BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekat belajar IPA adalah sebagai produk dan sebagai proses, maka dalam penilaian belajar biologi pun terdapat penilaian produk atau hasil belajar dan proses belajar. Penilaian hasil belajar sering dikaitkan dengan penilaian formatif dan sumatif, sementara penilaian yang melibatkan proses belajar dikenal sebagai asesmen. Walaupun antara keduanya dapat dipertukarkan, terdapat perbedaan mendasar antara penilaian dengan asesmen. Penilaian biasanya lebih menekankan hasil, jadi meninjau ke belakang atau yang sudah dilakukan, sedangkan asesmen melibatkan penilaian dan sekaligus melihat potensi ke depan perorangan siswa (Rustaman et al., 2003). Dalam pembelajaran biologi, terdapat konsep yang dianggap sulit baik oleh guru maupun siswa sendiri, misalnya tentang klasifikasi makhluk hidup. Handayani (2008), mengemukakan bahwa guru sangat kesulitan untuk mengajarkan konsep klasifikasi makhluk hidup, salah satunya materi tentang klasifikasi tumbuhan. Materi klasifikasi makhluk hidup yang dipelajari oleh siswa SMP kelas VII memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan materi biologi yang lain, yaitu diperlukan kemampuan siswa untuk memahami ciri–ciri kelompok–kelompok makhluk hidup dan mengingat berbagai nama makhluk hidup dengan nama–nama ilmiah yang sebagian besar siswa merasa sangat kesulitan dalam mempelajarinya. 1 2 Kondisi yang terjadi sekarang ini adalah motivasi belajar siswa ketika mempelajari materi klasifikasi makhluk hidup cenderung menurun dan hasil belajar mereka kurang memuaskan. Hal lainnya adalah mereka kurang memahami pentingnya mempelajari keanekaragaman dan klasifikasi makhluk hidup, serta tidak dapat mengaplikasikan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, karena tidak dapat memahami konsepnya secara utuh. Dengan demikian yang terjadi di lapangan sekarang adalah banyak terjadi kerusakan lingkungan dan menyebabkan hilangnya beberapa spesies makhluk hidup. Keanekaragaman makhluk hidup khususnya keanekaragaman tumbuhan merupakan salah satu materi yang sangat penting untuk dipelajari, agar siswa mengetahui berbagai macam tumbuhan, mengetahui manfaatnya bagi kepentingan manusia, dan mengetahui peranan tumbuhan di lingkungannya. Hal lainnya adalah karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang tinggi, dengan banyaknya bioma hutan hujan tropis, karena terletak di daerah tropik, memiliki curah hujan tinggi dan tanah vulkanik yang subur (Syamsuri et al., 2007). Maka sudah seharusnya peserta didik dapat memahami konsep keanekaragaman tumbuhan dengan sebaik-baiknya. Penilaian yang seharusnya dilakukan seorang guru dalam menilai ketercapaian kompetensi siswa adalah penilaian yang tidak hanya menilai hasil belajar, tetapi proses belajar siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas perlu pula untuk dinilai. Penilaian dalam hal ini sering disebut dengan istilah asesmen. Seperti menurut Stiggins (Wulan, 2007) mengartikan asesmen sebagai penilaian proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa. Selain itu penilaian yang dilakukan 3 harus bisa membantu siswa dalam belajar, yaitu yang dapat mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami siswa. Oleh karena itu, guru perlu melakukan penilaian diagnosis supaya siswa dapat mencapai kompetensi. Karena penilaian diagnosis dapat mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa dan merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi (Depdiknas, 2007). Dalam melakukan penilaian kesulitan belajar dibutuhkan instrumen penilaian yang tepat berupa butir-butir tes yang sesuai dengan kompetensi yang memang dianggap sulit oleh siswa dengan belum tercapainya standar kompetensi minimal yang disyaratkan. Instrumen penilaian tersebut bisa berupa tes (seperti soal pilihan ganda atau essay) dan non tes (misalnya angket dan wawancara). Agar dapat menilai kesulitan belajar siswa dengan tepat diperlukan perangkat penilaian yang baik dan teruji. Sementara itu para guru di sekolah seringkali gagal dalam mengungkap kesulitan belajar tersebut karena asesmen yang kurang tepat sasaran dan kualitas instrumen yang kurang memadai (Wulan et al., 2010). Perangkat asesmen yang digunakan guru dalam mengukur kesulitan belajar siswa pada umumnya berupa soal tes biasa, tes ini hanya mengungkap benar atau salah jawaban siswa dari pertanyaan yang diajukan dalam soal tersebut. Setelah itu guru tidak memberikan feedback atau umpan balik kepada siswa, sehingga guru tidak mengetahui letak kesulitan belajar siswa dan tidak dapat mengatasinya. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan guru tentang asesmen kesulitan belajar, seperti hasil penelitian Gabel (Corebima, 1999; Morgan, 2004; Wulan, 2007; Wulan et al., 2010) yang menunjukkan tentang 4 masih lemahnya pengetahuan dan kemampuan para guru di sekolah dalam melaksanakan penilaian baik tes maupun non tes yang sesuai dengan target penilaian. Hal ini menyebabkan kesulitan belajar siswa yang terkait dengan pencapaian kompetensi tidak dapat diungkap dengan jelas sehingga tidak dapat diatasi dengan baik. Dengan melihat adanya kesulitan yang dihadapi siswa dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup, maka perlu dilakukan penelitian tentang penerapan asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup. B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat diajukan yaitu: “Bagaimana penerapan asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup?” Untuk lebih memperjelas rumusan masalah tersebut, maka dimunculkan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pengembangan perangkat penilaian asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup? 2. Bagaimana penerapan asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup? 5 3. Kelebihan dan kelemahan apa sajakah yang dimiliki oleh perangkat penilaian yang telah dikembangkan? 4. Kendala apa yang dihadapi dalam menerapkan asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup? 5. Bagaimana tanggapan guru tentang penerapan asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup? C. Batasan Masalah Agar penelitian ini menjadi terarah, ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Asesmen kesulitan belajar yang digunakan yaitu tes diagnostik berupa soal essay dan pilihan ganda yang memuat aspek kognitif berdasarkan Taksonomi Bloom revisi, serta nontes berupa angket dan wawancara. 2. Kesulitan belajar yang dimaksud adalah kesulitan yang dialami siswa dalam bidang akademik yang terkait dengan sulitnya menguasai kompetensi dasar minimal yang disyaratkan kurikulum. 3. Konsep keanekaragaman makhluk hidup yang dimaksud adalah tentang klasifikasi pada dunia tumbuhan. 4. Asesmen yang digunakan merujuk pada penelitian Wulan et al. (2010). 6 D. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui asesmen kesulitan belajar siswa dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu: 1. Menghasilkan perangkat penilaian dan mendeskripsikan penerapan asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup. 2. Mengungkap kelebihan dan kelemahan serta kendala yang dimiliki oleh perangkat penilaian asesmen kesulitan belajar siswa SMP untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup. 3. Menggali tanggapan guru tentang penerapan asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup. E. Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi guru a. Memberikan informasi mengenai perangkat penilaian asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup. b. Memberikan informasi mengenai kelebihan dan kelemahan yang muncul dalam perangkat penilaian asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai 7 kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup. c. Memotivasi guru untuk memanfaatkan asesmen kesulitan belajar untuk mengetahui letak kesulitan belajar siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup. 2. Bagi siswa a. Mengetahui letak kesulitan belajar yang dialami siswa. b. Kesulitan belajar yang dialami siswa dapat teratasi sehingga siswa dapat mencapai kompetensi minimal yang disyaratkan. c. Membantu siswa merencanakan pembelajaran untuk mengatasi kesulitan belajarnya. 3. Bagi peneliti lain Mengetahui gambaran penerapan asesmen kesulitan belajar siswa dengan kelebihan dan kelemahannya sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan ketika akan melakukan penelitian selanjutnya atau pengembangan penelitian pada konsep biologi yang lain.