Pelajaran 52 Minggu untuk jiwa baru IX. Beritakanlah Injil kepada segala bangsa Ada banyak godaan yang ingin mengikat kita di dunia yang tidak ada pengharapan ini. Penginjilan adalah pemberitaan harapan untuk masuk ke kerajaan Allah yang kekal kepada orang yang terpengaruh di dunia ini. Penginjilan ialah cara yang berbeda dengan cara dunia, yaitu cara dari sorga. 1. Bagaimana Yesus menginjil? Matius 4:23–25 menyatakan bahwa Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu, maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, Yesus menyembuhkan mereka. Maka orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem, dan dari Yudea dan dari seberang yordan. Sebab Yesus datang ke dunia, adalah untuk memberitakan Injil. Ia berdoa dulu lalu menyampaikan firman, lalu mengusir roh-roh kotor dan menyembuhkan orang-orang sakit (Markus 1:35–39). Tersebar kabar kuasa tentang Dia dan Dia pergi ke segala penjuru (Markus 1:27–28). Ketika orang-orang yang sakit dengan berbagai penyakit datang kepada Yesus karena mendengar kabar tentang Yesus. Ia melenyapkan segala penyakit dan kelemahan (Matius 9:35). Lagipula waktu murid-murid Yohanes pembaptis bertanya “Engkaukah yang datang itu?” Yesus berkata bahwa yang datang itu Dia. Kalian tahu itu dengan penginjilan-Nya yang berkuasa (Matius 11:2–5) lalu memerintahkan murid-murid-Nya agar mereka pun memberitakan Injil dengan kuasa (Matius 10:7 – 8). 2. Bagaimana Gereja mula-mula menginjil ? Filipus pergi ke suatu kota di samaria dan memberitakan Mesias kepada orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang, roh-roh jahat keluar, roh-roh itu sambil berseru dengan suara yang keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan, maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu. (Kisah 8:5–8). Cara penginjilan dari murid-murid gereja mula-mula sama dengan cara Yesus. Mereka berani menyaksikan Firman sesudah menerima Roh Kudus (Kisah 1:8). Allah meneguhkan Firman-Nya dengan kuasa dan tanda-tanda (I Tesalonika 1:5) sebab itu orang percaya bertambah banyak. 3. Bagaimana kita menginjili? Kita harus mengikuti apa yang dilakukan oleh gereja mula-mula, seperti gereja mulamula mengikuti saja apa yang dilakukan Yesus langsung. Pelajaran 52 Minggu untuk jiwa baru IX. Beritakanlah Injil kepada segala bangsa Penginjilan bisa saja dengan firman yang diberi oleh Roh Kudus dan kuasa yang disaksikan oleh Roh Kudus. I Korintus 2:4–5 mengatakan “Baik perkataan-ku maupun pemberitaan-ku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan pada hikmat manusia tetapi pada kekuatan Allah.” Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku kaum bangsaku secara jasmani (Roma 9 : 3). Kita perlu memiliki “semangat” (hasrat yang besar) untuk mengasihi jiwa, “kesabaran” yang dapat menahan aniaya, penghinaan, bersikap dingin dari orang yang bertanggung jawab terhadap misi “yang tidak menyayangkan nyawa”, “hikmat” seperti ular “kesucian” seperti burung merpati. Kita harus minta seperti itu bersama kuasa untuk penginjilan. Hati penginjil adalah hati yang semangat untuk “memberitakan apa yang paling penting” daripada apa yang bagus, apapun yang bagus dari dunia dengan “pasti” itulah hati penginjil. Maka kita sering perhatikan tentang omongan, air muka, sikap dan etika dan lain-lain sampai pada hal yang kecil. Supaya hal yang demikian jangan menjadi hambatan atau batu sandungan dalam penginjilan. II Timotius 4:2 mengatakan, beritakanlah firman, siap sedialah selalu dalam keadaan baik atau tidak baik waktunya. Sifat kita itu tidak menjadi masalah contohnya: sifat minder, keterampilan kita tidak bagus, misalnya tidak pintar berbicara, kurang pendidikan. Sebab Roh Kudus bekerja secara langsung dengan sifat dan kuasa-Nya. Seseorang tidak dapat mengendalikan diri untuk menginjili, ini bukanlah orang fanatik. Dialah seseorang yang percaya Yesus secara normal. Injil tidak dapat dimonopoli atau tak dapat bersembunyi, tetapi kabar dari kerajaan surga yang harus diberitakan dan kita berhutang pada Injil. Mari kita memberitakan Yesus.