1. Pendahuluan Persediaan adalah barang yang akan disimpan di dalam gudang, yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Persediaan berpengaruh terhadap besarnya biaya operasi, sehingga kesalahan dalam masalah inventory akan mengurangi keuntungan. Sebuah Usaha Dagang sering kali mengalami masalah inventory, di antaranya persediaan terlalu banyak atau persedian barang dagangan kurang. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya biaya yang tinggi. Oleh karena itu diperlukan manajemen persedian untuk menganalisis tingkat persediaan yang optimum. Diantara berbagai metode yang ada, peneliti memilih menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) karena metode ini dapat menjawab persediaan mengenai kondisi yang sering terjadi di usaha dagang, yakni menentukan besarnya persediaan sesuai dengan kebutuhan perusahaan yakni tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu rendah sehingga dapat menekan kerugian yang terjadi di perusahaan akibat kurang tepatnya pengaturan persediaan di perusahaan mereka. Usaha dagang yang menjadi lokasi penelitian ini merupakan salah satu bisnis eceran, karena UD Mona Toserba menjual berbagai macam barang dari berbagai merk, bentuk, harga dan sifat yang berbeda-beda, sehingga rentan terhadap berbagai kerusakan,keusangan,kelebihan maupun kekurangan persediaan, maka perusahaan harus mempunyai suatu sistem pengelolaan persediaan yang efektif. Aktifitas pengelolaan persediaan meliputi pengarahan arus dan penanganan persediaan secara wajar mulai dari pengadaannya, penyimpanannya, sampai pengeluarannya. Persediaan harus ada pada waktu yang diperlukan, dengan kuantitas dan kualitas yang memadai, pada tempat yang tepat dan harga yang wajar.Pengabaian salah satu tanggungjawab yang menyangkut persediaan akan membawa dampak negatif bagi kelancaran operasi perusahaan. 2. Tinjauan Pustaka Penelitian Terdahulu Penelitian yang membahas manajemen persediaan telah banyak di publikasikan, salah satunya penelitian yang memaparkan perencanaan persediaan berdasarkan metode EOQ pada PT INDOTO TIRTA MULIA [1]. Jika suatu perusahaan persediaannya merupakan bahan baku dibeli dari luar dan bukan menghasilkan sendiri dari dalam perusahaan, maka ada dua biaya pokok yang terkait dengan persediaan yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Dengan metode EOQ, perusahaan bisa mengetahui berapa banyak bahan baku yang harus dipesan. Tujuannya adalah mencari total biaya pemesanan yang meminimalkan total biaya sehingga biaya persediaan bahan baku dapat menjadi lebih efisien. Total biaya adalah total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya penyimpanan dapat menjadi lebih efisien jika perusahaan dapat mengetahui berapa jumlah bahan baku yang tepat untuk dipesan kepada supplier, sehingga persediaan yang dipesan tidak kurang dan tidak melebihi yang dibutuhkan untuk proses produksi. Jika perusahaan dapat mengetahui berapa jumlah bahan baku yang tepat untuk dipesan, hal ini juga dapat mengefisiensikan biaya pemesanan. Biaya yang tadinya dikeluarkan akibat pemesanan bahan baku yang berlebih dapat diefisiensikan dengan memesan 4 bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan produksi. Jumlah bahan baku yang harus dipesan dapat diketahui dengan menggunakan rumus perhitungan EOQ. Penelitian yang lainya mengenai EOQ Raharja dalam penelitiannya pada PT Jamu Air Mancur menunjukkan adanya perbedaan jika perusahaan menerapkan metode EOQ dan tidak menerapkan EOQ, di mana apabila perusahaan menerapkan EOQ, dapat menghemat biaya persediaan sebesar Rp 6.545.899,-. Hal ini juga diperkuat oleh Juslanda dan Oktavia yang telah mengadakan penelitian pada PT Jaya mulia Perkasa, di mana mereka menyatakan bahwa perbandingan hasil sebelum menggunakan EOQ dan sesudah menggunakan EOQ adalah apabila menggunakan metode EOQ dapat menghemat biaya sebesar Rp 36.447.637,-. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Sakkung dengan penelitian ini adalah penelitian ini mencari total biaya pemesanan yang meminimalkan total biaya sehingga biaya persediaan bahan dagangan dapat menjadi lebih efisien dan gudang tidak mengalami kekosongan barang atau kelebihan barang dagangan. Manajemen Persediaan Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan [2]. Pengendalian persediaan adalah penentuan suatu kebijakan pemesanan dalam antrian, kapan bahan itu dipesan dan berapa banyak bahan yang dipesan secara optimal untuk dapat memenuhi permintaan para pelanggan atau dengan kata lain pengendalian persediaan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menentukan tingkat optimal degan biaya persediaan yang minimum sehingga perusahaan dapat berjalan lancar. Manajemen persediaan pada hakekatnya adalah suatu cabang dari usaha manajemen perusahaan yang disertai dengan kebijakan untuk menentukan persediaan perusahaan disesuaikan dengan tujuan. Enam fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan [3] sebagai berikut : 1. Menghilangkan keterlambatan pengiriman bahan baku atau batang yang dibutuhkan perusahaan. 2. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tiddak baik sehingga harus dikembalikan 3. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga. 4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilakan secara musiman sehingga perusahaan tidak kesulitan bila bahan tersebut tidak tersedia di pasaran. 5. Mendapatkan keuntunagan dari pembelian berdaasarkan potongan kualitas (quantity discounts). 6. Memberikan pelayanan kepada langganan dengan tersedianya barang yang diperlukan. Persediaan merupakan suatu elemen yang penting bagi usaha dagang karena besar aktiva perusahaan ada dalam persediaan. Persediaan harus dikelola dengan baik karena sangat berpengaruh pada biaya perusahaan, kelebihan maupun kekurangan persediaan akan berdampak pada proses penjualan. 5 Dikemukakan mengenai persediaan sebagai berikut,[4] : “inventories are asset items held for sale in the ordinary course of business or goods that will be used or consumed in the production of goods to be sold” Ada beberapa teknik persediaan yang dapat dipandang sebagai alat untuk mencapai pengendalian persediaan yaitu: [5] 1. Penetapan titik persediaan maksimum dan minimum 2. Penggunaan rasio perputaran persediaan (Inventory turn over) 3. Pertimbangan manajemen 4. Analisa nilai 5. Pengendalian budgeter. Dalam perusahaan persediaan terdiri dari: persediaan produk jadi, persediaan produk dalam masa proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai, persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang persediaan hanya terdiri dati satu golongan saja yaitu persediaan barang dagangan.[6] Persediaan dalam kegiatan normal setiap perusahaan merupakan komponen yang sangat aktif, yang dibeli dan dijual kembali secara terus menerus. Pada perusahaan dagang biasanya persediaan barang dagangan dalam bentuk yang siap pakai untuk dijual kembali kepada pembeli dan melaporkan harga perolehan dari barang dagangan yang belun terjual sebgai persediaan. Pada saat barang dagangan yang telah dipesan diterima, maka barang-barang tersebut disimpan ditempat penyimpanan dan dikeluarkan jika diperlukan dalam proses penjualan kepada pembeli. Barang dagangan ini di keluarkan jika ada bukti permintaan barang dagangan yang telah disetujui, atau order penjualan atau dokumen lain yang menunjukkan jenis dan jumlah barang yang dibutuhkan. Dokumen permintaan barang ini digunakan untuk memperbaharui catatan persediaan barang dagangan. Sebelum barang dagangan dikeluarkan dari gudang untuk dikirim, perlu adanya pengotorisasian pengeluaran dalam bentuk dokumen pengiriman, dan juga di cek oleh pegawai yang berwenang. Persediaan menciptakan siklus persediaan yang terdiri dari prosedur sebagai berikut [7] : 1. Prosedur penerimaan barang 2. Prosedur penyimpanan barang 3. Prosedur pengeluaran barang Metode Pengendalian Persediaan Metode pengendalian persediaan terdiri dari [8]: a. Metode Pengendalian persediaan Tradisional Metode ini mencoba mencari jawaban atas 3 pertanyaan dasar : Berapa jumlah barang yang harus dipesan untuk tiap kali pemesanan (economic order quantity (EOQ)). Kapan saat pemesanan harus dilakukan (reorder point). Berapa jumlah cadangan pengaman yang diperlukan (safety stock). Metode ini menggunakan matematika statistik sebagai alat bantu 6 b. Metode Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) MRP kemudian dikembangkan menjadi MRP II yang semula Material Requrements Planning (MRP) di ubah menjadi Manufacturing Resource Planning (MRP II). Prosedur Penilaian Persediaan Barang Dagangan Metode penilaian persediaan yang biasa dipergunakan perusahaan antara lain [4]: 1) Specific Identification Method Cost dari barang tertentu yang dijual, dimasukan dalam perkiraan harga pokok barang yang dijual, sedangkan cost dari barang tertentu yang dimiliki, dimasukan dalam perkiraan persediaan. Jadi metode ini mencoba mengidentifikasikan barang mana yang dijual, dan barang mana yang masih ada dalam persediaan secara fisik. Metode digunakan jika untuk setiap pembeliaan barang yang berbeda, barang dapat dipisahkan secara fisik. Pada umumnya jumlah barang relative sedikit dan dapat dibedakan dengan mudah antara barang yang satu dengan barang yang lain. 2) First-in, First-out Method Adalah metode penilaian dimana harga beli yang lebih awal dikeluarkan dari pencatatan lebih dahulu jika terjadi penjualan, sehingga nilai persediaan yang ada merupakan harga beli yang lebih baru atau akhir, sedangkan harga pokok penjualan merupakan harga beli terdahulu. 3) Last-in, First-out Method Adalah metode penilaian dimana harga beli terakhir dikeluarkan dari pencatatan lebih dahulu jika terjadi penjualan sehingga nilai persediaan yang ada merupakan harga beli yang awal sedangkan harga pokok penjualan merupakan harga beli yang baru. 4) Average Method Metode ini dibedakan menjadi dua, yaitu : a) Moving Average Metode ini digunakan apabila perusahaan menggunakan perpetual inventory system. Penilaian menurut metode ini dengan cara harga beli dirata-ratakan setiap kali melakukan pembelian. b) Weighted Average Method Metode ini digunakan apabila perusahaan menggunakan physical inventory system. Menurut metode ini persediaan barang dagangan dinilai dengan cara mengalikan harga beli per unit dengan jumlah unit yang dibeli setiap kali pembeliaan, kemudian dibagi dengan jumlah unit seluruh pembelian selama periode tertentu. Economic Order Quantity (EOQ) EOQ adalah metode yang digunakan untuk menentukan kwantitas pengadaan persediaan yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya pemesanan persediaan [9]. Metode EOQ merupakan metode yang digunakan untuk menentukan jumlah pembelian bahan mentah pada setiap kali pesan dengan biaya yang 7 paling rendah. [10]. Hal tersebut juga didukung oleh [11] yang menyatakan bahwa metode EOQ adalah metode untuk menentukan berapa jumlah pesanan yang paling ekonomis untuk satu kali pesan. Beberapa asumsi yang dibuat untuk mendukung model ini adalah: 1. Demand atau kebutuhan diketahui dan konstan. 2. Lead time yaitu waktu tunggu yang diperlukan sejak saat pemesanan dilakukan sampai dengan barang tiba juga diketahui dengan konstan. 3. Pemesanan diterima sekaligus. 4. Quantity discount tidak dimungkinkan. 5. Variabel cost hanya terdiri dari set up cost dan holding/carrying cost 6. Stock outs / shortage dapat dihindari jika pesanan datang tepat waktu. Untuk menghitung berapa banyak bahan baku yang harus dipesan, digunakan rumus matematis EOQ sebagai berikut [11]: Adapun total biaya persediaan yaitu total biaya pemesanan dan biaya biaya penyimpanan dapat dihitung dengan menggunakan rumus matematis sebagai berikut: Biaya Total = Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan Keterangan: P = Biaya pemesanan setiap kali pesan (dalam rupiah) D = Jumlah kebutuhan bahan per tahun (dalam unit) C = Biaya penyimpanan per unit bahan baku (dalam rupiah) Q = Jumlah unit yang dipesan setiap kali dilakukan pemesanan TC=Total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan (dalam rupiah) 3. Metodologi Penelitian Listen To Customer (Mendengar Kebutuhan Pelanggan) Proses untuk melengkapi bahan-bahan penelitian dilakukan pengumpulan data sebagai bahan penelitian. Teknik yang digunakan oleh penulis dalam pengumpulan data adalah : a. Observasi Peneliti melakukan pengamatan dan meninjau kegiatan di UD Mona Toserba untuk memperoleh gambaran yang nyata mengenai proses penggudangan di UD Mona Toserba. b. Wawancara Wawancara persediaan barang dagangan dilakukan kepada Ibu Mona selaku pemilik UD Mona Toserba bertujuan untuk menentukan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk merancang aplikasi yang akan dibangun. c. Studi Literatur Studi Literatur, adalah Pencarian data dan informasi pada buku-buku/kepustakaan sebagai bahan referensi yang berhubungan dengan materi penelitian. Tahap Analisis Tahapan yang dilakukan untuk menganalisa sistem secara lebih detail baik proses, prosedur dan fungsi sesuai dengan data yang telah dikumpulkan. Penggambaran 8 proses analisa sistem dilakukan dengan cara membuat penggambaran sistem yang telah ada dengan menggunakan UML (Unified Modelling Language) dan membuat analisa kebutuhan atau Software Requirement Specification (SRS). Di bawah ini proses bisnis sebelumnya secara keseluruhan UD Mona Toserba yaitu: - Bagian penjualan mengirim stok barang yang di butuhkan ke bagian gudang - Bagian gudang menerima data stok barang dagangan dari bagian penjualan - Bagian gudang mengecek stok barang - Jika stok barang ada, bagian gudang mengirim stok barang yang dibutuhkan ke toko. - Jika stok barang kosong, bagian gudang memberi pemberitahuan kepada bagian penjualan dan kemudian melakukan pemesanan baran dagangan yang kosong. - Bagian gudang membuat laporan barang dagangan yang dicatat di dalam buku barang keluar. - Laporan barang dagangan di laporkan kepada pemilik UD Mona Toserba. Bagian penjualan Bagian gudang Mengirim stok barang yang dibutuhkan Pemilik Menerima data stok barangt Cek stok barang Kirim barang ada kosong Barang di terima pemberitahuan order laporan Gambar. 1 Proses Bisnis UD Mona Toserba Hasil dari analisa yang menjadi permasalahan pada proses bisnis yang berjalan pada UD Mona Toserba adalah masih menggunakan sistem yang tradisional dan manual, sehingga pada waktu bagian penjualan melakukan pemesanan stok barang ke bagian gudang masih sering di temukan stok barang kosong, dengan demikian akan menghambat dalam proses penjualan. Berikut table perbandingan dapat di lihat pada Tabel 1 dan Table 2 9 Tabel 1 Proses Bisnis Sebelumnya Proses Keterangan Persediaan barang yang Dapat dikatakan UD Mona menggunakan metode tradisional Toserba menggunakan metode tradisional. Pada saat persediaan barang dagangan kosong pada saat itu juga melakukan pemesanan. Karena pengawasan persediaan barang dagangan kurang sehingga sering terjadi stok barang kosong. Hal ini akan mempengaruhi dalam proses penjualan. Disisi lain karena kurangnya pengawasan stok barang dagangan sehingga terjadi stok barang yang menumpuk dan tidak layak jual karena salah dalam prosedur penyimpanan Berikut pada Tabel 3.2 yaitu perbandingan untuk Tabel 3.1 model persediaan barang dagangan sebelumnya. Tabel 3.2 ini adalah model persediaan barang dagangan yang akan digunakan untuk perancangan dan implementasi yang dibuat. Tabel 2 Sistem yang akan diterapkan Proses Keterangan Persediaan barang yang Pemesanan terjadi ketika menggunakan metode Economic mencapai titik yang ditentukan Order Quantity (EOQ) dimana masih ada persediaan yang tersisa selama masa barang dagangan dipesan dari distributor hingga barang dagangan mencapai gudang. Barang dagangan yang masuk terlebih dahulu akan di keluarkan terlebih dahulu. Dalam penerapan EOQ akan menggunakan sistem komputerisasi berbasis web. 10 System Requirements Specification Kebutuhan spesifikasi sistem yang dibagi menjadi : 1. Kebutuhan Input: - Data barang dagangan : yaitu data-data jenis barang dagangan, masa penyimpanan dan harga barang dagangan. 2. Kebutuhan Proses Kebutuhan proses sistem pada saat aplikasi berjalan adalah : - Economic Order Quantity (EOQ) : yaitu metode yang digunakan untuk menentukan kwantitas pengadaan persediaan yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya pemesanan persediaan. - Message Allert : yaitu proses sistem dimana ketika bahan baku mencapai titik yang telah ditentukan. Pesan mengingatkan untuk melakukan pemesanan dan pengingat untuk mengetahui masa kadalursa barang dagangan. 3. Kebutuhan Output - Laporan Stok Barang : data laporan stok barang yang masih tersisa - Laporan Barang Keluar : data laporan barang yang dikeluarkan dari gudang 4. Kebutuhan Hak Akses Pengguna Pengguna yang ada pada sistem yang akan dirancang menurut hak aksesnya sebagai berikut : - Petugas Gudang : pengguna yang berperan memanajemen persediaan barang masuk dan keluar dengan mempunyai kebutuhan sebagai berikut : a) Melakukan Login sebagai Petugas Gudang b) Melihat data stok barang c) Melihat data barang keluar dan barang masuk d) Mengatur minimal stok barang - Petugas Toko : pengguna yang berperan melakukan pemesanan barang ke pada petugas gudang, dengan mempunyai kebutuhan sebagai berikut : a) Melakukan Login sebagai Petugas Penjualan b) Melakukan pemesanan barang ke petugas gudang - Admin : pengguna yang berperan melakukan manajemen data master, dengan mempunyai kebutuhan sebagai berikut : a) Melakukan Login sebagai admin b) Management data master dan data user c) Mengatur hak akses data user. Build or Revise Mock Up (Pembangunan Prototype Aplikasi) Pembangunan prototype aplikasi harus sesuai dengan konsep yang telah ditentukan. Hasil tahap analisa kebutuhan menjadi bahan yang digunakan dalam tahap desain atau perancangan sistem sebagai cara untuk mendapatkan pemecahan masalah alternatif yang dapat diusulkan dalam pengembangan sistem. Tahap ini dilakukan pemodelan untuk modul-modul, proses, database dan alur sistem yang akan dikembangkan. Gambaran perancangan sistem informasi persediaan barang dagangan dengan pemanfaatan metode Economic order Quantity di UD. Mona Toserba akan digambarkan dengan metode UML (Unified Modelling Language). 11 Use Case Diagram laporan petugas toko request barang input kategori admin hapus kategori input barang keluar input barang masuk input daftar barang petugas Gudang hapus barang ubah barang Gambar 2 use case diagram Gambar 2 menggambarkan diagram use case untuk sistem informasi persediaan barang dagangan dimana terdapat tiga pengguna. Pengguna pertama seorang admin yang memiliki hak aksesuntuk kelola data user menurut hak aksesnya.Pengguna kedua yaitu petugas gudang yang memiliki hak akses untuk mengedit, menghapus, menambah dan melihat data persediaan barang, untuk melihat data permintaan barang dan membuat laporan gudang. Pengguna ketiga yaitu petugas toko yang memiliki hak akses membuat data permintaan. Activity Diagram Gambar 2 adalah Activity diagram dilihat untuk level pengguna yaitu admin petugas admin sistem laporan input kategori hapus kategori start input barang hapus barang edit barang end Gambar 3 Diagram Activity Admin 12 Gambar 3 merupakan aktifitas admin sistem informasi persediaan barang dagangan UD Mona Toserba. Dalam hal ini adalah orang yang dapat mengelola data karyawan yang memiliki hak akses masing – masing antara lain gudang dan penjualan. Admin harus melakukan login terlebih dahulu dan sistem akan melakukan pengecekan apakah login yang dimasukkan valid. Jika valid maka admin dapat melakukan kelola data. Jika tidak valid akan dikembalikan ke login awal untuk memasukkan id dan password user yang benar. petugas Gudang sistem petugas toko kirim barang konfirmasi barang (from State/Activity Model ...) ) input barang masuk start input barang keluar end Gambar 4 Diagram Activity Gudang Aktivitas pada Gambar 4 menjelaskan proses dimana petugas gudang mempunyai aktivitas memanajemen persediaan barang dagangan yaitu mengatur keluar masuknya barang dagangan di gudang dan membuat laporan gudang. petugas toko petugas gudang sistem input request barang start konfirmasi request kirim barang ada barang di terima end kosong Gambar 5 Diagram Activity Toko Aktivitas pada Gambar 5 menjelaskan proses dimana petugas toko mempunyai aktivitas untuk memesan barang ke bagian gudang ketika persediaan barang di toko mulai menipis. Sebelum melakukan pemesanan petugas toko harus melakukan login 13 sistem terlebih dahulu, setelah login berhasil petugas toko dapat melakukan pemesanan barang dagangan ke petugas gudang. Sequance Diagram us er interface contoler databas e : petugas gudang 1: login 2: s end data 3: validas i 4: cek data 5: s end data 6 :lap. validas i 7: pilih m enu 8: reques t 9: reques t 10: res pon 11: m enam pilkan data brg dag 12: klik cek brg dag keluar 13: data brg dag keluar 14: cek data 15: data keluar 16: m enam pilkan brg dag keluar 17: lihat s tok brg dag 18: reques t 19: reques t 20: res pon 21: m enam pilkan data brg dag 22: log out Gambar 6 Sequence Barang Keluar Gambar 6 menjelaskan sequence diagram untuk aktivitas barang keluar gudang yang di lakukan oleh gudang, yaitu petugas gudang yang memiliki hak akses pada sistem yang ada di gudang. us er interface contoler databas e : petugas gudang 1: login 2: s end data 3: validas i 4: cek data 5: s end data 6 :lap. validas i 7: pilih m enu 8: reques t 9: reques t 10: res pon 11: m enam pilkan data brg dag 12: klik cek brg dag keluar 13: data brg dag keluar 14: cek data 15: data keluar 16: m enam pilkan brg dag keluar 17: lihat s tok brg dag 18: reques t 19: reques t 20: res pon 21: m enam pilkan data brg dag 22: log out Gambar 7 Sequence Pemesanan Barang 14 Gambar 7 adalah proses yang dilakukan oleh petugas toko dalam melakukan pemesanan ke bagian gudang. Pertama di mulai dari login pada level pengguna yaitu petugas toko kemudian database akan memeriksa data user didalamnya, jika tidak tersedia maka akan menampilkan pesan salah dan login kembali, jika tersedia langsung menampilkan halaman utama dan kemudian masuk ke daftar barang dan melakukan request. Class Diagram Class diagram adalah diagram yang memperlihatkan himpunan kelas–kelas, kolaborasi serta relasi antara use case dengan aktor. Gambar 8 Class diagram aplikasi Gambar 8 dapat menjelaskan sebagai berikut : aplikasi sistem informasi persediaan barang dagangan ini memiliki 3 user yaitu 2 bagian dan satu admin. Masing0masing tabel mempunyai atribut dan operasi sendiri-sendiri. Masing-masing user dan admin mempunyai atribut dan operasi sendiri-sendiri. Versi Aplikasi Versi Aplikasi telah mengalami tiga kali evaluasi berdasarkan tanggal yang tercantum pada table 3. Proses evaluasi yang dilalui bertahap, mulai dari pembuatan aplikasi pada tobol tambah dan hapus serta menampilkan data kemudian memperbaiki eror yang terjadi hingga di terima. Versi terakhir yaitu tahap memperbaiki interface serta membuat tampilan untuk laporan. Tabel 3 Tabel Versi Aplikasi Prototype Versi Tanggal Versi 01.2011 5 Desember 2011 Versi 02.2011 13 Desember 2011 Versi 03.2012 5 januari 2012 15 Update Menambah Kartegori Barang Dagangan Menambah laporan barang keluar dan barang masuk Memperbaiki eror yang terjadi Versi 04.2012 4. 31 januari 2012 Menambah batas minimal dan batas maximal stok barang di gudang. Impementasi Sistem Setelah melihat dari hasil pembangunan prototype yang dirancang, maka dari hasil perancangan tersebut kemudian diimplementasikan menjadi aplikasi sistem informasi persediaan barangdagangan menggunakan metode economic order quantity. Dalam pembahasan ini sudah menggunakan hasil prototype revisi 4 (versi 04.2012) Tahapan ini merupakan tahapan akhir dalam pengembangan sistem, dimana aplikasi dapat diterapkan dalam kegiatan nyata yang berhubungan dengan sistem tersebut. Terdapat evaluasi dan perbaikan yang digunakan untuk penyempurnaan aplikasi sehingga dapat berjalan secara optimal sesuai yang diharapkan. Perancangan dan implementasi sistem informasi persediaan barang dagangan dengan menggunakan metode economic order quantity pada UD Mona Toserba menggunakan wampserver dengan bahasa pemprograman PHP, MySQL sebagai penyimpanan data (database). Adapun spesifikasi yang digunakan untuk menjalankan aplikasi ini adalah sebagai berikut : Aplikasi ini menggunakan perangkat lunak Sistem Operasi Microsoft Windows XP Profesional PHP My Admin 5.3.5 My SQL Server 5.5.8 Rational Rose Enterprise Edition Aplikasi ini menggunakan perangkat keras Aplikasi yang dibangun, dapat berjalan pada komputer dengan spesifikasi minimal processor minimal Pentium 4, harddisk 20 GB, 256Mb RAM, serta sistem operasi Windows XP Service Pack 2. Coding dan Form pada program Gambar 8 Interface Tambah Barang 16 Petugas Admin dapat menambah jenis barang dan kemudian setelah mengisi inputan admin bisa menyimpannya dengan menggunakan tombol Simpan seperti yang terlihat pada Gambar 8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. Kode Program 1 Tambah Barang function simpan_ubah(){ if(count($_POST)>0){ $kode = $this->input->post('kode'); $nama = $this->input->post('nama'); $kategori = $this->input->post('kategori'); $maksimal = $this->input->post('maksimal'); $omset = $this->input->post('omset'); $safety = $this->input->post('safety'); $deskripsi = $this->input->post('deskripsi'); $tempat = $this->input->post('tempat'); $minimal = ($omset * 2)+ $safety; $tambah = array( "nama_barang"=>$nama, "kategori_barang"=>$kategori, "minimal_stok"=>$minimal, "deskripsi"=>$deskripsi, "tempat_penyimpanan"=>$tempat, "maksimal_stok"=>$maksimal, "safety_stok"=>$safety, "omset_per_hari"=>$omset); $this->barang->Ubah($tambah,$kode); redirect('administrator/barang'); }else{ redirect('administrator/barang');}} Kode program yang di gunakan seperti Kode program 1. Kode program baris 3 – 10 digunakan untuk inputan dari user, sedangkan baris k 11 meruoakan rumus yang digunakan untuk menghitung minimal stok barang yang harus tersedia digudang, rumusnya adalah omset penjualan perhari dikali dua di tambah dengan safety stok. Baris 12 sampai 23 di gunakan untuk memasukan inputan kedalam array dan baris ke 24 di gunakan untuk memasukkan data array kedalam objek barang method tambah Test Drive (Pengujian dan Evaluasi Prototype) Hasil pengujian BlackBox yang telah dilakukan, akan dapat disimpulkan bahwa sistem ini sudah berjalan secara fungsional dan dapat menghasilkan output sesuai dengan yang diharapkan. Hasil pengujian sistem dilakukan untuk memastikan bahwa sistem yang dibangun telah memenuhi uji kriteria dengan penyesuaian terhadap peraturan yang berlaku dan membuktikan bahwa setelah sistem diuji. 17 Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan blackbox. 1. Operasi Login Tabel 4 menjelaskan setiap Kondisi yang dapat terjadi jika mengguna memasukan nama pengguna dan kata sandi, serta respon yang diberikan oleh sistem dari setiap kondisi yang terjadi. Tabel. 4 Tabel Operasi Login Operation ID Kondisi Respon Sistem Hasil 01 Syarat untuk login lengkap dan benar. Melanjutkan ke menu utama sesuai dengan hak pengguna Berhasil 02 Nama pengguna dan kata sandi tidak diisi semua. 03 Salah satu dari nama pengguna dan kata sandi tidak diisi. 04 Kesalahan mengisi nama pengguna dan kata sandi (tidak ada di database) Menampilkan peringatan untuk mengisi nama pengguna dan kata sandi dengan lengkap. Menampilkan peringatan untuk mengisi nama pengguna dan kata sandi dengan lengkap. Menampilkan pesan eror bahwa login gagal. Nama pengguna dan kata sandi tidak cocok. Login gagal Login gagal Login gagal 2. Operasi Pencarian Data Tabel 5 Tabel Operasi Pencarian Data Operation ID Kondisi 01 Parameter yang dimasukkan tidak sesuai. Contoh : Pencarian data tidak berdasarkan nama barang dagangan Tidak menampilkan Hasil pencarian Data Grid View kosong. 02 Parameter sudah sesuai, tapi data yang dicari tidak ada dalam database. Tidak ada data yang ditampilkan. Data Grid View kosong. 03 Parameter sesuai dan cocok dengan database. Menampilkan data yang dicari. Respom Sistem 18 Hasil Data Grid View berisi data yang dicari. Tabel 5 menjelaskan beberapa kondisi yang dapat terjadi jika pengguna melakukan pencarian data yang akan ditampilkan pada data grid view yang sudah disediakan serta respon yang diberikan sistem. Validasi sudah diberikan ke dalam sistem sehingga dapat merespon setiap kondisi yang terjadi. 3. Operasi Penambahan Data Tabel 6 Tabel Operasi Penambahan Data Operation ID 01 02 03 Kondisi Data yang dimasukkan lengkap. Data yang seharusnya tidak boleh dikosongkan, dibiarkan kosong. Duplicate primary key. Respon Sistem Data sudah ditambahkan. Menampilkan peringatan bahwa data harus diisi. Menampilkan peringatan bahwa data sudah pernah ditambahkan. Hasil Data pada database bertambah. Data pada database tidak bertambah. Data pada database tidak bertambah. Tabel 6 menjelaskan setiap kondisi yang akan terjadi saan pengguna melakukan penambahan data. Validasi telah dilakukan kedalam sistem sehingga sistem dapat merespon setiap kondisi yang tidak sesuai dengan pengaturan pada database. 4. Operasi Hapus Data Tabel 7 Tabel Hapus Data Operation ID Kondisi Respon Sistem 01 Belum memilih data yang akan dihapus. Muncul peringatan untuk memilih data yang dihapus. 02 Data yang akan dihapus sudah dipilih. Menampilkan status pesan data \akan dihapus. Hasil Data pada database tidak dihapus. Data pada database dihapus. Tabel 7 menjelaskan setiap kondisi yang akan terjadi saat pengguna melakukan penghapusan data. Validasi telah dilakukan kedalam sistem sehingga sistem dapat merespon setiap tindakan yang dilakukan pengguna. 19 5. Operasi Pengubahan Data Tabel 8 Tabel Operasi Ubah Data Operation ID Kondisi Respon Sistem Hasil 01 Belum mengisi atau mengosongkan hasil perubahan. Menampilkan peringatan untuk melengkapi hasi perubahan. Perubahan Tidak tersimpan di di database. 02 Mengisi perubahan pada textbox dengan lengkap. Menampilkan pesan berhasil data telah diperbaharui Perubahan tersimpan di dalam database Tabel 8 menjelaskan setiap kondisi yang akan terjadi saat pengguna melakukan pengubahan data. Validasi telah dilakukan kedalam sistem sehingga sistem dapat merespon setiap tindakan yang dilakukan pengguna. 6. Operasi Menampilkan Laporan Tabel 9 Tabel Operasi Menampilkan Laporan Operation ID Kondisi 01 Memilih tahun dan bulan yang belum terisi data. Contoh: data barang keluar Mencari data tersebut dan tidak ditemukan. Laporan yang di tampilkan kosong 02 Memilih tanggal yang sudah terisis data. Mencari data tersebut dan menemukan. Menampilkan laporan pemakaian. Respon Sistem Hasil Tahap ini merupakan tahap pengujian sederhana yang dilakukan pengembang dengan pengguna. Pengembang melakukan evaluasi terhadap penilaian pengguna tentang prototype yang telah dibuat, bila pengguna menginginkan perubahaan maka, pengembang akan merubah bagian mana saja yang akan diubah. Terdapat berberapa perubahaan dan update yang dilakukan sesuai dengan perubahan yang terjadi pada aplikasi. Versi dari awal hingga pada implementasi akhir terdapat empat versi update. Perubahan menu dan penambahan menu yang tepat menjadi masalah pada perancangan prototype aplikasi. Pengujian ini dilakukan dengan metode wawancara kepada pengguna sistem. Pengguna terdiri dari tiga orang, satu orang sebagai admin, satu orang dari bagian toko (kepala toko) dan satu orang bagian gudang (petugas gudang). Oleh karena itu yang menjadi responden dari pengujian ini ada tiga orang. 20 Tabel 10 Tabel pengujian penerimaan pengguna Id Operasi Operasi Sistem Respon pengguna Apakah sudah sesuai dengan Tiga orang 01 kebutuhan pengguna? menjawab sudah. Tiga orang Apakah sistem informasi yang menjawab sistem 02 dirancang dapat diterapkan informasi ini bisa pada UD Mona Toserba? diterapkan Tiga orang Apakah sistem informasi ini menjawab sistem 03 mudah digunakan? informasi ini mudah digunakan. Satu orang menjawab Bagaimana tampilan dari penampilan kurang 04 sistem informasi yang menarik. Dua orang dirancang? lagi menjawab cukup menarik. Empat orang Apakah sudah melakukan 05 mengatakan cukup penerapan EOQ dengan baik ? baik. 5. Simpulan Dari hasil pembahasan dan pengujian di atas dapat disimpulkan : Adanya perancangan dan implementasi aplikasi sistem informasi persediaan barang dagangan menggunakan teknik Economic Order Quantity (EOQ) dapat membantu UD Mona Toserba dalam mengelola persediaan barang dagangan. Sistem ini memberikan kemudahan kepada UD Mona Toserba dalam mengatur persediaan barang dagangan. Sistem tersebut dapat menghindarkan dari terjadinya persediaan yang berlebihan yang akan menimbulkan biaya penyimpanan dan menghindari kekurangan ketersediaan barang dagangan. Sistem juga dapat membantu UD Mona Toserba dalam pembuatan laporan yang sebelumnya dilakukan secara manual. Sehingga dapat membantu perusahaan dalam menyajikan informasi penggunaan barang dagangan secara akurat. data yang telah tersimpan di dalam database akan menjadi arsip perusahaan. 21 6. Pustaka [1] Sakkung, Carien Valerie. 2011, Perbandingan Metode EOQ (Economic Order Quantity), jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranantha Swasta, Basu, 1995, Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern. Edisi Ketiga, Yogyakarta : Liberty Herjanto, E. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua, PT.Grasindo, Jakarta Kieso,Donald E., weygant,Jerry J., Warfield,Terry D., 2001, Intermedieate Accounting, Tenth Edition, New York : John Wiley & Sons Inc Willson,James D., Campbell,John B.,1997, Controllership : Tugas Akuntan Manajemen, Dialihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendera, Edisi Ketiga, Jakarta:Penerbit Erlangga Mulyadi,2002,Auditing, Edisi Keenam,Buku Satu, Jakarta : Salemba Empat Midjan,La., Susanto, Azhar., 2001, Sistem Informasi Akuntansi : Pendekatan Manual Penyusunan Metode Dan Prosedur, Edisi Delapan, Bandung : Lingga Jaya Wiranata, Riyanti. 2002. Penerapan Sistem Material Requirements Planning (MRP)Sebagai Alat Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Persediaan Bahan Baku pada PT. Siantarjaya Ekatama Surabaya. Thesis/Dissertation. Surabaya :Universitas Kristen Petra Donald J Bowersox, 2002, Logistical Management. Rangkuti, Freddy. 2004. Manajemen Persediaan. Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers Herlina. 2007. Manajemen Keuangan. Handout Mata Kuliah Manajemen Keuangan Universitas Kristen Maranatha, Bandung [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] 22