Laporan Keuangan Konsolidasi dan Informasi

advertisement
Laporan Keuangan Konsolidasian dan
Laporan Auditor Independen
PT Berlina Tbk dan Entitas Anaknya
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014
dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014
DAFTAR ISI
Halaman
Surat Pernyataan Direksi
Laporan Auditor Independen
Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
1–3
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian
4
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
5
Laporan Arus Kas Konsolidasian
6
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
7 – 104
Informasi keuangan tambahan
Lampiran
Laporan keuangan tersendiri entitas induk
Laporan Posisi Keuangan
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Arus Kas
1
2
3
4
PT BERLINA TbK.
Head 0ffice &
[ikarang Factory
:
Jt. Jababeka Raya Btok E12-11, Kawasan Indusfri Jababeka [ikarang
Indones
Ds wansun
"JlI SiTi'J;i!ilt? '.'[]: i,l',73;;!i,?i"t",.
.
.
tertified 0n: lsO 9001 lso 14001 . 0HSAS 18001
a
SURAT PERNYATAAN DI REKSI
TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT BERLINA TbK DAN ENTITAS ANAKNYA
TANGGAL 31 MARET 2016, 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 DAN
UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2016 DAN 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Kami yang bertanda tangan dibawah ini
1.
Nama
Alamat kantor
Lim Eng Khim
Jl. Jababeka Raya Blok E 12-17, Kawasan Industri Jababeka
Cikarang Wangunharja, Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat
Apt. Darmawangsa Residance 20-08
Dharmawangsa Vlll, Jakarta Selatan
Alamat,domisili sesuai KTP
atau kartu identitas lain
Nomor Telepoii: .
Jabatan
Nama
Alamat kantor
Roberto
:
Jabatan
'
1.
2.
3.
4.
Presiden
Direktur
:.,
,
':'
Bernhardeta
Jl. Jabqbeka Raya Blok ,E 12-17, Kawasan lndustri
Alamat domisili sesuai KTP
atau kartu identitas lain
Nomor Telepon
Menyatakan bahwa
1TS2O
+62-21 -898301 60
-
2.
:
Jababeka
.,',Cikaran!.Wdngihharja, Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat 1752A
' r"
,:;Bendul Merisi Permai P/15 ,, :
Surabaya
:
+62-21 -898301 60
Direktur lndependen
','l ::
''. .,,,
,1.11:
,
:
Kami bertanggung ;awaO.,aiaS' penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian
PT Berlina Tbk dan Entitas Aqakhya.
Laporan keuangan konsolidasian tersebut telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di lndonesia.
a. Semua informasidalam laporan keuangan telah dimuat secara lengkap dan benar.
b. Laporan keuangan tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidak
menghilangkan informasi atau fakta material;
Kami bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern PT.Berlina Tbk,
_
Demikian pernyataan ini dibuat dengan
sebenarnya
.
t";lttt'1""''
, 1l''.,,,i,,.,..";
Bekasi, 19 AgustUs 2016
Presiden
Direktur
Lim Eng Khim
Direktur lndependen
Roberto Bernhardeta
+,IENDRAWINATA
TDDY SIDDHARTA
€' TANZIL
.rffi"
E
t
KRESTON
A member of Kreston lnternational I A global network of independent accountingfirms
Registered Public Accountants
License No. 808/ l\M.1/ 2014
Laporan Auditor Independen
No.:
131/02/ISS/IV16
Pemegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi
PT BERLINA TbK
Kami telah mengaudit laporan keuangan konsolidasian PT Berlina Tbk dan entitas anaknya terlampir, yang
terdiri dari laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 3 1 Maret 2016, 3l Desember 201 5 dan 2014, serta
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas
konsolidasian untuk periode tiga bulan yang berakhir tanggal3 I Maret 2016 dan 201 5 dan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2015 dan2014, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi
penjelasan lainnya.
Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan
Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian tersebut
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di lndonesia, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu
oleh manajemen untuk memungkinan penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang bebas dari kesalahan
penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan konsolidasian tersebut
berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta
merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan
keuangan konsolidasian tersebut bebas dari kesalahan penyajian material.
Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor,
termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan
oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan
pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan entitas untuk
merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini
atas keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu auditjuga mencakup pengevaluasian atas ketepatan
kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta
pengevaluasian atas penyaji-1n laporan keuangan secara keseluruhan.
f
Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis
bagi opini audit kami.
Opini
Menurut opini kami, laporan keuangan konsolidasian terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan konsolidasian PT Berlina Tbk dan entitas anaknya tanggal 31 Maret 2016,
31 Desember 2015 dan2014, serta kinerja keuangan dan arus kas konsolidasiannya untuk periode tiga bulan
yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016 dan20l5 dan tahun yang berakhir padatanggal 31 Desemb er 2015
dan2014, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
www.kreston-i ndonesia.co. id
W
+IENDRAWINATA
{DDY SIDDHARTA
A TANZIL
#KRESTON
t
Itional I A global network of independent accounting firms
Halaman 2
Hal lain
Sebelumnya kami telah menerbitkan Laporan Auditor Independen No.
ll6l02llss/Ul6
tanggal 24 Juni 2016
atas laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 3 I Maret 2016,31 Desemb er 2015 dan2014, serta laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas konsolidasian
untuk periode tiga bulan yangberakhir pada tanggal 3l Maret 2016 dan 2015 dan tahun yang berakhir pada
tanggal 3l Desember 2015 dan 2014. Sehubungan dengan rencana Penawaran Umum Terbatas II dengan Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu oleh PT Berlina Tbk, dan untuk memenuhi ketentuan dari Otoritas Jasa
Keuangan, laporan keuangan konsolidasian tersebut di atas diterbitkan kembali dengan disertai beberapa
perubahan penyajian dan tambahan pengungkapan sebagaimana diungkapkan pada Catatan 50 atas laporan
keuangan konsolidasian.
Audit kami atas laporan keuangan konsolidasian PT Berlina Tbk dan entitas anaknya pada tanggal
3 I Maret 2016,3 1 Desemb er 2015 dan20I4, dilaksanakan dengan tujuan merumuskan suatu opini atas laporan
keuangan konsolidasian tersebut secara keseluruhan. Informasi keuangan tambahan PT Berlina Tbk (entitas
induk saja) terlampir, yanE terdiri dari laporan posisi keuangan pada tanggal 3l Maret 2016,
3l Desember 2015 dan 2014, serta laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan
ekuitas, dan laporan arus kas untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal3l Maret 2016 dan 2015
dan tahun yang berakhir padatanggal 31 Desember 2015 dan2}l4,yangdisajikan sebagai informasi tambahan
terhadap laporan keuangan konsolidasian teilampir, disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan
merupakan bagian dari laporan keuangan konsolidasian terlampir yangdiharuskan menurut Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia. lnformasi Keuangan Tambahan Entitas Induk merupakan tanggung jawab manajemen
serta dihasilkan dari dan berkaitan secara langsung dengan catatan akuntansi dan catatan lainnya yang
mendasarinya yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian terlampir.
Laporan ini diterbitkan dengan tujuan sehubungan dengan rencana Penawaran Umum Terbatas II dengan Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu, serta tidak ditujukan, dan tidak diperkenankan untuk digunakan untuk tujuan
lain.
RAWINATA EDDY SIDDHA
Iskariman Supardjo, CPA;
No. Ijin AP. 0336
19 Agustus 2016
& TANZIL
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
31 Maret 2016
Rp
31 Desember 2015 31 Desember 2014
Rp
Rp
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Investasi dalam efek jangka pendek
Piutang usaha – pihak ketiga, setelah
dikurangi penyisihan penurunan nilai
piutang sebesar Rp 1.152.464 pada
tanggal 31 Maret 2016
(31 Desember 2015: Rp 1.152.464 dan
31 Desember 2014: Rp 313.001)
Piutang lain-lain – pihak ketiga
Persediaan - setelah dikurangi penyisihan
persediaan usang dan lambat bergerak
sebesar Rp 1.904.105 pada tanggal
31 Maret 2016 (31 Desember 2015:
Rp 1.904.105 dan 31 Desember 2014:
Rp Nihil)
Uang muka pembelian
Pajak dibayar di muka
Beban dibayar di muka
2f,2g,4,43,
45,46
2g,5,43,45,46
2g,2h,6,
43,45,46
2g,2h,7,
43,45,46
2i,8
9
2t,38a
2k,10
Total aset lancar
ASET TIDAK LANCAR
Aset pajak tangguhan
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi
penyusutan dan penurunan nilai sebesar
Rp 177.561.595 pada tanggal
31 Maret 2016 (31 Desember 2015:
Rp 144.323.981 dan 31 Desember 2014:
Rp 494.367.959)
Goodwill
Aset tak berwujud - setelah dikurangi
akumulasi amortisasi sebesar
Rp 5.832.905 pada tanggal
31 Maret 2016 (31 Desember 2015:
Rp 5.421.723 dan 31 Desember 2014:
Rp 3.756.705)
Aset keuangan tidak lancar lainnya
Aset tidak lancar lain-lain
111.052.254
4.386.981
91.619.292
4.105.003
107.951.932
3.823.151
267.480.369
240.231.544
226.734.015
3.578.459
4.134.275
5.632.668
186.725.544
27.937.713
26.648.544
5.747.789
202.459.084
8.290.951
29.018.816
4.170.436
184.314.236
15.987.801
31.295.132
5.281.069
633.557.653
584.029.401
581.020.004
–
2t,38d
2l,2m,2q,
11,20
2r,12
–
1.103.197
1.163.738.645
20.530.792
1.202.090.420
20.530.792
719.368.856
20.530.792
5.150.652
4.614.534
3.617.144
5.561.834
4.614.534
3.956.930
7.226.852
4.324.154
512.161
Total aset tidak lancar
1.197.651.767
1.236.754.510
753.066.012
TOTAL ASET
1.831.209.420
1.820.783.911
1.334.086.016
2q,2r,13
2g,14,45,46
15
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
1
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
31 Maret 2016
Rp
31 Desember 2015
Rp
31 Desember 2014
Rp
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Pinjaman bank jangka pendek
Utang usaha – pihak ketiga
Utang pajak
Utang lain-lain – pihak ketiga
Utang pembelian aset tetap jangka pendek
Uang muka dari pelanggan
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
Beban masih harus dibayar
2g,16a,42,
43,45,46
2g,17,43,
45,46
2t,38b
2g,18,43,
46
2g,20a,43,
45,46
21
2g,2s,22,
45,46
2g,23,43,
45,46
236.891.258
195.111.344
221.903.530
154.190.208
13.555.412
180.771.879
5.864.969
167.710.370
4.783.842
3.139.182
3.170.608
4.776.283
10.354.176
3.482.243
10.935.461
3.181.300
51.538.526
3.120.990
10.164.224
6.081.578
5.498.492
35.445.109
25.649.055
17.491.452
38.265.684
38.452.496
44.053.661
38.199.811
42.577.973
34.232.298
543.687.307
511.796.663
555.109.444
197.629.923
197.325.286
196.209.719
101.880.737
114.986.194
109.513.605
62.965.778
73.940.697
65.070.567
–
57.499.926
45.779.657
–
54.817.568
40.003.215
6.213.158
8.417.823
35.479.074
465.756.021
481.072.960
420.903.946
1.009.443.328
992.869.623
976.013.390
Liabilitas yang jatuh tempo dalam satu
tahun:
Pinjaman bank
Utang sewa pembiayaan
2g,16b,42,
43,45,46
2g,2m,24,
43,45,46
Total liabilitas jangka pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang jangka menengah
Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu
tahun:
Pinjaman bank
Utang sewa pembiayaan
Utang pembelian aset tetap
Liabilitas pajak tangguhan
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
2g,19,45,46
2g,16b,
43,45,46
2g,2m,24,42,
45,46
2g,20b,43,
45,46
2t,38d
2s,25
Total liabilitas jangka panjang
TOTAL LIABILITAS
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
2
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
EKUITAS
Modal saham:
Modal dasar – 1.500.000.000 (angka
penuh) saham dengan nilai nominal
Rp 50 (nilai penuh) per saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh –
759.000.000 (angka penuh) saham pada
tanggal 31 Maret 2016 dan
31 Desember 2015 (31 Desember 2014:
690.000.000 (angka penuh) saham)
Tambahan modal disetor
Saldo laba:
Ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaannya
Surplus revaluasi
Komponen ekuitas lainnya
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
26
27
37.950.000
40.595.000
37.950.000
40.595.000
34.500.000
575.000
2x
2l,2m,11
28
6.900.000
206.164.615
427.364.006
54.542.759
6.900.000
192.411.894
440.872.596
61.589.169
6.900.000
236.908.132
−
53.819.648
773.516.380
780.318.659
332.702.780
48.249.712
47.595.629
25.369.846
821.766.092
827.914.288
358.072.626
1.831.209.420
1.820.783.911
1.334.086.016
Total ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk
Kepentingan non-pengendali
29
TOTAL EKUITAS
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
3
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
Rp
PENJUALAN NETO
2o,31
331.270.155
BEBAN POKOK PENJUALAN
2o,32
(274.352.514)
LABA BRUTO
Pendapatan lainnya
Pendapatan bunga dan keuangan
Beban penjualan
Beban umum dan administrasi
Beban bunga dan keuangan
Beban lainnya
2o,33
2o
2o,34
2o,35
2o,36
2o,37
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK
Beban pajak penghasilan
2t,38e
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
PENGHASILAN KOMPREHENSIF
LAINNYA:
Pos-pos yang akan direklasifikasi ke
laba-rugi:
Selisih kurs dari penjabaran laporan
keuangan
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi
ke laba-rugi:
Surplus revaluasi
Pengukuran kembali imbalan kerja
Beban pajak penghasilan terkait
Total laba (rugi) komprehensif yang
dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Kepentingan non-pengendali
(235.540.780) (1.052.996.199) (1.030.720.991)
228.120.249
10.559.049
75.511
(9.341.273)
(20.451.612)
(20.417.181)
(1.756.380)
4.315.566
111.864
(10.153.155)
(16.880.180)
(18.091.094)
(17.914.941)
14.295.781
462.513
(38.983.782)
(75.656.323)
(77.407.160)
(50.495.661)
19.731.051
509.691
(41.031.523)
(65.680.906)
(59.931.157)
(6.950.677)
15.585.755
3.098.963
(2.427.389)
74.766.728
(4.564.034)
(2.127.975)
(4.732.183)
(17.794.581)
970.988
(7.159.572)
56.972.147
8.616.290
7.769.521
3.494.812
(7.046.410 )
2m,11
2s,25
2t,38
−
(4.142.540)
1.035.636
−
(653.992)
141.204
492.011.225
(1.655.067)
(50.794.445)
−
(3.349.386)
696.738
440.171.662
57.814.311
868.407
9.074.490
10.197.994
823.727
968.716
2.272
(11.737.117 )
4.577.545
52.873.468
4.098.679
11.021.721
970.988
(7.159.572 )
56.972.147
29
Total
LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR
(nilai penuh)
Laba (rugi) per saham tahun berjalan
yang diatribusikan kepada pemilik
entitas induk
1.258.841.240
225.357.243
2d,28
Total
1.278.353.442
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
61.710.903
11.021.721
29
297.251.683
31 Desember
2015
(Satu tahun)
Rp
56.917.641
TOTAL LABA KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN
Laba tahun berjalan yang dapat
diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Kepentingan non-pengendali
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
Rp
39
214.324
654.083
9.102.863
(28.373)
416.145.879
24.025.783
53.935.552
3.878.759
868.407
9.074.490
440.171.662
57.814.311
13
1
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
4
(17 )
77
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Komponen ekuitas
Saldo laba
lainnya
Selisih kurs
karena
Modal saham Tambahan
Ditentukan
Belum ditentukan
Surplus
penjabaran
Catatan
biasa
modal disetor penggunaannya penggunaannya*)
revaluasi
laporan keuangan
Total
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Saldo 1 Januari 2014
34.500.000
Total laba (rugi) komprehensif
tahun berjalan
–
Saldo 31 Desember 2014
Tambahan modal disetor
Pembagian dividen
Total laba komprehensif tahun 2015
Saldo 31 Desember 2015
26,27
30
575.000
–
34.500.000
575.000
3.450.000
40.020.000
–
–
37.950.000
–
–
40.595.000
6.900.000
–
6.900.000
–
–
50.324.836
278.767.228
21.491.087
300.258.315
50.440.740
–
3.494.812
53.935.552
3.878.759
57.814.311
236.908.132
–
53.819.648
332.702.780
25.369.846
358.072.626
–
–
43.470.000
–
–
(12.000.000)
(1.800.000 )
(13.800.000)
(12.000.000)
–
6.900.000
440.872.596
7.769.521
416.145.879
24.025.783
440.171.662
440.872.596
61.589.169
780.318.659
47.595.629
827.914.288
–
–
6.491.987
(6.491.987)
–
Pengaruh perubahan tarif pajak
terhadap pajak tangguhan
revaluasi aset tetap
–
–
–
–
(7.016.603)
–
Total laba (rugi) komprehensif
periode berjalan
–
–
–
7.260.734
40.595.000
6.900.000
Saldo awal 1 Januari 2015
34.500.000
575.000
6.900.000
Total laba (rugi) komprehensif
periode berjalan
Saldo 31 Maret 2015
–
34.500.000
–
575.000
206.164.615
6.900.000
–
427.364.006
(7.046.410)
–
(7.016.603)
–
–
(7.016.603)
654.083
868.407
54.542.759
773.516.380
48.249.712
821.766.092
25.369.846
–
53.819.648
332.702.780
486.573
–
8.616.290
9.102.863
237.394.705
–
62.435.938
341.805.643
Catatan:
*) Termasuk pengukuran kembali imbalan kerja
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
5
–
214.324
236.908.132
–
43.470.000
(32.496.238)
–
37.950.000
–
192.411.894
Reklasifikasi surplus revaluasi
Saldo 31 Maret 2016
Total ekuitas
Rp
186.467.392
–
–
Kepentingan
nonpengendali
Rp
(28.373 )
25.341.473
358.072.626
9.074.490
367.147.116
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kas kepada pemasok
Pembayaran kas kepada karyawan
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
Rp
6,21,31,33
9,17,32,44
22,25,32,
34,35
307.953.139
(202.472.409)
36
38
38
(41.866.835)
63.613.895
75.205.001
352.767.532
275.955.904
(19.120.497)
(3.187.964)
−
(18.573.625)
(3.072.479)
−
(76.772.489)
(13.662.047)
13.969.926
(58.164.947)
(19.685.354)
−
41.305.434
53.558.897
276.302.922
198.105.603
75.511
(18.370.885)
(972.043)
–
–
–
2.023
111.864
(3.155.182)
(2.825.537)
–
–
–
–
462.513
(3.546.534)
(54.935.267)
–
–
65.682.967
168.568
509.691
(3.907.204)
(40.630.726)
2.800.030
(3.319.254)
36.676.079
396.823
(19.265.394 )
(5.868.855 )
7.832.247
(7.474.561)
195.859.979
−
(172.257.781)
(10.134.414)
(525.628)
–
–
(12.829.015)
172.679.781
16.014.047
(205.639.020)
(13.328.781)
(34.553.824)
–
–
(9.123.634)
2o
9,44
11,44
5,44
13,44
11,44
11,44
16a,44
16b,44
16a,44
16b,44
20,44
26,27
19
24,44
1.205.456.366
(759.172.382)
(170.328.080)
Kas neto digunakan (diperoleh) untuk aktivitas
investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan pinjaman bank jangka pendek
Penerimaan pinjaman bank jangka panjang
Pembayaran pinjaman bank jangka pendek
Pembayaran pinjaman bank jangka panjang
Pembayaran utang pembelian aset tetap
Penerimaan dari penerbitan saham
Penerimaan utang jangka menengah
Pembayaran utang sewa pembiayaan
Pembayaran dividen kepada pemegang saham nonpengendali entitas anak
Pembayaran dividen
291.284.994 1.274.211.142
(176.213.480) (739.199.317)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
(182.244.293)
Kas neto diperoleh dari aktivitas operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penerimaan bunga
Pembayaran uang muka pembelian aset tetap
Perolehan aset tetap
Hasil penjualan investasi dalam efek jangka pendek
Perolehan aset tak berwujud
Hasil penjualan aset tetap dan disewa kembali
Hasil penjualan aset tetap
31 Desember
2015
(Satu tahun)
Rp
(39.866.513)
Kas dihasilkan dari operasi
Pembayaran bunga dan beban keuangan
Pembayaran pajak penghasilan
Penerimaan dari pengembalian pajak
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
Rp
–
–
29
30
Kas neto digunakan (diperoleh) untuk aktivitas
pendanaan
–
–
661.560.921
24.516.594
(855.555.145)
(48.187.532)
(57.876.373)
43.470.000
–
(57.971.041)
(1.800.000 )
(11.879.489 )
503.328.142
66.283.613
(674.936.483)
(164.850.347)
(51.401.970)
–
200.000.000
(34.693.676)
–
–
113.141
(73.951.431 )
(303.722.065)
(156.270.721)
KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS
22.153.181
(26.261.389)
(19.586.896)
34.360.321
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
91.619.292
107.951.932
107.951.932
73.003.111
Pengaruh perubahan kurs mata uang asing
(2.720.219 )
2.415.126
3.254.256
588.500
84.105.669
91.619.292
107.951.932
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
111.052.254
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
6
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M
a. Pendirian dan informasi umum
PT Berlina Tbk (”Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam
Negeri No. 6 tahun 1968. Undang-undang No. 12 tahun 1970 dan perubahan yang terakhir Undangundang No. 25 tahun 2007, berdasarkan akta No. 35 tanggal 18 Agustus 1969 dari
Julian Nimrod Siregar Gelar Mangaradja Namora S.H, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. Y.A. 5/423/18 tanggal
12 Desember 1973 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei 1977.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris
No. 2 tanggal 2 Februari 2016 dari Jose Dima Satria, S.H, M.Kn., notaris di Jakarta mengenai
perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusannya
No. AHU-AH.01.03-0018868 tanggal 9 Februari 2016.
Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jl. Jababeka Raya Blok E No. 12-17, Kawasan Industri
Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Perusahaan mempunyai pabrik yang berlokasi di Pandaan
(Jawa Timur), Tangerang (Banten) dan Cikarang (Jawa Barat).
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi
industri plastik dan industri lainnya yang menggunakan bahan pokok plastik dan fiberglass.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1970. Hasil produksi Perusahaan
dipasarkan di dalam dan luar negeri.
Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha yang dimiliki oleh PT Dwi Satrya Utama yang
merupakan entitas induk langsung dan terakhir Perusahaan.
b. Penawaran umum saham Perusahaan
Pada tanggal 12 September 1989, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan
dengan suratnya No. SI-048/SHM/MK-10/1989 untuk melakukan penawaran umum atas saham
Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 15 Nopember 1989 saham-saham tersebut telah
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
Pada tanggal 21 Juni 1993, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. 0154/PM/1993, untuk melakukan Penawaran Umum
Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 17.250.000 (angka penuh) saham.
Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 Juli 1993.
Pada bulan Agustus 2008, Perusahaan menetapkan pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham dari
Rp 500 per saham (nilai penuh) menjadi Rp 250 per saham (nilai penuh). Seluruh saham Perusahaan
sejumlah 138.000.000 (angka penuh) saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Pada bulan Nopember 2012, Perusahaan kembali melakukan pemecahan nilai nominal saham dari
Rp 250 per saham (nilai penuh) menjadi Rp 50 per saham (nilai penuh), sehingga jumlah saham
meningkat menjadi 690.000.000 (angka penuh) saham. Seluruh saham Perusahaan sejumlah
690.000.000 (angka penuh) saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Pada bulan Desember 2015, Perusahaan melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek
terlebih dahulu sebesar 69.000.000 (angka penuh) saham sehingga jumlah saham beredar meningkat
menjadi 759.000.000 (angka penuh) saham.
7
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
c. Entitas anak
Perusahaan memiliki secara langsung lebih dari 50% saham Entitas Anak berikut:
Entitas anak
Domisili
Jenis usaha
Tahun
operasi
komersial
31 Maret
2016
Prosentase pemilikan
31 Desember 31 Desember
2015
2014
Jumlah aset sebelum eliminasi
31 Maret
31 Desember 31 Desember
2016
2015
2014
Rp
Rp
Rp
PT Lamipak Primula
Indonesia (LPI)
Sidoarjo,
Jawa Timur
Industri laminasi plastik dan
kemasan
1986
70,00%
70,00%
70,00%
400.657.547
PT Quantex (QTX)
Tangerang,
Banten
Industri kemasan plastik,
perdagangan dan jasa
2004
99,49%
99,49%
99,49%
34.676.028
34.668.778
33.820.971
PT Natura Plastindo (NP)
Pasuruan,
Jawa Timur
Industri pengolahaan plastik,
perdagangan dan jasa
2014
99,99%
99,99%
99,99%
25.643.709
25.230.272
24.730.158
Industri botol dan cap plastik
dan sikat gigi
2004
100%
100%
100%
334.371.091
Industri plastik dan
perdagangan umum
–
100%
100%
100%
71.876
Hefei Paragon Plastic
Packaging Co. Ltd. (HPPP) Hefei, China
Berlina Pte. Ltd. (BS)
Singapura
8
403.046.205 286.485.775
356.510.909 293.719.923
71.299
69.256
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
c. Entitas anak (Lanjutan)
Pada tanggal 19 Juni 2013, Perusahaan mengakuisisi 99,00% saham PT Quantex (”QTX”) yang
dimiliki oleh pihak ketiga. PT Quantex bergerak di bidang industri laminasi plastik dan kemasan.
Pada tanggal 29 Agustus 2014, PT Quantex melakukan peningkatkan modal dari Rp 8.500.000
(3.400 saham) menjadi Rp 16.780.000 (6.712 saham), dan Perusahaan mengambil bagian semua
peningkatan modal QTX sehingga persentase kepemilikan meningkat dari 99,00% menjadi 99,49%.
Pada tanggal 21 Januari 2013, Perusahaan mendirikan PT Natura Plastindo (”NP”) dengan persentase
kepemilikin 99,99%. PT Natura Plastindo ini bergerak dalam bidang industri pengolahaan plastik,
perdagangan dan jasa. NP mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2014.
Perusahaan memiliki investasi pada PT Lamipak Primula Indonesia (“LPI”) dengan persentase
kepemilikan sebesar 70,00%. LPI bergerak dalam bidang laminasi plastik dan kemasan.
Perusahaan memiliki investasi penuh pada Hefei Paragon Plastic Packaging Co., Ltd. (HPPP) pada
tahun 2004. HPPP bergerak dalam bidang pembungkus plastik, cap botol dan sikat gigi.
Perusahaan memiliki investasi penuh pada Berlina Singapore
Pada tanggal 31 Maret 2016, BS masih belum beroperasi secara komersial.
Pte.,
Ltd.,
(“BS”).
Perusahaan dan entitas anaknya secara bersama-sama selanjutnya disebut “Kelompok Usaha” dalam
laporan keuangan konsolidasian ini.
d. Dewan komisaris dan direksi, komite audit dan karyawan
Susunan dewan komisaris dan direksi (manajemen kunci) Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2016,
31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016
Presiden Komisaris
Komisaris
Komisaris Independen
Presiden Direktur
Direktur
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Lisjanto Tjiptobiantoro
Lisjanto Tjiptobiantoro
Lisjanto Tjiptobiantoro
Oei Han Tjhim
Oei Han Tjhim
Oei Han Tjhim
Antonius Hanifah Komala Antonius Hanifah Komala Antonius Hanifah Komala
Lim Eng Khim
Lim Eng Khim
–
–
Lim Eng Khim
Lukman Sidharta
Roberto Bernhardeta
Lau Chek Kiong
Roberto Bernhardeta
Lau Chek Kiong
Roberto Bernhardeta
Lau Chek Kiong
–
Direktur Independen
9
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
d. Dewan komisaris dan direksi, komite audit dan karyawan (Lanjutan)
Susunan Komite Audit pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014,
sebagai berikut :
Ketua :
Anggota :
31 Maret 2016
Antonius Hanifah Komala
Oei Wahyu Soetjahya K.
Hady
31 Desember 2015
Antonius Hanifah Komala
Oei Wahyu Soetjahya K.
Hady
31 Desember 2014
Antonius Hanifah Komala
Oei Wahyu Soetjahya K.
Hady
Total rata-rata karyawan tetap dari Kelompok Usaha adalah 1.004, 1.014 dan 1.003 pada tanggal
31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 (tidak diaudit).
e. Penyelesaian laporan keuangan konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian ini telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi
Perusahaan pada tanggal 24 Juni 2016.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Kebijakan akuntansi utama Perusahaan dan entitas anaknya yang diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian adalah seperti dijabarkan di bawah ini:
a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(“PSAK”) serta interpretasinya (“ISAK”), yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia (“DSAK-IAI”) serta peraturan-peraturan dan Pedoman
Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”, dahulu
BAPEPAM - LK), No. VIII.G.7 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten
atau Perusahaan Publik” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK
No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.
Laporan keuangan konsolidasian, kecuali arus kas konsolidasian, telah disusun secara akrual dengan
menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk akun-akun tertentu yang
dicatat berdasarkan basis lain seperti yang diungkapkan pada kebijakan akuntansi masing-masing
akun terkait.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung, menyajikan
penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan.
10
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian (Lanjutan)
Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang
merupakan mata uang fungsional Kelompok Usaha, kecuali HPPP dan BS. Mata uang fungsional
HPPP dan BS masing-masing adalah Yuan Renminbi China dan Dolar Singapura.
Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini, dibulatkan menjadi dan disajikan dalam
ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (”PSAK”) baru dan revisi yang berlaku efektif pada
tahun 2016
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan beberapa Penyesuaian dan Amandemen atas
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan interpretasi (ISAK) baru. Standar akuntansi
tersebut akan berlaku efektif atau diterapkan pada laporan keuangan Perusahaan periode yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016:
 Amandemen PSAK No. 4: Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan
Keuangan Tersendiri. Amandemen ini memperkenankan penggunaan metode ekuitas sebagai salah
satu metode pencatatan investasi pada entitas anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi dalam
laporan keuangan tersendiri entitas tersebut.
 PSAK No. 5 (Penyesuaian 2015): Segmen Operasi. PSAK ini menambahkan pengungkapan
deskripsi singkat segmen operasi yang telah digabungkan dan indikator ekonomik memiliki
karakteristik yang serupa.
 PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015): Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi. PSAK ini menambahkan
persyaratan pihak-pihak berelasi dan mengklarifikasi pengungkapan imbalan yang dibayarkan oleh
manajemen entitas.
 PSAK No. 13 (Penyesuaian 2015): Properti Investasi. PSAK ini memberikan klarifikasi bahwa
PSAK No. 13 dan PSAK No. 22 saling mempengaruhi. Entitas dapat mengacu pada PSAK No. 13
untuk membedakan antara properti investasi dan properti yang digunakan sendiri. Entitas juga
dapat mengacu pada PSAK No. 22 sebagai pedoman apakah akuisisi properti investasi merupakan
kombinasi bisnis.
 Amandemen PSAK No. 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas
Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi. Amandemen ini memberikan klarifikasi tentang
pengecualian konsolidasi untuk entitas investasi ketika kriteria tertentu terpenuhi.
 Amandemen PSAK No. 16: Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk
Penyusutan dan Amortisasi. Amandemen ini memberikan tambahan penjelasan tentang indikasi
perkiraan keusangan teknis atau komersial suatu aset. Amandemen ini juga mengklarifikasi bahwa
penggunaan metode penyusutan yang berdasarkan pada pendapatan adalah tidak tepat.
 PSAK No. 16 (Penyesuaian 2015): Aset Tetap. PSAK ini memberikan klarifikasi terkait model
revaluasi, bahwa ketika entitas menggunakan model revaluasi, jumlah tercatat aset disajikan
kembali pada jumlah revaluasiannya.
 Amandemen PSAK No. 19: Aset Tidak Berwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk
Penyusutan dan Amortisasi. Amandemen ini memberikan klarifikasi tentang anggapan bahwa
pendapatan adalah dasar yang tidak tepat dalam mengukur pemakaian manfaat ekonomi aset tidak
berwujud dapat dibantah dalam keadaan terbatas tertentu.
11
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian (Lanjutan)
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (”PSAK”) baru dan revisi yang berlaku efektif pada
tahun 2016 (Lanjutan)
 PSAK No. 19 (Penyesuaian 2015): Aset Tidak Berwujud PSAK ini memberikan klarifikasi terkait
model revaluasi, bahwa ketika entitas menggunakan model revaluasi, jumlah tercatat aset disajikan
kembali pada jumlah revaluasiannya.
 PSAK No. 22 (Penyesuaian 2015): Kombinasi Bisnis. PSAK ini mengklarifikasi ruang lingkup dan
kewajiban membayar imbalan kontinjensi yang memenuhi definisi instrumen keuangan diakui
sebagai liabilitas keuangan dan ekuitas.
 Amandemen PSAK No. 24: Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja.
Amandemen ini menyederhanakan akuntansi untuk kontribusi iuran dari pekerja atau pihak ketiga
yang tidak bergantung pada jumlah tahun jasa, misalnya iuran pekerja yang dihitung berdasarkan
persentase tetap dari gaji.
 PSAK No. 25 (Penyesuaian 2015): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan. PSAK ini memberikan koreksi editorial tentang keterbatasan penerapan retrospektif.
 Amandemen PSAK No. 65: Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi: Penerapan
Pengecualian Konsolidasi. Amandemen ini mengklarifikasi tentang pengecualian konsolidasi untuk
entitas investasi ketika kriteria tertentu terpenuhi.
 Amandemen PSAK No. 66: Pengaturan Bersama tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam
Operasi Bersama Amandemen ini mensyaratkan bahwa seluruh prinsip kombinasi bisnis dalam
PSAK No. 22: Kombinasi Bisnis dan PSAK lain beserta persyaratan pengungkapannya diterapkan
untuk akuisisi pada kepentingan awal dalam operasi bersama dan untuk akuisisi kepentingan
tambahan dalam operasi bersama, sepanjang tidak bertentangan dengan pedoman yang ada dalam
PSAK ini.
 Amandemen PSAK No. 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain tentang Entitas
Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi. Amandemen ini mengklarifikasi tentang
pengecualian konsolidasi untuk entitas investasi ketika kriteria tertentu terpenuhi.
 PSAK No. 53 (Penyesuaian 2015): Pembayaran Berbasis Saham. PSAK ini mengklarifikasi definisi
kondisi vesting dan secara terpisah mendefinisikan kondisi kinerja dan kondisi jasa.
 PSAK No. 68 (Penyesuaian 2015): Pengukuran Nilai Wajar. PSAK ini mengklarifikasi bahwa
pengecualian portofolio, yang memperkenankan entitas mengukur nilai wajar kelompok aset
keuangan dan liabilitas keuangan secara neto, diterapkan pada seluruh kontrak (termasuk kontrak
non-keuangan) dalam ruang lingkup PSAK No. 55.
 ISAK No. 30: Pungutan. ISAK ini merupakan interpretasi atas PSAK No. 57: Provisi, Liabilitas
Kontinjensi dan Aset Kontinjensi yang mengklarifikasi akuntansi liabilitas untuk membayar
pungutan, selain pajak penghasilan yang berada dalam ruang lingkup PSAK No. 46: Pajak
Penghasilan serta denda lain atas pelanggaran perundang-undangan, kepada Pemerintah.
Penerapan penyesuaian dan amandemen standar tersebut telah mengakibatkan penambahan
pengungkapan yang disyaratkan dalam laporan keuangan konsolidasian.
12
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
b. Prinsip-prinsip konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Entitas Anak seperti
yang disebutkan pada Catatan 1c.
Pengendalian diperoleh ketika Perusahaan terekspos, atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari
keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut
melalui kekuasaannya atas investee. Secara khusus, Perusahaan mengendalikan investee jika, dan
hanya jika, Perusahaan memiliki seluruh hal berikut ini :
a. Kekuasaan atas investee (misalnya adanya hak yang memberikan Perusahaan kemampuan saat
ini untuk mengarahkan aktivitas investee yang relevan);
b. Exposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatan Perusahaan dengan investee; dan
c. Kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi imbal hasil
Perusahaan.
Umumnya, kepemilikan hak suara mayoritas (a majority of voting rights) menghasilkan
pengendalian. Untuk mendukung hal ini, dan jika Perusahaan memiliki hak suara kurang dari hak
suara mayoritas, atau hak sejenis atas suatu investee, Perusahaan mempertimbangkan seluruh fakta
dan keadaan ketika menilai apakah Perusahaan memliki kekuasaan atas investee, termasuk :
a. Pengaturan kontraktual dengan pemegang hak suara lainnya pada investee;
b. Hak-hak yang timbul dari pengaturan kontraktual lain; dan
c. Hak suara yang dimiliki Perusahaan dan hak suara potensial.
Perusahaan menilai kembali apakah masih mengendalikan investee jika fakta dan keadaan
mengindikasikan bahwa terdapat perubahan dalam satu atau lebih dari tiga elemen pengendalian.
Konsolidasi atas entitas anak dimulai sejak tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian atas
entitas anak dan berakhir ketika Perusahaan kehilangan pengendalian atas entitas anak.
Laba rugi dan setiap komponen dari penghasilan komprehensif lain (“OCI”) diatribusikan kepada
pemilik entitas induk dan KNP, meskipun hal tersebut mengakibatkan KNP memiliki saldo defisit.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama
untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa. Jika anggota Kelompok Usaha
menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda untuk transaksi dan peristiwa dalam keadaan yang
serupa, maka penyesuaian dilakukan atas laporan keuangannya dalam penyusunan laporan keuangan
konsolidasian.
Seluruh saldo akun dan transaksi yang signifikan antar Perusahaan dengan Entitas Anak telah
dieliminasi.
Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan
hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas.
13
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
b. Prinsip-prinsip konsolidasian (Lanjutan)
Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka entitas induk:
 menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak;
 menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
 menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada;
 mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
 mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
 mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain; dan
 mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai penghasilan
komprehensif ke laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, atau mengalihkan secara
langsung ke saldo laba, sebagaimana mestinya.
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas-entitas Anak yang tidak
dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada entitas induk yang masing-masing
disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dan dalam ekuitas pada laporan
posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk.
c. Kombinasi bisnis
Kombinasi bisnis, jika ada, dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari
sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada
tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang di akuisisi.
Untuk setiap kombinasi bisnis, Kelompok Usaha memilih apakah mengukur KNP pada entitas yang
diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang
teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya – biaya akuisisi yang timbul di bebankan langsung
dan disertakan dalam beban administrasi.
Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Kelompok Usaha mengklasifikasikan dan menentukan
aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan
kontraktual, kondisi ekonomi, dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi.
Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, jika ada, Kelompok Usaha mengukur
kembali bagian ekuitas yang dimiliki sebelumnya dalam pihak yang diakuisisi pada nilai wajar pada
tanggal akusisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laba rugi.
Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur berdasarkan harga perolehan yang merupakan selisih
lebih nilai agregat imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas jumlah aset teridentifikasi
yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset
neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui di dalam laporan laba rugi konsolidasian.
14
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
c. Kombinasi bisnis (Lanjutan)
Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian
penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi
bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Kelompok
Usaha yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset
atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi dialokasikan kepada UPK tersebut.
Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dilepas,
maka goodwill yang terkait dengan operasi yang dilepas tersebut dimasukkan ke dalam jumlah
tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang
dilepas tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.
d. Transaksi dan penjabaran laporan keuangan konsolidasian dalam mata uang asing
Pembukuan Kelompok Usaha, kecuali HPPP dan BS diselenggarakan dalam mata uang Rupiah, yang
juga merupakan mata uang fungsional mereka. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata
uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal pelaporan,
aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang
berlaku pada tanggal tersebut yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai berikut (nilai penuh) :
31 Maret 2016
Rp
Euro
Francis Swiss
Dolar Amerika Serikat
Yen Jepang (JPY 100)
Dolar Australia
Dolar Singapura
Yuan Renminbi China
15.030
13.747
13.276
11.818
10.162
9.830
2.055
31 Desember 2015
Rp
15.070
13.951
13.795
11.452
10.064
9.751
2.124
31 Desember 2014
Rp
15.133
12.583
12.440
10.425
10.218
9.422
2.033
Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain tahun yang bersangkutan.
Pembukuan HPPP dan BS diselenggarakan masing-masing dalam mata uang Yuan Renminbi China
(Rmb) dan Dolar Singapura (SGD). Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasian, aset
dan liabilitas BS dan HPPP baik moneter maupun non-moneter pada tanggal pelaporan dijabarkan ke
mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal pelaporan. Pendapatan dan
beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata selama periode laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain. Selisih kurs yang terjadi disajikan dalam akun ”Penghasilan
komprehensif Lainnya – Laba (Rugi) Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan” pada
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dan sebagai bagian dari ekuitas lainnya pada
akun selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.
15
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi
Dalam menjalankan aktivitas operasinya, Kelompok Usaha melakukan transaksi dengan pihak-pihak
berelasi. Sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2015), ”Pengungkapan pihak-pihak berelasi”, PSAK ini
menambahkan persyaratan pihak-pihak berelasi dan mengklarifikasi pengungkapan imbalan yang
dibayarkan oleh manajemen entitas, yang dimaksud dengan pihak-pihak yang berelasi sebagai
berikut:
a). Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang
tersebut:
(i). memiliki pengendalian atau pengendalian bersama entitas pelapor;
(ii). memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor; atau
(iii). personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor;
b). Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
(i). entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas
induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain);
(ii). satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas
asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana
entitas lain tersebut adalah anggotanya);
(iii). kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama;
(iv). satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas
asosiasi dari entitas ketiga;
(v). entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah
satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor
adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga
berelasi dengan entitas pelapor;
(vi). entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam
huruf (a); dan
(vii). Entitas, atau anggota dari kelompok yang mana entitas merupakan bagian dari kelompok
tersebut, menyediakan jasa personil manajemen kunci kepada entitas pelapor atau kepada
entitas induk dari entitas pelapor.
Semua transaksi dan saldo yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan
kondisi dan persyaratan yang sama dengan pihak ketiga maupun yang tidak, telah diungkapkan pada
laporan keuangan konsolidasian.
16
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
f. Kas dan setara kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi, yang jatuh tempo dalam waktu tiga
bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi
penggunaannya.
g. Instrumen keuangan
(i). Aset keuangan
Pengakuan awal
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau
aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Kelompok Usaha menentukan
klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Semua aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi,
kecuali dalam hal aset keuangan yang dicatat pada nilai wajar melalui laba atau rugi.
Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu
yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim)
diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Kelompok Usaha berkomitmen untuk membeli
atau menjual aset tersebut.
Aset keuangan Kelompok Usaha meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang
usaha, piutang lain-lain dan aset keuangan tidak lancar lainnya.
Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai
berikut:
Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi
Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba atau rugi termasuk aset keuangan untuk
diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal diukur pada nilai
wajar melalui laba atau rugi. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan
jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kategori ini termasuk
instrumen keuangan derivatif yang ditandatangani Kelompok Usaha yang tidak ditujukan
sebagai instrumen lindung nilai dalam hubungan lindung nilai sebagaimana didefinisikan oleh
PSAK 55.
17
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
g. Instrumen keuangan (Lanjutan)
(i). Aset keuangan (Lanjutan)
Pengukuran setelah pengakuan awal (Lanjutan)
Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi (Lanjutan)
Derivatif, termasuk derivatif melekat yang terpisahkan, juga diklasifikasikan sebagai kelompok
diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam laporan posisi
keuangan pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi
konsolidasian.
Derivatif melekat dalam kontrak utama dicatat sebagai derivatif terpisah dan dicatat sebesar
nilai wajar jika karakteristik ekonomi dan risiko tidak berkaitan erat dengan kontrak utama dan
kontrak utama tersebut tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau ditetapkan pada nilai wajar
melalui laba atau rugi. Derivatif melekat ini diukur dengan nilai wajar dengan perubahan nilai
wajar diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Penilaian kembali hanya terjadi jika
terdapat perubahan dalam ketentuan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang
akan diperlukan.
Pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014, investasi jangka pendek Kelompok
Usaha termasuk dalam aset keuangan yang diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laba atau
rugi.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengukuran
awal, aset keuangan tersebut selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan
menggunakan Suku Bunga Efektif (“SBE”), dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya
perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi dan biaya
akuisisi atau biaya yang merupakan bagian integral dari SBE. Amortisasi SBE termasuk dalam
laporan laba rugi konsolidasian. Kerugian yang timbul dari penurunan juga diakui dalam
laporan laba rugi konsolidasian.
Pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014, kas dan setara kas, piutang usaha,
piutang lain-lain, dan aset keuangan tidak lancar lainnya Kelompok Usaha termasuk dalam
kategori ini.
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan bukan derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh
temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo ketika
Kelompok Usaha mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk menahan mereka hingga
jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode SBE, dikurangi dengan penurunan nilai.
18
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
g. Instrumen keuangan (Lanjutan)
(i). Aset keuangan (Lanjutan)
Pengukuran setelah pengakuan awal (Lanjutan)
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (Lanjutan)
Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi dan biaya
akuisisi atau biaya yang merupakan bagian integral dari SBE. Amortisasi SBE termasuk dalam
laporan laba rugi konsolidasian. Kerugian yang timbul dari penurunan nilai diakui dalam
laporan laba rugi konsolidasian. Pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014,
Kelompok Usaha tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki
hingga jatuh tempo.
Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang ditetapkan sebagai tersedia
untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran
awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau
kerugian yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan
pengakuannya pada saat keuntungan atau kerugian kumulatif diakui atau terjadi penurunan
nilai, pada saat kerugian kumulatif direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi.
Bunga yang diperoleh dari investasi keuangan tersedia untuk dijual dicatat sebagai pendapatan
bunga dengan menggunakan metode SBE.
Pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014, Kelompok Usaha tidak memiliki
aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.
(ii). Liabilitas keuangan
Pengakuan awal
Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 diklasifikasikan sebagai liabilitas
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, utang dan pinjaman, atau derivatif
yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang
sesuai. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.
Semua liabilitas keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan, dalam hal utang dan
pinjaman, termasuk biaya transaksi terkait. Liabilitas keuangan Kelompok Usaha meliputi
utang bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, liabilitas imbalan kerja jangka pendek,
beban masih harus dibayar, utang sewa pembiayaan dan utang pembelian aset tetap.
19
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
g. Instrumen keuangan (Lanjutan)
(ii). Liabilitas keuangan (Lanjutan)
Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut :
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi termasuk liabilitas
keuangan untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan
awal yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk
tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kategori ini termasuk instrumen keuangan
derivatif yang ditandatangani oleh Kelompok Usaha yang tidak ditetapkan sebagai instrumen
lindung nilai.
Derivatif melekat dipisahkan juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali
ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas liabilitas
yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.
Kelompok Usaha tidak memiliki liabilitas keuangan yang diklasifikasikan pada nilai wajar
melalui laba atau rugi pada 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014.
Utang dan pinjaman
Utang dan pinjaman dikenai bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode SBE.
Keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi
SBE.
Pinjaman bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, liabilitas imbalan kerja jangka
pendek, beban masih harus dibayar, pinjaman bank jangka panjang, utang pembelian aset tetap
dan utang sewa pembiayaan Kelompok Usaha pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015
dan 2014, termasuk dalam kategori ini.
(iii). Saling hapus instrumen keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya dilaporkan dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum
untuk mengimbangi jumlah yang diakui dan ada niat untuk menyelesaikan secara neto, atau
untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
20
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
g. Instrumen keuangan (Lanjutan)
(iv). Nilai wajar instrumen keuangan
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada setiap tanggal
pelaporan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar atau kutipan harga dealer
(tawaran harga untuk posisi jangka panjang dan meminta harga untuk posisi jangka pendek),
tanpa pengurangan untuk biaya transaksi.
Untuk instrumen keuangan dimana tidak ada pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan
menggunakan teknik penilaian. Teknik tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini
yang dilakukan secara wajar (arm’s-length market transactions), referensi atas nilai wajar
terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang diskontokan,
atau model penilaian lainnya.
Kelompok Usaha menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk
mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak lawan antara instrumen yang
diperdagangkan dipasar tersebut dengan yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam
menentukan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Kelompok Usaha berkaitan
dengan instrumen tersebut ikut diperhitungkan.
(v). Biaya perolehan yang diamortisasi instrumen keuangan
Biaya perolehan yang diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode SBE dikurangi
penyisihan penurunan nilai dan pembayaran pokok atau pengurangan. Perhitungan ini
memperhitungkan premi atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan
imbalan yang merupakan bagian integral dari SBE.
(vi). Penurunan nilai aset keuangan
Kelompok Usaha menilai pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat bukti yang
obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi,
Kelompok Usaha terlebih dahulu menilai apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara
individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset
keuangan yang tidak signifikan secara individual.
21
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
g. Instrumen keuangan (Lanjutan)
(vi). Penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)
Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi (Lanjutan)
Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas
aset keuangan yang dinilai secara individual, apakah signifikan atau tidak, aset tersebut
termasuk aset dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang
sejenis dan kelompok secara kolektif dinilai untuk penurunan. Aset yang dinilai secara
individual untuk penurunan dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui,
tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian
tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa
depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini dari
arus kas estimasi masa depan didiskontokan pada SBE awal dari aset keuangan tersebut. Jika
pinjaman yang diberikan atau piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk
mengukur kerugian penurunan nilai adalah SBE saat ini.
Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian
yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Pendapatan bunga tetap diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi, berdasarkan
suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan dengan tujuan untuk
mengukur kerugian penurunan nilai. Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersama-sama
dengan penyisihan terkait, dihapuskan bila tidak ada prospek yang realistis pemulihan di masa
depan dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Kelompok Usaha.
Jika, pada periode berikutnya, jumlah estimasi kerugian penurunan nilai meningkat atau
berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka
kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan
menyesuaikan akun penyisihan. Jika suatu penghapusan masa depan ini kemudian dipulihkan,
pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.
Aset keuangan tersedia untuk dijual
Dalam kasus investasi ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk
dijual, bukti obyektif meliputi suatu penurunan yang signifikan atau berkepanjangan pada nilai
wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya.
Ketika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, kerugian kumulatif - yang diukur sebagai selisih
antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada
investasi yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian direklasifikasi
dari ekuitas ke penghasilan komprehensif. Penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh
dipulihkan melalui laporan laba rugi konsolidasian, kenaikan nilai wajar setelah penurunan
nilai diakui dalam ekuitas.
22
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
g. Instrumen keuangan (Lanjutan)
(vi). Penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)
Aset keuangan tersedia untuk dijual (Lanjutan)
Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual,
penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat
pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga di masa datang didasarkan pada nilai
tercatat dikurangi dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan
arus kas masa depan dengan tujuan untuk mengukur kerugian penurunan nilai.
Akrual tersebut dicatat sebagai bagian dari akun "Pendapatan Bunga dan Keuangan" dalam
laporan laba rugi konsolidasian. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang
meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang
terjadi setelah penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian, maka kerugian
penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi konsolidasian.
(vii).Penghentian pengakuan aset keuangan dan liabilitas
Suatu aset keuangan (atau apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian
dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak untuk
menerima arus kas dari aset keuangan tersebut berakhir, atau (2) Kelompok Usaha
memindahkan hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan atau menanggung kewajiban
untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan yang signifikan kepada
pihak ketiga berdasarkan perjanjian penyerahan ("pass-through"), dan salah satu diantara
(a) Kelompok Usaha telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat dari aset,
atau (b) Kelompok Usaha tidak mentransfer atau tidak memiliki secara substansial seluruh
risiko dan manfaat atas aset, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut.
h. Piutang usaha dan lain-lain
Piutang usaha dan lain–lain diklasifikasikan dan dicatat sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang
(Catatan 2g). Penyisihan penurunan nilai piutang diestimasi berdasarkan penelaahan atas
kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan
tertagih.
Pada pengalihan piutang (anjak piutang) tanpa tanggung renteng (recourse), selisih nilai piutang
alihan dengan dana yang diterima ditambah retensi diakui sebagai kerugian atas transaksi anjak
piutang, dan diakui pada saat transaksi dalam laporan laba rugi konsolidasian.
Dana yang ditahan (retensi) dalam kaitannya dengan transaksi anjak piutang, bila ada, diakui sebagai
piutang retensi dan diklasifikasikan dalam aset lancar.
23
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
i. Persediaan
Barang jadi, bahan baku dan supplies dan barang dalam proses diakui sebesar nilai yang lebih rendah
antara harga perolehan dan nilai realisasi neto.
Harga perolehan barang jadi dan pekerjaan dalam proses terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja
langsung, biaya-biaya langsung lainnya dan biaya overhead yang terkait dengan produksi.
Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi
biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan
metode masuk pertama keluar pertama, sedangkan HPPP (Entitas Anak) menggunakan metode ratarata tertimbang.
Penyisihan persediaan usang dan bergerak lambat ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau
penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang. Persediaan dihapuskan pada saat
persediaan tersebut dipastikan tidak akan digunakan dan/atau tidak dapat dijual lagi.
j. Investasi pada perusahaan asosiasi
Perusahaan asosiasi adalah entitas dimana Kelompok Usaha mempunyai pengaruh signifikan, namun
tidak sampai mengendalikan entitas tersebut. Dalam hal ini. Perusahaan umumnya memiliki antara
20% sampai 50% hak suara. Investasi pada perusahaan asosiasi dicatat dengan metode ekuitas dan
pada awalnya dicatat sebesar harga perolehan.
Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian
Kelompok Usaha atas laba atau rugi neto investee, dan penerimaan dividen dari investee sejak
tanggal perolehan.
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil
operasi entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas entitas asosiasi,
Kelompok Usaha mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika
berlaku, dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi sebagai hasil transaksi-transaksi antara Kelompok Usaha dengan entitas asosiasi
dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan Kelompok Usaha dalam entitas asosiasi.
Setelah menerapkan metode ekuitas, Kelompok Usaha menentukan apakah diperlukan untuk
mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Kelompok Usaha dalam entitas asosiasi.
Kelompok Usaha menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif
yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal
ini, Kelompok Usaha menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah
terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, Kelompok Usaha mempunyai penyertaan saham pada
PT Samolin Surya (SS) sejumlah 48% dengan harga perolehan sebesar Rp 360.000, yang telah
bersaldo Rp Nihil karena investasinya telah mengalami akumulasi kerugian di atas biaya
perolehannya. Pada tanggal 31 Desember 2015, Kelompok Usaha telah menghapusbukukan investasi
di SS karena asosiasi telah menghentikan usahanya.
24
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
k. Beban dibayar di muka
Beban dibayar di muka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan
metode garis lurus.
l. Penentuan Nilai Wajar
Kelompok Usaha mengukur instrumen keuangan seperti derivatif pada nilai wajar setiap tanggal
pelaporan. Pengungkapan nilai wajar untuk instrumen keuangan disajikan dalam Catatan 46.
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar
untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran. Pengukuran nilai wajar berdasarkan asumsi bahwa transaksi untuk menjual aset atau
mengalihkan liabilitas terjadi di:
 Pasar utama untuk aset dan liabilitas tersebut; atau
 Dalam hal tidak terdapat pasar utama, maka pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau
liabilitas tersebut.
Kelompok Usaha harus memiliki akses ke pasar utama atau pasar yang paling menguntungkan
tersebut.
Nilai wajar aset dan liabilitas di ukur menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika
menentukan harga aset atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam
kepentingan ekonomi terbaiknya.
Kelompok Usaha menggunakan teknik penilaian yang sesuai dalam keadaan dan dimana data yang
memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar, memaksimalkan penggunaan input yang dapat
diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
Semua aset dan liabilitas yang nilai wajarnya diukur atau diungkapkan dalam laporan keuangan
dikelompokkan dalam hirarki nilai wajar, sebagaimana dijelaskan dibawah ini, berdasarkan tingkatan
level input yang terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar secara keseluruhan:
 Level 1 – harga kuotasian (tidak disesuaikan) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik
yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran.
 Level 2 – input selain harga kuotasian yang termasuk dalam level 1 yang dapat diobservasi untuk
aset atau liabilitas, baik secara langsung atau secara tidak langsung.
 Level 3 – adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas.
Untuk aset dan liabilitas yang diukur secara berulang dalam laporan keuangan, Perusahaan
menentukan apakah perpindahan antar level hirarki telah terjadi dengan melakukan evaluasi
pengelompokkan (berdasarkan level input yang terendah yang significant terhadap pengukuran nilai
wajar secara menyeluruh) pada setiap akhir periode pelaporan.
25
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
m. Aset tetap
Sesuai dengan PSAK 16 (Revisi 2011) “Aset tetap”, Kelompok Usaha dapat memilih antara metode
biaya atau metode revaluasi untuk kebijakan akuntansi aset tetap.
Perusahaan mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi untuk Tanah,
Bangunan, dan Mesin. Perubahan kebijakan akuntansi ini dilakukan secara prospektif sejak tahun
2015. Aset tetap lainnya masih menggunakan metode biaya.
Aset tetap revaluasian dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi yang merupakan nilai wajar pada
tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi
setelah tanggal revaluasi.
Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup regular untuk memastikan bahwa jumlah
tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar
pada tanggal pelaporan. Keuntungan revaluasi dapat langsung dipindahkan ke laba ditahan ketika
keuntungan tersebut telah direalisasi. Seluruh keuntungan dapat direalisasikan pada penghentian atau
pelepasan aset. Namun, jika aset yang di revaluasi sedang disusutkan, bagian dari keuntungan
tersebut direalisasikan sebagai aset yang digunakan. Realisasi keuntungan yang sedikit demi sedikit
setara dengan penyusutan yang sesuai dengan apresiasi neto. Keuntungan revaluasi dialokasikan atau
direalisasikan selama sisa umur manfaat.
Kenaikan yang berasal dari revaluasi aset tetap tersebut diakui pada penghasilan komprehensif lain
dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi, kecuali sebelumnya penurunan
revaluasi atas aset yang sama pernah diakui dalam laporan laba rugi, dalam hal ini, kenaikan
revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laporan
laba rugi konsolidasian.
Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi aset tetap dibebankan dalam laporan laba rugi
apabila penurunan tersebut melebihi saldo akun surplus revaluasi aset tetap yang berasal dari
revaluasi sebelumnya, jika ada.
Penyusutan atas nilai revaluasian aset tetap dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian. Bila
kemudian aset tetap yang telah direvaluasi dijual atau dihentikan penggunaannya, saldo surplus
tersisa dipindahkan langsung ke saldo laba. Selisih antara harga jual dan nilai tercatat dari aset yang
di revaluasi diakui sebagai laba rugi penjualan di laporan laba rugi konsolidasian.
Tanah dicatat sebesar nilai revaluasinya yang mencerminkan nilai wajar pada tanggal revaluasi dan
tidak disusutkan. Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi
tanah, biaya-biaya tersebut tidak disusutkan. Biaya terkait dengan pembaruan hak atas tanah diakui
sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak.
Ketika bagian dari suatu aset tetap memiliki masa manfaat yang berbeda, mereka dicatat sebagai item
yang terpisah (komponen utama) dari aset tetap.
26
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
m. Aset tetap (Lanjutan)
Seluruh aset tetap selain aset tetap revaluasian awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Biaya
perolehan terdiri dari harga beli dan biaya-biaya tambahan termasuk biaya penggantian bagian aset
tetap pada saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan.
Setelah pengakuan awal aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap
jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya
inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi
kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian pada
saat terjadinya.
Aset tetap, kecuali tanah (kecuali HPPP), disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana
Mesin
Peralatan pabrik
Inventaris dan peralatan kantor
Kendaraan
20
4 – 16
2 – 16
3–8
2–8
Tanah Entitas Anak (HPPP), disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus selama 50 tahun.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat
ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi
konsolidasian yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara
jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi
konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review, dan jika
sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan, termasuk biaya pinjaman yang terjadi
selama masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan aset
tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang
bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
27
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
n. Sewa
Kelompok Usaha mengklasifikasikan sewa berdasarkan sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait
dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada substansi transaksi dari
pada bentuk kontraknya.
Sewa pembiayaan – sebagai Lessee
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara
substansi seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan. Sewa tersebut
dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum,
jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara
bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas,
sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo
liabilitas. Beban keuangan dibebankan langsung ke operasi tahun/periode berjalan.
Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir
masa sewa, aset sewaan disusutkan selama estimasi masa manfaat aset tersebut. Jika tidak terdapat
kepastian tersebut, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara umur
manfaat aset sewaan atau masa sewa.
Sewa operasi – sebagai Lessee
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansi
seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Dengan demikian, pembayaran
sewa diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
Transaksi jual dan sewa kembali – sebagai Lessee
Transaksi jual dan sewa-kembali harus diperlakukan sebagai 2 (dua) transaksi yang terpisah. Selisih
lebih antara harga jual dan nilai tercatat aset harus diakui sebagai keuntungan tangguhan yang harus
diamortisasi dengan dasar garis lurus selama masa sewa, dan dalam hal terjadi kerugian, bila tidak
terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tersebut, diakui sebagai beban tangguhan dan diamortisasi
selama masa sewa kembali, apabila penyewaan kembali tersebut merupakan sewa guna usaha
pembiayaan. Keuntungan atau kerugian harus diakui segera apabila penyewaan kembali tersebut
merupakan sewa-menyewa biasa.
o. Pengakuan pendapatan dan beban
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Kelompok Usaha
dan jumlahnya dapat diukur secara handal tanpa memperhitungkan kapan pembayaran dilakukan.
Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima atau dapat diterima, tidak termasuk
diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”). Kelompok Usaha mengevaluasi perjanjian
pendapatannya terhadap kriteria spesifik untuk menentukan apakah Kelompok Usaha bertindak
sebagai prinsipal atau agen. Kelompok Usaha telah menyimpulkan bahwa Kelompok Usaha
bertindak sebagai prinsipal pada semua perjanjian pendapatannya.
28
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
o. Pengakuan pendapatan dan beban (Lanjutan)
Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui:
Penjualan barang
Pendapatan dari penjualan yang timbul dari pengiriman fisik produk-produk Kelompok Usaha diakui
bila risiko dan manfaat yang signifikan telah dipindahkan kepada pembeli, yang pada umumnya
bersamaan waktunya dengan pengiriman dan penerimaannya.
Pendapatan bunga
Untuk semua instrumen keuangan yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, pendapatan
atau biaya bunga dicatat dengan menggunakan metode SBE, yaitu suku bunga yang secara tepat
mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur
dari instrumen keuangan, sebagaimana mestinya, digunakan periode yang lebih singkat, sampai
mencapai nilai tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.
Beban diakui pada saat terjadinya (asas akrual).
p. Provisi
Provisi diakui jika Kelompok Usaha memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat
konstruktif) yang diakibatkan oleh peristiwa masa lalu, besar kemungkinannya penyelesaian
kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan
estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Provisi dikaji ulang (review) pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan
estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban
kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibalik.
Provisi untuk biaya pembongkaran aset diestimasi berdasarkan beberapa asumsi dan disajikan
berdasarkan nilai wajar sesuai dengan tingkat diskonto yang berlaku.
q. Penurunan nilai aset non-keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan, Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatu aset
mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian tahunan atas
penurunan nilai aset tertentu (yaitu aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset
tidak berwujud yang belum dapat digunakan, atau goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi
bisnis) diperlukan, maka Kelompok Usaha membuat estimasi atas jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai
wajar aset atau Unit Penghasil Kas (“UPK”) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya,
kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset
atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset
tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai
terpulihkannya.
29
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
r. Aset tidak berwujud
(a) Goodwill
Pengukuran goodwill dijabarkan pada Catatan 2c. Goodwill yang muncul atas akuisisi entitas
anak disertakan dalam aset tak berwujud.
Untuk pengujian penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis dialokasikan
pada setiap unit penghasil kas, atau kelompok unit penghasil kas, yang diharapkan dapat
memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut.
Setiap unit atau kelompok unit yang memperoleh alokasi goodwill menunjukkan tingkat terendah
dalam entitas yang goodwill-nya dipantau untuk tujuan manajemen internal. Goodwill dipantau
pada level segmen operasi.
Peninjauan atas penurunan nilai pada goodwill dilakukan setahun sekali atau dapat lebih sering
apabila terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya potensi
penurunan nilai. Nilai tercatat dari goodwill dibandingkan dengan jumlah yang terpulihkan, yaitu
jumlah yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Rugi
penurunan nilai segera diakui dalam laba rugi dan selanjutnya tidak dibalik kembali.
(b) Piranti lunak komputer
Perangkat lunak dan lisensi perangkat lunak memiliki masa manfaat yang terbatas dan dicatat
sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi. Amortisasi dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus untuk mengalokasikan biaya perolehan sepanjang estimasi
masa manfaatnya sebagai berikut:
Tahun
Perangkat lunak dan lisensi perangkat lunak
4-8
s. Imbalan kerja karyawan
(i). Imbalan kerja jangka pendek
Seluruh imbalan kerja jangka pendek yang terdiri dari gaji dan imbalan terkait, bonus, insentif,
dan imbalan kerja jangka pendek lain diakui sebagai biaya yang tidak didiskonto saat karyawan
telah memberikan jasa kepada Kelompok Usaha.
(ii). Imbalan kerja jangka panjang
Perusahaan, LPI, QTX dan NP memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan
sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Pendanaan untuk imbalan ini
dilakukan melalui sebuah perusahaan asuransi.
30
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
s. Imbalan kerja karyawan (Lanjutan)
(ii). Imbalan kerja jangka panjang (Lanjutan)
Beban atas pemberian imbalan dalam program imbalan manfaat pasti ditentukan dengan metode
Projected Unit Credit.
Liabilitas neto imbalan kerja yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasi berkaitan
dengan program imbalan pasti dihitung sebesar nilai kini dari estimasi imbalan yang akan
diperoleh karyawan di masa depan sehubungan dengan jasa di masa sekarang dan masa lalu,
dikurangi dengan nilai wajar dari aset program. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan
dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar di masa depan dengan menggunakan tingkat
bunga obligasi pemerintah, yang didenominasi dalam mata uang dimana manfaat akan dibayarkan
dan yang mempunyai jangka waktu sampai dengan jatuh tempo mendekati jangka waktu
kewajiban imbalan pasca kerja terkait. Obligasi pemerintah digunakan karena tidak ada pasar
aktif untuk obligasi korporat berkualitas tinggi.
Aset program adalah aset yang dimiliki oleh program pensiun. Aset ini diukur pada nilai wajar
pada akhir periode pelaporan.
Pengukuran kembali, terdiri dari keuntungan dan kerugian aktuarial, dampak batas atas aset, tidak
termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas imbalan pasti neto dan imbal
hasil aset program (tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas
imbalan pasti neto), diakui pada ekuitas melalui penghasilan komprehensif lain di periode
terjadinya. Pengukuran kembali tidak diklasifikasikan ke laba rugi di periode selanjutnya.
Biaya jasa lalu diakui di laba rugi pada tanggal yang lebih awal antara:
 ketika amandemen atau kurtailmen program terjadi; dan
 ketika Kelompok Usaha mengakui biaya restrukturisasi terkait atau manfaat penghentian.
Bunga neto dihitung dengan mengalikan liabilitas (aset) imbalan pasti neto dengan tingkat
diskonto. Laba atau rugi kurtailmen diakui apabila terdapat komitmen untuk melakukan
pengurangan jumlah karyawan dalam jumlah yang material yang ditanggung oleh suatu program
atau apabila terdapat perubahan ketentuan-ketentuan pada suatu program imbalan pasti, dimana
bagian yang material dari jasa yang diberikan karyawan pada masa depan tidak lagi memberikan
imbalan, atau memberikan imbalan yang lebih rendah.
Laba atau rugi penyelesaian diakui apabila terdapat transaksi yang menghapuskan semua
kewajiban hukum atau konstruktif atas sebagian atau seluruh imbalan dalam program manfaat
pasti.
31
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
t. Pajak penghasilan
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang
dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak tahun mendatang yang timbul dari
perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak
aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan
aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar
kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah
berlaku pada tanggal pelaporan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang
disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada usaha periode berjalan, kecuali untuk
transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah
berlaku pada tanggal pelaporan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau
dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian, kecuali aset
dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda. Atas dasar kompensasi sesuai dengan
penyajian aset dan liabilitas pajak kini.
Kekurangan/kelebihan pembayaran pajak penghasilan dicatat sebagai bagian dari “Beban Pajak Kini”
dalam laporan laba rugi konsolidasian.
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima atau, jika
diajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan ditetapkan.
u. Informasi segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan konsolidasian. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha
sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.
Segmen usaha adalah komponen Kelompok Usaha yang dapat dibedakan dalam menghasilkan suatu
produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan
komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
Segmen geografis adalah komponen Kelompok Usaha yang dapat dibedakan dalam menghasilkan
produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan
imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan
(wilayah) ekonomi lain.
32
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
u. Informasi segmen (Lanjutan)
Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap
segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga
dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
v. Laba per saham dasar
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar dan disetor penuh pada
tahun yang bersangkutan.
Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif pada tanggal
pelaporan. Oleh karenanya, laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan pada laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
w. Kontinjensi
Liabilitas kontinjensi diungkapkan, kecuali jika arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat
ekonomi kemungkinannya kecil (remote). Aset kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan
konsolidasian, tetapi diungkapkan jika terdapat kemungkinan besar (probable) arus masuk manfaat
ekonomi.
x. Dividen
Pembagian dividen final kepada para pemegang saham Perseroan diakui sebagai liabilitas ketika
dividen disetujui oleh para pemegang saham Perseroan. Pembagian dividen interim kepada para
pemegang saham Perseroan diakui sebagai liabilitas ketika dividen disetujui berdasarkan keputusan
rapat Direksi dan sudah diumumkan kepada publik.
y. Peristiwa setelah periode pelaporan
Peristiwa setelah periode pelaporan yang memberikan tambahan informasi mengenai posisi keuangan
konsolidasian Kelompok Usaha pada tanggal pelaporan (peristiwa penyesuai), jika ada, dicerminkan
dalam laporan keuangan. Peristiwa setelah periode pelaporan yang bukan peristiwa penyesuai
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian jika material.
33
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PENGGUNAAN ESTIMASI, PERTIMBANGAN DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH
MANAJEMEN
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha mengharuskan manajemen untuk
membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari
pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhir tahun
pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian
material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas yang terpengaruh pada tahun pelaporan berikutnya.
Pertimbangan
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi
Kelompok Usaha yang memiliki pengaruh sangat signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan
keuangan konsolidasian:
Penentuan mata uang fungsional
Mata uang fungsional dari masing-masing entitas dalam Kelompok Usaha adalah mata uang yang paling
mempengaruhi pendapatan dan beban dari penjualan barang dan jasa yang dihasilkan serta sumber
pendanaan. Berdasarkan substansi ekonomi dari kondisi mendasari yang relevan, mata uang fungsional
dan penyajian Perusahaan dan Entitas Anaknya di Indonesia, kecuali HPPP dan BS (Catatan 2d) adalah
Rupiah.
Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan
liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 dipenuhi.
Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi
Kelompok Usaha seperti diungkapkan pada Catatan 2g.
Penyisihan atas kerugian penurunan nilai atas piutang usaha – evaluasi individual
Kelompok Usaha mengevaluasi akun-akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang
bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Kelompok Usaha
mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada,
jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk
mencatat penyisihan spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang
diharapkan dapat diterima oleh Kelompok Usaha.
Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima
mempengaruhi jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai atas piutang usaha. Nilai tercatat dari
piutang usaha Kelompok Usaha sebelum penyisihan untuk penurunan nilai pada tanggal pelaporan
diungkapkan dalam Catatan 6.
Tagihan dan keberatan atas hasil pemeriksaan pajak
Berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku saat ini, manajemen mempertimbangkan apakah jumlah
yang tercatat dalam akun tagihan pajak penghasilan dapat dipulihkan dan direstitusi oleh Kantor Pajak.
Nilai tercatat tahun berjalan atas tagihan dan keberatan atas hasil pemeriksaan pajak Kelompok Usaha
pada tanggal pelaporan diungkapkan dalam Catatan 38f.
34
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PENGGUNAAN ESTIMASI, PERTIMBANGAN DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH
MANAJEMEN (Lanjutan)
Estimasi dan asumsi
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang
memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk
tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Kelompok Usaha mendasarkan asumsi dan estimasi pada
parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun.
Situasi dan asumsi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau
situasi diluar kendali Kelompok Usaha. Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi terkait pada saat
terjadinya.
Penyisihan atas kerugian penurunan nilai atas piutang usaha - evaluasi kolektif
Bila Kelompok Usaha memutuskan bahwa tidak terdapat bukti objektif atas penurunan nilai pada
evaluasi individual atas piutang usaha, baik yang nilainya signifikan maupun tidak, Kelompok Usaha
menyertakannya dalam kelompok piutang usaha dengan karakteristik risiko kredit yang serupa dan
melakukan evaluasi penurunan nilai secara kolektif. Karakteristik yang dipilih mempengaruhi estimasi
arus kas masa depan atas kelompok piutang usaha tersebut karena merupakan indikasi kemampuan
pelanggan untuk melunasi jumlah terutang.
Arus kas masa depan pada kelompok piutang usaha yang dievaluasi secara kolektif untuk penurunan
nilai diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian historis bagi piutang usaha dengan karakteristik risiko
kredit yang serupa dengan piutang usaha pada kelompok tersebut.
Nilai tercatat dari piutang usaha Kelompok Usaha sebelum penyisihan untuk penurunan nilai pada
tanggal pelaporan diungkapkan dalam Catatan 6.
Penurunan nilai aset non keuangan
Rugi penurunan nilai diakui untuk jumlah dimana nilai tercatat aset atau unit penghasil kas, melebihi
nilai yang dapat dipulihkan. Untuk menentukan jumlah yang dapat dipulihkan, manajemen
memperkiraan arus kas masa depan dari masing-masing unit penghasil kas dan menentukan tingkat
bunga yang cocok untuk menghitung nilai sekarang dari arus kas tersebut. Dalam proses pengukuran
arus kas yang diharapkan di masa yang akan datang, manajemen membuat asumsi-asumsi tentang hasil
operasi masa yang akan datang.
Asumsi ini berkaitan dengan kejadian dan siklus dimasa yang akan datang. Hasil yang sebenarnya dapat
bervariasi dan dapat menyebabkan penyesuaian yang signifikan terhadap aset Kelompok Usaha dalam
tahun anggaran berikutnya.
Dalam banyak kasus, penentuan tingkat diskonto yang berlaku melibatkan estimasi penyesuaian yang
tepat atas resiko pasar dan penyesuaian yang tepat untuk faktor-faktor risiko tertentu.
35
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PENGGUNAAN ESTIMASI, PERTIMBANGAN DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH
MANAJEMEN (Lanjutan)
Estimasi dan asumsi (Lanjutan)
Penyisihan persediaan
Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi
yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual
pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Provisi dievaluasi
kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi.
Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 8.
Pensiun dan manfaat buat karyawan
Penentuan kewajiban Kelompok Usaha dan biaya pensiun serta kewajiban imbalan kerja tergantung pada
seleksi atas asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah tersebut.
Asumsi-asumsi tersebut antara lain harga diskon, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat turn-over
karyawan, tingkat cacat, tingkat usia pensiun dan tingkat kematian. Hasil yang sebenarnya berbeda dari
asumsi Kelompok Usaha yang mana efeknya diakui sebagai penghasilan komprehensif lainnya tahun
berjalan. Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsinya adalah wajar dan tepat, perbedaan yang
signifikan dalam hasil sebenarnya atau perubahan signifikan dalam asumsi Kelompok Usaha dapat
mempengaruhi estimasi liabilitas untuk imbalan pensiun karyawan dan beban manfaat karyawan.
Nilai tercatat atas nilai imbalan kerja Kelompok Usaha pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015
dan 2014 masing-masing sebesar Rp 45.779.657, Rp 40.003.215 dan Rp 35.479.074 (Catatan 25).
Masa manfaat ekonomis dan penyusutan aset tetap
Manajemen menentukan estimasi masa manfaat dari aset tetap dan beban penyusutan berdasarkan
kegunaan yang diharapkan dari aset. Ini adalah harapan hidup umum yang diterapkan dalam industri
dimana Kelompok Usaha melakukan usahanya. Hasil yang sebenarnya dapat bervariasi karena
keusangan teknis. Perubahan tingkat yang diharapkan dari penggunaan dan pengembangan teknologi
dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai residu aset tersebut, dan oleh karena itu beban
penyusutan masa yang akan datang dapat direvisi.
Nilai tercatat neto atas aset tetap Kelompok Usaha pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan
31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp 1.163.738.645, Rp 1.202.090.420 dan Rp 719.368.856
(Catatan 11).
Nilai wajar dari instrumen keuangan
Manajemen menggunakan teknik penilaian untuk mengukur nilai wajar instrumen keuangan dimana
penawaran pasar aktif tidak tersedia. Dalam menerapkan teknik penilaian, manajemen membuat
penggunaan maksimal input pasar, dan menggunakan estimasi dan asumsi sepanjang memungkinkan,
sesuai dengan data yang dapat diamati bahwa pelaku pasar akan digunakan dalam penentuan harga
instrumen. Ketika data yang berlaku tidak bisa diamati, manajemen menggunakan estimasi terbaik dari
asumsi tentang asumsi-asumsi yang akan dibuat oleh pelaku pasar. Estimasi ini dapat berbeda dari harga
sebenarnya yang dicapai dalam transaksi yang wajar pada tanggal laporan.
36
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. KAS DAN SETARA KAS
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
Kas
Rupiah
Dolar AS
Yuan Renminbi China
528.063
71.690
22.793
Total Kas
Bank
Rekening rupiah :
The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Limited, Indonesia
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
Deutsche Bank AG
PT Bank OCBC NISP Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank DBS Indonesia
Total
339.258
−
460.374
−
2.769
20.809
622.546
342.027
481.183
11.894.486
7.851.653
7.692.074
2.453.105
811.988
427.609
74.700
5.366.985
7.120.645
8.626.925
489.993
825.764
1.508.303
75.568
7.241.881
51.290.893
6.963.355
2.828.739
2.544.290
1.269.577
76.084
31.205.615
24.014.183
72.214.819
3.876.171
2.492.902
232.797
3.812.783
573.682
452.199
70.190
1.705.015
466.486
121.811
73.467
3.401.058
119.558
555.695
67.340
45.981
45.612
35.296
407
18
421
19
403
18
Rekening Dolar AS :
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Limited, Indonesia
Deutsche Bank AG
PT Bank OCBC NISP Tbk
PT Bank DBS Indonesia
Overseas Chinese Banking Corporation
Limited, Singapura
The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Limited, China
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Shanghai
Industrial and Commercial Bank of China –
China
PT Bank CIMB Niaga Tbk
−
−
1.440.079
−
−
Total
8.831.431
6.345.812
4.430.580
47.915.187
37.803.779
16.385.663
17.011.470
4.981.510
19.447.086
3.617.330
11.522.616
2.787.360
69.908.167
60.868.195
30.695.639
Rekening Dolar Singapura :
Overseas Chinese Banking Corporation
Limited, Singapura
25.895
25.687
33.960
Total
25.895
25.687
33.960
Rekening Yuan Renminbi China :
Industrial & Commercial Bank of China, China
The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Limited, China
Citibank N.A.
Total
37
18.415
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan)
31 Maret 2016
Rp
Bank (Lanjutan)
Rekening Euro :
The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Limited, Indonesia
PT Bank OCBC NISP Tbk
31 Desember 2015
Rp
31 Desember 2014
Rp
458.588
12
23.376
12
458.600
23.388
95.751
Total bank
110.429.708
91.277.265
107.470.749
Total kas dan setara kas
111.052.254
91.619.292
107.951.932
Total
95.751
−
Tidak terdapat saldo kas dan setara kas kepada pihak berelasi.
Karena sifatnya jangka pendek, nilai wajar kas dan setara kas diperkirakan sama dengan nilai
tercatatnya.
Pada tanggal 31 Maret 2016, kas dan setara kas dalam penyimpanan dan dalam perjalanan Kelompok
Usaha diasuransikan terhadap risiko kehilangan dengan nilai pertanggungan yang setara dengan
Rp 34.158.000 dan Rmb 20.000 (31 Desember 2015: Rp 31.608.000 dan Rmb 20.000 dan
2014: Rp 29.058.000 dan Rmb 20.000), yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup
kerugian yang mungkin timbul, Perusahaan asuransi yang menanggung aset Kelompok Usaha antara lain
PT ACE Jaya Proteksi, PT Asuransi China Taiping Insurance, PT Asuransi Adira Dinamika,
PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Sompo Japan Nipponkoa Indonesia, PT Asuransi AXA
Indonesia, PT Asuransi Umum Mega, dan China Pacific Property Insurance Co., Ltd.
5. INVESTASI DALAM EFEK JANGKA PENDEK
31 Maret 2016
Rp
31 Desember 2015
Rp
31 Desember 2014
Rp
Investasi melalui manajer investasi
Investasi langsung
3.126.352
1.260.629
2.801.372
1.303.631
2.647.413
1.175.738
Total
4.386.981
4.105.003
3.823.151
Perusahaan menunjuk PT Samuel Sekuritas Indonesia sebagai Manajer investasi dengan wewenang
penuh pada obligasi Surat Utang Negara dan saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia. Masa investasi adalah satu (1) tahun dan diperpanjang kembali secara otomatis, kecuali bila
ada pembatalan secara tertulis oleh Perusahaan.
LPI juga menunjuk PT Lautandhana Securindo untuk mengelola dana dalam bidang investasi surat
berharga di pasar modal.
Investasi dalam efek jangka pendek baik yang dikelola oleh manajer investasi maupun investasi langsung
merupakan investasi atas surat berharga/efek yang diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia.
38
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. PIUTANG USAHA
31 Maret 2016
Rp
a. Berdasarkan pelanggan:
Pelanggan dalam negeri
PT Unilever Indonesia Tbk.
PT PZ Cussons Indonesia
PT Reckitt Benckiser Indonesia
PT Tirta Investama
PT Yasulor Indonesia
PT Sanova
PT Mustika Ratu
PT Idemitsu Lube Techo Indonesia
PT Bayer Indonesia
PT Tirta Sukses Perkasa
PT Suryamas Gemilang Lubricant
PT Ikapharmindo Putramas
PT Beiersdorf Indonesia
PT Rudy Soetadi
PT Behaestex
PT Ultra Prima Abadi
PT Mitra Utama Grafika
PT Sinar Mas Agro Resources and
Technology Tbk
PT Autochem Industry
Lainnya
Total
Pelanggan luar negeri
Unilever (China) Co., Ltd
Bayer CropScience (China) Co., Ltd.
Johnson Jiangsu Tongda Co.
Binzagr Unilever Ltd.
Lainnya
Total
Total piutang
Dikurangi penyisihan penurunan nilai
piutang
31 Desember 2015
Rp
31 Desember 2014
Rp
117.194.892
17.652.679
15.033.884
8.768.916
7.116.630
5.652.635
4.728.055
3.920.708
3.624.615
2.899.472
2.771.536
2.590.282
2.251.711
1.843.263
1.517.396
1.509.921
1.331.668
98.252.251
20.354.333
13.464.188
2.447.299
2.727.550
2.854.833
4.944.382
3.824.519
1.566.603
6.196.959
1.838.105
2.857.823
1.173.487
2.364.751
1.769.467
3.014.023
3.474.084
88.802.114
20.436.529
8.796.802
4.302.535
–
2.398.197
3.741.944
3.071.027
3.150.936
1.077.880
3.429.237
3.814.029
2.644.190
–
2.894.655
9.181.080
7.054.846
1.263.101
1.206.259
31.606.164
2.409.310
−
24.576.748
4.816.581
1.221.665
19.666.882
234.483.787
200.110.715
190.501.129
11.595.583
10.563.090
3.871.927
353.556
7.764.890
19.265.560
5.742.914
9.257.723
313.754
6.693.342
17.211.066
6.659.443
199.990
2.256.971
10.218.417
34.149.046
41.273.293
36.545.887
268.632.833
241.384.008
227.047.016
(1.152.464 )
Neto
b. Berdasarkan umur (hari) :
Belum jatuh tempo
1 s/d 30 hari
31 s/d 60 hari
61 s/d 90 hari
Melebihi 90 hari
Total
Dikurangi penyisihan penurunan nilai
piutang
240.231.544
226.734.015
215.745.061
26.744.575
9.046.109
2.493.760
14.603.328
190.041.260
25.806.220
9.805.036
3.943.800
11.787.692
144.729.399
45.860.852
24.036.732
3.900.084
8.519.949
268.632.833
241.384.008
227.047.016
267.480.369
39
(313.001)
267.480.369
(1.152.464 )
Neto
(1.152.464 )
(1.152.464 )
240.231.544
(313.001)
226.734.015
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. PIUTANG USAHA (Lanjutan)
31 Maret 2016
Rp
c. Berdasarkan mata uang :
Rupiah
Yuan Renminbi China
Dolar AS
Euro
Total
Dikurangi penyisihan penurunan nilai
piutang
31 Desember 2015
Rp
31 Desember 2014
Rp
234.145.400
28.249.311
6.238.122
–
199.506.879
36.563.406
4.711.759
601.964
186.271.648
24.508.628
16.266.740
–
268.632.833
241.384.008
227.047.016
(1.152.464)
(313.001)
240.231.544
226.734.015
(1.152.464 )
Neto
267.480.369
Mutasi penyisihan penurunan nilai piutang adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016
Rp
Saldo awal
Penyisihan tahun berjalan
Penghapusan piutang
31 Desember 2015
Rp
1.152.464
−
−
Saldo akhir
31 Desember 2014
Rp
313.001
839.463
600.199
−
−
1.152.464
(287.198 )
1.152.464
313.001
Kelompok Usaha tidak memiliki piutang usaha kepada pihak berelasi.
Karena sifatnya jangka pendek, nilai wajar piutang usaha diperkirakan sama dengan nilai tercatatnya.
Penghapusan piutang pada tanggal 31 Desember 2014 dikarenakan piutang tersebut memang tidak dapat
tertagih.
Penyisihan pada tanggal 31 Desember 2015 berdasarkan umur piutang yang telah melebihi 90 hari, dan
manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai piutang tersebut cukup untuk menutupi
kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha.
Piutang tertentu digunakan sebagai jaminan pinjaman bank jangka pendek (Catatan 16).
7. PIUTANG LAIN-LAIN
31 Maret 2016
Rp
Piutang subkontrak
Karyawan
Klaim trial
Uang muka mould
Klaim ke pihak ketiga
Klaim asuransi
Rabat
Lain-lain
1.433.542
664.244
436.532
364.530
107.499
16.296
−
555.816
Total
3.578.459
40
31 Desember 2015
Rp
31 Desember 2014
Rp
768.319
852.725
436.532
−
1.686.440
1.751.296
749.977
−
−
−
1.115.933
192.483
1.822.979
4.134.275
5.632.668
−
381.605
8.654
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. PIUTANG LAIN-LAIN (Lanjutan)
Pos lain-lain sebagian besar terdiri dari klaim jasa pelabuhan kepada pelanggan dan klaim biaya
pengiriman barang ke pelanggan. Karena sifatnya jangka pendek, nilai wajar piutang lain-lain
diperkirakan sama dengan nilai tercatatnya. Manajemen berkeyakinan bahwa saldo piutang tersebut
dapat tertagihkan sehingga penyisihan atas penurunan nilai piutang lain-lain tidak diperlukan.
8. PERSEDIAAN
31 Maret 2016
Rp
31 Desember 2015
Rp
31 Desember 2014
Rp
47.451.095
47.901.412
45.573.998
23.667.024
23.220.398
815.722
58.719.760
55.395.344
42.906.503
24.196.315
22.397.714
747.553
53.246.197
48.447.217
31.753.400
27.711.822
22.915.135
240.465
Total
Dikurangi:
Penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak
188.629.649
204.363.189
184.314.236
Neto
186.725.544
Bahan baku
Barang jadi
Barang dalam proses
Bahan pembantu dan pembungkus
Barang teknik, bahan bakar dan mould
Barang dalam perjalanan
(1.904.105 )
(1.904.105 )
202.459.084
−
184.314.236
Mutasi penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak, sebagai berikut:
31 Maret 2016
Rp
31 Desember 2015
Rp
Saldo awal
Penyisihan tahun berjalan
Penghapusan
1.904.105
−
−
–
1.904.105
–
Saldo akhir
1.904.105
1.904.105
31 Desember 2014
Rp
6.933.857
–
(6.933.857)
–
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak tersebut memadai
untuk menutup kerugian akibat keusangan dan penurunan nilai lainnya. Penyisihan tersebut dikarenakan
persediaan merupakan persediaan bahan baku, barang jadi dan barang setengah jadi yang berumur lebih
dari satu tahun dan merupakan sisa dari hasil produksi. Pada tahun 2014, berdasarkan kondisi persediaan
pada tanggal pelaporan, Kelompok Usaha telah menghapus persediaan yang sebelumnya telah
dicadangkan sebesar Rp 6.933.857. Kondisi yang mendasari penghapusan persediaan tersebut
dikarenakan persediaan tersebut sudah tidak dapat dijual ke pelanggan sebagai produk jadi, dan tidak
dapat di manfaatkan untuk memberikan nilai tambah dalam proses produksi yang lebih lanjut.
Seluruh persediaan milik Kelompok Usaha telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian,
gempa bumi, gunung meletus, tsunami dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar
Rp 124.670.092 dan Rmb 10.000.000 untuk 31 Maret 2016, Rp 124.670.092 dan Rmb 10.000.000 untuk
tahun 2015 dan Rp 87.567.820 dan Rmb 20.000.000 untuk tahun 2014 yang merupakan 75% dari nilai
rata-rata persediaan dan akan disesuaikan setiap akhir tahun berdasarkan nilai persediaan aktual.
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan
kerugian yang dialami oleh Kelompok Usaha.
Persediaan tertentu dari Kelompok Usaha digunakan sebagai jaminan pinjaman bank jangka pendek dan
jangka panjang (Catatan 16).
41
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. UANG MUKA PEMBELIAN
31 Maret 2016
Rp
31 Desember 2015
Rp
31 Desember 2014
Rp
Aset tetap
Suku cadang
Bahan baku
Lain-lain
21.648.576
702.930
521.902
5.064.305
3.786.420
1.305.904
929.950
2.268.677
4.253.721
937.433
6.920.124
3.876.523
Total
27.937.713
8.290.951
15.987.801
Uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp 21.648.576 pada tanggal 31 Maret 2016, termasuk uang
muka pembelian mesin sebesar Rp 2.676.187 dari Kai Mei Plastic Machinery Co. Ltd. dan
Rp 13.263.150 dari Engel Austria GmbH (Catatan 42e,f).
10. BEBAN DIBAYAR DI MUKA
31 Maret 2016
Rp
31 Desember 2015
Rp
31 Desember 2014
Rp
Sewa
Asuransi
Lain-lain
2.897.390
919.065
1.931.334
2.853.469
677.896
639.071
3.401.292
437.006
1.442.771
Total akhir
5.747.789
4.170.436
5.281.069
42
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. ASET TETAP
2016
Biaya perolehan:
Pemilikan langsung:
Tanah
Bangunan dan prasarana
Mesin
Peralatan pabrik
Kendaraan
Inventaris dan peralatan kantor
Aset tetap dalam pembangunan:
Bangunan dan prasarana
Mesin
Aset sewa pembiayaan :
Mesin
Total
Akumulasi penyusutan:
Pemilikan langsung:
Tanah
Bangunan dan prasarana
Mesin
Peralatan pabrik
Kendaraan
Inventaris dan peralatan kantor
Aset sewa pembiayaan :
Mesin
Total
Nilai buku neto sebelum penurunan
nilai tercatat
Dikurangi penurunan nilai tercatat
Total nilai tercatat neto
Penambahan
Rp
302.641.830
139.356.628
427.391.822
200.452.531
4.829.861
26.785.925
–
110.000
320.101
2.091.477
11.700
141.465
5.000
12.856.702
–
359.873
–
–
(5.000 )
(6.000.928 )
–
–
–
7.215.647
–
–
(4.083.800 )
–
228.010.302
232.094.102
Pengurangan
Rp
–
–
–
–
–
(38.441 )
Reklasifikasi
Rp
Selisih kurs
penjabaran
Rp
1 Januari 2016
Rp
–
5.000
9.856.170
228.558
–
–
(865.852 )
(2.776.752 )
(2.752.671 )
(1.633.176 )
(29.511 )
(52.374 )
31 Maret 2016
Rp
301.775.978
136.694.876
434.815.422
201.139.390
4.812.050
26.836.575
1.346.414.401
3.034.616
(38.441 )
–
(8.110.336 )
1.341.300.240
−
−
−
120.108.118
3.785.957
20.118.310
147.074
2.070.041
16.631.391
7.177.478
55.502
919.911
–
–
–
–
–
(38.441 )
–
–
52.694
–
–
–
(1.709 )
(13.683 )
(36.411 )
(1.151.624 )
(21.342 )
(45.490 )
145.365
2.056.358
16.647.674
126.133.972
3.820.117
20.954.290
–
(52.694 )
(38.441 )
–
−
144.012.385
7.544.917
34.546.314
1.202.402.016
–
(1.270.259 )
7.492.223
177.249.999
1.164.050.241
(311.596 )
(311.596 )
1.202.090.420
1.163.738.645
43
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. ASET TETAP
2015
1 Januari 2015
Rp
Penambahan
Rp
Pengurangan
Rp
Selisih kurs penjabaran
Rp
Surplus revaluasi
Rp
1.236.572
3.199.889
7.023.158
2.452.425
38.711
150.575
259.710.719
15.809.828
134.403.526
−
−
−
Biaya perolehan:
Pemilikan langsung:
Tanah
Bangunan dan prasarana
Mesin
Peralatan pabrik
Kendaraan
Inventaris dan peralatan kantor
44.357.781
154.401.607
628.325.894
191.474.635
5.004.400
26.263.525
−
3.693.480
55.491.191
6.300.714
2.295.215
(534.075 )
(49.083 )
Aset tetap dalam pembangunan:
Bangunan dan prasarana
Mesin
Inventaris dan peralatan kantor
338.550
11.072.935
11.600
−
11.708.653
−
−
(2.753.150 )
−
152.165.063
320.825
1.213.736.815
65.682.967
−
145.172.220
−
−
(90.919.847 )
−
−
14.101.330
1.997.079
29.828.365
315.401.995
101.900.801
3.868.952
17.258.611
583.994
7.339.675
42.510.380
16.930.344
250.963
3.280.848
−
−
(17.229.955 )
−
(491.524 )
(46.569)
82.169
16.268
3.544.323
1.276.973
24.100
56.759
23.675.240
125.320
17.150.973
8.146
Total
494.056.363
88.055.323
Nilai buku neto sebelum
penurunan nilai tercatat
719.680.452
Aset sewa pembiayaan :
Mesin
Kendaraan
Total
Akumulasi penyusutan:
Pemilikan langsung:
Tanah
Bangunan dan prasarana
Mesin
Peralatan pabrik
Kendaraan
Inventaris dan peralatan kantor
Aset sewa pembiayaan:
Mesin
Kendaraan
Dikurangi penurunan nilai tercatat
Total nilai tercatat neto
−
−
(87.583.539 )
−
−
(17.768.048)
−
−
−
−
−
−
−
−
5.000.592
Rugi penurunan nilai
−
(2.355.497)
−
−
−
−
−
−
−
Eliminasi
Rp
(2.663.242 )
(37.612.136 )
(353.029.684 )
−
−
−
−
−
−
Reklasifikasi
Rp
−
2.219.457
42.761.276
224.757
320.825
(1.874.307 )
302.641.830
139.356.628
427.391.822
200.452.531
4.829.861
26.785.925
(333.550 )
(7.171.736 )
(11.600 )
5.000
12.856.702
−
(35.814.297 )
(320.825 )
−
232.094.102
−
1.346.414.401
−
−
(2.355.497)
(32.026.783)
−
(425.331.845 )
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
(2.663.242 )
(37.612.136 )
(353.029.684 )
−
−
−
427.828
8.802.941
−
133.466
(431.339 )
−
−
−
−
(32.026.783)
−
(8.799.430 )
(133.466 )
−
−
(425.331.845 )
82.087.152
−
492.011.225
31 Desember 2015
Rp
−
−
−
−
−
120.108.118
3.785.957
20.118.310
−
−
144.012.385
1.202.402.016
(311.596 )
(311.596 )
719.368.856
1.202.090.420
44
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. ASET TETAP (Lanjutan)
2014
1 Januari 2014
Rp
Penambahan
Rp
Pengurangan
Rp
Reklasifikasi*)
Rp
Selisih kurs
penjabaran
Rp
31 Desember 2014
Rp
457.203
1.341.291
2.885.858
831.633
14.313
56.155
44.357.781
154.401.607
628.325.894
191.474.635
5.004.400
26.263.525
Biaya perolehan:
Pemilikan langsung:
Tanah
Bangunan dan prasarana
Mesin
Peralatan pabrik
Kendaraan
Inventaris dan peralatan kantor
43.900.578
121.258.332
525.458.603
131.546.991
4.685.222
39.812.186
–
11.667.899
74.106.750
38.865.517
34.505
2.402.021
Aset tetap dalam pembangunan:
Bangunan dan prasarana
Mesin
Inventaris dan peralatan kantor
21.011.794
70.387.343
3.710.415
338.551
6.725.183
–
–
–
–
(21.011.795 )
(66.039.591 )
(3.698.815 )
–
–
–
338.550
11.072.935
11.600
111.572.467
725.185
76.364.492
–
–
–
(35.771.896 )
(404.360 )
–
–
152.165.063
320.825
1.074.069.116
210.504.918
(72.822.258 )
(3.601.414 )
5.586.453
1.213.736.815
1.421.461
23.360.503
270.622.659
77.793.024
3.293.716
27.775.586
524.437
6.166.463
40.750.576
11.883.320
389.383
3.286.653
–
–
(17.780.208 )
–
–
(54.806 )
–
–
20.068.113
11.591.101
173.960
(13.783.814 )
51.181
301.399
1.740.855
633.356
11.893
34.992
1.997.079
29.828.365
315.401.995
101.900.801
3.868.952
17.258.611
29.809.725
383.228
11.924.210
45.361
Total
434.459.902
74.970.403
Nilai buku neto sebelum penurunan
nilai tercatat
639.609.214
Aset sewa pembiayaan :
Mesin
Kendaraan
Total
Akumulasi penyusutan:
Pemilikan langsung:
Tanah
Bangunan dan prasarana
Mesin
Peralatan pabrik
Kendaraan
Inventaris dan peralatan kantor
Aset sewa pembiayaan :
Mesin
Kendaraan
Dikurangi penurunan nilai tercatat
Total nilai tercatat neto
–
–
(72.767.451 )
–
–
(54.807 )
–
–
(17.835.014 )
–
20.134.085
98.642.134
20.230.494
270.360
(15.952.030 )
(18.058.695 )
(303.269 )
(312.604 )
–
–
2.773.676
23.675.240
125.320
494.056.363
719.680.452
(311.596 )
(311.596 )
639.297.618
719.368.856
*) Reklasifikasi pada tahun 2014 sebesar Rp 3.601.414 (harga perolehan) dan Rp 312.604 (akumulasi
penyusutan) merupakan reklasifikasi piranti lunak yang sebelumnya dicatat sebagai inventaris dan
peralatan kantor pada aset tetap ke aset tidak berwujud (Catatan 13).
Pertimbangan Perseroan melakukan reklasifikasi piranti lunak yang sebelumnya dicatat sebagai
inventaris dan peralatan kantor dikarenakan adanya kesalahan pos, piranti lunak tidak memenuhi
syarat untuk diakui sebagai aktiva tetap dan lebih memenuhi syarat untuk diakui sebagai aset tidak
berwujud yang adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik sesuai PSAK 19.
Manajemen perpendapat bahwa reklasifikasi tersebut tidak menimbulkan dampak yang signifikan
terhadap laporan keuangan konsolidasian, dikarenakan semua biaya telah diakui melalui penyusutan
sesuai dengan nilai yang benar, sehingga penyajian kembali retrospektif tidak dilakukan, karena
dianggap tidak material terhadap laporan keuangan konsolidasian.
45
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. ASET TETAP (Lanjutan)
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
Pemilikan langsung:
Beban pabrikasi
Beban usaha
Aset sewa pembiayaan guna usaha:
Beban pabrikasi
Beban usaha
Total
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
26.125.224
876.173
17.034.052
735.950
68.043.056
2.853.148
60.242.397
2.758.435
7.544.917
–
4.187.983
–
17.159.119
−
11.956.792
12.779
34.546.314
21.957.985
88.055.323
74.970.403
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
Pelepasan aset tetap adalah sebagai berikut:
Harga jual aset tetap
Nilai tercatat
2.023
–
–
65.851.535
(73.151.799 )
54.967.353
(54.987.244 )
2.023
–
(7.300.264 )
(19.891 )
–
Laba (rugi) pelepasan aset tetap
Keuntungan (kerugian) pelepasan aset tetap tersebut termasuk keuntungan (kerugian) yang belum
direalisasi dari transaksi jual dan sewa kembali sebesar Rp Nihil pada tanggal 31 Maret 2016,
(Rp 4.500.457) dan (Rp 305.373) pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 yang diamortisasi selama
masa sewa kembali, serta rugi atas penghapusan aset tetap sebesar Rp Nihil pada tanggal 31 Maret 2016,
(Rp 2.968.375) dan (Rp 10.941) pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
Aset tetap tertentu berupa tanah, bangunan, mesin dan peralatan milik Kelompok Usaha juga digunakan
sebagai jaminan pinjaman bank (Catatan 16).
Aset sewa pembiayaan digunakan sebagai jaminan untuk utang sewa pembiayaan (Catatan 24).
Bangunan, mesin dan peralatan dalam penyelesaian diperkirakan akan selesai pada tahun 2016 dengan
persentase penyelesaian antara 10% - 90%.
Kelompok Usaha memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Pandaan, Tangerang, Cikarang,
Sidoarjo dan Hefei (Cina) dengan Hak Legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 (dua
puluh) tahun sampai dengan 30 (tiga puluh) tahun yang akan jatuh tempo pada tahun 2022 sampai
dengan tahun 2034 dan Hak Guna Tanah yang berjangka 50 (lima puluh) tahun yang akan jatuh tempo
pada tahun 2059 (Hefei, China). Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat masalah dengan
perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti
kepemilikan yang memadai.
46
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. ASET TETAP (Lanjutan)
Aset tetap Kelompok Usaha, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan
risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 96.095.062, USD 54.910.021
dan Rmb 114.701.544 tahun 2016, Rp 95.599.062, USD 54.605.671 dan Rmb 114.701.544 tahun 2015,
Rp 85.822.062, USD 54.887.037 dan Rmb 137.599.133 tahun 2014.
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan
kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Manajemen berpendapat bahwa nilai wajar aset tetap Kelompok Usaha melebihi nilai tercatatnya dan
karenanya tidak terdapat penurunan nilai atas nilai tercatat aset tetap tersebut, kecuali mesin tertentu
milik HPPP yang tidak terpakai karena perubahan permintaan/spesifikasi dari pelanggan. HPPP telah
membuat penyisihan atas penurunan nilai mesin tersebut. HPPP telah membuat penyisihan atas
penurunan nilai mesin tersebut sebesar Rp 311.596.
Total nilai tercatat bruto dari setiap aset tetap yang telah disusutkan penuh dan masih digunakan oleh
Kelompok Usaha adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
Bangunan dan prasarana
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Inventaris dan peralatan kantor
−
−
2.720.175
16.418.178
−
−
2.331.429
13.525.223
6.672.760
207.565.911
2.338.085
11.125.152
Total
19.138.353
15.856.652
227.701.908
Pada tanggal 31 Desember 2015, Kelompok Usaha menilai kembali tanah, bangunan dan prasarana,
serta mesin pabrik berdasarkan laporan penilai independen Kantor Jasa Penilai Publik Suhartanto,
Budhihardjo & Rekan tanggal 30 Maret 2016 untuk aset Perusahaan, QTX, LPI dan NP dengan nomor
laporan penilai masing-masing adalah SBR-PN-1603021-A, SBR-PN-1603022-C, SBR-PN-1603021-B,
dan SBR-PN-1603021-D dan Hefei Heqing Jiahua Assets Appraiser Company tanggal 28 Desember
2015 dengan tanggal batas pemeriksaan lapangan (cut-off date) 9 Desember 2015 dengan nomor laporan
penilai 49, yang menggunakan pendekatan harga pasar. Setelah tanggal 9 Desember 2015 tidak terdapat
penambahan aset tetap yang direvaluasi. Penilaian kembali aset tetap tersebut tidak ditujukan untuk
keperluan perpajakan, sehingga tidak ada pajak yang terhutang atas revaluasi aset tetap tersebut. Selisih
antara nilai buku bersih dengan nilai aset setelah penilaian kembali sebesar Rp 492.011.225 diakui
sebagai penambahan nilai buku aset tetap dan diakui dalam penghasilan komprehensif lainnya. Selisih
penilaian kembali aset tetap tersebut setelah dikurang pajak ditangguhkan dicatat dalam akun “Surplus
Revaluasi” sebagai bagian dari komponen ekuitas, sebagai berikut:
Rp
Nilai tercatat tanah, bangunan dan prasarana, serta mesin pabrik sebelum penilaian
kembali
Nilai tanah, bangunan dan prasarana serta mesin setelah penilaian kembali
609.473.157
1.101.484.382
Selisih penilaian kembali aset tetap
Dikurang: Pajak penghasilan tangguhan atas kenaikan nilai aset tetap
492.011.225
51.138.629
Selisih penilaian kembali aset tetap, neto
440.872.596
47
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. ASET TETAP (Lanjutan)
Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi sebesar Rp 425.331.845 dieliminasi terhadap jumlah
tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto setelah eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah
revaluasian aset tersebut. Berdasarkan laporan penilai independen tersebut bangunan gedung di
PT Natura Plastindo telah mengalami penurunan nilai sebesar Rp 2.355.497 dan dibebankan sebagai
rugi penurunan nilai dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun 2015.
Tabel di bawah ini menganalisis instrumen non-keuangan yang dicatat pada nilai wajar berdasarkan
tingkatan metode penilaian. Perbedaan pada setiap tingkatan metode penilaian dijelaskan sebagai
berikut:
 Level 1 – harga kuotasian (tidak disesuaikan) dari pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik
yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran.
 Level 2 – input selain harga kuotasian yang termasuk dalam level 1 yang dapat diobservasi untuk aset
atau liabilitas, baik secara langsung atau secara tidak langsung.
 Level 3 – adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas.
Hirarki nilai wajar tanggal 31 Desember 2015 :
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Total
Pemilikan langsung
Tanah
Bangunan
Mesin
−
−
−
302.641.830
139.356.628
427.391.822
−
−
−
302.641.830
139.356.628
427.391.822
Aset sewa pembiayaan
Mesin
−
232.094.102
−
232.094.102
−
1.101.484.382
−
1.101.484.382
Jumlah
Tidak terdapat perpindahan antar tingkat selama tahun berjalan. Nilai wajar tingkat 2 dari tanah,
bangunan dan mesin dihitung dengan menggunakan pendekatan perbandingan harga pasar, estimasi
biaya reproduksi baru atau biaya pengganti baru, dan estimasi pendapatan dan biaya yang dihasilkan
oleh aset. Harga pasar dari tanah dan bangunan yang paling mendekati disesuaikan dengan perbedaan
atribut utama seperti ukuran aset, lokasi dan penggunaan aset. Input yang paling signifikan dalam
pendekatan penilaian ini adalah asumsi harga per meter.
12. GOODWILL
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
30.811.638
30.811.638
30.811.638
(10.280.846 )
(10.280.846 )
(10.280.846)
20.530.792
20.530.792
20.530.792
Goodwill
Dikurangi:
Akumulasi amortisasi
Total
48
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. GOODWILL (Lanjutan)
Goodwill timbul dikarenakan penambahan penyertaan kepemilikan di entitas anak melalui penambahan
pembelian saham dari pemilik sebelumnya. Harga perolehan Goodwill LPI dan QTX masing-masing
sebesar Rp 11.878.147 dan Rp 18.933.491. Goodwill telah dihentikan amortisasinya sejak tahun 2011.
Manajemen berpendapat bahwa tidak ada indikasi penurunan nilai atas goodwill tersebut, dikarenakan
entitas anak tersebut masih memberikan kontribusi positif.
13. ASET TAK BERWUJUD
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
10.983.557
10.983.557
10.983.557
(5.832.905)
(5.421.723 )
(3.756.705)
5.150.652
5.561.834
7.226.852
Piranti lunak
Dikurangi:
Akumulasi amortisasi
Total
Penambahan harga perolehan dan akumulasi penyusutan pada tanggal 31 Desember 2014 merupakan
reklasifikasi harga perolehan dan akumulasi penyusutan dari aset tetap masing-masing sebesar
Rp 3.601.413 dan Rp 312.605 (Catatan 11).
Beban amortisasi dialokasikan sebagai berikut:
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
Beban pabrikasi
Beban usaha
104.954
306.228
104.868
310.371
419.731
1.245.287
384.843
662.415
Total
411.182
415.239
1.665.018
1.047.258
14. ASET KEUANGAN TIDAK LANCAR LAINNYA
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
Uang jaminan
4.614.534
4.614.534
4.324.154
Total
4.614.534
4.614.534
4.324.154
Uang jaminan pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 merupakan uang jaminan yang
dapat ditarik kembali (refundable deposit) yang dibayar kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
dan PT Cikarang Listrindo.
49
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. ASET TIDAK LANCAR LAIN-LAIN
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
Kerugian ditangguhkan transaksi jual dan disewa
kembali, neto
3.617.144
3.956.930
512.161
Total
3.617.144
3.956.930
512.161
Selisih lebih antara harga jual dan nilai tercatat aset harus diakui sebagai keuntungan tangguhan yang
harus diamortisasi dengan dasar garis lurus selama masa sewa, dan dalam hal terjadi kerugian, bila tidak
terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tersebut, diakui sebagai beban tangguhan dan diamortisasi
selama masa sewa kembali, apabila penyewaan kembali tersebut merupakan sewa guna usaha
pembiayaan.
16. PINJAMAN BANK
a. Pinjaman jangka pendek
31 Maret 2016
Mata uang
asing
Rp
Perusahaan:
The Hongkong and Shanghai
Banking Corporation Limited,
Indonesia
IDR 56.415.358
USD
881.430
PT Bank OCBC NISP Tbk
IDR 13.588.748
USD
615.385
SGD 3.662.420
EUR
−
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
IDR
9.794.608
USD 1.001.623
EUR
25.616
Entitas Anak :
The Hongkong and Shanghai
Banking Corporation Limited,
Indonesia
31 Desember 2014
Mata uang
asing
Rp
56.415.358
11.701.860
13.588.748
8.169.857
36.001.916
−
9.794.608
13.297.540
385.006
42.277.833
1.093.090
6.585.361
1.619.601
1.317.124
−
9.794.608
1.169.902
33.165
42.277.833
15.079.178
6.585.361
22.342.389
12.843.530
−
9.794.608
16.138.791
499.786
46.275.308 46.275.308
2.057.692 25.597.693
1.439.950
1.439.950
3.253.053 40.467.980
79.858
752.432
134.042
2.028.486
17.834.152 17.834.152
1.947.809 24.230.740
109.395 1.655.504
IDR 47.674.873
USD
237.898
IDR
2.862.115
47.674.873
3.158.338
2.862.115
37.191.591 37.191.591
549.728 7.583.500
3.197.129 3.197.129
36.780.214 36.780.214
−
−
2.515.714 2.515.714
8.911.544
18.310.817
10.157.055 21.577.648
1.169.797
15.530.222
PT Bank OCBC NISP Tbk
The Hongkong and Shanghai
Banking Corporation Limited,
China
RMB
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk –
Shanghai
USD
Total
31 Desember 2015
Mata uang
asing
Rp
236.891.258
50
−
−
195.111.344
9.059.085
18.417.210
314.160
3.908.147
221.903.530
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PINJAMAN BANK (Lanjutan)
a. Pinjaman jangka pendek (Lanjutan)
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia
Perusahaan
Pada tanggal 2 Januari 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Perusahaan dengan HSBC,
yang telah mengalami beberapa kali perpanjangan dan perubahan. Pada tanggal 8 Juni 2011, Perusahaan
dan HSBC telah menyepakati perubahan Perjanjian Fasilitas Perusahaan untuk pembiayaan kembali
seluruh fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan melalui PT Bank Industrial and Commercial Bank
of China (ICBC) Indonesia. Perubahan terakhir dilakukan pada tanggal 9 Nopember 2015, dengan
persyaratan dan kondisi sebagai berikut :
Fasilitas yang diperoleh Perusahaan antara lain:
– Limit Gabungan 1 (sublimit L/C, TR, pembiayaan supplier, SKBDN, Bank Garansi dan Pinjaman
Berulang/ Revolving Loan) sebesar USD 6.000.000; untuk pembiayaan modal kerja;
– Pembiayaan Piutang Domestik sebesar Rp 42.000.000;
– Fasilitas Cerukan (overdraft) sebesar Rp 10.000.000 atau USD 800.000;
– Fasilitas Treasuri sebesar USD 250.000;
– Fasilitas Kartu Kredit Korporasi sebesar Rp 500.000.
Saldo pinjaman jangka pendek pada tanggal 31 Maret 2016 sebesar Rp 56.415.358 dan USD 881.430
(31 Desember 2015: Rp 42.277.833 dan USD 1.093.090 dan 31 Desember 2014: Rp 46.275.308 dan
USD 2.057.692). Persyaratan lain seperti jaminan yang diberikan, pembatasan (negative covenant) dan
kewajiban lainnya sama dengan fasilitas pinjaman jangka panjang (Catatan 16b).
Dalam perjanjian tersebut, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank, Perusahaan tidak
diperkenankan (negative covenant), antara lain :
1. Membuat, menanggung atau mengizinkan timbulnya penjaminan apapun juga, termasuk jaminan atas
aktiva tetap, gadai, hak tanggungan atau jaminan secara umum atas properti, aset dan pendapatan
Perusahaan baik yang ada saat ini maupun yang akan diperoleh di kemudian hari;
2. Memberikan pinjaman atau kredit kepada siapapun juga kecuali pinjaman atau kredit yang diberikan
persyaratan yang wajar dalam rangka kegiatan usaha normal dari Perusahaan;
3. Membuat, menanggung atau menerima kewajiban apapun, kecuali hutang yang dibuat berdasarkan
perjanjian ini dan hutang yang telah ada dan telah diberitahukan dan diakui Bank.
Entitas Anak
Pada tanggal 27 Desember 2007, LPI menandatangani perjanjian fasilitas perbankan dengan HSBC.
Perjanjian tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan terakhir pada tanggal 9 Nopember 2015
dengan fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
a. Fasilitas modal kerja gabungan sebesar USD 3.000.000 dengan sublimit:
1. Fasilitas kredit berdokumen sebesar USD 2.500.000;
2. Fasilitas kredit berdokumen dengan pembayaran tertunda sebesar USD 3.000.000;
3. Surat kredit berdokumentasi dalam negeri (SKBDN) sebesar USD 500.000; dan
4. Pembiayaan pemasok sebesar USD 2.500.000 dan Rp 24.000.000.
b. Fasilitas pembiayaan piutang sebesar Rp 20.000.000;
c. Fasilitas pembiayaan tresuri sebesar USD 250.000.
51
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PINJAMAN BANK (Lanjutan)
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia (Lanjutan)
Entitas Anak (Lanjutan)
LPI telah menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut. Pada tanggal 31 Maret 2016 saldo pinjaman jangka
pendek sebesar Rp 47.674.873 dan USD 237.898 (31 Desember 2015: Rp 37.191.591 dan USD 549.728
dan 31 Desember 2014: Rp 36.780.214 dan USD Nihil).
Persyaratan lain seperti jaminan yang diberikan, pembatasan (negative covenant) dan kewajiban lainnya
sama dengan fasilitas pinjaman jangka panjang (Catatan 16b).
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, China
Entitas Anak
Pada tanggal 14 Oktober 2010, HPPP (entitas anak) menandatangani Perjanjian Pinjaman dengan The
Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd., (HSBC) China dan telah direvisi beberapa kali, dan
perubahan terakhir pada tanggal 7 Nopember 2014 dimana HPPP memperoleh fasilitas berupa:
– Fasilitas Impor (L/C dan Pinjaman Impor) sebesar USD 2.000.000, dengan bunga T/R sebesar
SIBOR+3,5% per tahun; dan
– Fasilitas Pinjaman Modal Kerja Revolving sebesar Rmb 13.000.000 dengan suku bunga
PBOC+13%; dan
Fasilitas tersebut memiliki limit kombinasi Rmb 21.000.000 dengan periode 1 tahun yang dimulai
setelah pelunasan seluruh pinjaman bank sebelumnya.
Saldo pinjaman jangka pendek pada tanggal 31 Maret 2016 sebesar RMB 8.911.544 (31 Desember 2015:
RMB 10.157.055 dan 31 Desember 2014: RMB 9.059.085).
Fasilitas tersebut dijamin dengan jaminan korporasi senilai USD 3.000.000 serta tanah dan bangunan
HPPP (Catatan 11).
PT Bank OCBC NISP Tbk
Perusahaan
Pada tanggal 5 Juli 2005, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pinjaman dengan PT Bank OCBC
NISP Tbk dan telah mengalami beberapa kali perubahan. Terakhir pada tanggal 4 Maret 2016 dimana
Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas pinjaman sebagai berikut :
– Limit Kombinasi Trade (L/C, T/R dan pembiayaan supplier) sebesar USD 5.000.000;
– Fasilitas Pinjaman atas Permintaan sebesar USD 7.500.000;
– Fasilitas Cerukan (Overdraft) sebesar Rp 5.000.000; dan
– Fasilitas Treasuri sebesar USD 2.500.000.
Saldo pinjaman jangka pendek pada tanggal 31 Maret 2016 sebesar Rp 13.588.748, USD 615.385,
EUR Nihil dan SGD 3.662.420 (31 Desember 2015: Rp 6.585.361, USD 1.619.601, EUR Nihil, dan
SGD 1.317.124 dan 31 Desember 2014: Rp 1.439.950, USD 3.253.053, EUR 134.042 dan SGD 79.858).
Persyaratan lain seperti jaminan yang diberikan, pembatasan (negative covenant) dan kewajiban lainnya
sama dengan fasilitas pinjaman jangka panjang (Catatan 16b).
52
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PINJAMAN BANK (Lanjutan)
a. Pinjaman jangka pendek (Lanjutan)
PT Bank OCBC NISP Tbk (Lanjutan)
Entitas Anak
Pada tanggal 16 Mei 2014 PT Natura Plastindo (NP) menandatangani perjanjian fasilitas kredit dengan
PT Bank OCBC NISP Tbk. NP memperoleh beberapa fasilitas kredit sebagai berikut:
– Limit Kombinasi Trade (L/C, T/R dan pembiayaan supplier) sebesar USD 1.000.000;
– Fasilitas Pinjaman atas Permintaan sebesar Rp 1.000.000;
– Fasilitas Treasuri sebesar USD 1.000.000
– Fasilitas Bank Garansi sebesar Rp 1.000.000 tenor 1 tahun
Saldo pinjaman jangka pendek pada tanggal 31 Maret 2016 sebesar Rp 2.862.115 (31 Desember 2015:
Rp 3.197.129 dan 31 Desember 2014: Rp 2.515.714).
Persyaratan lain seperti jaminan yang diberikan, pembatasan (negative covenant) dan kewajiban lainnya
sama dengan fasilitas pinjaman jangka panjang (Catatan 16b).
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Perusahaan
Pada tanggal 23 Maret 2011, Perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk untuk pembiayaan kembali seluruh fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan pada
PT Bank CIMB Niaga Tbk. Perjanjian ini telah beberapa kali diubah dan diperpanjang, adapun
perubahan dan perpanjangan yang terakhir dilakukan pada tanggal 17 Maret 2016.
Fasilitas pinjaman jangka pendek yang diperoleh Perusahaan adalah:
– Pinjaman Modal Kerja Revolving sebesar Rp 5.000.000 dengan jangka waktu hingga 22 Maret 2017;
– L/C (sublimit T/R) pembelian bahan baku dan sparepart sebesar USD 4.000.000 dengan jangka
waktu hingga 22 Maret 2017;
– Pembiayaan Pengambilalihan Tagihan sebesar Rp 15.000.000 dengan jangka waktu hingga
22 Maret 2017;
– Fasilitas Treasuri sebesar USD 160.000 dengan jangka waktu hingga 22 Maret 2017.
Fasilitas pinjaman tersebut di atas dijamin dengan jaminan sebagai berikut:
– Piutang usaha yang ada sekarang dan yang akan dimiliki sebesar Rp 35.000.000 (Catatan 6);
– Persediaan yang ada sekarang dan yang akan dimiliki sebesar Rp 40.000.000 (Catatan 8);
– Mesin dan peralatan yang berlokasi di Pandaan sebesar Rp 25.000.000 (Catatan 11);
– Tanah dan Bangunan (Catatan 11) :
SHGB No. 175, berlokasi di Desa Tawangrejo, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur
seluas 58.305 m2 atas nama PT Berlina Tbk.
53
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PINJAMAN BANK (Lanjutan)
a. Pinjaman jangka pendek (Lanjutan)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Lanjutan)
Perusahaan (Lanjutan)
Dalam perjanjian tersebut, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank, Perusahaan tidak
diperkenankan (negative covenant), antara lain:
1. Membuat perjanjian utang, hak tanggungan, kewajiban lain atau menjaminkan dalam bentuk apapun
atas aset termasuk hak atas tagihan dengan pihak lain, dengan nilai di atas Rp 5.000.000 kecuali
yang sudah ada sebelum pemberian fasilitas kredit oleh bank.
2. Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya, termasuk
transaksi derivatif diluar transaksi forex valuta tod dan tom, kecuali yang sudah ada sebelum
pemberian fasilitas kredit oleh bank dan lembaga keuangan lainnya, dengan nilai di atas
Rp 5.000.000.
3. Membuat langkah-langkah kebijakan bersifat strategis bagi perusahaan yang pada akhirnya dapat
mengakibatkan terganggunya operasional perusahaan/atau terganggunya kelancaran pembayaran
kewajiban pada bank, supplier dan/atau pihak ketiga lainnya dan/atau melanggar ketentuan dan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Perubahan pemegang saham kecuali pemegang saham publik.
Pinjaman ini dibebankan dengan tingkat suku bunga mengambang sebesar 5,75% - 6,00% dan 10,25% 11,25% per tahun masing-masing untuk mata uang Dollar Amerika Serikat dan Rupiah Indonesia.
Sehubungan dengan perjanjian kredit tersebut, Perusahaan memiliki kewajiban untuk mempertahankan
rasio keuangan sebagai berikut :
– Current Ratio lebih dari 100%;
– Debt Service Coverage Ratio atas EBITDA dengan nilai minimum 1,2 ; dan
– Debt to Equity Ratio kurang dari 300%.
Saldo pinjaman jangka pendek pada tanggal 31 Maret 2016 sebesar Rp 9.794.608, USD 1.001.623 dan
EUR 25.616 (31 Desember 2015: Rp 9.794.608, USD 1.169.902, dan EUR 33.165 dan
31 Desember 2014: Rp 17.834.152, USD 1.947.809 dan EUR 109.395).
Entitas Anak
Pada tanggal 5 Juni 2012, HPPP telah menandatangani perjanjian dengan PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk, Cabang Shanghai, Cina, untuk pembiayaan fasilitas-fasilitas perbankan. Perjanjian ini telah
beberapa kali diubah dan diperpanjang yang terakhir dilakukan pada tanggal 10 September 2015.
Fasilitas pinjaman jangka pendek yang diperoleh HPPP antara lain:
Fasilitas L/C (sublimit T/R) untuk pembelian bahan baku sebesar USD 3.000.000 dengan jangka waktu
1 tahun. Jangka waktu T/R plus L/C maksimal 180 hari dengan tingkat bunga sebesar LIBOR + 3,25%
per tahun.
Saldo pinjaman jangka pendek pada tanggal 31 Maret 2016 sebesar USD 1.169.797 (31 Desember 2015:
USD Nihil dan 31 Desember 2014: USD 314.160).
Persyaratan lain seperti jaminan yang diberikan, pembatasan (negative covenant) dan kewajiban lainnya
sama dengan fasilitas pinjaman jangka panjang (Catatan 16b).
54
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PINJAMAN BANK (Lanjutan)
b. Pinjaman jangka panjang
31 Maret 2016
Mata uang
asing
Rp
Perusahaan:
The Hongkong and Shanghai
Banking Corporation Limited,
Indonesia
PT Bank OCBC NISP Tbk
IDR 39.070.413
USD
−
USD 1.843.397
Entitas Anak :
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk –
Shanghai
USD
354.458
The Hongkong and Shanghai
Banking Corporation Limited,
Indonesia
USD 4.208.798
PT Bank OCBC NISP Tbk
IDR 16.021.276
31 Desember 2015
Mata uang
asing
Rp
31 Desember 2014
Mata uang
asing
Rp
39.070.413
−
24.472.944
42.681.360
−
1.891.088
42.681.360
−
26.087.560
−
4.652.742
−
−
57.880.109
−
4.705.785
393.842
5.433.046
1.168.049
14.530.534
55.876.003
16.021.276
4.566.350
16.243.926
62.992.798
16.243.926
5.811.950
8.855.965
72.300.658
8.855.965
Total
140.146.421
153.438.690
153.567.266
Bagian jatuh tempo dalam satu
tahun
(38.265.684)
(38.452.496 )
(44.053.661)
Bagian jangka panjang dari
pinjaman bank
101.880.737
114.986.194
109.513.605
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Entitas Anak
Pada tanggal 5 Juni 2012, HPPP telah menandatangani perjanjian dengan PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk, Cabang Shanghai, Cina, untuk pembiayaan fasilitas-fasilitas perbankan. Perjanjian ini telah
beberapa kali diubah dan diperpanjang yang terakhir dilakukan pada tanggal 10 September 2015.
Adapun perubahan jatuh tempo dan fasilitas pinjaman jangka panjang serta jaminannya adalah sebagai
berikut :
Fasilitas sublimit L/C Kredit Investasi untuk pembelian mesin sebesar USD 600.000 untuk pembelian
mesin tahap pertama dengan periode fasilitas selama 4 tahun dan bunga sebesar LIBOR + 4% per tahun.
Fasilitas ini dijamin dengan jaminan sebagai berikut:
 Mesin dan peralatan dengan nilai sebesar USD 5.000.000 (Catatan 11); dan
 Jaminan Korporasi dari Perusahaan hingga USD 6.000.000 atas seluruh fasilitas pinjaman yang
dipergunakan oleh HPPP termasuk jaminan kas defisit.
Sehubungan dengan perjanjian kredit tersebut, HPPP memiliki kewajiban untuk mempertahankan:
 Debt Service Coverage Ratio dengan nilai di atas 1; dan
 Debt to Equity Ratio (Interest Bearing Loan) dengan nilai maksimum 1,5.
Saldo pinjaman jangka panjang pada tanggal 31 Maret 2016 sebesar USD 354.458 (31 Desember 2015:
USD 393.842 dan 31 Desember 2014: USD 1.168.049).
55
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PINJAMAN BANK (Lanjutan)
b. Pinjaman jangka panjang (Lanjutan)
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia
Perusahaan
Pada tanggal 2 Januari 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Perusahaan dengan HSBC,
yang telah mengalami beberapa kali perpanjangan dan perubahan. Pada tanggal 8 Juni 2011, Perusahaan
dan HSBC telah menyepakati perubahan Perjanjian Fasilitas Perusahaan untuk pembiayaan kembali
seluruh fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan melalui PT Bank Industrial and Commercial Bank
of China (ICBC) Indonesia. Perubahan terakhir dilakukan pada tanggal 9 Nopember 2015, dengan
persyaratan dan kondisi sebagai berikut :
Fasilitas pinjaman jangka panjang yang diperoleh Perusahaan antara lain:
–
Limit Gabungan 2 sebesar USD 2.000.000, untuk pembiayaan mesin pada 2012 dengan sub limit
fasilitas sebagai berikut:
 Fasilitas Kredit Berdokumen dengan Pembayaran Tertunda sebesar USD 1.800.000 dengan
jangka waktu 360 hari; dan
 Fasilitas Utang Berjangka 3 sebesar USD 400.000 dengan jangka waktu 48 bulan dan Fasilitas
Utang Berjangka 4 sebesar USD 1.600.000 dengan jangka waktu 48 bulan.
– Limit Gabungan 3 sebesar USD 3.200.000 untuk pembiayaan mesin pada 2013 dengan sub limit
fasilitas sebagai berikut:
 Fasilitas Kredit Berdokumen dengan Pembayaran Tertunda sebesar USD 3.000.000 dengan
jangka waktu 360 hari; dan
 Fasilitas Utang Berjangka 5 sebesar USD 3.200.000 dengan jangka waktu 60 bulan.
Saldo pinjaman Utang Berjangka 3, 4 dan 5 telah dikonversi dari valuta USD ke dalam valuta Rupiah
pada tanggal 19 Oktober 2015.
Pinjaman ini dibebankan dengan tingkat suku bunga sebesar 5,55% - 6,25% dan 11,32% - 12,67% per
tahun dengan tingkat suku bunga mengambang.
Saldo pinjaman jangka panjang pada tanggal 31 Maret 2016 sebesar Rp 39.070.413 dan USD Nihil
(31 Desember 2015: Rp 42.681.360 dan USD Nihil dan 31 Desember 2014: Rp Nihil dan
USD 4.652.742).
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan :
– Piutang usaha dan persediaan masing-masing sebesar USD 1.000.000 dan USD 1.100.000 (Catatan
6 dan 8);
– Mesin sebesar USD 2.940.000 dan Rp 4.750.000 (Catatan 11);
– Tanah dan bangunan sebesar Rp 55.000.000 dengan rincian sebagai berikut:
 SHGB No. 1425, berlokasi di Desa Periuk Jaya, Kecamatan Jati Uwung, Kota Tangerang, Jawa
Barat seluas 12.732 m2 atas nama PT Berlina Tbk;
 SHGB No. 1427, berlokasi di Desa Periuk Jaya, Kecamatan Jati Uwung, Kota Tangerang, Jawa
Barat seluas 54.033 m2 atas nama PT Berlina Tbk; dan
 SHGB No. 2513, berlokasi di Desa Periuk Jaya, Kecamatan Jati Uwung, Kota Tangerang, Jawa
Barat seluas 2.120 m2 atas nama PT Berlina Tbk.
Khusus untuk Limit Gabungan 2 dan 3 akan dijamin dengan aset yang dibiayai.
56
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PINJAMAN BANK (Lanjutan)
b. Pinjaman jangka panjang (Lanjutan)
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia (HSBC) (Lanjutan)
Perusahaan (Lanjutan)
Dalam perjanjian tersebut, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank, Perusahaan tidak
diperkenankan, antara lain:
1. Membuat, menanggung atau mengizinkan timbulnya penjaminan apapun juga, termasuk jaminan
atas aktiva tetap, gadai, hak tanggungan atau jaminan secara umum atas properti, asset dan
pendapatan Debitur baik yang ada saat ini maupun yang akan diperoleh di kemudian hari;
2. Memberikan pinjaman atau kredit kepada siapapun juga kecuali pinjaman atau kredit yang diberikan
persyaratan yang wajar dalam rangka kegiatan usaha normal dari Debitur;
3. Membuat, menanggung atau menerima kewajiban apapun, kecuali hutang yang dibuat berdasarkan
perjanjian ini dan hutang yang telah ada dan telah diberitahukan dan diakui Bank.
Dalam perjanjian tersebut, Perusahaan diharuskan, antara lain:
1. Memberitahukan terlebih dahulu kepada Bank apabila melakukan pembayaran dividen atau
pembagian modal atau aset kepada para pemegang saham dan/atau Direksi dari Debitur, tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu kepada Bank; dan
2. Mensubordinasikan seluruh pinjaman pemegang saham yang saat ini ada atau akan ditanggung di
kemudian hari terhadap fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh Bank; dan
3. Menjaga kepemilikan saham Keluarga Tjiptobiantoro langsung maupun tidak langsung sebesar 51%.
Dalam perjanjian pinjaman tersebut, Perusahan memiliki kewajiban untuk mempertahankan :
– Rasio lancar pada tingkat minimum 1 : 1 setiap saat;
– Rasio External Gearing pada tingkat maksimum 2:1 pada tahun 2015 dan 1,5:1 pada tahun 2016 dan
seterusnya;
– Total external finance terhadap EBITDA maksimum 3,25 : 1 pada tahun 2015 dan 3 : 1 pada tahun
2016; dan
– Rasio EBITDA terhadap beban bunga, pinjaman jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun,
minimum 1,25 : 1.
Dalam perjanjian tersebut, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank, Perusahaan tidak
diperkenankan (negative covenant), antara lain :
1. Melakukan likuidasi, pembubaran atau menggabungkan atau mengkonsolidasikan diri dengan
perusahaan manapun untuk menggabungkan diri dengan Perusahaan atau untuk mengambil alih
seluruh atau sebagian besar dari aset atau permodalan dari perusahaan manapun;
2. Membeli, mengambil alih atau menyebabkan timbulnya suatu kewajiban untuk membeli atau
mengambil alih suatu atau seluruh aset atau bisnis dari orang, firma atau perusahaan manapun,
kecuali dalam rangka kegiatan usaha normalnya yang saat ini dilakukan;
3. Membuat, menanggung atau mengizinkan timbulnya penjaminan apapun juga, termasuk jaminan atas
benda tetap dan/atau tanah, gadai atau jaminan secara umum atas aset dan/atau hak yang dimiliki
oleh Perusahaan;
4. Memberikan pinjaman atau kredit kepada siapapun juga kecuali pinjaman atau kredit yang diberikan
persyaratan yang wajar dalam rangka kegiatan usaha normal dari Perusahaan;
5. Menjual, menyewakan, menyerahkan, mengalihkan atau memberikan aset manapun dari Perusahaan
yang dapat mengubah sifat dari kegiatan usaha Perusahaan secara material;
6. Melanggar suatu kesanggupan, baik kesanggupan finansial atau lainnya.
57
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PINJAMAN BANK (Lanjutan)
b. Pinjaman jangka panjang (Lanjutan)
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia (HSBC) (Lanjutan)
Entitas Anak
Pada tanggal 27 Desember 2007, LPI menandatangani perjanjian fasilitas perbankan dengan HSBC.
Perjanjian tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan terakhir pada tanggal 9 Nopember 2015,
dengan fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
a. Fasilitas pinjaman jangka panjang dengan cicilan tetap 1 sebesar USD 2.093.000;
b. Fasilitas pinjaman jangka panjang dengan cicilan tetap 2 sebesar USD 2.200.000; dan
c. Fasilitas pinjaman jangka panjang dengan cicilan tetap 3 sebesar USD 1.935.000;
LPI telah menggunakan fasilitas pinjaman jangka panjang di atas. Pada tanggal 31 Maret 2016 saldo
pinjaman jangka panjang sebesar USD 4.208.798 (31 Desember 2015: USD 4.566.350 dan
31 Desember 2014: USD 5.811.950). Pinjaman tersebut dicicil kuartalan sampai dengan tahun 2019.
Fasilitas-fasilitas tersebut dijaminkan dengan:
– Tanah dan bangunan sebesar Rp 7.500.000;
– Mesin-mesin sebesar Rp 35.000.000;
– Mesin-mesin sebesar USD 6.750.000;
Fasilitas-fasilitas tersebut dijaminkan dengan:
– Persediaan sebesar USD 3.500.000; dan
– Letter of Undertaking dari perusahaan pembiayaan untuk pembelian mesin apabila total penggunaan
fasilitas kredit berdokumen dengan pembiayaan tertunda melebihi USD 1.000.000.
Sehubungan dengan perjanjian fasilitas perbankan, LPI memiliki kewajiban untuk mempertahankan:
– Rasio Lancar pada tingkat minimum 1:1 setiap saat;
– Ratio External Gearing pada tingkat maksimal 2:1 pada tahun 2015 dan 1,5:1 pada tahun 2016; dan
– Ratio Kecukupan membayar utang pada tingkat minimum 1,25:1.
PT Bank OCBC NISP Tbk
Perusahaan
Pada tanggal 5 Juli 2005, Perusahaan menandatangani Perjanjian pinjaman dengan PT Bank OCBC
NISP Tbk dan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir pada tanggal 4 Maret 2015, dimana
Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman jangka panjang sebagai berikut :
– Fasilitas Pinjaman Berjangka 1 untuk pembiayaan mesin sebesar USD 2.100.000, dengan sublimit
L/C dan pinjaman berjangka periode 5 tahun plus masa tenggang (”grace period”) 18 bulan dari
tanggal B/L.
– Fasilitas Pinjaman Berjangka 2 untuk pembiayaan mesin sebesar USD 2.600.000, dengan sublimit
L/C dan pinjaman berjangka periode 5 tahun plus masa tenggang (“grace period”) 18 bulan dari
tanggal B/L.
Pinjaman ini dibebankan dengan tingkat suku bunga sebesar 5,50% - 5,75% dan 11,25% - 12,00% per
tahun masing-masing untuk mata uang Dolar Amerika Serikat dan Rupiah Indonesia dengan tingkat
suku bunga mengambang.
Saldo pinjaman jangka panjang pada tanggal 31 Maret 2016 sebesar
(31 Desember 2015: USD 1.891.088 dan 31 Desember 2014: USD Nihil)
58
USD 1.843.397
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PINJAMAN BANK (Lanjutan)
b. Pinjaman jangka panjang (Lanjutan)
PT Bank OCBC NISP Tbk (Lanjutan)
Perusahaan (Lanjutan)
Fasilitas pinjaman di atas dijamin dengan mesin sebesar Rp 21.389.200 (Catatan 11) dan persediaan
(Catatan 8) sebesar Rp 40.000.000. Khusus untuk Fasilitas Pinjaman Berjangka 1 dan 2 akan dijamin
dengan mesin yang dibiayai.
Sehubungan dengan fasilitas yang diberikan, Perusahaan memiliki kewajiban untuk mempertahankan:
– Rasio total liabilitas terhadap kekayaan berwujud konsolidasian neto tidak lebih dari 2,5 kali ;
– Rasio lancar tidak kurang dari 1 kali ;
– Kekayaan konsolidasian neto tidak kurang dari Rp 200.000.000 ; dan
– Debt service coverage ratio tidak kurang dari 1,25 kali.
Entitas Anak
Pada tanggal 16 Mei 2014 PT Natura Plastindo (NP) menandatangani perjanjian fasilitas kredit dengan
PT Bank OCBC NISP Tbk. NP memperoleh fasilitas pinjaman jangka panjang sebagai berikut:
– Fasilitas Pinjaman Berjangka untuk pembiayaan mesin sebesar USD 700.000, dengan sublimit L/C
dan pinjaman berjangka periode 5 tahun plus masa tenggang (”grace period”) 6 bulan dari tanggal
penarikan;
– Fasilitas Pinjaman Berjangka 2 untuk pembiayaan aset tetap sebesar Rp 9.000.000, periode 5 tahun
plus masa tenggang (”grace period”) 18 bulan dari tanggal penandatanganan perjanjian.
Saldo pinjaman jangka panjang pada tanggal 31 Maret 2016 sebesar Rp 16.021.276 (31 Desember 2015:
Rp 16.243.926 dan 31 Desember 2014: Rp 8.855.965).
Fasilitas-fasilitas tersebut dijamin dengan:
–
Aset yang dibiayai dengan pinjaman berjangka ;
–
Persediaan sebesar Rp 4.500.000 ;
–
Piutang sebesar Rp 9.000.000 ;
–
10% cash margin untuk penerbitan Bank Garansi ;
–
Jaminan korporasi dari PT Dwi Satrya Utama sebesar Rp 34.500.000 ; dan
–
Cross default dan jaminan top-up dana dari Perusahaan.
Sehubungan dengan perjanjian fasilitas perbankan, NP memiliki kewajiban untuk mempertahankan
rasio:
– DSCR pada tingkat minimum 1,25 x setiap saat;
– Rasio lancar pada tingkat minimum 1 : 1 setiap saat; dan
– Rasio Hutang terhadap Modal yang Disesuaikan pada tingkat maksimum:
 3x untuk tahun 2014
 2,5x untuk tahun 2015
 2x untuk tahun 2016
Fasilitas ini telah diperpanjang yang terakhir pada September 2015.
Disamping itu, utang NP kepada Perusahaan telah disubordinasikan. Saldo utang NP kepada Perusahaan
pada tanggal 31 Maret 2016 sebesar Rp 21.238.615 (31 Desember 2015: Rp 18.894.321;
31 Desember 2014: Rp 11.595.410).
59
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. UTANG USAHA
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
19.294.294
6.196.089
4.604.481
3.099.377
2.835.304
2.594.888
2.285.220
2.066.809
1.855.666
1.633.371
1.622.428
−
−
26.016.889
11.193.151
4.600.688
7.813.702
2.480.971
3.168.701
−
2.160.147
3.282.661
2.264.735
787.328
2.140.282
2.451.054
−
25.643.927
25.014.767
3.649.894
7.241.747
378.991
2.290.501
−
8.775.546
1.322.897
555.519
2.104.687
1.008.331
3.446.278
1.628.320
32.197.111
Total
Pemasok luar negeri
Chevron Phillips Chemical Asia Pte.,
Ltd.
National Label Company Asia Pte., Ltd.
Scg Plastic Co., Ltd.
Zheng Wei Cymmetrik Co., Ltd.
CCL Hefei Kemasan Bahan Co., Ltd.
Kolon Global Corp.
Dong Yue Chem
Combitool Ltd.
Shanghai Xiang Hong Kong Printing Co.,
Ltd. (Xiang Gang Label)
Lotte Chemical Titan Trading Sdn., Bhd
Propack Jiangyin Advance Packaging
Co., Ltd.
Essel Packaging Guangzhou Ltd.
Muntajat Marketing (Shanghai) Co., Ltd.
Xiang Gang Label
Aoki Technical (S) Pte., Ltd.
Lainnya
74.104.816
67.987.347
89.614.589
11.241.265
9.077.123
8.011.879
7.867.576
5.838.703
2.310.304
2.122.228
1.734.618
11.861.347
10.898.664
6.808.862
13.381.680
8.789.113
1.737.495
–
–
12.531.689
6.356.194
7.647.915
9.915.671
3.420.566
4.830.477
946.361
–
1.724.956
1.682.335
3.413.010
1.133.535
3.401.892
1.997.304
1.115.189
595.720
–
–
–
26.763.496
4.253.958
2.962.232
2.744.967
–
–
44.799.669
–
–
–
1.970.458
291.900
24.785.354
Total pemasok luar negeri
80.085.392
112.784.532
78.095.781
154.190.208
180.771.879
167.710.370
a. Berdasarkan pemasok :
Pihak ketiga :
Pemasok dalam negeri:
PT Dai Nippon Printing Indonesia
PT Rexplast
PT Fuji Seal Indonesia
PT Tirta Investama
PT Pemara Labels Indonesia
PT Best Label
PT Master Label
PT Cahaya Jakarta
PT Plasticolors Eka Perkasa
PT Adyabina Putramas
PT Clariant Indonesia
PT Mitra Utama Grafika
PT Indo Thai Trading
Lainnya
Total
60
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. UTANG USAHA (Lanjutan)
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
83.470.512
37.067.995
26.476.976
4.071.590
2.542.443
305.078
252.057
3.557
77.980.827
62.425.321
27.738.206
12.271.823
1.649
89.927
260.604
3.522
85.778.361
36.700.682
41.767.172
502.006
–
2.417.284
541.289
3.576
154.190.208
180.771.879
167.710.370
a. Berdasarkan mata uang :
Rupiah
Yuan Renminbi China
Dolar AS
Dolar Singapura
Franc Swiss
Euro
Yen Jepang
Dolar Australia
Total
Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku utama dan pembantu, baik dari pemasok
dalam maupun luar negeri berkisar 30 sampai 120 hari.
Tidak ada jaminan yang diberikan oleh Kelompok Usaha terhadap utang tersebut, dan tidak terdapat
utang kepada pihak berelasi.
Karena sifatnya jangka pendek, nilai wajar utang usaha diperkirakan sama dengan nilai tercatatnya.
18. UTANG LAIN-LAIN
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
Dividen
Transportir
Lain-lain
Total
428.677
–
2.710.505
428.677
–
2.741.931
308.166
764.912
3.703.205
3.139.182
3.170.608
4.776.283
Karena sifatnya jangka pendek, nilai wajar utang lain-lain diperkirakan sama dengan nilai tercatatnya.
19. UTANG JANGKA MENENGAH
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
Utang Jangka Menengah – pokok
Dikurang:
Biaya transaksi setelah akumulasi amortisasi
masing-masing sebesar Rp 1.480.179,
Rp 1.175.542 dan Rp 59.975 pada tanggal
31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014
200.000.000
Nilai tercatat neto
197.629.923
(2.370.077 )
61
200.000.000
(2.674.714 )
197.325.286
200.000.000
(3.790.281 )
196.209.719
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. UTANG JANGKA MENENGAH (Lanjutan)
Pada tanggal 11 Desember 2014, Perusahaan telah menerbitkan surat hutang dalam bentuk Utang Jangka
Menengah (Medium Term Note, “MTN”). Nilai pokok MTN yang diterbitkan Perseroan adalah
Rp 200.000.000 dengan jangka waktu 3 tahun. MTN tersebut dikenakan bunga sebesar 13,5% per tahun
yang dibayarkan setiap 3 bulan dengan perhitungan 30/360 dimulai dari tanggal penerbitan MTN.
Pembayaran bunga pertama dilakukan pada tanggal 11 Maret 2015 dan akan berakhir sekaligus dengan
jatuh tempo MTN pada tanggal 11 Desember 2017. MTN tersebut telah memperoleh pemeringkatan
yang dilakukan oleh PT Fitch Rating Indonesia (“Fitch”) tanggal 22 September 2014 dengan peringkat
“A-” (A-; stable outlook) untuk jangka waktu 3 tahun. Pada bulan Desember 2014, Perusahaan telah
menerima hasil dari penerbitan MTN ini dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang merupakan pembeli
MTN tersebut. Hasil dari penerbitan MTN tersebut digunakan untuk pelunasan fasilitas kredit investasi
dan pinjaman transaksi khusus kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 100.000.000. Hasil
tersebut juga digunakan untuk operasional dan pembiayaan belanja modal Perusahaan, termasuk
pelunasan utang pembelian aset tetap Perusahaan.
MTN ini dijamin dengan :
– Tanah dan bangunan SHGB No. 53 seluas 39.915 m2 berlokasi di Desa Wangun Harja, Kabupaten
Bekasi atas nama PT Berlina, Tbk. senilai Rp 119.823.600;
– Mesin dan peralatan senilai Rp 29.095.200;
– Mesin dan peralatan milik PT Quantex (entitas anak) senilai Rp 8.111.900;
– Jaminan perusahaan dari PT Dwi Satrya Utama (pemegang saham); dan
– Gadai saham Perusahaan pada PT Quantex.
Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penerbitan MTN ini sebesar Rp 3.850.256,
dikurangkan dari utang MTN dan diamortisasi selama umur MTN tersebut.
Penerbitan MTN tersebut telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
yang diadakan tanggal 17 Nopember 2014.
20. UTANG PEMBELIAN ASET TETAP
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
a. Jangka pendek
Kai Mei Plastic Machinery Co. Ltd.
PT Asia Global Solusi
PT Harysekawan Abadi
Uniloy Milacron Germany GmbH
Bekum Maschinenfabriken GmbH
Combitool Ltd.
Aoki Technical Laboratory Inc.
ARBURG GmbH Co KG.
Martin Automatic Inc.
PT Petrotec Rekayasa Dinamika
Lain-lain
Total
b. Jangka panjang
Chang Woen Machinery Co. Ltd.
Total
62
–
9.473.953
420.691
–
–
–
–
–
–
–
–
459.532
9.934.676
435.742
26.400
15.733
–
–
–
–
–
–
522.910
360.760
394.352
24.586.602
6.525.466
5.176.576
4.416.716
6.063.296
2.887.770
311.637
815.351
10.354.176
10.935.461
51.538.526
–
–
6.213.158
–
–
6.213.158
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. UTANG PEMBELIAN ASET TETAP (Lanjutan)
Utang pembelian aset tetap jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2014, kepada Chang Woen
Machinery Co., Ltd., merupakan saldo atas pembelian aset tetap yang menggunakan fasilitas Letter of
Credit (L/C) dari bank yang jatuh tempo dalam 360 hari. Pada saat jatuh tempo, pembayaran didanai
dengan pinjaman bank jangka panjang.
21. UANG MUKA DARI PELANGGAN
Uang muka dari pelanggan pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
masing-masing sebesar Rp 3.482.243, Rp 3.181.300 dan Rp 3.120.990 merupakan uang muka yang
diterima dari pelanggan sehubungan dengan penjualan Kelompok Usaha.
22. LIABILITAS IMBALAN KERJA JANGKA PENDEK
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan
31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp 10.164.224, Rp 6.081.578 dan Rp 5.498.492 merupakan
liabilitas atas gaji, upah, tunjangan dan THR karyawan.
23. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
Rabat
Listrik, air, telepon
Bunga
Biaya pengiriman
Beban impor
Asuransi
Jasa profesional
Sewa
Lain-lain
10.323.067
5.469.941
3.805.724
2.994.191
2.567.355
1.898.599
1.755.227
1.384.418
5.246.587
8.585.282
4.217.706
2.813.677
3.243.429
2.404.110
456.078
1.970.715
625.101
1.332.957
609.903
5.055.205
3.294.573
1.079.624
1.646.891
−
2.028.542
1.814.818
1.961.896
Total
35.445.109
25.649.055
17.491.452
63
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. UTANG SEWA PEMBIAYAAN
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
–
35.760.995
38.159.683
21.534.645
14.759.780
7.404.800
–
51.177.609
40.196.932
21.918.066
14.935.682
7.404.800
39.806.454
33.363.755
23.985.171
9.198.842
4.216.241
–
Total pembayaran minimum sewa
pembiayaan
Bunga
117.619.903
(16.454.314 )
135.633.089
(19.114.419 )
110.570.463
(11.267.598)
Nilai tunai pembayaran minimum sewa
pembiayaan
101.165.589
116.518.670
99.302.865
Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu
tahun
(38.199.811 )
(42.577.973 )
(34.232.298)
62.965.778
73.940.697
65.070.567
a. Berdasarkan jatuh tempo
Pembayaran yang jatuh tempo pada tahun :
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Bagian jangka panjang
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
b. Berdasarkan lessor
PT JA Mitsui Leasing Indonesia
PT Arthaasia Finance
PT Orix Indonesia Finance
PT Chandra Sakti Utama Leasing
Total
57.382.910
18.270.282
14.793.789
10.718.608
62.652.686
22.483.574
18.346.632
13.035.778
15.018.931
29.157.897
28.394.290
26.731.747
101.165.589
116.518.670
99.302.865
Manajemen Kelompok Usaha menetapkan kebijakan untuk membeli sebagian besar mesin dan
perlengkapan, kendaraan dan peralatan dengan menggunakan sewa pembiayaan melalui perjanjian sewa
pembiayaan langsung dan jual dan disewa kembali dengan lessor seperti yang disebutkan di atas.
Perjanjian sewa pembiayaan tersebut rata-rata berjangka waktu 3-5 tahun dengan tingkat bunga efektif
per tahun antara 4,2% - 14% untuk tahun 2016, 2015 dan 2014. Utang ini dijamin dengan aset sewa
pembiayaan yang bersangkutan (Catatan 11).
Dalam perjanjian sewa pembiayaan tersebut terdapat opsi berikut:
- Pada saat berakhirnya jangka waktu sewa guna usaha, Lessee mempunyai opsi untuk memperbarui
jangka waktu untuk jangka waktu 1 tahun berikutnya, dengan mengirim pemberitahuan tertulis
kepada Lessor tidak kurang dari 30 hari kalender sebelum berakhirnya jangka waktu sewa;
- Pada saat berakhirnya jangka waktu sewa guna usaha, Lessee mempunyai opsi untuk membeli
seluruh namun bukan sebagian dari Barang dengan harga pembelian setara dengan nilai sisa, dengan
mengirimkan pemberitahuan tertulis kepada Lessor paling lambat 3 bulan sebelum berakhirnya
jangka waktu sewa.
64
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. UTANG SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan)
Dalam perjanjian sewa pembiayaan tersebut terdapat persyaratan bahwa tanpa persetujuan tertulis dari
Lessor, Lessee tidak diperkenankan :
a. Melekatkan, mengikat, menambatkan atau dengan cara lain menempatkan Barang pada tanah
dan/atau bangunan dan/atau pada benda tidak bergerak lain di mana barang ditempatkan, disimpan;
b. Menjaminkan, mengalihkan, menjual atau melepaskan hak atas barang atau melakukan segala
tindakan lain yang dapat melanggar kepemilikan Lessor, Lessee tidak boleh mengizinkan barang
dikuasai atau digunakan oleh pihak ketiga kecuali pihak ketiga yang disetujui oleh Lessor secara
tertulis. Apabila hal tersebut terjadi, Lessee harus segera memberitahukan Lessor mengenai hal
tersebut dan Lessee atas ongkos dan biayanya sendiri harus segera mengambil tindakan agar barang
tidak dikuasai atau digunakan lagi oleh pihak ketiga tersebut;
c. Memindahkan barang tanpa izin tertulis terlebih dahulu dari Lessor. Lessee harus memberitahukan
Lessor setiap rencana untuk memindahkan barang dan tempat penyerahan dan lokasi baru dari
barang.
25. LIABILITAS IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG
Kewajiban imbalan paska kerja Kelompok Usaha dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalah
sebagai berikut:
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
Nilai kini kewajiban imbalan kerja
Nilai wajar aset
50.097.537
(4.317.880)
44.268.077
(4.264.862 )
41.571.489
(6.092.415)
Liabilitas neto
45.779.657
40.003.215
35.479.074
Perubahan dalam nilai kini kewajiban imbalan kerja
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
Nilai kini kewajiban imbalan kerja awal tahun
Beban jasa kini
Beban jasa lalu
Beban bunga
Pembayaran manfaat
Perubahan asumsi aktuarial
Penyesuaian
44.268.077
931.902
−
952.697
(154.738 )
3.466.950
632.649
41.571.489
911.061
−
858.207
(80.320)
2.355.255
(1.757.806)
41.571.489
3.912.872
(2.476.703 )
3.595.592
(3.665.583 )
(2.144.417 )
3.474.827
37.656.948
3.370.409
−
2.987.241
(5.433.628)
1.968.628
1.021.891
Nilai kini akhir tahun
50.097.537
43.857.886
44.268.077
41.571.489
65
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25. LIABILITAS IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG (Lanjutan)
Mutasi nilai wajar aset program adalah sebagai berikut:
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
Nilai wajar aset program pada awal tahun
Iuran pemberi kerja
Pendapatan bunga
Imbalan yang dibayarkan
Pengukuran kembali yang dibebankan ke
penghasilan komprehensif lainnya
4.264.862
−
95.959
−
6.092.415
−
128.279
−
Nilai wajar aset program pada akhir tahun
4.317.880
(42.941)
(56.542)
6.164.152
6.092.415
995.451
513.123
(3.011.470 )
7.172.714
−
574.192
(1.295.624 )
(324.657 )
(358.867 )
4.264.862
6.092.415
Beban imbalan kerja yang diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut :
Beban jasa kini
Beban jasa lalu
Beban bunga
Biaya atas manfaat PHK lainnya
Total
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
931.902
−
856.738
6.722
911.061
−
729.927
−
1.795.362
1.640.988
3.912.872
(2.476.703 )
3.082.469
3.238.725
3.370.409
−
2.413.049
115.402
7.757.363
5.898.860
Beban imbalan kerja yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain konsolidasian adalah sebagai
berikut :
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
Perubahan asumsi aktuarial
Beban bunga
Penyesuaian
3.466.950
42.941
632.649
2.355.255
56.542
(1.757.805 )
(2.144.417 )
324.657
3.474.827
1.968.628
358.867
1.021.891
Total
4.142.540
653.992
1.655.067
3.349.386
66
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25. LIABILITAS IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG (Lanjutan)
Mutasi liabilitas neto dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
Saldo awal tahun
Pembayaran manfaat pesangon karyawan pada
tahun berjalan
Penghasilan komprehensif lainnya
Pembayaran manfaat pesangon diambil dari
pendanaan
Pembayaran manfaat PHK pada tahun berjalan
Beban manfaat karyawan yang diakui pada
tahun berjalan
Kontribusi tahun berjalan
40.003.215
1.795.362
−
7.757.363
(995.451)
5.898.860
−
Saldo akhir tahun
45.779.657
40.003.215
35.479.074
(154.738)
4.142.540
−
(6.722)
35.479.074
30.484.234
(3.665.583 )
1.655.067
(5.433.628)
3.349.386
3.011.470
(3.238.725 )
1.295.624
(115.402)
Penyesuaian program untuk periode lima tahun adalah sebagai berikut:
31 Maret
2016
Rp
PVBO
Nilai kini kewajiban manfaat
kerja
Nilai wajar aset program pada
awal tahun
Defisit
Penyesuaian historis (nilai)
Penyesuaian historis (%)
FVA
Nilai wajar aset program
Penyesuaian historis (nilai)
Penyesuaian historis (%)
31 Desember
2015
Rp
31 Desember
2014
Rp
31 Desember
2013
Rp
31 Desember
2012
Rp
50.097.537
44.268.077
41.571.489
37.656.948
40.530.942
4.317.880
45.779.657
609.510
1,22%
4.264.862
40.003.215
3.232.578
7,30%
6.092.415
35.479.074
1.507.369
3,63%
7.172.714
30.484.234
3.497.655
9,29%
8.534.393
31.996.549
982.058
2,42%
4.317.880
(42.941 )
-0,99%
4.264.862
(324.657 )
-7,61%
67
6.092.415
(358.867 )
-5,89%
7.172.714
(130.073 )
-1,81%
8.534.393
(315.729 )
-3,70%
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25. LIABILITAS IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG (Lanjutan)
Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar, dengan
variabel lain dianggap tetap, terhadap kewajiban imbalan pasca kerja, beban jasa kini dan beban bunga
pada tanggal 31 Desember 2015:
2016
Rp
Asumsi keuangan:
Asumsi tingkat diskonto:
Tingkat diskonto +1%
Tingkat diskonto -1%
45.644.785
55.223.009
Asumsi tingkat kenaikan gaji
Tingkat kenaikan gaji +1%
Tingkat kenaikan gaji -1%
55.242.897
45.559.973
Analisa jatuh tempo yang diharapkan dari liabilitas imbalan kerja adalah sebagai berikut:
Nilai arus kas kontraktual
Dalam satu tahun
Satu tahun sampai lima tahun
Lima tahun sampai sepuluh tahun
281.975
15.269.305
39.861.018
Total
55.412.298
Perhitungan imbalan pasca kerja di atas dihitung oleh aktuaris independen, PT Padma Radya Aktuaria
dalam laporannya bertanggal 17 Juni 2016. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian
aktuaria adalah sebagai berikut :
Tingkat diskonto
Tingkat kenaikan gaji
Tingkat kematian
Tingkat cacat
Tingkat pengunduran diri
Proporsi pensiun normal
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
8,25% p.a.
9,00% p.a.
8,50% p.a.
7,00% p.a.
7,00% p.a.
7,00% p.a.
100% TMI-III
100% TMI-III
100% TMI-III
5,00% TMI-III
5,00% TMI-III
5,00% TMI-III
2,00% per tahun sampai 2,00% per tahun sampai 2,00% per tahun sampai
usia 35 tahun kemudian usia 35 tahun kemudian usia 35 tahun kemudian
menurun linear menuju menurun linear menuju menurun linear menuju
0% per tahun di usia
0% per tahun di usia
0% per tahun di usia 55
55 tahun
55 tahun
tahun
100%
100%
100%
Kelompok Usaha kecuali HPPP dan BS membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk semua
karyawan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.
Program ini didanai oleh Kelompok Usaha melalui pembayaran premi asuransi kepada PT Asuransi
Jiwa Sequis Life sejak tanggal 1 Desember 2004.
68
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. MODAL SAHAM
Susunan pemegang saham berdasarkan catatan Biro Administrasi Efek PT Adimitra Transferindo pada
tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut :
31 Maret 2016
Nama pemegang saham
Jumlah saham
(nilai penuh)
Persentase
pemilikan
%
Jumlah modal
disetor
Rp
PT Dwi Satrya Utama
Lisjanto Tjiptobiantoro – Komisaris Utama
Atmadja Tjiptobiantoro
Komodo Fund
Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%)
402.433.770
49.774.000
26.224.000
72.212.500
208.355.730
53,02
6,56
3,46
9,51
27,45
20.121.689
2.488.700
1.311.200
3.610.625
10.417.786
Total
759.000.000
100,00
37.950.000
31 Desember 2015
Nama pemegang saham
Jumlah saham
(nilai penuh)
Persentase
pemilikan
%
Jumlah modal
disetor
Rp
PT Dwi Satrya Utama
Lisjanto Tjiptobiantoro – Komisaris Utama
Atmadja Tjiptobiantoro
Komodo Fund
Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%)
402.433.770
49.774.000
27.288.600
72.212.500
207.291.130
53,02
6,56
3,60
9,51
27,31
20.121.689
2.488.700
1.364.430
3.610.625
10.364.556
Total
759.000.000
100,00
37.950.000
31 Desember 2014
Nama pemegang saham
Jumlah saham
(nilai penuh)
Persentase
pemilikan
%
Jumlah modal
disetor
Rp
PT Dwi Satrya Utama
Lisjanto Tjiptobiantoro – Komisaris Utama
Atmadja Tjiptobiantoro
Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%)
354.825.000
49.774.000
30.819.700
254.581.300
51,42
7,21
4,47
36,90
17.741.250
2.488.700
1.540.985
12.729.065
Total
690.000.000
100,00
34.500.000
69
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. MODAL SAHAM (Lanjutan)
Berdasarkan akta notaris No. 25 tanggal 21 Juni 2012 dari Diah Guntari L. Soemarwoto S.H.,
Perusahaan melakukan pemecahan saham dari 300.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 250 per
saham (nilai penuh) menjadi 1.500.000.000 saham (angka penuh) dengan nilai nominal Rp 50 per saham
(nilai penuh). Sehingga modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi 690.000.000 saham (angka
penuh) atau ekuivalen dengan Rp 34.500.000 setelah pemecahan saham.
Berdasarkan Akta No. 27 dari Notaris Jose Dima Satria, SH, M.Kn., tanggal 23 Oktober 2015, Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa menyetujui rencana Perusahaan melakukan penambahan modal
tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 69.000.000 (angka penuh) lembar saham dengan nilai
nominal Rp 50 (nilai penuh) per saham, sehingga modal ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan
menjadi 759.000.000 (angka penuh) saham atau ekuivalen dengan Rp 37.950.000. Perusahaan telah
menerima hasil dari penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu ini pada bulan
Nopember – Desember 2015. Perubahan jumlah saham yang ditempatkan dan disetor Perusahaan telah
diaktakan melalui Akta No. 2 dari Notaris Jose Dima Satria, SH, M.Kn., tanggal
2 Februari 2016 dan telah diterima dan dicatat dalam SISMINBAKUM oleh Menteri Hukum dan HAM
Republik Indonesia dengan surat No. AHU-AH.01.03-0018868 tanggal 9 Februari 2016.
27. TAMBAHAN MODAL DISETOR
Akun ini merupakan agio saham sehubungan dengan transaksi berikut:
31 Maret
2016
Rp
31 Desember
2015
Rp
31 Desember
2014
Rp
Penerbitan 1.750.000 (angka penuh) saham
melalui penawaran umum tahun 1989
Pembagian saham bonus tahun 1998
12.075.000
(11.500.000)
12.075.000
(11.500.000 )
Penerbitan 69.000.000 saham tanpa hak
memesan efek terlebih dahulu tahun 2015
40.020.000
40.020.000
−
Total
40.595.000
40.595.000
575.000
70
12.075.000
(11.500.000)
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. KOMPONEN EKUITAS LAINNYA
31 Maret 2016
Saldo awal
Penghasilan
komprehensif
lainnya
Laba
ditahan
Saldo akhir
Rp
Rp
Rp
Rp
Selisih kurs karena penjabaran laporan
keuangan
61.589.169
(7.046.410 )
−
54.542.759
Total
61.589.169
(7.046.410 )
−
54.542.759
31 Desember 2015
Saldo awal
Penghasilan
komprehensif
lainnya
Laba
ditahan
Saldo akhir
Rp
Rp
Rp
Rp
Selisih kurs karena penjabaran laporan
keuangan
53.819.648
7.769.521
−
61.589.169
Total
53.819.648
7.769.521
−
61.589.169
31 Desember 2014
Saldo awal
Penghasilan
komprehensif
lainnya
Laba
ditahan
Saldo akhir
Rp
Rp
Rp
Rp
Selisih kurs karena penjabaran laporan
keuangan
50.324.836
3.494.812
−
53.819.648
Total
50.324.836
3.494.812
−
53.819.648
71
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. KEPENTINGAN NON – PENGENDALI
Rincian kepentingan non pengendali atas ekuitas dan bagian atas hasil neto entitas anak yang
dikonsolidasian adalah sebagai berikut :
31 Maret 2016
Entitas Anak
Pembagian
dividen
Rp
Saldo awal
Rp
Total laba (rugi)
komprehensif
Rp
Saldo akhir
Rp
PT Lamipak Primula Indonesia
PT Quantex
PT Natura Plastindo
47.522.457
96.304
(23.132)
−
−
−
650.636
3.563
(116 )
48.173.093
99.867
(23.248)
Total
47.595.629
−
654.083
48.249.712
31 Desember 2015
Entitas Anak
Pembagian
dividen
Rp
Saldo awal
Rp
Total laba (rugi)
komprehensif
Rp
Saldo akhir
Rp
PT Lamipak Primula Indonesia
PT Quantex
PT Natura Plastindo
25.290.404
80.138
(696 )
(1.800.000)
−
−
24.032.053
16.166
(22.436 )
47.522.457
96.304
(23.132)
Total
25.369.846
(1.800.000)
24.025.783
47.595.629
31 Desember 2014
Entitas Anak
Pembagian
dividen
Rp
Saldo awal
Rp
PT Lamipak Primula Indonesia
PT Quantex
PT Natura Plastindo
21.416.188
74.899
−
−
Total
21.491.087
Total laba (rugi)
komprehensif
Rp
Saldo akhir
Rp
−
−
3.874.216
5.239
(696)
25.290.404
80.138
(696 )
−
3.878.759
25.369.846
30. DIVIDEN DAN SALDO LABA YANG DITENTUKAN PENGGUNAANNYA
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 23 Juni 2015, pemegang saham
menyetujui penggunaan laba neto yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk masing-masing
sebesar Rp 40.873.468 sebagai laba ditahan, dan Rp 12.000.000 atau Rp 17,39 per saham (nilai penuh)
sebagai dividen kas untuk tahun buku 2014.
72
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. PENJUALAN NETO
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
Pihak ketiga
Lokal
Retur / potongan penjualan lokal
Luar negeri
257.434.847
(4.316.256)
78.151.564
237.137.026
(6.915.485)
67.030.142
Total
331.270.155
297.251.683 1.278.353.442
968.737.217
(11.292.581 )
320.908.806
913.800.086
(10.858.862)
355.900.016
1.258.841.240
Dalam penjualan luar negeri termasuk di dalamnya penjualan oleh HPPP (Entitas Anak) kepada
pelanggan lokal di Cina masing-masing sebesar Rp 54.100.232 (16%), Rp 60.261.257 (20%),
Rp 284.744.828 (22%), Rp 293.631.804 (23%) untuk periode 31 Maret 2016 (tiga bulan), 31 Maret 2015
(tiga bulan), 31 Desember 2015 (satu tahun) dan 31 Desember 2014 (satu tahun).
Penjualan yang melebihi 10% dari total penjualan neto pada periode 31 Maret 2016 (tiga
31 Maret 2015 (tiga bulan), 31 Desember 2015 (satu tahun) dan 31 Desember 2014 (satu
dilakukan dengan Grup Unilever (pihak ketiga) dengan total penjualan masing-masing
Rp 194.261.364 (59%), Rp 203.201.235 (68%), Rp 822.446.263 (64%) dan Rp 672.899.614
Tidak terdapat penjualan pada pihak berelasi tahun 2016, 2015 dan 2014.
bulan),
tahun),
sebesar
(53%).
32. BEBAN POKOK PENJUALAN
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
Bahan baku, bahan pembantu dan pembungkus:
Awal tahun
Pembelian
Akhir tahun
Bahan baku yang digunakan
Tenaga kerja langsung
Beban pabrikasi
82.916.075
149.265.755
(71.118.119 )
161.063.711
23.709.739
78.905.383
80.958.019
145.454.189
(73.965.990 )
152.446.218
20.576.157
65.166.575
Total biaya produksi
263.678.833
238.188.950 1.047.926.348
Persediaan barang dalam proses
Awal tahun
Akhir tahun
42.906.503
(45.573.998)
31.753.400
(34.338.983)
Beban pokok produksi
261.011.338
235.603.367
Persediaan barang jadi
Awal tahun
Pembelian
Penghapusan (pemulihan) penyisihan persediaan
Reklasifikasi ke aset tetap
Akhir tahun
55.395.344
7.084.536
–
(1.237.292)
(47.901.412)
48.447.217
492.526
–
(808.789)
(48.193.541)
Total
274.352.514
73
80.958.019
688.044.224
(82.916.075 )
686.086.168
94.676.694
267.163.486
68.710.786
716.147.811
(80.958.019 )
703.900.578
89.439.551
243.425.775
1.036.765.904
31.753.400
(42.906.503 )
23.327.757
(31.753.400)
1.036.773.245
1.028.340.261
48.447.217
23.557.056
640.314
(1.026.289 )
(55.395.344 )
42.502.787
14.701.980
(2.648.468)
(3.728.352)
(48.447.217)
235.540.780 1.052.996.199
1.030.720.991
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. BEBAN POKOK PENJUALAN (Lanjutan)
Berikut ini adalah rincian pembelian yang melebihi 10% dari jumlah pembelian neto untuk periode tiga
bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016 dan 2015, dan tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014:
31 Maret 2016
(Tiga bulan)
Rp
Chevron Philips Petroleum
Singapore Pte., Ltd.
PT Dai Nippon Printing
Indonesia
SCG Plastics Co., Ltd.
Total
31 Maret 2015
(Tiga bulan)
31 Desember 2015
(Satu tahun)
Rp
31 Desember 2014
(Satu tahun)
%
Rp
%
%
Rp
%
22.567.642
13
20.304.795
13
84.155.133
12
90.201.514
13
18.772.597
11.410.575
11
7
19.383.347
8.057.943
12
5
87.030.028
53.924.902
13
8
80.963.504
77.642.864
12
11
52.750.814
31
47.746.085
30
225.110.063
33
248.807.882
36
33. PENDAPATAN LAINNYA
Laba selisih kurs mata uang asing - neto
Penjualan barang bekas
Keuntungan investasi jangka pendek
Laba penjualan aset tetap (Catatan 11)
Lain-lain
Total
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
6.787.812
1.772.192
281.899
2.023
1.715.123
–
3.565.493
354.787
–
395.286
–
6.734.797
237.358
168.568
7.155.058
–
10.789.681
1.477.035
295.973
7.168.362
10.559.049
4.315.566
14.295.781
19.731.051
34. BEBAN PENJUALAN
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
Pengangkutan
Gaji dan tunjangan
Perjalanan
Sewa
Komisi penjualan
Listrik dan telepon
Penyusutan dan amortisasi
Lain-lain
7.577.033
1.062.438
134.273
152.375
21.351
30.637
18.827
344.339
8.609.039
1.000.310
173.205
134.851
33.522
20.534
19.574
162.120
32.021.455
4.586.249
665.695
551.767
33.522
118.260
81.380
925.454
34.704.570
3.741.517
614.081
535.054
445.411
91.666
106.510
792.714
Total
9.341.273
10.153.155
38.983.782
41.031.523
74
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Gaji dan tunjangan
Jasa profesional
Imbalan kerja jangka panjang (Catatan 25)
Penyusutan dan amortisasi
Sewa
Perjalanan
Listrik dan telepon
Biaya umum kantor
Asuransi
Perijinan dan pajak
Beban administrasi saham
Reparasi dan pemeliharaan
Lain-lain
Total
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
9.685.558
2.682.605
1.795.362
1.163.574
840.497
586.294
739.336
384.562
675.817
578.332
164.696
122.270
1.032.709
9.041.567
369.753
1.640.988
1.026.747
931.670
706.865
675.765
675.644
472.066
421.559
40.006
124.433
753.117
35.615.988
3.880.073
7.757.363
4.017.055
4.027.912
2.806.510
2.897.307
2.547.903
2.198.368
2.621.489
538.850
308.282
6.439.223
34.560.930
2.378.221
5.898.860
3.327.119
3.199.621
2.674.189
2.575.329
2.925.594
1.462.601
1.997.308
277.237
378.684
4.025.213
20.451.612
16.880.180
75.656.323
65.680.906
36. BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
Bunga atas:
Pinjaman bank
Utang jangka menengah (MTN)
Utang sewa pembiayaan
Beban administrasi bank
Amortisasi biaya transaksi MTN
Beban keuangan lain-lain
10.294.676
6.750.000
2.468.727
599.141
304.637
–
9.056.054
6.693.750
1.639.382
450.122
251.786
–
38.857.400
27.000.000
7.865.126
2.569.067
1.115.567
−
49.289.996
1.575.000
5.465.165
3.330.527
59.975
210.494
Total
20.417.181
18.091.094
77.407.160
59.931.157
75
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. BEBAN LAINNYA
Amortisasi kerugian ditangguhkan atas aset
dijual dan disewa kembali
Beban penyisihan dan penghapusan persediaan
usang
Rugi selisih kurs mata uang asing - neto
Rugi penghapusan aset tetap (Catatan 11)
Rugi penurunan nilai aset tetap (Catatan 11)
Beban penyisihan penurunan nilai piutang
Lain-lain
Total
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
339.786
18.115
1.055.688
342.093
25.990
1.390.604
8.730
15.626.058
–
–
–
2.262.038
1.336.649
38.878.797
2.968.375
2.355.497
839.463
3.061.192
333.623
3.165.700
–
–
–
3.109.261
1.756.380
17.914.941
50.495.661
6.950.677
–
–
–
–
38. PERPAJAKAN
a. Pajak dibayar di muka
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
−
−
Perusahaan :
Pajak pertambahan nilai
Pajak penghasilan badan
Tahun 2015
Tahun 2014
Tahun 2013
1.859.748
7.365.653
7.516.414
4.469.724
7.365.653
7.516.414
4.469.724
–
7.516.414
11.449.345
19.351.791
19.351.791
20.825.507
Entitas Anak :
Pajak pertambahan nilai
Pajak penghasilan badan
5.051.257
2.245.496
7.421.529
2.245.496
1.207.762
9.261.863
Subtotal
7.296.753
9.667.025
10.469.625
26.648.544
29.018.816
31.295.132
Subtotal
Total
76
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. PERPAJAKAN (Lanjutan)
b. Utang pajak
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
Perusahaan :
Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 23 / 26
Pajak penghasilan pasal 25
Pajak penghasilan badan
Pajak pertambahan nilai
292.176
85.892
337.500
209.498
−
2.507.082
695.597
−
−
126.946
426.774
186.056
361.674
−
–
3.580.747
673.944
974.504
Entitas Anak :
Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 23 / 26
Pajak penghasilan pasal 25
Pajak penghasilan pasal 4 (2)
Pajak penghasilan badan
Pajak pertambahan nilai
Lainnya
95.681
13.621
53.772
91.604
4.073.111
4.473.767
1.173.109
93.185
42.595
53.772
88.744
2.054.894
1.457.896
1.399.939
128.456
16.488
48.481
38.120
33.192
2.316.619
1.227.982
Subtotal
9.974.665
5.191.025
3.809.338
13.555.412
5.864.969
4.783.842
c. Pajak kini
Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum taksiran pajak penghasilan dengan taksiran laba (rugi) fiskal
pada tanggal 31 Maret 2016 dan 2015, 31 Desember 2015 dan 2014 sebagai berikut:
Laba (rugi) konsolidasian sebelum taksiran
pajak penghasilan
Eliminasi
Laba konsolidasian sebelum pajak dan
eliminasi
Dikurangi:
Rugi sebelum pajak penghasilan Entitas
Anak
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan
Perusahaan
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
15.585.755
4.153.800
3.098.963
–
(2.427.389 )
4.332.170
74.766.728
–
19.739.555
3.098.963
1.904.781
74.766.728
(6.997.549)
(2.280.125)
(28.918.316 )
(33.612.336)
12.742.006
818.838
(27.013.535 )
41.154.392
77
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. PERPAJAKAN (Lanjutan)
c. Pajak kini (Lanjutan)
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan
Perusahaan (Lanjutan)
Perbedaan temporer:
Perbedaan penyusutan komersial dan
fiskal
Perbedaan pencatatan atas penyusutan
aset sewa pembiayaan dan
pembayaran utang sewa pembiayaan
Beban imbalan kerja
Penyisihan penurunan nilai piutang
Pemulihan (penyisihan) persediaan
usang
Total
Perbedaan permanen:
Penghasilan bukan objek pajak
Penghasilan dikenakan pajak final
Beban yang tidak dapat dikurangkan
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
12.742.006
818.838
(27.013.535 )
41.154.392
5.503.886
(766.751)
(3.368.748 )
(1.897.862 )
(4.006.658 )
1.202.829
–
(15.790.523 )
1.778.253
839.463
(12.361.948 )
341.972
(287.204 )
1.904.105
(3.250.668 )
(3.570.580 )
(14.637.450 )
(17.455.710 )
–
(299.394 )
854.621
–
(798.041 )
2.444.154
–
(1.509.459 )
1.209.690
(3.675.350 )
(1.839.984 )
3.537.872
555.227
1.646.113
(299.769 )
(1.977.462 )
(4.587.859 )
1.238.197
–
–
2.154.224
Total
–
Laba (rugi) kena pajak Perusahaan
Kompensasi rugi fiskal
15.451.457
−
(1.105.629 )
−
(41.950.754 )
−
21.721.220
(3.629.238 )
Laba (rugi) kena pajak Perusahaan
15.451.457
(1.105.629 )
(41.950.754 )
18.091.982
Taksiran pajak penghasilan berdasarkan
tarif yang berlaku 20%
Taksiran pajak penghasilan berdasarkan
tarif yang berlaku 25%
3.862.864
Dikurangi: Pajak dibayar di muka
Pajak penghasilan pasal 22
Pajak penghasilan pasal 23
Pajak penghasilan pasal 25
(1.276.239)
(79.543)
–
(1.573.072)
(107.617)
(723.619)
(5.824.537 )
(455.823 )
(1.085.293 )
(7.869.835)
(528.188)
(2.736.787)
(1.355.782 )
(2.404.308 )
(7.365.653 )
(11.134.810)
2.507.082
(2.404.308 )
(7.365.653 )
(7.516.414)
Kurang (lebih) bayar pajak penghasilan
badan
–
78
−
−
–
−
3.618.396
–
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. PERPAJAKAN (Lanjutan)
c. Pajak kini (Lanjutan)
Laba (rugi) kena pajak hasil rekonsiliasi Kelompok Usaha telah sesuai dengan Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT) PPh Badan tahun pajak 2015 dan 2014 yang disampaikan kepada Kantor Pelayanan
Pajak.
Sesuai dengan Pasal 2 ayat 2 Peraturan Pemerintah No. 77 tahun 2013 (“PP No. 77”) tentang
Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan
Terbuka dengan persyaratan tertentu, Perusahaan telah memperoleh surat keterangan dari
PT Adimitra Transferindo, biro administrasi efek, yang menyatakan bahwa Perusahaan telah
memenuhi persyaratan dalam PP No. 77 di atas dan berhak untuk memperoleh penurunan tarif pajak
sebesar 5% lebih rendah dari tarif pajak penghasilan badan yang berlaku. Perusahaan telah mencatat
dampak perubahan tarif pajak tersebut sebagai pengurang pajak tangguhan dalam laporan keuangan
tahun 2014 Rp 97.633. Pada tahun 2016, persyaratan di atas sudah tidak terpenuhi sehingga tarif
pajak kembali menjadi 25%. Pengaruh perubahan tarif tersebut telah dicatat sebagai penambah pajak
tangguhan dalam laporan keuangan tahun 2016 sebesar Rp 612.302 dan sebagai pengurang surplus
revaluasi sebesar Rp 7.016.603.
d. Pajak tangguhan
31 Maret 2016 (Tiga bulan)
1 Januari
2016
Rp
Perusahaan
Aset pajak tangguhan :
Imbalan kerja jangka
panjang
Penyisihan penurunan
nilai piutang
Penyisihan persediaan
usang
Rugi fiskal
Entitas Anak (QTX)
Liabilitas pajak
tangguhan - neto
Entitas Anak (LPI)
Liabilitas pajak
tangguhan - neto
Entitas Anak (HPPP)
Aset pajak tangguhan neto
Entitas Anak (NP)
Aset pajak tangguhan neto
31 Maret
2016
Rp
819.632
−
−
9.389.281
41.973
−
−
−
−
209.866
95.205
2.097.538
−
−
−
−
−
−
−
−
476.026
10.487.689
229.007
−
(6.410.524 )
−
(48.195.781 )
538.556
819.632
(6.410.524 )
−
(27.632.919 )
1.652.020
167.893
380.821
8.390.151
(23.192.885)
Dibebankan
ke surplus
revaluasi
Pengaruh
penjabaran
laporan
keuangan
entitas anak
Rp
309.549
6.608.080
Liabilitas pajak tangguhan :
Aset tetap setelah
dikurangi utang
sewa pembiayaan (38.739.830)
Aset (liabilitas) pajak
tangguhan - neto
Pengaruh
perubahan
tarif
Rp
Dikreditkan
Dikreditkan (dibebankan)
(dibebankan) ke penghasilan
ke laporan komprehensif
laba rugi
lainnya
Rp
Rp
(3.274.434)
612.302
(1.129.269)
−
93.377
11.307
−
−
(1.024.585 )
(25.996.395)
−
717.073
192.033
−
−
(25.087.289 )
(4.499.01n
z9 )
−
918.160
−
−
149.380
−
269.761
12.664
(606.079 )
2.536.927
1.035.636
(7.016.603 )
−
Total
612.302
Liabilitas pajak tangguhan
konsolidasian
(54.817.568 )
−
(3.431.479 )
(323.654 )
149.380
(57.499.926 )
79
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. PERPAJAKAN (Lanjutan)
d. Pajak tangguhan (Lanjutan)
31 Desember 2015 (Satu tahun)
1 Januari
2015
Dikreditkan
Dikreditkan (dibebankan)
(dibebankan) ke penghasilan
ke laporan
komprehensif
laba rugi
lainnya
Rp
Perusahaan
Aset pajak tangguhan :
Imbalan kerja jangka panjang
Penyisihan penurunan nilai
piutang
Penyisihan persediaan usang
Rugi fiskal
Rp
5.915.174
355.651
−
−
−
167.893
380.821
8.390.151
Rp
Pengaruh
penjabaran
laporan
keuangan
entitas anak
31 Desember
2015
Rp
Rp
337.255
−
6.608.080
−
−
−
−
−
−
167.893
380.821
8.390.151
Liabilitas pajak tangguhan :
Aset tetap setelah dikurangi
utang sewa pembiayaan
(9.265.880 )
(3.831.855 )
(25.642.095 )
–
(38.739.830 )
Aset (liabilitas) pajak tangguhan neto
(3.350.706 )
5.462.661
(25.304.840 )
–
(23.192.885 )
(270.159 )
131.442
(990.552 )
–
(1.129.269 )
–
(25.996.395 )
Entitas Anak (QTX)
Liabilitas pajak tangguhan - neto
Entitas Anak (LPI)
Liabilitas pajak tangguhan - neto
Entitas Anak (HPPP)
Aset (liabilitas) pajak tangguhan neto
(4.796.958 )
(2.984.784 )
(18.214.653 )
1.103.197
632.592
(6.284.400 )
49.592
3.241.911
(50.794.445 )
49.592
Total
Aset (liabilitas) pajak tangguhan
konsolidasian
Aset
Liabilitas
(4.499.019 )
−
(54.817.568 )
1.103.197
(8.417.823 )
80
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. PERPAJAKAN (Lanjutan)
d. Pajak tangguhan (Lanjutan)
31 Desember 2014 (Satu tahun)
1 Januari
2014
Rp
Perusahaan
Aset pajak tangguhan :
Imbalan kerja jangka
panjang
Penyisihan penurunan
nilai piutang
Penyisihan persediaan
usang
Rugi fiskal
Liabilitas pajak tangguhan :
Aset tetap setelah
dikurangi utang
sewa pembiayaan
Aset (liabilitas) pajak
tangguhan - neto
Entitas Anak (QTX)
Liabilitas pajak tangguhan neto
Entitas Anak (LPI)
Liabilitas pajak tangguhan neto
Entitas Anak (HPPP)
Aset pajak tangguhan - neto
Pengaruh
perubahan
tarif
Rp
Dikreditkan
(dibebankan) ke
penghasilan
komprehensif
lainnya
Rp
68.393
475.755
Pengaruh
penjabaran
laporan
keuangan entitas
anak
Rp
−
31 Desember
2014
Rp
6.713.783
(1.342.757)
71.801
(14.360)
(57.441)
−
−
−
812.667
907.309
(162.533)
(181.461)
(650.134)
(725.848)
−
−
−
−
−
−
(8.017.396)
1.603.478
(2.851.962)
−
−
(9.265.880 )
488.164
(97.633)
(4.216.992)
475.755
−
(3.350.706 )
5.915.174
(215.361)
−
(55.504)
706
−
(270.159 )
843.417
−
(5.860.652)
220.277
−
(4.796.958 )
−
1.091.013
−
Total
Aset (liabilitas) pajak
tangguhan
konsolidasian
Aset
Liabilitas
Dikreditkan
(dibebankan)
ke laporan
laba rugi
Rp
(97.633 )
1.331.581
(215.361)
(9.042.135 )
−
696.738
12.184
1.103.197
12.184
1.103.197
(8.417.823 )
81
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. PERPAJAKAN (Lanjutan)
e. Beban (manfaat) pajak
Pajak kini:
Perusahaan
Entitas Anak
HPPP
QTX
LPI
NP
Total pajak kini
Pajak tangguhan :
Perusahaan
Entitas Anak
LPI
QTX
HPP
NP
Total
Beban pajak penghasilan
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
3.862.864
–
−
1.615.802
421.842
1.812.755
–
981.922
59.202
–
25.514
4.676.148
629.590
2.556.208
112.148
4.122.448
645.263
238.778
29.927
7.713.263
1.066.638
7.974.094
8.654.813
714.116
(5.462.661)
4.314.622
381.294
11.244
(45.317)
−
2.984.784
(131.442)
(632.592)
−
5.860.655
55.504
(1.091.013)
−
(1.150.858)
(717.073)
(93.377)
(918.160)
(269.761)
3.618.397
(3.149.229)
1.061.337
(3.241.911)
9.139.768
4.564.034
2.127.975
4.732.183
17.794.581
f. Surat ketetapan pajak
Perusahaan
i)
Tahun pajak 2006
Pada tanggal 25 Juli 2008, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
No. 00169/406/06/054/08 dari Direktur Jenderal Pajak yang menyatakan bahwa pajak
penghasilan badan lebih bayar dan laba fiskal pada tahun 2006 masing-masing sebesar
Rp 1.413.824 dan Rp 5.326.633. Pada tanggal 16 Oktober 2008, Perusahaan telah
menyampaikan keberatan atas laba fiskal Rp 5.326.633 pada SKPLB tersebut dengan
menyatakan rugi fiskal sebesar Rp 5.616.240.
Pada tanggal 5 Juni 2009, DJP mengeluarkan surat No. KEP-630/WPJ.07/BD.05/2009
menyatakan bahwa laba fiskal Perusahaan sebesar Rp 4.947.365. Pada tanggal
1 September 2009, Perusahaan mengajukan banding atas keberatan yang sama.
Sidang banding pajak tahun 2006 telah dilakukan pada 14 Juli 2010 dan sesuai Putusan
Pengadilan Pajak No. Put.49862/PP/M.X/15/2014 yang diucapkan tanggal 8 Januari 2014
mengabulkan sebagian permohonan banding pajak penghasilan badan bahwa laba fiskal
Perusahaan dari sebesar Rp 4.947.365 menjadi sebesar Rp 2.079.340 dan kompensasi kerugian
fiskal tahun sebelumnya dari sebesar Rp 4.947.365 menjadi Rp 2.079.340.
82
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. PERPAJAKAN (Lanjutan)
f. Surat ketetapan pajak (Lanjutan)
Perusahaan (Lanjutan)
i)
Tahun pajak 2006 (Lanjutan)
Sesuai surat No. S-1236/WPJ.070/KP.0809/2014 tanggal 1 September 2014 mengenai
pemberitahuan hasil evaluasi terhadap Putusan Pengadilan Pajak bahwa Direktorat Jenderal
Pajak mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung atas Putusan Pengadilan Pajak
tersebut. Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini belum ada putusan atas Peninjauan
Kembali tersebut.
ii) Tahun pajak 2007
Pada tanggal 1 Juli 2009, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
dari Direktur Jenderal Pajak No. 00082/207/07/054/09 yang menyatakan kurang bayar atas
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tahun 2007 sebesar Rp 1.104.761 dan menerima Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) No. 00130/406/07/054/09 atas pajak penghasilan badan
tahun 2007 sebesar Rp 908.243. Atas selisih pajak beserta dendanya sebesar Rp 356.628 telah
dilunasi pada tanggal 30 Juli 2009 dan dicatat sebagai beban pajak tahun 2009.
Atas keputusan tersebut Perusahaan mengajukan keberatan, dan ditolak oleh DJP pada tanggal
25 Nopember 2009 dengan mengeluarkan surat keputusan No. 1274/WPJ.07/BD.05/2009,
kemudian pada tanggal 23 Pebruari 2010 Perusahaan mengajukan banding atas keberatan
tersebut, sehingga pajak penghasilan lebih bayar tahun 2007 sebesar Rp 1.539.345 disajikan
sebagai beban tangguhan pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Pada tanggal 5 Maret 2010 DJP mengeluarkan surat keputusan No. KEP 314/WPJ.07/2010
yang menolak keberatan Perusahaan atas SKPKB No. 0082/207/07/054/09 tersebut dan pada
tanggal 2 Juni 2010, Perusahaan mengajukan banding atas penolakan keberatan tersebut.
Sesuai Putusan Pengadilan Pajak No. Put.50068/PP/M.X/15/2014 tanggal 22 Januari 2014
mengabulkan sebagian permohonan banding pajak penghasilan badan bahwa kredit pajak
penghasilan menjadi sebesar Rp 1.539.345 dari sebelumnya sebesar Rp 1.488.562 dan lebih
bayar pajak penghasilan menjadi sebesar Rp 959.027 dari sebelumnya sebesar Rp 908.243.
Sesuai surat No. S-1236/WPJ.070/KP.0809/2014 tanggal 1 September 2014 mengenai
pemberitahuan hasil evaluasi terhadap Putusan Pengadilan Pajak bahwa Direktorat Jenderal
Pajak tidak mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung atas Putusan Pengadilan
Pajak tersebut.
83
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. PERPAJAKAN (Lanjutan)
f. Surat ketetapan pajak (Lanjutan)
Perusahaan (Lanjutan)
ii) Tahun pajak 2007 (Lanjutan)
Disamping itu, berdasarkan Putusan Pengadilan Pajak No. Put.50420/PP/M.XB/16/2014
tanggal 12 Pebruari 2014 mengabulkan sebagian permohonan banding Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa Penyerahan barang kena pajak dan/atau jasa kena pajak yaitu dari kurang bayar
sebesar Rp 1.104.761 menjadi sebesar Rp 226.436.
Sesuai surat No. S-1236/WPJ.070/KP.0809/2014 tanggal 1 September 2014 mengenai
pemberitahuan hasil evaluasi terhadap Putusan Pengadilan Pajak bahwa Direktorat Jenderal
Pajak mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung atas Putusan Pengadilan Pajak
tersebut. Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini belum ada putusan atas Peninjauan
Kembali tersebut.
iii) Tahun pajak 2010
Pada bulan Pebruari 2014, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) atas Pajak Penghasilan Badan tahun 2010 sebesar Rp 751.450 dan surat tagihan pajak
atas sanksi administrasi pajak pertambahan nilai tahun 2010 sebesar Rp 16.606. Perusahaan
menerima keputusan pajak ini dan telah mencatat pertambahan pajak tersebut pada laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun 2013.
iv) Tahun pajak 2013
Pada bulan Juni 2015, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Lebih Bayar Pajak Penghasilan
Badan tahun 2013 dari Direktorat Jendral Pajak No. 00090/406/13/054/15 tanggal 5 Juni 2015
yang menyatakan jumlah lebih bayar pajak sebesar Rp 6.979.621 yang lebih rendah sebesar
Rp 4.469.724 dibandingkan dengan jumlah lebih bayar pajak yang dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak tahun 2013. Perusahaan keberatan atas koreksi pajak
tersebut dan mengajukan Surat Keberatan kepada Direktorat Jenderal Pajak. Perusahaan
berkeyakinan bahwa keberatannya akan diterima dan oleh karenanya penyisihan atas kerugian
pajak tidak diperlukan. Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini proses keberatan masih
berlangsung.
v) Tahun pajak 2014
Pada bulan September 2015, Perusahaan telah menerima Surat Perintah Pemeriksaan
No: PRIN-00319/WPJ.07/KP.0805/RIK.SIS/2015 tanggal 28 September 2015 untuk dilakukan
pemeriksaan Pajak Penghasilan Tahun 2014. Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini
proses pemeriksaan masih berlangsung.
84
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. PERPAJAKAN (Lanjutan)
f. Surat ketetapan pajak (Lanjutan)
Entitas Anak
i)
Tahun pajak 2013
Pada bulan Juli 2015, LPI menerima Surat Ketetapan Lebih Bayar Pajak Penghasilan Badan
tahun 2013 dari Direktorat Jendral Pajak No. 00078/406/13/052/15 tanggal 18 Juli 2015 yang
menyatakan bahwa lebih bayar pajak penghasilan badan LPI tahun 2013 sebesar Rp 6.990.305
yang berbeda dengan yang dilaporkan sebesar sebesar Rp 7.003.984. Selisih sebesar Rp 13.678
telah dicatat sebagai beban tahun berjalan. LPI telah menerima kelebihan bayar tersebut pada
tanggal 21 Agustus 2015.
ii) Tahun pajak 2014
LPI telah menerima Surat Perintah Pemeriksaan untuk Pajak Penghasilan Tahun 2014
No: PRIN-00690/WPJ.07/KP.0205/RIK.SIS/2015 tanggal 1 Oktober 2015. Sampai dengan
tanggal laporan keuangan ini, proses pemeriksaan masih berlangsung.
39. LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR
Perhitungan laba per saham dasar adalah sebagai berikut:
Laba (rugi) periode berjalan yang diatribusikan
ke pemilik Entitas Induk (Rp)
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar
(angka penuh)
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
10.197.994
968.716
759.000.000
690.000.000
13
1
Laba (rugi) per saham dasar (Rp) (nilai penuh)
(11.737.117 )
695.750.000
52.873.468
690.000.000
(17 )
40. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI
Sifat relasi
 PT Dwi Satrya Utama adalah pemegang saham mayoritas Perusahaan;
 PT Sinar Wisma adalah perusahaan yang sebagian pengurusnya sama dengan Perusahaan dan LPI.
85
77
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
40. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI (Lanjutan)
Transaksi dengan pihak berelasi
Dalam kegiatan usahanya. Kelompok Usaha juga melakukan transaksi tertentu dengan pihak berelasi
yang dilakukan dengan ketentuan yang setara dengan yang berlaku dalam transaksi yang wajar, antara
lain meliputi:
a. Sewa dibayar di muka atas tanah dan gudang selama 2 tahun kepada PT Sinar Wisma. Pada tanggal
31 Maret 2016 dan 2015, 31 Desember 2015 dan 2014, Kelompok Usaha telah mengakui beban
sewa masing-masing sebesar Rp 251.562 dan Rp 251.562, Rp 1.006.250 dan Rp 809.375 dan dicatat
sebagai bagian dari biaya pabrikasi (Catatan 32). Persentase terhadap biaya pabrikasi pada tanggal
31 Maret 2016 dan 2015, 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar 0,32% dan 0,39%,
0,38% dan 0,33%.
b. Total penjualan, aset dan liabilitas sebagai akibat dari transaksi antara Perusahaan dan entitas
anaknya yang dieliminasi dalam laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
Total penjualan
Persentase terhadap total penjualan
Total aset
Persentase terhadap total aset
Total liabilitas
Persentase terhadap total liabilitas
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
221.586
0,067%
1.056.937
0,36%
1.444.539
0,11%
1.310.828
0,10%
158.452.038
8,65%
155.343.121
11,74%
163.944.119
9,00%
152.068.978
11,40%
52.966.612
5,25%
49.652.489
5,19%
58.260.873
5,87%
46.502.425
4,76%
c. Manajemen kunci termasuk direksi, komisaris, dan komite audit. Kompensasi yang dibayar atau
terutang pada manajemen kunci atas jasa pekerja adalah sebagai berikut :
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
Remunerasi
Kewajiban imbalan kerja
Imbalan kerja karyawan
2.414.153
574.226
11.127
1.614.971
404.709
10.569
7.795.744
441.153
67.597
7.495.127
373.556
33.438
Total
2.999.506
2.030.249
8.304.494
7.902.121
41. INFORMASI SEGMEN OPERASI
Untuk tujuan pelaporan manajemen, Perusahaan dan Entitas Anak dibagi dalam dua divisi operasi yaitu
divisi produksi dan distribusi botol plastik, sikat gigi dan mould; serta divisi produksi dan distribusi
laminating tube dan plastik tube. Divisi-divisi tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen
primer Kelompok Usaha.
86
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41. INFORMASI SEGMEN OPERASI (Lanjutan)
Kelompok Usaha menilai kinerja berdasarkan laba atau rugi sebelum pajak, tidak termasuk keuntungan
dan kerugian yang tidak terjadi berulang, maupun keuntungan atau kerugian selisih kurs. Kelompok
Usaha mencatat penjualan dan transfer antar segmen seolah-olah dilakukan oleh pihak ketiga.
Segmen yang dilaporkan dari Kelompok Usaha merupakan unit bisnis strategis yang menawarkan
produk dan jasa yang berbeda. Produk dan jasa dikelola secara terpisah karena setiap bisnis memerlukan
pasar dan teknologi yang berbeda. Sebagian dari bisnis tersebut diperoleh sebagai unit individual oleh
manajemen pada saat akuisisi dipertahankan.
a. Informasi produk dan jasa
31 Maret 2016 (Tiga bulan)
Botol plastik,
sikat gigi dan
mould
Laminating
tube dan
plastik tube
Eliminasi
Konsolidasian
Rp
Rp
Rp
Rp
PENDAPATAN
Penjualan eksternal
Penjualan antar segmen
257.266.323
211.586
74.003.832
−
−
(211.586)
331.270.155
−
Total pendapatan
257.477.909
74.003.832
(211.586)
331.270.155
47.270.520
9.647.121
−
56.917.641
(35.525.333 )
(5.806.553 )
−
(41.331.886 )
HASIL
Hasil segmen / laba bruto
Beban operasional
Laba sebelum pajak
15.585.755
Beban pajak
(4.564.034 )
Laba tahun berjalan
11.021.721
Laba tahun berjalan yang diatribusikan
kepada kepentingan non-pengendali
(823.727 )
Laba tahun berjalan yang diatribusikan
ke pemilik entitas induk
10.197.994
INFORMASI LAINNYA
ASET
Aset segmen
1.589.003.911
400.657.547
(158.452.038)
1.831.209.420
Total aset yang dikonsolidasi
1.589.003.911
400.657.547
(158.452.038)
1.831.209.420
LIABILITAS
Liabilitas segmen
822.242.716
240.167.224
(52.966.612)
1.009.443.328
Total liabilitas yang dikonsolidasi
822.242.716
240.167.224
(52.966.612)
1.009.443.328
o
Penambahan aset tetap
Penyusutan dan amortisasi
2.869.369
23.864.622
87
165.247
11.092.874
−
−
3.034.616
34.957.496
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41. INFORMASI SEGMEN OPERASI (Lanjutan)
a. Informasi produk dan jasa (Lanjutan)
31 Maret 2015 (Tiga bulan)
Botol plastik,
sikat gigi dan
mould
Laminating
tube dan
plastik tube
Eliminasi
Konsolidasian
Rp
Rp
Rp
Rp
PENDAPATAN
Penjualan eksternal
Penjualan antar segmen
228.212.629
1.056.937
69.039.054
−
−
(1.056.937)
297.251.683
−
Total pendapatan
229.269.566
69.039.054
(1.056.937)
297.251.683
49.230.671
12.480.232
−
61.710.903
(46.521.165 )
(12.090.775 )
−
(58.611.940 )
HASIL
Hasil segmen / laba bruto
Beban operasional
Laba sebelum pajak
3.098.963
Beban pajak
(2.127.975 )
Laba tahun berjalan
970.988
Laba tahun berjalan yang diatribusikan
kepada kepentingan non-pengendali
(2.272 )
Laba tahun berjalan yang diatribusikan
ke pemilik entitas induk
968.716
INFORMASI LAINNYA
ASET
Aset segmen
1.346.918.402
131.442.752
(155.343.121)
1.323.018.033
Total aset yang dikonsolidasi
1.346.918.402
131.442.752
(155.343.121)
1.323.018.033
LIABILITAS
Liabilitas segmen
800.463.112
205.060.294
(49.652.489)
955.870.917
Total liabilitas yang dikonsolidasi
800.463.112
205.060.294
(49.652.489)
955.870.917
6.297.374
17.116.456
538.878
5.256.768
Penambahan aset tetap
Penyusutan dan amortisasi
88
−
−
6.836.252
22.373.224
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41. INFORMASI SEGMEN OPERASI (Lanjutan)
a. Informasi produk dan jasa (Lanjutan)
31 Desember 2015 (Satu tahun)
Botol plastik,
sikat gigi dan
mould
Laminating
tube dan
plastik tube
Eliminasi
Konsolidasian
Rp
Rp
Rp
Rp
PENDAPATAN
Penjualan eksternal
Penjualan antar segmen
1.004.941.178
1.444.539
273.412.264
−
−
(1.444.539)
1.278.353.442
−
Total pendapatan
1.006.385.717
273.412.264
(1.444.539)
1.278.353.442
168.333.704
56.103.965
(187.363.699 )
(35.301.359 )
HASIL
Hasil segmen / laba bruto
Beban operasional
919.574
(5.119.574)
225.357.243
(227.784.632 )
Laba sebelum pajak
(2.427.389 )
Beban pajak
(4.732.183 )
Laba tahun berjalan
(7.159.572 )
Laba tahun berjalan yang diatribusikan
kepada kepentingan non-pengendali
(4.577.545 )
Laba tahun berjalan yang diatribusikan
ke pemilik entitas induk
(11.737.117 )
INFORMASI LAINNYA
ASET
Aset segmen
1.581.681.825
403.046.205
(163.944.119)
1.820.783.911
Total aset yang dikonsolidasi
1.581.681.825
403.046.205
(163.944.119)
1.820.783.911
LIABILITAS
Liabilitas segmen
806.405.825
244.724.671
(58.260.873)
992.869.623
Total liabilitas yang dikonsolidasi
806.405.825
244.724.671
(58.260.873)
992.869.623
44.948.370
69.844.946
100.223.850
19.875.395
Penambahan aset tetap
Penyusutan dan amortisasi
89
−
−
145.172.220
89.720.341
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41. INFORMASI SEGMEN OPERASI (Lanjutan)
a. Informasi produk dan jasa (Lanjutan)
31 Desember 2014 (Satu tahun)
Botol plastik,
sikat gigi dan
mould
Laminating
tube dan
plastik tube
Eliminasi
Konsolidasian
Rp
Rp
Rp
Rp
PENDAPATAN
Penjualan eksternal
Penjualan antar segmen
1.024.104.233
1.310.828
234.737.007
−
−
(1.310.828)
1.258.841.240
−
Total pendapatan
1.025.415.061
234.737.007
(1.310.828)
1.258.841.240
181.532.954
45.192.372
1.394.923
(127.907.702 )
(25.445.819 )
HASIL
Hasil segmen / laba bruto
Beban operasional
−
Laba sebelum pajak
228.120.249
(153.353.521 )
74.766.728
Beban pajak
(17.794.581 )
Laba tahun berjalan
56.972.147
Laba tahun berjalan yang diatribusikan
kepada kepentingan non-pengendali
(4.098.679 )
Laba tahun berjalan yang diatribusikan
ke pemilik entitas induk
52.873.468
INFORMASI LAINNYA
ASET
Aset segmen
1.199.669.219
286.485.775
(152.068.978)
1.334.086.016
Total aset yang dikonsolidasi
1.199.669.219
286.485.775
(152.068.978)
1.334.086.016
LIABILITAS
Liabilitas segmen
820.317.179
202.198.636
(46.502.425)
976.013.390
Total liabilitas yang dikonsolidasi
820.317.179
202.198.636
(46.502.425)
976.013.390
Penambahan aset tetap
Penyusutan dan amortisasi
185.851.301
56.437.833
24.653.617
19.579.828
−
−
210.504.918
76.017.661
b. Informasi tentang wilayah geografis
Penjualan berdasarkan pasar geografis
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
Pasar geografis
Lokal di Indonesia
Luar negeri
253.118.591
78.151.564
230.221.541
67.030.142
957.444.636
320.908.806
902.941.224
355.900.016
Total
331.270.155
297.251.683
1.278.353.442
1.258.841.240
90
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41. INFORMASI SEGMEN OPERASI (Lanjutan)
b. Informasi tentang wilayah geografis (Lanjutan)
Penjualan berdasarkan pasar geografis (Lanjutan)
Nilai tercatat aset segmen
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
862.311.379
634.455.074
334.371.091
71.876
847.874.054
616.327.649
356.510.909
71.299
685.144.327
355.152.510
293.719.923
69.256
1.831.209.420
1.820.783.911
1.334.086.016
Pandaan dan Sidoarjo
Tangerang dan Cikarang
China
Singapore
Total
Penambahan aset tetap
31 Maret 2016
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
Rp
Rp
Pandaan dan Sidoarjo
Tangerang dan Cikarang
China
1.648.770
1.065.745
320.101
121.250.349
23.661.464
260.407
168.062.889
29.372.389
13.069.640
Total
3.034.616
145.172.220
210.504.918
c. Informasi tentang pelanggan utama
Total penjualan kepada Grup Unilever dari kedua segmen yang dilaporkan di atas oleh Kelompok
Usaha sebesar 59%, 68%, 64% dan 53% dari total penjualan masing-masing untuk periode
31 Maret 2016, 31 Maret 2015, 31 Desember 2015 dan 2014.
42. PERJANJIAN DAN PERIKATAN PENTING
a. Pada tanggal 24 April 2007, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa menyewa tanah dan bangunan
dengan PT Sinar Wisma (SW) pihak berelasi. Perjanjian tersebut berlaku selama 2 (dua) tahun
terhitung sejak tanggal 1 Maret 2007 sampai dengan tanggal 1 Maret 2009. Perjanjian tersebut telah
beberapa kali diubah sehubungan dengan perpanjangan jangka waktu kontrak. Perubahan terakhir
tanggal 2 Maret 2015 perjanjian tersebut telah diperpanjang untuk jangka waktu 1 Maret 2015
sampai dengan tanggal 1 Maret 2017 dengan biaya sewa sebesar Rp 2.150.000.
b. Pada April 2011, Perusahaan telah mengadakan perjanjian fasilitas pembiayaan pemasok (“supplier
financing”) kerja sama antara Deutsche Bank AG (DB) dan PT Unilever Indonesia Tbk, dimana
tagihan tertentu dari Perusahaan kepada PT Unilever Indonesia Tbk akan dibiayai menggunakan
fasilitas anjak piutang tanpa tanggung renteng (“without recourse”) oleh DB.
91
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
42. PERJANJIAN DAN PERIKATAN PENTING (Lanjutan)
c. Perusahaan dan entitas anaknya telah mengadakan perjanjian pinjaman bank dengan The Hongkong
and Shanghai Banking Corporation Ltd, Indonesia dan China, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 16).
d. Perusahaan dan entitas anaknya telah mengadakan perjanjian sewa pembiayaan dengan
PT Chandra Sakti Utama Leasing, PT Orix Indonesia Finance, PT Arthaasia Finance, dan
PT JA Mitsui Leasing Indonesia untuk kendaraan dan mesin yang digunakan untuk operasional
Perusahaan (Catatan 24).
e. Pada tanggal 31 Agustus 2015, Perusahaan membayar 60% uang muka pembelian mesin sebesar
USD 202.164 setara dengan Rp 2.676.187 kepada Kai Mei Plastic Machinery Co. Ltd., dari harga
perolehan mesin senilai USD 336.940 (Catatan 9). Sampai dengan tanggal pelaporan, mesin yang
bersangkutan belum diterima.
f.
Pada tanggal 15 Februari 2016, Perusahaan membayar 30% uang muka pembelian mesin sebesar
EUR 870.000 setara dengan Rp 13.263.150 kepada Engel Austria GmbH dari harga perolehan mesin
senilai EUR 2.900.000 (Catatan 9). Sampai dengan tanggal pelaporan, mesin yang bersangkutan
belum diterima.
g. Pada tanggal 29 Juli 2016, Perusahaan telah melakukan pembelian mesin dan aset tak berwujud
(customer list) senilai Rp 94.000.000 kepada PT Abadi Adimulia (pihak ke tiga) dengan rincian
sebagai berikut:
Mesin
Bisnis (customer list)
Total
30.000.000
64.000.000
94.000.000
Adapun pembelian tersebut didanai dari pinjaman PT Bank CIMB Niaga Tbk.
43. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING
Pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014, Kelompok Usaha mempunyai aset dan
liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
31 Maret 2016
Mata uang
asing
(nilai penuh) Ekuivalen
Rp
Aset
Kas dan setara kas
Investasi dalam efek
jangka pendek
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Total aset
31 Desember 2015
Mata uang
asing
(nilai penuh) Ekuivalen
Rp
31 Desember 2014
Mata uang
asing
(nilai penuh) Ekuivalen
Rp
USD
RMB
EUR
SGD
670.618
34.034.136
30.513
2.634
8.903.121
69.930.960
458.600
25.895
460.008
28.653.250
1.552
2.634
6.345.812
60.870.964
23.388
25.687
356.156
15.108.852
6.327
3.604
4.430.580
30.716.448
95.751
33.960
USD
RMB
USD
EUR
RMB
94.956
13.748.430
469.880
−
250.981
1.260.630
28.249.311
6.238.122
−
515.699
94.500
17.211.168
341.556
39.945
197.773
1.303.630
36.563.406
4.711.759
601.964
420.148
94.513
12.055.341
1.307.616
−
342.113
1.175.738
24.508.628
16.266.740
−
695.519
115.582.338
92
110.866.758
77.923.364
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
43. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING (Lanjutan)
31 Maret 2016
Mata uang
asing
(nilai penuh)
Ekuivalen
Rp
Liabilitas
Pinjaman bank
31 Desember 2015
Mata uang
asing
(nilai penuh) Ekuivalen
Rp
31 Desember 2014
Mata uang
asing
(nilai penuh) Ekuivalen
Rp
USD
RMB
EUR
SGD
USD
EUR
RMB
SGD
JPY
AUD
CHF
10.312.786
8.911.544
25.616
3.662.420
1.994.349
20.298
18.040.324
414.197
2.132.823
350
184.947
136.912.549
18.310.817
385.006
36.001.916
26.476.976
305.078
37.067.995
4.071.590
252.057
3.557
2.542.443
11.823.600
10.157.055
33.165
1.317.124
2.010.743
5.967
29.384.919
1.258.495
2.275.620
350
118
155.657.262
21.577.648
499.786
12.843.530
27.738.206
89.927
62.425.321
12.271.823
260.604
3.522
1.649
19.205.455
9.059.085
243.437
79.858
3.357.490
159.733
18.052.386
53.280
5.192.280
350
–
238.915.861
18.417.210
3.683.990
752.432
41.767.172
2.417.284
36.700.682
502.006
541.289
3.576
–
Utang pembelian aset tetap
dan lain-lain
RMB
USD
EUR
JPY
CHF
SGD
1.078.745
745.303
415
−
−
−
2.216.529
9.894.644
6.237
−
−
−
1.235.405
751.752
1.044
−
−
9.908
2.624.494
10.370.418
15.733
−
−
96.613
1.038.258
760.586
2.477.125
42.367.068
411.394
2.517
2.110.789
9.461.688
37.487.001
4.416.716
5.176.576
23.718
Beban masih harus dibayar RMB
SGD
3.902.558
12.160
8.018.703
119.534
2.170.446
10.792
4.610.896
105.234
2.811.474
9.310
5.715.754
87.724
Utang sewa pembiayaan
4.350.493
57.757.144
5.147.363
71.007.872
6.854.673
85.272.128
Utang usaha
USD
Total liabilitas
340.342.775
382.200.538
493.453.596
Liabilitas neto
(224.760.437 )
(271.333.780)
(415.530.232)
Kelompok usaha telah mengakui laba (rugi) selisih kurs, neto dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lainnya untuk periode tiga bulan yang berakhir tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan tahun
yang berakhir tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp 6.787.812 (laba),
Rp 15.626.058 (rugi), Rp 38.878.797 (rugi) dan Rp 3.165.700 (rugi). Sedangkan akumulasi selisih kurs
dari penjabaran laporan keuangan entitas anak di luar negeri yang dibebankan dalam penghasilan
komprehensif lain dan diakumulasikan dalam komponen ekuitas pada tanggal 31 Maret 2016,
31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp 54.542.759, Rp 61.589.169 dan
Rp 53.819.648.
93
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44. AKTIVITAS NON KAS
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
31 Desember
2015
(Satu tahun)
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
Kenaikan (penurunan) investasi dalam efek
jangka pendek melalui:
 penambahan investasi dalam efek melalui
bunga dan dividen
 kenaikan nilai investasi efek
 rugi (laba) selisih kurs yang belum
terealisasi
79
281.899
(37)
354.787
44.494
237.358
–
–
–
Penurunan aset tetap melalui:
 penghapusbukuan
 penurunan nilai
–
–
116.598
–
Penambahan aset tetap melalui:
 utang pembelian aset tetap
 surplus revaluasi
 utang sewa pembiayaan
 uang muka
 reklasifikasi dari persediaan
 reklasifikasi dari aset lainnya
Penambahan (pengurangan) pembelian aset tetap
Keuntungan (kerugian) atas penjualan aset tetap
Keuntungan (kerugian) ditangguhkan atas
transaksi penjualan aset tetap dan disewa
kembali
Penambahan (pengurangan) utang sewa
pembiayaan melalui:
 pembiayaan langsung
 rugi (laba) selisih kurs belum terealisasi
 reklasifikasi uang muka penjualan
Penambahan utang dividen yang belum
dibayarkan tahun ini
Penambahan (penurunan) utang pembelian aset
tetap melalui :
 reklasifikasi ke pinjaman bank dan utang
sewa pembiayaan
 rugi (laba) selisih kurs belum terealisasi
Peningkatan (penurunan) pinjaman bank jangka
pendek
 pelunasan utang usaha
 rugi (laba) selisih kurs yang belum
terealisasi
 reklasifikasi dari utang pembelian aset
Penambahan (penurunan) pinjaman bank jangka
panjang melalui
 rugi (laba) selisih kurs yang belum
terealisasi
 reklasifikasi dari utang pembelian aset
331.151
–
–
494.130
1.237.292
–
–
–
–
–
(2.524.066 )
–
–
–
(386.808 )
20.603.845
(2.426.129 )
–
(3.157.855 )
–
94
3.201.926
–
–
–
808.789
–
(39.000 )
–
–
–
4.748.909
–
–
–
–
2.968.375
2.355.497
19.996.074
492.011.225
65.682.967
3.531.623
1.026.289
–
–
168.568
(4.500.457 )
–
9.503.879
–
120.511
(8.021.756 )
914.168
77.800
1.477.035
(36.106)
10.941
–
62.222.775
–
73.177.745
30.049.067
3.728.352
696.253
–
295.973
(305.372)
18.607.215
2.780.020
17.894.451
–
(92.253.324)
3.678.173
36.929.850
160.927.759
196.938.495
6.003.723
–
6.274.279
−
6.000.735
84.254.293
15.520.606
8.021.756
–
92.253.324
(820.491 )
–
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
45. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
A. Manajemen risiko
Kelompok Usaha dihadapkan pada beberapa risiko keuangan sehubungan dengan instrumen
keuangan. Risiko yang terutama adalah risiko pasar, risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko bisnis.
Kelompok Usaha tidak secara aktif melakukan perdagangan aset keuangan untuk tujuan spekulasi
atau pun membuat opsi. Risiko keuangan yang paling berpengaruh terhadap Kelompok Usaha adalah
sebagai berikut :
a. Risiko pasar
Kelompok Usaha dihadapkan pada risiko pasar dalam menggunakan instrumen keuangan
khususnya risiko mata uang dan risiko tingkat suku bunga yang dihasilkan melalui aktivitas
operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
i)
Risiko mata uang asing
Sebagian besar transaksi dari Kelompok Usaha di Indonesia dilakukan dengan menggunakan
mata uang Rupiah. Risiko terhadap fluktuasi pertukaran mata uang asing terutama
disebabkan oleh transaksi dalam mata uang asing seperti pembelian, pinjaman dalam mata
uang asing, dan Entitas Anak yang terletak di luar negeri, dimana menggunakan mata uang
Yuan Renminbi China dan Dolar Singapura.
Akun-akun dalam mata uang asing terutama terdapat dalam akun kas setara kas, investasi
dalam efek jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, pinjaman bank, utang usaha,
utang pembelian aset tetap, utang lain-lain, beban masih harus dibayar, utang sewa
pembiayaan (Catatan 43).
Kelompok Usaha tidak terlepas dari risiko pasar sehubungan dengan fluktuasi nilai tukar
mata uang asing. Untuk mengatasi risiko terhadap mata uang asing, Kelompok Usaha secara
aktif memonitor pergerakan nilai tukar mata uang asing untuk mengelola dampak dari
fluktuasi nilai tukar mata uang asing. Kelompok Usaha melakukan lindung nilai (hedging)
atas saldo kewajiban dalam mata uang asing secara berkala untuk periode jangka pendek (1-3
bulan).
Berdasarkan simulasi yang rasional dengan menggunakan kurs tanggal 24 Juni 2016, untuk
seluruh mata uang asing, dengan asumsi seluruh variabel-variabel lain tidak berubah, maka
laba sebelum pajak penghasilan badan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal
31 Maret 2016 akan lebih rendah sebesar Rp 1.320.923, terutama sebagai akibat dari laba
selisih kurs atas penjabaran akun-akun di atas.
ii) Risiko tingkat suku bunga
Kelompok Usaha juga dihadapkan pada risiko perubahan tingkat suku bunga yang
berpengaruh pada penempatan uang di bank dan pinjaman yang menggunakan tingkat bunga
mengambang.
95
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
45. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
A. Manajemen risiko (Lanjutan)
a. Risiko pasar (Lanjutan)
ii) Risiko tingkat suku bunga (Lanjutan)
Untuk mengelola risiko tingkat suku bunga, Kelompok Usaha akan mendapatkan sumber
pendanaan yang menawarkan penggabungan tingkat suku bunga kombinasi antara tingkat
suku bunga mengambang dan tetap. Tingkat suku bunga mengambang akan ditinjau kembali
dan disesuaikan dengan tingkat suku bunga pasar setiap tiga bulan atau setiap enam bulan.
Pada tanggal 31 Maret 2016, berdasarkan simulasi yang rasional, jika tingkat suku bunga
pinjaman bank lebih tinggi atau lebih rendah 50 basis poin dengan seluruh variabel-variabel
lain tidak berubah, maka laba sebelum pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir
tanggal 31 Maret 2016 akan lebih rendah atau lebih tinggi sebesar Rp 58.954, terutama akibat
biaya bunga pinjaman bank dengan tingkat bunga mengambang yang lebih tinggi atau lebih
rendah.
b. Risiko kredit
Kelompok Usaha menempatkan pendanaannya pada lembaga keuangan yang terpercaya.
Risiko kredit mengacu kepada kegagalan untuk membayar kewajibannya oleh pihak yang
berkaitan sehingga Kelompok Usaha menderita kerugian.
Risiko kredit Kelompok Usaha terutama terhadap piutang dagang. Perusahaan dan Entitas Anak
memiliki kebijakan, hanya akan bertransaksi dengan pihak ketiga yang memiliki reputasi.
Kelompok Usaha terus menerus memonitor risiko dan pihak yang berkaitan. Saldo dan umur
piutang dagang adalah masih dalam ambang batas dan persyaratan jangka waktu kredit.
Penyisihan penurunan nilai piutang hanya dilakukan terhadap piutang dagang yang terindikasi
ketertagihannya dengan tindakan yang tepat untuk menerima pembayaran dan mengurangi risiko
kredit.
Nilai tercatat dari aset keuangan pada laporan keuangan konsolidasian adalah nilai neto setelah
dikurangi dengan seluruh penyisihan akan kerugian yang diderita Kelompok Usaha terhadap
risiko kredit.
Tabel berikut memperlihatkan kemungkinan maksimal risiko kredit dari setiap komponen laporan
posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Maret 2016:
Risiko Maksimal*)
Aset keuangan
Kas dan setara kas selain kas kecil
Investasi dalam efek jangka pendek
Piutang usaha – pihak ketiga
Piutang lain-lain – pihak ketiga
Aset keuangan tidak lancar lainnya
*)
110.429.708
4.386.981
267.480.369
3.578.459
4.614.534
Tidak ada kolateral yang dimiliki atau penambahan kredit lainnya atau pengaturan saling hapus yang dapat
berdampak pada laporan keuangan konsolidasian.
96
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
45. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
A. Manajemen risiko (Lanjutan)
c. Risiko likuiditas
Kelompok Usaha mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan cadangan, fasilitas bank
dan pinjaman dengan terus-menerus memonitor proyeksi dan aktual arus kas dan memadukan
jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan.
Kelompok Usaha menjaga kecukupan dana untuk kebutuhan modal kerja.
Tabel berikut merangkum liabilitas keuangan Kelompok Usaha pada saat jatuh tempo berdasarkan
kontrak pembayaran :
Di bawah
1 tahun
1-2 tahun
2-3 tahun
Lebih dari
3 tahun
Total
Nilai wajar









236.891.258
154.190.208
3.139.182
236.891.258
154.190.208
3.139.182



10.354.176
10.354.176






10.164.224
35.445.109
10.164.224
35.445.109



450.184.157 450.184.157
Liabilitas jangka pendek:
Pinjaman bank jangka pendek 236.891.258
Utang usaha – pihak ketiga
154.190.208
Utang lain-lain – pihak ketiga
3.139.182
Utang pembelian aset tetap
jangka pendek
10.354.176
Liabilitas imbalan kerja jangka
pendek
10.164.224
Beban masih harus dibayar
35.445.109
Sub-total
450.184.157
Liabilitas jangka panjang:
Utang jangka menengah
Pinjaman bank
Utang sewa pembiayaan
197.629.923

38.265.684 58.464.754
38.199.811 52.660.693

21.169.661
7.706.374

22.246.322
2.598.711
197.629.923 197.629.923
140.146.421 140.146.421
101.165.589 101.165.589
Sub-total
76.465.495 308.755.370
28.876.035
24.845.033
438.941.933 438.941.933
526.649.652 308.755.370
28.876.035
24.845.033
889.126.090 889.126.090
Total
d. Risiko bisnis
Total penjualan konsolidasian Kelompok Usaha kepada PT Unilever Indonesia Tbk dan Unilever
Cina (Unilever) mencapai 59%, 68%, 64% dan 53% untuk periode tiga bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Maret 2016 dan 2015, dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014. Tingginya ketergantungan penjualan kepada Unilever menimbulkan risiko bisnis kepada
Kelompok Usaha. Akan tetapi untuk mengatasi risiko bisnis ini, Kelompok Usaha telah menjalin
kerjasama yang baik sebagai pemasok utama kepada Unilever selama puluhan tahun.
B. Pengelolaan modal
Tujuan utama pengelolaan modal Kelompok Usaha adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio
modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.
Selain itu, Kelompok Usaha di Indonesia dipersyaratkan oleh Undang-undang Perseroan Terbatas
efektif tanggal 16 Agustus 2007 untuk mengkontribusikan sampai dengan 20% dari modal saham
ditempatkan dan disetor penuh ke dalam dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan. Persyaratan
permodalan eksternal tersebut dipertimbangkan oleh Kelompok Usaha pada Rapat Umum Pemegang
Saham (“RUPS”).
97
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
45. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
B. Pengelolaan modal (Lanjutan)
Kelompok Usaha mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian terhadap perubahan
kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Kelompok Usaha dapat
menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau
mengusahakan pendanaan melalui pinjaman. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun
proses pengelolaan modal pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014.
Kebijakan Kelompok Usaha adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk
mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar.
Berikut ringkasan perubahan struktur permodalan dari tahun ke tahun :
Tahun
Penawaran umum perdana 1.750.000 saham sehingga saham yang dikeluarkan
berjumlah 5.750.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (Rupiah penuh)
per saham dengan harga penawaran Rp 7.900 (Rupiah penuh) per saham.
1989
Penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu sebesar
17.250.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (Rupiah penuh) dan harga
penawaran Rp 1.000 (Rupiah penuh) per saham.
1993
Pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 (Rupiah penuh) per saham
menjadi Rp 500 (Rupiah penuh) per saham sehingga jumlah saham beredar
meningkat dari 23.000.000 saham menjadi 46.000.000 saham.
1998
Pembagian saham bonus yang berasal dari agio saham sebesar Rp 11.500.000
atau setara dengan 23.000.000 saham.
Pemecahan nilai nominal saham dari Rp 500 (Rupiah penuh) per saham
menjadi Rp 250 (Rupiah penuh) per saham sehingga jumlah saham beredar
meningkat dari 69.000.000 saham menjadi 138.000.000 saham.
2008
Pemecahan nilai nominal saham dari Rp 250 (Rupiah penuh) per saham
menjadi Rp 50 (Rupiah penuh) per saham sehingga jumlah saham beredar
meningkat dari 138.000.000 saham menjadi 690.000.000 saham.
2012
Penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
sebesar 69.000.000 (angka penuh) lembar saham dengan nilai nominal Rp 50
(nilai penuh) per saham sehingga modal ditempatkan dan disetor penuh
Perusahaan menjadi 759.000.000 (angka penuh) saham.
2015
98
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
46. NILAI WAJAR DARI INSTRUMEN KEUANGAN
Instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dicatat sebesar nilai
wajar atau disajikan dalam jumlah tercatat baik karena jumlah tersebut adalah estimasi nilai wajarnya
atau karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal.
Tabel berikut menyajikan klasifikasi aset dan liabilitas keuangan Kelompok Usaha pada tanggal
31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014:
Pinjaman
yang
diberikan dan
piutang
Rp
Nilai wajar
melalui laba
atau rugi
Rp
Utang dan
pinjaman pada
biaya perolehan
diamortisasi
Rp
Total
Rp
31 Maret 2016
Aset lancar
Kas dan setara kas
Investasi dalam efek jangka pendek
Piutang usaha – pihak ketiga
Piutang lain-lain – pihak ketiga
111.052.254
–
267.480.369
3.578.459
Aset tidak lancar
Aset keuangan tidak lancar lainnya
4.614.534
Total
Liabilitas jangka pendek
Pinjaman bank jangka pendek
Utang usaha – pihak ketiga
Utang lain-lain – pihak ketiga
Utang pembelian aset tetap
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
Beban masih harus dibayar
Bagian lancar dari liabilitas jangka panjang:
Pinjaman bank
Utang sewa pembiayaan
386.725.616
–
4.386.981
–
–
–
4.386.981
–
–
–
–
111.052.254
4.386.981
267.480.369
3.578.459
–
4.614.534
–
391.112.597
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
236.891.258
154.190.208
3.139.182
10.354.176
10.164.224
35.445.109
236.891.258
154.190.208
3.139.182
10.354.176
10.164.224
35.445.109
–
–
–
–
38.265.684
38.199.811
38.265.684
38.199.811
Liabilitas jangka panjang
Utang jangka menengah
Pinjaman bank jangka panjang
Utang sewa pembiayaan
–
–
–
–
–
–
197.629.923
101.880.737
62.965.778
197.629.923
101.880.737
62.965.778
Total
–
–
889.126.090
889.126.090
31 Desember 2015
Aset lancar
Kas dan setara kas
Investasi dalam efek jangka pendek
Piutang usaha – pihak ketiga
Piutang lain-lain – pihak ketiga
91.619.292
–
240.231.544
4.134.275
Aset tidak lancar
Aset keuangan tidak lancar lainnya
4.614.534
Total
340.599.645
99
–
4.105.003
–
–
–
4.105.003
–
–
–
–
91.619.292
4.105.003
240.231.544
4.134.275
–
4.614.534
–
344.704.648
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
46. NILAI WAJAR DARI INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan)
Pinjaman
yang
diberikan dan
piutang
Rp
Nilai wajar
melalui laba
atau rugi
Rp
Utang dan
pinjaman pada
biaya perolehan
diamortisasi
Rp
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
195.111.344
180.771.879
3.170.608
10.935.461
6.081.578
25.649.055
195.111.344
180.771.879
3.170.608
10.935.461
6.081.578
25.649.055
–
–
–
–
38.452.496
42.577.973
38.452.496
42.577.973
Liabilitas jangka panjang
Utang jangka menengah
Pinjaman bank jangka panjang
Utang sewa pembiayaan
–
–
–
–
–
–
197.325.286
114.986.194
73.940.697
197.325.286
114.986.194
73.940.697
Total
–
–
889.002.571
889.002.571
Total
Rp
31 Desember 2015 (Lanjutan)
Liabilitas jangka pendek
Pinjaman bank jangka pendek
Utang usaha – pihak ketiga
Utang lain-lain – pihak ketiga
Utang pembelian aset tetap
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
Beban masih harus dibayar
Bagian lancar dari liabilitas jangka panjang:
Pinjaman bank
Utang sewa pembiayaan
31 Desember 2014
Aset lancar
Kas dan setara kas
Investasi dalam efek jangka pendek
Piutang usaha – pihak ketiga
Piutang lain-lain – pihak ketiga
Aset tidak lancar
Uang jaminan
Total
Liabilitas jangka pendek
Pinjaman bank jangka pendek
Utang usaha – pihak ketiga
Utang lain-lain – pihak ketiga
Utang pembelian aset tetap
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
Beban masih harus dibayar
Bagian lancar dari liabilitas jangka panjang:
Pinjaman bank
Utang sewa pembiayaan
107.951.932
–
226.734.015
5.632.668
4.324.154
344.642.769
–
3.823.151
–
–
–
3.823.151
–
–
–
–
107.951.932
3.823.151
226.734.015
5.632.668
–
4.324.154
–
348.465.920
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
221.903.530
167.710.370
4.776.283
51.538.526
5.498.492
17.491.451
221.903.530
167.710.370
4.776.283
51.538.526
5.498.492
17.491.451
–
–
–
–
44.053.661
34.232.298
44.053.661
34.232.298
Liabilitas jangka panjang
Utang jangka menengah
Pinjaman bank jangka panjang
Utang sewa pembiayaan
Utang pembelian aset tetap
–
–
–
–
–
–
–
–
196.209.719
109.513.605
65.070.567
6.213.158
196.209.719
109.513.605
65.070.567
6.213.158
Total
–
–
924.211.660
924.211.660
100
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
46. NILAI WAJAR DARI INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan)
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan disajikan sebesar jumlah dimana instrumen keuangan
tersebut dapat dipertukarkan di dalam transaksi jangka pendek antara pihak yang berkeinginan dan
memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan
terpaksa atau penjualan likuidasi.
Metode-metode dan asumsi-asumsi di bawah ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk
masing-masing kelas instrumen keuangan:
a. Instrumen keuangan dengan jumlah tercatat yang mendekati nilai wajarnya
Nilai wajar untuk kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang kepada pihak berelasi,
setoran deposit, pinjaman bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, liabilitas imbalan kerja
jangka pendek, utang pembelian asset tetap, beban masih harus dibayar, mendekati nilai tercatatnya
karena bersifat jangka pendek.
Nilai tercatat pinjaman bank jangka panjang dan utang sewa pembiayaan dengan suku bunga
mengambang besarnya kurang lebih sama dengan nilai wajarnya karena dinilai ulang secara berkala.
Nilai wajar utang sewa pembiayaan didasarkan pada nilai diskonto arus kas masa datang
menggunakan suku bunga yang berlaku dari transaksi pasar yang dapat diamati untuk instrumen
dengan persyaratan, risiko kredit yang jatuh tempo yang sama.
b. Instrumen keuangan yang dicatat sebesar nilai wajar melalui laba atau rugi
Nilai tercatat investasi efek jangka pendek yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dinyatakan
sebesar nilai pasar.
47. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN
a. Penambahan modal
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 23 Juni 2016,
pemegang saham menyetujui rencana Perusahaan untuk melakukan penambahan modal dengan
menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sesuai dengan Peraturan OJK
No. 32/POJK.04/2015 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Dengan Memberikan Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu ("Penawaran Umum Terbatas II/PUT II"), termasuk persetujuan
perubahan ketentuan Pasal 4 ayat (2) Anggaran Dasar Perseroan mengenai modal ditempatkan dan
disetor sehubungan dengan PUT II.
b. Perubahan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 23 Juni 2016,
pemegang saham menyetujui perubahan komposisi Dewan Komisaris dan Direksi sebagai berikut:
Dewan Komisaris :
Presiden Komisaris
Komisaris
Komisaris Independen
Komisaris Independen
:
:
:
:
Dewan Direksi :
Presiden Direktur
Direktur Independen
Direktur Independen
: Lim Eng Khim
: Lau Chek Kiong
: Roberto Bernhardeta
Lisjanto Tjiptobiantoro
Oei Han Tjhim
Antonius Hanifah Komala
Achmad Widjaja
101
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
47. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (Lanjutan)
c. Penjaminan utang
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 23 Juni 2016,
pemegang saham menyetujui untuk mengalihkan atau menjadikan jaminan hutang atas seluruh atau
sebagian besar kekayaan Perseroan bila diperlukan, sesuai dengan Pasal 102 Undang-undang
Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
d. Pengangkatan Komite Audit
Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Perseroan tentang Pengangkatan Komite Audit
tertanggal 26 Juli 2016, perseroan mengangkat komite audit dengan anggota sebagai berikut:
Ketua Komite Audit
Anggota Komite Audit
: Achmad Wijaya
: Oei Wahyu Soetjahya Kusuma
: Lenny Anggrani
e. Fasilitas pinjaman bank
Perusahaan
Pada tanggal 22 Juli 2016 Perseroan telah menandatangani perjanjian fasilitas kredit dari PT Bank
CIMB Niaga Tbk. Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Tetap I untuk pembiayaan akuisisi bisnis
dan mesin senilai Rp 94.000.000. Fasilitas ini dikenakan tingkat suku bunga 10,25% per tahun
dengan jangka waktu hingga 30 Juni 2017.
Fasilitas ini dijamin dengan :
- Mesin senilai Rp 30.000.000;
- Piutang senilai Rp 27.000.000;
- Corporate Guarantee dari PT Dwi Satrya Utama senilai Rp 94.000.000.
Entitas Anak
Pada tanggal 9 Agustus 2016 LPI telah menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman dari PT Bank
Danamon Indonesia Tbk untuk pembiayaan kembali seluruh fasilitas pinjaman yang diperoleh LPI
pada The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC).
LPI memperoleh fasilitas sebagai berikut :
- Cerukan (Overdraft) sebesar Rp 10.000.000 dengan jangka waktu 1 tahun;
- Pembiayaan Piutang (OAF Export/Seller) sebesar Rp 30.000.000 dengan jangka waktu 1 tahun;
- Limit Gabungan Trade (Omnibus Trade Line-multicurrency) sebesar Rp 40.000.000 dengan
jangka waktu 1 tahun;
- Pinjaman Berjangka (Term Loan-Non Revolving) sebesar Rp 55.876.003 dengan jangka waktu
hingga Juli 2019;
- Fasilitas Lindung Nilai Mata Uang Asing (Foreign Currency Loan PSE) sebesar USD 250.000
dengan jangka waktu 1 tahun.
Fasilitas pinjaman ini dikenakan suku bunga sebesar 10,5% - 11% per tahun untuk IDR dan 4,5% 5% per tahun untuk USD.
102
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
48. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) YANG DIKELUARKAN DAN
DIREVISI
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) dan Interpretasi (ISAK) baru atau revisi. Standar akuntansi tersebut akan berlaku efektif atau
diterapkan pada laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha periode yang dimulai pada atau
setelah 1 Januari 2017:
•
PSAK 1 (revisi 2015): Penyajian Laporan Keuangan
Kelompok Usaha masih mempelajari dampak yang mungkin timbul atas penerbitan standar akuntansi
keuangan tersebut.
49. REKLASIFIKASI AKUN
Akun-akun tertentu dalam laporan keuangan tahun 2014 direklasifikasi sesuai dengan laporan keuangan
tahun 2016, sebagai berikut:
2014
Dilaporkan
sebelumnya
Rp
Laporan arus kas konsolidasian
Arus kas dari aktivitas operasi :
Penerimaan kas kepada pelanggan
Pembayaran kas kepada pemasok
1.201.772.425
(755.488.441 )
Reklasifikasi
Rp
3.683.941
(3.683.941)
Diklasifikasi
kembali
Rp
1.205.456.366
(759.172.382)
50. PENERBITAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN
Perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember
2015 dan 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Laporan keuangan konsolidasian
di atas telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil dengan laporan
auditor independen No: 116/02/ISS/I/16 tanggal 24 Juni 2016. Sehubungan dengan rencana Perusahaan
untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II dan untuk memenuhi persyaratan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), laporan keuangan konsolidasian tersebut diterbitkan kembali dengan disertai
perubahan maupun tambahan pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan konsolidasian sebagai
berikut:
1. Laporan posisi keuangan konsolidasian;
Pemisahan antara akun goodwill dan aset tak berwujud.
2. Laporan arus kas konsolidasian;
Penambahan referensi catatan dan reklasifikasi pada pos-pos arus kas dari aktivitas operasi.
3. Perubahan dan tambahan pengungkapan pada:
a. Kas dan setara kas (Catatan 4);
Pengungkapan mengenai perusahaan asuransi.
b. Piutang usaha (Catatan 6);
Pengungkapan mengenai alasan dan dasar penghapusan piutang.
103
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014 dan
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
50. PENERBITAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
3. Perubahan dan tambahan pengungkapan pada: (Lanjutan)
c. Piutang lain-lain (Catatan 7);
Pengungkapan mengenai pos lain-lain.
d. Persediaan (Catatan 8);
Pengungkapan mengenai kondisi yang menyebabkan penyisihan persediaan usang dan lambat
bergerak serta kondisi yang mendasari penghapusan persediaan.
e. Aset tetap (Catatan 11);
Pengungkapan mengenai reklasifikasi aset tetap menjadi aset tak berwujud, nama penilai, nomor
dan tanggal laporan penilaian atas revaluasi aset Kelompok Usaha.
f. Goodwill (Catatan 12);
Penambahan pengungkapan akun goodwill.
g. Aset tak berwujud (Catatan 13);
Penyajian kembali pengungkapan akun aset tak berwujud.
h. Aset tidak lancar lain-lain (Catatan 15);
Pengungkapan mengenai aset tidak lancar lain.
i. Pinjaman bank (Catatan 16);
Pengungkapan negative covenant antara Perusahaan dengan Bank HSBC dalam pinjaman jangka
pendek dan panjang.
j. Perpajakan (Catatan 38);
Pengungkapan kesesuaian antara laba kena pajak dan beban kena pajak dengan SPT.
k. Transaksi dan saldo dengan pihak berelasi (Catatan 40);
Pengungkapan jumlah transaksi dan persentase terhadap total penjualan, total aset dan total
liabilitas.
l. Informasi segmen operasi (Catatan 41);
Pemisahan beban berdasarkan masing-masing segmen operasi.
m. Perjanjian dan perikatan penting (Catatan 42);
Perjanjian antara Perusahaan dengan PT Abadi Adimulia.
n. Tujuan dan kebijakan manajemen Risiko Keuangan (Catatan 45);
Pengungkapan mengenai hedging.
o. Peristiwa setelah periode pelaporan (Catatan 47);
Penambahan pengungkapan mengenai perubahan Komite Audit dan fasilitas pinjaman bank.
p. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan dan direvisi (Catatan 48);
Penghapusan pengungkapan PSAK 69 dan ISAK 31.
q. Reklasifikasi akun (Catatan 49);
Reklasifikasi pada pos arus kas dari kegiatan operasi.
r. Penerbitan kembali laporan keuangan (Catatan 50);
Perubahan dan penambahan pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
51. INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN
Perusahaan menerbitkan laporan keuangan konsolidasian yang merupakan laporan keuangan utama.
Informasi keuangan tambahan PT Berlina Tbk (entitas induk) ini, dimana investasi pada entitas anak dan
asosiasi di catat dengan metode harga perolehan, disajikan untuk analisis tambahan atas hasil usaha
entitas induk saja. Informasi keuangan tambahan PT Berlina Tbk (entitas induk) terlampir berikut ini
harus dibaca bersamaan dengan laporan keuangan konsolidasian PT Berlina Tbk dan entitas anaknya
(Lampiran 1-Lampiran 4)
104
PT BERLINA Tbk
(ENTITAS INDUK SAJA)
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Maret 2016
Rp
31 Desember 2015
Rp
31 Desember 2014
Rp
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Investasi dalam efek jangka pendek
Piutang usaha:
Pihak berelasi
Pihak ketiga, setelah dikurangi penyisihan
penurunan nilai piutang sebesar Rp 839.463 pada
tanggal 31 Maret 2016 (31 Desember 2015:
Rp 839.463 dan 31 Desember 2014: Rp Nihil)
Piutang lain-lain
Piutang kepada pihak berelasi
Persediaan - setelah dikurangi penyisihan persediaan
usang dan lambat bergerak sebesar Rp 1.904.105
pada tanggal 31 Maret 2016 (31 Desember 2015:
Rp 1.904.105 dan 31 Desember 2014: Rp Nihil)
Uang muka pembelian
Pajak dibayar di muka
Beban dibayar di muka
Total aset lancar
ASET TIDAK LANCAR
Piutang kepada pihak berelasi
Investasi saham
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan
dan penurunan nilai sebesar Rp 107.451.597 pada
tanggal 31 Maret 2016 (31 Desember 2015:
Rp 90.705.159 dan 31 Desember 2014:
Rp 212.263.755)
Aset tak berwujud - setelah dikurangi akumulasi
amortisasi sebesar Rp 14.810.775 pada tanggal
31 Maret 2016 (31 Desember 2015: Rp 13.807.429
dan 31 Desember 2014 : Rp 13.397.883)
Aset keuangan tidak lancar lainnya
Aset tidak lancar lain-lain
Total aset tidak lancar
TOTAL ASET
29.702.082
2.828.352
20.605.803
2.492.122
60.679.010
2.371.187
1.540.631
610.606
447.546
147.646.394
9.445.034
−
125.370.689
9.928.836
7.000.000
117.363.830
2.721.933
11.679.805
76.348.479
21.245.706
19.351.791
3.792.859
78.579.814
3.089.618
19.351.791
2.573.133
89.658.542
10.095.691
20.825.507
2.783.716
311.901.328
269.602.412
318.626.767
45.553.919
121.901.828
43.598.113
121.901.828
35.020.915
121.901.828
701.722.194
716.356.856
357.630.347
5.928.346
4.232.794
3.000.797
6.210.924
4.232.794
3.297.639
7.341.238
4.254.046
2.553.667
882.339.878
895.598.154
528.702.041
1.194.241.206
1.165.200.566
847.328.808
Lampiran 1
PT BERLINA Tbk
(ENTITAS INDUK SAJA)
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN
LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan)
Tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Maret 2016
Rp
31 Desember 2015
Rp
31 Desember 2014
Rp
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Pinjaman bank jangka pendek
Utang usaha – pihak ketiga
Utang pajak
Utang lain-lain – pihak ketiga
Utang pembelian aset tetap jangka pendek
Uang muka dari pelanggan
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
Beban masih harus dibayar
Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu
tahun:
Pinjaman bank
Utang sewa pembiayaan
149.354.893
75.987.354
3.580.747
449.006
10.323.761
3.338.888
4.112.324
23.812.752
125.561.477
76.739.119
673.944
438.556
10.905.046
3.066.300
359.724
18.992.850
160.282.246
80.310.944
974.504
406.491
36.170.174
2.812.613
1.340.247
12.546.011
18.259.814
21.194.084
17.783.067
24.126.779
13.806.464
25.367.250
310.413.623
278.646.862
334.016.944
197.629.923
197.325.286
196.209.719
45.283.543
25.853.792
27.632.919
37.557.119
50.985.853
33.299.573
23.192.885
33.040.401
44.073.645
51.792.166
3.350.706
29.575.882
Total liabilitas jangka panjang
333.957.296
337.843.998
325.002.118
TOTAL LIABILITAS
644.370.919
616.490.860
659.019.062
Total liabilitas jangka pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang jangka menengah
Utang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang
jatuh tempo dalam satu tahun:
Pinjaman bank
Utang sewa pembiayaan
Liabilitas pajak tangguhan
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
EKUITAS
Modal saham
Modal dasar – 1.500.000.000 (angka penuh) saham
dengan nilai nominal Rp 50 (nilai penuh) per saham;
Modal ditempatkan dan disetor penuh – 759.000.000
(angka penuh) saham pada tanggal 31 Maret 2016
dan 31 Desember 2015 (31 Desember 2014:
690.000.000 (angka penuh) saham)
Tambahan modal disetor
Saldo laba:
Ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaannya
Surplus revaluasi
37.950.000
40.595.000
37.950.000
40.595.000
34.500.000
575.000
6.900.000
122.816.108
341.609.179
6.900.000
111.434.849
351.829.857
6.900.000
146.334.746
−
TOTAL EKUITAS
549.870.287
548.709.706
188.309.746
1.194.241.206
1.165.200.566
847.328.808
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
Lampiran 1
PT BERLINA Tbk
(ENTITAS INDUK SAJA)
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Maret 2016
(Tiga bulan)
Rp
PENJUALAN NETO
BEBAN POKOK PENJUALAN
LABA BRUTO
Pendapatan dividen dari Entitas Anak
Penghasilan bunga
Penghasilan lainnya
Beban penjualan
Beban umum dan administrasi
Beban bunga dan keuangan
Beban lainnya
178.224.254
(142.931.329 )
31 Maret 2015
(Tiga bulan)
Rp
158.141.962
31 Desember
2015
(Satu tahun)
Rp
31 Desember
2014
(Satu tahun)
Rp
662.718.069
685.796.554
(119.832.737) (548.232.115)
(549.510.511)
35.292.925
38.309.225
114.485.954
136.286.043
4.153.800
1.082.933
5.003.577
(5.167.692 )
(12.324.187 )
(14.500.171 )
(799.179 )
–
516.141
2.387.170
(6.413.834)
(9.277.029)
(14.389.186)
(10.313.650)
4.332.170
2.523.628
6.457.764
(22.670.140 )
(39.466.430 )
(60.030.811 )
(32.645.670 )
192.790
1.188.037
10.106.549
(25.178.788)
(33.567.333)
(45.239.948)
(2.632.958)
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK
12.742.006
818.837
(27.013.535 )
41.154.392
BEBAN PAJAK PENGHASILAN
(2.712.006 )
(714.116)
5.462.661
(7.933.019)
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
10.030.000
104.721
(21.550.874)
33.221.373
−
(3.278.527 )
819.632
−
(518.426)
103.685
377.471.952
(1.686.278 )
(25.304.840 )
−
(2.378.773)
475.755
7.571.105
(310.020)
328.929.960
31.318.355
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAINNYA:
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi
ke laba-rugi:
Surplus revaluasi
Pengukuran kembali imbalan kerja
Beban pajak penghasilan terkait
TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN
Lampiran 2
PT BERLINA Tbk
(ENTITAS INDUK SAJA)
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal saham
Tambahan modal
disetor
Rp
Rp
Saldo awal 1 Januari 2014
Total laba komprehensif tahun 2014
34.500.000
–
Saldo 31 Desember 2014
Tambahan modal disetor
Pembagian dividen
Total laba komprehensif tahun 2015
Total laba komprehensif periode berjalan
Reklasifikasi surplus revaluasi
Pengaruh perubahan tarif pajak terhadap pajak
tangguhan revaluasi aset tetap
575.000
34.500.000
6.900.000
40.020.000
–
–
37.950.000
Rp
6.900.000
–
–
–
40.595.000
6.900.000
–
–
–
–
–
–
–
–
–
156.991.391
–
31.318.355
146.334.746
–
188.309.746
–
(12.000.000 )
(22.899.897 )
–
–
351.829.857
43.470.000
(12.000.000 )
328.929.960
111.434.849
351.829.857
548.709.706
7.571.105
3.810.154
–
40.595.000
6.900.000
122.816.108
Saldo awal 1 Januari 2015
34.500.000
575.000
6.900.000
146.334.746
Saldo 31 Maret 2015
–
34.500.000
–
575.000
Catatan:
*) Termasuk pengukuran kembali imbalan kerja
Lampiran 3
(310.020 )
6.900.000
Rp
–
37.950.000
–
Total ekuitas
Rp
31.318.355
Saldo 31 Maret 2016
Total laba komprehensif periode berjalan
Surplus revaluasi
115.016.391
–
575.000
3.450.000
Saldo 31 Desember 2015
Rp
–
–
–
Saldo laba
Ditentukan
Belum ditentukan
penggunaannya
penggunaannya *)
146.024.726
–
(3.810.154 )
7.571.105
–
(6.410.524 )
(6.410.524 )
341.609.179
–
–
–
549.870.287
188.309.746
(310.020 )
187.999.726
PT BERLINA Tbk
(ENTITAS INDUK SAJA)
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 dan
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Maret
2016
(Tiga bulan)
Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kas kepada pemasok
Pembayaran kepada karyawan
Kas dihasilkan dari operasi
158.553.135
(89.662.009)
(21.302.125)
31 Maret
2015
(Tiga bulan)
Rp
31 Desember 31 Desember
2015
2014
(Satu tahun) (Satu tahun)
Rp
Rp
157.828.267
660.774.221 649.101.380
(88.011.694) (304.329.404 ) (332.905.240)
(22.041.141) (100.492.930 ) (95.744.916)
47.589.001
47.775.432
255.951.887
220.451.224
(13.304.692)
(1.355.783)
–
(14.355.152)
(2.755.981)
–
(58.536.818 )
(7.727.326 )
6.979.621
(44.508.576)
(10.971.870)
–
32.928.526
30.664.299
196.667.364
164.970.778
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembayaran uang muka pembelian aset tetap
Perolehan aset tetap
Penerimaan bunga
Penerimaan deviden dari Entitas Anak
Setoran investasi pada Entitas Anak
Penjualan efek
Hasil penjualan aset tetap dan disewa kembali
Hasil penjualan aset tetap
Perolehan aset tak berwujud
(18.370.885)
(420.354)
540.081
4.153.800
–
–
–
2.023
–
(2.053.715)
(2.003.739)
516.141
192.790
–
–
–
–
–
(2.633.251 )
(5.458.637 )
2.523.628
4.332.170
–
–
14.123.588
168.568
–
(3.885.530)
(23.803.140)
1.188.037
192.790
(999.900)
2.800.030
24.636.557
396.822
(2.224.510)
Kas neto diperoleh dari (digunakan untuk)
aktivitas investasi
(14.095.335)
(3.348.523)
13.056.066
(1.698.844)
Pembayaran bunga dan beban keuangan
Pembayaran pajak penghasilan
Penerimaan pengembalian pajak
Kas neto diperoleh dari aktivitas operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan pinjaman bank jangka pendek
Penerimaan pinjaman bank jangka panjang
Pembayaran pinjaman bank jangka pendek
Pembayaran pinjaman bank jangka panjang
Penerimaan utang jangka menengah
Pembayaran utang sewa pembiayaan
Pembayaran utang pembelian aset tetap
Setoran modal
Pembayaran dividen
106.535.712 122.928.776
–
8.403.437
(102.793.129) (155.122.655)
(4.261.693)
(2.562.295 )
–
–
(8.401.765)
(6.563.779)
(525.628) (25.014.582)
–
–
–
–
351.450.776
11.415.753
(552.327.948 )
(15.147.947 )
–
(41.011.785 )
(36.180.104 )
43.470.000
(11.879.489 )
405.697.944
57.427.648
(603.323.887 )
(124.711.908 )
200.000.000
(19.062.389)
(48.525.404)
–
–
Kas neto digunakan untuk aktivitas pendanaan
(9.446.503 )
(57.931.098)
KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN
SETARA KAS
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
Perubahan kurs mata uang asing
9.386.688
20.605.803
(290.409 )
(30.615.322)
60.679.010
380.202
(40.487.314 )
60.679.010
414.107
30.773.938
29.861.421
43.651
TOTAL KAS DAN SETARA KAS AKHIR
TAHUN
29.702.082
30.443.890
20.605.803
60.679.010
Lampiran 4
(250.210.744) (132.497.996)
Download