bab ii tinjauan pustaka

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan
organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya
tujuan organisasi. Tujuan tersebut tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif
karyawan bagaimanapun canggihnya alat - alat yang dimiliki perusahaan tersebut.
Alat-alat canggih yang dimiliki perusahaan tidak ada manfaatnya bagi perusahaan,
jika peran aktif karyawan tidak diikutsertakan. Hal tersebut dapat menunjang
keberhasilan suatu organisasi karena keberhasilan pengelola organisasi sangat
ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusianya. Di bawah ini
dirumuskan definisi manajemen sumber daya manusia yang dikemukakan oleh
para ahli, yaitu :
Menurut Veithal Rivai (2009:1), Manajemen Sumber Daya Manusia
adalah:
“Salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Proses ini
terdapat dalam fungsi /bidang produksi, pemasaran, keuangan maupun
kepegawaian”.
Menurut S.P Hasibuan (2008:2), Manajemen Sumber Daya Manusia
adalah:
“Suatu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan
terhadap
pengadaan,
pengembangan,
pemberian
balas
jasa,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka
mencapai tujuan organisasi”.
Menurut Herman Sofyandi (2008:6), Manajemen Sumber Daya Manusia
adalah :
“Suatu strategi atau upaya dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen
dan fungsi-fungsi operasional sumber daya manusia yang ditujukan bagi
peningkatan kontribusi produktif dan sumbe daya manusia organisasi
terhadap pencapaian tujuan organisasi secara lebih efektif dann efesien”.
Dari definisi diatas, dapat dikatakan bahwa pengertian manajemen sumber
daya manusia secara garis besar yaitu bahwa suatu bidang manajemen yang
khususnya mempelajari hubungan dan perananan manusia dalam organisasi
perusahaan. Mendayagunakan tenaga kerja secara efektif dan efesien dengan
mengembangkan kemampuan yang mereka miliki dalam mewujudkan tujuan
perusahaan, karyawan dan masyarakat.
2.1.1 Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Fungsi merupakan kegiatan pokok yang dilakukan dalam suatu
perusahaan. Hal ini disebabkan karena tugas dan tanggung jawab manajemen
sumber daya manusia yaitu mengelola unsur-unsur manusia yaitu mengelola
unsur-unsur manusia dengan seefektif mungkin agar memiliki tenaga kerja yang
mampu mengembangkan perusahaan. Menurut Irma Nilasari & Sri Wiludjeng
(2006:38)
diantaranya meliputi dua fungsi yaitu fungsi manjerial dan fungsi
operasional :
1. Fungsi Manajerial
a) Fungsi Perencanaan (Planning)
Merupakan fungsi penetapan program-program pengelolaan sumber daya
manusia yang akan membantu pencapaian tujuan perusahaan.
b) Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Merupakan fungsi penyusunan dan pembentukan suatu organisasi dengan
mendesain struktur dan hubungan antar para pekerja dan tugas-tugas yang
harus dikerjakan, termasuk menetapkan pembagian tugas, wewenang dan
tanggung jawab.
c) Fungsi Pengarahan (Directing)
Merupakan fungsi pemberian dorongan pada para pekerja agar dapat dan
mampu bekerja secara efektif dan efesien sesuai tujuan yang telah
direncanakan.
d) Fungsi Pengendalian
Merupakan fungsi pengukuran, pengawasan dan pengendalian terhadap
kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana rencana
yang telah ditetapkan, khususnya di bidang tenaga kerja. Fungsi ini juga
memungkinkan adanya tindakan tindakan koreksi atau perbaikan terhadap
penyimpangan yang terjadi dalam pengolaan tenaga kerja.
Disamping fungsi manajerial, Manajemen Sumber Daya Manusia
memiliki beberapa fungsi operasional, diantaranya :
2. Fungsi Operasional
a) Pengadaan tenaga kerja (procurement)
Merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang bertujuan untuk
memperoleh jenis dan jumlah tenaga kerja yang sesuai dengan kebetuhan
perusahaan serta memiliki kualifikasi yang memadai agar dapat
melaksanakan berbagai pekerjaan yang ada dalam perusahaan.
b) Pengembangan (development)
Merupakan fungsi yang berperan dalam pengembangan dan peningkatan
keterampilan dan pengetahuan kerja dengan jalan memberikan pendidikan
dan pelatihan kepada para karyawan.
c) Kompensasi (compensation)
Fungsi ini merumuskan pemberian balas jasa yang memadai dan layak
kepada para karyawan atas kontribusi mereka membantu perusahaan
mencapai tujuannya.
d) Integrasi (Integration)
Fungsi ini merupakan usaha untuk menyatukan atau menyesuaikan dan
menghasilkan
suatu
rekonsilasi
(kecocokan)
antara
kepentingan
perorangan/individu, organisasi/perusahaan dan masyarakat.
e) Pemeliharaann (maintenance)
Fungsi ini merupakan usaha untuk memelihara dan mempertahankan
karyawan agar memiliki keinginan untuk tetap bekerja diperusahaan
dengan jalan memberikan perhatian atas kesehatan dan keselamatan dalam
bekerja.
f) Pemisahan (separation)
Fungsi ini merupakan usaha untuk memutuskan hubungan kerja dengan
karyawan dan berusaha mengembalikannya dengan cara terbaik kepada
masyarakat.
2.1.2 Analisis Jabatan
Dalam perencanaan tenaga kerja, departemen atau bagian sumber daya
manusia pada suatu pada suatu perusahaan perlu melaksanakan proses Analisis
Jabatan atau Job Analisys, menurut Armstrong (2009:444), Analisis pekerjaan
merupakan proses pengumpulan, penganalisisan, dan penyusunan informasi
tentang isi pekerjaan dalam rangka memberikan dasar bagi sebuah deskripsi
pekerjaan dan data untk perekrutan, pelatihan, evaluasi kerja dan manajemen
kinerja. Dalam proses Job Analisys ini dikumpulkan informasi - informasi yang
berkaitan dengan berbagai jenis jabatan yang ada diperusahaan tersebut.
Menurut Irma Nilasari &Sri Wiludjeng (2006:97), hasil dari Job Analysis
dapat dipergunakan untuk menyusun:
1. Job Description ( uraian pekerjaan)
Suatu pernyataan tertulis yang berisi tentang berbagai tugas dan tanggung
jawab yang harus dillak ukan oleh seseorang yang memangku
jabatan/pekerjaan tertentu, kondisi kerja, perlatan dan material serta
informasi yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
2. Job Specification (spesifikasi pekerjaan)
Suatu pernyataan tertulis yang berisi tetang keterampilan, kemampuan dan
kualifikasi yang harus dimiliki oleh seseorang yang akan melaksanakan
jabatan/pekerjaan tertentu secara efektif.
3. Job Clasification ( klasifikasi jabatan)
Merupakan pengelompokan dari jabatan - jabatan berdasarkan basis
tertentu.
Basis pengelompokan tersebut terdiri dari dua macam yaitu :
a) Pengelompokan berdasarkan tugas
b) Pengelompokan berdasarkan peringkat
4. Job Design (Rancangan pekerjaan)
Merupakan suatu rancangan aktivitas yang terdapat dalam suatu jabatan
tertentu
Rancangan pekerjaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a) Rancangan pekerjaan yang sederhana dan bersifat global
b) Rancangan pekerjaan yang terspesialisasi dan terinci
5. Job Standard
Suatu pernyataan tertulis yang menunjukan target atau standar kerja yang
harus dicapai oleh seseorang yang harus dicapai oleh seseorang yang
memangku jabatan atau melaksanakan pekerjaan teretentu. departemen
sumber daya manusia dalam suatu perushaan pun dapat dapat
menggunakan job description, job specification Dan job standard dari
maisng-masing jabatan yang ada dalam perusahaan untuk melaksanakan
proses job evaluasion / evaluasi jabatan, yaitu suatu proses yang sistematis
untuk menentukan “nilai relatif” dari setiap jabatan yang ada diperushaan
dan dijadikan standar untuk menentukan imbalan/kompensasi karyawan.
2.2 Pengertian Perekrutan (Recruitment)
Untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efesien maka
diperlukan karyawan yang cakap dan terampil serta kualitas dan kuantitasnya
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Karyawan merupakan asset utama
perusahaan yang berperan aktif dalam perencanaan dan juga sebagai pelaku dari
aktivitas perusahaan.
Menurut Yuniarsih dan suwanto (2008:102), Rekrutmen adalah:
“Perekrutan merupakan kegiatan untuk mendapatkan sejumlah tenaga
kerja dari berbagai sumber, sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan,
sehingga mampu menjalankan misi organisasi untuk merealisasikan visi
dan tujuannya”.
Menurut Veithal Rivai (2009:150), Rekrutmen adalah :
“Perekrutan adalah serangkaian kegiatan yang dimulai ketika sebuah
perusahaan atau organisasi diinginkan (qualified) sesuai dengan jabatan
atau lowongan yang ada.
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009:33), Rekrutmen adalah :
“Perekrutan/penarikan (Recruitment) adalah suatu proses atau tindakan
yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan tambahan pegawai
yang melalui tahapan yang mencakup identifikasi dan evaluasi sumbersumber penarikan pegawai, menentukan kebutuhan pegawai yang
diperlukan perusahaan, proses seleksi, penempatan, dan orientasi pegawai”
Perekrutan menjadi salah satu kegiatan yang sangat penting dalam
manajemen sumber daya manusia sebagai awal dari kegiatan untuk mendapatkan
pegawai yang tepat untuk mengisi jabatan yang kosong, hal ini menjadi sangat
penting, khususnya ketika permintaan sumber daya manusia terbatas, dimana
hanya sedikit jumlah pegawai yang tersedia sedangkan banyak perusahaan yang
membutuhkan tenaga kerja tersebut, sehingga perusahaan - perusahaan dengan
sendirinya bersaing untuk menarik calon pegawai yang terbatas dari calon yang
ada.
2.2.1 Pengertian Online Recruitment
Menurut Michael Harris (2007) Online Recruitment adalah:
“Penarikan pegawai menggunakan internet atau dunia maya dalam proses
perekrutannya untuk mencari orang yang mampu bertanggung jawab
dalam pekerjaannya”
Menurut praktisi dan konsultan manajemen Teknologi Informasi (TI)
Richard Kumaradjaja, tren melamar pekerjaan melalui media online saat ini
menunjukkan perkembangan yang signifikan. Hal ini antara lain karena
perusahaan melihat keinginan dari pelamar untuk mendapatkan respon dengan
cepat mengenai hasil seleksi mereka. Pendapat ini dibenarkan Executive Director
Visijobs.com.
Dengan kemudahan teknologi saat ini banyak sekali hal yang dapat
dilakukan dengan internet, salah satunya adalah untuk mencari pekerjaan impian.
Namun dalam setiap hal tentunya terdapat kelebihan dan kekurangannya,
demikian
juga
disalahgunakan.
halnya
dengan
kemudahan
teknologi,
jangan
sampai
Menurut Michael Haris (2007), kelebihan dan kekurangan menggunakan
sistem online recruitment, yaitu :
1. Kelebihan Media Online Recruitment:
a) Mudah dan praktis
Anda hanya perlu menjadi member disalah satu situs lowongan
kerja/ online rekrutmen. Kemudian Anda akan mendapatkan info
lowongan kerja dan melamar dari situs tersebut.
b)
Proses yang cepat
Bandingkan ketika Anda mengirimkan lamaran kerja melalui pos
paling tidak 3-7 hari baru diterima oleh perusahaan yang dituju.
Sedangkan melalui media online Anda hanya duduk di depan
komputer dan butuh waktu 5-10 menit untuk CV Anda diterima
oleh HRD perusahaan.
c) Hemat biaya
Anda tidak perlu mengeluarkan uang untuk print/photo copy
ijazah, beli amplop dan membayar jasa pengiriman seperti yang
Anda lakukkan jika Anda mengirim lamaran via pos.
2. Kekurangan Media Online Rekrutmen:
a) Lowongan Fiktif, banyaknya iklan lowongan kerja yang tidak
mencantumkan perusahaan yang jelas, atau yang tidak memiliki
ijin usaha resmi dengan tujuan untuk mencari keuntungan dari
pencari kerja dengan berbagai cara seperti menarik bayaran dan
menawarkan lowongan pekerjaan yang sebenarnya tidak ada.
b) Kerahasiaan, adanya penyalahgunaan data CV yang digunakan oleh
pihak tertentu untuk menawarkan barang atau jasa
3. Beberapa tips untuk mencari pekerjaan melalui sistem online:
a) Terpercaya, pastikan hanya menggunakan media rekrutmen online
tertentu yang memiliki kredibilitas terpercaya untuk mendaftarkan
CV Anda .
b) Cek dan Ricek, perhatikan iklan lowongan yang ditayangkan di
media online rekrutmen yang dipilih, pastikan iklan lowongan
tersebut berasal dari perusahaan yang berkualitas dan memiliki nama
perusahaan yang jelas, banyak iklan lowongan yang ditayangkan
tanpa memberikan informasi perusahaan yang jelas.
c) Lengkap, pada saat Anda mendaftarkan CV Anda secara online,
pastikan mengisi dengan lengkap seperti layaknya Anda membuat
CV hardcopy, semua informasi mengenai diri Anda harus tercantum
sehingga
Anda
akan
memiliki
peluang
lebih
besar
untuk
mendapatkan panggilan interview dan mendapatkan informasi
lowongan yang sesuai. Pelajari profil dari perusahaan sebelum kamu
melamar suatu pekerjaan
d) Melamar, pada saat melamar pekerjaan, jangan asal klik. Pastikan
anda melamar pekerjaan sesuai dengan latar belakang, keahlian,
minat dan pengalaman Anda, karena melamar kerja secara asal-
asalan akan mengakibatkan perusahaan menilai Anda tidak serius
dalam mencari pekerjaan.
2.2.2 Persyaratan Rekrutmen
Dalam perekrutan karyawan perlu memperhatikan beberapa persyaratan
rekrutmen. Adapun persyaratan rekrutmen menurut Zaenudin (2009:76), antara
lain :
a) Berdirinya organisasi baru.
b) Adanya perluasan (ekpansi) kegiaan organisasi.
c) Terciptanya pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan baru.
d) Adanya pekerja yang pindah ke organisasi lain.
e) Adanya pekerja yang berhenti, baik dengan hormat maupun tidak
hormat sebagai tindakan punitive.
f) Adanya pekerja yang berhenti karena memasuki usia pensiun, dan
g) Adanya pekerja yang meninggal dunia.
2.2.3 Proses Rekrutmen Karyawan
Melalui perencanaan sumber daya manusia dapat diketahui kesenjangan
anatara kebutuhan atau permintaan karyawan dengan ketersediaan karyawan baik
dari segi jumlah maupun mutu atau kualifikasi. Jika diketahui bahwa karyawan
yang tersedia lebih kecil dan yang dibutuhkan lebih banyak maka perlu
melakukan perekrutan karyawan baru.
Suatu organisasi atau perusahaan yang memutuskan untuk melakukan
rekrutmen, tersedia dua pilihan sumber rekrutmen, yakni dalam organisasi itu
sendiri atau dari luar organisasi. Masing-masing sumber tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan. Berbagai metode penarikan karyawan dengan
menggunakan sumber internal dan eksternal digambarkan seperti pada gambar
berikut:
Menurut Herman Sofyandi “Sumber Daya Manusia” (2008:101), proses
rekrutmen secara ringkas dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar berikut :
Gambar 2.1 Proses Perekrutan
Perencanaan Sumber
Daya Manusia
Informasi Analisis
Jabatan
Penentuan Jabatan
Pekerjaan
Penentuan
Persyaratan Jabatan
Permintaan Manajer
Permintaan Manajer
Sumber/metode
internal
/eksternal (job
posting,
rekomendasi
pegawai, iklan,
Lembaga
pendidikan,dll)
Sumber : Ike Kusdyah Rachmawati (2008:84)
2.3 Metode dan Sumber Rekrutmen Karyawan
2.3.1 Metode dan Sumber Rekrutmen Internal
1. Metode Rekrutmen Internal
a) Job posting
Job posting adalah suatu prosedur untuk memberikan informasi
kepada karyawan tentang adanya posisi yang lowong dalam
organisasi/perusahaan.
Sejumlah
Calon
Kayawan
b) Job bidding
Job
bidding
adalah
teknik/mekanisme
yang
memberikan
kesempatan kepada para karyawan yang dipercaya bahwa mereka
memiliki kualifikasi yang dibutuhkan untuk melamar posisi yang
lowong.
c) Referensi pegawai lama.
d) Rancana suksesi/penggantian pegawai.
2. Sumber Rekrutmen Internal
Menurut Malayu S.P Hasibuan (2010:42) sumber internal adalah
karyawan yang akan mengisi lowongan kerja yang lowong diambil dari
dalam perusahaan tersebut, yakni dengan cara memutasikan atau
memindahkan karyawan yang memenuhi spesifikasi pekerjaan jabatan itu.
Sumber internal antara lain melalui:
a) Penawaran terbuka untuk suatu jabatan (job posting program).
Rekrutmen terbuka merupakan sistem mencari pekerja yang
berkemampuan tinggi untuk mengisi jabatan yang kosong dengan
memberikan kesempatan kepada semua karyawan yang berminat.
Semua karyawan yang berminat untuk mengisi jabatan itu
menyampaikan permohonan untuk mengikuti seleksi intern.
b) Perbantuan Pekerja (departing employees). Rekrutmen ini dapat
melalui perbantuan pekerja untuk suatu jabatan dari unti kerja lain
(pekerja yang sudah ada). Kemudian setelah selang waktu beberapa
lamanya, apabila pekerja yang diperbantukan tersebut merupakan
calon yang tepat, maka dapat diangkat untuk mengisi jabatan
kosong tersebut.
Adapun kelebihan atau kelemahan sumber internal menurut Veithal
Rivai (2008:162) :
a. Kelebihan sumber internal adalah sebagai berikut:
1. Sebagian orang umumnya mengharapkan adanya kenaikan gaji dan
status karier mereka. Oleh sebab itu kebijakan ini meningkatkan
moral kerja karyawan, kurangnya promosi dan peningkatan di
dalam organisasi dapat menjadi penyebab utama timbulnya putaran
karyawan dan ketidak puasan.
2. Manajemen perusahaan dapat menilai keahlian, pengetahuan, dan
keistimewaan dari kalangan karyawan yang ada saa lebih akurat
dari pada sekiranya diadakan wawancara terhadap pelamar. Resiko
terjadinya kekeliruan seleksi dan penempatan dapat dikurangi.
3. Masalah rekrutmen dan seleksi dapat disederhanakan karena yang
di rekrut dari luar hanyalah pekerja entry level dan persyaratan
pendidikan, keahlian, dan pengetahuan tentang pekerjaan ini relatif
sederhana.
4. Individu yang ditarik dari dalam tentunya lebih mengenal
perusahaan dan orang-orangnya, dengan cara ini biaya penarikan
dari dalam akan lebih murah dari pada apabila perusahaan harus
melakukan rekrutmen dari sumber eksternal, di sini karyawan telah
mengetahui seluk beluk perusahaan dan organisasi tidak perlu lagi
melakukan investasi lebih jauh dalam mengorientasikan karyawan
terhadap ekspektasi dan standar perusahaan.
5. Masa pelatihan dan sosialisasi lebih singkat disebabkan lowongan
yang ada diisi secara internal. Karyawan-karyawan yang ada
sekarang
semakin
sedikit
belajar
tentang
organisasi
dan
prosedurnya dibandingkan seorang pendatang baru.
b. Kelemahan sumber internal :
1. Memicu pertikaian. Pada saat para karyawan mengetahui semua
calon yang ada akan mengisi kekosongan terbit rasa benci terhadap
siapa saja yang akhirnya dipromosikan, masalah ini tidak begitu
kentara manakala orang luar menduduki posisi tersebut.
2. Tidak ada organisasi yang suatu saat tidak akan memanfaatkan
injeksi (darah baru), bagaimanapun juga organisasi memerlukan
beragam keahlian baru, ide baru, metode baru, dan itu semuanya
dibawa masuk oleh orang - orang dari luar perusahaan yang
dampaknya akan membuka wawasan baru terhadap profitabilitas.
3. Ada kemungkinan karyawan dari dalam tidak lebih sekedar peniru
atasannya sehingga tidak satu pun gagasan baru yang dapat
disemai. Ketika dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi dan
berpengaruh mereka cenderung sekedar mengulangi praktik yang
sudah kadaluwarsa.
4. Perubahan teknologi yang sedemikian kencang menyebabkan
organisasi tidak mungkin mengembangkan semua bakat dari dalam
secara cepat guna mengikuti perubahan itu.
5. Apabila sebuah lowongan diisi secara internal, lowongan kedua
akan muncul dalam artian menduduki posisi yang ditinggalkan
oleh individu yang mengisi kekosongan pekerjaan tadi. Jikalau
yang kedua ini juga diisi secara internal, maka kekosongan lain
bakal terjadi lagi. Perpindahan karyawan ini disebut efek riak
(ripple effect).
6. Pencapaian tujuan affirmative action biasanya diraih hanya melalui
perekrutan eksternal yang agresif.
Kebijakan ini menciptakan pola pikir yang sempit dimana kebijakan
promosi dari dalam juga membutuhkan program pengembangan manajemen yang
kuat dalam upaya mempersiapkan kandidat manjerial untuk memikul tanggung
jawab yang lebih besar.
2.3.2 Metode dan Sumber Rekrutme Eksternal
1
Metode rekrutmen eksternal :
a) Iklan ( Surat kabar, televisi,radio, lain-lain).
b) Agen tenaga kerja (pemerintah dan swasta ).
c) Executive Search Firms/Headhunters.
d) Hubungan dengan perguruan tinggi
e) Magang.
f) Asosiasi professional.
g) Referensi pegawai lama.
h) Lamaran “tak diminta”
2
Sumber Rekrutmen Eksternal
Menurut pendapat S.P Hasibuan (2010:43) Sumber eksternal adalah
penarikan yang dilakukan dari sumber-sumber tenaga kerja diluar
perusahaan, antara lain berasal dari :
a. Kantor penempatan
Merupakan suatu badan milik pemerintah maupun swasta yang
bertugas mengumpulkan tenaga kerja dalam segala tindakan untuk
disalurkan pada perusahaan yang membutuhkan.
b. Lembaga – lembaga pendidikan
Lembaga pendidikan disini adalah bersifat formal dan non formal,
misalnya akademi, universitas dan sebagainya. Alasan perusahaan
memilih lembaga-lembaga pendidikan karena merupakan sumber
terbaik yang mempunyai keahlian atau setidak-tidaknya lebih
mudah di didik. Perusahaan yang membutuhkan karyawan baru
syarat-syarat pendidikan tertentu dapat menghubungi lembagalembaga pendidikan.
c. Referensi karyawan atau rekanan
Sumber ini dipakai berdasarkan referensi yang diberikan oleh para
pegawai
perusahaan
bahwa
teman
atau
rekanan
pegawai
merupakan orang yang baik untuk dipekerjakan dalam perusahaan.
d. Serikat-serikat buruh
Bagi negara - negara yang memiliki serikat buruh badan ini
dipergunakan oleh perusahaan sebagai tenaga kerja. Penarikan
tenaga kerja dengan cara ini dapat memperkecil biaya.
e. Pengambilan dari perusahaan lain
Pada perusahaan baru didirikan akan mengurangi tenaga kerja
sehingga berusaha memperoleh tenaga kerja dari sejenis lainnya
yang sudah lama berdiri. Karyawan yang sudah berdiri dari
sebagian perusahaan, lama tidak masuk kerja, sebagian karyawan
tersebut mencoba pindah bekerja pada perusahaan yang baru
didirikan dengan harapan dapat memperbaiki nasibnya. Misalnya
upah atau gaji yang lebih tinggi dari perusahaan lama, jaminan
kerja yang baik, dan lain-lain.
f. Nepotisme atau leasing
Pemberian jabatan kepada keluarga masih sering dijumpai pada
model perekrutan ini. Karena adanya ikatan keluarga yang masih
kuat maka biasanya lebih bisa dipercaya dalam pengerjaan tugas.
Namun kelemahannya pelamar
belum tentu bisa menunjukkan
kemampuan yang cukup dalam bekerja. Leasing bisa dipakai pada
organisasi yang ingin melakukan penghematan dari segi anggaran
sumber daya manusia, seperti menghemat dana pensiun, asuransi,
insentif, atau tunjangan lainnya.
g. Pasar tenaga kerja dengan memasang iklan pada media masa
Cara menginformasikan kebutuhan perusahaan akan pekerja
kepada publik melalui media seperti radio, surat kabar, media
elektronik (internet).
Adapun kelebihan dan kelemahan dari sumber eksternal :
a) Kelebihan sumber eksternal:
1. Orang-orang yang direkrut dari luar membawa beragam ide dan
wawasan baru kedalam perusahaan, mereka mampu mengadakan
perubahan di dalam organisasi tanpa harus menyenangkan
kelompok kepentingan.
2. Rekrutmen pelamar dari luar lapisan menengah dan yang diatsnya
akan mengurangi pertikaian diantara kalangan karyawan karena
perebutan promosi, tatkala pertikaian kian tajam organisasi mulai
lebih banyak merekrut dari sumber eksternal guna meredakan
perselisihan internal.
3. Tidak banyak mengubah hierarki organisasional yang ada
sekarang.
c) Kekurangan/kelemahan dari perekrutan eksternal :
1. Perusahaan menanggung risiko dalam mengangkat seseorang dari
luar organisasi karena kecakapan dan kompetensi orang itu tidak
dinilai dari tangan pertama.
2. Perusahaan menanggung biaya kesempatan karena kehilangan
waktu yang terjadi pada saat orang tersebut diorientasikan pada
pekerjaan yang baru.
3. Seandainya pengangkatan dari luar sering terjadi, karyawankaryawan yang ada sekarang dapat menjadi tidak puas karena
mereka mendapatkan kesempatan promosi.
4. Tidak ada informasi yang tersedia mengenai kemampuan individu
dalam menyesuaikan diri dengan organisasi yang baru.
2.5 Tahapan Rekrutmen Tradisional
Gambar 2.2 Tahapan Rekrutmen
Tahap Pertama
Memperjelas posisi yang harus diisi melalui
perekrutan.
Tahap kedua
Review dan memperbarui uraian pekerjaan dan
spesifikasi untuk posisi tersebut
Tahap ketiga
Mengidentifikasi kemingkinan sumber pelamar
yang memenuh syarat
Tahap keempat
Pilih cara komunikasi yang paling efektif agar
menarik pelamar yang memenuhi syarat
Sumber: Dubois 2004 :9
Tahapan tersebut, akan diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap pertama, memperjelas posisi untuk diisi melalui perekrutan
Pengusaha bertindak sesuai dengan filosofi yang berbeda dari rekrutmen.
Terdapat pandangan yang berfilosofi bahwa perekrutan harus dilakukan
secara terus-menerus, untuk mendapatkan SDM yang berkualifikasi
maksimal, tanpa mempertimbangkan adanya kekosongan posisi tertentu.
Terdapat pula pandangan bahwa perekrutan harus dilakukan dengan
selektif untuk mengisi posisi yang kosong. Dalam hal ini, diperlukan
kejelian dan keterampilan dan pengambilan bagi seorang manajer, agar
keputusan yang diambil berdasarkan visi dan kebutuhan pengembangan
SDM perusahaan.
2. Tahap kedua, memeriksa dan memperbaharui pekerjaan serta spesifikasi
pekerjaan untuk posisi yang dibutuhkan.
Kesuksesan dalam proses pekerjaan akan mempermudah pelamar untuk
memehami pekerjaan. Spesifikasi pekerjaan mengambarkan kualifikasi
yang dibutuhkan. Tanpa deskripsi dan spesifikasi kerja, praktisi SDM
tidak dapat melakukan saringan terhadap lamaran yang ada.
3. Tahap ketiga, mengidentifikasi sumber-sumber dari pelamar yang
memenuhi syarat.
Rekrutmen merupakan tahap yang terkait dengan langkah ini. Dalam arti
luas, pelamar dapat berasal dalam (internal) atau luar perusahaan
(external). Sumber-sumber lamarn tersebut, tentu perlu dipertimbangkan
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan.
4. Tahap keempat, memilih cara berkomunikasi yang efektif untuk menarik
pelamar yang memenuhi syarat.
Langkah ini biasanya melibatkan organisasi pemasaran. Praktisi SDM
perlu melakukan komunikasi yang akrab dengan sumber - sumber pelamar
kerja, antara lain bisa dilakukan dalam bursa tenaga kerja, kunjungan ke
kampus, open rekrutmen, presentasi kepada kelompok - kelompok sasaran,
orang yang magang, dan program kerja sama antara lembaga pendidikan
dan peru sahaan (link and match). Dengan kata lain, perusahaan harus
menemukan
cara
membangun
pemahaman
bahwa
perusahaanya
merupakan tempat yang baik untuk bekerja. Pendekatan khusus dalam
rekrutmen bisa dilakukan juga dalam dunia maya melalui website yang
mampu menjangkau pelamar dari berbagai lokasi geografis. Dengan
melakukan posting lowongan pekerjaan dalam dunia internet, maka setiap
SDM yang ada di setiap negara (SDM multikultural), akan mengetahui,
sehingga kebutuhan karyawan yang berkualifikasi global dapat dipenuhi
oleh perusahaan. Namun penerapan SDM berbasis dunia maya tersebut,
perlu dikelola dengan professional, yang melibatkan para professional di
bidangnya.
2.6 Hambatan Rekrutmen
Kendala yang terjadi pada saat perekrutan dapat muncul dari organisasi,
perekrut, dan lingkungan internal. Menurut T. Hani Handoko (2007:71) kendala
yang lazim yang dijumpai dalam rekrutmen meliputi:
1. Kebijaksanaan promosi
Kebijaksanaan promosi dari dalam dimaksudkan untuk memberikan
kepada karyawan sekarang kesempatan pertama untuk mengisi lowonganlowongan pekerjaan, kebijsanaan ini akan meningaktkan moral dan
partisipasi karyawan, serta membantu kegiatan “pemeliharaan” para
karyawan.
2. Kebijakan kompensasi
Kendala umum yang dihadapi pelaksanaan rekrutmen (penarikan) adalah
kebijakan-kebijakan pengajihan atau pengupahan, organisasi biasanya
menetapkan range atau upah untuk berbagai pekerjaan yang berbeda,
besarnya kompensasi yang ditawarkan organisasi akan mempengaruhi
minat pencari kerja untuk menjadi pelamar serius.
3. Kebijaksanaan status karyawan
Banyak perusahaan mempunyai kebijaksanaan penerimaan karyawan
dengan status honorer, musiman atau sementara, atau part-time. Meskiun
minat pelamar terhadap tipe status penerimaan seperti ini semakin tinggi,
kebijaksanaan tersebut dapat menyebabkan perusahaan menolak karyawan
qualified yang menginginkan status kerja full-time.
4. Kebijaksanaan penerimaan tenaga lokal
Perusahaan mungkin mempunyai kebijaksanaan untuk menarik tenagatenaga lokal dimana perusahaan berlokasi dan beroperasi. Prioritas
rekrutmen ini biasanya dimaksudkan untu lebih terlibat dalam masyarakat
dan menjalin hubungan baik dengan lingkungan masyarakat disekitar
perusahaan.
Menurut A. Sitohang (2007:91) ada tiga faktor lingkungan eksternal
yang terpenting yang saling berpengaruh pada rekrutmen, yaitu:
a) Kondisi ekonomi sangat mempengaruhi rekrutmen, perekonomian
yang stabil biasanya kurang melakukan pemutusan hubungan kerja
atau pemberhentian karyawan. Pada resesi ekonomi biasanya
jumlah pelamar pada sektor publik makin bertambah besar karena
dianggap lebih aman dan tidak banyak resiko untuk samai bubar
atau tutup sampai bangkrut seperti pada usaha swasta.
b) Faktor politik sangat mempengaruhi rekrutmen karena akan terjadi
perubahan-perubahan prioritas dalam program pembangunan,
terjadi perubahan politik yang berkuasa, misalnya di negara-negara
barat terjadi perubahan kekuasaan dari partai republik kepada
partai demokrat.
c) Peraturan-peraturan affirmative action dengan putusan pengadilan
sering jga mempengaruhi rekrutmen. Instansi pemerintah harus
secartransparan dan terbuka secara umum untuk memberikan
kesempatan kepada semua warga negara untuk mengajukan
lamarannya dan memberikan kesempatan pada golongan minoritas
dan kaum wanita supaya terwakil dalam instansi-instansi tersebut.
2.7 Upaya Mengatasi Hambatan Rekrutmen
Upaya- upaya untuk mengatasi hambata proses pelaksanaan rekrutmen
pegawai menurut Zaenudin (2009 :84) sebagai berikut :
1. Perencanaan
Dengan adanya perencanaan ini proses pelaksanaan rekrutmen pegawai
menjadi lebih efektif , karena melalui perencanaan sumber daya manusia
perusahaan telah mengetahui pekerjaan mana yang harus dipenuhi dari sumber
eksternal dan sumber internal.
2. Kedisplinan
Kedisiplinan ini merupakan upaya terpenting dalam mewujudkan apa yang
sudah menjadi tujuan utama perusahaan karena dengan kedisiplinan ini para
pegawai akan bekerja semaksimal mungkin dan memberikan prestasi kerja
dengan baik dan sempurna.
3. Persyaratan Pegawai yang Lengkap
Memanggil para pegawai yang dianggap memenuhi persyaratan jabatan.
4. Pengarahan
Kegiatan mengarahkan semua calon pegawai agar mau bekerja sama dan
bekerja efektif serta efesien dalam membantu tercapainya proses rekrutmen.
5. Motivasi
Motivasi ini sangat penting untuk mendorong calon pegawai agar mampu
mengerjakan sesuatu pekerjaan, karena jika tidak di dorong dengan motivasi
maka hasilnya tidak akan memuaskan perusahaan yang memperkerjakan.
Download