persetujuan tentang ketentuan asal barang

advertisement
PERSETUJUAN TENTANG KETENTUAN ASAL BARANG
Para Anggota,
Memperhatikan bahwa para Menteri pada tanggal 20 September 1986 sepakat
bahwa Putaran Uruguay mengenai Perundingan Perdagangan Multilateral bertujuan
untuk "mewujudkan liberalisasi dan perluasan perdagangan dunia lebih lanjut",
"memperkokoh peranan PUTP" dan "meningkatkan ketanggapan sistem PUTP terhadap
lingkungan ekonomi internasional yang senantiasa berkembang";
Berkeinginan untuk memajukan tujuan PUTP 1994;
Menimbang bahwa ketentuan asal barang yang jelas dan dapat diduga serta
penerapannya dapat mempermudah arus perdagangan internasional;
Berkeinginan untuk memastikan bahwa ketentuan asal barang itu sendiri tidak
menimbulkan hambatan-hambatan yang tidak perlu terhadap perdagangan;
Berkeinginan untuk memastikan bahwa ketentuan asal barang tidak meniadakan
atau mengganggu hak-hak para Negara Anggota menurut PUTP 1994;
Menimbang perlu adanya transparansi dalam perundangan, ketentuan, dan
praktek-praktek mengenai ketentuan asal barang;
Berkeinginan untuk memastikan bahwa ketentuan asal barang dipersiapkan dan
diterapkan secara transparan, dapat diduga, konsisten, netral dan tidak memihak.
Menimbang adanya mekanisme konsultasi dan prosedur untuk penyelesaian yang
cepat, efektif dan adil terhadap sengketa yang muncul dalam lingkup Persetujuan ini;
Berkeinginan untuk mengharmonisasikan dan memperjelas ketentuan asal barang;
Dengan ini menyetujui sebagai berikut:
BAGIAN I
DEFINISI DAN CAKUPAN
Pasal 1
Ketentuan Asal Barang
1.
Untuk keperluan Bagian I sampai IV Persetujuan ini, ketentuan asal barang
didefinisikan sebagai undang-undang, ketentuan dan ketentuan administratif yang bersifat
umum yang diterapkan oleh setiap Negara Anggota untuk menentukan negara asal
barang, dengan syarat ketentuan asal barang itu tidak berkaitan dengan rezim
perdagangan kontrak atau otonom yang mengarah ke pemberian preferensi tarip yang
melampaui penerapan ayat 1 Pasal I PUTP 1994.
2.
Ketentuan asal barang yang disebut dalam ayat 1 mencakup semua ketentuan asal
barang yang dipergunakan dalam perangkat kebijakan dagang yang non-preferensial,
seperti dalam penerapan: perlakuan sebagai most-favoured-nation menurut Pasal I, II, III,
XI dan XIII PUTP 1994; bea masuk anti-dumping dan anti subsidi menurut Pasal VI dari
PUTP 1994; tindakan pengamanan menurut Pasal XIX PUTP; persyaratan menandai asal
barang menurut Pasal IX PUTP 1994; dan setiap pembatasan kuantitatif yang bersifat
diskriminatif atau kuota tarip. Ketentuan tersebut juga harus mencakup ketentuan asal
barang yang dipergunakan untuk pengadaan pemerintah dan statistik perdagangan. 1
BAGIAN II
TATA TERTIB UNTUK MENGATUR PENERAPAN
KETENTUAN ASAL BARANG
Pasal 2
Tata Tertib Selama Masa Transisi
Sebelum penyelesaian program kerja untuk harmonisasi ketentuan asal yang
tertera dalam Bagian IV, para Negara Anggota harus memastikan bahwa:
(a)
1
apabila mereka mengeluarkan ketentuan administratif yang diterapkan
secara umum, persyaratan yang harus dipenuhi dirumuskan secara jelas.
Terutama:
(i)
dalam hal diterapkan kriteria perubahan klasifikasi tarip, maka
ketentuan asal barang tersebut, dan setiap perkecualian terhadap
ketentuan tersebut harus degan jelas merinci sub-judul atau
judulnya dalam peristilahan tarip yang dimaksudkan oleh
ketentuan itu;
(ii)
dalam hal diterapkan kriteria presentase ad valorem (nilai sesuai
taksiran barang), maka metode kalkulasi presentase ini harus juga
dinyatakan dalam ketentuan asal barang;
(iii)
dalam hal ditentukan kriteria pengoperasian manufaktur dan
pemrosesan, maka pengoperasian yang menentukan asal untuk
barang yang bersangkutan harus dirinci secara tepat;
Disepakati bahwa ketentuan ini tidak mengurangi ketentuan yang dibuat dengan tujuan
mendefinisikan "industri dalam negeri" atau "produk sejenis dari industri dalam negeri" atau istilah serupa
lain bilamana digunakan.
(b)
meskipun ada tindakan atau perangkat kebijakan komersial yang dikaitkan
pada ketentuan asal barang, ketentuan tersebut tidak dipergunakan sebagai
perangkat untuk mengejar sasaran perdagangan, baik secara langsung
maupun tidak langsung;
(c)
ketentuan asal barang dengan sendirinya tidak boleh menciptakan dampak
yang bersifat membatasi, menyimpang, maupun mengganggu perdagangan
internasional. Ketentuan itu tidak boleh menentukan persyaratan ketat
yang tidak wajar atau menuntut dipenuhinya persyaratan tertentu yang
tidak berkaitan dengan proses manufaktur atau pengolahan, sebagai
prasyarat untuk menentukan negara asal barang. Namun, biaya yang tidak
langsung berkaitan dengan proses manufaktur atau pengolahan dapat
diperhitungkan untuk tujuan penerapan suatu kriteria presentase ad
valorem yang konsisten dengan huruf (a);
(d)
ketentuan asal barang yang mereka terapkan terhadap impor dan ekspor
tidak lebih ketat daripada ketentuan asal barang yang mereka terapkan
untuk menentukan apakah suatu barang yang berasal dari dalam negeri
atau bukan, dan tidak boleh mendiskriminasikan antara Negara Anggota,
tanpa menghiraukan afiliasi pabrik manufaktur barang tersebut2;
(e)
ketentuan asal barang mereka dilaksanakan secara konsisten, seragam,
wajar, dan tidak memihak;
(f)
ketentuan asal barang mereka didasarkan atas standar yang positif.
Ketentuan asal barang yang menyatakan hal-hal yang tidak menentukan
asal barang (standar negatif), diperbolehkan sebagai bagian dari
penjelasan suatu standar positif atau dalam kasus-kasus individual di mana
penentuan asal barang yang bersifat positif tidak diperlulkan;
(g)
undang-undang, ketentuan, keputusan-keputusan lembaga peradilan dan
ketentuan administratif yang berlaku secara umum untuk ketentuan asal
barang, diumumkan seakan-akan kesemuanya itu tunduk pada, dan sesuai
dengan, ketentuan-ketentuan ayat 1 Pasal X PUTP 1994;
(h)
atas permintaan seorang pengekspor, pengimpor atau orang lain yang
mempunyai alasan yang dapat dibenarkan, penaksiran mereka mengenai
asal suatu barang diumumkan secepat mungkin, tetapi tidak lebih dari 150
hari3 sesudah diterimanya permintaan untuk penaksiran tersebut, asalkan
semua persyaratan yang perlu telah disampaikan. Permintaan untuk
2
Mengenai peraturan asal barang yangditerapkan untuk keperluan pengadaan barang oleh
pemerintah, ketetapan ini tidak boleh menciptakan kewajiban tambahan di samping apa yang sudah diakui
oleh para Negara Anggota di bawah GATT 1994.
3
Mengenai permintaan yang diajukan selama tahun sejak berlakunya Perjanjian WTO, para Negara
Anggota hanya diminta untuk mengeluarkan penaksiran-penaksiran ini sesegera mungkin.
penaksiran tersebut harus diterima sebelum dimulainya perdagangan
dalam barang tersebut, dan dapat diterima pada setiap saat. Penaksiran
tersebut tetap berlaku selama tiga tahun asalkan semua fakta dan
persyaratan, termasuk ketentuan asal barang yang menjadi dasar
penentuannya, masih tetap sebanding. Asal pihak-pihak yang
bersangkutan diberitahu sebelumnya, penaksiran tersebut tidak berlaku
lagi apabila diambil suatu keputusan yang bertentangan dengan penaksiran
tersebut dalam suatu peninjauan kembali seperti yang disebut dalam huruf
(j). Penaksiran-penaksiran tersebut harus tersedia untuk umum menurut
ketentuan huruf (k);
(i)
apabila mengadakan perubahan pada ketentuan asal barang mereka atau
ketentuan asal barang yang baru, perubahan-perubahan itu tidak boleh
mereka terapkan secara retroaktif seperti dirumuskan dalam dan tanpa
mengurangi perundangan atau ketentuan mereka;
(j)
setiap tindakan administratif yang mereka ambil dalam hubungan dengan
penentuan asal barang, dapat segera ditinjau kembali oleh dewan atau
prosedur hukum, arbitrasi atau administratif, yang bersifat independen dari
otoritas yang mengeluarkan penentuan tersebut, yang berwenang
menyebabkan terjadinya modifikasi atau pembalikan terhadap hal yang
telah ditentukan;
(k)
semua informasi yang sifatnya rahasia atau yang diberikan atas dasar
kerahasiaan untuk tujuan penerapan ketentuan asal barang, harus dengan
tegas diperlakukan secara rahasia oleh otoritas yang bersangkutan, yang
tidak boleh mengungkapkan rahasia ini tanpa ijin khusus dari orang atau
pemerintah yang menyampaikan informasi tersebut, kecuali sejauh
diminta untuk diberitahukan dalam konteks prosedur peradilan.
Pasal 3
Tata Tertib sesudah Masa Transisi
Dengan memperhitungkan tujuan semua Negara Anggota untuk mencapai
penetapan ketentuan asal barang yang telah diharmonisasikan sebagai hasil harmonisasi
program kerja yang diuraikan dalam Bagian IV, para Negara Anggota harus memastikan,
dengan penerapan hasil-hasil program kerja harmonisasi, bahwa:
(a)
mereka menerapkan ketentuan asal barang secara merata untuk semua
tujuan seperti yang disebutkan dalam Pasal 1;
(b)
menurut ketentuan asal barang mereka, negara yang ditetapkan sebagai
negara asal suatu barang tertentu adalah negara di mana barang itu
diperoleh secara keseluruhan atau, apabila proses produksi barang itu
menyangkut lebih dari satu negara di mana dilaksanakan transformasi
terakhir yang bersifat substansial;
(c)
ketentuan asal barang yang mereka terapkan pada impor dan ekspor tidak
lebih ketat daripada ketentuan asal barang yang mereka terapkan untuk
menentukan apakah suatu barang berasal dari dalam negeri atau tidak, dan
ketentuan tersebut tidak boleh mengadakan diskriminasi antaran Negara
Anggota lain, tanpa menghiraukan afiliasi dari pabrik manufaktur barang
yang bersangkutan;
(d)
ketentuan asal barang dilaksanakan secara konsisten seragam dan tidak
memihak;
(e)
perundangan mereka, serta ketentuan, keputusan pengadilan dan ketentuan
administrasi yang berlaku umum berhubungan dengan ketentuan asal
barang, diumumkan seakan mereka tunduk pada, dan sesuai dengan,
ketentuan ayat 1 Pasal X PUTP 1994;
(f)
atas permintaan seorang pengekspor, pengimpor atau siapa saja yang
mempunyai alasan yang dapat dibenarkan, penaksiran mengenai negara
asal yang akan mereka berikan kepada suatu barang harus diumumkan
secepat mungkin tetapi tidak lebih dari 150 hari3 sesudah diterimanya
permintaan untuk penaksiran tersebut, asalkan persyaratan yang
diperlukan telah disampaikan. Permintaan untuk penaksiran seperti itu
harus diterima sebelum perdagangan barang tersebut dimulai dan boleh
diterima setiap saat kemudian. Penaksiran tersebut tetap berlaku selama
tiga tahun asalkan fakta dan persyaratan, termasuk ketentuan asal barang,
yang menjadi dasar penaksiran itu, tetap sebanding. Asalkan pihak-pihak
yang bersangkutan diberitahu sebelumnya, penaksiran itu tidak berlaku
lagi apabila suatu keputusan yang bertentangan dengan penaksiran diambil
dalam suatu peninjauan kemabali seperti disebut dalam huruf (h).
Penaksiran tersebut harus tersedia untuk umum sesuai ketentuan huruf (i);
(g)
apabila mengadakan perubahan pada ketentuan asal barang mereka atau
menetapkan ketentuan asal barang yang baru, mereka tidak boleh
menerapkan perubahan itu secara retroaktif seperti dirumuskan dalam, dan
tanpa mengurangi perundangan atau ketentuan mereka;
(h)
setiap tindakan administratif yang mereka ambil dalam hubungan dengan
penentuan asal barang, dapat ditinjau kembali dengan segera oleh badan
atau prosedur peradilan, arbritrasi atau administratif, yang bersifat
independen dari otoritas yang mengeluarkan ketetapan itu, yang
berwenang menyebabkan modifikasi atau pembalikan ketetapan tersebut;
(i)
semua informasi yang sifatnya rahasia atau yang diberikan atas dasar
kerahasiaan untuk tujuan penerapan ketentuan asal barang, harus
diperlakukan secara rahasia oleh pihak berwenang yang bersangkutan,
yang tidak boleh mengungkapkan rahasia itu tanpa ijin khusus dari orang
itu atau pemerintah yang menyampaikan informasi tersebut, kecuali sejauh
diperlukan untuk diungkapkan dalam konteks prosedur peradilan.
BAGIAN III
PENGATURAN PROSEDURAL TENTANG NOTIFIKASI, PENINJAUAN,
KONSULTASI DAN PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 4
Lembaga-lembaga
1.
Dengan ini didirikan Komite tentang Ketentuan Asal Barang (dalam Persetujuan
ini disebut "Komite") terdiri dari wakil-wakil setiap Negara Anggota. Komite akan
memilih Ketuanya sendiri dan berapat seperti diperlukan, tetapi tidak kurang dari satu
kali setahun, untuk memberikan para Negara Anggota kesempatan untuk berkonsultasi
mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan pengoperasian Bagian I, II, III dan IV
atau kelanjutan tujuan yang diuraikan dalam Bagian-bagian tersebut dan melaksanakan
tanggung jawab demikian yang dibebankan kepada Komite menurut Persetujuan ini atau
oleh Dewan untuk Perdagangan Barang. Di mana sesuai, Komite akan memintakan
informasi dan nasihat dari Komite Teknis yang disebut dalam ayat 2 yang berkaitan
dengan masalah Persetujuan ini. Komite juga dapat memintakan pekerjaan lain yang
demikian dari Komite Teknis seperti dirasa perlu untuk kelanjutan tujuan tersebut di atas
perjanjian ini. Sekretariat OPD akan bertindak sebagai sekretariat untuk Komite.
2.
Akan didirikan suatu Komite Teknis mengenai pengaturan Asal Barang (ditunjuk
dalam perjanjian ini sebagai "Komite Teknis") di bawah pengawasan Dewan Kerjasama
Pabean (Customs Cooperation Council- CCC) seperti diuraikan dalam Lampiran I.
Komite Teknis akan melaksanakan pekerjaan teknis yang disebutkan dalam Bagian IV
dan diuraikan dalam Lampiran I. Jika sesuai, Komite Teknis akan memintakan informasi
dan petunjuk dari Komite mengenai masalah yang berkaitan dengan Persetujuan ini.
Komite Teknis juga dapat memintakan pekerjaan demikian dari Komite sebagaimana
yang dipandang perlu untuk kelanjutan tujuan Persetujuan ini seperti disebut di atas.
Sekretariat CCC akan bertindak sebagai sekretariat Komite Teknis.
Pasal 5
Informasi dan Prosedur untuk Perubahan
dan Pemberlakuan Ketentuan Asal Barang yang Baru
1.
Setiap Negara Anggota akan menyediakan bagi Sekretariat, dalam 90 hari setelah
tanggal mulai brlakunya Persetujuan OPD, ketentuan-ketentuan asalnya, keputusankeputusan hukum dan keputusan administratif diterapkan secara umum yang berkaitan
dengan ketentuan asal barang yang berlaku pada tanggal tersebut. Jika secara tidak
sengaja ketentuan asal barang tidak disediakan, Negara Anggota bersangkutan harus
segera menyediakannya segera setelah fakta ini diketahui. Daftar informasi yang diterima
dan tersedia di sekretariat akan dibagikan kepada para Negara Anggota oleh sekretariat.
2.
Selama masa yang disebutkan dalam Pasal 2, para Negara Anggota yang
mengadakan perubahan, terhadap ketentuan asal barang atau memperkenalkan ketentuan
asal barang yang baru, selain dari prubahan de minimis untuk maksud Pasal ini, yang
mencakup ketentuan asal barang yang disebutkan dalam ayat 1 dan tidak disediakan bagi
Sekretariat, harus menerbitkan pemberitahuan mengenai hal itu sekurang-kurangnya 60
hari sebelum berlakunya ketentuan baru atau yang dirubah dengan cara demikian agar
memungkinkan pihak-pihak yang menaruh perhatian mengetahui maksud untuk merubah
ketentuan asal barang atau memperkenalkan aturan baru asal barang, kecuali terjadi
keadaan yang khusus atau adanya ancaman terjadinya keadaan baru bagi Negara
Anggota. Dalam kasus-kasus khusus demikian, Negara Anggota akan menerbitkan
ketentuan yang dirubah atau baru segera mungkin.
Pasal 6
Tinjauan
1.
Komite akan meninjau setiap tahun pelaksanaan dan pengoperasian Bagian II dan
III Persetujuan ini yang berkaitan dengan tujuan bagian-bagian itu. Komite akan secara
tahunan memberitahukan Dewan Perdagangan Barang mengenai perkembangan selama
periode yang diliput oleh tinjauan demikian.
2.
Komite akan meninjau ketentuan-ketentuan Bagian I, II dan III dan mengusulkan
perubahan yang diperlukan untuk menggambarkan hasil-hasil program pekerjaan
harmonisasi.
3.
Komite, dengan kerjasama dengan Komite teknis, akan mengadakan mekanisme
untuk mempertimbangkan dan mengusulkan perubahan terhadap hasil program kerja
harmonisasi, dengan memperhatikan objektif dan pokok-pokok seperti diuraikan dalam
Pasal 9. Hal itu dapat mencakup contoh di mana ketentuan perlu dibuat lebih operasional
atau perlu diperbaharui untuk memperhitungkan proses produksi baru yang dipengaruhi
oleh perubahan teknologi.
Pasal 7
Konsultasi
Ketentuan-ketentuan Pasal XII PUTP 1994, seperti diuraikan dan diterapkan oleh
Kesepakatan Penyelesaian Persengketaan dapat diterapkan dalam Persetujuan ini.
Pasal 8
Penyelesaian dan Sengketa
Ketentuan-ketentuan Pasal XII PUTP 1994, seperti diuraikan dan diterapkan oleh
Kesepakatan Penyelesian Sengketa dapat diterapkan dalam Persetujuan ini.
BAGIAN IV
HARMONISASI KETENTUAN ASAL BARANG
Pasal 9
Tujuan dan Azas
1.
Dengan tujuan mengharmonisasikan ketentuan asal barang dan, antara lain
menyediakan lebih banyak kepastian dalam tindakan perdagangan dunia, Konferensi Para
Menteri akan mencoba program kerja yang diuraikan di bawah ini dalam hubungannya
dengan CCC, atas dasar pokok-pokok berikut ini:
(a)
ketentuan asal barang harus diterapkan secara sama untuk semua tujuan
yang diuraikan dalam Pasal 1;
(b)
ketentuan asal barang harus menyediakan negara yang akan ditentukan
sebagai asal suatu barang khusus apakah itu negara di mana barang
diperoleh secara utuh atau jika lebih dari satu negara yang terkait dalam
produksi barang, negara dimana transformasi substansial telah dilakukan;
(c)
ketentuan asal barang harus bersifat objektif, dapat dimengerti dan dapat
diramalkan;
(d)
sekalipun adanya tindakan atau piranti yang mungkin dikaitkan, ketentuan
asal barang tidak boleh digunakan sebagai piranti untuk menciptakan
pengaruh restriktif ke distorsi atau penghambat atas perdagangan
internasional. ketentuan asal barang tidak boleh sendirinya menyebabkan
penghambatan, penyimpangan atau pengacauan atas perdagangan
internasional. ketentuan asal barang tidak boleh menyebabkan terjadinya
pengetatan persyaratan atau mensyaratkan penyelesaian keadaan tertentu
yang tidak berhubungan dengan perbuatan atau pemrosesan sebagai pra
persyaratan untuk penetuan negara asal. Akan tetapi, biaya yang secara
tidak langsung berkaitan dengan pembuatan atau pemrosesan dapat
dimasukkan untuk maksud permohonan kriteria persentase ad valorem.
(e)
ketentuan asal barang harus dapat diadministrasikan secara konsisten,
seragam, tidak memihak dan wajar;
(f)
ketentuan asal barang harus koheren;
(g)
ketentuan asal barang harus berdasarkan suatu standar positif. Standar
negatif dapat digunakan untuk menjelaskan suatu standar positif.
Program kerja
2.
(a)
Program kerja harus dimulai segera setelah berlakunya Persetujuan OPD
dan akan diselesaikan dalam waktu tiga tahun setelah dimulai.
(b)
Komite dan Komite Teknis yang diadakan dalam Pasal 4 akan merupakan
badan-badan yang sesuai untuk mengatur pekerjaan ini.
(c)
Menyediakan input yang terinci oleh CCC, Komite akan meminta Komite
Teknis untuk menyediakan interpretasinya dan pendapat yang dihasilkan
dari pekerjaan seperti diuraikan di bawah atas dasar yang terdaftar dalam
Ayat 1. Untuk memastikan penyelesaian program untuk pekerjaan
harmonisasi pada waktunya, pekerjaan demikian akan dilakukan atas
produk dasar sektor, seperti diwakilkan oleh berbagai pasal atau seksi
nomenklatur Sistem Pengharmonisan (HS).
(i)
Diperoleh secara keseluruhan dan Pengoperasian Minimal atau
Proses
Komite Teknsi akan mengembangkan definisi yang harmonis dari:
-
barang-barang untuk diperkirakan sebagai diperoleh secara
keseluruhan dalam satu negara. Pekerjaan ini akan dibuat
terperinci sedapat mungkin;
-
pengoperasian secara minimal atau proses yang dengan sendirinya
tidak akan mengalihkan asal suatu barang.
Hasil pekerjaan ini akan diserahkan kepada Komite dalam waktu tiga
bulan penerimaan permohonan dari Komite.
(ii)
Transformasi substansial - Perubahan dalam Penggolongan Tarip
-
Komite Teknis akan mempertimbangkan dan meneruskan atas
dasar kriteria transformasi substansial penggunaan perubahan
dalam sub judul tarip atau judul pada waktu mengembangkan
ketentuan asal barang bagi produk-produk khusus atau suatu sektor
produk dan jika sesuai perubahan minimum di dalam nomenklatur
yang memenuhi kriteria ini.
-
Komite Teknis akan membagi pekerjaan di atas dengan basis
produk sambil memperhitungkan bab-bab atau seksi-seksi
nomenklatur HS, sehingga dengan demikian dapat diserahkan hasil
pekerjaan kepada Komite sekurang-kurangnya atas dasar
kwartalan. Komite Teknis akan menyelesaikan pekerjaan di atas
dalam waktu satu tahun dan tiga bulan sejak dari menerima
permintaan Komite.
(iii)
Transformasi Substansial - Kriteria Tambahan
Setelah menyelesaikan pekerjaan menurut sub ayat (ii) untuk setiap sektor
produk atau jenis produk secara individual dimana penggunaan eksklusif
nomenklatur HS tidak mengijinkan pengekspresian transformasi
substansial, Komite teknis:
-
akan mempertimbangkan dan menguraikan lebih lanjut atas dasar
kriteria transformasi substansial, penggunaan, dengan cara
tambahan atau cara eksklusif atau persyaratan-persyaratan lainnya,
termasuk persentase ad valorem4, dan/atau pembuatan pemrosesan
operasi5, pada waktu mengembangkan aturan asal barang untuk
produk-produk khusus untuk suatu produk;
-
dapat menyediakan penjelasan bagi usulan-usulannya;
-
akan membagi pekerjaan di atas, atas dasar produk dengan
memperhitungkan bab-bab atau seksi-seksi HS nomenklatur, agar
dapat menyerahkan hasil pekerjaan kepada komite sekurangkurangnya atas dasar kwartalan. Komite Teknis akan
menyelesaikan pekerjaan di atas dalam jangka dua tahun tiga bulan
setelah menerima permintaan dari Komisi.
Peran Komite
3.
Atas dasar pokok-pokok yangtercantum dalam ayat 1:
(a)
Komite akan mempertimbangkan interpretasi dan pendapat Komite Teknis
secara periodik sesuai dengan kerangka waktu yang disediakan dalam sub
ayat (i), (ii), dan (iii) ayat 2(c) dengan maksud mengendor interpretasi dan
pendapat demikian. Komite dapat memohonkan Komite Teknis, Komite
akan menyediakan alasannya untuk permintaan pekerjaan tambahan, dan
jika memungkinkan, mengusulkan pendekatan-pendekatan alternatif;
(b)
setelah menyelesaikan semua pekerjaan yang diidentifikasikan dalam sub
ayat (i), (ii) dan (iii) ayat 2 (c), Komite akan mempertimbangkan hasilnya
dengan pengertian akan keseluruhan keterkaitannya.
Hasil Program Harmonisasi dan Pekerjaan Selanjutnya
4
Jika kriteria ad valorem dimintakan, cara untuk memperhitungkan persentase ini juga akan
ditunjukkan dalam peraturan asal barang.
5
Jika kriteria pembuatan atau pemrosesan operasi diuraikan, operasi yang mengalihkan asal atas
produk yang bersangkutan akan diperinci secara tepat.
4.
Konferensi Para Menteri akan menegaskan hasil-hasil program kerja harmonisasi
sebagai bagian integral perjanjian ini6. Konferensi Para menteri akan menetapkan
kerangka waktu untuk mulai berlakunya lampiran ini.
LAMPIRAN I
KOMITE TEKNIS MENGENAI PENGATURAN ASAL BARANG
Tanggung jawab
1.
Tanggung jawab tetap Komite teknis akan mencakup hal-hal berikut:
(a)
atas permintaan setiap Negara Anggota Komite Teknis, untuk memeriksa
masalah teknis khusus yang timbul dalam administrasi hari ke hari
ketentuan asal barang untuk para Negara Anggota dan memberikan
pendapat penasihatan atas penyelesaian yang sesuai didasarkan atas faktafakta yang disajikan;
(b)
memberikan informasi dan nasehatan mengenai masalah apapun yang
berkaitan dengan penetapan asal barang seperti yang diminta oleh Negara
Anggota atau Komite;
(c)
secara tahunan meninjau segi-segi teknis penerapan dan pengoperasian
Bagian II dan III.
2.
Komite teknis akan menjalankan tanggung jawab demikian yang seperti apa
ditetapkan oleh Komite.
3.
Komite Teknis akan mencoba untuk menyelesaikan pekerjaannya atas hal-hal
yang khusus oleh para Negara Anggota atau Komite dalam jangka waktu yang pendek.
Representasi
4.
Setiap Negara Anggota berhak untuk diwakili di Komisi Teknis. Setiap Negara
Anggota dapat mengangkat satu wakil dan satu atau lebih alternatif untuk perwakilannya
di Komite Teknis. Negara Anggota yang diwakili secara demikian di Komite teknis,
selanjutnya akan disebut sebagai "Anggota Komite Teknis". Perwakilan para Anggota
Komite Teknis dapat dibantu oleh penasehat-penasehatnya di rapat-rapat Komite Teknis.
Sekretariat OPD juga dapat menghadiri rapat-rapat demikian dengan status peninjau.
5.
Para Anggota CCC yang bukan merupakan Anggota OPD dapat diwakili dalam
rapat-rapat Komisi Teknis oleh suatu delegasi dan satu atau lebih alternat. Perwakilan
demikian akan menghadiri rapat-rapat Komisi Teknis sebagai pengamat.
6
Pada waktu yang bersamaan, pertimbangan akan diberikan untuk pengaturan mengenai
penyelesaian persengketaan yang berkaitan dengan penggolongan pabean.
6.
Tunduk pada persetujuan Ketua Komite Teknis, Sekretaris jenderal CCC (disebut
dalam Lampiran ini sebagai "Sekretaris Jenderal") dapat mengundang para wakil dari
pemerintah yang bukan Negara Anggota OPD maupun anggota CCC dan perwakilan
pemerintahan internasional dan organisasi dagang untuk menghadiri rapat-rapat Komite
Teknis sebagai peninjau.
7.
Pengangkatan perwakilan, pengganti dan penasehat ke rapat-rapat Komisi Teknis
akan diberitahukan kepada Sekretaris Jenderal.
Rapat-rapat
8.
Komisi Teknis akan berapat seperlunya, tetapi sekurang-kurangnya sekali
setahun.
Prosedur
9.
Komisi Teknis akan memilih Ketuanya sendiri dan akan menetapkan prosedurnya
sendiri.
LAMPIRAN II
DEKLARASI BERKAITAN DENGAN KETENTUAN
ASAL BARANG YANG PREFERENSIAL
1.
Mengingat bahwa Negara-negara Anggota tertentu menerapkan ketentuan asal
barang yang preferensial, yang dapat dibedakan dari non-profesi ketentuan asal,para
Anggota menyetujui sebagai berikut.
2.
Untuk maksud Pernyataan Umum ini, asal barang preferensi akan didefinisikan
seperti perundang-undangan, ketentuan, ketetapan administratif penyertaan yang
diterapkan oleh setiap Anggota untuk menentukan apakah kualitas yang benar untuk
tindakan preferensial menurut kontrak atau pengaturan perdagangan otonomi yang
mengarah kepada pemberian preferensi tarip lebih jauh dari penerapan ayat 1 Pasal 1
PUTP 1994.
3.
Para Anggota menyetujui untuk memastikan bahwa:
(a)
jika mereka mengeluarkan ketentuan administratif yang berlaku umum,
persyaratan yang harus dipenuhi diuraikan secara jelas. Khususnya:
(i)
kasus di mana kriteria perubahan klasifikasi tarip diterapkan, maka
ketentuan asal barang preferensial, dan perkecualian apapun
terhadap ketentuan, harus secara jelas menentukan sub-judul atau
judul di dalam nomenklatur tarip yang tunduk pada ketentuan itu;
7
(ii)
dalam hal kriteria presentasi ad valorem dipergunakan, cara untuk
memperhitungkan presentasi ini juga akan dijelaskan dalam
ketentuan asal barang preferensial;
(iii)
dalam hal kriteria pembuatan atau operasi proses diuraikan,
kegiatan yang mengalihkan asal preferensial akan diuraikan secara
jelas;
(b)
ketentuan asal barang yang preferensial yang berdasarkan standar positif.
Ketentuan asal barang yang menentukan apa yang tidak memberikan
preferensial (standar negatif) dapat diijinkan sebagai bagian penjelasan
suatu standar positif atau dalam kasus individual dimana ketentuan positif
ketentuan asal barang tidak diperlukan;
(c)
undang-undang mereka, ketentuan, keputusan hukum dan ketentuan
administratif yang berlaku umum berkaitan dengan ketentuan asal barang
yang direferensikan diterbitkan seolah-olah semua itu tunduk terhadap dan
sesuai dengan, ketentuan ayat 1 Pasal X PUTP 1994.
(d)
atas permintaan pengekspor, pengimpor atau siapapun dengan kasus yang
dapat dibenarkan, penilaian asal barang referensial yang akan mereka
berikan kepada barang diterbitkan secepatnya tetapi tidak lebih dari 150
hari7 setelah permintaan untuk penilaian demikian dengan syarat semua
unsur yang diperlukantelah diserahkan. permintaan untuk penilaian
demikian akan diterima sebelum perdagangan dalam barang tersebut
dimulai dan dapat diterima pada waktu kemudian. Penilaian demikian
akan tetap dapat dibandingkan. Dengan syarat bahwa pihak-pihak
bersangkutan diberitahukan sebelumnya, penilaian tersebut tidak akan
berlaku lagi jika ketentuan yang berlawanan dengan penilaian dibuat
dalam suatu peninjauan ulang seperti disebutkan dalam sub ayat (f).
Penilaian demikian akan disediakan secara umum tunduk terhadap
ketentuan sub ayat (g);
(e)
pada waktu memberitahukan terhadap ketentuan asal barang preferensial
mereka atau ketentuan asal barang yang baru mereka tidak akan
menerapkan perubahan tersebut aktif seperti didefinisikan dalam dan tanpa
prasangka terhadap perundang-undangan atau ketentuan mereka;
(f)
tindakan administratif apapun yang dilakukan dalam kaitan dengan
ketentuan asal yang dipreferensikan dapat ditinjau ulang segera oleh
tribunal hukum arbitral atau administratif atau prosedur, independen dari
Dalam hubungan dengan permintaan yang dibuat selama setahun pertama berlakunya perjanjian WTO,
para Anggota hanya akan dipersyaratkan untukmenerbitkan penilaian tersebut secepatnya.
yang berwenang mengeluarkan ketentuan itu, yang dapat mempengaruhi
modifikasi atau pembalikan ketentuan;
(g)
semua informasi yang menurut sifatnya konfidensial atau yang disediakan
dengan dasar konfidensial dengan maksud permohonan ketentuan asal
barang preferensial diperlakukan konfidensial oleh yang berwenang
bersangkutan, yang tidak akan mengungkapkannya tanpa ijin khusus
orang atau pemerintah yang menyediakan informasi demikian, kecuali
sejauh hal itu diperlukan untuk diungkapkan dalam isi jalannya hukum.
4.
Para Anggota setuju untuk kepada Sekretariat sesegera mungkin ketentuan asal
barang preferensial, termasuk daftar pengaturan preferensial yang mereka ajukan,
ketentuan hukum dan ketentuan administratif aplikasi umum yang berkaitan dengan
ketentuan asal barang preferensial yang berlaku pada tanggal berlakunya persetujuan
OPD untuk Anggota bersangkutan. Lebih lanjut, para Anggota setuju untuk menyediakan
modifikasi apapun terhadap ketentuan asal barang preferensial mereka atau ketentuan
asal barang preferensial baru secepat mungkin kepada Sekretariat. Daftar informasi yang
diterima dan tersedia pada Sekretariat akan diedarkan kepada para Anggota oleh
Sekretariat.
Download