BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Berikut adalah alur pengumpulan data didalam penelitian ini adalah : 1. Melakukan riset perpustakaan dengan mengumpulkan informasi dengan mencari, membaca, dan memilih sumber-sumber informasi mengenai topik skrpsi, dengan melakukan riset keperpustakaan peneliti akan menemukan data dan informasi apakah yang diperlukan dalam memecahkan permasalahan didalam topik skripsi. 2. Kemudian peneliti melakukan observasi dan dokumentasi di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, dokumentasi yang didapatkan peneliti adalah Data Pendapatan Daerah Kota Pangkalpinang Tahun 2011, 2012 dan 2013. 3. Tahap selanjutnya peneliti menganalisa data yang telah didapatkan tersebut, dan melakukan wawancara dengan sumber terkait seperti kepala bidang pendapatan dan staf perencanaan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah kota Pangkalpinang. 4.1 Pertumbuhan Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Kota Pangkalpinang Terhadap Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 4.1.1 Target Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Kota Pangkalpinang dan Pertumbuhannya Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 4.1.1.1 Target Penerimaan Pajak Hotel Kota Pangkalpinang dan Pertumbuhannya Pada Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 Target penerimaan Pajak Hotel dan pertumbuhannya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 bisa dilihat pada tabel 4.1.1.1 di bawah ini: 39 38 Tabel 4.1.1.1 Target Penerimaan Pajak Hotel dan Pertumbuhannya Tahun 2011-2013 Persentase Tahun Target Penerimaan Pertumbuhan Target Anggaran Pajak Hotel Pajak Hotel 2011 Rp 1.200.000.000,00 - - 2012 Rp 1.200.000.000,00 - - 2013 Rp 1.200.000.000,00 - - Rata-rata Pertumbuhan Pertumbuhan Target Pajak Hotel - Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) Berdasarkan tabel 4.1.1.1 di atas, penetapan target penerimaan Pajak Hotel selama periode tahun 2011, 2012, dan tahun 2013 tidak mengalami peningkatan baik dari segi nominal maupun presentase, target penerimaan tetap sebesar Rp 1.200.000.000,00. Ini dikarenakan pertumbuhan dan pembangunan hotel di Pangkalpinang selama tiga tahun masih dikatakan belum meningkat secara signifikan. 4.1.1.2 Target Penerimaan Pajak Restoran Kota Pangkalpinang dan Pertumbuhannya pada Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 Target penerimaan Pajak Restoran dan pertumbuhannya pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 bisa dilihat pada tabel 4.1.1.2 di bawah ini: 39 Tabel 4.1.1.2 Target Penerimaan Pajak Restoran dan Pertumbuhannya Tahun 20112013 Persentase Tahun Target Penerimaan Pertumbuhan Target Anggaran Pajak Restoran Pajak Restoran 2011 Rp 2.200.000.000,00 - - 2012 Rp 2.600.000.000,00 Rp 400.000.000,00 18,18% 2013 Rp 3.500.000.000,00 Rp 900.000.000,00 34,61% Rata-rata Pertumbuhan Pertumbuhan Target Pajak Restoran 26,39% Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) Berdasarkan tabel 4.1.1.2 di atas, pertumbuhan target penerimaan Pajak Restoran juga mengalami peningkatan tiap tahunnya. Peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2012 adalah sebesar Rp 400.000.000,00 atau meningkat 18,18%. Sedangkan peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013 adalah sebesar Rp 900.000.000,00 atau meningkat 34,61%, dengan rata-rata pertumbuhan adalah sebesar 26,39%. Penetapan target penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran tiap tahunnya didasari oleh beberapa pertimbangan, yaitu: 1. Melihat nilai target dan realisasi dari tahun-tahun sebelumnya sebagai bahan perhitungan dalam menetapkan target penerimaan. Dikarenakan realisasi penerimaan pada tahun sebelumnya cukup signifikan terus melampaui target, maka di tahun-tahun berikutnya penetapan target penerimaan terus meningkat. 2. Penerimaan dari sektor Pajak Hotel dan Pajak Restoran dinilai berpotensi akan terus meningkat, kota Pangkalpinang adalah ibukota provinsi yang merupakan pusat bisnis, pusat pemerintahan dan pusat jajanan serta kuliner khas Bangka maka, akan mempengaruhi peningkatan dari sektor pajak daerah yaitu Pajak Hotel dan Pajak Restoran. 40 3. Realisasi penerimaan pajak yang terus melebihi target penerimaan tiap tahunnya mendorong upaya pemerintah daerah untuk terus mengenalkan pariwisata untuk menarik minat turis asing maupun domestik. Dengan demikian diharapkan akan berpotensi menarik calon wajib pajak baru atau pengusaha yang ingin memanfaatkan peluang bisnis hotel dan restoran. Data Hotel yang terdaftar menjadi wajib pajak di DPPKAD Kota Pangkalpinang. No Uraian 1 Hotel Bintang Tiga Nama Hotel a. Hotel Bumi Asih b. Hotel Grand Mutiara c. Hotel Red Dot Bangka By Horison 2 Hotel Bintang Dua a. Hotel Jati Wisata b. Hotel Sabrina 3 Hotel Melati Tiga a. Hotel Bukit Sofa b. Hotel Griya Tirta c. Hotel Al- Huriah d. Hotel Wisma Jaya 4 Hotel Melati Dua a. Hotel Centrum 5 Hotel Melati Satu a. Hotel Mitra b. Hotel Sheratta c. Wisma 1 Griya Mandiri d. Wisma 88 Griya Mandiri e. Hotel Xinlu f. Hotel Endotel g. Puri 56 6 Penginapan/Kos/ a. Penginapan Srikandi b. Penginapan Shera Indah c. Penginapan Melati d. Penginapan Damai Inn e. Penginapan Balai Sultan f. Homestay Sola Garcia g. Rumah Kos Hartono 41 h. Penginapan KP Permai i. Penginapan Briliant Inn j. Kontrakan Lukman k. Kontrakan H Al.Mas’ud l. Kontrakan Romlan Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) 4.1.1.3 Target Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Kota Pangkalpinang serta pertumbuhannya pada Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 Target penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan dan pertumbuhannya pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 bisa dilihat pada tabel 4.1.1.3 di bawah ini: Tabel 4.1.1.3 Target Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pertumbuhannya Tahun 2011-2013. Tahun Target Penerimaan Pajak Mineral Bukan Anggaran Logam dan Batuan Pertumbuhan Target Persentase Pajak Mineral Pertumbuhan Target Bukan Logam dan Pajak Mineral Bukan Batuan Logam dan Batuan - - 2011 Rp 660.000.000,00 2012 Rp 1.000.000.000,00 Rp 340.000.000,00 51,51% 2013 Rp 2.000.000.000,00 Rp 1.000.000.000,00 100,00% Rata-rata Pertumbuhan 75,75% Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) Berdasarkan tabel 4.1.1.3 di atas, pertumbuhan target penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan juga mengalami peningkatan tiap tahunnya. Peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2012 adalah sebesar Rp 340.000.000,00 atau 42 meningkat 51,51%. Pada tahun 2012 ke tahun 2013 meningkat secara signifikan adalah sebesar Rp 1.000.000.000,00 atau meningkat 100%, dengan rata-rata pertumbuhan adalah sebesar 75.75%. Penetapan target penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan tiap tahunnya didasari oleh beberapa pertimbangan, yaitu: 1. Melihat nilai target dan realisasi dari tahun-tahun sebelumnya sebagai bahan perhitungan dalam menetapkan target penerimaan. 2. Melihat dari pertumbuhan pembangunan atau proyek gedung yang didanai oleh APBD, apakah ditahun tersebut anggaran yang ditetapkan serta pelaksanaan pembangunannya meningkat. 4.1.1.4 Target Penerimaan Pajak Daerah Kota Pangkalpinang dan Pertumbuhannya dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 Target penerimaan Pajak Daerah dan pertumbuhannya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 bisa dilihat pada tabel 4.1.1.4 berikut ini: Tabel 4.1.1.4 Target Penerimaan Pajak Daerah dan Pertumbuhannya Tahun 20112013 Persentase Tahun Target Penerimaan Pertumbuhan Target Anggaran Pajak Daerah Pajak Daerah 2011 Rp 17.726.900.000,00 - - 2012 Rp 21.261.890.008,00 Rp 3.534.990.008,00 19,94% 2013 Rp 34.220.000.000,00 Rp 12.958.109.992,00 60,94% Rata-rata Pertumbuhan Pertumbuhan Target Pajak Daerah 40,44% Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) Berdasarkan tabel 4.1.1.4 di atas, pertumbuhan target penerimaan Pajak Daerah terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2012 adalah sebesar Rp 3.534.990.008,00 atau meningkat 19,94%. Peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013 adalah sebesar Rp 12.958.109.992,00 atau meningkat 43 60,94%. Target penerimaan Pajak Daerah dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan adalah sebesar 40,44%. Rincian target penerimaan Pajak Daerah periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 4.1.1.4.1 berikut ini: Tabel 4.1.1.4.1 Rincian Target Penerimaan Pajak Daerah Tahun 2011-2013 Jenis Pajak 2011 Kabupaten/Kota 2012 Pajak Hotel Rp 1.200.000.000 Pajak Restoran Rp 2.200.000.000 Rp 2.600.000.000 Rp 3.500.000.000 Pajak Hiburan Rp Rp 800.000.000 Rp 1.300.000.000 Pajak Reklame Rp 1.000.000.000 Rp 1.300.000.000 Rp 1.300.000.000 Pajak Penerangan Jalan Rp 5.200.000.000 Rp 6.200.000.000 Rp 8.500.000.000 Rp 660.000.000 Rp 1.000.000.000 Rp 2.000.000.000 Pajak Parkir Rp 62.000.000 Rp 100.000.000 Rp 150.000.000 Pajak Sarang Burung Walet Rp 320.000.000 Rp 150.000.000 Rp 120.000.000 Pajak Air Tanah Rp 500.000.000 Rp 250.000.000 Rp 250.000.000 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Pajak Bumi dan Bangunan Sumber : 651.900.000 Rp 1.200.000.000 2013 Rp 1.200.000.000 Rp 5.933.000.000 Rp 7.661.890.008 Rp 9.000.000.000 - - Rp 6.900.000.000 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Kekayaan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang Berdasarkan tabel 4.1.1.4.1 di atas, enam target penerimaan yang meningkat paling besar dari tahun 2011 ke tahun 2012 adalah Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan sebesar Rp 1.728.890.008,00 atau sebesar 29,14%, Pajak Penerangan 44 Jalan sebesar Rp 1.000.000.000,00 atau sebesar 19,23%, Pajak Restoran sebesar Rp 400.000.000,00 atau sebesar 18,18%, target penerimaan Pajak Hotel tidak mengalami peningkatan secara nominal maupun presentase yakni tetap sebesar Rp 1.200.000.000,00. Pajak Reklame sebesar Rp 300.000.000,00 atau sebesar 30% sedangkan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah sebesar Rp 340.000.000,00 atau sebesar 51,50%. Enam target penerimaan yang meningkat paling besar dari tahun 2013 ke tahun 2012 adalah Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan sebesar Rp 1.338.109.992,00 atau sebesar 17,46%, Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp 2.300.000.000,00 atau sebesar 37,09%, sedangkan pada posisi ketiga ada Pajak Bumi dan Bangunan dimana berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pengalihan Pengelolan Pajak Bumi dan Bangunan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, maka ditahun 2013 ada penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sebesar Rp 6.900.000.000,00 diposisi keempat ada Pajak Restoran sebesar Rp 900.000.000,00 atau sebesar 34,61%, dan diposisi kelima ada Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan sebesar Rp 1.000.000.000,00 atau sebesar 100% dan posisi keenam ada Pajak Reklame dan pajak Hiburan sedangkan Pajak Hotel menurun diposisi kedelapan dengan tidak ada peningkatan target penerimaan ditahun 2012 dan 2013. Pertimbangan kenaikan target penerimaan Pajak Daerah didasari oleh: 1. Intensifikasi, yaitu mengoptimalisasi objek pajak yang sudah ada. Dalam hal ini adalah Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Reklame, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Hiburan dan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan karena dinilai berpotensi terus meningkat tiap tahunnya serta penyumbang terbesar bagi penerimaan Pajak Daerah. 2. Ekstensifikasi, yaitu menggali objek pajak baru yang bisa dijadikan sumber pendapatan daerah.. 45 4.1.1.5 Target Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Pangkalpinang dan Pertumbuhannya dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 Target penerimaan Pendapatan Asli Daerah dan pertumbuhannya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 bisa dilihat pada tabel 4.1.1.5 berikut ini: Tabel 4.1.1.5 Target Pendapatan Asli Daerah dan Pertumbuhannya Tahun 20112013 Persentase Target Penerimaan Pertumbuhan Target Pendapatan Asli Pendapatan Asli Daerah Daerah 2011 Rp 48.994.526.648,00 - - 2012 Rp 65.094.072.000,00 Rp 16.099.545.352 32,85% 2013 Rp 81.554.926.490,00 Rp 16.460.854.490 25,28% Tahun Anggaran Rata-rata Pertumbuhan Pertumbuhan Target Pendapatan Asli Daerah 29,07% Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) Berdasarkan tabel 4.1.1.5 di atas, rata-rata pertumbuhan target penerimaan Pendapatan Asli Daerah tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 adalah sebesar 29,07%. Peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2012 adalah sebesar Rp 16.099.545.352 atau meningkat sebesar 32,85%. Sedangkan peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013 adalah sebesar Rp 16.460.854.490 atau meningkat sebesar 25,28%. 46 4.1.2 Pertumbuhan Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Kota Pangkalpinang Pada Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 4.1.2.1 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Kota Pangkalpinang Pada Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 Berikut ini merupakan grafik target dan realisasi penerimaan Pajak Hotel kota Pangkalpinang pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yang telah diolah dari data yang diperoleh dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Kekayaan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang: Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) Berdasarkan grafik 1 di atas, target dan realisasi penerimaan Pajak Hotel pada tahun 2011 masing-masing sebesar Rp 1.200.000.000,00 dan Rp 900.570.650,00 meningkat Rp 299.429.350,00 atau sebesar (24,95%). Target dan realisasi penerimaan pada tahun 2012 masing-masing sebesar Rp1.200.000.000,00 dan Rp 1.237.064.125,00 meningkat Rp 37.064.125,00 atau sebesar 3,08%. Target dan realisasi pada tahun 2013 adalah Rp 1.200.000.000,00 dan Rp 1.372.383.732,00 meningkat Rp 172.383.732,00 atau sebesar 14,36%. Jadi rata-rata pertumbuhan adalah sebesar 14,13% setiap tahunnya. Setiap tahunnya, realisasi penerimaan Pajak Hotel terus melebihi target penerimaan meskipun pada tahun 2011 realisasi tidak mencapai target penerimaan. Pencapaian realisasi terbesar yang melebihi target penerimaan terjadi pada tahun 2013, yaitu sebesar Rp 172.383.732,00 atau secara persentase sebesar 14,36%. 47 Berikut ini merupakan grafik perbandingan antara realisasi penerimaan pada tahun 2011 dengan tahun 2012 dan tahun 2012 dengan tahun 2013: Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) Berdasarkan grafik 1.1 di atas, realisasi penerimaan Pajak Hotel pada tahun 2011 adalah Rp 900.570.650,00 kemudian meningkat menjadi Rp 1.237.064.125,00 pada tahun 2012, meningkat Rp 336.493.475,00 atau 37,40 % dari tahun 2011. Kemudian pada tahun 2013, realisasi penerimaan Pajak Hotel kembali meningkat menjadi Rp 1.372.383.732,00, meningkat Rp 135.319.607,00 atau 10.90% dari tahun 2012. Jumlah ini menurun sebesar Rp 201.173.868,00 atau 26.50%. Pencapaian realisasi terbesar yang melebihi realisasi penerimaan tahun sebelumnya baik secara nominal maupun persentase terjadi pada perbandingan antara tahun 2011 dan tahun 2012 yaitu sebesar Rp 336.493.475,00 atau 37,40%. 4.1.2.2 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Kota Pangkalpinang pada Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 Berikut ini merupakan grafik target dan realisasi penerimaan Pajak Restoran kota Pangkalpinang dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yang diolah dari data yang diperoleh dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Kekayaan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang: 48 Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) Berdasarkan grafik 2 di atas, target dan realisasi penerimaan Pajak Restoran pada tahun 2011 masing-masing sebesar Rp 2.200.000.000,00 dan Rp 2.210.762.790,00 meningkat Rp 10.762.790,00 atau sebesar 0,48%. Target dan realisasi penerimaan pada tahun 2012 masing-masing sebesar Rp 2.600.000.000,00 dan Rp 2.746.674.269,00 meningkat Rp 146.674.269,00 atau sebesar 5,64%. Target dan realisasi penerimaan pada tahun 2013 masing-masing sebesar Rp 3.500.000.000,00 dan Rp 3.800.564.165,00 meningkat Rp 300.564.165,00 atau sebesar 8,58%, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,9% tiap tahunnya. Setiap tahunnya, realisasi penerimaan Pajak Restoran selama tiga tahun terus melebihi target penerimaan meskipun secara persentase peningkatannya tidak terlalu signifikan. Pencapaian realisasi terbesar yang melebihi target penerimaan terjadi pada tahun 2013 , yaitu sebesar Rp 300.564.165,00 atau sebesar 8,58%. Di bawah ini merupakan grafik perbandingan antara realisasi penerimaan pada tahun 2011 dengan tahun 2012 dan tahun 2012 dengan tahun 49 2013: Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) Berdasarkan grafik 2.1 di atas, realisasi penerimaan Pajak Restoran pada tahun 2011 adalah Rp 2.210.762.790,00 yang kemudian meningkat menjadi Rp 2.746.647.269,00 pada tahun 2012, meningkat sebesar Rp 535.884.479,00 atau sebesar 24,23% dari tahun 2011. Kemudian pada tahun 2013, realisasi penerimaan Pajak Restoran kembali meningkat menjadi Rp 3.800.564.165,00 atau meningkat Rp 1.053.889.896 atau sebesar 38,36% dari tahun 2012. Jumlah ini meningkat 518.005.417,00 atau sebesar 14,13%. Realisasi penerimaan Pajak Restoran juga terus melebihi realisasi penerimaan tahun sebelumnya baik secara persentase maupun secara nominal. Pencapaian realisasi terbesar yang melebihi realisasi penerimaan tahun sebelumnya baik secara nominal maupun persentase terjadi pada perbandingan antara tahun 2012 dan tahun 2013, yaitu sebesar Rp 1.053.889.896 atau sebesar 38,36%. Realisasi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran yang melebihi target penerimaan ini bisa disebabkan oleh dari beberapa hal, di antaranya: 1. Perkembangan pembangunan hotel dan restoran dikota Pangkalpinang. Meningkatnya realisasi penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran tidak terlepas dari tingkat pembangunan hotel dan restoran dikota Pangkalpinang, perkembangan pembangunan di ibukota Pangkalpinang semakin meningkat. Dimana Kota Pangkalpinang sebagai ibukota provinsi yang diarahkan pada sektor perdagangan, 50 jasa serta pusat pemerintahan yang menjadi tulang punggung pembangunan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat, dengan ini Pangkalpinang menitikberatkan daya ingin dan mendukung kepada investor lokal maupun asing untuk segera berinvestasi di Pangkalpinang dalam segala bidang guna memajukan kesejahteraan masyarakat. Sebagai pusat pengembangan dan pusat pemerintahan wilayah Bangka Belitung dalam perkembangan selama beberapa tahapan pembangunan, Kota Pangkalpinang telah mengalami beberapa kemajuan yang cukup pesat sehingga untuk mengatasi kebutuhan akan tanah perkotaan, wilayah seluas 31,70 KM² telah dikembangkan menjadi 89,40 KM². Dan pada akhir tahun 2007 telah berkembang menjadi 118,4 KM². Wilayah yang dulu hanya 4 (empat) kecamatan seiring otonomi daerah, pada tahun 2000 telah berkembang menjadi 5 (lima) kecamatan sehingga secara keseluruhan bagian dari wilayah kota Pangkalpinang terdiri dari 35 kelurahan. Dan pada akhir 2007 bertambah 1 daerah lagi yang bergabung dengan Kota Pangkalpinang hingga Juni 2008 statusnya masih desa (kelurahan persiapan) yaitu Desa Selindung. 2. Promosi yang ditawarkan pihak hotel dan travel. Meningkatnya jumlah wisatawan tiap tahunnya yang berkunjung ke Pangkalpinang tidak lepas dari peran pihak hotel dan travel yang ikut membantu Pemerintah Daerah mempromosikan pariwisata Bangka Belitung khususnya pulau Bangka. Terbukti, dengan gencarnya pihak hotel dan travel menawarkan promosi paket liburan dengan harga murah yang akan menarik minat wisatawan untuk datang ke Bangka dengan meningkatnya para wisatawan datang ke Pulau Bangka dimana secara tidak langsung para wisatawan tersebut pasti akan singgah di Pangkalpinang karena di Pangkalpinang lah sektor oleh-oleh khas Bangka, dimana wisatawan domestik, tiap tahunnya jumlah wisatawan terus meningkat terutama wisatawan domestik dan peningkatan ini terjadi tiap bulannya, wisatawan yang berkunjung terbanyak hanya terjadi pada bulan-bulan tertentu saja. Sebelumnya, banyaknya wisatawan yang berkunjung tiap bulannya ke Pangkalpinang tergantung pada masa liburan, seperti memilih waktu berkunjung pada saat libur sekolah, libur lebaran, dan libur natal dan tahun baru. Selain itu bisa juga dipengaruhi oleh musim yang sedang terjadi baik di Pangkalpinang sendiri maupun di tempat asal para wisatawan terutama wisatawan asing, seperti memilih waktu berkunjung pada saat tidak terjadi musim hujan di Pangkalpinang atau untuk menghindari musim panas maupun musim dingin 51 di daerah asalnya. Hal ini menyebabkan jumlah wisatawan yang berkunjung hanya tinggi pada bulan-bulan tertentu saja. Namun, dengan adanya upaya promosi yang ditawarkan pihak hotel maupun travel, bisa mendatangkan wisatawan tidak hanya pada bulan-bulan tertentu saja sehingga rata-rata wisatawan yang berkunjung tiap bulannya bisa ditingkatkan tiap tahunnya. Kunjungan wisatawan ke Kota Pangkalpinang berdasarkan data pada tahun 2014 sebanyak 178.871 wisatawan dengan jumlah Wisnu sebanyak 177.857 wisatawan dan Wisman sebanyak 1.014 wisatawan, atau terjadi peningkatan sebesar 7,20 persen atau sebanyak 12.017 wisatawan dari tahun 2013 dengan jumlah Wisnu sebanyak 165.830 wisatawan dan Wisman sebanyak 1.024 wisatawan. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan pada jumlah kunjungan wisatawan nusantara yaitu 7,25 persen atau peningkatan sebesar 12.027 wisatawan nusantara dari tahun 2013 dan wisatawan mancanegara mengalami penurunan sebesar 0,98 persen atau sebanyak 10 wisatawan mancaranegara dari tahun 2014. Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Pangkalpinang berdasarkan asal negara tercatat berasal dari Belanda, Jerman, Amerika, New Zealand, Canada, China, Jepang, Korea, Egypt, Rusia, Malaysia, India, Thailand, Italia, Kamboja, Singapura, Francis, Spanyol, Myanmar, Arab Saudi, Vietnam, Brasil, Kamerun, Zambia, Ekuador, Inggris, Australia, Filipina, Leberia, Sierra Leonean, Srilanka, Belgia, dan Ukraina. Saat ini telah tersedia 31 jasa akomodasi yang terdiri atas hotel, wisma dan penginapan dengan jumlah kamar 893 kamar dan tempat tidur 1.430 tempat tidur. Kunjungan wisatawan ke destinasi wisata yang terbesar adalah ke Pantai Pasir Padi, yaitu 123.768 unit kendaraan terdiri dari kendaraan roda dua sebanyak 82.063 unit, kemudian kendaraan roda empat sebanyak 41.705 unit. Selanjutnya destinasi wisata yang potensial dikunjungi adalah Bangka Botanical Garden (BBG) dengan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 77.690 orang, Museum Timah Indonesia sebanyak 18.818 wisatawan dengan jumlah Wisnu sebanyak 18.620 wisatawan dan Wisman sebanyak 198 wisatawan. Destinasi lainnya yang potensial dikunjungi wisatawan adalah pusat pengrajin Cual Maslina dengan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 1.450 wisatawan dengan jumlah Wisnu sebanyak 1.350 wisatawan dan Wisman 100 wisatawan. Destinasi wisata lain yang dikunjungi meliputi 20 destinasi sejarah dan budaya Kota Pangkalpinang, pusat cinderamata dan pusat makanan khas Bangka. Selama tahun 2014, tercatat 2 objek dan daya tarik wisata dibangun dan menjadi destinasi wisata yang menarik dikunjungi yaitu Kelekak Community di Hutan Wisata Kota Pangkalpinang dan 52 Miniatur Keberagaman Agama di Tanjung Bunga. Guna mendukung program pengembangan kepariwisataan saat ini Pemerintah Kota Pangkalpinang telah membuat DED Tamansari, DED Gedung Hamidah dan RTBL Kawasan Pantai Pasir. Selain itu guna meningkatkan informasi dan pemanfaatan objek dan daya tarik wisata sebagai site attraction saat ini beberapa objek wisata sejarah telah diberi papan (plank) informasi. 3. Peran penduduk lokal sebagai konsumen pun menjadi faktor lainnya selain wisatawan asing maupun domestik yang memanfaatkan jasa restoran-restoran dengan kuliner khas Bangka, penduduk lokal pun mulai berpengaruh dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan restoran-restoran dengan jenis kuliner baik kuliner khas Bangka maupun jenis kuliner yang sudah umum di luar kuliner khas Bangka sendiri. 4.1.2.3 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Kota Pangkalpinang pada Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) Berdasarkan grafik 3 di atas, target dan realisasi Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan pada tahun 2011 masing-masing sebesar Rp 660.000.000,00 dan Rp 2.812.598.962,50 meningkat Rp 2.152.598.962,50 atau sebesar 326,15%. Target dan realisasi pada tahun 2012 masing-masing sebesar Rp 1.000.000.000,00 dan Rp 4.471.982.497,88 meningkat Rp 3.471,982.497,00 atau sebesar 347,19 %. Target 53 dan realisasi pada tahun 2013 masing-masing sebesar Rp 2.000.000.000,00 dan Rp 4.399.420.244,45, meningkat Rp 2.399.420.244,45 atau sebesar 219,97%. Rata Rata pertumbuhan sebesar 297,77%. Secara presentase pada tahun 2013 mengalami penurunan ini dikarenakan terjadi peningkatan target pada tahun 2013. Maka pencapaian penerimaan target tertinggi ada pada tahun 2012 sekaligus menjadi periode pencapaian realisasi terbesar yang melebihi target penerimaan baik secara nominal maupun persentase. Di bawah ini merupakan grafik perbandingan antara realisasi penerimaan pada tahun 2011 dengan 2012 dan tahun 2012 dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut: Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) Berdasarkan grafik 3.1 di atas, realisasi penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan pada tahun 2011 adalah Rp 2.812.598.962,50 yang kemudian meningkat menjadi Rp 4.471.982.497,88 pada tahun 2012, meningkat Rp 1.659.383.535,38 atau sebesar 58,99 % dari tahun 2011. Kemudian pada tahun 2013, realisasi penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan meningkat menjadi Rp 4.399.420.244,45 ini maka pada tahun 2013 mengalami sedikit penurunan menjadi Rp 72.562.253,43 atau sebesar 1,62%. Faktor penyebab terjadi penurunan selain peningkatan target yang ditetapkan adalah berkurangnya anggaran proyek yang didanai oleh dana APBD sehingga akan menyebabkan berkurangnya juga Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan. Realisasi penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan secara nominal maupun presentase terus meningkat walaupun pada tahun 2013 terjadi penurunan secara nominal dibandingkan tahun 2012. Pencapaian realisasi terbesar yang 54 melebihi realisasi penerimaan tahun sebelumnya secara nominal maupun presentase terjadi pada perbandingan antara tahun 2011 dan 2012 yaitu Rp 1.659.383.535,38 atau sebesar 58,99 %. 4.1.2.4 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota Pangkalpinang pada Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) Berdasarkan grafik 4 di atas, target dan realisasi penerimaan Pajak Daerah pada tahun 2011 masing-masing sebesar Rp 17.726.900.000,00 dan Rp 21.813.531.903,25 meningkat Rp 4.086.631.903,25 atau sebesar 23,05% melebihi target penerimaan. Kemudian target dan realisasi penerimaan pada tahun 2012 masing-masing sebesar Rp 21.261.890.008,00 dan Rp 27.858.891.143,88, meningkat Rp 6.597.001.135,88 atau sebesar 31,03% melebihi target penerimaan. Sedangkan target dan realisasi penerimaan pada tahun 2013 masing-masing sebesar Rp 34.220.000.000,00 dan Rp 47.978.125.915,70, meningkat Rp 13.758.125.915,70 atau sebesar 40,20 % melebihi target penerimaan. Rata – rata pertumbuhan setiap tahunnya adalah sebesar 31,42%, realisasi penerimaan Pajak Daerah terus melebihi target penerimaan baik secara nominal maupun persentase. Pencapaian realisasi terbesar yang melebihi target penerimaan terjadi pada tahun 2013, yaitu sebesar Rp 13.758.125.915,70 atau 40,20% dari target penerimaan. Peningkatan realisasi penerimaan Pajak Daerah setiap tahunnya ini disebabkan oleh meningkatkannya realisasi beberapa pajak daerah seperti Pajak Restoran, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Hotel dan Pajak 55 Reklame dan Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan. Khususnya pada tahun 2013, realisasi penerimaan pajak daerah yang melebihi target juga dikarenakan adanya satu peralihan mutasi pemungutan pajak dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah yaitu Pajak Bumi dan Bangunan. Di bawah ini merupakan grafik perbandingan antara realisasi penerimaan pada tahun 2011 dengan tahun 2012 dan tahun 2012 dengan tahun 2013: Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) Berdasarkan grafik 4.1 di atas, realisasi penerimaan Pajak Daerah pada tahun 2011 adalah Rp 21.813.531.903,25 meningkat menjadi Rp 27.858.891.143,88 pada tahun 2012 atau sebesar meningkat Rp 6.045.359.240 atau 27,70% dari tahun 2011. Kemudian pada tahun 2013, realisasi penerimaan Pajak Daerah kembali meningkat menjadi Rp 47.978.125.915,70 atau meningkat Rp 20.119.405.481,82 atau 72,20% dari tahun 2012. Realisasi penerimaan Pajak Daerah juga terus melebihi realisasi penerimaan tahun sebelumnya baik secara persentase maupun secara nominal. Pencapaian realisasi terbesar baik secara nominal maupun persentase terjadi pada perbandingan antara tahun 2012 dan tahun 2013, yaitu sebesar Rp 20.119.405.481,82 atau sebesar 72,20%. Langkah-langkah yang ditempuh untuk mengoptimalkan realisasi penerimaan semua Pajak Daerah adalah sebagai berikut: 56 1. Pemeriksaan wajib pajak, dilakukan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dengan memeriksa SSPD dan pembukuan dengan tingkat nilai kewajaran pajak terutang. 2. Pembinaan wajib pajak, para wajib pajak yang memliki kewajiban perpajakannya terutama untuk sektor Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Mineral Bukan Logam dan Batuan diberikan pembinaan agar kinerja wajib pajak dalam kewajiban perpajakannya lebih dapat ditingkatkan. 3. Sosialisasi wajib pajak secara rutin, dalam pelaksanaan sosialisasi bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian wajib pajak. 4. Uji petik wajib pajak, selama kegiatan proses kerja perusahaan dari segala sektor, dapat dilakukan pemantauan terus-menerus sepanjang kegiatan kerja. 4.1.2.5 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Pangkalpinang pada Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 Berikut ini merupakan grafik target dan realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Pangkalpinang pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yang diolah dari data yang diperoleh dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Kekayaan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang: Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) 57 Berdasarkan grafik 5 di atas, target dan realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2011 masing-masing sebesar Rp 48.994.526.648,00 dan Rp 49.534.023.294,62 meningkat Rp 539.496.650,00 atau 1,10% melebihi target penerimaan. Kemudian target dan realisasi penerimaan pada tahun 2012 masingmasing sebesar Rp 65.094.072.000,00 dan Rp 67.616.225.250,49 meningkat Rp 2.522.153.250,49 atau 3,87% melebihi target penerimaan. Kemudian target dan realisasi penerimaan pada tahun 2013 masing-masing sebesar Rp 81.554.926.490,00 dan Rp 92.106.752.248,02 meningkat Rp 10.551.825.758,02 atau 12,90% melebihi target penerimaan. Rata-rata penerimaan realisasi setiap tahunnya adalah 5,95%. Realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah semakin meningkat setiap tahunnya walaupun secara nominal dan presentase tidak terlalu signifikan. Di bawah ini merupakan grafik perbandingan antara realisasi penerimaan pada tahun 2011 dengan tahun 2012 dan tahun 2012 dengan tahun 2013: Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) Berdasarkan grafik 5.1 di atas, realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2011 adalah Rp 49.534.023.294,62 yang kemudian mengalami peningkatan menjadi Rp 67.616.225.250,49 pada tahun 2012 atau meningkat Rp 18.082.201.955,87 atau sebesar 36,50 % dari tahun 2011. Kemudian pada tahun 2013, realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah kembali meningkat menjadi Rp 58 92.106.752.248,02 atau meningkat Rp 24.490.526.997,53 atau 36,21% dari tahun 2012. Realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang melebihi target penerimaan disebabkan oleh: 1. Realisasi penerimaan Pajak Daerah yang tiap tahunnya terus melebihi target penerimaan serta realisasi penerimaannya terus meningkat dari realisasi tahun-tahun sebelumnya. 2. Pendapatan dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan yang diterima dari hasil penyertaan modal tiap tahunnya terus melebihi target penerimaan meskipun target penerimaannya mengalami penurunan tiap tahunnya. 3. Pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah tiap tahunnya juga terus melebihi target penerimaan. 4. Retribusi daerah yang tiap tahunnya terus melebihi target penerimaan serta realisasi penerimaannya terus meningkat dari realisasi tahun-tahun sebelumnya. Melihat dari realisasi penerimaan baik Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Daerah, dan Pendapatan Asli Daerah dimana secara nominal terus melebihi target setiap tahunnya. Kecuali pada Pajak Hotel ditahun 2011 realisasi penerimaan masih kurang dari target yang telah ditetapkan. Sedangkan secara presentase Pajak Hotel dan Pajak Restoran mengalami peningkatan yang kecil tidak terlalu signifikan, tetapi untuk Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan secara presentase mengalami peningkatan besar yang sangat signifikan. Maka dari itu, penetapan target penerimaan harus disesuaikan dengan rencana anggaran pengeluaran dan belanja daerah. Penetapan target penerimaan yang berlebihan dikhawatirkan akan mengurangi nilai efektifitas kinerja daerah dalam mengoptimalisasi seluruh potensi yang ada dalam rangka menunjang pendapatan yang bisa diterima daerah apabila realisasi penerimaannya tidak mencapai target penerimaan 59 4.2 Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Terhadap Penerimaan Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah Kota Pangkalpinang dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 4.2.1 Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Pangkalpinang dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 Berikut ini merupakan grafik kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap peningkatan penerimaan Pajak Kota Pangkalpinang pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yang diolah dari data yang diperoleh dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Kekayaan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang. Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) Berdasarkan grafik 6 di atas, pada tahun 2011 total penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah sebesar Rp 5.923.932.402,00 dan jumlah penerimaan Pajak Daerah adalah sebesar Rp 60 21.813.531.903,25. Artinya, 27,20% dari Pajak Daerah dihasilkan dari penerimaan ketiga pajak ini. Kontribusi penerimaan Pajak Hotel terhadap total penerimaan Pajak Daerah adalah 4,13%, kontribusi penerimaan Pajak Restoran/Rumah Makan terhadap total penerimaan Pajak Daerah adalah sebesar 10,13%, dan kontribusi dari Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap total penerimaan Pajak Daerah adalah sebesar 12,89%. Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan merupakan kontribusi terbesar terhadap penerimaan Pajak Daerah pada tahun 2011. Pada tahun 2012, total penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah sebesar Rp 8.455.720.891,88 atau meningkat Rp 2.531.788.489,00 dari tahun 2011 dan jumlah penerimaan Pajak Daerah adalah sebesar Rp 27.858.720.433,88 Artinya, 30.40% dari Pajak Daerah dihasilkan dari penerimaan ketiga pajak ini. Kontribusi penerimaan Pajak Hotel terhadap total penerimaan Pajak Daerah adalah 4,44%, kontribusi penerimaan Pajak Restoran/ Rumah Makan terhadap total penerimaan Pajak Daerah adalah sebesar 9,86%, dan kontribusi dari Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap total penerimaan Pajak Daerah adalah sebesar 16,05%. Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan merupakan kontribusi terbesar terhadap penerimaan Pajak Daerah pada tahun 2012. Pada tahun 2013, total Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan pajak Mineral bukan Logam dan Batuan adalah sebesar Rp 9.572.368.141,00 atau meningkat Rp 1.116.647.150,00 dari tahun 2012 dan jumlah penerimaan Pajak Daerah adalah sebesar Rp 47.978.125.915,70 Artinya, 20,00% dari Pajak Daerah dihasilkan dari penerimaan ketiga pajak ini. Kontribusi penerimaan Pajak Hotel terhadap total penerimaan Pajak Daerah adalah 2,86%, kontribusi penerimaan Pajak Restoran/ Rumah Makan terhadap total penerimaan Pajak Daerah adalah sebesar 7,92%, dan kontribusi dari Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap total penerimaan Pajak Daerah adalah sebesar 9,17%. Penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan merupakan kontribusi terbesar terhadap penerimaan Pajak Daerah pada tahun 2013. Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap penerimaan Pajak Daerah hanya mengalami peningkatan pada tahun 2011 ke 2012, peningkatan terjadi pada kontribusi Pajak Hotel sebesar 0,3% dan peningkatan kontribusi juga terjadi pada Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 61 sebesar 3,2%, sedangkan pada kontribusi Pajak Restoran mengalami penurunan sebesar 0,3%. Pada tahun 2012 ke 2013 terjadi penurunan kontribusi secara keseluruhan, kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap penerimaan Pajak Daerah mengalami penurunan sebesar 10.40%, penurunan ini disebabkan dari Pajak Hotel, Pajak Restoran serta Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, pada Pajak Hotel penurunan kotribusi sebesar 1,6%, penurunan kontribusi pada Pajak Restoran yakni 1,9% dan penurunan kontribusi Pajak Mineral Bukan Logam dan batuan yakni sebesar 6,9%. Dalam hal terjadinya penurunan kontribusi ini disebabkan oleh : 1. Penetapan target realisasi penerimaan pajak daerah setiap tahun yang selalu meningkat. 2. Sumber objek penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan yaitu hanya berasal dari kegiatan-kegiatan pembangunan fisik bangunan atas kegiatan pembangunan yang didanai oleh APBD kota Pangkalpinang maupun APBD Provinsi Bangka Belitung, dengan demikian besarnya pemasukan penerimaan pajak ini sangat bergantung pada banyaknya anggaran pemerintah atas pembangunan di Kota Pangkalpinang. 3. Kurangnya kesadaran wajib Pajak Restoran akan kewajibannya membayar pajak, serta ada beberapa aspek yang membuat kontribusi penerimaan pajak restoran menurun seperti kebangkrutan atas usaha restoran/rumah makan, dan omset yang kecil dan tidak menentu sehingga para wajib pajak mengabaikan kewajiban perpajakannya. Di bawah ini merupakan grafik perbandingan antara realisasi penerimaan pada tahun 2011 dengan tahun 2012 dan tahun 2012 dengan tahun 2013: 62 Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) Berdasarkan grafik 6.1 di atas, kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap peningkatan penerimaan Pajak Daerah pada tahun 2011 adalah Rp 5.923.932.402,00 yang kemudian meningkat menjadi Rp 8.455.720.891,88 pada tahun 2012 atau meningkat Rp 2.531.788.489,00 atau sebesar 42,7% dari tahun 2011. Kemudian pada tahun 2013, kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap peningkatan penerimaan Pajak Daerah kembali meningkat menjadi Rp 9.572.368.141,00 atau meningkat Rp 1.116.647.250,00 atau sebesar 13,20% dari tahun 2012. Peningkatan dan penurunan kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap penerimaan Pajak Daerah antara tahun 2011-2012 dan 2012-2013 bisa dilihat pada tabel 4.1.1.6 berikut ini: 4,44% 2,86% 3,2% (10,4%) 0,3% - (1,6%) (%) Kontribusi (Penurunan) Peningkatan/ 7,92% 9,86% 10,13% (%) Restoran Pajak - (1,9%) (0,3%) (%) Kontribusi (Penurunan) Peningkatan/ dan 9,17% 16,05% 12,89% Batuan Logam Bukan Mineral Pajak (%) (6,9%) 3,2% - Kontribusi Penurunan) Peningkatan/( Pangkalpinang) Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota 4,13% (%) Hotel Pajak - (%) Kontribusi (Penurunan) Peningkatan/ 2012 dengan Tahun 2012 – 2013 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap Penerimaan Pajak Daerah antara Tahun 2011 - Tabel 4.1.1.6 Peningkatan dan Penurunan Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan 63 Pajak Anggaran Mineral dan 27,2% 30,4% 20,0% 2011 2012 2013 Batuan (%) Bukan Logam dan Restoran, Pajak Hotel, Tahun Pajak Kontribusi 64 65 Berdasarkan tabel 4.1.1.6 kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap penerimaan Pajak Daerah secara persentase mengalami peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 3,2% dan mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 10,4%. 4.2.2 Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Pangkalpinang dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 Berikut ini adalah grafik kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Pangkalpinang Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) Berdasarkan grafik 8 tersebut, dari jumlah PAD pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp 49.534.023.294,62 dilihat kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan sebesar 12% atau sebesar Rp 5.923.932.402,00 66 kontribusi 7 Pajak Kabupaten lainnya sebesar 32% Rp 15.889.599.501,25. Kontribusi Retribusi Daerah sebesar 14% atau sebesar Rp 6.861.165.365,36. Kontribusi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar 8% atau sebesar Rp 3.860.315.412,81 dan kontribusi Lain-lain PAD yang Sah sebesar 34% atau sebesar Rp 16.999.010.613,20, dari 44% jumlah penerimaan Pajak Daerah, sebanyak 12% merupakan penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan. Pada tahun 2011 ini, penyumbang terbesar bagi PAD secara berurutan adalah: 1. Lain-lain PAD yang Sah 34% atau sebesar Rp 16.999.010.613,20 2. Tujuh pajak kabupaten lainnya 32% atau sebesar Rp 15.889.599.501,25 3. Retribusi Daerah 14% atau sebesar Rp 6.861.165.365,36 4. Jumlah Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 12% atau sebesar Rp 5.923.932.402,00 5. Hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan 8% atau sebesar Rp 3.860.315.412,81 Berikut ini adalah grafik kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Pangkalpinang pada tahun 2012. Grafik 8 Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2012 13% Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 32% Pajak Kabupaten Lainnya 29% 7% Retribusi Daerah 19% Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) 67 Berdasarkan grafik 8 di atas, dari jumlah PAD pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp 67.616.225.250,49 dilihat kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan sebesar 13% atau sebesar Rp 8.455.720.891,88 kontribusi Pajak Kabupaten lainnya sebesar 29% atau sebesar Rp 19.403.000.442,88 kontribusi Retribusi Daerah sebesar 19% atau sebesar Rp 12.310.322.655.66, kontribusi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar 7% atau sebesar Rp 4.714.484.517,11 dan kontribusi Lain-lain PAD yang Sah sebesar 32% atau sebesar Rp 22.732.526.933,84. Dari 42% jumlah penerimaan Pajak Daerah, sebanyak 13% merupakan penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan. Terjadi peningkatan dan penurunan kontribusi pada tahun 2012 dari tahun 2011 seperti yang terlihat pada tabel 4.8.1 berikut ini: Tabel 4.8.1 Peningkatan dan Penurunan Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Tahun 2011 - 2012 PAD yang diperoleh dari Besarnya Besarnya Kontribusi Kontribusi (2011) (2012) Peningkatan / (Penurunan) Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan 12% 13% 1% Batuan Pajak Kabupaten lainnya 32% 29% (3%) Retribusi Daerah 14% 19% 5% 8% 7% (1%) 34% 32% (2%) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain PAD yang Sah Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) 68 Selain itu, penyumbang terbesar bagi PAD pada tahun 2012 juga mengalami perubahan, yaitu: 1. Lain-lain PAD yang Sah 32% atau sebesar Rp 22.732.526.933,84 2. Tujuh pajak kabupaten lainnya 29% atau sebesar Rp 19.403.000.442,88 3. Retribusi daerah 19% atau sebesar Rp 12.310.322.655,66 4. Jumlah Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 13% atau sebesar Rp 8.455.720.891,88 5. Hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan 7% atau sebesar Rp 4.714.484.517,11 Perubahan ini menyebabkan Jumlah Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan mengalami peningkatan dan penurunan, dari ketiga kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran serta Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan mengalami peningkatan 1% atau sebesar Rp 2.531.787.589,00 dari tahun 2011 ke tahun 2012. Kontribusi Retribusi Daerah juga mengalami peningkatan 5% atau sebesar Rp 5.449.157.285,00. Kontribusi Lain-lain PAD yang Sah mengalami penurunan 2% atau sebesar Rp 4.087.691.460,00 dan kontribusi dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan mengalami penurunan 1 % atau sebesar Rp 854.529.105,00 dari tahun 2011, dikarenakan adanya penurunan target dan realisasi penerimaan dari tahun 2011 ke tahun 2012. Berikut ini adalah grafik kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Pangkalpinang Tahun 2013: 69 Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) Berdasarkan grafik 9 di atas, dari jumlah PAD pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp 92.106.752.248,02 bisa dilihat kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan sebesar 10% atau sebesar Rp 9.572.368.141,00, kontribusi Pajak Kabupaten lainnya sebesar 42% atau sebesar Rp 38.405.757.774,70, kontribusi Retribusi Daerah sebesar 18% atau sebesar Rp 16.134.938.007,00, kontribusi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar 4% atau sebesar Rp 3.841.426.516,29, dan kontribusi Lain-lain PAD yang Sah sebesar 26% atau sebesar Rp 24.152.261.809,03. Dari 52% jumlah penerimaan Pajak Daerah, sebanyak 10% merupakan penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan. Peningkatan dan penurunan kontribusi pada tahun 2012 ke tahun 2013 bisa dilihat pada tabel 4.1.1.8 berikut ini: 70 Tabel 4.8.2 Peningkatan dan Penurunan Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Tahun 2012-2013 PAD yang diperoleh dari Besarnya Besarnya Kontribusi Kontribusi (2012) (2013) Peningkatan / (Penurunan) Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan 13% Batuan 10% (3,0%) Pajak Kabupaten lainnya 29% 42% 13,0% Retribusi Daerah 19% 18% (1,0%) 8% 7% (1,0%) 32% 26% (6,0%) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain PAD yang Sah Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) Selain itu, penyumbang terbesar bagi PAD pada tahun 2013 juga mengalami perubahan, yaitu: 1. Tujuh pajak kabupaten lainnya 42% atau sebesar Rp 38.405.757.774,70 2. Lain-lain PAD yang Sah 26% atau sebesar Rp 24.152.261.809,03 3. Retribusi Daerah 18% atau sebesar Rp 16.134.938.007,00 4. Jumlah Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 10% atau sebesar Rp 9.572.368.141,00 5. Hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan 4% atau sebesar Rp 3.841.426.516,29 Perubahan ini menyebabkan Jumlah Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan tetap menduduki peringkat keempat sebagai penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2013 karena mengalami penurunan 3% atau sebesar Rp 1.116.648.150,00 dari tahun 2012 ke tahun 2013. Diikuti oleh kontribusi Lain-lain PAD yang Sah juga mengalami penurunan lagi sebesar 4% atau sebesar Rp 17.319.055.696,03 dari tahun 2012 dikarenakan adanya penurunan target dan realisasi penerimaan lagi dari tahun 2012 ke tahun 2013, selain 71 itu juga karena adanya peningkatan penerimaan lagi dari Pajak Kabupaten lainnya sebesar 13% atau sebesar Rp 4.749.261.360,00, peningkatan ini menjadi penyumbang terbesar pendapatan asli tahun 2013 Sedangkan kontribusi Retribusi Daerah tetap berada di urutan ketiga penyumbang terbesar bagi Pendapatan Asli Daerah. Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan meningkat walaupun hanya 1% pada tahun 2011 ke 2012, tetapi pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan presentase kontribusi sebesar 3%. Ini disebabkan karena penetapan target anggaran realisasi pada tahun 2013 sangat tinggi sehingga kontribusi terhadap PAD menjadi kecil. 4.2.3 Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Pangkalpinang Pada Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2013 Berikut ini merupakan grafik kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Pangkalpinang dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yang diolah dari data yang diperoleh dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Kekayaan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang: Grafik 10 Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2011 - 2013 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 44,00% 41,20% 52.10% 2011 2012 2013 Pendapatan Asli Daerah Rp49,534,023,294.6 Rp67,616,225,250.4 Rp92,106,752,248.0 Pajak Daerah Rp27,858,891,143.8 Rp47,978,125,915.7 10% 0% Rp21,813,531,903.2 Sumber : Data Olahan (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pangkalpinang) 72 Berdasarkan grafik 10 di atas, terlihat kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2011 adalah sebesar 44,00% atau sebesar Rp 21.813.531.903,25 dari Rp 49.534.023.294,62 Pendapatan Asli Daerah, lalu pada tahun 2012 sebesar 41,20% atau sebesar Rp 27.858.891.143,88 dari Rp 67.616.225.250,49 Pendapatan Asli Daerah, dan pada tahun 2013 adalah sebesar 52,10% atau sebesar Rp 47.978.125.915,70 dari Rp 92.106.752.248,02 Pendapatan Asli Daerah. Artinya, kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah secara presentase mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 2,8%. Penurunan ini disebabkan oleh semakin besarnya target penerimaan Pajak Daerah. Pada tahun 2011, sebesar 12% dari Pajak Daerah merupakan sumbangan dari penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan. Pada tahun 2012 sebesar 13%, dan pada tahun 2013 sebesar 10%. Artinya, tiap tahun Kontribusi yang diberikan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan terus mengalami peningkatan, walaupun presentase kontribusi pada tahun 2013 menurun sebesar 3% dari tahun 2012. Berikut adalah kontribusi nyata Pajak Daerah melalui Pendapatan Asli Daerah yang dianggap bisa dirasakan langsung oleh masyarakat: 1. Di Dinas Pendidikan, ada beberapa proyek/kegiatan yang dianggap memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, di antaranya: 1. Pemeliharaan rutin/berkala dan rehabilitasi gedung-gedung sekolah. 2. Pembangunan ruang kelas baru sekolah dasar. 3. Pengadaan sarana teknologi informatika di sekolah-sekolah. 4. Pembangunan toilet baru di sekolah-sekolah. 5. Penyediaan alat peraga/bantu pendidikan bagi tiap-tiap sekolah. 6. Pemberian bantuan beasiswa berprestasi dan kurang mampu serta beasiswa berprestasi ke perguruan tinggi. 7. Penanganan putus sekolah. 8. Pembangunan dan pengadaan aliran listrik rumah dinas guru. 9. Dan lain-lain 73 2. Di Dinas Kesehatan, ada beberapa proyek/kegiatan yang dianggap memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, di antaranya: 1. Pembangunan sarana kesehatan baru. 2. Rehabilitasi sarana lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah. 3. Pembangunan dan rehabilitasi gedung ALKES dan Non ALKES. 4. Jaminan Kesehatan Masyarakat. 5. Pelayanan operasi katarak. 6. Peningkatan perbaikan gizi masyarakat. 7. Program pelaksanaan imunisasi dan BIAS. 8. Peningkatan kesehatan ibu dan anak. 9. Pemberantasan penyakit malaria dan DBD. 10. Penyehatan lingkungan, pemeriksaan kualitas air dan pembakaran sampah medis. 11. Optimalisasi pelayanan kesehatan masyarakat. 12. Dan lain-lain. 3. Di Dinas Pekerjaan Umum, ada beberapa proyek/kegiatan yang dianggap memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, di antaranya: 1. Peningkatan dan pelebaran jalan kota. 2. Pembangunan dan peningkatan dermaga/jembatan. 3. Pembangunan prasarana air minum dan penyehatan lingkungan. 4. Pembangunan dan rehabilitasi saluran drainase. 5. Pembangunan pagar fasilitas umum. 6. Rehabilitasi dan pembangunan jalan setapak pemukiman. 7. Optimalisasi SPAM Pangkalpinang dan /penyehatan PDAM. 8. Pembangunan rumah layak huni. 9. Dan lain-lain. 4. Di Dinas Perhubungan, ada beberapa proyek/kegiatan yang dianggap memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, di antaranya: 1. Penataan terminal bus Kota Pangkalpinang. 2. Rehabilitasi ruang tunggu terminal bis Kota Pangkalpinang. 3. Pembangunan balai pengujian kendaraan bermotor. 4. Pengadaan dan pemasangan guard rail untuk keselamatan pengguna jalan. 74 5. Pemutakhiran traffic light Kota Pangkalpinang. 6. Pengadaan dan pemasangan rambu pendahulu penunjuk jurusan. 7. Pengadaan dan pemasangan rambu lalu lintas. 8. Penyusunan sistem transportasi Kota Pangkalpinang. 9. Pengadaan dan pemasangan RPPJ. 10. Pengadaan dan pemasangan papan nama jalan. 11. Dan lain-lain. 5. Di Dinas Lingkungan Hidup, ada beberapa proyek/kegiatan yang dianggap memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, di antaranya: 1. Pengelolaan ruang terbuka hijau demi kenyamanan masyarakat. 2. Penataan dan pemeliharaan lingkungan perkotaan. 3. Dan lain-lain. 6. Di Dinas Kebersihan, Pasar dan Pertamanan, ada beberapa proyek/kegiatan yang dianggap memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, di antaranya: 1. Pembangunan pasar di kompleks pasar Pangkalpinang. 2. Rehabilitasi dan pemeliharaan sarana kebersihan. 3. Pengadaan sarana pertamanan. 4. Pemeliharaan taman. 5. Pengadaan tanaman hias dan pohon pelindung. 6. Pengadaan sarana kebersihan. 7. Rehabilitasi Pasar Ikan Kota Pangkalpinang. 8. Pembuatan taman Alun- Alun Kota Pangkalpinang. 9. Dan lain-lain. 7. Di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, ada beberapa proyek/kegiatan yang dianggap memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, di antaranya: 1. Pengadaan bahan bantuan untuk korban bencana sosial rakyat miskin. 2. Pelayanan sosial anak kurang mampu. 3. Perlindungan dan penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial. 4. Pelayanan kesejahteraan sosial penyandang cacat. 5. Penanggulangan masalah sosial dan masyarakat. 75 8. Di Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan perlindungan masyarakat, ada beberapa proyek/kegiatan yang dianggap memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, di antaranya: 1. Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan. 2. Pemeliharaan Kamtrantibnas dan pencegahan tindak kriminal. 3. Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan. 4. Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat. 5. Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam. 9. Di Sekretariat Daerah, ada beberapa proyek/kegiatan yang dianggap memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, di antaranya: 1. Pemekaran dan peningkatan status desa dan kelurahan. 2. Penyediaan honorarium untuk pegawai tidak tetap untuk kesejahteraannya. Dengan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Kota Pangkalpinang. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Pangkalpinang pun tiap tahunnya mengalami peningkatan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) provinsi Babel selama tahun 2010 – 2012 mengalami peningkatan dari 72,56 di tahun 2010 menjadi 73,85. Selama periode tersebut IPM provinsi Babel di atas IPM Nasional. Kota Pangkal Pinang dan Kabupaten Belitung memiliki IPM tertinggi daerah lainnya. Hal ini dimungkinkan mengingat kedua daerah ini merupakan pusat perdagangan barang dan jasa, sementara daerah lain merupakan daerah pemekaran. 4.3 Upaya Yang Perlu Dilakukan Pemerintah Daerah Kota Pangkalpinang Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dilihat Dari Aspek Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan tahun 2011-2013 a. Pajak Hotel Kendala yang biasa dihadapi oleh pemerintah kota Pangkalpinang dalam pemungutan Pajak Hotel adalah sebagai berikut: 76 1. Kesadaran wajib pajak akan kewajibannya sangatlah kurang, sehingga para wajib pajak tidak menyampaikan laporan tentang jumlah tamu yang menginap dengan benar. 2. Pertumbuhan usaha hotel/penginapan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 3 (tiga) tahun terakhir terdapat penambahan beberapa Hotel bintang namun lokasi hotel tersebut di Daerah Bandara Depati Amir yang masih merupakan wilayah Kabupaten Bangka Tengah sehingga tidak menambah Pajak Hotel untuk Kota Pangkalpinang. Beberapa upaya yang perlu dilakukan dalam pemungutan Pajak Hotel, guna mengoptimalkan peningkatan Pajak Hotel ini, sebagai berikut: 1. Meningkatkan pengawasan terhadap penerimaan pajak mulai dari pendataan dan diterbitkannya verifikasi atas laporan wajib pajak, hingga diterimanya setoran pajak kas daerah. 2. Pemutakhiran data wajib pajak yang harus dibayar oleh para wajib pajak baru, termasuk pendataan rumah kos dan rumah kontrakan yang lebih dari sepuluh kamar. 3. Penetapan ulang besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak. 4. Penanggihan tunggakan beberapa Wajib Pajak atas SKPD Pajak Hotel tahun berjalan dan tahun-tahun sebelumnya. Langkah-langkah yang perlu dilakukan ditahun berikutnya guna mengoptimalkan peningkatan Pajak Hotel adalah: 1. Melakukan pendataan wajib pajak baru yaitu rumah kos/kontrakan, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Nomor 09 Tahun 2010 bahwa Pajak Hotel ini dapat melampaui target minimal yang telah ditetapkan dalam APBD bahwa rumah kos/kontrakan merupakan objek Pajak Hotel. 2. Melakukan Penagihan secara intensif agar penerimaan dari pajak hotel ini dapat melampaui target minimal yang telah ditetapkan dalam APBD tahun-tahun berikutnya. 3. Penagihan tunggakan beberapa wajib pajak atas Pajak Hotel tahun 2011, 2012, dan 2013. 77 4. Terus meningkatkan pengawasan terhadap penerimaan pajak mulai dari pendataan, memverifikasi pelaporan wajib pajak hingga diterimanya setoran pajak pada kas daerah. 5. Membuat surat tugas untuk melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap hotel-hotel yang ada dalam wilayah Pangkalpinang untuk menumbuhkan serta meningkatkan kesadaran masyarakat terutama para wajib Pajak Hotel akan kewajibannya perpajakannya. b. Pajak Restoran/Rumah Makan Kendala yang biasa dihadapi oleh pemerintah kota Pangkalpinang dalam pemungutan Pajak Restoran adalah sebagai berikut: 1. Para pengusaha restaurant/rumah makan merasa pembayaran pajak restaurant/rumah makan akan mengurangi keuntungannya, sehingga mereka enggan menyampaikan laporan jumlah omset yang mereka terima kepada petugas dari DPPKAD Kota Pangkalpinang. Beberapa upaya yang perlu dilakukan dalam pemungutan Pajak Restoran, guna mengoptimalkan peningkatan Pajak Restoran ini, sebagai berikut 1. Melakukan pendataan guna pemutakhiran data wajib pajak dalam mendapatkan objek baru. 2. Penetapan ulang besarnya pajak yang harus dibayar oleh para wajib pajak berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi. 3. Penagihan tunggakan beberapa wajib pajak atas SKPD pajak Restaurant/Rumah Makan tahun-tahun sebelumnya. 4. Meningkatkan pengawasan terhadap penerimaan pajak mulai dari pendataan dan diterbitkan SKPD hingga diterimannya setoran pajak pada kas daerah. 5. Melakukan sosialisasi Perda tentang Pajak Restaurant/Rumah Makan kepada masyarakat dan wajib pajak. Langkah-langkah yang perlu dilakukan ditahun berikutnya guna mengoptimalkan peningkatan Pajak Restoran adalah: 78 1. Melakukan pendataan guna pemutakhiran data wajib pajak dan mendapatkan objek baru agar penerimaan dari pajak ini dapat melampaui target minimal yang telah ditetapkan dalam APBD . 2. Penagihan tunggakan beberapa wajib pajak atas SKPD Pajak Restaurant/ Rumah Makan tahun-tahun sebelumnya. 3. Terus meningkatkan pengawasan terhadap penerimaan pajak mulai dari pendataan dan diterbitkannya SKPD hingga diterimanya setoran pajak pada kas daerah. 4. Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terutama para wajib pajak akan kewajibannya terhadap pajak restaurant /rumah makan. C. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Kendala yang biasa dihadapi oleh pemerintah kota Pangkalpinang dalam pemungutan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah sebagai berikut: 1. Objek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan boleh dibilang hampir tidak ada di Kota Pangkalpinang. Oleh sebab itu, pemerintah kota Pangkalpinang sangat mengandalkan pemasukan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ini dari kegiatan-kegiatan pembangunan fisik bangunan atas kegiatan pembangunan yang didanai APBD Kota Pangkalpinang maupun APBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Beberapa upaya yang perlu dilakukan dalam pemungutan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, guna mengoptimalkan peningkatan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ini, sebagai berikut: 1. Bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Kota Pangkalpinang dalam perhitungan besarnya Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan yang dikenakan kepada para pengusaha yang melaksanakan kegiatan pembangunan fisik bangunan dari dana APBD Kota Pangkalpinang. 2. Meningkatkan pengawasan terhadap penerimaan Pajak mulai dari diterbitkannya SKPD hingga diterimanya setoran pajak pad akas Daerah. Langkah-langkah yang perlu dilakukan ditahun berikutnya guna mengoptimalkan peningkatan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah: 79 1. Melakukan pendekatan ke pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya Biro Keuangan, agar mensyaratkan setiap pengajuan pencairan dana oleh para pengusaha atas kegiatan pembangunan fisik bangunan yang berlokasi di wilayah Kota Pangkalpinang dari dana APBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melampirkan bukti lunas Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan dari Dinas Pendapatan dan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Pangkalpinang.