EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA Shufiana Ahmad Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNIKAL Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, [email protected] ABSTRAK Di dalam pembelajaran matematika, sering kali ditemukan berbagai permasalahan misalnya kurangnya faktor dari dalam diri siswa untuk belajar yaitu motivasi untuk berprestasi, siswa kurang memahami konsep dan kurang aktif, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal pemecahan masalah. Pada penelitian ini akan diterapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E berbantuan alat peraga pada materi segitiga kelas VII SMP N 2 Wonotunggal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pembelajaran yang lebih efektif, yang ditandai: (1) rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi segitiga dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E berbantuan alat peraga mencapai ketuntasan (2) rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E berbantuan alat peraga materi segitiga lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional (3) motivasi berprestasi siswa yang diajar dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E berbantuan alat peraga berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa materi segitiga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 2 Wonotunggal yang terdiri dari 3 kelas dengan menggunakan teknik simple random sampling terpilih 2 kelas sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan: (1) rata-rata kelas eksperimen 76,24 secara statistik memenuhi ketuntasan 70 (2) rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen 76,24 secara statistik lebih baik dari pada rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas kontrol 64,1 (3) terdapat pengaruh antara motivasi berprestasi siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa dengan persamaan Ŷ = 0,2120 + 0,4630X sebesar 56,31%. Kata Kunci : Efektivitas, Model Pembelajaran Learning Cycle 5E, Alat Peraga, Motivasi Berprestasi, kemampuan pemecahan masalah ABSTRACT In the learning of mathematics, often found a variety of problems such as the lack of the factor of motivation for itself, the understanding of concept and less active, thus the students have difficulty when they doing the problem-solving. This research will be applied on the model of learning assisted 5E Learning Cycle props on the material of the triangle Grade VII SMP N 2 Wonotunggal. This research aims to get more effective learning, marked: (1) the average of student's problem-solving ability on the material of a triangle using model assisted 5E Learning Cycle learning props reached completely (2) the average of ability students taught problem solving with learning cycle model 5E assisted props triangular material better 63 64 δ E L T ∆ | Vol.3 No.1, Januari 2015, hlm 63-74 than the students who taught with conventional (3) the learning motivation of students taught with an accomplished model 5E learning cycle assisted learning props have an effect on the ability of solving the problem student material triangle. The population in this research is all of student grade VII SMP N 2 Wonotunggal consisting of 3 classes. The researcher used simple random sampling technique thus it was chosen 2 classes as samples. The results showed: (1) the average of experiments class is 76,24 statiscally reached the completeness 70. (2) the average of ability for thier problem solving experiments class 76,24 statiscally better than the average of student's problem solving ability 64,1 in control class (3) there are influences between the motivation of students to perform troubleshooting abilities pupils with equation Ŷ = 0,2120 + 0, 4630X is equal to 56,31%. Key words: effectiveness, 5E Learning Cycle Instructional Models, props, Motivated Achievers, problem-solving ability Pendahuluan untuk memecahkan masalah kehidupan Matematika merupakan pelajaran sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) hingga SMA dan bahkan juga di perguruan sarana untuk mengembangakan kreativitas, tinggi. dan Matematika secara umum (5) sarana untuk meningkatkan ditegaskan sebagai penelitian pola dan kesadaran terhadap perkembangan budaya. struktur, Menurut pandangan perubahan, dan ruang. NCTM (National Matematika bisa juga diartikan penelitian Council of Teachers of Mathematics) bilangan dan angka. Sedangkan dalam merekomendasikan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pembelajaran matematika didefinisikan sebagai ilmu Matematika sebagai pemecahan masalah, tentang antara (2) matematika sebagai penalaran, (3) bilangan, dan prosedur operasional yang Matematika sebagai komunikasi, dan (4) digunakan dalam penyelesaian masalah matematika sebagai hubungan (Suherman, mengenai bilangan. 2003:298). Salah satu tujuan mendasar bilangan, hubungan 4 prinsip matematika, dalam yaitu: (1) Ada banyak alasan tentang perlunya dalam pandangan NCTM yang berkaitan siswa belajar matematika. Cornelius dalam dengan penyelesaian masalah matematika Abdurrahman (2012:204) mengemukakan dalam lima alasan perlunya belajar matematika kemampuan karena matematika merupakan (1) sarana berfikir yang jelas dan logis, (2) sarana kehidupan sehari-hari adalah pemecahan masalah. Ahmad, Efektivitas Pembelajaran Learning Cycle , 65 Pemecahan masalah adalah melakukan Berdasarkan dokumentasi yaitu operasi prosedural urutan tindakan, tahap dilihat dari daftar nilai ulangan harian di demi tahap secara sistematis, sebagai kelas VII semester genap tahun pelajaran seorang 2012/2013 di SMP N 2 Wonotunggal pada pemula memecahkan suatu masalah (Madewena, 2011:52). Standar Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru Kompetensi (SK) 6, yaitu memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan Kompetensi kemampuan pemecahan masalah siswa di mengidentifikasi SMP kurang berdasarkan sisi dan sudutnya, dan 6.3 yang menghitung keliling dan luas bangun 2 memuaskan. Wonotunggal Banyak siswa 6.1, sifat-sifat yaitu segitiga beranggapan matematika adalah pelajaran segitiga yang sulit dan anggapan tersebut sudah menggunakannya melekat pada sebagian besar siswa. Siswa masalah. Diperoleh permasalahan yaitu mengalami kesulitan dalam mengerjakan banyak siswa yang belum tuntas dalam soal-soal ulangan harian tersebut pemecahan masalah yang dan (KD) dan matematika di SMP N 2 Wonotunggal, N Dasar ukurannya, segiempat dalam serta pemecahan dan persentase diberikan oleh guru. Hanya ada beberapa siswa yang tuntas kurang dari 80%, yaitu siswa yang mampu menyelesaikan soal 60% untuk kelas VII A, 50% untuk kelas tersebut dengan benar, sedangkan siswa VII B, dan 47,5% untuk kelas VII C. yang lain mengalami kesulitan dalam Selain faktor dari kemampuan menyelesaikannya. Bahkan siswa enggan pemecahan masalah siswa, rendahnya nilai untuk menyelesaikan soal karena mereka matematika di SMP N 2 Wonotunggal juga sudah menganggap sulit terlebih dahulu disebabkan kurangnya faktor dari dalam soal tersebut. Sehingga mereka hanya diri siswa untuk belajar yaitu motivasi. Hal mengandalkan jawaban dari teman lain ini di tunjukkan ketika guru mengajukan atau menunggu penjelasan dari guru tanpa pertanyaan mengenai pemahaman materi berusaha untuk menemukan sendiri solusi yang sudah diajarkan kepada siswa, siswa permasalahan soal tersebut. Hal inilah kurang merespon dengan baik mengenai mengakibatkan nilai matematika siswa pertanyaan yang diajukan oleh guru. belum Kurangnya respon siswa di tunjukkan oleh mencapai Kriteria Minimum (KKM) yaitu 70. Ketuntasan beberapa siswa yang mengajukkan 66 δ E L T ∆ | Vol.3 No.1, Januari 2015, hlm 63-74 pertanyaan, siswa yang lainnya cenderung kegiatan pasif karena siswa merasa takut untuk sedemikian rupa sehingga siswa dapat mengajukan pertanyaan. Di sini terlihat menguasai kompetensi-kompetensi yang kurangnya motivasi siswa untuk berprestasi harus dicapai dalam pembelajaran dengan lebih baik. berperan Motivasi berprestasi (fase) yang aktif. diorganisasi Model Pembelajaran merupakan Learning Cycle 5E merupakan salah satu bagi siswa, model pembelajaran dengan pendekatan bagi siswa dapat mendorong semangat konstruktivistik yang terdiri atas 5 tahap: untuk pembangkitan hal yang cukup penting berprestasi dalam mengarahkan kegiatan belajar minat (engagement), sesuai eksplorasi kebutuhannya. Dalam (explanation), elaborasi (elaboration), dan matematika motivasi evaluasi (evaluation) (Wena, 2009:171). dalam Dengan menggunakan model pembelajaran mengerjakan tugas-tugas yang diberikan learning cycle 5E dengan berbantuan alat guru. Biasanya siswa yang mempunyai peraga maka siswa diharapkan dapat motivasi tinggi akan mengerjakan tugas termotivasi dan mengembangkan konsep yang matematika dengan pembelajaran berprestasi sangat diberikan belajar dan dibutuhkan guru dengan sebaik- baiknya. Selain itu, siswa yang mempunyai (exploration), agar dapat penjelasan memecahkan masalah matematika. motivasi tinggi belajarnya akan tinggi pula Penelitian yang relevan memuat sehingga prestasi dalam belajarnya juga uraian sistematis tentang hasil-hasil akan meningkat. penelitian yang didapat oleh peneliti Mengatasi permasalahan tersebut, terdahulu dan terkait dengan penelitian dibutuhkan model pembelajaran yang dapat yang akan dilakukan diantaranya yaitu meningkatkan motivasi berprestasi dan penelitian yang dilakukan oleh Innarotul kemampuan pemecahan masalah siswa. Ulya (2011) tentang “Efektifitas Model Model Pembelajaran Learning Cycle 5E (LC5E) pembelajaran pembelajaran tersebut Learning dengan Cycle 5E Dengan Pemanfaatan Alat Peraga Pada berbantuan alat peraga. Learning cycle 5E Materi Pokok Bidang Datar Terhadap Hasil atau siklus belajar adalah suatu model Belajar Peserta Didik Kelas VII SMP pembelajaran yang berpusat pada siswa Nurul Islam Semarang Tahun Pelajaran yang merupakan rangkaian tahap-tahap 2010/2011”. Hasil penelitian menunjukkan Ahmad, Pembelajaran Pembelajaran Learning Cycle , 67 bahwa hasil belajar matematika siswa yang komunikasi matematis siswa kelas IX B diajarkan menggunakan model Learning SMP Negeri 2 Sleman. Cycle 5E (LC5E) ( kelompok eksperimen) Berdasarkan hasil berbagai dengan pemanfaatan alat peraga lebih baik penelitian yang telah dilakukan, maka daripada siswa yang diajarkan dengan dapat pembelajaran konvensional (kelas kontrol) pembelajaran Learning Cycle 5E efektif pada materi segitiga. untuk digunakan dalam pembelajaran. Hal Muamanah (2011) tentang disimpulkan tersebut yang bahwa menjadi model dasar peneliti “Efektivitas Model Pembelajaran Learning melakukan penelitian efektivitas model Cycle Berbantuan LKPD Pada Materi pembelajaran Learning Cycle 5E dengan Pokok Logika Matematika Terhadap Hasil berbantuan alat peraga. Namun terdapat Belajar Peserta Didik Kelas X SMA NU 1 perbedaan dalam hasil belajar yang diukur. Hasyim Dalam Asy’ari Tarub Tegal Tahun penelitian ini mengukur Pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitian kemampuan menujukkan bahwa hasil belajar motivasi berprestasi. Karena kemampuan matematika siswa antara yang pemecahan masalah siswa di SMP N 2 mendapatkan pembelajaran Learning Cycle Wonotunggal kurang memuaskan. Banyak dengan berbantuan LKPD lebih baik dari siswa nilai matematika belum mencapai pada siswa yang mendapat pembelajaran Kriteria Ketuntasan Mininum (KKM) yaitu konvensional 70. Selain faktor pada materi logika pemecahan masalah dan dari kemampuan matematika Kelas X SMA NU 1 Hasyim pemecahan masalah siswa, rendahnya nilai Asy’ari Tarub Tegal. matematika di SMP N 2 Wonotunggal juga Nina tentang Agustyaningrum “Implementasi (2011) disebabkan Model dorongan dari dalam diri siswa untuk Pembelajaran Learning Cycle 5E Untuk oleh kurangnya faktor belajar yaitu motivasi untuk berprestasi. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Tujuan penelitian ini adalah: 1) Matematis Siswa Kelas IX B SMP Negeri Untuk mengetahui rata-rata kemampuan 2 Sleman”. Hasil penelitian nenunjukkan pemecahan masalah siswa pada materi bahwa penerapan pembelajaran Learning segitiga Cycle 5E dapat meningkatkan kemampuan Learning Cycle 5E berbantuan Alat Peraga dengan model pembelajaran 68 δ E L T ∆ | Vol.3 No.1, Januari 2015, hlm 63-74 mencapai KKM. 2) Untuk mengetahui rata- Dalam penelitian ini yang menjadi rata kemampuan pemecahan masalah siswa variabel yang diajar dengan model pembelajaran adalah motivasi berprestasi menggunakan model learning cycle 5E berbantuan Alat Peraga pembelajaran Learning materi segitiga lebih baik dibandingkan berbantuan alat peraga. Sedangkan variabel dengan terikat adalah kemampuan pemecahan siswa pembelajaran yang diajar konvensional. 3) dengan Untuk bebasnya Cycle 5E masalah siswa. mengetahui motivasi berprestasi siswa Populasi dalam penelitian ini yaitu yang diajar dengan model pembelajaran seluruh siswa kelas VII SMP N 2 learning cycle 5E berbantuan alat peraga Wonotunggal tahun pelajaran 2013/2014. berpengaruh Pada penelitian ini ada dua kelas sampel terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa materi segitiga. yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode Penelitian Pengambilan sampel dengan teknik simple Tempat yang dijadikan sebagai penelitian adalah SMP N 2 Wonotunggal, random sampling yaitu dilakukan dengan cara undian. yang terletak di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang. Sedangkan waktunya antara bulan Januari hingga bulan Agustus. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian adalah metode penelitian eksperimen. Tujuan penelitian eksperimen untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Perlakuan dalam penelitian ini diberikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis dalam rangka penarikan kesimpulan mencapai tujuan penelitian. Adapun langkah-langkahnya (1) Analisis awal melakukan menggunakan (a) rumus uji uji normalitas Chi-kuadrat dengan kriteria pengujian taraf signifikansi 2 2 5% H0 diterima jika hitung < tabel , maka Kelas eksperimen menggunakan model data Learning Cycle 5E berbantuan alat peraga berdistribusi normal (Budiyono, 2009: sedangkan 169). (b) Uji homogenitas bertujuan untuk pada kelas kontrol berasal dari mengetahui Perlakuan pada kelas eksperimen dan mempunyai varians yang sama atau tidak. kelask Jika k kelompok mempunyai varians yang pembanding. bertujuan sebagai k yang menggunakan pembelajaran konvensional. kontrol apakah populasi kelompok sama maka kelompok tersebut dikatakan Ahmad, Pembelajaran Pembelajaran Learning Cycle , 69 homogen. Kriteria pengujiannya lebih baik dari kelas kontrol dengan H 0 diterima jika Fhitung Ftabel dengan dk menggunakan pembelajaran konvensional. n1 1 , pembilang dk penyebut n 2 1 dan α 5% . (c) Uji kesamaan rata-rata menggunakan uji t, dengan Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika -t (1- 1 α) <t hitung <t (1- 1 2 2 α) dengan taraf Kriteria pengujian hipotesis adalah uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan. Menguji kebenaran hipotesis yang diajukan digunakan uji t satu pihak (pihak kanan), rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. signifikansi α = 5% dan derajat kebebasan dk = (n1 + n 2 - 2) (Sudjana 2005: 239). (2) Analisis akhir Sebelum dilakukan uji t= x1 - x 2 1 1 s + n1 n 2 efektivitas, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat (uji normalitas dan uji homogenitas). Uji efektivitas meliputi (a) uji ketuntasan digunakan untuk mengetahui ketuntasan kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas eksperimen setelah dikenakan perlakuan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E berbantuan alat peraga. Untuk menguji ketuntasan rata-rata kelas digunakan uji satu pihak dengan (Sugiyono, 2010:102) . Pada penelitian ini kelas dikatakan tuntas apabila nilai siswa lebih dari 70. Kriteria penerimaan H 0 jika t hitung > t tabel dengan dk = (n-1) α = 5%. s2 = n1 -1 s12 ,dengan + n 2 -1 s 2 2 2 2 n1 + n 2 - 2 , (Sudjana, 2005:239). Dengan kriteria pengujian, maka dapat disimpulkan H0 diterima jika t t 1 dimana t 1α didapat dari distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2) dan α = 5%. (c) uji pengaruh dengan regresi, Analisis regresi digunakan sebagai alat untuk melihat hubungan fungsional antar variabel bebas (independent variable) diberi notasi X dan variabel terikat diberi notasi Y (Sundayana, 2014:190). Persamaan umum regresi linear sederhana menurut Budiyono (2009:254) adalah . (b) Uji beda rata-rata untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E berbantuan alat peraga Ŷ a bX Koefisien-koefisien regresi a dan b dihitung dengan rumus: 70 δ E L T ∆ | Vol.3 No.1, Januari 2015, hlm 63-74 Y X X XY a n X X n XY X Y b n X X 2 n Y JKR a Y b XY n JKG Y a Y b XY 2 2 2 a) JKT Y 2 2 Y 2 2 2 Prasyarat Uji Regresi Linear: 1) Uji Rumus yang digunakan dalam uji linearitas linearitas Kriteria pengujiannya adalah H0 (Budiyono, 2009: 262) yaitu sebagai diterima jika Fhitung(tuna cocok) < Ftabel dengan berikut. α = 5%, dk pembilang = k – 2 dan dk penyebut = n – k. Adapun rangkuman analisis varians uji linearitas menurut Budiyono (2009:262) adalah sebagai Tabel 1. Rangkuman Analisis Variansi Uji Linearitas Sum ber J K Regre si J K R J K T C J K G M J K T Galat Murn i Total Rerata kuadratnya adalah: JKGM JKGTC dan RKGTC nk k2 2) Uji Keberartian Regresi, statistik ujinya RKGM berikut. Tuna Coco k T2 dengan dkGM n k n JKGTC JKG JKGM dengan dkGTC k 2 JKGM Y 2 dk 1 Fobs RK RK R - Fα - P - pα k–2 n–k n–1 RK TC RK GM - F - RKGTC RKGM Fobs adalah F * atau pα - - merupakan derajat kebebasan 1 dan n–2, sehingga rangkuman analisis variansnya tampak pada tabel 2 (Budiyono, 2009:264). Tabel 2. Rangkuman Analisis Variansi pada Uji Keberartian Regresi - - yang variabel random berdistribusi F dengan Sum JK ber - RKR RKG Fobs Dk RK Fα P pα Reg JK resi R (R) 1 RKR F RKR RKG F * atau pα Dengan JKT, JKR, dan JKG (Budiyono, 2009: 258) adalah sebagai berikut. Gal at Tot al JK G JK T n–2 RKG - - - n–1 - - - - Ahmad, Pembelajaran Pembelajaran Learning Cycle , 71 Rumus yang digunakan dalam uji keberartian regresi linear (Budiyono, JKR 1 RKG JKG n2 normal dan Fhitung < Ftabel, kedua kelas yaitu kelas 3) Uji Keberartian Koefisien Regresi, Koefisien regresi disebut berarti apabila nilainya tidak nol. Caranya adalah dengan menguji apakah β = 0 ataukah β ≠ 0. Jika β = 0 yang benar, berarti koefisien regresinya tidak berarti. Sebaliknya jika β ≠ 0 maka koefisien regresinya berarti (Budiyono, 2009:265). Untuk melihat keberartian ini digunakan uji statistik t Hasil analisis data awal diperoleh bahwa 2hitung 2tabel , data berdistribusi 2009:264) yaitu sebagai berikut. RKR Hasil dan Pembahasan (Budiyono, 2009:265) yaitu sebagai berikut. eksperimen memiliki keadaan kelas kontrol awal yang sama/homogen dan thitung < ttabel sehingga tidak ada perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Kemudian kedua kelas diberi perlakuan pembelajaran matematika yang berbeda, yaitu kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E berbantuan alat peraga dan kelas kontrol diberi b t ~ t n 2 sb dan perlakuan menggunakan pembelajaran konvensioanal. Hasil analisis data akhir yaitu uji Dengan s b menurut Budiyono (2009:259) yaitu sebagai berikut. s y.x efektivitas, sebelum dilakukan uji efektivitas dilakukan terlebih dahulu uji JKG n2 normalitas dan homogen caranya sama X dengan analisis data awal. 1) uji ketuntasan Koefisien disimpulkan bahwa rata-rata sampel lebih determinasi regresi linear antara variabel dari 70. Jika dilihat dari rata-rata sampel independen dengan variabel dependen, yang mencapai 76,24 yang melebihi nilai disajikan dengan r 2 (Budiyono, 2009:258) dari KKM maka dapat disimpulkan bahwa yaitu sebagai berikut. rata-rata kemampuan pemecahan masalah sb b) r2 s 2y.x x2 2 dengan Koefisien JKR JKT x X 2 Determinasi, 2 n diperoleh siswa t hitung > t tabel maka kelas eksperimen dapat mencapai ketuntasan. Hal ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh oleh Innarotul Ulya (2011) 72 δ E L T ∆ | Vol.3 No.1, Januari 2015, hlm 63-74 dengan hasil penelitiannya menyimpulkan Penelitian ini dimaksudkan untuk bahwa model pembelajaran Laerning Cycle mengetahui efektivitas model pembelajaran 5E dapat Learning Cycle 5E berbantuan alat peraga meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini pada materi segitiga kelas VII SMP N 2 berarti model pembelajaran Laerning Cycle Wonotunggal. 5E dapat efektivitas pembelajaran tersebut, dalam pemecahan penelitian ini digunakan dua kelompok masalah siswa. 2) uji beda rata-rata, sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas berbantuan berbantuan meningkatkan diperoleh alat alat peraga peraga kemampuan t t 1 yang berarti bahwa bahwa rataan kedua kelas berbeda. Jika Untuk mengetahui kontrol yang diambil dengan teknik simple random sampling. dilihat dari rata-rata sampel, yaitu rata-rata Model pembelajaran Learning Cycle kemampuan pemecahan masalah siswa 5E berbantuan alat peraga pada kelas kelas eksperimen sebesar 76,24 dan rata- eksperimen rata kemampuan pemecahan masalah siswa pertemuan kelas kontrol sebesar 64,1. maka dapat beberapa hambatan yang muncul dalam disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan pelaksanaan pemecahan diawal masalah siswa kelas dilaksanakan empat pembelajaran. pembelajaran pertemuan kali Terdapat diantaranya Guru pembelajaran dalam eksperimen lebih baik daripada rata-rata melaksanakan kemampuan pemecahan masalah siswa terlaksana dengan baik karena model kelas kontrol. 3) uji pengaruh dengan Learning Cycle 5E berbantuan alat peraga regresi, dari hasil perhitungan yang telah merupakan hal yang baru bagi siswa dilakukan diperoleh koefisien determinasi sehingga masih banyak penyesuaian yang sama dengan 0,5631. Hal ini berarti besar harus dilakukan siswa. Selain itu siswa pengaruh motivasi berprestasi terhadap belum terbiasa untuk belajar sendiri dan kemampuan pemecahan masalah siswa bingung adalah 56,31 %, melalui persamaan regresi permasalahan yang diberikan guru dalam linear sederhana Y a bX = 0,2120 + Lembar Kerja Siswa (LKS) karena siswa 0,4630 X. Sedangkan 43,69 % dipengaruhi sudah terbiasa dengan pembelajaran yang oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh diberikan secara langsung kepada guru. peneliti. Sehingga untuk siswa pasif belum menyelesaikan dalam proses pembelajaran. Permasalahan yang lain, Ahmad, Pembelajaran Pembelajaran Learning Cycle , 73 siswa tidak berani untuk mempresentasikan 3. Rata-rata kemampuan pemecahan hasil diskusinya di depan kelas. Siswa masalah siswa yang diajar dengan merasa model pembelajaran Learning Cycle 5E malu untuk mengeluarkan pendapatnya. berbantuan alat peraga dapat mencapai Pertemuan II sudah lebih baik dari pertemuan cukup KKM 70. memahami model pembelajaran Learning 4. Rata-rata Cycle 5E I. Siswa sudah ketuntasan sebesar 76,2419 pada batas berbantuan alat kemampuan pemecahan peraga. masalah siswa yang diajar dengan Walaupun siswa masih bingung untuk model pembelajaran Learning Cycle 5E menyelesaikan permasalahan di Lembar berbantuan Kerja siswa (LKS) tapi siswa sudah mulai daripada aktif dalam proses pembelajaran. pemecahan masalah siswa yang diajar Pertemuan III dan IV sudah jauh dengan alat peraga lebih rata-rata pembelajaran baik kemampuan konvensional. lebih baik dari pertemuan II. Siswa sudah Perbedaan ini dapat dilihat dari rata-rata memahami model pembelajaran Learning kemampuan pemecahan masalah siswa Cycle 5E berbantuan alat peraga, sudah kelas mulai paham tentang permasalahan yang sedangkan ada di Lembar Kerja Siswa (LKS). Apalagi pemecahan masalah siswa kelas kontrol dengan guru menjelaskan/pengutan materi sebesar 64,1. dengan menggunakan alat peraga siswa 5. Hasil eksperimen sebesar rata-rata perhitungan 76,2419 kemampuan pada kelas lebih memahami materi yang dipelajari. eksperimen diperoleh a = 0,2120 dan b Dan siswa dapat mengerjakan soal latihan = kemampuan pemecahan masalah yang determinasi diberikan guru. persamaan regresi linear sederhana Ŷ = 0,4630. Diperoleh sebesar koefisien 56,31%. Jadi 0,2120 + 0,4630X adalah 56,31%. Dari hasil tersebut disimpulkan motivasi Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, yang dapat sebagai berikut. berprestasi belajar siswa dalam telah diuraikan pembelajaran matematika menggunakan ditarik kesimpulan model pembelajaran Learning Cycle 5E berbantuan alat peraga berpengaruh 74 δ E L T ∆ | Vol.3 No.1, Januari 2015, hlm 63-74 positif terhadap prestasi belajar siswa materi pokok segitiga kelas VII SMP N 2 Wonotunggal artinya siswa yang motivasi berprestasi belajarnya lebih tinggi lebih baik kemampuan pemecahan masalah siswa daripada siswa yang motivasi berprestasi belajarnya rendah. Pustaka Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Agustyaningrum, Nina. 2011. Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas IX B SMP Negeri 2 Sleman. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Yogyakarta, 3 Desember 2011. Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press. Madewena. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara. Muamanah. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Learning Cycle Berbantuan LKPD Pada Materi Pokok Logika Matematika Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X SMA NU 1 Hasyim Asy’ari Tarub Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Semarang: IAIN Walisongo. Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suherman, E, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:JICA-UPI. Sundayana, Rostina. 2014. Statistik Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Ulya, Innarotul. 2011. Efektifitas Model Pembelajaran Learning Cycle 5E (LC5E) Dengan Pemanfaatan Alat Peraga Pada Materi Pokok Bidang Datar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII SMP Nurul Islam Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Semarang: IAIN Walisongo. Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.