PENGARUH SEKOLAH GRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR

advertisement
TUGAS UAS MATA KULIAH STATISTIK
PENGARUH SEKOLAH GRATIS TERHADAP PRESTASI
BELAJAR DI BIDANG SAINS SISWA KELAS VIII SMP DI
WILAYAH GUNUNG KIDUL
Pengampu : Drs. Dwi Santoso, M.Ag
disusun oleh :
Marisah
20100720080
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012
A. JUDUL
Pengaruh Sekolah Gratis terhadap Prestasi Belajar pada Siswa dibidang
Sains Kelas VIII SMP di Wilayah Gunung Kidul.
B. LATARBELAKANG MASALAH
Memasuki abad ke-21, keadaan SDM Indonesia sangat tidak
kompetitif. Menurut catatan Human Development Report tahun 2003 versi
UNDP, peringkat HDI (Human Development Index) atau kualitas sumber daya
manusia Indonesia berada di urutan 112 jauh di bawah Filipina (85), Thailand
(74), Malaysia (58), Brunei Darussalam (31), dan Singapura (28). Sementara
itu, Third Matemathics and Science Study (TIMSS), lembaga yang mengukur
hasil pendidikan di dunia, melaporkan bahwa kemampuan matematika siswa
SMP kita berada di urutan ke-34 dari 38 negara, sedangkan kemampuan IPA
berada di urutan ke-32 dari 38 negara (Nurhadi, dkk. 2004). Sementara itu
organisasi International Educational Achievement (IEA) melaporkan bahwa
kemampuan sains siswa SLTP di Indonesia hanya berada pada urutan ke-40
dari 42 negara (dalam Zamroni, 2001). Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan sains siswa SMP di Indonesia masih jauh dibawah rata-rata
kemampuan sains negara lain di dunia. Oleh karena itu, diperlukan usaha
serius untuk memperbaiki sistem maupun proses pendidikan dalam rangka
membenahi proses dan hasil belajar siswa.
Sekarang Pemerintah sudah mulai membuka pendidikan gratis,
Pemerintah berharap pendidikan gratis ini dapat meratakan pendidikan di
seluruh Indonesia. Karena mayoritas masyarakat Indonesia banyak sekali anak
yang tidak mampu untuk duduk di bangku sekolah. Pemerintah juga berharap
dengan adanya pendidikan gratis ini dapat meningkatkan mutu pendidikan,
meningkatkan semangat untuk meraih prestasi. Untuk itu sekolah gratis juga
harus mampu bersaing dalam meningkatkan prestasi belajar.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh sekolah gratis terhadap prestasi belajar pada siswa
dibidang sains kelas VIII SMP di wilayah Gunung Kidul?
2. Apakah ada pengaruh sekolah gratis terhadap prestasi belajar pada siswa
dibidang sains kelas VIII SMP di Wilayah Gunung Kidul?
3. Berapa besar pengaruh sekolah gratis terhadap prestasi belajar pada siswa
dibidang sains kelas VIII SMP di Wilayah Gunung Kidul?
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sekolah gratis terhadap
prestasi belajar pada siswa dibidanng sains kelas VIII SMP di Wilayah
Gunung Kidul.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tingkat prestasi belajar pada siswa dibidang sains kelas VIII
SMP gratis di Wilayah Gunung Kidul.
b. Mengetahui tingkat prestasi belajar pada siswa dibidang sains kelas VIII
SMP non gratis di Wilayah Gunung Kidul.
c. Mengetahui perbedaan tingkat prestasi belajar pada siswa dibidang sains
kelas VIII SMP gratis dan siswa SMP non gratis di Wilayah Gunung
Kidul.
E. KEGUNAAN PENELITIAN
Sekolah gratis diharapkan dapat menjadi salah-satu alternatif untuk
meringankan beban ekonomi orang tua yang kurang mampu, menumbuhkan
semangat belajar siswa, juga meningkatkan prestasi belajar terutama pada siswa
yang duduk di bangku SD maupun SMP.
F. KERANGKA TEORITIK
1. Sekolah Gratis
a. Pengertian
sekolah gratis apabila mengacu pada kamus besar Bahasa
Indoesia adalah Pendidikan yang tidak dipungut biaya apapun. Pada
dasarnya, program pendidikan gratis pada jenjang pendidikan dasar yang
digulirkan oleh pemerintah provinsi disambut suka cita oleh masyarakat.
Pelayanan pendidikan tanpa dipungut biaya, memang telah lama
diimpikan. UU Nop 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) sebenarnya telah mengamanatkan masyarakat yang tidak
mampu digratiskan atau tidak dikenakan pungutan biaya sampai
mencapai usia wajib belajar 9 tahun. Meskipun diselenggarakan secara
gratis, jangan sampai kualitasnya turun.
Kenyataannya, program ini justru menjadi perdebatan di tengahtengah masyarakat setelah terjadi beda persepsi antara orangtua siswa
dan lembaga penyelenggara pendidikan. Pada satu sisi, masyarakat
memahami pendidikan gratis yang selama ini digulirkan berari
membebaskan seluruh komponen biaya pendidikan paling mendasar dari
masyarakat (Orangtua siswa). Padahal, ada komponen biaya pendidikan
tertentu yang bisa disumbangkan oleh masyarakat dengan mekanisme
tertentu. “Secara garis besar, seyogyanya biaya pendidikan di seluruh
sekolah dasar negeri, baik tingkat SD maupun SMP adalah gratis.”
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata
yaitu prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai
arti yang berbeda. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok
(Djamarah, 1994:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar
dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat
diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang
diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dari pengertian yang
dikemukakan tersebut di atas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata
tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang dicapai
dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah
hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang
menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik
secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan
tertentu.
Menurut Slameto (1995 : 2) bahwa belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara sederhana dari
pengertian belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat di atas,
dapat diambil suatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar
adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu.
Sedangkan menurut Nurkencana (1986 : 62) mengemukakan
bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh
anak berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu
sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Setelah menelusuri uraian di
atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf
kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar
mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku,
keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai
yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.
b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
Faktor dari dalam diri siswa (intern). Sehubungan dengan
faktor intern ini ada tingkat yang perlu dibahas menurut Slameto
(1995 : 54) yaitu faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor
kelelahan.Faktor Jasmani Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi
menjadi dua yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh.
Intelegensi Slameto (2003: 56) mengemukakan bahwa intelegensi
atau kecakapan terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk
menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dan cepat
efektif mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara
efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Perhatian Menurut al-Ghazali dalam Slameto (2003 : 56) bahwa
perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itupun
bertujuan semata-mata kepada suatu benda atau hal atau sekumpulan
obyek. Untuk menjamin belajar yang lebih baik maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan
pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan,
sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa belajar dengan baik,
usahakan buku pelajaran itu sesuai dengan hobi dan bakatnya.
Bakat Menurut Hilgard dalam Slameto (2003 : 57) bahwa bakat
adalah the capacity to learn. Dengan kata lain, bakat adalah
kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan terealisasi
pencapaian kecakapan yang nyata sesudah belajar atau terlatih.
Kemudian menurut Muhibbin (2003 : 136) bahwa bakat adalah
kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang.
Minat Menurut Jersild dan Taisch dalam Nurkencana (1996 : 214)
bahwa minat adalah menyakut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara
bebas oleh individu. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas
belajar siswa, siswa yang gemar membaca akan dapat memperoleh
berbagai pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, wawasan
akan bertambah luas sehingga akan sangat mempengaruhi
peningkatan atau pencapaian prestasi belajar siswa yang seoptimal
mungkin karena siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu
pelajaran akan mempelajari dengan sungguh-sungguh karena ada
daya tarik baginya.
Motivasi Menurut Slameto (2003 : 58) bahwa motivasi erat sekali
hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, di
dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi
untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi
penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak
atau pendorongnya.
6. Kematangan Menurut Slameto (2003 : 58) bahwa kematangan
adalah sesuatu tingkah atau fase dalam pertumbuhan seseorang di
mana alat-alat tubuhnya sudah siap melaksanakan kecakapan baru.
Berdasarkan pendapat di atas, maka kematangan adalah suatu organ
atau alat tubuhnya dikatakan sudah matang apabila dalam diri
makhluk telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya
masing-masing kematang itu datang atau tiba waktunya dengan
sendirinya, sehingga dalam belajarnya akan lebih berhasil jika anak
itu sudah siap atau matang untuk mengikuti proses belajar mengajar.
7. Kesiapan Kesiapan menurut James Drever seperti yang dikutip oleh
Slameto (2003 : 59) adalah preparedes to respon or react, artinya
kesediaan untuk memberikan respon atau reaksi. Jadi, dari pendapat
di atas dapat diasumsikan bahwa kesiapan siswa dalam proses belajar
mengajar, sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, dengan
demikian prestasi belajar siswa dapat berdampak positif bilamana
siswa itu sendiri mempunyai kesiapan dalam menerima suatu mata
pelajaran dengan baik.
Faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern) Faktor
ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dapatlah
dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor
sekolah dan faktor masyarakat (Slameto, 1995 : 60).
Faktor keluarga Faktor keluarga sangat berperan aktif
bagi siswa dan dapat mempengaruhi dari keluarga antara lain: cara
orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan
keluarga, pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar
belakang kebudayaan dan suasana rumah.
a. Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik besar sekali
pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak, hal ini dipertegas oleh
Wirowidjojo dalam Slameto (2003 : 60) mengemukakan bahwa
keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama.
Keluarga yang sehat besar artinya untuk mendidik dalam ukuran
kecil, tetapi bersifat menentukan mutu pendidikan dalam ukuran
besar yaitu pendidikan bangsa dan negara. Dari pendapat di atas
dapat dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di dalam
pendidikan anaknya. Cara orang mendidik anaknya akan
berpengaruh terhadap belajarnya.
b. Relasi antar anggota keluarga Menurut Slameto (2003 : 60)
bahwa yang penting dalam keluarga adalah relasi orang tua dan
anaknya. Selain itu juga relasi anak dengan saudaranya atau dengan
keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar anak. Wujud dari
relasi adalah apakah ada kasih sayang atau kebencian, sikap terlalu
keras atau sikap acuh tak acuh, dan sebagainya.
c. Keadaan keluarga Menurut Hamalik (2002 : 160) mengemukakan
bahwa keadaan keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajar anak
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dari keluarga yang dapat
menimbulkan perbedaan individu seperti kultur keluarga, pendidikan
orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang tua, sikap
keluarga terhadap masalah sosial dan realitas kehidupan. Berdasarkan
pendapat di atas bahwa keadaan keluarga dapa mempengaruhi
prestasi belajar anak sehingga faktor inilah yang memberikan
pengalaman kepada anak untuk dapat menimbulkan prestasi, minat,
sikap dan pemahamannya sehingga proses belajar yang dicapai oleh
anak itu dapat dipengaruhi oleh orang tua yang tidak berpendidikan
atau kurang ilmu pengetahuannya.
d. Pengertian orang tua Menurut Slameto (2003 : 64) bahwa anak
belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang
belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang
anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi
pengertian dan mendorongnya sedapat mungkin untuk mengatasi
kesulitan yang dialaminya.
e. Keadaan ekonomi keluarga Menurut Slameto (2003 : 63) bahwa
keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak.
Anak yang sedang belajar selain terpenuhi kebutuhan pokoknya,
misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan, dan lain-lain,
juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi,
penerangan, alat tulis menulis, dan sebagainya.
f. Latar belakang kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di
dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar (Roestiyah,
1989: 156). Oleh karena itu perlu kepada anak ditanamkan
kebiasaan-kebiasaan baik, agar mendorong tercapainya hasil belajar
yang optimal.
g. Suasana rumah Suasana rumah sangat mempengaruhi prestasi
belajar, hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003 : 63) yang
mengemukakan bahwa suasana rumah merupakan situasi atau
kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak-anak
berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh, bising dan semwarut
tidak akan memberikan ketenangan terhadap diri anak untuk belajar.
Suasana ini dapat terjadi pada keluarga yang besar terlalu banyak
penghuninya. Suasana yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok,
pertengkaran antara anggota keluarga yang lain yang menyebabkan
anak bosan tinggal di rumah, suka keluar rumah yang akibatnya
belajarnya kacau serta prestasinya rendah.
Faktor sekolah Faktor sekolah dapat berupa cara guru
mengajar, ala-alat pelajaran, kurikulum, waktu sekolah, interaksi
guru dan murid, disiplin sekolah, dan media pendidikan, yaitu : Guru
dan cara mengajar Menurut Purwanto (2004 : 104) faktor guru dan
cara mengajarnya merupakan faktor penting, bagaimana sikap dan
kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh
guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu
kepada anak-anak didiknya turut menentukan hasil belajar yang akan
dicapai oleh siswa.
Sedangkan menurut Nana Sudjana dalam Djamarah
(2006 : 39) mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses , yaitu
proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak
didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik
melakukan proses belajar. Dalam kegiatan belajar, guru berperan
sebagai pembimbing. Dalam perannya sebagai pembimbing, guru
harus berusaha menhidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi
proses interaksi yang kondusif. Dengan demikian cara mengajar guru
harus efektif dan dimengerti oleh anak didiknya, baik dalam
menggunakan model, tehnik ataupun metode dalam mengajar yang
akan disampaikan kepada anak didiknya dalam proses belajar
mengajar dan disesuaikan dengan konsep yang diajarkan berdasarkan
kebutuhan siswa dalam proses belajar mengajar
a. Model pembelajaran Model atau metode pembelajaran sangat
penting dan berpengaruh sekali terhadap prestasi belajar siswa,
terutama pada pelajaran matematika. Dalam hal ini model atau
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak hanya terpaku
pada satu model pembelajaran saja, akan tetapi harus bervariasi yang
disesuaikan dengan konsep yang diajarkan dan sesuai dengan
kebutuhan siswa, terutama pada guru matematika. Dimana guru
matematika harus bisa menilih dan menentukan metode pembelajaran
yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran. Adapun modelmodel pembelajaran itu, misalnya : model pembelajaran kooperatif,
pembelajaran kontekstual, realistik matematika problem solving dan
lain sebagainya. Dalam hal ini, model yang diterapkan adalah model
kooperatif tipe STAD, dimana model atau metode ini berpengaruh
terhadap proses belajar siswa dan dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa 3.
b. Alat-alat pelajaran Untuk dapat hasil yang sempurna dalam
belajar, alat-alat belajar adalah suatu hal yang tidak kalah pentingnya
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, misalnya perpustakaan,
laboratorium, dan sebagaianya. Menurut Purwanto (2004 : 105)
menjelaskan bahwa sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan
perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara
mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam
menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat
belajar anak.
c. Kurikulum Kurikulum diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan
kepada siswa, kegiatan itu sebagian besar menyajikan bahan
pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan
bahan pelajaran itu. Menurut Slameto (2003 : 63) bahwa kurikulum
yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik terhadap proses belajar
maupun prestasi belajar siswa.
d. Waktu sekolah Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses
belajar mengajar di sekolah, waktu sekolah dapat pagi hari, siang,
sore bahkan malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar
siswa (Slameto, 2003 : 68).
e. Interaksi guru dan murid Menurut Roestiyah (1989 : 151) bahwa
guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intim,
menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Oleh karena
itu, siswa merasa jenuh dari guru, maka segan berpartisipasi secara
aktif di dalam belajar.
e. Disiplin sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan
kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar (Slameto, 2003
: 67). Kedisiplinan sekolah ini misalnya mencakup kedisiplinan guru
dalam mengajar dengan pelaksanaan tata tertib, kedisiplinan
pengawas atau karyawan dalam pekerjaan administrasi dan
keberhasilan atau keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman, dan
lain-lain.
g. Media pendidikan Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah
anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang
membantu lancarnya belaajr anak dalam jumlah yang besar pula
(Roestiyah, 1989 : 152). Media pendidikan ini misalnya seperti bukubuku di perpustakaan, laboratorium atau media lainnya yang dapat
mendukung tercapainya prestasi belajar dengan baik.
3. Sains
a. Pengertian
sains adalah “pengetahuan yang diperolehmelalui pembelajaran
dan pembuktian” atau “pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran
umum dari hukum – hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan
dibuktikan melalui metode ilmiah. Sains dalam hal ini merujuk kepada
sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang dengan
menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan
menjelaskan fenomena – fenomena yang terjadi di alam
pengertian sains jugamerujuk kepada susunan pengetahuan yang
orang dapatkan melalui metode tersebut. atau bahasa yanglebih
sederhana, sains adalah cara ilmu pengetahuan yang didapatkan dengan
menggunakan metode tertentu.
Sains dengan definisi diatas seringkali disebut dengan sains
murni, untuk membedakannya dengan sains terapan, yang merupakan
aplikasi sains yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. ilmu
sains biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
- Natural sains atau Ilmu pengetahuan Alam
- Sosial sains atau ilmu pengetahuan social
berikut ini adalah contoh dari begitu banyak pembagian bidang – bidang
sains, khususnya natural sains atau IPA:
-
BIOLOGI (Biology) : Anatomi,biofisika,genetika, Ekologi, Fisiologi,
taksonomi, virulogi, zoologi, dll
KIMIA (Chemistry) : Kimia Analitik, Elektrokimia, Kimia organik,
kimia anorganik, ilmu material, kimia polimer, thermokimia
Fisika (Physics) : Astronomi, fisika nuklir, kinetika, dinamika, fisika
material, optik, mekanika quantum, thermodinamika
Ilmu Bumi (Earth Science) : Ilmi lingkungan, geodesi, geologi,
hydrologi, meteorologi, paleontologi, oceanografi.
G. HIPOTESIS
Ha : Ada pengaruh sekolah gratis terhadap prestasi belajar pada siswa kelas VIII
SMP di Wilayah Gunung Kidul.
Ho : Tidak ada pengaruh sekolah gratis terhadap prestasi belajar pada siswa
kelas VIII SMP di Wilayah Gunung Kidul.
H. METODE PENELITIAN
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII
SMP gratis dan siswa SMP non gratis di wilayah Gunung Kidul.
b. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara quota yakni metode
pengambilan sampel berdasarkan tanda-tanda
yang mempunyai
pengaruh terbesar variabel yang akan diselidiki. Quota berarti penetapan
subjek penelitian berdasarkan kapasitas atau daya tampung yang
diperlukan dalam penelitian (Nursalam, 2007), sehingga ditetapkan 120
orang yang berasal dari sekolah gratis dan sekolah non gratis yang akan
menjadi sampel penelitian, dan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 60
orang dari sekolah gratis dan 60 orang dari sekolah non gratis.
2. Variabel dan Definisi Operasional
a. Variabel
Variabel independen dalam penelitian ini yaitu sekolah gratis,
sedangkan variabel dependennya yaitu prestasi belajar dibidang sains.
b. Definisi Operasional
Sekolah gartis adalah sekolah yang tidak mengeluarkan biaya
pendidikan.
Prestasi belajar dibidang sains adalah adalah hasil yang di capai
dibidang sains dari usaha belajar yang telah kita lakukan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner
kepada responden pada siswa kelas VIII SMP Gratis dan Siswa SMP non
gratis.
4. Analisis Data
Berikut ini adalah hasil data dan pengolahannya, antara lain :
Data Siswa kelas VIII SMP Gratis dan Siswa SMP non Gratis
Data I : SISWA KELAS VIII SMP GRATIS
80
66
77
62
80
75
84
66
73
58
74
76
81
69
82
84
73
68
79
78
61
67
59
70
69
78
67
78
81
65
69
75
60
58
67
79
62
55
62
76
80
83
77
82
76
68
63
72
79
70
75
63
64
77
65
65
75
78
77
79
Data II : SISWA KELAS VIII SMP NON GRATIS
79
66
43
62
79
48
53
76
36
58
74
76
45
50
66
64
73
52
50
51
61
69
44
70
53
48
79
55
52
52
78
50
60
64
53
51
40
55
59
38
68
50
48
47
70
78
63
54
54
56
52
63
64
36
65
65
53
47
45
55
Data I : Siswa kelas VIII SMP gratis
R = H-L
BK = 1+ (3.3) log 60
R = 84-55
BK = 6,8678
R = 29
BK = 6/7
Interval PK =
No Interval
81 - 85
1
76 - 80
2
71 - 75
3
66 - 70
4
61 - 65
5
56 - 60
6
51 - 55
7
∑
PK =
= 4,1428
PK = 4/5
Langkah-langkah
1. Mencari M Variabel X
=
+
= 78 + 5
∑
−76
60
= 78 + 5(−1,2666)
= 78 − 6,333
=
,
2. Mencari SD Variabel X
=
=5
∑
−
∑
1870
−76
−
60
60
= 5 31,1666 − (1,6044)
= 5 29,5622
f
7
18
8
12
10
4
1
60
X
83
78
73
68
63
58
53
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
7
0
-8
-24
-30
-16
-5
-76
f
49
0
64
576
900
256
25
1870
= 5. 5,4371
=
,
3. Mencari Standar
=
=
=
√ −1
27,1855
√60 − 1
27,1855
7,6811
= ,
Data II : Siswa kelas VIII SMP non gratis
R = H-L
BK = 1+ (3.3) log 60
R = 79-36
BK = 6,8678
R = 43
BK = 6/7
Interval PK =
PK =
= 6,1428
PK =6/7
Langkah-langkah
1. Mencari M Variabel X
=
+
= 53 + 7
∑
44
60
No
1
2
3
4
5
6
7
∑
Interval
78 - 84
71 - 77
64 - 70
57 - 63
50 - 56
43 - 49
36 - 42
f
5
4
11
7
20
9
4
60
X
81
74
67
60
53
46
39
4
3
2
1
0
-1
-2
20
12
22
7
0
-9
-8
44
f
400
144
484
49
0
81
64
1222
= 53 + 7(0,7333)
= 53 + 5,1331
=
,
2. Mencari SD Variabel X
∑
=
=7
−
∑
1222
44
−
60
60
1936
3600
= 7 20,3666 −
= 7 20,3666 − (0,5377)
= 7 19,8289
= 7. 4,4529
=
,
3. Mencari Standar
=
=
=
√ −1
31,1703
√60 − 1
31,1703
7,6811
= ,
Standar Perbedaan
.
=
.
=
+
3,5392 + 4,0580
.
=
12,5259 + 16,4673
.
=
28,9932
.
= ,
=
,
=
=
db =
.
,
,
,
,
+
−2
= 60 + 60 − 2
= 118
= ,
Berarti 118 ikut diurutan 125 di table.!
5% = 1,98
to > tb = 2,5134 > 1,98
Kesimpulan
Jadi, terdapat pengaruh sekolah gratis yang sangat signifikan terhadap prestasi belajar
dibidanng sains siswa kelas VIII SMP di Wilayah Gunung Kidul. Ha diterima dan Ho
ditolak.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. (2007). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:
Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
Nasional
Usaha Nasional. Nurkencana. 2005. Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha
Nasional
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/02/prestasi-belajar.html
http://sains4kidz.wordpress.com/2009/07/19/definisi-sains/
http://palembang.tribunnews.com/view/42819/definisi_sekolah_gratis_perlu_diluruskan
http://www.model pembelajaran conventional/.com.
Nurhadi, dkk. 2004).
Zamroni, 2001).
Barizi (2003), kemampuan memformulasikan konsep merupakan kemampuan
berpikir formal.
penelitian Puji Astuti (2003)
(Sadia, 2004).
Download