INFOMATEK Volume 17 Nomor 1 Juni 2015 KAJIAN PENURUNAN MUTU YAKULT KEDELAI (GLYCINE MAX. MERR) YANG DISIMPAN PADA BERBAGAI SUHU DENGAN METODE ARRHENIUS Tantan Widiantara*), Supli Effendi, Arindi Sulistiani **) Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik – Universitas Pasundan Abstract: The purpose of this is research were to know and estimate the self life of soybean yakult with the Arrhenius method is based on total acid and total bacteria. This research consisted of a preliminary research and main research. Premilinary research conducted to make soy yakult and determine the best of shelf life of soybean yakult on temperature storage 10 oC, 28oc and 35oC. The main research was conducted to determine a decrease in the quality and shelf life of soybean yakult with the quality parameters used were acid total and bacteria total by using Arrhenius method. Preliminary research results indicate that soybean yakults which stored at 35oC in organoleptic can be stored for 48 hours, at temperature of 28oC can be stored for 120 hours and at a temperature of 10oCcan be stored for 240 hours. The main results of the research showed that soybean yakult which stored with Arrhenius method has a different shelf life based on acid total and bacteria total. Based on the acid total, soybean yakult shelf life at temperature 10 oC is 10 days, at temperature 28oC is 3 days and at temperature 35oC is 1,5 days. While based on the bacteria total, soybean yakult shelf life at temperature 10 oC is 4 days, at temperature 28oC is 3 days and at temperature 35oC is 1 days. The conclusion of this research is the best storage temperature of soybean yakult that is 10 oC because in that temperature storage has a decrease in the quality of soybean yakult least that has longer shelf time than temperature storage 28oC and 35oC. Keywords : Soybean, Yakult, Shelf life time,Arrhenius I. PENDAHULUAN1 mengandung semua asam amino esensial Kedelai merupakan sumber protein nabati yang (jumlahnya 8 atau 10 buah apabila dimasukkan efisien, dalam arti bahwa untuk memperoleh sistein dan tirosin). jumlah protein yang cukup diperlukan kedelai dalam jumlah yang kecil. Nilai protein kedelai Kedelai juga dikenal rendah kandungan racun jika difermentasi dan dimasak akan memiliki kimia mutu yang lebih baik kacang- digunakan sebagai penopang kesehatan badan kacangan lain. Di samping itu, protein kedelai dan umur panjang. Kedelai banyak dikonsumsi merupakan orang sebagai salah satu alternatif untuk satu-satunya dari jenis leguminosa yang serta residu pestisidanya dan bisa menggantikan protein hewani yang relatif lebih * [email protected] **alumni Prodi Teknologi Pangan FT UNPAS mahal (Cahyadi, [1]). Infomatek Volume 17 Nomor 1 Juni 2015 : 1 - 14 Ketika protein sangat dibutuhkan tetapi Yakult adalah minuman susu fermentasi yang kandungan kolesterol perlu dihindari, maka susu mengandung Lactobacillus casci Shirota strain kedelai bisa menjawabnya sebagai susu bebas yang dapat mencapai usus dalam keadaan kolesterol (Hartoyo, [2]). hidup . Yakult terdiri dari 2 jenis yaitu yakult original dan yakult acc. Yakult original Susu kedelai asli (plain soy milk) merupakan mengandung lebih dari 6,5 milyar bakteri L.casei minuman bernilai gizi tinggi sebagai sumber Shirota protein, dan mengandung lebih dari 30 milyar L.casei Shirota isoflavon. Isoflavon kedelai telah dibuktikan strain ditambah dengan kalsium dan vitamin dapat menurunkan kadar kolesterol LDL (low (Komalasari, [5]). beberapa macam vitamin B strain sedangkan yakult acc density lipoprotein), sehingga susu kedelai disebut sebagai “heart healthy drink”. Susu Yakult kedelai juga tidak mengandung laktosa (gula dibawah 10°C karena pada kondisi tersebut susu), sehingga dapat diminum dengan aman bakteri yakult tidak aktif sehingga kualitas yakult oleh mereka yang menderita lactose intolerance. dapat Selain merupakan pada suhu diatas 10°C akan mengakibatkan alternatif bagi mereka yang alergi terhadap susu turunnya kualitas karena bakteri yakult aktif, sapi (Muchtadi, [3]). menghasilkan asam laktat yang menyebabkan itu, susu kedelai juga yakult Susu kedelai memiliki karakteristik yang mirip dengan susu sapi baik dari kenampakan, susunan asam amino maupun sifat proteinnya, maka telah banyak pula diterapkan proses fermentasi pada fermentasi pada susu susu kedelai. kedelai harus selalu dipertahankan menjadi asam disimpan terjaga. dan pada suhu Penyimpanan jumlah bakteri hidupnya akan menurun. Maka rasa asam yang tinggi pada saat produk sudah melebihi kadaluwarsa dapat berdampak negatif terhadap konsumen (Januar, [6]). Proses dapat Umur simpan (shelf life) suatu produk erat memperbaiki flavor langu yang merupakan bau kaitannya dengan kondisi lingkungan sekitar khas kacang kedelai yang tidak disukai dan juga (suhu), karena suhu merupakan faktor yang dapat memperpanjang umur simpan. Produk berpengaruh terhadap perubahan mutu produk, fermentasi susu kedelai yang telah berhasil makin tinggi suhu penyimpanan maka makin dilakukan diantaranya yaitu yoghurt kedelai atau pendek jangka waktu kadaluarsa. dikenal dengan sebutan soygurt, kefir kedelai dan asidofilus kedelai (Selamat, [4]). Semakin tinggi suhu penyimpanan maka laju reaksi berbagai senyawaan kimia juga akan semakin cepat. Oleh karena itu dalam menduga 2 Kajian Penurunan Mutu Yakult Kedelai (Glycine Max.Merr) Yang Disimpan Pada Berbagai Suhu Dengan Metode Arrhenius kecepatan penurunan mutu makanan selama penyimpanan, faktor diperhitungkan. suuhu Faktor-faktor selalu yang dapat dipengaruhi oleh suhu misalnya adalah tekstur pada buah, reaksi pencoklatan, penyimpangan warna dan lain-lain (Syarief dan Halid, [7]). dapat menyebabkan perubahan mutu menjadi lebih diinginkan karena kompleks flavor telah terbentuk. Sebaliknya, penyimpanan juga dapat penurunan nutrisi sehingga menjadi tidak disukai karena penyimpangan flavor (Yunita, dkk, [8]). perubahan mutu penyimpanan selayaknya dalam keadaan tetap dari waktu ke waktu. Apabila suhu penyimpanan tetap atau tidak berubah maka perumusan bisa ini adalah sari kedelai, susu skim, glukosa, sukrosa, air, yakult sebagai starter, NaOH 0,1 N, PDA (Potatoes Dextroes Agar), air steril, aquades danalkohol 70%. Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah inkubator, panci, pengaduk, wadah, saringan, blender, magnetic stirrer, thermometer labu air raksa, erlenmeyer, pipet volumetrik, batang pengaduk, buret, inkubator, sederhana, koloni counting (counting chamber). makanan. Penyimpanan makanan dalam suhu ruang masalahnya Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian cawan petri steril, pipet steril, lampu spirtus dan Suhu merupakan faktor yang berpengaruh terhadap Bahan dan Alat phenolptalein 1%, Penyimpanan yang dilakukan terhadap yoghurt menyebabkan II. METODOLOGI yaitu untuk menduga laju penurunan mutu cukup dengan menggunanakan persamaan Arrhenius yaitu k = Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen (percobaan), yang terdiri dari dua tahap yaitu (1) penelitian pendahuluan, dan (2) penelitian utama. 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan ini dilakukan untuk membuat yakult kedelai dan menentukan waktu ko . e-E/RT [7]. penyimpanan terbaik dari yakult kedelai dengan Model Arrhenius digunakan dengan asumsi uji organoleptik pada suhu penyimpanan 10oC, bahwa perubahan faktor mutu hanya ditentukan 28oC dan 35oC. oleh satu macam reaksi saja, tidak terjadi faktor lain yang proses perubahan merupakan terjadi mengakibatkan akibat sebelumnya mutu prubahan mutu, dianggap bukan dariproses-proses dan suhu yang selama penyimpanan tetap atau dianggap tetap [7]. 2. Penelitian Utama Hasil penelitian utama yaitu waktu penyimpanan terbaik dilakukan analisis total asam dan total bakteri (TPC) dengan 6 titik waktu analisis pada masing-masing suhu penyimpanan 10oC, 28oC dan 35oC. 3 Infomatek Volume 17 Nomor 1 Juni 2015 : 1 - 14 Metode perhitungan menggunakan pada rancangan penelitian percobaan ini 4. Regresi Linear ( Proses regresi ke 2 ) yang Dilakukan perhitungan regresi linear kembali meliputi variasi suhu dan lama penyimpanan antara ln K (dari point 2 diatas) dan 1/T (dari dengan menggunakan metode Arrhenius yang point 3 diatas) dimana Y = ln K dan X = 1/T digunakan untuk menentukan laju penurunan sehingga didapat persamaan : mutu yakult kedelai dengan persamaan sebagai Y = A + BX ln k = A + B.1/T berikut: k = ko x e-E/RT Kemudian setiap nilai k dan 1/T diplotkan dalam dimana: sebuah grafik. k = konstanta penurunan mutu ko = konstanta (tidak tergantung pada suhu) E = energy aktivasi T = suhu mutlak (C+273) R = konstanta gas (1,986 kal/mol) Tahapan Metode Arrhenius 1. Regresi Linear Sederhana Gambar 1 Analisis regresi linear sederhana dipergunakan Grafik Hubungan Ln K dan 1/T untuk mengetahui pengaruh antara satu buah variabel bebas terhadap satu buah variabel Setelah diperoleh konstanta penurunan mutu, terikat. Persamaan umumnya adalah: Y = a + b maka dihitung umur simpan yakult kedelai X. Dengan Y adalah variabel terikat dan X menggunakan kinetika reaksi. adalah variable bebas. Koefisien a adalah Kinetika reaksi → konstanta Orde 1: (intercept) yang merupakan titik potong antara garis regresi dengan sumbu Y pada koordinat kartesius. Adapun variabel yang dapat diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Variabel bebas : Hari penyimpanan ( X ) Variabel terikat : Total asam dan Total Bakteri ( Y ) 2. Menghitung ln k Keterangan : 3. Menghitung 1/T+273 Q = Total asam 4 Kajian Penurunan Mutu Yakult Kedelai (Glycine Max.Merr) Yang Disimpan Pada Berbagai Suhu Dengan Metode Arrhenius Q0 = Total asam t=0 suhu yang telah diketahui pada penelitian k = konstanta penurunan mutu pendahuluan, kemudian dibagi 6 titik untuk t = umur simpan produk dilakukan analisis dengan parameter mutu yang dianalisis yaitu total asam dan total bakteri. Rancangan Respon Respon yang diamati terhadap yakult kedelai III. HASIL DAN PEMBAHASAN meliputi respon kimia dan respon mikrobiologi. Hasil Penelitian Pendahuluan • pada Parameter yang yang diamati pada penelitian pembuatan yakult kedelai adalah penentuan pendahuluan yakult kedelai sebelum dilakukan kadar asam laktat metode Mann’s Acid Test penelitian Respon mikrobiologi yang dilakukan pada terhadap warna, rasa dan aroma selama pembuatan yakult kedelai adalah penentuan penyimpanan. • Respon kimia yang dilakukan utama meliputi uji organoleptik total bakteri, kapang dan khamir dengan menggunakan metode total plate count. Parameter-parameter tersebut diamati mulai penyimpanan pada jam ke-0 dan seterusnya Penelitian Pendahuluan pada masing-masing suhu 100C, 28oC dan 35oC Penelitian pendahuluan ini dilakukan untuk sampai produk mengalami perubahan mutu membuat dengan yakult kedelai yang kemudian dilakukan penyimpanan pada tiga suhu yang berbeda yaitu T1 10oC, T2 28oC dan T3 35oC. rentang waktu 12 jam. Setelah dilakukan pengamatan maka dicatat waktu penyimpanan ke berapa produk tersebut Selama penyimpanan dilihat perubahan fisik mengalami perubahan mutu pada masing- yang terjadi pada masing-masing suhu sampai masing suhu untuk digunakan pada penelitian terlihat utama. kemudian adanya tanda-tanda ditentukan waktu kerusakan yakult kedelai mecapai kerusakan pada masing-masing suhu. Berdasarkan hasil organoleptik terhadap warna pada sampel yakult kedelai yang disimpan pada Deskripsi Penelitian Utama tiga suhu berbeda yaitu 100C, 28oC dan 35oC, Penelitian utama dilakukan untuk mengetahui maka dapat disimpulkan bahwa yakult kedelai sejauh mana penurunan kualitas yakult kedelai mengalami penurunan mutu warna yang masih 28oC bisa diterima yaitu pada jam ke-240 untuk suhu dan T3 35oC. Lamanya waktu untuk yakult 10oC, jam ke-120 untuk penyimpanan suhu kedelai mengalami penurunan kualitas (waktu 28oC dan 60 jam untuk penyimpanan pada suhu penyimpanan 35oC. pada tiga suhu berbeda yaitu T1 terbaik) pada 10oC, T2 masing-masing 5 Infomatek Volume 17 Nomor 1 Juni 2015 : 1 - 14 Penurunan kualitas warna yakult kedelai terjadi Berdasarkan hasil pengamatan organoleptik pada semua suhu penyimpanan, akan tetapi terhadap rasa yakult kedelai, dapat disimpulkan penurunan kualitas warna yakult kedelai paling bahwa yakult kedelai mengalami penurunan cepat pada penyimpanan suhu 35oC. Hal ini mutu rasa yang masih bisa diterima yaitu pada terjadi karena suhu 35oC merupakan suhu yang jam ke-240 untuk suhu 10oC, jam ke-120 untuk mendekati suhu optimum untuk pertumbuhan penyimpanan suhu 28oC dan 48 jam untuk mikroorganisme penyimpanan pada suhu 35oC. sehingga selain bakteri Lactobacillus casei yang berkembang juga terjadi kontaminasi bakteri lain, kapang dan Salah khamir terpenting adalah cita rasa atau flavor. Oleh sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan mutu warna yakult kedelai. satu faktor mutu makanan yang karena itu, maka ditetapkan bsatasan waktu penyimpanan yakult kedelai untuk masing- Berdasarkan hasil pengamatan organoleptik masing suhu 10oc, 28oC dan 35oC adalah 240 terhadap jam, 120 jam dan 48 jam. Perubahan mutu aroma yakult kedelai, dapat disimpulkan bahwa yakult kedelai mengalami makanan penurunan perubahan mutu aroma yang masih bisa terutama faktor dapat mutu diketahui tersebut. dari Citarasa diterima yaitu pada jam ke-216 untuk suhu makanan ditimbulkan oleh berbagai macam 10oC, jam ke-106 untuk penyimpanan suhu senyawa yang mudah menguap (volatil) seperti 28oC dan 48 jam untuk penyimpanan pada suhu senyawa hidrogen sulfida, alkohol, amoniak, 35oC. amina dan senyawa-senyawa karbonil lainnya. Akan tetapi secara umum dapat dikatan bahwa Aroma, flavor dan mutu yakult sama halnya penyimpangan flavor makanan yang diawetkan dengan yoghurt yang banyak berhubungan terutama adalah karena terjadinya oksidasi dengan proses fermentasi yang terjadi. Aroma asam-asam lemak sehingga mengakibatkan bau dan flavor khas yoghurt disebabkan apek, tengik dan sebagainya [7]. karena adanya asam laktat dan sisa-sisa asetaldehid, diasetil, asam asetat dan bahan-bahan volatil Hasil dan Pembahasan Penelitian Utama lainnya yang dihasilkan oleh fermentasi bakteri, Berdasarkan hasil dari penelitian pendahuluan begitu pula dengan yakult dimana penyebab yaitu penetapan batasan waktu penurunan mutu utama yakult kedelai berdasarkan warna, rasa dan terbentuknya Lactobacillus casei [3]. asetaldehid adalah aroma pada masing-masing suhu 10oC, 28oC dan 35oC adalah 240 jam, 120 jam dan 48 jam. 6 Kajian Penurunan Mutu Yakult Kedelai (Glycine Max.Merr) Yang Disimpan Pada Berbagai Suhu Dengan Metode Arrhenius Penurunan mutu dan umur simpan suatu produk utama penurunan perlu dilakukan pengujian terhadap parameter keseluruhan. mutu produk secara yang mempengaruhi mutu produk sebelum disimpan untuk periode tertentu. Parameter Berdasarkan data hasil perhitungan total asam yang diamati pada yakult kedelai untuk masing- pada sampel yakult kedelai yang disimpan pada masing titik analisis meliputi total asam dan total suhu berbeda, maka diperoleh hasil seperti bakteri. Dengan total asam sebagai parameter yang terlihat pada Tabel 1: Tabel 1 Total Asam Yakult Kedelai pada Suhu dan Penyimpanan berbeda Suhu Penyimpanan (oC) Lama Penyimpanan (Jam) Total Asam (%) 0 0,114 10 0,106 20 0,118 30 0,146 40 0,153 48 0,191 0 0,114 24 0,095 48 0,137 72 0,141 96 0,156 120 0,175 0 0,114 48 0,096 96 0,099 144 0,104 192 0,110 240 0,149 35oC 28oC 10oC 7 Infomatek Volume 17 Nomor 1 Juni 2015 : 1 - 14 Berdasarkan hasil analisis total asam diatas, Hasil analisis total asam pada tabel 4 diatas diketahui total asam yakult kedelai pada jam ke- menyimpulkan bahwa rata-rata terjadi kenaikan 0 sebesar 0,114%. Total asam ini sebenarnya total asam pada setiap suhu penyimpanan berada dibawah kisaran rata-rata asam laktat dimana kenaikan total asam terbesar dan pada produk sejenis seperti yoghurt yaitu 0,5- tercepat yaitu pada penyimpanan yakult kedelai 2%. pada suhu 35oC yaitu sebesar 0,191% pada penyimpanan jam ke-48, untuk lebih jelasnya Hal ini disebabkan karena jenis karbohidrat data tersebut diplotkan ke dalam grafik pada yang terdapat pada sari kedelai berbeda dengan Gambar 2. jenis karbohidrat yang terdapat pada susu yang biasa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minuman fermentasi seperti yoghurt, kefir maupun yakult. Seperti yang dijelaskan oleh Cahyadi [1], proses fermentasi pada pembuatan soyghurt terkadang mengalami kesulitan. Karbohidrat susu kedelai terdiri atas golongan oligosakarida yang tidak dapat digunakan sebagai sumber energi maupun sumber karbon oleh kultur starter. Oleh karena itu, pada penelitian ini juga ditambahkan gula dalam bentuk glukosa dan juga susu skim untuk menambah kadar gula Gambar 2 pada susu kedelai yang bisa difermentasi oleh Grafik Hubungan Total Asam dan Lama Penyimpanan Yakult Kedelai pada Suhu yang Berbeda bakteri Lactobacillus casei sehingga dihasilkan asam laktat sebagai produk akhir dari fermentasi. Setelah mengetahui persamaan regresi nilai kenaikan total asam pada masing-masing suhu Penambahan susu skim pada pembuatan yakult kedelai juga berfungsi untuk menambah kadar laktosa yang bisa difermentasi oleh bakteri Lactobacillus casei sehingga dihasilkan asam laktat yang diinginkan. 8 dari gambar 4 diatas, maka untuk penyimpanan pada suhu 10oC, 28oC dan 35oC diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut. Kajian Penurunan Mutu Yakult Kedelai (Glycine Max.Merr) Yang Disimpan Pada Berbagai Suhu Dengan Metode Arrhenius Tabel 2 Persamaan Regresi Linear Berdasarkan Total Asam Suhu Persamaan regresi r Nilai K Ln K T (oK) 1/T 10oC y = 0,00013x + 0,096 0,614 0,00013 -8,948 283o 0,0035 28oC y = 0,00059x + 0,101 0,917 0,00059 -7,435 301o 0,0033 35oC y = 0,00158x + 0,098 0,918 0,00161 -6,431 308o 0,0032 sehingga apabila setiap nilai k dan 1/T diplotkan Dari grafik diatas kemudian ditentukan dalam sebuah kurva maka akan diperoleh data : konstanta penurunan mutu (k) dari masingmasing suhu dengan persamaan Arrhenius untuk laju peningkatan total asam produk adalah : k = ko x eBx(1/T) dari persamaan tersebut, maka diperoleh nilai k dari masing-masing suhu dan ts (umur simpan) dari persamaan Gambar 3. Grafik Hubungan ln K dan 1/ToK ts = berdasarkan Total Asam ln Q0 − ln Qt k Tabel 3 Penurunanan Mutu dan Umur Simpan Yakult Kedelai berdasarkan Total Asam pada Suhu Penyimpanan Berbeda Suhu Penyimpanan Nilai Penurunan Mutu (k) Umur Simpan (ts) 10oC 0,000126/jam 10 hari 28oC 0,000651/jam 3 hari 35oC 0,00148/jam 1,5 hari Pembuatan yakult kedelai secara garis besar (1) pemanasan susu, (2) inokulasi kultur starter, hampir (3) inkubasi, dan (4) pendinginan. Pemanasan sama dengan proses pembuatan yoghurt yang terdiri atas 4 langkah dasar, yaitu : bertujuan untuk menghancurkan dan 9 Infomatek Volume 17 Nomor 1 Juni 2015 : 1 - 14 menginaktivasi organisme yang tidak diinginkan HTST (High Temparature Short Time) dengan yang bakteri suhu pemanasan 75°C selama 15-16 detik. juga Sebelum proses pemanasan susu, umumnya dapat yoghurt. berkompetisi Selain mempengaruhi itu, protein dengan pemanasan dalam susu untuk dilakukan proses homogenisasi. Proses mengikat air sehingga diperoleh curd yang lebih homogenisasi pada proses pembuatan yoghurt kompak dan suhu pemansan yang tinggi dapat bertujuan untuk memperkecil ukuran globula membebaskan oksigen sehingga menciptakan lemak, kondisi anaerob selama fermentasi (Helferich mencegah terjadinya sineresis (wheying off) dan Westhoff, [9]). (Tamime & Robinson, [10]) dan membuat lebih homogen. memperbaiki Perlakuan viskositas yoghurt, homogenisasi akan Pemanasan susu dapat dilakukan dengan suhu membuat campuran dari bahan-bahan yang pasteurisasi, Temperature pemanasan baik secara LTLT (Low digunakan menjadi lebih seragam sehingga Long Time) dengan suhu nantinya tekstur yoghurt akan lebih lembut. 64oC selama 30 menit atau secara Tabel 4 Total Bakteri Yakult Kedelai pada Suhu dan Penyimpanan berbeda Suhu Penyimpanan (oC) 35oC 28oC 10oC 10 Lama Penyimpanan (Jam) 0 10 20 30 40 48 0 24 48 72 96 120 0 48 96 144 192 240 Total Bakteri (sel/ml) 5,48 x 103 4,21 x 103 3,75 x 103 8,76 x 103 1,26 x 105 5,24 x 105 5,48 x 103 5,16 x 103 3,23 x 103 7,83 x 103 7,5 x 104 3,57 x 105 5,48 x 103 1,52 x 103 5,43 x 103 5,51 x 103 6,57 x 103 3,50 x 104 Kajian Penurunan Mutu Yakult Kedelai (Glycine Max.Merr) Yang Disimpan Pada Berbagai Suhu Dengan Metode Arrhenius Berdasarkan hasil analisis total bakteri diatas, karena ln ko dan –E/R merupakan bilangan maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata terjadi konstanta, maka persamaan tersebut dapat kenaikan dituliskan sebagai : total bakteri pada setiap suhu penyimpanan dimana kenaikan total bakteri ln k = A + B x 1/T terbesar dan tercepat yaitu pada penyimpanan yakult kedelai pada suhu 35oC yaitu sebesar 5,24 x 105 sel/ml pada penyimpanan jam ke-48, Sehingga apabila setiap nilai k dan 1/T diplotkan dalam sebuah kurva maka akan diperoleh data : untuk penyimpanan pada suhu 28oC, kenaikan total bakteri terbesar yaitu pada jam ke 120 sebesar 3,57 105 x penyimpanan suhu 10oC, sel/ml dan untuk kenaikan total bakteri tidak terlalu signifikan dimana kenaikan total bakteri tertinggi yaitu pada waktu penyimpanan ke-240 jam dengan total bakteri 3,5 x 104 sel/ml. Untuk lebih jelasnya data tersebut diplotkan ke Gambar 5 dalam kurva pada Gambar 4. Grafik Hubungan ln K dan 1/ToK berdasarkan Total Bakteri Sehingga didapat persamaan regresi ln k = 57,276 - 15045X Dari hasil perhitungan, maka diketahui : 57,276; B = -15045; r = -0,99 Dengan demikian, nilai E dapat diperoleh dari persamaan berikut : -E/R =B -E/R = -15045 R = 1,986 kal/moloK Selanjutnya apabila nilai ln k ini diterapkan E = 29879,37 kedalam Dan nilai ko diperoleh dari persamaan berikut : Gambar 4 Grafik Hubungan Total Bakteri dan Lama Penyimpanan Yakult Kedelai pada Suhu yang Berbeda rumus arrhenius, maka diperoleh persamaan sebagai berikut. Ln ko =A k = ko x e-E/RT Ln ko = 57,276 atau ln k = ln ko – E/RT k0 = 7,49 x 1024 11 Infomatek Volume 17 Nomor 1 Juni 2015 : 1 - 14 dengan demikian persamaan Arrhenius untuk dan menurut Najmudin [12], susu fermentasi laju peningkatan total asam produk adalah : pada suhu 5oC dapat disimpan selama 10 hari k = ko x eBx(1/T) dan pada suhu 10oC dapat bertahan selama 3 dari persamaan tersebut, maka diperoleh nilai k hari. dari masing-masing suhu dan nilai ts (umur simpan) dari rumus ts = ln Q0−ln Qt k , seperti pada Penyimpanan pada suhu 35oC memiliki nilai penurunan mutu (k) terbesar. Hal ini disebabkan tabel 6. karena suhu 35oC sangat mendekati suhu optimum perkembangan bakteri sehingga pada Tabel 6 Penurunanan Mutu dan Umur Simpan Yakult Kedelai berdasarkan Total Bakteri pada Suhu Penyimpanan Berbeda suhu tersebut bakteri dapat berkembang dengan lebih baik dibandingkan suhu 28 oC dan 10oC. Seperti yang dijelaskan oleh Moat dan Suhu Penyimpanan 10oC 28oC 35oC Nilai Penurunan Mutu (k) Umur Simpan (ts) 101,30/jam 2053,11/jam 9242,9/jam 4 hari 3 hari 1 hari Foster [13], pertumbuhan suhu bakteri dapat mempengaruhi pada umumnya. Temperatur yang ekstrim dapat menyebabkan inaktivasi enzim-enzim dan fungsi struktur sel, seperti membran sel. Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa nilai umur simpan yakult kedelai berdasarkan total Menurut Yousef dan Juneja [14], penurunan bakteri pada suhu 10oC adalah 4 hari, 3 hari temperatur pada penyimpanan 28oC dan 1 hari pada fluiditas lapisan ganda fosfolipid yang menyusun penyimpanan 35oC. Umur simpan pada suhu membran sel. Lebih lanjut dapat menyebabkan 28oC dan 35oC tidak jauh berbeda dengan hasil peningkatan konsentrasi senyawa terlarut dalam umur simpan berdasarkan total asam, walaupun sel yang dapat mendorong terjadinya osmotic pada penyimpanan suhu 10oC berdasarkan total injury pada protein sel. Kematian sel akibat bakteri lebih singkat yaitu 4 hari dibandingkan pembekuan terutama disebabkan osmotic injury dengan berdasarkan total asam10 hari. protein sel dapat yang menyebabkan menyebabkan penurunan kerusakan membran sel dan denaturasi DNA. Kedua hal Akan tetapi, hasil penilitian ini juga tidak jauh inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan berbeda dengan hasil penelitian Usmiati dan total probiotik sehingga pada penyimpanan suhu Tyas [11] yang menyatakan bahwa minuman 10oC terjadi penurunan pada jumlah bakteri fermentasi sari kacang tanah dapat dikonsumsi pada jam ke-48 dan perkembangan bakteri juga hingga hari ke-7 pada penyimpanan suhu 4oC tidak terlalu signifikan. 12 Kajian Penurunan Mutu Yakult Kedelai (Glycine Max.Merr) Yang Disimpan Pada Berbagai Suhu Dengan Metode Arrhenius Frazier dan Weshoff [15] juga mengatakan semakin meningkat ini akan menaikkan total bahwa keadaan dingin biasanya mengakibatkan padatan penurunan dalam jumlah besar mikroorganisme mempengaruhi kekentalan susu fermentasi. yang hidup dalam keadaan dingin denaturasi yang kemudian akan suatu makanan, tetapi juga sel-sel dapat menyebabkan protein sehingga pertumbuhan mikroorganisme akan terhambat. Perkembangan bakteri Lactobacillus casei pada yakult kedelai selain dipengaruhi oleh suhu optimum susu perkembangbiakannya juga dipengaruhi oleh faktor nutrisi dan substrat yang digunakan oleh bakteri Lactobacillus casei dalam proses fermentasi. Susu kedelai memiliki struktur karbohidrat yang berbeda dengan susu IV. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian kajian penurunan mutu yakult kedelai pada berbagai suhu dengan metode arrhenius adalah suhu penyimpanan yang sesuai untuk yakult kedelai adalah pada suhu penyimpanan 10oC karena pada suhu tersebut nilai penurunan mutu yang dihasilkan (k) paling kecil sehingga umur simpan yakult kedelai lebih lama dibandingkan pada suhu penyimpanan 28oC dan 35oC. sapi. Umur simpan yakult kedelai berdasarkan total Oleh karena itu, pada pembuatan yakult kedelai perlu ditambahkan glukosa dan susu skim sebagai sumber nutrisi dan sumber karbohidrat yang akan diurai oleh bakteri lactobacillus casei selama proses fermentasi berlangsung. Hal ini juga dijelaskan oleh Tamime dan Robinson [10] yang menyatakan bahwa penggunaan susu skim bubuk kandungan ternyata total dapat padatan dari meningkatkan susu asam dan total bakteri hampir sama karena ada kesinambungan antara total bakteri dengan total asam, dimana semakin banyak bakteri asam laktat (BAL) yang berkembang pada yakult kedelai maka akan semakin banyak asam laktat yang dan total asam minuman fermentasi, dimana tinggi pula total asam yang akan dihasilkan. bakteri juga akan semakin tinggi. V. DAFTAR RUJUKAN [1] selain sebagai sumber laktosa bagi kehidupan kultur bakteri asam laktat. Kandungan protein yang Cahyadi, W. (2007). Teknologi dan Khasiat Kedelai. Bumi Aksara, Jakarta. [2] Penambahan susu skim bubuk juga dapat protein, metabolisme tersebut sehinga total asam pada yakult kedelai semakin tinggi total padatan akan semakin kandungan dari yang berpengaruh nyata terhadap kekentalan, aroma meningkatkan dihasilkan Hartoyo, T. Susu Kedelai dan Aplikasi Olahannya. Trubus Agrisarana. Surabaya. [3] Muchtadi, D. (2009). Prinsip Teknologi Pangan Sumber Protein. Alfabeta, Bandung. 13 Infomatek Volume 17 Nomor 1 Juni 2015 : 1 - 14 [4] Selamat, Dwi P., (1992). Mutu Simpan about Yoghurt. Prentice Hall Inc. Enggle Lactobacillus casei galur shirota dan L. Wood Cliff, New Jersey. pada Suhu [10] Yoghurt Fateta. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pergamon Press, Ltd., Canada. Komalasari, D. (2012). Proses Produksi Yakult Indonesia [11] Technology. Usmiati, S dan Tyas U. (2008). Pengaruh http://www.dewikomalasari.yakult.htm/201 Kacang Tanah Fermentasi. Balai Besar 2/12/30/Proses-Produksi-PT-Yakult- Penelitian dan Pengembangan Pasca Indonesia-Persada-Tugas-Kuliah. Panen Pertanian, Bogor. Januar. (2012). [12] – Yakult Najmuddin, A. (2006). Aktivitas Minuman Antimikroba Yogurt Probiotik Dari Susu http://www. Kambing Saanen Dan Pesa (Persilangan thisisjanuar.blogspot.com/2012/02/28/Yak Peranakan Etawah Dan Saanen) Selama ult-Minuman-Probiotik. Penyimpanan.Skripsi. Diambil dari Diakses 03 Februari 2013. Syarief, R Peternakan. dan Hariyadi H. (1993). Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcan. Institut Fakultas Pertanian Bogor, Bogor. [13] Moat AG and Foster JW. 1998. Microbial Jakarta. Physiology. John Wiley & Sons inc., Yunita, D., Syarifah R., Nida El H dan Singapore. Isnanda M. (2011). Pembuatan Niyoghurt dengan Perbandingan [14] Streptococccus serta Perubahan Penyimpanan. Mutunya Fakultas selama Pertanian. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Yousef AE and Juneja VK. 2003. Microbial Stress Adaptation and Food thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus 14 and Bakteri Probiotik terhadap Mutu Sari Probiotik. [8] Science Persada. Diakses 07 Februari 2013. [7] Tamime AY dan RK Robinson. 1989. Ruang dan Suhu Lemari Es. Skripsi. PT. [6] Helferich, W. dan D. Westhoff. (1980). All Yakult Kedelai yang Difermentasi oleh casei subsp. rhamnosus [5] [9] Safety. CRC Press, New York. [15] Frazier, W.C. dan D. Westhoff. (1978). Food Microbiology. 3rd edition. Mc GrawHill Book Company, New York.