PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA HUBUNGAN PERIKLANAN DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK SKATERS (STUDI KASUS SKATERS LEMBANG) Skripsi Untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Manajemen Diajukan Oleh Elnick Alnur 10090301202 Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG BANDUNG 2007 SKRIPSI HUBUNGAN PERIKLANAN DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK SKATERS (STUDI KASUS SKATERS LEMBANG) Skripsi yang dipersiapkan dan disusun oleh: Elnick Alnur 10090301202 Telah dipertahankan di depan Komisi Penguji Skripsi Pada tanggal 10 Februari 2007 Susunan Komisi Penguji : Pembimbing Utama Anggota Komisi Penguji, Dede R. Oktini, S.E., M.Si DR. Ratih Tresnati, S.E., MP Pembimbing Pendamping Firman Alamsyah, S.E.,M.Sc. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar sarjana S1 Tanggal 10 Februari 2007 Nurdin, S.E., M.Si, Ketua Program Studi Manajemen HUBUNGAN PERIKLANAN DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK SKATERS (STUDI KASUS SKATERS LEMBANG) Skripsi yang disusun oleh Elnick Alnur 10090301202 Telah disetujui oleh: Pembimbing Utama Dede R. Oktini, S.E., M.Si Tanggal 01 Februari 2007 Pembimbing Pendamping Firman Alamsyah, S.E.,M.Sc. Tanggal 31 Januari 2007 Skripsi Ini Telah Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S1 Tanggal 10 Februari 2007 Nurdin, S.E., M.Si, Ketua Program Studi Manajemen MOTTO: Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (Q.S. Al Baqarah : 263) “(Yaitu) mereka yang beriman dan berhati tenang Karena mengingat Allah, ketahuilah Hanya dengan ingat akan Allah maka hati merasa tenang” (QS, Ar Ra’d 13:28) Kupersembahan untuk: Semua orang yang aku cintai Semua orang yang mengajari aku Semua orang yang memberi hati dan perhatian Terutama Seseorang yang berada didalam hati ini… ABSTRAK JUDUL SKRIPSI: HUBUNGAN PERIKLANAN DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK SKATERS STUDI KASUS SKATERS LEMBANG dengan Dosen Pembimbing Dede R. Oktini, S.E., M.Si dan Firman Alamsyah, S.E.,M.Sc. Skaters Lembang merupakan perusahaan yang memfokuskan usahanya dibidang ritel fashion. Dalam memasarkan produknya perusahaan menggunakan salah satu unsur bauran promosi, yaitu periklanan. Dengan melakukan program pelaksanaan periklanan, perusahaan diharapkan mampu mengantisipasi persaingan antar para ritel fashion, meningkatkan jumalah konsumen, mempertahankan dan meningkatkan loyalitas pelanggan, meningkatkan citra perusahaan dimata masyarakat luas, serta untuk meningkatkan laba bagi perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dua hal: pertama, mengetahui persepsi konsumen tentang iklan Skaters, kedua, untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters Lembang. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan metode survey, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan fenomena yang diselidiki Sedangkan sumber data yang didapatkan, melalui penelitian keperpustakaan dan pengamatan lapangan melalui wawancara dan penyebaran kuesioner kepada konsumen Skaters Lembang sebanyak 50 responden. Analisis yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah koefisien korelasi Sperman dengan menggunakan program softwere SPSS (Statistical Product and Source Solution) untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen. Hasil penelitian ini menujukan bahwa tanggapan konsumen (responden) terhadap periklanan adalah positif dan signifikan, dan penelitian ini juga menujukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen pada Skaters Lembang yaitu sebesar 0,40. Walaupun dalam kategori sedang melalui uji t terhadap hipotesis statistik diperoleh hasil t hitung 3,022 dan t tabel 2,0107, ini berarti bahwa t hitung > t tabel, artinya Ho ditolak dan Hi diterima. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters, studi kasus Skaters Lembang. Kata-kata kunci: periklanan, keputusan pembelian konsumen. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillah, penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang karena atas rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “HUBUNGAN PERIKLANAN DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK SKATERS (STUDI KASUS SKATERS LEMBANG)” Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat menempuh sidang sarjana pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi di Universitas Islam Bandung. Penulis menyadari pada penyajian materi maupun penganalisaannya banyak terdapat kelemahan-kelemahan yang sangat mengganggu. Hal ini tiada lain disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis dalam menyajikan hasil penelitian. Selesainya penyusunan karya tulis ini tidak lain berkat bantuan semua pihak dan untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih pada yang terhormat: 1. Seluruh keluargaku tercinta, Mama, Papa, Mak Uwo Mur, Kak Rini, Bang Suad, Kak Ayu, Bang Robbie, Bang Athin, Aqil, Aisha, Keponakanku yang baru lahir Yassar dan seluruh keluarga besar Mama dan Papa yang ada di Duri, Rumbai, Pekanbaru, Bukittinggi, Padang, dan lain-lain. Terima kasih. “Semoga Allah S.W.T. senantiasa memberikan rahmat dan karunianya setiap saat kepada kita semua sehingga kita bisa bersyukur kepada-NYA”. 2. Prof. Dr. H. E. Saefullah., S.H., LLM, sebagai Rektor Universitas Islam Bandung. 3. Bapak Firman Alamsyah, S.E, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung. 4. Ibu Dede R. Oktini, S.E., M.Si, selaku sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas ekonomi Universitas Islam Bandung. 5. Bapak Nurdin, S.E., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung. 6. Bapak Nurdin, S.E., M.Si, selaku Dosen Wali yang selalu memberikan perhatian pada perkembangan akademik penulis dan nasehat-nasehat kepada penulis. 7. Ibu Dede R. Oktini, S.E., M.Si, selaku pembimbing utama yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahaan, saran, serta nasihat yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini. 8. Bapak Firman Alamsyah, S.E, M.Sc, selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan waktu, bimbingan, arahan, dan motivasi bagi penulis dalam penulisan skripsi ini. 9. Seluruh Dosen dan Staf karyawan Fakultas Ekonomi, khususnya di Program Studi Manajemen Universitas Islam Bandung. 10. A Ewoy yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Skaters Lembang. 11. Seluruh Staf karyawan Skaters Lembang. Terima kasih atas bantuan, kesabaran dan kerjasama dalam kelengkapan penulisan skripsi ini. 12. Suci Mariani, beserta keluarga besar Bpk. Cecep Dawami, terima kasih banyak sudah mau membantu, memberikan perhatian, kasih sayang, penyemangat dalam menyelesaikan skripsi ini baik dalam suka atau pun duka selalu mendampingi sehingga selesainya skripsi ini. 13. Sahabat seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi Iwan Purwandi, Wardani Willy, Aulia Rahman, Gusmiyadi, Dadan, Ade Kurniawan, Ricky, Andrika, Agus Mulyadi, Bang Dody Setiawan, Haekal, Kiky, Kokot, Yan Agustian, T. Fakhrul, Masyur, Bang Doni Alfian, Bang Boma, Mira, Helen, Dewi, Sri. 14. Sahabat-sahabat terbaikku, Ropiandi, S.E., Darwadi, S.E., Ade, S.E., Conjay, S.E., Chandra, S.E., Iwan Kawi, S.Sos., Bosdoy, S.E., Hilman, S.E., Nouval, S.E., Ipan, S.E., Dede, S.E., Anton, S.E., Manda, S.E., Dudi, Hotman, S.E., Ronie Adi Putra, S.T., Bang Pajik, Ipit, Ronie Basyir, Deni Wardani, Wawan (Ariel), Gilar, Degi, semua angkatan 2001, 2002, 2003, 2004, 2005, tementemen dan Ex-Os SMU 14 Bandung serta semua pihak yang telah membantu yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih telah memberikan dukungan serta menghibur penulis. Penulis menyadari adanya kekurangan yang terdapat dalam pembuatan skripsi ini yang disebabkan oleh keterbatasan dari penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai pedoman di masa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga segala budi baik yang diberikan kepada penulis baik selama penulis mengikuti perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi ini mendapat balasan dari Allah SWT, Amin. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Bandung, Februari 2007 Penulis Elnick Alnur DAFTAR ISI Hal LEMBAR JUDUL…………………………………………………………... LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………..... ABSTRAK ……………………..…………………………………………..... i KATA PENGANTAR …………………………………………………….... ii DAFTAR ISI ………………………………………………………………... vi DAFTAR GAMBAR ……………....……………………………………….. ix DAFTAR TABEL ……………………...…………………………………… x DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ....……...…………………………........... 1 1.2 Rumusan Masalah ….…………………………………………….... 6 1.3 Tujuan Penelitian ……..……………………………………………. 6 1.4 Manfaat Penelitian ……..…………………………………………... 6 1.5 Kerangka Penelitian dan Hipotesis ……...…………………………. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran …………...………………………………... 18 2.1.1 Proses Komunikasi …………………………………………… 19 2.1.2 Tujuan Komunikasi ...…………...…………………………..... 20 2.2 Periklanan Sebagai Salah Satu Bauran Promosi ……...……………. 22 2.2.1 Pengertian Periklanan ………………………………………... 23 2.2.2 Tujuan Periklanan ..……..……………………………………. 24 2.2.3 Biaya Periklanan ..……..……………………………………... 25 2.2.4 Pesan Periklanan ..……..……………………………………... 27 2.2.5 Media Periklanan ..……..…………………………………….. 29 2.2.6 Evaluasi Periklanan ..……..…………………………….......... 31 2.3 Perilaku Pembelian ………………………………………………… 33 2.3.1 Keputusan Pembelian Konsumen ……………………………. 33 2.3.2 Faktor Utama yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ….. 29 2.3.3 Model Konsumen ………………………………………......... 37 2.3.4 Media Pengambilan Keputusan Konsumen …………………. 39 2.3.5 Tahap-tahap Pengambilan Keputusan Konsumen ………….... 40 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ……………………………………………………. 46 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan …….….……………….………... 46 3.1.2 Struktur Organisasi………………….………………………... 47 3.2 Metode Penelitian…………..………………………………………. 48 3.2.1 Jenis Penelitian……………………………………………….. 48 3.2.2 Populasi dan Sampel penelitian……………………………… 49 3.2.3 Variabel dan Ukuran..…………………..……………………. 50 3.2.4 Analisis Hasil..……………….………………………………. 51 3.2.4.1 Uji Validitas dan Reabilitas………………………….. 51 3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data …………………….......... 52 3.2.4.3 Metode Pengolahan Data..…………………………… 52 3.2.4.4 Pengujian Hipotesis...................................................... 55 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ………………………………. 58 4.2 Tanggapan Responden ...................................................................... 59 4.2.1 Pelaksanaan Periklanan di Skaters Lembang ........................... 59 4.2.2 Karakteristik Responden ………………….............................. 61 4.2.3 Penilaian Responden Terhadap Aspek Iklan Skaters................ 67 4.2.4 Penilaian Responden Mengenai Proses Pembelian Konsumen 75 4.3 Hubungan Periklanan dengan Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Skaters ……………………………….......................... 80 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan …..………………………………………………….…. 84 5.2 Saran …..………………………...……………………………….…. 86 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..… xiii LAMPIRAN …………………………………………………………………. DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Lima Keputusan Utama Dalam Pembuatan Program Periklanan ……………..……………................................ 9 Gambar 1.2 Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian ……………… 11 Gambar 1.3 Lima Keputusan Utama Dalam Pembuatan Program Periklanan Dikaitkan Dengan Keputusan Pembelian Konsumen ………………………………………………. 17 Gambar 2.1 Elemen-elemen Dalam Proses Komunikasi ......………… 19 Gambar 2.2 Model Perilaku Pembelian ……………………………… 36 Gambar 2.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen ……………….. 40 Gambar 3.1 Struktur Organisasi Skaters Lembang ………..…… 47 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Profil Jenis-Jenis Media Utama …………………………....... 30 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel …………………………..………... 51 Tabel 3.2 Derajat Hubungan Dari Arti ……………………………….… 56 Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .……………...… 61 Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Usia …………………......……. 62 Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan ……..………...…….. 63 Tabel 4.4 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ….…...…... 64 Tabel 4.5 Data Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan ……...… 65 Tabel 4.6 Data Responden Berdasarkan Frekuensi Belanja di Skaters …. 65 Tabel 4.7 Data Responden Berdasarkan Produk Yang Dibeli ………...… 66 Tabel 4.8 Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kejelasan Informasi Produk ……………………………………..……… 67 Tabel 4.9 Penilaian Responden Mengenai Kejelasan Informasi Lokasi Skaters ………………………………………..……… 68 Tabel 4.10 Penilaian Responden Mengenai Kejelasan Isi Pesan …..……. 68 Tabel 4.11 Penilaian Responden Mengenai Desain Iklan Skaters …..…... 69 Tabel 4.12 Penilaian Responden Mengenai Pemakaian Warna Pada Logo Iklan Skaters ……………………………………..…….. 70 Tabel 4.13 Penilaian Responden Mengenai Gaya Penyampaian Iklan Skaters ………………………………………………….……. 70 Tabel 4.14 Penilaian Responden Mengenai Media Iklan Yang Digunakan Dapat Mempermudah Mengetahui Produk Skaters ……..…… 71 Tabel 4.15 Penilaian Responden Mengenai Media Iklan Yang Digunakan Skaters Sudah Tepat …………………...………… 72 Tabel 4.16 Penilaian Responden Mengenai Daya Jangkau Iklan Skaters ... 73 Tabel 4.17 Penilaian Responden Mengenai Tingkat Penayangan Iklan Skaters Dapat Memberikan Informasi Yang Jelas …………... 74 Tabel 4.18 Penilaian Responden Mengenai Tingkat Kesadaran Terhadap Produk Skaters ………………………………………..……… 75 Tabel 4.19 Penilaian Responden Terhadap Tingkat Pencarian Informasi Mengenai Produk Skaters ………………..……….. 76 Tabel 4.20 Penilaian Responden Mengenai Ketertarikan Untuk Membeli Atau Menggunakan Produk Skaters ………………….……… 76 Tabel 4.21 Penilaian Responden Mengenai Perbedaan Produk Skaters Dengan Produk Pesaing ……………………………..……….. 77 Tabel 4.22 Penilaian Responden Mengenai Tingkat Keinginan Untuk Membeli Produk Skaters …………………………….………. 78 Tabel 4.23 Penilaian Responden Mengenai Produk Skaters Menarik Untuk di Beli …………………………………………..…….. 78 Tabel 4.24 Penilaian Responden Mengenai Kepuasan Setelah Melakukan Pembelian Produk Skaters ……………….……… 79 Tabel 4.25 Penilaian Responden Mengenai Kebanggaan Setelah Memakai Produk Skaters ………………………………..…… 80 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Surat Survey Penelitian Lampiran II Kuesioner Lampiran III Tabel Induk Identitas Responden, Konsumen Skaters Lembang. Lampiran IV Tabel Induk Tanggapan Responden Terhadap Pelaksanaan Periklanan (X) dengan Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Skaters Lembang (Y) Lampiran V Data Kuesioner Variabel X Lampiran VI Data Kuesioner Variabel Y Lampiran VII Uji reliabilitas dan Validitas X Lampiran VII Uji reliabilitas dan Validitas Y Lampiran VIII Nonparametric Correlations (Rank Spearman) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan maka semakin banyak hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi semua tuntutan konsumen di dunia fashion, hal ini juga menyebabkan persaingan bisnis yang cukup ketat dalam merebut pangsa pasar yang ada. Untuk dapat bertahan dan bersaing maka perusahaan harus menerapkan sistem pemasaran yang baik. Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu ingin mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin dengan keuntungan yang sebesar-besarnya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk merealisasikan tujuan tersebut adalah dengan melakukan pemasaran yang efektif dan tepat sasaran. Konsep dari pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan perusahaan adalah menetapkan kebutuhan dan keinginan konsumen, dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari pada pesaing. Kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk fashion sangatlah besar dan konsumen pun akan memilih produk-produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen itu sendiri. Disinilah pemasaran sangat berperan dalam mempengaruhi keinginan dan permintaan konsumen tersebut, dimana salah satu tugas pemasaran adalah mengkomunikasikan dan menciptakan suatu permintaan pasar untuk produk pakaian yang dipasarkan dengan cara berpromosi. Promosi merupakan suatu aktivitas marketing untuk mengkomunikasikan informasi mengenai perusahaan dan produknya kepada konsumen sehingga menciptakan permintaan. Dengan promosi, perusahaan dapat langsung memperkenalkan produknya kepada konsumen sehingga konsumen bisa mengenal lebih dekat keberadaan perusahaan dan produk yang dihasilkannya dan diharapkan dapat menciptakan permintaan akan produk dalam jangka waktu yang panjang. Terdapat lima alat utama dalam promosi yang umumnya dikenal dengan bauran promosi (Promotion Mix), yaitu Periklanan, Promosi Penjualan, Penjualan Personal, Pemasaran Langsung dan Hubungan Masyarakat. Perusahaan tidak selalu menggunakan semua alat promosi yang ada, karena harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dalam meraih tujuan yang ingin dicapai. Periklanan merupakan salah satu dari alat promosi yang paling umum digunakan untuk mengarahkan komunikasi persuasif kepada konsumen sasaran dan masyarakat. Dalam hal ini pembuatan periklanan, manajer pemasaran mengidentifikasikan pasar sasaran dan motif pembelian, lalu menetapkan tujuan periklanan, anggaran periklanan, pesan yang disampaikan, media yang digunakan dan melakukan evaluasi terhadap periklanan yang telah dilakukan. Menurut Philip Kotler definisi periklanan adalah; “Segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran”. (Kotler, 2002: 658) Salah satu perusahaan yang melakukan periklanan untuk memberikan informasi kepada konsumen mengenai produk yang dihasilkan oleh perusahaan adalah Skaters yaitu perusahaan yang berdiri berdasarkan konsep Show Room. Usaha ini memiliki konsep yang sedikit berbeda dengan usaha fashion lainnya. Skaters adalah usaha di bidang fashion yang merancang, memproduksi dan memasarkan sendiri produk pakaian yang dihasilkannya. Di tempat penjualan produk yang ditawarkan hampir semua produk dipajang, oleh karena itulah konsep yang digunakan disebut konsep Show Room yang sedikit berbeda dengan pesaing lainnya. Skaters salah satu Show Room pakaian yang telah berdiri cukup lama, walaupun pesaing yang ada cukup banyak namun Skaters memiliki ciri khas tersendiri yaitu produk yang dijual adalah produk sendiri dan juga produk yang sama kualitasnya, Skaters merupakan nama merk dan nama tempat penjualan produk Skaters itu sendiri. Tujuan periklanan yang dilakukan pada produk Skaters ini adalah untuk menginformasikan keberadaan produk kepada para masyarakat sebagai pelanggannya. Dengan adanya program periklanan yang dilakukan pada produk Skaters ini maka diharapkan konsumen dapat mengetahui keberadaan produk, dan tertarik untuk membeli produk tersebut. Di dalam pengambilan keputusan untuk pembelian, terdapat faktor dari luar (external influence) dan faktor dari dalam (internal influence) yang akan mempengaruhi bagaimana konsumen mengambil keputusan. Untuk faktor dari luar, terdapat dua sumber informasi, yaitu aktifitas bauran pemasaran (Marketing Mix) dan sosial budaya. Namun karena kebutuhan konsumen yang beragam dan setiap konsumen memiliki kebutuhan sendiri-sendiri maka perusahaan Skaters dituntut untuk dapat memberikan informasi mengenai produk yang dihasilkan sehingga dapat membantu konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Keputusan pembelian menurut definisinya adalah; “Keputusan yang diambil konsumen menyangkut apakah akan membeli produk yang ditawarkan”. Dimana dalam keputusan pembelian itu terdiri dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan perilaku pasca pembelian. Fandy Tjiptono (1997:226) dalam bukunya yang berjudul “Strategi Pemasaran” mengemukakan konsep yang menghubungkan antara periklanan dan keputusan pembelian konsumen, adapun konsep tersebut mengemukakan bahwa iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasarkan pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa yang menyenangkan yang akan mengubah pikiran sesorang untuk melakukan pembelian. Konsep di atas pada intinya mengandung pengertian bahwa pikiran sekarang individu atau konsumen terpengaruh untuk melakukan pembelian akan suatu produk setelah melihat iklan tertentu. Pihak Skaters melakukan periklanan di berbagai media dengan harapan mendapatkan antusiasme masyarakat terhadap produk yang dikeluarkan Skaters, dan sepertinya banyak produk-produk Skaters yang diminati oleh anak-anak muda sekarang, hal ini juga sesuai dengan slogan Skaters yaitu “for hardcore riders”. Slogan ini diibaratkan sebagai simbol anak muda atau remaja saat ini. Berdasarkan dari data sementara yang penulis dapatkan dari berbagai sumber yang ada, tujuan penjualan yang diharapkan oleh pihak Skaters Lembang belum memenuhi target. Dimana perkembangan outlet-outlet selain Skaters yang semakin banyak, tidak hanya di daerah Bandung saja tetapi hingga di berbagai daerah di Indonesia. Perkembangan seperti ini mungkin saja terjadi akibat banyak produk-produk yang sama ditawarkan oleh pesaing diminati oleh pasar. Oleh sebab itu Skaters dalam hal ini harus memahami segala perubahan yang terjadi di dalam masyarakat untuk mendapat tempat kembali di dalam masyarakat dalam hal fashion. Untuk itu dalam beberapa tahun terakhir ini, Skaters juga menggandeng beberapa pihak yang dijadikan ikon Skaters seperti artis Kiwil dan Adul (Ngelenong Nyok), sebelumnya juga group band Pas Band. Dalam waktu dekat ini pihak Skaters mencoba menembus ke dunia sepakbola yang diawali dengan Persib Bandung, sponsor tabloid Maung Bandung dan beberapa media cetak lainnya. Berdasarkan data tersebut maka telah terjadi kesenjangan antara harapan perusahaan dengan realisasi yang terjadi di lapangan. Maka dari itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan mengambil judul tentang: “Hubungan Periklanan dengan Keputusan Pembelian Konsumen pada produk Skaters, Studi Kasus Skaters Lembang”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut; 1. Bagaimana pelaksanaan periklanan di Skaters Lembang? 2. Bagaimana keputusan pembelian konsumen di Skaters Lembang? 3. Seberapa besar hubungan antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters di Skaters Lembang? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui; 1. Bagaimana pelaksanaan periklanan pada Skaters Lembang? 2. Bagaimanakah keputusan pembelian konsumen di Skaters Lembang? 3. Untuk mengetahui hubungan antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters di Skaters Lembang? 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi, antara lain; 1. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan penulis untuk lebih termotivasi dalam melakukan berbagai penelitian, yang didasari oleh keingintahuan penulis untuk menganalisis isu-isu strategis manajemen pemasaran, terutama dalam hal mengkaji isu hubungan periklanan dengan keputusan pembelian konsumen pada pada produk Skaters. 2. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi dan juga sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan dan pengembangan periklanan yang dilakukan perusahaan. Penulis berharap dapat memecahkan berbagai masalah yang menghambat perkembangan perusahaan Skaters. 3. Bagi Pihak Lain Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan dasar dalam melakukan perbandingan mengenai ada atau tidaknya hubungan periklanan dengan keputusan pembelian konsumen ditempat lain dengan kondisi dan kebijakan yang berbeda. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Pemasaran modern memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan produk yang baik, memberikan penawaran harga yang menarik, membuat produk sesuai dengan keinginan konsumen dan mudah di dapat oleh konsumen terutama konsumen potensial. Seperti pada bisnis fashion lain, dalam hal pemasarannya tidak hanya memerlukan hal-hal tersebut di atas, tetapi dalam menjalankan usahanya sebuah usaha perlu mengkomunikasikan apa yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut, salah satu caranya yaitu adalah dengan melakukan periklanan. Menurut Kotler definisi Periklanan adalah; “Segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran". (Kotler, 2002:658) Periklanan merupakan cara yang efektif untuk menjangkau banyak pembeli yang tersebar secara geografis dengan biaya yang rendah untuk setiap tampilannya. Pada dasarnya menurut Kotler (2002:658) tujuan periklanan dapat di golongkan berdasarkan sasarannya yaitu apakah untuk menginformasikan, membujuk, atau mengingatkan. 1. Periklanan Informatif, diadakan secara pada tahap awal suatu jenis produk, tujuannya untuk membentuk permintaan pertama. 2. Periklanan Persuasif, penting dilakukan dalam tahap persaingan, tujuannya adalah membentuk permintaan selektif atas suatu merk tertentu. Periklanan persuasif telah beralih kejenis periklanan perbandingan (Comparative Advertaising), yang membuat perbandingan eksplisit antara atribut-atribut dari dua atau lebih merk. 3. Iklan Pengingat sangat penting untuk produk yang sudah mapan. Sedangkan bentuk iklan yang berhubungan dengan suatu tujuan adalah Iklan Penguat (Reinforment Advertising). Yang bertujuan untuk meyakinkan pembeli yang sudah ada bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar. Periklanan merupakan alat yang paling umum digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat, yang dalam pengujinya menggunakan berbagai media utama. Perencanaan media harus mengetahui kapasitas jenis-jenis media utama dalam menyampaikan jangkauan, frekuensi, dan dampak. Perencanaan media membuat pilihan dari berbagai kategori media dengan mempertimbangkan banyak hal. Adapun media yang digunakan dapat berupa media cetak, media elektronik, out door (pajangan di luar). Beda periklanan dengan alat promosi yang lain adalah dalam penampilan publik daya serap ungkapan perasaan yang jelas dan tidak ada hubungan tatap muka. Agar kegiatan periklanan harus memperhatikan lima keputusan utama yang disebut 5 M (Kotler, 2000:578), yaitu: Gambar 1.1 Lima Keputusan Utama Dalam Pembuatan Program Periklanan • Misi: • Sasaran Penjualan • Tujuan Periklanan • • • • Uang: Faktor-faktor pertimbangan; Tahap dalam siklus hidup produk (PLC) Pangsa pasar dan basis konsumen Persaingan dan gangguan Frekuensi periklanan Kemungkinan substitusi produk Pesan: • Pembentukan pasar • Evaluasi dan pemilihan pesan • Pelaksanaan pesan • Tinjauan tanggung jawab sosial Media: • Jangkauan, frekuensi, dan dampak • Jenis-jenis media utama • Wahana media spesifik • Penetapan waktu media • Alokasi media secara geografis Pengukuran: • Dampak Komunikasi • Dampak Penjualan Sumber: Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (2002:659) 1. Mission (Misi): Apakah tujuan periklanan? a. Untuk Menginformasikan b. Untuk Membujuk c. Untuk Mengingatkan 2. Money (Uang): Berapa banyak yang dapat dibelanjakan? a. Tahap dalam PLC b. Pangsa pasar dan basis konsumen c. Persaingan dan gangguan d. Frekuensi periklanan e. Kemungkinan subsitusi produk 3. Message (Pesan): Pesan apa yang disampaikan? a. Isi Pesan b. Struktur Pesan c. Format Pesan d. Sumber Pesan 4. Media (Media): Media apa yang digunakan? a. Memutuskan jangkauan, frekuensi dan dampak media b. Memilih jenis media utama c. Menentukan waktu media d. Menentukan alokasi geografis media 5. Measurement (Pengukuran): Bagaimana mengevaluasi hasil? a. Riset dampak-komunikasi b. Riset dampak-penjualan Pada penelitian ini aspek money (uang) dan measurement (pengukuran) tidak di teliti. Apabila konsumen ingin membeli suatu produk, maka akan memudahkan konsumen dalam menganalisa ulang produk tiap kali akan mengkonsumsi produk yang sejenis. Dengan demikian konsumen akan loyal, fanatik, dan mengajak orang lain secara word of mouth untuk mengkonsumsi produk tersebut. Salah satu pokok bahasan yang sangat penting bagi perusahaan mengenai perilaku konsumen adalah keputusan pembelian konsumen. Seperti yang dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Shciffman dkk (2004:289) bahwa “keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif”. Dalam proses pembelian, konsumen melalui beberapa tahap yang harus dilalui. Menurut Kotler (2002:204) tahap–tahap proses pembelian adalah sebagai berikut: Gambar 1.2 Tahap – Tahap Proses Keputusan Pembelian Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan pembelian Sumber: Manajemen Pemasaran (Kotler, 2002:204) Perilaku pasca pembelian 1. Pengenalan kebutuhan yaitu proses pembelian dimulai ketika konsumen menyadari adanya suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, sehingga mereka membutuhkan suatu produk atau jasa tertentu yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Engel, Blackwell dan Miniard (2004:294) bahwa pengenalan kebutuhan atau aktivasi kebutuhan terdiri dari beberapa faktor, antara lain: Waktu Berlalunya waktu akan menyebabkan teraktifkannya kebutuhan fisiologis seseorang. Waktu juga akan mendorong pengenalan kebutuhan lain yang diinginkan oleh seorang konsumen. Perubahan Situasi Perubahan situasi akan mengaktifkan kebutuhan, misalnya saja konsumen remaja akan cenderung menghabiskan pengeluarannya untuk hal-hal yang bersifat hiburan sedangkan konsumen yang sudah menikah akan cenderung menabungkan uangnya untuk kebutuhan dimasa yang akan datang. Pemilikan Produk Memiliki sebuah produk seringkali mengaktifkan kebutuhan yang lain. Konsumsi Produk Kebiasaan mengkonsumsi produk akan memicu konsumen untuk membeli produk kembali jika persediaan produk tersebut habis. Perbedaan Individu Dalam hal ini konsumen dibedakan kedalam dua tipe, yang pertama konsumen yang membeli berdasarkan fungsi produk dan yang kedua konsumen yang membeli produk berdasarkan prestise atau karena ingin kelihatan trendi didepan orang lain. Pengaruh Pemasaran Program pemasaran tersebut akan mempengaruhi konsumen untuk menyadari akan kebutuhannya. Produk yang dikomunikasikan menarik akan memicu seorang konsumen untuk menyadari akan kebutuhannya dan merasakan bahwa produk tersebutlah yang bisa memenuhi kebutuhannya tersebut. 2. Pencarian informasi yaitu dimulai ketika konsumen beranggapan bahwa kebutuhannya mungkin dapat dipenuhi atau dipuaskan oleh suatu produk tertentu kemudian mulai mencari informasi yang lebih banyak. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Engel, Blackwell dan Miniard (2004:296) bahwa pencarian informasi terdiri dari dua faktor, antara lain: Pencarian Internal Pengetahuan yang telah melekat didalam ingatan konsumen. Pencarian Eksternal Pengetahuan atau informasi tambahan mengenai produk, atau disebut juga pencarian terus-menerus. 3. Evaluasi alternatif yaitu mengevaluasi berbagai alternatif pilihan yang ada untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan harapan mereka. Evaluasi alternatif akan menghasilkan suatu tindakan pembelian konsumen. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Engel, Blackwell dan Miniard (2004:301) bahwa evaluasi alternatif terdiri dari beberapa faktor, antara lain: Harga Harga merupakan kriteria evaluasi yang paling penting, oleh karena itu kepekaan harga konsumen kerap digunakan sebagai dasar untuk pemangsaan pasar. Nama Merek Nama merek berfungsi sebagai indikator pengganti dari mutu produk, dan kepentingannya tampak bervariasi dengan kemudahan dimana kualitas dapat dinilai secara objektif. Negara Asal Dalam abad persaingan internasional yang semakin hebat dan hilangnya banyak pekerjaan manufaktur ke tangan tenaga kerja asing yang lebih murah, maka tidak mengherankan bahwa negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan banyak konsumen. 4. Keputusan pembelian yaitu pembelian yang akan dilakukan dalam jumlah kecil sebagai percobaan dengan tujuan untuk menguji apakah produk yang ditawarkan sesuai dengan harapannya. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Engel, Blackwell dan Miniard (2004:310) bahwa keputusan pembelian terdiri dari beberapa jenis, antara lain: Pembelian yang Terencana Sepenuhnya Pembelian yang dilakukan jika konsumen telah menentukan pilihan produk dan merek jauh sebelum pembelian dilakukan. Pembelian yang Separuh Terencana Pembelian yang dilakukan ketika konsumen ingin membeli suatu produk sebelum masuk ke swalayan, namun konsumen tidak tahu merek yang akan dibelinya sehingga konsumen akan mencari informasi yang lengkap mengenai merek dari pramuniaga atau display di swalayan. Pembelian yang Tidak Terencana Konsumen seringkali membeli suatu produk tanpa direncanakan terlebih dahulu. Keinginan untuk membeli seringkali muncul di toko atau di mal. 5. Perilaku pasca pembelian yaitu setelah konsumen melakukan pembelian, konsumen akan mengevaluasi tingkat kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Engel, Blackwell dan Miniard (2004:294) bahwa perilaku pasca pembelian terdiri dari beberapa faktor, antara lain: Kepuasan Evaluasi pasca konsumsi yang menyatakan bahwa suatu alternatif yang dipilih telah memenuhi harapan konsumen. Ketidakpuasan Evaluasi pasca konsumsi yang menyatakan bahwa suatu alternatif yang dipilih tidak memenuhi harapan konsumen Tahap-tahap tersebut merupakan proses dan perilaku dari keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk tertentu. Setelah melalui tahap-tahap tersebut ada 3 kemungkinan yang bias dirasakan konsumen, yaitu netral, puas dan tidak puas. Konsumen yang akan menguji kebenaran pilihan produk, sampai merasa bahwa pilihan mereka adalah yang terbaik, sehingga akan timbul loyalitas terhadap merk bahkan mereferensikannya kepada konsumen. Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan periklanan dengan keputusan pembelian dapat dilihat dalam gambaran 1.3 di bawah ini: Gambar 1.3 Lima Keputusan Utama Dalam Pembuatan Program Periklanan Dikaitkan Dengan Keputusan Pembelian Konsumen • Misi: • Sasaran Penjualan • Tujuan Periklanan • • • • **Uang: Faktor-faktor pertimbangan; Tahap dalam siklus hidup produk (PLC) Pangsa pasar dan basis konsumen Persaingan dan gangguan Frekuensi periklanan Kemungkinan substitusi produk Pesan: • Pembentukan pasar • Evaluasi dan pemilihan pesan • Pelaksanaan pesan • Tinjauan tanggung jawab sosial Media: • Jangkauan, frekuensi, dan dampak • Jenis-jenis media utama • Wahana media spesifik • Penetapan waktu media • Alokasi media secara geografis Keputusan Pembelian Konsumen **Pengukuran: • Dampak Komunikasi • Dampak Penjualan **Pada penelitian ini aspek money (uang) dan measurement (pengukuran) tidak di teliti. Sumber: Modifikasi Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (2002:659) Berdasarkan uraian di atas hipotesis penelitian ini adalah “Terdapat hubungan antara Periklanan dengan Keputusan Pembelian Konsumen pada produk Skaters”. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran Dalam melakukan kegiatan pemasaran suatu perusahaan menggunakan berbagai bentuk komunikasi pemasaran untuk mempromosikan apa yang mereka tawarkan dan mencapai tujuan finansial dan nonfinansial. Bentuk utama dari komunikasi pemasaran meliputi; iklan, tenaga penjualan, papan nama toko, display di tempat pembelian, kemasan produk, direct-mail, sampel produk gratis, kupon, publisitas, dan alat-alat komunikasi lainnya. Komunikasi pemasaran merupakan aspek penting dalam keseluruhan kegiatan pemasaran. Komunikasi pemasaran menurut Terence A. Shimp (2003:4), yaitu: “Komunikasi pemasaran memprestasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya” Program komunikasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan melalui bauran promosi yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, pemasaran langsung, penjualan personal, dan hubungan masyarakat. 2.1.1 Proses Komunikasi Komunikasi bertujuan untuk menyampaikan sesuatu kepada seseorang melalui lambing-lambang kata (verbal) dan non verbal. Sumber pesan mengirimkan pesan melalui saluran komunikasi kepada penerima sebagai media membagi pesan. Menurut Kotler (2002:627) ada dua unsur yang merupakan pihak-pihak utama dalam komunikasi yaitu pengirim dan penerima, dua unsur yang merupakan alat komunikasi utama yaitu pesan dan media. Empat unsur yang merupakan fungsi komunikasi utama yaitu pengkodean (encoding), penguraian kode (decoding), tanggapan (responds), dan umpan balik (feed back), unsur terakhir dari sistem tersebut adalah gangguan (noise) yaitu merupakan pesanpesan acak dan bertentangan yang dapat mengganggu komunikasi yang diharapkan. Gambar 2.1 berikut menggambarkan model komunikasi dengan sembilan unsur. Gambar 2.1 Elemen-elemen Dalam Proses Komunikasi Pesan Pengirim Pengkodean Media Penguraian Kode Gangguan Umpan Balik Tanggapan Sumber: Philip Kotler (2002:627) Penerima Diagram diatas menentukan faktor-faktor penting dalam komunikasi yang efektif. Pengirim harus mengetahui siapa yang ingin dicapai dan tanggapan apa yang diinginkan. Mereka harus mengkodekan pesan mereka dalam suatu cara dengan mempertimbangkan bagaimana pendengar sasaran biasanya menguraikan kode pesan. Mereka juga harus mengirimkan pesan itu melalui media yang efisien guna mencapai pendegar sasaran dan membangun saluran umpan balik untuk memantau tanggapan penerima atas pesan itu. 2.1.2 Tujuan Komunikasi Komunikasi pemasaran diartikan untuk mencapai suatu atau lebih tujuan sebagai berikut (Terence A. Shimp, 2003:161). 1. Membangkitkan keinginan terhadap kategori produk Pada akhirnya, setiap organisasi pemasaran bertujuan untuk meraih konsumen agar memilih produknya dan bukan produk pesaingnya. Misalkan perang antara diet soft drink dengan air mineral. Konsumen harus mempunyai keinginan terhadap suatu kategori produk terlebih dahulu, misalnya diet coke dalam kategori tersebut. Hal inilah yang dimaksud para pemasar dengan membangkitkan keinginan akan suatu kategori produk, yang juga disebut sebagai usaha menciptakan permintaan primer (primary demand) 2. Menciptakan kesadaran akan merek Kesadaran (awareness) adalah upaya untuk membuat konsumen familiar melalui iklan, promosi penjualan, dan komunikasi pemasaran lainnya akan suatu merek, memberikan informasi kepada orang banyak tentang ciri khusus dan manfaatnya, serta menunjukkan perbedaannya dari merek pesaing, serta menginformasikan bahwa merek yang mereka tawarkan lebih baik ditinjau dari sisi fungsional atau simbolisnya. 3. Mendorong sikap positif dan mempengaruhi niat membeli. Jika komunikator sukses menciptakan kesdaran konsumen akan mereknya, konsumen dapat membentuk sikap (attitudes) positif terhadap merek tersebut dan mungkin akan mencul niat (intention) untuk membeli merek tersebut, ketika timbul keinginan untuk membeli suatu produk di masa yang akan datang. 4. Memfasilitasi Pembelian Iklan dapat menciptakan kesadaran konsumen akan merek dan membangun sikap positif, jika usaha komunikasi pemasaran sebuah perusahaan benarbenar efektif, konsumen akan memahami mengapa harga merek tersebut lebih tinggi dan mungkin dianggap lebih menarik dengan harga premiumnya tersebut. Iklan yang efektif, display yang menarik di dalam toko, serta variabel komunikasi pemasara lainnya berfungsi untuk memfasilitasi pembelian dan memberikan solusi atas persoalan yang ditimbulkan oleh variabel bauran pemasaran nonpromosi (produk, harga, dan distribusi). 2.2 Periklanan Sebagai Salah Satu Bauran Promosi Bauran promosi yang dilakukan suatu perusahaan adalah bertujuan untuk mengkomunikasikan mengenai produk yang dihasilkan oleh perusahaan kepada konsumen. Menurut Philip Kotler (2002:641) unsur-unsur bauran promosi ada lima, yaitu: 1. Periklanan Segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. 2. Promosi Penjualan Terdiri dari kumpulan alat-alat insentif yang beragam, sebagian besar berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk / jasa tertentu secara lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. 3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas Berbagai program untuk mempromosikan dan melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya. 4. Penjualan Personal Interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. 5. Pemasaran Lansung Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat pendukung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu. 2.2.1 Pengertian Periklanan Berikut ini beberapa definisi tentang periklanan yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut; Menurut Stanton yang dialih bahasakan oleh Y. Lamarto (2001;186) mendefinisikan periklanan sebagai berikut: “Periklanan terdiri dari semua kegiatan yang terlibat dalam penyajian suatu pesan yang non personal (tidak setuju kepada pihak tertentu), disuarakan (oral) atau divisualisasikan, dan dibiayai secara terbuka untuk suatu produk baik itu berupa uang atau jasa”. Menurut Philip Koptler (2002:658) bahwa: “Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran”. Dari definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa periklanan merupakan suatu bentuk promosi yang tidak pribadi mengenai produk, ide atau organisasi dari suatu sponsor dan ditawarkan melauli berbagai media utama untuk menginformasikan dan mempengaruhi khalayak sasaran. Periklanan merupakan salah satu alat dari bauran promosi yang memegang peranan tersendiri dalam proses komunikasi antara perusahaan dengan pasar sasarannya. Menurut Philip Kotler (2002:643) ada beberapa karakter dari iklan, yaitu: 1. Presentasi umum: Periklanan yang bersifat umum itu memberikan semacam keabsahan pada produk dan menyarankan tawaran yang terstandarisasi. 2. Tersebar luas: Periklanan adalah medium yang berdaya sebar luas yang memungkinkan penjual mengulang pesan berkali-kali. 3. Ekspresi yang lebih kuat: Periklanan memberikan peluang untuk mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui penggunaan cetakan, suara, dan warna yang penuh seni. 4. Tidak bersifat pribadi: Audiens tidak merasa wajib untuk memperhatikan atau menanggapi, iklan hanya mampu melakukan monolog, bukan dialog dengan audiens. 2.2.2 Tujuan Periklanan Tujuan periklanan merupakan tugas komunikasi spesifik untuk dilaksanakan dengan audiens secara khusus dalam periode waktu tertentu. Menurut Terence A. Shimp (2003:375) tujuan iklan harus didasarkan pada situasi persaingan terkini. Menurut Kotler (2003:659) tujuan periklanan meliputi: 1. Menginformasikan Hal-hal yang berkaitan dengan tujuan menyampaikan informasi ini adalah: a. Menjelaskan ke pasaran mengenai produk baru b. Memberitahukan kegunaan baru suatu produk c. Memberitahukan pasar tentang perubahan harga d. Menjelaskan cara kerja suatu produk e. Menjelaskan pelayanan yang tersedia f. Mengoreksi kesan yang salah g. Mengurangi kecemasan pembeli h. Membangun citra perusahaan 2. Membujuk Hal-hal yang berkaitan dengan tujuan untuk membujuk antara lain: a. Membentuk b. Mendorong calon konsumen untuk beralih ke merek tertentu c. Mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk d. Membujuk pembeli untuk membeli sekarang e. Membujuk pembeli untuk menerima kunjungan penjualan 3. Mengingatkan Hal-hal yang berkaitan dengan tujuan untuk mengingatkan antara lain: a. Mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mengkin akan dibutuhkan kemudian b. Mengingatkan pembeli dimana dapat membelinya c. Membuat pembeli tetap mengingat produk itu walaupun tidak sedang memerlukannya. d. Mempertahankan kesadaran merek 2.2.3 Biaya Periklanan Setelah melakukan tujuan periklanan, perusahaan mulai membuat anggaran periklanan. Biaya merupakan salah satu keputusan keputusan periklanan yang paling sulit karena harus dipertimbangkan secara tepat dan efektif. Menurut Philip Kotler (2002:660) ada lima faktor yang dipertimbangkan saat menetapkan biaya periklanan: 1. Tahap dalam PLC (Produk Life Cycle) Produk baru umumnya mendapatkan biaya iklan yang besar agar dapat membangun kesadaran akan produk baru. Sedangkan produk yang sudah lama berada di pasaran tidak begitu banyak membutuhkan biaya periklanan. 2. Pangsa pasar dan basis konsumen Luasnya pangsa pasar mempengaruhi jumlah biaya periklanan. Untuk memperluas pangsa pasar memerlukan biaya yang cukup besar. 3. Persaingan dan gangguan Dalam persaingan pasar yang ketat biaya iklan suatu merek cukup besar agar dapat bersaing dengan iklan yang ada. 4. Frekuensi periklanan Jumlah pengulangan yang diperlukan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen juga sangat menentukan anggaran periklanan. 5. Kemungkinan subsitusi produk Merek-merek dalam suatu komoditas (seperti, minuman ringan, rokok, dan sebagainya) memerlukan iklan besar-besaran untuk membangun citra yang berbeda. 2.2.4 Pesan Periklanan Idealnya, pesan itu harus menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakkan tindakan (action). Menurut Philip Kotler (2002:633) memformulasikan pesan memerlukan pemecahan atas empat masalah, yaitu: 1. Isi Pesan Dalam menentukan isi pesan yang baik, manajemen mencari daya tarik, tema, ide, atau usulan penjualan yang unik. Ada tiga jenis daya tarik, yaitu: a. Daya Tarik Rasional Daya tarik rasional adalah membangkitkan minat seseorang dan menunjukkan bahwa produk tersebut akan menghasilkan manfaat seperti yang dikatakan. b. Daya Tarik Emosional Daya tarik ini mencoba membangkitkan emosi positif atau negatif yang akan memotivasi pembelian. c. Daya Tarik moral Daya tarik moral diarahkan pada perasaan audiens tentang apa yang benar dan tepat. Daya tarik moral sering digunakan untuk mendorong orang mendukung masala-masalah sosial. 2. Struktur Pesan Efektivitas suatu pesan tergantung pada struktur dan isi pesan. Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam struktur pesan, yaitu: a. Penarikan kesimpulan Penelitian yang terbaru menunjukan bahwa iklan yang terbaik adalah iklan yang mengajukan pertanyaan dan membiarkan para pembaca dan pemirsa menarik kesimpulan mereka sendiri. b. Penyajian sepihak (one-sided presentations) dan argumen dua pihak (twosided arguments) Dalam penyajian sepihak, pesan dalam iklan berisi tentang keunggulankeunggulan suatu produk, sedangkan dalam argumen dua pihak selain menunjukkan keunggulan dua produk, juga menunjukkan kekurangan produk. c. Urutan penyajian argumen Pada pesan sepihak menyajikan alasan terkuat memiliki kelebihan yaitu akan menarik perhatian dan minat. Sedangkan dalam pesan dua pihak, masalahnya adalah apakah akan menyajikan alasan positif dahulu atau terakhir. 3. Format Pesan Komunikasi harus mengembangkan format pesan yang kuat. Dalam iklan tercetak, komunikator harus memutuskan judul, kata-kata, ilustrasi, dan warna. Jika pesan disampaikan melalui radio, maka komunikator harus teliti memilih kata, mutu suara, dan vokalisasi. Jika pesan disampaikan melalui televisi atau langsung maka semua unsur tadi serta bahasa tubuh (isyarat nonverbal) harus direncanakan dahulu. Penyajian harus memperhatikan ekspresi wajah, gerak isyarat, pakian, postur, dan gaya rambut. 4. Sumber Pesan Pesan yang disampaikan oleh sumber yang menarik atau terkenal akan lebih menarik perhatian dan mudah diingat. Tiga faktor yang paling sering diidentifikasi adalah keahlian, kelayakan untuk dipercaya dan kemampuan untuk disukai. 2.2.5 Media Periklanan Dalam perencanaan media yang akan digunakan untuk penyampaian pesan digunakan beberapa langkah, yaitu: 1. Memutuskan jangkauan, frekuensi dan dampak media a. Jangkauan adalah jumlah orang atau rumah tangga yang melihat paparan media tertentu setidaknya sekali dalam satu periode tertentu. b. Frekuensi adalah rata-rata banyaknya orang atau rumah tangga yang melihat paparan pesan tersebut dalam suatu periode tertentu. c. Dampak adalah nilai kualitatif dari suatu paparan melalui media tertentu. 2. Memilih jenis media utama Perencanaan media harus mengetahui kapasitas jenis-jenis media utama dalam menyampaikan jangkauan, frekuensi, dan dampak. Media iklan utama terdapat biaya, keunggulan dan kendala dapat dilihat melalui tabel 2.2.5 berikut ini. Tabel 2.1 Profil Jenis-Jenis Media Utama Media Surat kabar Televisi Surat langsung Radio Majalah Ruang terbuka (out door) Halaman kuning pada buku telepon Surat berita Brosur Telepon Internet Keunggulan Kendala Fleksibilitas; ketepatan waktu; liputan pasar lokal yang baik; penerimaan yang luas; sangat dipercaya Menggabungkan gambar, suara, dan gerak; merangsang indera; perhatian yang tinggi; jangkauan tinggi Jangka waktu pendek; mutu reproduksi buruk; ”penerusan” ke audiens berikutnya kecil Biaya absolut tinggi; pengelompokan tinggi; paparan bergerak cepat sehingga sulit dilihat; audiens dipilih secara kurang baik Biaya relatif tinggi; citra ”surat sampah” Audiens terpilih; fleksibilitas; tidak ada persaingan iklan dalam media yang sama; personalisasi Penggunaan masal; pilihan geografis dan demografis tinggi; biaya rendah Pilihan geografis dan demografis tinggi; kredibilitas dan gengsi; mutu reproduksi tinggi; jangka waktu panjang; penerusanpembacaan baik Fleksibilitas; pengulangan paparan tinggi; biaya rendah; persaingan rendah Liputan lokal yang unggul; sangat meyakinkan; jangkauan luas; biaya rendah Selektivitas sangat tinggi; sangat terkontrol; peluang interaktif; biaya relatif rendah Lentur; sangat terkendala; peluang interaktif; biaya relatif rendah Memiliki banyak pengguna; peluang untuk memberikan sentuhan pribadi Selektivitas tinggi; kemungkinan interaktif; biaya relatif rendah Hanya penyajian suara; perhatian lebih rendah daripada televisi; struktur harga tidak standar; tidak ada jaminan posisi Tenggang waktu atas manfaat dari pembelian iklan panjang; ada peredaran yang sia-sia; tidak ada jaminan posisi produk Tidak ada pilihan audiens; kreativitas terbatas Persaingan tinggi; tenggang waktu atas manfaat dari pembelian iklan panjang; kreativitas terbatas Biaya bisa mengalir dengan siasia Produksi yang berlebihan bisa menyebabkan biaya mengalir dengan sia-sia Biaya relatif tinggi kecuali jika digunakan sukarelawan Media yang relatif baru dengan jumlah pengguna yang rendah di beberapa negara Perencana media membuat pilihan dari berbagai kategori media dengan mempertimbangkan variabel-variabel berikut: a. Kebiasaan media audiens sasaran, misalnya radio dan televisi merupakan media yang paling efektif untuk menjangkau remaja. b. Produk, berbagai jenis media memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam hal demontrasi, visualisasi, penjelasan, keyakinan dan warna. c. Pesan, Pesan yang berisi banyak data teknis mungkin membutuhkan majalah khusus atau surat. d. Biaya, iklan televisi sangat mahal, sedangkan iklan surat kabar lebih murah, yang diperhitungkan adalah biaya tiap seribu paparan. 3. Menentukan waktu media Untuk mengiklankan suatu produk atau jasa perusahaan harus jeli dalam memilih media apa yang dapat di jangkau khalayak sasaran, kapan waktu yang tepat, dan berapa lama durasi yang dibutuhkan dalam mengiklankan produk atau jasa yang ditawarkan. 4. Menentukan alokasi geografis media Iklan yang dibuat harus menentukan letak geografis yang akan di tangkap media yang digunakan, misalnya lokal, nasional, dan internasional. 2.2.6 Evaluasi Periklanan Perencanan dan pengendalian iklan yang baik sangat tergantung pada pengukuran keefektivitasan periklanan. Menurut Philip Kotler (2002:677) mengemukakan bahwa evaluasi periklanan terdiri dari: 1. Riset dampak-komunikasi Penelitian yang menentukan apakah iklan ini dapat mencapai komunikasi secara efektif atau tidak. Hal ini dapat dilakukan sebelum iklan ditayangkan atau setelah iklan ditayangkan. Terdapat tiga metode utama pengujian awal iklan, yaitu: a. Metode penyusunan peringkat langsung Dimana sekelompok orang atau konsumen diminta untuk menyusun peringkat dari beberapa iklan. Sebuah iklan harus memperoleh angka tinggi dalam segala hal bila iklan tersebut dianggap merangsang pembeli. b. Pengujian portofolio Para konsumen diminta melihat serangkaian iklan kemudian diminta untuk mengingat segala sesuatu tentang iklan tersebut dan menyampaikan pesan iklan itu kembali. c. Pengujian laboratorium Para peneliti menggunakan peralatan untuk mengukur reaksi para konsumen terhadap sebuah iklan seperti denyut jantung, tekanan darah, gerakan pupil mata, dan keluarnya keringat terhadap suatu iklan. Pengujian ini lebih mengukur terhadap daya tarik dari pada kepercayaan, sikap, dan minat tetapi tidak mengungkapkan apapun mengenai pengaruhnya. 2. Riset dampak-penjualan Dampak penjualan sebuah iklan umumnya lebih sukar diukur daripada dampak komunikasi. Dampak penjualan paling mudah diukur dalam situasi pemasaran langsung dan paling sulit diukur untuk iklan pembentukan citra merek atau perusahaan. Ada dua pengujian dalam riset ini, yaitu: a. Pendekatan histori Pendekatan ini dilakukan dengan cara membandingkan penjualan musim lalu terhadap pengeluran anggaran periklanan yang lalu atas dasar sekarang apa yang telah dilampaui. b. Rancangan percobaan Pendekatan ini dilakukan untuk mengukur mengenai tingkat pengeluaran iklan berubah-ubah atas dasar penjualan. Hasilnya untuk membandingkan pengaruh pengeluaran iklan terhadap penjualan, untuk tiap kali dilakukan kegiatan periklanan tetapi dengan biaya yang berbeda-beda. Pengujian di atas bertujuan untuk mengetahui apakah iklan tersebut di baca, diingat dan apakah responden mengetahui sponsornya. Sedangkan teori yang mendasari pengujian-pengujaian tersebut adalah semakin besar jumlah orang yang melihat, membaca, dan mengingat iklan, semakin banyak pula informasi yang akan diberikan oleh iklan tersebut. 2.3 Perilaku Pembelian 2.3.1. Keputusan Pembelian Konsumen Keputusan pembelian konsumen tidak terlepas dari perilaku konsumen itu sendiri, oleh karena itu perusahaan perlu mengenal konsumen sasarannya melalui latar belakang dan tipe konsumen tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku pembelian setiap pembelian haruslah dipahami agar dapat memungkinkan perusahaan mengembangkan sebuah program pemasaran yang aktif dan penting bagi pasar sasaran. Perusahaan juga perlu melakukan segmentasi pasar yang jelas dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, kemudian membuat produk yang sesuai dengan target pasar sasaran yang harus memperhatikan perilaku konsumen serta karakteristik konsumen yang beraneka ragam. Adapun definisi Perilaku Konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2000:7) yaitu: “ customer behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for purchasing using and evaluating product, source, and idea which they will satisfy their needs. “ Menurut Wilkie (1994:145): “The mental, emotional, physical activities that people engage when selecting, purchasing, using, disposing product or service as to satisfy their needs and desires “. Berdasarkan pendapat diatas tersebut, perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa yang dipengaruhi oleh lingkungan. Setiap saat kita selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan mulai dari keputusan yang paling sederhana seperti membeli sabun merek A dan merek B, sampai pada keputusan yang sulit seperti membeli rumah. Seperti yang dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Shciffman dkk (2004:289) bahwa: “Keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif “. Menurut Kotler (2002:223), dalam keputusan membeli barang seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pembelian. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Adakalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang, namun sering pula peranan tersebut dilakukan beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kelima peran tersebut meliputi: Pencetus (imitator), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi, dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu. Pembeli pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan, nasihat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian misalnya apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membelinya atau dimana membelinya. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian aktual. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang dibeli. Suatu keputusan pembelian baik yang sederhana maupun yang rumit selalu dipengaruhi oleh banyak faktor. Ada faktor yang dapat dikendalikan perusahaan (marketing stimuli and other stimuli), dan faktor yang tidak dapat dikendalikan perusahaan (cultural, social, phsycological). Untuk itulah perusahaan harus memfokuskan usaha pemasarannya pada faktor yang dapat dikendalikan yang intinya adalah bagaimana konsumen memberikan jawaban terhadap berbagai rangsangan pemasaran yang biasanya diatur oleh perusahaan. Untuk lebih jelasnya model perilaku pembelian konsumen dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 2.2 Model Perilaku Pembelian Rangsangan Pemasaran: Produk Harga Saluran Pemasaran Promosi 2.3.2 Rangsangan lain: Ekonomi Teknologi Politik Kebudayaan Ciri-ciri Pembeli: Kebudayaan Sosial Sumber: Kotler Pribadi Psikologi Proses Keputusan Membeli: Pemahaman Masalah Pencarian Informasi 2002 : 183Alternatif Pemilihan Perilaku Pasca Pembelian Keputusan Pembeli: Pemilihan Produk Pemilihan Merek Pemilihan Waktu Faktor Utama yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Menurut Kotler (2000:183), mengatakan bahwa perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi. Faktor Kebudayaan Kebudayaan merupakan faktor dasar yang menirukan keinginan dan tingkah laku seseorang. Terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas sosial. Faktor Sosial Faktor sosial dipengaruhi oleh kelompok acuan, keluarga, peran dan status. Faktor Personal Terdiri dari usia dan tahap siklus produk, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian. Faktor Psikologi Dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap. 2.3.3 Model Konsumen Schiffman dan Kanuk (2000:555), mengemukakan bahwa proses pengambilan keputusan konsumen dipengaruhi oleh model dari orang tersebut, model konsumen terdiri dari economic man, passive view, cognitive view, dan emotional view. Economic Man Seseorang yang membuat keputusan berdasarkan pertimbangan rasional. Konsumen model ini biasanya mengetahui alternatif dari produk yang tersedia dipasar, kemudian mereka dapat membuat urutan dari semua alternatif secara tepat dilihat segi kelebihan dan kekurangan produk, dan akhirnya mereka dapat mengidentifikasi satu alternative produk terbaik. Karena banyaknya hal yang menjadi bahan pertimbangan, maka konsumen jenis ini tidak efisien atau harus melalui proses yang lama dalam pengambilan keputusan. Passive Man Menggambarkan konsumen yang melayani diri sendiri, dan patuh pada usaha atau promosi pemasaran. Konsumen dipandang sebagai pribadi yang impulsif dan rasional, yang biasanya konsumen akan mudah terbujuk oleh rayuan seorang penjual yang sudah terlatih. Cognitive View Menggambarkan konsumen sebagai orang yang berpikir untuk memecahkan masalah. Konsumen model ini sering digambarkan sebagai orang yang mau menerima atau secara aktif mencari informasi tentang produk atau jasa yang mereka butuhkan. Model ini digambarkan sebagai konsumen yang lebih realistis, karena konsumen ini tidak mencari informasi untuk setiap pilihan yang ada. Usaha pencarian informasi akan berhenti jika mereka sudah mendapatkan informasi yang dirasakan cukup untuk membuat keputusan. Emotional View Dalam kenyataanya setiap manusia selalu melibatkan perasaan atau emosi dalam pembuatan keputusan. Seseorang yang membuat keputusan berdasarkan emosi akan lebih menekan pada moods ( suasana hati ) dan feeling ( perasaan ), sehingga dalam membuat keputusan sering kali tidak rasional. Emosi merupakan hal yang penting dalam membuat keputusan. pembelian konsumen, karena hal ini berdampak pada kapan dan dimana mereka akan berbelanja, serta apakah merka akan berbelanja sendirian atau mengajak orang lain untuk berbelanja. 2.3.4 Media Pengambilan Keputusan Konsumen Menurut Schiffman dan Kanuk (1994:564) proses keputusan terdiri atas tiga komponen, yaitu: 1. Input Komponen input pada model pengambilan keputusan ini menggambarkan adanya pengaruh dari luar (external influence), dimana pengaruh dari luar memberikan informasi mengenai produk tertentu yang diperlukan konsumen dalam proses pengambilan keputusan. 2. Proses Komponen proses pada model pengambilan keputusan ini menggambarkan bagaimana konsumen mengambil keputusan. Pada bagian ini terdapat adanya pengaruh dari dalam (internal influence) seperti motivasi, pembelajaran, kepribadian, perilaku dan persepsi. 3. Output Tahap terakhir dari model pengambilan keputusan adalah output, terdiri dari perilaku pembelian dan evaluasi pasca pembelian. Tujuan dari keduanya adalah meningkatkan keputusan konsumen melalui pembelian dan keduanya dilakukan setelah pengambilan keputusan. 2.3.5 Tahap-tahap Pengambilan Keputusan Konsumen Dalam proses pembuatan keputusan pembelian konsumen, ada beberapa tahap yang harus dilalui. Untuk lebih jelas mengenai proses keputusan pembelian konsumen dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 2.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen Problem Recognition Information Search Evaliation Alternative Purchase Decision Past Purchase Decision Sumber: Kotler (2000:204) Menurut Philip Kotler (2002:204) mengemukakan bahwa ada lima tahapan yang dilalui oleh konsumen dalam proses keputusan pembelian, yaitu: 1. Pengenalan kebutuhan Proses pembelian dimulai pada saat konsumen mengenali masalah atau kebutuhannya. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat ditimbulkan oleh rangsangan internal seperti lapar, haus, seks yang mencapai titik tertentu dan menjadi sebuah dorongan. Kebutuhan yang ditimbulkan oleh rangsangan eksternal, misalnya seseorang mengagumi mobil baru tetangganya. Seperti yang dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip Engel, Blackwell, dan Miniard (2004:302), bahwa pengenalan kebutuhan atau aktivasi kebutuhan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: Waktu Berlalunya waktu akan menyebabkan teraktifkannya kebutuhan fisiologis seseorang. Waktu juga akan mendorong pengenalan kebutuhan lain yang diinginkan oleh seorang konsumen. Usia konsumen yang semakin tua akan menyebabkan ia memiliki aspirasi dan nilai yang berbeda. Konsumen yang lebih tua mungkin akan lebih memperhatikan kesehatannya, sehingga ia banyak membutuhkan makanan yang sangat selektif agar terhindar dari berbagai penyakit. Perubahan Situasi Perubahan situasi akan mengaktifkan kebutuhan. konsumen yang masih bujangan akan lebih banyak menghabiskan pengeluarannya untuk hiburan. Jika konsumen tersebut menikah maka ia akan banyak mengenal kebutuhan yang lain, misalnya ia harus lebih banyak menabung untuk persiapan kelahiran anaknya. Maka ia mungkin mengurangi pengeluarannya untuk hiburan tersebut. Pemilikan Produk Memiliki sebuah produk seringkali mengaktifkan kebutuhan yang lain. Misalnya saja seorang konsumen yang membeli sebuah mobil baru, maka konsumen akan menyadari perlunya produk lain yang berfungsi sebagai produk tambahan atau pelengkap dari produk utama. Konsumsi Produk Kebiasaan mengkonsumsi produk akan memicu pengenalan kebutuhan. Dalam banyak situasi pembelian, suatu kebutuhan dikenal hanya karena ada situasi kehabisan persediaan. Perbedaan Individu Dalam hal ini konsumen dibedakan kedalam dua tipe, yang pertama konsumen yang membeli berdasarkan fungsi produk dan yang kedua konsumen yang membeli produk berdasarkan prestise atau karena ia ingin kelihatan trendi didepan orang lain. Pengaruh Pemasaran Produk baru muncul hampir setiap hari, dan diiklankan atau dikomunikasikan melalui berbagai media oleh perusahaan pembuatnya. Program pemasaran tersebut akan mempengaruhi konsumen untuk menyadari akan kebutuhannya. Produk yang dikomunikasikan menarik akan memicu seorang konsumen untuk menyadari akan kebutuhannya dan merasakan bahwa produk tersebutlah yang bisa memenuhi kebutuhannya tersebut. 2. Pencarian informasi Konsumen yang tergerak oleh stimuli kebutuhan berusaha mencari lebih banyak informasi. Besarnya pencarian yang dilakukan tergantung pada kekuatan dorongannya, jumlah informasi yang sudah dimiliki mendapatkan nilai dan nilai yang diberikan pada informasi tambahan serta keputusan dalam mencari informasi tersebut. Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari empat kelompok, yaitu: a. Sumber pribadi, yaitu keluarga, teman, tetangga, kenalan. b. Sumber komersial, yaitu iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko. c. Sumber publik, yaitu media massa, organisasi penentu peringkat konsumen. d. Sumber pengalaman, yaitu penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk. Melalui pengumpulan informasi konsumen mengetahui tentang merekmerek yang bersaing dan keistimewaannya. 3. Evaluasi alternatif Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan dan model terbaru memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif, yaitu mereka menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk terutama berdasarkan kesadaran dan rasio. Beberapa konsep dasar dalam memahami proses evaluasi konsumen, yaitu: a. Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan b. Konsumen mencari manfaat terutama tertentu dari solusi produk c. Konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. 4. Keputusan pembelian Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk prefensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Namun, dua faktor dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian, yaitu: a. Sikap orang lain Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang tersebut dengan konsumen, semakin besar konsumen akan mengubah niat pembeliannya. Keadaan sebaliknya juga berlaku. b. Situasi yang tidak terantisipasi Faktor ini dapat muncul dan mengubah niat pembelian. 5. Perilaku pasca pembelian Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang dapat mempengaruhi perilaku selanjutnya. a. Kepuasan pasca pembelian Kepuasan pembeli adalah fungsi seberapa dekat harapan pembeli atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, maka pelanggan akan kecewa tetapi jika sesuai dengan harapannya maka pembeli akan sangat puas. b. Tindakan pasca pembelian Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas maka akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Konsumen yang tidak puas akan bertindak sebaliknya, mereka mungkin akan membuang, mengembalikan produk tersebut. Mereka juga dapat mengambil tindakan publik seperti mengajukan keluhan ke perusahaan, pengacara atau kelompok lainnya. c. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian Jika konsumen menyimpan produk, produk tersebut mungkin tidak memuaskannya dan berita dari mulut ke mulut tidak akan gencar. Jika mereka menjual dan mempertukarkan produk tersebut, maka penjualan produk baru akan menurun. Jika konsumen menemukan kegunaan dari produk, maka pemasar harus mengetahui bagaimana mengiklankan kegunaan-kegunaan tersebut dan jika konsumen membuang produk, maka pemasar harus mengetahui bagaimana mereka membuangnya terutama jika produk dapat merusak lingkungan. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini periklanan sebagai variabel X (variabel independen) yaitu merupakan kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Skaters sebagai salah satu Show Room, untuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan calon konsumen dan konsumen agar menggunakan produk yang ditawarkan Skaters. Keputusan pembelian konsumen sebagai variabel Y (variabel dependen) yaitu merupakan suatu tindakan memilih antara dua alternatif atau lebih yang diambil oleh seseorang menyangkut keputusan pembelian. Penelitian ini akan membahas mengenai program periklanan yang dilakukan oleh Skaters serta hubungannya dengan pengambilan keputusan pembelian konsumen. Lokasi penelitian dilakukan di jalan Raya Lembang No. 232 dan responden yang diambil adalah konsumen Skaters Lembang. 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Skaters merupakan perusahaan yang bergerak dalam hal distro atau lebih spesifiknya yaitu ritel fashion. Awal usaha ini dimulai dari pembuatan kaos musik, syal, dan bandana untuk kalangan sendiri. Pada tahun 1992 nama Skaters muncul untuk meramaikan ritel fashion di kota bandung. Beberapa lokasi yang ada yaitu Gramedia, Cihampelas, BIP, dan Braga City. Skaters Lembang berdiri pada tahun 2004 dan merupakan salah satu pelopor ritel fashion di Lembang. Adapun tujuan perusahaan mendirikan Skaters adalah untuk mendapatkan profit atau keuntungan dan meramaikan dunia fashion di ada kota Bandung dan khususnya Lembang. Sasaran konsumen Skaters adalah remaja, terutama Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. 3.1.2 Struktur Organisasi Struktur organisasi Showroom Skaters di Lembang dipimpim oleh seorang Owner. Owner membawahi store manager dan bagian keuangan / administrasi dan sales person. Struktur organisasi pada Skaters berperan dalam menangani operasional Showroom yang digambarkan sebagai berikut; Gambar 3.1 Struktur Organisasi Skaters Lembang Owner Store Manager Bagian Keuangan/ Administrasi Sales Person Sales Person Sumber: Skaters Lembang Sales Person Keterangan: 1. Owner: orang yang memiliki atau penyandang dana serta pemegang saham 2. Store Manager: orang yang mempunyai tanggung jawab melaksanakan operasional Showroom, operasi penyedian barang, penjualan, penerimaan pegawai, pengembangan dan penilaian kesedian pegawai, mengatasi komplain pelanggan, menempatkan dan memajangkan barang. 3. Kasir / Administrasi: orang yang mempunyai tanggung jawab dalam mengelola laporan keuangan, transaksi jual-beli, gaji karyawan dan hal-hal administrasi lainnya. 4. Sales Person: orang yang mempunyai tanggung jawab dalam membantu konsumen seperti mencari produk, memberikan saran apabila konsumen merasa ragu dalam memilih produk yang digunakan. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan periklanan dengan keputusan pembelian konsumen adalah Deskriptif dengan metode survey. Adapun tujuan penelitian yang digunakan untuk membuat deskriptif, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan fenomena yang diselidiki. Metode ini menyelidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor untuk melihat hubungan antara satu dengan faktor lain (Nazir, 1999:63). Ciri desain penelitian ini selain memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesahipotesa, membuat prediksi, serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan (Nazir, 1999:64). Metode survey yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau suatu kelompok ataupun daerah (Nasir, 1995:65) 3.2.2 Populasi dan Sampel Penelitian Sugiyono (2005:55) yang mengemukakan pengertian populasi sebagai berikut : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Penetuan responden untuk memperoleh data sampel dilakukan dengan metode pengambilan sampel sistematis yang dipilih secara Purposive Sampling, yang cara pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2002:78). Berdasarkan wawancara dengan pihak Skaters Lembang konsumen yang datang membeli produk Skaters rata-rata sebanyak 100 orang perbulannya. Berpedoman pada Suharsimi Arikunto (1998:120) yang menyatakan bahwa untuk mencari seberapa besar sampel yang dapat mewakili dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : "Bila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sedangkan jika subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih." Menurut Djalaludin Rakhmat (1992:82) rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah sebagai berikut; n= Dimana: n N N d 2 +1 = Jumlah sampel minimum N = Jumlah populasi (100) d = Tingkat ketetapan 10% Sehingga diperoleh jumlah sampel minimum sebagai berikut: n= 100 100 0,12 + 1 = 50 Maka jumlah sampel penelitian (n) yang diambil adalah sebanyak 50 responden. 3.2.3 Variabel dan Ukuran Untuk mengetahui periklanan dan hubungannya dengan keputusan pembelian konsumen, maka diperlukan suatu operasional variabel. Operasional variabel ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen melalui pengukuran keduanya. Adapun variabel-variabel yang akan diteliti adalah: 1. Periklanan sebagai variabel X 2. Keputusan pembelian konsumen sebagai variabel Y Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep Variabel Independen (Periklanan) (X) Segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. (Kotler, 2002: 658) Dependen (Keputusan Pembelian) (Y) Keputusan yang diambil konsumen menyangkut apakah akan membeli produk yang ditawarkan Sub Variabel Indikator Skala − Penyampaian informasi − Tingkat kejelasan informasi Ordinal 3. Pesan Periklanan − Penciptaan pesan yang menarik − Tingkat ketertarikan pada pesan − Gaya pelaksanaan iklan Ordinal 4. Media Periklanan − Ketepatan dalam memilih media iklan − Tingkat ketepatan dalam memilih media iklan − Jangkauan − Tingkat frekuensi iklan Ordinal 5. Pengukuran** 1. Pengenalan Kebutuhan − Kesadaran akan kebutuhan produk − Tingkat kesadaran akan produk Ordinal 2. Pencarian Informasi − Pencarian terhadap informasi − Tingkat pencarian informasi Ordinal 3. Evaluasi Alternatif − Pemilihan produk − Tingkat ketertarikan pemilihan produk Ordinal 4. Pembelian − Keinginan untuk membeli − Tingkat keinginan untuk membeli Ordinal 5. Perilaku Pasca Pembelian − Sikap setelah membeli − Tingkat kepuasan setelah membeli Ordinal 1. Tujuan Periklanan Dimensi 2. Uang** ** Aspek yang tidak diteliti. 3.2.4 Analisis Hasil 3.2.4.1 Uji Validitas dan Reabilitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. (Suharsimi Arikunto: 1997) Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Realibilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Yang diusahakan dapat dipercaya adalah datanya, bukan semata-mata instrumennya. Ungkapan yang menyatakan bahwa instrumen harus reliable sebenarnya mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya. 3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data Dalam usaha memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis menggunakan cara kuesioner, yaitu merupakan metode untuk memperoleh data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden. 3.2.4.3 Metode Pengolahan Data Pada pengolahan data dari hasil penyebaran kuesioner yang telah dibagikan kepada 50 orang yang dijadikan sebagai sampel. Kuesioner terbagi atas dua bagian pernyataan yang pertama menjelaskan tentang periklanan sebanyak 6 buah dan pernyataan yang kedua menjelaskan tentang keputusan pembelian sebanyak 5 buah. Metode pengolahan data dan analisis data dilakukan melalui berbagai tahapan sebagai berikut; 1. Menentukan skala atau bobot dari masing-masing alternatif jawaban. Dari setiap alternatif jawaban berskala ordinal diberi skala 5-4-3-2-1 untuk pertanyaan yang positif dan 1-2-3-4-5 untuk pertanyaan yang negatif (menggunakan Skala Likert). 2. Pengambilan pasangan yang akan diteliti, sehingga jika banyaknya sampel adalah n jumlah responden, maka diperoleh (X1,Y1), (X2,Y2), …, (Xn,Yn). Dimana: X = Periklanan Y = Keputusan Pembelian Untuk menganalisis dan menginterprestasikan data secara kuantitatif digunakan alat bantu statistik, sehingga memudahkan penafsiran data mentah yang diperoleh. Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis tingkat hubungan antara dua variabel dalam penelitian, yang dinyatakan dalam koefisien korelasi tata jenjang yang dikemukakan oleh Spearman (Rank Spearman), karena skala yang diperoleh bersifar ordinal, mengikuti rumus sebagai berikut: (Nazir, 1999:525) rs = Dimana: 1 − 6∑ d12 n3 − n rs = Korelasi korelasi Rank Spearman N = Jumlah Sampel d1 = Selisis Rank X dengan Rank Y yang ke-1 Nilai rs (koefesien korelasi Rank Spearman) yang diperoleh akan berkisar antara 1,0 sampai +1. Notasi ini menunjukan tingkat korelasi antara variabel – variabel yang diuji, yaitu: 1. Bila rs = -1 berarti terdapat korelasi yang kuat tetapi merupakan korelasi negatif 2. Bila rs = 0 berarti terdapat korelasi antara variabel – variabel yang diuji atau korelasi yang lemah. 3. Bila rs = 1 berarti terdapat korelasi yang kuat antara variabel X dan variabel Y dan nilai positif. Jika terdapat 2 subjek/lebih yang mempunyai ranking yang berangka sama, jika ranking yang berangka sama ini tidak begitu banyak bisa diabaikan, tetapi jika proporsi dari ranking yang berangka sama cukup besar maka perlu dimasukan ke dalam perhitungan faktor korelasi T, yaitu : t3 − t T= 12 Dimana: T = faktor korelasi t = banyaknya ranking yang berangka sama Selanjutnya digunakan rumus koefesien korelasi Spearman: ∑ x + ∑ y − ∑d = 2 (∑ x (∑ y )) 2 rs 2 2 2 2 1 Dimana: ∑ x2 = N3 − N − ∑ TX 12 ∑y N3 − N − ∑ TY 12 dan 2 = 3.2.4.4 Pengujian Hipotesis Dalam pengujian hipotesis ini, peneliti melakukan uji korelasi (hubungan) antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters. Hipotesis ini menyatakan bahwa terdapat hubungan terdapat yang positif antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters. Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut; 1. Menetapkan Ho (Hipotesis Null) dan Ha (Hipotesis Alternatif) Ho : Tidak terdapat hubungan antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters. Ha : Terdapat hubungan antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters. 2. Menetapkan tingkat signifikan 5 % atau 0.05 dengan menggunakan uji satu sisi, karena rumusan Hipotesis (Ha) yang telah menunjukkan arah tertentu. 3. Menghitung Koefisien Korelasi Spearman (rs) untuk mengetahui hubungan periklanan dan keputusan pembelian dengan SPSS Versi 14. Nilai koefisien akan berkisar antara -1 sampai dengan +1. Jika koefisien korelasi bernilai -1 atau +1, maka menunjukkan hubungan antar variabel yang negatif, sedangkan tanda (+) menunjukkan arah hubungan antar variabel yang positif. 4. Menafsirkan besarnya koefisien korelasi spearman (r2) untuk mengetahui seberapa besar derajat hubungan antara variabel hubungan antara periklanan dengan promosi penjualan berdasarkan tabel; Tabel 3.2 Derajat Hubungan Dari Arti Derajat Hubungan Arti Kurang dari 0,20 Hubungan rendah sekali 0,20-0,40 Hubungan rendah tetapi pasti 0,40-0,70 Hubungan cukup berarti 0,70-0,90 Hubungan yang tinggi, kuat Lebih dari 0,90 Hubungan sangat tinggi, kuat sekali Sumber: Djalaluddin Rakhmat, M.Sc (2001:29) 5. Mencari t hitung yang akan dibandingkan dengan nilai t tabel untuk menetapkan kriteria tolak atau terima Ho dalam rangka menguji Signifikan r (Koefisien Korelasi Spearman). Nilai t hitung dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut; t = rs Dimana: n−2 1 − rs 2 t = Nilai t hitung rs = Koefisien Korelasi Spearman rs2 = Koefisien Determinasi n = Banyaknya Responden 6. Menetapkan Kriteria tolak / terima Ho untuk menguji signifikan r (Koefisien Korelasi Spearman) 1. Jika signifikan hitung > 0.05 maka Ho diterima 2. Jika signifikan hitung < 0.05 maka Ho ditolak Atau dengan kriteria sebagai berikut; 1. Jika t hitung > t tabel, maka Ho diterima 2. Jika t hitung < t tabel, maka Ho ditolak Dengan alat bantu penelitian berupa rumus-rumus di atas, maka akan diuji seberapa jauh hubungan antara periklanan pada produk Skaters dengan keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters tersebut. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dari data yang didapatkan melalui responden pada penyebaran kuesioner pada tanggal 19 sampai dengan 21 januari 2007 di Lembang, didapatkan beberapa hasil untuk dilakukan pengolahan serta pembahasan. Adapun pengolahan dan pembahasan akan dilakukan didalam bab ini. 4.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data yang akan diteliti hendaknya diuji terlebih dahulu sifat dari validitas dan reliabilitasnya. Suatu kuesioner disebut valid jika butir-butir pertanyaannya mampu mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh angket tersebut. Sedangkan suatu angket disebut reliable jika jawaban seseorang terhadap suatu pernyataaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji validitas dan reliabilitas perlu dilakukan karena ada kemungkinan terjadi kesalahan eksternal yang tidak bisa dikendalikan oleh peneliti, seperti; pengisian jawaban kuesioner yang asal-asalan atau ketidakjujuran responden dalam menyikapi dan merespon pernyataan yang diajukan. Untuk mengetahui kesahihan atau validitas butir-butir dalam kuesioner dengan jumlah N = 100. Sesudah semua butir valid, kemudian dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Perhitungan reliabilitas hanya dapat dilkukan terhadap pernyataanpernyataan yang sudah memiliki validitas. Tes ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukurannya tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih, terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama juga. Hasilnya ditunjukkan dengan indeks yang menunjukkan seberapa jauh alah ukur dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan. Reliabilitas adalah suatu analisis yang menunjukkan tingkata kemantapan dan ketetapan suatu alat ukur, dalam arti apakah ukuran yang diperoleh merupakan ukuran yang sebenarnya dari sesuatu yang diukurnya. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana pengukuran memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan pengujian dua kali atau lebih terhadap objek yang diteliti dengan menggunakan alat ukur yang sama. Adapun metode yang digunakan pada uji reliabilitas ini adalah metode Alpha Cronbach. Pengoperasian untuk pengujian ini menggunakan program SPSS for windows version 14. 4.2 Tanggapan Responden 4.2.1 Pelaksanaan Periklanan di Skaters Lembang Skaters menggunakan berbagai bauran promosi dalam mengkomunikasikan produk yang beraneka keunikan. Salah satu bentuk bauran promosi tersebut adalah periklanan. Promosi ini bertujuan untuk menginformasikan produk dan keberadaan Show Room Skaters. Selain itu periklanan diharapkan dapat memperbesar pasar dan menciptakan kecintaan konsumen untuk menggunakan produk Skaters. Skaters dalam perencanaan pembuatan iklannya, yaitu mulai dari anggaran untuk periklanan, perencanaan media periklanan. Desain gambar pada iklan serta kapan iklan itu muncul semuanya dilakukan oleh bagian pemasaran Skaters. Anggaran untuk pembuatan iklan diperoleh dari anggaran rutin yang dibuat setiap tahunnya. Sedangkan desain gambar selalu disesuaikan dengan motif dan ciri khas Skaters itu sendiri. Program pelaksanaan iklan direncanakan setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan anggaran untuk periklanan termasuk anggaran rutin perusahaan yang dibuat setiap tahunnya. Adapun event atau acara yang tepat menurut Skaters untuk memasang iklan adalah bulan libur sekolah, menyambut hari raya besar seperti Lebaran dan Natal serta Tahun Baru. Biasanya pada bulan-bulan promosi iklan dipasang di media cetak dan radio. Sedangkan jika tidak di bulan promosi maka, Skaters menjadi sponsor pakaian bintang sinetron, iklan yang dilakukan hanya logo Skaters yang muncul setelah penayangan sinetron tersebut. Skaters membuat desain-desain gambar yang menarik dan lebih berjiwa muda dan media periklanan yang digunakan adalah media cetak dan radio. Untuk iklan di media cetak setiap terbitan media cetak pada bulan liburan iklan Skaters dipasang. Bentuk iklan Skaters di media cetak adalah desain gambar dengan warna yang mencolok dan menarik. Iklan di media cetak tidak menggunakan katakata yang panjang hanya sebaris motto atau slogan dari Skaters. Alasan perusahaan membuat iklan demikian adalah agar konsumen sasaran yaitu para remaja merasa tertarik dan penasaran untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai produk-produk Skaters. Sedangkan iklan di radio bersifat mengingatkan konsumen akan produk-produk Skaters, biasanya iklan radio di dengarkan 3 kali dalam seminggu yaitu hari jum’at, sabtu, dan minggu karena akhir minggu konsumen lebih banyak peluang untuk mencari produk fashion kebutuhan mereka. Untuk iklan website biasanya perusahaan memperbarui informasi yang ada setiap ada perubahan yang memungkinkan atau informasi terbaru dari Skaters. Periklanan melalui media cetak, radio dan website juga diharapkan dapat memperluas pangsa pasar Skaters, karena dengan periklanan yang luas konsumen mempunyai wawasan mengenai produk Skaters. 4.2.2 Karakteristik Responden Dari hasil penyebaran kuesioner kepada para responden diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Pria Wanita Jumlah f 35 15 50 % 70 30 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Tabel 4.1 diatas menunjukan dimana dari 50 responden, mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah berjenis kelamin pria dengan persentase sebesar 70% sebanyak 35 orang. Ini menunjukkan bahwa pria mempunyai keinginan dan minat yang tinggi untuk berbelanja di Skaters Lembang. Dan di ikuti oleh wanita dengan persentase 30% dengan jumlah 15 orang. Ini menunjukkan bahwa wanita kebanyakan lebih banyak berbelanja di tempat yang lain dari pada di Skaters Lembang. Dari tabel diatas populasi terbanyak di Skaters Lembang di dominasi oleh pria. Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Usia Usia < 18 tahun 18 – 25 tahun 26 – 30 tahun 31 – 35 tahun > 35 tahun Jumlah f 37 11 2 0 0 50 % 74 22 4 0 0 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Tabel 4.2 menunjukan dimana dari 50 responden, mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen yang berusia < 18 tahun yaitu sebanyak 37 responden dengan persentase 74%, dari tabel diatas menunjukkan pasar potensial di Skaters Lembang adalah di dominasi oleh pelajar yaitu SLTP dan SMU. Namun 11 responden yaitu 22% berusia antara 18 – 25 tahun, ini dapat digolongkan ke dalam mahasiswa/i atau akademi. Dan sebanyak 2 responden yaitu 4% berusia antara 26 – 30 tahun. Ini dapat di golongkan ke dalam pekerja atau mahasiswa/i atau akademi tingkat akhir. Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil Pegawai Swasta Wiraswasta Mahasiswa/i Pelajar Jumlah f 0 0 0 12 38 50 % 0 0 0 24 76 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Dari tabel 4.3 menunjukan bahwa yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen yang mempunyai pekerjaan sebagai pelajar yaitu sebanyak 38 responden yaitu 76%, ini menunjukkan bahwa produk-produk yang diproduksi Skaters di Lembang di tujukan untuk para pelajar. Dan sebanyak 12 responden yaitu 24% sebagai mahasiswa, ini menunjukkan selain para pelajar juga ada mahasiswa/i yang memakai produk Skaters. Sedangkan pegawai negeri, pegawai swasta dan wiraswasta tidak ada. Tabel 4.4 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Terakhir Sekolah Dasar Sekolah Menengah Tingkat Pertama Sekolah Menengah Umum Akademi Universitas Jumlah f 0 37 11 0 2 50 % 0 74 22 0 4 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Tabel 4.4 menunjukan bahwa dari data tersebut yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen yang mempunyai pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Pertama yaitu sebanyak 37 responden atau 74%, ini menunjukkan bahwa pelajar Sekolah Menengah Tingkat Pertama merupakan pasar potensial bagi Skaters Lembang. Sebanyak 11 responden atau 22% merupakan SMU, ini merupakan selain pelajar SLTP yang menjadi pasar potensial bagi Skaters Lembang juga terdapat para pelajar dari tingkat SMU yang bisa dijadikan target pasar potensial. Dan sebanyak 2 responden atau 4% Universitas, ini menunjukkan ada sebagian produk Skaters Lembang yang di sukai oleh para mahasiswa/i dan pendidikan Sekolah Dasar dan pendidikan Akademi tidak ada. Tabel 4.5 Data Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan Pengeluaran Per Bulan < Rp. 500.000,Rp. 500.000,- s/d Rp. 1.000.000,Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 1.500.000,> Rp. 1.500.000,Jumlah f 37 13 0 0 50 % 74 26 0 0 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukan mayoritas responden memiliki pengeluaran per bulan adalah sebesar < Rp. 500.000,- yaitu 74% yaitu sebanyak 37 responden dari jumlah responden. Ini menunjukan bahwa produk-produk yang ditawarkan oleh Skaters harganya terjangkau oleh konsumen. Sedangkan sebanyak 13 responden yaitu 26% memiliki penghasilan diantara Rp. 500.000,s/d Rp. 1.000.000,-. Tabel 4.6 Data Responden Berdasarkan Frekuensi Belanja di Skaters Frekuensi Belanja 1 kali dalam sebulan 2 kali dalam sebulan 3 kali dalam sebulan 4 kali dalam sebulan 5 kali dalam sebulan > 5 kali dalam sebulan Jumlah f 25 24 1 0 0 0 50 % 50 48 2 0 0 0 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Tabel 4.6 menunjukan karakteristik responden berdasarkan frekuensi belanja. Dari data tersebut yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen yang melakukan pembelian satu kali dalam sebulan yaitu sebanyak 25 responden atau 50%, berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa konsumen berbelanja di awal bulan atau diakhir bulan. Sebanyak 24 responden atau 48% berbelanja 2 kali dalam sebulan yaitu pada awal bulan dan akhir bulan, sedangkan 1 responden atau 2% berbelanja 3 kali dalam sebulan yaitu pada awal bulan, tengah bulan dan pada akhir bulan. Tabel 4.7 Data Responden Berdasarkan Produk Yang Dibeli Produk Yang Dibeli Topi Kaos Kemeja Celana Tas Aksesoris Jumlah f 0 24 15 0 0 11 50 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) % 0 48 30 0 0 22 100 Tabel 4.7 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang untuk dibeli adalah produk kaos yaitu sebanyak 24 responden atau 48%, hal ini menunjukan bahwa kaos adalah produk andalan atau produk yang paling dicari konsumen dalam berbelanja di Skaters Lembang. 15 responden atau 30% memilih kemeja, ini menunjukan bahwa kemeja juga mendapatkan daya tarik tersendiri dalam berbusana oleh konsumen. Dan sebanyak 11 responden atau 22% membeli aksesoris. Ini menunjukan bahwa produk aksesoris juga diminati oleh konsumen. 4.2.3 Penilaian Responden Terhadap Aspek Iklan Skaters Tabel 4.8 Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kejelasan Informasi Produk Tanggapan Sangat setuju Setuju Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah f 7 43 0 0 0 50 % 14 86 0 0 0 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Tabel 4.8 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah setuju sebanyak 43 responden atau 86%, hal ini menunjukan bahwa konsumen mengetahui kejelasan informasi produk yang terdapat pada iklan Skaters dan sebanyak 7 responden atau 14%. Hal ini menunjukan bahwa konsumen sangat mengetahui dengan jelas mengenai informasi produk. Tabel 4.9 Penilaian Responden Mengenai Kejelasan Informasi Lokasi Skaters Tanggapan Sangat setuju Setuju Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah f 15 32 3 0 0 50 % 30 64 6 0 0 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Tabel 4.9 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah setuju mengenai kejelasan informasi lokasi Skaters yaitu sebanyak 32 responden atau 64%, hal ini menunjukan bahwa konsumen dapat mengetahui lokasi Skaters melalui iklan Skaters. Sebanyak 15 responden atau 30% memilih sangat setuju, ini menunjukan bahwa konsumen mengetahui dengan pasti dimena saja lokasi Skaters. Dan sebanyak 3 responden atau 6% memilih tidak ada pendapat mengenai kejelasan informasi lokasi Skaters melalui iklannya. Hal ini disebabkan karena responden tidak mengetahui secara jelas dimana saja lokasi Skaters terutama Skaters Lembang. Tabel 4.10 Penilaian Responden Mengenai Kejelasan Isi Pesan Tanggapan Sangat setuju Setuju Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah f 7 43 0 0 0 50 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) % 14 86 0 0 0 100 Tabel 4.10 menunjukkan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen memilih setuju yaitu sebanyak 43 responden atau 86%, ini menunjukan bahwa dari iklan yang disampaikan konsumen memahami maksud isi pesan yang terkandung dalam iklan Skaters tersebut. Dan sebanyak 7 responden atau 14% memilih sangat setuju mengenai kejelasan isi pesan iklan Skaters. Hal ini menunjukan bahwa pesan yang disampaikan oleh Skaters melalui media iklan telah tersampaikan dengan baik kepada konsumen. Tabel 4.11 Penilaian Responden Mengenai Desain Iklan Skaters Tanggapan Sangat setuju Setuju Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah f 7 43 0 0 0 50 % 14 86 0 0 0 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Tabel 4.11 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen memlih setuju mengenai desain iklan yaitu sebanyak 43 responden atau 86%, ini menunjukan bahwa desain iklan yang dilakukan oleh Skaters mampu menarik konsumen untuk membeli produk Skaters. Dan sebanyak 7 responden atau 14% memilih sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa daya tarik yang diberikan Skaters melalui desain iklan menarik menjadi salah satu faktor konsumen untuk membeli produk di Skaters. Tabel 4.12 Penilaian Responden Mengenai Pemakaian Warna Pada Logo Iklan Skaters Tanggapan Sangat setuju Setuju Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah f 11 37 2 0 0 50 % 22 74 4 0 0 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Tabel 4.12 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen memilih setuju yaitu sebanyak 37 responden atau 74%, hal ini menunjukan bahwa warna yang dipakai oleh pihak Skaters disukai oleh para konsumen dan 11 sebanyak responden atau 22% memilih sangat setuju, hal ini berarti konsumen sangat menyukai pemakaian warna pada logo Skaters. Sebanyak 2 responden atau 4% memilih tidak ada pendapat. Hal ini disebabkan responden merasa tidak terlalu peduli terhadap warna pada logo Skaters, tetapi yang penting adalah produknya bagus dan menarik. Tabel 4.13 Penilaian Responden Mengenai Gaya Penyampaian Iklan Skaters Tanggapan Sangat setuju Setuju Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah f 10 36 4 0 0 50 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) % 20 72 8 0 0 100 Tabel 4.13 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen memilih setuju yaitu sebanyak 36 responden atau 72%, hal ini berarti bahwa konsumen menyukai gaya penyampaian yang dilakukan Skaters melalui iklannya. Sebanyak 10 responden atau 20% memilih sangat setuju, ini menunjukan bahwa konsumen mengerti apa pesan yang disampaikan oleh Skaters. Dan 4 responden atau 8% memilih tidak ada pendapat. Hal ini disebabkan responden mengarah tidak setuju dengan apa yang disampaikan Skaters melalui gaya penyampaian iklannya, karena dalam beberapa media iklan Skaters hanya melukakan penyampaian berbentuk informasi saja. Tabel 4.14 Penilaian Responden Mengenai Media Iklan Yang Digunakan Dapat Mempermudah Mengetahui Produk Skaters Tanggapan Sangat setuju Setuju Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah f 5 41 4 0 0 50 % 10 82 8 0 0 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Tabel 4.14 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen memilih setuju yaitu sebanyak 41 responden atau 82%, hal ini menunjukan bahwa iklan yang disampaikan kepada konsumen mempermudah konsumen untuk mengetahui apa saja produk-produk yang ditawarkan Skaters. Sebanyak 5 responden atau 10% memilih sangat setuju, hal ini menunjukan bahwa konsumen yakin dapat mengetahui informasi mengenai produk melalui iklan yang disampaikan oleh Skaters dan 4 responden atau 8% memilih tidak ada pendapat. Hal ini disebabkan karena tidak semua responden mencari infomasi mengenai produk yang ada melalui media iklan yang digunakan oleh Skaters seperti televisi, radio, website dan media cetak, sehingga mengalami kesulitan untuk mendapatkan informasi yang jelas dan tepat. Tabel 4.15 Penilaian Responden Mengenai Media Iklan Yang Digunakan Skaters Sudah Tepat Tanggapan Sangat setuju Setuju Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah f 14 36 0 0 0 50 % 28 72 0 0 0 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Tabel 4.15 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen memilih setuju yaitu sebanyak 36 responden atau 72%, hal ini menunjukan bahwa Skaters telah memilih media iklan yang sangat baik untuk menyampaikan maksud isi pesan sehingga konsumen dapat mengetahui dengan tepat apa saja informasi yang diberikan Skaters kepada konsumennya. Dan 14 responden atau 28% memilih sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa Skaters mampu memberikan informasi yang tepat melalui media iklan yang dipilihnya kepada konsumen sehingga konsumen mengetahui maksud isi pesan yang disampaikan. Tabel 4.16 Penilaian Responden Mengenai Daya Jangkau Iklan Skaters Tanggapan Sangat setuju Setuju Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah f 8 34 8 0 0 50 % 16 68 16 0 0 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Tabel 4.16 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen memilih setuju yaitu sebanyak 34 responden atau 68%, hal ini menunjukan bahwa pesan iklan Skaters dengan tepat memilih media iklan yang dipilihnya sehingga dapat menjangkau konsumen sasaran dan sebanyak 8 responden atau 16% menjawab sangat setuju bahwa iklan Skaters telah menjangkau konsumennya. Hal ini menunjukan media iklan yang digunakan Skaters memenuhi kriteria untuk menjangkau konsumen sasaran Skaters. Dan sebanyak 8 responden tidak ada pendapat mengenai daya jangkau iklan Skaters. Hal ini disebabkan responden tidak mengetahui secara jelas media apa saja yang digunakan Skaters yaitu melalui televisi, radio, media cetak, dan website untuk menyampaikan infomasi atau iklannya, sehingga ada beberapa responden yang tidak yakin iklan Skaters dapat menjangkau sasaran konsumen Skaters. Tabel 4.17 Penilaian Responden Mengenai Tingkat Penayangan Iklan Skaters Dapat Memberikan Informasi Yang Jelas Tanggapan Sangat setuju Setuju Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah f 3 33 13 1 0 50 % 6 66 26 2 0 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Tabel 4.17 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen memilih setuju yaitu sebanyak 33 responden atau 66%, hal ini berarti bahwa dengan peningkatan penayangan iklan dapat membantu konsumen mendapatkan informasi yang jelas mengenai apa saja tentang produk yang ditawarkan oleh Skaters. Sebanyak 3 responden atau 6% memilih sangat setuju, ini berarti bahwa konsumen yakin dengan adanya peningkatan penayangan iklan dapat membantu konsumen dalam memperoleh infomrsi yang diketahui. Dan sebanyak 13 responden atau 16% memilih tidak ada pendapat, serta 1 responden menjawab tidak setuju. Hal ini disebabkan karena responden tidak yakin akan tingkat penayangan iklan Skaters dapat membantu untuk mendapatkan informasi yang jelas. Karena dalam iklan Skaters tidak memuat informasi produk. 4.2.4 Penilaian Responden Mengenai Proses Pembelian Konsumen Tabel 4.18 Penilaian Responden Mengenai Tingkat Kesadaran Terhadap Produk Skaters Tanggapan Sangat setuju Setuju Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah f 18 32 0 0 0 50 % 36 64 0 0 0 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Tabel 4.18 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen menjawab setuju yaitu sebanyak 32 responden atau 64%, hal ini berarti bahwa iklan yang ditawarkan Skaters dapat membantu konsumen untuk menumbuhkan tingkat kesadaran untuk memiliki produk Skaters dan 18 responden atau 36% memilih menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa konsumen menjadi terpengaruh untuk memiliki produk Skaters melalui iklan yang digunakan oleh Skaters. Tabel 4.19 Penilaian Responden Terhadap Tingkat Pencarian Informasi Mengenai Produk Skaters Tanggapan Sangat setuju Setuju Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah f 18 32 0 0 0 50 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) % 36 64 0 0 0 100 Tabel 4.19 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen menjawab setuju yaitu sebanyak 32 responden atau 64%, hal ini menunjukan bahwa setelah konsumen terpengaruhi oleh iklan Skaters untuk memiliki produk Skaters kemudian mencari lebih banyak mengenai informasi lain tentang produk Skaters. Dan 18 responden atau 36% menjawab sangat setuju. Ini berarti konsumen memiliki keinginan untuk mengetahui lebih banyak informasi mengenai produk-produk Skaters. Tabel 4.20 Penilaian Responden Mengenai Ketertarikan Untuk Membeli Atau Menggunakan Produk Skaters Tanggapan Sangat setuju Setuju Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah f 29 21 0 0 0 50 % 58 42 0 0 0 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Tabel 4.20 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 29 responden atau 58%, hal ini menunjukan bahwa dengan menggunakan iklan konsumen menjadi lebih tertarik untuk membeli produk-produk Skaters. Dan sebanyak 21 responden atau 42% menjawab setuju. Hal ini berarti bahwa konsumen menjadi tertarik setelah mendapatkan informasi yang lebih mengenai produk-produk yang ditawarkan oleh Skaters kemudian membeli produk tersebut. Tabel 4.21 Penilaian Responden Mengenai Perbedaan Produk Skaters Dengan Produk Pesaing Tanggapan Sangat setuju Setuju Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah f 18 32 0 0 0 50 % 36 64 0 0 0 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Tabel 4.21 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen menjawab setuju yaitu sebanyak 32 responden atau 64%, hal ini menunjukan bahwa konsumen dengan jelas mengetahui kelebihankelebihan produk Skaters dengan produk pesaing. Dan sebanyak 18 responden atau 36% menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa konsumen dapat membandingkan produk Skaters dengan produk pesaing dengan tepat, kemudian memilih produk Skaters untuk dibeli. Tabel 4.22 Penilaian Responden Mengenai Tingkat Keinginan Untuk Membeli Produk Skaters Tanggapan Sangat setuju Setuju Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah f 29 21 0 0 0 50 % 58 42 0 0 0 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Tabel 4.22 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 29 responden atau 58%, hal ini menunjukan bahwa iklan yang disampaikan oleh Skaters membantu konsumen untuk memiliki produk-produk Skaters. Dan 21 responden atau 42% menjawab setuju. Hal ini berarti bahwa konsumen menjadi lebih tertarik untuk membeli produk Skaters daripada produk pesaing. Tabel 4.23 Penilaian Responden Mengenai Produk Skaters Menarik Untuk di Beli Tanggapan Sangat setuju Setuju Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah f 21 29 0 0 0 50 % 42 58 0 0 0 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Tabel 4.23 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen menjawab setuju yaitu sebanyak 29 responden atau 58%, ini mennjukan bahwa konsumen mengetahui dengan jelas perbedaanperbedaan yang terdapat pada produk-produk Skaters dengan produk pesaing sehingga lebih tertarik kepada produk Skaters untuk di beli. Dan sebanyak 21 responden atau 42% menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa konsumen tidak terpengaruh kepada produk-produk sejenis yang ditawarkan pesaing sehingga lebih tertarik memilih produk yang disampaikan Skaters. Tabel 4.24 Penilaian Responden Mengenai Kepuasan Setelah Melakukan Pembelian Produk Skaters Tanggapan f 18 32 0 0 0 50 Sangat setuju Setuju Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah % 36 64 0 0 0 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Tabel 4.24 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen menjawab setuju yaitu sebanyak 32 responden atau 64%, hal ini menunjukan bahwa konsumen puas dengan apa yang ditawarkan oleh Skaters kepada konsumen-konsumennya, dan sebanyak 18 responden atau 36% menjawab sangat setuju. Hal ini berarti bahwa Skaters dapat memberikan keinginan konsumen dalam memenuhi selera berbusana terhadap konsumennya. Tabel 4.25 Penilaian Responden Mengenai Kebanggaan Setelah Memakai Produk Skaters Tanggapan Sangat setuju Setuju Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah f 18 32 0 0 0 50 % 36 64 0 0 0 100 Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007) Tabel 4.25 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang adalah konsumen menjawab setuju yaitu sebanyak 32 responden atau 64%, hal ini menunjukan bahwa produk yang ditawarkan oleh Skaters sesuai dengan keinginan kosnumen dan sebanyak 18 responden atau 36% menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa Skaters dapat membuat konsumennya menjadi loyal dengan memperhatikan aspek-aspek yang menjadi keinginan konsumennya dalam berbusana. Dengan begitu konsumen menjadi sangat puas akan produk yang ditawarkan oleh Skaters. 4.3 Hubungan Periklanan dengan Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Skaters Pembahasan hasil penelitian ini mencakup penganalisaan periklanan sebagai variabel independen dengan keputusan pembelian konsumen sebagai variabel dependen, dari hasil kuesioner sebanyak 50 responden. Maka hasil tersebut dilakukan pengujian hipotesa untuk mengetahui hubungan periklanan dengan keputusan pembelian konsumen. Dari perhitungan di atas dengan menggunakan SPSS 14 dapat diketahui kefisien korelasi anatara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen adalah sebesar 0,40. Berdasarkan hasil tersebut termasuk ke dalam golongan sedang. Maka semakin baik periklanan semakin tinggi kemungkinan konsumen yang melakukan pembelian. Untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas dilakukan pengujian hipotesis, yaitu Ho : Tidak terdapat hubungan antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters. Ha : Terdapat hubungan antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters. Untuk menguji kebenaran dari hipotesis yang diajukan, maka digunakan uji hipotesis dengan ketentuan: 1. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen. 2. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen. t = rs n−2 1 − rs 2 t = 0 , 40 50 − 2 1 − 0 , 40 2 t = 0 , 40 48 1 − 0 ,16 Dimana: rs = 0.40 n = 50 t = 0 , 40 48 0 ,84 t = 0 , 40 57 ,1 t = 0 , 40 × 7 ,556 t = 3, 022 Sedangkan kriteria diterima atau tidaknya uji hipotesis adalah sebagai berikut : df = N – 2 = 50 – 2 = 48 Derajat kesalahan 5% atau 0,05% Karena angka 48 tidak ada pada t tabel maka dilakukan interpolasi untuk mendapatkan nilai t tabel 48 sebagai berikut; t tabel 40 + t tabel 60 = 2,0211 + 2,0003 = 2 = 2,0107 2 Maka diperoleh t tabel = 2,0107 Dari hasil perhitungan dan kriteria uji diatas dengan t hitung tabel sebesar 2,0107 dan t sebesar 3,022 maka: t hitung ≥ t tabel yaitu 3,022 ≥ 2,0107 Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak yaitu terpadat hubungan antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters Lembang. Setelah dilakukan uji t kemudian dilakukan uji signifikansi yaitu angka probabilitas yang didapat sebesar 0,000 jika diuji probabilitas (0,000) < (0,005), maka dihasilkan hipotesis Hi diterima dan Ho ditolak. Jadi Hipotesis yang penulis mengajukan bahwa terdapat hubungan antara periklanan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters dapat diterima. Untuk mengetahui besarnya persentase hubungan antara variabel X dan variabel Y digunakan rumus Koefisien Determinasi sebagai berikut; KD = rs 2 x100% KD = (0,40) 2 x100% KD = 16% Dari perhitungan di atas koefisien determinasi sebesar variabel periklanan mempunyai hubungan terhadap keputusan pembelian konsumen sebesar 16% dan 84% berhubungan dengan faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari data yang telah diperoleh baik dari perusahaan maupun dari kuesioner yang dibagikan kepada responden, yang kemudian diolah lalu di lakukan uji hipotesis maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan periklanan yang telah dilakukan oleh Skaters Lembang terhadap produk-produknya selama ini sudah baik, hal ini dapat terlihat dari bagaimana perusahaan tersebut melakukan peransangan terhadap konsumennya. Terutama dalam diferensiasi produknya, produk Skaters jelas berbeda dengan produk pesaingnya sehingga konsumen tertarik membelinya. Sehingga tujuan untuk menginformasikan keberadaan produk dan lokasi Showroom Skaters dapat dipenuhi. Periklanan yang direncanakan setiap tahunnya akan dibuat / dipasang pada event- event tertentu. Format iklan berupa desain gambar yang menarik dan menggambarkan pesan iklan yang dapat di pahami secara tersirat. Dengan adanya periklanan terjadi peningkatan penjualan di Skaters. Berdasarkan jawaban responden dapat di katakan bahwa periklanan yang dilakukan Skaters kurang mendapatkan respon yang positif dari responden. Ini terbukti dari penilaian responden atau indikator penyampaian informasi produk dan lokasi, desain iklan, daya tarik pesan, media periklanan dan daya jangkau media periklanan tersebut. 2. Sejauh ini proses keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters Lembang sudah baik, ini terlihat dari banyaknya konsumen memilih produk Skaters sebagai busana mereka yang sering digunakan. 3. Berdasarkan hasil analisis data mengenai hubungan periklanan dengan keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters studi kasus Skaters Lembang yang dihitung menggunakan SPSS for windows version 14 menunjukan hasil bahwa kedua variabel tesebut, yakni variabel (X) periklanan dengan proses keputusan pembelian konsumen (Y) mempunyai hubungan yang cukup berarti ini dibuktikan dari hasil uji koreksi dengan menghitung koefisien korelasi Rank Spearman sebesar (0,40) yang termasuk dalam kategori cukup menurut Djamaluddin Rahman. Kemudian tingkat signifikansi untuk korelasi variabel periklanan (X) dengan variabel proses keputusan pembelian konsumen (Y), didapat angka probabilitas 0,000 terlihat pada output (kolom sig. 2 tailed). Oleh karena itu angka probabilitas kurang dari angka 0,05 maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara periklanan dengan proses keputusan pembelian konsumen. 4. Dari data primer yang telah diolah dapat dilihat bahwa konsumen menilai secara umum bahwa pelaksanaan periklanan pada produk Skaters cukup baik, antara lain sebagai berikut; a. Iklan yang dilakukan oleh pihak Skaters belum cukup menarik, sehingga masih ada konsumen yang tidak mengetahui informasi lokasi terdapatnya produk Skaters. b. Pemakaian warna pada logo Skaters dinilai belum cukup menarik, sehingga masih ada konsumen yang tidak memperdulikan terhadap pemakaian warana pada logo Skaters. c. Gaya penyampaian iklan yang dilakukan Skaters di nilai belum cukup menarik, sehingga masih ada konsumen yang tidak mendapatkan informasi secara keseluruhan. d. Media iklan yang digunakan Skaters dinilai belum cukup efektif, sehingga maih ada konsumen yang tidak mendapatkan kemudahan informasi mengenai produk Skaters. e. Daya jangkau iklan Skaters dinilai belum maksimal, sehingga masih ada konsumen yang tidak yakin apakah informasi produk tersampaikan kepada konsumen sasaran Skaters. f. Tingkat penayangan iklan Skaters dinilai belum efektif, sehingga masih ada konsumen yang belum mendapatkan infomrasi yang jelas mengenai produk Skaters. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis mengemukakan saran-saran yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak perusahaan maupun pihak lain yang membutuhkannya, yaitu sebagai berikut; a. Untuk mengatasi masalah mengenai konsumen yang tidak mengetahui informasi lokasi terdapatnya produk Skaters, pihak Skaters dapat melakukan kegiatan promasi offair yaitu dengan mengadakan event-event lebih banyak lagi. Karena event ini bentuk sarana promosi langsung kepada konsumen sasaran Skaters untuk mengetahui dimana saja terdapat produk Skaters. b. Untuk mengatasi masalah mengenai pemakaian warna pada logo Skaters dinilai belum cukup menarik, pihak Skaters bisa mengganti warna tersebut dengan memadukan warna-warna yang mudah diingat oleh konsumen sehingga konsumen dengan cepat dan mudah untuk mengingat warna yang terdapat pada logo Skaters. c. Untuk mengatasi masalah mengenai gaya penyampaian iklan yang dilakukan Skaters di nilai belum cukup menarik, pihak Skaters bisa mengubah gaya penyampaian iklan tersebut dengan metoda penyampaian humoris dengan bekerja sama dengan artis pelawak terkenal seperti Komeng, Eko patrio, dan lain-lain. d. Untuk mengatasi masalah mengenai media iklan yang digunakan Skaters dinilai belum cukup efektif, sebaiknya pihak Skaters lebih banyak lagi melakukan promosi langsung kepada konsumen untuk memberikan informasi mengenai media iklan apa saja yang digunkan Skaters untuk menyampaikan informasi-informasi produk Skaters. e. Untuk mengatasi masalah mengenai daya jangkau iklan Skaters dinilai belum maksimal, sebaiknya pihak Skaters lebih banyak lagi melakukan promosi langsung kepada konsumen untuk memberikan informasi mengenai media iklan apa saja yang digunkan Skaters untuk menyampaikan informasiinformasi produk Skaters, karena masih ada konsumen yang tidak tahu. f. Untuk mengatasi masalah mengenai tingkat penayangan iklan Skaters dinilai belum efektif, pihak Skaters dapat melakukan penayangan iklan diwaktuwaktu yang memungkinkan konsumen sasaran melihat iklan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2000). Prosedur penelitian. Pendekatan Praktek.: Rineka Cipta. Metode Penelitian suatu Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Prenhallindo. Kotler, Philip. (2004). Marketing Insights from A to Z. Jakarta: Erlangga. Prof. DR. Sudjana, M.A., M.sc. (2000). Statistika. Bandung: Tarsito. Program Studi, Manajemen Pemasaran. (2006). Panduan Penulisan Usulan Penelitian dan Skripsi. Bandung: UNISBA Shimp, Terence A. (2000). Periklanan Promosi. Jakarta: Erlangga. Tjiptono, Fandy. (2002). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: ANDI Abdurrahman, Dudung, Meidy Haviz, Tasya Aspiranti, Sri Suwarsi. (2001). Modul Laboratorium Statistika Program Studi Manajeman. Bandung: Program Studi Manajemen Unisba. Seksi Bahasa Indonesia ITB. (2001). Bahasa Indonesia Ragam Iptek dan Tata Tulis Karya Ilmiah. Bandung: ITB. Nazir, Moch. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Sutisna. (2002). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Schiffman, Leon G, and Leslie Lazar Kanuk. 1994. Consumer Behavior. 5th Edition, New Jersey: Prentice Hall Inc. Engel, J.F., Blackwell, R.D., Miniard, P.W. 1993. Consumer Behavior. 7th Edition, Orlando, Florida: The Dryden Press. Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen. Jilid 2, Bojongkerta, Bogor Selatan: Ghalia Indonesia. Kertajaya, Hermawan. 2001. Swa Sembada. Lima Tingkatan Pemasaran. No. 24, Tahun 17, 6-19 September 2001. Rakhmat, Jalalludin. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Sugiyono, Dr. 2005. Statistika Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta. Santoso Singgih. 2002. SPSS Versi 12, Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: Elex Media Komputindo. LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN Kepada yang terhormat saudara/i responden, Dengan ini saya membuat kuisioner mengenai “Hubungan Periklanan dengan Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk Skaters Lembang” Adapun maksud dari penyampaian kuisioner ini adalah untuk memperoleh data yang akan digunakan dalam pembuatan skripsi sebagai salah satu syarat dalam memcapai gelar Sarjana pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung. Oleh karena itu saya sangat berharap saudara/i berkenan untuk dapat mengisi kuisioner ini. Saya ucapkan ungkapan rasa terima kasih saya yang sedalam-dalamnya atas bantuan saudara/i atas bantuan dan kesediannya untuk meluangkan waktu yang berharganya untuk mengisi kuisioner ini. Bandung, Januari 2007 Hormat saya, Elnick Alnur Petunjuk pengisian 1. Pilihlah salah satu jawaban pada masing-masing isi pertanyaan berikut ini, berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang menurut Anda paling sesuai. 2. Pilihan tersebut hendaklah sesubjektif mungkin. Kuisioner ini dapat digunakan secara maksimal bila seluruh pertanyaan terjawab, oleh karena itu mohon di lihat apakah semua pertanyaan sudah di isi. I. Data Responden 1. Jenis kelamin Anda? 2. 3. 4. 5. 6. 7. a. Pria b. Wanita Berapa umur Anda? a. < 18 thn d. 31 – 35 thn b. 18 – 25 thn e. > 35 thn c. 26 – 30 thn Apa pekerjaan Anda Saat ini? a. Pegawai negeri sipil d. Mahasiswa b. Pegawai swasta e. Pelajar c. Wiraswasta f. Lainnya …………. Pendidikan terakhir Anda? a. Sekolah Dasar d. Akademi b. Sekolah Menengah Pertama e. Universitas c. Sekolah Menengah Umum f. Lainnya ………… Rata – rata pengeluaran Anda per bulan? a. < Rp. 500.000,- c. Rp. 1.000.001,- s/d Rp. 1.500.000,- b. Rp. 500.001,- s/d Rp. 1.000.000,- d. > Rp. 1.500.001,- Berapa kali Anda berbelanja ke distro Skaters dalam waktu 1 bulan? a. 1 kali dalam sebulan d. 4 kali dalam sebulan b. 2 kali dalam sebulan e. 5 kali dalam sebulan c. 3 kali dalam sebulan f. > 5 kali dalam sebulan Dari berbagai produk Skaters manakah yang paling Anda sering melakukan pembelian? a. Topi d. Celana b. Kaos e. Tas c. Kemeja f. Aksesoris II. Pertanyaan Sikap Responden Terhadap Aspek Iklan dan Keputusan Pembelian Konsumen Tingkat Kejelasan Informasi 8. Menurut Anda, iklan Skaters sudah mampu memberikan informasi yang jelas mengenai produk-produk Skaters. 9. a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu Anda dapat mengetahui mengenai informasi dimana lokasi atau tempat distro Skaters melalui iklan-iklan yang ditayangkan di televisi, radio, media cetak dan website. a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 10. Anda sudah merasa jelas mengenai informasi atau isi pesan yang terkandung atau yang ingin disampaikan Skaters melalui iklan-iklan Skaters. a. Sangat jelas d. Tidak jelas b. Jelas e. Sangat tidak jelas c. Ragu-ragu Tingkat Ketertarikan Pada Pesan 11. Desain iklan Skaters sudah menarik perhatian Anda untuk membeli produk-produk Skaters. a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 12. Warna pada desain logo Skaters dapat membuat Anda tertarik untuk membeli produk-produk Skaters. a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu Gaya Pelaksanaan Iklan 13. Gaya penyampaian iklan (potongan kisah hidup, gaya hidup, fantasi, suasana atau citra, musik, simbol kepribadian, keahlian teknis, bukti ilmiah dan kesaksian) dapat menarik perhatian Anda untuk melihat iklan Skaters. a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu Tingkat Ketepatan Dalam Memilih Media Iklan 14. Media iklan yang digunakan Skaters untuk menyampaikan iklan yaitu televisi, radio, media cetak, dan website dapat mempermudah Anda untuk mengetahui produk Skaters. a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 15. Media iklan yang digunakan oleh Skaters pada saat ini sudah tepat. a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu Jangkauan Iklan 16. Jangkauan Iklan Skaters pada saat ini telah mampu memberikan informasi yang jelas kepada seluruh lapisan masyarakat. a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu Tingkat Frekuensi Iklan 17. Menurut Anda tingkat penayangan iklan Skaters melalui media televisi, radio, media cetak dan brosur sudah mampu memberikan informasi yang jelas. a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu Tingkat Kesadaran Akan Produk 18. Produk-produk yang dikembangkan atau diproduksi oleh Skaters sudah mampu memenuhi kebutuhan Anda dalam bidang fashion. a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu Tingkat Pencarian Informasi 19. Anda sudah mendapatkan atau mencari informasi-informasi mengenai produk-produk Skaters dengan media yang digunakan oleh Skaters dalam penyampaian informasi produknya. a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu Tingkat Ketertarikan Pemilihan Produk 20. Produk Skaters pada saat ini sudah mampu menarik perhatian Anda untuk membeli atau menggunakan produk-produk Skaters. a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 21. Produk-produk Skaters yang ada pada saat ini sangat berbeda dengan produk-produk pesaing. a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu Tingkat Keinginan Untuk Membeli 22. Desain produk yang dikembangkan Skaters pada saat ini sudah mampu menarik Anda untuk membeli produk-produk Skaters. a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 23. Produk Skaters selalu mengeluarkan produk-produk yang menarik untuk dibeli. a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu Tingkat Kepuasan Setelah Membeli 24. Anda merasa puas dengan produk, pelayanan, desain, layout, setelah Anda membeli produkproduk Skaters. a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 25. Anda menjadi percaya diri setelah memakai produk-produk Skaters. a. Sangat percaya diri d. Tidak percaya diri b. Percaya diri e. Sangat tidak percaya diri c. Ragu-ragu Atas perhatian dan kerjasamanya Saya ucapkan terima kasih. Data Responden Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 P1 A A B A B B B A B A B A A A B A A A A A A A B B A A A A A B B A B A B B A B A A A A A A A A A A A A P2 A A A A A B C B C B A B A A A A A A A B B B A A A A A A A A A B B A A A A A A A A A A B B A A A A A P3 E E E E E D D D D D E D E E E E E E E D D D E E E E E E E E E D D E E E E E E E E E E D D E E E E E P4 B B B B B C E C E C B C B B B B B B B C C C B B B B B B B B B C C B B B B B B B B B B C C B B B B B P5 A A A A A B B B B B A B A A A A A A A B B B A A A A A A A A A B B A A A A A A A A A A B B A A A A A P6 C B B A A A A A A A A A B B A B A A B B A B A B A B A A B A A B B B B A B A B A B A B B B B A B B A P7 B F C B B B B B C F F F F C F C B B B C C C C B B B B B B F F B F F F B C B C B C B C B B B B C C C Data Pelaksanaan Periklanan Pada Skaters Lembang (X) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 X1 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 X2 4 4 4 3 4 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 X3 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 X4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 X5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 X6 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 X7 4 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 X8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 X9 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 3 4 4 5 4 3 4 3 4 X10 5 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 Total 41 40 40 42 44 42 43 37 40 36 41 40 43 39 43 40 46 39 41 42 43 41 42 41 42 44 42 41 43 41 44 41 43 40 41 41 37 39 39 42 40 39 38 40 43 46 47 48 49 50 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 41 41 42 39 43 Data Keputusan Pembelian Konsumen (Y) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Y1 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 Y2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 Y3 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 Y4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 Y5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 Y6 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 Y7 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 Y8 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 Total 32 35 33 35 32 35 33 39 39 34 39 34 37 33 38 34 40 34 35 32 34 33 37 33 32 33 38 32 34 38 34 39 33 38 34 39 33 34 32 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 40 34 40 33 40 34 39 32 40 34 40 Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis **** R E L I A B I L I T Y 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. A N A L Y S I S X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Statistics for SCALE Mean 41.0400 - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 4.1400 4.2600 4.1400 4.1400 4.1800 4.1200 4.0200 4.2800 4.0000 3.7600 .3505 .5646 .3505 .3505 .4819 .5206 .4281 .4536 .5714 .5911 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 N of Variables 10 Variance 3.8759 Std Dev 1.9687 Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected ItemTotal Correlation 36.9000 36.7800 36.9000 36.9000 36.8600 36.9200 37.0200 36.7600 37.0400 37.2800 3.3163 3.4812 3.3163 3.3163 3.2249 3.4629 3.6527 3.3698 3.1004 3.0220 Item-total Statistics X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 .3421 .0360 .3421 .3421 .2419 .0733 .0244 .1804 .2231 .2455 Reliability Coefficients N of Cases = Alpha = .4645 50.0 N of Items = 10 Alpha if Item Deleted .4015 .4991 .4015 .4015 .4192 .4803 .4868 .4407 .4251 .4154 Reliability ***** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. A N A L Y S I S Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Statistics for SCALE Mean 35.3800 - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 4.3600 4.3600 4.5800 4.3600 4.5800 4.4200 4.3600 4.3600 .4849 .4849 .4986 .4849 .4986 .4986 .4849 .4849 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 N of Variables 8 Variance 8.0363 Std Dev 2.8348 Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected ItemTotal Correlation 31.0200 31.0200 30.8000 31.0200 30.8000 30.9600 31.0200 31.0200 5.6935 5.6935 6.8571 5.6935 7.2245 7.5902 5.6935 5.6935 Item-total Statistics Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Alpha if Item Deleted .9109 .9109 .3564 .9109 .2102 .0719 .9109 .9109 .8212 .8212 .8821 .8212 .8966 .9096 .8212 .8212 Reliability Coefficients N of Cases = Alpha = .8696 50.0 N of Items = 8 Nonparametric Correlations Correlations PERIKLANAN Spearman's rho PERIKLANAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN 1.000 .040(**) . 50 .040(**) .000 50 1.000 .000 50 . 50