Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. Kawal Pantai Bintan Oleh : Nama N.I.M Jurusan : Ade Irmayani : 090462201009 : Akuntansi ABSTRAKSI CV. Kawal Pantai Bintan bergerak di bidang dagang, kegiatan utama CV. Kawal Pantai Bintan adalah pelayanan penyediaan bahan baku pangan (food supply) yang berasal dari alam, berupa ikan laut dalam. Setiap perusahaan yang memiliki manajemen yang baik dalam akuntansinya maka diperlukan pencatatan dan penilaian persediaan yang akurat sehingga menghasilkan laporan keuangan yang akurat sesuai dengan PSAK No.14, karena metode yang digunakan dalam mencatat dan menilai persediaan membantu pihak manajemen dalam membuat keputusan agar tidak terjadi kekurangan dan kelebihan barang sehingga selalu dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Jenis data yangdigunakan adalah data sekunder berupa data dokumentasi dari arsip-arsip perusahaan pada tahun 2012. Kemudian data yang telah kumpulkan dari perusahaan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasi, menginterpretasikan, mengolah dan menganalisis data sehingga diperoleh gambaran masalah yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya Akuntansi Persediaan pada CV. Kawal Pantai Bintan belum sesuai dengan PSAK Nomor 14 (Revisi 2008), seperti tidak adanya biaya persediaan, biaya lain-lain dan biaya konversi pada pengukuran persediaan, biaya standar pada Teknik pengukuan biayanya, tidak ada pemulihan kembali pada pengakuan sebagai beban dan tidak adanya penurunan nilai, pemulihan dari setiap terjadinya penurunan nilai, dan peristiwa setiap terjadinya pemulihan nilai pada Pengungkapan dalam laporan keuangannya, adapun yang sesuai dengan PSAK Nomor 14 (revisi 2008) yaitu, biaya pembelian, biaya persediaan pemberi jasa pada pengukuran persediaan, metode eceran pada Teknik pengukuran biaya, menggunakan metode penilaian FIFO pada rumus biaya, dan jika persediaan barang dijual harus diakui sebagai beban pada periode pendapatan, seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian pada pengakuan sebagai beban. Kata Kunci : Akuntansi Persediaan, PSAK 14 (Revisi 2008) 1 A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi merupakan control dan juga berfungsi sebagai alat untuk mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola persediaan. Dalam perhitungan rugi laba, nilai persediaan mempengruhi besarnya harga pokok sehingga mempengaruhi laba operasioal perusahaan. Sebaliknya dalam neraca, persediaan akhir tercatat dalam aktiva lancar. Oleh sebab itu dalam penyusunan laporan keuangan persediaan merupakan hal yang sangat penting. Semakin besar suatu perusahaan, maka semakin besar pula organisasi perusahaan. Sehingga semakin besar pula pendelegasian wewenang yang harus dilakukan. Dalam mengontrol pendelegasian wewenang dan tanggungjawab tersebut haruslah dibentuk akuntansi persediaan yang dapat menjamin keamanan persediaan. CV. Kawal Pantai Bintan adalah perusahaan yang bergerak dibidang usaha perdagangan, dimana barang-barang yang dijual oleh perusahaan tersebut berupa bahan mentah atau bahan baku. Kegiatan CV. Kawal Pantai Bintan adalah dalam pelayanan penyediaan bahan baku pangan (food supply) dan catering untuk masyarakat pada umumnya dan untuk pabrik, perkantoran, hotel dan lain-lain. Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan mendatangkan barang-barang melalui prosedur penerimaan, pemprosesan, penyimpanan dan pengeluaran persedian yang semua kegiatan tersebut memerlukan pengawasan yang memadai terhadap persediaan tersebut, sehingga tujuan perusahaan untuk mencapai laba yang optimal dapat terwujud. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. Kawal Pantai Bintan”. 2. Rumusan Masalah Apakah Akuntansi persediaan pada CV. Kawal Pantai Bintan sudah sesuai dengan PSAK No.14? 3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah Akuntansi Persediaan pada CV. Kawal Pantai Bintan sudah sesuai dengan PSAK No.14. 4. Sistematika Penulisan Penelitian BAB I : Dalam bab ini dijabarkan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Bab ini akan menguraikan kerangka teoretik yang berhubungan dengan variabel penelitian, dan penelitian terdahulu. BAB III : Bab ini menguraikan tentang Metode Penelitian, Lokasi Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, Analisa Data. BAB IV : Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian BAB V : Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran B. Tinjauan Teori dan Hipotesis 1. Pengertian Persediaan Barang Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No.14 paragraf 05 (2008:14.2) memberikan definisi persediaan sebagai berikut : Persediaan digunakan untuk menyatakan barang berwujud seperti : Persediaan adalah asset : a. tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa; 2 b. dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. 2. Pengertian Akuntansi Menurut American Accounting Association yang diterjemahkan oleh Soemarso (2007 : 3) bahwa akuntansi adalah proses mendefinisikan, mengatur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. C. Metode Penelitian 1. Pengumpulan Data Teknik ataupun metode pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer maupun sekunder. Sumber primer merupakan sumber data yang memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder adalah sumber data yang secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalkan melalui dokumen atau arsip (Sumarni dan Salamah 2006 : 85). Dalam penelitian ini ada 3 teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan cara : a. Observasi, dimana metode ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang diteliti dengan menggunakan instrumen berupa pedoman penelitian dalam bentuk lembar pengamatan atau lainnya (Umar, 2007 : 87). Teknik ini dilakukan guna mengumpulkan data-data berupa data dokumentasi tentang prosedur pengiriman dan penerimaan barang dagang seperti ikan yang merupakan hasil tangkapan yang di akan eskpor dan dijual oleh CV. Kawal Pantai Bintan, faktur-faktur pengiriman dan penjualan dan hal-hal yang berhubungan dengan pencatatan akuntansi persediaan ikan pada CV. Kawal Pantai Bintan. b. Wawancara/Interview, yang digunakan untuk studi pendahuluan dalam menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2010:194). c. Studi Literatur (Kepustakaan), merupakan teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan, membaca dan mengkaji dokumen, buku-buku yang relevan baik yang dibeli maupun yang ada diperpustakaan provinsi kepulauan riau. 2. Analisis Data Data yang peneliti kumpulkan dari perusahaan selanjutnya dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu data yang sudah diperoleh dijelaskan dengan kata-kata yang sistematis sehingga penelitian dapat diterangkan secara objektif. Metode deskriptif merupakan metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasi, menginterpretasikan, mengolah dan menganalisis data sehingga diperoleh gambaran masalah yang diteliti. Analisis dilaksanakan dengan cara menelaah seluruh data yang tersedia yang bersumber dari pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, wawancara dan sebagainya. Selain itu digunakan juga PSAK No. 14 sebagai panduan dan menggunakan teori-teori mengenai akuntansi persediaan untuk menganalisis perlakuan akuntansi persediaan yang diterapkan oleh CV. Kawal Pantai Bintan apakah telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Melalui seluruh data yang didapat dan semua teori yang mendukung maka dilakukan pembahasan sehingga dapat ditarik kesimpulan dan saran. 3 D. Pembahasan 1. Jenis – Jenis Persediaan Persediaan barang dagangan pada CV. Kawal Pantai Bintan adalah meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan. Hal ini sesuai dengan PSAK 14 (Revisi 2008) dalam paragraf 7 (14.3) menyatakan bahwa persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali, misalnya, barang dagangan dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali. 2. Metode Pencatatan Persediaan CV. Kawal Pantai Bintan menggunakan sistem perpetual. Dengan menggunakan sistem ini maka perusahaan akan senantiasa mengetahui saldo persediaan yang ada pada saat tertentu dengan cara melihat buku persediaan (buku tekong) dan juga memberikan kemudahan dalam melakukan pengawasan persediaan barang yang ada dalam gudang. Setiap barang yang didistribusikan oleh CV. Kawal Pantai Bintan terlebih dahulu harus dicatat dalam buku besar persediaan. Pencatatan persediaan ini sangat penting karena menyangkut seluruh aktifitas perusahaan juga berpengaruh pada penyusunan laporan keuangan. Apabila pencatatan persediaan dilakukan dengan tepat, maka laporan keuangan tersebut dapat disajikan dengan benar. Dengan penerapan sistem pencatatan perpetual, pencatatan dilakukan secara terus menerus tiap terjadi transaksi persediaan. Persediaan yang ada disesuaikan dengan jumlah pemesanan dari konsumen. Jika persediaan belum mencukupi dengan jumlah permintaan maka ikan akan diendapkan paling lama satu minggu agar ikan tidak mengalami penurunan kualitas daging. Jadi dengan melihat sistem pencatatan yang diterapkan oleh CV. Kawal Pantai Bintan, dapat diketahui bahwa perusahaan telah melaksanakan sistem pengawasan yang memadai terhadap persediaan barang dagangan yang dimiliki. 3. Metode Penilaian Persediaan Berdasarkan penelitian, CV Kawal Pantai Bintan menggunakan metode FIFO (First In First Out), Perusahaan menggunakan metode FIFO ini untuk memudahkan penghitungan cost. Hal ini dikarenakan barang yang di beli lebih dahulu (masuk) adalah barang yang paling dulu dijual (keluar). Dengan demikian barang-barang yang ada dalam persediaan, berasal dari pembelian-pembelian yang terakhir karena barang-barang yang berasal dari pembelian sebelumnya telah dijual (dikeluarkan). Dalam metode ini persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling akhir oleh karenanya, barang-barang yang dibeli pertama kali adalah barangbarang pertama yang dijual dan barang-barang sisa di tangan (persediaan akhir) diasumsikan untuk biaya akhir. Karenanya untuk penentuan pendapatan, biaya-biaya sebelumnya di cocokkan dengan pendapatan dan biaya-biaya yang baru digunakan untuk penilaian laporan neraca. Metode ini konsisten dengan arus biaya aktual, sejak pemilik barang dagang mencoba untuk menjual persediaan lama pertama kali. Sedangkan sisa dari persediaan akan diecerkan ke penjual ikan yang ada Pacar Bintan Centre Tanjungpinang. Dengan demikian tidak ada kejadian pendendapan ikan yang terlalu lama di gudang, karena pengendapan terlalu lama akan menyebabkan penurunan kualitas dading ikan yang berpengaruh terhadap harga jual sehingga mengurangi pendapatan CV. Kawal Pantai Bintan. 4 4. Penyajian Dalam Laporan Keuangan Persediaan akhir barang dagangan pada CV. Kawal Pantai Bintan telah tercantum dalam laporan rugi labakhususnya pada bagian harga pokok penjualan. Nilai persediaan pada laporan rugi laba ini adalah cukup tinggi mengingat CV. Kawal Pantai Bintan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha dagang yang investasi terbesarnya terletak pada persediaan barang dagangan. Dalam laporan laba rugi CV. Kawal Pantai Bintan, persediaan barang dagangan akan muncul dalam harga pokok penjualan yang terdiri dari : persediaan awal ditambahkan dengan pembelian periode tersebutsehingga diperoleh barang yang tersedia untuk dijual. Kemudian dikurangkan dengan nilai dari persediaan akhir pada tahun periode berjalan sehingga bisa diperoleh harga pokok penjualannya (HPP). Jika penjualan bersih dikurangkan dengan harga pokok penjualan maka laba kotor operasi perusahaan bisa didapatkan hasilnya seperti yang terlihat pada laporan rugi laba. Nilai persediaan yang tercantum dalam laporan keuangan adalah merupakan nilai persediaan akhir pada laporan laba rugi CV. Kawal Pantai Bintan tahun 2012. Dapat disimpulkan penyajian persediaan dalam laporan keuanganCV. Kawal Pantai Bintan telah sesuai PSAK Nomor 14, dimana persediaan disajikan pada laporan rugi laba yaitu pada bagian harga pokok penjualan, dan dalam neraca persediaan dapat disajikan dalam aktiva lancar. Berikut disajikan data harga pembelian dan penjualan ikan oleh CV. Kawal Pantai Bintan : Tabel 4.1. Harga Pembelian dan Penjualan IkanLuar Negeri (Ekspor/Kg) Harga Beli No. Jenis Ikan Maret s/d Agustus September s/d Februari 1 Ikan Tongkol Putih 10.000 2 Ikan Pari Minki 8.000 3 Ikan Pari Air 12.000 4 Ikan Pari Pasir 15.000 5 Ikan Jahan 10.000 6 Ikan Merah 25.000 Sumber : CV. Kawal Pantai Bintan, 2012 15.000 10.000 15.000 20.000 15.000 32.000 Harga Jual Maret s/d Agustus September s/d Februari Ikan Beku 24.000 24.000 32.000 36.000 32.000 60.000 30.000 30.000 39.000 42.000 39.000 70.000 26.000 26.000 35.000 38.000 35.000 65.000 5 Tabel 4.2. Harga Pembelian dan Penjualan Ikan Dalam Negeri (Domestik/Kg) Harga Beli Harga Jual Maret September s/d s/d Agustus Februari Maret s/d Agustus September s/d Februari Ikan Beku Ikan Kembung 12.000 16.000 18.000 22.000 - 2 Ikan Kaci 20.000 25.000 28.000 33.000 - 3 Ikan Tukak 9.000 12.000 13.000 16.000 - 4 Ikan Sebelah 8.000 10.000 12.000 15.000 - 5 Ikan Selikur 10.000 14.000 15.000 19.000 - 6 Ikan Selar 15.000 20.000 19.000 27.000 - 7 Ikan Pinang 8.000 12.000 12.000 16.000 - 8 Ikan Tongkol Merah 6.000 10.000 10.000 14.000 - 9 Ikan Tongkol Putih 10.000 15.000 14.000 19.000 - 10 Ikan Merah 25.000 32.000 40.000 55.000 - No. Jenis Ikan 1 Sumber : CV. Kawal Pantai Bintan, 2012 Berdasarkan data di atas dapat dilakukan analisis pendapatan dari penjualan ikan oleh CV. Kawal Pantai Bintan. Analisis laba bersih penjualan ikan dalam satu tahun : CV.Kawal Pantai Bintan LAPORAN RUGI / LABA PER 01 Januari - 31 Desember 2012 PENJUALAN Penjualan Luar Negeri Penjualan Dalam Negeri Jumlah Penjualan Rp Rp Rp 19,951,000,000 4,424,548,000 24,375,548,000 HARGA POKOK PENJUALAN Laba Kotor / Laba Usaha Rp Rp (11,284,488,000) 13,091,060,000 6 Biaya Operasional Biaya Pengiriman Biaya Umum & Adminsitrasi Biaya Gaji/Upah Biaya Listrik Biaya Telepon Biaya Air Biaya Pembelian Es/Pendingin Total Biaya Operasional Biaya Non Operasional Biaya Penyusutan Gedung Biaya Perawatan Gedung Biaya Perawatan Box Ikan Total Biaya Non Operasional Total Biaya LABA BERSIH Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 869,759,000 269,398,000 799,800,000 587,844,000 120,587,000 39,764,000 1,937,600,000 4,624,752,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 150,962,000 362,867,000 38,500,000 552,329,000 (5,177,081,000) 7,913,979,000 Berdasarkan analisis Laporan Rugi/Laba di atas diperoleh laba bersih, yang cukup baik bagi perusahaankarena CV. Kawal Pantai Bintan selalu melakukan pengontrolan terhadap kualitas ikan yang diekspor kepada konsumen di Singapura dan Malaysia dan pasar lokal Tanjungpinang. Demikian halnya sisa stok yang dijual eceran ke konsumen di Pasar Bintan Centre Tanjungpinang. Pengendalian persediaan selalu dilakukan oleh bagian gudang terhadapikan yang masuk dari nelayan segera dikemas dalam box yang diberi es untuk menjaga kualitas daging ikan. Kemudian bagian gudang akan langsung mengirimkan sejumlah box ikan ke konsumen sesuai dengan permintaan, sedangkan sisanya akan disimpan dalam gudang sebagai persediaan dan sebagian sisa ikan akan diolah menjadi ikan beku untuk menjaga persediaan pada saat terjadinya musim tidak melaut, sehingga jika terjadi pemesanan ikan maka masih ada stok ikan beku yang dapat dikirimkan ke konsumen. Walaupun harga ikan beku lebih rendah daripada harga ikan segar, jumlah persediaan diakui sebagai biaya selama periode berjalan, perusahaan memiliki persediaan atau modal yang melebihi dari kewajiban atau hutang, total jumlah harga persediaan menurut jenis ikannya dicatat dalam rincian harga pokok penjualan Untuk memperoleh laba yang maksimal, CV. Kawal Pantai Bintan selalu melakukan pengecekan pada persediaan ikan-ikan yang akan dikirim. Pengendapan ikan-ikan di gudang maksimal tujuh hari (1 minggu) untuk jenis ikan segar menjaga kualitas ikan yang akan dikirim. Sedangkan untuk ikan beku, diendapkan maksimal 2 bulan. Jika pengendapan dilakukan lebih dari waktu maksimal penyimpanan maka ikanikan yang akan dikirim mengalami pembusukan (rusak) sehingga daya jual mengalami penurunan sehingga mempengaruhi laba yang akan diperoleh dan juga mengurangi minat pembeli (konsumen) untuk membeli ikan pada CV. Kawal Pantai Bintan. 7 Analisis harga pokok penjualan (HPP) pada CV. Kawal Pantai Bintan dapat dilihat pada hasil perhitungan di bawah ini : Persediaan Awal Ikan Pari Air Segar Rp 296,100,000 Beku Rp 76,500,000 Ikan Pari Pasir Segar Rp 258,500,000 Beku Rp 110,000,000 Ikan Pari Minki Segar Rp 166,400,000 Beku Rp 66,200,000 Ikan Tongkol Putih Segar Rp 209,000,000 Beku Rp 97,500,000 Ikan Jahan Segar Rp 256,000,000 Beku Rp 136,000,000 Ikan Merah Segar Rp 543,500,000 Beku Rp 310,400,000 Pembelian Ikan Pari Air Ikan Pari Pasir Ikan Pari Minki Ikan Tongkol Putih Ikan Jahan Ikan Merah Ikan Tongkol Merah Ikan Pinang Ikan Kembung Ikan Kaci Ikan Tukak Ikan Sebelah Ikan Selikur Ikan Selar Rp Rp Rp 1,252,400,000 1,604,000,000 615,800,000 Rp Rp Rp 1,284,000,000 1,155,500,000 2,990,025,000 Rp Rp Rp Rp Rp 205,338,000 242,976,000 380,160,000 618,045,000 248,544,000 Rp Rp Rp 102,950,000 327,710,000 478,640,000 Rp 2,526,100,000 Rp 11,506,088,000 8 Barang tersedia untuk dijual Persediaan Akhir Ikan Pari Air Segar Rp Beku Rp Ikan Pari Pasir Segar Rp Beku Rp Ikan Pari Minki Segar Rp Beku Rp Ikan Tongkol Putih Segar Rp Beku Rp Ikan Jahan Segar Rp Beku Rp Ikan Merah Segar Rp Beku Rp Harga Pokok Penjualan Rp 14,032,188,000 Rp 2,747,700,000 333,600,000 86,500,000 279,000,000 120,000,000 166,400,000 76,200,000 221,000,000 111,000,000 248,500,000 136,000,000 637,600,000 331,900,000 Rp 11,284,488,000 9 CV. Kawal Pantai Bintan Neraca Per 31 Desember 2012 Aktiva Lancar Kas Piutang Dagang Persediaan Perlengkapan Kantor Prlgk Gudang Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap Peralatan Box Akm. Peny. Box 1.348.790.000 1.418.854.000 2.747.700.000 138.273.000 131.125.000 5.784.742.000 Modal 6.951.622.000 Total Hutang + Modal 9.631.346.000 1.732.470.000 (35.760.000) 1.696.710.000 Freezer Akm. Peny. Freezer 1.483.270.000 (18.892.000) 1.464.382.000 Peralatan Kantor Akm. Peny. Kantor 699.729.000 (14.217.000) 685.512.000 Total Aktiva Aktiva Kewajiban Dan Modal Hutang Lancar Hutang dagang 2.679.724.000 9.631.346.000 10 Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, dapat dibuat suatu tabel perbandingan antara kegiatan akuntansi persediaan pada CV.Kawal Pantai Bintan dengan PSAK No.14 (Revisi 2008) sebagai berikut : Tabel 3. Analisis kesesuaian PSAK No. 14 (Revisi 2008) dengan hasil penelitian di CV. Kawal Pantai Bintan No Analisis 1 Pendefinisian PSAK No.14 Istilah Pendefinisian Persediaan adalah aset : a. tersedia untuk dijual kegiatan usaha biasa; b. dalam proses produksi penjualan tersebut ; atau CV.Kawal Pantai Bintan dalam a. CV. Kawal Pantai Bintan memiliki bahan mentah yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usahanya. Sesuai Tidak Sesuai √ untuk c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Definisi, persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali 2 Pengukuran 1. Pengukuran persediaan a. Biaya persediaan Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. b. Biaya pembelian Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh identitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, rabat dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian. Di CV. Kawal Pantai Bintan persediaan adalah ikan yang dibeli dari nelayan, disimpan dan untuk dijual kembali. √ √ CV. Kawal Pantai Bintan telah memperhitungkan segala jenis biaya yang timbul sampai persediaan berada di lokasi yang dicantumkan dalam ikhtisar rugi laba yang meliputi biaya persediaan seperti biaya es,biaya air. CV. Kawal Pantai Bintan telah memperhitungkan segala jenis biaya pembelian seperti biaya pembelian ikan dari nelayan. √ 11 c. Biaya konversi Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait unik yang diproduksi, misalnya biaya tenaga kerja langsung. Termasuk juga alokasi sistematis overhead produksi tetap dan variabel yang timbul dalam mengonversi bahan menjadi barang jadi. Overhead produksi tetap adalah biaya produksi tetap adalah biaya produksi tidak langsung yang relatif konstan, tanpa memerhatikan volume produksi yang dihasilkan seperti penyusutan dan pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik, dan biaya manajemen dan biaya administrasi pabrik. Overhead produksi variabel adalah biaya produksi tidak langsung yang berubah secara langsung, atau hampir secara langsung, mengikuti perubahan volume produksi, seperti bahan tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. d. Biaya Lain-Lain Biaya-biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. Misalnya, dalam keadaan tertentu diperkenankan untuk memasukkan overhead non produksi atau biaya perancangan produk untuk pelanggan tertentu sebagai biaya persediaan. e. Biaya Persediaan Pemberi Jasa Sepanjang pemberi jasa memiliki persediaan, mereka mengukur persediaan tersebut pada biaya produksinya. Biaya persediaan tersebut terutama meliputi biaya tenaga kerja dan biaya personalia lainnya yang secara langsung menangani pemberian jasa, termasuk personalia penyelia, dan overhead yang dapat diatribusikan. Biaya tenaga kerja dan biaya lainnya yang terkait dengan personalia penjualan Tidak ada √ Tidak ada √ Pada CV. Kawal Pantai Bintan biaya persediaan pemberi jasa terdiri dari biaya listrik, telepon, biaya penyusutan barang, Penyusutan gedung biaya perawatan box, biaya administrasi dan umum, gaji pegawai, dan upah buruh √ 12 dan administrasi umum tidak termasuk sebagai biaya persediaan tetapi diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Biaya persediaan pemberi jasa tidak termasuk marjin laba atau overhead yang tidak dapat diatribusikan yang sering merupakan faktor pembebanan harga oleh pemberi jasa. 2. Teknik Pengukuran a. Biaya Standar Biaya standar memperhitungkan tingkat normal penggunaan bahan dan perlengkapan, tenaga kerja, efisiensi dan utilisasi kapasitas. Biaya standar di-review secara reguler dan, jika diperlukan, direvisi sesuai dengan kondisi terakhir. b. Metode eceran Metode eceran seringkali digunakan dalam industri eceran untuk menilai persediaan dalam jumlah besar item yang berubah dengan cepat, dan memiliki marjin yang sama di mana tidak praktis untuk menggunakan metode penetapan biaya lainnya. Biaya persediaan ditentukan dengan mengurangi nilai jual persediaan dengan persentase marjin bruto yang sesuai. Persentase tersebut digunakan dengan memerhatikan persediaan yang telah diturunkan nilainya di bawah harga jual normal. Persentasi rata-rata sering digunakan untuk setiap departemen eceran. 3.Rumus Biaya a. Formula MPKP Mengasumsikan item persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga item yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian. √ Tidak ada biaya standar Biaya eceran karena barang yang diekspor adalah barang yang mudah rusak jadi harganya sewaktu-waktu bisa berubah dan turun sesuai dengan keadaan barang saat diterima oleh konsumen dan biaya tersebut disesuaikan dengan sesuai musim dan fluktuasi harga pasar, yang biasanya berubah mengikuti perubahan musim. √ Metode penilaian persediaan CV. Kawal Pantai Bintan menggunakan formula MPKP/FIFO (First In First Out) Rumus biaya tersebut telah sesuai dengan PSAK No. 14 yang menyatakan bahwa biaya persediaan harus dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP). √ 13 b. Dalam rumus biaya rata-rata tertimbang Biaya setiap item ditentukan berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari item yang serupa pada awal periode dan biaya item yang serupa yang dibeli atau diproduksi selama suatu periode. Perhitungan rata-rata dapat dilakukan secara berkala atau pada setiap penerimaan kiriman, tergantung pada keadaan entitas. 3 . Pengakuan Pengakuan sebagai beban a. Jika barang dalam persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. b. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi bersih dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. c. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi bersih, harus diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut. √ Tidak ada Pada CV.Kawal Pantai Bintan uang yang dikeluarkan untuk pembelian ikan pada nelayan telah dicatat dan diakui sebagai modal dagang ikan pada perode terjadinya pembelian ikan tersebut. Kemudian dari CV. Kawal Pantai Bintan ikan tersebut akan dijual kembali kepada konsumen dengan harga yg lebih besar dari pembelian. Dalam CV. Kawal Pantai Bintan apabila terjadinya penurunan harga jual ikan, penurunan harga diakui, hal ini bisa terjadi apabila terjadinya kerusakan kualitas ikan saat ikan diterima konsumen. √ √ √ Dalam CV. Kawal Pantai Bintan apabila terjadi kerusakan kualitas ikan maka ikan tersebut tidak bisa dipulihkan kembali dan persahaan mengakui kerusakan ikan dengan kerugiannya 14 4 Pengungkapan . Pengungkapan dalam Laporan Keuangan a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yan digunakan. Dalam CV. Kawal Pantai Bintan pengukuran persediaan menggunakan biaya pembelian dan dengan rumus MPKP/ FIFO √ b. Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas. Total jumlah harga persediaan menurut jenisnya dicatat. √ c. Jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Jumlah persediaan dicatat dengan nilai yang sebenarnya dikurangi dengan biaya operasional d. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan Jumlah persediaan yang diakui sebagai biaya selama periode berjalan. e. Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 32 Dalam CV. Kawal Pantai Bintan apabila terjadi penurunan harga jual ikan, maka kerugian tersebut akan diakui, hal ini bisa terjadi apabila terjadinya kerusakan kualitas saat ikan diterima konsumen, tetapi tidak diungkapkan di laporan keuangan. √ f. Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 32 Dalam CV. Kawal Pantai Bintan apabila terjadi kerusakan kualitas ikan maka ikan tersebut dihargai lebih rendah dari harga pembelian tidak bisa dipulihkan kembali dan tidak ada peningkatan kualitas ikan dan perusahaan mengakui kerusakan ikan dan kerugian. √ g. Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 32 Dalam CV. Kawal Pantai Bintan tidak ada pemulihan persediaan dikarenakan persediaan berupa ikan yang tidak bisa dipulihkan karena berupa ikan segar √ √ √ 15 h. Nilai tercatat diperuntukkan kewajiban persediaan yang sebagai jaminan Perusahaan memiliki persediaan yang nilainya diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban. √ E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya Akuntansi Persediaan pada CV. Kawal Pantai Bintan belum sesuai dengan PSAK Nomor14 (Revisi 2008), seperti tidak adanya biaya persediaan, biaya lain-lain dan biaya konverrsi pada pengukuran persediaan,biaya standar pada Teknik pengukuan biayanya, tidak ada pemulihan kembali pada pengakuan sebagai bebandan tidak adanya penurunan nilai, pemulihan dari setiap terjadinya penurunan nilai, dan peristiwa setiap terjadinya pemulihan nilai pada Pengungkapan dalam laporan keuangannya, adapun yang sesuai dengan PSAK Nomor 14 (revisi 2008) yaitu, biaya pembelian, biaya persediaan pemberijasa pada pengukuran persediaan, metode eceran pada Teknik pengukuran biaya, menggunakan metode penilaian FIFO pada rumusbiaya, dan jika persediaan barang dijual harus diakui sebagai beban pada periode pendapatan, seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian pada pengakuan sebagai beban. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan : a. CV.Kawal Pantai Bintan 1) Semestinya CV. Kawal Pantai Bintan menambah beberapa karyawan lagi untuk menghindari terjadinya peyelewengan dan menghindari terjadinya perangkapan tugas dan tanggung jawab. 2) CV. Kawal Pantai Bintan seharusnya mempunyai gudang yang dipisahkan dengan barang yang akan dikirim langsung dengan barang yang masih disimpan di gudang untuk memudahkan dalam pengecekan barang (persediaan). Diperlukan box-box yang baru karena box-box yang digunakan untuk menyimpan bahan baku tersebut sudah banyak yang rusak sehingga menganggu kualitas bahan baku. 3) CV. Kawal Pantai Bintan seharusnya melakukan pencatatan/pelaporan tentang penurunan nilai/harga jual saat terjadinya kerusakan kualitas dalam Laporan Rugi/Laba. 4) Sebaiknya CV.Kawal Pantai Bintan melakukan pencatatan pengungkapan dalam laporan keuangan dan membuat biaya standar dalam pengukuran biaya yang digunakan. b. Peneliti Yang Lain Diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini lebih lanjut dan meninjau kembali dari faktor-faktor lain yang berhubungan dengan akuntansi barang dagang. Karena dalam penelitian ini hanya terbatas pada akuntansi persediaan saja. 16 DAFTAR PUSTAKA Kieso, W. W. 2008. Akuntansi Intermediate Edisi I. Jakarta: Erlangga. Mulya, Hadari. 2010. Memahami Edisi Dasar. Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media. Mulyadi, 2008. Sistem Akuntansi. Cetakan Keempat. Jakarta : Salemba Empat. Munawir S. 2007. Akuntansi Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta. Mursyidi. 2010. Akuntansi Dasar. Bandung: Ghalia Indonesia. Priyambodo B. 2007. Manajemen Industri, edisi ke-1. Yogyakarta: Global Pustaka Utama . Rangkuti, Freddy. 2005. Great Sales Forecast For Marketing. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : alfabeta. Sadeli L. 2008. Dasar Dasar Akuntansi. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D”. Bandung : Alfabeta. Suharli, Michell. 2006. Akuntansi untuk Bisnis Jasa dan Dagang, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : Andi. Umar, Husein. 2007, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Warren, Carl S, James M, Reeve, Philip E. Fess, 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi ke21, Buku 1, Cetakan Pertama, Terjemahan Aria Farahmita, Amanugrahani, Taufik Hendrawan , Jakarta : Salemba Empat. Wasif, Said Khaerul, dan Muhammad Gade. 2010. Akuntansi Keuangan 1. Edisi 2. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Yamit, Zulian. 2005. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Ed. 1, cet. 4. Yogyakarta : Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Revisi 2008). Jakarta : Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Revisi 2008). Jakarta : Salemba Empat. 17