Analisis Pesan dalam Kegiatan Kampuz Jalanan

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORITIS
1.1 Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, didalam kelompok
setiap anggota mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian
dari kelompok tersebut. Kelompok ini biasanya mempunyai tujuan dan kesepahaman
yang sama untuk menyikapi dan menjalankan tujuan kelompok mereka untuk
mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan
komunikasi antarpribadi, hal tersebut tidak lepas karena didalam kelompok terjalin
hubungan yang dekat dari setiap anggotanya. Hal tersebut juga berlaku dan di
jalankan oleh anggota kelompok kampuz jalanan, dimana didalam kelompok
kampuz jalanan masing-masing anggotanya sama-sama memiliki kesepahaman akan
tujuan dari kampuz jalanan itu sendiri, kelompok merupakan sekumpulan individu
yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah.
Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama
dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok
mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang
apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.
DeVito(1997).
Di dalam kelompok kampuz jalanan mereka juga melakukan aktifitas kegiatan
yang dimana itu beinteraksi dengan kehidupan sosial diluar kelompok mereka,
menurut Robert Bierstedt kelompok sosial dibedakan menjadi dua yaitu In Group
dan Out Group
13
a. In Group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya
dalam kelompok tersebut. Sifat in group biasanya didasarkan pada faktor
simpati dan kedekatan dengan anggota kelompok.
b. Out Group adalah kelompok yang diartikan oleh individu sebagai lawan in
groupnya. Dengan kata lain kelompok yang berada di luar kelompok dirinya.
Munculnya perasaan in group dan out group merupakan dasar tumbuhnya
sikap etnosentrisme. Etnosentrisme adalah suatu paham yang menganggap
kebudayaan sendiri lebih baik daripada kebudayaan lain. Baik in group
maupun out group dapat ditemui di semua masyarakat walaupun kepentingankepentingannya tidak selalu sama.
Dari penjelasan tersebut diatas, kelompok kampuz jalanan lebih kearah
komunikasi kelompok out group, akan tetapi sifat yang dibawa dan dibangun oleh
kelompok kampuz jalanan adalah asas kepedulian kelompok mereka kepada
kelompok lingkungan sosial yang ada diluar kelompok mereka dan bukan karena
merasa kelompok kampuz jalanan lebih baik dari kelompok yang ada diluar mereka.
1.2 Kegiatan kelompok kampuz jalanan
Kegiatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak
dilakukan secara terus menerus, akan tetapi dalam kegiatan yang dilakukan oleh
kelompok jalanan mempunyai sifat dan kecenderungan yang dilakukan secara terusmenerus (continueitas). Sifat dan tujuan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok
Kampuz Jalanan juga mempunyai kecenderungan yang bersifat sosial dan bukan
kegiatan yang berorientasi pada profit. Dari kegiatan yang dilakukan dan dijalankan
oleh kelompok kampuz jalanan adalah faham kepedulian kelompok tersebut
terhadap lingkungan sosial yang kaitannya kearah pendidikan. Manusia adalah actor
yang kreatif dari realitas sosialnya, sesuatu yang terjadi didalam pemikiran manusia
14
antara setiap stimulus dan respon yang dipancarkan merupakan hasil tindakan kreatif
manusia (Ritzer, 2002:44), hal tersebut yang kemudian dilakukan oleh kelompok
Kampuz Jalanan melalui kegiatan yang mereka lakukan.
2.3 Komunikasi
Pengertian komunikasi secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu
communication,yang bersumber dari perkataan communis dengan arti sama. Sama
makna atau sama arti. Amir Purba (2006:30).
Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan pesan antar manusia dalam
bentuk isipikiran, ide, gagasan, pendapat atau perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyampai pesan. Dalam bahasa
komunikasi, pernyataan dimnamakan sebagai pesan (message),orang yang
menyampaikan pesan disebut komunikator, sedangkan orang yang menerima
pernyataan disebut komunikan. Dengan demikian, komunikasi berarti proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan maksud dan tujuan
tertentu. (Suryanto:14)
Dalam buku komunikasi dan perilaku manusia (Ruben:2013:21) komunikasi
merupakan proses melalui mana individu dalam hubungan kelompok, organisasi dan
masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi ini untuk berhubungan satu
sama lain dan dengan lingkungan.
Dalam prosesnya komunikasi di bagi menjadi dua yaitu komunikasi primer
dan komunikasi secara sekunder, seperti yang di jelaskan oleh onnong uchjana
Effendi dalam buku teori komunikasi dan praktek (2006:11).

Proses Komunikasi secara primer
Proses penyampaian perasaan atau pikiran seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer
15
dalam proses komunikasi adalah bahasa kial isyarat, gambar, warna dan lainnya
yang secara langsung mampu menejemahkan pikiran atau perasaan komunikator
kepada komunikan. Proses komunikasi ini berlangsung secara tatap muka sehingga
umpan balik yang di berikan komunikan dapat diterima secara langsung oleh
komunikator.

Proses komunikasi secara sekunder.
Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
alat atau media. Media yang sering digunakan dalam komunikasi biasanya seperti
surat, surat kabar, teleks, telepon, radio, televise, film dan banyak lagi. Proses
komunikasi ini terjadi tidak secara tatap muka sehingga umpan balik dari
komunikasi bermedia ini sifatnya tertunda.

Teori komunikasi schanon weaver.
Komunikasi dalam model Shanon dan Weaver,dijelaskan dengan memandang
komunikasi sebagai transmisi pesan.
Sumber
Pengirim
Penerima
Destinasi
Sumber Gangguan
Gangguan
Gambar 2.1 Bagan Model Komunikasi Schanon Weaver
Dalam model shanon dan Weaver, sumber dipandang sebagai pembuat
keputusan (decision maker), yaitu sumber yang memutuskanpesan yang akan
dikirim. Pesan ini diubah oleh transmitter menjadi sebuah sinyal yang dikirim
melalui saluran kepada penerima (receiver). Jika diumpamakan pada percakapan,
mulut adalah transmitter, sinyal adalah suara yang melewati saluran udara dan
telinga adalah penerima.
16
Selain itu, shanon dan weaver juga mengidentifikasikan tiga level masalah
(noise) dalam studi komunikasi. Ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :
Tingkat A (permasalahan tekhnis) : seberapa akurat sebuah symbol dapat
mentransmisikan komunikasi?
Tingkat B (permasalahan semantic) : seberapa tepat symbol yang ditransmisikan
menyampaikan makna yang diinginkan?
Tingkat C (permasalahan kefektifan) : Seberapa efektif makna yang diterima
mempengaruhi perilaku yang diinginkan?
Ibarat sedang berkomunikasi melaui telepon, gangguan teknis adalah
gangguan telepon yang berfungsi baik atau tidak. Jika telepon yang digunakan
sinyalnya tidak jelas atau putus-putus, suara tidaka akan jelas diterima oleh lawan
bicara. Hal tersebut merupakan gangguan teknis.
Pada nois level B, gangguan semantic adalahsejauh mana kata-kata atau
komunikasiyang dilakukan melalui telepon dapat dipahami atau ditangkap sesuai
yang dimaksud. Secara teknis suara sudahdapat ditangkap jelas oleh lawan bicara,
akan tetapi belum tentu pembicaraan atau kata-katanya akan dipahami atau
ditangkap dengan baik oleh lawan bicara.
Pada level ketiga, gangguan masalah kefektifan adalah persoalan tentang
sejauh mana kata-kata atau komunikasi yang dilakukan terhadap lawan bicara
mampu mempengaruhi tingkah laku orang tersebut untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan kehendak. Gangguan pada level ini lebih pada persoalan behavioral.
Sudut pandang teori Shanon dan Weaver memandang persoalan komunikasi sebagai
hitungan yang matematis dan komunikasi dibuat sedemikian rupa agar mampu
17
memanipulasi pesan dan saluran dalam mencapai level keefektivan komunikasi yang
optimal, yaitu mengubah orang lain mengikuti hal-hal yang diinginkan seorang
komunikator.
1.3 Pesan
Dalam kehidupan manusia, komunikasi terasa sangat penting karena dapat
menjebatani segala bentuk ide seseorang yang akan disampaikan pada orang lain.
Salah satu unsure penting pada komunikasi adalah pesan. Oleh karena itu pesan
harus disampaikan dengan media yang tepat, bahasa yang dimengerti, kata-kata yang
sederhana dan sesuai dengan maksud serta tujuan penyampaian pesan dan mudah
dicerna oleh komunikan.
Pengertian pesan menurut Onong Uchjana Effendi adalah terjemahan dari
bahas asing “message”
symbols),
yakni
yang artinya adalah lambing bermakna (meaningful
lambing
yang
komunikator.(Effendy, 1993:15).
membawakan
pikiran
atau
perasaan
Menurut Sastropoetro (1982:13) memberikan
pengaertian bahwa pesan merupakan suatu kegiatan penting, sulit dan menentukan
apakah gagasan yang ada dapat dituangkan secara pasti kedalam lembaga yang
berarti dan telah disusun sedemikian rupa sehingga menghindari timbulnya salah
paham.
Pada umumnya pesan berbentuk sinyal, symbol, tanda atau kombinasi dari
semuanya dan berfungsi sebagai stimulus yang akan direspon oleh penerima (De
Vito, 1986). Pesan seharusnya mempunyai inti pesan sebagai pengarah dalam usaha
mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan.pesan dapat disampaikan
secara panjang, tetapi perlu diperhatikan dan diarahkan pada tujuan akhir dari
komunikasi.
18
Dalam bentuknya pesan merupakan gagasan yang telah diterjemahkan dalam
symbol yang dipergunakan untuk menyatakan maksut tertentu. Pesan merupakan
serangkaian isyarat yang diciptakan oleh seseorang untuk saluran tertentu dengan
harapan bahwa serangkaian isyarat atau symbol itu akan mengutarakan atau
menimbulkan makna tertentu dalam diri seseorang yang hendak diajak
berkomunikasi.
Dalam suryanto (2015:175) ada dua hal utama yang terkandung dalam
“makna” pesan, yaitu sebagai berikut :
Content meaning, merupakan makna literalsuatu pesan yang sering di tampilkan
secara verbal. Makna ini mudah di pahami karena pesan selalu diucapkan atau
ditulis dengan menggunakan bahasa yang sama diantara pengirim dan penerima.
Relationship Meaning, merupakan makna pesan yang harus dipahami secara
emosional (konotasi). Pesan yang dikirimkan atau yang diterima hanya dipahami
para pihak yang sudah mempunyai relasi tertentu.
1.4 Psikologi pesan
Manusia mengucapkan kata-kata dan kalimat dengan cara tersendiri, semua itu
tentunya dengan maksud dan tujuan tersendiri. Cara itu kita sebut dengan
paralinguistic. Akan tetapi manusia juga menyampaikan pesan atau maksut dengan
maksut tidak menggunakan kalimat atau kata-kata akan tetapi menggunakan isyarat,
ini disebut dengan ekstralinguistic. Biasanya kita mengenal pesan paralinguistic dan
ekstralinguistic dengan sebutan pesan verbal dan non verbal.
Dalam psikologi komunikasi, makna pesan dapat dilihat dari aspek behavioral
dan dari aspek kognitifnya. Dalam aspek behavioral mengkaji makna dalam
peristiwa ujaran (speech event) yang berlangsung dalam situasi tertentu (speech
situation). Satuan tuturan atau unit tekecil yang mangandung makna penuh dari
19
keseluruhan atau speech event yang berlangsung dalam speech situation disebut
speech act (Hymes, 1972: 56). Behaviorism menganalisis perilaku yang tampak,
yang dapat di ukur, dilukiskan,dan diramalkan.
1.4.1 Pesan linguistic
Pesan linguistic adalah pesan yang dikemas dalam bahasa atau bahasalah
sebagai alat utamanya. Dalam komunikasi dinamakan komunikasi verbal karena
menggunakan lambing verbal atau bahasa.(Effendi 1993:33)
Ada dua cara untuk mendefinisikan bahasa: fungsional dan formal. Definisi
fungsional melihat bahasa dan segi fungsinya, sehingga bahasa diartikan sebagai
“alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan” (socially shared means
for expressing ideas). Kita tekankan “socially shared”, karena bahasa hanya dapat
dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial untuk
menggunakannya. Definisi formal menyatakan bahasa sebagai semua kalimat yang
terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa. Setiap bahasa
mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya
memberikan arti.
Tata bahasa meliputi tiga unsur: fonologi, sintaksis, dan semantik. Menurut
George A. Miller(1974:8), untuk mampu menggunakan bahasa kita harus menguasai
1.fonologi: tentang bunyi-bunyi dalam bahasa, 2.sintaksis: cara pembentukan
kalimat, dan 3. semantic:leksikal arti kata atau gabungan kata-kata. 4. tahap
keempat: kita harus memiliki pengetahuan konseptual tentang dunia tempat tinggal
kita dan dunia yang kita bicarakan, 5. tahap kelima: kita harus mempunyai semacam
sistem kepercayaan untuk menilai apa yang kita dengar.
20
2.4.2 Pesan non verbal
Pesan no verbal biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu peristiwa di
luar kata-kata terucap dan tertulis. Pesan non verbal merupakan pesan yang berupa
isyarat, bukan kata-kata. Edward T.Hal menamai bahasa non verbal sebagai bahasa
diam dan dimensi tersembunyi suatu budaya. Sifat dari bahasa non verbal adalah
sebangun dengan bahasa verbalnya. Artinya, pada dasarnya suatu kelompok yang
mempunyai bahasa verbal khas juga di lengkapi dengan bahasa non verbal khas
yang sejajar dengan bahasa verbal tersebut.
Duncan menyebutkan enam jenis pesan nonverbal : 1. Kinesik atau gerak
tubuh, 2. Paralinguistic atau suara, 3. Proksemik atau pengguna personal dan sosial,
4. Olfaksi atau penciuman, 5. Sensitifitas kulit, dan 6. Faktor artifaktual seperti
pakaian dan kosmetik.
a. Pesan kinesik yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti terdiri dari tiga
komponen utama : pesan fasial, gestural dan postural.

Pesan fasial, dimana muka dapat menyampaikan makna tertentu seperti:
kebahagiaan,
rasa
terkejut,
ketakutan,
kemarahan,
kesedihan,
kemuakan,
pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad.

Pesan gestural menunjukan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan
untuk mengkomunikasikan berbagai makna. Pesan gestural kita gunakan untuk
mengungkapkan:
1.
Mendorong
atau
membatasi,
2.
Menyesuaikan
atau
mempertentangkan, 3. Resposif atau tak responsive, 4. Perasaan positif atau
negative, 5. Memperhatikan atau tak memperhatikan, 6. Melancarkan atau tidak
reseptif, 7. Menyetujui atau menolak..

Pesan postural berkenaan dengan seluruh anggota badan. Mehrabian menyebutkan
tiga makna yang dapat di sampaikan postur: immediacy: ungkapan kesukaan atau
21
ketidaksukaan terhadfap individu lain. Postur yang condong kea arah yang di ajak
bicara menunjukan kesukaan dan penilaian positif,Power: mengungkapkan status
yang tinggi pada diri komunikator, Responsiveness: bila ia bereaksi secara
emosional pada lingkungan, secara positif dan negatif. Bila postur Anda tidak
berubah, Anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.
b. Pesan proksemik di sampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya
dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban dengan orang lain.
c. Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan-tubuh, pakaian dan
kosmetik. Selain itu, pakaian digunakan untuk menyampaikan perasaan, status dan
peranan, dan informalitas. Kosmetik dapat mengungkapkan kesehatan, sikap yang
ekspresif, dan komunikatifdan kehangatan.
d. Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara
mengucapkan pesan verbal. Satu verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang
berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda.Paralinguistik terdiri atas nada,
kualitas suara, volume, kecepatan, dan ritme.
e. Volume suara menunjukan tinggi rendahnya suara. Bila kita marah atau
menegaskan sesuatu, kita cenderung menaikan suara kita. Bila kita ingin
mengungkapkan rasa sayang atau pengertian, kita cenderung merendahkan volume
suara. Pesan paralinguistik adalah alat yang paling cermat untuk menyampaikan
perasaan kita kepada orang lain.
f. Pesan sentuhan dan bau-bauan termasuk pesan nonverbal nonvisual dan
nonvokal. Sementara itu penciuman, adalah “the most experienced of sense”.
Penglihatan tidak berfungsi ketika tidak ada cahaya. Telinga boleh mendengarkan,
tetapi tidak mendengar. Indra perasa seringkali tidak bekerja. Namun, indra pencium
bekerja setiap saat. Alat penerimaan sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima
22
dan membedakan berbagai emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan.
(Jalaludin 2009:157-159)
1.5 Merancang pesan
Schram mengatakan untuk meciptakan daya tarik pesan, psan hendaknya di
rancang dan disampaikan dengan sedemikian rupa dan dilandasi upaya
membangkitakan kebutuhan pribadi dan menyarankan beberapa cara memperoleh
kebutuhan tersebut.(effendi 1985:339)
1. Dalam merancang pesan terdapat suatu teori yang dikemukakan oleh Charles
Berger. Charles berger menjelaskan merancang pesan dalam suatu teori
“rencana”. Dengan komunikasi begitu penting untuk mencapai tujuan, maka
perencanaan pesan menjadi hal yang sangat vital dalam mencapi tujuan tersebut.
2. Tidaklah mudah melakukan studi mengenai perilaku mencapai tujuan, karena
tujuan cenderung kompleks. Tujuan tersusun dalam jenjang atau tingkatan
(hierarki) dan keberhasilan mencapai satu tujuan pertama mungkin untuk
mencapai tujuan kedua dan selanjutnya.
Berger menyatakan bahwa rencana
adalah “hierarchical cognitive representation of goal-directed action sequences”
(representasi kognitif secara hierarkis dari urutan tindakan yang diarahkan pada
tujuan). Dengan kata lain, tujuan adalah gambaran mental dari sejumlah langkah
yang akan ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan. Langkah-langkah yang
akan dilalui itu bersifat hierarkis atau berjenjang, karena tindakan tertentu
dibutuhkan lebih dahulu agar tindakan lainnya dapat dilakukan. Dengan demikian
perencanaan (planning) adalah proses memikirkan berbagai rencana tindakan.
Morisan (2006:180-183)
23
Charles Berger menjelaskan lima langkah dalam menyusun pesan yang
diantaranya :
Attention, yaitu dimana kelompok ketika ingin menyampaikan pesan harus bias
menarik perhatian dari komunikan sebagai penerima pesan.
Need, kelompok merekonstruksi sebuah pesan sehingga menimbulkan suatu
kebutuhan yang dirasakan oleh komunikan.
Satisfaction, yaitudari pesan yang diberikan oleh kelompok sebagai komunikator
dapat memiliki unsur kepuasan dari komunikan terhadap pesan yang disampaikan.
Visualization, yaitu keadaan dimana komunikan diarahkan pada pesan yang
dibentuk oleh komunikator melalui gambaran dan bentuk yang nyata.
Action, yaitu penerapan atas hasil rancangan pesan yang diberikan kepada
komunikan melalui tindakan, kemudian memiliki sifat kontinyuitas.
2.5.1
Fungsi dan Tujuan
Merancang pesan sebagai sebuah tindakan yang dilakukan oleh kelompok
kampuz jalanan sebagai sebuah bentuk aksi untuk kegiatan yang kelompok
kampuz jalanan itu lakukan, dimana secara fungsi tentunya adanya
perancangan tersebut mempunyai tujuan agar apa yang disampaikan bias
sampai kepada komunikan yang ingin dituju oleh kelompok kampuz
jalanan tersebut.
24
2.6 Kerangka Pikir
Kelompok Kampuz
Jalanan
Kegiatan Kampuz Jalanan
Linguistic
Pesan
Non Verbal
Perancangan Pesan
Tujuan
Gambar 2.6.1 Kerangka pikir
Keterangan.
1. Kelompok Kampuz Jalanan sebagai komunikator yang membuat sebuah kegiatan
yang dilakukan oleh semua anggota yang ada didalam kelompok tersebut
2. Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok Kampuz Jalanan digunakan sebagai sebuah
media,dimana didalam kegiatan tersebut di isi dengan pesan yang ditujukan kepada
komunikan.
3. Tujuan yang ingin dicapai oleh kelompok Kampuz Jalanan dapat tersampaikan
kepada komunikan.
25
Download