ISSN : 2597-3851 Vol. 1 No. 1 (Agustus, 2017) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA ASPHYXIA NEONATORUM PADA KEHAMILAN ATERM DI RSUD (Analysis Of Factors Affecting Asphyxia Neonatorum In Pregnancy Aterm In General Hospital) (Submited : 25 Juli 2017, Accepted : 31 Juli 2017) Muthmainnah Magister Ilmu Keperawatan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Banjarmasin ABSTRAK Asphyxia Neonatorum merupakan suatu keadaan dimana bayi baru lahir gagal bernafas spontan dan teratur segera setelah lahir. Asphyxia Neonatorum penyebab kematian dini pada Neonatus. Salah satu penyebab utama kematian bayi yang baru lahir adalah asphyxia bayi baru lahir. Menganalisa faktor yang mempengaruhi terjadinya asphyxia neonatorum pada kehamilan aterm di RSUD Ulin Banjarmasin. Metode penelitian ini adalah survey analitik, dengan pendekatan cross sectional variabel bebasnya adalah Asphyxia Neonatorum dan Variabel terikatnya adalah faktor yang mempengaruhi. Instrumen penelitian adalah check list dengan uji analisis menggunakan regresi logistik ganda. Faktor berat badan lahir janin mempengaruhi Asphyxia Neonatorum pada kehamilan aterm di RSUD Ulin Banjarmasin. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai exp B (OR) Faktor BBL Janin 5,873 artinya bahwa faktor BBL janin mempunyai pengaruh 5,873 kali lebih besar pada kejadian asphyxia neonatorum meningkatkan lagi penyuluhan tentang ANC sehingga dapat meminimalkan kejadian asphyxia neonatorum karena pengaruh BBL rendah janin. Kata Kunci : asphyxia neonatorum, kehamilan aterm, Neonatus ABSTRACT Asphyxia Neonatorum is a condition where newborns fail to breathe spontaneously and regularly soon after birth. Asphyxia Neonatorum causes premature death in the Neonates. One of the major causes of newborn death is the newborn's asphyxia. Analyze the factors that influence the occurrence of asphyxia neonatorum in pregnancy aterm at Ulin General Hospital Banjarmasin. This research method is analytic survey with cross sectional approach is Asphyxia Neonatorum independent variables and the dependent variable is influencing factor. The research instrument is check list with analysis test using multiple logistic regression. Factors influencing fetal birth weight Asphyxia neonatorum in term pregnancies in General hospitals Ulin Banjarmasin. Statistical analysis showed that the value of exp B (OR) Factors Fetal 5,873 BBL BBL means that the fetus has an influence factor 5,873 times greater incidence of neonatal asphyxia increase further extension of the ANC so as to minimize the incidence of neonatal asphyxia due to the influence of the low BBL fetus. Keywords : asphyxia neonatorum, aterm pregnancy, Neonatus PENDAHULUAN Asphyxia neonatorum ditandai dengan kegagalan bernafas pada bayi baru lahir segera setelah dilahirkan, hal ini merupakan keadaan darurat akut. (Molteno, et al. 1974). Sedangkan journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy Purwadianto et al, (2013) Asphyxia Neonatorum merupakan suatu keadaan dimana bayi baru lahir gagal bernafas spontan dan teratur segera setelah lahir. Asphyxia Neonatorum penyebab kematian dini pada Neonatus (Ersde et al, 2013). 15 ISSN : 2597-3851 Vol. 1 No. 1 (Agustus, 2017) Salah satu penyebab utama kematian bayi yang baru lahir adalah asphyxia bayi baru lahir. Faktor yang berkaitan dengan terjadinya Asphyxia yaitu faktor ibu, faktor persalinan, faktor janin dan faktor plasenta. Faktor ibu meliputi usia ibu waktu hamil, umur kehamilan saat melahirkan, status kesehatan dan status paritas. Faktor persalinan meliputi lama persalinan, ketuban pecah dini dan jenis persalinan. Faktor janin meliputi berat badan lahir dan air ketuban bercmpur dengan mekonium. (Ridge, 2010 dalam wahyuni, 2011) Menurut data dari World Health Organization (WHO) (2010), pada tahun 2008 penyebab kematian anak berumur di bawah 5 tahun di Indonesia disebabkan oleh pneumonia (22%), bayi yang lahir premature (19%), diare (15%), asphyxia saat lahir (10%), anomali congenital (6%), sepsis neonatorum (5%), malaria (1%) dan penyebab lainnya (19%). WHO menyebutkan bahwa pada tahun 2000 – 2010, Case Fatality Rate (CFR) asphyxia untuk bayi yang berusia dibawah 5 tahun di Indonesia setiap tahunnya mencapai 11% (WHO, 2012). Laporan RISKESDA 2010 di Indonesia tercatat usia menikah petama kali pada usia 10 – 14 tahun yatu 4,8 % dan 15 – 19 Tahun 41,9 %. Provinsi dengan pekawinan usia muda sangat tinggi adalah Kalimantan selatan (9%), jawa barat (7,5%) Kalimantan timur (7 %) dan Kalimantan tengah (7%). Serta terdapat 0,01 % perempuan pada kelompok umur 10 – 14 tahun sedang hamil dan 1,9 % perempuan pada kelompok umur 15 – 19 tahun. Secara psikologi dan biologis, seseorang bereproduksi dan bertanggung jawab sebagai ibu rumah tangga pada usia 20 sampai 30 tahun. (Simbolon, 2013) Bayi yang mengalami asphyxia neonatorum bila tidak segera diberikan tindakan keperawatan, maka akan berakibat fatal bagi kelangsungan hidupnya. Diperkirakan bahwa sekitar 27% seluruh angka kematian neonatus di seluruh dunia disebabkan oleh asphyxia neonatorum (Diakses pada 19 februari WHO., 2013. Causes of child mortality for the year 2010), Laporan WHO juga menyebutkan bahwa AKB kawasan Asia Tenggara merupakan kedua yang paling tinggi yaitu sebesar 142 per 1.000 setelah kawasan Afrika. Di tahun 2011, Indonesia merupakan negara dengan AKB tertinggi kelima untuk negara ASEAN yaitu 35 per 1.000, dimana Myanmar 48 per 1.000, Laos dan Timor Leste 46 per 1.000, Kamboja 36 per 1.000 (WHO., 2012. Mortality and burden of disease: Child mortality). journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy Angka kematian bayi menurut Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin yaitu pada tahun 2010 kelahiran mati sebanyak 36 kasus, kematian bayi baru lahir umur 0-7 hari sebanyak 48 kasus, kematian bayi baru lahir umur 8-28 hari sebanyak 5 kasus, dan yang lebih dari 28 hari sebanyak 5 kasus, sedangkan pada tahun 2011 angka kelahiran mati sebanyak 8 orang, kematian bayi baru lahir umur 0-7 hari sebanyak 56 kasus, kematian bayi baru lahir umur 8-28 hari sebanyak 10 kasus dan yang lebih dari usia 28 hari sebanyak 11 kasus. Berdasarkan data tersebut yang berarti angka kematian bayi di daerah Banjarmasin, ikut menyumbang angka kematian bayi provinsi Kalimantan selatan (Sari, 2013) Menurut kepala dinas kota Banjarmasin, bahwa kematian bayi di Banjarmasin cukup tinggi. Berat badan lahir rendah menjadi penyebab pertama dengan 28 kasus, asphyxia atau kegagalan nafas dengan 16 kasus dan diare dengan 25 kasus. (Antarkalsel, 2013). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 19 Desember 2013 didapatkan sebanyak 1608 ibu melahirkan di RSUD Ulin Banjarmasin dan sebanyak 994 ibu yang melahirkan pada kehamilan aterm, ibu yang melahirkan pada usia beresiko (<20 tahun ; >35 tahun) sebanyak 364 dan ibu yang melahirkan pada usia tidak beresiko (20 tahun s.d 35 tahun) sebanyak 878. Sedangkan kasus asphyxia neonatorum terdapat sekitar 617 kasus METODE PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan rencana tentang tempat yang akan dipilih peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian. Lokasi yang dipilih RSUD Ulin Banjarmasin. Sasaran penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan bayi dengan asphyxia neonatorum di RSUD Ulin banjarmasin pada bulan januari s.d Maret 2016 berjumlah 210 responden. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik yaitu suatu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena atau antara faktor resiko efek. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil aterm yang melahirkan bayi dengan Asphyxia neonatorum di RSUD Ulin Banjarmasin yaitu sebanyak 210 responden Sampel pada penelitian ini menggunakan Teknik nonprobability sampling dengan purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi 16 ISSN : 2597-3851 Vol. 1 No. 1 (Agustus, 2017) sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 138 Responden. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Pengumpulan data penelitian ini dengan teknik pengumpulan data dengan cara menggunkan dokumentasi check list. Analisis data meliputi analisis univariat berupa distribusi asfiksia bayi baru lahir. Sedangkan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel dengan menggunakan chi square test dan analisis multivariat untuk menentukan variabel yang berhubungan secara bersama-sama atau secara simultan yang berhubungan terhadap suatu hasil jadi. Pada penelitian ini menggunakan uji regresi logistic ganda untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi asphyxia neonatorum Pada Kehamilan aterm di RSUD Ulin Banjarmasin. Keadaan kelahiran bayi pada penelitian ini dapat disimpulkan hanya sebagian kecil (15,2%) mengalami asphyxia pada kelahirannya, dan sebagian besar (84,8%) kelahiran tanpa asphyxia. Usia ibu pada penelitian ini sebagian kecil usia beresiko (25,4%) dan sebagian besar (74,6%) usia tidak beresiko. Sebagian besar ibu mengalami sakit (55,8%) saat hamil dan sebagian kecil tidak mengalami sakit (44,2%). Paritas ibu sebagian kecil adalah primipara (33,3%) dan sebagian besar multipara (66,7%). Sebagian kecil berat bayi lahir rendah (8,7%) dan sebagian besar berat bayi lahir normal (87%). Sebagian kecil bayi mengalami sindrom aspirasi meconeum (21,7%) dan sebagian besar (78,3%) tidak. Sebagian kecil ibu mengalami ketuban pecah di (15,9%) dan sebagian besar tidak (84,1%). Sebagian kecil mengalami lama persalinan (9,4%) dan sebagian besar tidak (90,6%). Sebagian besar persalinan normal (65,2%) dan sebagian kecil persalinan dengan sectio sesaria (32,6%). Tabel 2. HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor – faktor yang mempengaruhi asphyxia neonatorum pada bayi baru lahir, dapat diketahui secara rinci dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Distribusi faktor yang asphyxia neonatorum No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Karakteristik responden Kelahiran asphyxia Asphyxia Tidak Asphyxia Usia Ibu Usia beresiko Usia tidak beresiko Status penyakit Sakit Tidak sakit Paritas Primipara Multipara Berat Badan Lahir janin Berat bayi lahir rendah Berat bayi lahir normal Berat bayi lahir lebih Sindrom Aspirasi meconium Ya Tidak Ketuban pecah dini Ya Tidak Lama persalinan Ya Tidak Jenis persalinan Normal Tindakan dengan alat No 1 mempengaruhi 2 Jumlah 21 117 35 103 77 61 46 92 Presentase 15.2 84.8 25.4 74.6 55.8 44.2 33.3 66.7 12 120 6 8.7 87 4.3 30 108 21.7 78.3 3 4 5 6 7 8 22 116 15.9 84.1 13 125 9.4 90.6 90 3 65.2 2.2 journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy Hubungan faktor yang mempengaruhi asphyxia neonatorum pada kehamilan aterm di RSUD Ulin Banjarmasin Faktor Usia : a. Usia beresiko b. Usia tidak beresiko Status Sakit: a. Sakit b. Tidak sakit Paritas : a. Primipara b. Multipara BBL : a. < 2500 gram b. ≥2500 gram SAM : a. Ya b. Tidak KPD : a. Ya b. Tidak Lama Persalinan a. Ya b. Tidak Jenis persalinan a. SC b. Normal Asphyxia neonatorum Tidak Asphyxia, n % N % Asphyxia, 5 14,3 30 85,7 16 15,5 87 84,5 12 15,6 65 84,4 9 14,8 52 85,2 1 16,7 5 83,3 20 15,2 112 84,8 5 41,7 7 58,3 16 12,7 110 87,3 ρ value 0,859 5 16,7 25 83,3 16 14,8 92 85,2 3 13,6 19 86,4 18 15,5 98 84,5 2 14,3 12 85,7 19 15,3 105 84,7 7 15,9 37 84,1 13 14,1 79 85,9 0,893 0,757 0,020 0,499 0,560 0,640 0,372 Faktor yang mempengaruhi asphyxia neonatorum pada kehamilan aterm di RSUD Ulin Banjarmasin adalah faktor Berat Bayi lahir rendah dengan p Value 0,020 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari nilai p yaitu 0,05. Yaitu berat bayi lahir rendah mempengaruhi kejadian asphyxia 17 ISSN : 2597-3851 Vol. 1 No. 1 (Agustus, 2017) neonatorum dibanding dengan berat bayi lahir normal. Menunjukkan bahwa data sekunder faktor bayi dengan berat badan lahir rendah mengalami asphyxia neonatorum Sebanyak 3 (25%) dan berat badan lahir normal mengalami asphyxia neonatorum sebanyak 17 (14.2%) serta berat badan lahir lebih mengalami asphyxia neonatorum Sebanyak 1 (16.7%), hasil uji statistik didapatkan ρ value 0,020 (> 0,05) berarti nilai signifikansi, dengan nilai odds rasio 5,028. Dari hasil tersebut maka H0 dinyatakan ditolak berarti ada faktor bayi dengan berat badan lahir janin yang mempengaruhi terjadinya asphyxia neonatorum pada kehamilan aterm di RSUD Ulin Banjarmasin. Bayi berat lahir rendah merupakan masalah penting dalam pengelolaannya karena mempunyai kecenderungan ke arah peningkatan terjadinya infeksi, kesukaran mengatur nafas tubuh sehingga mudah untuk menderita hipotermia. Selain itu bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) mudah terserang komplikasi tertentu seperti ikterus, hipoglikomia yang dapat menyebabkan kematian. Kelompok bayi berat lahir rendah yang dapat di istilahkan dengan kelompok resiko tinggi, karena pada bayi berat lahir rendah menunjukan angka kematian dan kesehatan yang lebih tinggi dengan berat bayi lahir cukup. Kejadian asphyxia neonatorum terjadi pada bayi dengan berat lahir rendah dibanding dengan bayi berat lahir normal. BBLR bisa terjadi karena prematur atau dismatur. Organ – organ pada bayi prematur belum sempurna sehingga mudah terjadi gangguan pernafaan dan asphyxia neonatorum. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh herianto dkk tahun 2012. Kejadian asphyxia neonatorum dapat terjadi juga pada berat badan lahir rendah, hal ini dilihat dari kondisi ibu atau komplikasi yang ada pada ibu maupun pada bayi. Berat badan lahir rendah bisa di akibatkan kurangnya nutrisi pada ibu pada saat hamil sehingga mempengaruhi kematangan organ – organ pada bayi sehingga akan menyebabkan asphyxia neonatorum. Tabel 3. Seleksi pemodelan Bivariat analisis faktorfaktor yang mempengaruhi asphyxia neonatorum pada kehamilan aterm di RSUD Banjarmasin tahun 2016 No 1 2 Variabel Usia Paritas B ρ value Exp B -0,069 0,908 0,933 0,092 0,940 1,097 journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy CI95% 0,288 – 3,021 0,098 – 12,291 3 4 Status penyakit Berat badan 5 Meconium 6 KPD 7 Waktu persalinan Jenis persalinan 8 0,190 0,723 1,209 1,722 0,012 5,597 0,044 0,946 1,045 -0,147 0,838 0,863 -0,461 0,673 0,631 0,336 0,561 1,399 0,423 3,455 1,466 – 21,373 0,296 – 3,690 0,209 – 3,556 0,074 – 5,365 0,451 – 4,340 Tabel 3. menjelaskan hubungan masingmasing variabel independen terhadap dependen. Pada penelitian ini ada 8 variabel. Dari 8 variabel tersebut terdapat 1 variabel yang memenuhi kriteria dimana ρ value <0,25. Adapun ke delapan variabel independen yang diikutkan dalam analisis regresi logistik ganda ini adalah variabel usia ibu (ρ value = 0,908), variabel paritas (ρ value = 0,940), variabel status penyakit (ρ value = 0,723), variabel Berat Badan Lahir (ρ value = 0,012), variabel meconium (ρ value = 0,946), variabel KPD (ρ value = 0,838), variabel waktu persalinan (ρ value = 0,673) dan Jenis Persalinan (ρ value = 0,561). Tabel 4 Hasil seleksi multivariat regresi logistik ganda analisis faktor-faktor yang mempengaruhi asphyxia neonatorum pada kehamilan aterm di RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2016 B ρ value Exp B 0,077 0,896 0,926 0,085 0,945 1,089 Status penyakit Berat badan 0,186 0,727 1,205 1,719 0,012 5,577 5 KPD 0,840 0,865 6 Waktu persalinan Jenis persalinan 0,145 0,462 0,673 0,630 0,563 1,393 No Variabel 1 Usia 2 Paritas 3 4 7 0,331 CI95% 0,292 – 2,935 0,098 – 12,098 0,424 -3,425 1,467 – 21,205 0,210 – 3,555 0,074 – 5,360 0,453 – 4,286 Tabel 5 Hasil Seleksi akhir multivariat regresi logistik ganda analisi faktor-faktor yang mempengaruhi asphyxia neonatorum pada kehamilan aterm di RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2016 No Variabel 1 Berat badan 2 Jenis persalinan B ρ value Exp B 1,770 0,009 5,873 1,571 – 21,957 0,415 0,443 1,514 0,525 – 4,365 CI95% 18 ISSN : 2597-3851 Vol. 1 No. 1 (Agustus, 2017) Hasil uji statistik, dari tabel diatas diketahui bahwa variabel – variabel yang merupakan hasil akhir analisis multivariat regresi memiliki 1 (satu) variabel terpilih yang benar – benar mempengaruhi terjadinya asphyxia neonatorum pada kehamilan aterm di RSUD Ulin Banjarmasin. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai exp B Faktor BBL rendah janin = 5,873 artinya bahwa faktor BBL rendah janin mempunyai pengaruh 5,873 kali (95% CI 1,460 – 18,450) lebih besar dari pada BBL Normal pada kejadian asphyxia neonatorum dengan variabel kontrol Faktor Jenis persalinan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh herianto dkk (2013) bahwa mennjukkan adanya hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian asphyxia neonatorum dimana OR sebesar 3,5 (95% CI 1,56 – 7,86), menjelaskan kemungkinan kejadian asphyxia neonatorum 3,5 kali terjadi pada bayi BBLR dibanding dengan bayi yang beratnya normal. BBLR bisa terjadi karena prematur dan dismatur. Pada dengan berat badan lahir rendah maka organ tubuh belum matang sehingga mudah terjadi gangguan pernafasan dan asphyxia neonatorum. Hal ini dapat disebabkan pengaruh kurang nutrisi yang dikonsumsi ibu sehingga dapat menyebabkan bayi yang dilahirkan dengan berat lahir rendah. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari beberapa faktor yaitu faktor ibu, janin dan lama persalinan. Hanya faktor janin dengan berat bayi lahir rendah yang mempengaruhi asphyxia neonatorum. Ada pengaruh faktor Berat badan Lahir bayi yang mempengaruhi asphyxia neonatorum pada kehamilan aterm di RSUD ulin Banjarmasin yaitu berat badan lahir janin, karena dari berat badan lahir janin dapat mempengaruhi status kesehatan janin saat lahir. Peneliti menyarankan beberapa hal, yaitu : Bagi Instansi Pelayanan kesehatan, lebih meningkatkan lagi penyuluhan tentang Antenatal care, karena hal tersebut sangat berengaruh pada kondisi bayi saat dilahirkan. dan bagi perkembangan ilmu riset keperawatan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, sehingga untuk peneliti selanjutnya dapat menambah variabel dengan faktor lain. DAFTAR PUSTAKA Amalia, (2009) Asuhan Keperawatan Maternitas dalam http://www.asuhan-keperawatan- journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy kebidanan.co.cc, diakses tanggal 5 Maret 2016 Aprilia., N, Ramadhan., N. (2012). Hubungan preeklamsia dan persalinan macet dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di badan layanan umum daerah rumah sakit umum daerah banda dr. zainoel abiding banda aceh tahun 2012 Bobak, (2004.. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Cunningham., (2000). Obstetri Williams ( Terjemahan Joko Suyono, Andry Hartono, Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC Depkes RI., (2009). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008, Jakarta : Depkes RI Desvauza, evi. (2008) Factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya asphyxia neonatorum pada bayi baru lahir yang dirawat di RSU dr pirngadi medan tahun 2007. Tesis. Universitas sumatera utara. Dianto, (2016), Pengaruh gizi buruk selama kehamilan. http://bramardianto.com/pengaruh-giziburuk-selamakehamilan.html#sthash.vRWDknnu.LsGlgq4 p.dpbs diakses tanggal 6 Maret 2016 Fazriyati, (2013). Dampak gizi buruk pada ibu hamil. http://health.kompas.com/read/2013/09/14/1 549078/Dampak.Gizi.Buruk.Saat.Hamil. diakses tanggal 5 Maret 2016 Hastono, (2007). Analisis Data Kesehatan. Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Herianto,. (2013). Factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya asphyxia neonatorum di rumah sakit umum st elisabeth medan tahun 2007-2012. Fakultas kesahatan masyarakat universitas sumatera utara. JNPK – KR. (2007). Pelatihan Asuhan persalinan normal asuhan esencial persalinan, revisi 2007. Jakarta Kasmadi. sunariah (2013). Pandauan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung : Alfabeta Kavle A et al, (2008), Assosiation between Anaemia during Pregnancy and Blood Loos at and after Delivery Among Women With Vaginal Births In Pemba, Island, Zanzibar, Tanzania ; 2008 Journal List “JPopulNutr” w 26 (2) Juni. Available from ; http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PM C3061267/ Mansjoer A, (2008), Kapita Selekta Kedokteran, 19 ISSN : 2597-3851 Vol. 1 No. 1 (Agustus, 2017) Jakarta : Media Acsulapius Manuaba, (2007). Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta : EGC Marsofely, et al (2013) hubungan pre-eklamsia, partus lama dan ketuban pecah didni dengan kejadian asfiksia neonatorum di ruang C1 kebidanan RSMY Bengkulu tahun 2011. Jurnal kesehatan poltekkes provinsi Bengkulu volume 1 no.2 nopember 2013 Notoatmojo, S. (2010) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan ; Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrument Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Purwandianto, et al (2013). Kedaruratan Medik .Pamulang Tangerang Selatan: Bina Kupa Aksara Publisher. Prawirohardjo. S (2007). Ilmu Kebidanan edisi ketiga Cetakan ke 9 ,Jakarta ; EGC Shafa, (2010), Anemia pada Ibu Hamil, Available from : http://drshafa.wordpress.com/2010/11/16/an emia-pada-bumil Saifudin, (2006), Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal , Edisi I Cetakan Keempat, Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,2006 Sari, R.M.I., et al (2013). Gambaran kejadian respiratory distress syndrome pada bayi baru lahir di ruang perinatologi Rs. Dr. H. Moch Ansari Saleh Bannjarmasin. Banjarmasin : STIkes Sari Mulia journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy Sin – sin, (2008), Masa Kehamilan dan Persalinan, Jakarta : PT Alex Media Komputindo Taniredja, et al (2012). Penelitian Kuantitatif, Sebuah Pengantar. Bandung : Alfabeta Tahir, R., et al. (2012). Labor risk with asphyxia neonatorum in sawerigading hospital palopo city 2012. Makassar : department of epidemiology school of public health hasanuddin university of Makassar Varney H, (2006), Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Jakarta : EGC Wahyuni, Sri. (2011), The Relationship Of Preecamsia/Eclamsia To The Inciden Of Neonatal Asphyxia Neonatorum At Islamic Hospital Of Klaten. Jogjakarta : UGM Wahyuningsih, E. Et al. Hubungan Paritas dengan kejadian asfiksia di Rumah sakit Islam Surakarta. Wiknjosastro, (2005), Ilmu Kebidanan edisi ketiga Cetakan ke 7 ,Jakarta ; EGC Wiknjosastro, (2005), Ilmu Kandungan Edisi ke dua Cetakan ke 4, Jakarta ; EGC WHO. (2012). Mortality and burden of disease child mortality., http : //apps.who.int/gho/data/?theme=main&mod e=10#. Diakses tanggal 5 januari 2016) WHO. (2012). Cause of chld mortality for the years 2010. http : //www.who.int/gho/child_health/mortality/mo rtality_cause_text/en/. Diakses tanggal 5 januari 2016. 20