9 BAB II KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujuka kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonym dengan hetrogen. Adapun pesan-pesannya bersifat umum dan disampaikan secara cepat, serentak dan sepintas (khususnya media elektronik).4 Definisi komunikasi massa lainnya adalah dikemukakan oleh Gerbner, yaitu komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Dari definisi tersebut tergambar bahwa komunkasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi dimana produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap , misalnya harian, mingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan ini tidak dapat dilakukan oleh perorangan melainkan harus oleh lembaga dan 4 Oemi Abdurachman. Dasar-dasar Public Relation. PT. Citra Aditya Bakti. Hal 75 9 10 membutuhkan suatu teknologi tertentu sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri.5 2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Beberapa karakteristik komunikasi massa adalah adanya suatu organisasi yang kompleks dan formal dalam tugas operasionalnya pengiriman pesan, tidak hanya itu saja melainkan : 1. Adanya khalayak luas dan heterogen. 2. Isi pesan harus bersifat umum tidak dapat bersifat rahasia. 3. Komunikasi dilakukan dengan massa yang sangat heterogen dalam tingkat pendidikan, keadaan sosial, dan ekonomi maupun keadaan budayanya. 4. Setiap pesan mengalami kontrol sosial dalam arti murni, yaitu dinilai oleh banyak orang dengan berbagai latar belakang dan taraf pendidikan maupun daya cernanya. 5. Walaupun reaksi pada pihak khalayak akan berbeda-beda, pesan yang keluar dan peralatan komunikasi difokuskan pada perhatian yang sama. Seakan-akan khalayak yang heterogen tersebut memberikan reaksi yang sama pula.6 5 Elvinaro Ardianto, Et.all. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media. Jakarta. hal 3 6 Zulkarimen Nasution. 1999. Komunikasi Inovasi. Universitas Terbuka. Jakarta. hal 3 11 Menurut Onong Uchjana Effendy, ciri-ciri komunikasi massa adalah : 1. Komunikasi massa berlangsung satu arah ( one way communication), ini berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan atau tidak langsung. 2. Komunikastor pada komunikasi massa melembaga media massa sebagai salurun komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisator. 3. Pesan komunikasi massa bersifat umum. Karena pesan yang disampaikan atau disebarkan melalui media massa bersifat umum ( public ), ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum, jadi tidak ditujukan kepada perseorang atau kepada sekelompok orang tertentu. 4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan, karena kemampuannya dapat menimbulkan keserempakan pada khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. 5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen, dimana khalayak keberadaannya terpencar-pencar, dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi masing-masing berbeda dalam berbagai hal seperti jenis kelamin, usia, agama, ideologi, keinginan cita-cita dan sebagainya.7 7 Onong Uchjana Effendy.2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. hal 4 12 2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa menurut Djalaludin Rakhmat, selain menyiarkan informasi juga mendidik, menghibur dan mempengaruhi. Fungsi-fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Fungsi menyiarkan informasi ( to inform ) Menyiarkan informasi merupakan fungsi yang pertama dan utama. Khalayak menerima informasi mengenai berbagai hal yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain dan apa yang dipikirkan orang lain dan lain sebagainya. 2. Fungsi mendidik ( to educate ) Fungsi ini sebagai sarana pendidikan massa sebagai khalayak bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implisit dalam bentuk pendapat-pendapat membangun dari para dewan juri analis. 3. Fungsi menghibur ( to entertain ) Hal-hal yang bersifat menghibur untuk mengimbangi berita-berita yang berbobot yang tujuannya untuk melemaskan ketegangan pikiran setelah dihidangkan berita yang berat. 13 4. Fungsi mempengaruhi ( to persuasive ) Fungsi ini menyebabkan sebuah program acara memegang peranan dalam kehidupan masyarakat dalam mempengaruhi khalayak.8 Komunikasi massa dibedakan pada jenis komunikasi massa yang dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikan dapat mencapai pada saat yang sama pada semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat. Komunikasi massa merupakan komunikasi melalui media massa , yakni surat kabar, tabloid, radio, televisi dan film. 2.1.4 Media Massa Perkembangan media massa elektronik mendorong pemikiran baru di bidang jurnalistik. Media massa elektronik termasuk televisi memiliki elemen yang berbeda dengan media massa cetak, karena media massa televisi adalah media audio visual. Terdapat elemen audio visual yang menjadi wujud ungkapan informasi atau berita di dalam media televisi. Media massa yaitu sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas secara umum. Media 8 Ibid, hal 3 14 massa berbeda dengan institusi pengetahuan lainnya seperti seni, agama, ilmu pengetahuan, pendidikan dan lain-lainnya, karena :9 a. Media massa memiliki fungsi pengantar ( pembawa ) bagi pengetahuan. Jadi media massa juga memainkan peran institusi lainnya. b. Media massa menyelenggarakan kegiatannya dalam lingkungan publik, pada dasarnya media massa dapat dijangkau oleh segenap anggota masyarakat secara bebas, sukarela, umum dan murah. c. Media dijangkau lebih banyak orang dari pada institusi lainnya dan sudah sejak dahulu “ mengambil alih” peranan sekolah, orang tua, agama dan lain-lainnya. Media massa memberikan informasi dan membantu masyarakat untuk mengetahui secara jelas dan ikhwal tentang dunia sekelilingnya kemudian menyimpan dalam ingatan masyarakat. Media massa berguna sebagai pengawas bagi masyarakat untuk mengajukan perbandingan dari apa yang kita lihat, dengan tentang dunia yang lain di luar lingkungan masyarakat hidup. Media massa sejak awal sebenarnya melakukan tugas kemudian membagi informasi yang diinginkan oleh masyarakat pada umumnya. 9 Darwanto Sastro Subroto. 1994. Produksi Acara Televisi. Duta Wacana. Yogyakarta. hal 16 15 Manfaat media massa adalah : a. Menjangkau suatu khalayak yang luas dan cepat. b. Menciptakan pengetahuan dan menyebarluaskan informasi c. Mengarahkan perubahan pada sikap yang dianut. Onong Uchjana Effenfy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengatakan 10: “Media massa memiliki kemampuan yang efektif untuk menyebarluaskan informasi karena dapat diterima oleh komunikan dan media menunjukkan bukan hanya apa yang didapat dan harus dipikirkan tetapi juga bagaimana masyarakat harus berpikir mengenai realitas”. Tidaklah mengherankan jika media lalu menjadi ajang untuk pertarungan berbagai kepentingan dan media juga merupakan pesan yang di dalamnya mengandung daya untuk mempengaruhi dan mendesakkan pendapat sehingga terjadi perubahan di dalam masyarakat. Media merupakan alat atau sarana yang diciptakan untuk meneruskan pesan komunikasi dengan bahasa ( surat , telepon, radio dan televisi adalah media untuk menyambung atau menyebarluaskan pesan yang menggunakan bahasa ) dalam jumlah yang relatif banyak. Media massa terbagi 2, yaitu cetak dan elektronik. Cetak yaitu : surat kabar dan majalah, sedangkan elektronik, yaitu : radio, televisi dan film. Masing- 10 Ibid, hal 16 16 masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun yang dianggap memiliki peranan paling besar adalah televisi. Hal ini disebabkan 11: 1. Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan pendengaran manusia. 2. Dapat menghadirkan objek yang amat kecil atau besar, berbahaya atau yang langka. 3. Menyajikan pengalaman langsung kepada penonton. 4. Dapat dikatakan “meniadakan” perbedaan jarak dan waktu. 5. Dapat mengkoordinasikan pemanfaatan berbagai media lain, seperti film, foto dan gambar yang baik. 6. Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan. 7. Membangkitkan perasaan intim atau media personal. Menurut pakar komunikasi Dr. Harold D. Laswell, media massa sendiri memiliki tiga fungsi, dimana setiap fungsi tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan akan saling menunjang, antara lain : 12 1. The surveillance of the environment Yang berarti bahwa media massa bertindak sebagai pengamat lingkungan dan selalu akan memberikan berbagai informasi atas hal-hal yang tidak dapat terjangkau khalayak. 11 12 Ibid, hal 17 Fred Wibowo.2007. Teknik Produksi Program Televisi. Pinus Book Publisher. Yogyakarta. hal 17 17 2. The correlation of the parts of society in responding to the environment. Berarti bahwa media massa itu lebih menekankan kepada pemilihan, penilaian, penafsiran tentang apa yang patut disampaikan kepada khalayak, dengan demikian media massa dapat dinilai sebagai “Gatekeeper” dari arus informasi. 3. The transmission of the social heritage from generation to the generation. Hal ini menunjukkan bahwa media massa berfungsi sebagai jembatan tata niali dan budaya dari generasi satu ke generasi berikutnya dengan kata lain media massa berfungsi pula sebagai media pendidikan. Di samping pendapat Laswell seperti tersebut di atas seorang pakar komunikasi lain Charles R’Wright mengetengahkan pendapatnya tentang fungi media massa ini, seperti yang dinyatakan dalam bukunya Mass Communication A Sociological Perspective, antara lain : “ Bahwa media massa mempunyai fungsi media sebagai media hiburan” Pendapat Charles R’Wright ini meskipun sifatnya melengkapi pendapat Laswell, tetapi ternyata akan membakunya fungsi media massa , hal tersebut seperti juga pendapat dari Wilbur Schramm, yang meninjau fungsi lain dari sisi yang berbeda di mana akhirnya juga saling melengkapi pendapat para pakar lainnya. 18 Schramm menyatakan bahwa fungsi media massa dapat dimanfaatkan sebagai “ To sells goods for us “ artinya bahwa media massa dapat dimanfaatkan sebagai ajang promosi. Dari hasil pengamatan para pakar tersebut apabila digabungkan akan dapat saling melengkapi, sehingga fungsi media massa adalah :13 1. Sebagai media penerangan Menyampaikan informasi kepada masyarakat luas sehingga mereka dapat mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya baik dalam lingkungan daerah, nasional maupun internasional. 2. Sebagai media pendidikan Memberikan pendidikan secara luas baik untuk pendidikan formal maupun non formal dengan penyajian materi yang baik, menarik dan mengesankan kepada masyarakat luas. 3. Sebagai media hiburan Memberikan kesenangan hati kepada masyarakat melalui alat hiburan berupa lagu, lirik, bunyi dan gambar. 13 Darwanto. Op.Cit, hal 15 19 4. Sebagai media promosi Sebuah sarana untuk produsen dalam menyampaikan barang atau jasa dengan keunggulan masing-masing yang dimilikinya kepada masyarakat luas untuk dipergunakan. Sehingga tidak heran apabila televisi sebagai media massa mempunyai kemampuan untuk menyebarkan informasi kepada komunikan dalam jumlah yang relatif banyak. Tetapi walaupun demikian meskipun televisi sedemikian pesat berkembangnya, ini tidak berarti bahwa media massa lain terdesak olehnya, tetapi dengan kehadiran media massa ini akan menyebarkan saling mengisi kekurangan masing-masing, sehingga semakin lengkap informasi yang diterima oleh khalayak. 2.2 Televisi Sebagai Media Massa Dengan berkembangnya teknologi komunikasi dunia kini dirasakan semakin sempit, karena dalam beberapa saat saja kita dapat berhubungan dengan yang lain, walaupun kita di belahan bumi yang berbeda, sehingga rasanya kita berada di dalam suatu tempat di dunia, suatu masyarakat dunia.14 Akibat dari berkembang pesatnya teknologi komunikasi ini mengakibatkan berkembangnya media massa , bukan saja media cetak, tetapi juga 14 Onong Uchjana Effendy. 2003. Televisi Siaran Teori dan Praktek. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung. hal 21 20 kepada media elektronik seperti radio dan televisi, bahkan sekarang ini televisi sedang memegang peranan yang sangat berpengaruh. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaminan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil Televisi sendiri membawa kultur yang dengan sendirinya mulai bertumbuh di masyarakat. Apalagi sebetulnya yang esensial dari kultur ini pada hakikatnya sudah dikenal sejak lama, sebelum kebudayaan tulis atau cetak menggesernya. Unsur enssial dari kebudayaan televisi berupa penggunaan bahasa verbal dan visual, sekaligus dalam rangka menyampaikan sesuatu seperti pesan, informasi, pengajaran, ilmu dan hiburan. Televisi sebagai produk teknologi maju berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi itu sendiri dan telah menyentuh kepentingan umat manusia, hal itu tidak bisa dipungkiri lagi yang disebabkan oleh kekuatan yang dimiliki oleh televisi sebagai alat dan yang merupakan salah satu bagian dari sistem yang besar sehingga mampu menciptakan daya rangsang yang sangat tinggi dalam mempengaruhi sikap, tingkah laku, dan pola berpikir khalayaknya, dimana akhirnya menyebabkan banyak sekali perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Sesuai dengan cara menyampaikan pesan informasinya, televisi sebagai media massa seperti halnya radio dimana proses komunikasinya hanya berjalan satu arah saja (one way communication), artinya si penerima pesan (komunikan) 21 tidak dapat berhubungan langsung dengan pengirim pesan (komunikator), demikian pula komunikatornya pada media televisi tidak bersifat individual melainkan bersifat kolektif, sedang massa komunikatornya adalah para penonton yang mempunyai karakteristik sendiri. Istilah televisi berasal dari kata “tele“ yang berarti jauh dan “ visi “ yang berarti penglihatan. Segi jauhnya ditransmisikan dengan prinsip-prinsip radio sedangkan segi penglihatannya diwujudkan dengan prinsip-prinsip kamera sehingga menjadi gambar, baik dalam bentuk gambar hidup atau bergerak (moving picture) maupun gambar diam (still picture). Televisi dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi secara memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor yang terdapat pada media massa tersebut, yaitu : 1. Immediacy, menyangkut pengertian langsung dan dekat, yakni peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa tersebut berlangsung. 2. Realism, mengandung makna kenyataan, ini berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasi audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan.15 Dari balik itu semua, kiranya dapat dimengerti mengapa perkembangan media televisi begitu cepat, karena sebagai media massa dirasakan sangat besar 15 Morissan. 2005 Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi. PT Ramdina Prakarsa, Tangerang. hal 97 22 manfaatnya, dimana suatu peristiwa yang terjadi di belahan bumi yang berbeda dalam waktu bersamaan dapat diikuti khalayak di belahan bumi yang lain, dengan jumlah penonton yang relatif tidak terbatas jumlahnya. 2.3 Program Televisi Kata “ program ” berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana, jadi program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran televisi. Di dalam televisi ada berbagai jenis program yang dapat dikelompokan menjadi dua bagain besar dan dari masing-masing bagian dapat dijabarkan seperti di bawah ini, yaitu : 1. Program Informasi ( berita ) a. Berita keras ( Hard News ) yaitu laporan berita terkini yang harus segera disiarkan b. Berita lunak ( Soft News ) yaitu kombinasi dari fakta, gosip, dan opini. 2. Program Hiburan ( entertainment ) a. Musik, di dalam program musik dapat ditampilkan dengan dua format yaitu videoklip atau konser. Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien, tidak 23 hanya dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi menarik lebih baik. b. Drama Permainan ( game show ), merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu, menjawab pertanyaan dan atau memenangkan suatu bentuk permainan dan dapat melibatkan audien. c. Pertunjukan adalah sebuah program siaran yang menampilkan satu atau banyak pemain yang berada di atas panggung yang menunjukan kemampuannya kepada sejumlah orang atau hanya kepada audien televisi. Selain pembagian jenis program berdasarkan di atas, terdapat pula pembagian program berdasarkan sifak faktual dan fiktif. Program faktual meliputi: program berita, documenter atau reality show hingga program acara variety show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi. Menurut Vane-Gross, setiap program yang ditayangkan stasiun televisi memiliki dua bentuk, yaitu : a. Dominasi Format ( format dominant ), dalam format ini konsep acara merupakan kunci keberhasilan program. Pemain dipilih untuk memenuhi persyaratan dari inti cerita yang hendak dibangun, dan biasanya yang menggunakan format ini adalah program acara reality show. 24 b. Dominasi Bintang ( star-dominant ), seorang pemain atau bintang yang menjadi unsur utama yang ditonjolkan, karena program acara berformat seperti ini memang mengandalkan pemain atau bintang yang memiliki daya tarik yang cukup tinggi, daya tariknya tidak hanya sekedar fisik, tetapi juga memiliki nilai pengetahuan yang cukup luas ( smart ). 16 2.4 Khalayak Televisi 2.4.1 Pengertian Khalayak Khalayak dapat disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience atau komunikan. Khalayak adalah salah satu faktor utama dari proses komunikasi karena itu unsur khalayak tidak boleh diabaikan karena berhasil atau tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Suatu kegiatan komunikasi yang diboikot oleh khalayak sudah pasti komunikasi itu akan gagal dalam mencapai tujuannya. 17 Khalayak adalah sekumpulan orang yang teroganisir dalam tempat dan waktu tertentu dimana masing-masing secara suka rela datang ke suatu tempat karena memiliki perhatian yang sama serta tujuan yang hampir sama pula yaitu ingin memperoleh hiburan. Dengan demikian, saat ini konsepsi khalayak menunjuk pada sekumpulan orang yang terbentuk sebagai akibat atau hasil dari kegiatan komunikasi yang dilakukan dalam jumlah besar dan tersebar secara luas, banyak 16 17 Ibid, hal 100 Hafied Cengara, Opcit, hal 157 25 diantaranya tidak saling mengenal satu dengan yang lain dan juga heterogen (beragam) dalam hal ciri-ciri sosial ekonomi dan geografisnya.18 2.4.2 Karakteristik Khalayak Karakteristik dari khalayak sangatlah beragam. Berikut adalah beberapa karakteristik dari kalayak: 1. Khalayak sebagai penggarap informasi Pada dasarnya pengolahan informasi yang terjadi pada pihak khalayak bersifat selektif. Penerima pesan pada saat berhadapan dengan informasi tertentu akan melakukan penginterpretasian atau pemecahan kode, hasilnya tidak seluruh isi informasi dapat diserap oleh si penerima secara utuh. Suatu dari beberapa bagian pesan tersebut mungkin tidak akan dicerna karena tidak masuk dalam kernagka pengetahuna, pengalaman hidupnya atau dipandang tidak sesuai dengan keperluan, minat dan orientasinya. 2. Khalayak sebagai problem solver Khalayak jelas tidak lepas dari permasalahan mereka masingmasing. Mereka juga selalu berusaha mencari cara pemecahannya. Tujuan optimalnya tentu untuk meniadakan keseluruhan permasalahan yang tengah dialaminya. Dari pihak khalayak salah satu fungsi yang diharapkan dari penyebaran informasi melalui media massa bahwa informasi tersebut mampu membantu memecahkan permasalahan yang dihadapinya dengan 18 Sasa Djuarsa Sendjaja. 1999. Pengantar Komunikasi. Universitas Terbuka. Jakarta. hal 925 26 demikian pesan yang tidak membantu mereka akan diabaikan dan tidak mendapat perhatian mereka. 3. Khalayak sebagai mediator Pada dasarnya proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak secara langsung, ada penyebaran informasi melalui tahap dimana seorang khalayak setelah menerima informasi dari suatu medium kemungkinan besar akan meneruskan informasi tersebut kepada orang lain dan orang yang menerima informasi itupun selanjutnya akan menyampaikan kembali kepada orang lainnya, begitu seterusnya. 4. Khalayak yang mencari pembela Ketika seorang mengalami krisis keyakinan maka mereka akan mencari informasi yang dianggap dapat mendukung keyakinannya. Jadi seseorang memilih suatu medium karena informasi yang diperolah dari medium tersebut mampu mendukung keyakinannya. 5. Khalayak sebagai anggota kelompok Sebagai makhluk sosial seorang individu juga terikat oleh nilainilai kelompok yang diikutinya dengan demikian informasi yang diperoleh khalayak melalui suatu medium akan diproses melalui dua dimensi yaitu pertama yang berkaitan dengan nilai-nilai yang dipegang secara pribadi, kedua yaitu yang berhubungan dengan kedudukannya sebagai anggota kelompok. 27 6. Khalayak sebagai kelompok Mengingat sifat keragaman khalayak maka diperlukan adanya segmentasi khalayak. Melalui segmentasi ini khalaak dipandang sebagai suatu kelompok yang secara relatif mempunyai ciri-ciri yang tidak terlalu beragam. 7. Selera khalayak Setiap khalayak mempunyai sifat yang berbeda satu sama lain, agar penyampaian informasi mencapai sasrannya maka perlu diketahui apa dan bagaimana selera khalayak yang akan dijangkau. 8. Khalayak sebagai layaknya suatu medium Boleh jadi sejumlah orang dalam masyarakat telah menjadi khalayak yang setia dalam satu atau beberapa media massa tertentu. Tingkat loyal terhadap media massa tersebut sudah sangat ketatnya sehingga sulit untuk beralih ke media massa lainnya.19 2.4.3 Jenis-jenis Khalayak Menurut Rogers, khalayak dibagi menjadi lima jenis yaitu : 1. Pembaru yaitu mereka yang senang pada perubahan dengan berani uji coba yang penuh resiko. Golongan ini terbuka pada dunia luar, diterpa oleh media massa serta memiliki pengetahuan teknis pada bidang-bidang tertentu. 19 Sasa Djuarsa Sendjaja, op. cit, hal 926 28 2. Penerima dini yaitu mereka yang pertama kali menerima ide atau informasi baru dari pembaharuan.Mereka adalah golongan yang berinteraksi dengan sistem sosial yang ada. Biasanya mereka menjadi tempat bertanya dari orang-orang sekitarnya. 3. Penerima mayoritas cepat yaitu mereka yang tergolong sebagai penerima pesan-pesan sebelum rata-rata anggota lainnya menerima ide tersebut. 4. Penerima mayoritas lambat yaitu mereka yang menerima ide-ide baru setelah rata-rata anggota lainnya menerima lebih awal. Mereka menerima setelah melihat ide baru itu membawa keuntungan secara ekonomis atau setelah mereka mendapat tekanan demi keagamaan dirinya. 5. Pengikut yaitu mereka yang menerima paling akhir dari sistem sosial yang ada. Mereka tidak mempunyai pendapat dan mereka menerima ide-ide baru setelah rat-rata orang disekitarnya memanfaatkan hasil ide-ide baru tersebut.20 2.5 Pengaruh Media Masaa 2.5.1 Pengertian Pengaruh Pengaruh adalah respon dari komunikan terhadap pesan yang dilancarkan.Kegiatan komunikasi melalui media massa diharapkan mempunyai hasil atau efek. Sesuatu kegiatan komunikasi akan mencapai hasil bila komunikasi itu memberikan efek berupa respon.21 20 21 Hafied Cengara,op. cit, hal 169 Sunarjo dan Djonaesih S Sunarjo. 1983. Himpunan Istilah Komunikasi. Liberty. Jogjakarta. hal 25 29 Suatu peristiwa komunikasi pasti mempunyai tujuan yaitu mempengaruhi khalayak. Pengaruh adalah perbedaan antara yang difikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima respon. Pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui berhasil atau tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk pengetahuan, sikap dan perilaku. Pada tingkat pengetahuan, pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan pendapat. Sementara itu perubahan terjadi bila terdapat perubahan penilaian terhadap suatu objek karena adanya informasi yang lebih baru. Antara perubahan persepsi dan perubahan pendapat terdapat hubungan yang sangat erat sebab persepsi yang dilakukan dengan interpretasi dapat diorganisasi menjadi pendapat. Adapun yang dimaksud dengan sikap adalah adanya perubahan internal pada diri seseorang yang diorganisasi dalam bentuk prinsip sebagai evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu objek, baik yang terdapat didalam maupun diluar dirinya. Dalam banyak hal, terutama yang berkaitan dengan kepercayaan suatu ideologi, orang bisa berubah sikap karena melihat bahwa apa yang tadinya dipercaya tidak benar, oleh karena itu ia berubah sikap untuk mengganti dengan kepercayaan lain. Sementara itu yang dimaksud dengan perubahan perilaku adalah perubahan yang terjadi dalam bentuk tindakan.22 22 Hafied Cengara, op.cit, hal 165 30 2.5.2 Proses Terjadinya Pengaruh David K. Berlo memuat formula komunikasi yang dikenal dengan formula SMCR yaitu surce (pengiriman), message (pesan), channel (saluran/media), receiver (penerima). Selain lima formula tersebut, Shanon dan Berlo, Charles Osgood, Gerald Miller dan Melvin L. De Fleur menambahkan lagi unsur efek dan umpan balik (feed back) sebagai pelengkap dalam membangun komunikasi yang sempurna. Pandangan terakhir adalah munculnya pandangan dari Joseph De Vito, K yang menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya. a. Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi, sumber bisa terdiri dari satu orang tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok atau suatu organisasi, dalam penelitian ini yaitu produser Eagle Award 2008. b. Pesan Sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima melalui media komunikasi c. Media Alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima yaitu berupa media massa. d. Penerima Pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima adalah elemen paling penting dalam proses komunikasi. 31 e. Pengaruh Perbedaan antara apa yang dipikirka, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. f. Tanggapan balik Adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang bersal dari penerima dan dari unsur lain seperti pesan dan media. g. Lingkungan Faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalnnya komunikasi (lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu) 2.5.3 Jenis-Jenis Pengaruh Media Massa Terdapat beberapa jenis pengaruh media massa terhadap khalayak. Pengaruh tersebut adalah: 1. Kognitif yaitu terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan dan informasi. 2. Afektif yaitu timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap atau nilai. 32 3. Konatif atau behavioral yaitu merujuk pada perilaku nyata yang diamati, meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan perilaku.23 2.5.4 Pengetahuan Pengertian pengetahuan menurut situs wikipedia adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara pernyataannya adalah benar atau berguna dan pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.24 Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi. Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan 23 24 Jalaludin Rakhmat. 2001. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung. hal 219 http:/www.wikipedia.com/kamus 33 yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi.25 2.6 Sikap Peduli Terhadap Lingkungan Hidup 2.6.1 Sikap 2.6.1.1 Pengertian Sikap Sikap adalah perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang mewakili suka atau tidak sukanya (postif, negatif atau netral) seseorang terhadap sesuatu. 26 Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian dan sikap dikembangkan dalam tiga model yaitu afeksi, kecenderungan perilaku dan kognisi. Dalam hal ini yang dimaksud dengan respon afektif adalah respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu. Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon kognitif adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek sikap dimana manusia dengan daya nalarnya dapat memutuskan perilaku apa yang akan diambilnya yang secara sistematis memanfaatkan informasi yang tersedia disekitarnya27 25 26 27 Meliono,Irmayanti,dkk. 2007. MPKT Modul 1. Lembaga Penerbitan FE UI. Jakarta. hal 27 Jung,C.G. 1996. Two Essays on Analytical Psycology. Princeton University Press. New York. hal 82 Ibid,hal 84 34 Dalam hal ini penelitian hanya difokuskan pada respon kognitif dan respon afektif khalayak, khususnya mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta yang berkaitan dengan kepedulian lingkungan hidup. Tayangan Eagle Award 2008 diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup kepada khalayak sehingga respon kognitif yang timbul adalah sikap untuk ikut berperan aktif dalam memelihara lingkungan hidup disekitarya dan dapat pula menimbulkan rasa cinta terhadap alam sebagai respon afektif yang timbul sehubungan dengan penayangan Eagle Award 2008 tersebut. 2.6.1.2 Pembentukan Sikap Seseorang tidak dilahirkan dengan sikap dan pandangannya, melainkan sikap tersebut terbentuk sepanjang perkembangannya. Dimana dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya.28 Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu. 29 a. Pengalaman Pribadi Tidak adanya pengalaman yang dimiliki seseorang dengan suatu objek psikologis, cenderung akan membentuk sikap negetif terhadap objek tersebut. Sikap akan lebih mudah terbentuk jika yang dialami 28 29 Azwar S. 1995. Sikap Manusia: Sikap dan Pengukurannya. Liberty. Yogyakarta. Ibid 35 seseorang terjadi dalam situasi yang melibatkan emosi, karena penghayatan akan pengalaman lebih mendalam dan lebih lama membekas. b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting Individu pada umumnya cenderung memiliki sifat yang konformis atau searah dengan sikap yang dianggap penting yang didorong keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik. c. Pengaruh kebudayaan Pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) membentuk pribadi seseorang. Kepribadian merupakan pola perilaku yang konsisten yang mengambarkan sejarah yang kita alami. Kebudayaan memberikan corak pengalaman bagi individu dalam suatu masyarakat. Kebudayaanlah yang menanamkan garis pengarah sikap individu terhadap berbagai masalah. d. Media massa Berbagai bentuk mdia massa seperti televisi, radio, surak kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Media massa memberikan pesan-pesan yang sugestif, yang mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Jika cukup kuat, pesan-pesan sugestif akan member dasar afektif dalm menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. 36 e. Lembaga pendidikan atau lembaga agama Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sesuatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama sangat menetukan sistem kepercayaan, maka tidaklah mengherankan jika pada gilirannya kemudian, konsep tersebut ikut berperan dalam membentuk sikap individu terhadap sesuatu hal. Apabila terdapat sesuatu hal yang bersifat controversial, pada umumnya orang akan mencari informasi lain untuk memperkuat posisi sikapnya atau mungkin juga orang tersebut tidak mengambil tindakan memihak. Dalam hal seperti itu, ajaran moral yang diperoleh dari lembaga pendidikan atau lembaga agama sering kali menjadi determinan tunggal dalam menentukan sikap. f. Faktor emosional Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai semacam penyaluran prustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap sementara dan segar berlalu begitu prustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama. 37 2.6.2 Peduli Terhadap Lingkungan Hidup Lingkungan hidup dapat diartikan sebagai suatu tempat dimana terdapat organisme (makhluk hidup) atau kepentingan organisme di dalamnya.30 Lingkungan hidup merupakan keterpaduan secara holistik, evolusioner dan interaksi antara ekosistem yang bermoral alam dengan sosiosistem yang bermoral manusia. 31 Lingkungan hidup juga didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahkluk hidup yang termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi hidup lainnya.32 Dari definisi tersebut maka dapat dilihat dua sistem dalam lingkungan hidup yaitu sosiosistem dan ekosistem. Sosioekosistem yaitu tatanan dan sistem kesatuan ruang yang dibentuk oleh komponen-komponen human concern yang terdiri dari antara lain demografi, sosial, ekonomi, kebudayaan, agama, pendidikan, etik, estetik, politik, hankam, kesehatan dan teknologi.33 Ekosistem merupakan satu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan interaksi dan interdefensi yang dinamis antara mahkluk hidup dengan sesamanya dan dengan lingkungan geofisik dan limianya. Biasanya dalam suatu proses yang terjadi di dalam ekosistem dibutuhkan masukan dan keluaran materi dan energi, dan di dalam kondisi alam antara masukan dan pengeluaran terjadi keseimbangan sehingga sering ekosistem didefinisikan sebagai suatu tatanan, suatu sistem 30 31 32 33 Harahap A, Manani I dan Ramli H. 1997. Islam dan Lingkungan Hidup. Swarna Bhumy. Jakarta. Martopo, S. 1997. Keserasian Lingkungan Hidup. Makalah dalam Diskusi Panel Islam dan Lingkungan Hidup. Tanggal 19 April 1997. UU RI No. 4 Tahun 1982 Ibid 38 kesatuan ruang yang dibentuk oleh jalinan hubungan interaksi dan interdefensi yang dinamis antara mahkluk hidup, linngkungan geofisik kimianya yang di dalamnya selalu terjadi keseimbangan antara masukan dan keluaran materi dan energi. Dalam pembahasan ini, lingkungan alam adalah daya dukung alam. Yakni hal-hal yang dimiliki oleh alam serta kemampuannya untuk mendukung kehidupan manusia. Berkurangnya daya dukung alam akan berakibat pula terhadap kemampuan alam untuk mendukung kehidupan manusia. Daya dukung alam meliputi segala kekayaan alam yang terdapat di muka bumi termasuk juga kekayaan alam yang ada di dalam perut bumi. Ringkasnya segala kekayaan alam yang ada diciptakan oleh Tuhan untuk kepentingan kehidupan manusia di muka bumi ini. Dalam perkembangan sejarah dan pola sikap perkembangan mausia, manusia terhadap alam tampaklah dan semacam lingkungannya. Perkembangan pola sikap tersebut adalah : manusia memperlakukan alam secara berlebihan dengan menyembah dan memujanya (1), manusia memanfaatkan alam dan tergantung padanya (2), manusia menguras dan menggerogoti alam dan lingkungannya (3), manusia merasa ditinggalkan alam dan oleh sebab itu membutuhkannya (4), manusia sadar bahwa alam harus dirawat dan didekati sebagai lingkungan hidup yang menentukan kelangsungannya sebagai mahkluk (5).34 34 Ari Widiyanta. Makalah: Sikap Terhadap Lingkungan (Tinjauan Islam dalam Menyelesaikan Masalah Lingkungan). Fakultas Kedokteran Program Studi Psikologi. Universitas Sumatra Utara. 39 Sementara itu, Thomson dan Barton menyatakan paling tidak ada tiga sikap yang mendasari dukungan individu terhadap permasalahan lingkungan yaitu ekosentrik, antroposentik dan apatis.35 1. Ekosentrik Individu yang bersikap ekosentrik memandang bahwa perlindungan terhadap lingkungan alam dilakukan untuk kepentingan lingkungan itu sendiri, oleh karena itu mereka berpendapat bahwa lingkungan alam memang patut mendapat perlindungan karena nilai-nilai intrinsik yang dikandungnya. Individu yang memiliki sikap ekosentrik cenderung lebih banyak memberikan perhatian terhadap permasalahan lingkungan dan lebih banyak terlibat dalam kegiatan konservasi lingkungan. 2. Antroposentrik Antroposentrik adalah kecenderungan untuk memandang alam sebagai suatu sumber yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Individu dengan sikap antroposentrik cenderung memiliki perhatian yang kurang terhadap permasalahan lingkungan alam dan jarang melakukan kegiatan konservasi atau perlindungan lingkungan alam. Perhatian mereka terhadap lingkungan alam lebih karena kepentingan dirinya. 3. Apatis Apatis adalah ketidakpedulian terhadap permasalahan- permasalahan lingkungan. Orang yang memiliki sikap apatis terhadap 35 Ibid 40 lingkungan alam memiliki kecenderungan tidak mengadakan konservasi terhadap lingkungan alam. 2.7 Hipotesa Statistik Hipotesis harus dihubungkan dengan teknik penelitian yang digunakan. Teori dan metode bukanlah hal yang bertentangan. Ahli teori yang tidak tahu teknik untuk menguji hipotesisnya tidak akan mampu merumuskan masalah yang ditelitinya. Sebelum meneliti masalah kita harus mempelajari beberapa teknik yang pernah digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang pernah diteliti.36 Dalam hal ini Hipotesis yang peneliti buat adalah : Ho : Ada pengaruh tayangan Eagle Award 2008 di Metro TV terhadap sikap peduli Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana terhadap lingkungan hidup. H1 : Tidak pengaruh tayangan Eagle Award 2008 di Metro TV terhadap sikap peduli Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana terhadap lingkungan hidup. Untuk menguji hipotesis yang telah peneliti buat, peneliti akan menggunakan metode statistik dengan skala interval dan rasio, yaitu analisis regresi dan pengukuran koefisien korelasi. 36 Jalaludin Rakhmat. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Universitas Terbuka. Jakarta. hal 114