurangi persediaan dibanding untuk setiap Rp 1 dari hutang. Hasil perhitungan dari rasio cepat PT Bumi Sarana Beton masih tetap mampu melunasi seluruh kewajiban lancarnya yang telah jatuh tempo tanpa hasil penjualan dari persediaannya. Secara keseluruhan rasio likuidasi PT Bumi Sarana Beton sudah cukup baik dan perusahaan dapat dikatakan likuid karena mampu memenuhi seluruh kewajiban lancarnya yang sudah jatuh tempo. Dari hasil perhitungan likuiditas ini perusahaan dapat meyakinkan kreditor untuk memberikan pinjaman, namun perusahaan juga harus memperhitungkan dengan cermat jumlah hutang yang akan dipakai agar likuiditas perusahaan tidak terancam. 2. Rasio Profibilitas a) Marjin Laba Marjin laba didefiniskan sebagai laba bersih dibagi dengan penjualan. Rasio ini mengukur jumlah laba yang diperoleh atas penjualan. Marjin laba PT Bumi Sarana Beton pada tahun 2011 6% yang berarti bahwa setiap Vol 3, No. 001 (2017) Arfina 36 rupiah hasil penjualan PT Bumi Sarana Beton memperoleh laba sebesar 6% atau 0,06 rupiah. Perolehan PT Bumi Sarana Beton pada tahun 2012 meningkat menjadi 8% dan terus meningkat pada tahun 2013 menjadi 10%. Hal ini bisa dikatakan bahwa PT Bumi Sarana Beton telah berhasil untuk menekan banyak produksi sehingga laba yang dihasilkan dapat meningkat. Jumlah ini merupakan hasil yang menggembirakan dan merupakan tanda keberhasilan perusahaan dalam beroperasi. b) ROA ROA (Return On Assets) atau hasil pengembalian atas total aktiva diperoleh dengan cara laba bersih ditambah bunga yang dikalikan dengan pajak kemudian hasilnya dibagi dengan total aktiva. Rasio ini mencoba untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya. Rasio ini digunakan untuk mengetahui hasil pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak. ROA PT Bumi Sarana Beton pada tahun 2011, 2012, dan 2013 adalah 3%, 4%, dan 5%. PT Bumi Sarana Beton telah berhasil meningkatkan hasil pengembalian atas total aktivanya dari tahun ke tahun, jadi dapat dikatakan bahwa PT Bumi Sarana Beton telah berhasil mengelola seluruh aktivanya dengan baik. c) ROI ROI (Return on Investmen) atau hasil pengembalian atas modal didapat dengan membagi laba bersih atas modal. Rasio ini digunakan untuk mengukur hasil pengembalian dari investasi para pemegang saham. ROI PT Bumi Sarana Beton pada tahun 2011 adalah 5% yang berarti para pemegang saham mendapat hasil pengembalian atas investasinya sebesar 5%, pada tahun 2012 sebanyak 7% dan pada tahun 2012 sebanyak 9%. Jumlah ROI yang terus mengalami peningkatan juga merupakan petunjuk umum tingkat keberhasilan perusahaan. Hasil dari seluruh analisis rasio keuangan diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah berhasil mengelola seluruh sumber daya yang dimilikinya dengan baik, namun perlu diperhatikan bahwa ada kecenderungannya adanya ketidak efektifan pengelola aktiva, dalam hal ini adalah persediaan. Diketahui Vol 3, No. 001 (2017) Arfina 37 bahwa persediaan juga turut berpengaruh pada laba perusahaan, oleh karena itu alangkah baiknya jika perusahaan mulai mengenai pengelolaan persediaan dengan lebih baik. Keseluruhan hasil dari analisis rasio keuangan sudah baik dan ada kecenderungan peningkatan hasil dari tahun ke tahun, untuk itu perusahaan diharapkan dapat terus mempertahankan kondisi ini bahkan meningkatkannya menjadi lebih baik lagi. Dari hasil analisis ini juga dapat diketahui bahwa bagian keuangan telah melakukan fungsinya dengan baik dalam mendukung upaya pencapaian tujuan perusahaan. Bagian keuangan telah dengan seksama mengelola sumber daya yang dipercayakan padanya sehingga dapat meningkatkan hasil laba perusahaan, berarti bagian keuangan juga cukup punya andil dalam pencapaian sasaran finansial perusahaan yaitu memperoleh laba yang setinggi-tingginnya. Akan tetapi bagian keuangan perlu lebih seksama dalam mengelola persediaan sehingga persediaan tidak menumpuk digudang dan tingkat perputarannya mengalami peningkatan. Dukungan bagian keuangan dalam upaya pencapaian sasaran finansial perusahaan tidak hanya dapat dilihat dari laporan keuangan saja, namun secara internal dukungan bagian keuangan dapat dinilai dari kepatuhannya terhadap kebijakan keuangan yang ditetapkan oleh perusahaan. Kebijakan keuangan yang ditetapkan PT Bumi Sarana Beton tidakterlalu kompleks. Perusahaan hanya meminta karyawann dan manajer perusahaan untuk selalu mematuhi semua prosedur yang berlaku dalam sistem pengendalian keuangan. Kepatuhan tersebut dapat berupa penandatanganan dokuemn-dokumen keuangan dari otoritas yang berlaku, seperti bukti permintaan barang yang harus dengan sepengetahuan dan otoritas manajer produksi, bukti pengeluaran kas yang harus ditandatangani oleh direktur utama atau menyetorkan uang kas kebank setiap harinya. Pada analisa tentang obyek audit yang pertama ini, yaitu sasaran finansial perusahaan, auditor telah menemukan bahwa bagian keuangan sudah cukup mendukung upaya perusahaan dalam mencapai sasaran finansial perusahaan. Auditor juga menyampaikan bukti dokumentasi atas temuan tersebut berupa bukti penyetoran ke bank, bukti otorisasi barang, bukti pengeluaran kas, serta hasil dari analisis rasio keuangan atas neraca dan laporan laba rugi PT Bumi Sarana Beton. Vol 3, No. 001 (2017) Arfina 38 Kuisioner Audit Manajemen Atas Fungsi Laba TABEL 2. DAFTAR KUISIONER AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI LABA PADA PT BUMI SARANA BETON Pertanyaan di bawah ini dijawab dengan kode “√” pada kolom Ya atau Tidak No Pertanyaan I UMUM Ya a. Apakah perusahaan membuat struktur Tidak Ket √ organisasi ? √ b. Apakah ada job description yang mengatur kegiatan manajemen atas fungsi laba ? √ c. Apakah ada kriteria untuk menilai prestasi bagian audit manajemen ? 2 PENJUALAN DAN PEMBELIAN √ a. Apakah perusahaan menganalisis strategi yang diterapkan pada fungsi laba ? b. Apakah perusahaan membuat ramalan √ penjualan setiap tahun ? 3 PENGENDALIAN a. Apakah telah dilakukan analisis untuk √ mengetahui penyebab terjadinya selisih antara anggaran dan realisasinya ? Berdasarkan hasil kuesioner tersebut diatas maka perusahaan PT Bumi Sarana Beton membuat struktur organisasi dengan job descripton yang mengatur kegiatan manajemen atas fungsi laba dengan kriteria untuk menilai prestasi bagian audit manajemen guna menganilisis strategi yang ditetapkan pada fungsi laba sehingga perusahaan membuat ramalan penjualan setiap tahunnya bertujuan untuk Vol 3, No. 001 (2017) Arfina 39 dilakukannya analisis sehingga mengetahui penyebab terjadinya selisih antara anggaran dan realisasi. KESIMPULAN Audit manajemen atas fungsi laba ini cukup memakan waktu yang lama, namun hasil temuan-temuan yang diperoleh selama proses audit diharapkan dapat memberi masukan bagi perusahaan. Dari hasil analisis yang dilakukan pada tahap audit ketiga, auditor mendapatkan suatu kesimpulan yang dapat digunakan, auditor mendapatkan suatu kesimpulan yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitin ini, yaitu : 1. Bagian laba perusahaan telah berhasil dalam mendukung upaya pencapaian sasaran finansial perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari kinerja bagian keuangan yang diwujudkan dalam laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi). Hasil analisis dan rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan PT Bumi Sarana Beton menunjukkan bahwa manajemen PT Bumi Sarana Beton telah mampu meningkatkan perolehan laba, sehingga dapat disimpulkan bahwa bagian keuangan PT Bumi Sarana Beton telah berhasil meendukung upaya pencapaian sasaran finansial perusahaan. Dukungan terhadap pecapaian sasaran finansial perusahaan juga terwujud dalam kepatuhannya menjalankan sistem pengendalian keuangan perusahaan. 2. Perencanaan laba yang menjadi salah satu fungsi bagian keuangan ternyata terlaksana secara maksimal. Penggunaan keuangan dalam perusahaan masih sudah terarah dengan baik sehingga memungkinkan tidak akan terjadinya pemborosan penggunaan dana perusahaan. Vol 3, No. 001 (2017) Arfina 40 DAFTAR PUSAKA Amin Wijaya Tunggal, (2000). Manajamen Audit Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta Arens, A.A., dan J.K Loebbecke. (1997). Auditing, Buku Dua. Diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf. Salemba Empat, Jakarta. Ayres, F.L (1994). Perception of Earnings Quality: What Managers Need to Know ? Management Accounting, Hal.27-29. Bayangkara, IBK. 2008. Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Jakarta Salemba Empat, Jakarta. Belkaoui, Ahmed Riahi, 2006. Teori Akuntansi, Edisi Kelima, Terjemahan Ali Akbar Yulianto, Risnawati Dermauli, Salemba Empat, Jakarta. Gumanti, T.A. 2000. Earning Management Dalam Penawaran Pasar Perdana Di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi III., Jakarta. Haryono Jusup 2001, Dasar-dasar Akuntansi, Jilid 2. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu YKPN. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Salemba Empat, Jakarta. Scott, W. R. 2000. Financial Accounting Theory, 2nd edition. Prentice Hall Canada Inc Stice, James D., et al, 2009. Akuntansi Keuangan, Edisi Keenam belas, Salemba Empat Jakarta Whttington, O.Ray and Kurt Pany 2012. Principles of Auditing, and Other Assurance Service, 1th Edition, Mc-Graw-Hill, New York, NY Vol 3, No. 001 (2017) Arfina 41