BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit Paru Obstruktif Kronik selanjutnya disebut PPOK atau Cronik Obstruktive Pulmonary Disease (COPD) merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Ketiga penyakit yang membentuk satu kesatuan yang dikenal dengan COPD adalah asma bronchial, bronchitis kronikdan empysema paru-paru. Sering juga penyakit-penyakit ini disebut dengan Cronik Obstruktive Lung Disease (COLD) (Somantri 2009). Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian. Penyakit pada saluran pernafasan lebih sering terjadi dari pada sistem lain, salah satu penyebab kesakitan dan kematian pada penyakit saluran pernafasan adalah penyakit paru obstruksi kronik. PPOK adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang biasanya progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi kronis pada saluran napas dan 1 Asuhan Keperawatan Pada..., ENDAH RETNO HAPSARI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016 2 paru-paru terhadap partikel atau gas yang beracun (Global Initiative for Chronic Lung Disease, 2015). Pasien dengan PPOK menunjukan kelemahan untuk bernafas, mereka yang menderita PPOK akan menanggung akibat dari kurangnya oksigen. Penurunan kadar oksigen dalam sirkulasi dan jaringan tubuh, menempatkan pasien pada risiko tinggi terhadap beberapa kondisi serius lainnya. Akhir-akhir ini PPOK diketahui juga memiliki efek sistemik dengan manisfestasi ekstra paru. Komplikasi sistemik PPOK terdiri dari peradangan sistemik, penurunan berat badan, gangguan musculoskeletal, gangguan kardiovaskular,gangguan hematologi, neurologi dan psikiatri (Fahri et al, 2008; Attaran et al, 2009). PPOK mempunyai tanda dan gejala yakni Batuk (mungkin produktif atau non produktif), dan perasaan dada seperti terikat, mengi saat inspirasi maupun ekskresi yang dapat terdengar tanpa stetoskop, pernafasan cuping hidung, ketakutan dan diaphoresis, batuk produktif dengan sputum berwarna putih keabu-abuan, yang biasanya terjadi pada pagi hari, inspirasi ronkhi kasar dan whezzing, sesak nafas (Jaap CA Tappenburg,2008). Penyakit Pru Obstruksi Kronik (PPOK) menurut Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) tahun 2014 adalah suatu keadaan yang ditandai oleh terbatasnya aliran udara, biasanya progresif, Asuhan Keperawatan Pada..., ENDAH RETNO HAPSARI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016 3 disertai respon inflamasi kronik pada saluran nafas dan paru akibat partikel berbahaya seperti gas (GOLD, 2015). Indonesia merupakan Negara dengan jumlah perokok yang banyak, dipastikan prevalensi PPOK tinggi (Oemiati, 2013). Hasil survei penyakit tidak menular oleh Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular (PPM) DAN Penyehatan Lingkungan (PL) dilima rumah sakit provinsi (Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, dan Sumatra Selatan) tahun 2004 menunjukan PPOK menempati urutan pertama penyumbang angka kesakitan (35%),diikuti asma bronkial (33%), kanker paru (30%), dan lainnya (2%) (Depkes RI,2008). Angka kejadian PPOK di Jawa Tengah tahun 2008 adalah 0,02% dan tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 0,12%. (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2009). Menurut hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta didapatkan data penderita PPOK meningkat 20% pada bulan maret 2015. Penelitian yang dilakukan Denis menyatakan bahwa kasus tertinggi adalah PPOK derajat 2 (Denis, 2015). Prevalensi kasus PPOK di Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan yaitu dari 0,08 % pada tahun 2010 menjadi 0,09 % pada tahun 2011. Berdasarkan data kunjungan pasien PPOK di BBKMP Surakarta dari tahun ke tahun terjadi peningkatan sebesar 145,36 %, yaitu pada tahun 2008 penderitaa PPOK berjumlah 1023 orang dan tahun 2009 Asuhan Keperawatan Pada..., ENDAH RETNO HAPSARI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016 4 sebanyak 2510 orang (Departemen Kesehatan (Depkes), 2004 ; Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,2011 ; et al Ariyani, 2010). Data Rekam Medik RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga pada kasus PPOK di ruang falamboyan pada tahun 2015 pasien yang menderita PPOK sebanyak 62 pasien (3,5%), dan menduduki 10 besar kasus penyakit urutan ke-8 di ruang flamboyan. Penderita PPOK setiap tahun semakin meningkat. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan. Peran perwat tidak tidak kalah penting untuk lebih meningkatkan pemberian Asuhan Keperawatan secara komperhensif. Berdasarkan uraian data diatas penulis tertarik mengelola kasus dengan judul "Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) di Ruang Flamboyan RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga". B. TUJUAN PENULISAN Dalam penulisan laporan studi kasus ini mempunyai 2 tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Melaporkan penerapan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan penyakit paru obstruktif kronik secara terpadu dan komprehensif Asuhan Keperawatan Pada..., ENDAH RETNO HAPSARI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016 5 dengan pendekatan proses keperawatan di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penulisan laporan kasus ini adalah untuk memaparkan : a. Melakukan pengkajian pada Tn. S dengan PPOK. b. Mengkaji analisis data dari pengkajian dan penetapan diagnose keperawataan pada Tn. S dengan PPOK. c. Membuat penerapan rencana tindakan keperawatan pada Tn. S dengan PPOK. d. Melakukan Implementasi Keperawatan pada Tn. S dengan PPOK. e. Melakukan Evaluasi pada pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tn.S dengan PPOK. f. Pendokumentasian terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Tn. S dengan PPOK. C. Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penyusunan laporan tugas akhir ini menggunakan cara sebagai berikut : Asuhan Keperawatan Pada..., ENDAH RETNO HAPSARI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016 6 1. Obsevarsi - Partisipatif Penulis pengumpulan data menggunakan cara observasi partisipasif dengan perawatan langsung pada pasien dengan cara pelayanan asuhan keperawatan, konsultasi pendidikan kesehatan dan segala pemenuhan kebutuhan pasien. Pemberian asuhan keperawatan ini, penulis berinteraksi dengan keluarga pasien untuk menanyakan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pasien. Sehingga penulis mendapakan data tentang masalah kesehatan yang dapat menjadi diagnosa keperawatan. 2. Wawancara Penulisan menggunakan teknik wawancara dengan klien dengan keluarga yang meliputi : keluhan-keluhan yang dirasakan, pengobatan sebelumnya, riwayat penyakit dahulu ,riwayat penyakit keluarga, dan pengetahuan keluarga tentang penyakit pasien. 3. Studi Literature Diperoleh dangan cara menggali sumber-sumber pengetahuan,buku-buku, dan jurnal terkini (melalui browsing internet) yang berkaitan dengan kasus PPOK. 4. Studi Dokumentasi Asuhan Keperawatan Pada..., ENDAH RETNO HAPSARI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016 7 Data yang menunjang untuk menegakan diagnosa serta rencana yang disusun, penulis menggunakan Rekam Medik Pasien RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. D. TEMPAT DAN WAKTU Asuhan keperawatan ini dilakukan di Ruang Flamboyan RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga selama 2 hari, mulai hari senin 30 mei 2016 sampai dengan 31 mei 2016. E. MANFAAT PENULISAN Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu, sebagai panduan perawat dalam mengelola kasus pada pasien dengan penyakit paru obstruksi kronik, juga diharapkan menjadi informasi bagi tenaga kesehatan lain terutama dalam pengelola kasus yang bersangkutan. Asuhan Keperawatan Pada..., ENDAH RETNO HAPSARI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016 8 F. SISTEMATIKA PENULISAN Sedangkan uraian sistem penulisan laporan kasus sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan. Membahas tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan tempat serta waktu termasuk sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka. Menguraikan tentang penelitian, klasifikasi, etiologi, patofisiologi,manifestasi anatomi klinis, dan fisiologi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, pathway, dan uraian masalah prioritas. BAB III : Laporan Kasus. Membahas tentang tinjauan kasus. BAB IV : Pembahasan. Menguraikan tentang pembahasan kasus yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, rencana intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan. BAB V : Simpulan dan Saran. Berisi tentang kesimpulan dan saran yang diberikan terkait dengan kasus. Asuhan Keperawatan Pada..., ENDAH RETNO HAPSARI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016