KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN, DAN PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PANGKALPINANG Aprilia Putri Alamat : Jalan K H Syahdan Gang keluarga No 39S Kemanggisan, Jakarta Barat No. Telp : 081214518070 Email : [email protected] Dosen Pembimbing : Fany Inasius, SE., M.M., M.B.A.,BKP ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap peningkatan Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah Kota Pangkalpinang. Metode penelitian yang telah dilakukan adalah kualitatif. Analisis dilakukan dengan membandingkan peningkatan/penurunan penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan dari target yang di harapkan dan realisasi yang dicapai setiap tahun penelitian. Lebih dari 25 % kontribusi yang diberikan Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap peningkatan penerimaan Pajak Daerah, dan kurang lebih 12% kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah. Disimpulkan kontribusi ketiga pajak tersebut terhadap Pajak Daerah belum terlalu signifikan dan memberikan kontribusi yang besar terhadap Pajak Daerah maupun Pendapatan Asli Daerah. Maka dari itu Pemerintah dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang harus terus berupaya untuk lebih meningkatkan kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah. Kata kunci: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Daerah, Pendapatan Asli Daerah PENDAHULUAN Pangkalpinang yang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan sektor pemerintahan, sektor perdagangan, sektor hiburan serta sektor kuliner dan oleh-oleh khas Bangka. Dari keempat aspek inilah yang membuat Kota Pangkalpinang berpotensi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor pariwisata. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap peningkatan Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah. METODE PENELITIAN Karakteristik dari penelitian ini adalah: 1. Jenis dari risetnya adalah riset kualitatif. 2. Dimensi waktu risetnya adalah melibatkan urutan waktu (time series). 3. Periode yang digunakan dalam penelitian ini yakni tahun 2011-2013. 4. Metode pengumpulan datanya adalah sebagai berikut: a. Kontak langsung adalah peneliti melakukan pengumpulan data dengan bertatap muka, interaksi dan wawancara secara langsung dengan pemerintah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang khususnya dibagian Pendapatan dengan kepala bidang pendapatan DPPKAD serta bagian pendapatan dan perencanaan di DPPKAD Kota Pangkalpinang. b. Kontak Tidak Langsung adalah peneliti juga melakukan penelitian melalui email, dan telepon seluler untuk mendapatkan informasi. Lingkungan penelitiannya adalah lingkungan nyata yaitu di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. c. Unit analisisnya adalah instansi, yaitu Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. karena penulis langsung melakukan penelitian ke lembaga yang akan diteliti yaitu Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan aset Daerah. Data kualitatif yaitu penelitian yang cenderung kepada analisis terhadap objek penelitian berupa keterangan secara tertulis maupun lisan dari pemikiran dan aktifitas lembaga. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, data primer adalah data yang diperoleh langsung dari DPPKAD Kota Pangkalpinang berupa wawancara mengenai topik terkait, sedangkan data sekunder berupa data target dan realisasi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah Kota Pangkalpinang tahun anggaran 2011 sampai dengan 2013 serta peraturan-peraturan yang terkait dengan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan. Dalam penulisan skripsi ini, metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan adalah: 1. Studi Kepustakaan Melakukan pengumpulan data-data dengan mencari, membaca, memilih sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan topik skripsi, seperti dari Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah dan buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Dengan tujuan dapat memahami dan memecahkan permasalahan yang akan berkaitan dengan penelitian. 2. Studi Lapangan Melakukan penelitian langsung pada instansi yang terkait untuk memperoleh data yang lebih spesifik dan relevan mengenai aspek-aspek yang berpengaruh pada pendapatan daerah. Melakukan penelitian dengan cara wawancara dan dokumentasi dengan mengumpulkan seluruh data informasi dan keterangan yang berkaitan dengan penelitian. Metode Analisis Datanya adalah Metode analisis deskriptif, yaitu dengan merumuskan dan menafsirkan data yang diperoleh serta mengolahnya sehingga diperoleh gambaran masalah yang akan dibahas serta dianalisis kemudian dilakukan pembahasan secara umum. Dari seluruh informasi dan data yang diperoleh selama penelitian, maka informasi dan data penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan selama periode 2011 sampai dengan 2013 tersebut penulis juga membuat dalam bentuk grafik dan tabel. HASIL DAN BAHASAN 4.1.2 Pertumbuhan Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Kota Pangkalpinang Pada Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 4.1.2.1 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Kota Pangkalpinang Pada Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 Berdasarkan grafik 1 di atas, target dan realisasi penerimaan Pajak Hotel pada tahun 2011 masing-masing sebesar Rp 1.200.000.000,00 dan Rp 900.570.650,00 meningkat Rp 299.429.350,00 atau sebesar (24,95%). Target dan realisasi penerimaan pada tahun 2012 masing-masing sebesar Rp1.200.000.000,00 dan Rp 1.237.064.125,00 meningkat Rp 37.064.125,00 atau sebesar 3,08%. Target dan realisasi pada tahun 2013 adalah Rp 1.200.000.000,00 dan Rp 1.372.383.732,00 meningkat Rp 172.383.732,00 atau sebesar 14,36%. Jadi rata-rata pertumbuhan adalah sebesar 14,13% setiap tahunnya. 4.1.2.2 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Kota Pangkalpinang pada Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 Berdasarkan grafik 2 di atas, target dan realisasi penerimaan Pajak Restoran pada tahun 2011 masing-masing sebesar Rp 2.200.000.000,00 dan Rp 2.210.762.790,00 meningkat Rp 10.762.790,00 atau sebesar 0,48%. Target dan realisasi penerimaan pada tahun 2012 masing-masing sebesar Rp 2.600.000.000,00 dan Rp 2.746.674.269,00 meningkat Rp 146.674.269,00 atau sebesar 5,64%. Target dan realisasi penerimaan pada tahun 2013 masingmasing sebesar Rp 3.500.000.000,00 dan Rp 3.800.564.165,00 meningkat Rp 300.564.165,00 atau sebesar 8,58%, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,9% tiap tahunnya. 4.1.2.3 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Kota Pangkalpinang pada Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 Berdasarkan grafik 3 di atas, target dan realisasi Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan pada tahun 2011 masing-masing sebesar Rp 660.000.000,00 dan Rp 2.812.598.962,50 meningkat Rp 2.152.598.962,50 atau sebesar 326,15%. Target dan realisasi pada tahun 2012 masing-masing sebesar Rp 1.000.000.000,00 dan Rp 4.471.982.497,88 meningkat Rp 3.471,982.497,00 atau sebesar 347,19 %. Target dan realisasi pada tahun 2013 masing-masing sebesar Rp 2.000.000.000,00 dan Rp 4.399.420.244,45, meningkat Rp 2.399.420.244,45 atau sebesar 219,97%. Rata -Rata pertumbuhan sebesar 297,77%. 4.1.2.4 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota Pangkalpinang pada Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 Berdasarkan grafik 4 di atas, target dan realisasi penerimaan Pajak Daerah pada tahun 2011 masing-masing sebesar Rp 17.726.900.000,00 dan Rp 21.813.531.903,25 meningkat Rp 4.086.631.903,25 atau sebesar 23,05% melebihi target penerimaan. Kemudian target dan realisasi penerimaan pada tahun 2012 masing-masing sebesar Rp 21.261.890.008,00 dan Rp 27.858.891.143,88, meningkat Rp 6.597.001.135,88 atau sebesar 31,03% melebihi target penerimaan. Sedangkan target dan realisasi penerimaan pada tahun 2013 masing-masing sebesar Rp 34.220.000.000,00 dan Rp 47.978.125.915,70, meningkat Rp 13.758.125.915,70 atau sebesar 40,20 % melebihi target penerimaan. Rata – rata pertumbuhan setiap tahunnya adalah sebesar 31,42%. 4.1.2.5 . Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Pangkalpinang pada Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 Berdasarkan grafik 5 di atas, target dan realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2011 masing-masing sebesar Rp 48.994.526.648,00 dan Rp 49.534.023.294,62 meningkat Rp 539.496.650,00 atau 1,10% melebihi target penerimaan. Kemudian target dan realisasi penerimaan pada tahun 2012 masing-masing sebesar Rp 65.094.072.000,00 dan Rp 67.616.225.250,49 meningkat Rp 2.522.153.250,49 atau 3,87% melebihi target penerimaan. Kemudian target dan realisasi penerimaan pada tahun 2013 masing-masing sebesar Rp 81.554.926.490,00 dan Rp 92.106.752.248,02 meningkat Rp 10.551.825.758,02 atau 12,90% melebihi target penerimaan. Rata-rata penerimaan realisasi setiap tahunnya adalah 5,95%. 4.2 Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Terhadap Penerimaan Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah Kota Pangkalpinang dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 4.2.1 Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Pangkalpinang dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 Berdasarkan grafik 6 di atas, pada tahun 2011 total penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah sebesar Rp 5.923.932.402,00 dan jumlah penerimaan Pajak Daerah adalah sebesar Rp 21.813.531.903,25. Artinya, 27,20% dari Pajak Daerah dihasilkan dari penerimaan ketiga pajak ini. Kontribusi penerimaan Pajak Hotel terhadap total penerimaan Pajak Daerah adalah 4,13%, kontribusi penerimaan Pajak Restoran/Rumah Makan terhadap total penerimaan Pajak Daerah adalah sebesar 10,13%, dan kontribusi dari Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap total penerimaan Pajak Daerah adalah sebesar 12,89%. Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan merupakan kontribusi terbesar terhadap penerimaan Pajak Daerah pada tahun 2011. Pada tahun 2012, total penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah sebesar Rp 8.455.720.891,88 atau meningkat Rp 2.531.788.489,00 dari tahun 2011 dan jumlah penerimaan Pajak Daerah adalah sebesar Rp 27.858.720.433,88 Artinya, 30.40% dari Pajak Daerah dihasilkan dari penerimaan ketiga pajak ini. Kontribusi penerimaan Pajak Hotel terhadap total penerimaan Pajak Daerah adalah 4,44%, kontribusi penerimaan Pajak Restoran/ Rumah Makan terhadap total penerimaan Pajak Daerah adalah sebesar 9,86%, dan kontribusi dari Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap total penerimaan Pajak Daerah adalah sebesar 16,05%. Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan merupakan kontribusi terbesar terhadap penerimaan Pajak Daerah pada tahun 2012. Pada tahun 2013, total Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan pajak Mineral bukan Logam dan Batuan adalah sebesar Rp 9.572.368.141,00 atau meningkat Rp 1.116.647.150,00 dari tahun 2012 dan jumlah penerimaan Pajak Daerah adalah sebesar Rp 47.978.125.915,70 Artinya, 20,00% dari Pajak Daerah dihasilkan dari penerimaan ketiga pajak ini. Kontribusi penerimaan Pajak Hotel terhadap total penerimaan Pajak Daerah adalah 2,86%, kontribusi penerimaan Pajak Restoran/ Rumah Makan terhadap total penerimaan Pajak Daerah adalah sebesar 7,92%, dan kontribusi dari Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap total penerimaan Pajak Daerah adalah sebesar 9,17%. Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan merupakan kontribusi terbesar terhadap penerimaan Pajak Daerah pada tahun 2013. 4.2.2 Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Pangkalpinang dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 Berdasarkan grafik 8 tersebut, dari jumlah PAD pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp 49.534.023.294,62 dilihat kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan sebesar 12% atau sebesar Rp 5.923.932.402,00 kontribusi 7 Pajak Kabupaten lainnya sebesar 32% Rp 15.889.599.501,25. Kontribusi Retribusi Daerah sebesar 14% atau sebesar Rp 6.861.165.365,36. Kontribusi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar 8% atau sebesar Rp 3.860.315.412,81 dan kontribusi Lain-lain PAD yang Sah sebesar 34% atau sebesar Rp 16.999.010.613,20, dari 44% jumlah penerimaan Pajak Daerah, sebanyak 12% merupakan penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan. Grafik 8 Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2012 13% Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Kabupaten Lainnya 32% 29% Retribusi Daerah 7% 19% Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Berdasarkan grafik 8 di atas, dari jumlah PAD pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp 67.616.225.250,49 dilihat kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan sebesar 13% atau sebesar Rp 8.455.720.891,88 kontribusi Pajak Kabupaten lainnya sebesar 29% atau sebesar Rp 19.403.000.442,88 kontribusi Retribusi Daerah sebesar 19% atau sebesar Rp 12.310.322.655.66, kontribusi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar 7% atau sebesar Rp 4.714.484.517,11 dan kontribusi Lain-lain PAD yang Sah sebesar 32% atau sebesar Rp 22.732.526.933,84. Dari 42% jumlah penerimaan Pajak Daerah, sebanyak 13% merupakan penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan. Berikut ini adalah grafik kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Pangkalpinang Tahun 2013: Berdasarkan grafik 9 di atas, dari jumlah PAD pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp 92.106.752.248,02 bisa dilihat kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan sebesar 10% atau sebesar Rp 9.572.368.141,00, kontribusi Pajak Kabupaten lainnya sebesar 42% atau sebesar Rp 38.405.757.774,70, kontribusi Retribusi Daerah sebesar 18% atau sebesar Rp 16.134.938.007,00, kontribusi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar 4% atau sebesar Rp 3.841.426.516,29, dan kontribusi Lain-lain PAD yang Sah sebesar 26% atau sebesar Rp 24.152.261.809,03. Dari 52% jumlah penerimaan Pajak Daerah, sebanyak 10% merupakan penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan. 4.2.3 Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Pangkalpinang Pada Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2013 Grafik 10 Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2011 2013 100% 80% 60% 40% 20% 44,00% 41,20% 52.10% 2011 2012 2013 Pendapatan Asli Daerah Rp49,534,023,294.6 Rp67,616,225,250.4 Rp92,106,752,248.0 Pajak Daerah Rp27,858,891,143.8 Rp47,978,125,915.7 0% Rp21,813,531,903.2 Berdasarkan grafik 10 di atas, terlihat kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2011 adalah sebesar 44,00% atau sebesar Rp 21.813.531.903,25 dari Rp 49.534.023.294,62 Pendapatan Asli Daerah, lalu pada tahun 2012 sebesar 41,20% atau sebesar Rp 27.858.891.143,88 dari Rp 67.616.225.250,49 Pendapatan Asli Daerah, dan pada tahun 2013 adalah sebesar 52,10% atau sebesar Rp 47.978.125.915,70 dari Rp 92.106.752.248,02 Pendapatan Asli Daerah. Artinya, kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah secara presentase mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 2,8%. Penurunan ini disebabkan oleh semakin besarnya target penerimaan Pajak Daerah. 4.3 Upaya Yang Perlu Dilakukan Pemerintah Daerah Kota Pangkalpinang Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dilihat Dari Aspek Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan tahun 2011-2013 a. Pajak Hotel Beberapa upaya yang perlu dilakukan dalam pemungutan Pajak Hotel, guna mengoptimalkan peningkatan Pajak Hotel ini, sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. b. Meningkatkan pengawasan terhadap penerimaan pajak mulai dari pendataan dan diterbitkannya verifikasi atas laporan wajib pajak, hingga diterimanya setoran pajak kas daerah. Pemutakhiran data wajib pajak yang harus dibayar oleh para wajib pajak baru, termasuk pendataan rumah kos dan rumah kontrakan yang lebih dari sepuluh kamar. Penetapan ulang besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak. Penanggihan tunggakan beberapa Wajib Pajak atas SKPD Pajak Hotel tahun berjalan dan tahun-tahun sebelumnya. Pajak Restoran/Rumah Makan Beberapa upaya yang perlu dilakukan dalam pemungutan Pajak Restoran, guna mengoptimalkan peningkatan Pajak Restoran ini, sebagai berikut 1. 2. 3. 4. 5. Melakukan pendataan guna pemutakhiran data wajib pajak dalam mendapatkan objek baru. Penetapan ulang besarnya pajak yang harus dibayar oleh para wajib pajak berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi. Penagihan tunggakan beberapa wajib pajak atas SKPD pajak Restaurant/Rumah Makan tahun-tahun sebelumnya. Meningkatkan pengawasan terhadap penerimaan pajak mulai dari pendataan dan diterbitkan SKPD hingga diterimannya setoran pajak pada kas daerah. Melakukan sosialisasi Perda tentang Pajak Restaurant/Rumah Makan kepada masyarakat dan wajib pajak. C. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Beberapa upaya yang perlu dilakukan dalam pemungutan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, guna mengoptimalkan peningkatan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ini, sebagai berikut: 1. 2. Bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Kota Pangkalpinang dalam perhitungan besarnya Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan yang dikenakan kepada para pengusaha yang melaksanakan kegiatan pembangunan fisik bangunan dari dana APBD Kota Pangkalpinang. Meningkatkan pengawasan terhadap penerimaan Pajak mulai dari diterbitkannya SKPD hingga diterimanya setoran pajak pad akas Daerah. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Restoran berjalan belum signifikan karena secara nominal maupun presentase peningkatan realisasi penerimaan Pajak Hotel masih sedikit dari target yang telah direncanakan, dikarenakan belum ada peningkatan pertumbuhan dan pembangunan hotel yang signifikan ditahun 2011 sampai 2013, sedangkan Pajak Restoran juga masih kurang dari target yang telah direncanakan, ini dikarenakan kurangnya kesadaran wajib pajak restoran untuk membayar pajak. pemungutan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan setiap tahunnya sudah berjalan efektif jika dilihat dari nominal dan presentase, tetapi faktor penyebab terjadi penurunan selain peningkatan target yang ditetapkan adalah berkurangnya anggaran proyek yang didanai oleh dana APBD pada tahun 2013 sehingga akan menyebabkan berkurangnya juga Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan. Pertumbuhan Pajak Daerah meningkat setiap tahunnya. Dan pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah meningkat walaupun tidak signifikan. 2. Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap pajak daerah masih rendah dan belum signifikan. Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap Pendapatan Asli Daerah masih rendah dan belum signifikan. Sedangkan Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah sudah signifikan. kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap Pendapatan Asli Daerah masih sangat kecil dan perlu ada optimalisasi terhadap pemungutan khususnya dari ketiga pajak ini. 3. Upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. a. Pajak Hotel Meningkatkan Pengawasan Pemutakhiran data wajib pajak Penetapan ulang besarnya pajak yang harus dibayar 4. Penagihan tunggakan b. 1. Pajak Restoran Pendataan 2. Penetapan ulang besarnya pajak yang harus dibayar 3. Penagihan tunggakan 4. Meningkatkan Pengawasan 5. Sosialisasi perda c. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 1. Bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Kota Pangkalpinang 2. Meningkatkan Pengawasan 5.2 Saran 1. Karena belum adanya tempat penyetoran pajak selain di DPPKAD, diperlukan adanya tempat penyetoran yang ditunjuk oleh Walikota seperti Bank dan lain sebagainya yang terjangkau oleh para wajib pajak untuk memudahkan wajib pajak melakukan kewajiban perpajakannya, selain itu guna memudahkan pengawasan kepada wajib pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya seharusnya di berlakukannya sistem penyetoran dan pelaporan secara online, sehingga akan lebih memudahkan wajib pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Dimana sistem online diberlakukannya di setiap aspek pajak pusat. 2. Dikarenakan arus kunjungan wisatawan akan terus meningkat yang memberikan peluang bagi calon wajib Pajak Restoran maupun calon wajib Pajak Hotel, maka dari itu sangat diperlukan survei rutin untuk menghindari adanya pengusaha baik Restoran maupun hotel yang belum mendaftarkan diri sebagai wajib pajak, pendataan ulang secara rutin sangat perlu dilakukan. 3. Melihat dari target penerimaan yang bisa dianggap terlalu besar dibandingkan dengan realisasi penerimaan, diharapkan adanya evaluasi terhadap penetapan target penerimaan semua jenis Pajak Daerah terutama target penerimaan Pajak Hotel. Hal ini agar optimalisasi penerimaan Pajak Daerah bisa terwujud dalam rangka membiayai belanja daerah yang selalu mengalami defisit meskipun realisasi penerimaan Pajak Daerah tiap tahunnya terus meningkat. 4. Melihat dari realisasi penerimaan baik realisasi penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, maupun realisasi penerimaan Pajak Daerah yang melebihi target penerimaan, diperlukan konsistensi baik dalam pengawasan maupun sosialisasi guna mengoptimalisasi penerimaan daerah dari sektor pajak yang akan berdampak jangka pendek maupun jangka panjang dalam pembangunan dan penyejahteraan masyarakat di Pangkalpinang sendiri sehingga otonomi daerah yang diberikan oleh pemerintah pusat ke Pemerintah Daerah dapat dijalankan dengan baik dan benar . 5. Pihak Dinas Pendapatan, pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dan Pemerintah Kota Pangkalpinang harus mengoptimalkan perencanaan sosialisasi secara rutin guna meningkatkan kepatuhan pembayaran/pemungutan pajak . REFERENSI Irwansyah. (2014). Efektivitas dan Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Semarang Periode 2009-2013. Universitas Diponegoro Semarang. Yulianto, Andi Kurniawan. (2009). Analisis Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kudus. Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Komala, Dwi Tiyasari. (2010). Analisis Kontribusi Pajak Hotel dan Pajak Restoran Terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Tegal. Institut Pertanian Bogor. Trywilda, Arinda. (2013). Analisis Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Samarinda.Univeristas Mulawarman. Indarawati,Toti. (2012). Analisis Kontribusi Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2007-2012.Universitas Riau Walakandou, Randy J.R.(2013). Analisis Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Manado: Jurnal EMBA, Volume 1, Nomor 3, Juni 2013, Halaman 722-729. Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Pajak Hotel. Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Pajak Restoran. Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Nomor 26 Tahun 2010 Tentang Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan. Resmi, Siti. (2014). Perpajakan Teori dan Kasus edisi 8. Salemba Empat. Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 Www.Pajak.go.id Mardiasmo. (2011). Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Penerbit Andi. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Peraturan Walikota Pangkalpinang Nomor 52 Tahun 2010 Tentang Sistem dan Prosedur Pemungutan Pajak Hotel Kota Pangkalpinang. Peraturan Walikota Pangkalpinang Nomor 51 Tahun 2010 Tentang Sistem dan Prosedur Pemungutan Pajak Restoran Kota Pangkalpinang. Waluyo. (2007). Perpajakan Indonesia. Edisi Tujuh. Jakarta: Salemba Empat. www.fiskal.depkeu.go.id/2010/adoku/2013/kajian/pkem/Bangka%20Belitung.pdf www.humaspemkot-pangkalpinang.web.id www.visitbangkabelitung.com RIWAYAT PENULIS Aprilia Putri lahir di kota Pangkalpinang pada 21 April 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada 2015.