Hari/Tanggal : Jumat, 21 September 2012 Rekan Kerja : 1. Nur Kholifah 2. Sri Afriyani 3. Nurhasanah NIM G741100 NIM G741100 NIM G741100 LAPORAN BIOFISIKA UMUM KELELAHAN OTOT DADI IRAWAN NIM G74110020 Asisten : 1. Ajeng Widya Roslia 2. Feby Rahmawati F 3. Budi Setiadi 4. Andri Harryamsyah NIM NIM NIM NIM G74090029 G74090032 G74090037 G74090039 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 Tujuan 1. Mengamati fungsi kelelahan otot akibat pengaruh temperatur. 2. Mengamati bagaimana kelelahan mempengaruhi fungsi dan performansi otot. Peralatan 1. 2. 3. 4. Force Sensor CI-6746 750 Interface CI-7650 / Spark Wadah air dingin Es batu Teori singkat Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa kelelahan berperan dalam menjaga homeostatis tubuh. Jadi, kelelahan otot adalah suatu keadaan otot, dimana otot tidak dapat berkontraksi secara cepat dan kuat atau bahkan tidak dapat berkontraksi sama sekali. Kelelahan otot suatu saat pasti akan terjadi pada kita, terutama pada seseorang yang memiliki aktivitas fisik yang padat setiap harinya (Putri,2010). Kelelahan otot juga berguna sebagai tanda bahaya atau otot dalam keadaan kurang baik, bahwa otot tidak dapat menerima perintah untuk berkontraksi. Kontraksi otot membutuhkan energi. Tanpa energi mustahil tubuh dapat bekerja. Selain itu, kelelahan otot juga memberi sinyal bagi tubuh kita agar beristirahat sejenak untuk mengembalikan keadaan otot setelah terjadi kontraksi yang cukup lama. Kekuatan otot akan menurun seiring dengan berjalannya waktu. Semakin lama otot bekerja, maka kemampuan otot berkontraksi semakin menurun pula. Prosedur Percobaan 1. Memasukkan es ke dalam wadah air dingin, dan biarkan hingga suhu air sekitar 40C. 2. Menggenggam atau memegang erat-erat sensor gaya dan tempat jempol anda pada bumper karet. 3. Menekan tombol “START” untuk memulai mengumpulkan data. 4. Memulai menekan sensor gaya hingga tampilan grafik data studio membaca 40N atau lebih besar. 5. Melanjutkan menahan sensor gaya pada atau di atas 40N selama mungkin. 6. Menekan tombol “STOP” ketika tampilan gaya mulai turun di bawah 40N. 7. Mencelupkan atau memasukkan tangan yang sama ke dalam wadah air es selama 30 detik. 8. Mengulangi prosedur no 2 dan 3 serta mencatat hasil datanya. Data Tabel hasil percobaan kelelahan otot yang dipengaruhi oleh temperatur Waktu (s) sebelum (N) sesudah (N) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 2.9 20.4 33.3 51.9 49.1 46.3 54.9 49.4 49.7 47.9 50.7 46.7 47.8 46.4 50.2 47.6 49.5 47.0 48.9 50.2 47.1 50.4 48.5 49.0 46.3 49.7 47.7 46.7 48.9 46.2 47.5 45.7 44.4 45.1 44.0 43.7 40.7 41.6 42.6 42.5 3.2 22.8 36.2 47.1 43.5 62.3 27.9 53.2 50.3 48.4 48.2 48.4 51.9 46.7 50.0 50.4 48.7 48.2 51.0 50.6 53.5 50.8 53.7 50.3 51.6 47.0 49.2 46.5 45.7 44.9 45.5 43.4 46.1 42.7 41.6 44.6 42.1 40.5 41.9 39.7 40 39.9 38.8 Pengolahan Data F (N) Grafik Hubungan Antara Gaya (F) terhadap Waktu (t) 60.0 55.0 50.0 sebelum y = -0.204x + 51.649 45.0 sesudah Linear (sebelum) 40.0 y = -0.3682x + 54.21 35.0 30.0 Linear (sesudah) t (s) 0 10 20 30 40 50 Pembahasan Kelelahan adalah suatu sinyal proteksi terhadap kerusakan tubuh secara simultan yang muncul sebagai respon dari adanya energi yang terpakai. Energi yang hilang ini biasanya dapat dipulihkan dengan istirahat secara sejenak atau istirahat biasa setelah melakukan aktivitas. Setelah melakukan aktivitas biasanya ada istilah cooling atau pendinginan. Pendinginan ini sangat penting untuk pemulihan otot sebelum diistirahatkan. Tujuan dari pendinginan adalah agar tidak terjadi masalah dengan otot. Selain itu, pada masa ini juga biasanya dianjurkan untuk mengonsumsi beberapa suplemen yang dapat memulihkan stamina otot kembali. Kelelahan otot disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Soegiono (2004) setidaknya ada lima faktor penyebab kelelahan otot, yaitu banyaknya aktivitas atau kerja yang dilakukan, asupan gizi atau makanan, banyaknya oksigen yang dihirup, temperatur lingkungan, dan faktor genetik. Kelelahan otot yang disebabkan oleh kerja erat kaitanya dengan berat atau tidaknya aktivitas yang dilakukan itu, sedangkan kelelahan otot yang berkaitan dengan asupan gizi erat kaitannya dengan seberapa besar proporsi asupan makanan yang dikonsumsi tubuh. Berbeda dengan oksigen, gas yang satu ini merupakan sesuatu yang patut diperhitungkan karena keadaanya dalam tubuh sangat berperan penting dalam proses metabolism yang menghasilkan energi. Sedangkan energi itu digunakan tubuh untuk melakukan aktivitas. Faktor suhu juga memengaruhi kelelehan otot, hal ini disebabkan ketika suhu turun maka diperlukan kalor atau energi untuk menyeimbangkan antara suhu diluar dan di dalam kulit, sedangkan faktor genetika atau kelainan otot menjadi sedikit dari sekian banyak kelelahan otot. Grafik hasil percobaan menunjukkan bahwa ketika percobaan awal, yaitu saat otot bekerja normal atau sebelum tangan dimasukkan ke dalam air es gradien garis cenderung berada diatas jika dibandingkan dengan percobaan setelah tangan dimasukkan kedalam air es selama 30 detik. Hal ini menunjukkan bahwa setelah tangan dimasukkan kedalam es, maka temperatur antara diluar dan di dalam kulir tidaklah seimbang. Oleh karena itu, diperlukan energi untuk menyeimbangkannya. Energi inilah yang diserap oleh kulit untuk menyeimbangkan suhu antara diluar dan di dalam kulit, sebagai akibatnya otot kehilangan energi sehingga kelelahan cepat terjadi dan tidak mungkin dapat dihindari. Data hasil percobaan menunjukkan bahwa gradien tingkat kelelahan otot tangan sebelum dimasukkan kedalam air es lebih tinggi dibandingkan dengan otot tangan setelah dimasukkan ke dalam air es. Perbedaan garadien ini merupakan interpretasi dari ketahanan otot saat menekan force sensor apparatus terhadap waktu. Faktor yang mengakibatkan hasil kedunya berbeda adalah adanya pengaruh suhu. Percobaan kedua ini dilakukan setelah otot tangan mengalami penurunan suhu akibat direndam dalam air es selama 30 detik. Selain itu, mungkin juga terjadi perbedaan tempat penekanan terhadap alat dari posisi pasti pada tangan dengan posisi lainnya. Air es pada percobaan ini memengaruhi temperatur pada suhu diluar kulit sehingga terjadi perbedaan gradien suhu antara diluar dan di dalam kulit. Akibatnya diperlukan energi untuk menyeimbangkannya, sehingga pada percobaan kedua ini otot akan semakin cepat lelah. Reaksi fungsional terjadi saat otot berkontraksi dan berelaksasi. Kontraksi dan relaksasi otot umumnya terjadi pada suhu normal. Pemanjangan dan pengerutan otot dipengaruhi oleh suhu dan kekuatan asam di otot. Ketika suhu antara diluar kulit dan di dalam kulit tidak seimbang serta konsentrasi asam di otot sangat tinggi, maka performansi otot akan berkurang pula bahkan materi penyusun otot akan memendek dan membesar sehingga dapat mengakibatkan kram otot. Kesimpulan Percobaan ini menunjukkan hasil yang berbeda antara tingkat kelelahan otot tangan secara normal terhadap otot tangan yang telah diturunkan suhunya dengan cara direndam di dalam air es. Semakin lama otot bekerja, maka semakin banyak pula energi yang dibutuhkan oleh otot untuk melakukan kerja. Khusus untuk percobaan kedua ini selain digunakan untuk kerja, energi juga diperlukan untuk menyeimbangkan suhu antara di luar dan di dalam kulit. Akibatnya kelelehan otot yang cepat pada percobaan kedua ini tidak dapat dihindari. Daftar Pustaka Titian, Putri.2010.Kelelahan Otot.(terhubung berkala) http:// titianputri. Blogspot.com/2012/02/kelelahan-otot.html(25 September 2012). Soegiono.2004.Olahraga dan Kesehatan.Solo: Seti Aji.