peningkatan aktivitas pembelajaran ips

advertisement
PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS
MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE
DIKELAS IV SDN 06 KETAPANG
Yuniarti Wahyuning Mastuti, Abdussamad, Sri Utami
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN, Pontianak
Email :[email protected]
Abstrak:Tujuan penelitian ini secara umum untuk mendapatkan informasi
yang akurat untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
IPS di kelas IV sekolah dasar negeri 06 Ketapang.Adapun hasil penelitian ini
dilakukan sebanyak 3 siklus dengan meningkatkan aktivitas fisik, aktivitas
mental dan aktivitas emosional pada pembelajaran IPS dengan menggunakan
Model Picture and Picture. Hasil aktivitas fisik meningkat dari baseline
46,97% ke siklus 3 menjadi 89,45%, aktivitas mental meningkat dari baseline
28,41% ke siklus 3 menjadi 64,52%, aktivitas emosional meningkat dari
baseline 25% ke siklus 3 menjadi 84,42%. Terjadi peningkatan aktivitas dalam
pembelajaran IPS dengan model Picture and Picture.
Kata Kunci: Pembelajaran, Model Picture And Picture
Abstract :The aim of this study is generally to get accurate information to
improve student learning activities in social teaching in class IV elementary
school 06 Ketapang. See crop this study make do much third cycle with
increased mental activities, emotional activities, physical activities at study
social teaching with used is model picture and picture. Cropphysical activity
increased from base line 46,97% to third cycle become 89,45%, mental
activities from base line 28,41% to third cycle become 64,52%, emotional
activities increased from base line 25% to third cycle become 84,42%.
Happenincrease activity in study social teachingwith model picture and picture.
Keywords : Studies, Model Picture and Picture.
erdasarkan pengalaman peneliti sebagai guru yang mengajar IPS dikelas IV
diketahui bahwa peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran. Guru masih
menggunakan model atau metode yang kurang bervariasi dan cenderung
monoton,tidak menggunakan media yang kongkrit,bahkan masih menggunakan
B
1
metode ceramah sehingga aktivitas PBM berpusat pada guru.Faktor penyebab peserta
didik kurang aktif adalah guru ketika mengajar sering menggunakan metode ceramah
dan kurang kreatif menggunakan media. Jadi peserta didik kurang berminat
memperhatikan apa yang diterangkan oleh guru. Alternatif untuk memperbaiki
aktivitas belajar IPS adalah peneliti menggunakan metode picture and picture.Picture
and picture merupakan sebuah model dimana guru menggunakan alat bantu atau
media gambar untuk menerangkan sebuah meteri atau memfasilitasi peserta didik
untuk aktif belajar.Penggunaan model picture and picture dapat memotivasidan
aktifitas siswa,membantu meningkatkan pemahaman.menyajikan data dengan
menarik dan terpercayamemudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.
Penggunaan model picture and picture bukan hanya membuat proses pembelajaran
lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam
dan utuh.Harapan setelah menggunakan picture and picture adalah peserta didik
dapat lebih aktif dan semangat mengikuti pembelajaran IPS. Keunggulan dari picture
and picture adalah: 1) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal
pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan meteri secara
singkat terlebih dahulu, 2) Peserta didik lebih cepat menangkap materi ajar karena
guru menunjukkan gambar-gambar mengenaimateri yang dipelajari, 3) Dapat
meningkatkan daya nalar, daya pikir peserta didik karena peserta didik disuruh guru
untuk menganalisa gambar yang ada, 4) Pembelajaran lebih berkesan ,sebab peserta
didik dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh
guru.Berdasarkan uraian diatas,maka peneliti akan meneliti menggunakan model
picture and picture. Dengan demikian peneliti memberi judul penelitian ini ’’
Peningkatan Aktivitas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Menggunakan Model
Picture And Picture Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Delta Pawan Ketapang’’.
Sebelum peneliti meninjau lebih jauh tentang aktivitas,
terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang pengertian dari aktivitas menurut
Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi
segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun
non-fisik, merupakan suatu aktifitas, Noor (2008) mengemukakan bahwa aktivitas
peserta didik adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan
aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar
mengajar dan memperoleh manfaat darai kegiatan tersebut, Sriyono aktivitas adalah
segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas peserta
didik selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya
keinginan siswa untuk belajar, W.J.S. Poewadarminto: Aktifitas adalah kegiatan atau
kesibukan, menurut Paul B.Dierich aktivitas
adalah aktivitas belajar yang
memungkinkan peserta didik memperolah muatan yang ditentukan sehingga berbagai
tujuan yang ditetapkan terutama maksud dan tujuan kurikulum dapat
tercapai.Aktivitas belajar ini memungkinkan pesrta didik memperoleh muatan yang
ditentukan sehingga berbagai tujuan yang ditetapkan terutama maksud dan tujuan
kurikulum dapat tercapai.
2
Aktivitas belajar menurut Paul B. Dierich (dalam Sardiman,
2012:101) bentuk-bentuk aktivitas belajar peserta didik dikelompokkan dalam
beberapa kegiatan sebagai berikut: 1) Visual activities, yang termasuk didalamnya
misalnya : membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan
orang lain.2) Oral activities, seperti :menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran ,mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara ,diskusi, interupsi. 3)
Listening
activities,
sebagai
contoh
mendengarkan
:
uraian
,percakapan,diskusi,music,pidato 4) ,Writing activities,seperti misalnya :menulis
cerita ,karangan ,laporan ,angket menyalin. 5) Drawing activities, misalnya
:menggambar ,membuat grafik,membuat peta,diagram.6)Motor activities, termasuk
didalamnya antara lain melakukan percobaan ,membuat kontruksi, model mereparasi
,bermain,berkebun, berternak. 7) Mental activities, sebagai contohnya misalnya:
menanggapi mengingat ,memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan
,mengambil keputusan. 8) Emotional activities,seperti misalnya: menaruh minat,
merasa bosan, gembira,bersemangat,bergairah,berani,tenang, gugup.
a. Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi
terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang
diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai
pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang
dipelajari. Berikut ini merupakan pengertian balajar menurut beberapa
ahli, diantaranya: menurut H. Carl. Witherington dalam bukunya Drs.
Mahfud Shalahuddin yang berjudul "pengantar psikologi pendidikan",
belajar adalah suatu perubahan di dalam SXkepribadian, yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Menurut
James O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar;
RinekaCipta; 1999) Belajar adalah Proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.Menurut
Hilgard dalam bukunya S. Nasution, yang berjudulDedaktik Asas-Asas
Belajar, belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu
kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam
lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh
faktorfaktor yang tidak termasuk latihan menurut Oemar Hamalik (2001:
28), belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah:
pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,
hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Menurut
Sardiman A.M. (2003 : 22) menyatakan: “Belajar merupakan suatu proses
interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin
berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”.Ilmu Pengetahuan Sosial (
sosial science)
Achmad Sanusi” memberikan batasan tentang ilmu sosial” (Saidihardjo),
pengetahuan sosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada
3
tingkat perguruan tinggi yang makin lanjut.Studi Sosial (social
Studies),Ilmu sosial merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala
dan masalah sosial. Studi sosial Achmad Sanusi (1971:18) memberikan
penjelasan bahwa, studi-studi sosial tidak selalu bertaraf akademis
universitas,sebagai suatu bidang studi mulai dari tingkat SD sampai
ketingkat pendidikan yang lebih tinggi,adalah membina warga
masyarakat yang mampu menyerasikan kehidupannya berdasarkan
kekuatan-kekuatan fisik dan sosial dan mampu memecahkan masalah
sosial yang di hadapinya.Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS. Mulyono Tj
(1980:8) memberi batasan bahwa IPS sebagai pendekatan interdisipliner
(inter-diciplinary approach) dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. IPS
merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti
sosiologi, antropologi budaya, fisikologi sosial, sejarah, geografi,
ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini ditegaskan lagi oleh Saidi
Harjo (1996:4) bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil
perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi,
sejarah, antropologi, dan politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciriciri yang sama, oleh karena itu dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS adalah program studi yang
mengintegrasikan konsep-konsep terpilih dari ilmu-ilmu sosial seperti
sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, dan
psikologi sosial untuk menjadikan siswa menjadi warga negara yang
baik.Pengertian Model Pembelajaran Picture And Picture
Model pembelajaran picture and picture merupakan sebuah model
dimana guru mengunakan alatbantu atau media gambar untuk menerangkan
sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar.
Dengan menggunakan alat bantu atau media gambar,diharapkan
peserta didik mampu mengikuti pelajaran dengan focus yang baik dalam
kondisi yang menyenangkan.sehingga apapun pesan yang disampaikan
akan diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati,serta dapat
diingat kembali oleh siswa.
Picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan
gambar
dan
dipasangkan
atau
diurutkan
menjadi
urutan
logis.(Hamdani,2010;89). Sehingga peserta didik yang mengurutkan
gambar jawaban atau soal yang benar,sebelum waktu yang ditentukan habis
maka merekalah yang mendepatkan poin.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode diskriptif.
Deskriptif
adalah salah satu penelitian dengan menggambarkan serta
4
menginterprestasi suatu objek sesuai dengan kenyataan yang ada tanpa dilebih
lebihkan.
Tahap perencanaan
1. Peneliti membuat RPP yang memuat rancangan menggunakan model
pembelajaran picture and picture.
2. Membuat lembar observasi untuk pengamatan
3. Peneliti melakuakan diskusi untuk menentukan waktu pelaksanaan
penelitian
Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini ,peneliti melaksanakan rencana pembelajaran untuk
mengatasi masalah yang ditemukan dengan penggunakan model picture
and picture. Sedangkan siklus kedua yaitu melaksanakan rencana
pembelajaran yang telah direvisi melalui proses refleksi terhadap hasil
pelaksanaan siklus pertama untuk memecahkan masalah yang terdapat
pada proses pelaksanaan siklus pertama tersebut.
Tahap Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan selama proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh guru kolaborator yaitu Ibu
FitriJulianti S.Pd dengan menggunakan lembar observasi. Pengamatan
dilaksanakan untuk memperoleh data yang akurat dan jelas mengenai
aktivitas belajar peserta didik dan kemampuan pendidik dalam
mengimplementasikan rancangan pembelajaran dengan model pembelajaran
picture and picture di kelas IV SDN 06 Ketapang.
Tahap Refleksi
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengkajian kembali kegiatan
pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran picture and picture
yang telah dilaksanakannya dengan memproses data hasil pengamatan dan
tes akhir. Kemudian peneliti mencari kelebihan dan kekurangan dari
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.
Teknik Pengumpul Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini data dikumpulkan dengan teknik
observasi langsung dan pengukuran.
Menurut Mahmud (2011:170) “Observasi langsung (direct
observation), adalah observasi yang dilakukan tanpa perantara terhadap objek
yang diteliti, seperti mengadakan observasi langsung terhadap proses belajar
mengajar di kelas”.
Alat Pengumpul Data
Igak Wardani, dkk (2007:2.21) mengemukakan “Alat pengumpul data
dapat berupa tape recorder, foto, slide, lembar observasi dan sebagainya”.
5
Dalam penelitian tindakan kelas ini, alat pengumpul data yang digunakan
dalam penelitian adalah lembar observasi dan tes.
a. Lembar Observasi
Lembar observasi terdiri atas lembar observasi peserta didik dan lembar
observasi guru.Lembar observasi peserta didik berisi indikator-indikator
aktivitas belajar yang diamati terhadap peserta didik. Lembar observasi
guru terdiri atas lembar penilaian kemampuan guru dalam merancang
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) atau IPKG 1 dan lembar
penilaian kemampuan guru dalam melaksanakan rancangan
pembelajaran dan lembar observasi untuk siswa mengamati gambar dan
mengolompokkan gambar sesuai dengan pembelajaran.
b. Tes
Alat pengumpul data pada pengukuran hasil belajar peserta didik berbentuk
tes.“Tes secara harfiah diartikan alat ukur berupa sederetan pertanyaan
atau latihan yang digunakan untuk mengukur kemampuan, tingkah laku,
potensi,
prestasi
sebagai
hasil
pembelajaran”
(Hamdani,
2011:298).Dalam penelitian ini, bentuk tes yang digunakan adalah
pilihan ganda dan jenis tesnya tertulis.
Analisis Data
Menurut Iskandar (2011:75), dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas ada dua jenis data yang dikumpulkan, yaitu:
a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar peserta didik) dapat
dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti
menggunakan analisis statistik deskriptif. Misalnya, mencari
nilai rata-rata, persentase keberhasilan belajar, dan lain
sebagainya.
b. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk
kalimat yang memberikan gambaran tentang ekspresi peserta
didik berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap suatu
mata pelajaran (kognitif) pandangan atau sikap (apektif),
aktivitas peserta didik mengikuti pelajaran, perhatian,
antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar,
dapat dianalisis secara kualitatif.
Sejalan dengan pendapat di atas, teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu:
a. Data penilaian kemampuan guru menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) atau IPKG 1 dan data dari penilaian kemampuan guru
melaksanakan pembelajaran atau IPKG 2 serta data hasil belajar peserta didik
dalam penelitian ini dianalisis dengan rumus rata-rata, yaitu:
Keterangan:
M = rata-rata yang dicari
Ʃ X = jumlah semua nilai
6
N = jumlah subjek keseluruhan
(Sugiyono, 2013:185)
b. Data dari pengamatan terhadap indikator aktivitas belajar peserta didik
dianalisis dengan rumus persentase, yaitu:
Keterangan:
P = Angka persentase
fx = peserta didik yang beraktivitas
N = Jumlah peserta didik
M = ƩX
N
P = fx x 100%
N
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Data yang diperoleh dalam penelitian Tindakan kelas ini adalah data
tentang aktivitas belajar peserta didik yang terdiri dari aspek peserta didik yang
aktif secara fisik (mengaktifkan panca indera yang dimiliki),peserta didik yang
aktif secara mental(adanya keterlibatan intelektual),dan peserta didik yang aktif
secara emosional (adanya keterlibatan kejiwaan dan perasan untuk aktif dalam
proses pembelajaran). Semua aspek tersebut terdapat dalam indikator kinerja
aktifitas belajar yang diperoleh dari observasi awal, siklus I,siklus II dan silus III
Data-data yang diperoleh kemudian di analisis menggunakan perhitungan
persentase.Langkah-langkah pelaksanaan pengamatan awal (observasi
awal),yaitu:
1. Persiapan dan perencanaan lembar observasi awal (Base line)
a. Menyimpan lembar observasi awal.
b. Berkoordinasi dengan guru kolaborator mengenai waktu pelaksanaan
observasi awal.
c. Menginformasikan waktu observasi observer.
Tabel 1
Hasil Observasi Awal
Indikator Aktivitas Belajar
Presentase
7
Rata-rata Aktivitas Belajar
31,82%
Berdasarkan data observasi yang telah diperoleh mengenai aktivitas
belajar peserta didik yang dijabarkan menjadi aktivitas fisik, aktivitas mental
dan aktivitas emosional.Ketiga jenis aktifitas belajar tersebut dijabarkan lagi
menjadi indikator kinerja pada setiap aspek yang diamati. Berikut ini akan
dijelaskan hasil observasi setiap jenis aktivitas belajar dan hasil belajar peserta
didik.Pada indikator aktifitas fisik, terbagi menjadi 3 indikator kinerja, yaitu
peserta didik yang aktif mencatat,peserta didik yang mendengarkan penjelasan
guru dan pesrta didik yang membaca materi pembelajaran. Hasil penelitian
yang telah diperoleh sudah tercapai, yaitu rata – rata persentase base line
46,97% meningkat menjadi 72.73% pada siklus I. Adapun selisih persentase
lebih jelas seperti di bawah ini.
1) Peserta didik yang aktif mencatat pada base line sebesar 31,82%
sedangkan pada siklus pertama meningkat menjadi 68,18% terdapat
selisih sebesar 36,36%
2) Peserta didik yang mendengar penjelasan guru pada base line sebesar
81,82% sedangkan pada siklus pertama meningkat menjadi 86,36%
terdapat selisih sebesar 4,54%.
3) Peserta didik yang membaca materi pembelajaran pada base line sebesar
27,27% sedangkan pada siklus pertama meningkat menjadi 63,64%
terdapat selisih sebesar 36,37%.
a. Pada indikator aktivitas mental, terbagi menjadi 4 indikator kinerja, yaitu
peserta didik yang mengajukan pertanyaan,peserta didik yang dapat
menjawabpertanyaan dari temannya, peserta didik yang mengklarifikasi
pertanyaannya dari teman, dan peserta didik yang dapat menyimpulkan materi
yang telah di peroleh tercapai, yaitu dari base line 28.41% menjadi 43.18%
pada siklus I. Adapun selisih presentase lebih jelas seperti di bawah ini.
1) Peserta didik yang mengajukan pertanyaan pada base line sebesar
18.18% sedangkan Pada siklus pertama meningkat menjadi 31,82%
terdapat selisih ssebesar 13,64%.
2) Peserta didik yang dapat menjawab pertanyaan dari temannya
pada base line sebesar 36,36% sedangkan pada siklus pertama
meningkat menjadi 54,55% terdapat selisih sebesar 18.19%.
3) Peserta didik yang mengklarifikasi pertanyaan dari temannya pada base
linesebesar 13,64% sedangkan pada siklus pertama meningkat menjadi
27,27% terdapat selisih sebesar 13,63%.
4) Peserta didik yang dapat menyimpulkan materi yang telah dipelajarai
pada base line sebesar 45,45% sedangkan pada siklus pertama meningkat
menjadi 59,09% terdapat selisih sebesar 13.64%
b. Pada indikator aktivitas emosional, terbagi menjadi 4 indikator kinerja, yaitu
peserta didik yang merasa senang mengikuti pembelajaran,peserta didik yang
8
bersungguh – sungguh mengikuti pembelajaran, peserta didik yang
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan peserta didik yang tenang
mengikuti pembelajaran. Hasil penelitian yang diperoleh telah tercapai, yaitu
dari base line 26% menjadi 54.40% pada siklus 1. Adapun selisih persentase
lebih jelas seperti di bawah ini.
1) Peserta didik yangmerasa senang mengikuti pembelajaran pada base line
sebesar 13,64 %, sedangkan pada siklus pertama meningkat menjadi
45.45% terdapat selisih sebesar 31,81%.
2) Peserta didik yang bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran pada
base line sebesar 22.73% sedangkan pada siklus pertama meningkat
menjadi 45,45% terdapat selisih sebesar 22.72%.
3) Peserta didik yang bersemangat mengikuti pembelajaran pada base line
sebesar22.73% sedangkan pada siklus pertama meningkat menjadi
54,55% terdapat selisih sebesar 22,82%.
4) Peserta didikyang tenang dalam mengikuti pembelajaran pada base line
sebesar40,91% sedangkan pada siklus pertama meningkat menjadi
68,18% terdapat selisih sebesar 27,27%.
Tabel .2
Hasil Observasi Indikator Kinerja Aktivitas Belajar Peserta Didik
Skor
Aspek yang diamati
Base Line
Siklus III
Skor Rata-rata 46,97%
Siklus I
72,73%
Siklus II
89,39
89,45%
9
100%
91,44%
90,95%
84,42%
90%
74,73%
80%
64,50%
70%
56,40%
60%
50%
47,40%
64,52%
58,50%
44,20%
40%
29,40%30%
30%
20%
10%
0%
Base Line
Aktivitas Fisik
Siklus I
Aktivitas Mental
Siklus II
Siklus III
Aktivitas Emosional
Grafik 1
Aktifitas Belajar
Berdasarkan grafik diatas terjadi peningkatan aktivitas fisik, aktivitas
emosional, aktivitas mental pada tiap siklusnya. Aktivitas fisik dari base line
47,40% meningkat menjadi 74,73% pada siklus 1,meningkat menjadi 90,95%
pada siklus 2,meningkat menjadi 91,94 % pada siklus 3. Aktivitas mental dari
base line 29,40% meningkat menjadi 44,20 pada siklus 1,meningkat menjadi
64,50% pada siklus 2,meningkat menjadi 64,52% pada siklus 3. Aktivitas
emosional meningkat dari base line 30% meningkat 56,40% pada siklus 1,
meningkat menjadi 58,50% pada siklus 2,meningkat menjadi 84,42 pada siklus
3.
10
Tabel 3
Rekapitulasi Aktivitas belajar peserta didikdengan Menggunakan Model Picture
And Picture
Aspek yang diamati
Base Line
siklus 1
siklus 2
Aktivitas Fisik
72,73%
89,39%
Aktivitas Mental43,18%
Aktivitas Emosional
53,41%
62,50%
siklus 3
89,9%
64,60%
81,82% 84,42%
Berdasarkan data observasi yang telah diperoleh mengenai aktivitas
belajar peserta didik yang dijabarkan menjadi aktivitas fisik, aktivitas mental dan
aktivitas emosional. Ketiga jenis aktifitas belajar tersebut dijabarkan lagi menjadi
indikator kinerja pada setiap aspek yang diamati. Berikut ini akan dijelaskan
hasil observasi setiap jenis aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik.
c. Pada indikator aktifitas fisik, terbagi menjadi 3 indikator kinerja, yaitu peserta
didik yang aktif mencatat,peserta didik yang mendengarkan penjelasan guru
dan pesrta didik yang membaca materi pembelajaran. Hasil penelitian yang
telah diperoleh sudah tercapai, yaitu rata – rata persentase base line 46,97%
meningkat menjadi 72.73% pada siklus I. Adapun selisih persentase lebih
jelas seperti di bawah ini.
4) Peserta didik yang aktif mencatat pada base line sebesar 31,82%
sedangkan pada siklus pertama meningkat menjadi 68,18% terdapat
selisih sebesar 36,36%
5) Peserta didik yang mendengar penjelasan guru pada base line sebesar
81,82% sedangkan pada siklus pertama meningkat menjadi 86,36%
terdapat selisih sebesar 4,54%.
6) Peserta didik yang membaca materi pembelajaran pada base line sebesar
27,27% sedangkan pada siklus pertama meningkat menjadi 63,64%
terdapat selisih sebesar 36,37%.
d. Pada indikator aktivitas mental, terbagi menjadi 4 indikator kinerja, yaitu
peserta didik yang mengajukan pertanyaan,peserta didik yang dapat
menjawabpertanyaan dari temannya, peserta didik yang mengklarifikasi
pertanyaannya dari teman, dan peserta didik yang dapat menyimpulkan materi
11
1)
2)
3)
4)
yang telah di peroleh tercapai, yaitu dari base line28.41% menjadi 43.18%
pada siklus I. Adapun selisih presentase lebih jelas seperti di bawah ini.
Peserta didik yang mengajukan pertanyaan pada base line sebesar 18.18%
sedangkan Pada siklus pertama meningkat menjadi 31,82% terdapat selisih
ssebesar 13,64%.
Peserta didik yang dapat menjawab pertanyaan dari temannya pada
base line sebesar 36,36% sedangkan pada siklus pertama meningkat
menjadi 54,55% terdapat selisih sebesar 18.19%.
Peserta didik yang mengklarifikasi pertanyaan dari temannya pada base
linesebesar 13,64% sedangkan pada siklus pertama meningkat menjadi
27,27% terdapat selisih sebesar 13,63%.
Peserta didik yang dapat menyimpulkan materi yang telah dipelajarai pada
base line sebesar 45,45% sedangkan pada siklus pertama meningkat menjadi
59,09% terdapat selisih sebesar 13.64%
Pada indikator aktivitas emosional, terbagi menjadi 4 indikator kinerja, yaitu
peserta didik yang merasa senang mengikuti pembelajaran,peserta didik yang
bersungguh – sungguh mengikuti pembelajaran, peserta didik yang
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan peserta didik yang tenang
mengikuti pembelajaran. Hasil penelitian yang diperoleh telah tercapai, yaitu
dari base line 26% menjadi 54.40% pada siklus 1.Adapun selisih persentase
lebih jelas seperti di bawah ini.
1) Peserta didik yangmerasa senang mengikuti pembelajaran pada base line
sebesar 13,64 %, sedangkan pada siklus pertama meningkat menjadi
45.45% terdapat selisih sebesar 31,81%.
2) Peserta didik yang bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran pada
base line sebesar 22.73% sedangkan pada siklus pertama meningkat
menjadi 45,45% terdapat selisih sebesar 22.72%.
3) Peserta didik yang bersemangat mengikuti pembelajaran pada base line
sebesar22.73% sedangkan pada siklus pertama meningkat menjadi
54,55% terdapat selisih sebesar 22,82%.
4) Peserta didikyang tenang dalam mengikuti pembelajaran pada base line
sebesar40,91% sedangkan pada siklus pertama meningkat menjadi
68,18% terdapat selisih sebesar 27,27%.
12
Tabel 4
Hasil Observasi Indikator Kinerja Aktivitas Belajar Peserta didik
Aspek yang diamati
Base Line
siklus 1
siklus 2
siklus 3
Aktivitas Fisik
72,73%
89,39%
89,9%
Aktivitas Mental
43,18%
62,50%
64,60%
53,41%
81,82%
84,42%
Aktivitas Emosional
Berdasarkan data observasi yang telah diperoleh mengenai aktivitas
belajar peserta didik yang dijabarkan menjadi aktivitas fisik, aktivitas mental dan
aktivitas emosional. Ketiga jenis aktifitas belajar tersebut dijabarkan lagi menjadi
indikator kinerja pada setiap aspek yang diamati. Berikut ini akan dijelaskan
hasil observasi setiap jenis aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik.
a) Pada indikator aktifitas fisik, terbagi menjadi 3 indikator kinerja, yaitu peserta
didik yang aktif mencatat, peserta didik yang mendengarkan penjelasan guru
dan peserta didik yang membaca materi pembelajaran. Hasil Penelitian yang
telah diperoleh pada pelaksanaan siklus 1 ke -2 meningkat, peserta
didikhadir semua dalam kegiatan pembelajaran sehingga tidak mempengaruhi
hasil presentase, dari tiap indikator dengan rata-rata persentase siklus 1
72,73% dan pada siklus 2 naik menjadi 89,39% ada pun selisih persentase
lebih jelas senagai berikut:
1) Peserta didik yang aktif mencatat pada siklus pertamasebesar 68,18%
sedangkan pada siklus kedua naik menjadi 90,91% terdapat selisih
sebesar 22,75%.
2) Peserta didik yang mendengarkan penjelasan guru pada siklus Isebesar
86,36% sedangkan pada siklus kedua meningkat menjadi 95,45%
terdapat selisih sebesar 9,09%.
3) Peserta didik yang membaca materi pembelajaran pada siklus I sebesar
63,64% sedangkan pada siklus kadua menjadi 81,82% terdapat selisih
sebesar 18,18%.
b) Pada indikator aktivitas mental, terbagi menjadi 4 indikator kinerja, yaitu
peserta didik yang mengajukan pertanyaan, peserta didik yang dapat
13
menjawab pertanyaan dari temannya, peserta didik yang mengklarifikasi
pertanyaannya dari temannya danpeserta didik yang dapat menyimpulkan
materi yang telah dipelajari, yaitu dari siklus ke-1 43,18% menjadi 62,50%
pada siklus ke- 2. Adapun selisih presentase lebih jelas seperti di bawah ini.
1) Peserta didik yang mengajukan pertanyaan pada siklus pertama sebesar
31,82% sedangkan pada siklus kedua meningkat menjadi 54,55% terdapat
selisih sebesar 22,73%.
2) Peserta didik yang dapat menjawab pertanyaan dari temannya
pada siklus pertama sebesar 54,55% sedangkan pada siklus
kedua meningkat menjadi 81,82% terdapat selisih sebesar
27,27%.
3) Peserta didik yang mengklarifikasi pertanyaan dari teman pada pada
siklus pertama sebesar 27,27% sedangkan pada siklus kedua meningkat
menjadi 45,45% terdapat selisih sebesar 18,18%.
4) Peserta didik yang dapat menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada
siklus pertama sebesar 59,09% sedangkan pada siklus kedua meningkat
menjadi 68.18% terdapat selisih sebesar 9,09%.
c. Pada indikator aktivitas emosional, terbagi menjadi 4 indikator kinerja, yaitu
peserta didik yang merasa senang mengikuti pembelajaran, peserta didik yang
bersungguh – sungguh mengikuti pembelajaran, siswa bersemangat mengikuti
pembelajaran dan peserta didik yang tenang dalam mengikuti pembelajaran.
Hasil penelitian yang telah diperoleh meningkat karena pada pelaksanaan
siklus ke -2 hadir semua sehingga tidak mempengaruhihasil presentase, yaitu
dari rata – rata hasil persentase siklus 1 dari 53,41% meningkat menjadi
81,82% pada siklus 2. Adapun gambaran persentase lebih jelas seperti di
bawah ini.
1) Peserta didikyang merasa senang mengikuti pembelajaran pada siklus
pertamasebesar 45,45% sedangkan pada siklus kedua naik menjadi
68,18% terdapat selisih sebesar 22,73%.
2) Peserta didikyang bersungguh – sungguh mengikuti pembelajaran pada
siklus pertama sebesar45,45% sedangkan pada siklus kedua naik menjadi
72,73% terdapat selisih sebesar 27,28%.
3) Peserta didik yang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran pada
siklus pertama sebesar 54,55% sedangkan pada siklus kedua naik
menjadi 90,91% terdapat selisih sebesar 36,36%.
4) Peserta didik yang tenamg dalam mengikuti pembelajaran pada siklus
pertama 68,18% sedangkan pada siklus kedua naik menjadi 95,45%
terdapat selisih sebesar 27,27%
14
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarakan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : (1)
eningkatan aktivitas fisik dengan model picture and picture dalam pembelajaran
IPS pada peserta didik kelas IV SD Negeri 06 Delta Pawan Kabupaten Ketapang,
dari base line 47,40% meningkat jadi 91,44% pada siklus 3. (2) Peningkatan
aktivitas mental dengan model picture and picture dalam pembelajaran IPS pada
peserta didik kelas IV SD Negeri 06 Delta Pawan Kabupaten Ketapang, dari base
line 29,40% meningkat jadi 64,52% pada siklus 3. (3) Peningkatan emosional
dengan model picture and picture dalam pembelajaran IPS pada peserta didik
kelas IV SD Negeri 06 Delta Pawan Kabupaten Ketapang, dari base line 30%
meningkat menjadi 84,42% pada siklus 3
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini dapat
disarankan hal-hal sebagai berikut : (1) Proses pembelajaran yang dirancang guru
seharusnya dapat melibatkan peserta didik secara fisik, secara mental dan
emosional. (2) Rendahnya aktivitas peserta didik dapat berdampak terhadap hasil
belajar peserta didik sehingga guru tidak saling menyalahkan peserta didik yang
tidak aktif atau malas – malasan ketika proses pembelajaran berlangsung tetapi
guru harus menilai kinerjanya sendiri terlebih dahulu. (3) Aktivitas belajar peserta
didik sangat diperlukan dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Oleh
karena itu, hendaknya guru dapat mengaktifkan peserta didik dengan
menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial terutama dengan menggunakan model picture and
picture agar pembelajaran lebih bermakna dan meningkatkan aktivitas belajar
peserta didik sehingga peserta didik dapat berpartisipasi langsung dalam proses
pembelajaran.
DAFTAR RUJUKAN
Dakir. A, dkk. Pendidikan IPS di Sekolah Dasar. Surakarta : Universitas Sebelas
Maret.
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/aktivitas-belajar-padamodel.html
http:elearning.unesa.ac.id/tag/tujuan-pembelajaran-ips-sd
Masnur Muslich. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : PT Bumi
Aksara.
15
Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Paul Suparno. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta :
Kanisius.
Ridwan Effendi dkk. 2007. Pengembangan Pendidikan IPS SD PJJ S1-PGSD. Dirjen
Dikti Departemen Pendidikan Nasional.
Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS).
Bandung : Bumi Aksara.
Slamet Widodo. 2004. Metodologi Penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University
Press.
Suharsimi Arikunto. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta :
Bumi Aksara.
Suryosubroto, B. 2001. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta
Sumardi Suryabrata.1984. Pengertian
belajar(Online).http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/
2Februari 2012).
http://isearch.avg.com/search?q=Noris+Harms+mengembangkan+tujuan+IPS
Leflon 1991. Pengertian Aktivitas Belajar Menurut Sri Rukmini . (Online).
(http://id.shvoong.com/tags/aktivitas-belajar-IPA-menurut-oemar-hamalik/
diakses pada tanggal 8 Maret 2012).
E. mulyasa 2007. Pemebelajaran-Model-Program-Pada-Mata-Pelajaran-IPS
(http://www.scribd.com/doc/30727759/Pemebelajaran-Model- Program-Pada-MataPelajaran-IPS diakses pada tanggal 8 Maret 2012)
16
Download