(2017) Arfina 29 ANALISIS AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI

advertisement
ANALISIS AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI KEUANGAN
PADA PT BUMI SARANA BETON
MAKASSAR
Oleh :
Arfina
Email : [email protected]
Pembimbing I :
Firman Menne
Email : [email protected]
Pembimbing II :
Thanwain
Email : [email protected]
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Bosowa
ABSTRACT
Arfina, 2016. Thesis. Analysis of Financial Functions Top Management Audit at PT Bumi
Sarana Beton Makassar. (Guided by the Firman Menne, SE., M.Sc., AK., CA as
counselors and mentors I Thanwain, SE., M.Si sebagai Advisor II). This study aims to:
determine the application of the management audit of the financial functions undertaken
by PT Bumi Sarana Beton in Makassar.
In collecting data the author uses the method of writing as literature study to obtain
literature-literature books that support for scientific writing, the author Fields
ini.Penelitian direct observation to PT Bumi Sarana Beton Makassar .. Technics analysis
used by the writer is descriptive method.
Based on the results of the discussions that the authors have described, the author
concludes that in PT Bumi Sarana Beton Makassar finance department the company has
succeeded in supporting efforts to achieve the financial goals of the company. It can be
seen from the performance of the financial section embodied in the financial statement
(balance sheet and income statement). The results of the analysis and financial ratios
based on the financial statements of PT Bumi Sarana Beton showed that the management
of PT Bumi Sarana Beton has been able to increase profits, so it can be concluded that
the financial part of PT Bumi Sarana Beton has successfully meendukung efforts to
achieve the financial goals of the company. Support for the phase to the company's
financial goals also manifested itself in compliance with the company's financial control
system running.
----------------Keywords : Audit Management Profit Up Function
Vol 3, No. 001 (2017) Arfina
29
PENDAHULUAN
Laba merupakan indikator untuk menilai kinerja operasional perusahaan.
Laba yang dilaporkan mencerminkan keberhasilan atau kegagalan perusahaan
dalam mencapai tujuan operasional yang telah ditetapkan. Selain itu, dalam
Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, dijelaskan pula bahwa
laba juga dapat membantu mengestimasi laba representatif dalam jangka panjang,
memprediksi laba, dan menaksir risiko dalam investasi atau kredit. Oleh karena
hal itu, laba sering menjadi perhatian utama investor maupun kreditur sebagai
dasar pertimbangan pengambilan keputusan bisnis.
Dengan adanya manajemen laba, maka laba yang dilaporkan dalam
laporan keuangan tidak mencerminkan keadaan perusahaan sesungguhnya.
Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut menjadi bias dan tidak
dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan bisnis bagi pemangku kepentingan
perusahaan (stakeholders). Dengan alasan ini, maka investor perlu untuk
mengetahui kualitas laba dari suatu laporan keuangan untuk mengurangi risiko
kegagalan informasi (Schipper, 2004). Laba akuntansi yang berkualitas adalah
laba akuntansi yang mengalami sedikit gangguan persepsian (perceived noise) di
dalamnya dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan sesungguhnya
(Grahita 2011:1).
Manajemen seringkali menemukan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan
untuk pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan. Maka dari itu manajemen
memerlukan informasi khusus untuk memenuhi tujuan tertentu pihak manajemen
tersebut. Kebutuhan akan informasi tersebut dapat dipenuhi dengan adanya sistem
informasi akuntansi manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen adalah
sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan
masukan(input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
tertentu pihak manajemen (Hansen.Mowen, 2005).
Manajemen laba juga merupakan suatu hal atau fenomena yang menarik
untuk dibahas terkait akibat dari perlakuan manajemen. Manajemen laba dapat
terjadi dengan cara penyusunan laporan keuangan yang menggunakan dasar
akrual. Sistem akuntansi akrual yang terdapat pada prinsip akuntansi yang
Vol 3, No. 001 (2017) Arfina
30
berterima umum memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat
pertimbangan akuntansi yang akan memberi pengaruh kepada pendapatan yang
dilaporkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Audit
Menurut Whittington, (2012:4) dapat didefinisikan Audit adalah
pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh perusahaan akuntan publik yang
idpenden. Audit terdiri dari penyelidikan mencari catatan akntansi dan bukti lain
yang mendukung laporan keuangan tersebut. Dengan memperoleh pemahaman
tentang pengendalian internal perusahaan, dan melakukan prosedur audit lain,
auditor akan mengumpulkan bukti yang diperlukan untunk menentukan apakah
laporan keuangan menyediakan adil dan cukup melengkapi gambaran posisi
keuangan perusahaan dan kegiatan selama periode yang di audit.
Jenis-jenis Audit
Audit pada umumnya dibagi menjadi 3 (Mulyadi, 2002) yaitu:
a.
Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
b.
Audit Kepatuhan (Compliance Audit)
c.
Audit Operasional (Operational Audit)
Standar Audit
Menurut Standar Profesioal Akuntan Publik (2001) kesepuluh standar
auditing dibagi menjadi tiga kelompok standar, yaitu:
1.
Standar Umum
2.
Standar Pekerja Lapangan
3.
Standar Pelaporan
Pengertian Audit Manajemen
Audit manajemen adalah pengkajian (review) atas setiap bagian dari prosedur dan
metode yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi
efisiensi dan efektivitas. Hasil rekomendasi suatu audit manajemen biasanya
Vol 3, No. 001 (2017) Arfina
31
berupa rekomendasi kepada manajemen untuk perbaikan operasi (Haryono Yusuf,
2001:16).
Prinsip Dasar Audit Manajemen
Ada tujuh prinsip dasar yang harus diperhatikan auditor agar manajemen dapat
mencapai tujuan dengan baik (Bayangkara, 2008:5), yang diuraikan secara singkat
sebagai berikut :
1. Audit dititik beratkan pada objek audit yang berpeluang dapat diperbaiki.
2. Prasyarat penilaian terhadap kegiatan objek audit.
3. Pengungkapan dalam laporan mengenai temuan-temuan yang bersifat positif
memberikan penilaian objektif terhadap objek yang diaudit.
4. Identifikasi individu-individu yang bertanggung jawab atas kekurangankekurangan yang terjadi.
5. Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggungjawab.
6. Pelanggaran hukum.
7. Penyelidikan atau pencegahan kecurangan.
Tahap-tahap Audit
Menurut Bayangkara (2008:9) ada beberapa tahapan yang harus dilakukan
dalam audit manajemen. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lima,
yaitu: 1). Audit Pendahuluan, 2) Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
3) Audit Terinci, 4) Pelaporan, 5) Tindak Lanjut.
Pengertian Fungsi Keuangan
Fungsi keuangan bertujuan untuk mengatur pencarian sumber – sumber dana yang
dibutuhkan bagi perusahaan dan kemudian mengatur penggunaan dari dana yang
telah diperolehnya itu. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari
berbagai sumber, baik sumber dana intern yang berasal dari dalam perusahaan itu
sendiri maupun sumber dana ekstern yang berasal dari luar perusahaan.
Pengertian Laba
Laba rugi selisih kurs merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi
laba perusahaan. Selisih kurs didapat dari tenggang waktu antara waktu transaksi
dan waktu pembayaran dimana didalam tenggang waktu tersebut kurs rupiah juga
Vol 3, No. 001 (2017) Arfina
32
berubah. Adanya selisih kurs dipandang oleh Investor sebagai sebuah konsekuensi
atas strategi perusahaan. Dalam mengelola keuangannya dan mengatur transaksitransaksinya,
sekaligus
menunjukkann
pemahaman
perusahaan
terhadap
kecenderungan kondisi ekonomi internasional.
Fungsi Laba
Laba memberikan pertanda krusial untuk realokasi sumber daya yang dimiliki
oleh masyarakat sebagai refleksi peubahan selera kondumen dan permintaan
sepanjang waktu. Laba bukanlah suatu system yang sempurna. Lana bukanlah
satu-satunya yang dikejar oleh manajemen , melainkan aspek pelayanan.
Ditinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar
kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan koperasinya. Semakin
tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima
oleh anggota.
Pengertian Manajamen Laba
Belkaoui (2006:74) berpendapat bahwa para manajer memiliki fleksibilitas untuk
memilih di antara beberapa cara alternatif dalam mencatat transaksi sekaligus
memilih opsi-opsi yang ada dalam perlakuan akuntansi yang sama. Fleksibilitas
ini, yang dimaksudkan untuk memungkinkan para manajer mampu beradaptasi
terhadap berbagai situasi ekonomi dan menggambarkan konsekuensi ekonomi
sebenarnya dari transaksi tersebut, dapat juga digunakan untuk memengaruhi
tingkat pendapatan pada suatu waktu tertentu dengan tujuan untuk memberikan
keuntungan bagi manajemen dan para pemangku kepentingan (stakeholder).
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Manajemen Laba
Manajer memilih kebijakan akuntansi untuk mengutamakan kepentingan
mereka sendiri, yang belum tentu juga menjadi kepentingan perusahaan. Faktorfaktor manajemen laba yang diajukan Watt dan Zimmerman (1996) dalam Scott
(2000:277)adah: 1). TheBonus Plalan Hypothesis, 2) The Debt Covenant
Hypothesis, 3) The Political Cost Hypothesis
Vol 3, No. 001 (2017) Arfina
33
METODE PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode descriptive
yaitu dengan cara menugmpulkan data, menyusun, menginterprestasikan sehingga
diperoleh gambaran masalah yang diteliti secara jelas, lalu kemudian memproses
data tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis dan Penyelidikan Penyimpangan/Deviasi
Sasaran Finansial Perusahaan
Bagian keuangan mendukung tercapainya sasaran tersebut dengan cara
bekerja sebaik-baiknya agar dapat memberikan hasil yang optimal bagi
perusahaan. Hasil dukungan tersebut disajikan dalam bentuk laporan keuangan
yang disusun setiap tahun untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Analisis
yang digunakan untuk laporan keuangan ini adalah analisi rasio keuangan yang
meliputi:
1. Rasio likuiditas berupa rasio lancar dan rasio cepat
2. Rasio leverage berupa rasio hutang dan rasio penutupan
3. Rasio aktivitas berupa rasio perputaran persediaan, rasio periode penagihan
rata-rata, rasio perputaran aktiva tetap, dan rasio perputaran total kativa
4. Rasio profitabilitas berupa marjin laba, ROI, dan ROA
TABEL 1.
TABEL TAHUN 2011-2013 PT BUMI SARANA BETON
No
Jenis Rasio
1
Rasio Likuiditas
2
2011
2012
2013
a. Rasio Lancar
1,57
1,74
1,96
b. Rasio Cepat
1,21
1,21
1,42
a. Rasio Hutang
44%
43%
40%
b. Rasio Penutupan
2,89
4,20
5,22
Rasio Laverage
Vol 3, No. 001 (2017) Arfina
34
3
4
Rasio Aktivitas
a. Perputaran Persediaan
2,29
1,83
1,75
b. Periode penagihan rata-rata
214,05
208,27
217,02
c. Perputaran aktiva tetap
1,18
1,37
1,65
d. Perputaran total aktiva
0,36
0,36
0,37
a. Marjin Laba
6%
8%
10%
b. ROA
3%
4%
5%
c. ROI
5%
7%
9%
Rasio Profibilitas
Hasil perhitungan diatas dapat dianalisa sebagai berikut :
1) Rasio Likuiditas
a) Rasio Lancar
Rasio ini dapat dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban
lancar. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Pada tahun 2011 perusahaan dapat
memenuhi kewajiban lancarnya sebanyak 1,57 kali, hal ini berarti PT Bumi
fgSarana Beton meimiliki Rp 1,57 dalam aktiva lancarnya untuk setiap Rp 1
dalam hutang (kewajiban lancar) dan dapat melikuidasi aktiva lancarnya
sebesar 63% dari nilai bukunya dan tetap mampu melunasi seluruh
kewajiban lancarnya. Akan tetapi rasio ini terus meningkat dari tahun
ketahun yaitu pada 2012 sebeesar 1.74 kali yang berarti perusahaan
memiliki Rp 1,74 kali dalam aktiva lancar untuk setiap Rp 1 dalam hutag
dan dapat melikuidasi aktiva lancarnya sebesar 50% dari nilai bukunya.
Sedangkan pada tahun 2013 jumlah rasio lancar PT Bumi Sarana Beton
adalah Rp 1,96 dalam aktiva lancarnya untuk setiap Rp 1 dalam hutang dan
dapat melikuidasi aktiva lancarnya sebesar 50% dari nilai bukunya. Nilai
rasio lancar ini harus dijaga agar tidak terlalu tinggi atauu terlalu rendah.
Rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka duua,
meskipun tidak ada standar yang pasti untuk penentuan rasio lancar yang
Vol 3, No. 001 (2017) Arfina
35
seharusnya. Dari hasil analsis rasio ini dapat diketahui bahwa perusahaan
mampu membayar seluruh kewajiban lancarnya.
b) Rasio Cepat
Rasio cepat dapat dihitung dengan menggunakan persediaan aktiva lancar
dan sisanya dibagi dengan kewajiban lancar. Rasio cepat merupakan ukuran
penting untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban
jangka
pendeknya
tanpa
memperhitungkan
penjualan
perrsediaan, hal ini dikarenakan perseediaan merupakan unsur aktiva lancar
yang paling tidak likuid dan seringkali merupakan kerugian jika terjadi
likuidasi. Hasil perhitugan rasio cepat PT Bumi Sarana Beton juga
menunjukan peningkatan dari tahun ketahun, yaitu pada tahun 2011 sebesar
Rp 1,21 kali yang berarti bahwa perusahaan memiliki Rp 1,21 dalam aktiva
lancar tanpa memperhitungkan persediaan untuk setiap Rp 1 hutang
(kewajiban lancar). Pada tahun 2012 jumlah rasio ini masih tetap sama
dengan tahun 2011, namun pada tahun 2013 rasio ini meningkat menjadi
sebesar Rp 1,42 kali yang berarti perusahaan memiliki Rp 1,42 dalam
aktiva lancar dikurangi persediaan dibanding untuk setiap Rp 1 dari hutang.
Hasil perhitungan dari rasio cepat PT Bumi Sarana Beton masih tetap
mampu melunasi seluruh kewajiban lancarnya yang telah jatuh tempo tanpa
hasil penjualan dari persediaannya.
Secara keseluruhan rasio likuidasi PT Bumi Sarana Beton sudah cukup baik
dan perusahaan dapat dikatakan likuid karena mampu memenuhi seluruh
kewajiban lancarnya yang sudah jatuh tempo. Dari hasil perhitungan
likuiditas ini perusahaan dapat meyakinkan kreditor untuk memberikan
pinjaman, namun perusahaan juga harus memperhitungkan dengan cermat
jumlah hutang yang akan dipakai agar likuiditas perusahaan tidak terancam.
2. Rasio Profibilitas
a) Marjin Laba
Marjin laba didefiniskan sebagai laba bersih dibagi dengan penjualan.
Rasio ini mengukur jumlah laba yang diperoleh atas penjualan. Marjin laba
PT Bumi Sarana Beton pada tahun 2011 6% yang berarti bahwa setiap
Vol 3, No. 001 (2017) Arfina
36
rupiah hasil penjualan PT Bumi Sarana Beton memperoleh laba sebesar 6%
atau 0,06 rupiah. Perolehan PT Bumi Sarana Beton pada tahun 2012
meningkat menjadi 8% dan terus meningkat pada tahun 2013 menjadi 10%.
Hal ini bisa dikatakan bahwa PT Bumi Sarana Beton telah berhasil untuk
menekan banyak produksi sehingga laba yang dihasilkan dapat meningkat.
Jumlah ini merupakan hasil yang menggembirakan dan merupakan tanda
keberhasilan perusahaan dalam beroperasi.
b) ROA
ROA (Return On Assets) atau hasil pengembalian atas total aktiva diperoleh
dengan cara laba bersih ditambah bunga yang dikalikan dengan pajak
kemudian hasilnya dibagi dengan total aktiva. Rasio ini mencoba untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber
dayanya. Rasio ini digunakan untuk mengetahui hasil pengembalian atas
total aktiva setelah bunga dan pajak. ROA PT Bumi Sarana Beton pada
tahun 2011, 2012, dan 2013 adalah 3%, 4%, dan 5%. PT Bumi Sarana
Beton telah berhasil meningkatkan hasil pengembalian atas total aktivanya
dari tahun ke tahun, jadi dapat dikatakan bahwa PT Bumi Sarana Beton
telah berhasil mengelola seluruh aktivanya dengan baik.
c) ROI
ROI (Return on Investmen) atau hasil pengembalian atas modal didapat
dengan membagi laba bersih atas modal. Rasio ini digunakan untuk
mengukur hasil pengembalian dari investasi para pemegang saham. ROI PT
Bumi Sarana Beton pada tahun 2011 adalah 5% yang berarti para pemegang
saham mendapat hasil pengembalian atas investasinya sebesar 5%, pada
tahun 2012 sebanyak 7% dan pada tahun 2012 sebanyak 9%. Jumlah ROI
yang terus mengalami peningkatan juga merupakan petunjuk umum tingkat
keberhasilan perusahaan.
Hasil dari seluruh analisis rasio keuangan diatas dapat disimpulkan bahwa
perusahaan telah berhasil mengelola seluruh sumber daya yang dimilikinya
dengan baik, namun perlu diperhatikan bahwa ada kecenderungannya adanya
ketidak efektifan pengelola aktiva, dalam hal ini adalah persediaan. Diketahui
Vol 3, No. 001 (2017) Arfina
37
bahwa persediaan juga turut berpengaruh pada laba perusahaan, oleh karena itu
alangkah baiknya jika perusahaan mulai mengenai pengelolaan persediaan dengan
lebih baik. Keseluruhan hasil dari analisis rasio keuangan sudah baik dan ada
kecenderungan peningkatan hasil dari tahun ke tahun, untuk itu perusahaan
diharapkan dapat terus mempertahankan kondisi ini bahkan meningkatkannya
menjadi lebih baik lagi. Dari hasil analisis ini juga dapat diketahui bahwa bagian
keuangan telah melakukan fungsinya dengan baik dalam mendukung upaya
pencapaian tujuan perusahaan. Bagian keuangan telah dengan seksama mengelola
sumber daya yang dipercayakan padanya sehingga dapat meningkatkan hasil laba
perusahaan, berarti bagian keuangan juga cukup punya andil dalam pencapaian
sasaran finansial perusahaan yaitu memperoleh laba yang setinggi-tingginnya.
Akan tetapi bagian keuangan perlu lebih seksama dalam mengelola persediaan
sehingga persediaan tidak menumpuk digudang dan tingkat perputarannya
mengalami peningkatan.
Dukungan bagian keuangan dalam upaya pencapaian sasaran finansial
perusahaan tidak hanya dapat dilihat dari laporan keuangan saja, namun secara
internal dukungan bagian keuangan dapat dinilai dari kepatuhannya terhadap
kebijakan keuangan yang ditetapkan oleh perusahaan. Kebijakan keuangan yang
ditetapkan PT Bumi Sarana Beton tidakterlalu kompleks. Perusahaan hanya
meminta karyawann dan manajer perusahaan untuk selalu mematuhi semua
prosedur yang berlaku dalam sistem pengendalian keuangan. Kepatuhan tersebut
dapat berupa penandatanganan dokuemn-dokumen keuangan dari otoritas yang
berlaku, seperti bukti permintaan barang yang harus dengan sepengetahuan dan
otoritas manajer produksi, bukti pengeluaran kas yang harus ditandatangani oleh
direktur utama atau menyetorkan uang kas kebank setiap harinya.
Pada analisa tentang obyek audit yang pertama ini, yaitu sasaran finansial
perusahaan, auditor telah menemukan bahwa bagian keuangan sudah cukup
mendukung upaya perusahaan dalam mencapai sasaran finansial perusahaan.
Auditor juga menyampaikan bukti dokumentasi atas temuan tersebut berupa bukti
penyetoran ke bank, bukti otorisasi barang, bukti pengeluaran kas, serta hasil dari
analisis rasio keuangan atas neraca dan laporan laba rugi PT Bumi Sarana Beton.
Vol 3, No. 001 (2017) Arfina
38
Kuisioner Audit Manajemen Atas Fungsi Laba
TABEL 2.
DAFTAR KUISIONER
AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI LABA
PADA PT BUMI SARANA BETON
Pertanyaan di bawah ini dijawab dengan kode “√” pada kolom Ya atau Tidak
No
Pertanyaan
I
UMUM
Ya
a. Apakah perusahaan membuat struktur
Tidak
Ket
√
organisasi ?
√
b. Apakah ada job description yang
mengatur kegiatan manajemen atas
fungsi laba ?
√
c. Apakah ada kriteria untuk menilai
prestasi bagian audit manajemen ?
2
PENJUALAN DAN PEMBELIAN
√
a. Apakah perusahaan menganalisis
strategi yang diterapkan pada fungsi
laba ?
b. Apakah perusahaan membuat ramalan
√
penjualan setiap tahun ?
3
PENGENDALIAN
a. Apakah telah dilakukan analisis untuk
√
mengetahui penyebab terjadinya selisih
antara anggaran dan realisasinya ?
Berdasarkan hasil kuesioner tersebut diatas maka perusahaan PT Bumi
Sarana Beton membuat struktur organisasi dengan job descripton yang mengatur
kegiatan manajemen atas fungsi laba dengan kriteria untuk menilai prestasi bagian
audit manajemen guna menganilisis strategi yang ditetapkan pada fungsi laba
sehingga perusahaan membuat ramalan penjualan setiap tahunnya bertujuan untuk
Vol 3, No. 001 (2017) Arfina
39
dilakukannya analisis sehingga mengetahui penyebab terjadinya selisih antara
anggaran dan realisasi.
KESIMPULAN
Audit manajemen atas fungsi laba ini cukup memakan waktu yang lama,
namun hasil temuan-temuan yang diperoleh selama proses audit diharapkan dapat
memberi masukan bagi perusahaan. Dari hasil analisis yang dilakukan pada tahap
audit ketiga, auditor mendapatkan suatu kesimpulan yang dapat digunakan,
auditor mendapatkan suatu kesimpulan yang dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitin ini, yaitu :
1. Bagian laba perusahaan telah berhasil dalam mendukung upaya pencapaian
sasaran finansial perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari kinerja bagian
keuangan yang diwujudkan dalam laporan keuangan (neraca dan laporan laba
rugi). Hasil analisis dan rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan PT
Bumi Sarana Beton menunjukkan bahwa manajemen PT Bumi Sarana Beton
telah mampu meningkatkan perolehan laba, sehingga dapat disimpulkan
bahwa bagian keuangan PT Bumi Sarana Beton telah berhasil meendukung
upaya pencapaian sasaran finansial perusahaan. Dukungan terhadap pecapaian
sasaran finansial perusahaan juga terwujud dalam kepatuhannya menjalankan
sistem pengendalian keuangan perusahaan.
2. Perencanaan laba yang menjadi salah satu fungsi bagian keuangan ternyata
terlaksana secara maksimal. Penggunaan keuangan dalam perusahaan masih
sudah terarah dengan baik sehingga memungkinkan tidak akan terjadinya
pemborosan penggunaan dana perusahaan.
Vol 3, No. 001 (2017) Arfina
40
DAFTAR PUSAKA
Amin Wijaya Tunggal, (2000). Manajamen Audit Suatu Pengantar. Jakarta:
Rineka Cipta
Arens, A.A., dan J.K Loebbecke. (1997). Auditing, Buku Dua. Diterjemahkan
oleh Amir Abadi Jusuf. Salemba Empat, Jakarta.
Ayres, F.L (1994). Perception of Earnings Quality: What Managers Need to
Know ? Management Accounting, Hal.27-29.
Bayangkara, IBK. 2008. Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Jakarta
Salemba Empat, Jakarta.
Belkaoui, Ahmed Riahi, 2006. Teori Akuntansi, Edisi Kelima, Terjemahan Ali
Akbar Yulianto, Risnawati Dermauli, Salemba Empat, Jakarta.
Gumanti, T.A. 2000. Earning Management Dalam Penawaran Pasar Perdana
Di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi III., Jakarta.
Haryono Jusup 2001, Dasar-dasar Akuntansi, Jilid 2. Yogyakarta : Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu YKPN.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). (2001). Standar Profesional Akuntan Publik.
Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Salemba Empat, Jakarta.
Scott, W. R. 2000. Financial Accounting Theory, 2nd edition. Prentice Hall
Canada Inc
Stice, James D., et al, 2009. Akuntansi Keuangan, Edisi Keenam belas, Salemba
Empat Jakarta
Whttington, O.Ray and Kurt Pany 2012. Principles of Auditing, and Other
Assurance Service, 1th Edition, Mc-Graw-Hill, New York, NY
Vol 3, No. 001 (2017) Arfina
41
Download