hubungan periklanan dengan keputusan pembelian konsumen

advertisement
PERINGATAN !!!
Bismillaahirrahmaanirraahiim
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan
referensi
2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila
Anda mengutip dari Dokumen ini
3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan
pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan
karya ilmiah
4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah
Selamat membaca !!!
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
UPT PERPUSTAKAAN UNISBA
HUBUNGAN PERIKLANAN DENGAN KEPUTUSAN
PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK SKATERS
(STUDI KASUS SKATERS LEMBANG)
Skripsi
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1
Program Studi Manajemen
Diajukan Oleh
Elnick Alnur
10090301202
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2007
SKRIPSI
HUBUNGAN PERIKLANAN DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN PADA PRODUK SKATERS
(STUDI KASUS SKATERS LEMBANG)
Skripsi yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Elnick Alnur
10090301202
Telah dipertahankan di depan Komisi Penguji Skripsi
Pada tanggal 10 Februari 2007
Susunan Komisi Penguji :
Pembimbing Utama
Anggota Komisi Penguji,
Dede R. Oktini, S.E., M.Si
DR. Ratih Tresnati, S.E., MP
Pembimbing Pendamping
Firman Alamsyah, S.E.,M.Sc.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar sarjana S1
Tanggal 10 Februari 2007
Nurdin, S.E., M.Si,
Ketua Program Studi Manajemen
HUBUNGAN PERIKLANAN DENGAN KEPUTUSAN
PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK SKATERS
(STUDI KASUS SKATERS LEMBANG)
Skripsi yang disusun oleh
Elnick Alnur
10090301202
Telah disetujui oleh:
Pembimbing Utama
Dede R. Oktini, S.E., M.Si
Tanggal 01 Februari 2007
Pembimbing Pendamping
Firman Alamsyah, S.E.,M.Sc.
Tanggal 31 Januari 2007
Skripsi Ini Telah Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S1
Tanggal 10 Februari 2007
Nurdin, S.E., M.Si,
Ketua Program Studi Manajemen
MOTTO:
Perkataan yang baik dan pemberian maaf
lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan
sesuatu yang menyakitkan
(Q.S. Al Baqarah : 263)
“(Yaitu) mereka yang beriman dan berhati tenang
Karena mengingat Allah, ketahuilah
Hanya dengan ingat akan Allah maka hati merasa tenang”
(QS, Ar Ra’d 13:28)
Kupersembahan untuk:
Semua orang yang aku cintai
Semua orang yang mengajari aku
Semua orang yang memberi hati dan perhatian
Terutama Seseorang yang berada didalam hati ini…
ABSTRAK
JUDUL SKRIPSI: HUBUNGAN PERIKLANAN DENGAN KEPUTUSAN
PEMBELIAN PADA PRODUK SKATERS STUDI KASUS SKATERS
LEMBANG dengan Dosen Pembimbing Dede R. Oktini, S.E., M.Si dan
Firman Alamsyah, S.E.,M.Sc.
Skaters Lembang merupakan perusahaan yang memfokuskan usahanya
dibidang ritel fashion. Dalam memasarkan produknya perusahaan menggunakan
salah satu unsur bauran promosi, yaitu periklanan.
Dengan melakukan program pelaksanaan periklanan, perusahaan
diharapkan mampu mengantisipasi persaingan antar para ritel fashion,
meningkatkan jumalah konsumen, mempertahankan dan meningkatkan loyalitas
pelanggan, meningkatkan citra perusahaan dimata masyarakat luas, serta untuk
meningkatkan laba bagi perusahaan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dua hal: pertama, mengetahui
persepsi konsumen tentang iklan Skaters, kedua, untuk mengetahui seberapa besar
hubungan antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen pada produk
Skaters Lembang.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan metode survey,
yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif, gambaran, atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat, serta
hubungan fenomena yang diselidiki Sedangkan sumber data yang didapatkan,
melalui penelitian keperpustakaan dan pengamatan lapangan melalui wawancara
dan penyebaran kuesioner kepada konsumen Skaters Lembang sebanyak 50
responden.
Analisis yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
koefisien korelasi Sperman dengan menggunakan program softwere SPSS
(Statistical Product and Source Solution) untuk mengetahui seberapa besar
hubungan antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen. Hasil
penelitian ini menujukan bahwa tanggapan konsumen (responden) terhadap
periklanan adalah positif dan signifikan, dan penelitian ini juga menujukkan
bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara periklanan dengan keputusan
pembelian konsumen pada Skaters Lembang yaitu sebesar 0,40. Walaupun dalam
kategori sedang melalui uji t terhadap hipotesis statistik diperoleh hasil t hitung
3,022 dan t tabel 2,0107, ini berarti bahwa t hitung > t tabel, artinya Ho ditolak
dan Hi diterima. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
hubungan antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen pada produk
Skaters, studi kasus Skaters Lembang.
Kata-kata kunci: periklanan, keputusan pembelian konsumen.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T.
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang karena atas rahmat dan karunia-Nya
akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul
“HUBUNGAN PERIKLANAN DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN PADA PRODUK SKATERS (STUDI KASUS SKATERS
LEMBANG)”
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat menempuh sidang
sarjana pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi di Universitas Islam
Bandung. Penulis menyadari pada penyajian materi maupun penganalisaannya
banyak terdapat kelemahan-kelemahan yang sangat mengganggu. Hal ini tiada
lain disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis dalam
menyajikan hasil penelitian.
Selesainya penyusunan karya tulis ini tidak lain berkat bantuan semua
pihak dan untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih pada yang terhormat:
1. Seluruh keluargaku tercinta, Mama, Papa, Mak Uwo Mur, Kak Rini, Bang
Suad, Kak Ayu, Bang Robbie, Bang Athin, Aqil, Aisha, Keponakanku yang
baru lahir Yassar dan seluruh keluarga besar Mama dan Papa yang ada di Duri,
Rumbai, Pekanbaru, Bukittinggi, Padang, dan lain-lain. Terima kasih.
“Semoga Allah S.W.T. senantiasa memberikan rahmat dan karunianya setiap
saat kepada kita semua sehingga kita bisa bersyukur kepada-NYA”.
2. Prof. Dr. H. E. Saefullah., S.H., LLM, sebagai Rektor Universitas Islam
Bandung.
3. Bapak Firman Alamsyah, S.E, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Bandung.
4. Ibu Dede R. Oktini, S.E., M.Si, selaku sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
ekonomi Universitas Islam Bandung.
5. Bapak Nurdin, S.E., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Bandung.
6. Bapak Nurdin, S.E., M.Si, selaku Dosen Wali yang selalu memberikan
perhatian pada perkembangan akademik penulis dan nasehat-nasehat kepada
penulis.
7. Ibu Dede R. Oktini, S.E., M.Si, selaku pembimbing utama yang telah berkenan
meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahaan, saran, serta nasihat
yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Firman Alamsyah, S.E, M.Sc, selaku pembimbing pendamping yang
telah memberikan waktu, bimbingan, arahan, dan motivasi bagi penulis dalam
penulisan skripsi ini.
9. Seluruh Dosen dan Staf karyawan Fakultas Ekonomi, khususnya di Program
Studi Manajemen Universitas Islam Bandung.
10. A Ewoy yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Skaters
Lembang.
11. Seluruh Staf karyawan Skaters Lembang. Terima kasih atas bantuan, kesabaran
dan kerjasama dalam kelengkapan penulisan skripsi ini.
12. Suci Mariani, beserta keluarga besar Bpk. Cecep Dawami, terima kasih banyak
sudah mau membantu, memberikan perhatian, kasih sayang, penyemangat
dalam menyelesaikan skripsi ini baik dalam suka atau pun duka selalu
mendampingi sehingga selesainya skripsi ini.
13. Sahabat seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi Iwan Purwandi, Wardani
Willy, Aulia Rahman, Gusmiyadi, Dadan, Ade Kurniawan, Ricky, Andrika,
Agus Mulyadi, Bang Dody Setiawan, Haekal, Kiky, Kokot, Yan Agustian, T.
Fakhrul, Masyur, Bang Doni Alfian, Bang Boma, Mira, Helen, Dewi, Sri.
14. Sahabat-sahabat terbaikku, Ropiandi, S.E., Darwadi, S.E., Ade, S.E., Conjay,
S.E., Chandra, S.E., Iwan Kawi, S.Sos., Bosdoy, S.E., Hilman, S.E., Nouval,
S.E., Ipan, S.E., Dede, S.E., Anton, S.E., Manda, S.E., Dudi, Hotman, S.E.,
Ronie Adi Putra, S.T., Bang Pajik, Ipit, Ronie Basyir, Deni Wardani, Wawan
(Ariel), Gilar, Degi, semua angkatan 2001, 2002, 2003, 2004, 2005, tementemen dan Ex-Os SMU 14 Bandung serta semua pihak yang telah membantu
yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih telah
memberikan dukungan serta menghibur penulis.
Penulis menyadari adanya kekurangan yang terdapat dalam pembuatan
skripsi ini yang disebabkan oleh keterbatasan dari penulis. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai pedoman di
masa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya, semoga segala budi baik yang diberikan kepada penulis baik
selama penulis mengikuti perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi ini
mendapat balasan dari Allah SWT, Amin. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Bandung, Februari 2007
Penulis
Elnick Alnur
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR JUDUL…………………………………………………………...
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….....
ABSTRAK ……………………..…………………………………………..... i
KATA PENGANTAR …………………………………………………….... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………... vi
DAFTAR GAMBAR ……………....……………………………………….. ix
DAFTAR TABEL ……………………...…………………………………… x
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….... xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ....……...…………………………........... 1
1.2 Rumusan Masalah ….…………………………………………….... 6
1.3 Tujuan Penelitian ……..……………………………………………. 6
1.4 Manfaat Penelitian ……..…………………………………………... 6
1.5 Kerangka Penelitian dan Hipotesis ……...…………………………. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Pemasaran …………...………………………………... 18
2.1.1 Proses Komunikasi …………………………………………… 19
2.1.2 Tujuan Komunikasi ...…………...…………………………..... 20
2.2 Periklanan Sebagai Salah Satu Bauran Promosi ……...……………. 22
2.2.1 Pengertian Periklanan ………………………………………... 23
2.2.2 Tujuan Periklanan ..……..……………………………………. 24
2.2.3 Biaya Periklanan ..……..……………………………………... 25
2.2.4 Pesan Periklanan ..……..……………………………………... 27
2.2.5 Media Periklanan ..……..…………………………………….. 29
2.2.6 Evaluasi Periklanan ..……..…………………………….......... 31
2.3 Perilaku Pembelian ………………………………………………… 33
2.3.1 Keputusan Pembelian Konsumen ……………………………. 33
2.3.2 Faktor Utama yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ….. 29
2.3.3 Model Konsumen ………………………………………......... 37
2.3.4 Media Pengambilan Keputusan Konsumen …………………. 39
2.3.5 Tahap-tahap Pengambilan Keputusan Konsumen ………….... 40
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ……………………………………………………. 46
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan …….….……………….………... 46
3.1.2 Struktur Organisasi………………….………………………... 47
3.2 Metode Penelitian…………..………………………………………. 48
3.2.1 Jenis Penelitian……………………………………………….. 48
3.2.2 Populasi dan Sampel penelitian……………………………… 49
3.2.3 Variabel dan Ukuran..…………………..……………………. 50
3.2.4 Analisis Hasil..……………….………………………………. 51
3.2.4.1 Uji Validitas dan Reabilitas………………………….. 51
3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data ……………………..........
52
3.2.4.3 Metode Pengolahan Data..…………………………… 52
3.2.4.4 Pengujian Hipotesis...................................................... 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ………………………………. 58
4.2 Tanggapan Responden ...................................................................... 59
4.2.1 Pelaksanaan Periklanan di Skaters Lembang ........................... 59
4.2.2 Karakteristik Responden ………………….............................. 61
4.2.3 Penilaian Responden Terhadap Aspek Iklan Skaters................ 67
4.2.4 Penilaian Responden Mengenai Proses Pembelian Konsumen 75
4.3 Hubungan Periklanan dengan Keputusan Pembelian Konsumen
Pada Produk Skaters ……………………………….......................... 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan …..………………………………………………….…. 84
5.2 Saran …..………………………...……………………………….…. 86
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..… xiii
LAMPIRAN ………………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.1
Lima Keputusan Utama Dalam Pembuatan Program
Periklanan ……………..……………................................ 9
Gambar
1.2
Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian ……………… 11
Gambar
1.3
Lima Keputusan Utama Dalam Pembuatan Program
Periklanan Dikaitkan Dengan Keputusan Pembelian
Konsumen ……………………………………………….
17
Gambar
2.1
Elemen-elemen Dalam Proses Komunikasi ......…………
19
Gambar
2.2
Model Perilaku Pembelian ………………………………
36
Gambar
2.3
Proses Keputusan Pembelian Konsumen ………………..
40
Gambar
3.1
Struktur Organisasi Skaters Lembang ………..……
47
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Profil Jenis-Jenis Media Utama …………………………....... 30
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel …………………………..………... 51
Tabel 3.2
Derajat Hubungan Dari Arti ……………………………….… 56
Tabel 4.1
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .……………...… 61
Tabel 4.2
Data Responden Berdasarkan Usia …………………......……. 62
Tabel 4.3
Data Responden Berdasarkan Pekerjaan ……..………...…….. 63
Tabel 4.4
Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ….…...…... 64
Tabel 4.5
Data Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan ……...… 65
Tabel 4.6
Data Responden Berdasarkan Frekuensi Belanja di Skaters …. 65
Tabel 4.7
Data Responden Berdasarkan Produk Yang Dibeli ………...… 66
Tabel 4.8
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kejelasan
Informasi Produk ……………………………………..……… 67
Tabel 4.9
Penilaian Responden Mengenai Kejelasan Informasi
Lokasi Skaters ………………………………………..……… 68
Tabel 4.10
Penilaian Responden Mengenai Kejelasan Isi Pesan …..……. 68
Tabel 4.11
Penilaian Responden Mengenai Desain Iklan Skaters …..…... 69
Tabel 4.12
Penilaian Responden Mengenai Pemakaian Warna Pada
Logo Iklan Skaters ……………………………………..…….. 70
Tabel 4.13
Penilaian Responden Mengenai Gaya Penyampaian Iklan
Skaters ………………………………………………….……. 70
Tabel 4.14
Penilaian Responden Mengenai Media Iklan Yang Digunakan
Dapat Mempermudah Mengetahui Produk Skaters ……..…… 71
Tabel 4.15
Penilaian Responden Mengenai Media Iklan Yang
Digunakan Skaters Sudah Tepat …………………...………… 72
Tabel 4.16
Penilaian Responden Mengenai Daya Jangkau Iklan Skaters ... 73
Tabel 4.17
Penilaian Responden Mengenai Tingkat Penayangan Iklan
Skaters Dapat Memberikan Informasi Yang Jelas …………... 74
Tabel 4.18
Penilaian Responden Mengenai Tingkat Kesadaran Terhadap
Produk Skaters ………………………………………..……… 75
Tabel 4.19
Penilaian Responden Terhadap Tingkat Pencarian
Informasi Mengenai Produk Skaters ………………..……….. 76
Tabel 4.20
Penilaian Responden Mengenai Ketertarikan Untuk Membeli
Atau Menggunakan Produk Skaters ………………….……… 76
Tabel 4.21
Penilaian Responden Mengenai Perbedaan Produk Skaters
Dengan Produk Pesaing ……………………………..……….. 77
Tabel 4.22
Penilaian Responden Mengenai Tingkat Keinginan Untuk
Membeli Produk Skaters …………………………….………. 78
Tabel 4.23
Penilaian Responden Mengenai Produk Skaters Menarik
Untuk di Beli …………………………………………..…….. 78
Tabel 4.24
Penilaian Responden Mengenai Kepuasan Setelah
Melakukan Pembelian Produk Skaters ……………….……… 79
Tabel 4.25
Penilaian Responden Mengenai Kebanggaan Setelah
Memakai Produk Skaters ………………………………..…… 80
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Surat Survey Penelitian
Lampiran II
Kuesioner
Lampiran III
Tabel Induk Identitas Responden, Konsumen Skaters Lembang.
Lampiran IV
Tabel Induk Tanggapan Responden Terhadap Pelaksanaan
Periklanan (X) dengan Keputusan Pembelian Konsumen Pada
Produk Skaters Lembang (Y)
Lampiran V
Data Kuesioner Variabel X
Lampiran VI
Data Kuesioner Variabel Y
Lampiran VII
Uji reliabilitas dan Validitas X
Lampiran VII
Uji reliabilitas dan Validitas Y
Lampiran VIII
Nonparametric Correlations (Rank Spearman)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan maka semakin banyak hal
yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi semua tuntutan konsumen
di dunia fashion, hal ini juga menyebabkan persaingan bisnis yang cukup ketat
dalam merebut pangsa pasar yang ada. Untuk dapat bertahan dan bersaing maka
perusahaan harus menerapkan sistem pemasaran yang baik.
Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu
ingin mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin dengan keuntungan yang
sebesar-besarnya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk
merealisasikan tujuan tersebut adalah dengan melakukan pemasaran yang efektif
dan tepat sasaran. Konsep dari pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk
mencapai tujuan perusahaan adalah menetapkan kebutuhan dan keinginan
konsumen, dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan
efisien dari pada pesaing.
Kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk fashion sangatlah besar
dan konsumen pun akan memilih produk-produk yang sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan konsumen itu sendiri. Disinilah pemasaran sangat berperan dalam
mempengaruhi keinginan dan permintaan konsumen tersebut, dimana salah satu
tugas pemasaran adalah mengkomunikasikan dan menciptakan suatu permintaan
pasar untuk produk pakaian yang dipasarkan dengan cara berpromosi.
Promosi merupakan suatu aktivitas marketing untuk mengkomunikasikan
informasi mengenai perusahaan dan produknya kepada konsumen sehingga
menciptakan
permintaan.
Dengan
promosi,
perusahaan
dapat
langsung
memperkenalkan produknya kepada konsumen sehingga konsumen bisa mengenal
lebih dekat keberadaan perusahaan dan produk yang dihasilkannya dan
diharapkan dapat menciptakan permintaan akan produk dalam jangka waktu yang
panjang.
Terdapat lima alat utama dalam promosi yang umumnya dikenal dengan
bauran promosi (Promotion Mix), yaitu Periklanan, Promosi Penjualan, Penjualan
Personal, Pemasaran Langsung dan Hubungan Masyarakat. Perusahaan tidak
selalu menggunakan semua alat promosi yang ada, karena harus disesuaikan
dengan kebutuhan perusahaan dalam meraih tujuan yang ingin dicapai.
Periklanan merupakan salah satu dari alat promosi yang paling umum
digunakan untuk mengarahkan komunikasi persuasif kepada konsumen sasaran
dan masyarakat. Dalam hal ini pembuatan periklanan, manajer pemasaran
mengidentifikasikan pasar sasaran dan motif pembelian, lalu menetapkan tujuan
periklanan, anggaran periklanan, pesan yang disampaikan, media yang digunakan
dan melakukan evaluasi terhadap periklanan yang telah dilakukan.
Menurut Philip Kotler definisi periklanan adalah;
“Segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara
non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran”. (Kotler, 2002: 658)
Salah satu perusahaan yang melakukan periklanan untuk memberikan
informasi kepada konsumen mengenai produk yang dihasilkan oleh perusahaan
adalah Skaters yaitu perusahaan yang berdiri berdasarkan konsep Show Room.
Usaha ini memiliki konsep yang sedikit berbeda dengan usaha fashion lainnya.
Skaters adalah usaha di bidang fashion yang merancang, memproduksi dan
memasarkan sendiri produk pakaian yang dihasilkannya. Di tempat penjualan
produk yang ditawarkan hampir semua produk dipajang, oleh karena itulah
konsep yang digunakan disebut konsep Show Room yang sedikit berbeda dengan
pesaing lainnya.
Skaters salah satu Show Room pakaian yang telah berdiri cukup lama,
walaupun pesaing yang ada cukup banyak namun Skaters memiliki ciri khas
tersendiri yaitu produk yang dijual adalah produk sendiri dan juga produk yang
sama kualitasnya, Skaters merupakan nama merk dan nama tempat penjualan
produk Skaters itu sendiri.
Tujuan periklanan yang dilakukan pada produk Skaters ini adalah untuk
menginformasikan
keberadaan
produk
kepada
para
masyarakat
sebagai
pelanggannya. Dengan adanya program periklanan yang dilakukan pada produk
Skaters ini maka diharapkan konsumen dapat mengetahui keberadaan produk, dan
tertarik untuk membeli produk tersebut.
Di dalam pengambilan keputusan untuk pembelian, terdapat faktor dari
luar (external influence) dan faktor dari dalam (internal influence) yang akan
mempengaruhi bagaimana konsumen mengambil keputusan. Untuk faktor dari
luar, terdapat dua sumber informasi, yaitu aktifitas bauran pemasaran (Marketing
Mix) dan sosial budaya.
Namun karena kebutuhan konsumen yang beragam dan setiap konsumen
memiliki kebutuhan sendiri-sendiri maka perusahaan Skaters dituntut untuk dapat
memberikan informasi mengenai produk yang dihasilkan sehingga dapat
membantu konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.
Keputusan pembelian menurut definisinya adalah;
“Keputusan yang diambil konsumen menyangkut apakah akan
membeli produk yang ditawarkan”.
Dimana dalam keputusan pembelian itu terdiri dari pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan perilaku pasca pembelian.
Fandy Tjiptono (1997:226) dalam bukunya yang berjudul “Strategi
Pemasaran” mengemukakan konsep yang menghubungkan antara periklanan dan
keputusan pembelian konsumen, adapun konsep tersebut mengemukakan bahwa
iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasarkan pada informasi
tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa
sehingga menimbulkan rasa yang menyenangkan yang akan mengubah pikiran
sesorang untuk melakukan pembelian.
Konsep di atas pada intinya mengandung pengertian bahwa pikiran
sekarang individu atau konsumen terpengaruh untuk melakukan pembelian akan
suatu produk setelah melihat iklan tertentu.
Pihak Skaters melakukan periklanan di berbagai media dengan harapan
mendapatkan antusiasme masyarakat terhadap produk yang dikeluarkan Skaters,
dan sepertinya banyak produk-produk Skaters yang diminati oleh anak-anak muda
sekarang, hal ini juga sesuai dengan slogan Skaters yaitu “for hardcore riders”.
Slogan ini diibaratkan sebagai simbol anak muda atau remaja saat ini.
Berdasarkan dari data sementara yang penulis dapatkan dari berbagai
sumber yang ada, tujuan penjualan yang diharapkan oleh pihak Skaters Lembang
belum memenuhi target. Dimana perkembangan outlet-outlet selain Skaters yang
semakin banyak, tidak hanya di daerah Bandung saja tetapi hingga di berbagai
daerah di Indonesia. Perkembangan seperti ini mungkin saja terjadi akibat banyak
produk-produk yang sama ditawarkan oleh pesaing diminati oleh pasar. Oleh
sebab itu Skaters dalam hal ini harus memahami segala perubahan yang terjadi di
dalam masyarakat untuk mendapat tempat kembali di dalam masyarakat dalam hal
fashion.
Untuk itu dalam beberapa tahun terakhir ini, Skaters juga menggandeng
beberapa pihak yang dijadikan ikon Skaters seperti artis Kiwil dan Adul
(Ngelenong Nyok), sebelumnya juga group band Pas Band. Dalam waktu dekat ini
pihak Skaters mencoba menembus ke dunia sepakbola yang diawali dengan Persib
Bandung, sponsor tabloid Maung Bandung dan beberapa media cetak lainnya.
Berdasarkan data tersebut maka telah terjadi kesenjangan antara harapan
perusahaan dengan realisasi yang terjadi di lapangan. Maka dari itu penulis
merasa tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan mengambil judul tentang:
“Hubungan Periklanan dengan Keputusan Pembelian Konsumen pada
produk Skaters, Studi Kasus Skaters Lembang”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa pokok permasalahan sebagai berikut;
1. Bagaimana pelaksanaan periklanan di Skaters Lembang?
2. Bagaimana keputusan pembelian konsumen di Skaters Lembang?
3. Seberapa besar hubungan antara periklanan dengan keputusan
pembelian konsumen pada produk Skaters di Skaters Lembang?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui;
1. Bagaimana pelaksanaan periklanan pada Skaters Lembang?
2. Bagaimanakah keputusan pembelian konsumen di Skaters Lembang?
3. Untuk mengetahui hubungan antara periklanan dengan keputusan
pembelian konsumen pada produk Skaters di Skaters Lembang?
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi
pihak-pihak yang membutuhkan informasi, antara lain;
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan penulis untuk lebih termotivasi
dalam melakukan berbagai penelitian, yang didasari oleh keingintahuan
penulis untuk menganalisis isu-isu strategis manajemen pemasaran, terutama
dalam hal mengkaji isu hubungan periklanan dengan keputusan pembelian
konsumen pada pada produk Skaters.
2. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi dan juga sebagai bahan
pertimbangan dalam perbaikan dan pengembangan periklanan yang dilakukan
perusahaan. Penulis berharap dapat memecahkan berbagai masalah yang
menghambat perkembangan perusahaan Skaters.
3. Bagi Pihak Lain
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan dasar dalam melakukan
perbandingan mengenai ada atau tidaknya hubungan periklanan dengan
keputusan pembelian konsumen ditempat lain dengan kondisi dan kebijakan
yang berbeda.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Pemasaran modern memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan
produk yang baik, memberikan penawaran harga yang menarik, membuat produk
sesuai dengan keinginan konsumen dan mudah di dapat oleh konsumen terutama
konsumen potensial. Seperti pada bisnis fashion lain, dalam hal pemasarannya
tidak hanya memerlukan hal-hal tersebut di atas, tetapi dalam menjalankan
usahanya sebuah usaha perlu mengkomunikasikan apa yang ditawarkan oleh
perusahaan tersebut, salah satu caranya yaitu adalah dengan melakukan
periklanan.
Menurut Kotler definisi Periklanan adalah;
“Segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara
non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran". (Kotler, 2002:658)
Periklanan merupakan cara yang efektif untuk menjangkau banyak
pembeli yang tersebar secara geografis dengan biaya yang rendah untuk setiap
tampilannya. Pada dasarnya menurut Kotler (2002:658) tujuan periklanan dapat di
golongkan berdasarkan sasarannya yaitu apakah untuk menginformasikan,
membujuk, atau mengingatkan.
1. Periklanan Informatif, diadakan secara pada tahap awal suatu jenis produk,
tujuannya untuk membentuk permintaan pertama.
2. Periklanan Persuasif, penting dilakukan dalam tahap persaingan, tujuannya
adalah membentuk permintaan selektif atas suatu merk tertentu. Periklanan
persuasif telah beralih kejenis periklanan perbandingan (Comparative
Advertaising), yang membuat perbandingan eksplisit antara atribut-atribut dari
dua atau lebih merk.
3. Iklan Pengingat sangat penting untuk produk yang sudah mapan. Sedangkan
bentuk iklan yang berhubungan dengan suatu tujuan adalah Iklan Penguat
(Reinforment Advertising). Yang bertujuan untuk meyakinkan pembeli yang
sudah ada bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar.
Periklanan merupakan alat yang paling umum digunakan perusahaan
untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat,
yang dalam pengujinya menggunakan berbagai media utama. Perencanaan media
harus mengetahui kapasitas jenis-jenis media utama dalam menyampaikan
jangkauan, frekuensi, dan dampak. Perencanaan media membuat pilihan dari
berbagai kategori media dengan mempertimbangkan banyak hal. Adapun media
yang digunakan dapat berupa media cetak, media elektronik, out door (pajangan
di luar).
Beda periklanan dengan alat promosi yang lain adalah dalam penampilan
publik daya serap ungkapan perasaan yang jelas dan tidak ada hubungan tatap
muka. Agar kegiatan periklanan harus memperhatikan lima keputusan utama yang
disebut 5 M (Kotler, 2000:578), yaitu:
Gambar 1.1
Lima Keputusan Utama Dalam Pembuatan Program Periklanan
•
Misi:
• Sasaran
Penjualan
• Tujuan
Periklanan
•
•
•
•
Uang:
Faktor-faktor
pertimbangan;
Tahap dalam
siklus hidup
produk (PLC)
Pangsa pasar dan
basis konsumen
Persaingan dan
gangguan
Frekuensi
periklanan
Kemungkinan
substitusi produk
Pesan:
• Pembentukan
pasar
• Evaluasi dan
pemilihan pesan
• Pelaksanaan
pesan
• Tinjauan
tanggung jawab
sosial
Media:
• Jangkauan,
frekuensi, dan
dampak
• Jenis-jenis media
utama
• Wahana media
spesifik
• Penetapan waktu
media
• Alokasi media
secara geografis
Pengukuran:
• Dampak
Komunikasi
• Dampak
Penjualan
Sumber: Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (2002:659)
1. Mission (Misi): Apakah tujuan periklanan?
a. Untuk Menginformasikan
b. Untuk Membujuk
c. Untuk Mengingatkan
2. Money (Uang): Berapa banyak yang dapat dibelanjakan?
a. Tahap dalam PLC
b. Pangsa pasar dan basis konsumen
c. Persaingan dan gangguan
d. Frekuensi periklanan
e. Kemungkinan subsitusi produk
3. Message (Pesan): Pesan apa yang disampaikan?
a. Isi Pesan
b. Struktur Pesan
c. Format Pesan
d. Sumber Pesan
4. Media (Media): Media apa yang digunakan?
a. Memutuskan jangkauan, frekuensi dan dampak media
b. Memilih jenis media utama
c. Menentukan waktu media
d. Menentukan alokasi geografis media
5. Measurement (Pengukuran): Bagaimana mengevaluasi hasil?
a. Riset dampak-komunikasi
b. Riset dampak-penjualan
Pada penelitian ini aspek money (uang) dan measurement (pengukuran) tidak di
teliti.
Apabila konsumen ingin membeli suatu produk, maka akan memudahkan
konsumen dalam menganalisa ulang produk tiap kali akan mengkonsumsi produk
yang sejenis. Dengan demikian konsumen akan loyal, fanatik, dan mengajak
orang lain secara word of mouth untuk mengkonsumsi produk tersebut.
Salah satu pokok bahasan yang sangat penting bagi perusahaan mengenai
perilaku konsumen adalah keputusan pembelian konsumen.
Seperti yang dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Shciffman
dkk (2004:289) bahwa “keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan suatu
tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif”.
Dalam proses pembelian, konsumen melalui beberapa tahap yang harus
dilalui. Menurut Kotler (2002:204) tahap–tahap proses pembelian adalah sebagai
berikut:
Gambar 1.2
Tahap – Tahap Proses Keputusan Pembelian
Pengenalan
kebutuhan
Pencarian
informasi
Evaluasi
alternatif
Keputusan
pembelian
Sumber: Manajemen Pemasaran (Kotler, 2002:204)
Perilaku
pasca
pembelian
1. Pengenalan kebutuhan yaitu proses pembelian dimulai ketika konsumen
menyadari adanya suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, sehingga mereka
membutuhkan suatu produk atau jasa tertentu yang dapat memenuhi
kebutuhan mereka.
Sebagaimana telah dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Engel,
Blackwell dan Miniard (2004:294) bahwa pengenalan kebutuhan atau aktivasi
kebutuhan terdiri dari beberapa faktor, antara lain:
ƒ
Waktu
Berlalunya waktu akan menyebabkan teraktifkannya kebutuhan fisiologis
seseorang. Waktu juga akan mendorong pengenalan kebutuhan lain yang
diinginkan oleh seorang konsumen.
ƒ
Perubahan Situasi
Perubahan situasi akan mengaktifkan kebutuhan, misalnya saja konsumen
remaja akan cenderung menghabiskan pengeluarannya untuk hal-hal yang
bersifat hiburan sedangkan konsumen yang sudah menikah akan
cenderung menabungkan uangnya untuk kebutuhan dimasa yang akan
datang.
ƒ
Pemilikan Produk
Memiliki sebuah produk seringkali mengaktifkan kebutuhan yang lain.
ƒ
Konsumsi Produk
Kebiasaan mengkonsumsi produk akan memicu konsumen untuk membeli
produk kembali jika persediaan produk tersebut habis.
ƒ
Perbedaan Individu
Dalam hal ini konsumen dibedakan kedalam dua tipe, yang pertama
konsumen yang membeli berdasarkan fungsi produk dan yang kedua
konsumen yang membeli produk berdasarkan prestise atau karena ingin
kelihatan trendi didepan orang lain.
ƒ
Pengaruh Pemasaran
Program pemasaran tersebut akan mempengaruhi konsumen untuk
menyadari akan kebutuhannya. Produk yang dikomunikasikan menarik
akan memicu seorang konsumen untuk menyadari akan kebutuhannya dan
merasakan bahwa produk tersebutlah yang bisa memenuhi kebutuhannya
tersebut.
2. Pencarian informasi yaitu dimulai ketika konsumen beranggapan bahwa
kebutuhannya mungkin dapat dipenuhi atau dipuaskan oleh suatu produk
tertentu kemudian mulai mencari informasi yang lebih banyak.
Sebagaimana telah dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Engel,
Blackwell dan Miniard (2004:296) bahwa pencarian informasi terdiri dari dua
faktor, antara lain:
ƒ
Pencarian Internal
Pengetahuan yang telah melekat didalam ingatan konsumen.
ƒ
Pencarian Eksternal
Pengetahuan atau informasi tambahan mengenai produk, atau disebut juga
pencarian terus-menerus.
3. Evaluasi alternatif yaitu mengevaluasi berbagai alternatif pilihan yang ada
untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan
harapan mereka. Evaluasi alternatif akan menghasilkan suatu tindakan
pembelian konsumen.
Sebagaimana telah dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Engel,
Blackwell dan Miniard (2004:301) bahwa evaluasi alternatif terdiri dari
beberapa faktor, antara lain:
ƒ
Harga
Harga merupakan kriteria evaluasi yang paling penting, oleh karena itu
kepekaan harga konsumen kerap digunakan sebagai dasar untuk
pemangsaan pasar.
ƒ
Nama Merek
Nama merek berfungsi sebagai indikator pengganti dari mutu produk, dan
kepentingannya tampak bervariasi dengan kemudahan dimana kualitas
dapat dinilai secara objektif.
ƒ
Negara Asal
Dalam abad persaingan internasional yang semakin hebat dan hilangnya
banyak pekerjaan manufaktur ke tangan tenaga kerja asing yang lebih
murah, maka tidak mengherankan bahwa negara dimana suatu produk
dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan banyak konsumen.
4. Keputusan pembelian yaitu pembelian yang akan dilakukan dalam jumlah
kecil sebagai percobaan dengan tujuan untuk menguji apakah produk yang
ditawarkan sesuai dengan harapannya.
Sebagaimana telah dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Engel,
Blackwell dan Miniard (2004:310) bahwa keputusan pembelian terdiri dari
beberapa jenis, antara lain:
ƒ
Pembelian yang Terencana Sepenuhnya
Pembelian yang dilakukan jika konsumen telah menentukan pilihan
produk dan merek jauh sebelum pembelian dilakukan.
ƒ
Pembelian yang Separuh Terencana
Pembelian yang dilakukan ketika konsumen ingin membeli suatu produk
sebelum masuk ke swalayan, namun konsumen tidak tahu merek yang
akan dibelinya sehingga konsumen akan mencari informasi yang lengkap
mengenai merek dari pramuniaga atau display di swalayan.
ƒ
Pembelian yang Tidak Terencana
Konsumen seringkali membeli suatu produk tanpa direncanakan terlebih
dahulu. Keinginan untuk membeli seringkali muncul di toko atau di mal.
5. Perilaku pasca pembelian yaitu setelah konsumen melakukan pembelian,
konsumen akan mengevaluasi tingkat kepuasan dan ketidakpuasan yang
dirasakan.
Sebagaimana telah dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Engel,
Blackwell dan Miniard (2004:294) bahwa perilaku pasca pembelian terdiri
dari beberapa faktor, antara lain:
ƒ
Kepuasan
Evaluasi pasca konsumsi yang menyatakan bahwa suatu alternatif yang
dipilih telah memenuhi harapan konsumen.
ƒ
Ketidakpuasan
Evaluasi pasca konsumsi yang menyatakan bahwa suatu alternatif yang
dipilih tidak memenuhi harapan konsumen
Tahap-tahap tersebut merupakan proses dan perilaku dari keputusan
pembelian konsumen terhadap suatu produk tertentu. Setelah melalui tahap-tahap
tersebut ada 3 kemungkinan yang bias dirasakan konsumen, yaitu netral, puas dan
tidak puas. Konsumen yang akan menguji kebenaran pilihan produk, sampai
merasa bahwa pilihan mereka adalah yang terbaik, sehingga akan timbul loyalitas
terhadap merk bahkan mereferensikannya kepada konsumen.
Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan periklanan dengan keputusan
pembelian dapat dilihat dalam gambaran 1.3 di bawah ini:
Gambar 1.3
Lima Keputusan Utama Dalam Pembuatan Program Periklanan
Dikaitkan Dengan Keputusan Pembelian Konsumen
•
Misi:
• Sasaran
Penjualan
• Tujuan
Periklanan
•
•
•
•
**Uang:
Faktor-faktor
pertimbangan;
Tahap dalam
siklus hidup
produk (PLC)
Pangsa pasar dan
basis konsumen
Persaingan dan
gangguan
Frekuensi
periklanan
Kemungkinan
substitusi produk
Pesan:
• Pembentukan
pasar
• Evaluasi dan
pemilihan pesan
• Pelaksanaan
pesan
• Tinjauan
tanggung jawab
sosial
Media:
• Jangkauan,
frekuensi, dan
dampak
• Jenis-jenis media
utama
• Wahana media
spesifik
• Penetapan waktu
media
• Alokasi media
secara geografis
Keputusan
Pembelian
Konsumen
**Pengukuran:
• Dampak
Komunikasi
• Dampak
Penjualan
**Pada penelitian ini aspek money (uang) dan measurement (pengukuran) tidak di teliti.
Sumber: Modifikasi Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (2002:659)
Berdasarkan uraian di atas hipotesis penelitian ini adalah “Terdapat
hubungan antara Periklanan dengan Keputusan Pembelian Konsumen pada
produk Skaters”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Pemasaran
Dalam melakukan kegiatan pemasaran suatu perusahaan menggunakan
berbagai bentuk komunikasi pemasaran untuk mempromosikan apa yang mereka
tawarkan dan mencapai tujuan finansial dan nonfinansial. Bentuk utama dari
komunikasi pemasaran meliputi; iklan, tenaga penjualan, papan nama toko,
display di tempat pembelian, kemasan produk, direct-mail, sampel produk gratis,
kupon, publisitas, dan alat-alat komunikasi lainnya.
Komunikasi pemasaran merupakan aspek penting dalam keseluruhan
kegiatan pemasaran. Komunikasi pemasaran menurut Terence A. Shimp (2003:4),
yaitu:
“Komunikasi pemasaran memprestasikan gabungan semua unsur
dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya
pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan
kepada pelanggan atau kliennya”
Program komunikasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan melalui bauran
promosi yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, pemasaran langsung,
penjualan personal, dan hubungan masyarakat.
2.1.1
Proses Komunikasi
Komunikasi bertujuan untuk menyampaikan sesuatu kepada seseorang
melalui lambing-lambang kata (verbal) dan non verbal. Sumber pesan
mengirimkan pesan melalui saluran komunikasi kepada penerima sebagai media
membagi pesan.
Menurut Kotler (2002:627) ada dua unsur yang merupakan pihak-pihak
utama dalam komunikasi yaitu pengirim dan penerima, dua unsur yang
merupakan alat komunikasi utama yaitu pesan dan media. Empat unsur yang
merupakan fungsi komunikasi utama yaitu pengkodean (encoding), penguraian
kode (decoding), tanggapan (responds), dan umpan balik (feed back), unsur
terakhir dari sistem tersebut adalah gangguan (noise) yaitu merupakan pesanpesan acak dan bertentangan yang dapat mengganggu komunikasi yang
diharapkan. Gambar 2.1 berikut menggambarkan model komunikasi dengan
sembilan unsur.
Gambar 2.1
Elemen-elemen Dalam Proses Komunikasi
Pesan
Pengirim
Pengkodean
Media
Penguraian
Kode
Gangguan
Umpan
Balik
Tanggapan
Sumber: Philip Kotler (2002:627)
Penerima
Diagram diatas menentukan faktor-faktor penting dalam komunikasi yang
efektif. Pengirim harus mengetahui siapa yang ingin dicapai dan tanggapan apa
yang diinginkan. Mereka harus mengkodekan pesan mereka dalam suatu cara
dengan mempertimbangkan bagaimana pendengar sasaran biasanya menguraikan
kode pesan. Mereka juga harus mengirimkan pesan itu melalui media yang efisien
guna mencapai pendegar sasaran dan membangun saluran umpan balik untuk
memantau tanggapan penerima atas pesan itu.
2.1.2
Tujuan Komunikasi
Komunikasi pemasaran diartikan untuk mencapai suatu atau lebih tujuan
sebagai berikut (Terence A. Shimp, 2003:161).
1. Membangkitkan keinginan terhadap kategori produk
Pada akhirnya, setiap organisasi pemasaran bertujuan untuk meraih konsumen
agar memilih produknya dan bukan produk pesaingnya. Misalkan perang
antara diet soft drink dengan air mineral. Konsumen harus mempunyai
keinginan terhadap suatu kategori produk terlebih dahulu, misalnya diet coke
dalam kategori tersebut. Hal inilah yang dimaksud para pemasar dengan
membangkitkan keinginan akan suatu kategori produk, yang juga disebut
sebagai usaha menciptakan permintaan primer (primary demand)
2. Menciptakan kesadaran akan merek
Kesadaran (awareness) adalah upaya untuk membuat konsumen familiar
melalui iklan, promosi penjualan, dan komunikasi pemasaran lainnya akan
suatu merek, memberikan informasi kepada orang banyak tentang ciri khusus
dan manfaatnya, serta menunjukkan perbedaannya dari merek pesaing, serta
menginformasikan bahwa merek yang mereka tawarkan lebih baik ditinjau
dari sisi fungsional atau simbolisnya.
3. Mendorong sikap positif dan mempengaruhi niat membeli.
Jika komunikator sukses menciptakan kesdaran konsumen akan mereknya,
konsumen dapat membentuk sikap (attitudes) positif terhadap merek tersebut
dan mungkin akan mencul niat (intention) untuk membeli merek tersebut,
ketika timbul keinginan untuk membeli suatu produk di masa yang akan
datang.
4. Memfasilitasi Pembelian
Iklan dapat menciptakan kesadaran konsumen akan merek dan membangun
sikap positif, jika usaha komunikasi pemasaran sebuah perusahaan benarbenar efektif, konsumen akan memahami mengapa harga merek tersebut lebih
tinggi dan mungkin dianggap lebih menarik dengan harga premiumnya
tersebut. Iklan yang efektif, display yang menarik di dalam toko, serta variabel
komunikasi pemasara lainnya berfungsi untuk memfasilitasi pembelian dan
memberikan solusi atas persoalan yang ditimbulkan oleh variabel bauran
pemasaran nonpromosi (produk, harga, dan distribusi).
2.2 Periklanan Sebagai Salah Satu Bauran Promosi
Bauran promosi yang dilakukan suatu perusahaan adalah bertujuan untuk
mengkomunikasikan mengenai produk yang dihasilkan oleh perusahaan kepada
konsumen. Menurut Philip Kotler (2002:641) unsur-unsur bauran promosi ada
lima, yaitu:
1. Periklanan
Segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.
2. Promosi Penjualan
Terdiri dari kumpulan alat-alat insentif yang beragam, sebagian besar
berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk / jasa
tertentu secara lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang.
3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas
Berbagai program untuk mempromosikan dan melindungi citra perusahaan
atau masing-masing produknya.
4. Penjualan Personal
Interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih guna melakukan
presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.
5. Pemasaran Lansung
Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat pendukung nonpersonal
lain untuk berkomunikasi secara langsung dari pelanggan dan calon pelanggan
tertentu.
2.2.1
Pengertian Periklanan
Berikut ini beberapa definisi tentang periklanan yang dikemukakan oleh
beberapa ahli sebagai berikut;
Menurut Stanton yang dialih bahasakan oleh Y. Lamarto (2001;186)
mendefinisikan periklanan sebagai berikut:
“Periklanan terdiri dari semua kegiatan yang terlibat dalam
penyajian suatu pesan yang non personal (tidak setuju kepada pihak
tertentu), disuarakan (oral) atau divisualisasikan, dan dibiayai secara
terbuka untuk suatu produk baik itu berupa uang atau jasa”.
Menurut Philip Koptler (2002:658) bahwa:
“Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang
atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang
memerlukan pembayaran”.
Dari definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa periklanan
merupakan suatu bentuk promosi yang tidak pribadi mengenai produk, ide atau
organisasi dari suatu sponsor dan ditawarkan melauli berbagai media utama untuk
menginformasikan dan mempengaruhi khalayak sasaran.
Periklanan merupakan salah satu alat dari bauran promosi yang memegang
peranan tersendiri dalam proses komunikasi antara perusahaan dengan pasar
sasarannya.
Menurut Philip Kotler (2002:643) ada beberapa karakter dari iklan, yaitu:
1. Presentasi umum: Periklanan yang bersifat umum itu memberikan semacam
keabsahan pada produk dan menyarankan tawaran yang terstandarisasi.
2. Tersebar luas: Periklanan adalah medium yang berdaya sebar luas yang
memungkinkan penjual mengulang pesan berkali-kali.
3. Ekspresi
yang
lebih
kuat:
Periklanan
memberikan
peluang
untuk
mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui penggunaan cetakan,
suara, dan warna yang penuh seni.
4. Tidak bersifat pribadi: Audiens tidak merasa wajib untuk memperhatikan atau
menanggapi, iklan hanya mampu melakukan monolog, bukan dialog dengan
audiens.
2.2.2
Tujuan Periklanan
Tujuan
periklanan
merupakan
tugas
komunikasi
spesifik
untuk
dilaksanakan dengan audiens secara khusus dalam periode waktu tertentu.
Menurut Terence A. Shimp (2003:375) tujuan iklan harus didasarkan pada situasi
persaingan terkini.
Menurut Kotler (2003:659) tujuan periklanan meliputi:
1. Menginformasikan
Hal-hal yang berkaitan dengan tujuan menyampaikan informasi ini adalah:
a. Menjelaskan ke pasaran mengenai produk baru
b. Memberitahukan kegunaan baru suatu produk
c. Memberitahukan pasar tentang perubahan harga
d. Menjelaskan cara kerja suatu produk
e. Menjelaskan pelayanan yang tersedia
f. Mengoreksi kesan yang salah
g. Mengurangi kecemasan pembeli
h. Membangun citra perusahaan
2. Membujuk
Hal-hal yang berkaitan dengan tujuan untuk membujuk antara lain:
a. Membentuk
b. Mendorong calon konsumen untuk beralih ke merek tertentu
c. Mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk
d. Membujuk pembeli untuk membeli sekarang
e. Membujuk pembeli untuk menerima kunjungan penjualan
3. Mengingatkan
Hal-hal yang berkaitan dengan tujuan untuk mengingatkan antara lain:
a. Mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mengkin akan dibutuhkan
kemudian
b. Mengingatkan pembeli dimana dapat membelinya
c. Membuat pembeli tetap mengingat produk itu walaupun tidak sedang
memerlukannya.
d. Mempertahankan kesadaran merek
2.2.3
Biaya Periklanan
Setelah melakukan tujuan periklanan, perusahaan mulai membuat
anggaran periklanan. Biaya merupakan salah satu keputusan keputusan periklanan
yang paling sulit karena harus dipertimbangkan secara tepat dan efektif.
Menurut Philip Kotler (2002:660) ada lima faktor yang dipertimbangkan
saat menetapkan biaya periklanan:
1. Tahap dalam PLC (Produk Life Cycle)
Produk baru umumnya mendapatkan biaya iklan yang besar agar dapat
membangun kesadaran akan produk baru. Sedangkan produk yang sudah lama
berada di pasaran tidak begitu banyak membutuhkan biaya periklanan.
2. Pangsa pasar dan basis konsumen
Luasnya pangsa pasar mempengaruhi jumlah biaya periklanan. Untuk
memperluas pangsa pasar memerlukan biaya yang cukup besar.
3. Persaingan dan gangguan
Dalam persaingan pasar yang ketat biaya iklan suatu merek cukup besar agar
dapat bersaing dengan iklan yang ada.
4. Frekuensi periklanan
Jumlah pengulangan yang diperlukan untuk menyampaikan pesan kepada
konsumen juga sangat menentukan anggaran periklanan.
5. Kemungkinan subsitusi produk
Merek-merek dalam suatu komoditas (seperti, minuman ringan, rokok, dan
sebagainya) memerlukan iklan besar-besaran untuk membangun citra yang
berbeda.
2.2.4
Pesan Periklanan
Idealnya, pesan itu harus menarik perhatian (attention), mempertahankan
ketertarikan (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakkan
tindakan (action). Menurut Philip Kotler (2002:633) memformulasikan pesan
memerlukan pemecahan atas empat masalah, yaitu:
1. Isi Pesan
Dalam menentukan isi pesan yang baik, manajemen mencari daya tarik,
tema, ide, atau usulan penjualan yang unik. Ada tiga jenis daya tarik, yaitu:
a. Daya Tarik Rasional
Daya tarik rasional adalah membangkitkan minat seseorang dan
menunjukkan bahwa produk tersebut akan menghasilkan manfaat seperti
yang dikatakan.
b. Daya Tarik Emosional
Daya tarik ini mencoba membangkitkan emosi positif atau negatif yang
akan memotivasi pembelian.
c. Daya Tarik moral
Daya tarik moral diarahkan pada perasaan audiens tentang apa yang benar
dan tepat. Daya tarik moral sering digunakan untuk mendorong orang
mendukung masala-masalah sosial.
2. Struktur Pesan
Efektivitas suatu pesan tergantung pada struktur dan isi pesan. Terdapat
tiga hal yang harus diperhatikan dalam struktur pesan, yaitu:
a. Penarikan kesimpulan
Penelitian yang terbaru menunjukan bahwa iklan yang terbaik adalah iklan
yang mengajukan pertanyaan dan membiarkan para pembaca dan pemirsa
menarik kesimpulan mereka sendiri.
b. Penyajian sepihak (one-sided presentations) dan argumen dua pihak (twosided arguments)
Dalam penyajian sepihak, pesan dalam iklan berisi tentang keunggulankeunggulan suatu produk, sedangkan dalam argumen dua pihak selain
menunjukkan keunggulan dua produk, juga menunjukkan kekurangan
produk.
c. Urutan penyajian argumen
Pada pesan sepihak menyajikan alasan terkuat memiliki kelebihan yaitu
akan menarik perhatian dan minat. Sedangkan dalam pesan dua pihak,
masalahnya adalah apakah akan menyajikan alasan positif dahulu atau
terakhir.
3. Format Pesan
Komunikasi harus mengembangkan format pesan yang kuat. Dalam iklan
tercetak, komunikator harus memutuskan judul, kata-kata, ilustrasi, dan
warna. Jika pesan disampaikan melalui radio, maka komunikator harus teliti
memilih kata, mutu suara, dan vokalisasi. Jika pesan disampaikan melalui
televisi atau langsung maka semua unsur tadi serta bahasa tubuh (isyarat
nonverbal) harus direncanakan dahulu. Penyajian harus memperhatikan
ekspresi wajah, gerak isyarat, pakian, postur, dan gaya rambut.
4. Sumber Pesan
Pesan yang disampaikan oleh sumber yang menarik atau terkenal akan
lebih menarik perhatian dan mudah diingat. Tiga faktor yang paling sering
diidentifikasi adalah keahlian, kelayakan untuk dipercaya dan kemampuan
untuk disukai.
2.2.5
Media Periklanan
Dalam perencanaan media yang akan digunakan untuk penyampaian
pesan digunakan beberapa langkah, yaitu:
1. Memutuskan jangkauan, frekuensi dan dampak media
a. Jangkauan adalah jumlah orang atau rumah tangga yang melihat paparan
media tertentu setidaknya sekali dalam satu periode tertentu.
b. Frekuensi adalah rata-rata banyaknya orang atau rumah tangga yang
melihat paparan pesan tersebut dalam suatu periode tertentu.
c. Dampak adalah nilai kualitatif dari suatu paparan melalui media tertentu.
2. Memilih jenis media utama
Perencanaan media harus mengetahui kapasitas jenis-jenis media utama
dalam menyampaikan jangkauan, frekuensi, dan dampak. Media iklan utama
terdapat biaya, keunggulan dan kendala dapat dilihat melalui tabel 2.2.5
berikut ini.
Tabel 2.1
Profil Jenis-Jenis Media Utama
Media
Surat
kabar
Televisi
Surat
langsung
Radio
Majalah
Ruang
terbuka
(out door)
Halaman
kuning
pada buku
telepon
Surat
berita
Brosur
Telepon
Internet
Keunggulan
Kendala
Fleksibilitas; ketepatan waktu; liputan pasar
lokal yang baik; penerimaan yang luas;
sangat dipercaya
Menggabungkan gambar, suara, dan gerak;
merangsang indera; perhatian yang tinggi;
jangkauan tinggi
Jangka waktu pendek; mutu
reproduksi buruk; ”penerusan”
ke audiens berikutnya kecil
Biaya absolut tinggi;
pengelompokan tinggi; paparan
bergerak cepat sehingga sulit
dilihat; audiens dipilih secara
kurang baik
Biaya relatif tinggi; citra ”surat
sampah”
Audiens terpilih; fleksibilitas; tidak ada
persaingan iklan dalam media yang sama;
personalisasi
Penggunaan masal; pilihan geografis dan
demografis tinggi; biaya rendah
Pilihan geografis dan demografis tinggi;
kredibilitas dan gengsi; mutu reproduksi
tinggi; jangka waktu panjang; penerusanpembacaan baik
Fleksibilitas; pengulangan paparan tinggi;
biaya rendah; persaingan rendah
Liputan lokal yang unggul; sangat
meyakinkan; jangkauan luas; biaya rendah
Selektivitas sangat tinggi; sangat terkontrol;
peluang interaktif; biaya relatif rendah
Lentur; sangat terkendala; peluang interaktif;
biaya relatif rendah
Memiliki banyak pengguna; peluang untuk
memberikan sentuhan pribadi
Selektivitas tinggi; kemungkinan interaktif;
biaya relatif rendah
Hanya penyajian suara;
perhatian lebih rendah daripada
televisi; struktur harga tidak
standar; tidak ada jaminan
posisi
Tenggang waktu atas manfaat
dari pembelian iklan panjang;
ada peredaran yang sia-sia;
tidak ada jaminan posisi produk
Tidak ada pilihan audiens;
kreativitas terbatas
Persaingan tinggi; tenggang
waktu atas manfaat dari
pembelian iklan panjang;
kreativitas terbatas
Biaya bisa mengalir dengan siasia
Produksi yang berlebihan bisa
menyebabkan biaya mengalir
dengan sia-sia
Biaya relatif tinggi kecuali jika
digunakan sukarelawan
Media yang relatif baru dengan
jumlah pengguna yang rendah
di beberapa negara
Perencana media membuat pilihan dari berbagai kategori media dengan
mempertimbangkan variabel-variabel berikut:
a. Kebiasaan media audiens sasaran, misalnya radio dan televisi merupakan
media yang paling efektif untuk menjangkau remaja.
b. Produk, berbagai jenis media memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam hal demontrasi, visualisasi, penjelasan, keyakinan dan warna.
c. Pesan, Pesan yang berisi banyak data teknis mungkin membutuhkan
majalah khusus atau surat.
d. Biaya, iklan televisi sangat mahal, sedangkan iklan surat kabar lebih
murah, yang diperhitungkan adalah biaya tiap seribu paparan.
3. Menentukan waktu media
Untuk mengiklankan suatu produk atau jasa perusahaan harus jeli dalam
memilih media apa yang dapat di jangkau khalayak sasaran, kapan waktu
yang tepat, dan berapa lama durasi yang dibutuhkan dalam mengiklankan
produk atau jasa yang ditawarkan.
4. Menentukan alokasi geografis media
Iklan yang dibuat harus menentukan letak geografis yang akan di tangkap
media yang digunakan, misalnya lokal, nasional, dan internasional.
2.2.6
Evaluasi Periklanan
Perencanan dan pengendalian iklan yang baik sangat tergantung pada
pengukuran keefektivitasan periklanan. Menurut Philip Kotler (2002:677)
mengemukakan bahwa evaluasi periklanan terdiri dari:
1. Riset dampak-komunikasi
Penelitian yang menentukan apakah iklan ini dapat mencapai komunikasi
secara efektif atau tidak. Hal ini dapat dilakukan sebelum iklan ditayangkan
atau setelah iklan ditayangkan. Terdapat tiga metode utama pengujian awal
iklan, yaitu:
a. Metode penyusunan peringkat langsung
Dimana sekelompok orang atau konsumen diminta untuk menyusun
peringkat dari beberapa iklan. Sebuah iklan harus memperoleh angka
tinggi dalam segala hal bila iklan tersebut dianggap merangsang pembeli.
b. Pengujian portofolio
Para konsumen diminta melihat serangkaian iklan kemudian diminta untuk
mengingat segala sesuatu tentang iklan tersebut dan menyampaikan pesan
iklan itu kembali.
c. Pengujian laboratorium
Para peneliti menggunakan peralatan untuk mengukur reaksi para
konsumen terhadap sebuah iklan seperti denyut jantung, tekanan darah,
gerakan pupil mata, dan keluarnya keringat terhadap suatu iklan.
Pengujian ini lebih mengukur terhadap daya tarik dari pada kepercayaan,
sikap, dan minat tetapi tidak mengungkapkan apapun mengenai
pengaruhnya.
2. Riset dampak-penjualan
Dampak penjualan sebuah iklan umumnya lebih sukar diukur daripada
dampak komunikasi. Dampak penjualan paling mudah diukur dalam situasi
pemasaran langsung dan paling sulit diukur untuk iklan pembentukan citra
merek atau perusahaan.
Ada dua pengujian dalam riset ini, yaitu:
a. Pendekatan histori
Pendekatan ini dilakukan dengan cara membandingkan penjualan musim
lalu terhadap pengeluran anggaran periklanan yang lalu atas dasar
sekarang apa yang telah dilampaui.
b. Rancangan percobaan
Pendekatan ini dilakukan untuk mengukur mengenai tingkat pengeluaran
iklan berubah-ubah atas dasar penjualan. Hasilnya untuk membandingkan
pengaruh pengeluaran iklan terhadap penjualan, untuk tiap kali dilakukan
kegiatan periklanan tetapi dengan biaya yang berbeda-beda.
Pengujian di atas bertujuan untuk mengetahui apakah iklan tersebut di
baca, diingat dan apakah responden mengetahui sponsornya. Sedangkan teori
yang mendasari pengujian-pengujaian tersebut adalah semakin besar jumlah orang
yang melihat, membaca, dan mengingat iklan, semakin banyak pula informasi
yang akan diberikan oleh iklan tersebut.
2.3 Perilaku Pembelian
2.3.1. Keputusan Pembelian Konsumen
Keputusan pembelian konsumen tidak terlepas dari perilaku konsumen itu
sendiri, oleh karena itu perusahaan perlu mengenal konsumen sasarannya melalui
latar belakang dan tipe konsumen tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkah laku pembelian setiap pembelian haruslah dipahami agar dapat
memungkinkan perusahaan mengembangkan sebuah program pemasaran yang
aktif dan penting bagi pasar sasaran.
Perusahaan juga perlu melakukan segmentasi pasar yang jelas dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, kemudian membuat produk yang
sesuai dengan target pasar sasaran yang harus memperhatikan perilaku konsumen
serta karakteristik konsumen yang beraneka ragam.
Adapun definisi Perilaku Konsumen menurut Schiffman dan Kanuk
(2000:7) yaitu:
“ customer behavior can be defined as the behavior that customer
display in searching for purchasing using and evaluating product,
source, and idea which they will satisfy their needs. “
Menurut Wilkie (1994:145):
“The mental, emotional, physical activities that people engage when
selecting, purchasing, using, disposing product or service as to satisfy
their needs and desires “.
Berdasarkan pendapat diatas tersebut, perilaku konsumen merupakan
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang
berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan,
menggunakan barang-barang atau jasa yang dipengaruhi oleh lingkungan.
Setiap saat kita selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan mulai dari
keputusan yang paling sederhana seperti membeli sabun merek A dan merek B,
sampai pada keputusan yang sulit seperti membeli rumah. Seperti yang
dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Shciffman dkk (2004:289)
bahwa:
“Keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan suatu tindakan dari
dua atau lebih pilihan alternatif “.
Menurut Kotler (2002:223), dalam keputusan membeli barang seringkali
ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pembelian. Umumnya ada
lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Adakalanya kelima peran
ini dipegang oleh satu orang, namun sering pula peranan tersebut dilakukan
beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing peranan ini sangat berguna
dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Kelima peran tersebut meliputi:
ƒ
Pencetus (imitator), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya
keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi, dan mengusulkan ide untuk
membeli suatu barang atau jasa tertentu.
ƒ
Pembeli pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan, nasihat atau
pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.
ƒ
Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan
pembelian misalnya apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara
membelinya atau dimana membelinya.
ƒ
Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian aktual.
ƒ
Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang
atau jasa yang dibeli.
Suatu keputusan pembelian baik yang sederhana maupun yang rumit
selalu dipengaruhi oleh banyak faktor. Ada faktor yang dapat dikendalikan
perusahaan (marketing stimuli and other stimuli), dan faktor yang tidak dapat
dikendalikan perusahaan (cultural, social, phsycological).
Untuk itulah perusahaan harus memfokuskan usaha pemasarannya pada
faktor yang dapat dikendalikan yang intinya adalah bagaimana konsumen
memberikan jawaban terhadap berbagai rangsangan pemasaran yang biasanya
diatur oleh perusahaan.
Untuk lebih jelasnya model perilaku pembelian konsumen dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.2
Model Perilaku Pembelian
Rangsangan
Pemasaran:
Produk
Harga
Saluran
Pemasaran
Promosi
2.3.2
Rangsangan
lain:
Ekonomi
Teknologi
Politik
Kebudayaan
Ciri-ciri
Pembeli:
Kebudayaan
Sosial
Sumber:
Kotler
Pribadi
Psikologi
Proses Keputusan
Membeli:
Pemahaman Masalah
Pencarian Informasi
2002
: 183Alternatif
Pemilihan
Perilaku Pasca
Pembelian
Keputusan
Pembeli:
Pemilihan
Produk
Pemilihan
Merek
Pemilihan
Waktu
Faktor Utama yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2000:183), mengatakan bahwa perilaku pembelian
konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kebudayaan,
sosial, pribadi, dan psikologi.
ƒ
Faktor Kebudayaan
Kebudayaan merupakan faktor dasar yang menirukan keinginan dan
tingkah laku seseorang. Terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas sosial.
ƒ
Faktor Sosial
Faktor sosial dipengaruhi oleh kelompok acuan, keluarga, peran dan
status.
ƒ
Faktor Personal
Terdiri dari usia dan tahap siklus produk, pekerjaan dan lingkungan
ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian.
ƒ
Faktor Psikologi
Dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya motivasi, persepsi,
pembelajaran, keyakinan dan sikap.
2.3.3
Model Konsumen
Schiffman dan Kanuk (2000:555), mengemukakan bahwa proses
pengambilan keputusan konsumen dipengaruhi oleh model dari orang tersebut,
model konsumen terdiri dari economic man, passive view, cognitive view, dan
emotional view.
ƒ
Economic Man
Seseorang yang membuat keputusan berdasarkan pertimbangan rasional.
Konsumen model ini biasanya mengetahui alternatif dari produk yang
tersedia dipasar, kemudian mereka dapat membuat urutan dari semua
alternatif secara tepat dilihat segi kelebihan dan kekurangan produk, dan
akhirnya mereka dapat mengidentifikasi satu alternative produk terbaik.
Karena banyaknya hal yang menjadi bahan pertimbangan, maka konsumen
jenis ini tidak efisien atau harus melalui proses yang lama dalam
pengambilan keputusan.
ƒ
Passive Man
Menggambarkan konsumen yang melayani diri sendiri, dan patuh pada
usaha atau promosi pemasaran. Konsumen dipandang sebagai pribadi yang
impulsif dan rasional, yang biasanya konsumen akan mudah terbujuk oleh
rayuan seorang penjual yang sudah terlatih.
ƒ
Cognitive View
Menggambarkan
konsumen
sebagai
orang
yang
berpikir
untuk
memecahkan masalah. Konsumen model ini sering digambarkan sebagai
orang yang mau menerima atau secara aktif mencari informasi tentang
produk atau jasa yang mereka butuhkan. Model ini digambarkan sebagai
konsumen yang lebih realistis, karena konsumen ini tidak mencari
informasi untuk setiap pilihan yang ada. Usaha pencarian informasi akan
berhenti jika mereka sudah mendapatkan informasi yang dirasakan cukup
untuk membuat keputusan.
ƒ
Emotional View
Dalam kenyataanya setiap manusia selalu melibatkan perasaan atau emosi
dalam pembuatan keputusan. Seseorang yang membuat keputusan
berdasarkan emosi akan lebih menekan pada moods ( suasana hati ) dan
feeling ( perasaan ), sehingga dalam membuat keputusan sering kali tidak
rasional. Emosi merupakan hal yang penting dalam membuat keputusan.
pembelian konsumen, karena hal ini berdampak pada kapan dan dimana
mereka akan berbelanja, serta apakah merka akan berbelanja sendirian
atau mengajak orang lain untuk berbelanja.
2.3.4
Media Pengambilan Keputusan Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk (1994:564) proses keputusan terdiri atas
tiga komponen, yaitu:
1. Input
Komponen input pada model pengambilan keputusan ini menggambarkan
adanya pengaruh dari luar (external influence), dimana pengaruh dari luar
memberikan informasi mengenai produk tertentu yang diperlukan konsumen
dalam proses pengambilan keputusan.
2. Proses
Komponen proses pada model pengambilan keputusan ini menggambarkan
bagaimana konsumen mengambil keputusan. Pada bagian ini terdapat adanya
pengaruh dari dalam (internal influence) seperti motivasi, pembelajaran,
kepribadian, perilaku dan persepsi.
3. Output
Tahap terakhir dari model pengambilan keputusan adalah output, terdiri dari
perilaku pembelian dan evaluasi pasca pembelian. Tujuan dari keduanya
adalah meningkatkan keputusan konsumen melalui pembelian dan keduanya
dilakukan setelah pengambilan keputusan.
2.3.5
Tahap-tahap Pengambilan Keputusan Konsumen
Dalam proses pembuatan keputusan pembelian konsumen, ada beberapa
tahap yang harus dilalui. Untuk lebih jelas mengenai proses keputusan pembelian
konsumen dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.3
Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Problem
Recognition
Information
Search
Evaliation
Alternative
Purchase
Decision
Past Purchase
Decision
Sumber: Kotler (2000:204)
Menurut Philip Kotler (2002:204) mengemukakan bahwa ada lima
tahapan yang dilalui oleh konsumen dalam proses keputusan pembelian, yaitu:
1. Pengenalan kebutuhan
Proses pembelian dimulai pada saat konsumen mengenali masalah atau
kebutuhannya. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya
dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat ditimbulkan
oleh rangsangan internal seperti lapar, haus, seks yang mencapai titik tertentu
dan menjadi sebuah dorongan. Kebutuhan yang ditimbulkan oleh rangsangan
eksternal, misalnya seseorang mengagumi mobil baru tetangganya.
Seperti yang dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip Engel,
Blackwell, dan Miniard (2004:302), bahwa pengenalan kebutuhan atau
aktivasi kebutuhan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah:
ƒ
Waktu
Berlalunya waktu akan menyebabkan teraktifkannya kebutuhan fisiologis
seseorang. Waktu juga akan mendorong pengenalan kebutuhan lain yang
diinginkan oleh seorang konsumen. Usia konsumen yang semakin tua akan
menyebabkan ia memiliki aspirasi dan nilai yang berbeda. Konsumen yang
lebih tua mungkin akan lebih memperhatikan kesehatannya, sehingga ia
banyak membutuhkan makanan yang sangat selektif agar terhindar dari
berbagai penyakit.
ƒ
Perubahan Situasi
Perubahan situasi akan mengaktifkan kebutuhan. konsumen yang masih
bujangan akan lebih banyak menghabiskan pengeluarannya untuk hiburan.
Jika konsumen tersebut menikah maka ia akan banyak mengenal kebutuhan
yang lain, misalnya ia harus lebih banyak menabung untuk persiapan
kelahiran anaknya. Maka ia mungkin mengurangi pengeluarannya untuk
hiburan tersebut.
ƒ
Pemilikan Produk
Memiliki sebuah produk seringkali mengaktifkan kebutuhan yang lain.
Misalnya saja seorang konsumen yang membeli sebuah mobil baru, maka
konsumen akan menyadari perlunya produk lain yang berfungsi sebagai
produk tambahan atau pelengkap dari produk utama.
ƒ
Konsumsi Produk
Kebiasaan mengkonsumsi produk akan memicu pengenalan kebutuhan.
Dalam banyak situasi pembelian, suatu kebutuhan dikenal hanya karena ada
situasi kehabisan persediaan.
ƒ
Perbedaan Individu
Dalam hal ini konsumen dibedakan kedalam dua tipe, yang pertama
konsumen yang membeli berdasarkan fungsi produk dan yang kedua
konsumen yang membeli produk berdasarkan prestise atau karena ia ingin
kelihatan trendi didepan orang lain.
ƒ
Pengaruh Pemasaran
Produk baru
muncul hampir setiap
hari, dan diiklankan
atau
dikomunikasikan melalui berbagai media oleh perusahaan pembuatnya.
Program pemasaran tersebut akan mempengaruhi konsumen untuk menyadari
akan kebutuhannya. Produk yang dikomunikasikan menarik akan memicu
seorang konsumen untuk menyadari akan kebutuhannya dan merasakan
bahwa produk tersebutlah yang bisa memenuhi kebutuhannya tersebut.
2. Pencarian informasi
Konsumen yang tergerak oleh stimuli kebutuhan berusaha mencari lebih
banyak informasi. Besarnya pencarian yang dilakukan tergantung pada
kekuatan dorongannya, jumlah informasi yang sudah dimiliki mendapatkan
nilai dan nilai yang diberikan pada informasi tambahan serta keputusan dalam
mencari informasi tersebut. Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari
empat kelompok, yaitu:
a. Sumber pribadi, yaitu keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b. Sumber komersial, yaitu iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di
toko.
c. Sumber publik, yaitu media massa, organisasi penentu peringkat
konsumen.
d. Sumber pengalaman, yaitu penanganan, pengkajian, dan pemakaian
produk.
Melalui pengumpulan informasi konsumen mengetahui tentang merekmerek yang bersaing dan keistimewaannya.
3. Evaluasi alternatif
Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan dan model terbaru
memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi
kognitif, yaitu mereka menganggap konsumen membentuk penilaian atas
produk terutama berdasarkan kesadaran dan rasio. Beberapa konsep dasar
dalam memahami proses evaluasi konsumen, yaitu:
a. Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan
b. Konsumen mencari manfaat terutama tertentu dari solusi produk
c. Konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan
atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan
manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.
4. Keputusan pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk prefensi atas merek-merek
dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk
membeli produk yang paling disukai. Namun, dua faktor dapat berada di
antara niat pembelian dan keputusan pembelian, yaitu:
a. Sikap orang lain
Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang tersebut
dengan konsumen, semakin besar konsumen akan mengubah niat
pembeliannya. Keadaan sebaliknya juga berlaku.
b. Situasi yang tidak terantisipasi
Faktor ini dapat muncul dan mengubah niat pembelian.
5. Perilaku pasca pembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau
ketidakpuasan tertentu yang dapat mempengaruhi perilaku selanjutnya.
a. Kepuasan pasca pembelian
Kepuasan pembeli adalah fungsi seberapa dekat harapan pembeli atas
suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut.
Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, maka pelanggan akan
kecewa tetapi jika sesuai dengan harapannya maka pembeli akan sangat
puas.
b. Tindakan pasca pembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan
mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas maka akan
menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali
produk tersebut. Konsumen yang tidak puas akan bertindak sebaliknya,
mereka mungkin akan membuang, mengembalikan produk tersebut.
Mereka juga dapat mengambil tindakan publik seperti mengajukan
keluhan ke perusahaan, pengacara atau kelompok lainnya.
c. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian
Jika konsumen menyimpan produk, produk tersebut mungkin tidak
memuaskannya dan berita dari mulut ke mulut tidak akan gencar. Jika
mereka menjual dan mempertukarkan produk tersebut, maka penjualan
produk baru akan menurun. Jika konsumen menemukan kegunaan dari
produk, maka pemasar harus mengetahui bagaimana mengiklankan
kegunaan-kegunaan tersebut dan jika konsumen membuang produk, maka
pemasar harus mengetahui bagaimana mereka membuangnya terutama jika
produk dapat merusak lingkungan.
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini periklanan sebagai variabel X (variabel independen)
yaitu merupakan kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Skaters
sebagai salah satu Show Room, untuk menginformasikan, membujuk dan
mengingatkan calon konsumen dan konsumen agar menggunakan produk yang
ditawarkan Skaters. Keputusan pembelian konsumen sebagai variabel Y (variabel
dependen) yaitu merupakan suatu tindakan memilih antara dua alternatif atau
lebih yang diambil oleh seseorang menyangkut keputusan pembelian.
Penelitian ini akan membahas mengenai program periklanan yang
dilakukan oleh Skaters serta hubungannya dengan pengambilan keputusan
pembelian konsumen. Lokasi penelitian dilakukan di jalan Raya Lembang No.
232 dan responden yang diambil adalah konsumen Skaters Lembang.
3.1.1
Sejarah Singkat Perusahaan
Skaters merupakan perusahaan yang bergerak dalam hal distro atau lebih
spesifiknya yaitu ritel fashion. Awal usaha ini dimulai dari pembuatan kaos
musik, syal, dan bandana untuk kalangan sendiri. Pada tahun 1992 nama Skaters
muncul untuk meramaikan ritel fashion di kota bandung. Beberapa lokasi yang
ada yaitu Gramedia, Cihampelas, BIP, dan Braga City.
Skaters Lembang berdiri pada tahun 2004 dan merupakan salah satu
pelopor ritel fashion di Lembang. Adapun tujuan perusahaan mendirikan Skaters
adalah untuk mendapatkan profit atau keuntungan dan meramaikan dunia fashion
di ada kota Bandung dan khususnya Lembang. Sasaran konsumen Skaters adalah
remaja, terutama Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.
3.1.2
Struktur Organisasi
Struktur organisasi Showroom Skaters di Lembang dipimpim oleh seorang
Owner. Owner membawahi store manager dan bagian keuangan / administrasi
dan sales person. Struktur organisasi pada Skaters berperan dalam menangani
operasional Showroom yang digambarkan sebagai berikut;
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Skaters Lembang
Owner
Store Manager
Bagian Keuangan/
Administrasi
Sales Person
Sales Person
Sumber: Skaters Lembang
Sales Person
Keterangan:
1. Owner: orang yang memiliki atau penyandang dana serta pemegang saham
2. Store Manager: orang yang mempunyai tanggung jawab melaksanakan
operasional Showroom, operasi penyedian barang, penjualan, penerimaan
pegawai, pengembangan dan penilaian kesedian pegawai, mengatasi komplain
pelanggan, menempatkan dan memajangkan barang.
3. Kasir / Administrasi: orang yang mempunyai tanggung jawab dalam
mengelola laporan keuangan, transaksi jual-beli, gaji karyawan dan hal-hal
administrasi lainnya.
4. Sales Person: orang yang mempunyai tanggung jawab dalam membantu
konsumen seperti mencari produk, memberikan saran apabila konsumen
merasa ragu dalam memilih produk yang digunakan.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan periklanan
dengan keputusan pembelian konsumen adalah Deskriptif dengan metode survey.
Adapun tujuan penelitian yang digunakan untuk membuat deskriptif, gambaran,
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat, serta
hubungan fenomena yang diselidiki. Metode ini menyelidiki kedudukan (status)
fenomena atau faktor untuk melihat hubungan antara satu dengan faktor lain
(Nazir, 1999:63).
Ciri desain penelitian ini selain memberikan gambaran terhadap
fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesahipotesa, membuat prediksi, serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu
masalah yang ingin dipecahkan (Nazir, 1999:64). Metode survey yaitu
penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang
ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi
sosial, ekonomi, atau suatu kelompok ataupun daerah (Nasir, 1995:65)
3.2.2
Populasi dan Sampel Penelitian
Sugiyono (2005:55) yang mengemukakan pengertian populasi sebagai
berikut : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek/subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Penetuan responden untuk memperoleh data sampel dilakukan dengan
metode pengambilan sampel sistematis yang dipilih secara Purposive Sampling,
yang cara pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2002:78).
Berdasarkan wawancara dengan pihak Skaters Lembang konsumen yang
datang membeli produk Skaters rata-rata sebanyak 100 orang perbulannya.
Berpedoman pada Suharsimi Arikunto (1998:120) yang menyatakan bahwa untuk
mencari seberapa besar sampel yang dapat mewakili dalam penelitian ini, yaitu
sebagai berikut :
"Bila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sedangkan
jika subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih."
Menurut Djalaludin Rakhmat (1992:82) rumus yang digunakan untuk
menentukan jumlah sampel adalah sebagai berikut;
n=
Dimana:
n
N
N d 2 +1
= Jumlah sampel minimum
N = Jumlah populasi (100)
d
= Tingkat ketetapan 10%
Sehingga diperoleh jumlah sampel minimum sebagai berikut:
n=
100
100 0,12 + 1
= 50
Maka jumlah sampel penelitian (n) yang diambil adalah sebanyak 50 responden.
3.2.3
Variabel dan Ukuran
Untuk mengetahui periklanan dan hubungannya dengan keputusan
pembelian konsumen, maka diperlukan suatu operasional variabel. Operasional
variabel ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen melalui pengukuran keduanya.
Adapun variabel-variabel yang akan diteliti adalah:
1. Periklanan sebagai variabel X
2. Keputusan pembelian konsumen sebagai variabel Y
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Konsep Variabel
Independen
(Periklanan)
(X)
Segala
bentuk penyajian
dan promosi ide,
barang, atau jasa
secara
nonpersonal
oleh
suatu
sponsor
tertentu
yang
memerlukan
pembayaran.
(Kotler, 2002:
658)
Dependen
(Keputusan
Pembelian)
(Y)
Keputusan yang
diambil
konsumen
menyangkut
apakah akan
membeli produk
yang ditawarkan
Sub Variabel
Indikator
Skala
− Penyampaian
informasi
− Tingkat kejelasan informasi
Ordinal
3. Pesan
Periklanan
− Penciptaan pesan
yang menarik
− Tingkat ketertarikan pada
pesan
− Gaya pelaksanaan iklan
Ordinal
4. Media
Periklanan
− Ketepatan dalam
memilih media iklan
− Tingkat ketepatan dalam
memilih media iklan
− Jangkauan
− Tingkat frekuensi iklan
Ordinal
5. Pengukuran**
1. Pengenalan
Kebutuhan
− Kesadaran akan
kebutuhan produk
− Tingkat kesadaran akan
produk
Ordinal
2. Pencarian
Informasi
− Pencarian terhadap
informasi
− Tingkat pencarian informasi
Ordinal
3. Evaluasi
Alternatif
− Pemilihan produk
− Tingkat ketertarikan
pemilihan produk
Ordinal
4. Pembelian
− Keinginan untuk
membeli
− Tingkat keinginan untuk
membeli
Ordinal
5. Perilaku Pasca
Pembelian
− Sikap setelah
membeli
− Tingkat kepuasan setelah
membeli
Ordinal
1. Tujuan
Periklanan
Dimensi
2. Uang**
** Aspek yang tidak diteliti.
3.2.4
Analisis Hasil
3.2.4.1 Uji Validitas dan Reabilitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. (Suharsimi Arikunto: 1997)
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang validitas yang dimaksud.
Realibilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik.
Yang diusahakan dapat dipercaya adalah datanya, bukan semata-mata
instrumennya. Ungkapan yang menyatakan bahwa instrumen harus reliable
sebenarnya mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga
mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya.
3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam usaha memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian ini penulis menggunakan cara kuesioner, yaitu merupakan metode
untuk memperoleh data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden.
3.2.4.3 Metode Pengolahan Data
Pada pengolahan data dari hasil penyebaran kuesioner yang telah
dibagikan kepada 50 orang yang dijadikan sebagai sampel. Kuesioner terbagi atas
dua bagian pernyataan yang pertama menjelaskan tentang periklanan sebanyak 6
buah dan pernyataan yang kedua menjelaskan tentang keputusan pembelian
sebanyak 5 buah.
Metode pengolahan data dan analisis data dilakukan melalui berbagai
tahapan sebagai berikut;
1. Menentukan skala atau bobot dari masing-masing alternatif jawaban. Dari
setiap alternatif jawaban berskala ordinal diberi skala 5-4-3-2-1 untuk
pertanyaan yang positif dan 1-2-3-4-5 untuk pertanyaan yang negatif
(menggunakan Skala Likert).
2. Pengambilan pasangan yang akan diteliti, sehingga jika banyaknya sampel
adalah n jumlah responden, maka diperoleh (X1,Y1), (X2,Y2), …, (Xn,Yn).
Dimana:
X = Periklanan
Y = Keputusan Pembelian
Untuk menganalisis dan menginterprestasikan data secara kuantitatif
digunakan alat bantu statistik, sehingga memudahkan penafsiran data mentah
yang diperoleh. Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis tingkat
hubungan antara dua variabel dalam penelitian, yang dinyatakan dalam koefisien
korelasi tata jenjang yang dikemukakan oleh Spearman (Rank Spearman), karena
skala yang diperoleh bersifar ordinal, mengikuti rumus sebagai berikut: (Nazir,
1999:525)
rs =
Dimana:
1 − 6∑ d12
n3 − n
rs
= Korelasi korelasi Rank Spearman
N
= Jumlah Sampel
d1
= Selisis Rank X dengan Rank Y yang ke-1
Nilai rs (koefesien korelasi Rank Spearman) yang diperoleh akan berkisar
antara 1,0 sampai +1. Notasi ini menunjukan tingkat korelasi antara variabel –
variabel yang diuji, yaitu:
1. Bila rs = -1 berarti terdapat korelasi yang kuat tetapi merupakan korelasi
negatif
2. Bila rs = 0 berarti terdapat korelasi antara variabel – variabel yang diuji atau
korelasi yang lemah.
3. Bila rs = 1 berarti terdapat korelasi yang kuat antara variabel X dan variabel Y
dan nilai positif.
Jika terdapat 2 subjek/lebih yang mempunyai ranking yang berangka
sama, jika ranking yang berangka sama ini tidak begitu banyak bisa diabaikan,
tetapi jika proporsi dari ranking yang berangka sama cukup besar maka perlu
dimasukan ke dalam perhitungan faktor korelasi T, yaitu :
t3 − t
T=
12
Dimana:
T
= faktor korelasi
t
= banyaknya ranking yang berangka sama
Selanjutnya digunakan rumus koefesien korelasi Spearman:
∑ x + ∑ y − ∑d
=
2 (∑ x (∑ y ))
2
rs
2
2
2
2
1
Dimana:
∑ x2 =
N3 − N
− ∑ TX
12
∑y
N3 − N
− ∑ TY
12
dan
2
=
3.2.4.4 Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis ini, peneliti melakukan uji korelasi (hubungan)
antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters.
Hipotesis ini menyatakan bahwa terdapat hubungan terdapat yang positif antara
periklanan dengan keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters.
Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut;
1. Menetapkan Ho (Hipotesis Null) dan Ha (Hipotesis Alternatif)
Ho : Tidak terdapat hubungan antara periklanan dengan keputusan
pembelian konsumen pada produk Skaters.
Ha : Terdapat
hubungan
antara
periklanan
dengan
keputusan
pembelian konsumen pada produk Skaters.
2. Menetapkan tingkat signifikan 5 % atau 0.05 dengan menggunakan uji
satu sisi, karena rumusan Hipotesis (Ha) yang telah menunjukkan arah
tertentu.
3. Menghitung Koefisien Korelasi Spearman (rs) untuk mengetahui
hubungan periklanan dan keputusan pembelian dengan SPSS Versi 14.
Nilai koefisien akan berkisar antara -1 sampai dengan +1. Jika
koefisien korelasi bernilai -1 atau +1, maka menunjukkan hubungan
antar variabel yang negatif, sedangkan tanda (+) menunjukkan arah
hubungan antar variabel yang positif.
4. Menafsirkan besarnya koefisien korelasi spearman (r2) untuk
mengetahui seberapa besar derajat hubungan antara variabel hubungan
antara periklanan dengan promosi penjualan berdasarkan tabel;
Tabel 3.2
Derajat Hubungan Dari Arti
Derajat Hubungan
Arti
Kurang dari 0,20
Hubungan rendah sekali
0,20-0,40
Hubungan rendah tetapi pasti
0,40-0,70
Hubungan cukup berarti
0,70-0,90
Hubungan yang tinggi, kuat
Lebih dari 0,90
Hubungan sangat tinggi, kuat sekali
Sumber: Djalaluddin Rakhmat, M.Sc (2001:29)
5. Mencari t hitung yang akan dibandingkan dengan nilai t tabel untuk
menetapkan kriteria tolak atau terima Ho dalam rangka menguji
Signifikan r (Koefisien Korelasi Spearman). Nilai t hitung dapat
dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut;
t = rs
Dimana:
n−2
1 − rs 2
t
= Nilai t hitung
rs
= Koefisien Korelasi Spearman
rs2
= Koefisien Determinasi
n
= Banyaknya Responden
6. Menetapkan Kriteria tolak / terima Ho untuk menguji signifikan r
(Koefisien Korelasi Spearman)
1. Jika signifikan hitung > 0.05 maka Ho diterima
2. Jika signifikan hitung < 0.05 maka Ho ditolak
Atau dengan kriteria sebagai berikut;
1. Jika t hitung > t tabel, maka Ho diterima
2. Jika t hitung < t tabel, maka Ho ditolak
Dengan alat bantu penelitian berupa rumus-rumus di atas, maka akan diuji
seberapa jauh hubungan antara periklanan pada produk Skaters dengan keputusan
pembelian konsumen pada produk Skaters tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari data yang didapatkan melalui responden pada penyebaran kuesioner
pada tanggal 19 sampai dengan 21 januari 2007 di Lembang, didapatkan beberapa
hasil untuk dilakukan pengolahan serta pembahasan. Adapun pengolahan dan
pembahasan akan dilakukan didalam bab ini.
4.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Data yang akan diteliti hendaknya diuji terlebih dahulu sifat dari validitas
dan reliabilitasnya. Suatu kuesioner disebut valid jika butir-butir pertanyaannya
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh angket tersebut.
Sedangkan suatu angket disebut reliable jika jawaban seseorang terhadap suatu
pernyataaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Uji validitas dan reliabilitas perlu dilakukan karena ada kemungkinan
terjadi kesalahan eksternal yang tidak bisa dikendalikan oleh peneliti, seperti;
pengisian jawaban kuesioner yang asal-asalan atau ketidakjujuran responden
dalam menyikapi dan merespon pernyataan yang diajukan.
Untuk mengetahui kesahihan atau validitas butir-butir dalam kuesioner
dengan jumlah N = 100. Sesudah semua butir valid, kemudian dilanjutkan dengan
uji reliabilitas. Perhitungan reliabilitas hanya dapat dilkukan terhadap pernyataanpernyataan yang sudah memiliki validitas. Tes ini dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana hasil pengukurannya tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih, terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama juga.
Hasilnya ditunjukkan dengan indeks yang menunjukkan seberapa jauh alah ukur
dapat diandalkan.
Pengujian reliabilitas perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan. Reliabilitas adalah suatu analisis
yang menunjukkan tingkata kemantapan dan ketetapan suatu alat ukur, dalam arti
apakah ukuran yang diperoleh merupakan ukuran yang sebenarnya dari sesuatu
yang diukurnya. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana pengukuran
memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan pengujian dua kali atau lebih
terhadap objek yang diteliti dengan menggunakan alat ukur yang sama. Adapun
metode yang digunakan pada uji reliabilitas ini adalah metode Alpha Cronbach.
Pengoperasian untuk pengujian ini menggunakan program SPSS for windows
version 14.
4.2 Tanggapan Responden
4.2.1
Pelaksanaan Periklanan di Skaters Lembang
Skaters
menggunakan
berbagai
bauran
promosi
dalam
mengkomunikasikan produk yang beraneka keunikan. Salah satu bentuk bauran
promosi
tersebut
adalah
periklanan.
Promosi
ini
bertujuan
untuk
menginformasikan produk dan keberadaan Show Room Skaters. Selain itu
periklanan diharapkan dapat memperbesar pasar dan menciptakan kecintaan
konsumen untuk menggunakan produk Skaters.
Skaters dalam perencanaan pembuatan iklannya, yaitu mulai dari anggaran
untuk periklanan, perencanaan media periklanan. Desain gambar pada iklan serta
kapan iklan itu muncul semuanya dilakukan oleh bagian pemasaran Skaters.
Anggaran untuk pembuatan iklan diperoleh dari anggaran rutin yang dibuat setiap
tahunnya. Sedangkan desain gambar selalu disesuaikan dengan motif dan ciri khas
Skaters itu sendiri.
Program pelaksanaan iklan direncanakan setiap tahunnya. Hal ini
dikarenakan anggaran untuk periklanan termasuk anggaran rutin perusahaan yang
dibuat setiap tahunnya. Adapun event atau acara yang tepat menurut Skaters untuk
memasang iklan adalah bulan libur sekolah, menyambut hari raya besar seperti
Lebaran dan Natal serta Tahun Baru. Biasanya pada bulan-bulan promosi iklan
dipasang di media cetak dan radio. Sedangkan jika tidak di bulan promosi maka,
Skaters menjadi sponsor pakaian bintang sinetron, iklan yang dilakukan hanya
logo Skaters yang muncul setelah penayangan sinetron tersebut.
Skaters membuat desain-desain gambar yang menarik dan lebih berjiwa
muda dan media periklanan yang digunakan adalah media cetak dan radio. Untuk
iklan di media cetak setiap terbitan media cetak pada bulan liburan iklan Skaters
dipasang. Bentuk iklan Skaters di media cetak adalah desain gambar dengan
warna yang mencolok dan menarik. Iklan di media cetak tidak menggunakan katakata yang panjang hanya sebaris motto atau slogan dari Skaters.
Alasan perusahaan membuat iklan demikian adalah agar konsumen
sasaran yaitu para remaja merasa tertarik dan penasaran untuk mencari informasi
lebih lanjut mengenai produk-produk Skaters. Sedangkan iklan di radio bersifat
mengingatkan konsumen akan produk-produk Skaters, biasanya iklan radio di
dengarkan 3 kali dalam seminggu yaitu hari jum’at, sabtu, dan minggu karena
akhir minggu konsumen lebih banyak peluang untuk mencari produk fashion
kebutuhan mereka.
Untuk iklan website biasanya perusahaan memperbarui informasi yang ada
setiap ada perubahan yang memungkinkan atau informasi terbaru dari Skaters.
Periklanan melalui media cetak, radio dan website juga diharapkan dapat
memperluas pangsa pasar Skaters, karena dengan periklanan yang luas konsumen
mempunyai wawasan mengenai produk Skaters.
4.2.2
Karakteristik Responden
Dari hasil penyebaran kuesioner kepada para responden diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Jumlah
f
35
15
50
%
70
30
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Tabel 4.1 diatas menunjukan dimana dari 50 responden, mayoritas
konsumen Skaters Lembang adalah berjenis kelamin pria dengan persentase
sebesar 70% sebanyak 35 orang. Ini menunjukkan bahwa pria mempunyai
keinginan dan minat yang tinggi untuk berbelanja di Skaters Lembang. Dan di
ikuti oleh wanita dengan persentase 30% dengan jumlah 15 orang. Ini
menunjukkan bahwa wanita kebanyakan lebih banyak berbelanja di tempat yang
lain dari pada di Skaters Lembang. Dari tabel diatas populasi terbanyak di Skaters
Lembang di dominasi oleh pria.
Tabel 4.2
Data Responden Berdasarkan Usia
Usia
< 18 tahun
18 – 25 tahun
26 – 30 tahun
31 – 35 tahun
> 35 tahun
Jumlah
f
37
11
2
0
0
50
%
74
22
4
0
0
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Tabel 4.2 menunjukan dimana dari 50 responden, mayoritas konsumen
Skaters Lembang adalah konsumen yang berusia < 18 tahun yaitu sebanyak 37
responden dengan persentase 74%, dari tabel diatas menunjukkan pasar potensial
di Skaters Lembang adalah di dominasi oleh pelajar yaitu SLTP dan SMU.
Namun 11 responden yaitu 22% berusia antara 18 – 25 tahun, ini dapat
digolongkan ke dalam mahasiswa/i atau akademi. Dan sebanyak 2 responden
yaitu 4% berusia antara 26 – 30 tahun. Ini dapat di golongkan ke dalam pekerja
atau mahasiswa/i atau akademi tingkat akhir.
Tabel 4.3
Data Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Mahasiswa/i
Pelajar
Jumlah
f
0
0
0
12
38
50
%
0
0
0
24
76
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Dari tabel 4.3 menunjukan bahwa yang menjadi mayoritas konsumen
Skaters Lembang adalah konsumen yang mempunyai pekerjaan sebagai pelajar
yaitu sebanyak 38 responden yaitu 76%, ini menunjukkan bahwa produk-produk
yang diproduksi Skaters di Lembang di tujukan untuk para pelajar. Dan sebanyak
12 responden yaitu 24% sebagai mahasiswa, ini menunjukkan selain para pelajar
juga ada mahasiswa/i yang memakai produk Skaters. Sedangkan pegawai negeri,
pegawai swasta dan wiraswasta tidak ada.
Tabel 4.4
Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Terakhir
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah Tingkat Pertama
Sekolah Menengah Umum
Akademi
Universitas
Jumlah
f
0
37
11
0
2
50
%
0
74
22
0
4
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Tabel 4.4 menunjukan bahwa dari data tersebut yang menjadi mayoritas
konsumen Skaters Lembang adalah konsumen yang mempunyai pendidikan
Sekolah Menengah Tingkat Pertama yaitu sebanyak 37 responden atau 74%, ini
menunjukkan bahwa pelajar Sekolah Menengah Tingkat Pertama merupakan
pasar potensial bagi Skaters Lembang. Sebanyak 11 responden atau 22%
merupakan SMU, ini merupakan selain pelajar SLTP yang menjadi pasar
potensial bagi Skaters Lembang juga terdapat para pelajar dari tingkat SMU yang
bisa dijadikan target pasar potensial. Dan sebanyak 2 responden atau 4%
Universitas, ini menunjukkan ada sebagian produk Skaters Lembang yang di
sukai oleh para mahasiswa/i dan pendidikan Sekolah Dasar dan pendidikan
Akademi tidak ada.
Tabel 4.5
Data Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan
Pengeluaran Per Bulan
< Rp. 500.000,Rp. 500.000,- s/d Rp. 1.000.000,Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 1.500.000,> Rp. 1.500.000,Jumlah
f
37
13
0
0
50
%
74
26
0
0
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukan mayoritas responden memiliki
pengeluaran per bulan adalah sebesar < Rp. 500.000,- yaitu 74% yaitu sebanyak
37 responden dari jumlah responden. Ini menunjukan bahwa produk-produk yang
ditawarkan oleh Skaters harganya terjangkau oleh konsumen. Sedangkan
sebanyak 13 responden yaitu 26% memiliki penghasilan diantara Rp. 500.000,s/d Rp. 1.000.000,-.
Tabel 4.6
Data Responden Berdasarkan Frekuensi Belanja di Skaters
Frekuensi Belanja
1 kali dalam sebulan
2 kali dalam sebulan
3 kali dalam sebulan
4 kali dalam sebulan
5 kali dalam sebulan
> 5 kali dalam sebulan
Jumlah
f
25
24
1
0
0
0
50
%
50
48
2
0
0
0
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Tabel 4.6 menunjukan karakteristik responden berdasarkan frekuensi
belanja. Dari data tersebut yang menjadi mayoritas konsumen Skaters Lembang
adalah konsumen yang melakukan pembelian satu kali dalam sebulan yaitu
sebanyak 25 responden atau 50%, berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa
konsumen berbelanja di awal bulan atau diakhir bulan. Sebanyak 24 responden
atau 48% berbelanja 2 kali dalam sebulan yaitu pada awal bulan dan akhir bulan,
sedangkan 1 responden atau 2% berbelanja 3 kali dalam sebulan yaitu pada awal
bulan, tengah bulan dan pada akhir bulan.
Tabel 4.7
Data Responden Berdasarkan Produk Yang Dibeli
Produk Yang Dibeli
Topi
Kaos
Kemeja
Celana
Tas
Aksesoris
Jumlah
f
0
24
15
0
0
11
50
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
%
0
48
30
0
0
22
100
Tabel 4.7 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters
Lembang untuk dibeli adalah produk kaos yaitu sebanyak 24 responden atau 48%,
hal ini menunjukan bahwa kaos adalah produk andalan atau produk yang paling
dicari konsumen dalam berbelanja di Skaters Lembang. 15 responden atau 30%
memilih kemeja, ini menunjukan bahwa kemeja juga mendapatkan daya tarik
tersendiri dalam berbusana oleh konsumen. Dan sebanyak 11 responden atau 22%
membeli aksesoris. Ini menunjukan bahwa produk aksesoris juga diminati oleh
konsumen.
4.2.3
Penilaian Responden Terhadap Aspek Iklan Skaters
Tabel 4.8
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kejelasan Informasi Produk
Tanggapan
Sangat setuju
Setuju
Tidak ada pendapat
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah
f
7
43
0
0
0
50
%
14
86
0
0
0
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Tabel 4.8 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters
Lembang adalah setuju sebanyak 43 responden atau 86%, hal ini menunjukan
bahwa konsumen mengetahui kejelasan informasi produk yang terdapat pada iklan
Skaters dan sebanyak 7 responden atau 14%. Hal ini menunjukan bahwa
konsumen sangat mengetahui dengan jelas mengenai informasi produk.
Tabel 4.9
Penilaian Responden Mengenai Kejelasan Informasi Lokasi Skaters
Tanggapan
Sangat setuju
Setuju
Tidak ada pendapat
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah
f
15
32
3
0
0
50
%
30
64
6
0
0
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Tabel 4.9 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters
Lembang adalah setuju mengenai kejelasan informasi lokasi Skaters yaitu
sebanyak 32 responden atau 64%, hal ini menunjukan bahwa konsumen dapat
mengetahui lokasi Skaters melalui iklan Skaters. Sebanyak 15 responden atau
30% memilih sangat setuju, ini menunjukan bahwa konsumen mengetahui dengan
pasti dimena saja lokasi Skaters. Dan sebanyak 3 responden atau 6% memilih
tidak ada pendapat mengenai kejelasan informasi lokasi Skaters melalui iklannya.
Hal ini disebabkan karena responden tidak mengetahui secara jelas dimana saja
lokasi Skaters terutama Skaters Lembang.
Tabel 4.10
Penilaian Responden Mengenai Kejelasan Isi Pesan
Tanggapan
Sangat setuju
Setuju
Tidak ada pendapat
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah
f
7
43
0
0
0
50
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
%
14
86
0
0
0
100
Tabel 4.10 menunjukkan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters
Lembang adalah konsumen memilih setuju yaitu sebanyak 43 responden atau
86%, ini menunjukan bahwa dari iklan yang disampaikan konsumen memahami
maksud isi pesan yang terkandung dalam iklan Skaters tersebut. Dan sebanyak 7
responden atau 14% memilih sangat setuju mengenai kejelasan isi pesan iklan
Skaters. Hal ini menunjukan bahwa pesan yang disampaikan oleh Skaters melalui
media iklan telah tersampaikan dengan baik kepada konsumen.
Tabel 4.11
Penilaian Responden Mengenai Desain Iklan Skaters
Tanggapan
Sangat setuju
Setuju
Tidak ada pendapat
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah
f
7
43
0
0
0
50
%
14
86
0
0
0
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Tabel 4.11 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters
Lembang adalah konsumen memlih setuju mengenai desain iklan yaitu sebanyak
43 responden atau 86%, ini menunjukan bahwa desain iklan yang dilakukan oleh
Skaters mampu menarik konsumen untuk membeli produk Skaters. Dan sebanyak
7 responden atau 14% memilih sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa daya
tarik yang diberikan Skaters melalui desain iklan menarik menjadi salah satu
faktor konsumen untuk membeli produk di Skaters.
Tabel 4.12
Penilaian Responden Mengenai Pemakaian Warna Pada Logo Iklan Skaters
Tanggapan
Sangat setuju
Setuju
Tidak ada pendapat
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah
f
11
37
2
0
0
50
%
22
74
4
0
0
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Tabel 4.12 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters
Lembang adalah konsumen memilih setuju yaitu sebanyak 37 responden atau
74%, hal ini menunjukan bahwa warna yang dipakai oleh pihak Skaters disukai
oleh para konsumen dan 11 sebanyak responden atau 22% memilih sangat setuju,
hal ini berarti konsumen sangat menyukai pemakaian warna pada logo Skaters.
Sebanyak 2 responden atau 4% memilih tidak ada pendapat. Hal ini disebabkan
responden merasa tidak terlalu peduli terhadap warna pada logo Skaters, tetapi
yang penting adalah produknya bagus dan menarik.
Tabel 4.13
Penilaian Responden Mengenai Gaya Penyampaian Iklan Skaters
Tanggapan
Sangat setuju
Setuju
Tidak ada pendapat
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah
f
10
36
4
0
0
50
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
%
20
72
8
0
0
100
Tabel 4.13 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters
Lembang adalah konsumen memilih setuju yaitu sebanyak 36 responden atau
72%, hal ini berarti bahwa konsumen menyukai gaya penyampaian yang
dilakukan Skaters melalui iklannya. Sebanyak 10 responden atau 20% memilih
sangat setuju, ini menunjukan bahwa konsumen mengerti apa pesan yang
disampaikan oleh Skaters. Dan 4 responden atau 8% memilih tidak ada pendapat.
Hal ini disebabkan responden mengarah tidak setuju dengan apa yang
disampaikan Skaters melalui gaya penyampaian iklannya, karena dalam beberapa
media iklan Skaters hanya melukakan penyampaian berbentuk informasi saja.
Tabel 4.14
Penilaian Responden Mengenai Media Iklan Yang Digunakan Dapat
Mempermudah Mengetahui Produk Skaters
Tanggapan
Sangat setuju
Setuju
Tidak ada pendapat
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah
f
5
41
4
0
0
50
%
10
82
8
0
0
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Tabel 4.14 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters
Lembang adalah konsumen memilih setuju yaitu sebanyak 41 responden atau
82%, hal ini menunjukan bahwa iklan yang disampaikan kepada konsumen
mempermudah konsumen untuk mengetahui apa saja produk-produk yang
ditawarkan Skaters. Sebanyak 5 responden atau 10% memilih sangat setuju, hal
ini menunjukan bahwa konsumen yakin dapat mengetahui informasi mengenai
produk melalui iklan yang disampaikan oleh Skaters dan 4 responden atau 8%
memilih tidak ada pendapat. Hal ini disebabkan karena tidak semua responden
mencari infomasi mengenai produk yang ada melalui media iklan yang digunakan
oleh Skaters seperti televisi, radio, website dan media cetak, sehingga mengalami
kesulitan untuk mendapatkan informasi yang jelas dan tepat.
Tabel 4.15
Penilaian Responden Mengenai Media Iklan Yang Digunakan Skaters
Sudah Tepat
Tanggapan
Sangat setuju
Setuju
Tidak ada pendapat
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah
f
14
36
0
0
0
50
%
28
72
0
0
0
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Tabel 4.15 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters
Lembang adalah konsumen memilih setuju yaitu sebanyak 36 responden atau
72%, hal ini menunjukan bahwa Skaters telah memilih media iklan yang sangat
baik untuk menyampaikan maksud isi pesan sehingga konsumen dapat
mengetahui dengan tepat apa saja informasi yang diberikan Skaters kepada
konsumennya. Dan 14 responden atau 28% memilih sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa Skaters mampu memberikan informasi yang tepat melalui
media iklan yang dipilihnya kepada konsumen sehingga konsumen mengetahui
maksud isi pesan yang disampaikan.
Tabel 4.16
Penilaian Responden Mengenai Daya Jangkau Iklan Skaters
Tanggapan
Sangat setuju
Setuju
Tidak ada pendapat
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah
f
8
34
8
0
0
50
%
16
68
16
0
0
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Tabel 4.16 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters
Lembang adalah konsumen memilih setuju yaitu sebanyak 34 responden atau
68%, hal ini menunjukan bahwa pesan iklan Skaters dengan tepat memilih media
iklan yang dipilihnya sehingga dapat menjangkau konsumen sasaran dan sebanyak
8 responden atau 16% menjawab sangat setuju bahwa iklan Skaters telah
menjangkau konsumennya. Hal ini menunjukan media iklan yang digunakan
Skaters memenuhi kriteria untuk menjangkau konsumen sasaran Skaters. Dan
sebanyak 8 responden tidak ada pendapat mengenai daya jangkau iklan Skaters.
Hal ini disebabkan responden tidak mengetahui secara jelas media apa saja yang
digunakan Skaters yaitu melalui televisi, radio, media cetak, dan website untuk
menyampaikan infomasi atau iklannya, sehingga ada beberapa responden yang
tidak yakin iklan Skaters dapat menjangkau sasaran konsumen Skaters.
Tabel 4.17
Penilaian Responden Mengenai Tingkat Penayangan Iklan Skaters Dapat
Memberikan Informasi Yang Jelas
Tanggapan
Sangat setuju
Setuju
Tidak ada pendapat
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah
f
3
33
13
1
0
50
%
6
66
26
2
0
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Tabel 4.17 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters
Lembang adalah konsumen memilih setuju yaitu sebanyak 33 responden atau
66%, hal ini berarti bahwa dengan peningkatan penayangan iklan dapat membantu
konsumen mendapatkan informasi yang jelas mengenai apa saja tentang produk
yang ditawarkan oleh Skaters. Sebanyak 3 responden atau 6% memilih sangat
setuju, ini berarti bahwa konsumen yakin dengan adanya peningkatan penayangan
iklan dapat membantu konsumen dalam memperoleh infomrsi yang diketahui.
Dan sebanyak 13 responden atau 16% memilih tidak ada pendapat, serta 1
responden menjawab tidak setuju. Hal ini disebabkan karena responden tidak
yakin akan tingkat penayangan iklan Skaters dapat membantu untuk mendapatkan
informasi yang jelas. Karena dalam iklan Skaters tidak memuat informasi produk.
4.2.4
Penilaian Responden Mengenai Proses Pembelian Konsumen
Tabel 4.18
Penilaian Responden Mengenai Tingkat Kesadaran Terhadap
Produk Skaters
Tanggapan
Sangat setuju
Setuju
Tidak ada pendapat
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah
f
18
32
0
0
0
50
%
36
64
0
0
0
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Tabel 4.18 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters
Lembang adalah konsumen menjawab setuju yaitu sebanyak 32 responden atau
64%, hal ini berarti bahwa iklan yang ditawarkan Skaters dapat membantu
konsumen untuk menumbuhkan tingkat kesadaran untuk memiliki produk Skaters
dan 18 responden atau 36% memilih menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan
bahwa konsumen menjadi terpengaruh untuk memiliki produk Skaters melalui
iklan yang digunakan oleh Skaters.
Tabel 4.19
Penilaian Responden Terhadap Tingkat Pencarian Informasi Mengenai
Produk Skaters
Tanggapan
Sangat setuju
Setuju
Tidak ada pendapat
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah
f
18
32
0
0
0
50
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
%
36
64
0
0
0
100
Tabel 4.19 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters
Lembang adalah konsumen menjawab setuju yaitu sebanyak 32 responden atau
64%, hal ini menunjukan bahwa setelah konsumen terpengaruhi oleh iklan Skaters
untuk memiliki produk Skaters kemudian mencari lebih banyak mengenai
informasi lain tentang produk Skaters. Dan 18 responden atau 36% menjawab
sangat setuju. Ini berarti konsumen memiliki keinginan untuk mengetahui lebih
banyak informasi mengenai produk-produk Skaters.
Tabel 4.20
Penilaian Responden Mengenai Ketertarikan Untuk Membeli Atau
Menggunakan Produk Skaters
Tanggapan
Sangat setuju
Setuju
Tidak ada pendapat
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah
f
29
21
0
0
0
50
%
58
42
0
0
0
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Tabel 4.20 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters
Lembang adalah konsumen menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 29 responden
atau 58%, hal ini menunjukan bahwa dengan menggunakan iklan konsumen
menjadi lebih tertarik untuk membeli produk-produk Skaters. Dan sebanyak 21
responden atau 42% menjawab setuju. Hal ini berarti bahwa konsumen menjadi
tertarik setelah mendapatkan informasi yang lebih mengenai produk-produk yang
ditawarkan oleh Skaters kemudian membeli produk tersebut.
Tabel 4.21
Penilaian Responden Mengenai Perbedaan Produk Skaters Dengan
Produk Pesaing
Tanggapan
Sangat setuju
Setuju
Tidak ada pendapat
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah
f
18
32
0
0
0
50
%
36
64
0
0
0
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Tabel 4.21 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters
Lembang adalah konsumen menjawab setuju yaitu sebanyak 32 responden atau
64%, hal ini menunjukan bahwa konsumen dengan jelas mengetahui kelebihankelebihan produk Skaters dengan produk pesaing. Dan sebanyak 18 responden
atau 36% menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa konsumen dapat
membandingkan produk Skaters dengan produk pesaing dengan tepat, kemudian
memilih produk Skaters untuk dibeli.
Tabel 4.22
Penilaian Responden Mengenai Tingkat Keinginan Untuk Membeli
Produk Skaters
Tanggapan
Sangat setuju
Setuju
Tidak ada pendapat
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah
f
29
21
0
0
0
50
%
58
42
0
0
0
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Tabel 4.22 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters
Lembang adalah konsumen menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 29 responden
atau 58%, hal ini menunjukan bahwa iklan yang disampaikan oleh Skaters
membantu konsumen untuk memiliki produk-produk Skaters. Dan 21 responden
atau 42% menjawab setuju. Hal ini berarti bahwa konsumen menjadi lebih tertarik
untuk membeli produk Skaters daripada produk pesaing.
Tabel 4.23
Penilaian Responden Mengenai Produk Skaters Menarik Untuk di Beli
Tanggapan
Sangat setuju
Setuju
Tidak ada pendapat
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah
f
21
29
0
0
0
50
%
42
58
0
0
0
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Tabel 4.23 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters
Lembang adalah konsumen menjawab setuju yaitu sebanyak 29 responden atau
58%, ini mennjukan bahwa konsumen mengetahui dengan jelas perbedaanperbedaan yang terdapat pada produk-produk Skaters dengan produk pesaing
sehingga lebih tertarik kepada produk Skaters untuk di beli. Dan sebanyak 21
responden atau 42% menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa
konsumen tidak terpengaruh kepada produk-produk sejenis yang ditawarkan
pesaing sehingga lebih tertarik memilih produk yang disampaikan Skaters.
Tabel 4.24
Penilaian Responden Mengenai Kepuasan Setelah Melakukan Pembelian
Produk Skaters
Tanggapan
f
18
32
0
0
0
50
Sangat setuju
Setuju
Tidak ada pendapat
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah
%
36
64
0
0
0
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Tabel 4.24 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters
Lembang adalah konsumen menjawab setuju yaitu sebanyak 32 responden atau
64%, hal ini menunjukan bahwa konsumen puas dengan apa yang ditawarkan oleh
Skaters kepada konsumen-konsumennya, dan sebanyak 18 responden atau 36%
menjawab sangat setuju. Hal ini berarti bahwa Skaters dapat memberikan
keinginan konsumen dalam memenuhi selera berbusana terhadap konsumennya.
Tabel 4.25
Penilaian Responden Mengenai Kebanggaan Setelah Memakai
Produk Skaters
Tanggapan
Sangat setuju
Setuju
Tidak ada pendapat
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah
f
18
32
0
0
0
50
%
36
64
0
0
0
100
Sumber: Data primer yang telah diolah (Januari: 2007)
Tabel 4.25 menunjukan yang menjadi mayoritas konsumen Skaters
Lembang adalah konsumen menjawab setuju yaitu sebanyak 32 responden atau
64%, hal ini menunjukan bahwa produk yang ditawarkan oleh Skaters sesuai
dengan keinginan kosnumen dan sebanyak 18 responden atau 36% menjawab
sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa Skaters dapat membuat konsumennya
menjadi loyal dengan memperhatikan aspek-aspek yang menjadi keinginan
konsumennya dalam berbusana. Dengan begitu konsumen menjadi sangat puas
akan produk yang ditawarkan oleh Skaters.
4.3 Hubungan Periklanan dengan Keputusan Pembelian Konsumen Pada
Produk Skaters
Pembahasan hasil penelitian ini mencakup penganalisaan periklanan
sebagai variabel independen dengan keputusan pembelian konsumen sebagai
variabel dependen, dari hasil kuesioner sebanyak 50 responden. Maka hasil
tersebut dilakukan pengujian hipotesa untuk mengetahui hubungan periklanan
dengan keputusan pembelian konsumen.
Dari perhitungan di atas dengan menggunakan SPSS 14 dapat diketahui
kefisien korelasi anatara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen
adalah sebesar 0,40. Berdasarkan hasil tersebut termasuk ke dalam golongan
sedang. Maka semakin baik periklanan semakin tinggi kemungkinan konsumen
yang melakukan pembelian.
Untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel bebas dengan
variabel tidak bebas dilakukan pengujian hipotesis, yaitu
Ho : Tidak terdapat hubungan antara periklanan dengan keputusan
pembelian konsumen pada produk Skaters.
Ha : Terdapat
hubungan
antara
periklanan
dengan
keputusan
pembelian konsumen pada produk Skaters.
Untuk menguji kebenaran dari hipotesis yang diajukan, maka digunakan uji
hipotesis dengan ketentuan:
1. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan
antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen.
2. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara
periklanan dengan keputusan pembelian konsumen.
t = rs
n−2
1 − rs 2
t = 0 , 40
50 − 2
1 − 0 , 40 2
t = 0 , 40
48
1 − 0 ,16
Dimana:
rs = 0.40
n = 50
t = 0 , 40
48
0 ,84
t = 0 , 40
57 ,1
t = 0 , 40 × 7 ,556
t = 3, 022
Sedangkan kriteria diterima atau tidaknya uji hipotesis adalah sebagai berikut :
df = N – 2
= 50 – 2
= 48
Derajat kesalahan 5% atau 0,05%
Karena angka 48 tidak ada pada t
tabel
maka dilakukan interpolasi untuk
mendapatkan nilai t tabel 48 sebagai berikut;
t tabel 40 + t tabel 60
=
2,0211 + 2,0003
=
2
= 2,0107
2
Maka diperoleh t tabel = 2,0107
Dari hasil perhitungan dan kriteria uji diatas dengan t
hitung
tabel
sebesar 2,0107 dan t
sebesar 3,022 maka:
t hitung ≥ t tabel yaitu 3,022 ≥ 2,0107
Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak yaitu terpadat hubungan antara
periklanan dengan keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters
Lembang.
Setelah dilakukan uji t kemudian dilakukan uji signifikansi yaitu angka
probabilitas yang didapat sebesar 0,000 jika diuji probabilitas (0,000) < (0,005),
maka dihasilkan hipotesis Hi diterima dan Ho ditolak. Jadi Hipotesis yang penulis
mengajukan bahwa terdapat hubungan antara periklanan terhadap keputusan
pembelian konsumen pada produk Skaters dapat diterima.
Untuk mengetahui besarnya persentase hubungan antara variabel X dan
variabel Y digunakan rumus Koefisien Determinasi sebagai berikut;
KD = rs 2 x100%
KD = (0,40) 2 x100%
KD = 16%
Dari perhitungan di atas koefisien determinasi sebesar variabel periklanan
mempunyai hubungan terhadap keputusan pembelian konsumen sebesar 16% dan
84% berhubungan dengan faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari data yang telah diperoleh baik dari perusahaan maupun
dari kuesioner yang dibagikan kepada responden, yang kemudian diolah lalu di
lakukan uji hipotesis maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan periklanan yang telah dilakukan oleh Skaters Lembang terhadap
produk-produknya selama ini sudah baik, hal ini dapat terlihat dari bagaimana
perusahaan
tersebut
melakukan
peransangan
terhadap
konsumennya.
Terutama dalam diferensiasi produknya, produk Skaters jelas berbeda dengan
produk pesaingnya sehingga konsumen tertarik membelinya. Sehingga tujuan
untuk menginformasikan keberadaan produk dan lokasi Showroom Skaters
dapat dipenuhi. Periklanan yang direncanakan setiap tahunnya akan dibuat /
dipasang pada event- event tertentu. Format iklan berupa desain gambar yang
menarik dan menggambarkan pesan iklan yang dapat di pahami secara tersirat.
Dengan adanya periklanan terjadi peningkatan penjualan di Skaters.
Berdasarkan jawaban responden dapat di katakan bahwa periklanan yang
dilakukan Skaters kurang mendapatkan respon yang positif dari responden. Ini
terbukti dari penilaian responden atau indikator penyampaian informasi
produk dan lokasi, desain iklan, daya tarik pesan, media periklanan dan daya
jangkau media periklanan tersebut.
2. Sejauh ini proses keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters
Lembang sudah baik, ini terlihat dari banyaknya konsumen memilih produk
Skaters sebagai busana mereka yang sering digunakan.
3. Berdasarkan hasil analisis data mengenai hubungan periklanan dengan
keputusan pembelian konsumen pada produk Skaters studi kasus Skaters
Lembang yang dihitung menggunakan SPSS for windows version 14
menunjukan hasil bahwa kedua variabel tesebut, yakni variabel (X) periklanan
dengan proses keputusan pembelian konsumen (Y) mempunyai hubungan
yang cukup berarti ini dibuktikan dari hasil uji koreksi dengan menghitung
koefisien korelasi Rank Spearman sebesar (0,40) yang termasuk dalam
kategori cukup menurut Djamaluddin Rahman. Kemudian tingkat signifikansi
untuk korelasi variabel periklanan (X) dengan variabel proses keputusan
pembelian konsumen (Y), didapat angka probabilitas 0,000 terlihat pada
output (kolom sig. 2 tailed). Oleh karena itu angka probabilitas kurang dari
angka 0,05 maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara periklanan dengan proses keputusan pembelian konsumen.
4. Dari data primer yang telah diolah dapat dilihat bahwa konsumen menilai
secara umum bahwa pelaksanaan periklanan pada produk Skaters cukup baik,
antara lain sebagai berikut;
a. Iklan yang dilakukan oleh pihak Skaters belum cukup menarik, sehingga
masih ada konsumen yang tidak mengetahui informasi lokasi terdapatnya
produk Skaters.
b. Pemakaian warna pada logo Skaters dinilai belum cukup menarik,
sehingga masih ada konsumen yang tidak memperdulikan terhadap
pemakaian warana pada logo Skaters.
c. Gaya penyampaian iklan yang dilakukan Skaters di nilai belum cukup
menarik, sehingga masih ada konsumen yang tidak mendapatkan
informasi secara keseluruhan.
d. Media iklan yang digunakan Skaters dinilai belum cukup efektif, sehingga
maih ada konsumen yang tidak mendapatkan kemudahan informasi
mengenai produk Skaters.
e. Daya jangkau iklan Skaters dinilai belum maksimal, sehingga masih ada
konsumen yang tidak yakin apakah informasi produk tersampaikan kepada
konsumen sasaran Skaters.
f. Tingkat penayangan iklan Skaters dinilai belum efektif, sehingga masih
ada konsumen yang belum mendapatkan infomrasi yang jelas mengenai
produk Skaters.
5.2 Saran
Berdasarkan
kesimpulan
dari
hasil
penelitian,
maka
penulis
mengemukakan saran-saran yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak
perusahaan maupun pihak lain yang membutuhkannya, yaitu sebagai berikut;
a. Untuk mengatasi masalah mengenai konsumen yang tidak mengetahui
informasi lokasi terdapatnya produk Skaters, pihak Skaters dapat melakukan
kegiatan promasi offair yaitu dengan mengadakan event-event lebih banyak
lagi. Karena event ini bentuk sarana promosi langsung kepada konsumen
sasaran Skaters untuk mengetahui dimana saja terdapat produk Skaters.
b. Untuk mengatasi masalah mengenai pemakaian warna pada logo Skaters
dinilai belum cukup menarik, pihak Skaters bisa mengganti warna tersebut
dengan memadukan warna-warna yang mudah diingat oleh konsumen
sehingga konsumen dengan cepat dan mudah untuk mengingat warna yang
terdapat pada logo Skaters.
c. Untuk mengatasi masalah mengenai gaya penyampaian iklan yang dilakukan
Skaters di nilai belum cukup menarik, pihak Skaters bisa mengubah gaya
penyampaian iklan tersebut dengan metoda penyampaian humoris dengan
bekerja sama dengan artis pelawak terkenal seperti Komeng, Eko patrio, dan
lain-lain.
d. Untuk mengatasi masalah mengenai media iklan yang digunakan Skaters
dinilai belum cukup efektif, sebaiknya pihak Skaters lebih banyak lagi
melakukan promosi langsung kepada konsumen untuk memberikan informasi
mengenai media iklan apa saja yang digunkan Skaters untuk menyampaikan
informasi-informasi produk Skaters.
e. Untuk mengatasi masalah mengenai daya jangkau iklan Skaters dinilai belum
maksimal, sebaiknya pihak Skaters lebih banyak lagi melakukan promosi
langsung kepada konsumen untuk memberikan informasi mengenai media
iklan apa saja yang digunkan Skaters untuk menyampaikan informasiinformasi produk Skaters, karena masih ada konsumen yang tidak tahu.
f. Untuk mengatasi masalah mengenai tingkat penayangan iklan Skaters dinilai
belum efektif, pihak Skaters dapat melakukan penayangan iklan diwaktuwaktu yang memungkinkan konsumen sasaran melihat iklan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2000). Prosedur penelitian.
Pendekatan Praktek.: Rineka Cipta.
Metode Penelitian suatu
Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Kotler, Philip. (2004). Marketing Insights from A to Z. Jakarta: Erlangga.
Prof. DR. Sudjana, M.A., M.sc. (2000). Statistika. Bandung: Tarsito.
Program Studi, Manajemen Pemasaran. (2006). Panduan Penulisan Usulan
Penelitian dan Skripsi. Bandung: UNISBA
Shimp, Terence A. (2000). Periklanan Promosi. Jakarta: Erlangga.
Tjiptono, Fandy. (2002). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: ANDI
Abdurrahman, Dudung, Meidy Haviz, Tasya Aspiranti, Sri Suwarsi. (2001).
Modul Laboratorium Statistika Program Studi Manajeman. Bandung:
Program Studi Manajemen Unisba.
Seksi Bahasa Indonesia ITB. (2001). Bahasa Indonesia Ragam Iptek dan Tata
Tulis Karya Ilmiah. Bandung: ITB.
Nazir, Moch. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Sutisna. (2002). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran.Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Schiffman, Leon G, and Leslie Lazar Kanuk. 1994. Consumer Behavior. 5th
Edition, New Jersey: Prentice Hall Inc.
Engel, J.F., Blackwell, R.D., Miniard, P.W. 1993. Consumer Behavior. 7th
Edition, Orlando, Florida: The Dryden Press.
Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen. Jilid 2, Bojongkerta, Bogor Selatan:
Ghalia Indonesia.
Kertajaya, Hermawan. 2001. Swa Sembada. Lima Tingkatan Pemasaran. No. 24,
Tahun 17, 6-19 September 2001.
Rakhmat, Jalalludin. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Sugiyono, Dr. 2005. Statistika Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta.
Santoso Singgih. 2002. SPSS Versi 12, Mengolah Data Statistik Secara
Profesional. Jakarta: Elex Media Komputindo.
LAMPIRAN
KUISIONER PENELITIAN
Kepada yang terhormat saudara/i responden,
Dengan ini saya membuat kuisioner mengenai “Hubungan Periklanan
dengan Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk Skaters Lembang”
Adapun maksud dari penyampaian kuisioner ini adalah untuk memperoleh
data yang akan digunakan dalam pembuatan skripsi sebagai salah satu syarat
dalam memcapai gelar Sarjana pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Bandung. Oleh karena itu saya sangat berharap saudara/i
berkenan untuk dapat mengisi kuisioner ini.
Saya ucapkan ungkapan rasa terima kasih saya yang sedalam-dalamnya
atas bantuan saudara/i atas bantuan dan kesediannya untuk meluangkan waktu
yang berharganya untuk mengisi kuisioner ini.
Bandung, Januari 2007
Hormat saya,
Elnick Alnur
Petunjuk pengisian
1.
Pilihlah salah satu jawaban pada masing-masing isi pertanyaan berikut ini, berilah tanda (X)
pada salah satu jawaban yang menurut Anda paling sesuai.
2.
Pilihan tersebut hendaklah sesubjektif mungkin. Kuisioner ini dapat digunakan secara
maksimal bila seluruh pertanyaan terjawab, oleh karena itu mohon di lihat apakah semua
pertanyaan sudah di isi.
I.
Data Responden
1.
Jenis kelamin Anda?
2.
3.
4.
5.
6.
7.
a.
Pria
b.
Wanita
Berapa umur Anda?
a.
< 18 thn
d. 31 – 35 thn
b.
18 – 25 thn
e. > 35 thn
c.
26 – 30 thn
Apa pekerjaan Anda Saat ini?
a.
Pegawai negeri sipil
d. Mahasiswa
b.
Pegawai swasta
e. Pelajar
c.
Wiraswasta
f. Lainnya ………….
Pendidikan terakhir Anda?
a.
Sekolah Dasar
d. Akademi
b.
Sekolah Menengah Pertama
e. Universitas
c.
Sekolah Menengah Umum
f. Lainnya …………
Rata – rata pengeluaran Anda per bulan?
a.
< Rp. 500.000,-
c. Rp. 1.000.001,- s/d Rp. 1.500.000,-
b.
Rp. 500.001,- s/d Rp. 1.000.000,-
d. > Rp. 1.500.001,-
Berapa kali Anda berbelanja ke distro Skaters dalam waktu 1 bulan?
a.
1 kali dalam sebulan
d. 4 kali dalam sebulan
b.
2 kali dalam sebulan
e. 5 kali dalam sebulan
c.
3 kali dalam sebulan
f. > 5 kali dalam sebulan
Dari berbagai produk Skaters manakah yang paling Anda sering melakukan pembelian?
a.
Topi
d. Celana
b.
Kaos
e. Tas
c.
Kemeja
f. Aksesoris
II. Pertanyaan Sikap Responden Terhadap Aspek Iklan dan Keputusan Pembelian
Konsumen
Tingkat Kejelasan Informasi
8.
Menurut Anda, iklan Skaters sudah mampu memberikan informasi yang jelas mengenai
produk-produk Skaters.
9.
a.
Sangat setuju
d. Tidak setuju
b.
Setuju
e. Sangat tidak setuju
c.
Ragu-ragu
Anda dapat mengetahui mengenai informasi dimana lokasi atau tempat distro Skaters melalui
iklan-iklan yang ditayangkan di televisi, radio, media cetak dan website.
a.
Sangat setuju
d. Tidak setuju
b.
Setuju
e. Sangat tidak setuju
c.
Ragu-ragu
10. Anda sudah merasa jelas mengenai informasi atau isi pesan yang terkandung atau yang ingin
disampaikan Skaters melalui iklan-iklan Skaters.
a.
Sangat jelas
d. Tidak jelas
b.
Jelas
e. Sangat tidak jelas
c.
Ragu-ragu
Tingkat Ketertarikan Pada Pesan
11. Desain iklan Skaters sudah menarik perhatian Anda untuk membeli produk-produk Skaters.
a.
Sangat setuju
d. Tidak setuju
b.
Setuju
e. Sangat tidak setuju
c.
Ragu-ragu
12. Warna pada desain logo Skaters dapat membuat Anda tertarik untuk membeli produk-produk
Skaters.
a.
Sangat setuju
d. Tidak setuju
b.
Setuju
e. Sangat tidak setuju
c.
Ragu-ragu
Gaya Pelaksanaan Iklan
13. Gaya penyampaian iklan (potongan kisah hidup, gaya hidup, fantasi, suasana atau citra,
musik, simbol kepribadian, keahlian teknis, bukti ilmiah dan kesaksian) dapat menarik
perhatian Anda untuk melihat iklan Skaters.
a.
Sangat setuju
d. Tidak setuju
b.
Setuju
e. Sangat tidak setuju
c.
Ragu-ragu
Tingkat Ketepatan Dalam Memilih Media Iklan
14. Media iklan yang digunakan Skaters untuk menyampaikan iklan yaitu televisi, radio, media
cetak, dan website dapat mempermudah Anda untuk mengetahui produk Skaters.
a.
Sangat setuju
d. Tidak setuju
b.
Setuju
e. Sangat tidak setuju
c.
Ragu-ragu
15. Media iklan yang digunakan oleh Skaters pada saat ini sudah tepat.
a.
Sangat setuju
d. Tidak setuju
b.
Setuju
e. Sangat tidak setuju
c.
Ragu-ragu
Jangkauan Iklan
16. Jangkauan Iklan Skaters pada saat ini telah mampu memberikan informasi yang jelas kepada
seluruh lapisan masyarakat.
a.
Sangat setuju
d. Tidak setuju
b.
Setuju
e. Sangat tidak setuju
c.
Ragu-ragu
Tingkat Frekuensi Iklan
17. Menurut Anda tingkat penayangan iklan Skaters melalui media televisi, radio, media cetak
dan brosur sudah mampu memberikan informasi yang jelas.
a.
Sangat setuju
d. Tidak setuju
b.
Setuju
e. Sangat tidak setuju
c.
Ragu-ragu
Tingkat Kesadaran Akan Produk
18. Produk-produk yang dikembangkan atau diproduksi oleh Skaters sudah mampu memenuhi
kebutuhan Anda dalam bidang fashion.
a.
Sangat setuju
d. Tidak setuju
b.
Setuju
e. Sangat tidak setuju
c.
Ragu-ragu
Tingkat Pencarian Informasi
19. Anda sudah mendapatkan atau mencari informasi-informasi mengenai produk-produk Skaters
dengan media yang digunakan oleh Skaters dalam penyampaian informasi produknya.
a.
Sangat setuju
d. Tidak setuju
b.
Setuju
e. Sangat tidak setuju
c.
Ragu-ragu
Tingkat Ketertarikan Pemilihan Produk
20. Produk Skaters pada saat ini sudah mampu menarik perhatian Anda untuk membeli atau
menggunakan produk-produk Skaters.
a.
Sangat setuju
d. Tidak setuju
b.
Setuju
e. Sangat tidak setuju
c.
Ragu-ragu
21. Produk-produk Skaters yang ada pada saat ini sangat berbeda dengan produk-produk pesaing.
a.
Sangat setuju
d. Tidak setuju
b.
Setuju
e. Sangat tidak setuju
c.
Ragu-ragu
Tingkat Keinginan Untuk Membeli
22. Desain produk yang dikembangkan Skaters pada saat ini sudah mampu menarik Anda untuk
membeli produk-produk Skaters.
a.
Sangat setuju
d. Tidak setuju
b.
Setuju
e. Sangat tidak setuju
c.
Ragu-ragu
23. Produk Skaters selalu mengeluarkan produk-produk yang menarik untuk dibeli.
a.
Sangat setuju
d. Tidak setuju
b.
Setuju
e. Sangat tidak setuju
c.
Ragu-ragu
Tingkat Kepuasan Setelah Membeli
24. Anda merasa puas dengan produk, pelayanan, desain, layout, setelah Anda membeli produkproduk Skaters.
a.
Sangat setuju
d. Tidak setuju
b.
Setuju
e. Sangat tidak setuju
c.
Ragu-ragu
25. Anda menjadi percaya diri setelah memakai produk-produk Skaters.
a.
Sangat percaya diri
d. Tidak percaya diri
b.
Percaya diri
e. Sangat tidak percaya diri
c.
Ragu-ragu
Atas perhatian dan kerjasamanya Saya ucapkan terima kasih.
Data Responden
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
P1
A
A
B
A
B
B
B
A
B
A
B
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
B
B
A
B
A
B
B
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
P2
A
A
A
A
A
B
C
B
C
B
A
B
A
A
A
A
A
A
A
B
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
P3
E
E
E
E
E
D
D
D
D
D
E
D
E
E
E
E
E
E
E
D
D
D
E
E
E
E
E
E
E
E
E
D
D
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
D
D
E
E
E
E
E
P4
B
B
B
B
B
C
E
C
E
C
B
C
B
B
B
B
B
B
B
C
C
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
C
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
C
C
B
B
B
B
B
P5
A
A
A
A
A
B
B
B
B
B
A
B
A
A
A
A
A
A
A
B
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
P6
C
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
B
A
A
B
B
A
B
A
B
A
B
A
A
B
A
A
B
B
B
B
A
B
A
B
A
B
A
B
B
B
B
A
B
B
A
P7
B
F
C
B
B
B
B
B
C
F
F
F
F
C
F
C
B
B
B
C
C
C
C
B
B
B
B
B
B
F
F
B
F
F
F
B
C
B
C
B
C
B
C
B
B
B
B
C
C
C
Data Pelaksanaan Periklanan Pada Skaters Lembang (X)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
X1
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
X2
4
4
4
3
4
5
5
3
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
3
4
4
4
5
4
4
5
4
X3
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
X4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
X5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
5
5
3
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
3
4
5
X6
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
5
5
5
4
4
4
4
4
3
4
5
4
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
3
X7
4
4
4
5
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
3
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
4
4
4
4
4
X8
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
5
4
5
5
5
4
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
X9
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
5
4
5
4
4
4
5
4
5
4
3
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
3
4
4
5
4
3
4
3
4
X10
5
4
4
4
4
3
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
4
3
4
3
4
4
Total
41
40
40
42
44
42
43
37
40
36
41
40
43
39
43
40
46
39
41
42
43
41
42
41
42
44
42
41
43
41
44
41
43
40
41
41
37
39
39
42
40
39
38
40
43
46
47
48
49
50
4
4
4
4
4
5
5
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
5
4
5
41
41
42
39
43
Data Keputusan Pembelian Konsumen (Y)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Y1
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
Y2
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
Y3
4
5
4
5
4
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
5
5
4
4
4
5
4
5
4
Y4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
Y5
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
4
5
4
4
5
4
5
5
4
4
5
4
Y6
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
5
4
5
5
5
4
4
Y7
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
Y8
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
Total
32
35
33
35
32
35
33
39
39
34
39
34
37
33
38
34
40
34
35
32
34
33
37
33
32
33
38
32
34
38
34
39
33
38
34
39
33
34
32
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
5
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
5
5
4
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
4
5
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
5
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
5
40
34
40
33
40
34
39
32
40
34
40
Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****
R E L I A B I L I T Y
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
A N A L Y S I S
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
Statistics for
SCALE
Mean
41.0400
-
S C A L E
(A L P H A)
Mean
Std Dev
Cases
4.1400
4.2600
4.1400
4.1400
4.1800
4.1200
4.0200
4.2800
4.0000
3.7600
.3505
.5646
.3505
.3505
.4819
.5206
.4281
.4536
.5714
.5911
50.0
50.0
50.0
50.0
50.0
50.0
50.0
50.0
50.0
50.0
N of
Variables
10
Variance
3.8759
Std Dev
1.9687
Scale
Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
ItemTotal
Correlation
36.9000
36.7800
36.9000
36.9000
36.8600
36.9200
37.0200
36.7600
37.0400
37.2800
3.3163
3.4812
3.3163
3.3163
3.2249
3.4629
3.6527
3.3698
3.1004
3.0220
Item-total Statistics
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
.3421
.0360
.3421
.3421
.2419
.0733
.0244
.1804
.2231
.2455
Reliability Coefficients
N of Cases =
Alpha =
.4645
50.0
N of Items = 10
Alpha
if Item
Deleted
.4015
.4991
.4015
.4015
.4192
.4803
.4868
.4407
.4251
.4154
Reliability
***** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
A N A L Y S I S
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Y7
Y8
Statistics for
SCALE
Mean
35.3800
- S C A L E
(A L P H A)
Mean
Std Dev
Cases
4.3600
4.3600
4.5800
4.3600
4.5800
4.4200
4.3600
4.3600
.4849
.4849
.4986
.4849
.4986
.4986
.4849
.4849
50.0
50.0
50.0
50.0
50.0
50.0
50.0
50.0
N of
Variables
8
Variance
8.0363
Std Dev
2.8348
Scale
Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
ItemTotal
Correlation
31.0200
31.0200
30.8000
31.0200
30.8000
30.9600
31.0200
31.0200
5.6935
5.6935
6.8571
5.6935
7.2245
7.5902
5.6935
5.6935
Item-total Statistics
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Y7
Y8
Alpha
if Item
Deleted
.9109
.9109
.3564
.9109
.2102
.0719
.9109
.9109
.8212
.8212
.8821
.8212
.8966
.9096
.8212
.8212
Reliability Coefficients
N of Cases =
Alpha =
.8696
50.0
N of Items =
8
Nonparametric Correlations
Correlations
PERIKLANAN
Spearman's rho
PERIKLANAN
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
KONSUMEN
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
KONSUMEN
1.000
.040(**)
.
50
.040(**)
.000
50
1.000
.000
50
.
50
Download