TUGAS UAS MATA KULIAH STATISTIK PENGARUH SEKOLAH GRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR DI BIDANG SAINS SISWA KELAS VIII SMP DI WILAYAH GUNUNG KIDUL Pengampu : Drs. Dwi Santoso, M.Ag disusun oleh : Marisah 20100720080 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012 A. JUDUL Pengaruh Sekolah Gratis terhadap Prestasi Belajar pada Siswa dibidang Sains Kelas VIII SMP di Wilayah Gunung Kidul. B. LATARBELAKANG MASALAH Memasuki abad ke-21, keadaan SDM Indonesia sangat tidak kompetitif. Menurut catatan Human Development Report tahun 2003 versi UNDP, peringkat HDI (Human Development Index) atau kualitas sumber daya manusia Indonesia berada di urutan 112 jauh di bawah Filipina (85), Thailand (74), Malaysia (58), Brunei Darussalam (31), dan Singapura (28). Sementara itu, Third Matemathics and Science Study (TIMSS), lembaga yang mengukur hasil pendidikan di dunia, melaporkan bahwa kemampuan matematika siswa SMP kita berada di urutan ke-34 dari 38 negara, sedangkan kemampuan IPA berada di urutan ke-32 dari 38 negara (Nurhadi, dkk. 2004). Sementara itu organisasi International Educational Achievement (IEA) melaporkan bahwa kemampuan sains siswa SLTP di Indonesia hanya berada pada urutan ke-40 dari 42 negara (dalam Zamroni, 2001). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan sains siswa SMP di Indonesia masih jauh dibawah rata-rata kemampuan sains negara lain di dunia. Oleh karena itu, diperlukan usaha serius untuk memperbaiki sistem maupun proses pendidikan dalam rangka membenahi proses dan hasil belajar siswa. Sekarang Pemerintah sudah mulai membuka pendidikan gratis, Pemerintah berharap pendidikan gratis ini dapat meratakan pendidikan di seluruh Indonesia. Karena mayoritas masyarakat Indonesia banyak sekali anak yang tidak mampu untuk duduk di bangku sekolah. Pemerintah juga berharap dengan adanya pendidikan gratis ini dapat meningkatkan mutu pendidikan, meningkatkan semangat untuk meraih prestasi. Untuk itu sekolah gratis juga harus mampu bersaing dalam meningkatkan prestasi belajar. C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh sekolah gratis terhadap prestasi belajar pada siswa dibidang sains kelas VIII SMP di wilayah Gunung Kidul? 2. Apakah ada pengaruh sekolah gratis terhadap prestasi belajar pada siswa dibidang sains kelas VIII SMP di Wilayah Gunung Kidul? 3. Berapa besar pengaruh sekolah gratis terhadap prestasi belajar pada siswa dibidang sains kelas VIII SMP di Wilayah Gunung Kidul? D. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sekolah gratis terhadap prestasi belajar pada siswa dibidanng sains kelas VIII SMP di Wilayah Gunung Kidul. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui tingkat prestasi belajar pada siswa dibidang sains kelas VIII SMP gratis di Wilayah Gunung Kidul. b. Mengetahui tingkat prestasi belajar pada siswa dibidang sains kelas VIII SMP non gratis di Wilayah Gunung Kidul. c. Mengetahui perbedaan tingkat prestasi belajar pada siswa dibidang sains kelas VIII SMP gratis dan siswa SMP non gratis di Wilayah Gunung Kidul. E. KEGUNAAN PENELITIAN Sekolah gratis diharapkan dapat menjadi salah-satu alternatif untuk meringankan beban ekonomi orang tua yang kurang mampu, menumbuhkan semangat belajar siswa, juga meningkatkan prestasi belajar terutama pada siswa yang duduk di bangku SD maupun SMP. F. KERANGKA TEORITIK 1. Sekolah Gratis a. Pengertian sekolah gratis apabila mengacu pada kamus besar Bahasa Indoesia adalah Pendidikan yang tidak dipungut biaya apapun. Pada dasarnya, program pendidikan gratis pada jenjang pendidikan dasar yang digulirkan oleh pemerintah provinsi disambut suka cita oleh masyarakat. Pelayanan pendidikan tanpa dipungut biaya, memang telah lama diimpikan. UU Nop 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) sebenarnya telah mengamanatkan masyarakat yang tidak mampu digratiskan atau tidak dikenakan pungutan biaya sampai mencapai usia wajib belajar 9 tahun. Meskipun diselenggarakan secara gratis, jangan sampai kualitasnya turun. Kenyataannya, program ini justru menjadi perdebatan di tengahtengah masyarakat setelah terjadi beda persepsi antara orangtua siswa dan lembaga penyelenggara pendidikan. Pada satu sisi, masyarakat memahami pendidikan gratis yang selama ini digulirkan berari membebaskan seluruh komponen biaya pendidikan paling mendasar dari masyarakat (Orangtua siswa). Padahal, ada komponen biaya pendidikan tertentu yang bisa disumbangkan oleh masyarakat dengan mekanisme tertentu. “Secara garis besar, seyogyanya biaya pendidikan di seluruh sekolah dasar negeri, baik tingkat SD maupun SMP adalah gratis.” 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dari pengertian yang dikemukakan tersebut di atas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu. Menurut Slameto (1995 : 2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu. Sedangkan menurut Nurkencana (1986 : 62) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan. b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. Faktor dari dalam diri siswa (intern). Sehubungan dengan faktor intern ini ada tingkat yang perlu dibahas menurut Slameto (1995 : 54) yaitu faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor kelelahan.Faktor Jasmani Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh. Intelegensi Slameto (2003: 56) mengemukakan bahwa intelegensi atau kecakapan terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dan cepat efektif mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Perhatian Menurut al-Ghazali dalam Slameto (2003 : 56) bahwa perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itupun bertujuan semata-mata kepada suatu benda atau hal atau sekumpulan obyek. Untuk menjamin belajar yang lebih baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa belajar dengan baik, usahakan buku pelajaran itu sesuai dengan hobi dan bakatnya. Bakat Menurut Hilgard dalam Slameto (2003 : 57) bahwa bakat adalah the capacity to learn. Dengan kata lain, bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan terealisasi pencapaian kecakapan yang nyata sesudah belajar atau terlatih. Kemudian menurut Muhibbin (2003 : 136) bahwa bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Minat Menurut Jersild dan Taisch dalam Nurkencana (1996 : 214) bahwa minat adalah menyakut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa, siswa yang gemar membaca akan dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, wawasan akan bertambah luas sehingga akan sangat mempengaruhi peningkatan atau pencapaian prestasi belajar siswa yang seoptimal mungkin karena siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu pelajaran akan mempelajari dengan sungguh-sungguh karena ada daya tarik baginya. Motivasi Menurut Slameto (2003 : 58) bahwa motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya. 6. Kematangan Menurut Slameto (2003 : 58) bahwa kematangan adalah sesuatu tingkah atau fase dalam pertumbuhan seseorang di mana alat-alat tubuhnya sudah siap melaksanakan kecakapan baru. Berdasarkan pendapat di atas, maka kematangan adalah suatu organ atau alat tubuhnya dikatakan sudah matang apabila dalam diri makhluk telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya masing-masing kematang itu datang atau tiba waktunya dengan sendirinya, sehingga dalam belajarnya akan lebih berhasil jika anak itu sudah siap atau matang untuk mengikuti proses belajar mengajar. 7. Kesiapan Kesiapan menurut James Drever seperti yang dikutip oleh Slameto (2003 : 59) adalah preparedes to respon or react, artinya kesediaan untuk memberikan respon atau reaksi. Jadi, dari pendapat di atas dapat diasumsikan bahwa kesiapan siswa dalam proses belajar mengajar, sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, dengan demikian prestasi belajar siswa dapat berdampak positif bilamana siswa itu sendiri mempunyai kesiapan dalam menerima suatu mata pelajaran dengan baik. Faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern) Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat (Slameto, 1995 : 60). Faktor keluarga Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi siswa dan dapat mempengaruhi dari keluarga antara lain: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan keluarga, pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan suasana rumah. a. Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak, hal ini dipertegas oleh Wirowidjojo dalam Slameto (2003 : 60) mengemukakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan mutu pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa dan negara. Dari pendapat di atas dapat dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya. Cara orang mendidik anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya. b. Relasi antar anggota keluarga Menurut Slameto (2003 : 60) bahwa yang penting dalam keluarga adalah relasi orang tua dan anaknya. Selain itu juga relasi anak dengan saudaranya atau dengan keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar anak. Wujud dari relasi adalah apakah ada kasih sayang atau kebencian, sikap terlalu keras atau sikap acuh tak acuh, dan sebagainya. c. Keadaan keluarga Menurut Hamalik (2002 : 160) mengemukakan bahwa keadaan keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajar anak karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur keluarga, pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang tua, sikap keluarga terhadap masalah sosial dan realitas kehidupan. Berdasarkan pendapat di atas bahwa keadaan keluarga dapa mempengaruhi prestasi belajar anak sehingga faktor inilah yang memberikan pengalaman kepada anak untuk dapat menimbulkan prestasi, minat, sikap dan pemahamannya sehingga proses belajar yang dicapai oleh anak itu dapat dipengaruhi oleh orang tua yang tidak berpendidikan atau kurang ilmu pengetahuannya. d. Pengertian orang tua Menurut Slameto (2003 : 64) bahwa anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya sedapat mungkin untuk mengatasi kesulitan yang dialaminya. e. Keadaan ekonomi keluarga Menurut Slameto (2003 : 63) bahwa keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan, dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, dan sebagainya. f. Latar belakang kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar (Roestiyah, 1989: 156). Oleh karena itu perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik, agar mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal. g. Suasana rumah Suasana rumah sangat mempengaruhi prestasi belajar, hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003 : 63) yang mengemukakan bahwa suasana rumah merupakan situasi atau kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak-anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh, bising dan semwarut tidak akan memberikan ketenangan terhadap diri anak untuk belajar. Suasana ini dapat terjadi pada keluarga yang besar terlalu banyak penghuninya. Suasana yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antara anggota keluarga yang lain yang menyebabkan anak bosan tinggal di rumah, suka keluar rumah yang akibatnya belajarnya kacau serta prestasinya rendah. Faktor sekolah Faktor sekolah dapat berupa cara guru mengajar, ala-alat pelajaran, kurikulum, waktu sekolah, interaksi guru dan murid, disiplin sekolah, dan media pendidikan, yaitu : Guru dan cara mengajar Menurut Purwanto (2004 : 104) faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor penting, bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. Sedangkan menurut Nana Sudjana dalam Djamarah (2006 : 39) mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses , yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Dalam kegiatan belajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam perannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menhidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Dengan demikian cara mengajar guru harus efektif dan dimengerti oleh anak didiknya, baik dalam menggunakan model, tehnik ataupun metode dalam mengajar yang akan disampaikan kepada anak didiknya dalam proses belajar mengajar dan disesuaikan dengan konsep yang diajarkan berdasarkan kebutuhan siswa dalam proses belajar mengajar a. Model pembelajaran Model atau metode pembelajaran sangat penting dan berpengaruh sekali terhadap prestasi belajar siswa, terutama pada pelajaran matematika. Dalam hal ini model atau metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak hanya terpaku pada satu model pembelajaran saja, akan tetapi harus bervariasi yang disesuaikan dengan konsep yang diajarkan dan sesuai dengan kebutuhan siswa, terutama pada guru matematika. Dimana guru matematika harus bisa menilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran. Adapun modelmodel pembelajaran itu, misalnya : model pembelajaran kooperatif, pembelajaran kontekstual, realistik matematika problem solving dan lain sebagainya. Dalam hal ini, model yang diterapkan adalah model kooperatif tipe STAD, dimana model atau metode ini berpengaruh terhadap proses belajar siswa dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa 3. b. Alat-alat pelajaran Untuk dapat hasil yang sempurna dalam belajar, alat-alat belajar adalah suatu hal yang tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, misalnya perpustakaan, laboratorium, dan sebagaianya. Menurut Purwanto (2004 : 105) menjelaskan bahwa sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar anak. c. Kurikulum Kurikulum diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa, kegiatan itu sebagian besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Menurut Slameto (2003 : 63) bahwa kurikulum yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik terhadap proses belajar maupun prestasi belajar siswa. d. Waktu sekolah Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu sekolah dapat pagi hari, siang, sore bahkan malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa (Slameto, 2003 : 68). e. Interaksi guru dan murid Menurut Roestiyah (1989 : 151) bahwa guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intim, menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Oleh karena itu, siswa merasa jenuh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif di dalam belajar. e. Disiplin sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar (Slameto, 2003 : 67). Kedisiplinan sekolah ini misalnya mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan pelaksanaan tata tertib, kedisiplinan pengawas atau karyawan dalam pekerjaan administrasi dan keberhasilan atau keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman, dan lain-lain. g. Media pendidikan Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belaajr anak dalam jumlah yang besar pula (Roestiyah, 1989 : 152). Media pendidikan ini misalnya seperti bukubuku di perpustakaan, laboratorium atau media lainnya yang dapat mendukung tercapainya prestasi belajar dengan baik. 3. Sains a. Pengertian sains adalah “pengetahuan yang diperolehmelalui pembelajaran dan pembuktian” atau “pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum – hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. Sains dalam hal ini merujuk kepada sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang dengan menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena – fenomena yang terjadi di alam pengertian sains jugamerujuk kepada susunan pengetahuan yang orang dapatkan melalui metode tersebut. atau bahasa yanglebih sederhana, sains adalah cara ilmu pengetahuan yang didapatkan dengan menggunakan metode tertentu. Sains dengan definisi diatas seringkali disebut dengan sains murni, untuk membedakannya dengan sains terapan, yang merupakan aplikasi sains yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. ilmu sains biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu : - Natural sains atau Ilmu pengetahuan Alam - Sosial sains atau ilmu pengetahuan social berikut ini adalah contoh dari begitu banyak pembagian bidang – bidang sains, khususnya natural sains atau IPA: - BIOLOGI (Biology) : Anatomi,biofisika,genetika, Ekologi, Fisiologi, taksonomi, virulogi, zoologi, dll KIMIA (Chemistry) : Kimia Analitik, Elektrokimia, Kimia organik, kimia anorganik, ilmu material, kimia polimer, thermokimia Fisika (Physics) : Astronomi, fisika nuklir, kinetika, dinamika, fisika material, optik, mekanika quantum, thermodinamika Ilmu Bumi (Earth Science) : Ilmi lingkungan, geodesi, geologi, hydrologi, meteorologi, paleontologi, oceanografi. G. HIPOTESIS Ha : Ada pengaruh sekolah gratis terhadap prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP di Wilayah Gunung Kidul. Ho : Tidak ada pengaruh sekolah gratis terhadap prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP di Wilayah Gunung Kidul. H. METODE PENELITIAN 1. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP gratis dan siswa SMP non gratis di wilayah Gunung Kidul. b. Sampel Pengambilan sampel dilakukan secara quota yakni metode pengambilan sampel berdasarkan tanda-tanda yang mempunyai pengaruh terbesar variabel yang akan diselidiki. Quota berarti penetapan subjek penelitian berdasarkan kapasitas atau daya tampung yang diperlukan dalam penelitian (Nursalam, 2007), sehingga ditetapkan 120 orang yang berasal dari sekolah gratis dan sekolah non gratis yang akan menjadi sampel penelitian, dan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 60 orang dari sekolah gratis dan 60 orang dari sekolah non gratis. 2. Variabel dan Definisi Operasional a. Variabel Variabel independen dalam penelitian ini yaitu sekolah gratis, sedangkan variabel dependennya yaitu prestasi belajar dibidang sains. b. Definisi Operasional Sekolah gartis adalah sekolah yang tidak mengeluarkan biaya pendidikan. Prestasi belajar dibidang sains adalah adalah hasil yang di capai dibidang sains dari usaha belajar yang telah kita lakukan. 3. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada responden pada siswa kelas VIII SMP Gratis dan Siswa SMP non gratis. 4. Analisis Data Berikut ini adalah hasil data dan pengolahannya, antara lain : Data Siswa kelas VIII SMP Gratis dan Siswa SMP non Gratis Data I : SISWA KELAS VIII SMP GRATIS 80 66 77 62 80 75 84 66 73 58 74 76 81 69 82 84 73 68 79 78 61 67 59 70 69 78 67 78 81 65 69 75 60 58 67 79 62 55 62 76 80 83 77 82 76 68 63 72 79 70 75 63 64 77 65 65 75 78 77 79 Data II : SISWA KELAS VIII SMP NON GRATIS 79 66 43 62 79 48 53 76 36 58 74 76 45 50 66 64 73 52 50 51 61 69 44 70 53 48 79 55 52 52 78 50 60 64 53 51 40 55 59 38 68 50 48 47 70 78 63 54 54 56 52 63 64 36 65 65 53 47 45 55 Data I : Siswa kelas VIII SMP gratis R = H-L BK = 1+ (3.3) log 60 R = 84-55 BK = 6,8678 R = 29 BK = 6/7 Interval PK = No Interval 81 - 85 1 76 - 80 2 71 - 75 3 66 - 70 4 61 - 65 5 56 - 60 6 51 - 55 7 ∑ PK = = 4,1428 PK = 4/5 Langkah-langkah 1. Mencari M Variabel X = + = 78 + 5 ∑ −76 60 = 78 + 5(−1,2666) = 78 − 6,333 = , 2. Mencari SD Variabel X = =5 ∑ − ∑ 1870 −76 − 60 60 = 5 31,1666 − (1,6044) = 5 29,5622 f 7 18 8 12 10 4 1 60 X 83 78 73 68 63 58 53 1 0 -1 -2 -3 -4 -5 7 0 -8 -24 -30 -16 -5 -76 f 49 0 64 576 900 256 25 1870 = 5. 5,4371 = , 3. Mencari Standar = = = √ −1 27,1855 √60 − 1 27,1855 7,6811 = , Data II : Siswa kelas VIII SMP non gratis R = H-L BK = 1+ (3.3) log 60 R = 79-36 BK = 6,8678 R = 43 BK = 6/7 Interval PK = PK = = 6,1428 PK =6/7 Langkah-langkah 1. Mencari M Variabel X = + = 53 + 7 ∑ 44 60 No 1 2 3 4 5 6 7 ∑ Interval 78 - 84 71 - 77 64 - 70 57 - 63 50 - 56 43 - 49 36 - 42 f 5 4 11 7 20 9 4 60 X 81 74 67 60 53 46 39 4 3 2 1 0 -1 -2 20 12 22 7 0 -9 -8 44 f 400 144 484 49 0 81 64 1222 = 53 + 7(0,7333) = 53 + 5,1331 = , 2. Mencari SD Variabel X ∑ = =7 − ∑ 1222 44 − 60 60 1936 3600 = 7 20,3666 − = 7 20,3666 − (0,5377) = 7 19,8289 = 7. 4,4529 = , 3. Mencari Standar = = = √ −1 31,1703 √60 − 1 31,1703 7,6811 = , Standar Perbedaan . = . = + 3,5392 + 4,0580 . = 12,5259 + 16,4673 . = 28,9932 . = , = , = = db = . , , , , + −2 = 60 + 60 − 2 = 118 = , Berarti 118 ikut diurutan 125 di table.! 5% = 1,98 to > tb = 2,5134 > 1,98 Kesimpulan Jadi, terdapat pengaruh sekolah gratis yang sangat signifikan terhadap prestasi belajar dibidanng sains siswa kelas VIII SMP di Wilayah Gunung Kidul. Ha diterima dan Ho ditolak. DAFTAR PUSTAKA Nursalam. (2007). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional Usaha Nasional. Nurkencana. 2005. Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/02/prestasi-belajar.html http://sains4kidz.wordpress.com/2009/07/19/definisi-sains/ http://palembang.tribunnews.com/view/42819/definisi_sekolah_gratis_perlu_diluruskan http://www.model pembelajaran conventional/.com. Nurhadi, dkk. 2004). Zamroni, 2001). Barizi (2003), kemampuan memformulasikan konsep merupakan kemampuan berpikir formal. penelitian Puji Astuti (2003) (Sadia, 2004).