MODUL 16 AKUNTANSI UNTUK INVESTASI SAHAM Kegiatan

advertisement
MODUL 16
AKUNTANSI UNTUK INVESTASI SAHAM
Kegiatan Belajar 1: Pencatatan dan Pelaporan Investasi Saham
Rangkuman
1. Kepemilikan investasi saham digolongkan ke dalam 3 kelompok; kurang dari 20%, antara
20% sampai 50%, dan lebih dari 50%. Pembagian kelompok ini mempengaruhi perlakuan
pencatatan akuntansinya. Metode Cost harus digunakan manakala investasi Investor kurang
dari 20% atau tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Investee. Metode Ekuitas harus
digunakan ketika investor memiliki saham investee 20% – 50% atau jika investor
mempunyai pengaruh signifikan atas investee. Apabila investor memiliki saham investee
lebih dari 50% maka investor boleh memilih metode Cost ataukah metode Ekuitas.
2. Metode Cost mengakui pendapatan investasi dari dividen yang diterimanya. Pada akhir
periode, nilai tercatat harus disesuaikan dengan Fair Value (Nilai Wajar). Penerapan
akuntansi untuk penyesuaian ini didasarkan pada kategori investasinya. Investasi dapat
digolongkan pada kelompok Trading dan kelompok Available for sale. Investasi yang dimiliki
untuk dijual dalam waktu dekat digolongkan pada kelompok Trading. Sedangkan investasi
saham yang tidak dapat digolongkan pada kelompok Trading dimasukkan kelompok
Available for sale.
3. Laba atau rugi (holding) yang belum di realisasi dilaporkan pada laba yang ditahan
(earning) tahun yang berjalan jika investasi tersebut digolongkan sebagai Trading. Jika
digolongkan Available for sale, laba atau rugi (holding) yang belum di realisasi dilaporkan
secara terpisah pada pos Ekuitas Investor sebagai bagian Laba Komprehensif Lain.
Metode Ekuitas mencerminkan hubungan erat yang terjadi antara investor dan investee.
Metode ini harus digunakan manakala kepemilikan investor antara 20% sampai 50% karena
kepemilikan pada level ini diasumsikan terjadinya pengaruh signifikan investor terhadap
investee. Namun demikian, apabila ada bukti bahwa meski investor memiliki 20%-50%
namun tidak ada pengaruh signifikan maka metode ini tidak boleh dipakai. Sebaliknya,
apabila ada bukti tentang pengaruh signifikan investor terhadap investee maka meskipun
kepemilikannya kurang dari 20% maka metode ini harus diterapkan.
Metode Ekuitas mengharuskan untuk mengakui pendapatan investasi seiring dengan laba
yang dilaporkan oleh investee dengan memisahkan komponen luar biasa, dan prior period
adjustment. Karena pembayaran dividen berakibat turunnya ekuitas investee maka
penerimaan dividen investee oleh investor akan dikurangkan dari saldo akun investasi
saham.
‘11
1
Martha Carolina SE,Sk,M.Ak
Akuntansi Keuangan Lanjutan
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
Sebuah penggabungan usaha dikatakan sebagai penyatuan kepemilikan (Uniting of
Interests) apabila dua buah perusahaan melakukan pertukaran saham. Apabila hal ini terjadi
(memenuhi 12 kriteria) maka metode penggabungan usahanya mengikuti metode Pooling of
Interests.
Dengan metode Pooling of Interests, seluruh akun akan digabungkan atas dasar nilai
bukunya. Oleh karena tanpa ada nilai akuisisi maka seluruh biaya yang berkaitan dengan
penggabungan maupun dengan penerbitan saham diperlakukan sebagai beban pada
periode terjadinya. Seluruh Pendapatan, Beban, dan Akun Operasional lain akan
digabungkan secara retroaktif. Selisih nilai buku atas seluruh pos yang diterima dengan Nilai
buku saham yang diterbitkan akan dicatat dalam pos Ekuitas.
3. Indonesia masih mengakui adanya dua metode dalam menerapkan akuntansi untuk
penggabungan usaha, namun di dunia internasional penggunaan metode Pooling of
Interests
sudah
semakin
dibatasi,
karena
kelemahan-kelemahan
teoretis
yang
dikandungnya.
Rangkuman
1. Sebuah perusahaan yang membeli mayoritas saham perusahaan lain harus menyusun
Laporan Keuangan Konsolidasian. Laporan tersebut menunjukkan posisi finansial dan hasil
operasi perusahaan dari induk perusahaan dan satu atau lebih anak perusahaan seolaholah perusahaan-perusahaan tersebut merupakan suatu kesatuan perusahaan.
2. Laporan konsolidasian bermanfaat bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan jangka
panjang atas induk perusahaan, misalnya investor dan kreditor jangka panjang.
3. Adanya kelemahan dalam Laporan Konsolidasian mengharuskan pengguna Laporan
berhati-hati dalam menafsirkan hasil operasi, rasio keuangan, dan sisa laba induk ataupun
anak perusahaan.
4. Laporan Konsolidasian yang disusun harus memperhatikan metode penggabungan usaha
yang digunakan. Apabila metode penggabungan usahanya menggunakan Purchase maka
Jurnal Konsolidasi yang harus dibuat sesaat sesudah penggabungan adalah Jurnal S
(Stocks) dan Jurnal A (Allocation).
5. Jurnal S adalah jurnal yang digunakan untuk menghapus saldo awal atau saldo tanggal
akuisisi mana yang lebih akhir, untuk metode Purchase.
6. Jurnal A adalah jurnal yang khusus dibuat untuk mengakui alokasi perbedaan nilai buku
ekuitas perusahaan anak dengan harga perolehan pada saat akuisisi. Jurnal ini dibuat bila
metode penggabungannya adalah Purchase.
‘11
3
Martha Carolina SE,Sk,M.Ak
Akuntansi Keuangan Lanjutan
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
Laporan Konsolidasian dan Non-Controlling Interests: Konsep teoretis
Rangkuman
1. Persyaratan untuk penyusunan laporan konsolidasian bukanlah kepemilikan seluruh
saham anak perusahaan, namun kepemilikan lebih dari 50%. Dengan demikian, apabila
sebuah perusahaan yang memiliki saham kurang dari 100% dan akan membuat laporan
keuangan menghadapi masalah Minority Interests. Minority interest adalah pihak di luar
induk perusahaan yang juga memiliki saham anak perusahaan.
2. Dengan menggunakan konsep konsolidasi proporsional yang didasarkan pada teori
Proprietary, aktiva neto anak perusahaan yang dikonsolidasikan hanyalah yang merupakan
porsi kepemilikan induk perusahaan saja. Sisanya atau disebut Hak Pemegang Saham
Minoritas (HPSM) tidak ditampilkan dalam laporan konsolidasian induk perusahaan. Aktiva
neto disesuaikan berdasarkan persentase kepemilikan induk perusahaan saja.
3. Konsep unit ekonomi yang didasarkan pada teori Entity berpendapat bahwa dengan
adanya akuisisi oleh induk perusahaan maka pos-pos aktiva neto harus dilakukan revaluasi
total (tidak hanya sebesar persentase kepemilikan induk perusahaan saja). HPSM diakui
sebagai bagian dari ekuitas konsolidasian.
4. Adanya dua kubu yang sangat bertentangan (konsolidasi Proporsional vs Unit Ekonomi)
melahirkan konsep yang mencoba merekonsiliasi keduanya, yakni konsep Parent Company.
Konsep ini mengakui keberadaan HPSM, namun hanya sebatas nilai buku, tidak di
revaluasi. HPSM disajikan bukan sebagai bagian Ekuitas atau utang konsolidasian, tetapi di
antara keduanya. Aktiva neto dikonsolidasikan secara total namun alokasi dan amortisasi
untuk selisih cost hanya didasarkan pada kepemilikan induknya saja.
5. Aktiva neto anak perusahaan yang dihasilkan dari ketiga konsep tersebut di atas dalam
laporan konsolidasian pada akhirnya tidak ada perbedaan (sama). Tidak ada kewajiban
untuk menggunakan salah satu dari ketiga konsep tersebut. Namun demikian, populernya
penggunaan konsep Parent Company, dalam modul mata kuliah ini selanjutnya
menggunakan konsep Parent Company.
Laporan Konsolidasian dan Non-Controlling Interests: Beberapa Saat Sesudah Akuisisi
1. Jurnal Konsolidasi yang dibuat dalam Lembar kerja mengalami sedikit perubahan. Pada
Jurnal S, Investasi di kredit sebesar persentase kepemilikan induk perusahaan. Sisanya
diatributkan pada HPSM. Begitu pula dengan Jurnal D. Pada jurnal ini jumlah dividen yang
diterima hanyalah sebesar persentase kepemilikan induk, sisanya merupakan pengurangan
terhadap HPSM.
‘11
5
Martha Carolina SE,Sk,M.Ak
Akuntansi Keuangan Lanjutan
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
Download