Interaksi belajar Mengajar

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan berisi suatu interaksi antara pendidik dan peserta didik sebagai untuk
membantu peserta didik dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. lnteraksi tersebut
dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga dan sekolah (Sukmadinata, 1998: 1).
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peran signifikan dalam proses
pengajaran.Pendidikan dapat mengubah pandangan hidup, budaya dan perilaku manusia.
Pendidikan juga berfungsi mengantar manusia menguak tabir kehidupan sekaligus
menempatkan dirinya sebagai pelaku dalam setiap perubahan. Pendidikan menurut Meier
(2002:41) bertujuan menyiapkan manusia untuk menghadapi berbagai perubahan yang
membutuhkan kekuatan pikiran, kesadaran dan kreatifitas. Dalam Alquran terdapat
konsep perintah membaca, menelaah, meneliti, dan menghimpun dan sebagainya. Hal ini
merupakan sinyal fenomenon bahkan neumenon dalam Islam. Tuntutan atau perintah
membaca dalam Islam sangat urgen, karena manusia sebagai khalifah bukan sekedar
melakukan bacaan dengan ikhlas tetapi harus didasari bismi rabbikka (dengan nama
Tuhan), dalam memilih bahanbahan bacaan yang tidak mengantarnya kepada hal-hal
yang bertentangan dengan nama Allah.
Agama mendorong manusia untuk menggunakan persepsi rasional yang baik,
religius yang amat etis pula. Agama sangat menghendaki suatu bentuk intelektualisme.
Etos keilmuan adalah suatu bagian integral keagamaan yang sehat. Ia muncul karena
adanya kemampuan pada dirinya sendiri dan pada sistem keyakinan yang
dianut.Mengingat pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, maka
keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada unsur manusianya.
[email protected]
Page 1
BAB II
Pembahasan
A. Peranan Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Dengan Anak
 Materi Komunikasi Antar Pribadi Orang tua Dengan Anak
Murid yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga terutama tentang cara
orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajarnya. Orang tua
atau keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Orang tua
yang kurang berkomunikasi tentang pendidikan anak-anaknya akan dapat
berpengaruh
terhadap
prestasi
belajarnya.
Menurut
Slameto
(2003:61)
megemukakan bahwa hal-hal atau materi komunikasi antar pribadi orang tua
dengan anak dalam meningkatkan prestasi belajarnya, antar lain :
1. Orang tua melakukan komunikasi mengenai waktu belajar anak-anaknya.
2. Orang tua memperhatikan dan mengkomunikasikan dengan anak tentang
kepentingan-
kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anak-anaknya
dalam belajar.
3. Orang tua berkomunikasi kepada anak tentang waktu belajar anak.
4. Orang tua senantiasa melakukan komunikasi dengan anak tentang
kemajuan belajarnya.
5. Orang tua melakukan komunikasi dengan anak mengenai kesulitankesulitan yang dialami dalam belajar.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa anak didik sangat besar
peranannya dalam melakukan komunikasi antar pribadi dengan anak dalam
meningkatkan prestasi belajar terutama anak di SD. Materi komunikasiyang
dimaksudkan di atas sangat menentukan tingkat keberhasilan atau prestasi murid
di SD. Mungkin anak sebetulnya pandai, tetapi karena cara belajarnya tidak
teratur akibat kurang komunikasi denganorang tua, sehingga mengalami
ketinggalan dalam belajarnya. Hasil yang didapatkan atau nilai hasil belajarnya
[email protected]
Page 2
tidak memuaskan atau bahkan gagal dalam studinya. Hal ini dapat terjadi pada
anak dari keluargayang orang tuanya terlalu mengurus pekerjaan mereka sehingga
kurang komunikasi dengan anak-anaknya.
 Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Dengan Anak
a. Konsep Efektivitas Dalam Komunikasi
Efektivitas berasal dari kata “efektif yang berarti ada efeknya, akibatnya,
kesan serta pengaruhnya terhadap sesuatu benda atau perkara”. (Depdikbud,
2001:115) Efektivitas merupakan suatu organisasi. Efektivitas adalah
pencapaian tujuan melalui pemanfaatan sumber dayayang dimiliki secara
efisien,
baik
dilihat
dari
segi
input
maupun
output.
Efektivitas berarti terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki dalam
suatu perbuatan. Setiap pekerjaan yang dilaksanakan secara efisien sudah
tentu efektif, karena dilihat dari segi hasil, tujuan atau akibat yang
dikehandaki dengan perbuatan itu telah tercapai. Sebaliknya suatu pekerjaan
yang efektif belum tentu efisien karena hasil dapat saja tercapai tetapi
mungkin menggunakan sumber daya yang berlebihan yang tidak sesuai
dengan rencana sebelumnya, apakah itu tenaga, pikiran, waktu dan
sebagainya.
Little John (1962 : 85) mengemukakan bahwa “dalam konsep efektivitas
komunikasi, yang menjadi tujuan utama dan pertama komunikasi manusia
adalah untuk dimengerti”. Jadi komunikasi efisien bila Source dan Receiver
terhadap message ada kesamaan.
Rahmat (1998 : 79) mengatakan bahwa “komunikasi dikatakan efektif bila
pertemuan Source (sumber) merupakan hal yang menyenangkan Receiver
(penerima)”.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran, efektivitas komunikasi yang
ditekankan adalah efektivitas penerimaan pesan, yaitu “komunikasi yang
dilancarkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan efek kognitif, afektif, dan
[email protected]
Page 3
konatif pada komunikan sesuai dengan tujuan komunikasi” (Effendi, 1989 :
101).
Sesuatu pesan yang dikirimkan tidak saja diinginkan untuk dimengerti tapi
juga untuk direspon, diberi reaksi yang diinginkan agar maksudnya tercapai
untuk menerima respon yang diinginkan. Jika itu terjadi pesan yang dikirim
tidak hanya efisien tetapi juga efektif. Jadi “respon atau reaksi yang
diinginkan dari suatu komunikasi merupakan test dari efektivitas daripada
komunikasi” (Effendi,1989:102).
b. Kriteria dan Prinsip Komunikasi Pembelajaran yang Efektif
Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran banyak ditentukan oleh
keaktifan pebelajar dan pembelajar dalam bentuk timbal balik berupa
pertanyaan, jawaban pertanyaan atau berupa perbuatan baik secara fisik
maupun secara mental. Adanya umpan balik ini memungkinkan pembelajar
mengadakan perbaikan-perbaikan cara komunikasiyang pernah diakukan.
Keefektifan komunikasi menunjuk kepada kemampuan orang untuk
menciptakan suatu pesan dengan tepat, yaitu pengirim pesan dapat
mengetahui penerima dapat menginterprestasikan sama dengan apayang
dimaksudkan oleh si pengirim diinterprestasikan sama oleh si penerima, berati
komunikasi tersebut efektif.
Komunikasi yang efektif hendaknya memadukan ketiga kriteria tersebut.
Selain itu keefektifan pembelajaran sangat ditentukan oleh adanya perhatian
dan minat pebelajar. Ini sesuai dengan , model “AIDA singkatan dari
Attention (perhatian ), Interest (minat), Desire (hasarat),dan Action
(kegiatan)” (Sendjaja, 1993:105). Maksudnya agar terjadi kegiatan pada diri
pebelajar sebagai komunikan, maka terlebih dahulu harus dibangkitkan
perhatian dan minatnya kemudian dilanjutkan dengan penyajian bahan.
Dengan demikian timbul hasratnya untuk melaksanakan kegiatan, sehingga
walaupun persepsinya tidak terlalu lama sama dalam menerima pesan tetapi
perbedaannya tidak terlalu banyak. Karena secara psikologis setiaporang akan
[email protected]
Page 4
menanggapi dan memberi makna yang berbeda-beda sesuai dengan
karakternya masing-masing.
Komunikasi mengandung kualitas yang mengarahkan persepsi positif.
Komunikasi melaksanakan tujuan-tujuan organisasi dan tujuan-tujuan pribadi
yang dianggap efektif, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka
panjang.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa komunikasi antar pribadi
orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar sangat efektif dilakukan.
Efektivitas komunikasi yang dimaksud adalah efektivitas penerimaan pesan,
yaitu komunikasi yang dilancarkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan
efek kognitif, efektif, dan psikomotor pada komunikan sesuai dengan tujuan
komunikasi.
Hal
ini
terjadi
selama
dalam
proses
pembelajaran.
B. Prestasi Belajar
 Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi berarti “hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau
dikerjakan” (Depdikbud,2001:895). Prestasi yang dimaksudkan di sini adalah
suatu
hasil
yang
dicapai
mengenai
pendidikan
atau
pelajaran.
Sesuai dengan hal tersebut, Sardiman (1996 : 22) mengemukakan: “Belajar
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan
misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya”.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah suatu
hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa berdasarkan kriteria-kriteria tertentu
setelah dia menempuh kegiatan belajar mengajar dan diakhiri dengan evaluasi
dari pihak guru.
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
[email protected]
Page 5
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mengajar yakni pada dasarnya
terdiri dari dua bagian yakni faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah
faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern
adalah faktor yang ada di luar individu.
Faktor Intern
Faktor intern yang dimaksudkan di sini adalah faktor intern yang terjadi
disekolah, yang di dalamnya termasuk guru dan siswa. Adapun faktor yang
terpenting dalam proses belajar mengajar antara guru dan siswa adalah, ada tiga,
yakni:
1) Faktor Jasmaniah
Untuk mencapai tujuan dalam proses belajar mengajar terbentuk manusia yang
utuh di setiap aspek, baik akal, jasmani, rohani dan kesehatan dengan kehidupan
kemasyarakatan, diperlukan syarat mutlak yakni kesehatan badan, tanpa ditunjang
kesehatana badan, maka yang terlaksana di sekolah tidak bisa dikatakan proses
belajar yang potensial. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (1994 : 5) yaitu :
“agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan
badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan
dalam
bekerja,
tidur,
makan,
olah
raga
dan
rekreasi”.
Oleh karena itu kesehatan jasmani mutlak diperlukan, karena pada jasmani yang
sehat terdapat akal fikiran yang sehat pula.
2) Faktor Psikologis
Adapun penulis maksudkan di sini adalah mengetahui tingkah laku yang terjadi
dalam proses belajar mengajar, dimana dalam hal ini termasuk pembawaan
sebagai faktor dasar yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar
merupakan perilaku inti dalam proses pendidikan dimana antara anak didik dan
pendidik berintegrasi.
[email protected]
Page 6
Faktor pembawaan yang mempengaruhi proses belajar meliputi :
 Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang teridir dari tiga jenis, yaitu: kecakapan untuk
menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dan efektif,
mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui
relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
 Perhatian
Perhatian menurut AL-Gzali adalah “keaktifan jiwa yang tertinggi, jiwa itupun
semata-mata tertuju kepada obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek”. Untuk
dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian
terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian
siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar. “Agar siswa
dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian
dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan bakatnya”. (Slameto :
1995 : 56).
 Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus
yang disertai senang dan dari situ diperoleh kepuasan.
 Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi
menjadi kecakapan yang nyata sesudah berlatih.
[email protected]
Page 7
3) Faktor Kelelahan
Faktor kelelahan adalah salah satu dari faktor intern yang dapat mempengaruhi
proses belajar mengajar, sebab kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk
dipisahkan tetapi dapat dibedakan atas dua macam yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani. (Slameto, 1998 : 57).
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemahnya tubuh dan timbul kecenderungan
untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan subtansi
sisa pembakaran dalam tubuh, sehingga darah tidak/ kurang lancar pada bagianbagian tertentu.
Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuhan dan kebosanan, sehingga
minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat
terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit berkonsentrasi
seolah-olah
otak
kehabisan
daya
untuk
bekerja.
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa kelelahan itu mempengaruhi belajar.
Agar siswa dapat belajar dengan baik, harus dihindari jangan sampai terjadi
kelelahan dalam bekerja, sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari
kelelahan.
Faktor Ekstern
Faktor eksteren mempunyai peranan yang penting pula dalam proses belajar
mengajar, dimana penulis mengelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: faktor
keluarga, sekolah dan masyarakat.
1) Faktor keluarga
Keluarga adalah salah satu lingkungan pendidikan yang cukup berperan dalam
perkembangan jiwa anak, karena dalam keluarga anak pertama kali menerima
pendidikan. Murid yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa
[email protected]
Page 8
cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga
dan keadaan ekonomi keluarga.
2) Faktor sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah suatu organisasi dan wadah
kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan dengan
memanfaatkan semua sumber daya secara efisien dan efektif. Sebab dalam hidup
dan kehidupan manusia, tidak hanya hidup dalam keluarga saja, melainkan juga
pada umur tertentu harus terlepas dari rumah untuk mendapatkan pengalamanpengalaman yang lebih luas di luar rumah, baik di sekolah maupun pada
masyarakat umumnya.
Menurut Hamalik (2001:117) bahwa : “faktor sekolah mempengaruhi belajar
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah”.
3) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan eksteren yang juga berpengaruh terhadap siswa. Pengaruh
itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat yang mencakup kegiatan
siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan
masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa keluarga, sekolah dan masyarakat sangat
menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk itu dalam pencapaian
hasil yang maksimal, maka diperlukan kerjasama yang baik dari subyek
pendidikan tersebut, agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat
berlangsung secara positif.
[email protected]
Page 9
C. Pengertian Komunikasi
Secara etimologis, istilah komunikasi dalam Kamus Inggris Indonesia (John M.
Echlos : 1996 : 131) ditemukan kata “communication, yang berarti hubungan,
komunikasi, pemberitahuan, pengumuman, dan sebagainya”.
Menurut Sendjaja (1993 : 24), komunikasi adalah : “suatu proses pembentukan,
penyampaian, penerimaan, dan pengelolaan pesan yang terjadi dalam diri seseorang
dan atau dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu”.
Komunikasi menurut Mullyono (1988 : 43) adalah : “pengiriman dan penerimaan
pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan
yang dimaksud dapat dipahami”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi
adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain untuk
mencapai tujuan tertentu. Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi bila didukung
oleh sumber atau komunikasi pesan, saluran atau media, penerima atau komunikan,
dan efek.
[email protected]
Page 10
BAB III
PENUTUP
Demikian makalah ini kami buat sebagai tugas dari dosen pengampu mata kuliah
Interaksi Belajar Mengajar dan agar dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka
penulis mengharap saran,kritik dan masukan yang membangun agar dalam penyusunan
makalah yang selanjutnya dapat lebih baik.
[email protected]
Page 11
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdikbud, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Little John S.W. 1995. Theories of Human Communication.Washington: Hun Bolt State
University.
M.P. Yusuf. 1990. Komunikasi pendidikan dan komunikasi Instruksional. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Rahmat, Jamaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sardiman AM. 1996. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara.
Suryabrata, Soemadi. 1985. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali.
Usman, Moh. Uzer. 1991. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
[email protected]
Page 12
Download