ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA TN ”D” FRAKTUR FEMUR DENGAN NYERI AKUT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSU ANWAR MEDIKA BALONG BENDO KRIAN Bima Abdillah 1312010002 Subject: Asuhan Keperawatan, Fraktur Femur, Nyeri Akut, Metode Nafas Dalam. Description Tulang femur merupakan tulang terbesar yang di miliki oleh tubuh manusia, apabila pada tulang femur terjadi fraktur maka akan menimbulkan rasa nyeri yang sangat mengganggu pada klien. tujuan dari studi kasus ini adalah bagaimana cara mengurangi nyeri yang di alami klien menggunakan metode non farmakologi dengan metode nafas dalam . Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus, responden studi kasus ini terdiri dari satu responden yaitu Tn”D” umur 28 tahun dengan kasus fraktur femur berhubungan dengan nyeri akut di ruang Instalasi Gawat Darurat RSU Anwar Medika Balongbendo Sidoarjo pada tanggal 24 juni 2016, Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam studi kasus ini adalah dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Saat di lakukan pengkajian pada klien Tn”D” di dapatkan hasil pengkajian Klien tampak menahan sakit, wajah klien tampak tegang, skala nyeri 7, klien tampak menyeringai,terdapat luka memar, luka babras, luka lebam di paha sebelah kanan, saat di raba paha kanan terasa lebih hangat di bandingkan dengan paha kiri di karenakan ada perdarahan di dalam, terdapat deformitas atau kelainan bentuk. tanda-tanda vital : TD : 120/90 mmHg , N : 84 x/menit, S : 36, 5, RR :20 x/menit, Setelah di lakukannya terapi non farmakologi dengan metode nafas dalam pada Tn”D” di samping terapi medis didapatkan rasa nyeri klien berkurang, klien lebih tenang, adaptasi terhadap nyeri, klien tampak lebih rileks, bisa di simpulkan kolaborasi pemberian terapi non farmakologis di samping terapi medis bisa mengurangi rasa nyeri pada klien dengan fraktur femur, saran yang di berikan pada klien dengan nyeri akut pada fraktur femur sebaiknya apabila nyeri datang segera lakukan cara yang sudah di ajarakan oleh perawat di rumah sakit yaitu dengan metode nafas dalam selain menggunakan obat anti nyeri yang di berikan. Kata Kunci :, fraktur femur, nyeri akut,metode nafas dalam ABSTRACT Femur bone is the biggest bone in the human body. When the femur bone is fracture, it will cause pain that is very disturbing on the client. The purpose of this case study was how to reduce the pain of the client by using nonpharmacological method with deep breathing method. This research used qualitative method with case study design, the respondent of this case study consists of one respondent that was Mr “D” ,28 years old, with the femur fracture case related with acute pain in IGD RSU Anwar Medika Balongbendo Sidoarjo on june, 24 2016. Date collection methods used in this case study where iterview, observation and documentation. On the assessement to Mr.”D” obtained result that where client looked try to arrest the pain, his face was stained, the pain scale was 7. The client looked grinnin, he had bruised injury in his right thight, on palpation found that the right tight was warmer than the left thight caused by internal bleeding, there was a deformity, the vital signs are were blood preasure : 120/90 mmHg, heart pulse : 84x/minutes, body temperature : 36,5, RR: 20x/minutes. After given non-pharmacological therapy using the deep breathing method to Mr.”D” beside medical therapy, the pain of the client reduced, the client was calmer, he could adapt with the pain and more relax, it can conclude that giving non-pharmacological therapy beside the medical therapy can reduce the pain to the client with femur fracture. The suggestion to the client is : when the pain comes, it is better to do the deep breathing therapy which is taught by nurse in the hospital beside medicines that are given. Keywords : Femur fracture, acute painful, deep breathing Contributor : Dwiharini Puspitaningsih,M.Kep, Umul Fatkhiyah,S.Kep. Ns Date Type material Identifier Right Summary : 29 juni-29 juli 2016 : Laporan Tugas Akhir :: Open Document : Latar belakang Pada penderita fraktur, nyeri merupakan masalah yang paling sering dijumpai dalam keadaan open maupun close fraktur, Foley dick, 2000 mengumpulkan data sebanyak 85% pasien fraktur mengeluhkan nyeri. Nyeri yang di derita ialah nyeri yang tidak tertahankan yang dapat mengganggu dan meningkatkan resiko jatuh pada pasien nyeri. Nyeri dapat dibedakan menjadi dua, yakni nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut datangnya tiba-tiba atau singkat, dapat hilang dengan sendiri, dapat diprediksi, dan merupakan reaksi fisiologi akan sesuatu yang berbahaya Dan apabila nyeri akut tidak di tangani dengan te(B Murwani, 2009), nyeri akut pada fraktur dapat meningkat kan resiko jatuh lebih tinggi, dsn menimbulkan gangguan rasa nyaman pada penderita nyeri pada fraktur, di harapkan setelah di lakukan perawatan nyeri dengan tepat, nyeri pada penderita fraktur dapat mereda atupun hilang. (sudoyo, 2010). Kejadian nyeri pada pasien fraktur banyak terjadi pada pasien dengan open ataupun close fraktur femur, Menurut Depkes RI (2011), dari sekian banyak kasus fraktur di indonesia, fraktur pada ekstremitas bawah khususnya fraktur femur akibat kecelakaan memiliki prevalensi yang paling tinggi dan sering terjadi diantara fraktur lainnya yaitu sekitar 46,2%. Dari 45.987 orang dengan kasus fraktur ekstremitas bawah akibat kecelakaan, sekitar 16,4% orang mengalami fraktur pada tulang femur dan terjadi nyeri akut, dan skitar 14,2% orang mengalami fraktur cruris, 3,3% orang mengalami fraktur pada tulang-tulang kecil di kaki. peran tulang femur dalam pergerakan ektremitas bawah sangatlah penting, karna tulang femur berfungsi sebagai penyangga tubuh apabila femur terjadi fraktur akan menimbulkan nyeri dan akan sangat mengganggu aktifitas, dan apabila nyeri tidak segera di tangani maka akan sangat mengganggu pada penderita fraktur (Depkes RI 2011) Penatalaksanaan nyeri akut pada pasien fraktur femur yaitu dengan mengembalikan fragmen tulang pada kesejajaran dan rotasi anatomis, alat yang di gunakan biasanya traksi , bidai, dan alat yang lainnya. Dan tidak lupa juga di lakukan tindakan immobilisasi dapat di lakukan dengan metode eksterna dan interna mempertahankan fungsi dan mengembalikan fungsi status neurovaskuler selalu di pantau meliputi peredaran darah , nyeri, perabaan, gerakan, perkiraan waktu immobilisasi yang di butuhkan untuk penyatuan tulang di butuhkan waktu sekitar 3 bulan dan apabila nyeri datang pasien bisa di ajarkan bagaimana cara menanggulangi rasa nyeri itu dengan cara non farmakologi yaitu dengan metode nafas dalam (Amin huda nurarif, 2015). Relaksasi nafas dalam adalah teknik untuk mengurangi ketegangan nyeri dengan merelaksasikan otot. Beberapa penelitin menyatakan bahwa teknik relaksasi efektif dalam menurunkan skala nyeri pasca operasi (Tamsuri 2012) Teknik relaksasi dapat dilakukan untuk mengendalikan rasa nyeri dengan meminimalkan aktifitas simpatik dalam sistem saraf otonom. Teknik tersebut dapat mengurangi sensasi nyeri dan mengontrol intensitas terhadap rasa nyeri tersebut (Haderson, 2005). . Metodologi Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus ini adalah studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nyeri akut pada penderita fraktur femur di RS Anwar Medika . Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan pada klien dan keluarga. Observasi yang dilakukan menggunakan pemeriksaan fisik dengan metode persistem. Dokumentasi yaitu mencatat hasil wawancara dan observasi dengan klien, dengan menggunakan format asuhan keperawatan gawat darurat. Uji keabsahan data menggunakan 2 sumber data utama yaitu klien dan keluarga. Analisa data yang digunakan yaitu dari analisa data hasil pengkajian, dari analisa data ditegakkan diagnosa keperawatan. Kemudian dibuat intervensi keperawatan dan dilakukan implementasi. Setelah selesai implementasi dilakukan evaluasi. Hasil dan pembahasan 1. Pengkajian Berdasarkan pengkajian klien mengalami kecelakaan lalu lintas pada saat mau berangkat kerja pasien mengendarai sepedah motor dengan lumayan kencang 80-90 km/jam dan tidak tau kalau di depan nya ada mobil yang menyalip dari arah sebaliknya dan pada saat itu pasien tertabrak dan terjatuh dari sepedah motornya dan mobil yang menabrak klien lari dan tidak mau bertanggung jawab (korban tabrak lari), saat pengkajian terdapat luka memar, luka babras, luka lebam pada paha sebelah atas, terdapat sepasme otot, terdapat diskontinuitas, terdapat kelemahan mobilitas fisik, skala nyeri 7, frekwensi sering sewaktu-waktu dan saat mencoba di gerakkan, kualitas seperti di tusuk-tusuk, wajah klien tampak menahan sakit, tampak tegang, wajah menyeringai, menurut Wahid 2013 tanda dan gejala fraktur meliputi : Deformitas, bengkak, memar, spasme otot, nyeri, hilang sensasi pada daerah sekitar fraktur, krepitasi, pergerakan abnormal, rontgen abnormal. pada pengkajian Klien Tn “D” terdapat kesamaan antara gejala yang ada pada pasien dengan tanda dan gejala menurut teori wahid tahun 2013, yang meliputi , spasme otot, luka memar, luka babras, diskontinuitas tulang, kurang atau hilang sensasi, nyeri hebat. Pergerakan abnormal. wajah seperti menahan sakit, kelihatan tegang. 2. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan yang di tegakkan pada klien adalah nyeri akut berhubungan dengan terputusya kontinuitas jaringan. Penulis menegakkan diagnosa ini karena di peroleh data yang menunjang saat pengkajian, penulis menegakkan diagnose keperawatan nyeri akut b/d terputusnya diskontinuitas jaringan sesuai dengan teori (Nurarif, 2015) yang menyatakan bahwa tanda dan gejala yang muncul pada fraktur femur dengan tanda dan gejala seperti yang di alami Tn”D” dapat di tegakkan diagnose keperawatan Nyeri akut b/d terputusnya kontinuitas jaringan. 3. Intervensi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x4 jam di harapkan nyeri berkurang, skala nyeri pasien turun, pasien tampak rileks, perencanaan yang di berikan pada klien antara lain : pengkajian skala nyeri, pengontrolan nyeri (medis dan non medis) metode nafas dalam, perawatan luka pada area sekitar fraktur, HE (Health education) pre oprasi, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat analgesic. Menurut (Nurarif, 2015) intervensi yang di lakukan pada pasien fraktur dengan nyeri antara lain pengkajian nyeri yang komperehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas dan factor presipitasi., Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan., Gunakan pengalaman terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien., Kaji kultur yang mempengarui respon nyeri. Kurangi factor presipitasi nyeri. Ajarkan tentang tehnik nonfarmakologi. Berikan alnalgetic untuk mengurangi nyeri., Evaluasi keefektifan control nyeri. ,Kolaborasi dengan tim medis, menegement nyeri dengan instruksi nafas dalam, Bersihkan kotoran pada daerah luka menggunak cairan Pz, Analgesik administration, Tentukan kualitas, drajat, lokasi sebelum pemberian obat , Cek instruksi dokter tentang pemberian dosis, jenis obat, dan frekwensi., Cek riwayat alergi., Pilih analgesic yang di perlukan atau sebelum makan. Terdapat kesamaan dan modifikasi antara intervensi yang di lakukan pada pasien Tn”D” dengan teori menurut (Nurarif, 2015) sama-sama di rencanakan , kaji skala nyeri, pengontrolan nyeri, terapai non farmakologi, terapi farma kologi, perawatan luka menggunakan Pz, tetapi pada teori tersebut tidak tercantum tindakan HE pre op sehingga penulis memodifikasi dengan menambahkan intervensi HE pada pasien dengan fraktur femur yang meliputi, persiapan mental pasien, tujuan di lakukannya tindakan oprasi, persiapan pasien. 4. Implementasi Hasil pengkajian bahwa klien mengalami patah tulang di paha kanan pada daerah fraktur terdapat luka lebam, luka memar, luka babras, terasa kaku saat paha kanan di sentuh., terasa hangat apabila di sentuh menandakan ada perdarahan dalam, dengan Tindakan yang dilakukan yaitu identifikasi skala nyeri klien, menentukan lokasi nyeri klien, mengajarkan klien tehnik retraksi relaksasi non medis tehnik (nafas dalam), berkolaborasi dengan tim medis tentang pemberian analgesic, melakukan perawatan luka paha pasien seperti luka memar, luka babras, setelah di lakukan perawatan luka. setelah itu di lakukan pembalutan pada daerah fraktur dengan menggunakan kasa dan spaleg yang berguna supaya tulang yang terkena fraktur tidak bergeser sehingga tidak semakin parah, kolaborasi pemberian obat-obatan : Infus NaCl, injeksi celorolac, injeksi ranitidine, injeksi cofotaxime. Relaksasi nafas dalam adalah teknik untuk mengurangi ketegangan nyeri dengan merelaksasikan otot. Beberapa penelitin menyatakan bahwa teknik relaksasi efektif dalam menurunkan skala nyeri pasca operasi (Tamsuri 2012), menurut Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan relaksasi pernafasan adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan. Di dapat kesamaan antara penatalaksanaan pada klien dengan teori menurut (Tamsuri, 2012) dan Smeltzer & Bare (2002) bahwa metode non farmakologi dapat mengurangi nyeri pada klien dengan nyeri pada fraktur femur dan saat metode nafas dalam di aplikasikan pada klien, klien tampak lebih rileks, tidak menahan nyeri, nyeri pada klien berkurang. 5. Evaluasi Saat di lakukan evaluasi keperawatan, metode nafas dalam yang di terapkan pada klien Tn “D” berhasil Pasien tampak expresi wajah lebih rileks, keadaan umum cukup, pasien tidak tampak tegang, nyeri berkurang, Masalah teratasi sebagian intervensi dilanjutkan, pasien di pindahkan ke ruang dahlia untuk menunggu dilakukannya oprasi fraktu femur pada tanggal 24 juli 2016 dan di berikan HE menjelaskan apa tujuan oprasi, apa persiapan yang di lakukan sebelum oprasi, supaya klien tidak merasa khawatir dengan oprasi yang akan di lakukan. Simpulan 1. Pengkajian Dari hasil pengkajian yang di dapat di IGD RSU Anwar Medika klien mengalami close fraktur femur pada paha kanan atas, terdapat luka lebam, luka memar, nyeri saat di sentuh, terasa hangat saat di raba, pada daerah fraktur skala nyeri pasien 7 nyeri sedang. 2. Diagnosa keperawatan Berdasarkan kejadian dan tanda gejala pada klien Tn”D” dapat di ambil diagnose medis Fraktur femur dengan masalah keperawatan nyeri akut b/d terputusnya kontinuitas jaringan. 3. Perencanaan Perencanaan yang di lakukan pada klien tanggal 23 juni 2016 adalah menentukan skala nyeri, perawatan luka serta balut bidai, menegement nyeri (nafas dalam) non farmakologi, kolaborasi pemberian obat, healt education (HE) pre oprasi fraktur femur. 4. Tindakan Tindakan yang di lakukan pada klien tanggal 23 juni 2016 adalah menentukan skala, area, penyebab, konsekuaensi nyeri, melakukan perawatan luka pada daerah sekitar fraktur, tindakan balut bidai, menegement nyeri, dan pemberian HE menjelaskan tentang apa tujuan oprasi, persiapan oprasi seperti puasa. 5. Evaluasi Setelah di lakukan tindakan keperawatan klien dalam melakukan asuhan keperawatan dengan evaluasi, klien, pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang, pasien tampak rileks, Masalah belum teratasi intervensi dilanjutkan, klien di pindah ke ruangan dahlia untuk menunggu dan mempersiapkan pasca oprasi femur. Rekomendasi Di harapkan kepada keluarga dan klien untuk mempraktekkan apa yang di ajarkan oleh perawat saat nyeri datang yaitu dengan metode nafas dalam selain meminum obat yang di berikan dari rumah sakit, penarikan nafas dalam efektif untuk menurunkan nyeri pada klien . Daftar Pustaka Amin huda nurarif, H. K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction publishing . Sudoyo A. 2010. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I edisi V. Jakarta: Interna Amin huda nurarif, H. K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction publishing . Tamsuri, A 2012, Konsep & penatalaksanaan nyeri, EGC, Jakarta. Smeltzer, SC & Barre, BG 2002, Buku ajar keperawatan medikal bedah bruner & suddart, Edisi 2, Vol 1, EGC, Jakarta. Puspitaningsih, Dwi harini. Kartiningrum, Eka diah & Puspitasari, Widya. 2015. Panduan studi kasus d3 Keperawatan. Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto Alamat corespondensi Email : [email protected] Alamat : Desa sengon agung (01/05) Kecamatan Purwosari Kabupaten pasuruan No. Hp : 085649635221